hubungan antara motivasi belajar dengan hasil …repository.unj.ac.id/2001/1/file 1 pdff.pdf · 1...
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMPN 77 JAKARTA
NIKEN RATNA WIJAYA
4115086939
Skripsi Ini Ditulis untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN)
JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
2
ABSTRAK
NIKEN RATNA WIJAYA. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Hasil belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di SMPN 77 Jakarta. Skripsi, Jakarta: Pendidikan
Negeri Jakarta. Jakarta, Juni 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data atau fakta yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya (reliabel) tentang seberapa jauh hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan PKn di SMPN 77 Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode koresional dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik cluster
sampling, dengan populasi penelitian seluruh siswa kelas IX SMPN 77 Jakarta yang berjumlah 195 orang, dan sampel yang digunakan sebanyak 39 orang siswa dengan menggunakan teknik cluster sampling yang sampelnya ditentukan sebesar 20% dari jumlah populasi.
Tempat penelitian dilakukan di SMPN 77 Jakarta, yang bertempat di jalan Cempaka Putih Tengah 18 Jakarta Pusat, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih.
Berdasarkan data yang diapatkan di tempat penelitian yang terlebih dahulu telah diuji untuk mendapatkan data yang nyata. Dilihat dari data yang telah diujikan terlebih dahulu didapatkan hasil penelitian, bahwa terdapat hubungan yang positif walaupun rendah antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajran PKn. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bila motivasi belajar siswa meningkat maka hasil belajar siwa pun akan ikut meningkat. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa motivasi belajar merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
3
4
5
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Negeri Jakarta, Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Niken Ratna Wijaya
No.Regestrasi : 4115086939
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan/Fakultas : Ilmu Sosial Politik/ Ilmu Sosial
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan Ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-Exclusive
Royalty Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul :
“HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMPN 77 JAKARTA”
Beserta perangkat yanga ada (jika diperlukan). Dengan Hak bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Negeri Jakarta berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 9 Juli 2012
Yang menyatakan
NIKEN RATNA WIJAYA
NIM.4115086939
6
LEMBAR PERSEMBAHAN
Gunakan seluruh potensi kecerdasanmu,
Karena kau berasal dari
Ar Rasyid Allah yang mencerdaskan
Apakah sudah kau dengar bisikan Allah itu
Ia membimbing setiap langkah dan
tindakan pada kebaikan dengan Asmaul Husna
kupersembahkan untuk
kedua orang tuaku, kedua saudaraku dan seluruh
keluargaku
yang selalu memberikan semangat dan kasih sayangnya
7
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,
serta rahmat dan ridhonya pula yang memberikan jalan kemudahan dan kesulitan-
kesulitan serta kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat dan
salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, sahabat serta umatnya. Amin.
Skirpsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulis skripsi ini masih terlampau jauh
dari sempurna, namun dengan niat dan tekad serta motivasi, bimbingan dan bantuan
baik moril dan materil dari berbagai pihak, alhamdulillah pembuatan skripsi ini dapat
diselesaikan. Untuk itu tidak ada kata dan ungkapan yang layak dan untuk
disampaikan hanyalah ucapan terima kasih yang setulusnya kepada :
Bapak Drs. Komarudin, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Jakarta. Serta kepada Ibu Dr. Hj. Etin Solihatin, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Sosial Politik, Universitas Negeri Jakarta serta selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan waktunya kepada penulis untuk bimbingan dan motivasi dalam
penulisan skripsi ini. Dan kepada Bapak Drs. Moh. Maiwan, M. Si, selaku Dosen
Pembingbing II yang telah banyak memberikan waktunya kepada penulis untuk
bimbingan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. Kepada Bapak Raharjo, S. Pd
selaku selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeeri Jakarta. Dan kepada Bapak Drs. Moh. Maiwan, M. Si, selaku Dosen
Pembimbing Akademik.
Serta ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya
terkasih (Bapak Suyadi dan Ibu Haryanti) yang selama ini telah rela berkorban jiwa
serta raga demi tercapainya cita-cita penulis. Dan kepada Kakak dan Adiku tersayang
Agin Kristanto dan Risna Sari Oktaviyani teruslah berjuang untuk meraih impian dan
cita-cita kalian.
8
Serta tidak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah dan Bapak
Wakil Kepala Sekolah SMPN 77 Jakarta Drs. M. Bendry Nainggolan dan Drs.
Budiyana, Dra. Yatti Suryati dan seluruh pihak SMPN 77 Jakarta yang telah
mengizinkan dan membantu jalannya proses penelitian.
Untuk sahabat dan teman-teman PKN non Reg 2008, yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya. Terkhusus untuk
Delima “ Rima Ayu Handayani, De Nefy Irawati, Dian Fitriani dan Astri Russy
Rachmani” yang telah membantu saya dan menyemangati saya. Serta untuk orang
yang saya sayangi Bustanil Arifin, yang telah membantu saya semaksimal mungkin
dalam menyusun skripsi ini. Dan untuk seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu.
Akhir kata penulis kembali mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu hingga skripsi ini terselesaikan tepat pada waktunya. Dan dengan ikhlas
penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.
Jakarta, Juni 2012
Niken Ratna Wijaya
9
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………………. i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ……………………………………… ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI ………………………………………………......................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………................................. 1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………. 5
C. Pembatasan Masalah …………………………………………... 5
D. Perumusan Masalah ……………………………………………. 6
E. Kegunaan Penelitian …………………………………………… 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Landasan Teori ………………………………………………… 7
1. Hakikat Hasil Belajar …………………………………....... 7
1.1. Klasifikasi Hasil Belajar ............................................. 10
1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....... 12
10
2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ................................................................. 17
2.1. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraa.......................................................... 17
2.2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ....................................................... 17
2.3. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan
Kewarganegaraan ....................................................... 18
2.4. Tolok Ukur Hasill Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ................................... 20
2.5. Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan …...... 21
3. Hakikat Motivasi Belajar ………………………………….. 22
3.1. Macam-macam Motivasi Belajar ………………….... 25
3.1.1. Motivasi Intrinsik …………………………… 26
3.1.2. Motivasi Ekstrinsi …………………………... 27
3.2. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar ……………............. 29
3.3. Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar ……............. 32
B. Kerangka Berfikir …………………………………………….... 34
C. Hipotesis Sementara …………………………………………… 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 37
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ………………………………….. 37
C. Metode Penelitian ……………………………………………... 37
D. Populasi dan Sampling ………………………………………… 38
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian …………. 38
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 38
2. Instrumen Penelitian ............................................................. 38
2.1. Kisi-kisi Motivasi Belajar ........................................... 39
2.1.1. Definisi Konseptual ......................................... 39
11
2.1.2. Definisi Operasional ........................................ 39
2.1.3. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar .............. 40
2.2. Kisi-kisi Hasil Belajar ............................................. 40
2.2.1. Definisi Konseptual ......................................... 40
2.2.2. Definisi Operasional ........................................ 41
2.3. Validitas Instrumen Motivasi Belajar .......................... 41
2.4. Realibilitas Instrumen Motivasi Belajar ...................... 42
F. Teknik Analisis Data ………………………………………….... 43
1. Mencari Persamaan Regresi .................................................. 43
2. Pengujian Persyaratan Analisis Data .................................... 43
3. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................ 44
3.1. Uji Keberartian Regresi .............................................. 44
3.2. Uji Kelinieran Regresi ................................................ 44
3.3. Uji Koefisien Korelasi ................................................ 46
3.4. Uji keberartian Koefisien Korelasi (uji-t) ................... 46
3.5. Koefisien Determinasi ................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ............................................................................ 48
1. Hasil Belajar .................................................................... 48
2. Motivasi Belajar .................................................................. 50
B. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................. 51
C. Pengujian Hipotesis penelitian ................................................... 56
D. Interpretasi Penelitian ................................................................. 58
E. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 58
12
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 60
B. Implikasi ..................................................................................... 60
C. Saran ........................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62
13
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ...................................................................... 64
Lampiran 2. Data Perhitungan Variabel X ......................................................... 68
Lampiran 3. Langkah Uji Coba Variabel X ....................................................... 69
Lampiran 4. Data Hasil Uji Coba Variabel X .................................................... 71
Lampiran 5. Perhitungan dan Hasil Uji Coba Realibilitas Variabel X .............. 73
Lampiran 6. Data Mentah Variabel X ................................................................ 74
Lampiran 7. Data Mentah Variabel Y ................................................................ 75
Lampiran 8. Proses Perhitungan Menggambar Grafik Histogram Variabel X .. 76
Lampiran 9. Proses Perhitungan Menggambar Grafik Histogram Variabel Y .. 77
Lampiran 10. Grafik Histogram Variabel X ...................................................... 78
Lampiran 11. Grafik Histogram Variabel Y ...................................................... 79
Lampiran 12. Hasil Data Mentah Variabel X dan Y ......................................... 80
Lampiran 13. Tabel Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku
Variabel X dan Variabel Y ........................................................... 81
Lampiran 14. Langkah-langkah Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan
Baku ............................................................................................. 82
Lampiran 15. Data Berpasangan Variabel X dan Variabel Y ............................ 83
Lampiran 16. Perhitungan Normalitas dengan Liliefors Variabel X ................. 84
14
Lampiran 17. Perhitungan Normalitas dengan Liliefors Variabel X ................. 85
Lampiran 18. Proses Perhitungan Uji Linieritas dengan Persamaan
Regresi Linier ............................................................................... 86
Lampiran 19. Grafik Persamaan Regresi ........................................................... 87
Lampiran 20. Perhitungan Uji Keberartian Regresi ........................................... 88
Lampiran 21. Perhitungan Uji Kelinieran Regresi ............................................. 90
Lampiran 22. Tabel Perhitungan JK .................................................................. 92
Lampiran 23. Daftar Anava untuk Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi ...... 93
Lampiran 24. Uji Koefisien Korelasi ................................................................. 94
Lampiran 25. Uji Keberartian Koefisien Korelasi dengan Uji-t ........................ 96
Lampiran 26. Uji Koefisien Determinasi ............................................................ 97
Lampiran 27. Surat Izin Penelitian dari Universitas negeri Jakarta ................... 98
Lampiran 28. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 77 Jakarta .................... 99
15
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar .................................................. 40
Tabel 3.2 Analisis Varians Regresi Linier Sederhana ......................................... 45
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil belajar ....................................................... 49
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi belajar ................................................. 50
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 52
Tabel 4.4 Anava untuk Pengujian Signifikan dan Linieritas
Persamaan Regresi ............................................................................... 55
Tabel 4.5 Signifikansi Product Moment .............................................................. 56
Tabel 4.6 Interpretasi Koefisien ........................................................................... 57
Tabel 4.7 Uji-t ...................................................................................................... 57
16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Grafik Histogram Hasil Belajar ............................................. 49
Gambar 4.2 Grafik Histogram Motivasi Belajar ........................................ 51
Gambar 4.3 Persamaan Garis Regresi ...................................................... 53
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan berpikir yang dimiliki manusia, merupakan bekal yang sangat
penting. Berdasarkan itu, manusia telah berkembang selama berabad-abad lalu dan
tetap terbuka kesempatan yang luas untuk memperkaya dirinya dan mencapai taraf
budaya yang lebih tinggi. Masing-masing manusiapun mengalami banyak perubahan
dan perkembangan diberbagai bidang kehidupan. Perkembangan ini dimungkinkan
karena adanya kemampuan belajar, yakni mengalami perubahan-perubahan, mulai dari
saat lahir sampai mencapai usia tua. Meskipun demikian, tidak semua perubahan yang
dialami anak kecil dan anak remaja merupakan hasil proses belajar yang baik di dalam
proses belajar atau pendidikan.
Didalam proses belajar terdapat dorongan untuk melakukannya. Dorongan
tersebutlah yang menjadi faktor yang penting dalam proses belajar. Dorongan yang
berasal dari dalam diri peserta didik merupakan faktor yang terpenting untuk
melakukan proses belajar. Karena dengan adanya dorongan tersebut maka baru akan
timbul keinginan untuk belajar. Dorongan yang berasal dari diri peserta didik sendiri
akan lebih maksimal proses belajarnya bila mendapat tambahan dorongan yang berasal
dari luar diri peserta didik. Dorongan belajar tersebut merupakan berbentuk motivasi
untuk belajar yang mempengaruhi proses belajar serta hasil belajar dan motivasi
18
merupakan dorongan yang berasal dari kondisi psikologis. Jadi, motivasi untuk belajar
merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.1
Dalam proses belajar situasi belajar yang baik akan menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik, karena situasi belajar sangat mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik. Mc. Donald mengatakan bahwa, motivasi merupakan sebuah perubahan
energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan)
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Adanya dorongan psikologis atau motivasi untuk
belajar maka anak akan belajar dengan giat dan akan menghasilkan hasil yang baik
juga. Dengan adanya motivasi yang makin bertambah besar maka hasil yang diperoleh
pada umumnya akan meningkat.
Hasil belajar yang buruk juga disebabkan karena motivasi yang dimiliki
peserta didik untuk belajar rendah. Karena kuat atau lemahnya motivasi belajar
seseorang mempengaruhi keberhasilan dan hasil belajarnya.2 Ada tidaknya motivasi
untuk berprestasi pada diri peserta didik cukup mempengaruhi kemampuan intelaktual
peserta didik agar dapat berfungsi secara optimal. Jadi, perlu adanya motivasi dari
dalam diri sendiri terlebih dahulu untuk belajar yang kemudian menghasilkan sebuah
hasil belajar.
Hasil belajar merupakan hasil pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau
proses belajar yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.3 Hasil
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
1 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hal. 200
2 Ibid, hal. 201
3 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010) hal. 138
19
individu sebagai hasil aktivitas belajar. Untuk mendapatkan hasil dalam bentuk
“perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam
maupun dari luar diri peserta didik.4 Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi dalam
diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktivitas belajar yang
telah dilakukan.
Agar hasil atau hasil belajar siswa maksimal maka diperlukannya motivasi
belajar dari dalam dan dari luar diri orang tersebut, karena motivasi merupakan faktor
pendukung dan pendorong yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu
untuk menghasilkan hasil belajar yang baik dan maksimal.
Gagne (1985: 40) menyatakan baahwa hasil belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan. Menurut Bloom dan Suharsimi Akunto (1990: 110), hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek, yaittu kognitif, afektif, dan psikomotorik.5
Hasil belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang
meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang
relevan.6
Dalam memberikan motivasi, guru harus berusaha untuk mengarahkan
perhatian siswa pada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan dalam diri peserta
didik atau siswa, maka akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni
4 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hal. 175
5 Syaiful Bahri Djamarah, Hasil belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hal.
19-2 0 6 Ibid
20
pelajaran tersebut.7 Namun bila dalam diri peserta didik tidak ada motivasi untuk
belajar maka tidak akan ada proses belajar yang terjadi.
Sekolah Menengah Pertama ( SMP) merupakan jenjang pendidikan dasar
formal di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) atau yang
sederajat. Sekolah Menengah Pertama dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun,
mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Siswa kelas 9 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional
yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Sekolah Menengah Pertama
(SMP) didaerah Jakarta Pusat salah satunya adalah SMP Negeri 77 jakarta. Bertempat
di jalan Cempaka Putih Tengah 18 Jakarta Pusat, Kelurahan; Cempaka Putih Timur,
Kecamatan; Cempaka Putih.
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan balajar salah satnunya berasal
dari peserta didik seperti minat dan bakat, sifat serta karakteristik, motivasi untuk
belajar juga berpengaruh pada keberhasilan atau hasil belajar yang diperoleh dalam
proses belajar. Dengan demikian, dalam proses belajar seorang peserta didik akan
berhasil jika mempunyai motivasi di dalam dirinya untuk belajar dan mendapat
tambahan motivasi dari luar dirinya.
Dilihat dari latar belakang masalah diatas, penulis berasumsi bahwa motivasi
belajar dapat mempengaruhi prestas belajar siswa didalam pada mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan. Untuk membuktikan hal tersebut, maka dalam
penelitian ini akan dikaji hal-hal yang berhubungan antara motivasi belajar dengan
hasil belajar di bidang pendidikan kewarganegaraan siswa kelas IX pada SMPN 77
Jakarta. Berdasarkan latar belakang diatas membuat penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berkenaan tentang hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar
7 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia,2010) hal. 142
21
siswa kelas IX pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada SMPN 77
Jakarta dan dengan dilakukannya penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah
berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa?
2. Bagaimana tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMPN 77
Jakarta?
3. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn di SMPN 77 Jakarta?
4. Bagaimanakah bentuk-bentuk dari motivasi belajar?
5. Bagaimanakah peran dan upaya guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
agar hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
maksimal?
6. Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PKn siswa SMPN 77 Jakarta?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan beberapa masalah yang telah diidentifikasi tersebut, maka dalam
penelitian ini hanya membatasi masalah hubungan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMPN 77 Jakarta.
22
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalahnya adalah
“Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PKn di SMPN 77 Jakarta?”
E. Kegunaan Penulisan
Adapun penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:
1. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan khasanah
keilmuan juga informasi tentang hubungan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PKn
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan sekaligus memberi masukan
bagi pihak-pihak yang terkait khususnya Pemerintah Pusat dan Guru-guru.
3. Sebagai referensi, bagi peneliti lainnya dalam mengangkat masalah yang sesuai.
23
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Landasan Teori
1. Hakikat Hasil belajar
Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan
lingkungannya (Ali Mahmud, 204: 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar
terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan, interaksi biasanya berlangsung secara
sengaja. Dengan demikian, belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam
diri individu, sebaliknya apabila tidak terjadi perubahan dalam diri individu maka
belajar tidak dikatakan berhasil.
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan,
belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam
belajar sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang
guru sebagai pengajar. Konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru
terpadu dalam satu kegiatan, diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan
guru.Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar harus bisa
mendapatkan hasil, namun bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya
campur tangan orang lain sebagai pendidik. Dengan demikian hasil belajar adalah
sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana
hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu
penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat
24
dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan
tingkah laku secara kuantitatif.8
Perubahan yang terjadi tersebut merupakan akibat dari kegiatan belajar
yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari
proses belajar. Jadi, untuk mendapat hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus
melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan dari
luar individu. Proses disini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis, kecuali bila
seseorang telah berhasil dalam belajar. Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi
dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena adanya aktivitas
belajar yang telah dilakukan.
Noehi Nasution, dan kawan-kawan memandang belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri. Melainkan ada unsure-unsur lain yang ikut terlibat langsung didalamnya, yaitu raw input, learning teaching process,
output, inviromental input, dan input. Dalam proses dan hasil belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya yang berasal dari dalam maupun dari luar diri peserta didik (1993: 3).
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah suatu akibat dari proses
belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu, berbentuk test yang disusun
secara terencana, baik test tertulis, test lisan maupun test perbuatan.
S. Nasution (1989: 25) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Definisi hasil belajar jua disampaikan oleh Ngalim Purwanto, hasil belajar
adalah hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada murid-muridnya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah
perubahan yang terjadi pada siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
8 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
1989) hal. 22
25
dinyatakan dalam bentuk skor, atau kegiatan evaluasi (test) yang telah dilakukan yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan siswa dari keseluruhan mata
pelajaran atau salah satu mata pelajaran di sekolah.
Gagne (1985: 40) menyatakan baahwa hasil belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan. Menurut Bloom dan Suharsimi Akunto (1990: 110), hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek, yaittu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil belajar dibidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap
siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes dan instrument yang
relevan. Jadi, hasil belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.9
Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam
mempelajari materi pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap
bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi-
rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mendapatkan prestasi yang tinggi terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi didalamnya.
26
1.1. Klasifikasi Hasil Belajar
Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar; yaitu:
a. Informasi verbal
b. Keterampilan intelektual
c. Strategi kognitif
d. Sikap
e. Dan keterapilan motoris10
Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom, yaitu:
a. Ranah kognitif; berkenaan tentang hasil belajar intelektual yang terdiri
dari empat aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam taksonomi Bloom istilah
pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge,
sekalupun demikian maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah
tersebut termasuk pula pengetahuan factual di samping pengetahuan
hafalan atau untuk diingat. Aspek pengetahuan dan pemahaman disebut
9 Ibid
10 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Erlangga, 2006) hal. 118
27
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek lainnya termasuk dalam kognitif
tingkat tingggi.
b. Ranah afektif; ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Hal yang
menyangkut dengan sikap ada lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau
reaksi,penilaian, organisasi, dan internalisasi. Beberapa para ahli
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perrubahannya, bila
seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru,
para guru lebih banyak menilai dengan melihat ranah kognitifnya saja. Tipe
hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku,
seperti perhatiannya terhadap proses pembelajaran, disiplin, motivasi
belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan
hubungan belajar. Sekalipun bahan pembelajaran berisi ranah kognitif,
ranah afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebutdan harus
tampak dalam proses pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa.
c. Ranah psikomotoris; hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk
keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam aspek dalam
ranah psikomotoris, yakni gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perceptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Hasil belajar yang dikemukakan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi
selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang
28
berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap
dan perilakuknya.
Carl Rogers berpendapat bahwa seseorang yang telah menguasai tingkat
kognitif perilakunya sudah dapat diramalkan. Dalam proses belajar-mengajar di
sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan
tipe hasil belajar afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang
afektif dan psikomotoris diabaikan sehingga tidak perlu melakukan penilaian.
Hasil belajar pada pembelajaran PKn merupakan hasil pembelajar pada
ranah kognitif karena lebih banyak menilai pada segi pengetahuan dari peserta didik.
Namun tidak jarang penilaian juga diambil melalaui ranah afektif dan psikomotoris.11
1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar
Hasil belajar (Sudjana, 2002: 39) yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Dari pendapat
ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang
dimilikinya menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari
luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh
guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif, bidang sikap (afektif)
dan bidang perilaku (psikomotorik). Menurut Noehi Nasution, dan kawan-kawan
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 1989) hal. 22-31
29
mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu
faktor eksternal dan faktor internal.
1.2.1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal: lingkungan merupakan bagian dari kehidupan
peserta didik. Bila keadaan lingkungannya baik dan tidak ada pencemaran maka
proses belajar akan berjalan dengan baik dan peserta didik akan menghasilkan prestasi
yang baik juga. Dan faktor instrumental yang ada di setiap sekolah dapat digunakan
dengan maksimal untuk menunjang proses pembelajaran untuk menghasilkan hasil
belajar yang maksimal juga. Adapun faktor instrumental tersebut adalah berupa;
kurikulum, program, sarana dan prasarana, dan guru sebagai pendidik.
1.2.2. Faktor Internal
Faktor internal: fisiologis (kesehatan, cacat tubuh), psikologis
(intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan).
a. Kondisi fisiologis (kesehatan, cacat tubuh); kondisi fisiologis pada
umumnya sangat berpengaruh kepada kemampuan belajar
seseorang. Orang yang dalm keadaan segar jasmaninya akan
berbeda belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan
(Noehi Nasution, dkk. 1993: 6).
Selain itu, menurut Noehil, hal yang tidak kalah pentingnya
adalah kondisi panca indra (mata, telinga, hidung, pengecap, dan
tubuh), terutama mata sebagi alat untuk melihat dan telinga sebagai
alat untuk mendengar. Karena sebagian besar yang dipelajari
manusia (anak) yang belajar berlangsung dengan membaca, melihat
30
contoh, mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah,
mendengarkan keterangan orang lain dalam diskusi dan sebagainya.
b. Kondisi psikologis; belajar pada hakikatnya adalah proses
psiokologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis
tentu saja mempengaruhi proses belajar seseorang. Faktor
psikologis yang merupakan faktor dari dalam tentu saja merupakan
hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak.
Meski faktor dari luar mendukung , tetapi faktor psikologis
tidak mendukung, maka faktor luar itu akan kurang signifikan. Oleh
karena itu, minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan-
kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang utama
yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar peserta didik.
Minat, menurut Slameto (1991: 182), adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa da
yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Minat belajar yang besar cenderung akan menghasilkan
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan
menghasilkan prestasi yang rendah.
Kecerdasan, menurut M. Dalyono (1997:56) kecerdasan
diakui ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang karena
seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar
dan hasilnyapun cenderung baik. Sebaliknya dengan orang yang
31
intelegensinya rendah , cenderung mengalami kesukaran dalam
belajar, lambat berpikir, sehingga hasil belajarnya pun buruk.
Oleh karena itu, kecerdasan memiliki peran yang sangat besar
dalam ikut menentukan berhasil dan tidaknya seseorang
mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan dan
pengajaran.
Bakat, disamping intelegensi, bakat merupakan faktor yang
besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar. Bakat diakui
sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih. Hamper tidak ada orang yang
membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat
memperbesar berhasilnya usaha itu. Terkadang hasil belajar yang
baik dalm bentuk-bentuk keiatan-kegiatan tertentu member alamat
bakatnya untuk suatu lapangan pekerjaan atau pekerjaan-pekerjaan
lainnya.
Motivasi, menurut Noehi Nasution (1993: 8) motivasi adalah
kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Jadi, motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk belajar. Penemuan-penemuan
penelitian menunjukan bahwa hasil belajar pada umumnya
meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah.
M. Dalyono (1997: 57), kuat lemahnya motivasi belajar
seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu,
motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam
32
diri (motivasi intrinsic) dengan cara senantiasa memikirkan masa
depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai
cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis
bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.12
Pada materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang lebih
banyak dilihat dan dinilai hasilnya dari aspek kognitifnya saja. Namun tak jarang
aspek afektif dan psikomotor juga digunakan sebagai alat untu menilai keberhasilan
peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pada aspek kognitif, yang dilihat atau
yang dinilai merupakan pengetahuan peserta didik sebagai hasil dari proses belajar.
Serta pada aspek afektif dan psikomotor, lebih banya dinilai dengan melihat sikap
mereka di lingkungan masyarakat. Apakah pengetahuan yang telah diketahui oleh
mereka dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Hasil belajar Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
2.1. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) yang kita kenal sekarang telah
mengalami perjalanan yang panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an
yang dikenal dengan mata pelajaran “Civic” di sekolah dasar dan merupakan embiro
dari “Civis education” sebagai “the body of Knowledge” diarahkan untuk membangun
masyarakat dan peradaban.
Secara normatif, pendidikan kewarganegaraan memperoleh dasar hokum
yang diatur dalam pasal Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang system
Pendidikan Nasional (Selanjut disebut Undang-undang tentang sisdiknas) yang
berbunyi:” Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
12
Ibid, hal. 176-200
33
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka kehidupan
bangsa”.13
2.2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewanganegaraan mengarahkan pada pembentukan moral
yang diharapkan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Melalui PKn ini siswa
diharapkan mampu menegmbangkan potensinya baik sebagai pribadi, anggota
masyarakat, bangsa dan Negara maupun sebagai anggota masyarakat dunia.
Disamping itu, melalui PKn ini para siswa juga dibekali pengetahuan dan kemampuan
dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan Negara serta
pendidikan pendahuluan bela Negara.
Selain itu pendidikan kewarganegaraan juga membuat siswa dapat
berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Bidang
studi pendidikan kewarganegaraan juga bertujuan untuk mendidik siswa agar menjadi
pribadi yang ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, berbangsa dan
bernegara dan bertanggung jawab atas segala tindakannya. Dan diharapkan dapat
berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa
lainnya. Dengan demikian dapat berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
pecaturan dunia secar langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
2.3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
meliputi beberapa aspek-aspek sebagai berikut:
13 Syahrial Syarbaini dkk. Membangun Karakter dan kepribadian melalui pendidikan
34
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan
jaminan keadilan
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional,
Hukum dan peradilan internasional
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi
diri , Persamaan kedudukan warga Negara
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi
kewarganegaraan. (Jakarta: Graha Ilmu, 2003) hal.3
35
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi
dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju
masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat
demokrasi
g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar
negeri Indone sia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.14
2.4. Tolok Ukur Hasil belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
Penilaian dalam pembelajaran PKn dalam satu topik/tema mencakup
beberapa Kompetensi Dasar. Namun ada Kompetensi Dasar atau indikator yang tidak
bisa dipadukan, sehingga harus dibelajarkan dan dinilai secara terpisah. Hasil belajar
siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan evaluasi atau assessment, karena dengan
cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya hasil belajar siswa atau baik buruk hasil
belajarnya. Disamping itu evaluasi berguna pula untuk mengukur tingkat kemajuan
yang dicapai oleh siswa dalam satu kurun waktu proses belajar tertentu, juga untuk
14 http//arini.wodpres.com/2011/05/27 tujuan-ruanglingkup-mata pelajaran pendidikan-kewarganegaraan-sd-mi[diakses tanggal 24 November 2011]
36
mengukur posisi atau keberadaan siswa dalam kelompok kelas serta mengetahui
tingkat usaha belajar siswa.
Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur hasil
belajar siswa dalah sebagai berikut :
a. Pre test adalah evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah mengidentifikasi taraf
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.
b. Pos test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas
materi yang telah disajikan.
c. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesai penyajian
sebuah satuan pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bagian-
bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.
d. Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh
umpan balik yang sama dengan evaluasi diagnostic, yaitu untuk
mengetahui kesulitan belajar siswa.
e. Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kinerja
akademik atau hasil belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program
pengajaran.
f. UN dan UAN adalah alat penentu kenaikan status siswa.15
15 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 139
37
Winarno Surakhmand (1986: 45), mengatakan bahwa hasil belajar dapat
dilihat dari data sebagai berikut:
a. Hasil UN dan UAN
b. Nilai harian
c. Nilai raport
2.5. Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil belajar Pada Mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
Motivasi sangat berkaitan dalm berjalannya proses belajar, dengan
adanya motivasi dalam diri siswa membuat siswa tertarik dan tekun dalam belajar dan
dengan adanya motivasi kualitas hasil belajar siswa akan dapat diwujudkan. Siswa
yang memiliki motivasi yang kuat dan besar dalam proses belajar pada mata pelajaran
PKn maka akan tekun dan berhasil dalam proses belajarnya. Hal itu disebabkan karena
ada tiga fungsi motivasi yaitu: mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan
aktivitas, menentukan arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. Sehingga
perbuatan siswa senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang akan dicapainya.
Demikian pula dengan belajar pada mata pelajaran PKn di SMPN 77 Jakarta.
Dalam proses belajar mengajar termasuk belajar pada mata pelajaran
PKn di SMPN 77 Jakarta, motivasi sangat mempengaruhi hasil belajar. Bagaimanapun
sempurnanya metode yang digunakan oleh guru, namun jika motivasi belajar siswa
kurang atau tidak ada, maka siswa tidak akan belajar dan akibatnya hasil belajarnya
pun tidak akan tercapai.
Oleh karena itu dapat dikemukakan ada pengaruh antara motivasi dengan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMPN 77 Jakarta sehingga apabila
motivasi belajar siswa tinggi, akan dapat diharapkan hasil belajarnya pun tinggi,
38
demikian sebaliknya bila motivasi belajar siswa rendah maka hasil belajarnya juga
akan rendah.
3. Hakikat Motivasi Belajar
Dalam bahasa latin, kata motivium pada alasan tertentu berarti mengapa
sesuatu itu bergerak dan dalam bahas inggris disebut motivation. Motivasi merupakan
salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian motivasi adalah keinginan atau
dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk
melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Motivasi atau minat belajar
merupakan hasrat untuk belajar dari seseorang individu. Seorang siswa dapat belajar
secara lebih efisien apabila ia berusaha untuk belajar secara maksimal. Artinya, ia
memotivasi dirinya sendiri. Motivasi belajar dapat datang dari dalam diri siswa yang
rajin membaca buku dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu masalah.
Seringkali peserta didik yang tergolong cerdas tampak bodoh karena tidak
memiliki motivai untuk mencapai prestasi sebaik mungkin (Slameto, 1991: 136). Dan
banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat
(Ngalim Purwanto, 1995: 61). jika seseorang mendapatkan motivasi yang tepat, maka
lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak
terduga. Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk belajar (Noehi Nasution, 1993: 8).
Menurut Mc. Donald motivasi adalah suaru perubahan energy di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka
39
seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya
yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supryono (2003: 83) motivasi adalah
suatu faktor inner (batin) yang berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan
suatu perbuatan. Motivasi juga dapat menentukan baik tidaknya kesuksesan dalam
mencapai tujuan karena sesmakin besar motivasinya akan semakin besar pula
kesuksesannya. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak mungkin melakukan aktivitas
belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak
menyentuh kebutuhannya.
Maslow, sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan
diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan psikologis, rasa
aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan
kebutuhan estetik. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan
kepentingannya sendiri. Dengan demikian motivasi merupakan perubahan energy
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan
adanya tujuan dan terdapat tiga unsur penting di dalamnya yaitu:
a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energy dalam diri individu manusia,
perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energy yang ada
pada organism manusia
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa (perasaan), afektif seseorang
c. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan
40
Motivasi belajar merupakan suatu daya penggerak atau pendorong yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu pembelajaran. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat maka akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Sebaliknya, jika belajar dengan motivasi yang lemah maka akan menyebabkan sikap malas bahkan cenderung tidak akn mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran (M. Dalyono, 2001: 57).
Manur menjelaskan, bahwa motivasi adalah daya atau perbuatan yang
mendorong seseorang; tindakan atau perbuatan merupakan gejala sebagai akibat dari
adanya motivasi tersebut. Seorang siswa dapat belajar dengan giat karena motivasi
dari luar dirinya, misalnya adanya dorongan dari orang tua dan gurunya, dengan
menggunakan janji-janji yang diberikan apabila ia berhasil. Akan tetapi, akan lebih
baik apabila motivasi belajar datang dari dalam dirinya sendiri, sehingga ia akan
terdorong secara terus-menerus, tidak bergantung pada situasi luar.16
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa
motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam
proses belajar. Namun, seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk belajar,
dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Motivasi
belajar juga dapat dibangkitkan, ditingkatkan, dan dipelihara oleh kondisi-kondisi luar,
seperti penyajian pelajaran oleh guru dengan media bervariasi, metode yang tepat,
komunikasi yang dinamis, dan sebagainya.17
Dari berbagai pendapat di atas mengenai motivasi belajar dapat
disimpulkan motivasi belajar adalah kondisis psikologis yang membawa perubahan
pada pribadi seseorang untuk melakukan suatu perubahan pada pribadi seseorang yang
16
Masnur, dkk., Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Jakarta: Jemmars, 2003), hal. 42 17
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 290
41
berfungsi menimbulkan, mandasari dan mengarahkan seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan (belajar).
3.1. Macam-macam Motivasi Belajar
Seorang siswa yang belajar diasumsikan di dalam dirinya ada dorongan
untuk memulai, melaksanakan, dan mengatur aktivitasnya. Dorong tersebut
bergantung pada tiap-tiap individu. Dalam diri seseorang terdapat dua macam
motivasi, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut
dengan “motivasi intrinsik” dan “motivasi ekstrinsik” yang berasal dari luar diri
seseorang baik itu dari lingkungan keluarga, teman bermain, dan lingkungan
pendidikan atau sekolah.
3.1.1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif yang berasal dari masalah biologis,
yaitu motif yang sifatnya memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis. Kebutuhan
biologis merupakan kebutuhan yang paling fundamental.18 Motivasi intrinsik
merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi yang tidak membutuhkan
rangsangan dari luar, karena didalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik yang ada pada peserta didik lebih banyak
karena semata-mata unttuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam materi
pembelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang
tinggi, atau hadiah dan sebagainya.
Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya
maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi
dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit
18
Ibid, hal. 291
42
sekali melakukan aktivitas belajar terus-menerus. Siswa yang memiliki motivasi
intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang
mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Dorongan untuk belajar bersumber pada
kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan. Jadi, motivasi intrinsik timbul berdasarkan kesadaran.
3.1.2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsangan dari luar. Motif ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan
hidup seseorang. Guru harus mengetahui adanya motif ini dalam diri setiap siswa,
untuk dimanfaatkan dalam pencapaian hasil belajar. Motivasi belajar dikatakn
ekstrinsik bila peserta didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor
situasi belajar. Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di
luar yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar,
kehormatan, dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan
dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau
belajar. Berbagai macam cara dapat dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar.
Kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan siswa.
Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukannya berfungsi sebagai pendorong tetapi
menjadikan siswa malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai
mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka
menunjang proses pembelajaran. Agar tidak ada kesalah dalam menggunakan bentuk-
bentuk motivasi ekstrinsik maka guru atau pendidik dapat menggunakan beberapa
bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik, sebagai berikut:
43
a. Motif pencapaian; motivasi yang berbentuk keinginan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang
b. Motif untuk bergabung; motivasi yang berbentuk keinginan untuk
bergabung menjadi anggota suatu kelompok
c. Motif keterlibatan pribadi; motivasi yang berbentuk keinginan untuk
mendapat perhatian, pengaruh, prestasi, dan sukses
d. Motifkebutuhan rasa aman
e. Motif kebutuhan akan cinta dan kasih sayang
f. Motif kebutukan harga diri; motivasi yang berbentuk keinginan untuk
dihargai, guru dapat member kesempatan pada peserta didik untuk
berkompetisi secara sehat
g. Motif peningkatan diri.19
Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi ekstrinsik
sering dipergunakan karena bahan pembelajaran kurang menarik
perhatian siswa atau karena sikap tertentu pada guru dan orang tua.baik
motivasi ekstrinsik yang positif maupun yang negative, sama-sama
mempengaruhi sikap dan perilaku siswa atau peserta didik.
Berikut ini adalah beberapa hal yang terdapat dalam motivasi
intrinsik dan ekstrinsik, yaitu:
19
Ibid, hal. 292
44
a. Motivasi intrinsik
hasrat dan keinginan berhasil
dorongan dan kebutuhan dalam belajar
harapan dan cita-cita masa depan
penghargaan dalam proses belajar
lingkungan kondusif untuk belajar
b. motivasi ekstrinsik
pernyataan penghargaan secara verbal
nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan
menimbulkan rasa ingin tau
menggunakan simulasi dan permainan
memberikan contoh yang positif20
3.2. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar, baik motivasi intrinsic maupun
ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong peserta didik agar tekun belajar. Drs. Wasty
Soemanto (1984) mengatakan, bahwa guru-guru sangat menyadari pentingnya
motivasi dalam bimbingan belajar murid. Berbagai macam teknik, misalnya kenaikan
tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian,
dan celaantelah dipergunakan untuk mendorong peserta didik agar mau belajar.
Adakalanya pendidik mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan oleh guru
dalam rangka mengarahkan belajar peserta didik di kelas, sebagai berikut:
20
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Akasara, 2007), hal. 34
45
a. Memberi angka; angka dimaksudkan sebagai symbol atau nilai dari hasil
belajar peserta didik. Angka yang diberikan kepada siswa biasanya
bervariasi, sesuai prestasi siswa (ulangan) yang telah mereka peroleh dari
hasil penilaian guru, bukan karena belas kasihan guru. Angka atau nilai
yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi
kepada peserta didik lebih giat belajar. Apalagi bila ngka yang diperoleh
oleh peserta didik lebih tinggi dari peserta didik lainnya. Namun, guru
harus menyadari bahwa angka/ nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang
sejati, karena hasil belajar yang sejati meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
b. Hadiah; memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghaargaan atau
kenang-kenangan atau cenderamata. Dalam proses pembelajaran hadiah
dapat dijadikan sebagai alat motivasi dan pemberian hadiah biasanya
dilakukan kepada peserta didik yang berprestasi. Pemberiah hadiah dapat
dilakukan dalam bentuk lain selain beasiswa seperti berupa buku-buku
tulis, pensil, bolpoin, dan buku-buku bacaan lainnya yang dikumpulkan
didalam sebuah kotak terbungkus rapi.
c. Kompetisi; persaingan dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong peserta didik agar mereka bergairah dalam belajar. Biasanya
kompetisi dilakukan dengan membenttuk kelompok diskusi.
d. Ego-Involvement; menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan
sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai
salah satu motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan
46
segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga
diri.
e. Memberi ulangan; ulangan dapat dijadikan sebagai alat motivasi karena
peserta didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari
untuk menghadapi ulangan. Namun, ulangan tidak selamanya dapat
digunakan sebagai alat motivasi karena peserta didik akan merasa jenuh
dengan ulangan yang diberikan setiap hari. Dengan kondisi seperti itu akan
menyebabkan perubahan sikap pada peserta didik bukan giat belajar tetapi
malah menjadi malas belajar yang disebabkan merasa bosan dengan soal-
soal yang diberikan.
f. Mengetahui hasil; dengan mengetahui hasil peserata didik terdorong untuk
belajar lebih giat. Sikap seperti ini akanterjadi bila peserta didik memiliki
kesadaran bahwa hasil belajar yang baik atau tidak tergantung motivasi dan
cara belajar mereka.
g. Pujian; pujian yang digunakan pada saat yang tepat dapat dijadikan
sebagai alat motivasi. Pendidik bisa memanfaatkan pujian untuk memuji
keberhasilan peserta didik dalam mengerjakan pekerjaan disekolah. Pujian
diberikan sesuai dengan hasil kerja (hasil belajar), bukan dibuat-buat atau
bertentangan sama sekali dengan hasil kerja peserta didik.
h. Hukuman; hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan
pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif
dimaksudkan disini sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan
memperbaiki sikap dan perbuatan peserta didik yang dianggap salah.
Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu peserta didik tidak
47
mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Oleh karena itu, hukuman hanya
diberikan oleh pendidik dalam konteks mendidik seperti memberikan
hukuman berupa membersihkan kelas, menyiangi rumput di halaman
sekolah, membuat resume atau ringkasan, atau apa sajaa dengan tujuan
mendidik.
i. Hasrat untuk belajar; hasrat untuk belajar berarti terdapat unsure
kesengajaan ada maksud untuk belajar. Hal ini akan jauh lebih baik
dibandingkan dengan segala kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar
berarti pada diri peserta didik itu memang ada motivasi untuk belajar.
Namun di sekolah cukup banya peserta didik yang berhasrat untu
mengembangkan potensi diri tetapi karena lingkungan yang tersedia kurang
kreatif, maka tidak ada dukungan bagi peserta didik mengembangkan
minat, bakat, dan kemampuan.
j. Minat; bila seseorang tidak berminat untuk mempelajari seseuatu dia tidak
dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal
tersebut. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan pembelajaran
dan hasil belajar peseta didik.21
3.3. Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sebagian besar peserta didik aktif belajar bersama dan sebagian kecil
peserta didik dengan berbagai sikap dan perilaku yang terlepas dari kegiatan
pembelajaran di kelas. Kedua kegiatan peserta didik yang bertentangan ini sebagai
gambaran suasana kelas yang kurang kondusif. Pendidik tidak harus tinggal diam bila
ada peserta didik yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Perhatian
21
Ibid, hal. 158-166
48
harus lebih diarahkan kepada mereka. Usaha perbaikan harus dilaksanakan agar
mereka bergairah belajar.
Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru sebagai
pendidik yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi
belajar peserta didik, yaitu guru harus dapat menggairahkan peserta didik, memberikan
harapan yang realistis, memberikan insentif, dan mengarahkan perilaku peserta didik
ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Berikut ini adalah upaya-
upaya yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, yaitu sebagai berikut:
a. Menggairahkan peserta didik; dalam kegiatan pembelajran di dalam
kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton
dan membosankan. Ia harus selalu memberikan kepada peserta didik cukup
banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus
memelihara minat peserta didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan
kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran
dalam situasi belajar. Untuk dapat meningkatkan kegairahan peserta didik,
guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal
setiap peserta didik.
b. Memberikan harapan realistis; guru harus memelihara harapan-harapan
peserta didik yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang
atau tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap peserta didik di
masa lalu. Dengan demikian, pendidik dapat membedakan antara harapan-
harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis. Bila peserta didik
telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan
49
sebanyak mungkin keberhasilan kepada peserta didik. Harapan yang
diberikan tentu saja terjangkau dan dengan pertimbangan yang matang.
Harapan yang tidak realistis adalah kebohongan dan itu tidak diesenangi
oleh peserta didik.
c. Memberikan insentif; bila peserta didik mengalami keberhasilan, guru
diharapkan memberikan hadiah kepada peserta didik (dapat berupa pujian,
angka yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga peserta
didik terdorong untuk nmelakukan usaha lebih lanjut guna mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran.
d. Mengarahkan perilaku peserta didik; mengarahkan perilaku peserta
didik adalah tugas guru sebagai pendidik. Disini guru dituntut untuk
memberikan respons terhadap peserta didik yang tidak terlibat langsung
dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Usaha menghentikan perilaku
peserata didik yang negative dengan member gelar yang tidak beik adalah
kurang manusiawi. Jadi, cara mengarahkan perrilaku peserta didik adalah
dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan
hukuman yng mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan
perkataan yang ramah dan baik.22
Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi hasil belajarnya. Karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapai untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar. (M. Dalyono, 1997: 57).
22
Ibid, hal 168-170
50
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teoritis yang telah dikemukakan maka dapat dikatakan
bahwa terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan, karena dengan adanya motivasi belajar baik
dari dalam dan luar diri peserta didik akan dapat meningkatkan dan menghasilkan
hasil belajar yang maksimal dan memuaskan. Namun, bila dalam diri peserta didik
tidak memiliki motivasi dan tidak ada dorongan motivasi dari luar dirinya maka tidak
aka nada aktivitas atau proses belajar yang maksimal yang akan menghasilkan prestasi
yang rendah dan tidak maksimal juga.
M. Dalyono (1997: 57), kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar (hasil belajar). Karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang bersal dari dalam diri (motivasi intrinsic) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.
Selain motivasi dari dalam diri peserta didik diperlukan juga dorongan atau
motivasi dari luar dirinya (motivasi ekstrinsik). Motivasi tersebut diperoleh dari
keluarga, guru, dan lingkungan masyarakat. Dengan adanya motivasi yang berasal dari
luar dirinya dapat mendorong peserta didik untuk belajar dengan giat. Motivasi yang
diberikan pada guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung dapat berupa
pujian-pujian dan dapat dengan memberikan hadiah-hadiah.
Seringkali peserta didik yang tergolong cerdas tampak bodoh karena tidk
memiliki motivai untuk mencapai prestasi sebaik mungkin (Slameto, 1991: 136). Dan
banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat
(Ngalim Purwanto, 1995: 61). jika seseorang mendapatkan motivasi yang tepat, maka
51
lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak
terduga. Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk belajar (Noehi Nasution, 1993: 8).
Berdasarkan pernyataan tersebut hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn
SMPN 77 Jakarta dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang faktor yang berasal
dari luar (eksternal) dan berasal dari dalam (internal) diri siswa salah satunya adalah
motivasi belajar peserta didik. Dengan adanya motivasi belajar yang maksimal dari
diri peserta didik dapat menghasilkan hasil belajar yang maksimal pula.
Oleh karena itu, hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn SMPN 77 Jakarta
dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor salah satunya adalah motivasi. Sehingga
terdapat hubungan yang penting antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, dengan adanya motivasi belajar
siswa dapat meningkatkan prestasi belajr di SMPN 77 Jakarta.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir, maka hipotesis penelitian
yang diajukan yaitu:
“Diduga terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMPN
77 Jakarta”.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif ataukah negatif
antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar dalam bidang studi pendidikan
kewarganegaraan di SMPN 77 Jakarta.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 77 Jakarta dengan waktu penelitian
berlangsung dari bulan Februari sampai Maret 2012.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah korelasional.
Penelitian korelasional adalah penelitian yang melihat hubungan antara dua variabel
atau lebih, variable diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi antara mereka tanpa
mencoba untuk merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel
tersebut. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. data
yang digunakan dan dikumpulkan adalah data yang dihasilkan dari penyebaran angket
tentang motivasi belajar dan data hasil belajar diperoleh dari data dokumentasi berupa
nilai rapor.
53
D. Populasi dan Sampling
Populasi dalam penelitian adalah para siswa kelas IX yang ada di SMPN 77
Jakarta. Siswa kelas IX di SMPN 77 Jakarta berjumlah 195 orang siswa yang terdapat
di dalam 5 kelas dengan rata-rata setiap kelas terdapat 39 orang siswa. Jadi, jumlah
populasinya adalah 195 orang siswa.
Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti, pemilihan sampel atau
sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel berkelompok (cluster
sampling), sehingga ditentukan sampel sebesar 20% dari jumlah siswa kelas IX yaitu
sebanyak 39 orang siswa kelas IX dengan menentukan kelas IX-2 sebagai kelompok
yang dijadikan subjek penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Tenik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini untuk
memperoleh data tentang motivasi belajar dengan menggunakan kuesioner yang
disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pernyataan kemudian diberikan
kepada responden untuk diisi dimana jawabannya telah ditentukan dan untuk
memperoleh data tentang hasil belajar dilihat dari nilai raport yang diperoleh
siswa pada semester 1.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannnya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Instrumen
pada variabel Motivasi Belajar (X) skala likert yang dikembangkan pada lima
54
pilihan yaitu Sangat Setuju, Setuju, Kadang-kadang, Tidak Setuju, Sangat Tidak
Setuju. Sedangkan Hasil belajar siswa mata pelajaran PKn ( Y ) menggunakan
data nilai yang terdapat pada pada raport.
2.1. Kisi-kisi Motivasi Belajar
2.1.1. Definisi Konseptual
Motivasi belajar merupakan suatu daya penggerak atau pendorong yang
dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu pembelajaran. Seseorang yang
belajar dengan motivasi yang kuat maka akan melaksanakan kegiatan
belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat.
2.1.2. Definisi Operasional
Motivasi belajar diukur dengan menggunakan skala likert berupa
kuesioner dengan lima pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju, Setuju, Kadang-
kadang, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 25 butir pernyataan
yang mencerminkan hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam proses
belajar dan lingkungan kondusif untuk belajar.
55
2.1.3. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen Motivasi Belajar
No. Aspek / Dimensi Indikator No. Item Positif
No. Item Negatif Jumlah
1 Motivasi Intrinsik hasrat dan keinginan berhasil
dorongan dan kebutuhan dalam belajar
harapan dan cita-cita masa depan
penghargaan dalam proses belajar
lingkungan kondusif untuk belajar
8, 22
5, 11, 25
9, 12, 16
2, 4,
13, 15
14, 19
3, 18, 20
7, 17, 23
6, 24
1, 10, 21
4
6
6
4
5
2.2. Kisi-kisi Hasil Belajar
2.2.1. Definisi Konseptual
Hasil belajar siswa adalah angka atau nilai yang menunjukan taraf
keberhasilan siswa setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan di sekolah yang diperoleh melalui test.
56
2.2.2. Definisi Operasional
Data hasil belajar siswa dapat diperoleh langsung dari pihak sekolah
yaitu dengan cara melihat nilai raport yang diperoleh siswa selama satu
semester.
2.3. Validitas Instrumen
Validitas diartikan sebagai ukuran seberapa besar atau sahih suatu tes
melakukan fungsi ukurannya. Instrumen dapat dikatakan valid jika tidak dapat
mengukur apa yang sebenarnya dapat diukur.
Tahap berikutnya, konsep instrumen penelitian ini dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing berkaitan dengan validitas konstruk yaitu, seberapa
jauh butir-butir pernyataan instrumen tersebut telah mengukur indikator.
Langkah selanjutnya adalah instrumen diuji cobakan kepada 20 responden
Proses validasi dilakukan dengan menganalisis data hasil uji coba
instrumen yaitu menggunakan rumus Korelasi Product Moment Kriteria batas
minimum yang diterima adalah rtabel= 0,444.
Jika rhitung > rtabel maka butir pernyataan dianggap valid, sedangkan jika
rhitung < rtabel, maka butir pernyataan tersebut tidak digunakan atau harus di
drop.
Rumus:
( )( )
√*( ( ) ) ( ( ) )+
57
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi product moment
∑ X : Jumlah skor dalam sebuah sebaran
∑ Y : Jumlah skor dalam sebaran Y
∑XY :Jumlah skor distribusi X dan Y
∑ X² : Jumlah hasil yang dikuadrat dalam sebaran X
∑Y² : Jumlah hasil yang diikuadrat dalam sebaran Y
N : Jumlah sampel
2.4. Reliabilitas Instrumen
Perhitungan realibilitas bertujuan untuk mengetahui taraf kepercayaan
dari suatu tes. Uji realibilitas instrumen penelitian dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha Cronback:
(
)
Keterangan:
: Realibilitas Instrumen
n : Banyak butir pernyataan
∑σi2 : Jumlah varians butir
∑σt2 : Jumlah Varians total
58
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data diajukan dengan uji regresi dan uji korelasi dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencari Persamaan Regresi
Ŷ= a + bX
Dimana koefisien regresi b dan konstanta a dapat dicari dengan rumus:
a= Ŷ – bX b=
2. Pengujian Persyaratan Analisis
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi produk
momen uji normalitas (uji liliefors) untuk mengetahui normalitas pada data
taraf signifikan (α = 0,05), dengan rumus yang digunakan adalah:
Lo= F (Zi) – S (Zi)
Keterangan:
Lo : Harga mutlak terbesar
F (Zi) : Peluang angka baku
S (Zi) : proporsi angka baku
Hipotesis Statistik:
H0= galat taksiran b Y atas X berdistribusi normal
H1= galat taksiran atas X berdistribusi tidak normal
Kriteria pengujian:
Jika Lhitung < Ltabel, maka H0 diterima, berarti galat taksiran regresi Y atas X
berdistribusi normal.
59
3. Uji Hipotesis Penelitian
3.1. Uji Keberartian Regresi
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang
digunakan memiliki hubungan yang signifikan atau tidak.
Dengan Hipotesis Statistik: H0= β = 0
H1= β > 0
Kriteria pengujian:
Terima H0 apabila Fhitung < Ftabel dan Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel
H1= regresi berarti,
H0= regresi tidak berarti
Regresi dinyatakan berarti jika menolak H0
3.2. Uji Kelinieran Regresi
Uji linieritas egresi ini dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan
regresi berbentuk garis lurus.
Dengan hipotesis statistika: H0: Y= α + β X
H1: Y≠ α + β X
Kriteria pengujian linieritas regresi adalah : terima H0 apabila Fhitung < Ftabel dan
tolak H0 jika Fhitung > Ftabel. H1 = regresi tidak linier, H0 = regresi linier. Regresi
dinyatakan linier jika berhasil menerima H0.
Perhitungan uji keberartian dan uji linieritas regresi dapat digunakan tabel
anava sebagai berikut:
60
Tabel 3.2
Tabel Anava
Sumber varian dk
Jumlah
Kuadrat (JK) Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) Fhitung Ftabel
Total
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Residu
n
1
1
n - 2
∑Y2
( )
b{ ( )( )
}
JK(S)
{ ( )( )
}
JK(S)
n - 2
-
S2reg
S2reg
-
Fo > Ft
Maka regresi
Berarti
Tuna Cocok
Galat kekeliruan
k -2
n - k
JK (TC)
JK (G)
JK (TC)
k-2
JK (G)
n-k
S2TC
S2G
Fo < Ft
Maka Regresi
Linier
61
3.3. Uji Koefisien Korelasi
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya dan besar
kecilnya hubungan antar variabel maka digunakan rumus sebagai berikut:
( )( )
√*( ( ) ) ( ( ) )+
Keterangan:
rxy : Angka indeks korelasi
∑ X : Jumlah seluruh skor X
∑ Y : Jumlah seluruh skor Y
∑XY :Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑ X² : Jumlah hasil yang dikuadrat dalam skor X
∑Y² : Jumlah hasil yang diikuadrat dalam skor Y
N : Jumlah sampel
Apabila rhitung > rtabel, maka hipotesis penelitian diterima.
3.4. Uji Keberartian Koefisien Korelasi
Untuk menguji keberartian hubungan antara dua variabel digunakan Uji-t
dengan rumus :
th = √
√
Keterangan :
thitung : skor signifikan koefisien korelasi
rxy : koefisien korelasi product moment
n : banyaknya sampel data
62
Hipotesis statistik :
H0 : p = 0
H1 : p ≠ 0
Kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel, maka tolak H0 dan jika thitung < ttabel, maka diterima.
Hal ini dilakukan pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n-
2. Jika H1 diterima, maka koefisien korelasi signifikan, sehingga dapat
disimpulkan antara variabel X dan Y terdapat hubungan yang positif tetapi jika
H0diterima maka tidak terdapat hubungan antara variabel X dan Y.
3.5. Uji Keberartian Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya variansi Y ditentukan oleh X maka
digunakan Koefisien Determinasi dengan rumus :
KD = rxy x 100%
Keterangan:
KD : Koefisien determinasi
rxy : Koefisien korelasi product moment
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk menyajikan gambaran
umum mengenai penyebaran atau distribusi data. Skor yang akan disajikan adalah skor
yang telah diolah dari data mentah dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu skor
rata-rata dan simpangan baku atau standar deviasi.
Berdasarkan jumlah variabel dan menunjuk kepada masalah penelitian, maka
deskripsi data dapat dikelompokan menjadi dua bagian sesuai dengan jumlah variabel
penelitian. Kedua bagian tersebut adalah hasil belajar siswa sebagai variabel dependen
dan motivasi belajar siswa sebagai variabel independen.
1. Hasil belajar Siswa
Data hasil belajar siswa diperoleh melalui nilai rata-rata raport pada
semester tahun ajaran dari 39 responden yang merupakan siswa kelas 3-2 SMP Negeri
77 Jakarta. Dalam perhitungan diperoleh skor terendah 73 dan skor tertinggi 90 skor
rata-rata (Y) sebesar 85,36 varians (S2) sebesar 16,13 dan simpangan baku (S) sebesar
4.016 (proses perhitungan terdapat pada lampiran 14).
Distribusi data hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.1 dimana rentang
skor 17 banyaknya kelas interval 6 panjang kelas 3 (proses perhitungan terdapat pada
lampiran 9).
64
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil belajar
(Variabel Y)
Kelas Interval Batas Bawah Batas Atas Frek. Absolut Frek. Relatif
73 – 75 72.5 75.5 1 2.6%
76 – 78 75.5 78.5 1 2.6%
79 – 81 78.5 82.5 4 510.3%
82 – 84 81.5 84.5 7 17.9%
85 – 87 84.5 87.5 13 33.3%
88 – 90 87.5 90.5 13 23.3%
Jumlah 39 100%
Untuk mempermudah penafsiran data hasil belajar maka data dapat digunakan dalam
grafik histogram dibawah ini.
Gambar 4.1
Grafik Histogram Frekuensi Variabel Y (Hasil Belajar)
0
2
4
6
8
10
12
14
72.5 75.5 78.5 81.5 84.5 87.5
Fre
kue
nsi
Batas Kelas
65
2. Motivasi Belajar
Data motivasi belajar dengan menggunakan kuesioner berbentuk skala
likert berjumlah 25 pernyataan, dengan indikator motivasi internal.hasil analisis
statistik deskriptif diperoleh skor terendah 76 dan skor tertinggi 117 skor rata-rata (X)
sebesar 101,26, varians (S2) sebesar 92.98 dan simpangan baku (S) sebesar 9,64
(proses perhitungan terdapat pada lampiran 14).
Distribusi data motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.2, dimana
rentang skor adalah 41, banyak kelas interval 6 dan panjang interval kelas 7. (proses
perhitungan terdapat pada lampiran 8).
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar
(Variabel X)
Kelas Interval Batas Bawah Batas Atas Frek. Absolut Frek. Relatif
76 − 82 75.5 82.5 3 7.7%
83 − 89 82.5 89.5 2 5.1%
90 − 96 89.5 96.5 6 15.4%
97 − 103 96.5 103.5 11 28.2%
104 − 110 103.5 110.5 7 18%
111 − 117 110.5 117.5 10 25.6%
Jumlah 39 100%
Untuk mempermudah penafsiran data motivasi belajar maka data dapat digunakan
dalam grafik histogram di bawah ini.
66
Gambar 4.1
Grafik Histogram Frekuensi Variabel Y (Hasil Belajar)
B. Pengujian Persyaratan analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah regres dari variabel X dan Y
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas variabel X dan Y dilakukan
dengan uji Liliefors pada taraf signifikan (α = 0,05). Untuk sampel sebanyak 39 orang
siswa dengan kriterian pengujian berdistribusi normal apabila Lhitung(Lo) < Ltabel(Lt),
dan jika sebaliknya maka taksiran regresi X dan Y tidak berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji Liliefors menyimpulkan regresi variabel X dan Y
berdistribusi normal. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan
L0(variabel X) = 0,121 dan Lo(variabel Y) = 0,128 sedangkan Lt = 0.142 ini berarti Lo
< Lt. (proses perhitungan pada lampiran 17)
Berikut ini perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
75.5 82.5 89.5 96.5 103.5 110.5
Fre
kue
nsi
Batas Kelas
67
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
No. Variabel n Lhitung Ltabel Kesimpulan
1
2
X
Y
39
39
0,121
0,128
0,142
0,142
Lhitung < Ltabel
Distribusi normal
2. Uji Keberartian dan Linieritas
a. Uji Keberartian Regresi
Uji keberartian regresi digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang
digunkan memiliki hubungan yang signifikan atau tidak, dengan hipotesis sebagai
berikut:
H0= regresi tidak berarti (tidak signifikan)
H1= regresi berarti (signifikan)
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Terima H0, jika Fhitung < Ftabel
Tolak, H0, jika Fhitung > Ftabel
Hasil perhitungan dari persamaan regresi Ŷ = a + bx menunjukan persamaan
Ŷ = 70.35+0.148x. Hasil perhitungan uji keberartian regresi menunjukan Fhitung
sebesar 6.04 (dengan perhitungan terlampir dilampiran 20) dan nilai Ftabel sebesar 4,11.
Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis H0 ditolak, sebab Fhitung > Ftabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa arah regresi berarti (signifikan).
68
Hubungan antara motivasi belajar (X) dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn (Y) dengan menggunakan persamaan regresi Ŷ = 70.35 +0.148X dapat
dilihat pada grafik sebagai berikut :
Gambar 4.3
Persamaan Regresi Ŷ=70.35+0.148X
Pada persamaan regresi Ŷ = 70.35+0.148X diinterpretasikan bahwa variabel Motivasi
Belajar (X) dengan Hasil belajar (Y) diukur dengan instrumen yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya, maka setiap perubahan skor variabel Motivasi Belajar (X)
sebesar 1 point dapat diestimasikan skor Hasil belajar (Y) akan berubah sebesar 0,148
pada arah yang sama, dengan konstanta sebesar 70.35.
0
15
30
45
60
75
90
105
120
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Has
il B
elaj
ar P
Kn
Motivasi Belajar
69
b. Uji Linieritas
Uji linieritas regresi dilakukan untuk mengetahui apakah kedua variabel
menunjukan linieritas atau tidak. Hipotesis kelinieran model regresi adalah sebagai
berikut:
H0= model regresi linier
H1= model regresi tidak linier
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Terima H0, jika Fhitung < Ftabel
Tolak, H0, jika Fhitung > Ftabel
Hasil perhitungan uji kelinieran regresi menunjukan nilai Fhitung sebesar 0.72 (dengan
perhitungan terlampir dilampiran 21) dan Ftabel sebesar 2.24. Berdasarkan hasil
tyersebut maka hipotesis H0 diterima, jika Fhitung < Ftabel sehingga dapat disimpulkan
bahwa model regresi linier. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada perincian tabel
berikut:
70
Tabel 4.4
Tabel Anava untuk Uji Keberartian an Uji linieritas Regresi Motivasi Belajar (Variabel X) dengan Hasil belajar (Variabel Y)
Sumber varian dk
Jumlah
Kuadrat (JK) Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) Fhitung Ftabel
Total
39
284773.00
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Sisa
1
1
37
284160.03
86.05
526.92
86.05
14.24
6.04
4.11
Tuna Cocok
Galat Kekeliruan
24
13
294.92
232.00
12.82
17.85
0.72 2.24
Dari daftar anava untuk uji keberartian dan linieritas regresi terlihat harga
Fhitung sebesar 6.04 maka untuk menguji hipotesis nol (I), yaitu dari daftar distribusi F
dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 37 diperoleh Ftabel (0,05) sebesar 4.11 dan
untuk menguji hipotesis nol (II) dengan dk pembilang 21 dan dk penyebut 14
diperoleh Fhitung 0.72 dan Ftabel (0,05) sebesar 2.20. Dengan demikian hipotesis nol (I)
ditolak karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka koefisien arah regresi nyata sifatnya,
71
sehingga dari segi ini regresi yang diperoleh adalah berarti. Hipotesis nol (II) diterima
karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel sehingga dapat dikatakan bahwa regresi linier.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dilakukan analisis data yang
bertujuan untuk mengetahui keberadaan data dalam pengujian hipotesis penilitian.
Langkah yang ditempuh dalam analisis data ini yaitu dengan menghubungkan dua
jenis skor, yaitu skor dari motivasi belajar dengan skor dari hasil belajar. Rumus yang
digunakan untuk menghubungkan skor kedua variabel tersebut adalah dengan
menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil perhitungan diperoleh rhitung
sebesar 0.375, apabila dikonsultasikan dengan rtabel (0,05) maka diperoleh rtabel sebesar
0.316. Berdasarkan hal tersebut, maka rhitung lebih besar dari rtabel (0.375 > 0.316). Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar
dengan hasil belajar.
Untuk mengetahui signifikan tidaknya korelasi kedua variabel tersebut, maka
koefisien korelasi tersebut dapat dikonsultasikan dengan tabel “r” kritik produk
momen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Signifikansi Product Moment
n α rhitung rtabel Kesimpulan
39 0,05 0.375 0.316 H0 ditolak
Selanjutnya untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan
tersebut, maka digunakan penafsiran/ interpretasi angka yang dikemukakan oleh
Sugiono.
72
Tabel 4.6
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Dilihat dari interpretasi nilai “r”, maka 0.375 berada pada rentang 0,20 – 0,39,
berarti terdapat hubungan meskipun sifatnya rendah. Tingkat keberartian hubungan
antara kedua variabel di uji dengan uji “t” korelasi. Hubungan kedua variabel tersebut
berarti jika thitung lebih besar dari ttabel. Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar
2.46, jika dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikan 0,05 dan dk= 37 maka
diperoleh 1,70. Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel (2.46 > 1.70). hal ini
menunjukan bahwa kedua variabel mempunyai hubungan yang berarti. Besarnya
derajat hubungan antara kedua variabel dapat dilihat dari besarnya angka koefisien
determinasi yaitu sebesar 14.10%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.7
Uji-t
n α thitung ttabel Kesimpulan
39 0,05 2.46 1.70 thitung > ttabel
H0 ditolak
73
D. Interpretasi Penelitian
Berdasarkan terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan
hasil belajar siswa SMP Negeri 77 Jakarta.
Dari perhitungan itu pula maka hasil penelitian diinterpretasikan bahwa
motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini menunjukan bahwa jika
motivasi belajar yang dimiliki siswa semakin baik maka dapat mengakibatkan semakin
baik pula hasil belajarnya. Namun sebaliknya, apabila motivasi belajar rendah maka
mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
E. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang telah diajukan,
namun peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak sepenuhnya sampai pada tingkat
kebenaran mutlak sehingga tidak menutup kemungkinan diadakan penelitian lanjutan.
Dari hasil hipotesis tersebut peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki
keterbatasan diantaranya :
1. Penelitian ini bukan penelitian eksperimental, melainkan penelitian korelasional.
Sehingga hubungan antar variabel dalam penelitian ini tidak bersifat hubungan
kausal, dalam arti variabel hasil belajar siswa tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh
motivasi belajar, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
2. Secara metodologis penelitian ini telah mengikuti prosedur ilmiah yang berlaku.
Namun peneliti menyadari tentu masih ada kelemahan-kelemahan yang terdapat
didalamnya. Bisa jadi dalam hal jumlah sampel dan teknik pengambilan
sampelnya, atau hal-hal lain yang luput dari kontrol atau ketelitian peneliti.
74
3. Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga untuk meneliti, sehingga hasil dari
penelitian initidak dapat digeneralisasikan secara khusus bahwa, yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar PKn siswa adalah motivasi belajar, karena
peneliti hanya meneliti dalam waktu singkat dan motivasi belajar siswa selalu
berubah setiap saat.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data, analisis deskripsi dan pengolahan data statistik dapat
diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar merupakan salah satu faktor pendukung
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Meskipun rendah motivasi belajar merupakan
faktor yang mempengaruhi hasil belajar, selain itu terdapat faktor-faktor pendukung
yang lain dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang berasal dari luar diri peserta
didik. Setiap motivasi belajar siswa meningkat maka hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn juga akan meningkat.
B. Implikasi
Setiap peningkatan pada motivasi belajar akan diikuti meningkatnya hasil
belajar. Hasil belajar dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pula motivasi belajar
yang ada dalam diri siswa, namun motivasi belajar yang berada dalam diri siswa saja
tidak cukup untuk membantu siswa meningkatkan hasil belajarnya. Untuk itu gguru
perlu meningkatkan motivasi belajar yang berada dalam diri siswa dengan
menggunakan:
1. Menciptakan suasana yang menyenangkan
2. Melakukan perubahan posisi tempat duduk siswa secara bervariasi
3. Menciptakan metode yang dapat menumbuhkan hasrat siswa untuk belajar
4. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dengan melakukan kegiatan apersepsi seperti
melakukan kuis sebelum melalui proses pembelajaran.
76
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang dapat
dikemukakan sebagai bahan masukan bagi pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Siswa sebagai pihak pembelajar yang menentukan sendiri hasil belajarnya
hendaklah senantiasa dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
2. Sekolah hendaknya perlu mengadakan pembenahan sistem pengolahan pendidikan
agar dapat menciptakan suasana keadaan yang nyaman didalam pelaksanaan
pembelajaran bagi peserta didik.
3. Guru hendaknya mampu memberikan motivasi eksternal yang baik dan
mengembangkan kemampuan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa
didalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.
4. Guru hendaknya lebih mengarahkan dan membimbing anak didiknya untuk bisa
memahami dan melakukan sesuatu yang bersifat positif untuk perkembangan hasil
belajarnya.
5. Orang tua hendaknya dapat memberikan motivasi dan lebih mengefektifkan
proses belajar di rumah, karena keluarga adalah proses awal pembentukan
karakter pribadi anak.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Ary, Donal. 1982. Introduction to Research in Education atau “Pengantar Penelitian
Pendidikan”terj. Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional
B. Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional
Hamdani, M.A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka setia
Masnur, dkk. 2003. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Jemnars
Nasition, S. 1989. Didatik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jermnas
Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya
Purwanto, Ngalim. 1997. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdikarya
Sabri, Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grasindo Persada
Syahrial, Syarbaini dkk. 2003. Membangun Karakter dan kepribadian melalui
pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: Graha Ilmu
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
78
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Admistrasi. Bandung: Alfabeta
Usman, Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
Sumber internet:
http: //www.google.com,/7/10/11/09:34
http://lenterakecil.com/archives/sekolah-menengah-pertama/, diakses pada tgl 31
Oktober 2011 jam 19:53
http//arini.wodpres.com/2011/05/27 tujuan-ruanglingkup-mata pelajaran pendidikan-
kewarganegaraan-sd-mi[diakses tanggal 24 November 2011]
79
LAMPIRAN - LAMPIRAN
80
Lampiran 1
Kisi- Kisi
Instrumen Kuesioner Motivasi Belajar Siswa SMPN 77 Jakarta
No. Aspek / Dimensi Indikator No. Item Positif
No. Item Negatif Jumlah
1 Motivasi Intrinsik
hasrat dan keinginan berhasil
dorongan dan kebutuhan dalam belajar
harapan dan cita-cita masa depan
penghargaan dalam proses belajar
lingkungan kondusif untuk belajar
8, 22
5, 11, 25
9, 12, 16
2, 4,
13, 15
14, 19
3, 18, 20
7, 17, 23
6, 24
1, 10, 21
4
6
6
4
5
Jumlah 12 13 25
81
Salam,
Peneliti adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta yang saat ini sedang menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul : Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil
belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di SMPN 77 Jakarta Pusat. Untuk itu, Peneliti meminta kesediaan Anda untuk mengisi angket berikut ini yang berisi sejumlah pernyataan dan jawaban Anda akan dijaga kerahasiaannya.
Atas perhatian Anda, Peneliti sampaikan terima kasih.
Hari dan Tanggal : ................................. Pukul : .................................
Nama : ______________________________________
Usia : ____________ tahun
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan *) Pilih salah
satu
Pendidikan : SMP
Kelas : ______________________________________
PETUNJUK PENGISIAN
Pilihlah satu jawaban yang Anda kehendaki dengan memberikan tanda contreng (√ ) pada kolom tabel jawaban yang tersedia !
Keterangan : SS : SANGAT SETUJU S : SETUJU RG : RAGU-RAGU TS : TIDAK SETUJU STS : SANGAT TIDAK SETUJU
SELAMAT MENGERJAKAN…!!!
82
No Pernyataan SS S RG TS STS
1 Minimnya keinginan siswa untuk belajar disebabkan oleh lingkungan yang membosankan
2 Rasa senang siswa mengikuti pelajaran dapat ditumbuhkan dengan pemberian penghargaan pada saat proses pembelajaran
3 Dorongan belajar siswa menurun karena kurangnya penguasaan materi dari pendidik
4 Untuk meningkatkan samangat belajar siswa dapat dilakukan dengan pemberian penghargaan pada setiap test
5 Dengan adanya dorongan dan kebutuhan siswa dalam belajar dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa
6 Pemberian penghargaan yang salah dalam proses belajar dapat menurunkan kesenangan siswa mengikuti proses belajar
7 Menurunnya harapan dan cita-cita siswa di masa depan disebabkan adanya pemberian angka (nilai) yang tidak sesuai
8 Media powerpoint dapat meningkatkan hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil dalam pelajaran
9 Harapan dan cita-cita masa depan siswa dapat meningkat dengan adanya penilaian yang baik dan nyata
10 Teguran bagi siswa yang ribut dapat membuat suasana belajar menjadi lebih kondusif
11 Dorongan belajar siswa dapat meningkat dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap
12 Hasil belajar siswa yang tercantum di raport dapat meningkatkan harapan dan cita-cita siswa di masa depan
13 Lingkungan belajar yang kondusif (mendukung) dapat meningkatkan rasa senang siswa dalam mengikuti proses belajar
No Pernyataan SS S RG TS STS
14 Pemberian hukuman bagi yang tidak mengerjakan tugas dapat meningkatkan dorongan belajar siswa
83
15 Lingkungan yang nyaman merupakan lingkungan yang kondusif untuk belajar
16
Meningkatnya keinginan belajar siswa untuk mewujudkan harapan dan cita-cita siswa di masa depan dapat terwujud dengan adanya arahan yang tepat dari guru
17 Lingkungan keluarga yang tidak harmonis mempengaruhi pembentukan harapan dan cita-cita siswa di masa depan
18 Minimnya dorongan dan kebutuhan siswa dalam belajar mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah
19 Hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil dapat menurun karena perasaan siswa yang tidak senang dalam mengikuti pelajaran
20 Pergaulan yang salah mempengaruhi dorongan dan kebutuhan siswa dalam belajar
21 Pembelajaran yang monoton membuat lingkungan belajar tidak kondusif untuk belajar
22 Harsat dan keinginan siswa dapat meningkat dengan pemberian tugas yang berlebihan
23 Pembentukan harapan dan cita-cita siswa di masa depan dapat dipengaruhi oleh perasaan siswa yang jenuh dalam mengikuti proses belajar
24 Kecemburuan akan timbul apabila pendidik memberikan penghargaan kepada siswa yang tidak aktif dalam proses belajar
25 Perasaan yang senang dapat meningkatkan dorongan dan kebutuhan siswa dalam belajar
84
DATA PERHITUNGAN VARIABEL X (Motivasi Belajar)
No Res
Butir kuesioner
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Y Y2
1 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 4 111 12.321
2 4 1 5 5 0 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 134 17.956
3 4 3 4 5 5 4 5 3 3 2 4 5 5 5 5 4 4 1 3 4 5 5 5 4 4 1 1 1 4 5 113 12.769
4 4 1 5 3 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 3 5 4 3 5 4 4 5 120 14.400
5 4 4 5 4 4 3 5 5 4 3 5 5 2 4 3 4 5 1 4 4 5 4 4 5 5 4 2 2 4 5 118 13.924
6 5 3 3 5 5 3 5 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 132 17.424
7 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 109 11.881
8 4 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106 11.236
9 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 106 11.236
10 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 106 11.236
11 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 109 11.881
12 4 2 5 4 5 4 4 3 3 4 5 5 4 5 5 5 5 2 3 5 4 4 3 3 4 3 2 3 5 5 118 13.924
13 5 3 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 2 4 5 4 4 4 3 4 2 1 2 5 5 119 14.161
14 4 2 4 0 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 107 11.449
15 4 3 4 0 5 5 5 5 3 3 4 4 3 4 5 5 4 4 3 5 4 2 3 3 4 4 4 5 3 4 114 12.996
16 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 128 16.384
17 5 2 5 5 5 5 5 5 2 2 5 4 5 5 5 4 5 1 2 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 121 14.641
8 4 2 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 123 15.129
19 4 1 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 1 4 5 5 4 4 4 4 4 1 2 3 5 117 13.689
20 2 1 1 2 5 1 5 3 2 2 4 4 5 4 2 3 5 1 5 5 4 5 2 4 5 4 2 4 4 5 101 10.201
∑X 82 47 84 72 87 79 91 77 70 74 89 88 77 86 84 78 88 41 63 85 87 82 79 80 84 75 56 63 80 82 2312 268838
∑X2 344 133 370 298 403 329 419 307 260 292 401 394 311 376 364 351 392 105 253 385 383 346 325 332 358 287 187 229 332 428
Lampiran 3
PENGHITUNGAN UJI VALIDITAS BUTIR VARIABEL X DENGAN
MENGGUNAKAN RUMUS PRODUCT MOMENT CORELATION
Beerdasarkan pada table analisis dari 30 pernyataan untuk variable X diatas maka,
untuk menguji validitas tiap butir digunakan rumus korelasi product moment,
yaitu:
( )( )
√*( ( ) ) ( ( ) )+
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi product moment
∑ X : Jumlah skor dalam sebuah sebaran
∑ Y : Jumlah skor dalam sebaran Y
∑XY :Jumlah skor distribusi X dan Y
∑ X² : Jumlah hasil yang dikuadrat dalam sebaran X
∑Y² : Jumlah hasil yang diikuadrat dalam sebaran Y
N : Jumlah sampel
Contoh:
Untuk mencari validitas butir no. 1 maka harus dicari terlebih dahulu N, X, Y,
XY, X2, dan Y2 karena akan divaliditaskan tiap butir, maka harus dibuat
pengerjaannya sebagai berikut:
( )( )
√*( ( ) )( ( ) )+
( )( )
√*( ( ) )( ( ) )+
√( )( )
√
Karena r hitung lebih besar dari r table (0.603 > 0.444), maka butir soal nomor 1 dikatakan valid.
Lampiran 4
Data Hasil Uji Coba Variabel X
No. X Y X2 Y2 r hitung r tabel Validitas Keterangan
1 82 2312 344 268838 0.603 0.444 V Valid 2 82 2312 344 268838 0,170 0.444 X Drop 3 82 2312 344 268838 0.460 0.444 V Valid 4 82 2312 344 268838 0.445 0.444 V Valid 5 82 2312 344 268838 − 0.312 0.444 X Drop 6 82 2312 344 268838 0. 359 0.444 X Revisi 7 82 2312 344 268838 0.458 0.444 V Valid 8 82 2312 344 268838 0.379 0.444 X Revisi 9 82 2312 344 268838 0.424 0.444 X Revisi 10 82 2312 344 268838 0.483 0.444 V Valid 11 82 2312 344 268838 0.608 0.444 V Valid 12 82 2312 344 268838 0.157 0.444 X Revisi 13 82 2312 344 268838 0.210 0.444 X Revisi 14 82 2312 344 268838 0.136 0.444 X Drop 15 82 2312 344 268838 0.969 0.444 V Valid 16 82 2312 344 268838 2.575 0.444 V Valid 17 82 2312 344 268838 0.440 0.444 X Revisi 18 82 2312 344 268838 − 1.381 0.444 X Drop 19 82 2312 344 268838 2.774 0.444 V Valid 20 82 2312 344 268838 0.399 0.444 X Revisi 21 82 2312 344 268838 0.542 0.444 V Valid 22 82 2312 344 268838 0.288 0.444 X Revisi 23 82 2312 344 268838 0.586 0.444 V Valid 24 82 2312 344 268838 0.787 0.444 V Valid 25 82 2312 344 268838 0.361 0.444 X Drop 26 82 2312 344 268838 0.694 0.444 V Valid 27 82 2312 344 268838 0.452 0.444 V Valid 28 82 2312 344 268838 0.398 0.444 X Drop 29 82 2312 344 268838 0.524 0.444 V Valid 30 82 2312 344 268838 1.758 0.444 V Valid
Lampiran 5
No. Varians 1 0.39 2 0.13 3 0.86 4 1.94 5 1.23 6 0.85 7 0.25 8 0.53 9 0.75 10 0.91 11 0.25 12 0.34 13 0.73 14 0.31 15 0.56 16 2.34 17 0.24 18 1.05 19 2.72 20 1.19 21 0.23 22 0.49 23 0.65 24 0.6 25 0.26 26 0.29 27 1.51 28 1.53 29 0.6 30 4.59
1. Menghitung variansi tiap butir pernyataan, contoh butir soal no. 1:
( )
( )
2. Menghitung Varians Total
( )
( )
3. Menghitung Realibilitas
(
)
(
)
( )
( )
Data Mentah variabel X
No. Resp.
Jawaban Pernyataan Kuesioner SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 1 4 5 4 3 4 5 5 5 4 104
2 5 4 4 5 3 5 3 4 5 2 5 3 4 4 3 1 4 5 4 4 4 5 4 4 3 97
3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 3 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 111
4 4 5 4 4 5 5 2 3 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 106
5 4 4 4 3 5 2 3 5 4 5 4 4 5 5 5 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 104
6 5 3 4 3 5 3 5 5 2 5 4 5 5 5 5 5 3 5 3 5 2 3 3 4 5 102
7 5 5 5 3 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 3 3 3 3 5 109
8 5 5 3 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 3 2 5 5 5 110
9 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 5 3 2 3 3 101
10 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 100
11 3 4 5 3 3 5 5 4 2 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 100
12 4 4 4 5 2 2 5 4 3 5 3 4 2 3 2 5 5 4 5 5 5 4 3 4 2 94
13 4 3 4 5 5 2 5 4 3 4 5 4 3 5 5 3 4 4 4 4 2 5 3 3 4 97
14 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 3 2 5 5 4 4 4 5 2 5 3 3 5 103
15 4 4 5 5 4 4 4 5 2 4 4 5 4 4 5 4 3 5 3 4 5 3 4 3 5 102
16 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 5 5 4 5 5 4 3 4 4 3 92
17 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 3 4 3 4 4 2 93
18 3 4 4 3 4 1 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 93
19 4 5 3 4 3 2 3 2 5 3 4 3 2 3 3 4 4 5 4 4 1 3 3 4 3 84
20 3 5 5 5 5 4 4 2 1 5 5 4 4 3 5 5 4 5 4 4 2 4 5 5 5 103
21 2 4 2 3 3 4 2 2 2 3 4 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 76
22 3 5 3 4 3 2 3 3 3 3 5 3 4 3 3 3 5 4 5 4 4 4 4 4 2 89
23 4 5 5 4 3 3 5 2 3 4 4 3 2 4 3 4 1 2 1 2 2 3 5 4 4 82
24 3 4 5 3 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 2 2 81
25 5 5 4 5 1 4 4 5 4 3 4 1 5 3 1 3 5 5 5 1 3 1 3 5 5 90
26 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 2 4 5 4 3 4 1 5 4 3 105
27 4 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 2 112
28 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 2 5 5 5 4 2 110
29 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 112
30 4 5 3 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 2 110
31 4 3 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 1 4 3 3 3 4 3 4 5 5 2 4 99
32 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 111
33 5 3 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5 111
34 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 117
35 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 109
36 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117
37 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 3 4 5 5 4 5 5 5 4 5 3 5 4 5 109
38 5 4 5 4 3 4 5 3 3 4 3 4 5 4 3 5 4 2 4 5 1 4 4 4 2 94
39 4 4 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 2 110
Lampiran 7
Nilai Raport Siswa Kelas IX-2 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
No. Nilai Raport Pendidikan Kewarganegaraan
1 76 2 85 3 90 4 87 5 86 6 90 7 88 8 90 9 87
10 89 11 88 12 86 13 82 14 86 15 82 16 81 17 89 18 80 19 82 20 89 21 84 22 80 23 84 24 85 25 87 26 87 27 88 28 86 29 85 30 86 31 73 32 86 33 89 34 84 35 90 36 90 37 82 38 80 39 90
Jumlah 3329
Lampiran 8
Proses Perhitungan Menggambar Grafik Histogram Variabel X (Motivasi Belajar)
dan Variabel Y (Hasil belajar)
1. Menentukan Rentang
Rentang = Data Terbesar – Data Terkecil
= 117 – 76
= 41
2. Banyaknya Interval Kelas
K = 1+ (3,3) Logn
= 1+ (3,3) Log 39
= 1+ (3,3) 1,6
= 6,28 dibulatkan menjadi = 6
3. Panjang Kelas Interval
P =
=
= 6.8 dibulatkan menjadi = 7
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Motivasi Belajar)
Kelas Interval Batas Bawah Batas Atas Frek. Absolut Frek. Relatif 76 − 82 75.5 82.5 3 7.7% 83 − 89 82.5 89.5 2 5.1% 90 − 96 89.5 96.5 6 15.4% 97 − 103 96.5 103.5 11 28.2% 104 − 110 103.5 110.5 7 18% 111 − 117 110.5 117.5 10 25.6% Jumlah 39 100% Lampiran 9
Proses Perhitungan Menggambar Grafik Histogram Variabel X (Motivasi Belajar)
dan Variabel Y (Hasil belajar)
1. Menentukan Rentang
Rentang = Data Terbesar – Data Terkecil
= 90 – 73
= 17
2. Banyaknya Interval Kelas
K = 1+ (3,3) Logn
= 1+ (3,3) Log 39
= 1+ (3,3) 1,6
= 6,28 dibulatkan menjadi = 6
3. Panjang Kelas Interval
P =
=
= 2,8 dibulatkan menjadi = 3
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Hasil belajar)
Kelas Interval Batas Bawah Batas Atas Frek. Absolut Frek. Relatif 73 – 75 72.5 75.5 1 2.6% 76 – 78 75.5 78.5 1 2.6% 79 – 81 78.5 81.5 4 10.3% 82 – 84 81.5 84.5 7 17.9% 85 – 87 84.5 87.5 13 33.3% 88 – 90 87.5 90.5 13 33.3% Jumlah 39 100% Lampiran 10
Grafik Histogram Variabel X (Motivasi Belajar)
Lampiran 11
Garafik Histogram Variabel Y (Hasil belajar)
0
2
4
6
8
10
12
75.5 82.5 89.5 96.5 103.5 110.5
Frek
ue
nsi
Batas Kelas
Lampiran 12
Hasil Data Mentah Variabel X (Motivasi Belajar) dan Variabel Y
(Hasil belajar PKn)
No. Variabel X Variabel Y 1 104 76 2 97 85 3 111 90 4 106 87 5 104 86
0
2
4
6
8
10
12
14
72.5 75.5 78.5 81.5 84.5 87.5
frek
ue
nsi
Batas Kelas
6 102 90 7 109 88 8 110 90 9 101 87 10 100 89 11 100 88 12 94 86 13 97 82 14 103 86 15 102 82 16 92 81 17 93 89 18 93 80 19 84 82 20 103 89 21 76 84 22 89 80 23 82 84 24 81 85 25 90 87 26 105 87 27 112 88 28 110 86 29 112 85 30 110 86 31 99 73 32 111 86 33 111 89 34 117 84 35 109 90 36 117 90 37 109 82 38 94 80 39 110 90
Lampiran 13
Tabel Perhitungan Rata-rata Varians dan Simpangan Baku Variabel X (Motivasi Belajar) dan Variabel Y (Hasil belajar PKn)
No. X Y ( ) ( ) 1 104 76 2.74 -9.36 7.5076 87.6096 2 97 85 -4.26 -0.36 18.1476 0.1296 3 111 90 9.74 4.64 94.8676 21.5296 4 106 87 4.74 1.64 22.4676 2.6896 5 104 86 2.74 0.64 7.5076 0.4096 6 102 90 0.74 4.64 0.5476 21.5296 7 109 88 7.74 2.64 59.9076 6.9696 8 110 90 8.74 4.64 76.3876 21.5296
9 101 87 -0.26 1.64 0.0676 2.6896 10 100 89 -1.26 3.64 1.5876 13.2496 11 100 88 -1.26 2.64 1.5876 6.9696 12 94 86 -7.26 0.64 52.7076 0.4096 13 97 82 -4.26 -3.36 18.1476 11.2896 14 103 86 1.74 0.64 3.0276 0.4096 15 102 82 0.74 -3.36 0.5476 11.2896 16 92 81 -9.26 -4.36 85.7476 19.0096 17 93 89 -7.26 3.64 52.7076 13.2496 18 93 80 0.74 -5.36 0.5476 28.7296 19 84 82 -6.26 -3.36 39.1876 11.2896 20 103 89 -3.26 3.64 10.6276 13.2496 21 76 84 -25.26 -1.36 638.0676 1.8496 22 89 80 -12.26 -5.36 150.3076 28.7296 23 82 84 -19.26 -1.36 370.9476 1.8496 24 81 85 -20.26 -0.36 410.4676 0.1296 25 90 87 -11.26 1.64 126.7876 2.6896 26 105 87 3.74 1.64 13.9876 2.6896 27 112 88 10.74 2.64 115.3476 6.9696 28 110 86 8.74 0.64 76.3876 0.4096 29 112 85 10.74 -0.36 59.9076 0.1296 30 110 86 8.74 0.64 76.3876 0.4096 31 99 73 -2.26 -12.36 5.1076 152.7696 32 111 86 9.74 0.64 94.8676 0.4096 33 111 89 9.74 3.64 94.8676 13.2496 34 117 84 15.74 -1.36 247.7476 1.8496 35 109 90 7.74 4.64 59.9076 21.5296 36 117 90 15.74 4.64 247.7476 21.5296 37 109 82 7.74 -3.36 59.9076 11.2896 38 94 80 -7.36 -5.36 54.1676 28.7296 39 110 90 8.74 4.64 76.3876 21.5296
JUMLAH 3949 3329 3533.1264 612.9744
Lampiran 14
Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku
Variabel X Variabel Y
Rata-rata
=
Ȳ=
=
=
= 101.26 = 85.36
Varians
S2 = ( )
S2 =
( )
=
=
= 92.98 = 16.13
Simpangan Baku
SD = √ SD = √
= √ = √
= 9.642 = 4.016
Modus
MO = 110 MO = 90
Median
Me = 103 Me = 89
Lampiran 15
Data Berpasangan Variabel X (Motivasi Belajar) dan Variabel Y
(Hasil belajar PKn)
No. Resp X Y X2 Y2 XY 1 104 76 10816 5776 7904 2 97 85 9409 7225 8245 3 111 90 12321 8100 9990 4 106 87 11236 7569 9222 5 104 86 10816 7396 8944 6 102 90 10404 8100 9180 7 109 88 11881 7744 9592 8 110 90 12100 8100 9900 9 101 87 10201 7569 8787 10 100 89 10000 7921 8900 11 100 88 10000 7744 8800 12 94 86 8836 7396 8084 13 97 82 9409 6724 7954
14 103 86 10609 7396 8858 15 102 82 10404 6724 8364 16 92 81 8464 6561 7452 17 93 89 8649 7921 8277 18 93 80 8649 6400 7440 19 84 82 7056 6724 6888 20 103 89 10609 7921 9167 21 76 84 5776 7056 6384 22 89 80 7921 6400 7120 23 82 84 6724 7056 6888 24 81 85 6561 7225 6885 25 90 87 8100 7569 7830 26 105 87 11025 7569 9135 27 112 88 12544 7744 9856 28 110 86 12100 7396 9460 29 112 85 12544 7225 9520 30 110 86 12100 7396 9460 31 99 73 9801 5329 7227 32 111 86 12321 7396 9546 33 111 89 12321 7921 9879 34 117 84 13689 7056 9828 35 109 90 11881 8100 9810 36 117 90 13689 8100 10530 37 109 82 11881 6724 8938 38 94 80 8836 6400 7520 39 110 90 12100 8100 9900
JUMLAH 3949 3329 403783 284773 337664
Perhitungan Normalitas dengan Liliefors Variabel X (Motivasi Belajar)
No. X Zi ( ) ( ) ( ) ( )
1 76 -25.26 -2.62 0.4956 0.004 0.026 -0.022 2 81 -20.26 -2.10 0.4821 0.018 0.051 -0.033 3 82 -19.26 -2.00 0.4772 0.023 0.077 -0.054 4 84 -12.26 -1.27 0.3980 0.102 0.103 -0.001 5 89 -11.26 -1.17 0.3790 0.121 0.128 -0.007 6 90 -9.26 -0.96 0.3315 0.168 0.154 0.014 7 92 -7.26 -0.75 0.2734 0.227 0.179 0.048 8 93 -7.26 -0.75 0.2734 0.227 0.205 0.022 9 93 -6.26 -0.65 0.2422 0.258 0.231 0.024 10 94 -4.26 -0.44 0.1700 0.330 0.256 0.074 11 94 -4.26 -0.44 0.1700 0.330 0.282 0.048 12 97 -3.26 -0.33 0.1293 0.371 0.308 0.063 13 97 -2.26 -0.23 0.0910 0.409 0.333 0.076 14 99 -1.26 -0.12 0.0478 0.452 0.359 0.093 15 100 -1.26 -0.12 0.0478 0.452 0.385 0.067 16 100 -0.26 -0.02 0.0080 0.492 0.410 0.082 17 101 -7.36 -0.76 0.2764 0.224 0.436 -0.224 18 102 0.74 0.08 0.0319 0.532 0.461 0.071 19 102 0.74 0.08 0.0319 0.532 0.487 0.045
20 103 1.74 0.18 0.0714 0.571 0.513 0.058 21 103 1.74 0.18 0.0714 0.571 0.538 0.033 22 104 2.74 0.28 0.1103 0.610 0.564 0.046 23 104 2.74 0.28 0.1103 0.610 0.590 0.020 24 105 3.74 0.39 0.1517 0.652 0.615 0.037 25 106 4.74 0.49 0.1879 0.688 0.641 0.047 26 109 7.74 0.80 0.2881 0.788 0.667 0.121 27 109 7.74 0.80 0.2881 0.788 0.692 0.096 28 109 7.74 0.80 0.2881 0.788 0.718 0.07 29 110 8.74 0.91 0.3186 0.819 0.744 0.075 30 110 8.74 0.91 0.3186 0.819 0.769 0.05 31 110 8.74 0.91 0.3186 0.819 0.795 0.024 32 110 8.74 0.91 0.3186 0.819 0.820 -0.001 33 111 9.74 1.01 0.3438 0.844 0.846 -0.002 34 111 9.74 1.01 0.3438 0.844 0.872 -0.028 35 111 9.74 1.01 0.3438 0.844 0.897 -0.053 36 112 10.74 1.11 0.3665 0.866 0.923 -0.057 37 112 10.74 1.11 0.3665 0.866 0.949 -0.083 38 117 15.74 1.63 0.4484 0.948 0.974 -0.026 39 117 15.74 1.63 0.4484 0.948 1.000 -0.052
Mean 101.26 SD 9.642 Dari perhitungan, didapat nilai Lhitung terbesar = 0.121, Ltabel untuk N= 39 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0.142. Lhitung < Ltabel, dengan demikian dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Perhitungan Normalitas dengan Liliefors Variabel Y (Hasil Belajar PKn)
No. Y Zi ( ) ( ) ( ) ( ) 1 73 -12.36 -3.08 0.4990 0.001 0.026 -0.025 2 76 -9.36 -2.33 0.4901 0.009 0.051 -0.042 3 80 -5.36 -1.33 0.4082 0.092 0.077 0.015 4 80 -5.36 -1.33 0.4082 0.092 0.103 -0.011 5 80 -5.36 -1.33 0.4082 0.092 0.128 -0.036 6 81 -4.36 -1.09 0.3621 0.138 0.154 -0.016 7 82 -3.36 -0.84 0.2995 0.200 0.179 0.021 8 82 -3.36 -0.84 0.2995 0.200 0.205 -0.005 9 82 -3.36 -0.84 0.2995 0.200 0.231 -0.031
10 82 -3.36 -0.84 0.2995 0.200 0.256 -0.056 11 84 -1.36 -0.34 0.1331 0.367 0.282 0.085 12 84 -1.36 -0.34 0.1331 0.367 0.308 0.059 13 84 -1.36 -0.34 0.1331 0.367 0.333 0.034 14 85 -0.36 -0.17 0.0675 0.432 0.359 0.073 15 85 -0.36 -0.09 0.0359 0.464 0.385 0.079 16 85 -0.36 -0.09 0.0359 0.464 0.410 0.054 17 86 0.64 0.16 0.0636 0.564 0.436 0.128 18 86 0.64 0.16 0.0636 0.564 0.461 0.103 19 86 0.64 0.16 0.0636 0.564 0.487 0.077 20 86 0.64 0.16 0.0636 0.564 0.513 0.051 21 86 0.64 0.16 0.0636 0.564 0.538 0.026 22 86 0.64 0.16 0.0636 0.564 0.564 0 23 87 1.64 0.41 0.1591 0.659 0.590 0.069 24 87 1.64 0.41 0.1591 0.659 0.615 0.044
25 87 1.64 0.41 0.1591 0.659 0.641 0.018 26 87 1.64 0.41 0.1591 0.659 0.667 -0.008 27 88 2.64 0.66 0.2454 0.745 0.692 0.053 28 88 2.64 0.66 0.2454 0.745 0.718 0.027 29 88 2.64 0.66 0.2454 0.745 0.744 0.001 30 89 3.64 0.91 0.3186 0.819 0.769 0.050 31 89 3.64 0.91 0.3186 0.819 0.795 0.024 32 89 3.64 0.91 0.3186 0.819 0.820 -0.001 33 89 3.64 0.91 0.3186 0.819 0.846 -0.027 34 90 4.64 1.15 0.3749 0.875 0.872 0.003 35 90 4.64 1.15 0.3749 0.875 0.897 -0.022 36 90 4.64 1.15 0.3749 0.875 0.923 -0.048 37 90 4.64 1.15 0.3749 0.875 0.949 -0.074 38 90 4.64 1.15 0.3749 0.875 0.974 -0.099 39 90 4.64 1.15 0.3749 0.875 1.000 -0.125
Mean 85.36 SD 4.016 Dari perhitungan, didapat nilai Lhitung terbesar = 0.128, Ltabel untuk N= 39 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0.142. Lhitung < Ltabel, dengan demikian dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Lampiran 18
Perhitungan Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi Linier
Diketahui:
n = 39
∑X = 3949
∑X2 = 403783
∑Y = 3329
∑Y2 = 284773
∑XY = 337664
Dimasukan ke dalam rumus:
( )( ) ( )( )
( )
( )( ) ( )( )
( )
( )( )
( )
= ( )( ) ( )
=
= 0.148
Jadi persamaannya adalah:
Ŷ = 0.148x
Lampiran 19
GRAFIK PERSAMAAN REGRESI
Lampiran 20
Perhitungan Uji Keberartian Regresi:
1. Mencari Jumlah Kuadrat Total JK (T)
JK (T) = ∑Y2
= 284773
2. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi a JK (a)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Has
il B
elaj
ar P
Kn
Motivasi Belajar
JK (a) = ( )
= ( )
= 284160.03
3. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi b JK (b/a)
JK (b/a) = { ( )( )
}
= 0.148{ ( )( )
}
= 0.148{
}
= 0.148* +
= 0.148{581.41}
= 86.05
4. Mencari Jumlah Kuadrat Residu JK (S)
JK (S) = JK (T) –JK (a) – JK (b/a)
= 284773–284160.03−86.05
= 526.92
5. Mencari Derajat Kebebasan
dk(T) = 39
dk(a) = 1
dk(b/a) = 1
dk(res) = n
6. Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat
RJK (b/a) = ( ⁄ )
( )⁄
=
= 86.05
RJK(res) = ( )
( )
=
= 14.24
7. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Fhitung < Ftabel, maka regresi tidak berarti
Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel, maka regresi berarti
8. Pengujian
Fhitung = ( )⁄
( )
=
= 6.043
9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan Fhitung = 6.043, dan Ftabel(0.05, 1/37) = 4.11
sehingga Fhitung > Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi
adalah signifikan.
Lampiran 21
Perhitungan Uji Kelinieran Regresi
1. Mencari Jumlah Kuadrat Kekeliruan JK (G)
JK (G) = ∑{
}
= 232.000
2. Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok JK (TC)
JK (TC) = JK (S) – JK (G)
= 526.92 – 232.000
= 294.92
3. Mencari Derajat Kebebasan
k = 23
dk(TC) = k-2 = 21
dk(G) = n-k = 14
4. Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat
RJK(TC) = ( )
( )
=
= 12.82
RJK(G) = ( )
( )
=
= 17.85
5. Kriteria Pengujian
Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel, maka regresi tidak linier
Terima Ho jika Fhitung < Ftabel, maka regresi linier
6. Pengujian
Fhitung = ( ) ( )
=
= 0.72
7. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan Fhitung = 0.72, dan Ftabel(0,05; 14/21) = 2.20
Sehingga Fhitung < Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi adalah linier.
Lampiran 22
Perhitungan JK (G)
No. K ni X Y Y2 XY ∑Yk2 ( )
{
( )
}
1 i. 1 76 84 7056 6384
2 ii. 1 81 85 7225 6885 3 iii. 2 82 84 7056 6888 4 iv. 1 84 82 6724 6888 5 v. 1 89 80 6400 7120 6 vi. 1 90 87 7569 7830 7 vii. 1 92 81 6561 7452 8 viii. 2 93 89 7921 8277 14321 14280.5 40.5 9 93 80 6400 7440 10 ix. 2 94 86 7396 8084 13796 13778 18 11 94 80 6400 7520 12 x. 2 97 85 7225 8245 13949 13944.5 4.5 13 97 82 6724 7954 14 xi. 1 99 73 5329 7227 15 xii. 2 100 89 7921 8900 15665 15664.5 0.5 16 100 88 7744 8800 17 xiii. 1 101 87 7569 8787 18 xiv. 2 102 90 8100 9180 14824 14792 32 19 102 82 6724 8364 20 xv. 2 103 86 7396 8858 15317 15312.5 4.5 21 103 89 7921 9167 22 xvi. 2 104 76 5776 7904 13172 13122 50
23 104 86 7396 8944 24 xvii. 1 105 87 7569 9135 25 xviii. 1 106 87 7569 9222 26 xix. 3 109 88 7744 9592 22568 22533.3 34.7 27 109 90 8100 9810 28 109 82 6724 8938 29 xx. 4 110 90 8100 9900 30992 30976 16 30 110 86 7396 9460 31 110 86 7396 9460 32 110 90 8100 9900 33 xxi. 3 111 90 8100 9990 23417 23408.3 8.7 34 111 86 7396 9546 35 111 89 7921 9879 36 xxii. 2 112 88 7744 9856 14969 14964.5 4,5 37 112 85 7225 9520 38 xxiii. 2 117 84 7056 9828 15156 15138 18 39 117 90 8100 10530 ∑ 23 39 3949 3329 284773 337664 232
Lampiran 23
Tabel Anava untuk Uji Keberartian dan Uji Kelinieran Regresi
Sumber varian dk Jumlah Kuadrat (JK)
Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) Fhitung Ftabel
Total
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Residu
n
1
1
n - 2
∑Y2
( )
b{ ( )( )
}
JK(S)
{ ( )( )
}
JK(S) n - 2
-
S2reg S2reg
Fo > Ft Maka regresi Berarti
Tuna Cocok
Galat kekeliruan
k -2
n - k
JK (TC)
JK (G)
JK (TC)
k-2
JK (G) n-k
S2TC S2G
Fo < Ft Maka
Regresi Linier
Sumber varian dk Jumlah
Kuadrat (JK) Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) Fhitung Ftabel
Total 39 284773.00
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Sisa
1 1
37
284160.03
86.05
526.92
86.05
14.24
6.04
4.11
Tuna Cocok
Galat Kekeliruan
24
13
294.92
232.00
12.82
17.85
0.72 2.24
Lampiran 24
PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI PRODUCT MOMENT
Diketahui :
n = 39
∑X = 3949
∑X2 = 403783
∑Y = 3329
∑Y2 = 284773
∑XY = 337664
Dimasukan ke dalam rumus:
rxy = N. ∑XY – (∑X) (∑Y)
√{N. ∑X2 – (∑X)2 } .{N. ∑Y2 - (∑Y)2}
= 39. 337664 – (3949) (3329)
√{39. 403783 – (3949)2}. {39. 284773 – (3329)2}
= 13168896 – 13146221
√152936 . 23906
= 22675
60465.59
= 0.375
Kesimpulan :
Pada perhitungan prosuct moment di atas diperoleh rhitung(ρxy) = 0.375 karena ρ >
0,316
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
variabel X dan variabel Y.
Lampiran 25
PERHITUNGAN UJI SIGNIFIKASI
Koefisisen Korelasi Product Moment (Uji-t)
th = √
√
= √
√
=
√
=
= 2.46
Kesimpulan :
ttabel pada taraf signifikasi 0,05 dengan dk (n-2) = (39 – 2) = 37 sebesar 1,70
Kriteria pengujian :
Ho : ditolak jika thitung > ttabel.
Ho : diterima jika thitung < ttabel.
Dari hasil pengujian :
thitung (2.46) > ttabel (1,70), maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
X dan variabel Y.
Lampiran 26
PERHITUNGAN UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Untuk mencari seberapa besar variansi variabel Y yang ditentukan oleh variabel
X, maka digunakan Uji Koefisien Determinasi dengan rumus :
KD = rxy2 x 100%
= 0.3752 x 100%
= 0.141 x 100%
= 14.10%
Dari hasil tersebut diinterpretasikan bahwa variansi hasil belajar siswa di tentukan
oleh motivasi belajar sebesar 14.10%.