hubungan antara dukungan layanan …/hubungan... · ahmad yunus, ms, ... adalah semua guru ipa dari...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN LAYANAN PEMBELAJARAN DAN
KOMPETENSI GURU DENGAN KINERJA GURU DALAM
PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI KOTA SALATIGA
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan
O l e h :
Mistiana Eni Purwanti
NIM S811108024
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Nama : Mistiana Eni Purwanti
NIM : S811108024
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN LAYANAN
PEMBELAJARAN DAN KOMPETENSI GURU DENGAN KINERJA
GURU DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI KOTA
SALATIGA ini adalah karya penelitian saya sendiri bebas plagiat, serta
tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis
digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
acuan serta daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17 Tahun 2012).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs
UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu
semseter (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan
publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Teknologi
Pendidikan PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang
diterbitkan oleh Prodi Teknologi Pendidikan PPs UNS. Apabila saya
melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia
mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, 2012
Yang membuat pernyataan
Mistiana Eni Purwanti
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
1. Barang siapa merintis jalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga (Hadist).
2. Didiklah anak-anakmu berlainan dengan keadaan kamu sekarang karena
mereka telah dijadikan Tuhan untuk zaman yang bukan zaman engkau
(Saidina Umar-Al Khitab).
3. Ciri orang beradab ialah dia sangat rajin dan suka belajar, dia tidak malu
belajar daripada orang yang berkedudukan lebih rendah darinya (Confucius).
4. Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada
kekayaan jiwa. Dalam kesempitan hidup ada kekuasaan ilmu.
5. Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (di
depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang
mendukung).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
1. Ibunda SRIANA yang selama ini mengasihiku dengan kasih sayang dan
selalu mendoakan di setiap langkahku serta senantiasa membekaliku
keteguhan hati.
2. SUTRISNO suamiku tercinta yang selama ini dengan sabar menyemangati
dan berusaha memotivasiku. Terima kasih untuk semua pengertian dan
keikhlasannya.
3. Ketiga putraku tersayang MOHAMAD SATRIO, MOHAMAD IQBAL dan
MOHAMAD TARIQ untuk segala pengertian, menyemangati dan
memotivasi bunda untuk segera menyelesaikan tesis ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kupanjatkan kehadirat-Mu ya Allah atas
rahmat, nikmat dan ridho-Mu, tesis ini dapat terselesaikan. Tesis ini disusun
sebagai salah satu persyaratan dalam mencapai derajat Magister Program Studi
Teknologi Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan dorongan,
bimbingan, bantuan, dan saran dari berbagai pihak sehingga tesis ini dapat selesai.
Perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan ucapan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor UNS yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di UNS tercinta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS, Selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan
penulis mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana.
3. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Prof. Dr. Haris Mudjiman, MA., Ph. D, selaku pembimbing I telah bersedia
meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,
petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat
terselesaikan.
5. Dr. Nunuk Suryani, M. Pd selaku Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,
petunjuk serta arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat
terselesaikan.
6. Para dosen Program Studi Teknologi Pendidikan pada Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis.
7. Karyawan kantor Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah melayani administrasi dengan baik untuk keperluan penyusunan
tesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
8. Kepala Sekolah SMP Negeri Kota Salatiga yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah.
9. Semua guru SMP Negeri Kota Salatiga yang telah berpartisipasi dalam
penelitian ini.
10. Rekan-rekan Program studi Teknologi Pendidikan dan segenap pihak yang
telah memberikan bantuan dan perhatian sehingga terselesainya tesis ini.
11. Keluarga tercinta, yang telah memberikan dukungan dan doa restunya
sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan.
Semoga segala kebaikan dan ketulusan yang diberikan mendapatkan
limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari penyusunan tesis
ini masih ada kekurangan, namun besar harapan penulis tegur sapa dan saran
sangat penulis harapkan sehingga tesis ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya. Amin.
Surakarta, Oktober 2012
Penulis
Mistiana Eni Purwanti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN. ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiv
ABSTRACT .......................................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 10
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 11
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 11
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13
A. Kajian Teori ...................................................................................... 13
1. Layanan Pembelajaran ................................................................ 13
2. Kompetensi Guru ........................................................................ 22
3. Kinerja Guru dalam Pembelajaran IPA ...................................... 26
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 37
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 39
D. Pengajuan Hipotesis ......................................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 42
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 42
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 42
C. Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian ..................................... 43
1. Populasi ........................................................................................ 43
2. Sampel .......................................................................................... 43
3. Sampling ...................................................................................... 43
D. Variabel Penelitian ........................................................................... 44
E. Definisi Operasional .......................................................................... 44
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ................................................ 46
G. Instrumen Penelitian .......................................................................... 47
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 53
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 61
A. Deskripsi Variabel ........................................................................... 61
1. Dukungan Layanan Pembelajaran.............................................. 61
2. Kompetensi Guru ....................................................................... 62
3. Kinerja Guru............................................................................... 62
B. Analisa Data dan Pembahasan ......................................................... 63
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 63
2. Analisis Regresi ............................................................................ 66
3. Analisis Data Kualitatif ................................................................ 71
4. Pembahasan ................................................................................. 74
BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 77
A. Kesimpulan ......................................................................................... 77
B. Implikasi ............................................................................................ 77
C. Saran ................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
1. Jadual Kegiatan Penelitian ......................................................................... 42
2. Hasil Pengujian Validitas .......................................................................... 50
3. Hasil Pengujian Reliabilitas ...................................................................... 52
4. Descriptive Statistics ................................................................................. 61
5. Pengujian Multikolinieritas ....................................................................... 64
6. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 65
7. Hasil Analisis Regresi ............................................................................... 67
8. Hasil Uji Korelasi Dua Variabel ............................................................... 68
9. Model Summary ....................................................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman
1. Kerangka Berpikir .................................................................................... 41
2. Output Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-Plot dan Kurva
Histogram ............................................................................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Halaman
1. Kisi-Kisi Instrumen Try Out ...................................................................... 83
2. Angket Try Out ........................................................................................... 84
3. Data Try Out ............................................................................................... 88
4. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 91
5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................................. 100
6. Angket Penelitian ..................................................................................... 101
7. Data Penelitian ......................................................................................... 105
8. Hasil Analisis Data Penelitian ................................................................ 111
9. Analisis Heterokedastisitas ..................................................................... 116
10. Uji Multikolinieritas ................................................................................ 118
11. Regression ............................................................................................... 119
12. Surat Ijin Penelitian .................................................................................. 123
13. Surat Rekomendasi Pelaksanaan Penelitian ............................................. 124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAK
Mistiana Eni Purwanti. S811108024. 2012. Hubungan antara Dukungan Layanan Pembelajaran dan Kompetensi Guru dengan Kinerja Guru dalam Pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga. Pembimbing I: Prof. Dr. Haris Mudjiman, MA., Ph. D. Pembimbing II: Dr. Nunuk Suryani, M. Pd Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan (1) dukungan
layanan pembelajaran dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga; (2) dukungan kompetensi guru dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga; (3) dukungan layanan pembelajaran, dan kompetensi guru dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah semua guru IPA dari 10 sekolah SMP Negeri Kota Salatiga tahun ajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 87 guru. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 71 guru. Penentuan sampling penelitian ini dengan teknik proporsional random sampling. Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan instrumen yang berbentuk angket. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat Hubungan Dukungan Layanan Pembelajaran secara signifikan dengan Kinerja Guru IPA SMP Negeri Kota Salatiga hal ini ditunjukkan dengan nilai rhitung > rtabel : 0,518 > 0,235; (2) Terdapat hubungan kompetensi guru dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga hal ini ditunjukkan dari nilai rhitung > rtabel : 0,647 > 0,235; (3). Terdapat hubungan dukungan layanan pembelajaran dan kompetensi guru dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga, karena besarnya r hitung (0,684) > rtabel (0,235) dan nilai Fhitung adalah 29,878 dengan signifikasi 0,000.
Kata kunci: Dukungan Layanan Pembelajaran, Kompetensi Guru, Kinerja Guru
dalam Pembelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRACT
Mistiana Eni Purwanti. S811108024. 2012. The Relationship between the Support of Both with Performance in Science Lesson across State Secondary Schools in Salatiga. Advisor I: Prof. Dr. Haris Mudjiman, MA., Ph. D. Advisor II: Dr. Nunuk Suryani, M. Pd. Thesis. Postgraduate Program Sebelas Maret Universty Surakarta.
The aims of this study are to find out the relationships between: (1) learning service support with
with
Salatiga; and (3) the suScience lesson across State Secondary schools in Salatiga.
This is a quantitative research. The populations of this research are all Science teachers in 10 State Secondary schools in Salatiga year 2011/2012, which consist of 87 people. The samples of this research consist of 71 people. This sampling method employs the technique of proportional random sampling. Questionnaire is used as a data gathering tool in this study. Data analysis is done by having a double linear analysis.
The results of this study showed that (1) There was a significant
Science lesson across State Secondary schools in Salatiga, which showed that the Corrected Item-Total Correlation > r product moment: 0,518 > 0,235; (2) there
Science lesson across State Secondary schools in Salatiga, which showed that the Corrected Item-Total Correlation > r product moment: 0,647 > 0,235; (3) there
schools in Salatiga, since the Corrected Item-Total Correlation (0,684) > r product moment (0,235), in which F (Variance Inflation Factor) was 29,878 with signification of 0,000.
Performance in Science Lesson
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kinerja guru di sekolah ditentukan oleh suasana atau iklim lingkungan
kerja pada sekolah tersebut. Di negara-negara maju, riset tentang iklim kerja di
sekolah (school working environment atau school climate) telah berkembang
dengan mapan dan memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi
pembentukan sekolah-sekolah yang efektif. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU
no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003: 6 ).
Melihat hal tersebut, maka upaya pendidikan secara menyeluruh meliputi
tiga kawasan kegiatan, yaitu kawasan bimbingan, kawasan pengajaran, dan
kawasan latihan. Ketiga kawasan tersebut saling mengait, saling menunjang, dan
bahkan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Guru adalah kondisi
yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan
pembicaraan banyak orang, tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan
totalitas dedikasi serta loyalitas pengabdiannya.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Menurut Rochman Natawidjaja (I984) dalam jurnal yang berjudul
Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan Di Taman Kanak-
Kanak (Studi Deskriptif Terhadap Guru TK Di Kota Bandung) (Prayitna,
2004: 36) menyebutkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara terus menerus supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Bimbingan sebagai suatu proses, mengandung arti bahwa bimbingan
bukanlah suatu kegiatan yang sesaat, melainkan proses yang melibatkan berbagai
tindakan yang bersifat terencana, sistematis, dan berkelanjutan. Pemahaman di
atas merupakan pemahaman bimbingan dalam arti luas, yang mencakup makna
bimbingan bagi seluruh individu. Anak taman kanak-kanak merupakan bagian
dari individu yang dalam pelaksanaan pembelajarannya tidak terlepas dari
kegiatan bimbingan. Pada dasarnya bimbingan merupakan suatu upaya untuk
memfasilitasi perkembangan individu agar mampu mencapai tarap perkembangan
yang optimal. Melalui bimbingan individu diharapkan dapat menjalani fase-fase
perkembangannya dengan sukses serta dapat mengembangkan dan mewujudkan
berbagai potensi dan kemampuan yang dimilikinya secara optimal.
Dalam artikel berjudul "Persoalan Guru di Pertengahan Masyarakat"
(http://www.asian.gu.edu.au/mentawai/pot9.htm), dinyatakan bahwa realitas di
sekolah-sekolah terutama di daerah-daerah, permasalahan yang mengemuka
diantaranya kinerja guru yang rendah antara lain yaitu guru mengajar tanpa
persiapan yang matang dan sekedar menyampaikan materi ajar, mengajar terasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
monoton. Sedangkan menurut Kristianawati dalam artikelnya yang berjudul
"Guru dan Tuntutan Profesional" (http://www.sinar harapan.co.id/berita/1412/
02/opi0l.html), prakarsa dan inisiatif para guru untuk belajar menggali metode,
bahan ajar dan pola relasi belajar mengajar yang baru sangat minimal. Bahkan
Danim (2002:147) menyatakan adanya guru yang belum mampu menunjukkan
kinerja (work performance) yang memadai, dan itu menunjukkan salah satu ciri
krisis pendidikan.
Sorotan tersebut lebih bermuara kepada ketidakmampuan guru didalam
pelaksanaan proses pembelajaran dalam hal ini pembelajaran IPA, sehingga
bermuara kepada menurunnya mutu pendidikan. Kalaupun sorotan itu lebih
mengarah kepada sisi-sisi kelemahan pada guru, hal itu tidak sepenuhnya
dibebankan kepada guru, dan mungkin ada sistem yang berlaku, baik sengaja
ataupun tidak akan berpengaruh terhadap permasalahan tadi.
Banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan kita, bagaimana
kinerja guru dalam pembelajaran IPA akan berdampak kepada pendidikan
bermutu. Kita melihat sisi lemah dari sistem pendidikan nasional kita, dengan
sering berubahnya kurikulum pendidikan, maka secara langsung atau tidak akan
berdampak kepada guru itu sendiri. Sehingga perubahan kurikulum dapat menjadi
beban psikologis bagi guru, dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi
akibat perubahan tersebut. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki
kemampuan minimal, dan tidak demikian halnya guru profesional.
Selain itu, kinerja guru juga sangat ditentukan oleh output atau keluaran
dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sebagai institusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
penghasil tenaga guru, LPTK juga memiliki tanggungjawab dalam menciptakan
guru berkualitas, dan tentunya suatu ketika berdampak kepada pembentukan
Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas pula. Oleh sebab itu LPTK juga
memiliki andil besar di dalam mempersiapkan guru seperti yang disebutkan
diatas, berkualitas, berwawasan serta mampu membentuk SDM mandiri, cerdas,
bertanggungjawab dan berkepribadian.
Harapan ke depan, terbentuk sinergi baru dalam lingkungan sekolah, dan
perlu menjadi perhatian adalah terjalinnya kinerja yang efektif dan efisien disetiap
struktur yang ada di sekolah. Kinerja terbentuk bilamana masing-masing struktur
memiliki tanggungjawab dan memahami akan tugas dan kewajiban masing-
masing. Era reformasi dan desentralisasi pendidikan menyebabkan orang bebas
melakukan kritik. Titik lemah pendidikan akan menjadi bahan dan sasaran empuk
bagi para kritikus, adakalanya kritik yang diberikan dapat menjadi sitawar
sidingin di dalam memperbaiki kinerja guru. Akan tetapi tidak tertutup
kemungkinan pula akan dapat membuat merah telinga guru sebagai akibat dari
kritik yang diberikan, hal ini dapat memberikan dampak terhadap kinerja guru
yang bersangkutan.
Apapun kritik yang diberikan, apakah bernilai positif atau negatif kiranya
akan menjadi masukan yang sangat berarti bagi kinerja guru. Guru yang baik tidak
akan pernah putus asa, dan menjadi kritikan sebagai pemicu baginya di dalam
melakukan perbaikan dan pembenahan diri di masa yang akan datang. Kritik
terhadap kinerja guru perlu dilakukan, tanpa itu bagaimana guru mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kinerja yang sudah dilakukannya selama ini, dengan demikian akan menjadi
bahan renungan bagi guru untuk perbaikan lebih lanjut.
Bila kita amati di lapangan, bahwa guru sudah menunjukkan kinerja
maksimal di dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik, pengajar
dan pelatih. Akan tetapi barangkali masih ada sebagian guru yang belum
menunjukkan kinerja baik, tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja guru
secara makro. Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya
menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggung jawab moral
dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam
menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar
kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya
mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses
pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi
yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta
alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.
Kinerja guru dalam pembelajaran IPA dari hari ke hari, minggu ke minggu
dan tahun ke tahun terus ditingkatkan. Dalam teori Robbins, (2006: 94) dikatakan
bahwa kualitas kinerja yang dihasilkan oleh karyawan/guru sangat ditentukan oleh
individual decision making (pengambilan keputusan individu), sebagai akumulasi
dari berbagai faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan individu sebagai dasar aktualisasi kinerja karyawan dalam
suatu organisasi dipengaruhi langsung oleh: (1) persepsi, (2) motivasi, dan kondisi
tingkat individu, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja baik secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
langsung maupun tidak langsung lainnya adalah: (1) ciri khas kehidupan
seseorang, (2) kepribadian, (3) nilai-nilai dan sikap, (4) kemampuan, (5) tingkat
kemampuan seseorang, (6) motivasi dan (7) persepsi. Guru punya komitmen
untuk terus dan terus belajar, tanpa itu maka guru akan kerdil dalam ilmu
pengetahuan, akan tetap tertinggal akan akselerasi zaman yang semakin tidak
menentu.
Apalagi pada kondisi kini kita dihadapkan pada era global, semua serba
cepat, serba dinamis, dan serba kompetitif. Kinerja guru akan menjadi optimal,
bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala
sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru dalam pembelajaran
IPA akan bermakna bila dibarengi dengan hal yang bersih dan ikhlas, serta selalu
menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat
meningkatkan kekurangan tersebut menjadi lebih baik. Kinerja yang dilakukan
hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan
lebih baik dari kinerja hari ini.
Banyak kajian telah dilakukan untuk meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja mengajar guru dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya kinerja guru tidak hanya tergantung pada
faktor eksternal guru, melainkan juga tergantung pada faktor internal guru. Faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi diantaranya dukungan layanan pembelajaran,
lingkungan kerja, pendidikan, organisasi, layanan pembelajaran dan masih banyak
lagi. Selain itu faktor internal seperti motivasi dari guru untuk berprestasi juga
turut berpengaruh dalam mendorong kinerja para guru. Iklim kerja merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
suatu faktor yang amat penting dalam pendidikan sehingga sering dikatakan
bahwa tindakan yang sadar, yang dilakukan oleh seseorang adalah tindakan yang
bermotif. Tindakan yang bermotif dapat dikatakan sebagai tindakan yang
dilakukan oleh seseorang yang didorong oleh kebutuhan yang dirasakannya,
sehingga tindakan itu tertuju ke arah suatu tujuan yang diidamkan. Kebutuhan itu
timbul sebagai akibat dari berbagai macam seperti nafsu, minat, hasrat, keinginan
dan sebagainya. Ditegaskan juga oleh Mantja (2006: 20) bahwa keberhasilan kerja
guru dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang berperan penting
adalah layanan pembelajaran.
Layanan sekolah merupakan bagian yang penting dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan. Guru sebagai pelanggan utama dalam pendidikan harus
dilayani secara optimal, sehingga dalam pelaksanaannya peserta didik dapat
merasa puas. Dengan layanan yang baik dan memuaskan maka tujuan pendidikan
seperti yang tertuang dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 akan mudah
tercapai.
Tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No.20 tahun 2003
adalah: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi
warga negara demokratis serta bertanggungjawab (UU RI No. 20 tahun 2003
BAB II, Pasal 3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Tujuan pendidikan tersebut akan tercapai apabila sekolah mampu
memberikan pelayanan yang baik kepada guru sebagai pelanggan. Layanan
sekolah yang baik, hendaknya berorientasi kepada kepentingan pelanggan.
Apapun bentuk dan jenis layanan di sekolah diharapkan mampu menjadikan para
guru, peserta didik dan orang tua sebagai user merasa puas, sehingga proses
belajar mengajar berjalan tertib dan lancar.
Fasilitas juga berpengaruh terhadap kinerja guru dalam pembelajaran IPA.
Sebagai contoh adanya jumlah ruang kelas yang memadai dengan jumlah peserta
didik, diharapkan kinerja guru dalam pembelajaran lebih maksimal sehingga
peserta didik dapat belajar dengan baik. Adanya fasilitas-fasilitas pendukung
lainnya juga sangat diperlukan seperti ruang laboratorium untuk praktek, ruang
UKS, ruang laboratorium bahasa, ruang laboratorium komputer dan masih banyak
lagi.
Kinerja guru dalam pembelajaran IPA ternyata juga dipengaruhi oleh
kompetensi kerja guru IPA. Saat ini banyak guru yang meningkatkan
kompetensinya dengan melanjutkan studinya, agar mereka lebih menguasai materi
yang mereka ajarkan. Karena apabila guru lebih menguasai materi pelajaran maka
akan semakin mudah dalam menerangkannya terhadap peserta didik. Dengan
demikian peserta didik juga akan semakin mudah dalam menangkap materi yang
diajarkan oleh guru.
Sekolah berusaha menjaga citranya agar masyarakat tetap percaya dan
merasa puas, maka membutuhkan strategi dan langkah-langkah yang tepat.
Layanan sekolah terutama layanan pembelajaran harus selalu ditingkatkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
memenuhi kebutuhan pelanggan. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi
mempunyai peran yang penting. Begitu juga Guru-guru yang mengampu harus
mempunyai kompetensi pada bidangnya sehingga mampu memberikan pelayanan
yang baik. Sarana dan prasarana yang dipakai harus lengkap sesuai dengan
kebutuhan. Hubungan dengan masyarakat sekitar juga harus diperhatikan karena
masyarakat mempunyai peran yang penting.
Ukuran keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah salah
satunya adalah tercapainya prestasi belajar yang optimal pada diri siswa sebagai
hasil dari kegiatan belajar. Dengan adanya prestasi ini maka tujuan belajar yang
telah ditetapkan akan mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Prestasi belajar
merupakan patokan bagi guru untuk mengukur kinerja mengajarnya dalam kurun
waktu tertentu. Semakin tinggi prestasi belajar para siswanya, maka bisa
dikatakan bahwa kinerja guru itu juga sangat baik sehingga perlu dipertahankan.
Sebaliknya bila prestasi belajarnya tidak seperti yang diharapkan maka perlu
diteliti apa penyebab timbulnya masalah.
Bila diamati di lapangan, tampak sebagian guru sudah menunjukkan
kinerja baik dalam menjalani tugas dan fungsinya, artinya sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi. Selain itu juga dilihat dari kemampuan guru dalam memahami
dan menerjemahkan pesan-pesan kurikulum dengan baik, mampu mencari dan
menemukan atau mengembangkan bahan ajar dan media pembelajaran yang
berkualitas, mampu mengembangkan tes dan sistem pengujian yang tepat,
mengembangkan wawasan untuk menunjang profesinya. Akan tetapi masih ada
sebagian guru yang belum menunjukkan kinerja baik. Berdasarkan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pengamatan awal peneliti di lapangan, diduga bahwa kinerja guru dalam
pembelajaran IPA di SMP negeri Kota Salatiga dipengaruhi oleh faktor layanan
pembelajaran dan kompetensi guru itu sendiri.
B. Identifikasi Masalah
Sekolah diharapkan mampu memberikan layanan yang baik agar dapat
meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran. Layanan prima sangat
dianjurkan, namun tentunya tidak mudah untuk memberikan layanan prima
tersebut. Paling tidak sekolah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) agar
kualitas dan prestasinya meningkat serta mampu bersaing dengan sekolah lain.
Dari uraian di atas maka permasalahan yang muncul adalah:
1. Layanan pembelajaran mempunyai peranan sangat penting bagi keberhasilan
dan pencapaian tujuan pendidikan. Sekolah harus mampu memberikan layanan
yang baik kepada guru sebagai tenaga pendidik agar dapat memberikan
dukungan yang baik dalam proses pembelajaran;
2. Kebutuhan fasilitas/sarana prasarana sebagai penunjang proses belajar
mengajar sangat diperlukan guna memenuhi hal tersebut. Sekolah berupaya
memaksimalkan dengan menggali semua potensi yang ada;
3. Dengan keterbatasan dana maka imbasnya pada sarana dan prasarana sebagai
pendukung kegiatan tentu kurang terpenuhi secara maksimal;
4. Keterbatasan SDM (guru) baik secara kualifikasi dan penguasaan
kompetensinya sebagian masih kurang profesional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di
atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
1. Apakah ada hubungan dukungan layanan pembelajaran dengan kinerja guru
dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga?
2. Apakah ada hubungan dukungan kompetensi guru dengan kinerja guru dalam
pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga?
3. Apakah ada hubungan dukungan layanan pembelajaran, dan kompetensi guru
dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan dukungan layanan pembelajaran dengan kinerja
guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
2. Untuk mengetahui hubungan dukungan kompetensi guru dengan kinerja guru
dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga
3. Untuk mengetahui hubungan dukungan layanan pembelajaran dan kompetensi
guru dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota
Salatiga.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Studi ini, secara umum memberikan sumbangan dalam bidang
manajemen pendidikan di sekolah, terutama dalam mengelola kinerja guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Penelitian ini untuk menambah kajian pustaka atau khasanah keilmuan
tentang ilmu manajemen pendidikan,khususnya berkenaan dengan layanan
pembelajaran, kompetensi guru, dan kinerja guru dalam pembelajaran IPA.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru dapat dipakai bahan introspeksi dalam menyemangati dirinya
mengoptimalkan kinerjanya, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang
memuaskan.
b. Bagi kepala sekolah dapat dipakai sebagai modal pelaksanaan dalam
memberdayakan semangat dan kemampuan guru melaksanakan tugas
pokoknya di sekolah.
c. Bagi pengawas selaku pembina, dapat dipakai bahan referensi mengenai
pelaksanaan supervisi klinis di lapangan, sehingga pada akhirnya dapat
menemukan model supervisi klinis yang ideal.
d. Bagi kepala dinas pendidikan dapat memanfaatkan hasil studi ini untuk
bahan dalam merumuskan kebijakan dalam mengelola dan memperdayakan
guru, kepala sekolah, pengawas dan pihak lain yang terkait.
e. Bagi stakeholder lainnya, utamanya para orang tua, hasil studi ini dapat
dipakai untuk bahan dalam memilih sekolah yang berkualitas.
f. Bagi para peneliti selanjutnya, hasil studi ini dapat dijadikan referensi
berkaitan dengan penelitian tema yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Konsep-konsep, teori yang relevan atau berhubungan dengan fenomena
penelitian yang dilakukan akan disajikan dalam kajian teori ini. Adapun isinya
meliputi (1), Layanan pembelajaran, (2) Kompetensi guru dan (3) Kinerja guru
dalam pembelajaran IPA
1. Layanan Pembelajaran
a) Pengertian Layanan Pembelajaran
Era globalisasi sekarang ini sudah terjadi perubahan paradigma baru
tentang pelayanan. Paradigma merupakan sekumpulan asumsi atau anggapan
yang memungkinkan seseorang menciptakan realitasnya sendiri. Tjiptono
(1997) dalam Sutopo (2003: 23) Pelayanan pada masyarakat di masa datang
itu hendaknya, makin lama makin baik (better), makin lama makin cepat
(faster), makin lama makin dipebaharui (newer), makin lama makin murah
(cheaper) dan makin lama makin sederhana (more simple).
Gasperz (1997) dalam Sutopo (2003: 27) menyatakan bahwa ada
beberapa dimensi yang harus diperhatikan untuk meningkatkan pelayanan
yaitu (1) ketepatan waktu pelayanan, (2) akurasi pelayanan, (3) kesopanan
dan keramahan dalam memberikan pelayanan, (4) tanggung jawab, (5)
kelengkapan, (6) kemudahan mendapatkan pelayanan, (7) variasi model
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pelayanan, (8) pelayanan pribadi, (9) kenyamanan dalam memperoleh
pelayanan, (10) atribut pendukung pelayanan.
Selanjutnya disampaikan tentang indikator mutu pelayanan prima
berkaitan dengan hal-hal berikut: (1) konsep mendahulukan pelanggan, (2)
pelayanan dengan sepenuh hati, (3) budaya pelayanan prima, (4) sikap
pelayanan prima, (5) sentuhan pribadi pelayanan prima, (6) pelayanan prima
sesuai pribadi prima. Konsep pribadi prima: tampil ramah, tampil sopan dan
penuh hormat, tampil yakin, tampil rapi, tampil ceria, senang memaafkan
senang bergaul, senang belajar dari orang lain, senang pada kewajaran,
senang menyenangkan orang lain.
Hal penting yang menjadi perhatian terhadap pelayanan jasa
pendidikan adalah kepuasan konsumen, di mana hanya melalui kepuasan
konsumen lembaga penyelenggara pendidikan dapat mewujudkan tujuannya.
Pentingnya kepuasan konsumen diutarakan oleh Stanton sebagaimana yang
dikutip oleh I Made Suardana dalam Jurnal Valid vol.4 No.1 (2007:58)
Layanan pembelajaran yang dimaksud di sini adalah layanan sekolah
terhadap siswa yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, seperti
menggunakan metode yang tepat, sarana/media yang diperlukan, materi
pelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di SMP
Negeri Kota Salatiga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Bidang bimbingan dan konseling dalam layanan pembelajaran yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
mengembangkan diri berkenan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya (Prayitno dalam Mulyadi,
2003: 30-31).
b) Standar Pelayanan Minimal
Pemerintah berkaitan dengan layanan ini menetapkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bagi sekolah mulai dari SD sampai dengan
Perguruan Tinggi. Standar pelayanan minimal penyelenggaraan persekolah
bidang pendidikan dasar dan menengah adalah spesifikasi teknis yang
dijadikan patokan minimal yang wajib dilakukan oleh daerah kabupaten dan
kota dalam menyelenggarakan kegiatan persekolahan di bidang pendidikan
dasar dan menengah. Pedoman penyusunan SPM bertujuan untuk memberi
acuan bagi propinsi berkenaan dengan pelayanan minimal yang wajib
diberikan oleh daerah kabupaten dan kota agar penyelenggaraan kegiatan
persekolahan kepada masyarakat dengan indikator yang telah ditentukan.
Standar pelayanan minimal sekolah dasar sudah ditentukan oleh
Depdiknas yang meliputi dasar hukum, tujuan penyelenggaraan SMP,
standar kompetensi, kurikulum, peserta didik, ketenagaan, sarana dan
prasarana, organisasi dan manajemen sekolah. Beberapa hal yang terkandung
dalam SPM kaitannya dengna penelitian tentang layanan pembelajaran di
kutip dalam uraian berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Standar pelayanan minimal Sekolah Dasar berpedoman pada Undang-
Undang RI No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang telah
disempurnakan UU RI No.20 tahun 2003, Peraturan Pemerintah No.29
tentang Pendidikan Menengah dan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan no 055/U/94 tentang kebutuhan guru di lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Tujuan penyelenggaraan Sekolah Menengah Pertama adalah
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Beberapa Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama berisi tentang amalan ajaran agama yang dianut sesuai
dengan tahap perkembangan remaja, memahami kekurangan dan kelebihan
diri sendiri, menunjukkan sikap percaya diri, mematuhi aturan-aturan yang
berlaku dalam lingkungan yang lebih luas, menghargai keberagaman agama,
budaya, suku, ras dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional,
mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-
sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif, menunjukkan kemampuan
berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, menunjukkan kemampuan belajar
secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya, menunjukkan
kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, mendeskripsikan gejala alam dan sosial, memanfaatkan lingkungan
secara bertanggungjawab, menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, menghargai karya
seni dan budaya nasional, menghargai tugas pekerjaan dan memiliki
kemampuan untuk berkarya, menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman,
dan memanfaatkan waktu luang, berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan santun, memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam
pergaulan di masyarakat, menghargai adanya perbedaan pendapat,
menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana,
menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana, menguasai
pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.
(Mulyasa, E., 2007: 93).
Adapun Muatan Kurikulum yang terdapat pada Sekolah Menengah
Tingkat Pertama adalah sebagai berikut:
1. Mata Pelajaran Wajib a. Pendidikan Agama; b. Pendidikan Kewarganegaraan; c. Bahasa Indonesia; d. Bahasa Inggris; e. Matematika; f. I P A; g. I P S; h. Seni Budaya; i. Pendidikan Jasmani, olehraga dan kesehatan; j. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi. k. Muatan Lokal
2. Pengembangan Diri a. Paduan Suara; b. Komputer; c. Rohis; d. Pramuka; e. Kultum setiap Jumat pagi; f. Shalat Zuhur berjamaah terjadwal. (Mulyasa, E., 2007: 54).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Bahasa pengantar di SMP Negeri Kota Salatiga menggunakan bahasa
Indonesia. Bahasa daerah dapat digunakan untuk muatan lokal dan sebagai
bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan dan sejauh diperlukan.
Bahasa inggris dapat digunakan sebagai muatan lokal dan media komunikasi
di sekolah/daerah yang mampu dan memerlukan sarana dan prasarana:
Bangunan/Ruang SMP sekurang-kurangnya memiliki 6 ruang belajar, 1
ruang KS, 1 ruang guru, kamar mandi/WC untuk guru dan siswa, ruang
perpustakaan, UKS dan ruang ibadah.
Kelengkapan ruang meliputi 1) Ruang pendidikan : Ruang belajar/
kelas, perpustakaan, tempat bermain/olah raga, tempat upacara. 2) Ruang
administrasi/ kantor: Ruang KS, ruang guru, ruang TU. 3) Ruang penunjang:
ruang UKS ruang ibadah, kantin koperasi, halaman /kebun.
Perabot sekolah terdiri atas perabot ruang belajar, perabot ruang
kantor, dan perabot ruang penunjang. Pada setiap ruang harus ada: meja dan
kursi, papan tulis, daftar inventaris barang, papan absensi siswa/guru dan
lemari/rak buku.
Buku pelajaran sekolah yang wajib sekurang-kurangnya memiliki satu
buku pelajaran pokok untuk setiap peserta didik sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Selain buku pelajaran pokok setiap sekolah perlu memiliki
buku pelajaran pelengkap, buku bacaan dan buku referensi seperti kamus dan
lain-lain (Depdiknas, 2001: 15-22).
Standar pelayanan minimal di atas harus dipenuhi oleh lembaga
pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. SMP Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Kota Salatiga sebagai lembaga pendidikan sudah memenuhi bahkan melebihi
standar sehingga layak melaksanakan kegiatan pembelajaran.
c) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran di SMP Negeri Kota Salatiga mempunyai
keunikan tersendiri. Mata pelajaran dan materi yang diajarkan di golongkan
dalam tiga kategori yakni: (1) Mata pelajaran umum yang sama dengan
Sekolah lain sesuai kurikulum yang berlaku (2) Mata pelajaran tambahan
yang sifatnya wajib (3) Kegiatan Ekstrakulikuler pilihan sesuai dengan minat
dan bakat siswa.
Mata Pelajaran Umum sesuai dengan Kurikulum SMP yaitu
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial,
Bahasa Indonesia, Matematika, Pengetahuan Alam, Kerajinan Tangan dan
Kesenian, Pendidikan Jasmani dan Muatan Lokal. Mata pelajaran tambahan
wajib yaitu: Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Pendidikan Komputer.
Kegiatan Ekstrakulikuler yang dapat dipilih peserta didik sesuai
dengan minat dan bakatnya adalah: Pramuka, Conversation club, seni lukis,
seni tari, seni kaligrafi, seni baca al-
(keyboard), seni teater, olah raga, bela diri, sepak bola, catur, tenis meja dan
bulu tangkis.
Berbagai kegiatan pembelajaran tersebut dilaksanakan untuk
membantu mengembangkan bakat dan potensi peserta didik. Pada dasarnya
setiap peserta didik mempunyai bakat dan potensi yang perlu dikembangkan.
Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mewujudkan bakat dan
kemampuan secara optimal. Setiap peserta didik mempunyai bakat yang
berbeda dengan peserta didik yang lain sehingga kebutuhan pendidikannya
pun tidak sama. Maka sekolah harus mampu memberikan pelayan yang
berbeda terhadap anak satu dengan lainnya. Walaupun bakatnya berbeda
namun mereka harus mempunyai kesempatan yang sama dalam pendidikan.
Sudah semestinya bila SMP Negeri Kota Salatiga melakukan berbagai
upaya kegiatan yang mampu memberikan layanan terhadap peserta didik
yang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda. Bakat pada aptitude
biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi
(potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Sedangkan
kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pembawaan dan latihan.
Pembinaan bakat dan kemampuan, sekolah mengadakan pembinaan
khusus. Pembinaan ini dikemas dan dikelola dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Ada 17 (tujuh belas) kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dipilih peserta didik
yang tergolong dalam kegiatan olahraga dan kesenian. Kegiatan tersebut
meliputi Pramuka, band, renang, seni lukis, seni tari, bela diri, sepak bola,
conversation club, seni kaligrafi, seni baca al-
tangkis, KIR (Karya Ilmiah Remaja), OSN (Olimpiade Sains Nasional), PMR
(Palang Merah Remaja), Jurnalistik. Peserta didik dapat memilih kegiatan
yang diminati kemudian diseleksi sesuai dengan bakat dan potensinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Penempatan dan penyaluran ini didasarkan pada teori yang
dikemukakan Prayitno (2004: 1) dalam layanan penempatan dan penyaluran;
layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat, misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/ program studi, program latihan, magang, kegiatan
ekstrakurikuler, sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi
pribadinya.
d) Pendekatan Pembelajaran
Menciptakan suasana belajar yang kondusif, agar peserta didik mudah
menangkap pelajaran, tidak merasa bosan, mudah mengatasi kesulitan
belajar. Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan pendekatan Pakem
(Pembelajaran yang aktif , kreatif, efektif dan menyenangkan). Pembelajaran
dengan pendekatan pakem ini mengacu pada kebijakan pemerintah dalam hal
ini adalah Depdiknas. Kegiatan Rintisan ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Peran Serta Masyarakat (PSM) dan
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAKEM).
Komponen tersebut saling terkait untuk menunjang tujuan utama,
peningkatan mutu pendidikan yang diterima anak (Depdiknas, 2003: 1) .
Materi pembelajaran di SMP Negeri Kota Salatiga digolongkan dalam
tiga kategori yakni (1) Mata Pelajaran Umum yang sama dengan Sekolah
yang lain sesuai dengan kurikulum yang berlaku, (2) Mata pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tambahan yang sifatnya wajib (3) Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan sesuai
dengan minat dan bakat siswa.
e) Indikator Layanan Pembelajaran
Indikator layanan pembelajaran berdasarkan Mulyasa (2008: 161-184)
adalah 1) layanan untuk mengembangkan kecerdasan emosi, 2) layanan
untuk mengembangkan kreativitas, 3) layanan untuk mendisiplinkan peserta
didik, 4) layanan membangkitkan motivasi, dan 5) layanan mendayagunakan
sumber belajar.
2. Kompetensi Guru
Guru sebagai sebuah profesi yang sangat strategis dalam pembentukan
dan pemberdayaan anak-anak penerus bangsa, memiliki peran dan fungsi
yang akan semakin signifikan dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu
pemberdayaan dan peningkatan kualitas guru sebagai tenaga pendidik,
merupakan sebuah keharusan yang memerlukan penanganan lebih serius.
Guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
bimbingan, dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
masyarakat (UU Nomor 20 Tahun 2003, 2003:27). Sedangkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(2005:10) menjelaskan bahwa guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan berkewajiban untuk merencanakan pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran.
Menurut Dharma (2005: 103) menyatakan bahwa kompetensi bisa
bersifat general secara universal berlaku bagi semua manajer tanpa peduli ia
merupakan bagian organisasi yang mana, ataupun apa pekerjaan tertentu
mereka. Mereka dapat juga bersifat generik secara organisasional, bisa
bersifat umum dan berlaku bagi seluruh staf, atau terfokus secara lebih
spesifik kepada suatu jenis pekerjaan atau kategori karyawan seperti para
manajer ilmuan, staf profesional ataupun administrasi. Dalam UU RI No 14
tahun 2005, pengertian kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Sesuai amanat UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
sebagaimana yang dikutip Ali Mahmudi dalam Jurnal Forum Kependidikan
FKIP UNSRI Volume 28, Nomor 2 (2009: 1), bahwa peningkatan
kompetensi guru adalah suatu keniscayaan demi menunjang tugas
profesionalisme mereka. Profesionalisme guru merupakan syarat mutlak
bagi terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Upaya pengembangan
kompetensi guru hendaknya dilakukan secara komprehensif dan
berkesinambungan.
Menurut UU No 14 Tahun 2005 Pasal 10 kompetensi guru meliputi: 1)
kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial dan
4) kompetensi profesional. Dalam PP RI No 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(3). Merujuk kepada Peraturan pemerintah nomor 19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 28 Ayat 3 setidaknya Guru harus mempunyai 4
kompetensi yang meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi personal,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Guru disini dapat dimaknai sebagai kebulatan
pengetahuan (knowledge), keterampilan (teaching skill), serta sikap
(karakter) berupa kecerdasan, kreativitas dan komitmen dalam
menjalankan tugas sebagai corong pendidikan.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru untuk
dapat memahami peserta didik baik secara jasmani maupun secara rohani
sehingga antara Guru dan siswa mempunyai hubungan emosional yang
sangat erat sehingga terjalinnya komunikasi yang harmonis dalam suasana
pembelajaran. Inilah model pembelajaran dalam dunia pendidikan masa
depan. Guru harus memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian
peserta didik agar dapat mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Selain itu kemampuan seorang guru untuk merancang pelaksanaan
pembelajaran, mampu melakukan evaluasi hasil belajar secara otentik
adalah sebuah keniscayaan. Guru juga harus memahami landasan
pendidikan seperti menerapkan teori belajar dan pembelajaran yang
strategis sesuai dengan karakteristik peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal seorang
guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru harus mampu mencerminkan
kewibawaan, dewasa, pribadi yang bijaksana dan mempunyai watak yang
terpuji dalam pandangan peserta didik. Kompetensi ini harus melekat pada
diri pribadi seorang guru yang akan menjadi panutan bukan hanya dalam
lingkungan sekolah tetapi juga dalam kehidupan masyarakat. Bangga
menampilkan diri sebagai sosok guru diera kompetensi dewasa ini adalah
sebuah kepantasan, berbeda dengan guru dimasa lalu yang selalu
termarinalkan dalam berbagai kebijakan tetapi saat ini profesi ini menjadi
primadona karena perhatian pemerintah begitu besar terhadap Renumerasi
kesejahteraannya.
Dengan demikian guru janganlah menjadi euforia, perhatian
tersebut harus seiring dengan kompetensi serta kemampuan yang dimiliki
agar guru dapat mengemban tugasnya secara profesional sehingga mutu
pendidikan sebagai harapan semua kalangan dapat tercapai.
c. Kompetensi Profesional
Profesional secara esensial memiliki 3 dimensi pokok yaitu
Keilmuan dan pengetahuan (Science and Knowledge), Keahlian (Skill) dan
kesejawatan (Organisasi Profesi). Guru yang profesional paling tidak harus
memiliki dan mengembangkan kemampuannya dalam tiga pilar
profesional diatas karena sebagai guru bukanlah profesi asal-asalan tetapi
profesi sentral yang sangat berpengaruh terhadap wajah pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
nasional pada masa yang akan datang. Guru yang profesional adalah guru
yang harus mampu menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam serta mampu memgembangkan materi tersebut dengan konsep
keterkaitan secara universal dan menerapkan konsep konsep keilmuan,
metode pengajaran yang koheren dengan materi ajar secara mendalam dan
berkualitas. Disamping itu guru juga harus mampu mengeksplorasi konsep
dan metode keilmuannya, melakukan penelitian dan kajian kajian kritis
untuk memperdalam pengetahuan tentang materi ajar sehingga mampu
menemukan penemuan baru dalam proses pembelajaran (Sholihin, 23
Januari 2009).
d. Kompetensi Sosial
Merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat (Kunandar, 2007: 75).
3. Kinerja Guru dalam pembelajaran IPA
a. Pengertian Kinerja
Pada umumnya para ahli memberikan batasan mengenai kinerja
disesuaikan dengan sudut pandangnya masing-masing. Menurut Simamora
(2006: 423) menyatakan bahwa kinerja (performance) diartikan sebagai suatu
pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung
dapat tercermin dari out put yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitas.
Hal senada dikemukakan oleh Anwar (2004:86) bahwa kinerja sama dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
performance yang esensinya adalah seberapa besar dan seberapa jauh
tugas-tugas yang telah dijabarkan dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang
berhubungan dengan tugas dan tanggungjawabnya. Hasibuan (2004: 94)
mendefinisikan prestasi kerja atau kinerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan
serta kedisiplinan waktu.
Kinerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting yaitu: (1)
kemampuan dan minat seorang pekerja, (2) kemampuan dan penerimaan atas
penjelasan delegasi tugas, dan (3) peran dan tingkat motivasi seorang pekerja.
Semakin tinggi ketiga faktor tersebut akan semakin besar kinerja yang
bersangkutan.
Sebagaimana yang diungkapkan Keke T. Aritonang, M. Pd dalam
Jurnal Pendidikan Penabur
guru di dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari sehingga dalam
melaksanakan tugasnya guru perlu memiliki tiga kemampuan dasar agar
kinerjanya tercapai sebagai berikut:
1. Kemampuan pribadi meliputi hal-hal yang bersifat fisik seperti tampang,
suara, mata atau pandangan, kesehatan, pakaian, pendengaran, dan hal
yang bersifat psikis seperti humor, ramah, intelek, sabar, sopan, rajin,
kreatif, kepercayaan diri, optimis, kritis, obyektif, dan rasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Kemampuan sosial antara lain bersifat terbuka, disiplin, memiliki dedikasi,
tanggung jawab, suka menolong, bersifat membangun, tertib, bersifat adil,
pemaaf, jujur, demokratis, dan cinta anak didik.
3. Kemampuan profesional sebagaimana dirumuskan oleh P3G yang meliputi
10 kemampuan profesional guru yaitu: menguasai bidang studi dalam
kurikulum sekolah dan menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang
studi, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas,
menggunakan media dan sumber, menguasai landasan-landasan
kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi
siswa untuk kepentingan pendidikan, mengenal fungsi dan program
bimbingan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi
sekolah, memahami prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan guna keperluan mengajar.
Kinerja guru (teacher performance) yang oleh Mayer, Diane (2005:
178) dengan menggunakan istilah professional Accountability yang berarti:
1. Knowledge is the basis for permission to practice and for decisions that
are made with respect to the unique needs of clients.
2. The practitioner pledges his first concern to the welfare of the client.
3. The profession assumes collective responsibility for the definition,
transmittal, and enfocement professional standards of practice and ethics.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan kinerja guru adalah hasil yang dicapai oleh
guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan dengan out put
yang dihasilkan baik bersifat kuantitas maupun kualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Armstrong. M dan Angela Baron (1998: 16-17) menyebutkan:
performance is affected by number of factors, all of which should be taken
into account. These comprese:
1). Personal factors
commitmen.
2). Leadership factors-the quality of encouragement, quidance and support
provided by managers and team leaders.
3). Team factors-the quality of support provided by colleagues.
4). System factors-the system of work and facilities provided by the
organization.
5). Contextual (situational) factors-internal and external environmental
pressures and changes.
Tiffin dan Mc. Cormick (dalam Sri Mulyo, 2004: 40) ada dua
variabel yang dapat mempengaruhi kinerja yaitu: variabel individual, dan
variabel situasional.
Variabel individual meliputi: sikap, karakteristik, minat dan motivasi,
pengalaman pendidikan serta faktor individual lainnya. Sedangkan variabel
situasional, terdiri dari: faktor fisik dan pekerjaan, metode kerja, kondisi dan
desain perlengkapan kerja, penataan ruangan dan lingkungan fisik lain, faktor
sosial dan organisasi, sifat dan peraturan organisasi, sistem upah dan
lingkungan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
seseorang bergantung pada: (1) faktor individu yang bersangkutan
menyangkut potensi, kecakapan, motivasi, dan komitmen, (2) faktor
dukungan layanan pembelajaran yaitu menyangkut dukungan dan bimbingan
yang diberikan, (3) faktor tim atau kelompok, menyangkut kualitas dukungan
yang diberikan oleh tim, (4) faktor sistem terkait yaitu masalah sistem kerja
dan fasilitas yang diberikan oleh organisasi, dan (5) faktor situasional yaitu
lingkungan dari dalam dan dari luar serta perubahan-perubahan yang terjadi.
c. Penilaian Kinerja
Menurut Siagian, (2007: 73) bahwa penilaian tingkat keberhasilan
kinerja (etos kerja) seseorang di dalam melaksanakan tugas pekerjaannya
dikatakan produktif jika level of performancenya tinggi, sedangkan jika level
of performancenya hanya mencapai standar dikatakan tidak produktif.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai
seseorang menurut ukuran dan kemampuan yang berlaku untuk pekerjaan
yang bersangkutan.
Penafsiran pencapaian kinerja dapat ditentukan berdasarkan beberapa
hal yaitu:
1. Kualitas, artinya sampai di mana aktivitas yang dilakukan baik proses
maupun hasilnya mendekati kesempurnaan secara ideal sesuai dengan
standar yang ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Kuantitas, artinya jumlah kegiatan atau produk jasa yang telah dihasilkan.
Semakin profesional seseorang dalam menjalankan tugas profesinya maka
produk atau jasa yang dihasilkan akan semakin meningkat.
3. Time line, artinya waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan
aktivitas atau pekerjaan. Semakin profesional seseorang akan semakin
sedikit waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan pekerjaan dan akan
memperoleh hasil yang maksimal.
4. Tingkat penggunaan sumber daya, artinya semakin profesional seseorang
akan semakin efisien akan penggunaan sumber daya dalam menjalankan
tugas.
Penilaian kinerja menurut Siswanto (2003: 231), adalah suatu kegiatan
yang dilakukan manajemen/penyedia penilai untuk menilai kinerja tenaga
kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan
uraian/deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu.
Penilaian kinerja adalah kegiatan pengukuran (measurement) sebagai
usaha menetapkan keputusan tentang sukses atau gagal dalam melaksanakan
pekerjaan oleh seorang pekerja. Untuk itu diperlukan perumusan standar
pekerjaan sebagai pembanding, Siagian (2007: 207).
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu
penilaian, yaitu: 1) Apa tujuan operasional penilaian, 2) Siapa yang dinilai, 3)
siapa penilainya, 4) apa kriteria penilaian , 5) metode apa yang digunakan
(Castetter, 1981: 216). Menurutnya penilaian kinerja yang baik adalah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1). Penilaian difokuskan untuk meningkatkan keefektifan individu dan
organisasi.
2). Tidak didasarkan pada suatu pendekatan universal yang dianggap efektif
dalam setiap situasi dan keadaan.
3). Hendaknya didekati dari titik pandang deskriptif dari pada preskriptif
(yang bersifat menentukan).
4). Lebih berorientasi pada hasil yang dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah.
Tujuan umum penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
1). Memperbaiki pelaksanaan pekerjaan para pekerja, dengan memberikan
bantuan agar setiap pekerja mewujudkan dan mempergunakan potensi
yang dimilikinya secara maksimal dalam melaksanakan misi organisasi/
perusahaan melalui pelaksanaan pekerjaan masing-masing.
2). Menghimpun dan mempersiapkan informasi bagi pekerjaan para
manajer dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan bidang
bisnis organisasi di tempat bekerja.
3). Menyusun inventarisasi SDM dilingkungan organisasi/perusahaan yang
dapat digunakan dalam mendesain hubungan antara atasan dan bawahan,
guna mewujudkan saling pengertian dan penghargaan dalam rangka
mengembangkan keseimbangan antara keinginan pekerja secara
individual dengan sasaran organisasi/perusahaan.
4). Meningkatkan Kompetensi Guru yang berpengaruh pada prestasi para
pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Sedangkan tujuan khusus dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
1). Menghasilkan informasi yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan
promosi, menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang keliru, menegakkan
disiplin, menetapkan pemberian penghargaan/balas jasa, dan merupakan
ukuran dalam mengurangi atau menambah pekerja melalui perencanaan
sumber daya manusia.
2). Menghasilkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai kriteria dalam
membuat test yang validitasnya tinggi.
3). Menghasilkan informasi sebagai umpan balik bagi pekerja dalam
meningkatkan efisiensi kerjanya, dengan memperbaiki kekurangan atau
kekeliruan dalam melaksanakan pekerjaan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli sebagaimana dikemukakan di
atas menunjukkan bahwa sistem penilaian kinerja merupakan salah satu
fungsi manajemen yang memiliki banyak kegunaan serta dapat memberikan
keuntungan baik kepada individu, kelompok kerja, maupun keseluruhan
sistem institusi yang bersangkutan.
d. Standar Kinerja Guru
Natawijaya (2004: 38) menyatakan bahwa kinerja guru mencakup tiga
aspek, yaitu: 1). Kemampuan profesional, 2). Kemampuan pribadi, dan 3).
Kemampuan sosial.
Kemampuan profesional dalam proses belajar mengajar mencakup
aspek-aspek: a). Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan
bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep keilmuan dari bahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
diajarkan itu; b). Kemampuan mengelola program belajar mengajar; c).
Kemampuan mengelola kelas; d). Kemampuan mengelola dan menggunakan
media dan sumber belajar; e). Kemampuan menilai prestasi belajar
mengajar; dan f). Disiplin dalam menjalankan tugas.
Menurut Gibson sebagaimana yang dikutip oleh Ilyas (1999: 57)
dalam Yuliani Indrawati (2006: 43) bahwa untuk mencapai kinerja yang baik
ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja
yaitu: Pertama, variabel individu, yang meliputi: kemampuan dan
keterampilan, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, umur,
etnis, jenis kelamin; Kedua, variabel organisasi, yang mencakup antara lain
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan; Ketiga,
variabel psikologis, yang meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar,
motivasi.
Kemampuan pribadi dalam proses belajar mengajar, meliputi aspek-
aspek: a) kemantapan dan intregasi pribadi, (b) peka terhadap perubahan dan
pembaharuan, (c) berpikir alternatif, (d) adil, jujur dan obyektif, (e)
berdisiplin dalam melaksanakan tugas, (f) berusaha
memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya, (g) simpatik dan menarik,
luwes, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak, dan (h) berwibawa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti membatasi kinerja
guru pada aspek kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugasnya
yang terdiri atas: penguasaan materi pembelajaran, pengelolaan program
pembelajaran, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
kemampuan penilaian hasil pembelajaran, dan disiplin dalam menjalankan
tugas.
e. Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari
Natural Science Science
Indonesia, science ditulis
Bybe dalam Sidharta (2008:7) sains merupakan representasi dari hubungan
dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: the extant body of scientific
knowledge, the values of science, and the methods and prosessess of sceince.
Artinya sains merupakan produk (body of scientific knowledge), metode dan
proses (methods and processes) serta mengandung nilai-nilai.
Pembelajaran IPA yang bertolak dari konsep pada umumnya akan
lebih efektif bila diselenggarakan melalui model pembelajaran yang termasuk
rumpun pemrosesan informasi. Model pemrosesan informasi bertitik tolak
dari prinsip-prinsip pengolahan informasi yang diterima individu. Model ini
menjelaskan cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya,
yakni dengan cara mengorganisasi data, memformulasi masalah, membangun
konsep dan rencana pemecahan masalah serta menggunakan simbol-simbol
verbal dan non-verbal (Sidharta, 2008:4).
Berdasarkan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional 2007 bahwa Kajian Kebijakan Kurikulum
IPA bertujuan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1. Mengidentifikasi permasalahan dalam memahami dokumen standar isi
(SK dan KD mata pelajaran IPA); permasalahan dalam penyusunan
program (Silabus dan RPP) mata pelajaran IPA; permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran (kelompok mata
pelajaran) IPA.
2. Mengembangkan isi dokumen dan pelaksanaan kurikulum IPA di sekolah,
serta mengembangkan kurikulum (kelompok) mata pelajaran IPA yang
harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan seiring
dengan perkembangan zaman.
3. Menghasilkan kurikulum IPA yang mudah diaplikasikan dalam proses
pembelajaran, kurikulum IPA yang memungkinkan strategi pembelajaran
IPA yang sesuai dengan hakikat pembelajaran IPA, sehingga mampu
mensejajarkan mutu pendidikan IPA dengan mutu pendidikan IPA negara-
negara lain (regional dan internasional), kurikulum IPA yang dapat
mengikuti tuntutan globalisasi dan tantangan zaman yang menunjukkan
perubahan yang berisi ketidakpastian.
4. Memberikan masukan kepada BSNP dalam memutuskan suatu kebijakan
tentang kurikulum khususnya kurikulum IPA.
Dalam IPA dipelajari permasalahan yang berkait dengan fenomena
alam dan berbagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Fenomena
alam dalam IPA dapat ditinjau dari objek, persoalan, tema, dan tempat
kejadiannya. Pembelajaran IPA memerlukan kegiatan penyelidikan, baik
melalui observasi maupun eksperimen, sebagai bagian dari kerja ilmiah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Pembelajaran
IPA diharapkan dapat membentuk sikap peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari sehingga mereka akhirnya menyadari keindahan, keteraturan
alam, dan meningkatkan keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(Harris, 2007: 12-13).
Keterampilan proses dalam IPA mencakup keterampilan dasar dan
keterampilan terpadu. Keterampilan dasar meliputi keterampilan
mengobservasi, mengklasifikasi, berkomunikasi, melakukan pengukuran
metrik, memprediksi atau meramal, menginferensi atau menyimpulkan, dan
menafsirkan. Keterampilan terpadu mencakup mengidentifikasi variabel,
menentukan variabel operasional, menjelaskan hubungan antar variabel,
menyusun hipotesis, merancang prosedur dan melaksanakan
penyelidikan/eksperimen untuk pengumpulan data, memproses atau
menganalisis data, menyajikan hasil penyelidikan/eksperimen dalam bentuk
tabel/grafik, serta membahas, menyimpulkan, dan mengomunikasikan secara
tertulis maupun lisan (Harris, 2007: 13).
B. Penelitian Terdahulu
Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah dan
Kompetensi Guru
Junaidi (2004:v) menunjukkan adanya indikasi supervisi kepala sekolah rendah,
kompetensi Guru dan kinerja guru dikategorikan sedang.
Pengaruh Dukungan Layanan Pembelajaran
Kepala Sekolah, Motivasi dan Kompensasi Guru Terhadap Kinerja Guru SMK di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Kabupaten Semarang, menunjukkkan adanya pengaruh yang signifikan antara
Dukungan Layanan Pembelajaran kepala sekolah terhadap kinerja guru yang
ditandai dengan perolehan uji Fhitung 92,788 dengan signifikansi 0,000, besarnya
variens kinerja guru yang dipengaruhi Dukungan Layanan Pembelajaran kepala
sekolah sebesar 32,9%. Adanya pengaruh yang signifikan antara motivasi
terhadap kinerja guru yang ditandai dengan perolehan uji Fhitung 33,648 dengan
signifikansi 0,000, besarnya variens kinerja guru yang dipengaruhi motivasi
sebesar 15,1%, juga terdapat adanya pengaruh yang signifikan antara
kompensasi guru terhadap kinerja guru SMK di Kabupaten Semarang,
yang ditandai dengan perolehan uji Fhitung 94,929 dengan signifikansi 0,000,
besarnya variens kinerja guru yang dipengaruhi kompensasi guru 38,9%. Sulanto
(2004: xii).
Demikian pula hasil penelitian yang telah dilakukan oleh saudara Hadi
Sumarno, (2006: xi) Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah dan
Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Kabupaten Pekalongan,
menginformasikan bahwa terdapat kontribusi supervisi kepala sekolah dan
kompetensi Guru guru terhadap kinerja guru di MTs Negeri Kabupaten
Pekalongan.
Dari beberapa penelitian diatas, penelitian ini memiliki perbedaan yaitu
lebih difokuskan pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru
dalam pembelajaran IPA yaitu layanan pembelajaran, dan kompetensi kerja guru
IPA yang diduga memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap kinerja guru
dalam pembelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara Dukungan Layanan Pembelajaran dengan Kinerja
Guru
Dukungan layanan pembelajaran adalah dukungan layanan sekolah
yang diberikan kepada siswa yang berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar, seperti menggunakan metode yang tepat, sarana/media yang
diperlukan, materi pelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar di SMP Negeri Kota Salatiga. Dukungan layanan
pembelajaran dalam PBM sangat penting untuk memberikan fasilitas yang
baik kepada guru dalam proses pembelajaran. Semakin baik layanan
pembelajarannya maka kinerja guru akan semakin baik dengan demikian
peserta didik akan senang dalam belajar yang pada gilirannya akan
meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Hubungan Kompetensi Guru dengan Kinerja Guru
Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa kompetensi
guru dapat berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Karena kinerja
merupakan suatu hasil kerja atau prestasi yang dihasilkan oleh pegawai/guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tanpa adanya motivasi atau suatu dorongan kerja dalam diri pekerjaan atau
pegawai, maka sangat kecil kemungkinannya suatu pekerjaan akan berhasil
dengan baik.
3. Hubungan Dukungan Layanan Pembelajaran dan Kompetensi Guru
dengan Kinerja Guru
Kinerja guru adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan dengan out put yang dihasilkan baik bersifat
kuantitas maupun kualitas. Titik sentral pendidikan di sekolah adalah Proses
Belajar Mengajar (PBM). Tujuan dari PBM adalah untuk memberikan
kepuasan terhadap peserta didik sehingga diharapkan mampu memiliki
prestasi yang tinggi.
Berdasarkan teori-teori tentang variabel layanan pembelajaran,
kompetensi guru, dan kinerja yang dikemukakan oleh ahli dan didukung
dengan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan kerangka
pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Pengajuan Hipotesis
Dari kerangka berfikir di atas penulis mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
1. Terdapat hubungan dukungan layanan pembelajaran dengan kinerja guru
dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
2. Terdapat hubungan dukungan kompetensi guru dengan kinerja guru dalam
pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
3. Terdapat hubungan dukungan layanan pembelajaran dan kompetensi guru
dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga
Layanan Pembelajaran (X1)
Kinerja Guru dalam
Pembelajaran IPA (Y) Kompetensi Guru
IPA (X2)
1
2
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut jenis data penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang mendasarkan pada angka-angka statistik sebagai
bahan analisis dan kajiannya (Sugiyono, 2007: 7). Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan rancangan asosiatif. Penelitian asosiatif meneliti
hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang
dan dilaksanakan) oleh peneliti (Sukmadinata, 2007: 55). Paradigma kuantitatif
juga disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), eksperimental atau
empiris. Paradigma kuantitatif atau penelitian kuantitatif menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan
angka dan melakukan analisis data menggunakan prosedur statistik.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 10 SMP Negeri Kota Salatiga. Sedangkan
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli September 2012.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Uraian Kegiatan
Juli Agustus September
1. Persiapan 2. Penyusunan Instrumen 3. Pengumpulan Data 4. Tabulasi/Analisis 5. Penyusunan Laporan 6. Ujian 7. Revisi 8. Final Report
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
C. Populasi, Sampel, dan Sampling Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:
80). Populasi penelitian ini adalah guru IPA dari 10 sekolah SMP Negeri Kota
Salatiga yang berjumlah 87 guru.
2. Sampel
Menurut Kountur, R (2007: 146) sampel adalah bagian dari populasi. Apa
yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representatif dan kemudian
diteliti. Representatif dari populasi ini yang dimaksud dengan sampel. Untuk
itu diperlukan teknik tertentu dalam pengambilan sampel. Sampel merupakan
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2007: 118). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 71 guru,
sisanya yang 16 orang guru digunakan untuk responden uji coba.
3. Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang dapat digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampel proporsional random sampling yang dijabarkan lagi dengan keadaan
yang sama yaitu sama-sama sekolah negeri. Namun responden uji coba dalam
penelitian ini hanya menggunakan 16 guru (sisa dari populasi yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dijadikan sampel) ditambah 14 guru dari luar populasi (guru IPA di SMP
Negeri Kabupaten Semarang) sehingga jumlah keseluruhan responden try out
sebanyak 30 guru.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.
Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu. Variabel dalam
penelitian in meliputi 2 (dua) variabel independent dan 1 (satu) variabel dependen.
Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, input,
predicator dan indepeden dalam bahasa Indonesia disebut variabel bebas
sedangkan variabel dependen sering disebut variabel respon, output, criteria,
konsekuen, dalam bahasa Indonesia disebut variabel terikat (Sugiyono, 2007: 3).
Dua variabel independent yang dimaksud adalah: (1) Layanan Pembelajaran (X1),
Kompetensi Guru (X2). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Kinerja Guru dalam pembelajaran IPA (Y).
E. Definisi Operasional
1. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
layanan yang diberikan guru di sekolah terhadap siswa yang berkaitan dengan
kegiatan belajar mengajar, seperti menggunakan metode yang tepat,
sarana/media yang diperlukan, materi pelajaran serta hal-hal yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar di SMP Negeri Kota Salatiga. Adapun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
indikator layanan pembelajaran berdasarkan Mulyasa (2008: 161-184) adalah
1) layanan untuk mengembangkan kecerdasan emosi, 2) layanan untuk
mengembangkan kreativitas, 3) layanan untuk mendisiplinkan peserta didik, 4)
layanan membangkitkan motivasi, dan 5) layanan mendayagunakan sumber
belajar.
2. Kompetensi kerja guru IPA
Kompetensi kerja guru IPA dalam penelitian ini adalah kompetensi yang
dimiliki oleh guru dalam proses pembelajaran yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi
sosial. Adapun indikator kompetensi guru menurut Mulyasa (2008: 75-184)
adalah:
a. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki.
b. Kompetensi kepribadian: kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap dan stabil, kepribadian yang dewasa, kepribadian
yang arif, kepribadian yang berwibawa, berakhlak mulia dan dapat menjadi
teladan.
c. Kompetensi profesional yaitu menguasai substansi keilmuan yang terkait
dengan bidang studi dan menguasai struktur dan metode keilmuan.
d. Kompetensi sosial yaitu mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan, dan mampu
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali peserta
didik dan masyarakat sekitar.
3. Kinerja guru dalam pembelajaran IPA
Kinerja guru dalam pembelajaran IPA yaitu hasil yang dicapai oleh guru
dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran IPA yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
dengan out put yang dihasilkan baik bersifat kuantitas maupun kualitas.
Indikator kinerja guru dalam pembelajaran IPA menurut Natawijaya (2004: 38)
meliputi: 1) penguasaan materi pembelajaran, 2) pengelolaan program
pembelajaran, 3) pengelolaan kelas, 4) penggunaan media dan sumber belajar,
5) kemampuan penilaian hasil pembelajaran, dan 6) disiplin dalam
menjalankan tugas.
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data menggunakan angket yang berupa sejumlah
pertanyaan, berisi 4 (empat) jawaban disampaikan kepada guru IPA. Skala
pengukuran variabel yang digunakan adalah skala sikap, yaitu skala yang
digunakan untuk mengukur variabel bebas dan terikat tentang fenomena yang ada
(Sugiyono, 2000: 85). Untuk pernyataan yang ekstrim positif memiliki bobot nilai
tertinggi 4 , sedangkan pernyataan ekstrim negatif memiliki bobot nilai terendah
1. Data yang sudah masuk dianalisis secara statistik menggunakan bantuan
komputer program SPSS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
G. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Instrumen penelitian berupa angket tertutup menggunakan model skala
sikap yaitu angket tentang hubungan antara dukungan layanan pembelajaran
dan kompetensi guru terhadap kinerja guru IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
Instrumen berisi (4) empat pilihan jawaban, setiap butir pertanyaan disediakan
empat alternatif jawaban. Pemberian skor jawaban dari yang paling tinggi yaitu
4, 3, 2, dan 1 dengan urutan yang telah ditentukan. Adapun penjelasannya
adalah Selalu (SL) skor 4, Sering (SR) skor 3, Jarang (JR) skor 2, dan Tidak
Pernah (TP) skor 1.
2. Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas
Dalam rangka mengetahui derajat validitas instrumen, maka dilakukan
uji validitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Suharsimi Arikunto (2006: 160).
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi dan
sebaliknya yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Jenis-jenis validitas menurut Sutrisno Hadi (2004: 111-116) ada lima
macam validitas yaitu face validity, logicar validity, factorial validity,
content validity dan empirical validity. Dalam penggunaannya tidak semua
validitas itu diuji, namun dipilih sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena
itu dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua uji validitas yaitu
content validity (validitas isi) dan empirical validity (validitas empiris).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Validitas isi yaitu isi pertanyaan/pernyataan dalam instrumen sudah
sesuai dengan indikator masing-masing variabel. Sedangkan validitas empiris
yaitu peneliti mencoba instrumennya pada sasaran yang sesuai dengan
sasaran penelitian, sering juga disebut dengan kegiatan uji coba. Validitas
empiris menggunakan teknik analisis butir, yang dilakukan dengan
mengkorelasi skor-skor pada butir yang dimaksud dengan skor total.
Adapun untuk uji validitas, digunakan rumus teknik korelasi
product moment dengan rumus :
dimana :
= Koefisien korelasi
N = Jumlah individu
X = Skor butir angket
Y = Skor total angket (Anton Sukarno, 2008: 174)
Setelah diadakan perhitungan diperoleh harga rxy, selanjutnya
dikonsultasikan dengan rtabel product moment. Apabila uji validitas item
pertanyaan/pernyataan diperoleh harga rxy lebih besar dari rtabel maka butir
item tersebut dinyatakan valid. Perhitungan pengujian validitas item
dilakukan dengan alat bantu komputer melalui program SPSS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2007: 97). Sedangkan Sambas Ali Muhidin dan Maman
Abdurahman (2007: 37) mengemukakan suatu instrumen pengukuran
dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas ganjil genap. Uji
reliabilitas dilakukan terhadap item-item yang sudah teruji validitasnya,
sehingga item yang tidak valid tidak diikutsertakan. Dalam penelitian ini
untuk menguji reliabilitas menggunakan teknik Alpha dari Cronbach, karena
datanya ordinal bukan nominal. Pengolahan data untuk uji reliabilitas dalam
penelitian ini, menggunakan komputer program mini tab.
Hasil uji reliabilitas diperoleh koefisien alpha untuk variabel dukungan
layanan pembelajaran dan kompetensi guru, dibandingkan dengan nilai tabel
r. Jika nilai hitung r lebih besar dari nilai tabel r, maka instrumen dinyatakan
reliabel. Adapun rumus untuk menguji reliabilitas adalah sebagai berikut :
Keterangan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
rii = Reabilitas instrumen
n = Jumlah item
Vi = Variance item
Vt = Variance total skor (JP. Guilford dalam Sukarno, 2008: 189)
Kriteria reliabilitas:
1). Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataan maka beberapa kali
diambil akan tetap sama.
2). Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan.
3). Reliabilitas artinya dapat dipercaya.
3. Hasil Uji Coba Instrumen
a. Pengujian Validitas dan Reabilitas
1) Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan
alat ukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product
moment. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2 Hasil Pengujian Validitas
Variabel rhitung rtabel Status
Dukungan Layanan Pembelajaran (X1)
0.443 0.361 Valild
0.581 0.361 Valid
0.366 0.361 Valid
0.712 0.361 Valid
0.576 0.361 Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
0.533 0.361 Valild
0.567 0.361 Valid
0.489 0.361 Valid
0.375 0.361 Valid
0.554 0.361 Valid
0.397 0.361 Valild
0.452 0.361 Valid
Kompetensi Guru (X2)
0.439 0.361 Valid
0.419 0.361 Valid
0.583 0.361 Valid
0.311 0.361 Tidak Valid
0.423 0.361 Valid
0.558 0.361 Valid
0.317 0.361 Tidak Valid
0.541 0.361 Valid
0.535 0.361 Valid
0.463 0.361 Valid
0.382 0.361 Valid
0.481 0.361 Valid
0.533 0.361 Valid
0.510 0.361 Valid
0.482 0.361 Valid
0.596 0.361 Valid
Kinerja Guru (Y)
0.510 0.361 Valid
0.392 0.361 Valid
0.568 0.361 Valid
0.733 0.361 Valid
0.578 0.361 Valid
0.426 0.361 Valid
0.565 0.361 Valid
0.587 0.361 Valid
0.526 0.361 Valid
0.500 0.361 Valid
0.488 0.361 Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
0.303 0.361 Tidak Valid
0.559 0.361 Valid
0.536 0.361 Valid
Dari tabel 2 di atas hasil pengujian validitas dapat disimpulkan
bahwa terdapat beberapa indikator yang digunakan ada yang tidak valid
untuk mengukur semua variabel mempunyai nilai Corrected Item-Total
Correlation / rhitung < rtabel (r product moment). Dari hasil olahan SPSS
17.00 menghasilkan nilai koefisien korelasi yang kurang dari 0,361.
Sehingga untuk variabel X1 dikatakan valid semua, variabel X2 pada
item 4 dan 7 dikatakan tidak valid hal ini karena besarnya rhitung < rtabel,
untuk variabel Y item soal nomor 12 dikatakan tidak valid sehingga
tidak dapat digunakan dalam penelitian.
2) Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus Alpha. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji
sejauh mana keandalan suatu alat pengukur untuk dapat digunakan lagi
untuk penelitian yang sama. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-
masing variabel yang diringkas pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha Keterangan Dukungan Layanan Pembelajaran (X1)
0,722 > 0,60 Reliabel
Kompetensi Guru (X2) 0,724 > 0,60 Reliabel
Kinerja Guru (Y) 0,734 > 0,60 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dari hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa semua
variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60
sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Untuk selanjutnya
item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak
digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa data statistik
inferensial dengan korelasi menggunakan persamaan regresi linier ganda. Alasan
digunakannya analisis regresi ganda dengan dua faktor prediktor adalah untuk
memprediksikan dan mencari hubungan antara kriterium dengan prediktor,
menguji signifikansi korelasi, mencari persamaan garis regresi dan menemukan
sumbangan relatif dan efektif dari masing-masing prediktor.
Selanjutnya persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut:
Y = 0 + 1X1 + X2
Keterangan :
Y = Kinerja guru
X1 = Dukungan layanan pembelajaran
X2 = Kompetensi guru
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilaksanakan
serangkaian uji prasyarat analisis regresi, untuk menganalisis data yang telah
terkumpul, dilakukan dua langkah pokok yaitu uji prasyarat analisis (uji asumsi)
dan analisis data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
1. Uji Persyaratan Analisis
Menurut Sutrisno Hadi (2004: 28) asumsi pokok yang diperlukan adalah:
a. Asumsi random sampling, yaitu bahwa cuplikan dibentuk menurut prinsip-
prinsip random sampling.
b. Asumsi continues variables yaitu semua variabel yang dimasukkan ke dalam
model analisis regresi dan variabel continum.
c. Asumsi normal distribution of dependent variables, yaitu bahwa variabel
terikat Y mengikuti sebaran normal dari Gauss;
d. Asumsi linierity of correlation, yaitu bahwa korelasi antar semua X dan Y
adalah linier.
e. Asumsi nonclinierity of the independent variables, yaitu bahwa semua
variabel bebas X korelasinya tidak terlalu tinggi atau independen.
Dari beberapa syarat yang diperlukan tersebut, yang perlu diuji
asumsinya adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari masing-
masing variabel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan Chi-Kuadrat.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
= Signifikasi perbedaan frekuensi yang diobservasi
= Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
= Frekuensi yang diharapkan (Sutrisno Hadi, 2004: 30)
Kriteria yang digunakan jika x2 hitung < x2 tabel maka data
dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian
normalitas dilakukan dengan alat bantu komputer program SPSS.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah korelasi linier yang perfect (100 %) atau
eksak di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model (Setiaji,
2006: 39). Menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel independen,. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
problem Multikolinieritas. Uji Multikolenearitas adalah VIF (Variances
Inflation Factor) dan Tolerance. Jika di antara variabel penjelas ada yang
memiliki korelasi tinggi maka hal ini mengindikasikan adanya problem
multikolinieritas.
Dalam uji multikolinieritas melalui print out komputer, terlihat
adanya hasil collinierity diagnosis dan coefficient correlation. Apabila nilai
koefisien korelasi variabel bebas mendekati angka 1, menunjukkan adanya
multikolinieritas. Demikian juga nilai toleransi mendekati nol. Atau nilai
inflasi variance (VIF) cenderung besar/mendekati 10 (Setiaji, 2006: 75-76).
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam uji heteroskedastisitas, yang dilakukan penguji adalah dengan
uji park. Park menyarankan penggunaan ei2 sebagai pendekatan ai
2 dan
melakukan regresi sebagai berikut.
In ei2 = In o2 + B In xi+vi i+vI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Dengan vi adalah unsur gangguan (distrurbance) yang skokastik.
Jika B ternyata signifikan secara statistik, maka dikatakan bahwa dalam data
tersebut terjadi heteroskedastisitas dan apabila tidak signifikan maka
dikatakan data tersebut terjadi homoskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Non-autokorelasi artinya gangguan pada satu observasi tidak
berkorelasi dengan gangguan observasi lain. Artinya nilai variabel tidak
bebas hanya diterangkan oleh variabel bebas dan bukan oleh variabel
gangguan (Ghozali, 2006: 92).
2. Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier ganda.
Tahap-tahap analisis regresi adalah:
a. Mencari korelasi antara sebuah variabel bebas X, disebut prediktor
b. Menguji taraf signifikansi korelasi yang ditemukan
c. Menyusun persamaan regresi
d. Mencari korelasi sesama variabel bebas X1 dan antara variabel X2 dengan
variabel terikat Y, dan menguji taraf signifikansinya (jika lebih dari satu)
e. Mencari bobot sumbangan efektif tiap variabel terhadap variabel terikatnya.
Teknik analisis tersebut digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini
yang bertujuan untuk mencari korelasi antara variabel bebas dengan variabel
terikat, digunakan teknik analisis regresi linier ganda, adapun langkah-
langkahnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
a. Hipotesis pertama dan kedua
Hipotesis pertama dan kedua dilakukan pengujian dengan cara
sebagai berikut:
1) Mencari persamaan garis regresi dengan koefisien 1 dan 2 dicari
dengan simultan persamaan simultan.
2) Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan
prediktor X2 dengan rumus product moment:
(1) Koefisien korelasi X1 dengan Y dengan rumus :
(Karl Pearson dalam Muhidin dan Abdurahman, 2007: 225)
Keterangan:
rx1Y = Koefisien korelasi antara Y dan X1
N = Jumlah sampel
= Jumlah produk X
= Jumlah produk Y
= Jumlah produk X1 dengan Y
= Jumlah produk kuadrat X1
= Jumlah kuadrat produk Y
Kriteria pengujian apabila rX1Y > r tabel maka antara X1 dan Y
ada korelasi yang berarti.
(2) Koefisien korelasi X2 dengan Y dengan rumus:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Keterangan
rx2Y = Koefisien korelasi antara Y dan X1
N = Jumlah sampel
= Jumlah produk X1
= Jumlah produk Y
= Jumlah produk X1 dengan Y
=Jumlah produk kuadrat X1
= Jumlah kuadrat produk Y
Kriteria pengujian apabila rX2Y > r tabel maka antara X2 dan Y
ada korelasi yang berarti.
(3) Mencari keterkaitan korelasi dengan rumus:
b. Hipotesis ketiga
Hipotesis ketiga dilakukan pengujian dengan cara sebagai berikut:
1) Mencari persamaan garis regresi dengan koefisien 1 dan 2 di cari dengan
mencari persamaan simultan.
Y = 1X1 + 2X2 + 0
a) - 1 + 2
b) 2 + 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2) Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan
prediktor X2 dengan rumus:
Keterangan :
ry(12) = Koefisien korelasi antara y dan X1 dan X2
1 = Koefisien prediktor X1
2 = Koefisien prediktor X2
X1Y = Jumlah produk antara X1 dan Y
X2Y = Jumlah produk antara X2 dan Y
Y2 = Jumlah kuadrat kriterium Y
Kriteria pengujian apabila rY(12) > r tabel maka antara X1 dengan X2
dengan Y ada korelasi yang berarti.
3) Mencari keterkaitan korelasi dengan rumus:
3. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini ada 3 (tiga), yaitu dua variabel bebas dan
satu variabel terikat. Penelitian ini dilakukan terhadap guru mata pelajaran IPA
di SMP Negeri Kota Salatiga.
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
a. Dukungan Layanan Pembelajaran
b. Kompetensi Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
c. Kinerja Guru
Adapun variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Variabel bebas:
1) Dukungan Layanan Pembelajaran (X1)
2) Kompetensi Guru (X2)
b. Variabel terikat:
Kinerja Guru (Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Variabel
Statistik deskriptif di bawah ini akan digunakan sebagai dasar untuk
menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Deskripsi masing-masing variabel
tampak pada Tabel 4 berikut ini:
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dukungan Layanan Pembelajaran (X1)
71 14 33 47 40,70 2,785
Kompetensi Guru (X2)
71 17 38 55 47,77 3,622
Kinerja Guru (Y) 71 16 36 52 44,66 3,406
Valid N (listwise) 71
Sumber : data primer yang diolah 2012 a. Dukungan Layanan Pembelajaran (X1)
Variabel Dukungan Layanan Pembelajaran yang diuji adalah sejauh mana
Dukungan Layanan Pembelajaran yang dilakukan sekolah sehingga dapat
memotivasi para guru dan siswa sehingga dapat memacu kinerja guru untuk
lebih berprestasi. Hasil penelitian Dukungan Layanan Pembelajaran yang
diindikasikan dengan Dukungan Layanan Pembelajaran untuk
mengembangkan kecerdasan emosi, kreativitas, mendisiplikan siswa,
membangkitkan motivasi belajar, dan mendayakan sumber belajar akan
berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja guru dengan kata lain
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
apabila Dukungan Layanan Pembelajaran sebagaimana dicirikan di atas
ditingkatkan maka kinerja guru juga akan meningkat. Untuk variabel
Dukungan Layanan Pembelajaran (X1) kisaran (range) sesungguhnya dari
jawaban responden adalah sebesar 33 47 dengan mean sebesar 40,70 dan
deviasi standard sebesar 2,785.
b. Kompetensi Guru (X2)
Kompetensi Guru yang diuji adalah hal apa sajakah yang dapat
meningkatkan seorang guru untuk bekerja dengan lebih baik. Sehingga
dengan adanya Kompetensi Guru yang tinggi dari masing masing guru akan
berdampak pada peningkatan kinerja guru. Dimana semakin tinggi
kompetensi yang dimiliki guru dapat meningkatkan kinerja guru. Untuk
variabel Kompetensi Guru (X2) kisaran (range) sesungguhnya dari jawaban
responden adalah sebesar 38 55 dengan mean sebesar 47,77 dan deviasi
standar sebesar 3,622.
c. Kinerja Guru (Y)
Variabel kinerja yang diuji adalah sejauh mana kinerja yang sudah dilakukan
oleh guru dalam mengajar, apakah output yang dihasilkan sudah sesuai atau
belum melalui potret kelulusan anak didik setiap tahun ajaran melalui UAN.
Untuk Kinerja Guru (Y) kisaran (range) sesungguhnya dari jawaban
responden adalah sebesar 36 52 dengan mean sebesar 44,66 dan deviasi
standar sebesar 3,406.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
B. Analisa Data dan Pembahasan
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah yang memenuhi uji asumsi klasik yang
meliputi: uji normalitas, multikolenieritas, heterokesdastisitas dan
autokorelasi, sehingga sebelum masuk ke dalam pengujian analisis regresi
diperlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi yang terangkum dalam Uji
Asumsi Klasik.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas menguji apakah dalam model regresi, variabel
independen (Dukungan Layanan Pembelajaran, Kompetensi Guru) dan
variabel dependen (kinerja guru) keduanya terdistribusikan secara normal
atau tidak. Normalitas data dalam penelitian dilihat dengan cara
memperhatikan penyebaran data pada normal P-Plot of Regression
Standardized Residual.
Gambar 2. Output Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-Plot dan Kurva
Histogram
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Berdasarkan gambar 2 P-Plot of Regression Standardized
maka didapatkan hasil bahwa semua data terdistribusi secara
normal dan tidak terjadi penyimpangan, sehingga data yang dikumpulkan
dapat diproses dengan metode-metode selanjutnya.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat dari
nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel bebas
suatu model regresi. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan
adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi (Ghozali, 2006: 89).
Hasil pengujian VIF dari model regresi adalah sebagai berikut :
Tabel 5 Pengujian Multikolinieritas
Variabel VIF Keterangan
Dukungan Layanan Pembelajaran (X1)
1.342 < 10 Bebas multikolinier
Kompetensi Guru (X2) 1.342 < 10 Bebas multikolinier
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Hasil pengujian pada tabel 5 menunjukkan bahwa semua variabel
yang digunakan sebagai prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF
yang berada di bawah angka 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel
penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam model
regresi. Dengan demikian kedua variabel bebas tersebut dapat digunakan
sebagai prediktor dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
c. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residualnya dari
satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homokedastisitas,
jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2004: 36).
Pengertian heteroskedastisitas adalah apabila kesalahan atau
residual yang diamati tidak memiliki varian yang konstan. Kondisi
heteroskedastisitas sering terjadi pada data cross section, atau data yang
diambil dari beberapa responden pada suatu waktu tertentu.
Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
R2 N Kriteria Kesimpulan
0,003 71 LM < 9,2 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Dari hasil uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan pengolahan
data dengan bantuan SPSS pada tabel di atas, maka diketahui bahwa hasil
nilai dari R2 sebesar 0,003 sedangkan N dalam penelitian ini adalah 71.
Maka LM = R2 × N (0,003 × 71 = 0,213). Dikarenakan nilai LM lebih
kecil dari 9,2 (0,213 < 9,2) maka dapat disimpulkan bahwa dalam model
regresi ini standart error (e) tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan
pengganggu pada pengamatan sebelumnya dengan pengganggu pada
periode berikutnya. Hasil pengujian diperoleh DW sebesar 1,994 sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model
regresi.
2. Analisis Regresi
Model persamaan regresi yang baik adalah model yang memenuhi
asumsi klasik, diantaranya adalah data harus normal, tidak terjadi
multikolinieritas, dan terbebas dari heterokedastisitas. Dari hasil analisis
sebelumnya telah terbukti bahwa model persamaan yang diajukan dalam
penelitian ini adalah telah memenuhi asumsi klasik sehingga persamaan dalam
penelitian ini sudah dianggap baik. Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (X1) terhadap variabel tidak
bebas (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Dukungan Layanan
Pembelajaran dan Kompetensi Guru. Sedangkan variabel terikat adalah Kinerja
Guru (Y).
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis yang dirumuskan dengan
menggunakan analisis regresi dan korelasi product moment. Pengambilan
keputusan adalah bila variabel bebas memiliki nilai korelasi product moment >
rtabel (0,235 dengan N = 71) maka variabel bebas memiliki hubungan dengan
variabel terikat.
Untuk mengestimasikan koefisien regresi digunakan sistem
pengolahan data dengan bantuan program SPSS 17.00. Dalam penelitian ini
terdapat dua persamaan regresi linier berganda yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.633 4.858 1.777 .080
x1 .314 .125 .257 2.509 .015
x2 .486 .096 .517 5.047 .000
a. Dependent Variable: y
Dari tabel diatas persamaan regresi yang dihasilkan adalah :
= a + b1X1 + b2X2
= 8,633 + 0,314 X1 + 0,486X2
Makna dari persamaan diatas dapat diterangkan sebagai berikut :
Konstanta 8,633: jika tidak ada Dukungan Layanan Pembelajaran (X1) dan
Kompetensi Guru (X2) maka Kinerja Guru sebesar 8,633.
Koefisien regresi Dukungan Layanan Pembelajaran adalah sebesar +
0,314, dapat dijelaskan bahwa variabel Dukungan Layanan Pembelajaran
memiliki pengaruh sebesar 0,314, maka dengan Dukungan Layanan
Pembelajaran yang baik akan meningkatkan kinerja guru.
Koefisien regresi Kompetensi Guru adalah sebesar + 0,486, dapat
dijelaskan bahwa variabel Kompetensi Guru memiliki pengaruh sebesar
0,486, maka dengan Kompetensi Guru yang baik akan meningkatkan
kinerja guru.
a. Pengujian Hipotesis
Berikut ini disajikan hasil analisis korelasi product moment.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 8. Hasil Uji Korelasi Dua Variabel
Y Keterangan Pearson Correlation
X1 0,518 Terdapat Hubungan Yang Signifikan
X2 0,647 Terdapat Hubungan Yang Signifikan
Hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini menyatakan bahwa
Terdapat Hubungan Dukungan Layanan Pembelajaran secara signifikan
dengan Kinerja Guru IPA SMP Negeri Kota Salatiga Hasil pengujian
variabel Dukungan Layanan Pembelajaran dan Kinerja guru ditunjukan
pada tabel 8. Yang menunjukkan hasil analisis pengujian bahwa:
Koefisien regresi Dukungan Layanan Pembelajaran adalah sebesar +
0,314, dapat dijelaskan bahwa variabel Dukungan Layanan
Pembelajaran memiliki pengaruh sebesar 0,314, maka dengan
Dukungan Layanan Pembelajaran yang baik akan meningkatkan kinerja
guru.
Dilihat dari nilai rhitung > rtabel : 0,518 > 0,235 menunjukan bahwa
Terdapat Hubungan Dukungan Layanan Pembelajaran secara signifikan
dengan Kinerja Guru IPA SMP Negeri Kota Salatiga.
Hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini menyatakan bahwa
Terdapat hubungan kompetensi guru dengan kinerja guru dalam
pembelajaran IPA di . Hasil pengujian
variabel Kompetensi Guru dan Kinerja guru ditunjukan pada tabel 7. Yang
menunjukkan hasil analisis pengujian bahwa:
Koefisien regresi Kompetensi Guru adalah sebesar + 0,486, dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
dijelaskan bahwa variabel Kompetensi Guru memiliki pengaruh sebesar
0,486, maka dengan Kompetensi Guru yang baik akan meningkatkan
kinerja guru.
Dilihat dari nilai rhitung > rtabel : 0,647 > 0,235 menunjukan bahwa
variabel terdapat hubungan kompetensi guru dengan kinerja guru dalam
pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
Hipotesis Ketiga (H3) dalam penelitian ini menyatakan bahwa
Terdapat hubungan dukungan layanan pembelajaran dan kompetensi guru
dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota
ditunjukan pada tabel 9 berikut :
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .684a .468 .452 2.521
Hasil uji analisis diperoleh nilai korelasi berganda antara variabel
X dengan variabel Y sebesar 0,468. Jika dibandingkan dengan besarnya
n N = 71 diperoleh rtabel = 0,235.
Karena besarnya rhitung (0,684) > rtabel (0,235) maka Ho ditolak sehingga
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
layanan pembelajaran dan kompetensi guru terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
bebas (independen) yang dijadikan model mempunyai pengaruh secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
bersama-sama terhadap variabel dependennya. Kriteria uji F adalah
apabila hasil Fhitung mempunyai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05,
maka model yang memasukkan variabel independen sudah tepat.
Berdasarkan hasil uji Anova dapat diketahui besarnya nilai Fhitung
adalah 29,878 dengan signifikasi 0,000. Karena besarnya signifikasi Fhitung
= 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pemilihan variabel dukungan
layanan pembelajaran dan kompetensi guru secara bersama-sama dapat
menjelaskan guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP
Negeri Kota Salatiga. Dengan kata lain bahwa terdapat hubungan antara
dukungan layanan pembelajaran dan kompetensi guru terhadap kinerja
guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
b. Sumbangan Prediktor
Sumbangan Efektif (SE%)
1). Dukungan Layanan Pembelajaran (X1)
SE (X1)% = ßx1 x ryx1 x 100%
= 0,257 x 0,518 x 100%
= 13,3 %
2). Kompetensi Guru (X2)
SE (X2)% = ßx2 x ryx2 x 100%
= 0,517 x 0,647 x 100%
= 33,5 %
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa sumbangan efektif
yang diberikan oleh dukungan layanan pembelajaran adalah 13,3% dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
sumbangan efektif yang diberikan variabel kompetensi guru adalah 33,5%,
sehingga total sumbangan efektif adalah 46,8% sedangkan sisanya yang
53,2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.
Sumbangan Relatif (SR%) diperoleh dengan rumus:
SR (X)% = 2
%RXSE
SR (X1) % = 13,3 x 100% 46,8
= 28,4%
SR (X2) % = 33,5 x 100% 46,8
= 71,6%
Besarnya sumbangan relatif (SR%) pada dukungan layanan
pembelajaran (X1) adalah sebesar 28,4%. Sedangkan sumbangan relatif pada
kompetensi guru (X2) adalah 71,6% sehingga total sumbangan relatif adalah
100%.
3. Analisis Data Kualitatif
Berdasarkan data hasil try out / uji coba instrument yang berupa angket
sebagaimana yang telah peneliti sebarkan dari 30 responden, ada 3 responden
yang jawabannya tidak sesuai dengan indikator dari hipotesis yang peneliti teliti.
Kemudian peneliti melakukan observasi dengan melakukan wawancara terhadap
ketiga responden tersebut. Hasil wawancara peneliti adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
1. Responden Pertama :
Responden pertama mengatakan bahwa ia sedang sangat sibuk dengan
berbagai instrumen pembelajaran yang harus dipersiapkan, termasuk RPP,
silabus maupun alat peraga pembelajaran lain untuk mendukung pembelajaran
mata pelajaran IPA kelas IX. Persiapan yang matang sebelum proses
pembelajaran di kelas dimulai merupakan hal yang signifikan baginya karena
menentukan keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Ia berusaha menciptakan
suasana pembelajaran yang senyaman mungkin untuk anak didik agar mereka
lebih mudah memahami materi yang diberikan. Seorang pendidik yang baik
seberapapun lamanya melaksanakan tugas mengajar tidak akan pernah
meninggalkan persiapan mengajar karena selalu berupaya meningkatkan
keterampilan mengajar demi mengantarkan anak didik menuju keberhasilan
pendidikan mereka. Karena merasa terlalu dilelahkan dengan persiapan-
persiapan tersebut maka beliau tidak bisa membagi perhatian untuk melakukan
beberapa hal sekaligus dan hanya bisa konsentrasi pada satu pekerjaan saja.
Dengan adanya berbagai macam aktivitas dalam rangka persiapan sebelum
pembelajaran di kelas dimulai maka beliau tidak bisa berkonsentrasi dengan
baik dalam mengisi angket.
2. Responden Kedua :
Responden kedua mengatakan, bahwa dirinya sedang mengurus
keluarga yang sedang dirawat di rumah sakit. Ia sangat khawatir dengan
keadaan anaknya karena kondisinya sangat kritis. Ia sangat memperhatikan
anak satu-satunya itu. Sudah satu minggu ia harus selalu menunggui anaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
di rumah sakit. Meskipun setiap pagi ia mengajar namun sebatas memenuhi
kewajiban sebagai pendidik. Persoalan keluarga sangat berpengaruh terhadap
kinerjanya di sekolah. Meskipun selalu hadir di sekolah dan menjalankan
tanggung jawab sebagai seorang pendidik namun pikirannya bercabang, di
satu sisi ia harus bisa profesional dalam bekerja dan di sisi lain ia harus
mencurahkan perhatian terhadap anak yang sangat membutuhkannya.
Kelelahan fisik dan psikis tidak bisa dihindari, dan ketika diminta mengisi
angket dari peneliti, ia hanya sebatas menyilang tanpa merespon beberapa
pertanyaan dengan baik.
3. Responden Ketiga :
Usia responden ketiga ini sudah cukup tua dan lima bulan lagi mengakhiri
masa kerjanya alias harus pensiun. Ia lebih sering melamun memikirkan masa
depan anak-anaknya yang masih dalam bangku kuliah dengan biaya yang
cukup tinggi sementara suaminya sudah tiada. Ia cukup bingung bagaimana
harus membiayai pendidikan anak-anaknya. Ia selalu berfikir tentang aktivitas
atau pekerjaan apa yang harus dilakukannya setelah masa pensiun nanti.
Seorang diri sebagai penopang keluarga tidaklah mudah, apalagi pasca
pensiun masih membiayai anak-anak yang kuliah. Jika mengandalkan hasil
pensiun tidak akan mencukupi kebutuhan keluarga. Untuk itulah jauh hari ia
sudah mulai memikirkan dan membuat rencana ke depan setelah tidak bekerja
untuk menyambung hidup dan melanjutkan pendidikan anak-anaknya.
Sampai saat ini ia masih mengumpulkan alternatif-alternatif yang ada namun
belum menentukan pilihan yang mantap tentang pekerjaan atau aktivitas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
akan dijalani pasca pensiun sehingga ia tidak terlalu merespons pertanyaan
dalam angket peneliti. Ia hanya sebatas memenuhi permintaan peneliti untuk
mengisi angket yang diberikan kepadanya.
4. Pembahasan
Kinerja bisa diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang menurut
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja berkaitan
erat dengan tingkat penyelesaian tugas-tugas seorang individu karena
merefleksikan seberapa baiknya seorang individu memenuhi persyaratan-
persyaratan dari sebuah pekerjaan itu.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
antara lain melalui berbagai pelatihan, peningkatan kompetensi guru,
pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan
dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai
indikator belum menunjukkan peningkatan mutu yang berarti.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003: 11).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan
prasyarat mutlak untuk mencapai pembangunan. Salah satu wahana untuk
meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah pendidikan yang berkualitas,
sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan sebagai faktor
penentu keberhasilan pembangunan, pada tempatnyalah kualitas SDM
ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan
secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada
kemajuan pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan dilandasi oleh keimanan
dan ketaqwaan (Imtaq).
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara dukungan layanan
pembelajaran dan kompetensi guru dengan kinerja guru dalam pembelajaran
IPA di SMP Negeri Kota Salatiga diperoleh persamaan regresi = 8,633 +
0,314 X1 + 0,486 X2. Nilai konstan untuk persamaan model regresi adalah
8,633; berarti bahwa tanpa adanya dukungan layanan pembelajaran dan
kompetensi guru yang baik, maka kinerja guru IPA SMP Negeri di Kota
Salatiga sebesar 8,633.
Koefisien regresi untuk variabel dukungan layanan pembelajaran
adalah 0, 314; berarti bahwa semakin baik dukungan layanan pembelajaran
IPA di SMP Negeri Kota Salatiga, maka kinerja guru akan semakin
mengalami peningkatan. Hasil perhitungan nilai rhitung > rtabel : 0,518 > 0,235
menunjukan bahwa Terdapat Hubungan Dukungan Layanan Pembelajaran
secara signifikan dengan Kinerja Guru IPA SMP Negeri Kota Salatiga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Koefisien regresi untuk variabel kompetensi adalah 0,486 dengan
parameter positif. Hal ini berarti bahwa semakin baik kompetensi guru IPA
SMP Negeri di Kota Salatiga, maka kinerja guru akan semakin mengalami
peningkatan. Hasil Perhitungan nilai rhitung > rtabel : 0,647 > 0,235 menunjukan
bahwa variabel terdapat hubungan kompetensi guru dengan kinerja guru
dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
Berdasarkan hasil perhitungan secara simultan diperoleh Fhitung adalah
29.878 dengan signifikasi 0,00 < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya dukungan
layanan pembelajaran dan kompetensi guru secara bersama-sama dapat
menjelaskan guru dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP
Negeri Kota Salatiga. Dengan kata lain bahwa terdapat hubungan antara
dukungan layanan pembelajaran dan kompetensi guru dengan kinerja guru
dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
Adanya komitmen yang tinggi dari seorang pemimpin untuk
meningkatkan kualitas bawahannya, maka akan meningkat pula layanan
pembelajaran dan gilirannya akan meningkatkan kinerja bawahannya tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terdapat hubungan dukungan layanan pembelajaran secara signifikan
dengan kinerja guru IPA SMP Negeri Kota Salatiga.
2. Terdapat hubungan kompetensi guru dengan kinerja guru dalam
pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota Salatiga.
3. Terdapat hubungan dukungan layanan pembelajaran dan kompetensi guru
dengan kinerja guru dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri Kota
Salatiga.
4. Berdasarkan data kualitatif diperoleh hasil terdapat tiga responden yang
jawaban angketnya tidak sesuai dengan kerangka berpikir dan hipotesis
terurai. Ketiga responden tersebut mengalami kesulitan mengisi angket
karena aktivitas pekerjaan dan juga persoalan keluarga sehingga mereka
hanya sekedar mengisi angket tanpa memahami maksud dari isi angket
tersebut.
B. Implikasi
Kinerja berkaitan dengan tingkat penyelesaian tugas-tugas terhadap
seorang individu. Kinerja merefleksikan seberapa baiknya seorang individu
memenuhi persyaratan-persyaratan dari sebuah pekerjaan itu. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa dukungan layanan pembelajaran dan
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
kompetensi guru memberikan kontribusi positif terhadap kinerja guru, oleh
karena itu maka implikasi dari hasil penelitian ini adalah:
1. Jika ingin meningkatkan kinerja guru dalam Pembelajaran IPA maka harus
ada ketersediaan layanan pembelajaran yang memadai.
2. Jika ingin meningkatkan kinerja guru dalam Pembelajaran IPA maka guru
dalam mengajar sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
3. Jika ingin mendapatkan kinerja guru yang baik hendaknya keadaan
individu pada siswa mendapatkan salah satu perhatian utama.
C. Saran
Adanya berbagai kekurangan serta keterbatasan dari hasil penelitian ini,
maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
a. Bagi kepala SMP di Kota Salatiga diharapkan lebih memperhatikan
ketersediaan layanan pembelajaran dan kompetensi guru sebagai bahan
kajian penetapan parameter evaluasi penilaian kinerja guru.
b. Guru-guru IPA SMP Negeri di Kota Salatiga diharapkan agar selalu
mengevaluasi tehadap kinerjanya.
c. Dinas Pendidikan Kota Salatiga diharapkan untuk mengkaji dan
menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru untuk
dicarikan solusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user