hubungan antara lingkungan kerja dengan intensi … · 2019. 8. 13. · bentuk rangkai kalimat atau...

44
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN HOTEL CROWNE PLAZA SEMARANG OLEH ADE NURUL ARIFA 802014043 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN

    INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN HOTEL CROWNE

    PLAZA SEMARANG

    OLEH

    ADE NURUL ARIFA

    802014043

    TUGAS AKHIR

    Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari

    Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2018

  • PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang

    bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Ade Nurul Arifa

    Nim : 80 2014 043

    Program Studi : Psikologi

    Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

    Jenis Karya : Tugas Akhir

    Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

    UKSW hal bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royalty free right) atas

    karya ilmiah saya berjudul:

    HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN INTENSI

    TURNOVER PADA KARYAWAN HOTEL CROWNE PLAZA

    SEMARANG

    Dengan hak bebas royality non-exclusive ini, UKSW berhak menyimpan

    mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data,

    merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selema tetap mencamtumkan

    nama saya sebagai penulis/pencipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Salatiga

    Pada Tanggal : 8 Mei 2018

    Yang menyatakan,

    Ade Nurul Arifa

    Mengetahui,

    Pembimbing

    Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

  • PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

    Yang bertandatangan ini :

    Nama : Ade Nurul Arifa

    Nim : 80 2014 043

    Program Studi : Psikologi

    Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana.

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

    HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN INTENSI

    TURNOVER PADA KARYAWAN HOTEL CROWNE PLAZA

    SEMARANG

    Yang dibimbing oleh :

    Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

    Adalah benar-benar hasil karya saya.

    Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan

    atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam

    bentuk rangkai kalimat atau gambar serta symbol yang saya akui seolah-olah

    sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber

    aslinya.

    Salatiga, 8 Mei 2018

    Yang memberi pernyataan

    Ade Nurul Arifa

  • LEMBAR PENGESAHAN

    HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN INTENSI

    TURNOVER PADA KARYAWAN HOTEL CROWNE PLAZA

    SEMARANG

    Oleh

    Ade Nurul Arifa

    80 2014 043

    TUGAS AKHIR

    Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

    Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

    Disetujui Pada Tanggal : 8 Mei 2018

    Oleh:

    Pembimbing

    Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

    Diketahui oleh, Disahkan oleh,

    Kaprogdi Dekan

    Ratriana Y. E. Kusumiati, M.Si., Psi. Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi.,

    MA.

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2018

  • HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN

    INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN HOTEL CROWNE

    PLAZA SEMARANG

    Ade Nurul Arifa

    Sutarto Wijono

    Program Studi Psikologi

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2018

  • i

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan kerja

    dengan intensi turnover pada karyawan Hotel Crowne Plaza Semarang. Metode

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Sampel

    yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 104 orang karyawan, dengan

    menggunakan teknik cluster sampling dengan karakteristik tertentu. Alat ukur

    yang digunakan berupa skala lingkungan kerja dan skala intensi turnover yang

    disajika dalam bentuk skala Likert. Teori lingkungan kerja yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah teori yang dikembangkan oleh Haynes (2008) yang terdiri

    dari dua aspek, yaitu: lingkungan fisik dan lingkungan perilaku, sedangkan untuk

    teori intensi turnover, dalam penelitian ini menggunakan teori yang

    dikembangkan oleh Mobley (1978) yang terdiri tiga aspek yaitu berpikir untuk

    keluar atau mengundurkan diri, intensi untuk mencari alternatif pekerjaan lain,

    intensi untuk keluar atau mengundurkan diri. Skala lingkungan kerja

    menggunakan skala yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek

    dari Haynes (2008) dengan reliabilitas sebesar 0,874. Sedangkan untuk skala

    intensi turnover menggunakan skala yang dikembangkan oleh peneliti

    berdasarkan aspek-aspek dari Mobley (1978) yang memiliki realibilitas sebesar

    0,864. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan

    antara lingkungan kerja dengan intensi turnover.

    Kata kunci : Lingkungan Kerja, Intensi Turnover.

  • ii

    Abstract

    This purpose of this study is determine the relationship between the work

    environment with turnover intention on Crowne Plaza Hotel employees

    Semarang. The method used in this research is quantitative research method. The

    sample used in this study is 104 employees, using cluster sampling technique with

    certain characteristics. The measuring instrument used is the scale of the work

    environment and the turnover intention scale that is presented in the form of

    Likert scale. The work environment theory used in this research is the theory

    developed by Haynes (2008) which consists of two aspects, namely: the physical

    environment and the behavioral environment, while for turnover intention theory,

    in this study using the theory developed by Mobley (1978) which consists of three

    aspects: thinking of quitting, intention to search for alternative and intention to

    quit. Scale work environment using a scale developed by researchers based on

    aspects of Haynes (2008) with reliability of 0.874. And for scale of turnover

    intention use scale developed by researcher based on aspects of Mobley (1978)

    which have realibility equal to 0,864. The results of this study indicate that there

    is no significant relationship between work environment with turnover intention.

    Keywords: Work Environment, Turnover Intention.

  • 1

    PENDAHULUAN

    Dalam sebuah perusahaan karyawan merupakan ujung tombak dari kegiatan

    industri. Maka dari itu keberadaan karyawan menjadi salah satu bagian yang

    perlu mendapat perhatian khusus dari stake holder. Keberhasilan sebuah aktivitas

    industri, tentunya ditentukan oleh kekompakkan dan kerjasama karyawan dari

    perusahaan tersebut. Namun pada beberapa dekade terakhir ada berbagai temuan

    yang menunjukkan bahwa karyawan perusahaan dari berbagai bidang keluar dari

    pekerjaan. Hasil survei Hay Group dalam Rachmatika (2015) menunjukkan

    adanya peningkatan sebesar 49 juta pekerja yang akan keluar dari pekerjaannya

    jika dibandingkan dengan tahun 2012. Michael Page Indonesia Employee

    Intentions Report mencatat sebanyak 72% responden di Indonesia pada tahun

    2015 memiliki minat untuk berganti pekerjaan pada 12 bulan ke depan. Indonesia

    sendiri mengalami persentase turnover tertajam pada 2014, yakni sebesar 27%,

    setara dengan Rusia dan India pada tahun yang berbeda. Persentase tersebut

    adalah yang tertinggi dibandingkan negara lain yang lebih maju secara ekonomi,

    seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jerman, dan Inggris.

    Persoalan ini juga terjadi di perusahaan yang menyediakan layanan jasa

    seperti jasa transportasi, rumah sakit, maupun hotel. Berdasarkan penelitian yang

    dilakukan oleh Wijaya, Fulbertus, & Kusuma (2008) ditemukan bahwa tingkat

    turnover karyawan hotel yang paling tinggi berasal dari divisi Food and Beverage

    Servise yaitu sebesar 18,1%. Kemudian dari divisi Front Office sebesar 15,38%

    dan divisi Accounting sebesar 11,76%. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat

    bahwa tingkat turnover di Hotel tersebut cukup tinggi. Bibit persoalan turnover

    juga muncul di salah satu hotel terkemuka di Semarang yaitu hotel Crowne Plaza.

  • 2

    Hotel Crowne Plaza Semarang merupakan bagian dari Intercontinental Hotel

    Group (IHG) yang didirikan pada tanggal 01 Agustus 2011, yang merupakan

    salah satu perusahaan hotel terkemuka di dunia yang memiliki 697.048 kamar di

    lebih dari 4.700 hotel di hampir 100 negara di seluruh dunia. Perusahaan ini

    memiliki 10 departemen dengan 253 karyawan yang bekerja pada masing-masing

    departemen.

    Atas dasar diagram pie di bawah ini dapat disimpulkan bahwa tingkat

    turnover tertinggi adalah departemen Food and Beverage sebesar 26%, diikuti

    departemen Front Office sebesar 22%, departemen Housekeeping, Sales and

    Marketing dan Safety and Risk sebesar 11%, departemen Engineering sebesar 7%,

    dan departemen Reservation, Excecutive Office dan Finance sebesar 4%.

    Gambar 1. Diagram Turnover Karyawan Hotel Crowne Plaza

    Oleh karena itu penulis tertarik untuk menggali data lebih mendalam

    melalui observasi dan wawancara dengan beberapa karyawan di departemen Food

    and Beverage untuk mengidentifikasi adanya fenomena-fenomena yang terkait

  • 3

    dengan intensi turnover yaitu sebagai berikut: ada karyawan yang berencana

    untuk keluar kerja disebabkan oleh keinginan untuk dapat lebih berkembang

    sesuai dengan kompetensinya, selain itu ada juga karyawan yang sudah berencana

    untuk keluar dari pekerjaan dikarenakan hubungan yang kurang baik dengan

    rekan kerjanya, tetapi sebagian karyawan merasa nyaman bekerja dan tidak

    berfikir untuk keluar dari pekerjaan.

    Atas dasar fenomena-fenomena tersebut dapat dikatakan bahwa ada masalah

    terkait dengan intensi turnover pada karyawan hotel Crowne Plaza Semarang.

    Oleh sebab itu intensi turnover penting untuk diteliti. Penelitian yang telah

    dilakukan oleh Qureshi, Iftikhar & Abbas (2013) menyatakan bahwa turnover

    intention dipengaruhi oleh adanya beban kerja. Pawesti dan Wikansari (2016)

    menyatakan bahwa intensi turnover dipengaruhi oleh kepuasan kerja karyawan.

    Hasil penelitian yang dilakukan Kurnia (2016) menyatakan bahwa intensi

    turnover dipengaruhi oleh stres kerja. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan

    bahwa intensi turnover penting diteliti.

    Adapun dampak yang akan muncul apabila turnover ini tidak segera diatasi

    yaitu menciptakan ketidakstabilan terhadap kondisi tenaga kerja dan peningkatan

    biaya sumber daya manusia. Menurut Mobley, Horner & Hollingsworth (1978)

    tinggi rendahnya turnover intention akan membawa beberapa dampak pada

    karyawan maupun perusahaan. Beberapa dampak buruk dari turnover intention

    adalah beban kerja yang menjadi tinggi, target produksi meningkat tetapi karena

    kurang tenaga kerja produksi menjadi menurun serta dapat menimbulkan stres

    kerja. Dampak lain dari turnover diungkapkan oleh Aamodt (2004), yaitu dampak

    yang tampak dan dampak yang tidak tampak. Dampak yang tampak dari turnover

  • 4

    diantaranya adalah biaya iklan, biaya agensi karyawan, bonus, biaya perjalanan

    penerimaan, gaji dan biaya yang dikeluarkan selama proses aplikasi dan

    wawancara kandidat, serta biaya penempatan bagi karyawan baru. Dampak yang

    tidak tampak termasuk hilangnya produktifitas berhubungan dengan pindahnya

    karyawan, dan karyawan lain harus melakukan pekerjaan yang lebih banyak.

    Riley (2006) menyatakan pendapat yang berbeda bahwa turnover memiliki

    dampak positif bagi organisasi manakala yang resign adalah karyawan dengan

    kinerja yang rendah dan dapat membawa organisasi pada tingkat efisiensi yang

    lebih tinggi. Intensi turnover haruslah disikapi sebagai suatu fenomena dan

    perilaku manusia yang penting dalam kehidupan suatu perusahaan, baik dari sudut

    pandang individu maupun sosial. Oleh karena itu penting untuk mengatasi intensi

    turnover.

    Dalam usaha-usaha mengatasi turnover, sebaiknya kita mengkaji terlebih

    dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi turnover. Beberapa faktor yang

    mempengaruhi terjadinya intensi turnover menurut Jewell dan Siegall (1998)

    terdapat dua bagian yaitu variabel pribadi antara lain kepuasan kerja, usia, jenis

    kelamin, pendidikan, lamanya kerja, pelatihan kerja dari tempat kerja, dan

    keinginan yang diungkapkan untuk tinggal dengan organisasi itu dan variabel

    organisasional misalnya sistem penghargaan. Variabel situasional lain termasuk

    gaji, kesempatan promosi, dan sejauh mana kerja dalam suatu jabatan menjadi

    rutinitas profesionalisme, pengungkapan kebutuhan akan pertumbuhan pribadi,

    jarak geografis. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi intensi turnover

    menurut Mobley, Horner & Hollingsworth (1978) antara lain yaitu karakteristik

    individu, lingkungan kerja, kepuasan kerja dan komitmen organisasi.

  • 5

    Lingkungan kerja pada industri jasa tentunya akan berbeda dengan industri

    produk, hal ini yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lingkungan kerja

    khususnya lingkungan kerja di hotel Crowne Plaza Semarang. Berdasarkan hasil

    observasi penulis dapat diketahui bahwa sebagian besar karyawan memiliki

    hubungan yang erat dan kompak. Karena hubungan yang erat tersebut, apabila ada

    salah satu karyawan keluar kemungkinan besar dapat memengaruhi karyawan

    yang lain untuk keluar dari pekerjaan pula.

    Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang berdampak pada intensi

    turnover menurut Mobley (1978). Pernyataan tersebut didukung oleh hasil

    penelitian Polii (2015) menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan antara

    lingkungan kerja terhadap turnover intention karyawan RS Siloam Manado.

    Penelitian Ngantung (2015) menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh

    secara signifikan terhadap intensi turnover. Namun penulis menemukan hasil

    penelitian lain yang berbeda dari hasil penelitian tersebut.

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aliansyah (2016)

    ditemukan bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi

    turnover karyawan perbankan. Walaupun ditemukan hasil penelitian yang

    berbeda-beda, variabel lingkungan kerja tetap menarik diteliti karena perbedaan

    pada hasil penelitian tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain teori yang

    digunakan. Pada penelitian Aliansyah (2016), teori lingkungan kerja yang

    digunakan adalah teori milik Sedarmayanti (2011) dan tentunya dengan aspek-

    aspek yang berbeda. Sementara itu teori yang akan penulis gunakan untuk

    variabel lingkungan kerja yaitu teori Haynes (2008). Selain teori, hal lain yang

    membedakan adalah metode pengabilan dan jumlah sampel yang digunakan.

  • 6

    Berdasarkan hasil penelitian Aliansyah (2016) metode pengambilan sampel yang

    digunakan yaitu non probability sampling dimana setiap anggota populasi tidak

    memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Sedangkan metode

    pengambilan sampel yang penulis gunakan yaitu metode cluster sampling. Selain

    itu jumlah sampel yang digunakan tergolong kecil karena hanya melibatkan 40

    partisipan, sedangkan sampel yang penulis gunakan sebanyak 104 partisipan.

    Kemudian metode analisis data yang digunakan oleh Aliansyah adalah metode

    analisis statistik deskriptif, sedangkan metode yang akan penulis gunakan yaitu

    analisis korelasi pearson correlation.

    Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud melakukan penelitian

    tentang Hubungan Antara Lingkungan Kerja Dengan Intensi Turnover Pada

    Karyawan Hotel Crowne Plaza Semarang. Penulis juga merasa tertantang untuk

    melakukan penelitian ini karena terdapat hasil penelitian yang berbeda mengenai

    pengaruh lingkungan kerja terhadap intensi turnover.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan

    permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Adakah hubungan antara lingkungan kerja dengan intensi turnover pada karyawan

    Hotel Crowne Plaza Semarang?

    Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adakah hubungan antara

    lingkungan kerja dengan intensi turnover pada karyawan Hotel Crowne Plaza

    Semarang.

  • 7

    TINJAUAN PUSTAKA

    Intensi Turnover

    Keinginan (intention) adalah niat yang timbul pada individu untuk

    melakukan sesuatu. Sementara turnover adalah berhentinya seseorang karyawan

    dari tempatnya bekerja secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke

    tempat kerja yang lain. Dengan demikian, Turnover intention (intensi keluar)

    adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari

    pekerjaannya (Zeffane, 1994). Menurut Bluedorn (2001) turnover intention adalah

    kecenderungan sikap atau tingkat dimana seorang karyawan memiliki

    kemungkinan untuk meninggalkan organisasi atau mengundurkan diri secara

    sukarela dari pekerjaanya. Harnoto (2002) menyatakan: “turnover intention adalah

    kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan.”. Staffelbach

    (2008) menguraikan turnover intention merupakan kemungkinan yang bersifat

    subyektif dimana seorang individu akan merubah pekerjaannya dalam jangka

    waktu tertentu dan merupakan pelopor dasar kepada turnover yang sebenarnya.

    Tett dan Meyer (dalam Samad, 2006), menjelaskan bahwa intensi turnover adalah

    kecenderungan atau niat karyawan secara sadar untuk mencari alternatif pekerjaan

    lain dalam organisasi yang berbeda.

    Menurut Mobley, Horner & Hollingsworth (1978) keinginan pindah kerja

    (intention turnover) adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

    bekerja dari pekerjaannya secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke

    tempat kerja yang lain menurut pilihannya sendiri. Mobley, Horner &

    Hollingsworth (1978) keinginan untuk pindah dapat dijadikan gejala awal

    terjadinya turnover dalam sebuah perusahaan.

  • 8

    Aspek Intensi Turnover

    Menurut Mobley, Horner & Holingsworth (1978) aspek pengukuran turnover

    intention terdiri atas:

    1) Berpikir untuk keluar (Thinking of Quitting): mencerminkan individu

    untuk berpikir keluar dari pekerjaan atau tetap berada di lingkungan

    pekerjaan. Diawali dengan ketidakpuasan kerja yang dirasakan oleh

    karyawan, kemudian karyawan mulai berfikir untuk keluar dari tempat

    bekerjanya saat ini.

    2) Pencarian alternatif pekerjaan (Intention to search for alternatives):

    mencerminkan individu berkeinginan untuk mencari pekerjaan pada

    organisasi lain. Jika karyawan sudah mulai sering berpikir untuk keluar

    dari pekerjaannya, karyawan tersebut akan mencoba mencari pekerjaan

    diluar perusahaannya yang dirasa lebih baik.

    3) Niat untuk keluar (Intention to quit): mencerminkan individu yang

    berniat untuk keluar. Karyawan berniat untuk keluar apabila telah

    mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan nantinya akan diakhiri

    dengan keputusan karyawan tersebut untuk tetap tinggal atau keluar

    dari pekerjaannya.

    Faktor-Faktor Intensi Turnover Karyawan

    Menurut Mobley, Horner & Holingsworth (1978) menyebutkan beberapa faktor

    yang menjadi penyebab keinginan pindah kerja (turnover intention) adalah

    sebagai berikut :

  • 9

    1) Karakteristik Individu

    Organisasi adalah wadah yang memiliki tujuan yang ditentukan secara

    bersama oleh orang-orang yang terlibat didalamnya. Untuk mencapai tujuan

    tersebut, maka diperlukan adanya interaksi yang berkesinambungan dari

    unsur-unsur organisasi. Karakter individu yang mempengaruhi keinginan

    pindah kerja antara lain seperti umur, pendidikan, status perkawinan.

    2) Lingkungan Kerja

    Lingkungan kerja dapat meliputi lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan

    fisik meliputi keadaan suhu, cuaca, kontruksi, bangunan, dan lokasi

    pekerjaan. Sedangkan lingkungan sosial meliputi sosial budaya di lingkungan

    kerjanya, dan kualitas kehidupan kerjanya.

    3) Kepuasan Kerja

    Pada tingkat individual, kepuasan merupakan variabel psikologi yang paling

    sering diteliti dalam suatu model intention to leave. Aspek kepuasan yang

    ditemukan berhubungan dengan keinginan individu untuk meninggalkan

    organisasi meliputi kepuasan akan gaji dan promosi, kepuasan atas supervisor

    yang diterima, kepuasan dengan rekan kerja dan kepuasan akan pekerjaan dan

    isi kerja.

    4) Komitmen Organisasi

    Perkembangan selanjutnya dalam studi intention to leave memasukkan

    konstruk komitmen organisasional sebagai konsep yang turut menjelaskan

    proses tersebut sebagai bentuk perilaku, komitmen organisasional dapat

    dibedakan dari kepuasan kerja. Komitmen mengacu pada respon emosional

  • 10

    (affective) individu kepada keseluruhan organisasi, sedangkan kepuasan

    mengarah pada respon emosional atas aspek khusus dari pekerjaan.

    Lingkungan Kerja

    Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan

    sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat.

    Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai

    keadaan lingkungan sekitarnya. Demikian pula halnya ketika melakukan

    pekerjaan, karyawan sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai

    keadaan disekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama

    melakukan pekerjaan, setiap karyawan akan berinteraksi dengan berbagai kondisi

    yang terdapat dalam lingkungan kerja. Menurut Gomes (2003) lingkungan kerja

    adalah proses kerja dimana lingkungan saling berinteraksi menurut pola tertentu,

    dan masing-masing memiliki karakteristik dan/atau nilai nilai tertentu mengenai

    organisasi yang tidak akan lepas dari pada lingkungan dimana organisasi itu

    berada, dan manusianya yang merupakan sentrum segalanya. Lingkungan kerja

    adalah keseluruhan lingkungan sekitar dimana seseorang bekerja, metode

    kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai

    kelompok (Sedarmayanti, 2001). Menurut Cox and Cheyne (2000) kondisi

    lingkungan kerja sangat mempengaruhi sikap seseorang dalam bekerja.

    Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat

    melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian

    lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh

    lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut karyawan dan

  • 11

    waktu yang lebih banyak serta tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem

    kerja yang efisien (Sedarmayanti, 2001). Lingkungan kerja menurut Haynes

    (2008) merupakan sebuah kondisi yang menarik dan mendukung karyawan yang

    dapat mendorong untuk tetap berada pada posisi kerjanya dan memungkinkan

    karyawan untuk tampil secara efektif. Lingkungan kerja yang mendukung

    memberikan kondisi yang memungkinkan karyawan bekerja secara efektif,

    memanfaatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi mereka sebaik

    mungkin.

    Aspek Lingkungan Kerja

    Aspek lingkungan kerja menurut Haynes (2008) dibagi dalam dua aspek yaitu

    sebagai berikut:

    1. Lingkungan fisik:

    a) Kenyamanan : Komponen kenyamanan dapat dilihat sebagai dua

    elemen kenyamanan, yaitu "keras" dan "lunak". Variabel keras

    berhubungan dengan variabel kenyamanan lingkungan tradisional dari

    pemanasan, pencahayaan dan ventilasi, sedangkan variabel lunak

    berhubungan dengan dekor dan kebersihan lingkungan kantor, dan juga

    keamanan fisik dari karyawan (Haynes, 2008).

    b) Tata letak kantor : Komponen ini berhubungan dengan karyawan

    pada tingkat yang berbeda. Tingkat pertama berhubungan langsung

    dengan individu, seperti tempat kerja mereka, penyimpanan pribadi dan

    privasi di lingkungan kantor. Tingkat kedua lebih berkaitan dengan

    konsep perkantoran yang lebih luas, seperti penyimpanan dan fasilitas

    umum untuk melakukan pekerjaan jauh dari meja kerja, seperti area

  • 12

    formal, informal dan tenang. Tata letak kantor terkait dengan arus kantor,

    yang diperhitungkan di ruang sirkulasi (Haynes, 2008).

    2. Lingkungan perilaku:

    a) Interaksi : Komponen ini didefinisikan sebagai kemampuan pekerja

    kantor untuk berinteraksi baik pada tingkat pekerjaan maupun tingkat

    sosial (Nathan dan Doyle, 2002; Haynes, 2007). Komponen ini terkait

    erat dengan tata letak kantor karena hal ini dapat dilihat sebagai enabler

    interaksi dengan posisi rekan kerja, peralatan dan penyegaran. Titik

    interaksi informal atau "wilayah konvergensi" ini dapat dilihat sebagai

    "penarik" di lingkungan kantor. "Penarik" ini menarik orang-orang di

    sekitar kantor atau bangunan. Di tingkat lain, ada kemampuan untuk

    berinteraksi dengan ruang di dalam kantor; suasana dan kreativitas di

    lingkungan kantor memungkinkan hal ini ditangkap (Stokols, Clitheroe

    & Zmuidzinaz, 2002; Haynes, 2007).

    b) Distraksi : Komponen ini berisi variabel yang dapat mengganggu

    lingkungan kantor dengan menciptakan disabler ke pekerjaan produktif

    (Mawson, 2002; Haynes, 2007). Gangguan adalah fungsi dari tata letak

    kantor, dan merupakan gabungan dari jumlah kebisingan yang dihasilkan

    di kantor, dan jumlah gangguan yang diterima pada hari kerja.

    Hubungan Antara Lingkungan Kerja dengan Intensi Turnover

    Penelitian-penelitian mengenai lingkungan kerja dan intensi turnover telah

    banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti Bajwa, Yousaf, Rizwan (2014)

    menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap intensi turnover.

  • 13

    Irvianti dan Verina (2015) dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa

    lingkungan kerja secara parsial berpengaruh terhadap intensi turnover karyawan

    PT XL Axiata Tbk Jakarta. Penelitian yang dilakukan Khikmawati (2015)

    diketahui bahwa lingkungan kerja berpengaruh negatif terhadap turnover intention

    pramuniaga PT Circleka Indonesia Utama Cabang Yogyakarta. Kemudian Yunita

    dan Putra (2015) melakukan penelitian dan hasil yang diperoleh dari penelitian

    tersebut yaitu lingkungan kerja berpengaruh negatif terhadap turnover intention.

    Lingkungan kerja yang kondusif cenderung membuat karyawan tetap

    bertahan lama di sebuah perusahaan, sebaliknya jika lingkungan kerja tidak

    kondusif dapat menyebabkan karyawan tidak akan bertahan lama bekerja di

    perusahaan tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan intensi turnover menjadi

    semakin meningkat dan dapat mengganggu produktivitas perusahaan. Apabila

    produktivitas perusahaan terganggu maka dapat memunculkan berbagai dampak

    negatif bagi perusahaan. Maka dari itu penting untuk menjaga agar lingkungan

    kerja tetap kondusif untuk mengurangi tingkat intensi turnover.

    Menurut Yunita dan Putra (2015) lingkungan kerja berpengaruh negatif

    terhadap turnover intention. Lingkungan kerja yang kurang baik akan

    memengaruhi karyawan dalam bekerja. Lingkungan kerja yang buruk akan

    mengakibatkan karyawan memberikan efek negatif terhadap perusahaan mulai

    dari sering absen, kinerja yang menurun bahkan sampai keluar dari perusahaan.

    Sehingga berdasarkan dari penelitian-penelitian yang telah dipaparkan pada

    paragraf sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa setiap karyawan perlu untuk

    menciptakan lingkungan kerja yang positif karena hal tersebut mempunyai

  • 14

    pengaruh atau dampak yang begitu besar bagi perusahaan maupun karyawan itu

    sendiri. Hal ini dapat juga mencegah beberapa kemungkinan buruk yang terjadi

    pada sebuah perusahaan apabila karyawan memiliki intensi turnover dan

    melakukannya dalam tindakan yang nyata yaitu, turnover.

    Hipotesis Penelitian

    Terdapat hubungan negatif signifikan antara lingkungan kerja dengan intensi

    turnover pada karyawan Hotel Crowne Plaza Semarang.

  • 15

    METODOLOGI PENELITIAN

    Desain Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini

    akan menjelaskan hubungan antar dua variabel yaitu:

    - Variabel bebas: Lingkungan Kerja

    - Variabel terikat: Intensi Turnover

    Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Data

    Penelitian ini dilakukan di Hotel Crowne Plaza Semarang khususnya di

    departemen Food and Beverage dengan menggunakan sampel sebanyak 104

    karyawan dengan menggunakan teknik cluster sampling yang diambil

    berdasarkan karakteristik tertentu yaitu:

    1. Merupakan karyawan departemen Food and Beverage

    2. Telah bekerja lebih dari satu tahun/merupakan karyawan tetap

    3. Tidak sedang dalam status cuti kerja

    Skala

    Pengumpulan data menggunakan angket. Angket ini disusun berdasarkan

    skala Likert dengan lima kategori dengan pilihan jawaban yakni: Sangat Sesuai

    (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

    1. Skala Intensi Turnover

    Untuk mengukur intensi turnover penulis menggunakan alat ukur turnover

    intention yang dikembangkan oleh Mobley, Horner & Holingsworth (1978) yang

    telah dimodifikasi dan disesuaikan dalam konteks penelitian ini. Alat ukur

  • 16

    turnover intention disusun berdasarkan aspek turnover intention menurut Mobley

    (1978) antara lain yaitu berpikir untuk keluar (thinking of quitting), mencari

    alternatif pekerjaan (intention to seacrh for alternative), niat untuk keluar

    (intention to quit). Skala turnover intention yang digunakan terdiri dari 15 item,

    yang disajikan dalam bentuk skala Likert.

    2. Skala Lingkungan Kerja

    Untuk mengukur lingkungan kerja dalam penelitian ini penulis menyusun

    skala lingkungan kerja berdasarkan komponen-komponen menurut Haynes (2008)

    yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja perilaku. Skala ini berisi 22

    item, yang disajikan dalam bentuk skala Likert.

    Teknik Analisis Data

    Untuk menguji hipotesis hasil penelitian, teknik analisis data yang

    digunakan adalah analisis korelasi pearson correlation, dengan menggunakan

    bantuan SPSS 16. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah hubungan

    antara variabel bebas (beban kerja) dengan variabel terikat (intensi turnover).

  • 17

    HASIL PENELITIAN

    Analisis Deskriptif

    Lingkungan Kerja

    Variabel lingkungan kerja memiliki aitem dengan daya diskriminasi baik

    berjumlah 19 aitem, dengan jenjang skor antara 1 sampai dengan 5. Pembagian

    skor tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:

    Skor tertinggi : 5 x 19 = 95

    Skor terendah : 1 x 19 = 19

    Pembagian interval ini dilakukan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi,

    tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Pembagian interval dilakukan dengan

    mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya

    dengan jumlah kategori.

    i = 15,2

    Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat ditentukan interval dalam

    lingkungan kerja sebagai berikut:

    Sangat tinggi : 79,8 < x < 95

    Tinggi : 64,6 < x < 79,8

    Sedang : 49,4 < x < 64,6

  • 18

    Rendah : 32,2 < x < 49,4

    Sangat rendah : 19 < x < 34,2

    Berdasarkan hasil pembagian interval tersebut, maka didapati data lingkungan

    kerja sebagai berikut:

    Tabel 1 : Kategorisasi Pengukuran Skala Lingkungan Kerja

    NO INTERVAL KATEGORI MEAN STANDART

    DEVIASI FREKUENSI %

    1. 79,8 < X < 95 Sangat Tinggi 83,10

    5,97

    73 70%

    2. 64,6 < X < 79,8 Tinggi 31 30%

    3. 49,4 < X < 64,6 Sedang 0 0%

    4. 32,2 < X < 49,4 Rendah 0 0%

    5. 19 < X < 34,2 Sangat Rendah 0 0%

    Jumlah 104 100%

    Untuk hasil lingkungan kerja berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa

    terdapat 73 orang karyawan yang termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan

    persentase 70%, pada kategori tinggi terdapat 31 orang karyawan yang termasuk

    dalam kategori tinggi dengan persentase 30% , dan 0 karyawan dengan kategori

    sedang, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan data di atas, juga terlihat bahwa

    karyawan memiliki tingkat rata-rata lingkungan kerja yang tergolong sangat tinggi

    yaitu sebesar 83,10.

    Berdasarkan hasil uji reliabilitas alat ukur lingkungan kerja dengan jumlah

    aitem sebanyak 22 aitem, diketahui aitem gugur sebanyak 3 aitem yaitu aitem

    nomor 4, 12, dan 16. Reliabilitas alat ukur lingkungan kerja dengan 19 aitem yang

    tersisa yaitu sebesar 0,874, yang artinya alat ukur tersebut bersifat reliabel.

  • 19

    Intensi Turnover

    Variabel intensi turnover memiliki aitem dengan daya diskriminasi baik

    berjumlah 15 aitem, dengan jenjang skor antara 1 sampai dengan 5. Pembagian

    skor tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:

    Skor tertinggi : 5 x 15 = 75

    Skor terendah : 1 x 15 = 19

    Pembagian interval ini dilakukan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi,

    tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pembagian interval dilakukan dengan

    mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membagiya

    dengan jumlah kategori.

    i = 12

    Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat ditentukan interval dalam intensi

    turnover sebagai berikut:

    Sangat tinggi : 63 < x < 75

    Tinggi : 51 < x < 63

  • 20

    Sedang : 39 < x < 51

    Rendah : 27 < x < 39

    Rendah tinggi : 15 < x < 27

    Berdasarkan hasil pembagian interval tersebut, maka didapat data intensi turnover

    sebagai berikut:

    Tabel 2 : Kategorisasi Pengukuran Skala Intensi Turnover

    NO. INTERVAL KATEGORI MEAN STANDART

    DEVIASI FREKUENSI %

    1. 63 < X < 75 Sangat Tinggi

    45,46

    9,04

    2 2%

    2. 51 < X < 63 Tinggi 21 20%

    3. 39 < X < 51 Sedang 51 49%

    4. 27 < X < 39 Rendah 26 25%

    5. 15 < X < 27 Sangat Rendah 4 4%

    Jumlah 104 100%

    Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa karyawan Crowne Plaza Semarang

    yang berada pada kategori sangat tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase

    sebesar 2%, pada kategori tinggi berjumlah sebanyak 21 orang dengan persentase

    20%, pada kategori sedang berjumlah sebanyak 51 orang dengan persentase 49%,

    pada kategori rendah berjumlah sebanyak 26 orang dengan persentase 25%, dan

    pada kategori sangat rendah berjumlah sebanyak 4 orang dengan persentase 4%.

    Berdasarkan data di atas juga dapat dilihat bahwa karyawan memiliki tingkat rata-

    rata intensi turnover yang tergolong sedang yaitu sebesar 45,46.

    Berdasarkan hasil uji reliabilitas alat ukur intensi turnover dengan jumlah

    aitem sebanyak 15 aitem, diketahui tidak ada aitem yang gugur. Reliabilitas alat

  • 21

    ukur intensi turnover dengan 22 aitem yang tersisa yaitu sebesar 0,864, yang

    artinya alat ukur tersebut bersifat reliabel.

    Uji Normalitas

    Tabel 3 : Hasil Uji Normalitas Lingkungan Kerja dan Intensi Turnover

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Lingkungan Kerja Intensi Turnover

    N 104 104

    Normal Parametersa,,b

    Mean 83.10 45.46

    Std. Deviation 5.967 9.044

    Most Extreme Differences Absolute .080 .091

    Positive .080 .055

    Negative -.061 -.091

    Kolmogorov-Smirnov Z .812 .929

    Asymp. Sig. (2-tailed) .525 .355

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Berdasarkan data pada tabel di atas, variabel lingkungan kerja memiliki nilai K-S-

    Z sebesar 0,812 dengan probabilitas / signifikansi sebesar 0,525 (p > 0,05).

    Sedangkan variabel intensi turnover memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,929 dengan

    probabilitas / signifikansi sebesar 0,355 (p > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan

    bahwa variabel lingkungan kerja dan intensi turnover memiliki sebaran data yang

    berdistribusi normal dengan nilai signifikan (p > 0,05).

  • 22

    Uji Linieritas

    Tabel 4 : Hasil Uji Linieritas Lingkungan Kerja dan Intensi Turnover

    ANOVA Table

    Sum of

    Squares df

    Mean

    Square F Sig.

    Intensi Turnover*

    Lingkungan Kerja

    Between

    Groups

    (Combined) 2006.77

    4

    24 83.616 1.029 .442

    Linearity 112.182 1 112.182 1.381 .243

    Deviation

    from

    Linearity

    1894.59

    2

    23 82.374 1.014 .459

    Within Groups 6417.07

    2

    79 81.229

    Total 8423.84

    6

    103

    Untuk hasil uji linieritas diperoleh hasil deviation from linearity sebesar 1,014 dan

    nilai signifikasi sebesar 0,459 (p > 0,05), maka berdasarkan data di atas dapat

    disimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja dan intensi turnover bersifat linier.

    Analisis Korelasi

    Tabel 5 : Hasil Uji Korelasi Lingkungan Kerja dan Intensi Turnover

    Correlations

    Lingkungan Kerja Intensi Turnover

    Lingkungan Kerja Pearson Correlation 1 .115

    Sig. (1-tailed) .122

    N 104 104

    Intensi Turnover Pearson Correlation .115 1

  • 23

    Sig. (1-tailed) .122

    N 104 104

    Berdasarkan hasil uji korelasi terdapat koefisien korelasi antara lingkungan kerja

    dengan intensi turnover sebesar 0,115 dengan signifikansi sebesar 0,122 (p >

    0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara

    variabel lingkungan kerja dengan intensi turnover.

  • 24

    PEMBAHASAN

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara

    lingkungan kerja dan intensi turnover hal ini dilihat dari skor r = 0,115 dengan

    signifikansi sebesar 0,122 (p > 0,05). Hal ini senada dengan hasil penelitian yang

    dilakukan oleh Esfidarjani, Negarandeh, Janani, Mohammadnejad & Ghasemi

    (2018) dengan hasil penelitian tidak ada hubungan signifikan antara lingkungan

    kerja dengan intensi turnover pada lingkup perawat. Kemudian hasil penelitian

    Aliansyah (2016) ditemukan bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan

    terhadap intensi turnover karyawan perbankan. Namun, hasil ini bertentangan

    dengan penelitian yang dilakukan oleh Polii (2015) yang menunjukkan adanya

    pengaruh positif signifikan antara lingkungan kerja terhadap turnover intention

    karyawan RS Siloam Manado. Kemudian penelitian yang dilakukan Ngantung

    (2015) menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan

    terhadap intensi turnover.

    Penulis mencoba untuk mencari penyebab ditolaknya hipotesis dalam

    penelitian ini dengan kembali melakukan wawancara kepada beberapa orang

    partisipan penelitian. Dari hasil wawancara dan analisis yang dilakukan oleh

    penulis, diketahui terdapat beberapa hal yang dianggap penulis menjadi penyebab

    tidak ada hubungan antara lain yaitu yang pertama, karyawan hotel Crowne Plaza

    Semarang menganggap lingkungan kerja di hotel Crowne Plaza Semarang sudah

    sangat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh karyawan. Narasumber juga

    menganggap bahwa kondisi lingkungan kerja mendukung kinerja karyawan secara

    optimal. Lingkungan kerja yang kondusif ini berusaha diwujudkan oleh segenap

    karyawam dari berbagai departemen. Salah satu bentuknya adalah usaha untuk

  • 25

    meningkatkan kualitas interaksi antar karyawan dengan kegiatan olahraga yang

    diadakan setiap minggu, kemudian acara Townhall yang diadakan setiap

    bulannya, dan Crowne Plaza Semarang Got Talent yang diadakan setiap setahun

    sekali. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan tersebut mempererat hubungan

    antar karyawan yang menghasilkan lingkungan kerja perilaku yang maksimal.

    Selain aktivitas sosial, hal-hal yang mendukung lingkungan kerja terlihat dari

    perhatian perusahaan terhadap fasilitas-fasilitas untuk karyawan. Hasil wawancara

    tersebut didukung oleh data deskriptif yang menunjukkan bahwa skor lingkungan

    kerja berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 70%. Kondisi lingkungan

    kerja yang baik membuat mereka tetap bekerja sesuai dengan aturan yang

    ditetapkan oleh perusahaan, oleh sebab itu lingkungan kerja tidak memiliki

    hubungan dengan intensi turnover. Pernyataan tersebut didukung oleh Cox dan

    Cheyne (2000) bahwa kondisi lingkungan kerja sangat mempengaruhi sikap

    seseorang dalam bekerja.

    Kedua, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis

    mengungkapkan bahwa intensi turnover yang muncul pada karyawan dipengaruhi

    oleh faktor lain selain lingkungan kerja. Penulis menemukan setidaknya ada dua

    faktor, yang pertama, beberapa narasumber mengungkapkan bahwa keinginan

    untuk keluar atau berganti pekerjaan dikarenakan narasumber merasa memiliki

    beban kerja yang berat. Hal ini khususnya pada departemen Food and Beverage.

    Hal ini dikarenakan pada departemen Food and Beverage memiliki jadwal kerja

    yang terdiri dari dua shift sehingga karyawan harus berganti-ganti jam kerja setiap

    minggunya. Selain itu jam kerja karyawan hotel Crowne Plaza Semarang di atas

    delapan jam setiap harinya. Beban kerja yang dianggap tinggi departemen Food

  • 26

    and Beverage ini akhirnya mendorong intensi turnover karyawan. Hasil

    wawancara ini didukung oleh hasil penelitian Wijaya, Fulbertus, & Kusuma

    (2008) ditemukan bahwa tingkat turnover karyawan hotel yang paling tinggi

    berasal dari divisi Food and Beverage Service yaitu sebesar 18,1%. Sama halnya

    dengan data evaluasi karyawan yang dilakukan oleh HRD hotel Crowne Plaza

    Semarang yang menghasilkan temuan bahwa beban kerja di departemen Food and

    Beverage adalah yang paling tinggi dibanding departemen lain. Hal ini sejalan

    dengan teori Mobley (1978) yang menyatakan bahwa beban kerja merupakan

    faktor yang sangat mempengaruhi intensi turnover. Sesuai dengan hasil penelitian

    Putra dan Prihatsanti (2016) menunjukkan terdapat hubungan positif antara beban

    kerja dengan intensi turnover pada karyawan PT. “X”. Yang kedua, beberapa

    narasumber mengungkapkan ingin meninggalkan perusahaan karena jauh dari

    keluarga. Dikarenakan tempat tinggal dengan tempat kerja berjarak jauh, sehingga

    karyawan berniat untuk mencari pekerjaan yang lokasinya tidak jauh dari tempat

    tinggalnya. Hal ini sama dengan data evaluasi karyawan yang dilakukan oleh

    HRD hotel Crowne Plaza Semarang yang menghasilkan temuan bahwa alasan

    keluarga atau tanggung jawab keluarga menjadi salah satu faktor karyawan ingin

    meninggalkan pekerjaan.

    Ketiga, penyebab ditolaknya hipotesis adalah kelemahan dan keterbatasan

    yang dilakukan penulis baik secara langsung maupun tidak. Beberapa

    keterbatasan tersebut yaitu yang pertama, pada saat pengambilan data penulis

    kurang memperhatikan teknis pelaksanaan. Penulis menyebar kuesioner di tengah-

    tengah jam kerja karyawan, hal ini menyebabkan beberapa partisipan mengisi

    kuesioner tersebut dengan tergesa-gesa. Yang kedua, beberapa aitem pernyataan

  • 27

    pada kuesioner membuat beberapa partisipan ragu untuk menjawab dengan jujur

    karena takut data tersebut akan sampai pada atasan.

  • 28

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada dapat disimpulkan bahwa:

    1. Tidak ada hubungan signifikan antara lingkungan kerja dengan intensi

    turnover.

    2. Tingkat lingkungan kerja pada hotel Crowne Plaza Semarang dalam kategori

    sangat tinggi.

    3. Tingkat intensi turnover pada karyawan hotel Crowne Plaza Semarang dalam

    kategori sedang.

    Saran

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat beberapa

    keterbatasan, maka penulis memberikan beberapa saran:

    1. Bagi perusahaan

    Pihak perusahaan hendaknya memperhatikan kondisi intensi turnover dengan

    mencatat berbagai perubahan melalui studi dokumentasi database dan diskusi

    dengan para karyawan.

    2. Bagi karyawan

    Setiap karyawan diharapkan dapat menjaga komunikasi dan kerjasama antar

    karyawan agar tetap baik dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial

    bersama.

  • 29

    3. Bagi peneliti selanjutnya

    Peneliti dapat melakukan penelitian dengan melihat faktor-faktor lain yang

    memengaruhi intensi turnover, seperti beban kerja, dukungan keluarga, dan

    lain-lain sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih komprehensif.

  • 30

    DAFTAR PUSTAKA

    Aamodt, M. G. (2004). Applied industrial/organizational psychology (4th Ed).

    Mason: Thomson South West.

    Aliansyah, Fatkhurahman. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompensasi dan

    Stres kerja Terhadap Turnover Intention (Studi Kasus Pada Bank

    Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciputat). Jurnal Manajemen, 2(2).

    Bajwa, Ehsan U., Yousaf, Muhammad., Rizwan, Muhammad. (2014). Employee

    Turnover Intention in services sector of Pakistan. International

    Journal of Human Resource Studies, 4(2), 2162-3058.

    Bluedorn, Carol. (2001). The impact of various factors on the personality, job

    satisfaction and turnover intentions of professional accountants.

    Managerial Auditing Journal,16(4), 234-245.

    Cox, S. J. & Cheyne, A. J. T. (2000). Assessing safety culture in offshore

    environments. UK: Safety Science 34, 111-129.

    Esfidarjani, S. S. H., Negarandeh, R., Janani, L., Mohammadnejad, E. &

    Ghasemi, E. (2018). The intention to turnover and its relationship with

    healthy work environment among nursing staff. Hayat: Journal of

    School of Nursing and Midwifery, Tehran University of Medical

    Sciences. 23(4): 318-331.

    Financial.bisnis.com (2014). Survei Sdm Perbankan: Turn Over Karyawan 15%,

    Motif Utamanya Cari Tunjangan Lebih Menjanjikan. Dilihat 10

    Januari 2018

    http://finansial.bisnis.com/read/20140515/90/228134/survei-sdm-

    perbankan-turn-over-karyawan-15-motif-utamanya-cari-tunjangan-

    lebih-menjanjikan.

    Fuhasari, Lilla. (2016). Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Beban Kerja

    Terhadap Turnover Intention (Studi Pada Karyawan PT Bale Ayu

    Indonesia Yogyakarta). Fakultas Ekonomi: Universitas Negeri

    Yogyakarta. Jurnal Psikologi UNY, 6(4).

    Gomes, Faustino Cardoso. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia.

    Yogyakarta: ANDI.

    Harnoto. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua, PT.

    Prehallindo, Jakarta Hazewinkel, Michiel ed. (2001). ”Kolmogorov-

    Smirnov test”, Encyclopedia of Mathematics. Springer, ISBN 978-1-

    55608-010-4.

    Haynes, Barry P. (2008). Impact Of Workplace Connectivity On Office

    Productivity. Journal of Corporate Real Estate, 10(4), 286-302.

    http://finansial.bisnis.com/read/20140515/90/228134/survei-sdm-perbankan-turn-over-karyawan-15-motif-utamanya-cari-tunjangan-lebih-menjanjikanhttp://finansial.bisnis.com/read/20140515/90/228134/survei-sdm-perbankan-turn-over-karyawan-15-motif-utamanya-cari-tunjangan-lebih-menjanjikanhttp://finansial.bisnis.com/read/20140515/90/228134/survei-sdm-perbankan-turn-over-karyawan-15-motif-utamanya-cari-tunjangan-lebih-menjanjikan

  • 31

    Irvianti, Laksmi S. D. & Verina, Renno E. (2015). Analisis Pengaruh Stres Kerja,

    Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Turnover Intention

    Karyawan Pada PT XL Axiata Tbk Jakarta. Binus Business Review,

    6(1), 117-126.

    Jewell, L. N. & Siegall, M. 1998. Psikologi Industri/Organisasi Modern.

    Terjemahan. Arcan: Jakarta.

    Khikmawati, Retno. (2015). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Lingkungan Kerja

    Terhadap Turnover Intention Pramuniaga di PT Circleka Indonesia

    Utama Cabang Yogyakarta. Jurnal Psikologi UNY, 5(2).

    Kurnia, Muhammad Fitrah. (2016). Pengaruh Kesempatan Promosi Dan Stres

    Kerja Terhadap Turnover Intention (Studi Kasus Pada Karyawan

    Hotel Pangeran Pekanbaru). Jurnal Psikologi UNY, 8(4).

    Mawson, A. (2002), The Workplace and its Impact on Productivity, Vol. 4,

    Advanced Workplace AAAssociates, London, Publication No. 8,

    available at: www.occupier.org

    Mobley, Horner & Hollingsworth. (1978). The relationship between human

    resource practices and Employee retention in public organisations: an

    exploratory Study conducted in the united arab emirates. Arab:

    International Journal of Business and Social Science.

    Ngantung, Gabriela R., Saerang, David P. E., Pandowo, Merinda. (2015).

    Pengaruh Stress Kerja, Beban Kerja Berlebihan Dan Lingkungan

    Kerja Terhadap Pergantian Karyawan (Studi Kasus PT Hasjrat Abadi

    Manado). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 15(5).

    Novitasari, Ima. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja, Komunikasi Interpersonal,

    dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Kecamatan

    Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016. Jurnal Manajemen UNP

    Kediri, 3(2).

    Pawesti, Ristia., Wikansari, Rinandita. (2016). Pengaruh Kepuasan Kerja

    Terhadap Intensi Turnover Karyawan di Indonesia. Jurnal Ecopsy,

    3(2).

    Polii, Lidya R. G. (2015). Analisis Keterikatan Karyawan Terhadap Pekerjaan dan

    Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan Turnover Intentions

    Karyawan di Rumah Sakit Siloam Manado. Jurnal EMBA, 3(4), 178-

    190.

    Putra, M. T. P. & Prihatsanti, U. (2016). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan

    Intensi Turnover Pada Karyawan Di Pt. “X”. Jurnal Empati, 5(2),

    303-307.

  • 32

    Rachmatika, A. (2015). Ketidakjelasan karir jadi salah satu peyebab resign.

    Dilihat 22 Maret 2018 http://careernews.id/youknow/view/3501-

    Ketidakjelasan-Jenjang-Karir-Jadi-Salah-Satu-Penyebab-Resign

    Riley, D. (2006). Turnover Intentions: The Mediation Effect of Job Satisfaction,

    Affective Commitment, and Continuance Commitment. In Thesis.

    Jepang: University of Wakaito.

    Rumman, M. A. A., Jawabreh, O. A. A., Alhyasat, K. M. K. & Harnour, H. M. J.

    A. (2013). The Impact of Work Environment on the Average of Job

    Turnover in Five-Star Hotels in Al-Aqaba City. Business Managemen

    and Strategy, 4(2).

    Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar

    Maju, Bandung.

    Staffelbach, B. (2008). Turnover Intention. Diploma Thesis. University of Zurich,

    Swiss.

    Tsani, Renny R. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja

    Terhadap Turnover Intention (Studi Pada Karyawan Produksi PT. YB

    Apparel Jaya Temanggung). Jurnal Manajemen, 10(2).

    Qureshi, Muhammad I., Iftikhar, Mehwish, Abbas, Syed G. (2013). Relationship

    Between Job Stress, Workload, Environment and Employees

    Turnover Intentions: What We Know, What Should We Know. World

    Applied Sciences Journal, 23(6), 764-770.

    Samad. S. (2006). The contribution of demographic variable: job characteristics

    and job satisfaction on turnover intentions. Journal of International

    Management Studies, 1.

    Stokols, D., Clitheroe, C. and Zmuidzinaz, M. (2002), “Qualities of work

    environments that promote perceived support for creativity”. Creative

    Research Journal, 14(2), 137-47.

    Wahyuni, Ana S., Zaika, Yulvi., Anwar, Ruslin. (2014). Analisis Faktor-Faktor

    Yang Mempengaruhi Turnover Intention (Keinginan Berpindah)

    Karyawan Pada Perusahan Jasa Konstruksi. Jurnal Rekayasa Sipil,

    8(2).

    Wijaya, D. C., Fulbertus, M., & Kusuma, F. (2008). Persepsi Employee

    Empowerment Terhadap Employee Turnover Intention di Hotel X,

    Kupang, Nusa Tenggara. Jurnal Manajemen Perhotelan, 4(2).

    http://careernews.id/youknow/view/3501-Ketidakjelasan-Jenjang-Karir-Jadi-Salah-Satu-Penyebab-Resignhttp://careernews.id/youknow/view/3501-Ketidakjelasan-Jenjang-Karir-Jadi-Salah-Satu-Penyebab-Resign

  • 33

    Xiaoming, Yang, Ma, Ben-Jiang, Chang, C. L. & Shieh, Chich-Jen. (2014).

    Effects of Workload on Burnout and Turnover Intention of Medical

    Staff: A Study. Ethno Med, 8(3), 229-237.

    Yulianto, Amin. (2012). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Intensi

    Turnover Pada Karyawan PT Dan Liris Sukoharjo. Jurnal Psikologi

    UMS, 1(2).

    Yunita, Ni Kadek L. & Putra, Made S. (2015). Pengaruh Keadilan Organisasi dan

    Lingkungan Kerja Terhadap Turnover Intention. E-Jurnal Manajemen

    Unud, 4(5), 1166-1185.

    Zeffane, Rachid (1994). Understanding Employee Turnover: The Need for a

    Contingency Approach. International Journal of Manpower, 15 (9): 1-

    14.

  • 34

  • 22