hubungan antara kepemimpinan transformasional...

9
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KINERJA KESELAMATAN PADA KARYAWAN JOINT OPERATING BODY PERTAMINA- PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ) Nabilla Sami'an Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga Korespondensi: Nabilla, Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, e-mail: [email protected]; [email protected] Abstract The purpose of this study is to know correlation between transformational leadership with safety performance of the employees of Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Transformational leadership is a leadership style that is intended to lead the organization by providing support, show concern, stimulate knowledge, and to inspire the employees. Safety performance is employee behavior that aims to improve safety and control his behavior in avoiding accidents. The research was conducted on employees who have a high-risk work in safety and security as they work in JOB P-PEJ, that consist of employees who are working at division of production, construction and maintenance, and Health, Safety, and Environment (HSE) department. The number of subjects used in this study was 131 people. It also used 3-parts questionnaire as data collection. The first part is the identity of respondents. The second part is the scale of Safety-Spesific Transformational Leadership (SSTL), which consist of 10 items developed by Barling, et al., (2002). The third part of this questionnaire is scale of safety performance that consist of 16 items. Data was analyzed using Product Moment with helping by SPSS version 16.0 for windows. The result of this study show correlation between transformational leadership with safety performance is 0,416 with significance 0,000. That number indicated that there was significant positive correlations between transformational leadership with safety performance of the employees of JOB P-PEJ. Keywords: Transformational Leadership, Safety Performance Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja keselamatan pada karyawan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang memimpin organisasi dengan cara memberikan dukungan, menunjukkan perhatian, menstimulus pengetahuan, dan memberikan inspirasi kepada para karyawan. Kinerja keselamatan adalah perilaku karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan kerja dan mengontrol perilakunya dalam menghindari terjadinya kecelakaan kerja. ..............Penelitian ini dilakukan pada karyawan yang memiliki pekerjaan yang beresiko tinggi terhadap keselamatan dan keamanan kerjanya di JOB P-PEJ, yaitu karyawan yang bekerja dibagian production, construction and maintenance, dan Health, Safety, and Environment (HSE) department. Jumlah subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 131 orang. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama yaitu identitas responden, bagian kedua yaitu skala Safety-Spesific Transformational Leadership (SSTL) yang terdiri dari 10 item yang dikembangkan oleh Barling, dkk., (2002). Bagian ketiga dalam kuesioner ini adalah skala kinerja keselamatan yang terdiri dari 16 item. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik korelasi Product Moment dengan bantuan program statistik SPSS versi 16.0 for windows. 218 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol 03 No.01, April 2014

Upload: doque

Post on 08-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

H U B U N G A N A N T A R A K E P E M I M P I N A N TRANSFORMASIONAL DENGAN KINERJA KESELAMATAN PADA KARYAWAN JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ)

NabillaSami'anFakultas Psikologi, Universitas Airlangga

Korespondensi: Nabilla, Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, e-mail: [email protected]; [email protected]

Abstract The purpose of this study is to know correlation between transformational leadership with safety performance of the employees of Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Transformational leadership is a leadership style that is intended to lead the organization by providing support, show concern, stimulate knowledge, and to inspire the employees. Safety performance is employee behavior that aims to improve safety and control his behavior in avoiding accidents. The research was conducted on employees who have a high-risk work in safety and security as they work in JOB P-PEJ, that consist of employees who are working at division of production, construction and maintenance, and Health, Safety, and Environment (HSE) department. The number of subjects used in this study was 131 people. It also used 3-parts questionnaire as data collection. The first part is the identity of respondents. The second part is the scale of Safety-Spesific Transformational Leadership (SSTL), which consist of 10 items developed by Barling, et al., (2002). The third part of this questionnaire is scale of safety performance that consist of 16 items. Data was analyzed using Product Moment with helping by SPSS version 16.0 for windows. The result of this study show correlation between transformational leadership with safety performance is 0,416 with significance 0,000. That number indicated that there was significant positive correlations between transformational leadership with safety performance of the employees of JOB P-PEJ.

Keywords: Transformational Leadership, Safety Performance

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

kepemimpinan transformasional dengan kinerja keselamatan pada karyawan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang memimpin organisasi dengan cara memberikan dukungan, menunjukkan perhatian, menstimulus pengetahuan, dan memberikan inspirasi kepada para karyawan. Kinerja keselamatan adalah perilaku karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan kerja dan mengontrol perilakunya dalam menghindari terjadinya kecelakaan kerja...............Penelitian ini dilakukan pada karyawan yang memiliki pekerjaan yang beresiko tinggi terhadap keselamatan dan keamanan kerjanya di JOB P-PEJ, yaitu karyawan yang bekerja dibagian production, construction and maintenance, dan Health, Safety, and Environment (HSE) department. Jumlah subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 131 orang. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama yaitu identitas responden, bagian kedua yaitu skala Safety-Spesific Transformational Leadership (SSTL) yang terdiri dari 10 item yang dikembangkan oleh Barling, dkk., (2002). Bagian ketiga dalam kuesioner ini adalah skala kinerja keselamatan yang terdiri dari 16 item. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik korelasi Product Moment dengan bantuan program statistik SPSS versi 16.0 for windows.

218 Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol 03 No.01, April 2014

Hasil analisis data penelitian diperoleh nilai korelasi antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja keselamatan sebesar 0,416 dengan signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan dan bernilai positif antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja keselamatan pada karyawan JOB P-PEJ.

Kata kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kinerja Keselamatan

219Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol 03 No.01, April 2014

PENDAHULUAN

Keselamatan dan keamanan kerja menjadi semakin penting bagi setiap individu yang bekerja pada organisasi yang bergerak di bidang industri atau jasa, karena masalah keselamatan dan keamanan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja karyawan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja organisasi.Kecelakaan kerja yang terjadi di organisasi dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, tidak hanya kerugian material pada organisasi, tapi juga dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pekerja.

Berdasarkan data dari ILO (International Labour Organization) setiap tahunnya terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh kecelakaan akibat pekerjaan dan sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan, sisanya adalah kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan (dalam Riyadina, 2007). Sedangkan DK3N (Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional) menyebutkan bahwa kecelakaan kerja meningkat dari tahun ketahunnya yaitu sebanyak 82.456 kasus di tahun 1999, meningkat menjadi 98.905 kasus di tahun 2000 dan meningkat lagi mencapai 104.774 kasus pada tahun 2001 (dalam Riyadina, 2007). Berdasarkan data dari PT. Jamsostek, jumlah kecelakaan kerja yang terjadi sepanjang tahun 2012 adalah 9.056 kasus kecelakaan kerja, dan dari jumlah tersebut 2.419 kasus mengakibatkan meninggal dunia (Jamsostek, 28 Februari 2013).

Salah satu perusahaan yang memiliki pekerjaan yang beresiko tinggi pada para pekerjanya adalah Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Pekerjaan di JOB P-PEJ memiliki risiko yang cukup tinggi, karena berhubungan dengan proses eksplorasi dan ekpsloitasi minyak dan gas bumi yang meliputi pengeboran, pemisahan air dan minyak, pengilangan, dan ritel bahan bakar. Tingginya risiko kecelakaan kerja tersebut membuat perusahaan ini membentuk sebuah departemen HSE (Health, Safety, and Environmental) yang bertanggung jawab terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada para peker ja dan pemel iharaan l ingkungan perusahaan. JOB P-PEJ juga telah membuat dan menerapkan berbagai program sebagai upaya untuk menurunkan tingginya kecelakaan kerja di perusahaannya, diantaranya yaitu safety campaign, safety training, safety meeting, dan program inspeksi keselamatan untuk memeriksa apakah terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan yang terkait dengan keselamatan. Selain itu, JOB P-PEJ juga membuat sebuah program yang meminta setiap karyawan untuk melakukan observasi mengenai tindakan atau lingkungan beresiko yang terdapat di area kerja mereka, data yang diperolah dari karyawan tersebut akan memberikan informasi mengenai tindakan tidak aman dan lingkungan beresiko yang tertinggi,

sehingga akan dilakukan evaluasi dan tindak lanjut dari pihak HSE. Berdasartkan data yang diperoleh dari laporan tahunan departemen HSE, diketahui bahwa jumlah kecelakaan kerja pada tahun 2010 adalah 8 kasus kecelakaan, pada tahun 2011 terdapat 10 kasus kecelakaan, dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu 26 kasus kecelakaan kerja.

Kebanyakan kecelakaan kerja dan insiden yang terjadi dapat dikaitkan dengan perilaku yang tidak aman atau berisiko dari para pekerja. Berdasarkan hasil penelitian Syamsuddin (2008, dalam Fathoni, 2008) menunjukkan bahwa dari jumlah kecelakaan kerja yang terjadi, secara umum dapat diklasifikasikan bahwa kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (unsafe action) sebesar 78%, yang disebabkan kondisi berbahaya dari peralatan (unsafe condition) sebesar 20%, dan faktor lainnya sebesar 2%. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa perilaku manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan di tempat kerja, sehingga dari pihak tenaga kerja upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kecelakaan, yaitu dengan meningkatkan kinerja keselamatannya. Kinerja keselamatan (safety performance) menurut Griffin dan Neal (2000) adalah perilaku ker j a ind iv idu yang ber tu juan untuk meningkatkan keselamatan kerja dalam organisasi. Huang, dkk (2006, dalam Yang, dkk., 2010) mendefinisikan kinerja keselamatan sebagai kemampuan karyawan dalam mengontrol perilaku dan menghindari kecelakaan kerja.

Terdapat berbagai faktor yang dapat digunakan oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja keselamatan pada para pekerja, salah satunya adalah melalui gaya kepemimpinan (leadership style). Salah satu perilaku kepemimpinan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja keselamatan adalah kepemimpinan transformasional, karena gaya kepemimpinan ini berfokus untuk meningkatkan kinerja karyawan melalui dukungan dan perhatian yang diberikan atasan sehingga dapat membuat karyawan termotivasi dan memberikan timbal b a l i k y a n g s e s u a i d e n g a n h a r a p a n organisasi.Kepemimpinan transformasional didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan dimana pemimpin memberikan inspirasi kepada para karyawan agar mereka dapat fokus pada norma, nilai, dan tujuan organisasi (Bass, 1985; Yukl, 2001, dalam Koster, dkk., 2011).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dapat mempengaruhi dan meningkatkan partisipasi keselamatan dan kepatuhan keselamatan yang merupakan indikator dari kinerja keselamatan (yaitu, Barling, dkk., 2002; Innes, dkk., 2010; Kapp, 2012; Koster, dkk., 2011). Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Zohar (1980, dalam Innes, dkk., 2010) menunjukkan bahwa organisasi yang

220 Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol 03 No.01, April 2014

Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Keselamata pada Karyawan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ)

memil ik i pemimpin yang akt i f da lam mempromosikan keselamatan kerja kepada para karyawannya akan memiliki catatan keselamatan organisasi yang lebih baik.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat h u b u n g a n a n t a r a k e p e m i m p i n a n transformasional dengan kinerja keselamatan pada karyawan di JOB P-PEJ. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena melihat kondisi terkini telah banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja namun fakta yang ada masih banyak kecelakaan kerja yang terjadi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik p e r s o n a l d a r i g a y a k e p e m i m p i n a n transformasional yang memiliki dampak terhadap kinerja keselamatan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif untuk meningkatkan kinerja keselamatan karyawan.

Kinerja Keselamatan

Kinerja keselamatan (safety performance) menurut Griffin dan Neal (2000) adalah perilaku ker j a ind iv idu yang ber tu juan untuk meningkatkan keselamatan kerja dalam organisasi. Huang, dkk.,(2006, dalam Yang, dkk., 2010) mendefinisikan kinerja keselamatan sebagai kemampuan karyawan dalam mengontrol perilaku dan menghindari kecelakaan kerja. Kinerja keselamatan karyawan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh organisasi, karena kinerja keselamatan yang buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja yang tidak hanya merugikan pekerja, namun juga merugikan organisasi. Menurut Yang, dkk., (2010), kinerja keselamatan yang dimiliki oleh karyawan dalam suatu organisasi akan menunjukkan tingkat kecelakaan dan kesalahan yang terjadi dalam organisasi tersebut.

Wu (2008, dalam Yang, dkk., 2010) mengatakan bahwa kinerja keselamatan adalah kinerja umum dari s istem manajemen keselematan dan diukur melalui kinerja o r g a n i s a s i , m a n a j e m e n ke s e l a m a t a n , perlengkapan keselamatan, praktik pelatihan keselamatan, evaluasi pelatihan keselamatan, dan tingkat kecelakaan. Menurut Nahrgang, dkk., (2007), terdapat tiga faktor yang menmpengaruhi kinerja keselamatan, yaitu:

1. Hal-hal yang terkait dengan keselamatan (safety-related)

Hal-hal yang terkait dengan keselamatan yang mempengaruhi kinerja keselamatan, yaitu, risiko dan bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri, berbagai aktivitas yang dilakukan untuk mencegah kecelakaan, dan jumlah

keterlibatan, partisipasi, dan komunikasi para tenaga kerja mengenai isu-isu yang terkait dengan keselamatan.

2. Faktor organisasi umum(general organizational factor)

Faktor organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja keselamatan, ya i tu , kepemimpinan, tuntutan pekerjaan, dan komitmen.

3. Iklim keselamatan (safety climate)

Terdapat dua komponen dalam safety performance yang digunakan oleh Griffin dan Neal (2000) untuk membedakan perilaku-perilaku keselamatan di tempat kerja, yaitu:

1. S a f e t y c o m p l i a n c e ( k e p a t u h a n keselamatan) adalah perilaku-perilaku kepatuhan yang harus dilakukan untuk memperoleh keselamatan kerja. Contoh perilaku safety compliance, yaitu patuh terhadap peraturan keselamatan, mengikuti prosedur keselamatan dengan b e n a r, d a n m e m a k a i p e ra l a t a n keselamatan dengan benar selama bekerja.

2. Safety part ic ipat ion (part is ipasi keselamatan)adalah tindakan sukarela yang dilakukan oleh karyawan yang tidak berkontribusi secara langsung terhadap keselamatan pribadi individu, namun perilaku yang mendukung keselamatan dalam konteks organisi yang lebih luas, s e h i n g g a d a p a t m e n i n g k a t k a n lingkungan kerja yang aman. Contoh perilaku safety participation, yaitu secara sukarela menghadiri pertemuan atau rapat yang bertujuan untuk membahas mengenai keselamatan kerja di organisasi, meningkatkan perhatian terhadap m a s a l a h - m a s a l a h ke s e l a m a t a n , mempromosikan kepada karyawan lain mengenai program keselamatan di tempat kerja, dan memberikan saran atau membantu karyawan lain untuk mempero leh dan meningkatkan keselamat kerja.

Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin memberikan inspirasi kepada para karyawan agar mereka dapat fokus pada norma, nilai, dan tujuan organisasi (Bass, 1985; Yukl, 2001, dalam Koster, dkk., 2011). Menurut Bass (1990, dalam Kapp, 2012) kepemimpinan transformasional terjadi ketika manajer memperluas dan meningkatkan kepentingan para karyawannya, ketika pemimpin

221Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol 03 No.01, April 2014

Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Keselamata pada Karyawan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ)

menumbuhkan kesadaran dan penerimaan tujuan dan misi kelompok, dan ketika pemimpin meminta karyawan untuk melihat lebih jauh dari sekedar kepentingan diri sendiri demi kebaikan kelompok. Kepemimpinan transformasional mengarah pada perilaku pemimpin yang memotivasi karyawannya untuk bekerja dan melakukan identifikasi pada tujuan organisasi dan seseorang yang memiliki kapasitas untuk memotivasi karyawannya agar memiliki kinerja yang baik dalam melakukan pekerjaannya, sehingga dapat membuat karyawan merasa engaged dan adanya keinginan untuk meningkatkan kemajuan perusahaan (Kapp, 2012).

Barling, dkk., (2002), berpendapat bahwa gaya kepemimpinan transformasional merupakan kunci untuk meningkatkan kinerja keselamatan, karena perilaku kepemimpinan tersebut dapat membuat karyawan menyadari mengenai pentingnya berperilaku aman dalam bekerja. Secara umum, kepemimpinan transformasional memiliki sifat-sifat yang mampu meningkatkan kinerja keselamatan karyawan (Barling, dkk., 2002), yaitu:

1. Idealized influence adalah ketika pemimpin menjadi model peran untuk perilaku yang terkait dengan keselamatan kerja yang diinginkan.

2. Inspirational motivation adalah ketika pemimpin menginspirasi dan menunjukkan kepada karyawan bahwa keselamatan kerja merupakan hal yang penting dalam organisasi, sehingga kar yawan memil ik i komitmen untuk mencapai perilaku keselamatan.

3. Intellectual stimulation adalah ketika pemimpin menantang para karyawan untuk mengatasi hal-hal y a n g m e n g h a m b a t k i n e r j a keselamatan mereka, menstimulasi para karyawan untuk berpikir dengan cara yang baru dalam meningkatkan keselamatan dalam bekerja, dan menemukan cara inovatif untuk mempromosikan perilaku yang terkait dengan keselamatan.

4. Individualized consideration a d a l a h k e t i k a p e m i m p i n mempehatikan kebutuhan dan kemampuan setiap karyawan yang terkait dengan keselamatan kerja, s e h i n g g a p e m i m p i n d a p a t memberikan pelatihan yang berguna untuk meningkatkan kiner ja keselamatan para karyawan tersebut.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini

termasuk dalam penelitian eksplanatori (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara dua atau lebih gejala atau variabel (Silalahi, 2010: 30). Tipe penelitian eksplanatori yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mempelajari apakah perubahan nilai dalam suatu variabel ada hubungannya dengan perubahan nilai dalam variabel lain (Silalahi, 2010: 33).

Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas atau variabel X dan variabel tergantung atau variabel Y. Variabel bebas atau variabel X dalam penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional. Variabel terikatatau variabel Y dalam penelitian ini adalah kinerja keselamatan karyawan.

Definisi Operasional

a. Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini adalah persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan yang digunakan oleh pengawas (supervisor) d a l a m m e m b e r i k a n d u k u n g a n , menunjukkan perhatian, menstimulus pengetahuan, dan memberikan inspirasi k e p a d a p a r a k a r y a w a n u n t u k meningkatkan kinerja keselamatannya. Karakteristik model kepemimpinan ini mengarah pada limaindikator yang dikembangkan oleh Barling, dkk, (2002) yang didasarkan pada teori Bass dan Avolio (1990) untuk menyusun alat ukur y a n g d i s e b u t S a f e t y - S p e s i f i c Transformational Leadership. Lima indikator yang dimaksud adalah idealized inf luence, inspirational motivation, intellectual stimulation, individualized consideration, dan contingent reward. P e n g u k u r a n k e p e m i m p i n a n transformasional dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat skor total dari tiap dimensi yang menggambarkan tinggi atau rendahnya persepsi kepemimpinan transformasional para karyawan terhadap pemimpinnya.

b. Kinerja Keselamatan

Kinerja keselamatan dalam penelitian ini a d a l a h b a g a i m a n a k a r y a w a n menunjukkan perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan kerja dan mengontrol perilakunya dalam menghindari terjadinya kecelakaan kerja.Karakteristik kinerja keselamatan

222 Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol 03 No.01, April 2014

Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Keselamata pada Karyawan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ)

ini mengarah pada dua indikator yang dikembangkan oleh Griffin dan Neal (2000), yaitu safety compliancedan safety participation. Pengukuran kinerja keselamatan dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat skor total dari tiap dimensi yang menggambarkan tinggi atau rendahnya kinerja keselamatan yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ditentukan dengan metode nonprobability sampling, yaitu purposive sampling. Subjek yang digunakan adalah karyawan yang memiliki pekerjaan yang beresiko tinggi terhadap keselamatan dan keamanan kerjanya di JOB P-PEJ, yaitu karyawan yang bekerja di bagian production, construction and maintenance (CM), dan karyawan yang bekerja di departemen Health, Safety, and Environment (HSE).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Variabel kepemimpinan transformasional diukur dengan menggunakan skala safety-spesific transformational leadership yang dikembangkan oleh Barling, dkk., (2002). Barling, dkk., (2002) membuat skala ini berdasarkan pada skala MLQ yang disusun oleh Bass dan Avolio (1990) yang digunakan untuk mengukur kepemimpinan transformasional secara umum. Skala ini terdiri dari 10 aitem yang mengukur lima dimensi dari safety-spesific transformational leadership, yaitu idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation,individual consideration dan contingent reward. Barling, dkk., (2002) menambahkan perilaku contingent reward yang merupakan karakteristik dari kepemimpinan transaksional sebagai salah satu karakteristik dari safety-spesific transformational leadership, karena perilaku contingent reward memiliki korelasi yang tinggi dengan kepemimpinan transformasional. Hasil pengujian menggunakan formula alpha cronbach menunjukkan bahwa reliabilitas skala safety-spesific transformational leadership diketahui sebesar 0,886.

Variabel kinerja keselamatan karyawan diukur dengan menggunakan skala kinerja keselamatan yang terdiri dari dua dimensi, yaitu kepatuhan keselamatan dan partisipasi keselamatan. Skala ini terdiri 18 aitem yang terbagi atas 8 aitem pernyataan favorable dan 10 aitem pernyataan unfavorable. Hasil pengujian menggunakan formula alpha cronbach menunjukkan bahwa reliabilitas skala kinerja keselamatan sebesar 0,832.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, sehingga semua karyawan yang memiliki karakteristik pekerjaan yang beresiko, yaitu 200 karyawan digunakan sebagai sampel penelitian. Namun, karena terdapat beberapa karyawan yang tidak bersedia mengisi kuesioner, maka jumlah subjek penelitian menjadi 131 orang.

Berdasarkan hasil uji normalitas, menunjukkan b a h w a d a t a v a r i a b e l k e p e m i m p i n a n transformasional dan kinerja keselamatan dalam penelitian ini memiliki sebaran yang normal, karena memperolah angka yang berada di atas 0,05 yaitu sebesar 0,052 dan 0,088. Berdasarkan hasil uji linearitas, menunjukkan bahwa angka s i g n i f i k a n s i l i n e a r i t y ke p e m i m p i n a n transformasional dengan kinerja keselamatan adalah 0,000. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki hubungan yang linier dengan kinerja keselamatan karena angka signifikansinya kurang dari 0,05.

Berdasarkan hasil uji asumsi dan uji linearitas, dapat diketahui bahwa data dalam penelitian memiliki sebaran yang normal, dan terdapat hubungan yang linier antara kedua variabel, sehingga teknik analisis statistik yang digunakan adalah product moment. Berdasarkan hasil uji korelasi product moment, diperoleh koefisien korelasi (pearson correlation) sebesar 0,416 dengan signifikansi 0,000. Signifikansi hasil uji korelasi sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara kedua variabel dalam penelitian ini (Ho ditolak dan Ha diterima). Sehingga dapat dikatakan bahwa “Ada hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja keselamatan di JOB P-PEJ”. Dari hasil perhitungan korelasi, juga ditemukan bahwa semua dimensi kepemimpinan transformasional memiliki korelasi dengan semua dimensi dari

223Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol 03 No.01, April 2014

Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Keselamata pada Karyawan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ)

kinerja keselamatan.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja keselamatan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mullen, dkk., (2011), dimana mereka menemukan bahwa kepemimpinan transformasional dapat memprediksi baik kepatuhan keselamatan maupun partisipasi keselamatan, dimana kedua hal tersebut merupakan indikator dari kinerja keselamatan. Penelitiannya menemukan bahwa kepemimpinan transformasional berhubungan dengan level yang tinggi dari kepatuhan keselamatan dan partisipasi keselamatan, karena melalui arahan, bimbingan, dan contoh perilaku y a n g d i t u n j u k k a n o l e h p e m i m p i n transformasional, bawahan akan lebih berinisiatif untuk mempromosikan keselamatan di tempat kerja dan memberikan usaha lebih untuk membuat lingkungan di tempat kerja menjadi lebih aman. Pemimpin transformasional juga akan berfokus pada keselamatan dan kesejahteraan karyawan, mempromosikan pendapat pribadi dan kepercayaannya mengena i pent ingnya keselamatan, dan mengajak karyawan untuk ikut berpatisipasi dalam aktifitas keselamatan.

Pene l i t i an Mul len , dkk . , (20 1 1 ) menyimpulkan bahwa pemimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional akan menjadi model peran dengan fokus pada keselamatan dan mempromosikan mengenai praktek kerja yang aman, pemimpin memberikan inspirasi dan memotivasi setiap orang untuk menunjukkan kinerja sesuai dengan standar keselamatan yang telah ditetapkan oleh organisasi dan bekerja dengan aman sepanjang waktu. Pemimpin transformasional akan menantang individu untuk mengembangkan cara yang inovatif dalam memecahkan masalah keselamatan sehingga dapat menciptkan lingkungan kerja yang aman, dan memberikan perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan setiap karyawannya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mullen (2005), juga menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja keselamatan. Pemimpin yang menggunakan gaya k e p i m p i n a n t r a n s f o r m a s i o n a l d a p a t mempengaruhi kinerja keselamatan karyawan melalui perilaku-perilakunya, dimana ia secara terus-menerus berusaha untuk mempromosikan mengenai pentingnya keselamatan, menjadi model peran, menekankan mengenai pentingnya keselamatan dalam bekerja, dan menggunakan cara-cara yang inovatif untuk meningkatkan keselamatan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Mullen (2005) menemukan bahwa karyawan memiliki kesadaran yang lebih baik dan

secara sukarela peduli terhadap masalah-masalah keselamatan (partisipasi keselamatan) ketika mereka mempersepsikan bahwa pemimpinnya mendukung dan mau mendengarkan pendapat mereka mengenai masalah-masalah keselamatan.

Berdasarkan hasil korelasi masing-masing dimensi kepemimpinan transformasional d e n g a n d i m e n s i k i n e r j a ke s e l a m a t a n m e n u n j u k k a n b a h w a s e m u a d i m e n s i kepemimpinan transformasional memiliki korelasi dengan dimensi dari kinerja keselamatan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hoffmeister, dkk., (2014), dimana penelitian tersebut juga menemukan adanya hubungan antara semua dimensi dari variabel kepemimpinan transformasional dengan semua dimensi dari variabel kinerja keselamatan, sehingga dapat dikatakan bahwa karakteristik dari kepemimpinan transformasional merupakan prediktor yang kuat untuk meningkatkan kepatuhan dan partisipasi keselamatan yang merupakan karakter i s t ik dar i k iner j a keselamatan.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti berasumsi munculnya hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja keselamatan karena karakter ist ik dar i kepemimpinan transformasional yang memiliki nilai-nilai yang mampu membuat karyawan menyadari akan pentingnya keselamatan dalam bekerja, sehingga mereka berusaha untuk meningkatkan keselamatan kerja dalam organisasi dengan cara mematuhi semua peraturan keselamatan dan berpatisipasi untuk meningkatkan keselamatan kerja dalam konteks yang lebih luas. Nilai-nilai yang terdapat dalam kepemimpinan transformasional tersebut adalah kemampuan memotivasi dan memberikan inspirasi kepada para karyawan, menjadi model peran untuk perilaku-perilaku yang diinginkan, menstimulasi pengetahuan karyawan dengan cara menantang untuk mengatasi hambatan dalam bekerja, dan memperhatikan kebutuhan karyawan secara perorangan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan utama bahwa ada hubungan yang s igni f ikan antara kepemimpinan transformasional dan kinerja keselamatan di Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Arah korelasi kedua variabel adalah positif, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor kepemimpinan transformasional maka semakin tinggi skor kinerja keselamatan, dan sebaliknya, apabila skor kepemimpinan transformasional rendah, maka semakin rendah pula skor kinerja keselamatan.

224 Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol 03 No.01, April 2014

Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Keselamata pada Karyawan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ)

Pada hasil analisis dalam penelitian ini, juga diperoleh kesimpulan tambahan bahwa semua dimensi kepemimpinan transformasional, yaitu idealized inf luence, inspirational motivation, intellectual stimulation, individual consideration, dan contingent reward memiliki korelasi dengan semua dimensi dari kinerja keselamatan, yaitu safety compliance dan safety participation, sehingga dapat dikatakan bahwa k a r a k t e r i s t i k d a r i k e p e m i m p i n a n transformasional memiliki hubungan dengan munculnya kepatuhan dan partisipasi keselamatan yang merupakan karakteristik dari kinerja keselamatan. Berdasarkan hasil di atas, maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan positif antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja keselamatan pada karyawan di Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ)” dapat diterima.

225Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol 03 No.01, April 2014

Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Keselamata pada Karyawan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ)

DAFTAR PUSTAKA

Barling, J., Kelloway, E. K., & Loughlin, C. (2002). Development and Test of a Model Linking Safety-Spesific Transformational Leadership and Occupational Safety , Journal of Applied Psychology 2002, Vol 87, N0. 3, 448-495.

Fathoni, M. I. (2008). Hubungan Antara Persepsi Karyawan terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan [on-line]. Diakses pada tanggal 25 September 2013 dari etd.eprints.ums.ac.id/1902/.

Griffin, M. A., & Neal, A. (2000). Perceptions of Safety at Work: A Framework for Linking Safety Climate to Safety Performance, Knowledge, and Motivation , Journal of Occupational Health Psychology 2000, Vol. 5, No. 3, 347-358.

Hoffmeister, K., Gibbons, A. M., Johnson, S. K., Cigularov, K. P., Chen, P. Y., & Rosecrance, J. C. (2014). The Differential Effect of Transformational Leadership Facets on Employee Safety , Safety Science 62 (2014) 68-78.

Innes, M., Barling, J., Turner, N., & Stride, C. B. (2010). Transformational Leadership and Employee Safety Performance: A Within-Person, Between-Jobs Design , Journal of Occupational Health Psychology 2010, Vol. 15, No. 3, 279-290.

Kapp, E. (2012). The Influence of Supervisor Leadership Practices and Perceived Group Safety Climate on Employee Safety Performance , Safety Science 50 (2012) 1119-1124.

Koster, R. B., Stam, D., & Balk, B. M. (2011). Accidents happen: The influence of safety-spesific transformational leadership, safety consciousness, and hazard reducing systems on warehouse accidents , Journal of Operations Management 29 (2011) 753-765

Mullen, J. (2005). Safety-Spesific Transformational Leadership: An Experimental Study. Canada: Saint Mary's University.

Mullen, J., Kelloway, E. K., & Teed, M. (2011). Inconsistent Style of Leadership as a Predictor of Safety Behaviour , Work & Stress 25:1, 41- 54.

Nahrgang, J. D., Morgeson, F. P., Hofmann, D. A. (2007). Predicting Safety Performance: A Meta-analysis of Safety and Organizational Constructs. Poster session presented at the 22nd Annual Conference of the Society for Industrial and Organizational Psychology, New York, NY.

Riyadina, Woro. (2007). Kecelakaan Kerja Dan Cedera Yang Dialami oleh Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. Makara, Kesehatan, VOL. 11, NO. 1, pp: 25-31. Diakses pada t a n g g a l 2 5 S e p t e m b e r 2 0 1 3 d a r i -http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/25c29444be23a66bfc9b1cb8d8df1a8e7c69a3a5.pdf

Silalahi, Ulber. (2010). Metode penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama

Yang, C.-C., Wang, Y.-S., Chang, S.-T., Guo, S.-E., & Huang, M.-F. (2010). A Study on the Leadership Behavior, Safety Culture, and Safety Performance of the Healthcare Industry , International Journal of Human and Social Science 5:8 2010.

Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol 03 No.01, April 2014226