hospital is as i

15
My Profile My Profile Yulia Ernawati, Yulia Ernawati, S.Kep.Nes. S.Kep.Nes. Lahir, di Banyuwangi Nopember 1979 Lahir, di Banyuwangi Nopember 1979 Alamat ; Jl. Brawijaya Gg. Merpati 39 Alamat ; Jl. Brawijaya Gg. Merpati 39 Kebalenan – Banyuwangi Kebalenan – Banyuwangi - Pendidikan ; Pendidikan ; Lulusan AKPER Blambangan 2000 Lulusan AKPER Blambangan 2000 Lulusan STIKES SMH Kediri 2007 Lulusan STIKES SMH Kediri 2007 - Pekerjaan ; Pekerjaan ; Mulai bekerja di RSUD Blambangan 2000 Mulai bekerja di RSUD Blambangan 2000 Ruang VIP – 4 Tahun / 2000 s/d 2004 Ruang VIP – 4 Tahun / 2000 s/d 2004 Ruang Kanak-Kanak / 2004 s/d Sekarang Ruang Kanak-Kanak / 2004 s/d Sekarang

Upload: ico

Post on 15-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

My ProfileMy ProfileMy ProfileMy ProfileYulia Ernawati, Yulia Ernawati,

S.Kep.Nes.S.Kep.Nes.Lahir, di Banyuwangi Nopember 1979Lahir, di Banyuwangi Nopember 1979Alamat ; Jl. Brawijaya Gg. Merpati 39Alamat ; Jl. Brawijaya Gg. Merpati 39

Kebalenan – BanyuwangiKebalenan – Banyuwangi

- Pendidikan ;Pendidikan ;Lulusan AKPER Blambangan 2000Lulusan AKPER Blambangan 2000Lulusan STIKES SMH Kediri 2007 Lulusan STIKES SMH Kediri 2007

- Pekerjaan ;Pekerjaan ;Mulai bekerja di RSUD Blambangan 2000Mulai bekerja di RSUD Blambangan 2000Ruang VIP – 4 Tahun / 2000 s/d 2004Ruang VIP – 4 Tahun / 2000 s/d 2004Ruang Kanak-Kanak / 2004 s/d SekarangRuang Kanak-Kanak / 2004 s/d Sekarang

Yulia Ernawati, Yulia Ernawati, S.Kep.Nes.S.Kep.Nes.

Lahir, di Banyuwangi Nopember 1979Lahir, di Banyuwangi Nopember 1979Alamat ; Jl. Brawijaya Gg. Merpati 39Alamat ; Jl. Brawijaya Gg. Merpati 39

Kebalenan – BanyuwangiKebalenan – Banyuwangi

- Pendidikan ;Pendidikan ;Lulusan AKPER Blambangan 2000Lulusan AKPER Blambangan 2000Lulusan STIKES SMH Kediri 2007 Lulusan STIKES SMH Kediri 2007

- Pekerjaan ;Pekerjaan ;Mulai bekerja di RSUD Blambangan 2000Mulai bekerja di RSUD Blambangan 2000Ruang VIP – 4 Tahun / 2000 s/d 2004Ruang VIP – 4 Tahun / 2000 s/d 2004Ruang Kanak-Kanak / 2004 s/d SekarangRuang Kanak-Kanak / 2004 s/d Sekarang

HOSPITALISASIHOSPITALISASI

Pengalaman penuh stres

baik bagi anak maupun keluarganya

Stresor Utama yang dialami dapat berupa ;

Stresor Utama yang dialami dapat berupa ;1.Cemas Karena Perpisahan

- Anak belum mampu menggunakan bahasa yang memadai dan memiliki pengertian yang terbatas mengenai realita.

- Hubungan anak dan ibu sangat dekat, akibatnya perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa kehilangan pada anak di lingkungan yang tidak dikenal olehnya.

Respon perilaku anak akibat perpisahan dibagi 3 tahap ;

Tahap protes ( phase of protest )

Tahap ini dimanifestasikan dengan menangis kuat, menjerit dan memanggilnya atau dengan menggunakan tingkah laku agresif. Seperti menendang, menggigit, memukul, mencubit, dsb.

1.Cemas Karena Perpisahan

- Anak belum mampu menggunakan bahasa yang memadai dan memiliki pengertian yang terbatas mengenai realita.

- Hubungan anak dan ibu sangat dekat, akibatnya perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa kehilangan pada anak di lingkungan yang tidak dikenal olehnya.

Respon perilaku anak akibat perpisahan dibagi 3 tahap ;

Tahap protes ( phase of protest )

Tahap ini dimanifestasikan dengan menangis kuat, menjerit dan memanggilnya atau dengan menggunakan tingkah laku agresif. Seperti menendang, menggigit, memukul, mencubit, dsb.

Perilaku tersebut dapat berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari. Perilaku protes ini akan terus berlanjut dan akan berhenti setelah anak mengalami kelelahan.

Tahap Putus Asa ( phase of Despair )

Pada tahap ini, anak tampak tegang, tangisnya berkurang, tidak aktif, kurang berminat untuk bermain, tidak ada nafsu makan, menarik diri, dll….

Pada tahap ini, kondisi anak mengkhawatirkan karena anak menolak untuk makan, minum atau bergerak.

Tahap Menerima

Pada tahap ini, anak bisa sedikit menerima perpisahan, mulai tertarik dengan apa yang ada disekitarnya, anak mulai kelihatan gembira.

Perilaku tersebut dapat berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari. Perilaku protes ini akan terus berlanjut dan akan berhenti setelah anak mengalami kelelahan.

Tahap Putus Asa ( phase of Despair )

Pada tahap ini, anak tampak tegang, tangisnya berkurang, tidak aktif, kurang berminat untuk bermain, tidak ada nafsu makan, menarik diri, dll….

Pada tahap ini, kondisi anak mengkhawatirkan karena anak menolak untuk makan, minum atau bergerak.

Tahap Menerima

Pada tahap ini, anak bisa sedikit menerima perpisahan, mulai tertarik dengan apa yang ada disekitarnya, anak mulai kelihatan gembira.

2. Kehilangan Kendali

Akibat anak sakit dan dirawat di rumah sakit, anak akan kehilangan kebebasan. Hal ini akan menimbulkan regresi. Ketergantungan merupakan karakteristik dari peran sakit. Anak bereaksi dengan ketergantungan, dengan negativitis, terutama anak akan menjadi cepat marah dan agresif.

3. Luka pada Tubuh dan Rasa Sakit ( Rasa Nyeri )

Reaksi balita terhadap rasa nyeri sama seperti sewaktu masih bayi, namun jumlah variabel yang mempengaruhi responnya lebih kompleks dan bermacam-macam anak akan bereaksi terhadap rasa nyeri dengan menyeringatkan wajah, menangis, mengatupkan gigi, menggigit bibir, membuka mata dengan lebar atau melakukan tindakan yang agresif seperti menggigit, menendang, memukul atau berlari keluar.

2. Kehilangan Kendali

Akibat anak sakit dan dirawat di rumah sakit, anak akan kehilangan kebebasan. Hal ini akan menimbulkan regresi. Ketergantungan merupakan karakteristik dari peran sakit. Anak bereaksi dengan ketergantungan, dengan negativitis, terutama anak akan menjadi cepat marah dan agresif.

3. Luka pada Tubuh dan Rasa Sakit ( Rasa Nyeri )

Reaksi balita terhadap rasa nyeri sama seperti sewaktu masih bayi, namun jumlah variabel yang mempengaruhi responnya lebih kompleks dan bermacam-macam anak akan bereaksi terhadap rasa nyeri dengan menyeringatkan wajah, menangis, mengatupkan gigi, menggigit bibir, membuka mata dengan lebar atau melakukan tindakan yang agresif seperti menggigit, menendang, memukul atau berlari keluar.

Reaksi anak terhadap hospitalisasiReaksi anak terhadap hospitalisasi Reaksi tersebut bersifat indifidual dan sangat tergantung pada tahapan usia Reaksi tersebut bersifat indifidual dan sangat tergantung pada tahapan usia

perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang di milikinya umunya reaksi anak yang tersedia dan kemampuan koping yang di milikinya umunya reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh dan rasa nyeri.tubuh dan rasa nyeri.

Reaksi anak terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit sesuai dengan tahapan Reaksi anak terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit sesuai dengan tahapan perkemban anakperkemban anak

1.1. Masa bayi(0-1 tahun)Masa bayi(0-1 tahun)masalah utama yang terjadi adalah karena dampak dari perpisahan dengan masalah utama yang terjadi adalah karena dampak dari perpisahan dengan orang tua sehingga ada gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang orang tua sehingga ada gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang pada usia lebih dari 6 bulan terjadi stranger anxyeti atau cemas apabila pada usia lebih dari 6 bulan terjadi stranger anxyeti atau cemas apabila berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya. Respon terhadap nyeri atau berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya. Respon terhadap nyeri atau adanya perlukaan biasanya menangis keras, pergerakan tubuh yang banyak, dan adanya perlukaan biasanya menangis keras, pergerakan tubuh yang banyak, dan ekspresi wajah yang tidak menyenangkan.ekspresi wajah yang tidak menyenangkan.

2.2. Masa todler (2-3 tahun)Masa todler (2-3 tahun)Pada tahap protes prilaku yang ditunjukkan adalah menangis kuat, menjerit memangil Pada tahap protes prilaku yang ditunjukkan adalah menangis kuat, menjerit memangil

orang tua atau menolak perhatian yang diberikan orang lain. Tahap putus asa orang tua atau menolak perhatian yang diberikan orang lain. Tahap putus asa yang ditunjukkan adalah menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang yang ditunjukkan adalah menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat untuk bermain dan makan, sedih dan apatis. Tahap menunjukkan minat untuk bermain dan makan, sedih dan apatis. Tahap penggingkaran ditunjukkan secara samar mulai menerima perpisahan dan anak penggingkaran ditunjukkan secara samar mulai menerima perpisahan dan anak mulai terlihat menyukai lingkungannya.mulai terlihat menyukai lingkungannya.

3.3. Masa pra sekolah (3-6 tahun)Masa pra sekolah (3-6 tahun)reaksireaksinyanya menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun secara berlahan, dan tidak koopertif terhadap petugas kesehatan. secara berlahan, dan tidak koopertif terhadap petugas kesehatan. perawatan di RS membuat anak kehilangn kontrol terhadap dirinyaperawatan di RS membuat anak kehilangn kontrol terhadap dirinya

4.4. Masa sekolah (6-12 tahun)Masa sekolah (6-12 tahun)perawatan anak di RS memaksa anak untuk berpisah dengan perawatan anak di RS memaksa anak untuk berpisah dengan lingkungannya yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama kelompok lingkungannya yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama kelompok sosialnya dan menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol di RS sosialnya dan menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol di RS kerena adanya pembatasan aktifitas berdapak pada perubahan peran kerena adanya pembatasan aktifitas berdapak pada perubahan peran dalam keluarga, anak krhilangan kelompok sosialnya karena ia biasa dalam keluarga, anak krhilangan kelompok sosialnya karena ia biasa melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial, perasaan takut melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial, perasaan takut mati dan adanya kelemahan fisik. Anak usia sekolah sudah mampu mati dan adanya kelemahan fisik. Anak usia sekolah sudah mampu mengontrol perilakunya jika merasa nyerimengontrol perilakunya jika merasa nyeri,, yaitu dengan mengigit bibir yaitu dengan mengigit bibir dan memegang sesuatu dengan erat.dan memegang sesuatu dengan erat.

5.5. Masa remaja (12-18 tahun)Masa remaja (12-18 tahun)pembatasan aktifitas diRS membuat anak kehilangan kontrol terhadap pembatasan aktifitas diRS membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menjadi tergantung pada keluarga atau petugas kasehatan dirinya dan menjadi tergantung pada keluarga atau petugas kasehatan di RS. Reaksi yang sering muncul adalah dengan meno;lak perawatan di RS. Reaksi yang sering muncul adalah dengan meno;lak perawatan atau tindakan yang dilakukan padanya atau anak tidak mau kooperatif atau tindakan yang dilakukan padanya atau anak tidak mau kooperatif as dengan petugas dengan petugasas kesehatan atau menarik diri dari keluarga, sesama kesehatan atau menarik diri dari keluarga, sesama pasien dan petugas kesehatan.pasien dan petugas kesehatan.

Upaya meminimalkan stresor atau penyebab Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stresstres

Dilakukan dengan cara mencegah atau mengurangi dampak perpisahan, mencegah perasaan kehilangan kontrol dan mengurangi atau meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri.

Untuk mencegah atau meminimalkan dampak perpisahan dapat dilakukan dengan cara

1. melibatkan oarang tua berperan aktif dalam perawatan anaknya ( rooming in)2. Jika tidak mungkin rooming in beri kesempatan ortu melihat anak setiap saat

dengan maksut mempertahankan kontak antar mereka.3. Modifikasi ruang perawatan dengan cara membuat situasi ruangan rawat seperti

dirumah, dengan membuat dekorasi ruangan yang bernuangsa anak.4. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah, diantaranya dengan

memfasilitasi pertemuan dengan guru, teman sekolah dan membantunya melakukan surat menyurat dengan siapa saja anak inginkan.

Untuk mencegah perasan kehilangan kontrol dapat dilakukan dengan cara:1. Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat koopertif terhadap petugas

kesehatan. Buat jadwal kegiatan untuk prosedur terapi, latihan, bermain dan aktifitas lain

dalam perawatan untuk menghadapi perubahan kebiasaan atau kebiasaan sehari hari

Fokuskan interfensi keperatan pada upaya untuk megurangi ketergantungan dengan cara memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan ortu dalam perencanaan kegiatan askep.

Untuk meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri dapt dilakukan dengan cara:

1. Mempersiapkan pskologis anak dan ortu untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri.

2. Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum melakukan persiapan fisik anak misalkan dengan cara bercerita, mengambar, dll.

3. Pertimbangkan untuk menghadirkan ortu pada saat anak dilakukan tindakan atau prosedur yang menimbulkan rasa nyeri apabila mereka tidak dapat menahan diri, bahkan menangis bila melihatnya.

4. Tunjukkan sikap empati sebagai pendekatan utama dalm menguranggi rasa takut akibat prosedur yang menyakitkan.

5. Pada tindakan pembedahan elektif, lakukan persiapan kusus jauh hari sebelumnya apabila memungkinkan lakukan pula latihan relaksasi pada fase sebelum operasi sebagai persiapan untuk persiapan paska operasi

Memaksimalkan Memaksimalkan hospitalisasi anakhospitalisasi anak

1.1. Membantu perkembangan ortu dan anak dengan cara memberi Membantu perkembangan ortu dan anak dengan cara memberi kesempatan ortu mempelajari tumbuh kembang anak dan reaksi kesempatan ortu mempelajari tumbuh kembang anak dan reaksi anak terhadap stresor yang dihadapi selama dalam perawatan anak terhadap stresor yang dihadapi selama dalam perawatan diRS.diRS.

2.2. Hospitalisasi dapat dijadikan medihadapidia untuk belajar ortu Hospitalisasi dapat dijadikan medihadapidia untuk belajar ortu misalkan dengan belajar penyakit anak, terapi yang didapat, misalkan dengan belajar penyakit anak, terapi yang didapat, prosedur keperawatan yang dilakukan pada anak, tentunya prosedur keperawatan yang dilakukan pada anak, tentunya sesuai dengan kapasitas belajar anak.sesuai dengan kapasitas belajar anak.

3.3. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberi kesempatan pd anak mengambil dengan memberi kesempatan pd anak mengambil keputusan,tidak terlalu bergantung pd orang lain dan percaya keputusan,tidak terlalu bergantung pd orang lain dan percaya diri.diri.

4.4. Fasilitasi anak utk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama Fasilitasi anak utk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama pasien yg ada, teman sebaya atau teman sekolah.pasien yg ada, teman sebaya atau teman sekolah.

1.Reaksi Orang Tua

Dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain ;

1) Tingkat keseriusan penyakit anak

2) Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat di

rumah sakit.

3) Prosedur pengobatan

4) Sistem pendukung yang tersedia

5) Kekuatan ego individu

6) Kemampuan dalam penggunaan koping

7) Kebudayaan dan kepercayaan

8) Komunikasi dalam keluarga

1.Reaksi Orang Tua

Dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain ;

1) Tingkat keseriusan penyakit anak

2) Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat di

rumah sakit.

3) Prosedur pengobatan

4) Sistem pendukung yang tersedia

5) Kekuatan ego individu

6) Kemampuan dalam penggunaan koping

7) Kebudayaan dan kepercayaan

8) Komunikasi dalam keluarga

Reaksi Keluarga Terhadap Anak Yang Sakit dan Dirawat Di Rumah SakitReaksi Keluarga Terhadap Anak Yang Sakit dan Dirawat Di Rumah Sakit

Penolakan / Ketidakpercayaan ( denial / disbelief ) Yaitu menolak atau tak percaya. Hal ini terjadi terutama bila anak tiba-tiba sakit serius. Marah atau Merasa Bersalah atau keduanya Orang tua marah dan menyalahkan dirinya sendiri dan

merasa tidak bisa merawat anaknya dengan benar. Ketakutan cemas atau frustasi Ketakutan dan merasa cemas dengan seriusnya penyakit dan tipe prosedur medis. Frustasi dengan kurangnya informasi mengenai prosedur dan pengebotan atau tidak familiar dengan peraturan rumah sakit. Depresi Orang tua mengeluh, merasa lelah baik fisik maupun mental. Orang tua cemas dan depresi tentang kesehatan anaknya dimasa-masa yang kan datang. Misalnya, efek dari prosedur pengobatan dan juga biaya pengobatan.

Penolakan / Ketidakpercayaan ( denial / disbelief ) Yaitu menolak atau tak percaya. Hal ini terjadi terutama bila anak tiba-tiba sakit serius. Marah atau Merasa Bersalah atau keduanya Orang tua marah dan menyalahkan dirinya sendiri dan

merasa tidak bisa merawat anaknya dengan benar. Ketakutan cemas atau frustasi Ketakutan dan merasa cemas dengan seriusnya penyakit dan tipe prosedur medis. Frustasi dengan kurangnya informasi mengenai prosedur dan pengebotan atau tidak familiar dengan peraturan rumah sakit. Depresi Orang tua mengeluh, merasa lelah baik fisik maupun mental. Orang tua cemas dan depresi tentang kesehatan anaknya dimasa-masa yang kan datang. Misalnya, efek dari prosedur pengobatan dan juga biaya pengobatan.

2. Reaksi Saudara Sekandung ( Sibling )2. Reaksi Saudara Sekandung ( Sibling )Reaksi saudara sekandung terhadap anak yang Reaksi saudara sekandung terhadap anak yang sakit dan dirawat dirumah sakit adalah kesepian, sakit dan dirawat dirumah sakit adalah kesepian, ketakutan, khawatir, marah, cemburu, benci dan ketakutan, khawatir, marah, cemburu, benci dan merasa bersalah, karena orang tua sering kali merasa bersalah, karena orang tua sering kali mencurahkan perhatian yang lebih besar terhadap mencurahkan perhatian yang lebih besar terhadap anak yang sakit dibandingkan dengan anak yang anak yang sakit dibandingkan dengan anak yang sehat, sehingga anak tersebut merasa cemburu dan sehat, sehingga anak tersebut merasa cemburu dan merasa ditolak.merasa ditolak.

3. Penurunan Peran dan Anggota Keluarga3. Penurunan Peran dan Anggota Keluarga

Dampak dari perpisahan terhadap peran keluarga adalah kehilangan peran orang tua, saudara dan anak cucu. Perhatian orang tua hanya tertuju pada anak yang sakit. Akibatnya, saudara-saudaranya menganggap bahwa itu tak adil. Sakit akan membuat anak kehilangan kebersamaan mereka dengan anggota keluarga yang lain atau teman sekelompok.

Dampak dari perpisahan terhadap peran keluarga adalah kehilangan peran orang tua, saudara dan anak cucu. Perhatian orang tua hanya tertuju pada anak yang sakit. Akibatnya, saudara-saudaranya menganggap bahwa itu tak adil. Sakit akan membuat anak kehilangan kebersamaan mereka dengan anggota keluarga yang lain atau teman sekelompok.

Mempersiapkan anak untuk Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di RSmendapat perawatan di RS

Persiapan anak sblm dirawat di RS didsarkan pada adanya asumsi bahwa ketakutan Persiapan anak sblm dirawat di RS didsarkan pada adanya asumsi bahwa ketakutan sesuatu yg tidak diketahuikan akan mnjd ketakutan yg nyata. sesuatu yg tidak diketahuikan akan mnjd ketakutan yg nyata.

Pada tahap sebelum MRS dapat dilakukan:Pada tahap sebelum MRS dapat dilakukan:1 Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak dan jenis penyakit dgn 1 Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak dan jenis penyakit dgn

peralatan yg diperlukan.peralatan yg diperlukan.2 Apabila anak harus dirawat scr berencana, 1-2 hr sblm dirawat diorentasikn dgn 2 Apabila anak harus dirawat scr berencana, 1-2 hr sblm dirawat diorentasikn dgn

situasi RS dgn bentuk miniatur bangunan RS.situasi RS dgn bentuk miniatur bangunan RS.Pada hari pertama dirawat dilakukan tindakan:Pada hari pertama dirawat dilakukan tindakan:1 Kenalkn perawat dan doktter yang akan merawatnya.1 Kenalkn perawat dan doktter yang akan merawatnya.2 Orientasikan anak dan ortu pd ruangan rawat yg ada fasilitas yg digunakannya.2 Orientasikan anak dan ortu pd ruangan rawat yg ada fasilitas yg digunakannya.3 Kenalkan dengan pasien anak lain yg akan mnjd teman sekamarnya3 Kenalkan dengan pasien anak lain yg akan mnjd teman sekamarnya4 Berikan identitas pada anak,misalkan pada papan nama anak4 Berikan identitas pada anak,misalkan pada papan nama anak5 Jelaskan aturan RS yang berlaku dan jadwal kegiatan yang akan diikuti5 Jelaskan aturan RS yang berlaku dan jadwal kegiatan yang akan diikuti6 Laksanakan pengkajian riwayat keperawatan6 Laksanakan pengkajian riwayat keperawatan7 Lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya sesuai dengan yg diprogamkan.7 Lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya sesuai dengan yg diprogamkan.