hipokalsemia

14
PRESENTASI KASUS HIPOKALSEMIA Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul Disusun oleh : Verani Dwitasari, S. Ked (20080310081) Dokter Penguji : dr. Agus Yuha, Sp.PD

Upload: verhani

Post on 27-Oct-2015

93 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

definisi, epidemiologi, etiologi, patologi, terapi

TRANSCRIPT

Page 1: hipokalsemia

PRESENTASI KASUS

HIPOKALSEMIADisusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul

Disusun oleh :

Verani Dwitasari, S. Ked

(20080310081)

Dokter Penguji :

dr. Agus Yuha, Sp.PD

SMF ILMU PENYAKIT DALAM

RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2013

Page 2: hipokalsemia

HALAMAN PENGESAHAN

HIPOKALSEMIA

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat MengikutiUjian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Penyakit Dalam

RSUD Panembahan Senopati Bantul

Disusun Oleh:

Verani Dwitasari, S. Ked

20080310081

Telah disetujui dan dipresentasikan pada tanggal Maret 2013

Oleh :

Dokter Penguji

dr. Agus Yuha, Sp. PD

Page 3: hipokalsemia

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendahuluan

Regulasi kalsium dalam tubuh sangat dibutuhkan dalam pengaturan fungsi

normal sel, transmisi neural, stabilitas membran, struktur tulang, koagulasi darah, dan

sinyal intraseluler. Sehingga, ketika adanya gangguan regulasi kalsium, fungsi normal

tubuh juga akan terganggu, mulai dari gangguan ringan yang asimtomatik, hingga

mengancam jiwa.

Hipokalsemia adalah kelainan yang berpotensi menyebabkan abnormalitas

biokimia tubuh yang berisiko tinggi dalam kesalahan diagnosis dan pengobatan.

Hipokalsemia ditemukan pada perawatan primer dan sekunder, dengan prevalensi

18% pada semua pasien di rumah sakit dan 85% dalam Intensif Care Unit. Penyebab

paling umum dari hipokalsemia dalam perawatan primer adalah defisiensi vitamin D,

yang tergantung pada demografi memiliki prevalensi setinggi 50%. Hipokalsemia

mungkin merupakan temuan laboratorium asimtomatik atau mengancam nyawa

gangguan metabolisme. Hipokalsemia akut dapat menyebabkan gejala berat yang

membutuhkan perawatan capat dan evaluasi di rumah sakit. Sebaliknya, ketika

hipokalsemia berkembang perlahan-lahan pasien dapat bebas dari gejala.

Pasien hipokalsemia yang menunjukkan gejala memerlukan resusitasi segera

dan evaluasi. Terapi hipokalsemia ini tergantung dengan penyebab yang

mendasarinya, keparahan, jenis gejala yang muncul, dan seberapa cepat hipokalsemia

berkembang. Sebagian besar hipokalsemia emergensi adalah ringan dan hanyya

membutuhkan terapi suportif dan evaluasi laboratorium lanjut. Namun kita harus

paham, bahwa hipokalsemia berat dapat menyebabkan kejang, tetani, hipotensi

refraktori, ataupun aritmia yang lebih membutuhkan penanganan yang cepat.

Sehingga, diagnosis yang optimal dan manajemen segera pasien dengan hipokalsemia

sangat dibutuhkan.

Page 4: hipokalsemia

B. Regulasi Kalsium dalam Tubuh

Dalam tubuh, regulasi kalsium diatur oleh 3 hormon, yaitu kalsitonin, paratiroid,

dan vitamin D.

C. Etiologi Hipokalsemia

D. Patofisiologi

E. Manifestasi Klinis

F. Penegakan Diagnosis

G. Penatalaksanaan

H. Komplikasi

I. Prognosis

BAB II

PRESENTASI KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

No RM : 48.94.61

Nama : Ny. Agnes Ponidah

Umur : 56 tahun

Alamat : Pundung RT 02 Wukirsari Imogiri Bantul

Agama : Islam

Dirawat Tanggal : 12 Maret 2013 – 15 Maret 2013

Page 5: hipokalsemia

2. ANAMNESA

- Keluhan Utama : Os. datang sadar melalui IGD dengan keluhan tangan kanan

dan kiri terasa kaku sejak beberapa hari sebelum masuk

rumah sakit.

- Keluhan Tambahan : -

- Riwayat Penyakit Sekarang : Os. datang sadar melalui IGD dengan keluhan

tiba2-tiba tangan kanan dan kiri terasa kaku sejak beberapa hari sebelum

masuk rumah sakit. Riwayat terjatuh (-)

- Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat operasi : (+) → Operasi thyroid th 1986

- Riwayat alergi / Asma : disangkal

- Riwayat Penyakit paru-paru, DM : (-)

- Riwayat Penyakit Hipertensi : (+)

- Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat Penyakit paru-paru : disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

- Riwayat Hipertensi : disangkal

- Riwayat DM : disangkal

- Riwayat Asma : disangkal

3. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

Keadaan umum : sedang

Kesadaran : CM

Vital sign : TD 170/100 mmHg S 36,8 0C

N 82 x/mnt R 20 x/mnt

Kepala : Mesochepal, rambut beruban, tidak mudah dicabut.

Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem

palpebra (-/-).

Hidung : dbn

Page 6: hipokalsemia

Telinga :dbn

Mulut : dbn

Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar

Thoraks

Pulmo : I : simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi dada (-)

Pa : vokal fremitus ka = ki

Pe : Sonor seluruh lapang paru

A : Suara Dasar : vesikuler +/+

Suara Tambahan : ronkhi (-), wheezing (-)

Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak

Pa : Ictus cordis kuat angkat

Pe : redup (+)

A : S1 > S2 murni, regular, bising (-)

Extremitas : Spasme (+) tangan, simetris, oedem -/-, dan varises -/-,

turgor kulit normal, capillary refill<2”.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen Thorax: Cor & Pulmo dalam batas normal

Laboratorium Hematologi 12 Maret 2013:

Hb : 11,9 gr%

AL : 4,4 ribu/uL

AE : 4,11 juta/uL

AT : 246 ribu/uL

Hmt : 36 %

Hitung Jenis Leukosit:

Eosinofil : 0 %

Basofil : 0 %

Batang : 0 %

Segmen : 55 %

Limfosit : 40 %

Monosit : 5 %

GDS : 85

Ureum : 35

Page 7: hipokalsemia

Kreatinin : 0,68

SGOT : 31

SGPT : 14

Ca ; 5,4

F. DIAGNOSIS

Muscle spasme e.c Hipokalsemia

G. PENATALAKSANAAN

BAB III

PEMBAHASAN

Bp. W (65 tahun) datang dengan keluhan ada benjolan pada lipat paha kiri

hingga ke skrotum sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Benjolan tidak nyeri

dan menghilang saat berbaring. Dari pemeriksaan, pasien didiagnosis sebagai Hernia

Ingunalis Lateralis (HIL) Sinistra.

Penegakan diagnosis hernia inguinalis dapat dilakukan dengan anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio

inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang

kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus. Kalau kantong hernia berisi

Page 8: hipokalsemia

organ, maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti

karet) atau ovarium. HIL merupakan hernia abdomen yang paling sering terjadi dan

banyak diderita oleh laki-laki. Hernia sendiri terjadi akibat peran multifaktorial. Pada

Hernia inguinalis lateralis/indirek sering dikarenakan adanya patent processus

vaginalis. Namun, pada pasien resiko meningkat seiring dengan usia tua dan aktivitas

keseharian pasien yang bekerja sebagai buruh yang tentu saja termasuk aktivitas berat.

Dengan bertambahnya usia, integritas dari muskulus abdomen menurun, sehingga

dinding abdomen tidak dapat menahan adanya peningkatan tekanan intrabdominal.

Pemilihan management pada hernia inguinalis berdasarkan usia, dan berat

ringannya penyakit. Pada pasien dewasa, hernia yang telah menimbulkan gejala atau

telah menjadi hernia inkarserata perlu terapi operatif. Prognosis pada pasien

cenderung akan lebih baik karena keparahan hernia belum menyebabkan hernia

irreponible bahkan inkarserata.

Page 9: hipokalsemia

BAB IV

KESIMPULAN

Page 10: hipokalsemia

DAFTAR PUSTAKA

Condon RE, Nylus L.M. Complications of groin hernia. In : Nylus LM, Condon RE. Eds. Hernia. End ed. Philadelphia : JB Lippincott company, 1978 : 264-74.

Dunphy, J.E., and Way LW, eds. Current surgical diagnosis and Treatment, 5 th

ed. California; Lange medical Publication, 1981 : 1517-40.

Gardner, B. and Shaftan, Surgical Emergencies in the Child, eds. Pediatric surgical Emergencies, ed. Philadelphia : J.B Lippincott company, 1990 : 552-8.

Harkins HN. Hernia. In Allen JG, Harkins NH, Moyer CA, Rhoads JE. Eds. Surgery principles and practise. Philadelphia : JB Principels and practise, Phialdelphia : JB Lippincott comapy, 1957 : 980-86.

Harun R. Parameter Kliniks sebagai Petunjuk Diagnosis Dini Hernia Inguinalis Eksterna Strangulata di RSDK – Semarang, Semarang : Lab. Ilmu Bedah FK UNDIP/RSDK.

Jenkins, Jon L & Braen, G. Richard. 2004. Manual Of Emergency Medicine. USA:Lippincott Williams & Wilkins.

Jones, Daniel B. 2012. Master Techniques in Surgery: Hernia. USA:Lippincott Williams & Wilkins.

Junaidi P., Atiek S., Husna A., Hernia, Dalam : Kapita Selekta Kedokteran FK UI, Jakarta : Media Aesculapius : 1991 : 352-9.

Macraflane DA, Thomas LP, Textbook of surgery, 4th ed. London : ELBS, 1997 : 234-45.

Nylus LM, Bombeck CT, Hernia, in : Sabiston DC Jr. eds. Textbook of surgery, 6th ed. Philadelphia : WB Saunders company, 1988 : 1151-60.

Sjamsuhidajat R., De Jong W, Hernia, Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah, eds. Revisi, Jakarta : EGC : 1988 : 696-719.

White JJ, Haller, Groin hernia. In : Nylus LM, Condon RE. Eds. Hernia, 2nd ed. Philadeplhia : JB Lippincott company, 1978 : 14-27.