hubungan antara self regulation learning dengan...

36
1 HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATION LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA OLEH NOVA RITA LABIRO 802010066 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 18-Sep-2019

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

1

HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATION LEARNING DENGAN

PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

OLEH

NOVA RITA LABIRO

802010066

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah
Page 3: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah
Page 4: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah
Page 5: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Self

regulation learning dengan Prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif dan signifikan antara

Self regulation learning dengan Prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Penelitian

ini dilakukan di Fakultas Teknologi dan Informasi Universitas Kristen Satya Wacana,

Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiwa Fakultas Teknologi dan

Informasi angkatan 2010 yang berjumlah 50 orang. Variabel Self regulation learning

diukur dengan skala Motivated Strategies for Learning Questionnare (MSLQ) yang

terdiri dari 46 item dan variabel Prokrastinasi Akademik menggunakan skala

Prokrastinasi Tuckman yang terdiri dari 35 item. Data dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis Product Moment Pearson. Koesifien korelasi yang

diperoleh sebesar -0,006 dengan signifikansi sebesar 0,484 (p > 0,05). Sehingga

didapatkan kesimpulan dari penelitian menunjukan tidak adanya hubungan yang

negatif dan signifikan antara Self regulation learning dengan Prokrastinasi akademik

pada mahasiswa.

Kata Kunci : Self Regulation Learning, Prokrastinasi Akademik

Page 6: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

Absctract

The purpose of this research is to find the connection between self regulation learning

and academic procrastination on undergraduate student. The hypothesis proposed in

this research is that there is a negative connection and significant between self

regulatedlearning and academic procrastination on undergraduate student. This

research is conducted at Faculty of Information and Technology at SatyaWacana

Christian University, Salatiga. The subjects of this research are 50 undergraduate

students year of 2010. Self regulation learning is measured with motivated strategies

for learning questionnare(MSLQ) scale, which is composed of 46 items and academic

procrastination scale uses Tuckman procrastination scale which is composed of 35

items. Data analysis uses Product Moment Pearson technique. acquired correlation

coefficient is -0,006 with significance of 0,0468(p > 0,05). The conclusion is that this

research shows that there is no negative connection between self regulation learning

and academic procrastination on undergraduatestudent.

Keywords :Self Regulation Learning, Academic Procrastination

Page 7: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Jenjang pendidikan formal di Indonesia menetapkan seorang pelajar dapat

disebut mahasiswa apabila ia telah melewati atau lulus dari jenjang pendidikan

sebelumnya, yaitu Sekolah Dasar (SD 6 tahun), Sekolah Menengah Pertama (SMP 3

tahun), Sekolah Menengah Umum (SMU 3 tahun) yang kemudian melanjutkan ke

jenjang perguruan tinggi. Mahasiswa dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990: 543)

diartikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Sedangkan menurut situs

Wikipedia, mahasiswa adalah panggilan bagi orang yang sedang menjalani pendidikan

tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi.

Fenomena umum yang terjadi pada pelajar saat ini adalah sebagian perilaku

pelajar / mahasiswa yang banyak menghabiskan waktu hanya untuk urusan hiburan

semata dibandingkan dengan urusan akademik. Hal ini terlihat dari kebiasaan suka

begadang, jalan-jalan di mall atau plaza, menonton televisi hingga berjam-jam,

kecanduan game online dan suka menunda waktu pekerjaan (Savitri, 2011). Ketika

seorang pelajar tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik, sering mengulur waktu

dengan melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat sehingga waktu terbuang dengan sia-

sia. Tugas terbelangkalai dan penyelesaian tugas tidak maksimal berpotensi

mengakibatkan kegagalan atau terhambatnya seorang untuk meraih kesuksesan.

Kegagalan atau kesuksesan individu sebenarnya bukan karena faktor inteligensi semata

namun kebiasaan melakukan penundaan dalam terutama penyelesaian tugas akademik.

Didalam khazanah psikologi terdapat suatu istilah prokrastinasi yang menunjukan suatu

perilaku yang tidak disiplin dalam penggunaan waktu.

Page 8: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

3

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

“pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus” yang

berarti keputusan hari esok. Jika digabungkan menjadi “menangguhkan” atau “menunda

sampai hari berikutnya” (Ghufron, 2010).

Penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi memiliki karakteristik berbeda

dengan tingkatan jenjang pendidikan di bawahnya. Dalam perguruan tinggi diterapkan

sistem SKS (Satuan Kredit Semester), hal ini menuntut mahasiswa harus dapat

mengatur dan merencanakan beban kuliah dan proses belajar setiap semester.

Fenomena yang terjadi justru banyak mahasiswa Psikologi UKSW Salatiga yang

mengaku sering menunda-nunda mengerjakan tugasnya sampai menjelang batas waktu

pengumpulan. Dengan berbagai alasan, diantaranya sudah jenuh mengerjakan tugas-

tugas yang dibebankan selama ini, atau dengan alasan bahwa mahasiswa pada semester

akhir lebih banyak beban dan tanggung jawab selain memikirkan perkuliahan mereka

juga dituntut untuk mulai mencari peluang di suatu lapangan pekerjaan dan bahkan

mereka memang sedang menjalani kuliah sambil bekerja, kemudian ada juga yang

menyatakan bahwa mereka terlalu sibuk dengan kegiatan yang diadakan oleh organisasi

yang diikuti sehingga mereka sering menunda-nunda mengerjakan tugas kuliah.

Prokrastinasi dapat terjadi pada setiap individu dengan berbagai statusnya, oleh

karenaitu muncul penelitian yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir terkait

dengan prokrastinasi. Saat ini prokrastinasi adalah masalah umum yang terjadi di dunia

akademik dan sesuatu yang mengancam bagi pelakunya (Ferrari, Johnson, &

McCown,1995). Prokrastinasi patut diwaspadai terlebih bila pada mahasiswa yang akan

menyusun skripsi atau membuat tugas hariannya.

Page 9: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

4

Prokrastinasi dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun pada mahasiswa

menunjukan frekuensi tertinggi dibandingkan prokrastinasi pada hal lainnya. Seorang

mahasiswa memiliki berbagai kegiatan yang dilakukan, diantaranya ada mahasiswi yang

bekerja sambil kuliah ataupun melaksanakan kegiatan lain di luar perkuliahan. Namun,

selama menuntut ilmu di perguruan tinggi, sebagai mahasiswa tidak terlepas dari

kewajiban mengerjakan tugas-tugas akademik. Beberapa tuntutan penyelesaian tersebut

antara lain adalah membuat berbagai macam tugas akademik maupun ujian yang

merupakan suatu bentuk evaluasi bagi mahasiswa yang dilaksanakan secara rutin, serta

kegiatan non akademis lainnya.(http://www.academia.edu).

Dalam (http://www.academia.edu) menyatakan bahwa beberapa literatur

menjelaskan tentang aspek-aspek yang mempengaruhi terjadinya perilaku prokrastinasi,

seperti kelelahan,self efficacy, kecemasan untuk takut gagal,rendahnya kontrol diri,

motivasi yang rendah, dan lingkungan yang lenien. Dari aspek-aspek tersebut beberapa

diantaranya berindikasi terjadi pada mahasiswa perguruan tinggi. Seperti lelah secara

fisik dan psikis dikarenakan pemadatan jadwal kuliah yang berefek pada padatnya jam

belajar, serta kecemasan untuk gagal karena tuntutan untuk berprestasi dari berbagai

pihak seperti keluarga dan kontrol diri yang rendah karena lebih mementingkan sesuatu

yang lebih menyenangkan bersama teman sebayanya dari pada mengerjakan tugas

kuliahnya. (http://www.academia.edu). Hal ini didukung oleh wawancara yang

dilakukan peneliti pada beberapa mahasiswa di fakultas Psikologi dan pada bulan juni

dilakukan juga wawancara terhadap beberapa mahasiswa Fakultas Teknologi dan

InformasiUKSW di kota Salatiga, di antaranya wawancara dengan beberapamahasiswa

pada bulan Maret 2014, dan begitu juga hal yang sama diungkapkan oleh beberapa

mahasiswa psikologilainnya.Mahasiswa tersebut menyatakan kelelahan akan jadwal

Page 10: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

5

belajar yang ada membuat mahasiswa melakukan penundaan memulai mengerjakan

tugas, mempelajari pelajaranserta tidak cukup waktu untuk mengevaluasi hasil kerja

sebelummengumpulkan tugas. Selain itu, diperoleh informasi dari beberapa mahasiswa

lainnya yangmenyatakan melakukan penundaan karena melakukan aktifitas lain selain

aktifitaskuliah karena bosan dengan kegiatan belajar yang ada. Jika melihat hal tersebut,

maka setiap individu memiliki kemampuan meregulasi diri dalam kehidupannya dan

bertanggung jawab terhadap perilakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan,

yang dapat teraplikasikan dalam pembelajaran sehingga penundaan belajar akan

berkurang.

Shraw, Watkins, dan Olafson (2007) mendefinisikan prokrastinasi akademik

sebagai "sengaja menunda atau menunda pekerjaan yang harus diselesaikan" (hal. 12).

Penundaan sebenarnya adalah kebalikan dari motivasi - kurangnya niat atau kemauan

untuk mengambil tindakan (Ryan & Deci, 2000). Penelitian menunjukkan bahwa

penundaan merugikan mempengaruhi kemajuan akademis karena membatasi kualitas

dan kuantitas karya siswa. Penundaan menyebabkan sejumlah hasil negatif, termasuk

komitmen pada tujuan yang lebih rendah, jumlah yang lebih rendah dari waktu yang

diberikan terhadap pekerjaan (Morford, 2008) dan penurunan prestasi kursus (Akinsola,

Tella, & Tella, 2007.

Menurut Alsa (Arjanggi & Suprihatin, 2010), teori belajar sosial kognitif sudah

menjelaskankonsep ideal pembelajaran berdasar regulasi-diri dengan cakupan

mekanisme pengembangan diri dan pemantauan diri atas pikiran, perasaan, dan perilaku

dengantujuan untuk mencapai sasaran yang dapat membantu mengatur waktu

danmengendalikan diri pada sistem pembelajarannya, yang dalam psikologi terwujud

padaistilahself-regulated learning (SRL). Jika mahasiswa memiliki SRL tinggi, maka

Page 11: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

6

mahasiswa memiliki kemampuan secara mandiri untuk melakukan pengaturan terhadap

perencanaan kegiatan, pemonitoran dan mengevaluasi kegiatan yang dilakukannya,

disertai motivasi yang kuat untuk mampu menampilkan serangkaian tindakan produktif

dan efektif yang ditujukan untuk pencapaian target, Begitu pula sebaliknya, apabila

prokrastinasi akademik tinggi dan SRL rendah, maka ketiga ciri yang dikemukakan oleh

Ferrari dkk akan muncul.

Menurut Santrock (2007) mahasiswa/siswa/pelajar yang memiliki SRL

menunjukkan karakteristik mengatur tujuan belajar untuk mengembangkan ilmu dan

meningkatkan motivasi, dapat mengendalikan emosi sehingga tidak mengganggu

kegiatan pembelajaran, memantau secara periodik kemajauan target belajar,

mengevaluasinya dan membuat adaptasi yang diperlukan sehingga menunjang

dalam prestasi. Para peneliti juga menemukan terdapat korelasi positif dan cukup kuat

antara SRL dengan prestasi akademik pada siswa ( Santrock, (2007). Serta SRL

merupakan sebuah strategi yang sangat bagus untuk meningkatkan pembelajaran dan

pemantauan akan prestasi yang diperolehnya.

Penelitian Wolters (dalam Mastuti, dkk 2006: 17) menunjukan bahwa perilaku

prokrastinasi akademik memiliki hubungan dengan aspek-aspek dalam self regulation

learning.

Ellis dan Knaus (dalam Rumiani, 2006) menemukan bahwa hampir 70 %

mahasiswa dari kampus di Amerika melakukan prokrastinasi dalam makna luas.

Penelitian lain di Amerika oleh Solomon dan Rothblum 1984 (dalam Rahmawati, 2010)

dari 323 mahasiswa melalui self report data prokrastinasi mengindikasikan bahwa 46%

selalu melakukan prokrastinasi pada tugas menulis makalah, pada tugas belajar untuk

ujian ada 27,6%, dan 30,1% melakukan prokrastinasi untuk membaca tugas mingguan.

Page 12: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

7

Perilaku menunda-nunda merupakan masalah yang umum di kalangan pelajar,

khususnya mahasiswa perguruan tinggi. Hal ini menunjukan bahwa begitu banyak

mahasiswa yang melakukan prokrastinasi, padahal mahasiswa adalah penerus bangsa

yang diharapkan kelak dapat memajukan bangsa ini.

Tuckman(2002b) mempelajari prokrastinasi pada mahasiswa yang terdaftar

Kursus berbasis Web. Dalam penyusunan tugas, Tuckman membandingkan penundaan

Tinggi, sedang, dan rendahnya self regulation pada mahasiswa yang belum bergelar. Ia

menemukan bahwa semakin tinggi self-regulation, maka semakin sedikit penundaan

yang dihasilkan. (Glenda C.Rakes, Karee E. Dunn, 2010).

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Habibah Nugraheni Lestarik, Salmah

Lilik, dan Aditya mengenai hubungan self regulated learning dengan prokrastinasi

penyusunan skripsi pada mahasiswa fakultas sastra dan seni rupa UNS, dimana hasilnya

adalah positif, tingginya self regulated learning yang dimiliki seharusnya dapat

menurunkan tingkat prokrastinasi penyusunan skripsi ternyata tidak menunjukan

signifikansi yang nyata.

Sementara itu hasil penelitian dalam negeri, Fitria Savira dan Yudi Suharsono

(2013) menemukan bahwa 22 siswa (45,8%) memiliki self-regulated learning tinggi

artinya individu memiliki perencanaan untuk mencapai tujuannya dan mengelola waktu

belajar dengan baik, mengorganisasi dan mengode informasi secara strategis,

mempertahankan motivasi, serta mengelola lingkungan guna mendukung aktivitas

belajarnya. Sedangkan 26 siswa (54,2%) yang memiliki self-regulated learning rendah,

yang menggambarkan bahwa siswa tidak memiliki perencanaan dan pengaturan waktu

Page 13: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

8

dalam pembelajaran, tidak memiliki strategi pembelajaran, rendahnya motivasi, dan

kurang memanfaatkan sumber-sumber yang ada.

Menurut Ghufron (2004), dengan adanya Self Regulation diharapkan mahasiswa

mampu menampilkan serangkaian tindakan yang ditunjukan untuk pencapaian target

dengan melakukan perencanaan terarah, sehingga prokrastinasi dapat lebih

diminimalisir. Jadi semakin tinggi tingkat Self Regulation maka semakin rendah tingkat

prokrastinasi mahasiswa.

Pada penelitian sebelumnya sendiri sudah ditemukan beberapa hasil penelitian

yang berkorelasi negatif dimana saat self regulation tinggi, maka prokrastinasinya akan

rendah, penelitian sejenis ini sendiri belum pernah dilakukan di Fakultas Teknologi dan

InformasiUniversitas Kristen Satya Wacana, sehingga membuat peneliti tertarik untuk

meneliti dan ingin melihat apakah hasilnya juga akan berkorelasi negatif atau

sebaliknya.

Dilihat dari keterkaitan yang ditemukan pada prokrastinasi akademik

danSRLmunculdugaan peneliti akan adanya hubunganSRLdengan prokrastinasi yang

berdasar padastudi literatur belum ditemukan yang melakukan penelitian tersebut terkait

pada subyek mahasiswaFakultas Teknologi dan Informasi.Sehingga peneliti tertarik

untuk mengangkat judul hubunganSelf Regulation Learningdengan prokrastinasi

akademik pada mahasiswa Fakultas Teknologi dan Informasi UKSW.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara

self regulation learning dengan tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Fakultas

Teknologi dan InformasiUniversitas Kristen Satya Wacana?

Page 14: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

9

TINJAUAN PUSTAKA

Prokrastinasi Akademik

Definisi Prokrastinasi Akademik

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

“pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus” yang

berarti keputusan hari esok. Hal ini diperkuat oleh pendapat Brown dan Holzman (Rizvi,

Prawitasari &Soetjipto, 1997). Seseorang mempunyai kecenderungan menunda-nunda

atau tidak segera memulai suatu kerja ketika menghadapi suatu kerja atau menghadapi

suatu tugas tanpa memandang alasan yang mendasarinya disebut sebagai seseorang

yang melakukan prokrastinasi atau prokrastinator.

Menurut Ferrari (dalam Meiriana Dian, 2010), menyimpulkan bahwa pengertian

prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai batasan tertentu, yaitu :

(1) Prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, bahwa setiap perbuatan untuk

menunda dalam mengerjakan tugas disebut sebagai prokrastinasi, tanpa

mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan.

(2) Prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki

individu,yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah

merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam menghadapi tugas,

biasanya disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional.

(3) Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini

prokrastinasitidak hanya sebuah perilaku pendundaansaja, akan tetapi

prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan komponen-komponen

Page 15: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

10

perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat diketahui

secara langsung maupun tidak langsung (dalam Ghufron, 2010).

Dalam beberapa pengertian prokrastinasi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

prokrastinasi adalah suatu penundaan akan suatu pekerjaan yang dilakukan secara

sengaja, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan atau kegiatan

berprioritas rendah. Sedangkan Akademik adalah mengenai (berhubungan dengan)

akademi : soal-soal bersifat ilmiah, bersifat ilmu pengetahuan, bersifat teori (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2005).

Ciri-Ciri Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi sebagai suatu perilaku penundaan mempunyai karakteristik.

Menurut Burka & Yuen, (dalam Risalatuna, 2013) seorang prokrastinator memiliki

karakteristik-karakteristik tertentu, yang disebut sebagai “kode prokrastinasi”. Kode

prokrastinasi ini merupakan cara berpikir yang dimiliki oleh seorang prokrastinator,

yang dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang tidak realistis sehingga menyebabkannya

memperkuat prokrastinasi yang dilakukannya, meskipun mengakibatkan frustrasi.

Kode-kode prokrastinasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kurang percaya diri

Individu yang menunda biasanya berjuang dengan perasaannya yang kurang

percaya diri dan kurang menghargai diri sendiri.Individu yang demikian ini

kemungkinan ingin berada pada penampilan yang bagus sehingga menunda.

Prokrastinator merasa tidak sanggup menghasilkan sesuatu dan terkadang menahan

ide-ide yang dimilikinya karena takut tidak diterima orang lain.

Page 16: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

11

b. Perfeksionis

Prokrastinator merasa bahwa segala sesuatunya itu harus sempurna.Lebih

baik menunda daripada bekerja keras dan mengambil resiko kemudian dinilai gagal.

Prokrastinator akan menunggu sampai dirasa saat yang tepat bagi dirinya untuk

bertindak agar dapat memperoleh hasil yang sempurna.

c. Tingkah laku menghindari

Prokrastinator menghindari tantangan. Segala sesuatu yang dilakukannya,

bagi prokrastinator seharusnya terjadi dengan mudah dan tanpa usaha.

Faktor Yang Mempengaruhi Prokrastinsi Akademik

MenurutGhufron (2010)faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prokrastinasi

akademik dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu mempengaruhi prokrastinasi.

Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu yaitu:

1) Kondisi fisik individu

Faktor dari dalam diri individu yang turut mempengaruhi munculnya

prokrastinasi akademik adalah keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu

misalnya fatigue.

2) Kondisi psikologis individu

Menurut Millgran (dalam Ghufron, 2010), trait kepribadian individu

yang turut mempengaruhi munculnya perilaku penundaan, misalnya trait

kemampuan sosial yang tercermin dalam self regulation dan tingkat kecemasan

dalam berhubungan sosial.

Page 17: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

12

3) Kemandirian

Ghufron (2003), Nugrasanti (2006), dan Akhmad (2008) mengatakan

bahwa salah satu anteseden prokrastinasi adalah adanya sifat ketergantungan

terhadap orang lain, membutuhkan dukungan serta sifat selalu membutuhkan

bantuan dari orang lain.

b. Faktor Eksternal

Faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu yang mempengaruhi

prokrastinasi. Faktor-faktor itu antara lain berupa pengasuhan orang tua dan

lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan lenient.

1) Gaya pengasuhan orang tua: Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete (dalam

Ghufron, 2010) menemukan bahwa tingkat penghasuhan otoriter ayah

menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis

pada subyek penelitian anak wanita, sedangkan tingkat pengasuhan otoriter ayah

menghasilkan anak wanita yang bukan procrastinator.

2) Kondisi lingkungan: Kondisi lingkungan yang lenient prokrastinasi akademik

lebih banyak dilakukan pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan dari

pada lingkungan yang penuh pengawasan.

Mancini (1994) sependapat bahwa ada dua hal yang menjadi penyebab

prokrastinasi, yaitu internal forces (tekanan dari dalam) dan external force (tekanan

dari luar) :

a) Internal forces (Tekanan dari dalam)

Internal forces terdiri dari empat hal yaitu ketakutan akan problem (fear of

change), ketakutan pada kegagalan (fear of failure), ketakutan akan tergesa-gesa

Page 18: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

13

(addiction to running), dan kecenderungan untuk berbuat lebih (tendency to

ovecommit).

b) External forces (Tekanan dari luar)

External forces juga terdiri dari empat hal yaitu tugas yang tidak nyaman

(unpleasant tasks), tugas banyak (overwhelming tasks), aliran tugas yang tidak jelas

(unclear tasks flow), dan tujuan yang tidak jelas (unclear goals).

Aspek – Aspek Prokrastinasi Akademik

Tuckman, (1991), membagi tiga aspek prokrastinasi, meliputi :

1. A general self-description of the tendency to deal with things / Kecenderungan

dalammelakukan sesuatu, merupakan kecenderungan untuk membuang waktu secara

sia-sia dalam menyelesaikan tugas yang perlu diprioritaskan demi melakukan hal-

hal lain yang kurang penting.

2. A tendency to avoid unpleasantness and to have difficulty doing unpleasant things /

Kecenderungan untuk menghindari ketidaknyamanan dan mengalami kesulitan

dalam melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan yaitu kecenderungan untuk

merasa keberatan mengerjakan hal-hal yang tidak disukai dalam tugas yang harus

dikerjakannya tersebut atau jika memungkinkan akan menghindari hal-hal yang

dianggap mendatangkan perasaan tidak menyenangkan.

3. A tendency to blame others for one’s own predicaments / Kecenderungan untuk

menyalahkan orang lain akan keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami yakni

kecenderungan menyalahkan pihak lain atas penderitaan yang dialami diri sendiri

dalam mengerjakan sesuatu yang ditunda.

Page 19: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

14

Self Regulation Learning

Definisi Self Regulation Learning

Self regulation learning adalah suatu usaha yang mendalam dan memanfaatkan

sumber daya dan jaringan yang ada, memonitor dan meningkatkan proses yang

mendalam. Dengan kata lain, self regulation learning mengacu pada perencanaan dan

memonitor proses kognitif dan afektif yang melibatkan keberhasilan menyelesaikan

tugas-tugas akademik (Kerlin, B.A. 1992).

Pintrict & Groot (1990) memberikan istilahself regulated learningdalam belajar

dengan istilahSRL.Konsep self-regulation dikemukakan pertama kali oleh Bandura

dalam latar teori belajar sosial. Menurut Zimmerman (2002), regulation dalam proses

belajar bukanlah suatu kemampuan mental atau sebuah keterampilan dalam akademik,

namunmengelola proses belajar Individusendiri melalui pengaturan dan pencapaian

tujuandengan mengacu pada metokognisi dan perilaku aktif dalam belajar

mandiri.Pembelajaran dengan pengaturan diri terdiri atas metakognisi, motivasi, dan

tindakanterencana yang secara siklus diadaptasikan untuk mencapai tujuan pribadi

(Zimmerman& Pons, 1990).Selain itu motivasi dalam konteksSRLadalahself

motivationyang merupakan motivasi berasal dari diri sendiri terhadap kapasitasnya

untuk belajar (Sunawan, 2005). Aspek perilakupun berkaitan dengan upaya individu

untuk mengatur diri, menyeleksi, dan memanfaatkan maupun menciptakan lingkungan

yang mendukung aktivitas belajar seperti mendengarkan pelajaran dari guru, mencatat,

berkonsentrasi, dan lain-lainnya. Namun Thoresen dan Mahoney menjelaskan bahwa

SRL dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu faktor pribadi ( person), perilaku, dan

lingkungan (Zimmerman, 1990).

Page 20: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

15

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan para ahli dapat disimpulkan

bahwa self regulation learning mengacu pada kemampuan dari mahasiswa untuk

memahami dan mengontrol belajarnya, dimana mahasiswa memerlukan untuk

mengontrol belajarnya melalui keyakinan akan motivasi yang produktif dan

menggunakan strategi belajar kognitif.

Aspek-aspek Self Regulation learning

Pintrich, Smith, Garcia &Mc Keachie (dalam Artino, 2009) menjelaskan

strategi dalam Self Regulated Learning terbagi dalam aspek-aspek sebagai berikut:

1. Strategi Latihan

Strategi latihan termasuk penamaan item dari daftar yang harus dipelajari.

(Talbot, Garcia&Pintrich, dalam Artino 2009).

2. Strategi Elaborasi

Strategi elaborasi membantu siswa menyimpan informasi dalam memori

jangka panjang dengan membangun hubungan internal antara hal yang harus

dipelajari (Pintrich et al, dalam Artino, 2009).

3. Strategi Pengorganisasian

Pengorganisasian digambarkan sebagai sebuah upaya aktif yang

menghasilkan siswa yang terlibat dalam tugas.Strategi ini membantu siswa dalam

memilih informasi yang sesuai dan juga membuat hubungan dengan informasi

dalam pelajaran (Gracia & Pintrich, dalam Artino 2009).

4. Strategi Berpikir Kritis

Strategi berpikir kritis mengacu pada sejauh mana siswa melaporkan

pengetahuan yang diperoleh sebelumnya untuk situasi baru dalam rangka untuk

Page 21: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

16

memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau membuat evaluasi kritis

sehubungan dengan standar-standar keunggulan (Pintrich et el, dalam Artino, 2009).

5. Strategi Pengaturan Diri Metakognitif

Metakognisi mengacu pada pengetahuan, kesadaran dan kontrol serta

pengaturan dari kognisi. (Pintrich et al, dalam Artino, 2009).

6. Strategi Manajemen Waktu dan Lingkungan Belajar

Skala pertama dibawah sumber strategi manajemen adalah manajemen

waktu dan lingkungan belajar.Manajemen waktu termasuk jadwal untuk belajar,

rencana mingguan atau bulanan untuk tugas, tes dan ujian, dan secara efektif

menggunakan waktu belajar untuk seting tujuan realistik (Artino, 2009).

7. Strategi Pengaturan Usaha

Pengaturan usaha menekankan self management dan mencerminkan

komitmen untuk menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan seseorang meskipun

mengalami kesulitan dan gangguan. (Pintrich et al, dalam Artino 2009).

8. Strategi Belajar Dengan Teman

Belajar dengan teman mengacu pada dialog antar teman dan pertukaran

intelektual, ide dan informasi yang dapat membantu siswa menjelaskan materi

pelajaran dan menemukan informasi bahwa mereka tidak akan mampu melakukan

sendiri (Garcia, Pintrich, dalam Artino, 2009).

9. Strategi Pencarian bantuan

Pencarian bantuan mengacu pada proses dimana siswa meminta teman-

temannya dan guru untuk menjelaskan materi pelajaran yang membingungkan dan

karenanya dapat mempercepat pencapaian (Pintrich et al, dalam Artino, 2009).

Page 22: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

17

Komponen Self Regulated Learning

Menurut Schunk (dalam Nono Hery, 2010) Self regulated learning memiliki tiga

komponen yaitu :

1. Mengamati diri sendiri (self-observation), yaitu dengan sengaja memberikan

perhatian yang spesifik dari aspek perilaku dirinya sendiri.

2. Penilaian dirinya sendiri (self-judgement), yaitu dengan membandingkan kemajuan

sekarang dengan suatu tujuan secara standar.

3. Reaksi dari dirinya sendiri (self-reaction), yaitu dengan membuat respon evaluativ

terhadap penilaian kinerja dirinya sendiri.

Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi merupakan salah satu masalah yang penting dalam bidang

akademikProkrastinasi akademik adalah penundaan yang dilakukan secara berulang-

ulang dalam tugas-tugas akademik, yang meliputi penundaanuntuk memulai maupun

menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu

antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan tugas yang harus dikerjakan. Faktor-

faktor yang menyebabkan prokrastinasi adalah takut gagal, tidak menyukai tugas,

kesukaran mengambil keputusan. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan seseorang

melakukan prokrastinasi adalah kurangnya strategi dan pengaturan diri dalam belajar

atau biasa disebut juga dengan self regulation learning.Hal ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang menyatakan bahwa faktor yang dapat meningkatkan kecenderungan

melakukan prokrastinasi yaitu adanya kesulitan dalam pengaturan diri / self-regulation.

Lebih lanjut menurut Zimmerman (1990) menyatakan bahwa jika seseorang kehilangan

strategi dalam self regulation atau dengan kata lain memiliki self regulated learning

Page 23: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

18

yang rendah maka mengakibatkan proses belajar dan performa yang buruk, dalam hal

ini siswa akan cenderung melakukan prokrastinasi akademik.

Menurut Corno, Snow & Jackson (dalam Woolfolk, 2009), mahasiswa yang

mempunyai self regulated learning yang baik tahu bagaimana cara melindungi dirinya

sendiri dari gangguan yang dapat mengganggu proses belajar. Mereka tahu bagaimana

cara mengatasi bila merasa cemas, mengantuk atau malas. Sehingga mahasiswa yang

memiliki self regulated yang baik akan memiliki kecenderungan prokrastinasi rendah.

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Hariri (2010) yang

menyatakan bahwa self regulated learning efektif untuk menurunkan tingkat

prokrastinasi akademik.

Adanya hubungan antara prokrastinasi akademik dan self regulation juga

disinyalir oleh Senecal, Koestner, & Vallerand (2001) yang menunjukkan adanya

hubungan yang negatif signifikan, dimana dalam penelitiannya terdapat 25% self

regulated learning rendahyang menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik.

Artinya bahwa semakin tinggi self regulated learning mahasiswa maka semakin rendah

perilaku prokrastinasi dan sebaliknya semakin tinggi prokrastinasi maka tingkat self

regulated learningnya semakin rendah.

Menurut Santrock (2007) mahasiswa/siswa/pelajar yang memiliki Self

Regulation Learning menunjukkan karakteristik mengatur tujuan belajar untuk

mengembangkan ilmudan meningkatkan motivasi, dapat mengendalikan emosi

sehingga tidak mengganggu kegiatan pembelajaran, memantau secara periodik

kemajuan target belajar, mengevaluasinya dan membuat adaptasi yang diperlukan

sehingga menunjang dalam prestasi, sebaliknya mahasiswa yang memiliki prokrastinasi

Page 24: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

19

tinggi cenderung suka menunda tugas-tugas yang diberikan kepadanya sehingga

menyebabkan ia mengalami penurunan prestasi belajarnya karena pengaturan self

regulated learningnya yang kurang baik..

Umumnya, siswa/mahasiswa yang berhasil adalah siswa/mahasiswa yang

menggunakan strategi self regulated learning (self regulated learning tinggi) dan

sebagian besar sukses di sekolah sedangkan yang lainnya adalah mahasiswa yang tidak

menggunakan strategi belajar dengan baik sehingga menyebabkann mahasiswa tersebut

mengalami penurunan prestasi belajar.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa dengan Self

Regulation Learning yang baik seorang mahasiswa/pelajar dapat mengatur waktunya

dan mencapai prestasi akademik yang baik.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teori yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat diambil suatu hipotesis bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara

self regulation learning dengan prokrastinasi akademik mahasiswa. Semakin tinggi self

regulation learningmaka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademiknya, sebaliknya

semakin rendah tingkat self regulation learningnya maka semakin tinggi tingkat

prokrastinasi akademiknya.

Page 25: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

20

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu :

1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi Akademik

2. Variabel Bebas : Self Regulation Learning

Populasi Subjek Penelitian

Populasi yang akan menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa

Fakultas Teknologi dan Informasi angkatan 2010, Universitas Kristen Satya Wacana

dikarenakan berdasarkan pengamatan dan wawancara singkat yang dilakukan oleh

peneliti terdapat banyak perilaku yang menunjukan gejala prokrastinasi, terutama dalam

masalah pengumpulan tugas kuliah dan keterlambatan dalam menghadiri kegiatan

perkuliahan.

Sementara yang diambil menjadi sampel adalah sebagian populasi yang dikenai

langsung oleh suatu penelitian (Hadi, 2000), yaitu sejumlah mahasiswa Fakultas

Teknologi dan Informasi angkatan 2010 dengan menggunakan metode

PurposiveIncidental sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan memilih siapa

yang kebetulan ada/dijumpai. Sampel diambil berdasarkan kriteria yang sudah

ditetapkan oleh penulis berdasar kriteria tertentu, yaitu mahasiswa angkatan 2010 yang

masih dalam proses belajar / kuliah.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan angket untuk mendapatkan jenis data kuantitatif. Dalam

Page 26: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

21

penelitian ini menggunakan skala psikologi denganmenggunakan instrumen jenis

skala Likert .Dalam skala Likert terdapat pernyataan yangterdiri dari atas dua macam,

yaitu pernyataan yang favorable (mendukung ataumemihak pada objek sikap)

danunfavorable (tidak mendukung objek sikap). Adapunskala psikologi yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu

1. Instrumen pengambilan data yang digunakan peneliti adalah skala yang diadaptasi

dari Tuckman Procrastination Scale yang dikembangkan oleh B.W. Tuckman

(1991) untuk mengukur gambaran diri secara umum mengenai kecenderungan

membuang waktu, menghindari tugas karena mengalami kesulitan ketika melakukan

hal yang dianggap tidak menyenangkan (task avoidance), kecenderungan

menyalahkan kejadian eksternal atau orang lain untuk setiap konsekuensi berikutnya

dari pilihan prokrastinasi (blaming others). Tuckman Procrastination Scale yang

telah diadaptasi oleh peneliti terdiri dari 35 item dengan 4 alternatif jawaban yaitu

( SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak Setuju, dan STS = Sangat Tidak

Setuju). Skor untuk pilihan jawaban A = 4, B = 3, C = 2, D = 1.

Tanggapan untuk setiap item dari skala prokrastinasi tersebut dijumlahkan

untuk membuat skor keseluruhan dari prokrastinasi. Sebelas item dari 35 item

merupakan item-item unfavorable, yakni item 6, 8, 11, 13, 17, 25, 27, 29, 30, 33 dan

34.

Skala Tuckman Procrastination Scale diadaptasi oleh peneliti dengan

menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia terlebih dahulu dan dilakukan

penyesuaian dengan subyek yang akan diteliti pada penelitian ini.Penentuan-

penentuan item valid menggunakan ketentuan dari Azwar (2012) yang menyatakan

bahwa item pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥0,250. Pada

Page 27: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

22

percobaan pertama didapatkan data valid sebanyak 21 item, setelah data gugur

dihapus, pada percobaan kedua didapatkan data valid sebanyak 20item.

Self Regulation Learning merupakan variabel laten yakni variabel yang tidak

dapat diamati secara langsung, sehingga memerlukan sebuah instrumen dalam

pengukurannya. Salah satu instrumen yang dapat mengukur Self Regulation Learning

yaitu Motivated Strategies for Learning Questionnare (MSLQ) yang dikembangkan

oleh Pintrich, Smith, Garcia & Mc Keachie (dalam Artino, 2009). MSLQ

dikembangkan menggunakan pandangan sosial-kognitif dari motivasi dan self

regulation learning. Dari kerangka teoritis tersebut, maka dikembangkanlah MSLQ

yang terdiri dari 81 item dengan dua skala yakni Motivation Scale (Instrinsic &

Extrinsic Goal Orientation, Task Value, Control of Learning Beliefs, Self Efficacy for

Learning and Performance, Test Anxiety), dan Learning Strategies Scale (Rehearsal,

Elaboration, Organization, Critical Thinking, Metacognitive Self Regulation,

Time/Study Environmental Management, Effort Regulation, Peer Learning, Help

Seeking).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala yang diadaptasi dari

Motivation Strategies for Learning Questionnare (MSLQ). Dalam penelitian ini,

peneliti hanya menggunakan bagian kedua dari MSLQ yaitu Learning Strategies Scale

yang terdiri dari 46 item dan dengan dimensi sebagai berikut : Strategi latihan,

Elaborasi, Pengorganisasian, Berpikir kritis, Pengaturan diri dan metakognitif,

pengaturan waktu dan lingkungan belajar, pengaturan usaha, belajar dengan teman, dan

pencarian bantuan. Peneliti mengadaptasi skala dengan menerjemahkan skala yang

awalnya menggunakan bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia dan selanjutnya

menyesuaikan skala dengan subjek dalam penelitian.

Page 28: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

23

Pada masing-masing skala tersebut ada pernyataan favorable dan

unfavorable.Pengukuran tersebut didasarkan pada skala Likert dengan pilihan jawaban

dari angka 1 (tidak sepenuhnya benar) sampai angka 7 (Sangat Benar/Sesuai).

Penentuan-penentuan item valid menggunakan ketentuan dari Azwar (2012) yang

menyatakan bahwa item pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila

≥0,250.Pada percobaan pertama didapatkan data valid sebanyak 35 item.

HASIL

Analisis Deskriptif

a. Variabel Self Regulation Learning

AnalisisDeskriptif Hasil Pengukuran Self Regulation Learning

Tabel 1.1 Kategorisasi Pengukuran Skala Self Regulation Learning

No Interval Kategori Mean N Presentase

1 175≤ x<245 Tinggi

148,44

15 30%

2 105 ≤x<175 Sedang 32 64%

3 35 ≤ x<105 Rendah 3 6%

Jumlah 50 100%

SD = 34.302Min =75Max = 213

Berdasarkan statistik deskriptif yang diperoleh pada skala Self regulation

learning,skor empirik nilai minimum75 dan skor empirik nilai maksimum213, dengan

standar deviasi 34.302. Mean yang diperoleh adalah 148,44 yang termasuk dalam

kategori sedang yaitu rentang 105 ≤x<175.

Page 29: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

24

b. Variabel Prokrastinasi Akademik

Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Skala Prokrastinasi Pada Mahasiswa

Tabel 1.2 Kategorisasi Pengukuran Skala Prokrastinasi Akademik

No Interval Kategori Mean N Presentase

1 60 ≤ x < 80 Tinggi

49.88

7 14%

2 40≤ x <60 Sedang 34 68%

3 20 ≤ x < 40 Rendah 9 18%

Jumlah 50 100%

SD =9.178 Min = 31 Max = 66

Berdasarkan statistik deskriptif yang diperoleh pada skala Prokrastinasi

Akademik, skor empirik nilaiminimum31 dan skor empiriknilai maksimum adalah 66.

Mean yang diperoleh adalah 49, 88 yang termasuk dalam kategori sedang yaitu rentang

40≤ x <60.

Uji Korelasi

a. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas variabel Self Regulation Learning

didapatkan koefisien Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,520dengan probabilitas (p)

sebesar 0,950 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji

berdistribusi normal. Sedangkan uji variabel Prokrastinasi Akademik didapatkan

koefisien Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,768 dengan probabilitas (p) sebesar

0,598 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal.

Jadi, kedua variabel yaitu Self regulation learning dan Prokrastinasi Akademik

keduanya berdistribusi normal.

Page 30: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

25

b. Uji Linieritas

Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 0,719 dengan signifikansi

0,778 (diatas 0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan linear antara variabel Self

Regulation Learning dengan Prokrastinasi Akademik.

c. Analisis Korelasi

Tabel1.3 Hasil Uji Korelasi antara Self Regulation Learning dengan

Prokrastinasi Pada Mahasiswa

Correlations

SRL PROKRASTINASTI Akademik

SRL

Pearson Correlation 1 -.006

Sig. (1-tailed) .484

N 50 50

PROKRASTINASTI Akademik

Pearson Correlation -.006 1

Sig. (1-tailed) .484

N 50 50

Pada tabel Correlations diperoleh harga koefisien korelasi antara Self Regulated

Learningdengan Prokrastinasi Akademiksebesar -0,006 dengan signifikansi 0,484 (p >

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidakada hubungan antara Self Regulation

Learningdengan Prokrastinasi Akademik. Sehingga hipotesis yang diajukan yaitu “Ada

hubungan yang negatif dan signifikan antara Self Regulation Learningdengan

Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa “ ditolak.

Page 31: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

26

Pembahasan

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara Hubungan antara Self

Regulation Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa Fakultas

Teknologi dan Informasi angkatan 2010 di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga,

didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara Self

Regulation Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada subjek mahasiswa Fakultas

Teknologi dan Informasi angkatan 2010 Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga.

Berdasarkan hasil uji perhitungan korelasi, keduanya memiliki r sebesar -0,006dengan

signifikansi sebesar 0,484 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara kedua

variabel yaitu antara Self Regulation Learningdengan Prokrastinasi Akademik.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Fitrian Savira dan Yudi Suharsono (2013)

terhadap variabel Self regulation Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada siswa

akselarasi. Didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,73, dengan nilai

probabilitas (p) sebesar 0,000 pada taraf 1% yang bermakna ada hubungan negatif dan

sangat signifikan antara SRL dengan Prokrastinasi Akademik pada siswa akselarasi.

Hasil penelitian tersebut seharusnya dapat dijadikan acuan bahwa ada korelasi antara

Self regulation learning dengan tingkat Prokrastinasi.Namun pada kenyataannya hasil

penelitian ini tidak menghasilkan hal yang serupa.

Ditolaknya hipotesis dalam penelitian ini mungkin dikarenakan beberapa

penyebab. Tidak adanya hubungan yang signifikan dapat pula dikarenakan mahasiswa

memiliki respon yang sama terhadap kondisi lingkungan yang merupakan salah satu

faktor penting penyebab prokrastinasi akademik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

prokrastinasi akademik adalah kondisi lingkungan yang lenient. Menurut Millgram

(M.N.Ghufron, 2003) kondisi lingkungan yang lenient prokrastinasi akan

Page 32: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

27

mengakibatkan rata-rata mahasiswa pada lingkungan tersebut melakukan prokrastinasi.

Di Fakultas Teknologi dan Informasi sendiri diakui beberapa mahasiswa lingkungan

mereka adalah lingkungan yang lenient. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara

terhadap beberapa subjek mahasiswa mengenai kecenderungan untuk menunda

menyelesaikan tugas biasanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam mengatur

waktu, kondisi yang ada disekitar lingkungan mahasiswa seperti keinginan mengerjakan

tugas baru akan muncul jika teman-teman lainnya juga mulai sibuk mengerjakan tugas

sehingga waktu yang masih tersisa digunakan untuk kegiatan lain yang lebih

menyenangkan bagi mereka seperti bermain game.

Beberapa mahasiswa/subjek yang masih aktif kuliah juga tengah menyusun

skripsi mengatakan bahwa semakin banyak tuntutan terhadap tugas maka semakin

lemah sikap mereka dalam memecahkan masalah yang berarti mereka dituntut untuk

dapat menyelesaikan tugas mata kuliah dari dosen dengan deadline yang sudah

ditentukan dan mengerjakan tugas yang lain secara bersamaan seperti tugas akhir/skripsi

yang menyebabkan adanya kejenuhan sehingga ada salah satu prioritas tugas yang

menjadi tertunda untuk dikerjakan. Berdasarkan hal itu, maka jika mahasiswa berada

pada satu lingkungan belajar yang sama, tingkat prokrastinasinya akan menunjukkan hal

yang sama pula. Adapun penyebab lainnya misalnya kondisi fisiologis siswa, iklim

tempat tinggal mahasiswa, dan lain-lain. Mahasiswa memandang tugas akademik itu

terlalu berat dan membosankan dan merasa cemas atau takut berlebihan sehingga timbul

perasaan mudah menyerah. Seseorang memandang tugas sebagai sesuatu yang berat,

tidak menyenangkan dan merasakan ketakutan berlebihan untuk gagal walaupun

mahasiswa memiliki kemampuan yang dapat mendukung proses belajarnya.

Page 33: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

28

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini, diperoleh data bahwa

Prokrastinasi akademik memiliki mean/rata-rata sebesar 49,88 yang berada pada

kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa mahasiswa Fakultas Informasi

dan Teknologi angkatan 2010 di Universitas Kristen Satya Wacana memiliki tingkat

prokrastinasi yang sedang. Sedangkan hasil penelitian dari Self regulation

learningmahasiswa Fakultas Teknologi dan Informasi angkatan 2010 di Universitas

Kristen Satya Wacana diperoleh rata-rata sebesar 148,44 yang berada pada kategori

sedang yang berarti hampir sebagian besar dari mereka memiliki pengaturan belajar

yang baik.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah disampaikan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan SPSS, maka untuk uji Korelasi

Pearson (Product Moment) dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Self

Regulation Learning dengan Prokrastinasi. Nilai signifikansi yang diperoleh (0,484)

lebih besar dari 0,05.

2. Sebagian besar subjek dengan rata-rata 49,88 memiliki tingkat prokrastinasi

akademik berada pada kategori sedang dan sebagian besar subjek dengan rata-rata

148,44 memiliki tingkat self regulation learning berada pada kategori sedang.

Page 34: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

29

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diketahui, maka penulis mengajukan

saran kebeberapa pihak yaitu :

1. Peneliti selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya agar meneliti pengaruh variabel-variabel lain

yang dapat mempengaruhi prokrastinasi, selain yang ada pada independent variabel

penelitian ini, seperti modelling, self control dan tipe kepribadian.Untuk penelitian

selanjutnya peneliti menyarankan untuk menggunakan sampel lain seperti pada

siswa SMA, bahkan pada kalangan umum seperti karyawan.

2. Mahasiswa

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi

para mahasiswa. Mahasiswa diharapkan untuk tetap mempertahankan Self

regulation learningnya, karena Self regulation learningyang tinggi tidak akan

menjadi jaminan untuk tidak melakukan prokrastinasi. Mahasiswa yang memiliki

prokrastinasi sedang untuk segera mengurangi perilaku prokrastinasinya sehingga

mahasiswa akan lebih produktif dan dapat memenuhi target hasil belajar diinginkan.

Page 35: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

30

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi.Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fitria, S., & Yudi, S. (2013). Self Regulation Learning (SRL ) dengan Prokrastinasi

Akademik Pada Siswa Akselarasi. Jurnal Ilmiah. Vol. 01, No.01, Januari 2013.

Hal.65

Ghufron, M.N. (2003). Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap

Penerapan Disiplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik. Jurnal

Psikologi Tabularasa. Vol.2, no 1, 1-18

Glenda C.Rakes., & Karee E. Dunn. The University of Arkansas. (2010). The Impact of

Online Graduate Students’ Motivation and Self- Regulation on Academic

Procrastination. Journal Of Interactive Online Learning. Volume 9.no.1

Spring 2010

Hadi, S. (2000). Statistic Jilid 2. Jogjakarta: Penerbit Andi

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005

Kurnia, M. (2009). Hubungan antara Kemandirian dengan Kecenderungan

Prokrastinasi Akademik Pada Remaja Akhir. Skripsi Sarjana pada Program

Psikologi. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Mayasari, M.D. (2010). Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Metode

Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik pada

Mahasiswa Fakultas PsikologiUniversitas HangTuah Surabaya. Insan

Media Psikologi, vol.12 no.2 Agustus 2010, Hal. 95

Prawitasari, J.E., & Rizvi., & Soetjipto, H.P. (1997). Pusat Kendali Efikasi Diri Sebagai

Prediktor terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Psikologika Nomor

3. 51-56

Page 36: Hubungan Antara Self Regulation Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9297/2/T1_802010066_Full text.pdf · Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah

31

Saifullah. (2013). Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Prokrastinasi

Akademik Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Santrock, W. J. (2007). Life span development: Perkembangan masa hidup (jilid 2).

Jakarta: Erlangga

Yoenanto, N.H. (2010). Hubungan antara Self reegulated Learning dengan Self Efficay

pada Siswa Akselarasi Sekolah Menengah Pertama di Jawa Timur. Insan Media

Psikologi. Vol.12 no.2 Agustus 2010. Hal.88

http://deean-ae8.blogspot.com/2009/07/tinjauan-ilmiah-kebiasaan-siswa-menunda.html

http://www.academia.edu/4021862/1358-3065-1-PB#

(http://mitrariset.blogspot.com/2008/11/prorastinasi-akademik.html)

http://id.wikipedia.org/wiki/Mahasiswa

http://risalatuna.blogspot.com/2013/01/prokrastinasi-akademik.html