hipoglikemia

21

Upload: kanan-kiri-oke

Post on 02-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

materi kuliah

TRANSCRIPT

  • Merupakan kadar glukosa darah yang rendah, bisaanya kurang dari 3,0 mmol/l (< 60 mg/dL) pada pemeriksaan vena, disertai dengan gejala dan tanda yang khas, yang akan kembali membaik setelah dilakukannya koreksi.Selalu periksa GDA pada pasien AMS atau kejang.Hasil pemeriksaan gula darah kapiler akan lebih rendah daripada hasil pada vena dan dapat terlihat rendah pada pasien hipotensi, hipotermi dan edema; sehingga selalu konfirmasikan adanya hipoglikemi dengan sample vena ke lab

  • Separuh jumlah kasus terjadi pada pasien diabetes yang sedang menjalani pengobatan dengan insulin atau sulphonylurea.Penyebab hipoglikemi pada pasien yang terlihat sehat:Medikasi/obatAlkoholSalisilatNon selective beta blocker (dengan kelemahan respon adrenergic terhadap stress)Factitious hypoglycaemia atau overdosis insulin atau obat hipoglikemik oral.latihan/exercise yang berlebihanInsulinoma

  • Penyebab hipoglikemi pada pasien yang terlihat sakitSepsis dan syokInfeksi : malaria, terutama dengan terapi quinine atau quinidineStarvasi/kelaparan, anoreksia nervosagagal hatiGagal Jantung (diffuse disfungsi liver)Gagal ginjal (gluconeogenesis yang terganggu)EndokrinInsufisiensi Hipothalamus-pituitary-adrenal axis pada kortisol dan growth hormone.Insulin antibodiesSarcoma, mesotheliomaMasalah hati kongenital termasuk kelainan metabolisme karbohidrat, asam amino dan asam lemak.

  • Hipoglikemi dapat muncul dengan manifestasi spectrum luas kelainan neurologik, a.l:Neurogenic/autonomic (GDA sekitar 2,8-3,0 mmol/l): keadaan simpatetic yang berlebihan dengan diaforesis, takikardi, gugup, dan pucat.Neuroglycopenia (GDA < 2,5-2,8 mmol/l)gangguan perilaku seperti iritabilitas, confusion dan agresipenurunan tingkat kesadaranKejangDefisit neurologik fokal

  • Prevensi labih baik daripada penyembuhanKIE yang baik dalam ketaatan berobat obat hipoglikemik, insulin dan makanan serta kudapan yang sesuai.Hindari long-acting sulfonylurea, terutama glibenklamide dan chlorpropamide, pada pasien usia tua, atau memiliki gangguan hati, ginjal atau jantung.Monitoring ketat glukosa darah pasien, termasuk self-blood glucose monitoring, akan membantu untuk mengurangi insiden hipoglikemi pada pasian DM.Pastikan keamanan penggunaan obat dirumah:

    Jauhkan obat dari jangkauan anakKurangi kebisaaan menempatkan obat pada container lain untuk mencegah kebingungan.Beri label dengan jelasCek GDA pada semua px AMS. Terapi dini pada hipoglikemi akan mengurangi morbiditas dan mortalitas.

  • Tempatkan pada area yang dapat diawasiMonitor: EKG, pulse oksimetri, tanda vitalBerikan oksigen aliran rendahCek GDA untuk semua px AMS

    Anamnesa dan PemeriksaaCek riwayat DM, pengobatan, perubahan dosis, penyakit yang baru atau sudah lama diderita px.Jika px tidak sadar, lakukan heteroanamnesa, dan pemeriksaan lain.

  • Pemeriksaan penunjangGlukosa darah vena, urea/elektrolit/kreatinin, LFT, FBCJika px tidak diabet, ambil 1-2 ekstra tube darah on ice untuk insulin serum, C-peptide dan kortisol sebelum memberi terapi dan evaluasi endokrinologi lanjutan.Jangan menunggu hasil lab akhir untuk memberikan terapi.

  • Terapi, tergantung pada tingkat kesadaran dan kerjasama pxPasien sadar dan kooperatifterapi oral lebih disukaiberikan minuman kaya glukosa (cth glukolin, lucozade, ensure, isocal, milo, horlicks) dan beri makan px. Catat bahwa 1 kaleng Ensure memiliki 250 kalori, cf 1 pint D5W memiliki 100 kalori.Pasien yang tidak sadar atau tidak kooperatifJika akses IV tersedia, berikan IV dekstrose 50% 40-50ml. ingat untuk mencampurnya dengan NS karena larutan hipertonik dapat menyebabkan tromboplebitis.Jika akses IV tidak tersedia, atau jika px sangat tidak kooperatif, IM atau SC glukagon 1 mg dapat diberikan. Ingat bahwa IM atau SC glukagon memerlukan waktu beberapa menit lebih lama daripada IV dekstrose. Juga dapat digunakan pada hipoglikemi yang terjadi akibat sulfonylurea atau gagal hati.Jika dicurigai alkoholik kronis, berikan IV thiamine 100mgJika dicurigai ada insufisiensi adrenal, berikan IV hidrokortison 100-200mg.Jika ada trauma lain, berikan profilaksis tetanus.

  • Periksa GDA 15 menit kemudian, selanjutnya setiap 30 menit pada 2 jam pertama, dan setiap jam selanjutnya. Monitoring jangka panjang dibutuhkan bila ada overdosis sulfonylurea dengan glibenklamide atau chlorpropamide.Pertimbangkan dosis ulangan jika tidak respon terhadap terapi, atau berikan infus D5% atau 10% continous, jika ada kemungkinan penurunan kadar gula darah yang terus menerus.Rata-rata pemulihan pasien terjadi dalam 20-30 menit.jika terdapat keadaan AMS yang persisten, walaupun hipoglikemi telah teratasi, pertimbangkan keadaan patologis lain, serta lakukan CT scan kepala

  • DKA disebabkan penurunan kadar insulin secara absolute atau relative yang terjadi pada saat terjadi kelebihan glukagon. Kriteria diagnosa :1.Hiperglikemia dengan glukosa darah 14 mmol/L2.Asidemia dengan pH arteri < 7,3, bikarbonat < 15 mmol/L3.Ketonemia atau ketonuria

  • Kadar glukosa plasma yang tinggi menyebabkan diuresis osmotic dengan hilangnya sodium dan air, hipotensi, hipoperfusi dan syok. Pasien datang dengan signifikan poliuri, polidipsi, berat badan turun, dehidrasi, kelemahan dan sensorium yang berkabut.Hiperventilasi dengan nafas yang cepat dan dalam (air hunger) serta bau nafas acetone merupakan tanda khas DKA.Penyebab:1.Infeksi : UTI, respiratory tract, kulit2.Infark: miokard, CVA, GIT, vaskularisasi perifer.3.Insulin insuffisien4.Intercurrent illness

  • Harus ditangani pada area yang dapat dimonitoringOksigen aliran tinggiMonitoring : EKG, pulse oksimetri, tanda vital tiap 15-30 menit, kadar glukosa darah, keton, potassium dan keseimbangan asam basa tiap 1-2 jam.Lab: FBC, urea/elektrolit/kreatinin/kalsium/magnesium/fosfat, enzim kardiak, DIC screen (jika sepsis), urinalisis (untuk keton dan lekosit), serum keton (beta-hydroxybutyrate) dan BGA.Pertimbangkan kultur darah (paling tidak 7,5 ml tiap botol).EKG 12 lead, CXR, urin dipstick: cari penyebab DKA.Support sirkulasi : IV NS sebagai dasar dari resusitasi cairan, ganti menjadi NS 0,45% jika perfusi membaik dan BP normal, kemudian D5W/0,45% NS jika glukosa serum turun. Total kehilangan cairan pada DKA bisaanya 4-6 liter.Kateter urin untuk monitoring output.

  • IV Volume Replacement : Berikan NS 15-20ml/kg/jam pada jam I, dengan pemberian koloid jika pasien tetap hipotensi. Jika pasien tidak hipotensif atau hiponatremia, barikan 0,45% NS 10-20ml/kg/jam selama 2-4jam kemudian dengan monitoring yang ketat dari kadar glukosa serum. Ganti menjadi D5W/0,45% NS jika kadar glukosa serum turun dibawah 14 mmol/L. Normal atau setengah NS dapat diteruskan bersamaan dengan IV D5% untuk mengkoreksi derangement cairan dan elektrolit. Monitoring output urin setiap jam, dan cek elektrolit serta kreatinin tiap 2-4 jam sampai stabil.Restorasi keseimbangan Elektrolit : replacement potassium lebih awal merupakan standar terapi. Jika terjadi oliguri, tes fungsi ginjal mungkin meningkat. Jika abnormal, replacement potassium harus diturunkan. Pastikan terdapat urin outpun, kemudian lakukan replacement dengan ketentuan :Serum k+ < 3,3mmol/l, berikan 20-40 mEq KCL per jamCatatan: infus insulin secara bersamaan tidak akan mengurangi potassium serum.Serum K+ 3,3-4,9mmol/l, berikan 10-20 mEq K+ per jam (dapat diberikan 2/3 KCL dan 1/3 KHPO4; replacement phosphate diindikasikan jika serum fosfat < 0,3mmol/l) atau jika pasien anemis atau dalam distress cardiorespiratori.Serum K+ > 5,0 mmol/l, tahan potassium namun teru periksa tiap 2 jam.

  • Dosis besar tidak diperlukan untuk mengatasi DKA. Hipoglikemi dan hipokalemi akan mudah terjadi dengan pemberian terapi insulin dosis besar.Berikan bolus dosis 0,15 unit/kgBB IV SI pada dewasa, diikuti dengan dosis rendah infus 0,1 unit/kgBB/jam pada dewasa dan anak-anak. Sesuaikan laju infus untuk menurunkan kadar glukosa serum sekitar 3-4mmol/l per jam. Monitoring glukosa darah tiap jam.Jika kadar glukosa darah turun dibawah 14 mmol/l, bagi dua laju infus IV SI sampai 0,05-0,1 unit/kg/jam dan tambahkan dekstrose pada cairan IV untuk menghasilkan kadar glukosa darah 8-12 mmol/l. Pertahankan infus SI sampai asidosis hilang (pH > 7,3 dan HCO3 > 15). SC SI tiap 4 jam kemudian dapat diberikan dalam periode yang overlap 1-2 jam. Jangan hentikan IV SI begitu kadar glukosa darah telah normal.

  • Riwayat penyakit terjadi dalam hitungan hari bukan dalam jam terkait dengan keadaan diabetic ketoasidosis.Cenderung untuk terjadi hilangnya cairan, yang lebih besar daripada pada DKA.Beberapa pasien dengan HHS sensitive terhadap insulin.HHS terkait dengan mortalitas yang tinggi dan harus diidentifikasi secara dini.Kriteria dignosa HHS :1.Glukosa darah > 33mmol/l2.pH arteri > 7,3 bikarbonat > 15 mmol/l3.Tidak adanya ketonemia atau ketonuria hebat.4.osmolalitas talal serum > 330 mOsm/kg H2O, atau serum osmolalitas efektif (2 x Na+ + kadar glukosa + urea) > 320 mOsm/kg H2OSingkirkan penyebab lain seperti meningitis jika osmolalitas serum tidak cukup tinggi untuk menegakkan HHS.

  • Pasien harus ditangani pada area yang dapat dimonitoringBerikan oksigen aliran tinggiMonitoring: EKG, pulse oksimetri, tanda vital tiap 15-30 menit, kadar glukosa dan potassium tiap 1-2 jamSuportif sirkulasi : deficit cairan rata-rata pada HHNK adalah 6-10 liter. Separuh deficit air yang diperkirakan perlu untuk diganti selama 12 jam pertama.Lab : FBC, urea/elektrolit/kreatinin/kalsium/magnesium/fosfat, osmolalitas serum, BGA, urinalisis.EKG, CXR untuk mencari penyebab keadaan HHS.Kateter urin untuk monitoring output urin.

  • Replacement Volume intravenajika pasien menunjukkan hipoperfusi jaringan signifikan, gunakan NS sebagai bolus cepat sampai perfusi meningkat dan BP stabil. Berikan setidaknya 1 liter NS pada jam pertama; selanjutnya diberikan dalam 2 jam. Kemudian ganti menjadi 1 liter NS 0,45% selama 4 jam berikutnya.Jika pasien hipertensi atau mengalami hipernatremi signifikan (>155 mmol/l) berikan NS 0,45% dan ganti menjadi D5W IV ketika kadar glukosa serum mencapai 16 mmol/l.Replacement Potassium : kurangnya potassium total tubuh pada HHNK bisaanya lebih besar dari DKA. Pastikan terdapat output urin sebelumnya, kemudian berikan :Serum K+ 5,0 mmol/l, tahan pemberian K+ namun periksa serum potassium setiap 1-2 jam.

    * Osmolalitas Serum dapat diperhitungkan dengan persamaan ini: (2 x Na+) + glukosa + urea mOsm. (normal = sekitar 280-290 mOsm).