honeybee keeping-budidaya lebah madu [aji prasetio, s.p.]

21
1 BUDIDAYA LEBAH MADU Disusun oleh: Aji Prasetio, S.P. Lebah madu adalah salah satu jenis serangga dari sekitar 20.000 spesies lebah. Saat ini ada sekitar tujuh spesies lebah madu yang dikenal dengan sekitar 44 subspesies. Semua spesies ini termasuk dalam genus Apis. Mereka memproduksi dan menyimpan madu yang dihasilkan dari nektar bunga. Selain itu mereka juga membuat sarang dari lilin, yang dihasilkan oleh para lebah pekerja di koloni lebah madu. Lebah madu yang ada di alam Indonesia adalah A. andreniformis, A. cerana dan A. dorsata, serta khusus di Kalimantan terdapat A. Koschevnikovi ( Anonim, 2010). Gambar 1. Spesies-spesies genus Apis 1 . Lebah madu telah di kenal oleh manusia sejak jaman budaya-budaya kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam Bibel pada bagian perjanjian lama disebutkan Manna diturunkan Allah di Padang Pasir Sinai sewaktu Nabi Musa memimpin umat Israel yang tersungut- sungut karena kekurangan makanan. (Keluaran 16:13-35) Manna (honeydew) diartikan sebagai makanan dari surga karena enaknya (Sihombing,1997). Al Qur'an juga menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah nama surah yaitu An-Nahl (lebah madu). Dalam salah satu ayatnya (Surah An-Nahl [16] ayat 68-69) tertulis: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di 1 Sumber: <http://www.culturaapicola.com.ar/fotos/Apis_especies2.jpg>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

Upload: aji-prasetio

Post on 04-Jul-2015

453 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Ringkasan tentang budidaya lebah madu

TRANSCRIPT

Page 1: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

1

BUDIDAYA LEBAH MADU

Disusun oleh: Aji Prasetio, S.P.

Lebah madu adalah salah satu jenis serangga dari sekitar 20.000 spesies lebah. Saat

ini ada sekitar tujuh spesies lebah madu yang dikenal dengan sekitar 44 subspesies. Semua

spesies ini termasuk dalam genus Apis. Mereka memproduksi dan menyimpan madu yang

dihasilkan dari nektar bunga. Selain itu mereka juga membuat sarang dari lilin, yang

dihasilkan oleh para lebah pekerja di koloni lebah madu. Lebah madu yang ada di alam

Indonesia adalah A. andreniformis, A. cerana dan A. dorsata, serta khusus di Kalimantan

terdapat A. Koschevnikovi ( Anonim, 2010).

Gambar 1. Spesies-spesies genus Apis1.

Lebah madu telah di kenal oleh manusia sejak jaman budaya-budaya kuno beberapa

ribu tahun yang lalu. Dalam Bibel pada bagian perjanjian lama disebutkan Manna diturunkan

Allah di Padang Pasir Sinai sewaktu Nabi Musa memimpin umat Israel yang tersungut-

sungut karena kekurangan makanan. (Keluaran 16:13-35) Manna (honeydew) diartikan

sebagai makanan dari surga karena enaknya (Sihombing,1997).

Al Qur'an juga menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah nama surah

yaitu An-Nahl (lebah madu). Dalam salah satu ayatnya (Surah An-Nahl [16] ayat 68-69)

tertulis: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di

pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari

tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan.

Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di

1 Sumber: <http://www.culturaapicola.com.ar/fotos/Apis_especies2.jpg>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

Page 2: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

2

dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang

demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir.”

Pembudidayaan lebah madu yang kini populer berasal dari kawasan Laut Tengah

(Afrika utara, Eropa selatan dan Asia kecil) yang selanjut menyebar ke seluruh wilayah dunia

(Sihombing, 1997). Bangsa Mesir kuno membuat corong dari tanah liat sebagai sarang lebah,

kemudian dari keranjang anyaman. Di Afrika lebah madu dipelihara dalam bongkahan kayu

berbentuk silinder dan sarang tersebut digantung di pohon. Bangsa Rusia sebagai

pengembang lebah madu secara modern, malahan disebut sebagai daerah lahan madu. Rusia

mulai mengembangkan peternakan madu sejak abad ke-10 hingga kini secara besar-besaran.

Mereka yang menemukan sarang lebah madu yang bisa dipindah-pindahkan, teknik tersebut

diperkenalkan oleh Peter Prokovich (1775-1850) (Anonim, 2010).

Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak

zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-

tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang yang sangat

dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin) dan sebagainya

(Anonim, 2010).

Di Indonesia sentra perlebahan masih ada di sekitar Jawa meliputi daerah Jawa Timur,

Jawa Tengah, Jawa Barat dengan jumlah produksi sekitar 2000-2500 ton untuk lebah

budidaya. Kalimantan dan Sumbawa merupakan sentra untuk madu dari perburuan lebah di

hutan. Sedang untuk sentra perlebahan dunia ada di CIS (Negara Pecahan Soviet), Jerman,

Australia, Jepang dan Italia (Anonim, 2005).

Lebah termasuk hewan yang masuk dalam kelas insekta famili Apidae dan genus Apis.

Secara runtut, taksonomi dari lebah madu ini adalah sebagai berikut (Singh, 1962):

Kingdom : Animal

Filum : Arthropoda

Kelas : Heksapoda atau Insekta

Ordo : Hymenoptera

Genus : Apis

Spesies : Apis dorsata, A. florea, A. indica, dan A. mellifera

Page 3: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

3

Spesiesnya bermacam-macam, yang banyak terdapat di Indonesia adalah A. cerana,

A. dorsata, dan A. florea. Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis A. mellifera.

Menurut asal-usulnya lebah dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya (Anonim, 2005):

1. Apis cerana, diduga berasal dari daratan Asia menyebar sampai Afghanistan, China

maupun Jepang.

2. Apis mellifera, banyak dijumpai di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani dan Italia

serta di daerah sekitar Mediterania.

3. Apis dorsata, memiliki ukuran tubuh paling besar dengan daerah penyebaran sub

tropis dan tropis Asia seperti Indonesia, Philipina dan sekitarnya. Penyebarannya di

Indonesia merata mulai dari Sumatera sampai Irian.

4. Apis florea merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India

sampai Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dengan tawon

klanceng.

Produk yang dihasilkan madu adalah (Anonim, 2005):

1. Madu sebagai produk utama berasal dari nektar bunga merupakan makanan yang

sangat berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika dan farmasi.

2. Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan penyakit, sebagai

bahan campuran kosmetika, bahan campuran obat-obatan. Royal jelly sebenarnya

adalah makanan larva ratu yang terdapat di dalam sel calon ratu yang dihasilkan

oleh kelenjar hipopharing dan kelenjar mandibula lebah pekerja muda,

mengandung gula, air, dan vitamin-vitamin asam panthotenat, biopterin, dan

neopterin (Anonim, 2004).

3. Pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-

obatan/kepentingan farmasi.

4. Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetika sebagai

pelengkap bahan campuran.

5. Propolis (perekat lebah) untuk penyembuhan luka, penyakit kulit dan membunuh

virus influensa. Propolis atau bee pollen adalah suatu zat yang dihasilkan oleh

lebah madu. Dikumpulkan oleh lebah dari pucuk daun-daun yang muda untuk

kemudian dicampur dengan air liurnya, digunakan untuk menambal dan

mensterilkan sarang. Propolis bersifat disinfektan (anti bakteri) yang membunuh

semua kuman yang masuk ke sarang lebah. lebah meliputi sarangnya dengan

propolis untuk melindungi semua yang ada didalam sarang tersebut dari serbuan

Page 4: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

4

kuman, virus, atau bakteri, misal: ratu lebah, telur, bayi lebah dan madu. Sifat

disinfektan alami yang terkandung dalam propolis sangat ampuh dalam

membunuh kuman, terbukti dengan ditemukannya seekor tikus dalam sarang

lebah yang telah mati selama kurang lebih 5 tahun dalam keadaan tidak

membusuk (Anonim, 2007).

Keuntungan lain dari beternak lebah madu adalah membantu dalam proses

penyerbukan bunga tanaman sehingga didapat hasil yang lebih maksimal (Anonim, 2005).

Persyaratan lokasi secara umum memiliki suhu ideal yang cocok bagi lebah. Suhu yang

cocok tersebut sekitar 26 °C, pada suhu ini lebah dapat beraktivitas normal. Suhu di atas

10 °C lebah masih beraktivitas. Di lereng pegunungan/dataran tinggi yang bersuhu normal

(25 °C) seperti Malang dan Bandung lebah madu masih ideal dibudidayakan. Lokasi yang

disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai

pakannya (Anonim, 2005).

Dalam pembudidayaan lebah madu, yang perlu dipersiapkan yaitu: lokasi budidaya,

kandang lebah modern (stup), pakaian kerja dan peralatan budidaya lebah (Anonim, 2005).

Beberapa perlengkapan dalam budidaya lebah madu antara lain: smoker, spatula, bee veil,

baju lengan panjang (warna putih, tebal), sarung tangan, bee brush (Singh, 1962).

Gambar 2. a. Bee Veil2 dan b. Smoker3.

2 Sumber: <http://entnemdept.ufl.edu/afbee/resources/pco_removal_clip_image002_0002.jpg>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.3 Sumber: <http://www.beekeepingstarterkit.com/files/1844535/uploaded/Dadant Bee Smoker M00928l.jpg>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

Page 5: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

5

Gambar 3. Peralatan dalam budidaya lebah: a. Spur embedder, b. Wax tube fastener, c. Bee brush, d. Frame spacing tool, e. Frame cleaning tool, dan e. Hive tool(Spatula)4.

Syarat yang utama yang harus yang dipenuhi dalam budidaya lebah adalah ada seekor

ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. Dalam satu koloni tidak boleh

lebih dari satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk memimpin koloni. Berikut ini

beberapa tahapan dalam kegiatan budidaya lebah madu (Anonim, 2005):

Gambar 4. Kondisi lebah pada frame5.

A. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Perkandangan

a. Suhu

Perubahan suhu dalam stup hendaknya tidak terlalu cepat, oleh karena

itu ketebalan dinding perlu diperhatikan untuk menjaga agar suhu

dalam stup tetap stabil. Yang umum digunakan adalah kayu empuk

setebal 2,5 cm.

4 Sumber: <http://www.beeclass.com/dts/smoker2.gif>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.5 Sumber: <http://www.coonhollowfarmct.com/images/honey_bees_on_frame.jpg>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

a b c d e f

Page 6: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

6

b. Ketahanan terhadap iklim

Bahan yang dipakai harus tahan terhadap pengaruh hujan, panas, cuaca

yang selalu berubah, kokoh dan tidak mudah hancur atau rusak.

c. Konstruksi

Konstruksi kandang tradisional dengan menggunakan gelodok dari

bambu, secara modern menggunakan stup kotak yang lengkap dengan

frame-nya.

2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam budidaya lebah terdiri dari: masker, pakaian

kerja dan sarung tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu dan sikat,

tempat makan, pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan berternak ratu dan

lain-lain.

B. Pembibitan

1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Bibit lebah unggul yang di Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal) dan

A. mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni

lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu

koloni lebah dapat produksi maksimal. ratu A. cerana mampu bertelur

500-900 butir per hari sedangkan ratu A. mellifera mampu bertelur 1500 butir

per hari. Untuk mendapatkan bibit unggul ini sekarang tersedia tiga paket

pembelian bibit lebah:

a. Paket lebah ratu terdiri dari 1 ratu dengan 5 lebah pekerja.

b. Paket lebah terdiri dari 1 ratu dengan 10.000 lebah pekerja.

c. Paket keluarga inti terdiri dari 1 ratu dan 10.000 lebah pekerja lengkap

dengan 3 sisiran sarang.

Page 7: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

7

Gambar 5. Lebah pekerja/worker (kiri), lebah jantan/drone (tengah) dan lebah ratu/mature queen (kanan)6.

2. Perawatan Bibit dan Calon Induk

Lebah yang baru dibeli dirawat khusus. Satu hari setelah dibeli, ratu

dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam stup yang telah disiapkan. Selama

6 hari lebah-lebah tersebut tidak dapat diganggu karena masih pada masa

adaptasi sehingga lebih peka terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.

Setelah itu baru dapat dilaksanakan untuk perawatan dan pemeliharaan rutin.

3. Sistem Pemuliabiakan

Pemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya

pengembangan koloni. Cara yang sudah umum dilaksanakan adalah dengan

pembuatan mangkokan buatan untuk calon ratu yang diletakkan dalam sisiran.

Tetapi sekarang ini sudah dikembangkan inseminasi buatan pada ratu lebah

untuk mendapatkan calon ratu dan lebah pekerja unggul. Pemuliabiakan lebah

ini telah berhasil dikembangkan oleh KUD Batu Kabupaten Malang.

4. Reproduksi dan Perkawinan

Dalam setiap koloni terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah ratu, lebah

pekerja dan lebah jantan. Alat reproduksi lebah pekerja berupa kelamin betina

yang tidak berkembang sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat reproduksi

berkembang lebah ratu sempurna dan berfungsi untuk reproduksi.

Proses perkawinan terjadi diawali musim bunga. Ratu lebah terbang keluar

sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan mengawininya. Perkawinan

terjadi di udara, setelah perkawinan pejantan akan mati dan sperma akan

disimpan dalam spermatheca (kantung sperma) yang terdapat pada ratu lebah

6 Sumber: <http://www.uni.illinois.edu//~stone2/bee_life_stages.html>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

Page 8: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

8

kemudian ratu kembali ke sarang. Selama perkawinan lebah pekerja

menyiapkan sarang untuk ratu bertelur.

5. Proses Penetasan

Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yang

masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel

yang telah yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja

dan setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus

oleh penghuni dewasa. Untuk mengeluarkan sebutir telur diperlukan waktu

sekitar 0,5 menit, setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat

6 detik untuk makan. Jenis tabung sel dalam sisiran adalah:

a. Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya terletak

di pinggir sarang.

b. Sel calon pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat titik

hitam di tengahnya.

c. Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak

jumlahnya.

Lebah madu merupakan serangga dengan 4 tingkatan kehidupan yaitu

telur, larva, pupa dan serangga dewasa. Lama dalam setiap tingkatan punya

perbedaan waktu yang bervariasi. Rata-rata waktu perkembangan lebah:

a. Lebah ratu: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup

1 hari, istirahat 2 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari,

Pupa/kepompong 3 hari, total waktu jadi lebah 15 hari.

b. Lebah pekerja: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup

2 hari, istirahat 3 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari,

Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 21 hari.

c. Lebah pejantan: menetas 3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup

3 hari, istirahat 4 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari,

Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 24 hari. Selama dalam

periode larva, larva-larva dalam tabung akan makan madu dan tepung

sari sebanyak-banyaknya. Periode ini disebut masa aktif, kemudian

larva menjadi kepompong (pupa). Pada masa kepompong lebah tidak

makan dan minum, di masa ini terjadi perubahan dalam tubuh pupa

untuk menjadi lebah sempurna. Setelah sempurna lebah akan keluar sel

menjadi lebah muda sesuai asal selnya.

Page 9: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

9

C. Pemeliharaan

1. Sanitasi, Tindakan Preventif dan Perawatan

Pada pengelolaan lebah secara modern lebah ditempatkan pada kandang

berupa kotak yang biasa disebut stup. Di dalam stup terdapat ruang untuk

beberapa frame atau sisiran. Dengan sistem ini peternak dapat harus rajin

memeriksa, menjaga dan membersihkan bagian-bagian stup seperti

membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah semut/serangga

masuk dengan memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya

binatang pengganggu.

2. Pengontrolan Penyakit

Pengontrolan ini meliputi menyingkirkan lebah dan sisiran sarang abnormal

serta menjaga kebersihan stup.

3. Pemberian Pakan

Cara pemberian pakan lebah adalah dengan menggembala lebah ke tempat di

mana banyak bunga. Jadi disesuaikan dengan musim bunga yang ada. Dalam

penggembalaan yang perlu diperhatikan adalah :

a. Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah tidak aktif.

b. Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan).

c. Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km.

d. Luas areal, jenis tanaman yang berbunga dan waktu musim bunga.

Tujuan utama dari penggembalaan ini adalah untuk menjaga

kesinambungan produksi agar tidak menurun secara drastis. Pemberian pakan

tambahan di luar pakan pokok bertujuan untuk mengatasi kekurangan pakan

akibat musim paceklik/saat melakukan pemindahan stup saat penggeembalaan.

Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi

untuk mempertahankan kehidupan lebah. Pakan tambahan dapat dibuat dari

bahan gula dan air dengan perbandingan 1:1 dan adonan tepung dari campuran

bahan ragi, tepung kedelai dan susu kering dengan perbandingan 1:3:1

ditambah madu secukupnya.

Page 10: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

10

D. Hama dan Penyakit

1. Penyakit

Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah

sub tropis/daerah beriklim salju. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya

penyakit lebah. Kelalaian kebersihan mendatangkan penyakit. Beberapa penyakit

pada lebah dan penyebabnya antara lain:

1. Foul Brood;

Ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul Brood yang disebabkan

oleh Bacillus larva dan European Foul Brood. Penyebab: Streptococcus

pluton. Penyakit ini menyerang sisiran dan tempayak lebah.

Gambar 6. a. larva mati karena American Foul Brood, b. Sel Brood kecoklatan karena terinfeksi American Foul Brood, dan c. Larva yang terkena European Foul Brood7.

2. Chalk Brood

Penyebab: jamur Pericustis apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak dan

menutupnya hingga mati.

3. Stone Brood

Penyebab: jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan Aspergillus fumigatus

Fress. Tempayak yang diserang berubah menjadi seperti batu yang keras.

4. Addled Brood

Penyebab: telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan pada ratu.

5. Acarine

Penyebab: kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup dalam batang

tenggorokkan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.

7 Sumber: <http://www.uni.illinois.edu//~stone2/bee_parasites_and_competit.html>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

a b c

Page 11: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

11

6. Nosema dan Amoeba

Penyebab: Nosema apis Zander yang hidup dalam perut lebah dan parasit

Malpighamoeba mellificae Prell yang hidup dalam pembuluh malpighi lebah

dan akan menuju usus.

2. Hama

Hama yang sering mengganggu lebah antara lain:

1. Burung, sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan lebah

sebagai salah satu makanannya.

2. Kadal dan katak, gangguan yang ditimbulkan sama dengan yang dilakukan

oleh burung.

3. Semut, membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah.

4. Kupu-kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam sisiran menjadi ulat yang

dapat merusak sisiran.

5. Tikus, merampas madu dan merusak sisiran.

3. Pencegahan Serangan Penyakit dan Hama

Upaya mencegah serangan penyakit dan hama tindakan yang perlu adalah:

1. Pembersihan stup setiap hari.

2. Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi lebah.

3. Kaki-kaki stup harus diberi air untuk mencegah serangan semut.

4. Pintu masuk dibuat seukuran lebah.

E. Panen

1. Hasil Utama

Madu merupakan hasil utama dari lebah yang begitu banyak manfaatnya dan

bernilai ekonomi tinggi.

2. Hasil Tambahan

Hasil tambahan yang punya nilai dan manfaat adalah royal jelly (susu ratu), pollen

(tepungsari), lilin lebah (malam) dan propolis (perekat lebah).

3. Pengambilan madu

Panen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga. Ciri-ciri madu

siap dipanen adalah sisiran telah tertutup oleh lapisan lilin tipis. Sisiran yang akan

dipanen dibersihkan dulu dari lebah yang masih menempel kemudian lapisan

penutup sisiran dikupas. Setelah itu sisiran diekstraksi untuk diambil madunya.

Page 12: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

12

Urutan proses panen:

1. Mengambil dan mencuci sisiran yang siap panen, lapisan penutup dikupas

dengan pisau.

2. Sisiran yang telah dikupas diekstraksi dalam ekstraktor madu.

3. Hasil disaring dan dilakukan penyortiran.

4. Disimpan dalam suhu kamar untuk menghilangkan gelembung udara.

5. Pengemasan madu dalam botol.

Page 13: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

13

PEMINDAHAN KOLONI LEBAH MADU

Kegiatan pemindahan koloni ini bertujuan untuk memindahkan koloni lebah madu

dari alam ke kotak lebah (hive) untuk dipelihara. Kegiatan yang dilakukan diawali dari

membersihkan hive. Biasanya, kotak lebah yang telah dipakai akan banyak sekali kotoran

yang terdapat didalamnya. Kotoran tersebut antara lain: sisa-sisa sarang lebah, lilin-lilin yang

menempel di beberapa bagian sarang dan sebagainya. Kotoran-kotoran ini kemudian

dibersihkan menggunakan pisau (dikerik) sampai bersih. Manfaat pembersihan sarang adalah

mengurangi resiko timbulnya jamur dan penyakit lainnya yang dapat mengganggu lebah yang

dipelihara.

Pemindahan koloni dilakukan secara manual, yaitu dengan mengambil koloni lebah

dengan tangan. Untuk menghalau lebah/untuk menjinakkan lebah digunakan asap rokok

sebagai smoker (pengempos) sederhana. Sifat bahan bakar smoker yang baik antara lain

adalah pelan terbakarnya, dan asap putih yang keluar tidak terlalu panas. Asap yang terlalu

banyak dan panas tidak dianjurkan dalam kegiatan pengemposan karena dapat membunuh

lebah dan membuat lebah panik (Barth, 1955).

Pada kegiatan pemindahan koloni, yang perlu diperhatikan adalah untuk mengambil

dan memindahkan lebah ratu dari koloni tersebut agar para lebah pekerja dan lebah jantan

segera mengikuti untuk pindah. Namun, kesulitan yang dihadapi dilapangan adalah sulitnya

membedakan antara lebah ratu dan lebah pekerja maupun lebah jantan karena ukurannya

yang hampir mirip. Pada praktikum, kegiatan pemindahan koloni lebah yang dilakukan

kurang berhasil, walaupun di awal koloni lebah sudah menempati kotak lebah yang telah

disediakan. Diduga terdapat dua permasalahan yang terjadi. Pertama, lebah ratu tidak berhasil

dipindahkan ke kotak lebah, dan yang kedua, pemindaham koloni tidak diimbangi dengan

penyediaan makanan yang cukup bagi lebah tersebut sehingga terjadi fenomena absconding

(migrasi karena diganggu/tidak ada makanan).

Page 14: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

14

PEMBERIAN PAKAN UNTUK LEBAH MADU

Di alam, ada 2 jenis bahan dasar makanan bagi lebah, yakni nektar (nectar) dan

tepungsari (pollen grain). Jadi tanaman pakan lebah adalah tanaman/tumbuhan yang

menghasilkan nektar dan atau tepungsari yang dapat dipanen oleh lebah. Nektar adalah cairan

yang terdiri dari sejumlah senyawa kimia hasil metabolisme sekunder didalam nektar

tanaman, dengan komponen utama air dan komponen dominan berupa senyawa gula

(saccharida). Sedangkan tepungsari merupakan bagian utama dari bunga jantan suatu

tanaman, yang terletak pada tangkai sari bunga jantan (Anonim, 2004).

Pada pengamatan yang dilakukan, lebah yang keluar dari kotak lebah paling banyak

mencoba gula pasir sebagai pakan yang disukai. Namun setelah satu jam, untuk gula, gula

jawa, dan sirup telah habis, dan yang tersisa adalah pemanis buatan. Diduga, pemanis buatan

tidak disukai lebah karena tidak memiliki aroma yang khas, serta rasa dari pemanis buatan

yang cenderung agak pahit diduga menjadi sebab lebah tidak tertarik untuk memakannya.

Untuk mengetahui perpindahan lebah dari pakan satu ke pakan lainnya, setiap lebah

yang hinggap di cawan dicat pada punggung (gaster) sesuai dengan kode cat untuk masing-

masing pakan tersebut. Perpindahan lebah dari pakan satu ke pakan lainnya adalah

perpindahan dari pakan gula pasir ke gula jawa/sirup. Perpindahan ke sirup lebih banyak.

Perpindahan ke sirup yang lebih banyak ini diduga karena sirup memiliki aroma wangi yang

khas, sehingga membuat lebah tertarik. Gula pasir, gula jawa dan sirup lebih disukai lebah

karena diduga memiliki kemiripan dengan nektar yang didapat dari alam mengingat gula

pasir dibuat dari sari tebu, sedangkan gula jawa dari nira kelapa, dan sirup umumnya

mengandung gula murni.

Tingkah laku lebah pada saat diberi perlakuan cat menunjukkan fenomena yang

menarik, yaitu lebah dapat membersihkan dirinya dari kotoran/cat yang mengganggu dirinya

dengan alat dikakinya (pembersih antena). Juga terjadi komunikasi pada lebah satu dengan

lebah yang lainnya untuk menunjukkan pakan yang disarankan.

Page 15: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

15

ANATOMI EKSTERNAL DAN INTERNAL LEBAH MADU

Untuk mengetahui anatomi eksternal dan internal lebah madu, alat dan bahan yang

dibutuhkan antara lain: kaca pembesar, jarum pentul, mikroskop, lampu belajar, lampu

spiritus, dan scalpel. Sedangkan bahan yang dgunakan adalah lebah madu Apis cerana dan

Apis mellifera, dan parafin.

Pengamatan yang dilakukan meliputi:

1. Pengamatan anatomi eksternal

a. Mandibula

Gambar 7. Alat mulut pada lebah madu8.

8 Sumber: <http://insects.ucr.edu/ebeling/figures/fig045.jpg>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

Page 16: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

16

b. Proboscis

Gambar 8. a. Proboscis9, dan b. Caput dan alat mulut lebah madu10.

c. Mata majemuk dan mata tunggal

Gambar 9. Bagian-bagian kepala lebah madu (Borror et al., 1992).

Bagian-bagian dari kepala lebah madu (meliputi mata majemuk, mata

tunggal, mandibula dan proboscis) adalah sebagai berikut (Borror et al.,

1992):

lbr : labrum fr : frons

gl : glossa md : mandibel

clp : klipeus ge : gena

lp : palpus e : mata majemuk (eye)

mxp : palpus maksilla g : galea

oc : mata tunggal (ocelli) flb : flabellum

9 Sumber: <http://www.extension.org/mediawiki/files/5/5b/HoneyBeeMouthpartsSmall.jpg>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.10 Sumber: <http://ag.arizona.edu/pubs/insects/ahb/act26.gif>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

a b

Page 17: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

17

Gambar 10. a. Caput lebah 11 , b. Mata tunggal (Ocelli)12, dan c. Pembesaran mata majemuk13.

Lebah madu adalah salah satu serangga yang paling banyak diberikan

kemampuan sensor yang baik oleh Alloh SWT. Rambut-rambut halus yang

sensitif di seluruh tubuhnya. Pada antena, terdapat ribuan organ penciuman.

Organ pengecapnya mampu merasakan manis, asam, basis, maupun asin.

Sedangkan mata tunggal (ocelli) membantu membedakan gelap dan terang,

serta dengan mata majemuknya, lebah dapat mengetahui warna, bentuk dan

keadaan tertentu. Mata majemuk tersebut dapat mengidentifikasi warna hijau,

biru, kuning, dan sinar ultra-violet, namun tidak dapat melihat sinar merah.

Mata majemuk lebah madu dapat melihat pergerakan obyek pandang. Lebah

madu juga memiliki kepekaan waktu (time-sense) dan kepekaan ingatan

(memory-sense) saat lebah madu tersebut merasakan keadaan yang sama dan

11 Sumber: <http://www.uni.illinois.edu/~stone2/Bee_anatomy.html>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.12 Sumber: <http://www.uni.illinois.edu/~stone2/Bee_anatomy.html>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.13 Sumber: <http://www.bumblebee.org/images/eye.jpg>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

a

b c

Page 18: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

18

waktu yang tepat. Hal tersebut di contohkan saat mencari tempat dimana

pakan selalu tersedia (Singh, 1962).

d. Struktur kaki

Gambar 11. a. kaki depan lebah madu 14 , dan b. Kaki belakang lebah madu15.- Sisir: untuk mengumpulkan pollen.

- Pollen basket (Corbicula): untuk mengangkut pollen dari bunga ke sarang

lebah.

- Pembersih antena: untuk membersihkan antenna dari kotoran maupun

pakan/madu yang menempel.

Gambar 12. Bagian tungkai belakang lebah madu (Borror et al., 1992).

Gambar diatas menunjukkan bagian tungkai belakang seekor lebah

madu. Permukaan bagian dalam yang menunjukkan alat transpor serbuk

sari: au, aurikel; cx, koksa; fm, femur; mts, ruas tarsus pertama; pbr, sikat-

sikat serbuk sari; pr, penggaruk serbuk sari/sisir; tb, tibia; tr, trokhanter.

14 Sumber: <http://www.uni.illinois.edu/~stone2/Bee_anatomy.html>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.15 Sumber: <http://www.uni.illinois.edu/~stone2/Bee_anatomy.html>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

a b

Page 19: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

19

Serbuk sari lepas dari rambut-rambut tubuh oleh tungkai-tungkai depan

dan tengah, dan diletakkan pada sikat-sikat (pbr) serbuk sari dari tungkai-

tungkai belakang. Serbuk pada sikat-sikat serbuk sari dari satu tungkai

digaruk lepas oleh penggaruk (pr) pada yang lainnya; serbuk sari jatuh di

atas permukaan aurikel (au), penutupan tarsus pada tibia mendorong

serbuk sari ke atas, di tempat itu serbuk sari menempel pada lantai

keranjang serbuk sari atau corticula (yang ada di atas permukaan luar tibia).

Bila proses ini diulangi, pertama pada satu sisi, kemudian pada sisi yang

lainnya. Serbuk sari dikemas ke dalam ujung-ujung yang lebih bawah dari

keranjang-keranjang serbuk sari sampai keduanya berisi (Borror et al.,

1992).

e. Ukuran (panjang masing-masing lebah).

Dari beberapa lebah yang berhasil diukur, 5 ekor lebah madu Apis cerana

memiliki ukuran panjang tubuh berturut-turut: 1 cm; 1,1 cm; 1 cm; 1 cm; dan

1,1 cm. Sedangkan untuk ukuran A. mellifera didapatkan adalah 1,1 cm.

2. Pengamatan anatomi internal

Gambar 13. Anatomi internal lebah madu (pekerja) (Singh, 1962).

Keterangan gambar:

An-anus; aInt-anterior intestine; Ao-aorta; Br-brain; dDph-dorsal

diaphragm; Gls-tongue; HS-honey-stomach; Ht-heart; Mal-malphigian tubule;

Mth-mouth; NC-nerve cord; Pmp-sucking pump; Pvent-proventriculus;

Page 20: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

20

Oe-oesophagus; Ost-ostium; Rect-rectum; SID-salivary duct; SIO-salivary orifice;

Syr-salivary; vDph-ventral diaphragm; Vent-ventriculus.

Didalam tubuh lebah, banyak ditemukan organ-organ dan sistem seperti

pada tubuh manusia. Organ dan sistem tersebut juga menunjukkan fungsi yang

sama. Alat pencernaan, terdiri dari mulut, pharynx (pemompa otot), oesophagus

dengan ukuran yang proporsional. Alat sengat pada ratu dan pekerja adalah hasil

modifikasi dari ovipositor dan digunakan sebagai senjata untuk mempertahankan

diri dari pemangsa (Singh, 1962).

a. Sengat

Gambar 14. a. Sengat dan kantong racun (venom sack)16, dan b. sengat yang diperbesar17.

b. Kantong madu: tempat mengemulsi nektar dengan enzim-enzim tertentu untuk

dijadikan madu.

c. Kantong racun (poison sac): kantong berisi racun (venom) yang akan

disalurkan melalui sengat. Kantong ini berisi photolipase A2 dan

hyaluronidase yang menyebabkan bengkak dan menyebarkan racunnya

(Bishop, 2005 cit. Stone, 2007).

d. Sistem pencernaan.

Sistem pencernaan lebah secara umum mirip pencernaan serangga pada

umumnya, yang membedakan adalah adanya kantong madu yang secara

khusus untuk menampung nektar yang disimpan didalam perut lebah dan

diproses menggunakan ensim-enzim tertentu untuk menjadi madu. Perjalanan

makanan dimulai dari mulut sebagai alat penggigit-pengunyahnya, lalu dari

mulut makanan melewati oesophagus menuju ke perut. Makanan tersebut

melewati usus sampai usus besar kemudian berakhir di anus.

16 Sumber: <http://www.uni.illinois.edu/~stone2/Bee_anatomy.html>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.17 Sumber: <http://www.uni.illinois.edu/~stone2/Bee_anatomy.html>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.

a b

Page 21: Honeybee Keeping-Budidaya Lebah Madu [Aji Prasetio, S.P.]

21

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Pedoman Pembangunan Model Usaha Perlebahan. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan. <http://www.dephut.go.id/INFORMASI/RRL/RLPS/sk_dirjenRLPS/l2_50_04.pdf>.Diakses tanggal 9 Mei 2010.

Anonim. 2005. Teknologi Tepat Guna tentang Budidaya Peternakan: Budidaya Ternak Lebah. <http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=4&doc=4a12>. Diakses tanggal 9 Mei 2010.

Anonim. 2007. Agromania: Propolis. <http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg03280.html>. Diakses tanggal 9 Mei 2010.

Anonim. 2010. Budidaya Lebah Madu. <http://www.wisatalembang.com/2010/04/budidaya-lebah-madu_27.html>. Diakses tanggal 9 Mei 2010.

Barth, Walter. 1955. Five Hundred Answers to Bee Questions 3rd Edition. A.I. Root Company Medina, Ohio.

Borror, D. J., Triplehorn, C. A., dan Johnson, N. A. 1992. Pengenalan Pembelajaran Serangga Edisi Keenam (Penerjemah: drh. Soetiyono Partosoedjono, M.Sc.). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Singh, Sardar. 1962. Beekeeping in India. Indian Council of Agriculture Research, New Delhi.

Stone, David M. 2007. Bee Anatomy. University of Illinois. <http://www.uni.illinois.edu/~stone2/Bee_anatomy.html>. Diakses tanggal 7 Juni 2010.