hubungan harga diri mahasiswa dengan...

Download HUBUNGAN HARGA DIRI MAHASISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28996/1/rahma... · untuk aktualisasi diri didapatkan aktualisasi diri rendah (28.2%), mendekati

If you can't read please download the document

Upload: ngohuong

Post on 06-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN HARGA DIRI MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN

    AKTUALISASI DIRI DALAM PROSES BELAJAR METODE SEVEN

    JUMP DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UIN SYARIF

    HIDAYATULLAH JAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

    Oleh :

    RAHMA FITRA

    NIM : 1111104000032

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2015 M/1436 H

  • ii

  • iii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama Lengkap : Rahma Fitra

    Tempat, Tanggal lahir : Batusangkar, 3 Februari 1993

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Status : Belum Menikah

    Alamat : Jorong Kumango Selatan, Kec.Sungai Tarab,

    Kab.Tanah Datar, Sumatera Barat.

    Telepon : 085778382179/ 081283052315

    E-mail : [email protected]

    RIWAYAT PENDIDIKAN :

    1. 1998-1999 : TK AISIYAH Sungai Tarab, Kab.Tanah Datar.

    2. 1999- 2005 : SDN 07 Sungai Tarab, Kab. TanahDatar.

    3. 2005-2008 : MTsN Pasir Lawas

    4. 2008-2011 : MAN 2 Batusangkar

    5. 2011-2015 : S1 Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    PENGALAMAN ORGANISASI :

    1. Ketua Osis MtsN Pasir Lawas (2007- 2008)

    2. Sekretaris PIK-KRR MAN 2 Batusangkar (2008 -2009)

    3. Ketua Divisi Humas dan Jurnalistik MAN 2 Batusangkar (2009-2010)

    4. Staf Divisi Kesejahteran Sosial BEMJ Ilmu Keperawatan (2011-2012)

    5. Staf Divisi Perekonomian BEMJ Ilmu Keperawatan (2012-2014)

    mailto:[email protected]

  • iv

    SCHOOL OF NURSING

    FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

    STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Undergraduate Thesis, July 2015

    Rahma Fitra, NIM : 1111104000032

    Relathionship Student Self-Esteem With Ability Self-Actualization in

    Learning Process Seven Jump Methods at State Islamic University Syarif

    Hidayatullah Jakarta

    Xviii + 72 pages + 8 tables + 1 charts + 12 attachments

    ABSTRACT

    The learning process is a matter that can not be separated from the

    academic life of the student, where the student is required to develop all the

    potential and talents as a form of self-actualization, but still found the students are

    passive. The purpose of this study was to determine the relationship of self-esteem

    of students with the ability to self-actualization in the process of learning methods

    seven jump in Nursing Science State Islamic University Syarif Hidayatullah

    Jakarta. The study used quantitative analytical design correlative study with cross-

    sectional study (=0.05). Respondents amounted to 103 people were taken using

    total sampling technique. The instrument used was a questionnaire, a

    questionnaire that is self-esteem (Rosenberg Self-esteem) and questionnaires for

    self-actualization (Peak Experiences Self-Actualization). Analysis of data using

    univariate and bivariate analysis (Spearman Rank Correlation test). The result

    showed a range of self-esteem score of 11-29, while for self-actualization below

    Averege self-actualization (28.2%), approachingself-actualization (25.2%),

    moderate self-actualization (28.2%), and high self-actualization (18.4% ). There is

    a strong relationship between self-esteem of students with the ability to self-

    actualization in the process of learning methods seven jump in Nursing Science

    State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta (p=0,000, r= +0,633). The

    results of this study indicate that methode seven jump is able to influence the

    students to hone their self-esteem and self-actualization.

    Keywords: Self-esteem, self-actualization, learning methods of seven jump

    Reference: 55 (years 2003-2015)

  • v

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Skripsi, Juli 2015

    Rahma Fitra, NIM : 1111104000032

    Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri

    dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu

    Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    xiiiv + 72 halaman + 8 tabel + 1 bagan + 12 lampiran

    ABSTRAK

    Proses belajar merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari

    kehidupan akademik mahasiswa, dimana mahasiswa dituntut untuk mampu

    mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki sebagai bentuk

    aktualisasi diri, namun masih ditemukan mahasiswa yang pasif. Tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan

    kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program

    Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penelitian menggunakan desain correlative study dengan pendekatan cross-

    sectional study (=0,05). Responden berjumlah 103 orang yang diambil

    menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner,

    yaitu kuesioner harga diri (Rosenberg Self-esteem) dengan 10 item pernyataan dan

    kuesioner aktualisasi diri (Peak ExperiencesSelf-Actualization) dengan 28 item

    pernyataan. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji

    Korelasi Spearman Rank). Hasil penelitian didapatkan nilai mean harga diri

    19.89, standar deviasi 3,346 dan rentang nilai skor harga diri 11-29. Sedangkan

    untuk aktualisasi diri didapatkan aktualisasi diri rendah (28.2%), mendekati

    aktualisasi diri (25,2%), aktualisasi diri sedang (28.2%), dan aktualisasi diri tinggi

    (18.4%). Ada hubungan yang kuat antara harga diri mahasiswa dengan

    kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program

    Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (p

    =0,000, r= +0.633). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode seven jump

    mampu mempengaruhi harga diri mahasiswa untuk mengasah dan mencapai

    aktualisasi diri mahasiswa.

    Kata kunci : Harga diri, Aktualisasi diri, proses belajar metode seven jump

    Referensi : 55 (Tahun 2003-2015)

  • vi

  • vii

  • viii

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum. Wr. Wb

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

    dankarunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Harga

    Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar

    Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

    keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

    Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

    memberi bantuan baik moril maupan materil, yang selalu memberikan semangat

    dan untaian doa untuk kelancaran skripsi penulis. Penulis menyadari tidak akan

    mampu membalas jasa-jasa tersebut, semoga Allah azza wa jalla memberikan

    balasan yang dapat mengantarkan kesyurgaNya. Terkhusus kepada :

    1. Bapak Dr.H.Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc,selaku Ketua Program Studi Ilmu

    Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • x

    3. Ibu Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku dosen pembimbing

    pertama dan yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya

    selama penyusunan skripsi ini.

    4. Ibu Ratna Pelawati, Skp, M.Biomed, selaku dosen pembimbing kedua

    yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama

    penyusunan skripsi ini.

    5. Ibu Ns. Nia damiati, S.kep, M.Sc, selaku dosen pembimbing

    akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah

    membimbing, dan memberi motivasi selama empat tahun duduk di

    bangku kuliah.

    6. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi

    Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

    memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah.

    7. Mahasiswa Program Studi Imu Keperawatan Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan pada

    peneliti untuk melakukan penelitian, terkhususnya angkatan 2012,

    2013, dan 2014.

    8. Orang tuaku, Ayahanda Abdurrahim dan Ibunda Elvi Deswita, S.pd

    yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara,

    mendoakan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik

    moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan

    skripsi ini.

  • xi

    9. Teruntuk kakanda Fakhry Rahim yang selalu memberikan semangat,

    kembaranku Rahmi Fitri teman seiring seperjuangan sejak dalam

    kandungan, terima kasih atas semangat yang selalu engkau tularkan

    padaku, dan adikku tersayang Zilva Hayati adik kebangganku, serta

    seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.

    10. Teruntuk Alm.Kakekku tercinta Samsyuar Marahat, terima kasih atas

    nasehat, motivasi, dan pengalaman yang mengesankan bersamamu,

    hingga penulis memilih untuk mendalami Ilmu Keperawatan ini.

    11. Teman-teman seangkatanku PSIK 2011 tanpa terkecuali yang telah

    membantu, memotivasi untuk sama-sama berjuang dalam mencapai

    cita-cita

    12. Sahabat-sahabati dalam naungan IKMM Ciputat (Ikatan Keluarga

    Mahasiswa Minang) dan IKAMANDA Ciputat (Ikatan Keluarga MAN

    2 Batusangkar) sebagai keluarga yang telahmemberikan semangat,

    inspirasi dan pengalaman yang tak ternilai harganya.

    Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini

    masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini

    dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

    Teriring doa Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah

    Achsanal Jaza.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Jakarta, Juli 2015

    Rahma Fitra

  • xii

    DAFTAR ISI

    halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

    LEMBAR PERNYATAAN....................................................................... ii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................. iii

    ABSTRACT............................................................................................... iv

    ABSTRAK.................................................................................................. v

    PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................................... vi

    LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL...................................................................................... xv

    DAFTAR BAGAN.............................................................................. xvi

    DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii

    DAFTAR SINGKATAN........................................................................... xviii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 6

    1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................... 7

    1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

    1.5 Manfaat Penelitan .................................................................... 8

    1.6 Ruang Lingkup ........................................................................ 9

    BAB II TINJAUAN TEORI

    2.1 Harga Diri

    2.1.1 Pengertian harga diri....................................................... 10

    2.1.2 Aspek-aspek harga diri................................................... 11

    2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri........ ......... 11

    2.2.4 Karakteristik individu berdasarkan tingkatan harga diri. 13

    2.1.5 Pengukuran harga diri ................................................... 14

    2.2 Aktualisasi Diri

    2.2.1 Pengertian aktualisasi diri ............................................... 15

    2.2.2 Teori Abraham Maslow tentang aktualisasi diri ............. 16

  • xiii

    2.2.3 Faktor penghambat dalam beraktualisasi diri ................. 18

    2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri ......... 19

    2.2.5 Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri .......... 19

    2.2.6 Pengukuran aktualisasi diri ............................................. 24

    2.3 Metode pembelajaran problem base learning(PBL) ................ 25

    2.4 Metode belajar seven jump

    2.4.1 Pengertian metode belajar seven jump............................ 26

    2.4.2 langkah-langkah metode belajar seven jump .................. 27

    2.5 Kurikulum Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta..... 31

    2.6 Kerangka teori .......................................................................... 32

    BAB III KERANGKA KONSEP & DEFENISI OPERASIONAL

    3.1 Kerangka konsep ..................................................................... 34

    3.2 Defenisi operasional ................................................................ 34

    3.3 Hipotesa .................................................................................. 37

    BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

    4.1 Desain penelitian ..................................................................... 38

    4.2 Lokasi dan waktu penelitian ................................................... 39

    4.3 Instrumen penelitian ............................................................... 39

    4.4 Populasi .................................................................................. 41

    4.5 Sampel ................................................................................... 42

    4.6 Pengumpulan data .................................................................. 43

    4.7 Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ................ 44

    4.8 Pengolahan data ..................................................................... 46

    4.9 Teknik analisa data ................................................................ 48

    4.10 Penyajian data ...................................................................... 49

    4.11 Etika penelitian ..................................................................... 50

    BAB V HASIL PENELITIAN

    5.1 Gambaran umum tempat penelitian..................................... 51

    5.2 Karakteristik Responden .................................................... 52

    5.3 Hasil Uji Normalitas........................................................... 53

    5.4 Hasil Analisa Univariat...................................................... 54

  • xiv

    5.4.1 Gambaran Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program

    Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta........................................................... 54

    5.4.2 Gambaran Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa

    Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta.................................................. 56

    5.5 Hasil Analisa Bivariat........................................................... 59

    5.5.1 Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan

    Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump

    di PSIKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta............................. 59

    BAB VIPEMBAHASAN

    6.1 Analisis Univariat

    6.1.1 Karakteristik Harga Diri Mahasiswa dalam ProsesBelajar

    Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu

    Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.............................................................................. 62

    6.1.2 Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa dalam Proses

    Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu

    Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta................................................................................ 65

    6.2 Analisis Bivariat

    6.2.1 Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan

    Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar............................... 69

    6.3 Keterbatasan Penelitian................................................................ 72

    BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Kesimpulan................................................................................. 73

    7.2 Saran............................................................................................ 74

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xv

    DAFTAR TABEL

    halaman

    Tabel 5.1: Distribusi frekuensi responden mahasiswa keperawatan

    berdasarkan angkatan............................................................... 51

    Tabel 5.2:Hasil Uji Normalitas Data......................................................... 52

    Tabel 5.3: Distribusi Skor Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program

    Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta dalam Proses Belajar Metode Seven

    Jump......................................................................................... 53

    Tabel 5.4: Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri Responden.. 54

    Tabel 5.5: Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan

    Aktualisasi diri mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta....................................................................................... 55

    Tabel 5.6: Distribusi Frekuensi Aktualisasi Diri Berdasarkan Angkatan

    di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.................................. 56

    Tabel 5.7: Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri....................... 57

    Tabel 5.8: Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan

    Aktualisasi Diri dalam ProsesBelajar Metode Seven Jump

    di PSIK UIN Jakarta................................................................. 59

  • xvi

    DAFTAR BAGAN

    halaman

    Bagan 2.1: Kerangka teori penelitian modifikasi teori motivasi Maslow... 32

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

    Lampiran 2 : Penjelasan Penelitian untuk Responden

    Lampiran 3 : Lembar Persetujuan menjadi Responden

    Lampiran 4 : Kuesioner Harga Diri

    Lampiran 5 : Kuesioner Aktualisasi Diri

    Lampiran 6 : Jawaban responden pada item pernyataan Harga Diri

    Lampiran 7 : Jawaban responden pada item pernyataan Aktualisasi Diri

    Lampiran 8 : Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Harga Diri

    Lampiran 9 : Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Aktualisasi Diri

    Lampiran 10 : Hasil Uji Normalitas

    Lampiran 11 : Hasil Uji Analisis Univariat

    Lampiran 12 : Hasil Uji Analisis Bivariat

  • xviii

    DAFTAR SINGKATAN

    AIPNI : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia

    PBL : Problem Base Learning

    PESAI : Peak Experiance Self-Aktualization Inventory

    PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan

    RSE : Rosenberg Self-Esteem

    SAI : Self- Actualization Inventory

    SCL : Student Center Learning

    SMA : Sekolah Menengah Atas

    UIN : Universitas Islam Negeri

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Program Studi S1 Ilmu Keperawatan di Indonesia pada tahun 2008

    mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan surat

    keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang pemberlakuan kurikulum

    berbasis kompetensi pendidikan sarjana keperawatan. Kurikulum berbasis

    kompetensi ini adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

    isi, dan bahan belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

    penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

    keperawatan (AIPNI, 2010).

    Terdapat berbagai macam metode pembelajaran untuk kurikulum

    berbasis kompetensi, salah satunya adalah problem based learning (PBL).

    PBL adalah metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan

    mengharuskan mahasiswa untuk melakukan pencarian atau penggalian

    informasi untuk dapat memecahkan masalah tersebut (Ditjen Dikti

    Kemdikbud, 2011). Hal ini sejalan dengan pendapat Nursalam (2008)

    mengatakan bahwa problem base learning merupakan metode belajar yang

    menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

    mengintegrasikan pengetahuan baru yang berfokus pada keaktifan peserta

    didik dalam kegiatan pembelajaran, dimana peserta didik tidak lagi

    diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode konvensional,

    tetapi peserta didik diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan

  • 2

    mereka secara mandiri ketika diberikan suatu permasalahan dan aktif

    mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber.

    Problem based learning ini telah diterapkan pada beberapa

    perguruan tinggi didunia, salah satunya yaitu berhasil digunakan di Fakultas

    Ilmu Kesehatan Maastrict University di Belanda pada bulan Maret 2005. Di

    Indonesia sendiri problem based learning juga sudah diterapkan pada

    Institusi Perguruan Tinggi Keperawatan, salah satunya yaitu Program Studi

    Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    pada September 2012 (Pedoman Akademik UIN Jakarta, 2014).

    Problem based learning menggunakan prinsip student-centered

    learning (SCL). SCL adalah metode pembelajaran berpusat pada peserta

    didik yang menuntut mahasiswa agar lebih aktif dan kreatif dalam proses

    belajar. Salah satu metode yang menggunakan prinsip student-centered

    learning yaitu metode seven jump, seven jump merupakan diskusi kelompok

    kecil yang menggunakan tujuh langkah untuk memecahkan masalah. Tahap-

    tahap seven jump yaitu: tahap pertama: mengklaifikasi istilah asing, tahap

    kedua: defenisi masalah, tahap ketiga: curah pendapat, tahap keempat:

    menganalisis masalah, tahap kelima: merumuskan masalah, tahap keenam:

    belajar mandiri, dan tahap ketujuh: pelaporan (Achmadi 2007 dalam Arlan,

    2012).

    Salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam proses

    pembelajaran metode seven jump ini adalah adanya mahasiswa yang

    dominan dan pasif dalam berdiskusi. Menurut Nursalam (2008) mahasiswa

    yang mendominasi yaitu mahasiswa yang mampu mengemukakan pendapat-

  • 3

    pendapatnya dan mengembangkan potensinya, sedangkan mahasiswa yang

    pasif yaitu mahasiswa yang tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Hal

    ini sejalan dengan penelitian Emerald et al. (2013) menyatakan bahwa

    kekurangan dari metode problem based learning yaitu sebagian mahasiswa

    mendominasi sementara yang lain pasif dalam berdiskusi dan memakan waktu,

    sedangkan keuntungan dari metode problem based learning yaitu memotivasi

    mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan penemuan masalah

    pembelajaran, meningkatkan keahlian berpikir kritis, meningkatkan keahlian

    berkomunikasi, dan meningkatkan dalam memperoleh informasi baru.

    Dalam pelaksanaan metode belajar seven jump di akademik mahasiswa

    hendaknya pandai beragumentasi, sehingga membentuk aktualisasi diri pada

    mahasiswa. Menurut Harsono (2005) menjelaskan bahwa mahasiswa dituntut

    untuk beragumentasi dan menyampaikan pendapat sebagai bentuk aktualisasi

    diri dalam proses belajar. Aktualisasi diri adalah cara mengembangkan potensi

    diri dari hal yang bisa kita lakukan atau kerjakan. Menjalankan aktualisasi diri

    sama dengan mengembangkan kemampuan tanpa batas, sifat dasar manusia

    adalah mencapai aktualisasi diri atau mencapai perbaikan diri dan perubahan

    yang konstruktif. Manusia lahir memiliki kecenderungan alamiah untuk

    mencapai aktualisasi diri, orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya dapat

    meraih kebahagian dan merasa puas dibandikan orang yang tidak mengalami

    aktualisasi diri (Rogers 1965 dalam Videbeck , 2008).

  • 4

    Mengasah kemampuan aktualisasi diri dalam metode belajar seven

    jump dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki saat

    memecahkan masalah, yaitu mampu menyampaikan pendapat, menganalisis

    masalah secara kritis dan mendalam, kreatif, dan mampu mengambil keputusan

    tanpa dipengaruhi orang lain dan bertanggung jawab atas segala keputusan

    yang diambilnya (Pajouhandeh, 2013).

    Menurut Dewi (2007) ciri-ciri positif orang yang teraktualisasi dirinya

    antara lain: jujur, terbuka, menjadi dirinya sendiri, mampu mengekspresikan

    pendapat berdasarkan pikiran dan emosi-emosi yang sebenarnya tanpa

    dipengaruhi orang lain. Mahasiswa dalam menyampaikan pendapat masih

    ditemukan pasif dalam berdiskusi, salah satu yang menyebabkan mahasiswa

    pasif dalam berdiskusi adalah kurangnya rasa percaya diri. Perasaan kurang

    percaya diri ini karena takut terhadap pendengar, yaitu takut ditertawakan, takut

    bahwa apa yang akan disampaikan tidak pantas untuk dikemukakan (Osborne

    1992 dalam Wahyuni, 2014).

    Robbinson (1995 dalam Nasimah, 2009) mengatakan bahwa

    kepercayaan diri berhubungan dengan harga diri seseorang, seseorang yang

    memiliki kepercayaan diri yang baik akan memiliki harga diri yang baik pula.

    Harga diri adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau

    tinggi, penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap keberadaan

    dan keberartian dirinya. Penilaian tinggi terhadap diri sendiri adalah penilaian

    terhadap kondisi diri, menghargai kelebihan dan potensi diri, serta menerima

    kekurangan yang ada, sedangkan yang dimaksud dengan penilaian rendah

  • 5

    terhadap diri sendiri adalah penilaian tidak suka atau tidak puas dengan kondisi

    diri sendiri, tidak menghargai kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu

    yang selalu kurang (Rosenberg 1965 dalam Arif, 2010).

    Hasil studi pendahuluan melalui penyebaran angket sebanyak 10

    pertanyaan yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2014 pada 20 mahasiswa

    Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta tentang harga diri dan

    kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar dengan metode seven jump

    sebagai berikut: (i) 7 mahasiswa merasa tidak berguna saat memecahkan

    masalah karena tidak mendapatkan ide-ide kreatif dalam proses belajar. (ii) 12

    mahasiswa tidak mampu mengaktualisasikan dirinya karena tidak percaya diri

    dalam menyampaikan pendapatnya.

    Penelitian yang dilakukan oleh Harisanto (2010) tentang hubungan

    antara self confidence dengan aktualisasi diri siswa MAN 1 Malang hasil

    penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self

    confidence dengan aktualisasi diri pada siswa MAN 1 malang dengan nilai

    signifikansi sebesar 0,001 ( P< 0,05). Kemudian penelitian yang dilakukan oleh

    Ginting (2011) dengan diperoleh nilai p sebesar 0,00 (p

  • 6

    Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, peneliti belum

    menemukan penelitian terkait hubungan antara harga diri mahasiswa dengan

    kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump. Peneliti

    juga berpikir bahwa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri penting untuk

    diteliti, sehingga peneliti ingin mengkaji lebih mendalam mengenai Hubungan

    harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar

    metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta.

    1.2 Rumusan Masalah

    Beberapa kekurangan dari metode belajar problem base learning yaitu

    terdapatnya mahasiswa yang dominan dan pasif dalam berdiskusi, pasif dalam

    berdiskusi artinya tidak mampu menyampaikan pendapat. Menyampaikan

    pendapat merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri dalam proses belajar,

    aktualisasi diri adalah mengembangkan potensi yang dimiliki tanpa batas.

    Pasifnya seseorang dalam berdiskusi disebakan karena kurangnya rasa

    percaya diri mahasiswa terhadap kemampuan dirinya, padahal untuk mencapai

    aktualisasi diri seseorang harus memiliki kepercayaan diri yang baik.

    Kepercayaan diriberhubungan erat dengan harga diri seperti yang sudah

    dijelaskan dilatar belakang, sehingga harga diri juga akan menentukan

    pencapaian kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar menggunakan

    metode seven jump.

    Hasil studi pendahuluan tentang kemampuan beraktualisasi diri dalam

    proses belajar dengan metode seven jump menunjukkan : 7 mahasiswa merasa

    tidak berguna saat memecahkan masalah karena tidak mendapatkan ide-ide

  • 7

    kreatif dalam proses belajar dan 12 mahasiswa tidak mampu

    mengaktualisasikan dirinya karena tidak percaya diri dalam menyampaikan

    pendapat. Dengan demikian masalah penelitian ini adalah apakah terdapat

    hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri

    dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan

    Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

    1.3 Pertanyaan Penelitan

    Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, maka

    dapat diambil beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

    1.3.1 Bagaimana gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses

    belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta?

    1.3.2 Bagaimana gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam

    proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

    1.3.3 Apakah ada hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan

    aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program

    Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

    1.4 Tujuan Penelitian

    1.4.1 Tujuan Umum

    Mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan

    aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu

    Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • 8

    1.4.2 Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dalam

    proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta

    b. Untuk mengetahui gambaran aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar

    metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    c. Untuk mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan

    aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi

    Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    1.5 Manfaat Penelitian

    a. Bagi Mahasiswa Keperawatan

    Memberikan sumber informasi terkait harga diri mahasiswa dan

    kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di

    Program Studi Ilmu Keperawatan, khususnya di UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    b. Bagi Institusi

    Penelitian ini memaparkan hubungan harga diri mahasiswa dengan

    kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di

    Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

    sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan masukan bagi pihak

    institusi untuk membantu meningkatkan harga diri dan kemampuan

  • 9

    aktualisasi diri mahasiswa keperawatan sehingga menghasilkan lulusan

    yang berkualitas dan berintegritas.

    c. Bagi Peneliti Lain

    Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang

    bagaimana hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi

    diri dalam proses belajar metode seven jump dengan metode lain yang baru

    atau dengan variabel yang lain.

    1.6 Ruang Lingkup

    Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu

    Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui hubungan harga diri

    mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode

    seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Sarif Hidayatullah

    Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi

    korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan

    data dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari kuesioner Rosenberg Self-

    Esteem (RSE) yang dikembangkan oleh Resonberg (1965) dan Peak

    Experiences Self-Ectualization Inventory (PESAI) yang dikembangkan oleh

    Wilsow dan Kneisl (1983), yang kemudian diadopsi oleh peneliti. Subjek yang

    diteliti adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012, 2013, dan 2014. Waktu

    penelitian berkisar dari Maret sampai April 2015.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    2.1 HARGA DIRI

    2.1.1 Pengertian harga diri

    Menurut Stuart & Sundeen (2010) harga diri adalah penilaian individu

    tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai

    perilaku dirinya dengan ideal diri, sementara itu menurut Coopersmith (1967

    dalam Guindon, 2010) harga diri merupakan evaluasi atau penilaian terhadap

    diri sendiri yang berasal dari interaksi individu dengan orang-orang yang

    berada disekitarnya serta dari penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang

    lain yang diterima individu.

    Franzoi (2003 dalam Lubis, 2009) mengatakan harga diri melibatkan

    perasaan dalam menghargai diri sendiri dan kepercayaan diri. Baron dan

    Byerne ( 2005 dalam Dewi, 2013) mengungkapkan harga diri adalah sikap

    individu terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi rendah sampai

    tinggi. Selain itu Waitley (2012) juga menyatakan bahwa harga diri adalah

    adanya keyakinan pada kemampuan individu untuk menghadapi tantangan

    hidup, yang merupakan sebuah kepercayaan, bahwa individu layak dan

    berhak untuk sukses.

    Berdasarkan pengertian harga diri diatas, peneliti menyimpulkan

    bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri dalam

    rentang tinggi sampai rendah yang dipengaruhi oleh interaksi orang lain

  • 11

    terhadap dirinya, serta menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa

    dirinya mampu dan berharga.

    2.1.2 Aspek aspek harga diri

    Menurut Rosenberg 1965 dimensi-dimensi harga diri (dalam Mruk,

    2006) adalah sebagai berikut :

    a. Rosenberg memulai dengan menunjukkan bahwa pemahaman harga diri

    sebagai fenomena atau sikap diciptakan dengan kekuatan sosial dan

    kebudayaan.

    b. Studi mengenai harga diri dihadapkan pada masalah-masalah tersendiri,

    salah satunya yaitu refleksitas self, yang mengandung arti bahwa evaluasi

    diri lebih kompleks dari pada evaluasi objek-objek eksternal lain karena

    refleksitas self terlibat dalam mengevaluasi harga diri itu sendiri.

    c. Harga diri ini merupakan sikap yang menyangkut kebehargaan individu

    sebagai seseorang yang dilihat sebagai sebuah variabel yang sangat

    penting dalam tingkah laku.

    2.1.3 Faktor faktor yang mempengaruhi harga Diri

    Menurut Coopersmith (1967 dalam Ghufron, 2010) menyatakan harga

    diri terbentuk dari hasil interaksi dengan lingkungan dan atas sejumlah

    penghargaan, penerimaan, dan pengertian orang lain terhadap dirinya.

    Faktor- faktor yang mempengaruhi harga diri individu berasal dari

    lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal meliputi:

    jenis kelamin, intelegensi, dan kondisi fisik individu. Sedangkan lingkungan

    eksternal meliputi: lingkungan keluarga, dan lingkungan sosial.

  • 12

    Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu sebagai berikut:

    a. Faktor Internal

    1) Faktor jenis kelamin

    Wanita selalu merasa harga dirinya lebih rendah dari pada pria,

    seperti: perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang, dan

    merasa harus dilindungi.

    2) Intelegensi

    Berkaitan erat dengan prestasi akademik, karena pengukuran

    intelegensi berdasarkan kemampuan akademik individu. Individu

    dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik

    yang tinggi dari pada yang memiliki harga diri yang rendah,

    individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung memiliki

    intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu

    berusaha keras.

    3) Kondisi fisik

    Adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik dan tinggi

    badan dengan harga diri individu. Individu dengan kondisi fisik

    yang menarik, cenderung memiliki harga diri yang lebih baik

    dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik.

  • 13

    b. Faktor eksternal

    1) Lingkungan Keluarga

    Peran keluarga sangat menentukan perkembangan harga diri anak.

    Berlaku adil, pemberian kesempatan untuk aktif, dan mendidik

    dengan demokratis akan membuat anak mendapatkan harga diri

    yang tinggi. Orang tua yang sering memberikan hukuman dan

    larangan tanpa alasan dapat menyebabkan anak merasa tidak

    berharga.

    2) Lingkungan sosial

    Pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari

    dirinya beharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses

    lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain

    kepadanya.

    2.1.4 Karakteristik Individu Berdasarkan Tingkatan Harga diri

    Menurut Resonberg (1965 dalam Wahyuni, 2014) karakteristik

    individu diklasifikasikan berdasarkan tingkat harga diri yaitu:

    a. Karakteristik individu dengan harga diri tinggi

    Seseorang yang memiliki harga diri tinggi, ia akan memiliki ciri-ciri

    seperti:

    1. Merasa bahwa dirinya berharga

    2. Merasa banyak hal-hal baik yang dimiliki

    3. Merasa mampu dengan kemampuan yang dimiliki

    4. Dapat menghormati dirinya sendiri apa adanya

  • 14

    5. Tidak memiliki sikap sombong, melainkan memiliki sikap positif

    terhadap berbagai hal dan dapat mengatasi segala kekurangannya

    dengan baik

    6. Merasa puas dengan diri sendiri

    b. Karakteristik individu dengan harga diri rendah

    Seseorang yang memiliki harga diri rendah, ia akan memiliki ciri-ciri

    seperti :

    1. Menilai dirinya sendiri secara negatif

    2. Meragukan kemampuan dirinya

    3. Merasa tidak dihargai dan dihormati

    4. Merasa orang yang gagal

    5. Tidak bahagia, tertekan, dan merasa bahwa dirinya tidak dapat

    dibanggakan

    6. Merasa tidak berguna

    2.1.5 Pengukuran Harga Diri

    Rosenbergs self-esteem scale (RSES) yang disusun oleh Rosenberg

    (1965 dalam Martin et al, 2007) reliabilitas internal RSES yaitu sebesar 0,92

    dan telah banyak digunakan dalam penelitian diindonesia. Alat ukur ini

    berjumlah 10 item dengan penilaian menggunakan skala likert, yaitu

    pernyataan favourable apabila jawaban sangat setuju (3), setuju (2), tidak

    setuju (1), dan sangat tidak setuju (0) terdapat pada item no 1, 3, 4, 7, & 10,

    sedangkan untuk penilaian unfavourable apabila jawaban sangat setuju (0),

    setuju (1), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (3) terdapat pada item no 2,

  • 15

    5, 6, 8, & 9. Skala ini bersifat unidimensional yaitu hanya terdiri dari satu

    dimensi yaitu harga diri itu sendiri.

    Selain itu Coopersmith (1967 dalam Hills, Francis, & Jennings, 2011)

    juga merupakan salah satu tokoh yang ikut mengembangkan alat ukur harga

    diri yang dikenal dengan istilah self-esteeem inventory (SEI). Alat ukur ini

    terdiri dari 25 item yang berkaitan dengan tiga bidang yaitu harga diri secara

    umum, hubungan dengan orang tua, dan hubungan dengan teman sebaya yang

    menggunakan skala guttman dengan jawaban YA atau TIDAK.

    Dari dua alat ukur yang telas dijelaskan diatas, dalam penelitian ini

    peneliti memilih untuk mengadopsi alat ukur harga diri yang mengacu kepada

    kuesioner Rosenberg self-esteem scale (RSES) karena skala ini bersifat

    unidimensional dan mengukur harga diri secara umum.

    2.2 Aktualisasi Diri

    2.2.1 Pengertian aktualisasi diri

    Menurut Maslow (1943 dalam Irmawati, 2013) aktualisasi diri

    merupakan puncak dari perwujudan segenap potensi yang dimiliki dan

    menjadi yang terbaik dalam akademik dan profesi, dimana individu yang

    mencapai aktualisasi diri hidupnya penuh gairah dinamis dan tanpa pamrih,

    konsentrasi penuh dan terserap secara total dalam mewujudkan manusia

    menjadi manusia yang utuh dan tidak tertekan oleh perasaan cemas, perasaan

    risau, perasaan takut, tidak aman, tidak terlindungi, dan sendirian.

  • 16

    Menurut Chaplin (2008) aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk

    mengembangkan bakat dan kapasitas diri sendiri. Dari penjelasan diatas

    peneliti menyimpulkan aktualisasi diri yaitu mengembangkan bakat yang

    dimiliki oleh individu, dimana dengan mengaktualisasikan diri seseorang akan

    lebih mengenal dirinya dan mengetahui bagaimana seharusnya memanfatkan

    potensi-potensi positif yang ia miliki, dan melihat kekurangan dan

    kelemahannya, kemudian akan berusaha untuk menjadi manusia yang

    seutuhnya.

    2.2.2 Teori Abraham maslow tentang aktualisasi diri

    Menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) kebutuhan manusia

    dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan

    fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan

    kebutuhan aktualisasi diri. Ranking kebutuhan yang dikemukakan Maslow

    (1943 dalam Naisaban, 2004) sebagai berikut :

    1) Kebutuhan Fisiologis

    Adalah kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasaannya karena

    berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan

    hidup manusia. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah kebutuhan makan,

    minum, oksigen, kegiatan, istirahat, seks, proteksi dari cuaca yang

    ekstrem, dan rangsangan-rangsangan sensoris.

    2) Kebutuhan rasa aman

    Adalah kebutuhan yang mendorong manusia untuk memperoleh

    ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya.

  • 17

    3) Kebutuhan sosial

    suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan

    hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik

    dengan sesama jenis maupun lawan jenis, dalam keluarga maupun

    dalam kelompok masyarakat. Kebutuhan ini muncul dalam bentuk

    merasa diterima dalam keanggotaan kelompok, mengalami rasa

    kekeluargaan, persahabatan, kekaguman, dan kepercayaan.

    4) Kebutuhan akan harga diri

    Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua. Pertama, penghargaan diri

    sendiri yang menyangkut hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa

    percaya diri, kekuatan pribadi, edukasi, kemandirian, dan kebebasan.

    Kedua, adalah penghargaan dari orang lain, yaitu pengakuan dari orang

    lain karena prestasi yang telah diraihnya dan kebutuhan untuk dihormati

    dan dihargai orang lain. Kebutuhan harga diri diikuti oleh kebutuhan

    berkompetensi, kepercayaan diri, kekuatan pribadi, prestasi,

    independensi, dan kebebasan.

    5) Kebutuhan aktualisasi diri

    Adalah kebutuhan yang muncul setelah semua kebutuhan terpenuhi.

    Aktualisasi adalah kebutuhan manusia untuk menjadi orang yang sesuai

    dengan keinginan dan potensi yang dimiliki atau hasrat dari individu

    untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi

    yang dimilikinya.

  • 18

    2.2.3 Faktor Penghambat dalam Beraktualisasi Diri

    Maslow ( 1943 dalam Sari, 2011) mengemukakan beberapa hambatan-

    hambatan dalam mengaktualisasikan diri yaitu sebagai berikut:

    1) Berasal dari diri sendiri

    Berupa ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga rasa takut dari individu

    untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya, sehingga

    potensi itu tetap laten.

    2) Berasal dari luar

    Berupa kecendrungan kepribadian individu terhadap sifat-sifat, bakat,

    atau potensi-potensi, dimana aktualisai diri hanya mungkin terjadi apabila

    kondisi lingkungan menunjangnya.

    3) Berasal dari pengaruh negatif

    Hambatan ini berupa pengaruh negatif yang dihasilkan oleh kebutuhan

    untuk melakukan aktualisasi diri, seperti dalam hal mengeluarkan

    pendapat, mengambil resiko, membuat keputusan, melepaskan kebiasaan

    lama yang tidak konstruktif. Hal ini akan memberikan ketakutan pada

    individu yang tidak mampu melakukannya, hingga nantinya ketakutann

    itu akan mendorong individu-individu tersebut untuk bergerak mundur

    dalam pemuasaan kebutuhan. Jadi, disini individu dituntut untuk bersedia

    dan terbuka terhadap gagasan dan pengalaman-pengalaman baru.

  • 19

    2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri

    Menurut Rogers (1995 dalam Ginting, 2011) faktor-faktor yang

    mempengaruhi aktualisasi diri antara lain:

    1) Pemeliharaan (maintenance)

    Kebutuhan yang timbul dalam rangka memuaskan kebutuhan dasar

    seperti makan, udara dan keamanan, serta kecenderungan untuk

    menolak perubahan dan mempertahankan keadaan sekarang.

    Pemeliharaan bersifat konservatif, dalam bentuk keinginan untuk

    mempertahankan konsep diri yang dirasa nyaman.

    2) Peningkatan diri (enhancement)

    Walaupun ada keinginan yang kuat untuk mempertahankan keadaan

    tetap seperti adanya, orang ingin tetap belajar dan berubah.

    3) Penerimaan positif dari diri sendiri ( self regard)

    Penerimaan diri ini merupakan akibat dari pengalaman kepuasaan,

    dimana seseorang akan mampu menerima kelemahan dirinya namun

    tetap berusaha melakukan yang terbaik. Penerimaan positif dari diri

    sendiri merupakan bagian dari dimensi harga diri.

    2.2.5 Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri

    Menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) ada beberapa

    karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri, yaitu

    sebagai berikut :

  • 20

    1) Mampu melihat realita secara lebih efisien.

    Karakteristik ini memungkinkan seseorang untuk mampu menganalisis

    berbagai persoalan kehidupan menusia secara kritis dan mendalam.

    Kemampuan melihat realitas kehidupan apa adanya akan menumbuhkan

    sikap tidak emosional dan lebih objektif. Individu akan mendengar apa

    yang seharusnya ia dengar, bukan mendengar apa yang diinginkan atau

    ditakuti oleh orang lain. Pengamatan yang tajam terhadap realitas hidup

    akan menghasilkan pola pikir yang cemerlang, menerawang jauh ke

    depan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan atau keuntungan sesaat.

    2) Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya.

    Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu menerima

    diri sendiri dan orang lain apa adanya. Ia akan melihat orang lain seperti

    melihat dirinya sendiri, yang penuh dengan kekurangan dan kelebihan.

    Sifat ini akan menumbuhkan sikap toleransi terhadap orang lain dan juga

    kesabaran yang tinggi didalam menerima diri sendiri dan lapang dada

    menerima kritikan, saran serta nasehat orang lain.

    3) Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran.

    Inividu yang mengaktualisaikan dirinya dengan benar akan

    memanifestasikannya disegala tindakan, prilaku, dan gagasan yang ia

    tunjukkan spontan, tidak dibuat-buat dan wajar. Sifat ini akan melahirkan

    sikap lapang dada terhadap apa yang menjadi kebiasaan masyarakat

    selama hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip utamanya. Akan

    tetapi, jika kebiasaan lingkungan/masyarakat sudah bertentangan dengan

  • 21

    prinsip yang diyakininya, ia tidak segan-segan menentangnya, misalnya :

    adat istiadat yang amoral, kebohongan, kehidupan sosial yang tidak

    manusiawi.

    4) Terpusat pada persoalan.

    Bagi individu yang telah mencapai aktualisasi diri, seluruh pikiran,

    prilaku, dan gagasan individu berpusat pada persoalan yang tengah

    dihadapi umat manusia, bukan pada persoalan yang sifatnya egoistis.

    5) Memisahkan diri : kebutuhan akan kesendirian.

    Pada umumnya, individu yang telah mencapai aktualisasi diri cenderung

    memisahkan diri dari lingkungan, sikap ini didasarkan atas persepsinya

    mengenai sesuatu yang dianggap benar tanpa perlu menunjukkan sikap

    egois, dimana seorang individu merasa tidak bergantung atas pikiran

    orang lain, sikap yang demikian membuatnya tenang dan tentram dalam

    menghadapi hujatan dari orang lain. Individu ini senantiasa menjaga

    martabat dan harga dirinya meski berada dilingkungan yang kurang

    terhormat. Sifat memisahkan diri ini terwujud dalam otonomi

    pengambilan keputusan, keputusan yang ia ambil tidak dipengaruhi orang

    lain, dan ia akan bertanggung jawab atas segala keputusan/kebijakan yang

    diambilnya.

    6) Otonomi : kemandirian terhadap budaya dan lingkungan

    Individu yang telah mencapai aktualisasi diri tidak akan menggantungkan

    dirinya pada lingkungan. Ia dapat melakukan apa saja, kapan saja, dimana

    saja, tanpa dipengaruhi oleh lingkungan (situasi dan kondisi) disekitarnya.

  • 22

    Kemandirian ini menunjukkan pertahanan diri individu terhadap segala

    persoalan yang mengguncang, tanpa harus merasa putus asa apalagi

    sampai bunuh diri.

    7) Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan.

    Pada individu yang mampu mengaktualisasikan dirinya, ini merupakan

    manifestasi rasa syukur atas segala potensi yang dimiliiki. Individu akan

    diliputi perasaan senang, kagum, yang tidak bosan terhadap apa yang ia

    miliki meskipun hal tersebut biasa saja. Implikasinya, individu akan

    mampu mengapresiasikan segala yang ia miliki. Kegagalan seseorang

    dalam mengapresiasikan dirinya dapat membuatnya menjadi manusia

    yang serakah dan berprilaku melanggar hak asasi orang lain.

    8) Kesadaran sosial.

    Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya cenderung memiliki

    perasaan simpati, iba, kasih sayang, dan ingin membantu orang lain

    walaupun orang tersebut berprilaku jahat terhadap dirinya. Dorongan ini

    akan memunculkan kesadaran sosial yang membuat individu memiliki

    rasa bermasyarakat.

    9) Hubungan interpersonal.

    Orang yang mampu mengaktualisasikan diri cenderung memiliki

    hubungan yang baik dengan orang lain. Meskipun ia tidak cocok dengan

    prilaku orang-orang disekitarnya.

  • 23

    10) Demokratis.

    Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis.

    Sifat ini dimanifestasikan dengan prilaku yang tidak membedakan orang

    lain berdasarkan golongan, etnis, agama, suku, ras, status, sosial-ekonomi,

    partai, dan lain-lain. Sikap demokratis ini lahir karena individu yang

    mampu mengaktualisasikan diri tidak memiliki perasaan risih bergaul

    dengan orang lain, rendah hati, dan senantiasa menghormati orang lain.

    11) Rasa humor yang bermakna dan etis.

    Rasa humor orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya berbeda

    dengan humor kebanyakan orang, ia tidak akan tertawa terhadap humor

    yang menghina, merendahkan, atau bahkan menjelekkan orang lain.

    Humor yang ia tunjukkan tidak hanya memancing tawa, tetapi memiliki

    makna dan nilai pendidikan. Humornya benar-benar mencerminkan

    hakikat manusiawi-menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai

    kemanusiaan.

    12) Kreativitas.

    Kreatif merupakan karakteristik yang dimiliki oleh individu yang mampu

    mengaktualisasikan dirinya. Kreativitas ini tanpa pengaruh dari pihak

    manapun dan diwujudkan dalam kemampuan individu melakukan inovasi

    spontan, asli, dan tidak dibatasi oleh lingkungan ataupun orang lain.

    misalnya yaitu seseorang mampu memberikan pendapat dan

    mengembangkan potensi yang ia miliki tanpa bantuan orang lain dan

    percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki.

  • 24

    13) Kemandirian.

    Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu

    mempertahankan pendirian dan keputusan yang ia ambil dan tidak akan

    goyah atau terpengaruh oleh berbagai guncangan atau kepentingan.

    14) Pengalaman puncak.

    Individu yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan

    yang menyatu dengan alam, ia merasa tidak ada batas atau sekat antara

    dirinya dan alam semesta. Artinya individu yang mampu

    mengaktualisasikan dirinya akan terbebas dari sekat-sekat seperti: suku,

    bahasa, agama, ketakutan, keraguan, dan sekat sekat lainnya. Dengan

    demikian, individu akan memilikki sifat jujur, ikhlas, bersahaja, tulus

    hati, alami, sederhana, dan terbuka. Karakter inilah yang mencerminkan

    seseorang berada pada pengalaman puncak.

    2.2.6. Pengukuran aktualisasi diri

    Alat ukur untuk aktualisasi diri yaitu Peak ExperienceSelf-

    Actualization Inventory (PESAI) berdasarkan teori Maslow (1943) yang

    diadopsi oleh Wilsow dan Kneisl (1983). Alat ukur ini terdiri dari 28 item

    yang pernyataan menggunakan skala likert dengan scoring yang sudah

    ditetapakan oleh Wilsow dan Kneisl (1983), dimana item penilaian sangat

    sering (5) sering (3), kadang-kadang (1), dan tidak pernah (0) terdapat pada

    item no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 16,17,18,19,20,22,26,&27, item

    penilaian sangat sering (10), sering (7), kadang-kadang (3), dan tidak pernah

    (0) terdapat pada item no 8, 9, 21, 23, 24, & 28, item penilaian sangat sering

  • 25

    (15), sering (10), kadang-kadang (4), dan tidak pernah (0) terdapat pada no 7,

    11, & 25.Scoring berbeda-beda dikarenakan menurut Wilsow dan Kneisl

    (1983) scoring yang tinggi lebih berpengaruh terhadap aktualisasi diri pada

    individu.

    2.3 Metode Pembelajaran PBL

    Rukmini (2006 dalam Naila, 2014) mendefinisikan PBL merupakan

    suatu metode pendekatan pendidikan kedokteran dengan menggunakan bahan

    stimulus kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa berdiskusi tentang

    masalah yang penting maupun pertanyaan atau issue atau pemecahan masalah

    dengan menggunakan problem atau kasus.

    Tujuan utama dari metode PBL menurut Wahyuningsing & Santoso

    (2013) adalah:

    a. Melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi dan mengembangkan

    kemampuan berfikir secara sistematis atau mengembangkan

    kemampuan berpendapat, termasuk dalam hal ini kemampuan

    mengatasi masalah dan berpikir kritis.

    b. Menuntut mahasiswa untuk aktif sharing mengenaiinformasi yang

    diberikan, hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan

    mengetahui konsep atas pengetahuan yang barukaitannya dengan

    kasus penyakit yang sering di temui diklinik.

    c. Membantu mahasiswa agar menjadi mandiri dan mampu menjadi

    mahasiswa yang dapat mengandalkan dirinya sendiri dalam proses

    belajar mengajar.

  • 26

    Macam-Macam Tahap Kegiatan PBL:

    1. Menurut Wood (2003) terdapat tujuh langkah (seven jump) yang

    dikembangkan oleh Maastricht, Belanda dalam mengimplementasikan

    diskusi totorial PBL.

    2. Menurut Sudarman (2007), terdapat 5 langkah dalam PBL.

    a. Konsep dasar (basic concept)

    b. Pendefinisian masalah (defining the problem)

    c. Pembelajaran mandiri (self learning)

    d. Pertukaran pengetahuan (exchange knowledge)

    e. Penilaian (assessment)

    2.4 Metode belajar Seven Jump

    2.4.1 Metode Belajar Seven Jump

    Metode Seven Jump adalah sebuah metode problem based learning

    (PBL) yang digunakan dalam pembelajaran untuk menganalisa dan

    memecahkan sebuah kasus. PBL adalah strategi belajar yang berpusat kepada

    pelajar (student-centered), kolaboratif, kontekstual, terpadu, diarahkan

    sendiri, dan reflektif. Desain dan pelaksanaan pembelajaran meliputi belajar

    dalam kelompok-kelompok kecil. Mahasiswa bekerja sama dalam kelompok-

    kelompok kecil untuk membangun pengetahuan dengan menggunakan kasus

    masalah yang realistis untuk memicu proses belajar, metode ini terdiri atas 7

    langkah penyelesaian kasus, yang dinamis tetapi tetap memerlukan

    keseimbangan dan keserasian agar tujuan belajar dapat tercapai (Gwee, 2009).

  • 27

    2.4.2 Langkah langkah metode belajar seven jump

    Menurut Wood (2003) terdapat Tujuh langkah atau (seven jump)

    yang dikembangkan Universitas Maastricht (Belanda) dalam

    mengimplementasikan diskusi tutorial PBL.

    1. Langkah pertama yaitu mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan

    konsep yang belum dikenal dalam skenario. Nutulen membuat daftar

    istilah yang masih belum jelas sampai akhir diskusi.

    2. Langkah kedua yaitu mendefenisikan masalah yang akan dibahas. Jika

    terdapat perbedaan pandangan tentang masalah yang perlu dibahas,

    maka semua masalah harus dipertimbangkan. Nutulen membuat daftar

    masalah yang sudah disepakati untuk dibahas.

    3. Langkah ketiga yaitu sesi brainstorming (curah pendapat) untuk

    membahas masalah, yaitu memberikan penjelasan dan mengidentifikasi

    area yang belum diketahui dengan sempurna, notulen mencatat semua

    pokok diskusi.

    4. Langkah keempat yaitu kaji ulang langkah 2 dan 3, lalu tata penjelasan-

    penjelasan menjadi solusi sementara, notulen menata penjelasan-

    penjelasan.

    5. Langkah kelima rumuskan tujuan pembelajaran (learning objective),

    kelompok menyepakati tujuan pembelajaran. Tutor memastikan bahwa

    tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif, dan tepat.

    6. Belajar mandiri (semua mahasiswa mengumpulkan informasi yang

    berhubungan dengan tujuan pembelajaran).

  • 28

    7. Kelompok berbagi hasil belajar mandiri (mahasiswa mengidentifikasi

    sumber belajar dan berbagai hasilnya). Tutor memeriksa pembelajaran

    dan menilai kriteria kelompok.

    Menurut Patria (2011) tujuh langkah metode seven jump yaitu :

    1. Mengklarifikasi istilah asing

    a. Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang artinya kurang jelas.

    b. Mahasiswa mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum

    diketahuinya.

    c. Kata-kata yang masih diperdebatkan dikelompok ditulis.

    2. Mendefenisikan Masalah

    a. Problem (masalah), bisa berupa istilah, fakta, fenomena, yang

    kemudian didefenisikan oleh kelompok.

    b. Tutor mendorong seluruh anggota kelompok untuk memberi pendapat

    dan argumen dalam diskusi.

    c. Sangat mungkin ada perbedaan perspektif dalam menilai masalah.

    d. Membandingkan dan mengelompokkan pendapat akan meluaskan

    horizon intelektual.

    e. Mencatat seluruh isu, argumen dan pendapat yang telah dijelaskan oleh

    kelompok.

    3. Curah pendapat berdasarkan hipotesis

    a. Hipotesis sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar / salah, atau

    sebagai langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut.

  • 29

    b. Mahasiswa mencoba membuat formulasi, berdiskusi tentang berbagai

    kemungkinan yang sesuai dengan masalah.

    c. Diskusi tetap dalam tingkat hipotesis, tidak terlalu cepat masuk ke hal-

    hal rinci.

    d. Mencatat seluruh hipotesis yang ada.

    4. Menyusun hipotesa

    a. Mahasiswa mencoba merinci masalah dan membandingkannya dengan

    hipotesis yang sudah dikembangkan apakah sudah cocok atau belum.

    b. Tahap ini merupakan proses aktif dan restrukturisasi pengetahuan yang

    ada, dan juga merupakan tahap identifikasi perbedaan pemahaman.

    c. Hasil diskusi berisi: pengorganisasian penjelasan terhadap masalah

    ditulis secara skematik, menghubungkan ide baru yang muncul dari

    anggota kelompok dengan pengetahuan yang ada.

    5. Mendefenisikan tujuan belajar

    a. Kelompok menyusun beberapa tujuan belajar.

    b. Tutor mendorong mahasiswa agar inti tujuan belajar menjadi lebih

    focus, tidak terlalu lebar atau superficial serta dapat diselesaikan

    dalam waktu yang tersedia.

    c. Beberapa mahasiswa mungkin mempunyai tujuan belajar sendiri

    (ekstra) karena kebutuhan atau kepentingan mereka sendiri.

  • 30

    6. Belajar Mandiri

    a. Dapat berupa kegiatan mencari informasi di buku, internet, literarure

    review, jurnal, specimen patologis / fisiologis, bertanya kepada pakar,

    dsb.

    b. Hasil kegiatan tersebut dicatat oleh masing-masing anggota

    kelompok

    c. Hasil tersebut didiskusikan pada langkah ketujuh.

    7. Pelaporan

    a. Masing-masing anggota sudah siap berdiskusi setelah belajar

    beberapa literatur maupun sumber belajar lainnya.

    b. Tujuannnya mensintesis apa yang telah dipelajari, kemudian

    mendiskusikan kembali.

    c. Mahasiswa bisa beragumen dan menyampaikan pendapat untuk

    menambahkan, menyanggah, bertanya, dan berkomentar terhadap

    referensi.

    d. Kelompok membuat analisis lengkap tentang masalah yang ada dan

    membuat laporan tertulis.

    e. Bila ada kesulitan yang tidak bisa terpecahkan dicatat dan ditanyakan

    dalam diskusi dengan pakar / narasumber.

  • 31

    2.5 Kurikulum Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

    Kurikulum di Prodi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang berlaku saat ini terdiri dari 2 macam, yaitu kurikulum berbasis isi

    (kurikulum lama) dan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum lama berlaku

    sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2011, dimana kurikulum lama ini

    mengalami revisi dan perbaikan (PSIK UIN Jakarta, 2012).

    Pada tahun 2006, dilakukan peninjauan secara internal (Program Studi)

    yang menghasilkan perubahan distribusi mata kuliah. Kemudian pada Juni

    tahun 2007 dilakukan workshop pengembangan kurikulum dengan hasil berupa

    perubahan kurikulum pada semester I untuk seluruh program studi yang ada di

    Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan dalam bentuk model integrasi yang

    bertujuan menyamakan kompetensi dasar mahasiswa Fakultas Kedokteran &

    Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan pada

    tahun 2009 kurikulum tersebut ditinjau kembali (PSIK UIN Jakarta, 2012).

    Sedangkan kurikulum berbasis kompetensi mulai diberlakukan sejak

    tahun ajaran 2012, kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan

    Program Studi Ilmu Keperawatan pada tahun 2012 merujuk pada panduan yang

    dirumuskan oleh tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Asosiasi Institusi

    Pendidikan Ners Indonesia tahun 2009-2013 yang diterbitkan tahun 2010 (PSIK

    UIN Jakarta, 2012).

  • 32

    2.6 KERANGKA TEORI

    Aktualisasi Diri

    Metode belajar

    seven jump

    Harga diri

    Sosial

    Keamanan

    Fisiologi

    Bagan 2.1 Kerangka teori penelitian modifikasi teori motivasi Maslow (1943)

    Sumber : Maslow 1943 (dalam Asmadi, 2008) ; Rosenberg 1965 (dalam Wahyuni, 2014).

    Faktor

    penghambat

    Faktor-faktor yang

    mempengaruhi

    Karakteristik seseorang

    mencapai aktualisasi diri

    Aspek-aspek

    harga diri

    Faktor-faktor yang

    mempengaruhi

    Karateristik

    harga diri

  • 33

    Keterangan :

    : : Variabel yang tidak diteliti

    : Variabel yang diteliti

    Kerangka teori dalam penelitian ini dibuat berdasarkan teori motivasi

    menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) yang mengatakan bahwa

    aktualisasi diri akan tercapai ketika kebutuhan harga diri, sosial, keamanan,

    dan kebutuhan fisiologi terpuaskan, sehingga teori ini dikenal dengan hierarki

    kebutuhan manusia atau piramida kebutuhan manusia. Pada penelitian ini

    peneliti ingin melihat aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar

    menggunakaan metode seven jump.

  • 34

    BAB III

    KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL DAN HIPOTESA

    3.1 Kerangka Konsep

    Penelitian ini meneliti tentang Hubungan harga diri mahasiswa

    dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump

    di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan variabel bebas

    (independen) dan variabel terikat (dependen) agar mudah dipahami dan

    menjadi acuan dalam penelitian. Variabel bebas (independen) adalah

    variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen

    (terikat). Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah variabel yang

    disebabkan/dipengaruhi adanya variabel bebas (Riwidikdo, 2013). Dalam

    penelitian ini, variabel bebas (independen) adalah harga diri mahasiswa dan

    aktualisasi diri sebagai variabel terikatnya (dependen).

    .

    3.2 Defenisi Operasional

    Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel harga diri

    sebagai variabel independen dan aktualisasi diri sebagai variabel dependen.

    Variabel dependen Variabel independen

    Harga Diri Aktualisasi diri

  • 35

    Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

    No Variabel Defenisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

    1. Harga diri Penilaian seseorang

    terhadap penerimaan dirinya

    kelemahan, kekuatan diri,

    dan kepuasaan terhadap apa

    yang dilakukanya serta

    usaha-usaha individu untuk

    mencapai prestasi.

    Item pernyataan dalam

    kuesioner Rosenberg

    Self- Esteem (RSE) yang

    dikembangkan oleh

    Rosenberg (1965) terdiri

    dari 10 item

    pernyataanmenggunakan

    skala likert, dengan

    penilaian untuk

    pertanyaan sangat setuju

    (3), setuju (2), tidak

    setuju (1), dan sangat

    tidak setuju (0)

    Kuisioner Semakin tinggi skor

    semakin tinggi harga

    diri

    Numerik

  • 36

    No Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

    2 Aktualisasi

    diri

    Kebutuhan manusia untuk

    menjadi orang yang sesuai

    dengan keinginan dan

    potensi yang dimiliki atau

    hasrat dari individu untuk

    menyempurnakan dirinya

    melalui pengungkapan

    segenap potensi yang

    dimilikinya.

    Item pernyataan dalam

    kuesioner aktualisasi diri

    Peak Experiences Self-

    Actualization inventori

    (PASAI) yang

    dikembangkan oleh

    Wilsow and Kneisl

    (1983) sejumlah 28

    pernyataan menggunakan

    skala likert dengan

    scoring yang berbeda

    menurut Wilsow

    &Kneisl (1983).

    Kuisioner 150 200 :

    aktualisasi diri tinggi

    112 -149:

    aktualisasi diri sedang

    80 111:

    mendekati aktualisasi

    diri.

    0-79 :

    aktualisasi diri rendah

    (Wilsow & Kneisl,

    1983)

    Kategorik

  • 37

    3.3 Hipotesa

    Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian yang

    muncul adalah :

    Ha : Ada hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan

    aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi

    Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • 38

    BAB IV

    METODOLOGI PENELITIAN

    Bab IV ini akan menjelaskan lebih rinci tentang metode yang

    digunakan. Diantaranya mengenai desain penelitian, lokasi dan waktu

    penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel, tekhnik pengumpulan

    data, uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian, tekhnik pengolahan data,

    dan analisa data yang digunakan, penyajian data, dan etika penelitian.

    4.1 Desain Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    kuantitatif, menggunakan desain correlative study dengan pendekatan cross-

    sectional. Menurut Sugiyono (2013) menjelaskan penelitian korelatif yaitu

    penelitian yang didesain untuk menguji hubungan antara dua atau lebih

    veriabel, sedangkan defenisi pendekatan cross-sectional adalah suatu

    pendekatan penelitian berupa observasi atau pengumpulan data yang dilakukan

    pada satu titik waktu atau selama satu periode pengumpulan data (Siswanto,

    2013). Dalam penelitian ini, digunakan untuk meneliti bagaimana hubungan

    harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar

    metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana pengumpulan data dilakukan pada

    satu waktu.

  • 39

    4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta. Penelitian dilakukan di lokasi perkuliahan mahasiswa PSIK UIN

    Jakarta angkatan 2012, 2013 dan 2014. Waktu penelitian dilaksanakan setelah

    berlangsungnya seminar proposal, pada tanggal 6 April 2015.

    4.3 Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan pernyataan

    tertutup, kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan dalam rangka

    wawancara terstruktur oleh peneliti kepada responden, daftar pertanyaan atau

    pernyataan telah disusun sedemikian rupa, sehingga responden hanya

    memberikan jawaban dengan memberikan tanda-tanda atau simbol atau

    menceklis dari pilihan jawaban yang telah disediakan (Siregar, 2013).

    Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok pernyataan, yaitu:

    a. Kuesioner A, berisi mengenai pernyataan harga diri mahasiswa terhadap

    penerapan metode belajar seven jump. Peneliti mengadopsi kuesioner

    Rosenberg Self- Esteem (RSE) yang dikembangkan oleh Rosenberg

    (1965), terdiri dari 10 item pernyataan dan menggunakan skala Likert

    dengan penilaian untuk pertanyaan favourable apabila jawaban sangat

    setuju (3), setuju (2), tidak setuju (1), dan sangat tidak setuju (0), dan

    penilaian untuk unfavourable apabila jawaban sangat setuju (0), setuju

    (1), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (3). Kemudian peneliti

  • 40

    menguji validitas & reliabelitas kuesioner, didapatkan semua item

    pernyataan valid dan realibel/

    b. Kuesioner B, berisi mengenai pernyataan kemampuan aktualisasi diri

    mahasiswa terhadap penerapan metode belajar seven jump. Peneliti

    mengadopsi kuesioner Peak Experience Self-Actualization Inventori

    (PESAI) yang dikembangkan oleh Wilsow and Kneisl (1983) sejumlah

    28 pernyataan, menggunakan skala likert dengan penilaian yang berbeda

    berdasarkan scoring yang sudah ditentukan Wilsow & Kneisl (1983).

    Kemudian peneliti menguji validitas & reliabelitas kuesioner,

    didapatkan semua item pernyataan valid dan realibel/

    Penilaian kuesioner A adalah menggunakan skala likert, yang mana

    skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

    atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sujarweni, 2014) yang

    dalam penelitian ini berupa karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses

    belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan skala likert yang pemberian

    skoringnya dengan sangat setuju = 3, setuju = 2, tidak setuju = 1, sangat tidak

    setuju = 0.

    Sedangkan untuk penilaian kuesioner B, yaitu untuk melihat

    kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump

    di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta menggunakan skala likert yang pemberian skoringnya

    Yaitu sangat sering (5) sering (3), kadang-kadang (1), dan tidak pernah (0)

  • 41

    terdapat pada item no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22,

    26, & 27, sedangkan item penilaian sangat sering (10), sering (7), kadang-

    kadang (3), dan tidak pernah (0) terdapat pada item no 8, 9, 21, 23, 24, & 28,

    dan item penilaian sangat sering (15), sering (10), kadang-kadang (4), dan tidak

    pernah (0) terdapat pada no 7, 11, & 25. Scoring berbeda-beda dikarenakan

    menurut Wilsow dan Kneisl (1983) scoring yang tinggi lebih berpengaruh

    terhadap aktualisasi diri pada individu.

    4.5 Populasi dan Sampel

    a. Populasi

    Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian atau

    objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini

    adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

    Negeri Jakarta angkatan 2014, 2013 dan 2012 yang telah menggunakan

    metode belajar seven jump. Mahasiswa yang menggunakan metode belajar

    seven jump di PSIK UIN Jakarta yaitu angkatan 2012, 2013, dan 2014.

    Peneliti mengambil 30 orang angkatan 2014 untuk dijadikan uji validitas

    dan reabilitas. Sedangkan untuk objek penelitian peneliti mengambil 18

    orang angkatan 2014 yang merupakan sisa dari uji validitas karena angkatan

    2014 terdiri atas 48 orang, 48 orang angkatan 2013, dan 37 orang angkatan

    2012.

  • 42

    b. Sampel

    Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang menjadi

    objek penelitian (Imron & Munif, 2010). Teknik pengambilan sampel dalam

    penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah tekhnik

    pengambilan sampel dimana sampel sama dengan populasi (Sugiyono,

    2007).

    Pengambilan sampel berpedoman pada kriteria inklusi yang telah

    ditentukan peneliti, menurut Nursalam (2008) kriteria inklusi adalah

    karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang

    terjangkau dan akan diteliti. Sampel yang digunakan pada penelitian ini

    adalah 103 orang mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

    yang sedang menjalani proses metode belajar seven jump, yaitu angkatan

    2012 terdiri dari 37 orang, angkatan 2013 terdiri dari 48 orang, dan angkatan

    2014 terdiri dari 18 orang. Kriteria inklusi sampel yang diambil dari populasi

    adalah sebagai berikut:

    a. Mahasiswa aktif di PSIK UIN Jakarta tahap akademik angkatan 2012,

    2013, dan 2014 yang sedang menjalani proses belajar metode belajar

    seven jump.

    b. Bersedia menjadi responden tanpa paksaan.

  • 43

    4.6 Pengumpulan Data

    Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini melalui

    beberapa tahap, yaitu :

    1. Melakukan uji validitas dan uji reabilitas kuesioner yang telah disetujui oleh

    penguji dan pembimbing setelah seminar proposal.

    2. Setelah proposal penelitian dan uji validitas serta uji reliabilitas disetujui

    oleh penguji, peneliti mengajukan permohonan izin penelitian di PSIK UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Setelah izin penelitian disetujui, peneliti mendatangi calon responden yang

    sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti datang ke Program

    Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012, 2013, dan 2014 kemudian

    koordinasi dengan pengurus kelas untuk mengumpulkan calon responden.

    Kemudian peneliti membagikan kuisioner sebagai data primer, kuesioner

    dibagikan kepada 37 mahasiswa angkatan 2012, 48 mahasiswa angkatan

    2013 dan 18 mahasiswa angkatan 2014. Total kuesioner yang dibagikan oleh

    peneliti adalah 103 kuesioner dengan jumlah pernyataan 38 item.

    4. Menjelaskan kepada calon responden terkait penelitian, kemudian

    memberikan lembar persetujuan (Informed consent) dan kuesioner dan

    menjelaskan prosedur pengisian kuesioner.

    5. Memberikan waktu pengisian kuesioner kepada responden 15 menit

    6. Kemudian responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi untuk

    diperiksa dan selanjutnya kuesioner diolah serta dianalisa oleh peneliti.

  • 44

    4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

    4.7.1 Hasil Uji Validitas

    Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu

    mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Untuk mengetahui validitas

    suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-

    masing variabel dengan skor totalnya.

    Perhitungan validitas dilakukan dengan rumus teknik korelasi product

    moment seperti berikut ini.

    ( )( )

    ( ( ) ( ( ) )

    Keterangan :

    rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y

    N : Jumlah responden

    X : Jumlah skor tiap butir

    Y : Skor total seluruh butir

    Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software

    komputer menggunakan metode Pearson Correlation (Korelasi Product

    Moment) dengan menghitung r atau koefisien korelasi. Apabila r hitung r

    tabel (0,05), maka pertanyaan tersebut valid. Apabila r hitung r tabel maka

    pertanyaan tersebut tidak valid (Arikunto, 2010).

    Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada 21 April tahun

    2015. Uji coba dilakukan pada 30 mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta angkatan 2014. Menurut Siswanto (2013) jumlah responden untuk uji

  • 45

    coba minimal 30 orang. Mahasiswa yang diikutsertakan dalam uji coba

    instrumen ini tidak termasuk dalam responden penelitian. Hasil korelasi tiap-

    tiap item pernyataan kuisioner harga diri (Rosenberg Self- Esteem) berkisar

    antara 0,477 sampai 0,877. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r tabel

    pada signifikasi 5% dengan n=30, yaitu sebesar 0,361. Karena seluruh item

    memiliki nilai r hitung nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuisioner

    pernyataan no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan10 valid dan layak digunakan untuk

    penelitian.

    Sedangkan hasil korelasi tiap-tiap item pernyataan kuisioner

    aktualisasi diri (Peak Experience Self-Actualization Inventori) berkisar antara

    0,369 sampai 0,779 kemudian dibandingkan dengan r tabel pada signifikasi

    5% dengan n=30, yaitu sebesar 0,361. Karena seluruh item memiliki nilai r

    hitung nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuisioner pernyataan no 1, 2, 3,

    4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,

    27, & 28 ini valid dan layak digunakan untuk penelitian.

    4.7.2 Hasil Reliabilitas

    Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

    tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

    gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Jenis

    pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan adalah dengan Alpha

    Cronbach, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran,

    hasil uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0.6

    (Siregar, 2013).

  • 46

    Pada penelitian ini, reliabilitas kuesioner harga diri menghasilkan nilai

    a= 0,877 dan kuesioner aktualisasi diri menghasilkan nilai a= 0,919, angka

    tersebut lebih besar dari nilai konstanta (0,6) sehingga instrumen ini dianggap

    reliabel dan dapat dipercaya.

    4.8 Pengolahan Data

    Pengolahan data yang dilakukan terdiri dari 3 tahap (Imron & Munif, 2010):

    a. Editing

    Proses editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa

    daftar peranyataan, kartu, buku register dan lain-lain. Kegiatan dalam

    memeriksa data meliputi:

    1. Perhitungan dan penjumlahan

    Menghitung banyaknya lembaran-lembaran kuisioner atau daftar

    pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini untuk mengetahui

    apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau

    ditentukan.

    2. Koreksi

    Kegiatan ketika koreksi adalah untuk melihat dan memeriksa

    kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, memeriksa

    keseragaman data.

    b. Coding

    Coding adalah tindakan untuk memudahkan pengolahan data, maka semua

    jawaban atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk

    disederhanakan. Salah satu cara menyederhanakan data hasil penelitian

  • 47

    adalah dengan memberikan simbol-simbol atau kode tertentu, dalam

    memberi simbol-simbol atau kode, tahapan kegiatan yang dilalui adalah:

    1) Untuk jawaban dari pertanyaan tertutup

    Cara yang ditempuh adalah memberikan simbol-simbol atau kode

    tertentu, biasanya dalam bentuk angka untuk setiap jawaban yang

    diberikan oleh responden.

    2) Jawaban dari pertanyaan terbuka

    Cara yang ditempuh ialah mengambil intisari dari jawaban yang

    diberikan, kemudian dikelompokkan menurut kategori tertentu dan

    setelah itu tiap kategori diberikan simbol-simbol atau kode berupa

    angka.

    3) Pemindahan data

    Setelah pemberian simbol atau kode pada jawaban kuisioner yang

    dibagikan kepada responden selesai, maka data yang sudah diberi kode

    dipindahkan ke dalam suatu media yang mudah ditangani untuk

    pengolahan data selanjutnya. Pengolahan data dapat dilakukan dengan

    cara mekanis, manual atau elektronis.

    c. Tabulating

    Tabulating, yakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa,

    sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun

    dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Pelakasanaan tabulating

    dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan elektronis.

  • 48

    4.9 Teknik Analisis data

    Setelah dilakukan proses pengolahan/manajemen data, langkah

    selanjutnya adalah melakukan proses analisis data. Tujuan analisis data adalah

    agar data yang dikumpulkan memiliki arti/makna yang dapat berguna untuk

    mengatasi masalah kesehatan. Adapun analisis data yang dilakukan dalam

    penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu:

    1. Analisis Univariat

    Analisis univariat merupakan suatu analisis untuk mendeskripsikan

    masing-masing variabel yang diteliti (Arikunto, 2010). Analisa univariat

    digunakan untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan, yaitu

    gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dengan menghitung nilai

    mean, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum, selanjutnya

    melihat gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa secara deskriptif

    dengan menghitung distribusi frekuensi dari masing-masing variabel.

    2. Analisa Bivariat

    Analisa bivariat berguna untuk melihat hubungan dua variabel

    (Arikunto, 2010). Dalam peneiltian ini untuk melihat hubungan variabel

    harga diri dengan aktualisasi diri. Analisa bivariat yang digunakan dalam

    penelitian ini yaitu uji Korelasi Spearman Rank (Rho). Menurut Sofyan

    (2013) uji Korelasi Spearman Rank (Rho) merupakan uji yang ditujukan

    untuk mengetahui hubungan antara dua variabel berskala ordinal dengan

    ordinal, dimana asumsi uji Korelasi Spearman Rank (Rho) adalah: (1)

    Data tidak berdistribusi normal dan (2) Data diukur dalam skala Ordinal.

  • 49

    Pada uji Korelasi Spearman Rank (Rho) ini tingkat kemaknaan

    yang digunakan adalah = 5% (Riwidikdo, 2013). Untuk mengetahui

    terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan, yaitu jika

    Sig > 0,05 maka Ho diterima, dan jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak.

    Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar hubungannya dapat dilihat

    dengan nilai koefisien korelasi atau nilai r. Koefisien korelasi memiliki

    sifat antara -1 hingga +1 dan sifat nilai koefisien korelasi antara plus (+)

    atau minus (-), yang mana jika korelasi positif (+) berarti jika variabel 1

    mengalami kenaikan maka variabel 2 juga akan mengalami kenaikan,

    begitu sebaliknya dan jika korelasi negatif (-) berarti jika variabel 1

    mengalami penurunan maka variabel 2 akan mengalami kenaikan, begitu

    sebaliknya, dan keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

    0.00-0.20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah, 0.21-0.40

    berarti korelasi memiliki keeratan lemah, 0.41-0.70 berarti korelasi

    memiliki keeratan kuat, 0.71-0.90 berarti korelasi memiliki keeratan

    sangat kuat, 0.91-0.99 berarti korelasi memiliki keeratan kuat sekali, dan

    1 berarti korelasi sempurna (Sujarweni, 2014).

    4.10 Penyajian Data

    Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang

    kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.

  • 50

    4.11 Etika Penelitian

    Peneliti dalam melakukan penelitian ini menerapkan prinsip etis

    (Siswanto, 2013), sebagai berikut:

    1. Memperlakukan partisipan secara terhormat.

    Proses penelitian menyangkut orang dan kehidupannya. Bagi beberapa

    orang, menjadi partisipan penelitian adalah suatu hal yang

    menyenangkan, namun ada juga yang tidak suka terlibat dalam penelitian,

    baik sebagai responden maupun informan. Ada juga yang terlibat karena

    terpaksa. Apapun bentuk keterlibatan orang lain, peneliti tidak boleh

    mengganggu kepentingan mereka sedikitpun.

    2. Menjaga kerahasiaan identitas dan informasi dari partisipan.

    Peneliti wajib menjaga kerahasiaan partisipan penelitian dan informasi

    yang diperoleh.

    3. Menentukan apakah penelitian dilakukan secara terbuka atau tertutup.

  • 73

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    Bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melakukan

    penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil

    penelitian ini telah menjawab permasalahan yang telah dihipotesiskan.

    A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

    Program Studi Ilmu Keperawatan mendapatkan izin penyelenggaraan

    berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

    Pendidikan Nasional RI Nomor:1356/D/T2005 tanggal 10 Mei 2005 dan

    Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI

    Nomor:Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005, yang diperpanjang izin

    penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

    Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/38/2010 tanggal 29 Januari 2010. Lulusan

    PSIK bergelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan lulusan pendidikan profesinya

    mendapat sebutan Ners (Ns).

    Pada tahun 2012 Program St