hubungan kemampuan berpikir kreatif siswa …

90
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV MI RAUDHATUL JANNAH JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Rizka Muzayyinatul Jannah NIM 1110018300083 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA

KELAS IV MI RAUDHATUL JANNAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd)

Oleh

Rizka Muzayyinatul Jannah

NIM 1110018300083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 3: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 4: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 5: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 6: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

i

ABSTRAK

Rizka Muzayyinatul Jannah, Hubungan Antara Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MI Raudhatul

Jannah Jakarta. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir

kreatif siswa dengan hasil belajar IPA siswa kelas IV MI Raudhatul Jannah Jakarta pada

materi kerangka manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah Korelasional.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Random Sampling. Sampel penelitian

berjumlah 30 siswa. Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan cara

teknik tes berupa tes hasil belajar, dan tes kemampuan berpikir kreatif . Hipotesis yang

diajukan dalam peneltian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara

kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar IPA siswa pada materi kerangka

manusia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan

antara kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar IPA siswa kelas IV MI

Raudhatul Jannah Jakarta pada materi kerangka manusia. Dengan persamaan regresi Yˆ =

29,848 + 0,835 X1, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,900 dan nilai koefisien

determinasi sebesar 0,809, atau variansi hasil belajar IPA 80,9% dapat dijelaskan oleh

variabel kemampuan berpikir kreatif..

Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif, Hasil Belajar

Page 7: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tiada kata yang lebih pantas untuk mengungkapkan rasa Puji

dan Syukur penulis terhadap kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala

rahmat, kemudahan serta kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan studi di

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) seiring dengan selesainya tugas akhir ini. Sholawat serta salam

tak lupa penulis haturkan kepada junjungan besar nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak terlepas

dari bantuan, bimbingan serta doa dari orang-orang yang ada dalam kehidupan

penulis. Tiada hal yang paling indah yang bisa penulis berikan selain ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap pihak-pihak yang telah membantu

serta untaian doa yang penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa akan

membalas semua kebaikan yang telah penulis dapatkan. Pada kesempatan ini,

penulis akan mengucapkan rasa terima kasih tersebut kepada:

1. Ayah H. Komari dan Ibu Umi Khaedaroh, S.Ag, sebagai penyemangat dan

motivasi bagi penulis, terima kasih atas dukungan, motivasi, kepercayaan,

pengertian dan bantuan baik secara moril maupun materi, terlebih lagi atas doa

dan kasih sayang yang ayah dan ibu senantiasa tak pernah henti panjatkan dan

curahkan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan perjuangan ini.

Rasa terima kasih juga penulis ucapkan kepada kakak-kakak tersayang Riana,

Riani, Riandar, dan Rizal atas dukungan dan doa yang tulus kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan

3. Dr. Khalimi, MA sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah dan Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd sebagai Sekretaris Program

Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan seluruh jajaran staf Jurusan.

4. Dr. Khalimi, MA sebagai Dosen Pembimbing yang juga telah memberikan

bimbingan, saran, kritik, dukungan serta motivasi kepada penulis dari awal

penyusunan tugas ini hingga akhir.

Page 8: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

iii

5. Bapak Dr. Marzuki Mahmud, M. Ag dan Ibu Siti Masyitoh, M. Pd atas semua

kritik dan saran yang diberikan kepada penulis selama ujian skripsi.

6. Subur Hussein, S. Ag selaku Kepala MI Raudhatul Jannah serta guru-guru dan

siswa-siswa kelas IV yang telah membantu penulis dalama melakukan studi

penelitian untuk menyelesaikan karya ini

7. Partner dan sahabat seperjuangan Puguh Apria Rantau, Ari Mulyasari dan

Megatari Gumilar, terima kasih telah menjadi pelipur lara di tengah-tengah

penyusunan tugas akhir ini, terima kasih juga atas dukungan, bantuan, motivasi

dan doa yang tulus tiada henti kalian berikan kepada penulis.

8. Kakak-kakak, teman-teman “Soul Spectra”, dan adik-adik di keluarga besar

Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR), terkhusus untuk Amalia Husein, Fikri Abet,

Nur Asih, Nurul Uyun, Repika, Annisa Rizkiana terima kasih telah menjadi

warna dan membawa keceriaan kepada penulis selama masa studi penulis,

terima kasih juga atas semangat, dukungan dan doa yang telah kalian berikan

kepada penulis.

9. Seluruh kawan-kawan seperjuangan di PGMI B 2010 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu, khususnya kepada Rosa Indah Pratiwi, Resty Meidiana,

Della Triwidiastuti, Djehan Nur Mulyani, Risa Afriyanti, Tri Astuti

Nurhidayah, Intan Kartika, Istiqomah dan Siti Khodijah terima kasih telah

menjadi bagian dari cerita penulis selama masa studi, terima kasih juga atas

bantuan, saran, kritik, semangat, motivasi serta doa untuk penulis, semoga kita

semua bisa berjumpa kembali dengan membawa cerita kesuksesan masing-

masing, AAMIIN

10. Keluarga “Uncanny” family, Irfana Fadya, Mutia Rizki Amalia, Novi

Nazmi Kartika, Fitri Apriliana, Meita Ariani, dan Dian Noviyanti terimakasih

atas dukungan, motivasi, saran dan kritik serta doa tulus kepada penulis selama

menyelesaikan tugas akhir ini

Penulis hanya bisa mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materi

dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Untaian doa dan harapan senantiasa penulis

Page 9: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

iv

panjatkan kepada Allah Swt agar membalas semua kebaikan-kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis.

Besar harapan penulis semoga karya ini mampu memberikan manfaat bagi

yang membaca serta semua ilmu dan perjuangan yang telah penulis dapatkan dan

selesaikan menjadi sebuah pengingat bagi penulis untuk tetap bersyukur dan

nantinya akan penulis aplikasikan dalam kehidupan penulis di kemudian hari.

Saran dan kritik juga senantiasa penulis terima sebagai perbaikan untuk menjadi

lebih baik.

Jakarta, 2017

Penulis

Page 10: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................. 8

D. Perumusan Masalah ................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori ................................................................................ 10

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 31

C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 31

D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 34

B. Metode Penelitian ..................................................................... 36

C. Populasi dan Sampel ................................................................. 36

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 37

E. Instrumen Penelitian ................................................................. 37

F. Teknik Analisis Data ................................................................... 43

G. Hipotesis Statistik …………………………………………….. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ........................................................................ 48

B. Pengujian Hipotesis ............................................................... 49

Page 11: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

vi

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 51

B. Saran ....................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 12: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan formal yang

berperan penting dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta

didik. Untuk itu pengembangan potensi peserta didik dilakukan melalui

proses belajar mengajar. Dalam hal ini pendidik sebagai fasilitator dan

mediator bagi peserta didik dalam menemukan informasi-informasi baru.

Untuk menciptakan pembelajaran yang diharapkan dapat memenuhi tujuan

pembelajaran, maka diperlukan tenaga pendidik yang berkompeten.

Tentunya, dalam hal ini penggunaan metode-metode dalam proses

pembelajaran merupakan hal yang penting demi tercapainya tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

Menurut Permen Diknas No.23 tahun 2006, tujuan pendidikan dasar

ditingkat SD/MI adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.1

Untuk mewujudkan itu semua,

pemerintah telah menetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan

pendidikan di MI yang diharapkan dapat mewujudkan seluruh cita-cita di

atas, sehingga MI dapat menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga

pendidikan yang dapat melahirkan generasi penerus yang religious, cerdas,

dan memiliki kepribadian.

Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pembelajaran di

tingkat MI harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

1 UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta, Departemen Pendidikan

Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003), hal. 1

Page 13: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

2

didik.2

Berdasarkan pertimbangan itu, pembelajaran di MI harus

menitikberatkan pada proses pembelajaran berdasarkan pengalaman siswa

sendiri melalui interaksi dengan obyek, fenomena, dan interaksi dengan

lingkungannya, sehingga dapat mengembangkan seluruh aspek

perkembangan siswa yang sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Selanjutnya menurut Undang-Undang RI No.20 pasal 40 ayat 2 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi: Guru dan tenaga

kependidikan berkewajiban: 1. Menciptakan suasana pendidikan yang

bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis; 2. Mempunyai

komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan; 3.

Member teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, kedudukan sesuai

dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.3

Dari landasan-landasan tersebut, diketahui bahwa peserta didik MI

dituntut untuk memiliki kecakapan-kecakapan setelah melalui proses

pembelajaran namun dalam hal ini seorang pendidik juga berkewajiban untuk

membimbing peserta didik dalam melaksanakan proses belajar. Pendidik

harus menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi peserta didik agar

mereka mampu memahami pelajaran dengan baik dan tidak hanya mampu

dalam menghafal semua materi pelajaran, namun pendidik juga harus

membuat peserta didik mampu berpikir kreatif serta mandiri. Pendidik dan

peserta didik dalam hal ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi

untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri.

Hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses belajar yang berupa

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang tergolong dalam perubahan

tingkah laku dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Salah satu alat ukur

hasil belajar adalah dari kemampuan kognitifnya. Ranah kognitif

menunjukkan pada tujuan pendidikan yang terarah pada kemampuan-

kemampuan intelektual, kemampuan berpikir dan kecerdasan yang dicapai.

2 Badan Standar Nasiional Pendidikan tentang Standar Proses h. 5

3 Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), (Bandung: Fokus Media,

2010, Edisi Revisi, h. 19

Page 14: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

3

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya

prestasi belajar siswa, termasuk di dalamnya faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor-faktor tersebut seringkali menjadi penghambat dan

pendukung keberhasilan siswa. Kreativitas merupakan faktor internal dalam

diri siswa yang dapat mendukung dan menghambat prestasi belajar, dalam hal

ini adalah pada mata pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6

(enam) faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu (1) Faktor

psikologi siswa (27,54%), (2) Faktor lingkungan masyarakat (10,18%), (3)

Faktor lingkungan keluarga (8,70%), (4) Faktor pendukung belajar (6,98%),

(5) Faktor lingkungan keluarga (6,50%), (6) Faktor waktu sekolah (6,23%).

Faktor yang memberikan kontribusi paling besar yaitu faktor psikologi siswa

sebesar 27,54 % dan faktor dengan kontribusi paling kecil yaitu faktor waktu

sekolah sebesar 6,23%.4

Dari data-data tersebut menunjukkan bahwa kreativitas atau kemampuan

berpikir kreatif menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan hasil belajar

siswa . Selanjutnya, untuk dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses

pembelajaran, salah satunya adalah dengan menggunakan metode yang

inovatif dan tidak monoton.

Berpikir adalah aktivitas mental untuk merumuskan pengertian,

mensintesis, menarik kesimpulan rasional tentang apa yang diperbuat atau

diyakini. Peserta didik yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif berarti

peserta didik tersebut telah mempunyai kreativitas dan peserta didik yang

mempunyai kreativitas berarti mempunyai aktivitas yang cukup tinggi.

Aktivitas belajar merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh seorang

peserta didik dalam konteks belajar untuk mencapai tujuan. Tanpa ada

aktivitas, maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Aktivitas

peserta didik dalam proses pembelajaran tidak hanya mendengarkan dan

mencatat saja, tetapi semakin banyak aktivitas yang dilakukan peserta didik

4 Dana Ratf Suward, "Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar....", Economic

Education Analysis Journal Vol. 2, 2012, h.1

Page 15: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

4

dalam belajar, maka kreativitas peserta didik akan semakin terlihat dan proses

pembelajaran yang terjadi akan semakin baik.

Sebuah hasil penelitian dalam jurnal pembelajaran IPA, diketahui hasil

penelitian dari hubungan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar

IPA disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar siswa sebesar 0,541. 5

Selanjutnya dalam sebuah hasil penelitian menunjukkan adanya

peningkatan kreativitas siswa pada pembelajaran IPA melalui pendekatan

Open-Ended dilihat dari presentase: (1) siswa sering mengajukan pertanyaan

yang baik dan berbobot dari 18,75% meningkat menjadi 75,00% (2) siswa

mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu dari 25%

menjadi 78,13%; (3) siswa mampu mengajukan pemikiran, gagasan

pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain meningkat dari 15,63%

menjadi 71,88%.6

Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar bisa dipengaruhi oleh

kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa dan dengan siswa memilik

Berawal dari pengamatan yang telah penulis lakukan mengenai

pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah. Penulis menemukan beberapa

masalah terkait dunia pendidikan sekarang. Hambatan-hambatan dalam

proses pembelajaran yang dating dari pendidik, peserta didik, maupun

lembaga pendidikan itu sendiri.

Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan di MI Raudhatul

Jannah, pembelajaran yang banyak dilakukan oleh guru-guru di MI tersebut,

mayoritas dilakukan dengan metode yang konvensional,guru banyak

melakukan pembelajaran khusunya dalam penyampaian materi kepada

peserta didik dilakukan dengan metode ceramah dan pemberian tugas, hal ini

tentunya membuat aktivitas di dalam kelas menjadi monoton. Beberapa faktor

yang membuat hal demikian terjadi diantaranya adalah, kurangnya tenaga

5 Liesa, Arisa S, Undang Rosidin, dkk. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dan

Motivasi dengan Hasil Belajar melalui Model PBL. (dalam Jurnal Pembelajaran IPA)

6 Enggi, Erawati. Skripsi yang berjudul Peningkatan Kreativitas siswa pada Pembelajaran

melalui Pendekatan Open-Ended. 2015

Page 16: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

5

pendidik yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan bidang pendidikan

guru MI, kemudian mayoritas guru di MI tersebut termasuk guru senior, yang

mana kurang bisa mengembangkan kompetensi pedagogik nya, sehingga

hanya terpaku pada metode-metode pengajaran yang biasa. Selanjutnya yang

terjadi adalah prasarana yang kurang memadai untuk menunjang kegiatan

pembelajaran serta kurang adanya program peningkatan kualitas mengajar

guru yang dilakukan secara internal sekolah.

Dari pengamatan yang telah penulis lakukan dalam proses pembelajaran,

masih ada pendidik yang kurang berkompeten dalam menjalankan tugasnya

sebagai pendidik. Contohnya, seperti minimnya penggunaan metode

pembelajran yang tidak variatif, serta penguasaan materi yang kurang

menyeluruh. Pendidik kebanyakan minim informasi mengenai hal-hal yang

dapat meningkatkan kualitas nya dalam mengajar. Selanjutnya hambatan dari

peserta didik salah satunya adalah rasa antusiasme yang kurang dalam

mengikuti proses pembelajaran, hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

Selanjutnya, adakalanya dalam proses pembelajaran, peserta didik hanya

menerima informasi dari pendidik tanpa dibimbing untuk dapat menemukan

sendiri dan memecahkan suatu permasalahan. Lembaga pendidikan juga

memiliki peran penting dalam proses mengembangkan potensi peserta didik.

Terkait dengan hal ini, lembaga menjadi fasilitator dalam keberlangsungan

proses pembelajaran, namun beberapa lembaga masih kurang dalam

ketersediaannya fasilitas yang memadai dalam menunjang proses

pembelajaran itu sendiri. Selanjutnya, hasil belajar peserta didik pada

beberapa mata pelajaran khusunya IPA dirasa kurang maksimal memenuhi

KKM yang sudah ditentukan.

Dengan tujuan pendidikan yang begitu spesifik, seharusnya bisa

diwujudkan secara optimal melalui lembaga pendidikan formal yang di

dalamnya melibatkan pendidik, peserta didik serta aspek-aspek lain dalam

lembaga pendidikan tersebut yang harus saling terkait. Seperti yang diketahui

bersama, terdapat tiga ranah yang harus dikembangakan dalam diri peserta

didik yaitu ranah kognitif, affektif, dan psikomotorik. Masing-masing ranah

Page 17: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

6

tersebut memiliki tingkatan-tingkatan keterampilan yang harus dimiliki atau

dicapai oleh peserta didik. Jika penulis melihat dari pengamatan, kebanyakan

lembaga pendidikan lebih memfokuskan pada ranah kognitif yang berkaitan

dengan hasil belajar. Orientasi pada hasil belajar lebih mengedepankan

kepada angka-angka atau nilai akhir pada ujian dan raport yang harus

memenuhi standar nilau yang sudah ditentukan.

Salah satu mata pelajaran yang menuntut sistwa untuk terlibat aktif

membangun kebermaknaan antar obyek, fenomena, pengalaman dan

lingkungan adalah ilmu pengetahuan alam (IPA). IPA merupakan ilmu yang

berperan penting dalam memajukan daya pikir manusia dalam memecahkan

masalah kehidupan, karena pada dasarnya IPA adalah ilmu yang mempelajari

cara mencari tahu tentang alam semesta dan segala isinya secara sistematis.

IPA merupakan mata pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan siswa,

selain untuk mengetahui segala sesuatu yang adal dalam semesta ini, IPA

juga dijadikan suatu wahana bagi peserta didik untuk mempelajari tentang

diri sendiri dan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Akan

tetapi, kenyataannya sebagian besar peserta didik menafsirkkan IPA sebagai

pelajaran yang tidak menarik. Tidak dapat dipungkiri, sebagian besar peserta

didik pada setiap jenjang pendidikan, khusunya pada tingkat SD/MI tidak

menyukai belajar IPA. Ketidaksukaan peserta didik tersebut dipengaruhi oleh

beberapa hal, diantaranya adalah karena mereka menganggap IPA sebagai hal

yang sulit dipahami.

IPA merupakan mata pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan

pesrrta didik, selain untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di alam

semesta ini, IPA juga dijadikan suatu wahan bagi peserta didik untuk

mempelajari tentang diri sendiri dan cara menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitar. Oleh karena itu, proses pembelajaran IPA di MI/SD perlu

diupayakan strategi pembelajaran aktif yang mampu memberikan kondisi

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan memahami konsep-konsep

yang dipelajari sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Page 18: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

7

Dari permasalahan-permasalahan tersebut, penulis melihat bahwa semua

komponen dalam proses pembelajaran harus saling terkait dan berhubungan

satu sama lain. Peserta didik membutuhkan tempat atau media untuk

menggali potensinya, untuk itu mereka membutuhkan seorang tenaga

pendidik yang dianggap mampu memenuhi semua keingintahuan dari peserta

didik. Seorang pendidik dalam melakukan pengajaran atau membantu peserta

didik dalam mengembangkan potensinya membutuhkan pendekatan-

pendekatan dan cara-cara yang sekiranya dapat membantu memudahkan

peserta didik memahami materi pelajaran dan agar proses pembelajaran yang

dilakukan terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik secara baik.

Kemudian dalam proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik

memerlukan fasilitas sebagai penunjang dalam melakukan pembelajaran agar

lebih optimal. Dalam hal ini, lembaga pendidikan atau sekolah membantu

dalam penyediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses

pembelajaran demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan itu,

sekolah memerlukan tenaga pendidik untuk menghasilkan lulusan-lulusan

yang memiliki keterampilan-keterampilan guna melaksanakan tugas sebagai

agen perubahan bagi bangsa.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MI Raudhatul Jannah”

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang diidentifikasi sesuai dengan latar belakang yang

dipaparkan di atas adalah sebagai berikut:

1. Pendidik kurang menggunakan pembelajaran yang bervariasi sehingga

siswa mudah jenuh dalam menerima pelajaran

2. Pendidik kurang memiliki wawasan yang terkait dalam pengembangan

diri sebagai seorang pendidik

3. Pendidik kurang memahami cara mengaplikasikan strategi pembelajaran

aktif pada proses pembelajaran IPA

Page 19: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

8

4. Orientasi pada hasil belajar masih terpaku pada nilai ujian atau raport,

padahal terdapat keterampilan-keterampilan lain yang harus dimiliki oleh

peserta didik selain mendapatkan nilai bagus, salah satu nya adalah

kreatifitas

5. Peserta didik kurang antusias dan potensi nya kurang digali dalam proses

pembelajaran

6. Kurangnya kesadaran bahwa segala komponen dalam proses

pembelajaran memiliki keterkaitan dan saling menunjang satu sama lain

7. Hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPA khusunya kurang

memenuhi standar KKM yang sudah ditentukan

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas, maka penulis

membatasi pada masalah kemampuan berpikir kreatif siswa serta hasil belajar

IPA siswa kelas IV.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dibatasi sebagaimana di atas, maka

perumusan masalah yang diajukan adalah “Apakah terdapat hubungan yang

signifikan dan positif antara kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil

belajar IPA siswa kelas IV?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar IPA siswa kelas IV.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Secara

umum, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan

Page 20: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

9

dalam dunia pendidikan. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi

pertimbangan bagi pendidik untuk menciptakan suasana pembelajaran yang

mampu mengembangkan potensi peserta didik dengan baik. Penulis juga

berharap hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai data awal untuk

kepentingan penelitian-penelitian mengenai pendidikan selanjutnya.

Page 21: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

10

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Berpikir Kreatif dalam Sains

a. Konsep Berpikir Kreatif

Betapa pentingnya kreativitas dalam pengembangan sistem

pendidikan yang ditekankan dalam UU RI Nomor 2 tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Yakni pasal 8 ayat 2 bahwa “warga negarra

yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh

perhatian khusus.” . Dalam GBHN tahun 1993 juga dinyatakan bahwa

pengembangan kreativitas hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu

dilingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam

pendidikan pra-sekolah.7

Pada setiap tahap perkembangan anak dan pada sampai jenjang

pendidikan. Mulai dari pendidikan pra-sekolah sampai pendidikan di

perguruan tinggi, bahwa kreativitas perlu dipupuk, dikembangkan serta

ditingkatkan disamping mengembangkan kecerdasan dan cirri-ciri lain

yang menunjang pembangunan.

Ditinjau dari sudut etimologi, kreativitas berasal dari bahasa

Inggris yaitu to create, yang artinya mencipta. Sedangkan menurut Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional dalam Kamus Bahasa Indonesia

mengartikan kreativitas sebagai “kemampuan untuk mencipta, daya

cipta.”8

Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh pakar

pendidikan berdasarkan sudut pandang masing-masing. Perbedaan dalam

sudut pandang ini menghasilkan berbagai definisi kreativitas dengan

7 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),

Cet.4, h.16

8 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), h.599

Page 22: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

11

penekanan yang berbeda-beda. Menurut Baron (1982), kreativitas adalah

kemampuan untuk menciptakan sesuatu hal yang baru.9

Dalam buku Muhammad Ali yang berjudul Psikologi Remaja,

dijelaskan "menurut Winkel, dalam kreativitas berpikir atau berpikir

kreatif, kreativitas merupakan tindakan berpikir yang menghasilkan

gagasan kreatif atau cara berpikir yang baru, asli, independen, dan

imajinatif. Kreativitas dipandang sebuah proses mental. Daya

kreativitas menunjuk pada kemampuan berpikir yang lebih orisinal

dibanding dengan kebanyakan orang lain." 10

Selanjutnya Ngalim Purwanto menjelaskan dalam buku Psikologi

Pendidikan, yaitu "menurut Guilford (1970), bahwa “kreativitas mengacu

pada kemampuan yang menandai cirri-ciri seorang kreatif.”"11

Yakni

dengan berpikir untuk mencari berbagai alternative jawaban terhadap suatu

persoalan (divergen) bukan berpikir bahwa hanya ada satu jawaban yang

benar (konvergen).

Dalam buku yang sama karya Muhammad Ali, dijelaskan bahwa

Rogers mendefinisikan kreativitas sebagai suatu proses munculnya hasil-

hasil baru ke dalam suatu tindakan. Kreativitas ini juga dapat terwujud

dalam suasana kebersamaan. Selanjutnya dijelaskan juga menurut

Drevdahl, kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk memproduksi

komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas

imajinatif atau sintesis yang mungkin melinatkan pembentukan pola-pola

baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan

yang sudah ada pada situasi sekarang.12

Berdasarkan berbagai definisi kreativitas, Rhodes (1961)

mengelompokkan kreativitas kedalam empat dimensi atau lebih dikenal

9 Muhammad Ali, dkk., Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2004), Cet. 1, h.41

10 Ngalim Purwanto M, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal.

513- 514

11 ibid. 12 op. cit. Muhammad Ali

Page 23: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

12

dengan The Four P’s of Creativity, antara lain process, product, person dan

press.13

Dimensi process melihat kreativitas sebagai suatu proses yang

dilakukan oleh seseorang berlangsung sejak dari mulai tumbuh sampai

dengan berwujudnya suatu perilaku kreatif. Dalam hal ini, memberikan

kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif

dengan tidak merugikan orang lain atau lingkungannya.

Dimensi product, menekankan pada hasil karya seseorang. Baik

yang sama sekali baru maupun kombinasi karya-karya lama sehingga

menghasilkan sesuatu yang baru. Selain itu hendaknya pendidik

menghargai produk kreativitas dengan mempertunjukkan dan

mengkomunikasikannya dengan orang lain sehingga akan lebih

menggugah minat untuk lebih berkreasi.

Dimensi person, memandang bahwa karakteristik kreatif sesorang

lebih mengacu kepada kemampuan individu itu sendiri. Atau berdasarkan

dari segi cirri-ciri individu yang menandai kepribadian orang kreatif atau

yang berhubungan dengan kreativitas.

Untuk dimensi press, penekanannya pada faktor dorongan.

Dorongan tersebut baik dari internal diri sendiri berupa keinginan dan

hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, juga dorongan

secara eksternal dari lingkungan social dan psikologisnya.

Menurut Elizabeth Hurlock (seorang pakar psikologi

perkembangan anak), "kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk

menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pad dasarnya

baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan

imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan perangkuman. Ia

mungkin mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang

diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama

ke situasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Ia

13 Fakultas Psikologi UPI Y.A.I, Portofolio Psikologi Kognitif, (Jakarta, 2002)

Page 24: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

13

harus mempunya maksud atau tujuan, bukan fantasi semata, walaupun

merupakan hasil yang sempurna lengkap. Ia mungkin dapat bebentuk

produk seni, kesusastraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural

atau metodologis.14

Kreativitas dapat terbina melalui proses berpikir. Berpikir

merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau

jalannya. Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga

langkah, yakni pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan

penarikan kesimpulan.15

Menurut De Bono (dalam "Kreativitas Siswa dan Perilaku dalam

Tes" oleh Purwanto), "berpikir dibedakan menjadi 2 tipe, yakni berpikir

lateral dan berpikir vertical. Berpikir lateral merupakan kecenderungan

menemukan gagasan baru dalam berpikir untuk mencari ide yang

bervariasi. Dalam berpikir lateral, pemikirannya menyimpang dari jalan

yang telah dirintis sebelumnya. Berpikir vertical yakni menghubungkan

dengan membangun ide serta meneliti ide itu semua secara terurut

sehingga menjadi criteria gagasan yang objektif. Berpikir vertical memilih

pendekatan yang paling menjanjikan untuk setiap masalah, sementara

berpikir lateral menghasilkan banyak alternative gagasan untuk mencari

solusi suatu masalah. Berpikir kreatif adalah perpaduan antara berpikir

lateral dan berpikir vertical."16

Dalam buku yang sama, selanjutnya dijelaskan "menurut Sarwono,

kegiatan berpikir terbagi menjadi dua, yaitu berpikir asosiatif (tidak

terarah) dan berpikir terarah. Berpikir asosiatif adalah proses berpikir

dimana suatu ide menstimulus timbulnya ide baru. Jalan pikiran tidak

ditentukan atau diarahkan sebelumnya, sehingga ide-ide timbul secara

bebas. Yang termasuk dalam berpikir ini adalah asosiasi bebas, asosiasi

14 Hurlock, Elizabeth B, (2002). Perkembangan Anak Jilid 2 (Meitasari Tjandrasa.

Terjemahan) (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 4

15

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 54-

55

16

Moshe Barak, dkk., Using Portofolios to Enhance Creative Thingking, dalam

www.scholar.lib.vt.edu/ejourney/summer_fall_2000/pdf. , 30 Januari 2007

Page 25: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

14

terkontrol, melamun, mimpi, dan berpikir artistic. Berpikir terarah adalah

proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada

sesuatu pemecahan persoalan. Yang termasuk dalam berpikir jenis ini

adalah berpikir kritis dan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir inilah yang

menghasilkan kreativitas berpikir".17

Selanjutnya Hamzah B. Uno menjelaskan dalam bukunya "Model

Pembelajaran", Woolfolk menjelaskan bahwa keterampilan berpikir kreatif

“adalah suatu keterampilan seseorang dalam menggunakan proses

berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide baru, konstruktif, dan baik

berdasarkan konsep-konsep, prinsip-prinsip yang rasional, maupun

persepsi dan intuisi.”18

Purwanto juga menjelaskan dalam bukunya bahwa "kreativitas

berpikir atau berpikir kreatif adalah kreativitas sebagai proses dan berpikir

dilakukan secara terarah. Dalam berpikir kreatif, kreativitas merupakan

tindakan berpikir yang menghasilkan gagasan kreatif atau cara berpikir

yang baru, asli, independen, dan imajinatif. Kreativitas juga dipandang

sebuah proses mental. Daya kreativitas menunjuk pada kemampuan

berpikir yang lebih orisinil dibandingkan dengan kebanyakan orang

lain".19

Dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan

berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak

kemungkinan jawaban (berpikir divergen) terhadap suatu masalah dimana

penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan beragam jawaban.

Semakin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap

suatu masalah maka semakin kreatif seseorang. Tentunya jawaban yang

dikemukakan harus sesuai dengan masalahnya.

17 Purwanto, Kreativitas Berpikir Siswa dan Perilaku dalam Tes, (Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan No. 055: Juli 2005), h.513

18

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran…., h. 134

19

Purwanto, Kreativitas Berpikir Siswa dan Perilaku dalam Tes, Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, (Jakarta: LIPI, 2005)

Page 26: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

15

b. Karakteristik Siswa yang Kreatif

Secara operasional, kreativitas dirumuskan sebagai

kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan

(fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk

mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, dan merinci) suatu

gagasan. Torrance (1981) mengemukakan karakteristik kreativitas

sebagai berikut:20

1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar

2) Tekun dan tidak mudah bosan

3) Percaya diri dan mandiri

4) Merasa tertantang oleh kemajemukan atau kompleksitas

5) Berani mengambil resiko

6) Berpikir divergen.

Disisi lain, Utami Munandar mengemukakan cirri-ciri kreativitas

sebagai berikut:21

1) Senang mencari pengalaman baru

2) Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit

3) Memilki inisiatif

4) Memiliki ketekunan yang tinggi

5) Cenderung kritis terhadap orang lain

6) Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya

7) Selalu ingin tahu

8) Peka atau perasa

9) Enerjik dan ulet

10) Menyukai tugas-tugas yang majemuk

11) Percaya kepada diri sendiri

12) Mempunyai rasa humor

13) Memiliki rasa keindahan

20 Muhammad Ali, Psikologi Remaja “Perkembangan Peserta Didik”, h. 53

21

ibid, h. 52

Page 27: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

16

14) Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi

Kreativitas berhubungan dengan faktor-faktor kognitif dan afektif.

Faktor-faktor tersebut diperlihatkan dalam cirri-ciri aptitude dan

non aptitude dari kreativias. Adapun cirri-ciri aptitude yang

berhubungan dengan kognitif meliputi:22

1.) Keterampilan berpikir lancer

Kelancaran dalam berpikir yang dimaksud adalah

kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban,

penyelesaian masalah, memberikan banyak cara atau saran

untuk melakukan banyak hal dan selalu memikirkan lebih dari

satu jawaban. Penekanannya disini adalah dalam waktu yang

singkat dapat menghasilkan gagasan atau ide tentang obyek

tertentu dalam jumlah yang banyak.

2.) Keterampilan berpikir luwes (fleksibel)

Fleksibel yang dimaksud adalah kemampuan

menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang

bervariasi. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang

yang berbeda, mampu mengubah cara pendekatan atau

pemikiran, dan mencari banyak alternative atau arah yang

berbeda-beda. Mereka yang memiliki tingkat fleksibilitas yang

tinggi mampu mengalihkan arah berpikir untuk memecahkan

suatu masalah. Sehingga penekanan fleksibilitasnya pada segi

keragaman gagasan, kaya akan alternative dan bukan kekakuan

dalam berpikir yang cenderung otoriter.

3.) Keterampilan berpikir orisinil

22 Utami Munandar, Mengembangkan Bakan dan Kreativitas Anak Sekolah, Cet. Ke-3,

(Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2000), h. 88

Page 28: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

17

Orisinalitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk

memberikan gagasan yang secara statistic unik dan langka

untuk populasi tertentu, kemampuan untuk melihat hubungan-

hubungan baru atau kombinasi baru antar bermacam-macam

unsure atau bagian. Semakin banyak unsure-unsur yang

digabung menjadi satu gagasan atau produk kreatif, maka

semakin orisinil pula pemikiran individu tersebut.

4.) Keterampilan memerinci (mengelaborasi)

Elaborasi yang dimaksud adalah kemampuan untuk

mengembangkan, memerinci, dan memperkaya atau

memperluas suatu gagasan atau ide sehingga menjadi lebih

menarik. Salah satunya adalah jika anak diberikan masalah

sebagai berikut: “Apa akibatnya jika air didingini?” bagi anak

yang tidak mempunyai kemampuan mengelaborasi atau kreatif

mungkin akan menjawab dengan satu jawaban saja, yaitu air

akan menjadi es, tetapi bagi anak yang mempunyai

kemampuan kreatif dalam hal ini mampu mengelaborasi, akan

menjawan lebih luas dan terperinci lagi, diantaranya adalah:

suhunya akan lebih enurun, struktur molekulnya dan

volumenya juga berubah dan lain sebagainya.

Ciri-ciri non aptitude yang berhubungan dengan sikap dan

perasaan adalah:23

1.) Rasa ingin tahu: terdorong untuk mengetahui lebih banyak,

mengajukan banyak pertanyaan, memperhatikan

orang/obyek/situasi, peka mengamati, mengetahui dan meneliti.

2.) Bersifat imajinatif: mampu memperagakan atau

membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi,

23 ibid, h.91

Page 29: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

18

menggunakan daya khayal, tetapi mengetahui batas antara

khayalan dan kenyataannya.

3.) Merasa tertantang oleh kemajemukan: terdorong mengatasi

masalah yang sulit, tertantang oleh situasi yang sulit dan lebih

tertarik pada tugas-tugas yang rumit.

4.) Sifat berani mengambil resiko: berani memberi jawaban

meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal, tidak ragu

karena ketidakjelasan, dan hal-hal yang tidak konvensional atau

kurang berstruktur.

5.) Sifat menghargai: menghargai bimbingan dan pengarahan

dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat yang

berkembang.

Kedua aspek tersebut diatas mempunyai pengaruh besar

pada tingkat kreativitas seseorang. Siswa yang kreatif

biasanya sering mengajukan pertanyaan yang baik,

mempunyai motivasi ingin tahu yang besar, memberikan

banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah. Siswa

yang kurang kreatif , sebaliknya kurang mampu

menghasilkan banyak gagasan, tidak berani untuk

mengajukan pertanyaan dan lain sebagainya. Dengan

demikian semakin banyak cirri-ciri kognitif dan afektif

yang dimiliki seseorang maka semakin kreatiflah orang

tersebut.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Kreativitas bukanlah unsure bawaan yang dimiliki oleh sejumlah

anak saja, akan tetapi kreativitas dimiliki oleh semua anak. Oleh karena itu

kreativitas perlu diberi kesempatan dan rangsangan oleh lingkungan

sekitarnya agar dapat berkembang dengan baik.

Page 30: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

19

Utami Munandar (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kreativitas adalah sebagai berikut:24

1.) Usia

2.) Tingkat pendidikan orang tua

3.) Tersedianya sarana (fasilitas)

4.) Penggunaan waktu luang

Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi

kreativitas dalam dua kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan faktor

yang menghambat. Faktor yang mendukung perkembangan kreativitas

adalah sebagai berikut:25

1.) Situasi yang memunculkan ketidaklengkapan serta keterbukaan

2.) Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak

pertanyaan

3.) Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu

4.) Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian

5.) Situasi yang menekankan inisiatif dari untuk menggali, mengamati,

bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan,

memperkirakan, menguji hasil perkiraan, dan mengomunikasikan.

6.) Kedwibahasaan yang memungkinkan pengembangan potensi

kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan

dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi

masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang

berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang

dimilikinya.

7.) Posisi keahiran (berdasarkan tes kreativitas, anak sulung laki-laki

lebih kreatif daripada anak laki-laki yang lahir kemudian).

24 M. Ali, op. cit., h. 53

25

M. Ali, ibid., h. 54

Page 31: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

20

8.) Perhatian dari orang tua terhadap minat anaknya, rangsangan dari

lingkungan sekolah (pendekatan, metode pembelajaran), dan motivasi

diri.

Faktor-faktor yang dapat menghambat berkembangnya kreativitas

adalah sebagai berikut:26

1.) Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam

menanggung resiko, atau upaya mengejar sesuatu yang belum

diketahui

2.) Konformitas terhadap teman-teman kelompoknua dan tekanan social

3.) Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi,

dan penyelidikan

4.) Stereotip peran seks atau jenis kelamin

5.) Diferensiasi antara bekerja dan bermain

6.) Otoritarianisme

7.) Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan

Ahli lain, yaitu Torrance (1981) juga menekankan pentingnya

dukungan dan dorongan dari lingkungan agar individu dapat berkembang

kreativitasnya. Menurutnya, salah satu lingkungan pertama dan utama

yang dapat mendukung atau menghambat berkembangnya kreativitas

adalah lingkungan keluarga, terutama interaksi dalam keluarga tersebut.

Ini dapat dimungkinkan karena sebagian besar waktu kehidupan anak

berlangsung dalam keluarga. Dalam hal ini, Torrance mengemukakan lima

bentuk interaksi orang tua dengan anak yang dapat mendorong

berkembangnya kreativitas dan yang dapat menghambat berkembangnya

kreativitas, yaitu:

1.) Menghormati pertanyaan-pertanyaan yang tidak lazim

2.) Menghormati gagasan imajinatif

26 M. Ali, ibid., h. 55

Page 32: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

21

3.) Menunjukkan kepada anak bahwa gagasan yang dikemukakan itu

bernilai

4.) Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar atas inisiatifnya

sendiri dan memberikan reward kepadanya

5.) Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dan melakukan

kegiatan tanpa suasana penilaian

Interaksi dalam keluarga yang dapat menghambat berkembangnya

kreativitas, antara lain:

1.) Terlalu dini dalam mengeliminasi fantasi anak

2.) Membatasi rasa ingin tahu anak

3.) Terlalu menekankan peran berdasarkan jenis kelamin

4.) Terlalu banyak melarang anak

5.) Terlalu menekankan kepada anak agar memiliki rasa malu

6.) Terlalu menekankan pada keterampilan verbal tertentu

7.) Sering memberikan kritik yang bersifat destruktif

d. Cara-cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Kreativitas siswa dalam belajar sangat bergantung pada

kreativitas guru dalam mengembangkan materi standard dan

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Guru dapat

menggunakan berbagai macam pendekatan dalam meningkatkan

kreativitas siswa. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan guru

untuk meningkatkan kreativitas siswa, antara lain:27

1.) Jangan terlalu banyak membatasi ruang gerak siswa dalam

pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan baru

2.) Bantulah siswa memikirkan sesuatu yang belum lengkap,

mengeksplorasi pertanyaan, dan mengemukakan gagasan yang

orisinal

27 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, h. 169

Page 33: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

22

3.) Bantulah siswa untuk mengembangkan prinsip-prinsip tertentu ke

dalam situasi baru

4.) Berikan tugas-tugas secara independen

5.) Kurangi pengekangan dan ciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat

menstimulus otak

6.) Berikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir reflektif

terhadap masalah yang dihadapi

7.) Hargai perbedaan individu siswa, dengan melonggarkan aturan

dan norma kelas

8.) Jangan memaksakan kehendak terhadap siswa

9.) Tunjukkan perilaku-perilaku baru dalam pembelajaran

10.) Kembangkan tugas-tugas yang dapat menstimulus tumbuhnya

kreativitas

11.) Kembangkan rasa percaya diri siswa

12.) Kembangkan kegiatan-kegiatan yang menarik

13.) Libatkan siswa secara optimal dalam proses pembelajaran,

sehingga proses mentalnya bisa lebih dewasa dalam menemukan

konsep dan prinsip-prinsip ilmiah

Semua teknik yang dilakukan oleh guru pada dasarnya

menuntut siswa untuk berpikir divergen, yakni kemampuan dalam m

elihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan dapat

memberikan gagasan yang bervariasi. Dan bukan hanya memberikan

satu gagasan saja.

Kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif itu bisa lahir

dari karakter individu sendiri yang memiliki jiwa kreatif, karenanya

kreatifitas adalah sebuah proses berpikir kreatif, menemukan gagasa-

gagasan yang baru, tentunya dalam sebuah proses berpikir terdapat

dorongan-dorongan yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir

tersebut. Dorongan-dorongan tersebut bisa dari dalam dan luar diri

individu tersebut, dari dalam merupakan karakter yang dimiliki

Page 34: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

23

seorang individu, dan dari luar merupakan dorongan dari lingkungan

sekitar yang mampu mebantu dalam mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Dalam hal pembelajaran

di sekolah, siswa tentu memiliki jiwa kreatif yang berbeda-beda,

namun dalam hal ini dalam proses pembelajaran, guru yang mengajar

serta lingkungan belajarnya dapat menjadi faktor yang dapat

membantu siswa dalam mengembangkan dan meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif dalam proses pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Hasil Belajar

Kata hasil dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan (dibuat,

dijadikan, dsb) oleh suatu usaha.28

Sedangkan Muhibbin Syah menjelaskan

bahwa "belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku

individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif."29

Berdasarkan kedua pengertian

tersebut, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang

diadakan untuk melihat tingkat kemampuan seseorang dalam proses perubahan

tingkah laku yang melibatkan kognitif.

Menurut Nana, "hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau

pemakaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang dan dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk

penguasaan, pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan

motorik."30

Selain itu , Agus Suprijono menjelaskan "hasil belajar juga dapat

diartikan sebagai pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian-pengertian, sikap-

28 Departemen Pendidikan Nasional,. op. cit. h. 86

29

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT REmaja Rosdakarya, 2009), h. 90

30

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 102

Page 35: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

24

sikap, apresiasi dan keterampilan."31

Selain dari ranah kognitif, hasil belajar

juga diadakan untuk melihat sejauh mana perubahan siswa dalam sikap dan

keterampilan mereka.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan sesuatu yang diadakan berupa perubahan tingkah laku atau

sikap, keterampilan, dan kognisi siswa akibat adanya usaha pada perbuatan

yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar.Hasil belajar siswa

diperoleh dari usaha mereka dalam mendengar, membaca, mengikuti petunjuk,

mengamati, memikirkan, meniru, melatih, dan mencoba sendiri setiap kegiatan

yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

Dalam sistem pendidikan nasional yang dijelaskan oleh Nana Sudjana

dalam bukunya "Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar", diketahui bahwa

"rumusan tujuan pendidikan dalam kurikulum maupun tujuan instruksional

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis

besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotorik. "32

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar

intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni mengingat, memahami,

mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta .Ranah afektif

berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian organisasi, dan internalisasi. Sedangkan ranah

psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni (1) gerakan refleksi, (2)

keterampilan gerakan dasar, (3) kemampuan perseptual, (4) keharmonisan atau

ketepatan, (5) gerakan keterampilan kompleks, dan (6) gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Pada hakikatnya, hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan

31 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PIKEM, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013), h. 5

32

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 22

Page 36: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

25

pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat,

menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan

pembagian kerja; dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari

aktivitas belajar ini mendapatkan penilaian.33

Merujuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar juga dapat berupa:34

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara

spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak

memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan

aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampaun mempresentasikan konsep dan

lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta- konsep dan

mengembangkan prinsip- prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

kaidah dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

33 Sukmadinata, op. cit. h. 79

34

Suprijono, op. cit, h. 5-6

Page 37: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

26

b. Jenis- Jenis Hasil Belajar

Howard Kingsley membagi tiga jenis hasil belajar yang dijelaskan oleh

Sudjana. yaitu keterampilan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-

cita.35

Sedangkan Gagne membagi hasil belajar ke dalam lima kategori, yakni:

1) Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi baik secara lisan maupun

tertulis, misalnya pemberian nama-na,a terhadap suatu benda, definisi,

dan sebagainya

2) Keterampilan intelektual, yaitu keterampilan individu dalam

berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-

simbol, misalnya penggunaan simbol matematik.

3) Strategi kognitif, merupakan cara-cara berpikir agar terjadi aktifitas

yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil

pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada

proses pemikiran

4) Kemampuan mengendalikan ingatan sikap, yaitu hasil pembelajaran

yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang

akan dilakukan.

5) Keterampilan motoris, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan

pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu

merupakan suatu pencapaian belajar yang diperoleh siswa yang dapat diukur

dari beberapa aspek, yang meliputi pengetahuan, pengalaman, maupun

perubahan sikap ke arah yang lebih baik melalui proses belajar.

c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Muhibbin Syah menjelaskan, pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik

dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh

kecerdasan siswa itu saja, akan tetapi masih ada hal lain yang juga menjadi

35 Sudjana, op. cit., h. 22

Page 38: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

27

faktor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan

belajar siswa. Secara global, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu:36

1) Faktor Internal dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor biologis

dan faktor psikologis. Yang dikategorikan faktor biologis antara lain:

usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan ayng dikategorikan faktor

psikologis antara lain: kelelahan, suasana hati, minat dan kebiasaan

belajar.

2) Faktor Eksternal dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor dari

manusia itu sendiri dan faktor seperti alam, hewan dan lingkungan fisik.

d. Tes sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Tes seringkali digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar terutama hasil

belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan

tujuan pendidikan dan pengajaran.Dalam batasan tertentu, tes juga dapat

digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar pada ranah afektif

maupun psikomotorik.Terdapat dua jenis tes, yaitu tes uraian dan tes objektif.

Tes uraian merupakan pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam

bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,

memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan

pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.37

Dalam tes

uraian, siswa dituntut untuk mengekspresikan gagasannya melalui bahasa

tulisan.Karena hal tersebut, tes uraian dinilai lebih baik jika dibandingkan

dengan tes objektif.

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara

objektif.38

Tes objektif seringkali digunakan untukmengukur hasil belajar

siswa, hal tersebut disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang

36 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 144.

37

Sudjana, op. cit,. h. 35

38

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.

164

Page 39: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

28

dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan. Ada

beberapa bentuk dalam tes objektif, yakni bentuk jawaban singkat, benar –

salah, menjodohkan, dan pilihan ganda.

Untuk mengukur prestasi belajar siswa, dibutuhkan suatu alat ukur yang

akurat, dan dapat diandalkan. Jika tidak, maka informasi yang diperoleh tidak

dapat dipercaya dan mungkin tidak memberikan gambaran yang sebenarnya

tentang hasil belajar siswa. Itu sebabnya, penyusunan suatu instrumen

pengukuran harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain validitas,

reliabilitas, objektivitas, pembedaan (diferensiasi), dan pertanyaan-pertanyaan

evaluasi.39

Suatu alat tes dapat dikatakan baik jika alat tes tersebut dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur, dan suatu tes yang valid adalah tes

yang menuntut siswa untuk melakukan tingkah laku yang sama sebagaimana

telah dirumuskan dalam tujuan belajar mengajar. Selain itu, suatu alat tes dapat

dikatakan baik jika dapat memberikan atau menunjukkan prestasi siswa secara

konsisten (reliable), artinya hasil belajar siswa akan sama walaupun dilakukan

tes beberapa kali dengan alat tes yang sama.Alat tes yang baik juga dapat

dilihat dari objektivitas alat tes tersebut.Artinya, alat tes harus dibuat agar

mendapatkan hasil yang objektif sehingga guru tidak dapat mempertimbangkan

subjektifitas, baik yang sifatnya menguntungkan ataupun merugikan hasil tes

bagi siswa. Selain itu alat tes yang baik dapat dilihat dari seberapa besar alat

tes tersebut membantu membandingkan dan menunjukkan antara siswa yang

pandai dan yang tidak, juga mengandung pertanyaan-pertanyaan evaluasi dari

pelajaran-pelajaran yang sudah disampaikan selama proses belajar mengajar

berlangsung.

Hasil belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku dalam sebuah

proses pembelajaran melalui pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh

guru maupun pengalaman yang ditemukan sendiri oleh siswa dalam proses

pembelajaran. Hasil belajar kemudian menjadi salah satu penentu indikator

39 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2002), h. 215-216

Page 40: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

29

keberhasilan siswa selama melakukan proses pembelajaran. Selanjutnya

banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasi belajar, yaitu guru, metode

pembelajaran, lingkungan belajar serta faktor dalam diri siswa itu sendiri.

3. Ilmu Pengetahuan Alam

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebuah dinamika, dimana sebuah

proses berulang dilakukan untuk menemukan hasil sementara yang dapat

membantu kita memahami bagaimana dunia ini bekerja.40

Berdasarkan

pengertian tersebut dapat kita pahami bahwa IPA merupakan suatu ilmu

yang telah ditemukan dengan suatu proses percobaan berulangkali untuk

membantu kita memahami bagaimana dunia ini bekerja. Hasil dari setiap

percobaan yang dilakukan untuk memahami bagaimana dunia ini bekerja,

masih bersifat sementara karena dunia ini selalu berubah dengan seiring

waktu.

Pada hakikatnya, IPA dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu dari segi

produk, proses, dan pengembangan sikap.41

IPA sebagai produk merupakan

hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya berupa fakta, konsep

teori, hukum, prosedur informasi telah tersusun secara lengkap dan

sistematis dalam bentuk buku-buku teks dan film-film dokumen dalam

bentuk CD atau DVD yang kesemuanya dapat dianggap sebagai body of

knowledge. IPA sebagai proses adalah proses untuk mendapatkan IPA yang

dilakukan melalui metode ilmiah. Sedangkan IPA sebagai pemupuk sikap

merupakan upaya untuk membentuk sikap siswa dalam konteks pengajaran

IPA.Dalam konteks pengajaran IPA, sikap dibatasi pengertiannya pada

sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Sikap ilmiah yang memungkinkan dapat

dikembangkan pada siswa SD/MI adalah: (1) sikap ingin tahu; (2) sikap

40 Joseph S. Karjcik, Charlene M. Czerniak, and CArl. F. Berger, Teaching Science in

Elementary and Middle School Classrooms. (New York: McGraw Hill, 2003), p. 16

41

Agus Sugianto, dkk, Pembelajaran IPA MI, (Surabaya: Aprinta, 2009), h. 1-12

Page 41: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

30

ingin mendapatkan sesuatu yang baru; (3) sikap kerja sama; (4) sikap tidak

putus asa; (5) sikap tidak berprasangka; (6) sikap mawas diri; (7) sikap

bertanggung jawab; (sikap berpikir bebas); dan (9) sikap disiplin diri. Sikap

ilmiah tersebut dapat dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi,

percobaan, simulasi, atau kegiatan observasi lapangan.42

Setiap peristiwa yang dialami siswa atau setiap manusia di dunia

ini pasti berhubungan dengan IPA tersebut, karena IPA jelas mempengaruhi

setiap aspek dari kehidupan kita.Sebagai manusia, kita pasti memerlukan

pengetahuan dasar mengenai alamini agar kita dapat memahami kehidupan

ini dan bagaimana dunia ini bekerja.Selain itu, masih banyak alasan lain

mengapa siswa bahkan kita harus mempelajari ilmu mengenai alam ini.

Antara lain adalah untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan yang akan sangat berguna dalam hidup mereka, membantu

mereka untuk berpikir kritis, dapat membantu mereka untuk belajar

memecahkan masalah, membantu mereka untuk dapat memilih pilihan

mereka sendiri yang dapat membantu mengembangkan kualitas kehidupan

mereka nanti, dapat mengembangkan sikap (seperti rasa ingin tahu atau

sensitifitas terhadap lingkungan), membantu siswa memahami isu-isu

kehidupan, dan dapat membantu mereka untuk ikut serta atau berpartisipasi

dalam perkumpulan dunia (sebagai tanda masyarakat terpelajar).43

Dengan

mempelajari ilmu mengenai alam, siswa dapat memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang akan berguna dalam kehidupan mereka,

seperti dalam memilih gaya hidup yang benar terhadap makanan dan

olahraga, melakukan kegiatan-kegiatan sehari-hari yang dapat memberikan

pengaruh baik terhadap lingkungan sekitar, dan dapat memecahkan masalah

sehari-hari.

42 ibid. h. 28

43

Karjcik, op. cit., p. 18-19

Page 42: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

31

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Eni Handayani, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Kreativitas dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas III SLTP”, menyimpulkan bahwa kreativitas

siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas

III SLTP sebesar 22.5 %.51

2. Efi Nur Afifah, dalam penelitiannya yang berjudul “ Hubungan Antara

Motivasi Berprestasi dan Kreativitas dengan Prestasi Belajar

Akuntansi Keuangan pada siswa Kelas II Program Keahlian Akuntansi

SMK Negeri 1 Tempel Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005”,

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara kreativitas dengan prestasi belajar Akuntansi keuangan siswa

kelas II program keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Sleman

tahun ajaran 2004/2005 dengan r hitung sebesar 0.461 > r tabel

0.222 pada taraf signifikansi 5 %.52

3. Diah Kertasiwi, dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara

Partisipasi dalam Kegiatan OSIS dan Kreativitas Siswa dengan

Prestasi Belajar Sosiologi di SMA Negeri 10 Yogyakarta”,

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kreativitas

dengan prestasi belajar Sosiologi di SMA Negeri 10 Yogyakarta yang dan

sumbangan efektif 11 %.53

C. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bahwa ada hubungan yang

signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar IPA

siswa. Dengan kata lain seberapa berarti sebuah kreatifitas yang dimiliki oleh

siswa terhadap hasil belajar yang akan diperoleh siswa. Penelitian ini berdasarkan

pada kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 43: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

32

Kreatifitas merupakan hasil belajar pada ranah kognitif selain hasil belajar

yang berupa nilai ujian atau nilai rapor dalam pembelajaran. Kreatifitas juga

merupakan hasil belajar yaitu berupa keterampilan yang harus dimiliki oleh

peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran maupun setelahnya.

Kreatifitas mencakup cara berpikir peserta terhadap masalah-masalah yang terjadi,

kemudian kreatifitas juga merupakan kecakapan dalam mengembangkan ilmu-

ilmu yang sudah dimiliki oleh peserta didik. Lebih lanjut, kreatifitas juga

mencerminkan bagaimana seorang peserta didik dalam memecahkan suatu

permasalahan. Dengan kata lain, di dalam proses pembelajaran sudah seharusnya

peserta didik memiliki kreatifitas agar terciptanya sebuah pembelajaran yang aktif

dan interaktif serta peserta didik mampu memecahkan masalah-masalah dengan

baik.

Hasil belajar merupakan pencapaian yang harus dimiliki oleh oeserta didik

setelah melakukan proses pembelajaran. Tentunya hasil belajar yang baik

merupakan wujud keefektifan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Sedangkan pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang mengarahkan siswa

untuk berpikir logis dan sistematis tentang diri sendiri, lingkungan dan jagad raya

ini. Khususnya dalam pelajaran IPA, peserta didik dituntut untuk memiliki

kreatifitas yang lebih untuk membaca fenomena-fenomena yang terjadi di

lingkungan sekitar. Untuk itu perlu cara berpikir yang kreatif serta kritis agar

informasi-informasi yang diperoleh dapat dipahami dan dianalisis secara

keseluruhan.

Berangkat dari pemikiran tersebut, ternyata kreatifitas sejalan dengan

karakteristik mata pelajaran IPA. Untuk itu penulis ingin mengetahui bagaimana

signifikasni antara kemampuan berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar dalam

hal ini khususnya pada mata pelajaran IPA yang menuntut peserta didik untuk

berpikir secar logis serta sistematis dalam melhat fenomena-fenomena yang

terjadi di lingkungan sekitar.

Page 44: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

33

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan alur berpikir yang telah dikemukakan di

atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kemampuan

berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kemampuan berpikir

kreatif siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

Page 45: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini di mulai dari bulan Maret sampai

dengan April 2017, pada semester genap yang dilakukan di kelas IV MI

Raudhatul Jannah. Dimulai dari persiapan penelitian, pelaksanaan, hingga

analisis data penelitian.

Tabel 3.1

Waktu dan Kegiatan Penelitian

Pertemuan Tanggal Kegiatan

Pertama 26 Maret 2017 Persiapan penelitian,

dimulai dari

menentukan objek

penelitian serta lokasi

penelitian

Kedua 02 April 2017 Menyiapkan

instrumen penelitian

Ketiga 09 April 2017 Melakukan

wawancara dengan

Kepala Sekolah

mengenai penelitian

yang akan dilakukan

Keempat 10 April 2017 Memohon izin untuk

melakukan penelitian

Page 46: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

35

dengan menyertakan

surat izin penelitian

Kelima 11 April 2017

Observasi dan

wawancara dengan

guru kelas IV

Keenam 2 April 2017

Perkenalan dan

pemberian soal tes

hasil belajar IPA

Ketujuh 13 April 2017

Pemberian soal Tes

Kreativitas Verbal

untuk menguji

kemampuan berpikir

kreatif

Kedelapan 14 April 2017

Menganalisis hasil

data penelitian

Kesembilan 22 April 2017

Melengkapi berkas

yang dibutuhkan dari

sekolah tempat

penelitian

Sekolah ini cukup memiliki fasilitas yang baik namun kurang lengkap

dalam hal penunjang kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti memilih

sekolah ini untuk melakukan penelitian karena keterkaitan masalah yang

diambil dengan fasilitas yang ada.

Page 47: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

36

B. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional dan expost facto

dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan

penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara dua atau beberapa variabel.44

Di katakan expost facto karena di

dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan pada objek penelitian

melainkan hanya mengungkapkan fakta pada diri responden. Pendekatan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya

semua informasi atau data penelitian diwujudkan dalam bentuk angka

yang dianalisis dengan statistik dan hasilnya dideskripsikan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV MI

Raudhatul Jannah Jakarta tahun pelajaran 2016/2017 yang memiliki 2

rombongan belajar, dengan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 46 siswa.

Pemilihan kelas IV sebagai subjek penelitian, mengingat kelas IV merupakan

bagian dari tingkatan kelas atas pada sekolah dasar, yang mana karakteristik

dari siswa-siswi kelas IV dirasa sesuai dengan masalah yang akan penulis

teliti.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu Random Sampling

atau pengambilan sampel acak. Pengambilan sampel secara acak adalah suatu

metode pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi dimana setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan

penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang

sama.45

44 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Rineka Cipta: Jakarta, 2000), h. 326

45

Consuelo G. Sevilla,dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia, 1993), h. 163

Page 48: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

37

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini

menggunakan teknik tes. Pemilihan teknik ini mengingat yang akan diukur

dalam penelitian ini adalah mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa yang

mana kemampuan tersebut dapat diketahui dengan memberikan beberapa

soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa. Dengan

begitu akan terlihat siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif yang

baik.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat ukur dalam penelitian, atau suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati.46

1. Variabel x (Kemampuan Berpikir Kreatif)

a. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan berupa Tes

Kreativitas Verbal (TKV) oleh Utami Munandar.

Tes berpikir kreatif ini berdasarkan TKV Torrance. Tes ini bersifat

verbal (mengukur kemampuan berpikir divergen) dan sudah baku,

karena sudah diujikan ke beberapa Negara oleh Torrance. Pada tahun

1977, tes ini digunakan pertama kali di Indonesia oleh Utami

Munandar.47

Pada tahun 1986 tes ini dibakukan sebagai Standarisasi Tes

Kreativitas Verbal (TKV) oleh Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia, bagian Psikologi Pendidikan.48

Tes ini juga telah digunakan

untuk pengukuran kreativitas baik tingkat SD, SMP, dan SMU,

dikarenakan pelajar tingkat sekolah tersebut kegiatan utamanya banyak

menggunakan kegiatan secara verbal.

46 Sugiyono, op. cit., h. 148

47 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004), h. 68

48

Ibid., h. 69

Page 49: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

38

TKV ini terdiri dari 6 dimensi kreativitas, antara lain:

kelancaran kata, kelancaran menyusun kata, kelancaran berekspresi,

kelancaran member ide, fleksibilitas dan orisinalitas, serta kelancaran

memberi ide dan elaborasi.

b. Kisi- kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Kisi-kisi instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan

berpikir kreatif siswa, merupakan acuan dalam membuat soal instrumen

yang dibuat berdasarkan dimensi-dimensi mengenai kemampuan

berpikir kreatif.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Berpikir Kreatif Verbal

No. Dimensi Nama Tes Indikator

No Butir

Soal

1. Kelancaran

kata

Permulaan

kata

Membuat kata

dengan susunan

huruf tertentu

1,2

2. Kelancaran

menyusun

kata

Menyusun

kata

Membuat kata

dengan

memenuhi

strukturan

tertentu

3,4

3. Kelancaran

berekspresi

Membentuk

kalimat 3

kata

Menyusun

kalimat dari 3

huruf sebagai

permulaan kata

5,6

4. Kelancaran

memberi

Sifat-sifat

yang sama

Menyebutkan

objek yang

7,8

Page 50: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

39

c. Skor Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh setelah diukur

dengan instrument Tes Kreativitas Verbal (TKV). Dalam hal ini data

dilakukan terhadap semuan dimensi, berpedoman pada Petunjuk

Praktis Tes Kreativitas Verbal yang disusun oleh lembaga

pengembangan sarana pengukuran dan pendidikan psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, antara lain:

a. Skor 0 untuk responden yang tidak menjawab

b. Skor 1 untuk responden yang menjawab alternative jawaban 1-2

c. Skor 2 untuk responden yang menjawab alternative jawaban 3-4

d. Skor 3 untuk responden yang menjawab alternative jawaban ≥ 5

d. Uji Validitas

Sebuah instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah

validitas isi. Setelah instrumen dikonsultasikan dengan ahli, maka

ide memiliki sifat

yang sama

5. Fleksibilitas

dan

orisinalitas

Macam-

macam

penggunaan

Menyebutkan

berbagai macam

kegunaan suatu

objek

9,10

6. Kelancaran

member ide

dan

elaborasi

Apa

akibatnya

Menjelaskan

akibat suatu

kondisi yang

tidak mungkin

terjadi

11,12

Page 51: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

40

selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item atau uji

beda. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara

skor butir instrumen dengan skor total.

Untuk menguji tiap butir pada instrumen dikatakan valid

atau tidak maka dilakukan pengujian daya beda butir yaitu analisis

butir dari kesejajaran butir dengan skor total. Analisis yang

digunakan untuk menguji validitas butir angket adalah korelasi

product moment dari Karl Pearson.7

Penghitungan nilai korelasi

dibantu dengan Microsoft Excel

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel

berpikir kreatif, diperoleh kesimpulan bahwa dari 12 butir

dinyatakan terdapat 5 butir yang valid dan 7 butir yang tidak

valid/gugur. Hasil dari perhitungan validitas butir menunjukkan

bahwa butir angket valid dengan keterangan pada taraf signifikansi α

= 0,05 dan bernilai positif. Selanjutnya butir–butir tiap instrumen

yang valid digunakan untuk penelitian yang sebenarnya.

e. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengukuran yang

memiliki realibilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel

atau ajeg. Reliabilitas memiliki berbagai istilah seperti:

keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, dan konsistensi.

Tidak ada kesepakatan diantara para ahli tentang berapa harga

reliabilitas yang dibutuhkan agar suatu alat ukur dinyatakan andal.

Akhirnya pendapat profesional (professional judgement)

pengembang tes yang akan menentukan.

Azwar, menyatakan bahwa: Pada umumnya, reliabilitas

dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai min rxx ' = 0,900 .

Namun demikian, kadang-kadang suatu koefisien tidak setinggi itu

Page 52: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

41

pun masih dianggap cukup berarti dalam kasus tertentu, terutama

bila skala yang bersangkutan digunakan bersama-sama dengan tes-

tes lain dalam suatu perangkat (batrei) pengukuran....... Dengan

mengetahui tingginya koefisien reliabilitas suatu skala orang dapat

mengetahui sejauh mana ia boleh atau bersedia mempercayai skor

hasil tes tersebut. Karena keterpercayaan itu bersifat relatif, maka

signifikansi koefisien reliabilitas pun bersifat relatif. Adalah

ketergantungan kepada penilai atau pemakai tes itu sendiri untuk

menentukan apakah suatu koefisien reliabilitas sudah cukup

memuaskan bagi suatu keperluan atau belum.49

Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat

konsistensi jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan oleh

responden. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat

ketepatan (keajegan) instrumen yang digunakan karena menyokong

terbentuknya validitas. Uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS 12.

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel

berpikir kreatif diperoleh koefisien reliabilitas sebesar r11 = 0,723

dan memiliki nilai Alpha Cronbach di antara 0,60 sampai 0,79

berarti hasil uji coba instrument memiliki reliabilitas tinggi.

2. Variabel y (Hasil Belajar)

a. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

adalah dengan menggunakan tes. Tes di sini adalah berupa soal-soal

pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban yang berjumlah 30 soal.

b. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar

Kisi-kisi instrumen hasil belajar diambil dari materi

49 Syaifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,

2003), hal. 117-119

Page 53: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

42

pelajaran IPA kelas IV mengenai rangka manusia serta fungsinya.

Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes hasil belajar pada materi kerangka

manusia serta fungsinya.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

c. Skor Instrumen Hasil Belajar

Hasil Belajar siswa diperoleh setelah diukur dengan Tes Soal

Pilihan Ganda yang berjumlah 30 butir soal, dengan skor:

a. Skor 0 untuk jawaban salah

b. Skor 1 untuk jawaban benar

d. Uji Validitas

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel hasil

belajar diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 butir dinyatakan 21 butir

No Pokok Bahasan No Butir Soal

1. Pengertian rangka manusia 1, 2, 18, 19, 20, 23,

25

2. Bagian-bagian rangka manusia 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 22

3. Persendian 12, 13, 14, 15, 16,

17, 24

4. Macam-macam penyakit tulang 26

5. Macam-macam gangguan pada

tulang belakang

27, 28, 29

6. Upaya memelihara rangka

tubuh

21, 30

Page 54: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

43

yang valid dan 9 butir yang tidak valid/gugur. Hasil dari perhitungan

validitas butir menunjukkan bahwa butir angket valid dengan

keterangan pada taraf signifikansi α = 0,05 dan bernilai positif.

Selanjutnya butir–butir tiap instrumen yang valid digunakan untuk

penelitian yang sebenarnya.

e. Uji Reliabilitas

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel hasil

belajar diperoleh koefisien reliabilitas sebesar r11 = 0,852 dan

memiliki nilai Alpha Cronbach 0,08 sampai 1,00 berarti hasil uji coba

instrument memilki reliabitas sangat tinggi. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa seluruh butir valid dan reliabel seluruh

variabelnya, sehingga instrumen hasil belajar tersebut dapat digunakan

untuk pengukuran dalam rangka analisis lebih lanjut.

F. Teknik Analisis Data

Untuk memberikan gambaran mengenai hasil pengukuran terhadap

variabel, yakni kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa disajikan

melalui analisis deskriptif. Besaran statistik besaran statistik deskriptif antara

lain rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (mode),

simpangan baku (standard deviation).

Selanjutnya menentukan kecenderungan variabel. Pengkategorian

dilaksanakan berdasarkan Mean Ideal dan Standart Deviation Ideal yang

diperoleh:

Mean Ideal (Mi) = 1/2 (skor tertinggi + skor terendah)

SD Ideal ( SDi) = 16 (skor tertinggi – skor terendah)

Tingkat kecenderungan masing-masing variabel dikategorikan

menjadi empat macam dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 55: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

44

x ≥(Mi+1.SDi) :tinggi

(Mi+1.SDi)> x ≥Mi :cukup

Mi> x ≥(Mi–1.SDi) :kurang

x <(Mi–1.SDi) :rendah

Analisis statistik dilakukan dengan bantuan program SPSS 12.

Analisis statistik yang digunakan adalah regresi dan korelasional. Pengujian

hipotesis dilakukan dengan: (a) Mencari model linier sederhana (model

hubungan antar variabel); (b) Perhitungan dan pengujian koefisien korelasi

untuk melihat signifikansi regresi dan linieritas.

Pada koefisien korelasi product moment, tanda (+) menunjukkan

korelasi searah dan tanda (-) menunjukkan adanya korelasi berlawanan arah.

Interpretasi koefisien adalah sebagai berikut:

0,00 : tidak berpengaruh

0,01 – 0,20 : sangat lemah

0,21 – 0,40 : lemah

0,41 –0,60 : sedang (cukup)

0,61 – 0,80 : kuat

0,81 – 1,00 : sangat kuat

1. Uji Prasyrat Analisis Teknik analisis dalam penelitian ini yang digunakan adalah korelasi

sederhana, korelasi parsial, regresi sederhana, dan regresi ganda. Untuk

keperluan analisis, beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi terlebih dahulu

untuk memberi suatu kesimpulan meliputi hal berikut. Pertama, sampel yang

merupakan pasangan data variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) memenuhi

sampel minimum. Kedua, dalam analisis regresi dengan pendekatan kuadrat

terkecil asumsi yang perlu dipenuhi yaitu galat ei bila yi = α + βxi + ei

mempunyai ekspektasi nol atau galat tidak bias, varians- varians galat homogen

(sama/konstan) dan independen. Ketiga, galat taksiran ( Y − Y

) berdistribusi

normal. Untuk mengambil kesimpulan, dilakukan penilaian mengenai kelinieran

hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) serta uji persamaan

regresi dan analisis varians untuk keberartian regresi. Persyaratan pertama

Page 56: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

45

mengenai keacakan dan jumlah minimum telah dipenuhi.

a. Uji Normalitas

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah galat taksiran (Y −Y )

persamaan regresi variabel terikat (Y) atas setiap variabel bebas (X) berasal

dari data populasi berdistribusi normal. Untuk keperluan tersebut dilakukan

melalui metode Kolmogorov-Smirnov (one sample test). Data diolah dengan

bantuan program SPSS Version 12.

Hipotesis:

H0 : galat taksiran berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : galat taksiran berasal bukan dari populasi berdistribusi normal

Jika D > D( α ,n) maka H0 ditolak dan jika D ≤ D( α ,n) maka H0 diterima.

(D(α ,n)= nilai kritis uji Kolmogorov-Smirnov).

Dengan mengacu pada nilai taksiran Y (Yˆ ) dan nilai Y dari persamaan

regresi Yˆ = 29,848 + 0,835 X diperoleh nilai D = 0,038. Sementara untuk n

= 30, D(0,01, 172) = 0,124. Dengan demikian, mengingat D < D(α ,n) maka

hipotesis dapat diterima (gagal menolak H0). Jadi, galat taksiran untuk

variabel kemampuan berpikir kreatif berasal dari data populasi yang

berdistribusi normal.

Dengan demikian galat taksiran (Y −Y ) dari setiap persamaan regresi Y

atas X mempunyai D hitung yang lebih kecil dari D tabel. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa galat taksiran persamaan regresi setiap variabel terikat Y

atas X berasal dari data populasi berdistribusi normal (Berikut rangkuman

hasil uji normalitas galat taksiran regresi Y atas variabel X

Page 57: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

46

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Varians Galat Taksiran

Regresi

Keterangan: H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

ns. : non significant / tidak signifikan (α = 0,01)

b. Uji Linieritas

Hipotesis:

Ho: persamaan regresi sederhana ( Yˆ = 29,848 + 0,835 X1) linier

H1: persamaan regresi sederhana ( Yˆ = 29,848 + 0,835 X1) tidak linier

Jika Fhit > Ftab maka H0 ditolak dan jika Fhit ≤ Ftab maka H0 diterima.

Diperoleh dari tabel 4.10, Fhit (1,679) < Ftab (1,821) maka dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima atau persamaan regresi sederhana ( Yˆ =

29,848 + 0,835 X1) adalah linier.

Tabel 3.5. ANAVA untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Hasil Belajar

IPA (Y) atas Kemampuan Berpikir Kreatif (X)

No. Galat Taksiran (Y −Y ) Dhitung Nilai D(α ,n) Kesimpulan

1. Persamaan regresi Y atas X1 Yˆ =

29,848 + 0,835 X1 0,38

ns. 0,124

D < D(α ,n)

Galat

berdistribusi

normal

Sumber

Varians dk JK RJK Fhitung Ftabel (α = 0,01)

Total 171 12413,366 - - -

Regresi

Sisa

1

170

10046,375

2366,991

10046,375

13,923 831,005** 6,786

Tuna

cocok

Galat

32

132

771,186

1595,805

20,294

12,089 1,679

n.s. 1,821

Page 58: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

47

Keterangan:

** = sangat signifikan (α = 0,01)

n.s. = tidak signifikan

JK = Jumlah Kuadrat

RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

H0 :

H1 :

Page 59: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dan pembahasan penelitian yang

dilaksanakan di MI Raudhatul Jannah Jakarta. Pada sub bab ini akan disajikan deskripsi

hasil penelitian yang meliputi: a. penyajian deskripsi data; b. pengujian hipotesis; dan c.

pembahasan.

A. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi hasil penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data pada dengan

instrumen penelitian berupa bentuk skor. Pemaparan tersebut meliputi variabel-

variabel: (1) Kemampuan Berpikir Kreatif, dan (2) Hasil Belajar IPA yang mencakup

mean, median, mode, standart deviation, rentang skor (range), skor minimum, dan

skor maksimum. Jika Y menyatakan variabel terikat atau variabel hasil belajar IPA. X

menyatakan variabel bebas, yaitu kemampuan berpikir kreatif, maka rangkuman skor

data variabel penelitian disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.1. Skor Data Empirik Variabel Penelitian

Dari data di atas, diketahui mean variabel x sebesar 55,67 dan variabel y sebesar

76,35 kemudian median variable x sebesar 55,00 dan variabel y sebesar 76,0.

Selanjutnya, pada variable x diperoleh skor minimum 37 dan maksimum 76

sedangkan pada variabel y diperoleh skor minimum 50 dan maksimum 94.

Variabel

Ukuran

Kemampuan

Berpikir Kreatif

(X)

Hasil Belajar IPA (Y)

Mean 55,67 76,35

Standart Deviasi 9,176 8,520

Skor Minimum 37 50

Skor Maksimum 76 94

Rentang Skor 39 44

Median 55,00 76,0

Mode 53 75

Page 60: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

49

Selanjutnya standar deviasi variabel x sebesar 9,176 dan variabel y sebesar 8,520.

B. Pengujian Hipotesis

Mengingat asumsi-asumsi yang dibutuhkan sebagai model regresi linier

antara variabel terikat Y dengan variabel bebas X telah dipenuhi, maka analisis

selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis meliputi

hal berikut dengan hipotesis terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara

kemampuan berpikir kreatif siswa (X) dengan hasil belajar IPA siswa (Y).

1. Persamaan Regresi

Yˆ= 29,848 + 0,835 X atau hasil belajar = 29,848 + 0,835 kemampuan

berpikir kreatif

2. Uji Signifikansi Regresi Sederhana

Hipotesis:

Ho: persamaan regresi sederhana ( Yˆ = 29,848 + 0,835 X1) signifikan

H1: persamaan regresi sederhana ( Yˆ = 29,848 + 0,835 X1) tidak siginifikan

Jika Fhit < Ftab maka H0 ditolak dan jika Fhit ≥ Ftab maka H0 diterima

Diperoleh dari tabel 3.5, Fhit (831,005) > Ftab (6.786) maka dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima atau persamaan regresi sederhana ( Yˆ = 29,848

+ 0,835 X1) adalah signifikan.

3. KoefisienDeterminan

Pada Tabel 4.2, didapat nilai r2

Y1 sebesar 0,809. Nilai tersebut berarti

80,9% perubahan pada variabel prestasi belajar (Y1) dapat diterangkan oleh

kreativitas (X1), sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.

4. Koefisien Korelasi

Pada Tabel 4.2, didapat bahwa hubungan kreativitas dengan prestasi

belajar bernilai 0,900. Ini artinya, hubungan kreativitas dengan prestasi belajar

kuat dan searah. Nilai ”+” (positif) artinya bila kreativitas semakin tinggi, maka

prestasi belajar akan semakin tinggi.

Page 61: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

50

Tabel 4.2. Hasil Uji Keberartian Koefisien Korelasi antara Kemampuan

Berpikir Kreatif (X1) dengan Hasil Belajar (Y)

Keterangan: ** = signifikan (α = 0,01)

5. Kesimpulan

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan

berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar siswa

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada hipotesis di atas mengenai hubungan antara kemampuan berpikir kreatif

siswa dengan hasil belajar IPA siswa kelas IV MI Raudhatul Jannah menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini ditunjukkan melalui

hasil analisis regresi sederhana, diperoleh nilai thitung sebesar 26,862. Harga thitung

jauh lebih besar dari nilai ttabel (t(0,01;170) = 2,348). Sedangkan koefisien

determinasi sebesar 0,809 menunjukkan 80,9% variansi hasil belajar IPA siswa dapat

dijelaskan melalui kemampuan berpikir kreatif. Artinya, semakin tinggi kemampuan

berpikir kreatif siswa, semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini

sesuai dengan pendapat Utami Munandar yang menyatakan bahwa semakin kreatif

seseorang maka akan semakin memiliki ciri-ciri kognitif kreatif dan afektif kreatif.

Hasil belajar merupakan hasil tindakan yang berkenaan dengan ranah kognitif.

Jadi kemampuan berpikir kreatif siswa mempunyai pengaruh yang berarti terhadap

hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa maka kemampuan berpikir kreatif siswa perlu

diperhatikan.

n dk Koefisien

Korelasi

Koefisien

Determinasi thit ttab(α = 0,01)

172 169 rY1 =

0,900 r2

Y1 = 0,809 26,8

62** 2,348

Page 62: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan dan positif antara kemampuan berpikir kreatif siswa

dengan hasil belajar IPA siswa pada kelas IV MI Raudhatul Jannah Jakarta. Kekuatan

hubungan tersebut ditunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,900 dan nilai

koefisien determinasi sebesar 0,809, atau variansi hasil belajar IPA 80,9% dapat

dijelaskan oleh variabel kemampuan berpikir kreatif siswa.

Selanjutnya, pada penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

kreativitas siswa, maka semakin tinggi pula hasil belajar yang akan diperoleh oleh

siswa dan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil belajar memiliki hubungan yang

positif satu sama lain. Oleh karena itu, faktor-faktor yang menjadi penentu dalam

meningkatkan kreativitas siswa harus diperhatikan oleh guru dan siswa agar dengan

meningkatnya kemampuan berpikir kreatif siswa maka hasil belajar siswa yang

diperoleh pun akan meningkat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang kemudian ditarik beberapa

kesimpulan dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, guru sebagai

fasilitator harus memperhatikan siswa. Pembelajaran maupun evaluasi yang

diberikan guru perlu mempertimbangkan bagaimana melatih aktualisasi siswa

dengan berpikir konvergen maupun divergen. Evaluasi proses juga harus memberi

peluang pada siswa untuk mengembangkan diri. Guru diharapkan lebih

memberikan motivasi sesuai dengan peranannya sebagai motivator serta

Page 63: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

52

memperhatikan keunikan siswa sehingga kreativitas siswa lebih meningkat.

Misalnya, memberi tugas untuk membuat alat peraga IPA menggunakan bahan-

bahan di lingkungan tempat tinggal, membebaskan siswa dalam menyelesaikan

permasalahan IPA dengan cara penyelesaian yang lain dari cara penyelesaian yang

diajarkan guru.

2. Bagi Siswa

Siswa disarankan untuk lebih melatih diri dalam berpikir (divergen dan

konvergen) maupun praktik dalam berbagai permasalahan. Siswa juga disarankan

untuk lebih mengembangkan rasa keingintahuan, empati, fleksibilitas dan daya

tarik terhadap pelajaran matematika. Sehingga siswa mampu meningkatkan

kreativitasnya dan juga prestasi belajarnya.

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian sejenis, agar

lebih memperhatikan aktivitas-aktivitas siswa di dalam maupun di luar sekolah. Ini

dimaksudkan agar instrumen yang dibuat lebih baik.

Page 64: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

DAFTAR PUSTAKA

Conny R. Semiawan. (1997). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Crowll, T.K. et. Al. (1997). Educational Psychology, Windows on Teaching. Dubuque,

IA: Brown & Benchmark Publisher.

Csikszentmihalyi, Mihally. (1996). Creativity, Flow and The Psychology of Discovery

and Invention. New Yotk: harper Collins Publisher.

Dedi Supriyadi. (1997). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung:

CV Alfabeta.

Diah Kertasiwi. (2009). Hubungan Antara Partisipasi dalam Kegiatan OSIS dan

Kreativitas Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi di SMA Negeri 10

Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FISE, UNY.

Efi Nur Afiyah. (2005). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Kreativitas dengan

Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan pada siswa Kelas II Program Keahlian

Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005.

Skripsi. Yogyakarta: FIS, UNY.

Eni Handayani. (2001). Pengaruh Kreativitas dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi

Belajar Matematika Siswa kelas III SLTP. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA, UNY.

Gardner, H. (1993). Creating minds, An Anatomy of Creativity. New York: Basic Books.

-------------. (1999). Intelligence Reframed, Multiple Intellegences for the 21st

Century.

New York: Basic Books.

Hamzah Uno, dkk. (2004). Landasan Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah.

Hurlock, Elizabeth B. (2002). Perkembangan Anak Jilid 2 (Meitasari Tjandrasa.

Terjemahan). Jakarta:Erlangga.

Mohammad Ali. (2005). Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Morris, Wayne. (2006). Creativity: Its Place In Education.

http://www.jpb.com/creative/Creativity_in_Education.pdf diakses pada tanggal

23/12/08 pukul 13.14.

Muhibbin Syah. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Naiman, Linda. (2006). What is Creativity?.

http://www.creativityatwork.com/articlesContent/whatis.htm. diakses pada

Page 65: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

tanggal 23/12/08 pukul 13.19.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto M. (2003) Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Saifuddin Azwar. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Smith, Mark K. (2001): http://www.infed.org/biblio/learning-humanistic.htm Strenberg,

R.J and Lubart T.I. (1999). Handbook of Creativity. UK: Cambridge University

Press.

Suharsimi Arikunto. (2000). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.

------------------------. (2002). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.

------------------------. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka

Cipta: Jakarta.

Suryabrata S, (2002). Psikologi pendidikan. Jakarta: Fajar Interpratama Offset.

Utami Munandar S.C. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

--------------------------. (1999). Mengembangkan bakat dan kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: Gramedia.

Winkel, W.S. (1999). Psikologi Pengajaran. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grasindo

Persada.

----------------. (2005). Psikologi Pengajaran. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grasindo

Persada.

Zainal Arifin. (1999). Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 66: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

Lampiran 1

INSTRUMEN TES REATIVITAS VERBAL

(Tes Kemmapuan Berpikir Kreatif)

Pokok Bahasan : Rangka Manusia

Waktu : 34 menit

Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa, data

dari hasil tes/soal ini akan digunakan sebagai data penelitian dalam rangka

penyusunan skripsi yang berjudul "Hubungan Antara Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MI Raudhatul Jannah".

Agar penelitian ini dapat memberikan gambaran yang objektif, maka

diharapkan adik-adik menjawab pertanyaan di bawah ini dengan baik dan sesuai

petunjuk yang benar.

Petunjuk Pengisian:

Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan

Jawablah setiap butir soal dengan benar, dan semakin banyak hal yang

diuraikan, maka skor yang diperoleh akan semakin bagus

Setelah menyelesaikan soal-soal di bawah ini dengan baik, maka

kumpulkanlah kembali lembar jawaban

Tes I. Permulaan Kata

Petunjuk:

Buatlah sebanyak mungkin kata yang berhubungan dengan rangka manusia

yang dimulai dengan huruf yang tertulis di kertas.

Perhatikan contoh di bawah ini!

Contoh: B

Jawab: bisep, betis, bawah, belakang, dsb

Perhatian!

Page 67: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

Boleh menggunakan istilah Indonesia maupun asing, tetapi jangan menulis

nama orang.

Sudah jelas?

Masih ada pertanyaan?

Jangan mulai sebelum diperintahkan!

Soal: 1. P

2. K

Waktu : 2 menit setiap soal

Tes II. Menyusun Kata

Petunjuk:

Susunlah sebanyak mungkin kata yang berhubungan dengan rangka manusia

dengan memakai huruf-huruf dalam kalimat yang tertulis di kertas. Kata tersebut

dapat disusun dengan menggunakan sebagian dari huruf-huruf dalam kalimat yang

telah diberikan.

Setiap huruf dari kata yang tersedia hanya boleh dipakai satu kali untuk

menyusun satu kata baru.

Perhatikan contoh di bawah ini !

Contoh: Bagian rangka manusia

Jawab: rahang, kalsium, sel, atas, belikat, dsb

Perhatian!

Boleh menggunakan istilah Indonesia maupun asing, tetapi jangan menulis nama

orang.

Sudah jelas?

Masih ada pertanyaan?

Jangan mulai sebelum diperintahkan!

Soal: 1. Gangguan pada tulang

2. Fungsi rangka manusia

Page 68: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

Waktu: 2 menit setiap soal

Tes III. Membuat Kalimat dari Tiga Kata

Petunjuk:

Buatlah sebanyak mungkin kalimat yang berhubungan dengan rangka manusia

dan terdiri dari minimal tiga kata yang huruf pertama tiap kata diberikan dalam soal.

Urutan huruf-huruf boleh berubah. Tiap kalimat hanya boleh memakai satu

kata yang telah dipakai pada kalimat sebelumnya.

Perhatikan contoh di bawah ini!

Contoh: A - T - O

Jawab: - Otot bisep bagian dari tulang atas

- Bagian tubuh yang dapat menggerakan rangka adalah otot

- Osteoporosis adalah salah satu penyakit tulang

Perhatian!

Boleh menggunakan istilah Indonesia maupun asing, tetapi jangan menulis nama

orang.

Sudah jelas?

Masih ada pertanyaan?

Jangan mulai sebelum diperintahkan!

Soal: 1. K - T - P

2. B - A - O

Waktu: 5 menit setiap soal

Tes IV. Sifat- sifat yang sama

Petunjuk:

Tulislah sebanyak mungkin nama benda yang berhubungan dengan rangka

manusia yang semuanya memiliki kedua sifat yang ditentukan.

Page 69: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

Perhatikan contoh di bawah ini!

Contoh: Sendi yang bergerak ke satu arah

Jawaban: engsel, tulang paha, kaki bawah, siku, dsb

Perhatian!

Boleh menggunakan istilah Indonesia maupun asing, tetapi jangan menulis nama

orang.

Sudah jelas?

Masih ada pertanyaan?

Jangan mulai sebelum diperintahkan!

Soal: 1. Sendi yang dapat bergerak ke dua arah

2. Sendi yang dapat bergerak ke segala arah

Waktu: 4 menit setiap soal

Tes V. Macam-macam Penggunaan

Petunjuk:

Pikirkanlah apa saja kata-kata di bawah yang dapat dipakai diluar

penggunaannya yang seperti biasa. Jangan menulis fungsi pada umumnya. Akan

tetapi pikirkanlah macam-macam penggunaan lainnya. Baik yang pernah dilihat atau

dialami sendiri, maupun yang dapat dibayangkan.

Perhatikan contoh di bawah ini!

Contoh: Ikan

Jawab: untuk dimakan, sebagai hiasan, untuk eksperimen, dsb

Perhatian!

Boleh menggunakan istilah Indonesia maupun asing, tetapi jangan menulis nama

orang.

Sudah jelas?

Masih ada pertanyaan?

Page 70: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

Jangan mulai sebelum diperintahkan!

Soal: 1. Kacang-kacangan

2. Susu

Waktu: 4 menit setiap soal

Tes VI. Apa Akibatnya?

Petunjuk:

Setiap soal di bawah ini melukiskan suatu keadaan yang tidak terdapat atau

tidak mungkin terjadi. Bayangkanlah seandainya keadaan tersebut benar terjadi, apa

saja akibatnya?

Tulis sebanyak mungkin akibat-akibat atau apa saja yang akan terjadi jika

keadaan tersebut benar-benar terjadi.

Perhatikan contoh di bawah ini!

Contoh: Apa yang akan terjadu jika manusia tidak memiliki tulang?

Jawaban: - manusia tidak bisa bergerak

- manusia seperti angin

- manusia tidak bisa hidup

- dsb

Perhatian!

Boleh menggunakan istilah Indonesia maupun asing, tetapi jangan menulis nama

orang.

Sudah jelas?

Masih ada pertanyaan?

Jangan mulai sebelum diperintahkan!

Soal: 1. Apa yang akan terjadi jika manusia tidak memiliki otot?

2. Apa yang akan terjadi jika mausia hanya memiliki tulang?

Waktu: 4 menit setiap soal

Page 71: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 72: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

Lampiran 2

ALTERNATIF JAWABAN INSTRUMEN

Tes. I. Permulaan Kata

1. Paha, pinggang, panggul, pipi, pergelangan, pengumpil, pelana, peluru, putar, dsb

2. Kaki, kalsium, kepala keropos, kacang-kacangan, kuning telur, kolagen, kifosis,

kiri, kanan, kursi, komplikasi, dsb

Tes II. Menyusun Kata

1. gerak, atas, udara, panggul, dada, lengan, telapak, nyeri

2. fosfor, rahang, mineral, sendi, ikan, dsb

Tes III. Membentuk Kalimat dari Tiga Kata

1. - kalsium merupakan zat mineral pada tulang

- rangka kepala pada umumnya disebut tengkorak

- rangka kepala dibentuk oleh tulang dahi, hidung, pipi, rahang atas dan bawah

2. - rangka badan adalah tersusun dari mulai tulang leher sampai ekor yang dibentuk

oleh 33 ruas

- otot pada tulang lengan atas yaitu bisep dan trisep

- osteoporosis adalah salah satu bentuk penyakit tulang

Tes IV. Sifat-sifat yang Sama

1. pelana, samping, depan, pangkal, ibu jari, tulang,pertama, pergelangan tangan

2. peluru, tulang lengan atas, lempeng bahu, panggul

Tes V. Macam-macam Penggunaan

Page 73: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

1. untuk prakarya, alat penghitung dzikir, untuk dimakan, untuk bermain congklak,

sebagai hiasan

2. untuk mencuci, untuk bersih-bersih, untuk mandi, untuk diminum, untuk bermain.

Tes VI. Apa akibatnya?

1. - manusia tidak bisa melakukan aktifitas

- tulang akan rapuh

- tulang menjadi tidak berfungsi

- manusia menjadi kaku

2. - manusia seperti tengkorak

- manusia seperti hantu

- manusia tidak bisa bergerak

Page 74: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

Lampiran 3

SOAL TES HASIL BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN ALAM

KELAS IV

WAKTU: 30 MENIT

Nama: _______________________

Petunjuk:

Bacalah doa sebelum mengerjakan soal!

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang

(x) pada salah satu jawaban a,b,c atau d yang telah disediakan!

Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teliti!

SELAMAT MENGERJAKAN

SOAL-SOAL:

1. Rangka tersusun dari ....

a. tulang dan daging c. tulang dan kulit

b. tulang dan otot d. rangkaian tulang

2. Penghubung antartulang disebut....

a. otot c. rangka

b. sendi d. daging

3. Jumlah tulang pada manusia dewasa adalah....

a. 206 tulang rawan c. 206 tulang keras

b. 300 tulang rawan d. 300 tulang keras

4. Tulang yang mempengaruhi bentuk wajah seseorang adalah tulang....

a. dahi c. selangka

b. leher d. hasta

5. Tulang kaki bawah (tungkai) bagian depan yang terasa sangat sakit jika tekena

benda keras adalah tulang....

a. betis c. paha

b. kering d. tempurung lutut

6. Tulang-tulang yang menyusun rangka badan adalah....

Page 75: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

a. tulang paha, tulang kering, dan tulang leher

b. tulang paha, tulang kering, dan tulang panggul

c. tulang rusuk, tulang dada, dan tulang betis

d. tulang dada, tulang punggung, dan tulang panggul

7. Tulang yang membentuk rangka anggota gerak atas adalah....

a. pengumpil c. betis

b. selangka d. bahu

8. Tulang rahang bawah pada gambar di samping ditunjukkan nomor.... a. 1 c. 3

b. 2 d. 4

9. Perhatikan gambar rangka di samping!. Tulang

dada ditunjukkan oleh nomor....

a. 4

b. 3

c. 2

d. 1

10. Bagian tubuh terpenting yang dilindungi rangka anggota badan adalah....

a. otak, paru-paru dan usus

b. paru-paru, jantung, dan hati

c. otak, jantung, dan hati

d. otak, hati, dan usus

11.

Tulang penyusun rangka badan ditunjukkan oleh gambar nomor....

Page 76: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

a. 1, 2, dan 5 c. 1, 3, dan 4

b. 2, 3, dan 5 d. 3, 4, dan 5

12. Sendi yang dapat digerakkan ke satu arah adalah....

a. sendi pelana c. sendi putar

b. sendi peluru d. sendi engsel

13. Sendi yang bertindak sebagai poros adalah....

a. sendi peluru c. sendi geser

b. sendi putar d. sendi pelana

14. Sendi peluru terdapat di antara....

a. tulang paha dan tulang panggul

b. tulang paha dan kaki bawah

c. tulang paha dan tulang lengan atas

d. tulang pengumpil dan tulang hasta

15. Gambar di samping merupakan sendi....

a. sendi pelana c. sendi putar

b. sendi peluru d. sendi engsel

16. Gambar di samping merupakan sendi....

a. sendi peluru c. sendi geser

b. sendi putar d. sendi pelana

17.

1 2 3 4

Gambar yang menunjukkan sendi pelana adalah....

a. 1 c. 3

b. 2 d. 4

18.Karena rangka manusia dibungkus oleh daging dan otot, maka disebut....

a. eksoskeleton c. skeleton

b. endoskeleton d. silikon

19. Sebagian besar tulang anak-anak terdiri atas....

a. zat kapur c. tulang rawan

Page 77: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

b. zat lemak d. zat besi

20. Sel-sel pembentuk tulang disebut....

a. osteosit c. leukosit

b. trombosit d. parasit

21. Agar tulang tumbuh kuat, kita perlu mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung....

a. kalsium dan magnesium

b. kalsium dan fosfor

c. fosfor dan sumsum

d. sumsum dan magnesium

22. Berikut ini merupakan tulang dari rangka kepala, kecuali....

a. tulang belikat c. tulang ubun-ubun

b. tulang baji d. tulang pelipis

23. Rangka kepala disebut juga....

a. tempurung c. tengkorak

b. batok d. toraks

24. Bagian tubuh yang dapat menggerakkan rangka adalah....

a. tulang c. sendi

b. rahang d. otot

25. Otot yang berada pada tulang lengan atas adalah....

a. bisep dan trisep c. otot lurik

b. otot polos d. otot jantung

26. Berikut merupakan penyakit yang menyerang tulang, kecuali ....

a. jantung c. osteoporosis

b. rematik d. TBC tulang

27.

1 2 3 4

Posisi duduk yang benar terdapat pada nomor ....

a. 4 c. 2

b. 3 d. 1

28.Gangguan pada tulang punggung yang terlalu bengkok ke belakang disebut....

Page 78: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

a. osteoporosis c. kifosis

b. lordosis d. kritis

29.Lordosis adalah gangguan pada tulang punggung yang terlalu bengkok ke ....

a. depan c. kanan

b. belakang d. kiri

30.

1 2 3 4

Makanan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang adalah ....

a. 1, 2, dan 3 c. 2,3, dan 4

b. 1, 2, dan 4 d. 1, 3, dan 4

Page 79: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …

Lampiran 4

KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN ALAM

KELAS IV

Bentuk Soal: Pilihan Ganda

Jumlah Soal: 30 butir

1. D 11. C 21. B

2. B 12. D 22. A

3. C 13. B 23. C

4. A 14. A 24. D

5. D 15. B 25. A

6. D 16. B 26. A

7. A 17. B 27. A

8. D 18. B 28. C

9. D 19. C 29. A

10. B 20. A 30. B

Page 80: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 81: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 82: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 83: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 84: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 85: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 86: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 87: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 88: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 89: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …
Page 90: HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA …