hormon reproduksi

73
Hormon Reproduksi Marwito,dr.,M.Biomed.,AIFM.

Upload: mutia-dhyas-prameswari

Post on 11-Dec-2014

56 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

reproduksi

TRANSCRIPT

Page 1: Hormon Reproduksi

Hormon Reproduksi

Marwito,dr.,M.Biomed.,AIFM.

Page 2: Hormon Reproduksi

Sistem Reproduksi

Pengertian:-adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru

-adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.

Page 3: Hormon Reproduksi

Sistem Reproduksi

• Sistem reproduksi pada keadaan normal tidak turut dalam homeostasis tubuh dan bukan dasar pertahanan hidup individu.

• Essensial untuk mempertahankan kelangsungan spesies.

• Reproduksi terjadi karena menyatunya gamet laki-laki dan perempuan.

Page 4: Hormon Reproduksi

Kemampuan Reproduksi

Kemampuan reproduksi dapat berlang-sung dengan adanya hubungan yang kompleks/rumit antara: - Hipothalamus - Hipofisis anterior (anterior pituitary) - Organ reproduksi - Sel target - Hormon seks

Page 5: Hormon Reproduksi

Sistem Reproduksi

Pada kedua jenis kelamin:

Gonad mempunyai fungsi ganda

- Pembentukan sel-2 germinativum (gametogenesis).

- Sekresi hormon seks.

Testis: Mensekresikan sejumlah androgen, terutama testosteron (efek maskulinisasi) sedikit estrogen.

Page 6: Hormon Reproduksi

Sistem Reproduksi

Ovarium: mensekresikan Estrogen (feminisasi)dan sedikit androgen.

Pada kedua jenis kelamin: Korteks adrenal mensekresikan androgen, sebagian androgen diubah menjadi estrogen dijaringan lemak dan jaringan lain.

Page 7: Hormon Reproduksi

Sistem Reproduksi

Fungsi Sekretorik dan Gametogenik gonad:

- Bergantung pada sekresi gonadotropin hipofisis anterior, FSH dan LH

Pada pria: sekresi gonadotrofin non siklik

Pada Wanita: pasca pubertas: sekresi gonadotrofin bersifat siklik, sekresi teratur agar terjadi menstruasi, kehamilan dan laktasi.

Page 8: Hormon Reproduksi

Sistem Reproduksi

Seks Kromosomal:

Secara genetis seks dibentuk oleh 2 kromosom disebut kromosum seks, untuk membedakan dari kromosum somatik (otosum).

Kromosum seks : X dan Y.

Page 9: Hormon Reproduksi

Sistem Reproduksi

Kromosum Y: penting untuk perkembangan testis.

Produk gen penentu testis SRY

(sex determining region of the chromosum)

SRY: mengandung domain pengikat DNA, mungkin faktor transkripsi serangkaian gen untuk diferensiasi testis

Page 10: Hormon Reproduksi

Pada Proses Gametogenesis:

Ovum normal : mengandung sebuah kromosum X

Sperma normal: separuh kromosum X dan

separuh kromosum Y

Fertilisasi: Hasil XX Wanita genetis

XY Pria genetis

Page 11: Hormon Reproduksi

Organ Reproduksi Pria

Page 12: Hormon Reproduksi

Anatomi Organ Reproduksi Pria

Testis: - terdiri 900 lilitan tubulus seminiferus - Panjang masing-masing 5 meter - Tempat pembentukan sperma.Epididimis: - suatu tubulus panjang 6 meter - Tempat dialirkannya sperma - Mengarah ke vase deferen.Vase Diferen: - membesar membentuk ampula, tepat sebelum memasuki korpus kelenjar prostat

Page 13: Hormon Reproduksi

Anatomi Organ Reproduksi Pria

Kelenjar Prostat:- kelenjar pada pria, sekresi semen

Vesikula seminalis: - masing-masing terletak disebelah prostat. - mengalir ke ujung ampula prostat. - isi ampula dan vesikula seminalis masuk kedalam duktus ejakulatorius, melalui corpus kelenjar prostat ke uretra internus, duktus prostatikus selanjutnya dari kelenjar prostat ke duktus ejakulatorius.

Page 14: Hormon Reproduksi

Anatomi Organ Reproduksi Pria

Sel interstitium Leydig: sarang- sarang sel yang mengandung lemak di antara tubulus testis mensekresikan testosteron.Uretra: - merupakan penghubung terakhir antara testis dan dunia luar.

Kelenjar uretra bilateral, mensuplai Kelenjar bulbouretralis mukus ke dalam uretra

Page 15: Hormon Reproduksi

Fungsi Reproduksi dan Hormon Pria

Fungsi Reproduksi Pria dibagi atas:1.Spermatogonia (pembentukan sperma)2.Kinerja kegiatan seksual pria3.Pengatur reproduksi pria oleh berbagai hormon.

Page 16: Hormon Reproduksi

Spermatogenesis

-Terjadi dalam semua tubulus seminiferus selama kehidupan seksual aktif.- Rangsang hormon gonadotropin hipofisis anterior.- Dimulai lebih kurang usia 13 tahun.- Berlanjut sepanjang hidup.

Page 17: Hormon Reproduksi

Tubulus seminiferus: terdiri atas sel epitel germinal disebut spermatogoniaSpermatogonia berproliferasi terus menerus, kemudian berdiferensiasi melalui tahapan tertentu untuk menjadi Sperma. Sel germinativum primitif disamping lamina basalis berkembang menjadi spermatosit primer, di mulai pada masa akil balik. Spermatosit primer spermatosit sekunder, spermatid (kromosum haploid 23) Spermatid spermatozoa.

Tahap – tahap spermatogonia

pembelahanmoitik

Page 18: Hormon Reproduksi

Tahap – tahap spermatogonia

Spermatogenesis:Dari sel germinativum primitif menjadi spermatozoa memerlukan waktu 74 hari

Tiap sperma adalah:-Sel motil rumit-Kaya DNA-Kepala tersusun banyak kromosum-Penutup kepala disebut akrosum

Page 19: Hormon Reproduksi

Efek suhu

Spermatogenesis memerlukan suhu yang lebihrendah dari suhu dalam tubuh.Testis dalam keadaan normal memerlukan suhu sekitar 32 0C.

Suhu: dipertahankan oleh:-Udara yang mengitari skrotum.-Arus balik antara arteri dan vena spermatika-Mandi air panas 43-45 0C, penyokong atlit berinsulasi menurunkan produksi sperma sampai 90 %.

Page 20: Hormon Reproduksi

Semen

Cairan yang di ejakulasikan saat orgasme mengandung:-Sperma, -sekresi vesikula seminalis, -sekresi prostat,-sekresi kelenjar cowper dan mungkin kelenjar uretra.

Page 21: Hormon Reproduksi

Semen

Cairan yang di ejakulasikan saat orgasme mengandung:-Sperma, -sekresi vesikula seminalis, -sekresi prostat,-sekresi kelenjar cowper dan mungkin kelenjar uretra.

Page 22: Hormon Reproduksi

Ejakulasi

Refleks spinalis dua bagian yang melibatkanemosi, pergerakan semen ke dalam uretra dan ejakulasi.Pusat refleks spinal terletak di segmen sakral bagian atas dan lumbal terbawah.Jalur motorik: akar sakrum I – III dan saraf pudendus internus

Page 23: Hormon Reproduksi

Organ Reproduksi Wanita

Page 24: Hormon Reproduksi

Organ Raproduksi Wanita

• Eksterna: - Vulva: mons veneris labia mayor labia minor klitoris vestibula - Vagina:• Interna: - Uterus - Tuba falopii - Ovarium

Page 25: Hormon Reproduksi

Organ Raproduksi Wanita

a. Monveneris: - bantalan lemak didepan simfisis pubis, pada

masa pubertas ditutupi bulu.b. Nimfea/labia mayora (bibir kecil):

- dua lipatan kulit kecil diantara bagian atas labia mayora, ada jaringan erektil.

c. Clitoris: - jaringan erektil kecil, seperti penis pada laki-laki. Anterior pada vestibula.

Page 26: Hormon Reproduksi
Page 27: Hormon Reproduksi

Organ Raproduksi Wanitad. Vestibula:

- dibatasi lipatan labia, bersambung dengan vagina. Uretra:

- masuk vestibula, depan vagina, dibelakang clitoris. kelenjar Bartolini:

- atau kelenjar vestibularis mayor. Himen:

- diapragma, membran tipis, tengahnya berlubang.

Page 28: Hormon Reproduksi

Vagina (liang senggama) (1).

-tabung ber otot, dilapisi membran epitelium bergaris khusus.-banyak pembuluh darah dan saraf.-forniks anterior: lekukan sempit didepan vagina.-forniks lateralis: lekukan sempit di sisi kanan-kiri-forniks posterior: lekukan sempit bagian belakang

Page 29: Hormon Reproduksi

Vagina (liang senggama) (2)

- Permukaan anterior: menyentuh basis kandung kencing dan uretra.

- Dinding posterior: menyentuh rektum dan kantong rekto-vaginal (cavum dauglasi)

Page 30: Hormon Reproduksi

Vagina (liang senggama).

• Struktur Vagina: dinding tiga lapis - lapisan dalam; lapisan selaput lendir

(membran mukosa) dan lipatan – lipatan (rugae) - lapisan luar; lapisan berotot (longitudinal dan sirkuler)- jaringan erektil terletak diantara dua lapisan tersebut.

Page 31: Hormon Reproduksi

Organ Reproduksi Bagian Dalam

• Terletak dalam rongga pelvis• Terdiri: -Uterus -Tuba uterina (tuba falopii)

-Ovarium.

Page 32: Hormon Reproduksi

Uterus

• Organ ber otot, tebal• Bentuk buah pir• Bagian otot: miometrium, lapisan dalam

endometrium.• Letak: dalam rongga pelvis, antara rektum dan

kandung kencing.

Page 33: Hormon Reproduksi

Uterus

• Bagian-bagian uterus: - Fundus: bagian cembung, muara tuba falopii.

- Badan uterus: melebar dari fundus ke serviks.- Isthmus: antara badan dan serviks

Page 34: Hormon Reproduksi

Uterus • Ligamentum pada Uterus:

1.Ligamentum teres uteri. - terdiri jaringan ikat dan otot,

- berisi pembuluh darah. - berjalan dari sudut atas uterus, ke

depan & samping, melalui anulus inguinalis, kanalis inguinalis. - terdapat di kanan/kiri, panjang 10-12,5 cm.

Page 35: Hormon Reproduksi

Uterus

• Ligamentum uteri:2. Ligamentum latum uteri: ligamentum lebar, merupakan peritoneum yang menutupi uterus.Peritoneum:

melipat antara badan uterus dan kandung kencing, membentuk cavum dauglasi (ruang rekto vaginal).

Page 36: Hormon Reproduksi

Ovarium

• Kelenjar bentuk biji kenari.• Letak di kanan-kiri uterus• Dibawah tuba uterina. • Terikat ligamentum latum uteri

Page 37: Hormon Reproduksi
Page 38: Hormon Reproduksi

Sistem Hormon Wanita

Dibagi atas 3 hirarki:1. Hormon Hipotalamus: GnRH2. Hormon Hipofisis Anterior: FSH & LH Disekresi sebagai respon terhadap GnRH3. Hormon Ovarium: Estrogen dan Progesteron sebagai respon terhadap kelenjar hipofisis anterior.

Page 39: Hormon Reproduksi

Siklus seksualpada Wanita

Page 40: Hormon Reproduksi

Hormon Gonadotrofik dan Pengaruhnya pada Ovarium.

Perubahan Ovarium selama siklus seksual, tergantung Hormon Gonadotropik (FSH & LH).Pada masa kanak-kanak: sekresi gonadotropik hampir tidak ada ovarium tidak aktif.Pada usia 9 -10 th : Hipofisis anterior mengeluarkan FSH & LH. 11 – 16 th : FSH & LH mencapai puncaknya yaitu pada awal siklus bulanan

Page 41: Hormon Reproduksi

Daur Haid

Sistem reproduksi wanita tidak seperti pria.Memperlihatkan siklus reguler, dianggap sebagai persiapan periodik untuk pembuahandan kehamilan. Pada primata siklus ini adalah daur haid (siklus menstruasi). Gambaran nyata adalah perdarah per vagina dari lepasnya mukosa uterus.

Page 42: Hormon Reproduksi
Page 43: Hormon Reproduksi

Daur Haid

Sistem reproduksi wanita tidak seperti pria.Memperlihatkan siklus reguler, dianggap sebagai persiapan periodik untuk pembuahandan kehamilan. Pada primata siklus ini adalah daur haid (siklus menstruasi). Gambaran nyata adalah perdarah per vagina dari lepasnya mukosa uterus.

Page 44: Hormon Reproduksi

Siklus Menstruasi

Page 45: Hormon Reproduksi

Daur Haid/Siklus Menstruasi

Lama siklus menstruasi bervariasi antara 24 – 35 hari, rata-rata 28 hari.Biasanya hari-hari haid diberi nomor, dimulai hari haid pertama.Siklus menstrusi akan disertai dengan: -Perubahan ovarium (siklus ovarium) -Perubahan uterus (siklus uterus)

Page 46: Hormon Reproduksi

Siklus Ovarium

Dibagi 3 fase:1. Fase folikuler:

Periode pertumbuhan folikel primordial menjadi folikel graaf (folikel matang) , 10 hari s/d 3 minggu.

Reseptor LH dan FSH mengalami up-regulasi.kadar LH & FSH umpan balik negatif ditimbulkan oleh estradiol hipofisis anterior.

Page 47: Hormon Reproduksi

2. Fase Ovulation:-Folikel relesae ovum saat ovulasi biasanya hari ke 14 siklus (pada siklus 28 hari, pada siklus 35 hari

ovulasi pada hari ke 22)-Ledakan sintesis estradiol memberi umpan balik

positif pada LH & FSH-Ovulasi terjadi akibat kadar LH meningkat.-Kuantitas mukos serviks meningkat, lebih encer,

mudah dipenetrasi oleh sperma

Page 48: Hormon Reproduksi

3. Fase luteal (14-28 hari):-Fase postovulasi/luteal fase. Transformasi folikel

ruptur menjadi korpus luteum.-Korpus luteum sekresi estrogen & progesteron-Vaskularisasi & aktivitas sekresi endometrium

meningkat.-Suhu tubuh meningkat efek progesteron pada

pusat termoregulasi hipotalamus.-Akhir fase luteal korpus luteum regresi jadi korpus labikan, bila tidak terjadi fertilisasi, kadar estradiol & progesteron menurun secara mendadak.

Page 49: Hormon Reproduksi

Siklus Uteri

Regulasi oleh hormon Ovarium.1.Mensis/menstruasi:

-Darah menstruasi dari uterus dimulai pada fase folikuler ovarium.

-Endometrium terlepas terjadi karena penurunan mendadak estradiol dan progesteron

Page 50: Hormon Reproduksi

2.Fase proliferasi-Disebut fase pra ovulasi/folikuler, terjadi

pada akhir fase folikuler ovarium.-Terjadi penebalan endometrium dan lapisan sel baru untuk antisipasi pregnansi.

Page 51: Hormon Reproduksi

3. Fase Sekretori/lutealSetelah ovulasi, hormon korpus luteum

merubah penebalan endometrium (vaskularisasi meningkat), kelenjar bergelung menjadi struktur sekretori (sekresi cairan jernih).

Page 52: Hormon Reproduksi

Endometrium diperdarahi 2 arteri:-Arteri spiralis (stratum fungsionale)

terlepas saat menstruasi.-Arteri basilaris pendek dan lurus (stratum basale), lapisan yang tidak terlepas saat menstruasi.

Page 53: Hormon Reproduksi

Fisiologi Siklus Menstruasi

Panjang siklus menstruasi bervariasi : 23 – 35 hari atau 20 – 45 hari (guyton & hall)Rata-rata siklus menstruasi 28 hari

Sekitar setiap 28 hari hormon gonadotropik dari Hipofisis anterior (FSH & LH) pertumbuhan folikel baru di ovariumSelama pertumbuhan folikel sekresi estrogen meningkat, satu folikel matang berovulasi pada hari ke 14 dari siklus menstruasi.Menjelang ovulasi sekresi LH meningkat tajam.Setelah ovulasi, sel sekretorik folikel menjadi korpus luteumKorpus luteum sekresikan progesteron dan estrogen.2 (dua) minggu kemudian korpus luteum berdegenerasi, estrogen & progesteron menurun menstruasi

Page 54: Hormon Reproduksi
Page 55: Hormon Reproduksi

Siklus Anovulatorik

Pada beberapa keadaan: Ovulasi tidak terjadi selama siklus haid, pada 12 – 18 bulan pertama setelah menarke atau sebelum awitan menopuse.

Page 56: Hormon Reproduksi

Perubahan Siklik Serviks Uteri

Mukosa serviks tidak mengalami deskuamasi siklik, terjadi perubahan teratur mukus serviks. Estrogen menyebabkan:-mukus menipis, lebih basa, pada saat ovulasi mukus dalam keadan paling tipis, elastisitasnya atau spinsbarkeit, sampai pertenahan daur haid.Progesteron menyebabkan:-mukus menebal, kental dan seluler.

Page 57: Hormon Reproduksi

Siklus Vagina

Pengarus Estrogen:-Epitel vagina mengalami kornifikasi, usapan vagina terdapat epitel kornifikasi.Pengaruh Progesteron:-Sekresi mukus kental, proliferasi epitel dan sebukan sel leukosit

Page 58: Hormon Reproduksi

Perubahan Siklik Payudara

Perubahan siklik selama daur haid:Estrogen : proliferasi duktus mamariaProgesteron : pertumbuhan tubulus dan

lobulus.10 hari sebelum haid: -Payudara membengkak, terasa nyeri, mungkin

peregangan duktus, hiperemia, dan edema jaringan interstitium payudara

Page 59: Hormon Reproduksi

Penekanan Kesuburan Secara Hormonal

Sudah lama diketahui bahwa pemberian Estrogen & Progesteron dalam jumlah cukup selama paruh pertama dari siklus bulanan wanita dapat menghambat ovulasi anovulasi.Alasan: pemberian dari salah satu hormon tersebut dapat mencegah lonjakan sekresi LH pra ovulasi.Pada percobaan diketahui menjelang ovulasi terjadi penekanan sekresi hormon estrogen oleh ovarium

Sudah lama diketahui bahwa pemberian Estrogen & Progesteron dalam jumlah cukup selama paruh pertama dari siklus bulanan wanita dapat menghambat ovulasi anovulasi.Alasan: pemberian dari salah satu hormon tersebut dapat mencegah lonjakan sekresi LH pra ovulasi.Pada percobaan diketahui menjelang ovulasi terjadi penekanan sekresi hormon estrogen oleh ovarium

Tubektomi: merupakan tindakan operatif mencegah terjadinyaPertemuan sel telur dan sperma, dengan mengikat

tuba falopii

Page 60: Hormon Reproduksi

Hormon OvariumHormon Ovarium

SekresiKonsentrasi Estradiol plasma selama daur haid:- 36 ug/hr (133 umol/hr) selama fase folikuler.- 380 ug/hr tepat sebelum ovulasi- 250 ug/hr selama fase midluteal.Setelah menopaus, sekresi menurun sampai ke kadar sangat rendah.Pada pria: pembentukan estradiol sekitar 50 ug/hr (180 ug/hr).

Page 61: Hormon Reproduksi

Hormon Ovarium

Efek pada Genetalia Wanita:-Mempercepat pertumbuhan folikel ovarium-Meningkatkan motilitas tuba uterina-Perubahan siklik endometrium, serviks, dan vagina-Meningkatkan aliran darah uterus

Efek pada Genetalia Wanita:-Mempercepat pertumbuhan folikel ovarium-Meningkatkan motilitas tuba uterina-Perubahan siklik endometrium, serviks, dan vagina-Meningkatkan aliran darah uterus

Page 62: Hormon Reproduksi

Efek pada Organ Endokrin

Estrogen: -menurunkan sekresi FSH.-dapat menghambat sekresi LH (umpan balik negatif).-dapat meningkatkan sekresi LH (umpan balik positif).-meningkatkan ukuran hipofisis-kontrasepsi pasca koitus.(morning-after)-meningkatan sekresi angiotensin dan globulin pengikat tiroid.-menyebabkan penutupan epifisis.

Page 63: Hormon Reproduksi

Efek pada Payudara.

Pertumbuhan duktus pada payudara,Pembesaran payudara selama masa pubertas.Pigmentasi areola.

Pada seks sekunder wanita

Hormon feminisasiBahu yang sempit dan panggul yang lebarDistribusi lemak payudara dan bokong.Laring proporsi prapubertas di pertahankan & suara.Rambut tubuh sedikit, rambut kepala banyakRambut pubis yang khas.

Page 64: Hormon Reproduksi

Kelenjar payu dara

• Pelengkapan organ reproduksi wanita.• Pada laki-laki kelenjar ini rudimenter• Letak:

- pada fasia superfisial, daerah pektoralis, antara sternum dan aksila, melebat sampai iga 6 dan 7

Bentuk: cembung, depan tengah putting susu.Kelenjar sebacea (kel.montgomery) dekat dasar

putting, sekresi lemak.

Page 65: Hormon Reproduksi

Hormon OvariumHormon Ovarium

ProgesteronDisekresikan oleh: Korpus luteum, Plasenta, danFolikel.Sekresi:Pada pria, kadar progesteron plasma 0,3 ng/ml, (1nmol/ml).Pada Wanita, kadar 0.9 ng/mlselama fase folikuler daur haid. pada fase luteal, korpus luteum sekresi meningkat sekresi ovarium meningkat 20 kali. Kadar puncak 18 ng/ml

ProgesteronDisekresikan oleh: Korpus luteum, Plasenta, danFolikel.Sekresi:Pada pria, kadar progesteron plasma 0,3 ng/ml, (1nmol/ml).Pada Wanita, kadar 0.9 ng/mlselama fase folikuler daur haid. pada fase luteal, korpus luteum sekresi meningkat sekresi ovarium meningkat 20 kali. Kadar puncak 18 ng/ml

Page 66: Hormon Reproduksi

Efek

Payudara:Merangsang pertumbuhan lobulus dan tubulus.Induksi diferensiasi jaringan duktusMendorong fungsi sekresi payudara selama laktasi.Organ sasaran utama: Uterus, payudara, dan otakEfek umpan balik: terjadi di hipotalamus dan hipofisis.

Page 67: Hormon Reproduksi

Menentukan Masa Subur

Definisi : masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga jika perempuan tersebut mengadakan hubungan seksual, terjadi kehamilan

Hormon yang pengaruhi siklus menstruasi: - Estrogen & - Progesteron.

Page 68: Hormon Reproduksi

Menentukan Masa Subur

Indikator klinis terjadinya perubahan fisiologis pada tubuh Wanita1. Meningkatnya suhu basal tubuh lebih 0,2 oC2. Sekresi lendir leher rahim (serviks)3. Perubahan pada serviks4. Panjang siklus menstruasi5. Indikator minor: - nyeri perut - perubahan payudara

Indikator klinis terjadinya perubahan fisiologis pada tubuh Wanita1. Meningkatnya suhu basal tubuh lebih 0,2 oC2. Sekresi lendir leher rahim (serviks)3. Perubahan pada serviks4. Panjang siklus menstruasi5. Indikator minor: - nyeri perut - perubahan payudara

Interval waktu antara ovulasi dengan waktu terjadinya menstruasiberikutnya biasanya tetap, sekitar 14 hari.Pada siklus pendek (21 hari), ovulasi terjadi sekitar hari ke 7 dan disini tidak terjadi fase tidak subur.

Interval waktu antara ovulasi dengan waktu terjadinya menstruasiberikutnya biasanya tetap, sekitar 14 hari.Pada siklus pendek (21 hari), ovulasi terjadi sekitar hari ke 7 dan disini tidak terjadi fase tidak subur.

Page 69: Hormon Reproduksi

Menentukan fase tidak subur setelah Ovulasi.Segera setelah tiga suhu level tinggi dicatat, sampai akhir siklus, kondisi ini merupakan kondisi tidak subur.

Page 70: Hormon Reproduksi

Kehamilan

Estrogen & Progesteron terus meningkatSupresi fungsi folikel dengan menghambat

sekresi FSH & LH

Page 71: Hormon Reproduksi

Fertilisasi

Korpus luteum dipertahankan oleh hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) yang diproduksi placenta.

Trimester Pertama

-Korpus luteum (distimulasi HCG pertahankan produksi estrogen & progesteron.-HCG kadar puncak pada usia gestasi minggu ke 9 dan

kemudian menurun.

Page 72: Hormon Reproduksi

Trimester kedua dan tiga

-Progesteron diproduksi oleh plasenta-Estrogen diproduksi lewat interaksi kelenjar

adrenal janin denga plasenta.-human plasenta laktogen diproduksi selama

kehamilan. Kerja serupa GH dan Prolaktin

Page 73: Hormon Reproduksi

Daftar Pustaka

1. Dee Unglaub Silverthon “ Human Physiology an Integrated Approach Fifth Edition.

2. Lauralee Sherwood “ Human Physiology from Cell to System”

3. W.F.Ganong “ Review of Medical Physiology” 20th Edition