hiv/aids dalm kewarganegaraan

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal pada tahun 1981 di Amerika Serikat dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV-1). AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi diddapat dari hasil penularan. penyakit ini merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang sangat penting di beberapa negara dan bahkan mempunyai implikasi yang bersifat internasional dengan angka moralitas yang peresentasenya di atas 80 pada penderita 3 tahun setelah timbulnya manifestasi klinik AIDS. Pada tahun 1985 Cherman dan Barre-Sinoussi melaporkan bahwa penderita AIDS di seluruh dunia mencapai angka lebih dari 12.000 orang dengan perincian, lebih dari 10.000 kasus di Amerika Serikat, 400 kasus di Francis dan sisanya di negara Eropa lainnya, Amerika Latin dan Afrika. Pada pertengahan tahun 1988, sebanyak lebih dari 60.000 kasus yang ditegakkan diagnosisnya sebagai AIDS di Amerika Serikat telah dilaporkan pada Communicable Disease Centre (CDC) dan lebih dari setengahnya meninggal. Kasus- kasus AIDS baru terus-menerus di monitor untuk ditetapkan secara pasti diagnosisnya. Ramalan baru-baru ini dari United States Public Health Service menyatakan, bahwa pada akhir tahun 1991, banyaknya kasus AIDS secara keseluruhan di Amerika Serikat doperkirakan akan meningkat paling sedikit menjadi 270.000 dengan 179.000 kematian. Juga telah diperkirakan, bahwa 74.000 kasus baru dapat di diagnosis dan 54.000 kematian yang berhubungan dengan AIDS dapat terjadi selama tahun 1991 saja. Sebagai perbandingan dapat dikemukakan, kematian pasukan Amerika selama masa perang di Vietnam berjumlah 47.000 korban. Selain itu, berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli- September 2006 secara kumulatif tercatat pengidap HIV positif di tanah air telah mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang. Menderita HIV/AIDS di Indonesia dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan tekanan psikologis terutama pada penderitanya maupun pada keluarga dan lingkungan disekeliling penderita. Secara fisiologis HIV menyerang sisitem kekebalan tubuh penderitanya. Jika ditambah dengan stress psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada pasien terinfeksi

Upload: saidy-azuhar

Post on 12-Aug-2015

99 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal pada tahun

1981 di Amerika Serikat dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV-1).

AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh; bukan

penyakit bawaan tetapi diddapat dari hasil penularan. penyakit ini merupakan persoalan

kesehatan masyarakat yang sangat penting di beberapa negara dan bahkan mempunyai

implikasi yang bersifat internasional dengan angka moralitas yang peresentasenya di atas

80 pada penderita 3 tahun setelah timbulnya manifestasi klinik AIDS. Pada tahun 1985

Cherman dan Barre-Sinoussi melaporkan bahwa penderita AIDS di seluruh dunia

mencapai angka lebih dari 12.000 orang dengan perincian, lebih dari 10.000 kasus di

Amerika Serikat, 400 kasus di Francis dan sisanya di negara Eropa lainnya, Amerika

Latin dan Afrika. Pada pertengahan tahun 1988, sebanyak lebih dari 60.000 kasus yang

ditegakkan diagnosisnya sebagai AIDS di Amerika Serikat telah dilaporkan pada

Communicable Disease Centre (CDC) dan lebih dari setengahnya meninggal. Kasus-

kasus AIDS baru terus-menerus di monitor untuk ditetapkan secara pasti diagnosisnya.

Ramalan baru-baru ini dari United States Public Health Service menyatakan, bahwa pada

akhir tahun 1991, banyaknya kasus AIDS secara keseluruhan di Amerika Serikat

doperkirakan akan meningkat paling sedikit menjadi 270.000 dengan 179.000 kematian.

Juga telah diperkirakan, bahwa 74.000 kasus baru dapat di diagnosis dan 54.000 kematian

yang berhubungan dengan AIDS dapat terjadi selama tahun 1991 saja. Sebagai

perbandingan dapat dikemukakan, kematian pasukan Amerika selama masa perang di

Vietnam berjumlah 47.000 korban.

Selain itu, berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli-

September 2006 secara kumulatif tercatat pengidap HIV positif di tanah air telah

mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang. Menderita HIV/AIDS di Indonesia

dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan tekanan psikologis terutama pada

penderitanya maupun pada keluarga dan lingkungan disekeliling penderita.

Secara fisiologis HIV menyerang sisitem kekebalan tubuh penderitanya. Jika

ditambah dengan stress psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada pasien terinfeksi

Page 2: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

2

HIV, maka akan mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan angka kematian.

Menurut Ross (1997), jika stress mencapai tahap kelelahan (exhausted stage), maka dapat

menimbulkan kegagalan fungsi system imun yang memperparah keadaan pasien serta

mempercepat terjadinya AIDS. Modulasi respon imun penderita HIV/AIDS akan

menurun secara signifikan, seperti aktivitas APC (makrofag); Thl (CD4); IFN ; IL-2;

Imunoglobulin A, G, E dan anti-HIV. Penurunan tersebut akan berdampak terhadap

penurunan jumlah CD4 hingga mencapai 180 sel/ l per tahun.

Pada umumnya, penanganan pasien HIV memerlukan tindakan yang hampir sama.

Namun berdasarkan fakta klinis saat pasien control ke rumah sakit menunjukkan adanya

perbedaan respon imunitas (CD4). Hal tersebut menunjukkan terdapat factor lain yang

berpengaruh, dan factor yang diduga sangat berpengaruh adalah stress.

Stress yang dialami pasien HIV menurut konsep psikoneuroimunologis,

stimulusnya akan melalui sel astrosit pada cortical dan amigdala pada system limbic

berefek pada hipotalamus, sedangkan hipofisis akan menghasilkan CRF (Corticotropin

Releasing Factor). CRF memacu pengeluaran ACTH (Adrenal corticotropic hormone)

untuk memengaruhi kelenjar korteks adrenal agar menghasilkan kortisol. Kortisol ini

bersifat immunosuppressive terutama pada sel zona fasikulata. Apabila stress yang

dialami pasien sangat tinggi, maka kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol dalam

jumlah besar sehingga dapat menekan system imun (Apasou dan Sitkorsky,1999), yamg

meliputi aktivitas APC (makrofag); Th-1 (CD4); sel plasma; IFN ; IL-2;IgM-IgG, dan

Antibodi-HIV (Ader,2001).

Perawat merupakan factor yang berperan penting dalam pengelolaan stress,

khususnya dalam memfasilitasi dan mengarahkan koping pasien yang konstruktif agar

pasien dapat beradaptasi dengan sakitnya. Selain itu perawat juga berperan dalam

pemberian dukungan social berupa dukungan emosional, informasi, dan material

(Batuman, 1990; Bear, 1996; Folkman Dan Lazarus, 1988).

Salah satu metode yang digunakan dalam penerapan teknologi ini adalah model

asuhan keperawatan. Pendekatan yang digunakan adalah strategi koping dan dukungan

social yang bertujuan untuk mempercepat respon adaptif pada pasien terinfeksi HIV,

meliputi modulasi respon imun (Ader, 1991 ; Setyawan, 1996; Putra, 1990), respon

psikologis, dan respon social (Steward, 1997). Dengan demikian, penelitian bidang

imunologi memilki empat variable yakni, fisik, kimia, psikis, dan social, dapat membuka

Page 3: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

3

nuansa baru untuk bidang ilmu keperawatan dalam mengembangkan model pendekatan

asuhan keperawatan yang berdasarkan pada paradigm psikoneuroimunologi terhadap

pasien HIV (Nursalam, 2005).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari HIV/AIDS ?

2. Telaah Pustaka Tentang HIV/AIDS

3. Bagaimana patofisiologi virus HIV ?

4. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS.

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian HIV/AIDS serta memahami bahayanya.

2. Mengetahui dan memahami patofisiologi virus HIV.

3. Mengetahui dan mendeskripsikan manifestasi klinik dan pemeriksaan

penunjang dalam menangani penularan virus HIV/AIDS.

Page 4: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. HIV/AIDS

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus (HIV)

merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia

(terutama CD4 positif T-sel dan makrofag– komponen- komponen utama sistem

kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini

mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang

akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan dianggap defisien

ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan

penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient)

menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang

menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan.17

Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah

dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan

sistem kekebalan tubuh yang melemah.18 Pada tahun-tahun pertama setelah terinfeksi

tidak ada gejala atau tanda infeksi, kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak

mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi. Segera setelah terinfeksi, beberapa

orang mengalami gejala yang mirip gejala flu selama beberapa minggu. Penyakit ini

disebut sebagai infeksi HIV primer atau akut. Selain itu tidak ada tanda infeksi HIV.

Tetapi, virus tetap ada di tubuh dan dapat menular pada orang lain.19

Menurut Depkes RI (2003), definisi HIV yaitu virus yang menyebabkan AIDS

dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak

sistem kekebalan tubuh manusia. Gejala- gejala timbul tergantung dari infeksi

oportunistik yang menyertainya. Infeksi oportunistik terjadi oleh karena menurunnya

daya tahan tubuh (kekebalan) yang disebabkan rusaknya sistem imun tubuh akibat infeksi

HIV tersebut.20

Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) disebabkan oleh infeksi HIV dan

ditandai dengan berbagai gejala klinik, termasuk immunodefisiensi berat disertai infeksi

oportunistik dan kegananasan, dan degenerasi susunan saraf pusat. Virus HIV

Page 5: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

5

menginfeksi berbagai jenis sel sistem imun termasuk sel T CD4+, makrofag dan sel

dendritik. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan

indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.20Menurut Depkes RI

(2003), AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang

merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh

makhluk hidup. Sindrom AIDS timbul akibat melemah atau menghilangnya sistem

kekebalan tubuh karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusakoleh Virus

HIV.21Pada tahun 1993, CDC memperluas definisi AIDS, yaitu dengan memasukkan

semua orang HIV positif dengan jumlah CD4+ di bawah 200 per μL darah atau 14% dari

seluruh limfosit.22

Masalah HIV dan AIDS adalah masalah kesehatan masyarakat yang

memerlukan perhatian yang sangat serius. Ini terlihat dari apabila dilihat jumlah kasus

AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya sangat meningkat secara signifikan. Menurut

Menkes, sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan Juni 2012, kasus HIV /

AIDS tersebar di 378 (76%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh (33) provinsi di

Indonesia. Namun, saat ini sudah diwaspadai telah terjadi penularan HIV yang meningkat

melalui jalur parental (ibu kepada anaknya), terutama di beberapa ibu kota provinsi.

Menurut laporan perkembangan HIV AIDS di Indonesia yang dilakukan oleh Menkes

dari tahun 1987-Juni 2012 kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari DKI Jakarta (5.118

kasus), Papua (4865 kasus), Jawa timur (4664 kasus), Jawa Barat (4043 kasus), Bali

(2775 kasus), Jawa Tengah (1948 kasus), Kalimantan Barat (1358 kasus), Sulawesi

Selatan (999 kasus), Riau (731 kasus), DIY (712 kasus). Tetapi, angka kematian AIDS

menurun dari 3,7% pada tahun 2010 menjadi 0.2% pada tahun 2012.23

Penyebaran HIV AIDS menurut Menkes, presentasi kasus AIDS pada tahun 1987

– Juni tahun 2012 dilaporkan berdasarkan kelompok umur tertinggi pada kelompok

umur 20-29 tahun (41,5%), diikuti kelompok umur 30-39 tahun (30,8%), kelompok

umur 40-49 tahun (11,6%) , kelompok umur 15-19 tahun (4,1%) dan umur 50-59

tahun (3,7%). Sedangkan presentasi kasus AIDS lebih banyak terdapat pada laki-

laki (70%) dari pada perempuan (29%).23

Page 6: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

6

B. Landasan Ilmiah

1. Dasar Pemikiran PKN

Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna

bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan

perubahan masa depannya. Untuk itu diperlukan pembekalan IPTEKS yang

berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai budaya

bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup

setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Objek Pembahasan PKN

Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah yang mempunyai

objek, metode, sistem dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu

harus jelas, baik objek material maupun objek formal.

Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh

suatu bidang atau cabang ilmu.

Objek material PKN adalah segala hal yang berkaitan dengan warga

negara baik yang empirik maupun yang non empirik, yang meliputi wawasan,

sikap, dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara.

Objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk

membahas objek material tersebut. Objek formal PKN adalah hubungan antara

warga negara dengan negara dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.

Objek pembahasan PKN menurut Kep. Dirjen Dikti No.

267/dikti/Kep./ 2000 meliputi pokok bahasan sebagai berikut:

1. Pengantar PKN

a. Hak dan kewajiban warga Negara

b. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

c. Demokrasi Indonesia

d. Hak Asasi Manusia

2. Wawasan Nusantara

3. Ketahanan Nasional

4. Politik dan Strategi Nasional

Page 7: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

7

BAB III

KASUS

A. Pelangaran HAM Pada Kasus HIV/AIDS

Pelanggaran HAM di Indonesia sangat banyak, salah satunya pada anak-

anak. Contoh pelanggaran HAM pada anak-anak dapat terjadi saat hak anak di abaikan.

Anak merupakan masa depan bangsa, jadi tidak ada pengecualian, hak asasi manusia

untuk anak perlu di perhatikan. Contoh-contoh pelanggaran hak asasi manusia pada anak

seperti pembuangan bayi, penelantaran anak, gizi buruk hingga penularan HIV/Aids.

Berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), kasus

pembuangan bayi di Indonesia yang umumnya dilakukan kalangan orang tua mengalami

peningkatan.

Seperti yang saya baca beritanya di Republika, ternyata pada tahun 2008, Komnas

PA menerima pengaduan kasus pembuangan bayi sebanyak 886 bayi. Sedangkan tahun

2009 jumlahnya meningkat menjadi 904 bayi. Tempat pembuangan bayi juga beragam,

mulai dari halaman rumah warga, sungai, rumah ibadah, terminal, stasiun kereta api,

hingga selokan dan tempat sampah. Dari laporan yang didapatkan dari masyarakat,

sekitar 68 persen bayi yang dibuang tersebut meninggal dunia, sedangkan sisanya diasuh

masyarakat atau dititipkan di panti asuhan.

Kemudian, dari data yang didapatkan dari Direktorat Pelayanan Rehabilitasi

Sosial Kementerian Sosial, Komnas PA menemukan sekitar 5,4 juta anak yang

mengalami kasus penelantaran. Sedangkan anak yang hampir ditelantarkan mencapai

17,7 juta orang. Contoh pelanggaran HAM di Indonesia yang terjadi pada anak adalah

gizi buruk (marasmus kwasiokor) yang berdasarkan dari UNICEF, badan PBB untuk

perlindungan anak, jumlahnya mencapai 10 juta jiwa di Indonesia.

Dalam data Komnas PA, salah satu wilayah yang paling terjadi kasus gizi buruk itu

adalah Sumatera Barat. Di Sumatera Barat, 23 ribu anak dari 300 ribu. usia balita

mengalami gizi buruk. Namun Arist Merdeka Sirait menyatakan, kasus gizi buruk dan

kekurangan gizi juga banyak terdapat di daerah lain. Adapun kasus penularan HIV/Aids

di Indonesia, terdapat 18.442 kasus orang tua yang menderita penyakit mematikan

tersebut hingga September 2009.

Page 8: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

8

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengertian HIV/AIDS

AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan tubuh adalah sekumpulan

gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia seesudah system kekebalannya

dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS

mudah terkena bebrbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu

yang bersifat oportunistik. Selain itu penderita AIDS sering kali menderita

keganasan,khususnya sarcoma Kaposi dan imfoma yang hanya menyerang otak.

Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus

mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA pejamu untuk

membentuk virus DNA dan dikenali selam periode inkubasi yang panjang. Seperti

retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh dengan periode imkubasi yang

panjang (klinik-laten), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala

AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan system imun dan

menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+

dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam prose itu, virus tersebut

menghancurkan CD4+ dan limfosit.

Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder

yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat

lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan

komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env. Gag

berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah kepanjangan dari

envelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti.

Gen pol mengode enzim reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env

mengode komponen structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain

yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.

Page 9: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

9

1. Siklus Hidup HIV

Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek;

hal ini berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu baru untuk

mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan

pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane mukosa dan kulit

pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat

jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari

setelah papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.

Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :

Masuk dan mengikat

Reverse transkripstase

Replikasi

Budding

Maturasi

2. Tipe HIV

Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1 dan HIV-2.

HIV-1 bermutasi lebih cepat karena reflikasi lebih cepat. Berbagai macam

subtype dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis yang spesifik dan

kelompok spesifik resiko tinggi

Individu dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe

HIV-1 dan distribusi geografisnya:

Sub tipe A: Afrika tengah

Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand

Sub tipe C: Brasil,india,afrika selatan

Sub tipe D: Afrika tengah

Sub tipe E:Thailand,afrika tengah

Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire

Page 10: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

10

Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand

Sub tipe H: Zaire,gabon

Sub tipe O: Kamerun,gabon

Sub tipe C sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari semua

infeksi HIV baru d seluruh dunia

3. Etiologi

HIV ialah retrovirus yang di sebut lymphadenopathy Associated virus

(LAV) atau human T-cell leukemia virus 111 (HTLV-111) yang juga di sebut

human T-cell lymphotrophic virus (retrovirus) LAV di temukan oleh montagnier

dkk. Pada tahun 1983 di prancis, sedangkan HTLV-111 di temukan oleh Gallo di

amerika serikat pada tahun berikutnya. Virus yang sama ini ternyata banyak di

temukan di afrika tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau afrika,70%

dalam darahnya mengandung virus tersebut tampa menimbulkan penyakit. Nama

lain virus tersebut ialah HIV.

Hiv TERDIRI ATAS hiv-1 DAN hiv-2 terbanyak karena HIV-1 terdiri

atas dua untaian RNA dalam inti protein yang di lindungi envelop lipid asal sel

hospes.

Virus AIDS bersifat limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk

merusak sel darah putih spesifik yang di sebut limposit T-helper atau limposit

pembawa factor T4 (CD4). Virus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah

limposit T-helper secara progresif dan menimbulkan imunodefisiensi serta untuk

selanjut terjadi infeksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, virus dan

parasit serta neoplasma. Sekali virus AIDS menginfeksi seseorang, maka virus

tersebut akan berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup. Badan penderita

akan mengadakan reaksi terhapat invasi virus AIDS dengan jalan membentuk

antibodi spesifik, yaitu antibodi HIV, yang agaknya tidak dapat menetralisasi

virus tersebut dengan cara-cara yang biasa sehingga penderita tetap akan

merupakan individu yang infektif dan merupakan bahaya yang dapat menularkan

virusnya pada orang lain di sekelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh

Page 11: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

11

virus AIDS hanya sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan

tetapi pada beberapa orang perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang

menjadi AIDS yang full-blown.

4. Patofisiologi Virus HIV/AIDS

1. Mekanisme system imun yang normal

Sistem imun melindungi tubuh dengan cara mengenali bakteri atau virus

yang masuk ke dalam tubuh, dan bereaksi terhadapnya. Ketika system imun

melemah atau rusak oleh virus seperti virus HIV, tubuh akan lebih mudah terkena

infeksi oportunistik. System imun terdiri atas organ dan jaringan limfoid,

termasuk di dalamnya sumsum tulang, thymus, nodus limfa, limfa, tonsil,

adenoid, appendix, darah, dan limfa. 1

Sel B

Fungsi utama sel B adalah sebagai imunitas antobodi humoral. Masing-

masing sel B mampu mengenali antigen spesifik dan mempunyai kemampuan

untuk mensekresi antibodi spesifik. Antibody bekerja dengan cara membungkus

antigen, membuat antigen lebih mudah untuk difagositosis (proses penelanan dan

pencernaan antigen oleh leukosit dan makrofag. Atau dengan membungkus

antigen dan memicu system komplemen (yang berhubungan dengan respon

inflamasi).

Limfosit T

Limfosit T atau sel T mempunyai 2 fungsi utama yaitu :

a. Regulasi sitem imun

b. Membunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus.

Masing-masing sel T mempunyai marker permukaan seperti CD4+, CD8+,

dan CD3+, yang membedakannya dengan sel lain. Sel CD4+ adalah sel yang

1 Mandal,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series

Page 12: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

12

membantu mengaktivasi sel B, killer sel dan makrofag saat terdapat antigen target

khusus. Sel CD8+ membunuh sel yang terinfeksi oleh virus atau bakteri seperti sel

kanker.

Fagosit

Komplemen

2. Penjelasan dan komponen utama dari siklus hidup virus HIV

Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder

yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat

lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan

komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env. Gag

berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah kepanjangan dari

envelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti.

Gen pol mengode enzim reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env

mengode komponen structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain

yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.

a. Siklus Hidup HIV

Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek;

hal ini berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu beru untuk

mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan

pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane mukosa dan kulit

pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat

jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari

setelah papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.

Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :

Masuk dan mengikat

Reverse transkripstase

Replikasi

Budding

Page 13: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

13

Maturasi

3. Tipe dan sub-tipe dari virus HIV.

Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1 yang HIV-2. HIV-1

bermutasi lebih cepat karena reflikasi lebih cepat. Berbagai macam subtype dari

HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis yang spesifik dan kelompok

spesifik resiko tinggi

Individu dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe

HIV-1 dan distribusi geografisnya:

Sub tipe A: Afrika tengah

Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand

Sub tipe C: Brasil,india,afrika selatan

Sub tipe D: Afrika tengah

Sub tipe E:Thailand,afrika tengah

Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire

Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand

Sub tipe H: Zaire,gabon

Sub tipe O: Kamerun,gabon

Sub tipe C sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari semua infeksi

HIV baru d seluruh dunia.

4. Efek dari virus HIV terhadap system imun

Infeksi Primer atau Sindrom Retroviral Akut (Kategori Klinis A)

Infeksi primer berkaitan dengan periode waktu di mana HIV pertama kali

masuk ke dalam tubuh. Pada waktu terjadi infeksi primer, darah pasien

menunjukkan jumlah virus yang sangat tinggi, ini berarti banyak virus lain di

dalam darah.

Page 14: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

14

Sejumlah virus dalam darah atau plasma per millimeter mencapai 1 juta.

Orang dewasa yang baru terinfeksi sering menunjukkan sindrom retroviral akut.

Tanda dan gejala dari sindrom retrovirol akut ini meliputi :

panas, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, diare, berkeringat di malam

hari, kehilangan berat badan, dan timbul ruam. Tanda dan gejala tersebut biasanya

muncul dan terjadi 2-4 minggu setelah infeksi, kemudian hilang atau menurun

setelah beberapa hari dan sering salah terdeteksi sebagai influenza atau infeksi

mononucleosis.

Selama imfeksi primer jumlah limfosit CD4+ dalam darah menurun

dengan cepat. Target virus ini adalah limfosit CD4+ yang ada di nodus limfa dan

thymus. Keadaan tersebut membuat individu yang terinfeksi HIV rentan terkena

infeksi oportunistik dan membatasi kemampuan thymus untuk memproduksi

limfosit T. Tes antibody HIV dengan menggunakan enzyme linked

imunoabsorbent assay (EIA) akan menunjukkan hasil positif.

5. Cara penularan HIV/AIDS

Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :

1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS

Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV

tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung,

air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lender vagina, penis,

dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk ke

aliran darah (PELKESI, 1995). Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro

pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk

ke aliran darah pasangan seksual (Syaiful, 2000).

2. Ibu pada bayinya

Penularan HIV dari ibu pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan

laporan CDC Amerika, prevalensi HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai

Page 15: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

15

0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi

terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas

pada ibu kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 1995). Penularan juga

terjadi selama proses persalinan melalui transfuse fetomaternal atau kontak antara

kulit atau membrane mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat

melahirkan (Lily V, 2004).

3. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS

Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh

darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril

Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum,tenakulum, dan alat-alat

lain yang darah,cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV,dan langsung di

gunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan

HIV.(PELKESI,1995).

5. Alat-alat untuk menoleh kulit

Alat tajam dan runcing seperti jarum,pisau,silet,menyunat seseorang,

membuat tato,memotong rambut,dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat

tersebut mungkin di pakai tampa disterilkan terlebih dahulu.

6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian

Jarum suntik yang di gunakan di fasilitas kesehatan,maupun yang di

gunakan oleh parah pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat

berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU secara

bersama-sama juga mengguna tempat penyampur, pengaduk,dan gelas pengoplos

obat,sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan

HIV tidak menular melalui peralatan makan,pakaian,handuk,sapu

tangan,toilet yang di pakai secara bersama-sama,berpelukan di pipi,berjabat

Page 16: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

16

tangan,hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk,dan

hubungan social yang lain.2

B. Pencegahan HIV/AIDS

Bagaimana cara mencegah penularan HIV Pencegahan tentu saja harus

dikaitkan dengan cara-cara penularan HIV seperti yang sudah

dikemukakan. Ada beberapa cara pencegahan HIV/AIDS, yaitu :

a. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual, infeksi HIV

terutama terjadi melalui hubungan seksual, sehingga pencegahan AIDS

perlu difokuskan pada hubungan seksual. Untuk ini perlu dilakukan

penyuluhan agar orang berperilaku seksual yang aman dan

bertanggung jawab, yakni : hanya mengadakan hubungan seksual

dengan pasangan sendiri (suami/isteri sendiri), kalau salah seorang

pasangan anda sudah terinfeksi HIV, maka dalam melakukan

hubungan seksual perlu dipergunakan kondom secara benar,

mempertebal iman agar tidak terjerumus ke dalam hubungan-hubungan

seksual di luar nikah.

b. Pencegahan Penularan Melalui Darah dapat berupa : pencegahan

dengan cara memastikan bahwa darah dan produk-produknya yang

dipakai untuk transfusi tidak tercemar virus HIV, jangan menerima

donor darah dari orang yang berisiko tinggi tertular AIDS, gunakan

alat-alat kesehatan seperti jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk

tindik yang bersih dan suci hama.

c. Pencegahan penularan dari Ibu-Anak (Perinatal). Ibu-ibu yang ternyata

mengidap virus HIV/AIDS disarankan untuk tidak hamil

d. Mencegah Penularan Lewat. Alat-Alat Yang Tercemar Bila hendak

menggunakan alat-alat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik,

2Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya.. Jakarta:

Erlangga Medical Series

Page 17: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

17

jarum tato, pisau cukur dan lain-lainnya), pastikan bahwa alat-alat

tersebut benar-benar steril. Cara mensterilkan alat-alat tersebut dapat

dengan mencucinya dengan benar. Anda dapat memakai ethanol 70%

atau pun pemutih. Caranya, sedot ethanol dengan jarum suntik

tersebut, lalu semprotkan keluar. Hal ini dilakukan dua kali.

Manifestasi AIDS rata-rata timbul 10 tahun sesudah infeksi.

HIV/AIDS tidak menular kecuali :

melakukan hubungan seks dengan seorang ODHA

melakukan hubungan seks (homo/hetero seksual)

melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa kondom

menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau

menggunakan jarum bekas

dari Wanita ODHA melalui kelahiran

dari Wanita ODHA melalui Air Susu Ibu. (Virus HIV hidup dan

berkembang biak di dalam Darah,Cairan Sperma,Cairan Vagina

dan ASI) Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya

beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas HIV.

ODHA sering terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan

tes HIV, ODHA tidak tau bahwa dirinya telah tertular HIV dan

dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes HIV adalah satu-

satunya cara mendapatkan kepastian tertular atau tidak.

Virus HIV Tidak Menular Melalui :

Keringat, Air liur

Makanan,Flu/influenza

Berpelukan

Makan dengan perabot yang sama

Bersalaman

Mandi bersama

Digigit nyamuk

Page 18: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

18

Memakai toilet bersama

Berhubungan Seks dengan menggunakan Kondom yang baik.

Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.

HIV dan Tubuh manusia Belum ada obat membasmi HIV HIV masuk

langsung ke aliran darah untuk dapat hidup dalam tubuh manusia

Di luar tubuh manusia HIV sangat cepat mati

HIV mati oleh air panas, sabun, bahan pencuci hama lain

HIV tidak dpt menular lewat udara seperti virus lainnya

Ditubuh manusia HIV bersarang dalam sel darah putih tertentu yang

disebut sel T4 (CD4 = Sel Thelper)

Sel T4 terdapat pd cairan tubuh maka HIV ditemukan terutama dalam:

darah, air mani, cairan vagina

o HIV tidak terdapat dalam: urine, faeces, muntahan

o HIV tidak dapat menembus kulit utuh.

C. Kinerja Pemerintah Dalam Menagulangi Bencana HIV/ AIDS

Strategi Nasional ini merupakan kerangka acuan dan panduan untuk setiap

upaya penanggulangan HIV/AIDS di lndonesia, baik oleh pemerintah,

masyarakat, lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM), keluarga, perorangan,

perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian, donor dan badan-badan

internasional agar dapat bekerjasama dalam kemitraan yang efektlif dan saling

melengkapi dalam lingkup keahlian dan kepedulian masing-masing.

Strategi Nasional ini disusun dengan sistematika :

Prinsip-prinsip dasar penanggulangan HIV/AIDS, Lingkup program, Peran

dan Tanggung jawab, Kerjasama lnternasional dan Pendanaan.

A. Prinsip-prinsip Dasar Penanggulangan HIV/AIDS.

1. Upaya penanggulangan HIV/AIDS dilaksanakan oleh masyarakat dan

pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama dan pemerintah

berkewajiban untuk mengarahkan membimbing, serta menciptakan

suasana yang menunjang.

Page 19: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

19

2. Setiap upaya penanggulangan harus mencerminkan nilai-nilai agama dan

budaya yang ada di Indonesia.

3. Setiap kegiatan diarahkan untuk mempertahankan dan meniperkukuh

ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta sistem dukungan sosial yang

mengakar dalam masyarakat.

4. Pencegahan HIV/AIDS diarahkan pada upaya pendidikan dan penyuluhan

untuk memantapkan perilaku yang tidak memberikan kesempatan

penularan dan merubah perilaku yang beresiko tinggi.

5. Setiap orang berhak untuk mendapat informasi yang benar untuk

melindung diri dan orang lain terhadap infeksi HIV/AIDS.

6. Setiap kebijakan, program, pelayanan dan kegiatan harus tetap

menghormati harkat dan martabat dari para pengidap HIV/penderita AIDS

dan keluarganya.

7. Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV/AIDS harus didahului

dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang

bersangkutan (informed consent). Sebelum dan sesudahnya harus

diberikan konseling yang memadai dan hasil pemeriksaan wajib

dirahasiakan.

8. Diusahakan agar peraturan perundang-undangan mendukung dan selaras

dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS di semua tingkat.

9. Setiap pemberi layanan berkewajiban memberikan layanan tanpa

diskriminasi kepada pengidap HIV/penderita AIDS. 3

3Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Page 20: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

20

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang memperlemah

kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan cara

membunuh atau merusak sel-sel yang berperan dalam kekebalan tubuh

sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker menurun

drasts. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan

gejala dan infeksi sindrom yang timbul karena rusaknya system kekebalan

tubuh.

2. Cara penularan HIV/AIDS sangat bervariasi dapat dengan penggunaan

jarum suntik yang tidak steril, seks bebas serta seks yang kurang sehat dan

aman, penyakit menurun, dan tranfusi darah yang tidak steril.

3. Tanda-tanda gejala-gejala secara klinis pada seseorang penderita AIDS

seperti; rasa lelah dan lesu ,berat badan menurun secara drastis , demam

yang sering dan berkeringat diwaktu malam, mencret dan kurang nafsu

makan, bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut, pembengkakan

leher dan lipatan paha, dan radang paru-paru kanker kulit.

4. Terapi alternatif komplementer, seperti; akupunktur, akupressur, meditasi,

dan mengomsumsi tanaman obat dapat menambah daya tahan tubuh dan

pertumbuhan sel-sel imun. Ketenangan spiritual dan nutrisi peningkat daya

tahan membuat virus lebih jinak dan memperlambat perkembangannya

dalam tubuh manusia, sehingga memberi kesempatan CD4 yaitu sel

pembentuk daya tahan tubuh untuk berkembang dan memperbanyak diri.

B. Saran

Dengan adanya karya tulis ilmiah ini penulis menyarankan bahwa sangat

penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita agar tidak terkena penyakit

HIV/AIDS. Dan juga dapat menghindari penyebab HIV/AIDS serta dapat dengan

sigap menanggapi adanya penyakit HIV/AIDS.

Page 21: HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan

21

DAFTAR PUSTAKA

Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan,

dan pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series

Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung:

Erlangga

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993.

Mikrobiolog Kedokteran. Jakarta Barat: Binarupa Aksara

Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI

Mandal,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series

Depkes RI.1997.AIDS dan Penanggulangannya (Ed.

3).Jakarta:PUSDILANKES & The Ford Foundation

Hanwari, D.2009.Global Effect HIV/AIDS Dimensi

Psikoreligi.Jakarta:FKUL

Nasronudin.2007.HIV & AIDS Pendekatan Biologis Molekuler, Klinis &

Sosial.Surabaya:Airlangga University Press

Nursalam, Kurniawati, D, N.2009.Asuhan Keperawatan pada Pasien

HIV/AIDS.Jakarta:Salemba Medika

Sunaryati, S. S.2011.14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat

Mematikan.Yogyakarta:FlashBook