proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

Upload: deamoenk

Post on 10-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    1/84

    PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK

    PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

    TIPE THI NK PAIR SHARE DENGAN OPEN ENDED PROBLEM

    (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya)

    PROPOSAL

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh

    Seminar Proposal Penelitian

    Oleh

    DEDE NURDIANA

    102151044

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SILIWANGI

    TASIKMALAYA

    2014

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    2/84

    LEMBAR PENGESAHAN

    PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK

    PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

    TIPE THI NK PAIR SHARE DENGAN OPEN ENDED PROBLEM

    (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya)

    PROPOSAL

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh

    Seminar Proposal Penelitian

    Oleh:

    DEDE NURDIANA

    102151044

    Disahkan oleh:

    Pembimbing I

    Dr. H. Ebih Abdul Rachim Arhasy, Drs., M.Pd.

    NIP 195502021982031002

    Pembimbing II

    Redi Hermanto, M.Pd.

    NIK 411212373

    http://mat.unsil.ac.id/dosen/profil-redi/http://mat.unsil.ac.id/dosen/profil-redi/
  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    3/84

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

    memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    proposal penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif

    Matematik Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

    Sharedengan Open EndedProblem (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X

    SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2013/2014)

    Tujuan penyusunan proposal ini yaitu untuk memenuhi salah satu syarat

    dalam menempuh seminar proposal penelitian yang merupakan awal dalam

    menyelesaikan tugas akhir (skripsi) di Program Studi Pendidikan Matematika

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

    Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan dan kelemahan,

    hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik

    dari pembaca yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis.

    Dalam menyelesaikan proposal ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,

    baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

    menyampaikan terimakasih kepada:

    1. Dr. H. Ebih Abdul Rachim Arhasy, Drs., M.Pd., selaku ketua Program StudiPendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    4/84

    Siliwangi dan pembimbing I yang yang telah memberikan bimbingan, arahan,

    pemikiran, motivasi, dan petunjuk dalam penyusunan proposal ini.

    2. Redi Hermanto, S.Pd., M.Pd.., selaku pembimbing II yang telah memberikanbimbingan, arahan, pemikiran, motivasi, dan petunjuk dalam penyusunan

    proposal ini.

    3. Dr. Hj. Nani Ratnaningsih, S.Pd., M.Pd., selaku dosen wali yang telahmemberikan arahan, bantuan, dan motivasi selama penulisan proposal.

    4. Ayah, Ibu, beserta keluarga tercinta yang senantiasa selalu memberikan doa danmotivasi serta dukungan baik moril maupun materil.

    5. Seluruh staf dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UniversitasSiliwangi yang telah memberikan motivasi, arahan, dan memberikan tambahan

    wawasan kepada penulis.

    6. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikanbantuan selama penulisan proposal.

    Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan

    yang berlipat ganda dari Alloh SWT. Harapan penulis semoga proposal penelitian

    ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca

    untuk terciptanya pendidikan yang lebih maju.

    Tasikmalaya, Januari 2014

    Penulis

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    5/84

    DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN

    KATA PENGANTAR .................................................................................... i

    DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... v

    JUDUL ......................................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7C. Definisi Operasional ................................................................................ 7D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10E. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 10F. Landasan Teoretis

    1. Kajian Teori ........................................................................................ 12a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan

    Open Ended Problem ................................................................... 12

    b. Pembelajaran Langsung ............................................................... 20c. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik .............. 24d. Teori Belajar Yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe Think Pair Share Berbasis Open Ended .............................. 33

    e. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Langsung ........... 37

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    6/84

    f. Disposisi Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik TerhadapModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan

    Open Ended Problem ................................................................... 39

    g. Deskripsi Materi Geometri ........................................................... 422. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 45

    G. Anggapan Dasar ...................................................................................... 46H. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian ....................................................... 48I. Prosedur Penelitian

    1. Metode Penelitian ............................................................................... 482. Variabel Penelitian ............................................................................. 493. Populasi dan Sampel ......................................................................... 494. Desain Penelitian ............................................................................... 505. Langkah-langkah Penelitian .............................................................. 516. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 547. Instrumen Penelitian ........................................................................... 558. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ....................................... 609. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 72

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 74

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    7/84

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1

    Tabel 2

    Tabel 3

    Tabel 4

    Tabel 5

    Tabel 6

    Tabel 7

    Tabel 8

    Tabel 9

    Fase-fase Pembelajaran Kooperatif ...............................................

    Fase-fase Pembelajaran Langsung ................................

    Kisi-kisi Soal Berpikir Kreatif Matematik ...................................

    Kisi-kisi Skala Disposisi Berpikir Kreatif Peserta Didik ..............

    Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ...

    Distribusi Respon Peserta Didik (Contoh) ..................................

    Tabulasi Data Respon Subjek Terhadap Item 1 (Contoh) ...........

    Tabulasi Data Respon Subjek Terhadap Item 2 (Contoh) ...........

    Jadwal Rencana Kegiatan Peneltian ...........

    14

    25

    56

    59

    60

    63

    64

    65

    71

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    8/84

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    9/84

    1

    PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK

    PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

    TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN DENGANOPEN ENDED PROBLEM

    (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya)

    A. Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia.

    Pendidikan berperan dalam menentukan ke arah mana tujuan hidup manusia

    dibawa. Pendidikan akan membentuk karakter manusia sehingga pada masa

    yang akan datang, manusia tersebut bisa bermanfaat. Dalam hal lain,

    pendidikan berguna untuk menjawab tantangan zaman yang cenderung

    semakin meningkat.

    Kemajuan teknologi di abad ke-21, membawa pengaruh yang signifikan

    terhadap bagaimana menyiapkan pendidikan untuk generasi yang akan datang.

    Produk pendidikan harus mampu bersaing terhadap perkembangan zaman itu

    sendiri. Perkembangan global pada abad ke-21, cenderung menuntut produk

    pendidikan yang berdaya saing tinggi. Produk pendidikan harus mampu

    beradaptasi terhadap resiko yang lebih banyak dan situasi yang penuh

    ketidakpastian. Produk pendidikan di sini selanjutnya kita sebut peserta didik.

    Salah satu implikasi dari tuntutan tersebut, peserta didik memerlukan

    pengetahuan yang lebih banyak dan menguasai keterampilan yang lebih

    dibandingkan generasi sebelumnya.

    Kebijakan pemerintah membuat kurikulum 2013, tidak terlepas dari

    semakin berkembangnya kemajuan teknologi dan berimbas pada kebutuhan

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    10/84

    2

    sumber daya manusia yang mampu bersaing tidak hanya dalam skala lokal

    tetapi juga secara global. Parastakeholderberanggapan, sistem pendidikan saat

    ini belum relevan menghadapi tantangan zaman. Diperlukan suatu sistem

    pendidikan yang bisa menjawab tantangan yang semakin meningkat tersebut.

    Imbas dari diberlakukannya kurikulum 2013, pembelajaran yang pada

    awalnya bersifat teacher oriented dirubah menjadi student oriented.

    Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik lebih dikembangkan, agar

    tercipta kemampuan yang lebih fokus pada aspek sikap, keterampilan dan

    pengetahuan. Munculah pendekatan scientific yang diharapkan bisa

    memaksimalkan ketiga komponen tersebut. Pendekatanscientific dalam

    pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,

    mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua

    mata pelajaran (Permendikbud nomor 65:2013).

    Salah satu tema perubahan dalam kurikulum 2013 adalah kurikulum

    yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,

    afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

    terintegrasi (Depdikbud, 2013a:45). Salah satu poin yang bisa kita garis bawahi

    adalah poin kreatif. Artinya, pembelajaran harus didesain agar bisa

    mengembangkan aspek kreatif peserta didik. Kurikulum 2013 dikembangkan

    salah satunya untuk mengembangkan ranah berpikir kreatif peserta didik.

    Aspek berpikir kreatif berguna untuk membentuk pola pikir manusia dalam hal

    melahirkan ide-ide baru yang inovatif dan berguna untuk memecahkan

    permasalahan yang ada. Pola pikir tersebut dikembangkan dan terintegrasi

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    11/84

    3

    pada pembelajaran sehingga akan menghasilkan output pendidikan yang

    berguna menghadapi tantangan zaman yang semakin meningkat.

    Pembelajaran matematika yang salah satunya berguna untuk

    menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif, ternyata memiliki kendala yang

    berimbas pada tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh kurikulum.

    Hal ini didapat dari beberapa studi dan penelitian yang menunjukkan

    rendahnya kemampuan berpikir kreatif:

    1. Penelitian yang dilaksanakan oleh Ratnaningsih, Nani (2007) tentangkemampuan aspek berpikir kreatif pada beberapa Sekolah Menengah Atas

    kategori sedang di Kota Tasikmalaya, menunjukkan rata-rata nilai

    keseluruhan pada angka 48, sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan

    Minimum (KKM) berkisar pada angka 52 atau hanya sekitar 45 % dari

    skor ideal pada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah

    ditetapkan.

    2. Berdasarkan hasil studi pendahuluan penulis dalam kegiatan PLP(Program Latihan Profesi) yang bertempat di Sekolah Menengah Atas

    Negeri 8 Kota Tasikmalaya pada bulan September-Desember tahun 2013,

    para peserta didik mengalami kesulitan dalam mengembangkan

    kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran. Hasil observasi dan

    wawancara dengan salah satu guru pamong, kebanyakan peserta didik

    belum bisa memahami ide-ide yang bervariasi, mengemukakan jawaban,

    dan menyimpulkan permasalahan matematika tidak rutin, yang terintegrasi

    dalam soal-soal matematika yang diberikan. Umumnya peserta didik

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    12/84

    4

    hanya bisa mengerjakan soal yang telah dicontohkan sebelumnya oleh

    guru.

    Pembelajaran yang selama ini digunakan dinilai kurang mengakomodir

    peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematik.

    Hal ini membuat peserta didik tidak bisa mengembangkan kemampuan mereka

    mencari dan menghasilkan banyak ide-ide (fluency),karena pada kenyataannya

    peserta didik hanya diberikan jenis soal yang hanya bisa diselesaikan dengan

    satu cara peyelesaian. Soal dengan satu cara penyelesaian juga membatasi

    peserta didik untuk menemukan ide-ide yang berbeda (flexibility) dan

    menghasilkan produk atau ide baru (originality). Pembelajaran tersebut juga

    membatasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam

    mengaitkan atau memperinci suatu gagasan (elaboration). Empat karakteristik

    berpikir tersebut justru merupakan komponen utama dalam berpikir kreatif

    sesuai dengan pendapat Torrence (Filsaime, K.D, 2008:20) ...berpikir kreatif

    sebagai sebuah proses yang melibatkan unsur-unsur orisinalitas, kelancaran,

    fleksibilitas, dan, elaborasi.

    Melihat pentingnya kemampuan berpirkir kreatif dalam pembelajaran,

    perlu adanya strategi pembelajaran yang perlu dipersiapkan untuk mengatasi

    permasalahan tersebut. Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah dengan

    penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan

    Open Ended Problem. Model pembelajaran tersebut mengambil unsur proses

    dari model kooperatif tipe Think Pair Share dan unsur produk pada Open

    Ended Problem.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    13/84

    5

    Unsur yang peneliti ambil dari model kooperatif tipe Think Pair Share

    (TPS), yaitu langkah pembelajaran dirancang untuk mempengaruhi pola

    interaksi peserta didik melalui tahapan berpikir (think),berpasangan (pair), dan

    berbagi (share) (Ruyanto, Yatim, 2006:278). Tahapan-tahapan tersebut

    memberi kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak berpikir,

    menjawab, bertukar ide dan gagasan dengan proses berpasangan dan

    menghasilkan ide-ide baru dari hasil diskusi antar kelompok berpasangan.

    Unsur yang peneliti ambil pada Open Ended Problem, adalah basis

    permasalahan terbuka. Dengan permasalah terbuka, peserta didik akan

    berupaya mengembangkan metode dan cara yang berbeda-beda dalam upaya

    memperoleh jawaban yang benar. Proses tersebut diharapkan akan melatih

    kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

    Kolaborasi dari penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Think Pair Share dengan Open Ended Problem dalam pembelajaran

    matematika akan semakin menguatkan peningkatkan kemampuan kreatif

    matematik peserta didik. Tujuannya tiada lain agar kemampuan berpikir

    matematik peserta didik semakin berkembang secara maksimal. Selain itu,

    dengan meningkatnya kemampuan berpikir kreatif yang termasuk dalam

    kemampuan berpikir matematika tinggi, akan menjadi bekal peserta didik

    membentuk pola pikir yang berguna dalam menghadapi permasalahan yang

    semakin kompleks pada masa yang akan datang.

    Dalam pembelajaran matematika, kemampuan berpikir kreatif akan

    memunculkan istilah disposisi berpikir kreatif. Kemampuan dan disposisi

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    14/84

    6

    berpikir kreatif merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran

    matematika. Disposisi berpikir kreatif bisa dikatakan sebagai suatu hasil dari

    berpikir kreatif itu sendiri, yaitu kecenderungan peserta didik untuk berpikir

    dan bertindak positif dalam menghadapi pembelajaran matematika (Sumarmo,

    Utari, 2013:376). Jika dihubungkan dengan pembelajaran yang selama ini

    digunakan dengan bertumpunya pada konsep dan hasil akhir, penggunaan

    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Sharedengan Open Ended

    Problem diharapkan bisa memicu peran aktif peserta didik dalam

    memunculkan gagasan-gagasan matematika dan mampu mengembangkan

    disposisi dan kemampuan berpikir kreatif matematik.

    Pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Think Pair Share dengan Open Ended Problem ini digunakan pada dua

    kompetensi dasar yang terangkum pada pokok bahasan Geometri pada

    kurikulum 2013. Kompetensi dasar pertama yaitu mendeskripsikan konsep

    jarak dan sudut antar titik, garis dan bidang melalui demonstrasi menggunakan

    alat peraga atau media lainnya. Sedangkan pada kompetensi dasar kedua yaitu,

    menggunakan berbagai prinsip bangun datar dan ruang serta dalam

    menyelesaikan masalah nyata berkaitan dengan jarak dan sudut antara titik,

    garis dan bidang.

    Berdasarkan uraian di atas, memperhatikan pentingnya kemampuan

    berpikir kreatif matematik peserta didik, serta pemaparan model pembelajaran

    kooperatif tipe Think Pair Share dengan Open Ended Problem,maka penulis

    tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    15/84

    7

    Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran

    Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan Open Ended Problem (Penelitian

    terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya Tahun

    Pelajaran 2013/2014)

    B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti

    merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

    1. Manakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang lebihtinggi, antara pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

    Think Pair Share dengan Open Ended Problem dengan pembelajaran yang

    menggunakan model pembelajaran langsung?

    2. Bagaimanakah disposisi berpikir kreatif peserta didik terhadap penggunaanmodel pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan Open Ended

    Problempada pembelajaran matematika?

    C. Definisi OferasionalDefinisi operasional yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1.

    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan OpenEnded Problem

    Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan Open

    Ended Problem merupakan salah satu model pembelajaran yang berfokus

    pada penggunaan kelompok kecil peserta didik dalam memaksimalkan

    diskusi pembelajaran, memberikan keleluasaan untuk menemukan ide-ide

    matematika yang terbuka, dan berguna untuk mencapai tujuan belajar.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    16/84

    8

    Tahapan model pembelajaran terdiri dari berpikir (think), berpasangan

    (pair), berbagi (share). Pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan yang

    mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian.

    2. Pembelajaran LangsungPembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang dirancang

    khusus untuk menunjang proses belajar yang berkaitan dengan pengetahuan

    deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik

    sehingga dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap. Pembelajaran

    langsung disajikan dalam 5 fase yaitu menyampaikan tujuan dan

    mempersiapkan peserta didik, mendemonstrasikan pengetahuan dan

    keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan

    memberikan umpan balik, serta memberikan pelatihan dan penerapan

    konsep.

    3. Kemampuan Berpikir Kreatif MatematikKemampuan berpikir kreatif matematik adalah kemampuan yang

    diperoleh peserta didik dalam menyelesaikan masalah dilihat dari segi

    kelancaran, fleksibilitas, elaborasi dan originalitas. Indikator berpikir kreatif

    terdiri dari 4 indikator. Indikator pertama yaitu fluency atau kelancaran,

    merupakan kemampuan dalam mengajukan sejumlah masalah atau

    pertanyaan matematika dan jawaban yang tepat. Indikator yang kedua yaitu

    flexibility atau fleksibilitas merupakan kemampuan menghasilkan jawaban

    yang bervariasi, beragam atau beberapa cara. Indikator ketiga yaitu

    elaboration atau elaborasi, merupakan kemampuan menjelaskan,

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    17/84

    9

    mengembangkan, memperkaya atau menguraikan lebih rinci jawaban atau

    gagasan yang diberikan. Indikator terakhir yaitu originality atau orisinalitas

    merupakan kemampuan memberikan gagasan atau jawaban dengan bahasa

    dan cara sendiri.

    4. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta DidikPenggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

    dengan Open Ended Problem dalam pembelajaran matematika dikatakan

    dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik,

    jika peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang

    belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

    dengan Open Ended Problem lebih tinggi daripada peserta didik yang

    menggunakan pembelajaran langsung. Peningkatan kemampuan berpikir

    kreatif matematik peserta didik dalam penelitian ini disebutkan dengan nilai

    gaindari skor pretes dan postes dihitung dengan rumusgainternormalisasi,

    yaitu:

    = 5. Disposisi Berpikir Kreatif Peserta Didik terhadap Pengggunaan Model

    Pembelajaran KooperatifTipe Think Pair Share denganOpen EndedProblem

    Diposisi berpikir kreatif matematik, ialah keinginan, kesadaran, dan

    dedikasi yang kuat pada diri peserta didik untuk belajar matematika dan

    melaksanakan berbagai kegiatan matematika setelah mendapatkan

    pembelajaran kreatif matematik. Indikator yang terdapat dalam disposisi

    berpikir kreatif meliputi aspek: a) bersikap terbuka, toleran terhadap

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    18/84

    10

    perbedaan pendapat; b) fleksibel dalam berpikir dan merespons; c) bebas

    menyatakan pendapat dan perasaan; d) menghargai fantasi dan inisiatif; e)

    mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain; f)

    memiliki stabilitas emosional yang baik; g) percaya diri dan mandiri; h)

    menunjukkan rasa ingin tahu dan minat yang luas; i) tertarik pada hal-hal

    yang abstrak, kompleks; j) berani mengambil resiko, bertanggung jawab dan

    komitmen pada tugas; k) tekun, tidak mudah bosan, tidak kehabisan akal; l)

    peka terhadap situasi lingkungan, dan; m) lebih berorientasi ke masa kini

    dan masa depan dari pada masa lalu.

    D. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk:

    1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematikpeserta didik melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

    dengan Open Ended Problem.

    2. Untuk mengetahui disposisi berpikir kreatif matematik peserta didikterhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

    dengan Open Ended Problempada pembelajaran matematika.

    E. Kegunaan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, diharapkan

    penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas

    pembelajaran matematika. Secara khusus, peneliti berharap dalam

    penelitian ini, bisa bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    19/84

    11

    1. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan memberikan suatu prosespembelajaran yang memotivasi peserta didik untuk mengembangkan ide

    sebanyak-banyaknya, karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe

    Think Pair Share dengan Open Ended Problem peserta didik diberi

    kesempatan untuk menyelesaikan problem terbuka dengan beberapa

    jawaban benar, sehingga untuk menyelesaikan problem terbuka peserta

    didik perlu menggali ide sebanyak-banyaknya sehingga menumbuhkan

    kemampuan berpikir kreatif matematik. Selain itu, dengan adanya proses

    bertukar ide-ide antar peserta didik dalam berdiskusi, akan semakin

    mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik.

    2. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan suatu dalam upayamemberikan inovasi dalam pembelajaran matematika di masa yang akan

    datang. Melalui pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta

    didik ini diharapkan dapat terus menggali potensi peserta didik termasuk

    kemampuan dalam berpikir kreatif matematik. Penelitian ini juga

    diharapkan dapat terus memberikan motivasi bagi guru untuk mencari

    strategi pembelajaran baru yang dapat meningkatkan kemampuan

    berpikir kreatif matematik peserta didik dan mengatasi kesulitan peserta

    didik dalam mempelajari matematika.

    3. Bagi peneliti, pengalaman dan temuan-temuan yang inovatif dalampenelitian ini diharapkan mampu digunakan untuk penelitian berikutnya

    demi peningkatan kualitas pendidikan.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    20/84

    12

    F. Landasan Teoretis1. Kajian Teori

    a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share denganOpen Ended Problem

    Dalam mendesain suatu pembelajaran, diperlukan suatu strategi

    yang berguna untuk menyiapkan pembelajaran. Strategi tersebut berguna

    untuk tercapainya tujuan pembelajaran berupa hasil belajar yang optimal.

    Guru harus berupaya mendesain strategi yang mendukung terciptanya

    proses pembelajaran yang ideal. Salah satu komponen yang bisa

    dikembangkan dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu dengan

    mendesaian model pembelajaran dengan baik. Model pembelajaran

    merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mengandung

    aspek-aspek fundamental dalam pembelajaran, sesuai dengan pendapat

    Tim MKKBM (2003:7):

    Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa

    dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi,

    pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan

    dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas

    Pada prinsipnya, para ahli mendefiniskan model pembelajaran

    menurut definis-definisi yang berbeda. Menurut Joyce & Weil

    (Rusman:2010:139):

    Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang

    digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran

    jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

    membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

    Model pembelajaran didesain sebagai bagian dari kurikulum dan

    berguna untuk menjadi acuan dalam pembelajaran di kelas. Acuan

    tersebut memuat bahan-bahan pembelajaran yang akan mengikuti bentuk

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    21/84

    13

    model pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Model tersebut

    akan mengikuti acuan yang telah ditetapkan pada kurikulum.

    Salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam

    pembelajaran matematika, yaitu model pembelajaran kooperatif. Model

    pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang student

    oriented, artinya siswa menjadi pusat kegiatan dalam pembelajaran dan

    guru menjadi fasilitator, seperti yang dikatakan oleh Suprijono, Agus

    (2013:54):

    Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan

    oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-

    pertanyaan serta menyediaka bahan-bahan dan informasi yaang

    dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah

    yang dimaksud dan guru biasanya menetapkan bentuk ujian pada

    akhir tugas.

    Pada pembelajaran kooperatif, untuk memudahkan guru dalam

    membentuk kelompok, Lie, Anita (2003:41) mengatakan:

    Kelompok heterogenitas bisa dibentuk dengan memperhatikan

    keanekaragaman gender, latar belakang sosio ekonomi dan etnik,

    serta kemampuan akademis. Dalam hal kemampuan akademis,

    kelompok pembelajaran Cooperative Learning biasanya terdiri

    dari satu orang berkemampuan tinggi, dua orang dengan

    kemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok akademis

    kurang.

    Dari uraian di atas, dalam membentuk kelompok dalam

    pembelajaran kooperatif, kelompok yang dibentuk harus heterogen.

    Artinya, individu dalam kelompok harus terdiri dari campuran peserta

    didik yang memiliki tingkat kemampuan akademis yang berbeda-beda.

    Hal itu bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan

    terbentuknya transfer pengetahuan antar individu dalam kelompok.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    22/84

    14

    Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat fase-fase yang harus

    dilalui. Fase-fase tersebut menjadi ciri khas model pembelajaraan

    kooperatif dengan model pembelajaran lain pada umumnya. Fase-fase

    tesebut diuraikan pada tabel berikut ini:

    Tabel 1

    Fase-fase Pembelajaran Kooperatif

    Fase Kegiatan Guru

    Fase 1Menyampaikan tujuan dan

    memotivasi siswa

    Guru menyampaikan semua

    tujuan pembelajaran yang

    ingin dicapai dan memotivasisiswa belajar.

    Fase 2Menyajikan informasi

    Guru menyajikan informasi

    kepada siswa baik dengan

    peragaan (demonstrasi) atau

    teks.

    Fase 3Mengorganisasikan siswa dalam

    kelompok-kelompok belajar

    Guru menjelaskan siswa

    bagaimana caranya

    membentuk kelompok belajar

    dan membantu setiap

    kelompok agar melakukanperubahan yang efisien.

    Fase 4Membantu kerja kelompok dalam

    belajar

    Guru membimbing

    kelompok-kelompok belajar

    pada saat mereka

    mengerjakan tugas

    Fase 5Mengevaluasi materi

    Guru mengevaluasi materi-

    materi pelajaran atau

    kelompok dalam menyajikan

    hasil-hasil pekerjaan mereka.

    Fase 6

    Memberikan penghargaan

    Guru memberikan cara-cara

    untuk menghargai baik upayamaupun hasil belajar individu

    dan kelompok

    Sumber: Rusman (2010:225)

    Kelebihan dari pembelajaran kooperatif, menurut pendapat dari

    beberapa ahli, (Kagan, Spencer, 2013):

    Meningkatkan pembelajaran peserta didik dan prestasi belajar,

    meningkatkan kemampuan mengingat peserta didik,

    meningkatkan kepuasan peserta didik dengan pengalaman

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    23/84

    15

    belajar mereka, membantu peserta didik meningkatkan

    kemampuan berbicara mereka, mengembangkan kemampuan

    bersosialisasi peserta didik, mengembangkan kepercayaan diripeserta didik, membantu mengembangkan hubungan antar

    kelompok.

    Model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

    pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas

    Maryland pada tahun 1985. Mereka menyatakan bahwa TPS merupakan

    suatu cara yang efektif untuk meningkatkan partisipasi siswa selama

    pembelajaran, dengan anggotanya yang hanya 2 orang membuat siswa

    lebih banyak peluang untuk berpikir, merespon serta membantu teman

    dalam kelompok antara satu dengan yang lainnya. Langkah-langkah

    pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

    menurut (Suprijono, Agus, 2013:91)sebagai berikut:

    1)Think(berpikir).Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaanatau isu terkait dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu

    terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.

    Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan

    jawabannya.

    2)Pair(berpasangan)Selanjutnya, guru meminta peserta didik berpasang-pasangan.

    Beri kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk

    berdiskusi. Diterapkan diskusi ini dapat memperdalam makna

    jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif

    dengan pasangannya.

    3)Share(berbagi)Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya

    dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal

    dengan Sharing. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi

    tanya jawab yang mendorong pada pengontruksian

    pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan

    struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    24/84

    16

    Kegiatan berpikir-berpasangan-berbagi dalam pendekatan

    Think-Pair-Share memberikan beberapa keuntungan. Peserta didik

    secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing

    karena adanya waktu berpikir (think time)sehingga kualitas jawaban juga

    dapat meningkat. Dalam waktu berpasangan (share time), peserta didik

    saling bertukar ide dengan saling membandingkan masing-masing

    jawaban dari tiap individu. Bertukar ide dengan teman sebangku

    (disarankan) akan lebih memberikan keleluasaan, karena tidak ada

    perasaan yang membatasi ketika saling bertukar ide, hal tersebut akan

    memberikan pengaruh yang lebih positf dalam proses pembelajaran.

    Proses ini akan menghasilkan generalisasi atau gabungan ide-ide yang

    telah dikemukakan oleh dua individu peserta didik yang saling

    berdiskusi. Pada fase berbagi (share time), ide-ide yang dihasilkan dalam

    kegiatan berbagi akan satu demi satu di evaluasi dalam sesi diskusi kelas.

    Ide-ide yang begitu variatif akan terkemuka pada proses diskusi kelas.

    Kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe

    Think Pair Share, menurut (Kagan, Spencer, 2013):

    1)

    Ketika peserta didik mempunyai waktu berpikir yang baik,kualitas respon mereka akan meningkat;

    2) Peserta didik akan secara aktif dipacu untuk berpikir;3) Berpikir akan menjadi lebih fokus ketika di diskusikan dengan

    teman sebangku atau partner;

    4) Lebih banyak pemikiran kritis yang dipertahankan setelahpembelajaran ketika peserta didik mempunyai kesempatan

    untuk berdiskusi dan merefleksikan topik;

    5) Kebanyakan peserta didik lebih mudah dan lebih amanberdiskusi dengan teman sekelasnya yang lain, dibandingkan

    dengan kelompok yang beranggotakan banyak anggota;

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    25/84

    17

    6) Tidak ada materi khusus yang dibutuhkan dalam strategi ini, jadibisa dengan mudah disertakan dalam pembelajaran;

    7) Membangun ide dari orang lain merupakan kemampuan pentingbagi peserta didik untuk belajar;Lahirnya Open Ended berasal dari pertanyaan para ahli yang

    menyatakan, Traditional used in mathematics teaching in both

    elementary and secondary school classroom have a common feature:

    that one and only one correct answer predetermined,(NCTM, 1997:1).

    Pembelajaran matematika di sekolah dasar maupun menengah

    menonjolkan pada satu tujuan yang umum, hanya terdapat satu jawaban

    benar yang telah ditentukan sebelumnya. Peserta didik hanya dihadapkan

    terhadap dua alternatif jawaban dalam pembelajaran matematika, yaitu

    benar atau salah. Selanjutnya permasalahan tersebut kita sebut sebagai

    masalah tertutup (closed problem).

    Suatu variasi jawaban baik dari aspek cara maupun hasilnya

    disebut masalah terbuka atau open ended problem (Suryadi, Didi,

    2012:51). Selain itu, menurut Takahashi (Mahmudi, Ali, 2008:3), soal

    terbuka adalah soal yang mempunyai banyak solusi atau strategi

    penyelesaian. Dengan adanya masalah terbuka, peserta didik akan

    berupaya untuk mengembangkan metode dan cara yang berbeda-beda

    dalam upaya memperoleh jawaban yang benar. Pada kasus tersebut,

    peserta didik tidak hanya dilatih untuk menentukan jawaban yang benar

    saja, tetapi juga akan diminta untuk menjelaskan bagaimana jawaban

    tersebut dapat diperoleh.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    26/84

    18

    Aspek keterbukaan dalam soal yang disajikan dengan pendekatan

    Open Ended probelem, akan memicu peserta didik lebih aktif dalam

    memecahkan masalah matematika. Banyak jawaban yang benar yang

    diberikan untuk memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam

    menemukan sesuatu yang baru dalam proses pembelajaran. Selain itu,

    peserta didik akan terdorong menjadi lebih kompeten dalam memahami

    ide-ide matematika. Hal itu sesuai dengan pernyataan Takashi

    (Mahmudi, Ali, 2008:4),

    Dengan menggunakan soal terbuka, pembelajaran matematika

    dapat dirancang sedemikian sehingga lebih memberikan

    kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan

    kompetensi mereka dalam menggunakan ekspresi matematik

    Ekspresi matematik yang dimaksud adalah kemampuan berpikir

    matematik yang dihasilkan dalam menyelesaikan masalah terbuka, yang

    salah satunya adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi (Suryadi, Didi,

    2012:50). Pembelajaran dengan problem terbuka artinya pembelajaran

    yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara

    (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam atau multi jawaban

    (fluency). Selain itu aspek (originality) akan mengindikasikan sejauh

    mana kemampuan peserta didik mengaitkan konsep penyelesaian

    permasalahan terhadap pemahamannya akan konsep-kosep matematika

    yang diketahuinya, dan akhirnya akan melahirkan gagasan baru

    (originality).

    Model pembelajaran tipe Think Pair Sharedengan Open Ended

    Problem merupakan model yang menggabungkan aspek proses pada

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    27/84

    19

    model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan aspek produk

    pada Open Ended Problem. Aspek yang diambil dari pembelajaran

    kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ialah bagaimana peserta didik

    berdiskusi dan menghasilkan ide dan gagasan dari tahapan-tahapan

    berdiskusi dalam tahapan pembelajaran. Selanjutnya, aspek yang diambil

    dari Open Ended Problem yaitu kriteria soal yangmempunyai banyak

    cara dan penyelesaian.

    Proses interaksi pada proses pembalarajan kooperatif tipe Think

    Pair Sharediharapkan mampu mengeluarkan kemampuan pengolahan

    ide pada peserta didik. Proses interaksi yang terjadi pada proses diskusi

    berguna untuk mengolah beragam ide dan gagasan dari tiap individu

    sehingga tercipta ide yang baru hasil dari penggabungan masing-masing

    ide pada individu. Dari proses tersebut akan memunculkan gabungan-

    gabungan dari beberapa pola pemikiran yang berbeda-beda dari masing-

    masing individu dan menghasilkan kesimpulan yang benar-benar baru.

    Masalah terbuka yang berada pada proses pembelajaran, akan

    membuat peserta didik akan berupaya untuk mengembangkan metode

    dan cara yang berbeda-beda dalam upaya memperoleh jawaban yang

    benar. Pada kasus tersebut, peserta didik tidak hanya dilatih untuk

    menentukan jawaban yang benar saja, tetapi juga akan diminta untuk

    menjelaskan bagaimana jawaban tersebut dapat diperoleh. Selain itu,

    dengan adanya persoalan terbuka, kemampuan peserta didik dalam

    menyelesaikan suatu masalah bisa dikembangkan.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    28/84

    20

    Gabungan dari aspek-aspek yang diambil dari kedua model dan

    pendekatan tersebut, penulis mengkolaborasikan hal tersebut.

    Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berguna untuk

    meningkatkan diskusi antara kelompok belajar, keleluasaan tiap individu

    dalam kelompok belajar, dan digabungkan dengan basis soal-soal

    terbuka pada Open Ended Problem yang akan mengembangkan

    kemampuan peserta didik bertindak kreatif dalam menyelesaikan

    permasalahan yang diberikan

    b. Pembelajaran LangsungPada pembelajaran, model pembelajaran langsung merupakan

    model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru di dalam kelas.

    Pembelajaran ini menekankan pada pembelajaran yang secara aktif dan

    langsung difasilitasi oleh guru. Pembelajaran ini juga melibatkan seluruh

    kelas dalam hal target pembelajaran pada saat pembelajaran berlangsung,

    sesuai dengan pendapat Suprijono, Agus (2013 : 56) menyatakan

    Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan

    active learning. Pembelajaran langsung juga dinamakan whole class

    teaching.

    Model pembelajaran langsung, guru mempunyai peranan penting

    dalam pembelajaran, senada dengan pendapat Priyanto, Yatim

    (2009:284), Model pembelajaran langsung menekankan pembelajaran

    yang didominasi oleh guru. Jadi guru berperan penting dan dominan

    dalam proses proses pembelajaran. Peran guru akan memberikan

    kontribusi maksimal dalam pembelajaran langsung dan mutlak harus

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    29/84

    21

    dipenuhi oleh guru. Secara rinci, Soeparman Kardi dan Mohammad Nur

    (Priyanto, Yatim, 2009:284) menjelaskan peran guru dalam

    pembelajaran langsung sebagai berikut:

    1) guru menjelaskan kompetensi yang ingin dikuasai pesertadidik dan tujuan pembelajarannya serta informasi tentang

    latihan belajar, pentingnya pelajaran, persiapan peserta didik

    untuk belajar;

    2) guru mendemonstrasikan pengetahuan/keterampilan denganbenar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap;

    3) guru merencanakan dan memberi bimbingan latihan awal;4) mengecek apakah peserta didik telah berhasil melakukan

    pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan

    kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari;

    Dalam pembelajaran langsung, pendekatan modelling menjadi

    unsur utama. Pendekatan ini mempunyai ciri khas, penyampaian

    prosedural dilakukan dengan demonstrasi atau pemodelan yang tujuan

    utama nya memberikan pengetahuan secara langsung. Hal itu senada

    dengan pendapat Suprijono, Agus (2013 : 56),

    Modelling berarti mendemonstrasikan suatu prosedur kepada

    peserta didik. Modelling mengikuti urutan-urutan berikut:

    1) guru memdemonstrasikan perilaku yang hendak dicapaisebagai hasil belajar;

    2) perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku lain yangsudah dimiliki peserta didik;

    3) guru mendemonstarikan berbagai bagian perilaku tersebutdengan cara yang jelas, terstruktur, dan berurutan disertai

    penjelasan mengenai apa yang dikerjakannya setelah setiaplangkah selesai dikerjakan;

    4) peserta didik perlu mengingat langkah-langkah yangdilihatnya dan kemudian menirukannya

    Model pembelajaran langsung tidak sama dengan metode

    ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan

    tanya jawab) mempunyai hubungan erat dengan model pembelajaran

    langsung. Menurut Tim MKPBM, (2003:201) metode ceramah adalah

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    30/84

    22

    suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada

    sejumlah pendengar di suatu ruangan.

    Pembelajaran ini dinamakan pembelajaran langsung bukan berarti

    segala sesuatu yang dipersiapkan untuk pelaksanaannya direncanakan

    langsung pada saat akan dilaksanakannya pembelajaran tersebut. Tetapi

    harus tetap memerlukan perencanaan yang rinci, agar pelaksanaannya

    berlangsung dengan baik. Untuk mengetahui perencanaan yang

    dimaksud, terdapat ciri-ciri utama pembelajaran langsung. Seperti yang

    dikemukakan oleh Widaningsih, Dedeh (2012:75) sebagai berikut:

    Ciri utama yang dapat terlihat pada saat melaksanakan

    pembelajaran langsung adalah sebagai berikut:

    1)Tugas Perencanaana)Merumuskan Tujuan Pengajaran

    b)Memilih IsiGuru harus mempertimbangkan berapa banyak informasi

    yang akan diberikan pada siswa dalam kurun waktu

    tertentu.

    Guru harus selektif dalam memilih konsep yang diajarkan

    dengan model pembelajaran langsung.

    c)Melakukan Analisis TugasMenganalisis tugas, akan membantu guru menentukan

    dengan tepat apa yang perlu dilakukan siswa untuk

    melaksanakan keterampilan yang akan dipelajari. Ini bukan

    berarti bahwa seorang guru harus menganalisis tugas untuk

    setiap keterampilan yang diajarkan. Hal ini disebabkan

    karena waktu yang tersedia terbatas.

    d)Merencanakan WaktuGuru harus memperhatikan waktu yang disediakan sepadan

    dengan kemampuan dan bakat siswa, dan memotivasi siswa

    agar mereka tetap memerlukan tugas-tugasnya dengan

    perhatian yang optimal. Mengenal secara baik siswa-siswa

    yang akan diajar, akan bermanfaat sekali untuk

    memperkirakan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam

    pembelajaran.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    31/84

    23

    2)Penilaian Pada Pembelajaran LangsungTerdapat 5 prinsip dasar yang dapat membimbing guru dalam

    merancang sistem penilaian sebagai berikut:a)Sesuai dengan tujuan pengajaran

    b)Mencakup semua tugas pengajaranc)Menggunakan soal tes yang sesuaid)Buatlah soal sevalid dan sereliabel mungkine)Memanfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar

    mengajar berikutnya.

    Dalam pelaksanaannya, pembelajaran langsung memiliki pola

    urutan kegiatan yang sistematis untuk mengetahui kegiatan-kegiatan

    yang harus dilakukan oleh guru atau peserta didik, agar pembelajaran

    langsung tersebut terlaksana dengan baik. Urutan tersebut terdapat dalam

    fase-fase pada model pembelajaran langsung sebagai berikut:

    Tabel 2

    Fase-fase Pembelajaran Langsung

    No Fase Peran Guru

    1 Menyampaikan tujuan

    dan mempersiapkan

    siswa

    Menyelaraskan tujuan materi

    prasyarat, memotivasi siswa dan

    mempersiapkan siswa

    2 Mendemonstrasikan

    pengetahuan dan

    keterampilan

    Mendemonstrasikan keterampilan

    atau menyajikan informasi tahap

    demi tahap

    3 Membimbing pelatihan Guru memberikan pelatihan

    terbimbing

    4 Mengecek pemahaman

    dan memberikan umpan

    balik

    Mengecek kemampuan siswa dan

    memberikan umpan balik

    5 Memberikan latihan dan

    penerapan konsep

    Mempersiapkan latihan untuk

    siswa dengan menerapkan konsep

    yang dipelajari pada kehidupan

    sehari-hari

    Sumber : Depdiknas (Widaningsih, Dedeh, 2012:74)

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    32/84

    24

    Widaningsih, Dedeh (2012:75) menyebutkan kelebihan dan

    kekurangan pembelajaran langsung yaitu:

    Kelebihan dari model pembelajaran langsung adalah:

    1)relatif banyak materi yang bisa tersampaikan;2)untuk hal-hal yang sifatnya prosedural, model ini akan relatif

    mudah diikuti.

    Kekurangan/kelemahan model pembelajaran langsung adalah

    jika terlalu dominan pada ceramah, peserta didik akan merasa

    bosan. Terkait dengan pembelajaran matematika pembelajaran

    langsung masih relevan utamanya dengan pengenalan fakta, juga

    pembelajaran melukis pada geometri.

    Pembelajaran langsung bisa dengan mudah dilaksanakan oleh

    guru karena cara penyampaiannya yang guru adalah sebagai pusat

    perhatian dan peserta didik tinggal mengikuti pembelajaran. Tetapi

    dalam pelaksanaannya tidak membuat peserta didik untuk lebih berperan

    aktif karena biasanya dominan dengan ceramah.

    c. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta DidikPara ahli telah banyak memberikan definisi dari kreatif. Mereka

    berpendapat, bahwa definisi berpikir kreatif, belum ada yang diterima

    secara umum. Para ahli mengemukakan bahwa kreativitas memiliki

    definisi yang berbeda-beda (Filsame, D.K, 2008:1).

    Ditinjau dari definisi nya, kreativitas menurut Suryadi, Didi

    (2012:18):

    Kemampuan untuk mengungkapkan hubungan-hubungan baru,

    melihat sesuatu dari sudut pandang baru dan membentuk

    kombinasi baru dari dari dua konsep atau lebih yang sudah

    dikuasai sabelumnya. Kreativitas juga merupakan suatu

    kemampuan yang bersifat spontan, terjadi karena adanya arahan

    yang bersifat internal, dan keberadaannya tidak bisa diprediksi.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    33/84

    25

    Dari definisi tersebut, dijelaskan bahwa kreativitas merupakan

    kemampuan yang berguna untuk melahirkan ide-ide yang berbeda dari

    sebelumnya dan unsur-unsur pembentuknya tidak terlepas dari konsep-

    konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Kreativitas berperan dalam

    menghasilkan hal-hal yang baru dan inovatif, hasil dari pengembangan

    ide-ide terdahulu. Selain itu, kreativitas tidak langsung muncul tanpa

    adanya rangsangan yang membuat seseorang bisa memunculkan sisi

    kreativitasnya.

    Menurut Torrence (Filsaime, K.D, 2008:20) ...berpikir kreatif

    sebagai sebuah proses yang melibatkan unsur-unsur orisinalitas

    (originality), kelancaran (fluency), fleksibilitas (flexibility) dan,

    elaborasi (elaboration). Unsur unsur tersebut membentuk sifat-sifat

    dasar yang khas dalam berpikir kreatif. Unsur-unsur tersebut

    membangun berpikir kreatif menjadi suatu pola pikir yang bisa mengasah

    individu menjadi orang kreatif dan bisa memanfaatkannya dalam

    kehidupan.

    Definisi dari unsur berpikir kreatif, dijelaskan lebih lanjut oleh

    Munandar (Sumarmo, Utari, 2013:383) mengemukakan ciri-ciri

    kemampuan berpikir kreatif, yaitu:

    a. Kelancaran (fluency)1)mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian

    masalah atau pertanyaan;

    2)memberikan banyak cara atau saran untuk melakukanberbagai hal;

    3)selalu memikirkan lebih dari satu jawaban;

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    34/84

    26

    b. Kelenturan (flexibility)1)menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang

    bervariasi;2)dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang

    berbeda-beda;

    3)mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda;4)mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran;

    c. Keaslian (originality)1)mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik;2)memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan

    diri;

    3)mampu membuat kombinasi- kombinasi yang tidak lazimdari bagian-bagian atau unsur-unsur;

    d. Kerincian (elaboration)1)mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan

    atau produk;

    2)menambah atau memperinci detil-detil dari suatu obyek,gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik lagi;

    Rhodes et.al (Utari, Sumarmo 2013:383) pada umumnya

    kreativitas di rumuskan dalam istilah Fous Ps of Creativity: Person,

    Process, Press, Product. Kreativitas sebagai pribadi (person)

    mencerminkan originalitas atau diharapkan timbulnya ide-ide baru dan

    produk-produk yang baru dari peserta didik. Kreativitas sebagai proses

    (process) maksudnya bersibuk diri secara kreatif dalam menghasilkan

    produk-produk yang kreatif yang mempunyai beberapa tahap yaitu

    persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Kreativitas sebagai

    dorongan (press) mencerminkan keinginan atau hasrat untuk melakukan

    tindakan kreatif. Kreativitas sebagai produk (product) menekankan

    produk kreatif baru yang menekankan originalitas.

    Ditinjau dalam pembelajaran matematika, para ahli

    mengemukakan pendapatnya mengenai kemampuan berpikir kreatif

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    35/84

    27

    matematik, ada beberapa seperti yang dikemukakan Ervynck, Gontran

    (Tall, David:47):

    Mathematical creativity is the ability to solve problems and/or to

    develop thinking in structures, taking account of the peculiar

    logico-deductive nature of the discipline, and of the fitness of the

    generated concepts to integrate into the core of what is important

    in mathematics.

    Dari definisi di atas, kemampuan kreatif matematika merupakan

    kemampuan yang berguna untuk memecahkan masalah dan atau untuk

    mengembangkan struktur berpikir, mengembangkan pola berpikir logis-

    deduktif, dan membuat kesimpulan konsep yang terintegrasi pada inti

    matematika itu sendiri. Proses problem solvingyang terintegrasi, akan

    membuat suatu struktur berpikir yang bersifat logis-deduktif yaitu

    kelugasan dari kemampuan berpikir logis dan berdasarkan kemampuan

    penarikan kesimpulan yang tepat. Proses tersebut akan melahirkan ide-

    ide dan gagasan penting matematika yang baru pada hasilnya.

    Dalam pembelajaran matematika, kemampuan berpikir kreatif

    merupakan kemampuan matematika tingkat tinggi. Sesuai yang

    dikatakan Sumarmo,Utari (2013:196):

    Ditinjau dari kekompleksan aktivitasnya, kemampuan berpikirmatematik dapat diklasifikasikan dalam dua tingkat yaitu:

    tingkat rendah dan tingkat tinggi. Beberapa kemampuan berfikir

    matematik yang tergolong tingkat tinggi di antaranya adalah:

    pemahaman, penalaran, koneksi, komunikasi, dan representasi

    matematik yang tidak sederhana atau tidak rutin, pemecahan

    masalah matematik, berpikir kritis (critical thinking), berpikir

    kreatif (creative), berpikir reflektif (reflective thinking),berpikir

    evaluatif, berpikir analisik, berpikir sintetik dalam matematika.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    36/84

    28

    Sejalan dengan hal tersebut, berpikir kreatif merupakan salah

    satu kemampuan berpikir matematik yang diperlukan dalam menghadapi

    permasalahan matematik tingkat tinggi. Permasalahan matematik tingkat

    tinggi memerlukan pendekatan yang berbeda dengan permasalahan

    matematik tingkat rendah. Proses pemecahan masalah tersebut memiliki

    proses yang lebih kompleks.

    Memperhatikan indikator dalam berpikir kreatif, bisa dipahami

    bahwa keterampilan berpikir kreatif menjadi acuan untuk dikembangkan

    dalam menghadapi persaingan di era persaingan yang ketat seperti ini.

    Pembelajaran harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir

    kreatif. Kemampuan tersebut akan mengarahkan pembelajaran

    matematika ke ranah yang lebih tinggi sehingga melahirkan sikap

    obyektif dan terbuka yang berguna untuk menghadapi masa depan yang

    selalu berubah.

    Dari beberapa asumsi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa

    indikator kemampuan berpikir kreatif matematik ada empat yaitufluency

    (kelancaran), flexibility (keluwesan), elaboration (elaborasi), dan

    originality (keaslian). Keempat indikator yang mengukur kemampuan

    berpikir kreatif tersebut dapat ditingkatkan melalui latihan dan

    lingkungan yang mendukung terhadap peningkatan kemampuan berpikir

    kelancaran, keluwesan, elaborasi dan keaslian. Dalam hal ini peneliti

    akan mengukur kemampuan berpikir matematik peserta didik pada empat

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    37/84

    29

    indikator yaitu fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), originality

    (keaslian), dan elaboration(elaborasi).

    Berikut ini merupakan contoh soal untuk mengukur kemampuan

    berpikir kreatif matematik peserta didik, diantaranya:

    1. Soal kemampuan berpikir kreatif matematik untuk mengukur aspek

    fluency.

    Jony mendapat tugas untuk menggambar model atap rumahnya. Ia

    menggambar model atap rumahnya dengan ukuran = 24cm, = 40cm, = 34cm, dan = 13cm.Berikut adalah model atap rumah Jony:

    Dari model atap rumah milik Jony, buatlah persoalan-persoalan

    matematik diluar panjang , , , dan dan jawablahpertanyaanmu sendiri!

    Penyelesaian:

    Pertanyaan bebas dengan ketentuan merupakan pertanyaan

    matematik relevan dengan informasi yang ada pada gambar dan

    dapat dijawab dengan tepat.

    Misalnya :

    a. Berapa keliling model rumah milik Jony : 2 = 48 cm 2 = 80 cm

    , = 34 cm = 52 cm +

    214 cm

    P

    A

    Q

    SR

    B

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    38/84

    30

    b. Berapa jarak titik A terhadap bidang PQRS:

    2= 2 2=13

    2

    12 ( )2=169 -

    224

    2

    1

    = 169144

    = 25= 5 cm

    c. Berapa jarak titik B terhadap titik Q 2= 2 + 2=402+ 132

    = 1600 + 169

    = 1769= 42,06 cm

    Jarak titik B terhadap titik Q = 42,06 cm.

    2 Soal kemampuan berpikir kreatif matematik untuk mengukur aspek

    flexibility.

    Perhatikan gambar berikut

    Penyelesaian:

    Q

    A

    PO

    R

    B

    Q

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    39/84

    31

    Untuk menghitung jarak titik K ke bidang ABCD maka terlebih

    dahulu mencari jarak titik K ke bidang EFGH yaitu dengan dua

    cara.

    = 10cm, = 10cm, = 10 cm, dan =13,93cm. Hitung jarak titik K

    ke bidang ABCD dengan

    berbagai cara!

    Cara I :

    2= 2 2 =

    2

    1

    2

    = 2

    + 2

    = 102+ 102

    = 100 + 100

    = 200 = 14,14cm =

    2

    1(14,14) = 7,07cm

    Cara II :

    2 = 2 2 2 = 2 2

    = 13,93252

    = 194,0425

    = 169

    = 169 = 13cm 2 = 2 2

    = 13252

    D

    H

    E

    A B

    C

    F

    G

    K

    LO

    H

    E F

    G

    K

    O

    H

    E F

    G

    K

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    40/84

    32

    2= 2 2= 13,9327,072

    = 194,0449,98

    = 144 = 12cmJadi jarak K terhadap bidang

    ABCD

    Adalah 10 cm + 12cm = 22cm

    = 169 - 25

    = 144

    = 144 = 12cmJadi jarak K terhadap bidang

    ABCD

    Adalah 10 cm + 12cm =

    22cm

    3 Soal kemampuan berpikir kreatif matematik untuk mengukur aspek

    originality.

    Diketahui balok ABCD. EFGH dengan = 6cm, = 4cm, dan = 8cm. Hitunglah jarak garis dan dengan caramusendiri!

    Penyelesaian:

    Jarak garis ke garis sama dengan panjang diagonal bidangBCFG.

    2= 2+ 2= 42+ 82

    = 16 + 64

    = 94,880 4 Soal kemampuan berpikir kreatif matematik untuk mengukur aspek

    elaboration.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    41/84

    33

    Agung memiliki sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk

    4cm. Kubus tersebut memiliki empat buah titik tambahan yang

    membagi rusuk menjadi dua bagian sama panjang. Melalui empat

    titik tersebut terbentuk sebuah bidang baru yang diagonal-diagonal

    bidangnya sejajar dengan diagonal-diagonal bidang BCGF. Buat

    model matematika berupa sketsa kubus milik Agung dengan ukuran

    yang sebenarnya dan beri nama keempat titik tersebut!

    Penyelesaian:

    Semua rusuk berukuran 4 cm, nama titik bebas dengan urutan yang

    tepat dan panjang adalah 2 cm.d. Teori Belajar yang Mendukung Model Kooperatif Tipe Think Pair

    Share dengan Open Ended Problem

    Teori kontruktivisme menjadi landasan teori belajar yang

    mendukung model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

    dengan Open Ended Problem. Landasan pertama dengan kaitannya

    dengan Open Ended Problem, siswa membentuk sendiri pengetahuannya

    dalam mencari alternatif penyelesaian yang tidak hanya satu cara dan

    berbeda penyelesaian. Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya

    pengajuan permasalahan terbuka. Landasan yang kedua adalah kaitannya

    dengan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share, dalam kegiatan

    merekonstruksi pengetahuan dan ide pada tahap pertama, siswa akan

    saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran

    kooperatif. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat beberapa teori

    pendukung diantaranya:

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    42/84

    34

    1)Teori Belajar Jean PiagetTeori belajar Piaget terkenal dengan teori perkembangan

    mental, maksud dari mental pada teorinya adalah intelektual atau

    kognitifnya. Piaget mengatakan dalam Daharr, R.W (2006:131)

    pengetahuan dan kompetensi diperoleh sebagai konsekuensi

    pertumbuhan dan interaksi dengan lingkungan fisik dan sosial.

    Proses belajar dengan proses mencari pengetahuan dan kompetensi,

    salah satunya didapat dari interaksi sosial, dalam hal ini pada diskusi

    kelompok dalam pembelajaran kooperatif.

    Interaksi yang terjadi pada lingkungan fisik dan sosial, akan

    terjadi tanggapan respon terhadap stimulus dan akan menghasilkan

    skema-skema tertentu hasil dari proses tersebut, hal itu sependapat

    dengan Tim MKKBM, (2003:36),

    Seorang individu dapat mengikat, memahami, dan

    memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena

    bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara

    kronologis, sebagai hasil interaksi antara indivu dengan

    lingkungannya

    Menurut Piaget dalam Riyanto, Yatim (2009:9), beranggapan

    bahwa proses belajar terdiri dari tahapan-tahapan yang terakumulasi

    dengan terstruktur sampai terjadinya proses bertambahnya informasi

    dari interaksi yang terjadi, adapun proses tersebut yaitu,

    Proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu:

    a)asimilasi, yang berati proses penyatuan (pengintegrasian)informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam

    benak peserta didik;

    b)akomodasi, yang berarti penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi yang baru;

    c)ekuilibrasi yang berarti penyesuaian berkesinambunganantara asimiliasi dan akomodasi.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    43/84

    35

    Menurut Piaget, keseimbangan antar komponen pada tahapan

    proses belajar, harus bisa seimbang. Bilamana antar komponen

    tersebut tidak seimbang, akan terjadi keadaan ketidakseimbangan, hal

    tersebut sesuai dengan pendapat Daharr, R.W (2006:136), andaikata

    dengan proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi

    pada lingkungannya terjadilah keadaan ketidakseimbangan

    (disekualibrium). Pada prakteknya dalam pembelajaran, guru

    berperan penting untuk menghindari keadaan ketidakseimbangan

    yang bisa terjadi.

    Secara garis besar, teori belajar Piaget mendukung model

    kooperatif tipe Think Pair Sharedengan Open Ended Problem, karena

    unsur utama dalam teori belajar Piaget adalah bagaimana individu

    belajar (dalam hal ini peserta didik), memperoleh pengetahuan dengan

    adanya interaksi dengan lingkungannya pada proses asimilasi dan

    akomodasi.

    2) Teori Belajar Lev VigotskyTeori belajar lain yang mendukung pembelajaran dengan

    model kooperatif tipe Think Pair Share dengan Open EndedProblem

    adalah teori belajar Lev Vigotsky (Daharr, R.W, 2006:152)

    pentingnya faktor-faktor sosial dalam belajar. Selama belajar,

    terdapat saling pengaruh antara bahasa dan tindakan dalam kondisi

    sosial.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    44/84

    36

    Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair Share

    dengan Open EndedProblem memiliki karakteristik teori belajar yang

    dikemukakan oleh Vigotsky yaitu menekankan pada pembangunan

    pengetahuan secara mandiri oleh peserta didik, mengembangkan

    kemampuan berinteraksi, menggali informasi melalui diskusi

    kelompok, dan bermuara pada proses memecahkan masalah yang

    diberikan.

    Teori lain menyebutkan bahwa proses belajar memerlukan

    bantuan dari orang di sekitar. Hal tersebut dikemukakan oleh

    Vygotsky (Rahmadona, Siska, 2012:1):

    Teori belajar sosiokultur atau yang juga dikenal sebagai teori

    belajar ko-kontruktivistik merupakan teori belajar yang titik

    tekan utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar

    dengan bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasandirinya yaituZona Proksimal Development (ZPD) atau Zona

    Perkembangan Proksimal dan mediasi. Di mana anak dalam

    perkembangannya membutuhkan orang lain untuk memahami

    sesuatu dan memecahkan masalah yang dihadapinya

    Teori pembelajaran sosial Vygotsky mendukung model

    kooperatif tipe Think Pair Share denganOpen Ended Problem karena

    peserta didik dibiarkan mengerjakan tugas-tugasnya sendiri dengan

    diberi bantuan secukupnya sehingga peserta didik dapat

    mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Guru sebagai fasilitator dan

    mediator. Peserta didik dikelompokan dalam kelompok kecil yang

    heterogen untuk belajar dan bekerjasama, berbagi ide antar anggota

    kelompok.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    45/84

    37

    f. Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Langsung1)Teori Carl R. Rogers

    Salah satu teori lain yang mendukung model pembelajaran

    langsung yaitu teori Carl R. Rogers. Menurut pendapat Carl R. Rogers

    (Sagala, Syaiful, 2012:29) menyatakan Praktek pendidikan menitik

    beratkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar.

    Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa

    hanya menghafalkan pelajaran. Artinya pengajaran tersebut sangat

    ditentukan oleh guru, artinya guru berperan penting dan dominan

    dalam proses pembelajaran. Penyebutan ini mengacu pada gaya

    mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung isi

    pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh

    peserta didik dalam kelas.

    Model pembelajaran langsung lebih menekankan kepada

    proses penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik

    kepada peserta didik, agar peserta didik dapat menguasai materi secara

    optimal. Dalam model pembelajaran ini peserta didik tidak dituntut

    untuk menemukan materi karena materi pelajaran seakan-akan sudah

    jadi. Guru secara langsung menyampaikan objek materi, sedangkan

    peserta didik dianggap hanya datang menerima materi secara

    langsung dari guru. Oleh karena itu guru berperan penting dan

    dominan dalam proses pembelajaran langsung yang sesuai dengan

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    46/84

    38

    teori belajar menurut Carl R. Rogers, sehingga teori ini sangat

    mendukung model pembelajaran langsung.

    2)Teori AusubelSalah satu teori yang mendukung pembelajaran langsung

    adalah teori belajar bermaknanya Ausubel. Ausubel (Tim MKPBM,

    2003 :33) Mengemukakan Metode Ekspositori adalah metode yang

    paling baik dan bermakna. Belajar menerima maupun menemukan

    sama-sama dapat berupa belajar menghafal atau bermakna. Metode

    ekspositori adalah metode yang paling cocok digunakan pada model

    pembelajaran langsung yang pembelajarannya berpusat pada guru.

    Pada saat metode penemuan dianggap suatu metode mengajar

    yang baik karena dengan cara itu siswa belajar dengan bermakna, dan

    sebaliknya metode ceramah dianggap sebagai suatu belajar menerima,

    Ausubel menentang pendapat tersebut. Ausubel dalam Tim MKPBM

    (2003:33) menyatakan belajar menemukan maupun belajar

    menerima (dengan metode ekspositori), kedua-duanya dapat menjadi

    belajar mengahafal atau belajar bermakna. Teori tersebut

    menyebutkan pentingnya belajar menghafal dan bermakna. Dalam

    belajar menghafal siswa diharuskan untuk menghafalkan apa yang

    sudah diperolehnya, sedangkan dalam belajar bermakna pengetahuan

    baru yang dipelajari dikaitkan dengan pengetahuan siswa yang

    dimiliki sebelumnya.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    47/84

    39

    Sesuai dengan pendapat Ausubel diatas, cocok diterapkan

    dalam menggunakan model pembelajaran langsung karena dalam

    pelaksanaanya guru hanya memberikan konsep-konsep dan setiap

    konsep diberikan guru dengan memberikan contoh-contoh dalam

    penerapannya. Selain itu, dalam model pembelajaran langsung

    pengaturan awal mengarahkan peserta didik ke materi yang akan

    mereka pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat kembali

    informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu

    menanamkan pengetahuan baru, dalam pelaksanaan pembelajaran hal

    ini disebut apersepsi. Apersepsi dilaksanakan oleh guru pada model

    pembelajarn langsung.

    g. Disposisi Berpikir Kreatif Peserta Didik terhadap ModelPembelajaran KooperatifTh ink Pair ShareberbasisOpen Ended

    Disposisi matematik merupakan salah saru ranah sikap atau

    afektif dalam pembelajaran matematika. Menurut NCTM (Sumarmo,

    Utari, 2013:203),

    Disposisi matematik sebagai ketertarikan dan apresiasi seseorang

    terhadap matematika. Dalam arti yang lebih luas, disposisi

    matematik bukan hanya sebagai sikap saja, tetapi juga sebagai

    kecenderungan untuk berpikir dan bertindak positf

    Proses pembelajaran matematika akan memberikan

    kecenderungan peserta didik untuk berpikir dan bertindak positif sebagai

    hasil dari proses pembentukan ide-ide matematika pada pembelajaran.

    Proses yang ada pada pembelajaran matematika, akan membangun

    karakter dan kecenderungan positif pada diri peserta didik yang disebut

    disposisi berpikir matematik.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    48/84

    40

    Proses pembelajaran matematika yang melatih kemampuan

    berpikir kreatif matematik, akan memunculkan istilah disposisi berpikir

    kreatif. Kemampuan dan disposisi berpikir kreatif merupakan bagian

    yang penting dalam pembelajaran matematika, sejalan dengan

    Sumarmo, Utari (2013:376), yang mengatakan Pada dasarnya,

    kemampuan dan disposisi berpikir logis, kritis dan kreatif adalah

    kemampuan esensial yang perlu dimiliki oleh dan dikembangkan pada

    siswa yang belajar matematika

    Disposis berpikir kreatif merupakan pengembangan yang lebih

    khusus bila dibandingkan dengan disposisi berpikir matematik. Menurut

    Sumarmo, Utari (2013:380),

    Disposisi berpikir kreatif melputi:

    a) bersikap terbuka, toleran terhadap perbedaan pendapat;

    b) fleksibel dalam berpikir dan merespons;

    c) bebas menyatakan pendapat dan perasaan;

    d) menghargai fantasi dan inisiatif;

    e) mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang

    lain;

    f) memiliki stabilitas emosianal yang baik;

    g) percaya diri dan mandiri;

    h) menunjukkan rasa ingin tahu dan minat yang luas;

    i) tertarik pada hal-hal yang abstrak, kompleks;

    j) berani mengambil resiko, bertanggung jawab dan komitmen

    pada tugas;k) tekun, tidak mudah bosan, tidak kehabisan akal;

    l) peka terhadap situasi lingkungan,dan;

    m) lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan dari pada masa

    lalu

    Penelitian yang dilakukan dalam kajian mengenai hubungan

    antara diposisi berpikir dengan beberapa aspek kemampuan berpikir

    matematika, kemampuan dan disposisi berpikir kreatif, saling berkaitan.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    49/84

    41

    Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Supriadi (Sumarmo, Utari,

    2013:203) mengatakan:

    Terdapat korelasi tinggi antara kreativitas afektif dan kognitif.

    Implikasi dari temuan tersebut mengindikasikan bahwa dalam

    pembelajaran, kemampuan kreatifitas dan disposisi matematik

    perlu dikembangkan bersama-sama.

    Dari pernyataan di atas, dalam pembelajaran, khususnya

    matematika, proses pembelajaran idealnya tidak terbatas pada

    pengembangan komponen kognitif atau pengetahuan saja. Kaitannya

    dengan kreativitas, untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

    matematik peserta didik, tidak hanya memperhatikan kemampuan

    kreatifnya saja yang dikembangkan, tetapi perlu juga memperhatikan

    sikap kreatifnya. Oleh karena itu dalam suatu pembelajaran matematika,

    disposisi berpikir matematik peserta tidak dapat diabaikan begitu saja.

    Selain kemampuan kognitif, perlu dikembangkan disposisi siswa

    terhadap matematika, khususnya kemampuan berpikir kreatif.

    Dalam mengukur disposisi berpikir kreatif matematik, guru bisa

    melakukan berbagai prosedur. Sesuai dengan pendapat NCTM

    (Sumarmo, Utari, 2013:203), disposisi matematik dapat diakses melalui

    observasi terhadap peserta didik selama diskusi, menyelesaikan masalah,

    mengerjakan tugas individu, atau menggunakan skala disposisi. Hasil

    yang didapat akan menunjukan bagaimana disposisi berpikir kreatif

    matematika peserta didik.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    50/84

    42

    h. Deskripsi Materi GeometriBerdasarkan kurikulum 2013, materi Geometri disampaikan pada

    peserta didik SMA/MA kelas X semester 2. Kompetensi Dasar yang

    diteliti adalah:

    3.13 Mendeskripsikan konsep jarak dan sudut antartitik, garis danbidang melalui demonstrasi menggunakan alat peraga atau media

    lainnya.

    4.13 Menggunakan berbagai prinsip bangun datar dan ruang serta dalam

    menyelesaikan masalah nyata berkaitan dengan jarak dan sudut

    antara titik, garis dan bidang.

    Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, sesuai dengan

    pengembangan sistem penilaian SMAN 8 Kota Tasikmalaya, indikator

    untuk KD 3.13 yang harus dicapai peserta didik antara lain :

    3.13.1 Menemukan konsep kedudukan titik3.13.2 Menemukan konsep jarak antara titik dan titik3.13.3 Menemukan konsep jarak titik ke garis3.13.4 Menemukan konsep jarak titik ke bidang3.13.5

    Menemukan konsep jarak antara dua garis dan dua bidang yang

    sejajar

    Indikator untuk KD 4.13 yang harus dicapai peserta didik antara lain:

    4.13.1 Menemukan konsep antara dua garis dalam ruang4.13.2 Menemukan konsep sudut antara garis dan bidang pada bangun

    ruang

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    51/84

    43

    4.13.3 Menemukan konsep sudut antara dua bidang pada bangun ruangDeskripsi materi Geometri menurut Kementerian Pendidikan dan

    Kebudayaan Republik Indonesia (2013:284) adalah sebagai berikut:

    1)Menemukan Konsep Jarak Titik, Garis, dan Bidanga)Menemukan konsep kedudukan titik

    Definisi:

    (1) Jika suatu titik dilalui garis, maka dikatakan titik terletak padagaris tersebut

    (2) Jika suatu titik tidak dilalui garis, maka dikatakan titik tersebutberada di luar garis

    (3) Jika suatu titik dilewati suatu bidang,maka dikatakan titik ituterletak pada bidang

    (4) Jika titik tidak dilewati bidang, maka titik itu berada di luarbidang

    b)Menemukan konsep jarak antara titik dan titikDefinisi

    1)Titik A,B,dan C adalah titik-titik sudut segitiga ABC dan siku-sikudi C, maka jarak antara titikA danB adalah:

    =+ c)Menemukan konsep jarak titik ke garis

    Perhatikan gambar di samping.

    Kedudukan suatu titik terhadap garis

    dapat dibedakan menjadi dua macam.

    P

    Q

    R

    S

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    52/84

    44

    1) Titik terletak pada garisPada Gambar di samping, titik P dan titik Q dilalui garis g. Dengan

    demikian, dapat dikatakan bahwa titik P dan Q terletak papa garis

    2) Titik terletak di luar garisSuatu titik dikatakan terletak di luar sebuah garis apabila titik itu

    terletak pada garis tersebut. Pada gambar, titik R dan S terletak di

    luar garis g.

    d)Menemukan Konsep Titik ke BidangKedudukan suatu titik terhadap bidang juga dibedakan menjadi

    dua macam.

    1) Titik terletak pada bidangPada gambar, titik P dan Q terletak

    pada bidang

    2) Titik terletak di luar bidangPada gambar, titik R terletak di luar bidang

    e)Menemukan konsep jarak antara dua garis dan dua bidang yang sejajarMari kita cermati gambar berikut ini

    Garis k dan l dikatakan sejajar jika jarak antara kedua garis tersebut

    selalu sama (konstan), dan jika kedua garis tidak berhimpit, maka

    P

    Q

    R

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    53/84

    45

    kedua garis tidak pernah berpotongan meskipun kedua garis

    diperpanjang.

    2)Menemukan Konsep Sudut pada Bangun RuangDefinisi:

    a)Sifat dua garis dalam satu bidang yang samab)Misalkan garis k dan garis lberpotongan secara sembarang, maka

    pasangan sudut yang dihasilkan (ada dua pasang) besarnya sama.

    2. Penelitian yang RelevanPenelitian tentang pembelajaran matematika menggunakan

    pendekatan Open Endeddilaporkan oleh Rasyid, Ridla (2013), dengan judul

    Pengaruh Penggunaan Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran

    Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta

    Didik (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X MAN Cipasung

    Singaparna Tahun Pelajaran 2012/2013). Hasil penelitian menunjukan

    bahwa terdapat pengaruh positif penerapan pendekatan Open Endeddalam

    pembelajaran matematika terhadap kemampuan kemampuan berpikir

    kreatif matematik peserta didik.

    Penelitian yang dilaporkan Khoerunisa, Nurmalita (2013) dengan

    judul Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP di Kota Cimahi

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    54/84

    46

    (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP N 1Kota

    CimahiTahun Pelajaran 2012-2013). Hasil penelitian menunjukkan

    peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang

    memperoleh pembelajaran Investigasi lebih baik daripada siswa yang

    memperoleh pembelajaran ekspositori.

    Penelitian yang dilaporkan Fitri Apriliani, Setiadiningrat (2013)

    dengan judul Penerapan Pembelajaran Problem Posing dengan teknik

    Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

    Siswa SMP (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP

    N 7 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013). Hasil penelitiannya

    menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah

    matematis siswa yang mendapat model Problem Posing teknik Think Pair

    Share lebih baik daripada siswa yang mendapatkan model pembelajaran

    konvensional.

    G. Anggapan DasarMenurut Arikunto, Suharsimi (2010:63) Anggapan dasar sesuatu yang

    diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang

    dipakai untuk tempat berpijak dalam penelitian. Berdasarkan penjelasan di

    atas, maka anggapan dasar yang penulis kemukakan sebagai berikut:

    1. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)dengan Open EndedProblem berguna untuk meningkatkan diskusi antara kelompok belajar,

    keleluasaan tiap individu dalam kelompok belajar, dan digabungkan

    dengan basis soal-soal terbuka yang akan mengembangkan kemampuan

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    55/84

    47

    peserta didik bertindak kreatif dalam menyelesaikan permasalahan yang

    diberikan.

    2. Model pembelajaran langsung menekankan pembelajaran yang didominasioleh guru. Guru berperan penting dan dominan dalam proses proses

    pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung, pendekatan modelling

    menjadi unsur utama. Pembelajaran ini mempunyai ciri khas, penyampaian

    prosedural dilakukan dengan demonstrasi atau pemodelan yang tujuan

    utamanya memberikan pengetahuan secara langsung

    3. Berpikir kreatif merupakan sebuah proses yang melibatkan unsur-unsurorisinalitas (originality),kelancaran (fluency),fleksibilitas (flexibility)dan,

    elaborasi (elaboration). Keempat indikator yang mengukur kemampuan

    berpikir kreatif tersebut dapat ditingkatkan melalui latihan dan lingkungan

    pada pembelajaran yang mendukung terhadap peningkatan kemampuan

    berpikir kelancaran, keluwesan, elaborasi dan keaslian.

    4. Disposisi berpikir kreatif matematik merupakan hasil dari berpikir kreatifdalam pembelajaran matematika, yaitu kecenderungan peserta didik untuk

    berpikir dan bertindak positif dalam menghadapi pembelajaran matematika

    yang dihasilkan dari proses berpikir kreatif matematik. Untuk mengukur

    aspek pengukur kemampuan disposisi berpikir kreatif matematik peserta

    didik, dilakukan penyebaran skala disposisi berpikir kreatif setelah

    pembelajaran berlangsung.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    56/84

    48

    H. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian1. Hipotesis

    Menurut Arikunto, Suharsimi (2010:110), Hipotesis dapat diartikan

    sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

    penelitian. Sudjana (2005:219), Hipotesis adalah asumsi atau dugaan

    mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering

    dituntut untuk pengecekannya.

    Berdasarkan rumusan masalah, landasan teoretis, dan anggapan

    dasar, maka penulis merumuskan hipotesis penelitiannya adalah:

    Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Sharedengan

    Open Ended Problemdalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan

    kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik lebih tinggi daripada

    penggunaan model pembelajaran langsung.

    2. Pertanyaan PenelitianPertanyaan penelitian yang diajukan pada penelitian ini yaitu:

    Bagaimanakah disposisi berpikir kreatif peserta didik terhadap

    penggunaan model pembelajaran kooperatif Think Pair Sharedengan Open

    Ended Problempada pembelajaran matematika?

    I. Prosedur Penelitian1. Metode Penelitian

    Menurut Arikunto, Suharsimi (2010:160) Metode penelitian adalah

    cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

    penelitiannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    57/84

    49

    adalah metode kuasi eksperimen, sebab dalam penelitian ini, subjek

    penelitian tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima

    keadaan seadanya. Menurut Russefendi, E.T. (2010:35) Penelitian kuasi

    eksperimen adalah penelitian yang melihat hubungan sebab akibat, tetapi

    perlakuan dan kontrolnya sudah terjadi serta pengawasan (kontrol) tidak

    dilakukan.

    2. Variabel PenelitianHadi, Sutrisno (Suharsimi, Arikunto, 2010:159) berpendapat

    Varibel Penelitian adalah gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin.

    Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian

    yang bervariasi. Untuk itu, variabel dalam penelitian terdiri dari dua jenis,

    yaitu variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas (X), dan variabel

    terikat (Y) sebagai variabel akibat. Variabel bebas (X) yaitu penggunaan

    model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dengan Open Ended

    Problem dan pembelajaran langsung, sedangkan variabel terikatnya (Y)

    yaitu kemampuan berpikir kreatif matematik.

    3. Populasi dan Sampela. Populasi

    Sudjana (2005:161) mengemukakan Populasi adalah totalitas

    semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif

    maupun kualitatif mengenai karakteristik sesuatu dari semua anggota

    kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

    Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh peserta didik kelas X

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    58/84

    50

    Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Kota Tasikmalaya tahun pelajaran

    2013-2014.

    b. Sampel

    Sudjana (2005:161) berpendapat, sampel adalah sebagian yang

    diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Menurut

    Ating dan Ali Muhidin (2006:63) sampel adalah bagian kecil dari

    anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat

    mewakili populasinya. Dalam penelitian ini sampel diambil sebanyak

    dua kelas secara random, karena setiap anggota dari populasi mempunyai

    kesempatan dan kebebasan yang sama untuk terambil serta rata-rata kelas

    kemampuannya relatif sama. Pengambilan sampel secara random yaitu

    dengan cara menuliskan nama masing-masing kelas populasi pada kertas

    kecil, lalu digulung dan dimasukkan pada suatu tempat kemudian

    dikocok dan diambil dua gulungan kertas, nama kelas yang tertera dalam

    gulungan inilah yang kemudian dijadikan sampel, pada pengambilan

    pertama ditentukan sebagai kelas eksperimen, dan pengambilan kedua

    ditentukan sebagai kelas kontrol.

    4.Desain Penelitian

    Arikunto, Suharsimi (2010: 90), mengatakan Disain (design)

    penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai

    ancar-ancar kegiatan yang dilaksanakan. Desain penelitian merupakan

    rencana atau rancangan kegiatan yang dibuat oleh peneliti. Desain dalam

    penelitian ini adalah desain kelompok kontrol non-ekuivalen (nonequivalent

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    59/84

    51

    control group design). Menurut (Russefendi, E.T,2010:52) desain ini hampir

    sama denganpretest-postest control group design,perbedaannya adalah kelas

    eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random. Kelas eksperimen

    dalam penelitian ini adalah kelas yang memperoleh pembelajaran kooperatif

    tipe Think Pair Sharedengan Open Ended Problem (X1), dan kelas kontrol

    adalah kelas yang memperoleh pembelajaran langsung (X2). Setelah kedua

    kelas terbentuk, pada masing-masing kelas dilakukanpretest (0) danpostest

    (0) untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematik. Diagram

    nonequivalent control group design sesuai dengan yang dikemukakan

    Ruseffendi, E. T. (2010:53) adalah sebagai berikut:

    O X1 O

    O X2 O

    Keterangan :

    X1= Kelompok yang memperoleh perlakuan dengan menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan Open Ended

    Problem

    X2= Kelompok yang memperoleh perlakuan dengan menggunakan

    model pembelajaran langsung.

    O = Pretes dan postes

    5. Langkah-langkah PenelitianLangkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi tiga

    tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data.

  • 7/22/2019 Proposal penelitian kemampuan berpikir kreatif

    60/84

    52

    a. Tahap PersiapanPada tahap ini peneliti melaksanakan tahapan-tahapan

    sebagai berikut:

    1)Memperoleh surat keputusan dari Dekan FKIP UniversitasSiliwangi tentang penetapan bimbingan skripsi,

    2)Melakukan konsultasi dengan pembimbing I dan pembimbingII dengan mengajukan judul atau permasalahan yang akan

    diteliti, kemudian ditanda tangani Dewan Bimbingan Skripsi

    (DBS),

    3)Menyusun proposal penelitian yang kemudian dikonsultasikandengan pembimbing I dan pembimbing II untuk diseminarkan,

    4)Mengajukan permohonan penyelenggaraan seminar proposalpenelitian kepada Dewan Bimbingan Skripsi (DBS)