himpunan materi sosialisasi perpres no 4 tahun 2015
DESCRIPTION
Perpres No. 4 tahun 2015SOP ULP 2015TRANSCRIPT
-
HIMPUNAN MATERI SOSIALISASI PERPRES NO. 4 TAHUN 2015
tentang
PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA BATU
( IDES| Bidang Aset BPKAD )
Center of integrity
ULP
Center of information
Center of education
BALAI DESA PUNTEN BUMIAJI12-13 PEBRUARI 2015
1
-
MAKSUD & TUJUAN DIBENTUKNYA ULP
Proses Pengadaan B/J Pemerintah menjadi lebihEfektif dan Efisien
Proses Pengadaan B/J Pemerintah menjadi lebihTerpadu & Terkendali
Menjamin persamaan kesempatan, akses dan hakbagi Penyedia B/J agar tercipta persaingan usaha
yang sehat (penyedia B/J yang overload, black list
dapat terpantau)
Menjamin proses Pengadaan B/J Pemerintahdilakukan oleh aparatur yang profesional &
kompeten
Meningkatkan kinerja SKPD/Satker dalammenjalankan tupoksi, karena tidak lagi
melaksanakan Pengadaan B/J di lingkungannya.
2
-
SOSIALISASI
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015
P E R U B A H A N K E 4
P E R P R E S 5 4 / 2 0 1 0
FARDHON MURDIYANTORO, ST, MM
3
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
PendahuluanLatar Belakang dan Tujuan
Banyaknya terjadi pelelangan gagal yang menghambatpelaksanaan pekerjaan
Perlu meningkatkan kecepatan proses pengadaan Penyederhaan proses pengadaan barang/jasa Medorong penggunaan eProcurement dan ePurchasing
4
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
PERPRES 54/2010 BESERTA PERUBAHANNYAPerubahan pertama sampai dengan ke-4
70 17235542010
Pengganti Keppres 80/2003
2011 2012 2014
4
2015
Tambahan Penunjukan
Langsung Jasa Konsultan
Hukum di Pasal 44
Tambahan Penunjukan
Langsung Pupuk dan Benih
Pasal 38
Penyempurnaan istilah,
Penegasan Tupoksi,
Perubahan Kriteria Pemilihan
dan bukti perjanjian
dll
Penekanan eProc dan
ePurchasing, penyederhaan
prosedur dan perlindungan
pengelola PBJ
dll
5
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 1 angka 9
Perpres 70/2012Pasal 1 angka 9
Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk
untuk melaksanakan Pengadaan Langsung.
Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk
melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan
Langsung, dan E-Purchasing.
Catatan !Penugasan pejabat pengadaan dilakukan untuk pengadaan yang dianggap sederhana dan cukup
dikerjakan oleh 1 orang personil. Dalam kenyataannya tidak hanya pengadaan langsung yang
dianggap sederhana dan bisa dikerjakan oleh seorang pejabat pengadaan tetapi juga penunjukan
langsung sampai dengan 200 juta (50 juta untuk konsultan) dan juga epurchasing.
6
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 17 ayat (2) huruf h
Perpres 70/2012Pasal 17 ayat (2) huruf h
Khusus Pejabat Pengadaan menetapkan Penyedia
barang/jasa untuk:
a. Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
bernilai paling tinggi Rp 200 juta; dan/atau
b. Pengadaan Langsung untuk paket pengadaan
Jasa Konsutasi yang bernilai paling tinggi Rp 50
juta
Khusus Pejabat Pengadaan menetapkan Penyedia
barang/jasa untuk:
a. Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung
untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp200 juta; dan/atau
b. Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung
untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang
bernilai paling tinggi Rp50 juta
Catatan !Perubahan ini merupakan kelanjutan dari perubahan Pasal 1 angka 9, dimana Pejabat
Pengadaan tidak hanya melaksanakan pengadaan langsung sampai dengan Rp. 200 juta
(konsultan sd Rp. 50 juta) tetapi juga Penujukan Langsung sampai dengan Rp.200 juta
(konsultan sd Rp. 50 juta).
7
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 19 ayat (1) huruf l
Perpres 54/2010Pasal 19 ayat (1) huruf l
sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi
kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT
Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal
21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal
25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak)
paling kurang 3(tiga) bulan terakhir dalam tahun
berjalan
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun
terakhir
Catatan !Perubahan ini dimaksudkan untuk menyederhanan persyaratan perpajakan. Kalau dalam Perpres
70/2012, penyedia disyaratkan untuk memiliki NPWP, SPT Tahunan dan Pajak Bulanan, maka
pada Perpres 5/2015 cukup memiliki NPWP dan SPT Tahunan (lihat penjelasan pasal).
8
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 25 ayat (1a) dan (1b)
Perpres 70/2012Pasal 25 ayat (1a)
PA pada Pemerintah Daerah mengumumkan
Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa
secara terbuka kepada masyarakat luas,
setelah APBD yang merupakan rencana
keuangan tahunan Pemerintah Daerah dibahas
dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah
dan DPRD
PA pada Pemerintah Daerah mengumumkan
Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa
secara terbuka kepada masyarakat luas,
setelah rancangan peraturan daerah tentang
APBD yang merupakan rencana keuangan
tahunan Pemerintah Daerah disetujui
bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD
PA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (1a) mengumumkan kembali Rencana
Umum Pengadaan, apabila terdapat
perubahan/penambahan DIPA/DPA.
Catatan !Perubahan pada ayat (1a) hanya penyempurnaan kalimat sedangkan penambahan ayat (1b)
dimaksudkan untuk menegaskan bahwa perubahan DIPA/DPA mengakibatkan perubahan RUP
dan perubahan tersebut harus diumumkan kembali.
9
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 45 ayat (1)
Perpres 54/2010Pasal 45 ayat (1)
Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap
Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I;
dan/atau
b. bernilai paling tinggi Rp 50 juta
Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap
Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling
tinggi Rp50 juta
Catatan !Kebutuhan jasa konsultansi dengan nilai kecil tidak terkait dengan kebutuhan operasional K/L/D/I,
karena itu ketentuan tersebut dihapuskan karena akan mempersempit kriteria dan menyulitkan.
Kalau ketentuan tersebut diberlakukan, maka pengadaan Jasa Konsultansi yang bukan
merupakan kebutuhan operasional, maka berapapun nilainya harus dilakukan dengan seleksi,
padahal pengadaan langsung dilakukan karena nilainya sampai dengan Rp. 50 juta dianggap
nilai yang kecil dan cocok dengan metode Pengadaan Langsung.
10
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 55 ayat (1) dan tambahan ayat (6)
Perpres 70/2012Pasal 55 ayat (1)
Tanda bukti perjanjian terdiri atas:
a. bukti pembelian;
b. kuitansi;
c. Surat Perintah Kerja (SPK); dan
d. surat perjanjian.
Tanda bukti perjanjian terdiri atas:
a. bukti pembelian;
b. kuitansi;
c. Surat Perintah Kerja (SPK); dan
d. surat perjanjian.
e. surat pesanan
Surat Pesanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e digunakan untuk Pengadaan
Barang/Jasa melalui E-Purchasing dan pembelian
secara online.
Catatan !Penambahan surat pesanan merupakan penyesuaian dari metode pemilihan menggunakan
e-Purchasing yang berbasis IT.
11
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 70 ayat (2)
Perpres 70/2012Pasal 70 ayat (2)
Jaminan Pelaksanaan dapat diminta PPK kepada
Penyedia Jasa Lainnya untuk Kontrak bernilai di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), kecuali untuk
Pengadaan Jasa Lainnya dimana aset Penyedia sudah
dikuasai oleh Pengguna.
Jaminan Pelaksanaan tidak diperlukan dalam hal:
a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang dilaksanakan dengan
metodePengadaan Langsung, Penunjukan
Langsung Untuk Penanganan Darurat, Kontes,
atau Sayembara;
b. Pengadaan Jasa Lainnya, dimana aset Penyedia
sudah dikuasai oleh Pengguna; atau
c. Pengadaan Barang/Jasa dalam Katalog
Elektronik melalui E-Purchasing.
Catatan !Dalam beberapa jenis pengadaan, jaminan pelaksanaan memang tidak diperlukan bahkan
terkadang menyulitkan. Oleh karena itu, perpres memberikan kemudahan untuk beberapa kondisi
maka jaminan pelaksanaan tidak perlu disyaratkan.
12
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 73 ayat (1)
Perpres 70/2012Pasal 73 ayat (1)
Dalam rangka percepatan pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa, Kelompok Kerja ULP
dapat mengumumkan pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa secara luas kepada masyarakat
dengan syarat:
a. setelah penetapan APBD untuk Pengadaan
Barang/Jasa yang bersumber dari APBD;
b. setelah rencana kerja dan anggaran
Kementerian/Lembaga/Institusi disetujui
oleh DPR untuk pengadaan yang bersumber
dari APBN.
Kelompok Kerja ULP segera mengumumkan
pelaksanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa
secara luas kepada masyarakat setelah RUP
diumumkan.
Catatan !Pada dasarnya perpres mendorong agar proses pemilihan segera dilakukan setelah RUP
diumumkan, agar dalam triwulan pertama proses pemilihan sudah dapat diselesaikan. Ketentuan
ini untuk mendorong percepatan program pemerintah dan penyerapan anggaran. Perubahan ini
juga dimaksudkan untuk menyederhanakan redaksi perpres.13
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 73 ayat (2)
Perpres 70/2012Pasal 73 ayat (2)
Dalam hal DIPA/DPA tidak ditetapkan atau alokasi
anggaran dalam DIPA/DPA yang ditetapkan kurang
dari nilai Pengadaan Barang/Jasa yang diadakan,
proses Pemilihan dibatalkan.
Untuk Pengadaan Barang/Jasa tertentu, Kelompok
Kerja ULP dapat mengumumkan pelaksanaan
pemilihan Penyedia Barang/Jasa secara luas
kepada masyarakat sebelum RUP diumumkan.
Catatan !Dua ketentuan ini sebenarnya berbeda, jadi lebih tepat sebagai penggantian daripada perubahan.
Maksud penggantian ini adalah untuk memberikan ruang kepada ULP agar dapat mengumumkan
pelaksanaan pemilihan walaupun RUP belum diumumkan. Pengumuman pelaksanaan pemilihan
biasanya dibutuhkan untuk pengadaan yang membutuhkan perencanaan yang lama, pekerjaan
kompleks atau pekerjaan rutin yang harus dilaksanakan diawal tahun. Menunda pengumuman
RUP tidak berarti tidak ada RUP, namun menunda pengumuman diartikan RUP sudah tersusun
minus penetapan anggaran, jadi penundaan pengumuman semata karena anggaran belum
disahkan. Namun aspek ain dai RUP seperti analisis kebutuhan, cara pengadaan, organisasi dll
sudah ditetapkan.
14
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 86 ayat (2a)
Perpres 54 2010
sampai perubahan ke-3
Tidak diatur Dalam hal proses pemilihan Penyedia
Barang/Jasa dilaksanakan mendahului
pengesahan DIPA/DPA dan alokasi
anggaran dalam DIPA/DPA tidak disetujui
atau ditetapkan kurang dari nilai
Pengadaan Barang/Jasa yang diadakan,
proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dilanjutkan ke tahap penandatanganan
kontrak setelah dilakukan revisi DIPA/DPA
atau proses pemilihan Penyedia
Barang/Jasa dibatalkan.
Catatan !Ketentuan baru ini dimaksudkan untuk mengakomodasi
suatu kondisi, dimana DIPA/APA belum disahkan tetapi
proses pemilihan harus dilakukan. Misalnya kebutuhan
makan minum, jasa internet, jasa kebersihan dan lainnya
yang dibutuhkan sejak awal tahun. Sehingga walaunpun
DIPA/DPA belum disahkan, maka proses pemilihan harus
dilakukan. Setelah proses pemilihan dilakukan namun
ternyata anggarannya tidak mencukupi, maka
tindaklanjutnya bisa dilakukan revisi DIPA/DPA dan lanjut
tandatangan kontrak atau pemilihan dibatalkan bilamana
DIPA/DPA tidak disahkan atau disahkan kurang dari nilai
perkiraan. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mengurangi
potensi lelang gagal.
15
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 86 ayat (3)
Perpres 70/2012 Pasal 86 ayat (3)
Para pihak menandatangani Kontrak setelah
Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja terhitung sejak diterbitkannya SPPBJ.
Para pihak menandatangani Kontrak setelah
Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan.
Catatan !Perubahan ketentuan ini dilakukan agar tidak membatasi lama waktu penyerahan jaminan
pelaksanaan. Mengingat sering kali setelah penetapan pemenang terjadi masalah sanggahan,
sanggahan banding dan pengaduan yang membutuhkan waktu yang lama untuk diselesaikan.
Selain itu ketentuan ini untuk mengakomodasi situasi dimana pelelangan sudah selesai dan
tinggal menunggu SPPBJ dan kontrak, namun anggaran masih dalam tahap revisi sehingga
untuk lanjut ke SPPBJ dan kontrak harus menunggu selesai revisi yang lama waktunya tidak bisa
dipastikan. Ketentuan ini juga mengurangi potensi lelang gagal.
16
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 89 ayat (2) dan (2a)
Perpres 70/2012 Pasal 89 ayat (2)
Pembayaran prestasi kerja diberikan kepada
Penyedia Barang/Jasa setelah dikurangi angsuran
pengembalian Uang Muka dan denda apabila ada,
serta pajak
Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan kepada
Penyedia Barang/Jasa senilai prestasi pekerjaan
yang diterima setelah dikurangi angsuran
pengembalian Uang Muka dan denda apabila ada,
serta pajak.
Pembayaran untuk pekerjaan konstruksi, dilakukan
senilai pekerjaan yang telah terpasang
Catatan !Perubahan ketentuan ini hanya menegaskan bahwa pembayaran yang dilakukan tidak
diperkanankan melampaui prestasi pekerjaan, khusus utuk pekerjaan konstruksi yang dapat
dibayarkan adalah pekerjaan yang telah terpasang.
17
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 89 ayat (4)
Perpres 70/2012 Pasal 89 ayat (4)
Pembayaran bulanan/termin untuk Pekerjaan
Konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang, termasuk peralatan dan/atau bahan yang
menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan, sesuai dengan ketentuan yang
terdapat dalam Kontrak
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana diatur
pada ayat (2) dan ayat (2a), pembayaran dapat
dilakukan sebelum prestasi pekerjaan
diterima/terpasang untuk:
a. pemberian Uang Muka kepada Penyedia
Barang/Jasa dengan pemberian Jaminan Uang
Muka;
b. Pengadaan Barang/Jasa yang karena sifatnya
dapat dilakukan pembayaran terlebih dahulu,
sebelum Barang/Jasa diterima setelah
Penyedia Barang/Jasa menyampaikan jaminan
atas pembayaran yang akan dilakukan;
c. pembayaran peralatan dan/atau bahan yang
menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan, namun belum terpasang.
Catatan !Perubahan ketentuan pada ayat ini termasuk perubahan
besar dari redaksi ayat dan dijelaskan dengan lebih
rinci. Ketentuan ini menjelaskan pembayaran sebelum
prestasi pekerjaan dihasilkan. Contoh untuk ketentuan
huruf b adalah sewa menyewa, jasa asuransi, beasiswa
dll. Contoh untuk ketentuan huruf c adalah lift untuk
pekerjaan konstruksi.18
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 89 ayat (4a)
Perpres 54/2010
Sampai perubahan ke-3
Tidak diatur Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf b, termasuk bentuk jaminan diatur oleh Menteri
Keuangan
Catatan !Ketentuan ini merupakan ketentuan baru yang menegaskan bahwa tatacara pembayaran termasuk
jaminan akan diatur lebih rinci oleh Menteri Keuangan.
19
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Perpres 54/2010 Pasal 91 ayat (2)
Yang dapat digolongkan sebagai Keadaan Kahardalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi:a. bencana alam;b. bencana non alam;c. bencana sosial;d. pemogokan;e. kebakaran; dan/atauf. gangguan industri lainnya sebagaimana
dinyatakan melalui keputusan bersamaMenteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
Dihapus
Catatan !Ketentuan tentang jenis keadaan kahar dihapuskan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
pembatasan kondisi keadaan kahar. Karena dalam kenyataannya banyak peristiwa yang
menganggu penyelesaian pekerjaan yang sifatnya bukan kesalahan penyedia atau diluar kendali
para pihak, yang secara prinsip harusnya dianggap sebagai keadaan kahar. Namun karena tidak
ada di Pasal 91 ayat (2), maka kondisi tadi tidak dianggap keadaan kahar.20
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 93 ayat (1a)
Perpres 54/2010
Sampai perubahan ke-3
Belum diatur Pemberian kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima
puluh) hari kalender, sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a.1. dan huruf a.2., dapat melampaui
Tahun Anggaran.
Catatan !Ketentuan ini merupakan ketentuan baru yang dimaksudkan untuk menegaskan bahwa
pemberian kesempatan 50 hari kerja tidak terkait tahun anggaran, sehingga pemberian
kesempatan ini dimungkinkan untuk dilakukan walaupun melampaui tahun anggaran. Sedangkan
tatacara pengelolaan keuangannya akan diatur oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam
Negeri.
21
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 93 ayat (3)
Perpres 54/2010
Sampai perubahan ke-3
Belum diatur Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak secara
sepihak oleh PPK karena kesalahan Penyedia
Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kelompok Kerja ULP dapat melakukan Penunjukan
Langsung kepada pemenang cadangan berikutnya
pada paket pekerjaan yang sama atau Penyedia
Barang/Jasa yang mampu dan memenuhi syarat.
Catatan !Ini adalah salah satu ketentuan baru yang sangat penting untuk menangani masalah pemutusan
kontrak sebelum pekerjaan selesai. Untuk menyelamatkan pekerjaan dan untuk memastikan
pekerjaan selesai, maka harus diberikan kemudahan untuk menetapkan penyedia yang akan
melanjutkan sisa pekerjaan yang tentu prosesnya tidak boleh lama, karena pekerjaan sisa harus
segera dikerjakan dan penunjukan langsung adalah metode yang tepat yang bisa digunakan.
22
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 106 ayat (1)
Perpres 54/2010 Pasal 106 ayat (1)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat dilakukan
secara elektronik.Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dilakukan
secara elektronik.
Catatan !Perubahan ketentuan ini terkesan sederhana, tetapi maknanya sangat signifikan terhadap arah
kebijakan kita. Dengan menghilangkan kata dapat, maka pelelangan secara elektronik bukanlah
sebagai pilihan tetapi menjadi suatu keharusan. Selain itu ketentuan pengadaan nantinya akan
diarahkan untuk menunjang pelelangan secara elektronik, sejalan dengan makin ditinggalkannya
pelelangan manual. Artinya secara sederhana dapat dikatakan bahwa default nya proses
pelelangan adalah secara elektronik.
23
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 108 ayat (3) dan ayat (4)
Perpres 54/2010
Sampai perubahan ke-3
Belum diatur 3) K/L/D/I mempergunakan Sistem Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik yang
dikembangkan oleh LKPP.
4) Ketentuan lebih lanjut tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik
ditetapkan oleh LKPP.
Catatan !Ketentuan ini mengamanatkan bahwa sistem pengadaan elektronik yang digunakan oleh K/L/D/I
wajib menggunakan system yang dikembangkan oleh LKPP, dalam hal ini SPSE. Dengan
ketentuan ini maka K/L/D/I tidak diperkenankan menggunakan system yang dikembangkan
instansinya sendiri atau system lain diluar yang dikembangkan oleh LKPP. Ketentuan ini menjadi
sangat penting dalam upaya membuat single system untuk eProcurement Indonesia.
24
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 109 ayat (7)
Perpres 70/2012 Pasal 109 ayat (7)
Belum diatur Dalam pelaksanaan E-Tendering dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. tidak diperlukan Jaminan Penawaran;
b. tidak diperlukan sanggahan kualifikasi;
c. apabila penawaran yang masuk kurang dari 3
(tiga) peserta, pemilihan penyedia dilanjutkan
dengan dilakukan negosiasi teknis dan
harga/biaya;
d. tidak diperlukan sanggahan banding;
e. Untuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
a) daftar pendek berjumlah 3 (tiga) sampai 5
(lima) penyedia Jasa Konsultansi;
b) seleksi sederhana dilakukan dengan metode
pascakualifikasi.
Catatan !Ini adalah ketentuan yang revolusioner untuk
pengadaan barang/jasa pemerintah ke depan.
Ketentuan ini menggambarkan keinginan yang kuat
untuk menyederhanakan dan mempercepat proses
pengadaan. Hal ini juga dimungkinkan dengan
perkembangan teknologi informasi saat ini.
Dengan dibangunnya Vendor Management System,
maka tahapan kualifikasi menjadi sangat mudah atau
bahkan mungkin tidak perlu dilakukan oleh Pokja ULP.
Demikian pula dengan ketentuan dihapuskannya
ketentuan pelelangan gagal yang diakibatkan oleh
pemasukan penawaran kurang dari 3, memungkinkan
potensi pelelangan gagal berkurang.
25
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 109 ayat (8)
Perpres 70/2012 Pasal 109 ayat (8)
Belum diatur Ketentuan lebih lanjut mengenai E-Tendering ditetapkan
oleh LKPP.
Catatan !Ketentuan ini hanya mempertegas bahwa pengembangan eTendering hanya akan ditetapkan oleh
LKPP, sehingga K/L/D/I lain tidak memiliki kewenangan untuk menetapkan sistemnya sendiri.
26
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 109A
Perpres 54/2010
Sampai perubahan ke-3
Belum diatur
Catatan !Ini adalah ketentuan revolusioner berikutnya. Metode
pelelangan yang kemudian dikenal eTendering Cepat ini
akan membuat pelelangan menjadi sangat sederhana,
bahkan tidak diperlukan sanggahan dan sanggahan
banding, karena tidak akan lagi terjadi penawaran gugur
karena aspek kualifikasi, administrasi bahkan teknis.
Sehingga kompetisi hanya terkait dengan masalah harga.
Namun demikian, pelelangan ini hanya dimungkinkan
dilakukan untuk pengadaan barang/jasa yang secara
teknis sudah standar, sehingga semua penawaran
seluruhnya dianggap lulus teknis. Untuk sementara
pelelangan ini hanya dapat diakukan SPSE v4.
1) Percepatan pelaksanaan E-Tendering dilakukan
dengan memanfaatkan Informasi Kinerja Penyedia
Barang/Jasa
2) Pelaksanaan E-Tendering sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan hanya memasukan
penawaran harga untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
tidak memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi,
dan teknis, serta tidak ada sanggahan dan sanggahan
banding.
3) Tahapan E-Tendering sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling kurang terdiri atas:
a. undangan;
b. pemasukan penawaran harga;
c. pengumuman pemenang.
27
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 110
Perpres 70/2012Pasal 110
3) Dalam rangka pengelolaan sistem katalog
elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
LKPP melaksanakan Kontrak Payung dengan
Penyedia Barang/Jasa untuk Barang/Jasa
tertentu.
4) K/L/D/I melakukan E-Purchasing terhadap
barang/jasa yang sudah dimuat dalam sistem
katalog elektronik.
3) Dihapus
4) K/L/D/I wajib melakukan E-Purchasing terhadap
Barang/Jasa yang sudah dimuat dalam sistem katalog
elektronik sesuai dengan kebutuhan K/L/D/I.
5) E-Purchasing dilaksanakan oleh Pejabat Pengadaan/
PPK atau pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan
Instansi/Institusi.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai E-Purchasing
ditetapkan oleh LKPP
Catatan !Ketentuan ini menghapus ketentuan mengenai kontrak
payung yang dilakukan oleh LKPP dengan penyedia.
Ketentuan lainnya menyatakan bahwa e-Purchasing
merupakan metode pemilihan yang wajib dilakukan oleh
K/L/D/I. Kemudian pelaksananya bisa dilakukan oleh
siapun yang diberi tugas tidak terbatas pada Pokja ULP
atau Pejabat Pengadaan.28
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 110
Perpres 54/2010
Sampai perubahan ke-3
Belum diatur 3) Pimpinan K/L/D/I wajib memberikan pelayanan hukum
kepada PA/KPA/PPK/ULP/Pejabat Pengadaan/PPHP
/PPSPM/Bendahara/APIP dalam menghadapi
permasalahan hukum dalam lingkup Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
4) Khusus untuk tindak pidana dan pelanggaran
persaingan usaha, pelayanan hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) hanya diberikan hingga
tahappenyelidikan.
Catatan !Ketentuan ini lahir dari banyaknya keluhan dari pengelola pengadaan yang sering mengalami
masalah hukum dalam menjalankan tugasnya. Di lain sisi sering tidak mendapatkan hak layanan
hukum dan Instansinya, padahal masalah tersebut timbul karena posisinya sebagai pelaksana
pengadaan.
29
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015
Perpres 4/2015Pasal 129
Perpres 54/2010
Sampai perubahan ke-3
Belum diatur 6) Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa di Desa diatur
dengan peraturan Bupati/Walikota yang mengacu
pada pedoman yang ditetapkan oleh LKPP.
7) Pimpinan K/L/D/I mendorong konsolidasi pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Catatan !Ketentuan ayat (6) menegaskan bahwa untuk pengadaan barang/jasa di Desa diatur oleh
Bupati/Walikota, yang dalam Perka LKPP tentang Pengadaan Desa sudah diatur terlebih dahulu.
Ayat (7) merupakan amanat agar pimpinan K/L/D/I mendorong konsolidasi
30
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
Ketentuan Peralihan
1. Proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah
yang sedang dilaksanakan, dilanjutkan dengan tetap
berpedoman pada ketentuan sebelum diubah
berdasarkan Peraturan Presiden ini.
2. Perjanjian/Kontrak yang ditandatangani sebelum
berlakunya Peraturan Presiden ini, tetap berlaku
sampai dengan berakhirnya Perjanjian/Kontrak.
3. Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
31
-
W OW P RE S E NT A T ION T HE ME
MODERN DARK
SUWUN
Sumber: Perpres 54 2010 besertaperubahannya Nandang Sutisna, IAPI
32
-
Ides 1
MATRIKS PERBEDAAN
ANTARA PERATURAN PRESIDEN No. 54 TAHUN 2010, No. 35 TAHUN 2011, & PERATURAN PRESIDEN No. 70 TAHUN 2012
Dengan
PERATURAN PRESIDEN No. 172 TAHUN 2014 & N0. 4 TAHUN 2015
TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES
35/2011, DAN PERPRES 70/2012
PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015
KETERANGAN
I. DEFINISI
1. LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang
selanjutnya disebut LKPP
adalah lembaga Pemerintah
yang bertugas
mengembangkan dan
merumuskan kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Presiden Nomor 106
Tahun 2007 tentang Lembaga
Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang selanjutnya
disebut LKPP adalah lembaga
Pemerintah yang bertugas
mengembangkan dan
merumuskan kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Presiden Nomor 106
Tahun 2007 tentang Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah sebagaimana
diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 157 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 106 Tahun 2007
tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Perubahan yang
terjadi adalah
dasar hukum
pembentukan
LKPP
2. Pejabat
Pengadaan
Pejabat Pengadaan adalah
personil yang ditunjuk untuk
melaksanakan Pengadaan
Langsung.
Pejabat Pengadaan adalah
personil yang ditunjuk untuk
melaksanakan Pengadaan
Langsung, Penunjukan
Langsung, dan E-Purchasing.
Peranan Pejabat Pengadaan saat ini lebih diperluas yaitu dapat melakukan penunjukan langsung
hingga maksimal 200 Juta dan E-Purchasing.
33
-
Ides 2
NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES
35/2011, DAN PERPRES 70/2012
PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015
KETERANGAN
II. ORGANISASI PENGADAAN
3. Tugas Pokok dan
Kewenangan
Pejabat
Pengadaan
Pengadaan Langsung untuk
paket Pengadaan Barang/
Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang bernilai paling
tinggi Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan/atau
Pengadaan Langsung untuk
paket Pengadaan Jasa
Konsultansi yang bernilai Paling
tinggi Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah)
Pengadaan Langsung atau
Penunjukan Langsung untuk
paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang
bernilai paling tinggi
Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah); dan/atau
Pengadaan Langsung atau
Penunjukan Langsung untuk
paket Pengadaan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling
tinggi Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah)
4. Persyaratan
Sertifikat untuk
Kepala ULP
Pengecualian persyaratan
kepemilikan sertifkat hanya
berlaku dalam hal Kepala ULP
tidak merangkap anggota
Kelompok Kerja ULP
Pengecualian persyaratan
kepemilikan sertifkat hanya
berlaku dalam hal Kepala ULP
tidak merangkap anggota
Kelompok Kerja ULP/Pejabat
Pengadaan
5. Persyaratan
Pajak Untuk
Penyedia
sebagai wajib pajak sudah
memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) dan telah
memenuhi kewajiban
perpajakan tahun terakhir
(PPTK Tahunan) serta memiliki
laporan bulanan PPh Pasal 21,
PPh Pasal 23 (bila ada transaksi),
PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN
(bagi Pengusaha Kena Pajak)
paling kurang 3 (tiga) bulan
terakhir dalam tahun berjalan.
memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) dan telah
memenuhi kewajiban
perpajakan tahun terakhir
Dengan menghilangkan persyaratan pajak 3 bulan terakhir, maka kerumitan evaluasi kualifikasi dan benturan
dengan peraturan perpajakan dapat dihindari
6. Persyaratan
Pajak untuk
Metode
Pengadaan
Langsung
Belum Diatur Persyaratan pemenuhan
kewajiban perpajakan tahun
terakhir, dikecualikan untuk
Pengadaan Langsung dengan
menggunakan bukti pembelian
atau kuitansi
Pengadaan langsung yang menggunakan bukti pembelian atau kuitansi cukup mempersyaratkan
kepemilikan NPWP
34
-
Ides 3
NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES
35/2011, DAN PERPRES 70/2012
PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015
KETERANGAN
III. RENCANA UMUM PENGADAAN
7. Pengumuman
RUP
PA pada Pemerintah Daerah
mengumumkan Rencana
Umum Pengadaan Barang/Jasa
secara terbuka kepada
masyarakat luas, setelah APBD
yang merupakan rencana
keuangan tahunan Pemerintah
Daerah dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD.
PA pada Pemerintah Daerah
mengumumkan Rencana
Umum Pengadaan Barang/Jasa
secara terbuka kepada
masyarakat luas, setelah
rancangan peraturan daerah
tentang APBD yang merupakan
rencana keuangan tahunan
Pemerintah Daerah disetujui
bersama oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD
Pengumuman RUP tidak lagi menunggu persetujuan APBD, melainkan cukup persetujuan Raperda APBD
IV. METODE PEMILIHAN
8. Penunjukan
Langsung
Ditambahkan:
Pekerjaan Pengadaan dan
penyaluran benih unggul yang
meliputi benih padi, jagung,
dan kedelai, serta pupuk yang
meliputi Urea, NPA, dan ZA
kepada petani dalam rangka
menjamin ketersediaan benih
dan pupuk secara tepat dan
cepat untuk pelaksanaan
peningkatan ketahanan pangan
Penambahan ini dilakukan pada Perpres 172 Tahun 2014 yang bertujuan untuk mendukung program
pemerintah mencapai kedaulatan pangan.
9. Pengadaan
Langsung Jasa
Konsultansi
Pengadaan Langsung dapat
dilakukan terhadap Pengadaan
Jasa Konsultansi yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. merupakan kebutuhan
operasional K/L/D/I;
dan/atau
b. bernilai paling tinggi
Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah)
Pengadaan Langsung dapat
dilakukan terhadap Pengadaan
Jasa Konsultansi yang bernilai
paling tinggi Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah)
Ketentuan kebutuhan operasional dihapus karena dapat berarti pengadaan langsung jasa konsultansi
dapat dilakukan berapapun nilainya selama memenuhi ketentuan operasional.
35
-
Ides 4
NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES
35/2011, DAN PERPRES 70/2012
PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015
KETERANGAN
V. TANDA BUKTI PERJANJIAN
10. Tanda Bukti
Perjanjian
Tanda bukti perjanjian terdiri
atas:
a. bukti pembelian;
b. kuitansi;
c. Surat Perintah Kerja (SPK);
dan
d. surat perjanjian
Tanda bukti perjanjian terdiri
atas:
a. bukti pembelian;
b. kuitansi;
c. Surat Perintah Kerja (SPK);
d. surat perjanjian; dan
e. surat pesanan
Surat pesanan diperuntukkan khusus untuk pengadaan yang dilaksanakan secara E-Purchasing dan
pembelian secara online
VI. JAMINAN PELAKSANAAN
11. Penggunaan
Jaminan
Pelaksanaan
Jaminan Pelaksanaan dapat
diminta PPK kepada Penyedia
Jasa Lainnya untuk Kontrak
bernilai diatas Rp 200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah), kecuali
untuk Pengadaan Jasa Lainnya
dimana aset Penyedia sudah
dikuasai oleh Pengguna
Jaminan Pelaksanaan tidak
diperlukan dalam hal:
a. Pengadaan
Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya
yang dilaksanakan dengan
metode Pengadaan
Langsung, Penunjukan
Langsung Untuk
Penanganan Darurat,
Kontes, atau Sayembara; b. Pengadaan Jasa Lainnya,
dimana aset Penyedia sudah dikuasai oleh Pengguna; atau
c. Pengadaan Barang/Jasa dalam Katalog Elektronik melalui E-Purchasing.
Penggunaan jaminan lebih dipertegas pada metode pemilihan dan bukan sekedar berdasarkan nilai paket
lagi.
Juga apabila proses pemilihan menggunakan e-purchasing, maka tidak diperlukan jaminan pelaksanaan
VII. PENGUMUMAN PEMILIHAN PENYEDIA
12. Waktu
Pengumuman
Pemilihan
Pengumuman pemilihan
penyedia dilakukan setelah
penetapan APBD untuk anggaran
APBD dan setelah persetujuan
RKA untuk APBN
Pengumuman Pemilihan
penyedia dilakukan setelah
RUP diumumkan atau untuk
pengadaan barang/jasa tertentu
dapat dilakukan sebelum RUP
diumumkan
Pengumuman pemilihan penyedia saat ini didasarkan kepada RUP dan bukan kepada anggaran lagi.
Pengumuman pemilihan yang mendahului RUP dapat dilakukan untuk:
pengadaan Barang/Jasa yang membutuhkan waktu perencanaan dan persiapan pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang lama;
pekerjaan kompleks; dan/atau pekerjaan rutin yang harus dipenuhi di awal tahun anggaran dan tidak boleh berhenti.
VIII. PENANDATANGANAN KONTRAK
36
-
Ides 5
NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES
35/2011, DAN PERPRES 70/2012
PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015
KETERANGAN
13. Kontrak dan
Penetapan
Anggaran
Penandatanganan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa
dilakukan setelah DIPA/DPA
ditetapkan.
Dalam hal proses pemilihan
Penyedia Barang/Jasa
dilaksanakan mendahului
pengesahan DIPA/DPA dan
alokasi anggaran dalam
DIPA/DPA tidak disetujui atau
ditetapkan kurang dari nilai
Pengadaan Barang/Jasa yang
diadakan, proses pemilihan
Penyedia Barang/Jasa
dilanjutkan ke tahap
penandatanganan kontrak
setelah dilakukan revisi
DIPA/DPA atau proses
pemilihan Penyedia
Barang/Jasa dibatalkan
14. Kontrak dan
Jaminan
Pelaksanaan
Para pihak menandatangani
Kontrak setelah Penyedia
Barang/ Jasa menyerahkan
Jaminan Pelaksanaan paling
lambat 14 (empat belas) hari
kerja terhitung sejak
diterbitkannya SPPBJ
Para pihak menandatangani
Kontrak setelah Penyedia
Barang/Jasa menyerahkan
Jaminan Pelaksanaan.
Batas waktu
penyerahan
jaminan
pelaksanaan
dihapuskan
IX. PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
15. Waktu
Pembayaran
Pembayaran prestasi kerja
diberikan kepada Penyedia
Barang/Jasa setelah dikurangi
angsuran pengembalian Uang
Muka dan denda apabila ada,
serta pajak
Pembayaran prestasi pekerjaan
diberikan kepada Penyedia
Barang/Jasa senilai prestasi
pekerjaan yang diterima setelah
dikurangi angsuran
pengembalian Uang Muka dan
denda apabila ada, serta pajak.
Lebih dipertegas
bahwa
pembayaran
berdasarkan
prestasi yang
diterima
16. Pembayaran
Pekerjaan
Konstruksi
Pembayaran bulanan/termin
untuk Pekerjaan Konstruksi,
dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, termasuk
peralatan dan/atau bahan yang
menjadi bagian dari hasil
pekerjaan yang akan
diserahterimakan, sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam
Kontrak.
Pembayaran untuk pekerjaan
konstruksi, dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang
37
-
Ides 6
NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES
35/2011, DAN PERPRES 70/2012
PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015
KETERANGAN
17. Pembayaran
Sebelum
Prestasi
Belum Diatur Pembayaran dapat dilakukan
sebelum prestasi pekerjaan
diterima/terpasang untuk:
a. Pemberian Uang Muka
kepada Penyedia
Barang/Jasa dengan
pemberian Jaminan Uang
Muka; b. Pengadaan Barang/Jasa
yang karena sifatnya dapat
dilakukan pembayaran
terlebih dahulu, sebelum
Barang/Jasa diterima
setelah Penyedia
Barang/Jasa menyampaikan
jaminan atas pembayaran
yang akan dilakukan; c. Pembayaran peralatan
dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, namun belum terpasang.
Contoh kegiatan yang karena sifatnya harus dilakukan pembayaran terlebih dahulu, antara lain namun
tidak terbatas pada sewa menyewa, jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko, kontrak
penyelenggaraan beasiswa, belanja online, atau jasa penasehat hukum.
Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan namun
belum terpasang, dibayar senilai peralatan dan/atau bahan tersebut, tidak termasuk biaya pemasangan
dan biaya uji fungsi.
Penyelesaian pekerjaan pemasangan dan uji fungsi peralatan dan/atau bahan dilakukan dalam Tahun
Anggaran berjalan.
X. KEADAAN KAHAR
18. Kategori
Keadaan Kahar
Yang dapat digolongkan
sebagai Keadaan Kahar dalam
Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa meliputi:
a. Bencana Alam; b. Bencana Non Alam c. Bencana Sosial d. Pemogokan e. Kebakaran; dan/atau f. gangguan industry lainnya
sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
Contoh Keadaan Kahar dalam
Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa antara lain namun
tidak terbatas pada:
a. bencana alam,
b. bencana non alam,
c. bencana sosial,
d. pemogokan,
e. kebakaran,
f. gangguan industri lainnya
sebagaimana dinyatakan
melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan
menteri teknis terkait.
Pengertian
keadaan kahar
yang dulunya ada
pada Pasal 91
Ayat (2) dihapus
Kategori keadaan kahar lebih diperluas dan disesuaikan dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
38
-
Ides 7
NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES
35/2011, DAN PERPRES 70/2012
PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015
KETERANGAN
XI. PEMUTUSAN KONTRAK
19. Ketentuan 50
Hari dan Tahun
Anggaran
Belum diatur dengan jelas Pemberian kesempatan
kepada Penyedia Barang/Jasa
menyelesaikan pekerjaan
sampai dengan 50 (lima puluh)
hari kalender, sejak masa
berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan, dapat melampaui
Tahun Anggaran.
Ketentuan ini mengikuti Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum yang
sudah menetapkan hal ini sebelumnya.
20. Tindak Lanjut
Pemutusan
Kontrak
Belum diatur dengan jelas Dalam hal dilakukan
pemutusan Kontrak secara
sepihak oleh PPK karena
kesalahan Penyedia
Barang/Jasa, Kelompok Kerja
ULP dapat melakukan
Penunjukan Langsung kepada
pemenang cadangan
berikutnya pada paket
pekerjaan yang sama atau
Penyedia Barang/Jasa yang
mampu dan memenuhi syarat.
Ketentuan ini memberikan kepastian terhadap pelaksanaan pekerjaan, dimana apabila terjadi pemutusan
kontrak, maka tahapan pengadaan kembali diulang melalui metode pemilihan penyedia dalam bentuk
penunjukan langsung oleh Pokja ULP.
XII. PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
21. Kewajiban
PBJ Secara
Elektronik
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dapat dilakukan
secara elektronik
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dilakukan secara
elektronik
Menghilangkan
kata dapat
pada Pasal 106
ayat 1
Berdasarkan ketentuan ini, maka pengadaan barang/jasa pemerintah wajib dilaksanakan secara
elektronik dimulai saat Perpres No. 4 Tahun 2015 berlaku.
Ruang lingkup pengadaan secara elektronik ini adalah E-Tendering dan E-Purchasing. Hal ini berarti
penunjukan langsung, pengadaan langsung, kontes, dan sayembara dilaksanakan secara non elektronik
22. Penggunaan
SPSE
Belum diatur K/L/D/I mempergunakan
Sistem Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Secara Elektronik yang
dikembangkan oleh LKPP.
Berdasarkan ketentuan yang tertuang pada Pasal 108 Ayat (3) dan (4), maka SPSE yang digunakan adalah
SPSE yang dikembangkan oleh LKPP. K/L/D/I tidak boleh menggunakan aplikasi lain untuk pengadaan secara
elektronik.
39
-
Ides 8
NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES
35/2011, DAN PERPRES 70/2012
PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015
KETERANGAN
23. Ketentuan
E- Tendering
Belum diatur dengan jelas Dalam pelaksanaan E-
Tendering dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. tidak diperlukan Jaminan Penawaran;
b. tidak diperlukan sanggahan kualifikasi;
c. apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta, pemilihan penyedia dilanjutkan dengan dilakukan negosiasi teknis dan harga/biaya;
d. tidak diperlukan sanggahan banding;
e. untuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi: 1) daftar pendek berjumlah
3 (tiga) sampai 5 (lima)
penyedia Jasa
konsultansi;
2) seleksi sederhana
dilakukan dengan
metode pascakualifikasi.
24. Percepatan
Pelaksanaan
E- Tendering
Belum diatur 1. Percepatan pelaksanaan E-
Tendering dilakukan dengan
memanfaatkan Informasi
Kinerja Penyedia
Barang/Jasa.
2. Pelaksanaan E-Tendering
dilakukan dengan hanya
memasukan penawaran
harga untuk Pengadaan
Barang/Jasa yang tidak
memerlukan penilaian
kualifikasi, administrasi, dan
teknis, serta tidak ada
sanggahan dan sanggahan
banding.
3. Tahapan E-Tendering sebagaimana dimaksud paling kurang terdiri atas: a. undangan;
b. pemasukan penawaran
harga;
c. pengumuman pemenang.
Percepatan pelaksanaan e-Tendering baru diperkenalkan pada Perpres Nomor 4 Tahun 2015 dan
mempergunakan informasi kinerja penyedia (Vendor Management System). Pemilihan penyedia dilaksanakan
terhadap data penyedia yang sudah terdapat pada sistem sehingga tidak diperlukan evaluasi kualifikasi lagi.
Demikian juga barang/jasa yang akan diadakah sudah bersifat jelas dan tegas sehingga tidak diperlukan
evaluasi administrasi dan teknis. Persaingan hanya terjadi pada sisi harga. Sehubungan dengan hal ini, maka
waktu pelaksanaan pemilihan penyedia dapat jauh lebih singkat
40
-
Ides 9
NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES
35/2011, DAN PERPRES 70/2012
PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015
KETERANGAN
25. Kontrak Payung
pada E-Katalog
Dalam rangka pengelolaan
sistem katalog elektronik
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), LKPP melaksanakan
Kontrak Payung dengan
Penyedia Barang/Jasa untuk
Barang/Jasa tertentu.
Dihapus
26. Kewajiban
Menggunakan
E- Purchasing
Belum diatur K/L/D/I wajib melakukan E-
Purchasing terhadap
Barang/Jasa yang sudah
dimuat dalam sistem katalog
elektronik sesuai dengan
kebutuhan K/L/D/I.
27. Pelaksana
E- Purchasing
Belum diatur E-Purchasing dilaksanakan
oleh Pejabat Pengadaan/PPK
atau pejabat yang ditetapkan
oleh Pimpinan Instansi/Institusi.
XIII. PELAYANAN HUKUM TERHADAP PENGELOLA PENGADAAN
28. Kewajiban
Pelayanan
Hukum
Belum diatur Pimpinan K/L/D/I wajib
memberikan pelayanan hukum
kepada PA/KPA/PPK/ULP/
Pejabat Pengadaan/ PPHP/
PPSPM/Benda hara/APIP
dalam menghadapi
permasalahan hukum dalam
lingkup Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
29. Ruang Lingkup Belum diatur Pelayanan hukum hanya
diberikan hingga tahap
penyelidikan untuk tindak
pidana dan pelanggaran
persaingan usaha
Ketentuan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum kepada pengelola pengadaan sehingga dapat
melaksanakan tugasnya secara baik dan tenang. Juga untuk memastikan bahwa K/L/D/I tetap bertanggung
jawab dalam proses pengadaan barang/jasa
41
-
Ides 10
NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES
35/2011, DAN PERPRES 70/2012
PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015
KETERANGAN
XIV. KETENTUAN LAIN
30. Pengadaan
Barang/Jasa di
Desa
Belum diatur Ketentuan Pengadaan
Barang/Jasa di Desa diatur
dengan peraturan
Bupati/Walikota yang mengacu
pada pedoman yang ditetapkan
oleh LKPP.
Menindaklanjuti UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka Desa memiliki pengaturan pengadaan
barang/jasa sendiri serta tidak tunduk kepada Perpres No. 54 Tahun 2010 dan Perubahannya. Hal ini karena
sumber anggaran PBJ Desa adalah APBDes yang tidak termasuk ruang lingkup Pasal 2 Perpres No. 54 Tahun
2010 dan Perubahannya. Oleh sebab itu, setiap Kepala Daerah wajib membuat aturan PBJ pada Desa
di Wilayahnya namun tetap mengacu kepada pedoman yang ditetapkan oleh LKPP
31. Konsolidasi
Pengadaan
Belum diatur Pimpinan K/L/D/I mendorong
konsolidasi pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Saat ini pelaksanaan pengadaan di K/L/D/I terkotak-kotak berdasarkan kegiatan dan anggaran. Dengan
munculnya aturan ini, maka pelaksanaan pengadaan didorong dilaksanakan secara terkonsolidasi sehingga
tidak lagi banyak dilaksanakan secara pengadaan langsung dan dapat mendorong pelaksanaan pengadaan
yang lebih efektif dan efisien.
42
-
Management Training SPSE Versi 4
TUS@2015
PANITIA
43
-
Admin
AGENCY
VERIFIKATOR
PENYEDIA
HELPDESK POKJA
AUDITOR
SATKER LPSE
PPK
HIRARKI PEMBENTUKAN USER SPSE 3.6
PPHP PP TRAINER
Admin RUP
Management Training SPSE 3.6 44
-
DASAR HUKUM
PEPRES No.4 Tahun 2015
Tentang Perubahan ke-4
Perubahan Perpres no 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa
Pasal 109 ayat 7 huruf C
Bila penawaran yang masuk kurang dari 3 peserta pemilihan penyedia
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga biaya
Management Training SPSE 3.6 45
-
No Tahapan SPSE 3.5 SPSE 3.6
1. Jaminan
Penawaran
Memerlukan jaminan
penawaran tidak diperlukan Jaminan
Penawaran;
2. Sanggah Kualifikasi Memerlukan sanggahan
kualifikasi tidak diperlukan sanggahan
kualifikasi;
3 Pengiriman
Penawaran
apabila penawaran yang masuk
kurang dari 3 (tiga) peserta,
maka di lelang ulang
apabila penawaran yang
masuk kurang dari 3 (tiga)
peserta, pemilihan penyedia
dilanjutkan dengan dilakukan
negosiasi teknis dan
harga/biaya;
Management Training SPSE 3.6 46
-
No Tahapan SPSE 3.5 SPSE 3.6
4. Sanggah Banding Memerlukan sanggah banding tidak diperlukan sanggah
banding
5. Pemilihan Penyedia untuk pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi:
1) daftar pendek berjumlah 5
sampai 7 penyedia Jasa
Konsultansi;
2) seleksi sederhana dilakukan
dengan metode prakualifikasi
untuk pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi:
1) daftar pendek berjumlah 3
(tiga) sampai 5 (lima) penyedia
Jasa Konsultansi;
2) seleksi sederhana
dilakukan dengan metode
pascakualifikasi.
Management Training SPSE 3.6 47
-
Management Training SPSE 3.6
PPK Panitia Penyedia
Mulai
Buat Paket
Buat Lelang
Lelang Diumumkan
Melihat
Pengumuman dan
Mendaftar Lelang
Download Dokumen
Lelang
Aanwijzing
Upload Dokumen
Penawaran
Aanwijzing
A
SPSE VERSI
3.6
48
-
PPK Panitia Penyedia
Pembukaan Dok.
Penawaran
Evaluasi
Penetapan
Pemenang
Pengumuman
Pemenang
Sanggahan Menjawab
Sanggahan
Selesai
A
Input SPPBJ
Input Kontrak
SPSE VERSI
3.6
49
-
Halaman SPSE 3.6
Management Training SPSE 3.6 50
-
51
-
Management Training SPSE 3.6 52
-
TUS@2014
Terima Kasih
email : [email protected]
Telp : (021) 2993 5577
Management Training SPSE 3.6 53
-
Management Training SPSE Versi 4
TUS@2015
54
-
SPSE
Inisiasi dengan Kepres 80/2003 Centralized Pilot Project di
Bappenas 2006
Uji Coba 5 LPSE Decentralized 2008
Perpres 54/2010 Perpres 70/2012 2010 / 2012
Pengembangan Teknologi Kemudahan Penggunaan 2014
55
-
EVOLUSI
200
8
201
4
V2
V3
V4
56
-
AR
SIT
EK
TU
R
57
-
58
-
- Kinerja aplikasi meningkat
- Pengembangan & perbaikan lebih cepat
- Resumable upload & download
- Enkripsi & dekripsi terintegrasi
59
-
Admin
AGENCY
VERIFIKATOR
PENYEDIA
HELPDESK POKJA
AUDITOR
SATKER LPSE
PPK
HIRARKI PEMBENTUKAN
USER
PPHP PP TRAINER
Admin RUP
Management Training Pengenalan SPSE Versi 4 60
-
Management Training SPSE Versi 4
No Tahapan SPSE Ver. 3.5 SPSE Ver. 4.0
1. Pembuatan Paket Belum terasosiasi dengan e-
RUP
Sudah Terasosiasi dengan e-RUP
Dokumen Lelang dibuat manual
dan di upload pada SPSE
Dokumen Lelang dibuat secara
elektronik melalui aplikasi SPSE
Syarat penawaran belum
tersedia pada aplikasi
Syarat penawaran sudah tersedia
(terperinci) pada aplikasi
2. Pemasukan
dokumen
penawaran
-Menggunakan APENDO Ver. 3
- Penyedia masih melakukan
proses enkripsi
-Menggunakan APENDO Ver.4
- Proses enkripsi dilakukan oleh
sistem
- penawaran dikirim dengan
mengisi form atau upload dokumen
melalui Apendo
61
-
Management Training Pengenalan SPSE Versi 4
No Tahapan SPSE Ver. 3.5 SPSE Ver. 4.0
3. Pembukaan
Dokumen
Penawaran
1. Menggunakan APENDO
ver.3
2. Panitia melakukan proses
dekripsi file penawaran.
3. Panitia melakukan input
harga secara manual
1. Menggunakan APENDO ver.4
2. proses dekripsi file penawaran
dilakukan oleh sistem.
3. Harga penawaran peserta akan
tampil otomatis di aplikasi.
4. Proses Evaluasi 1. Evaluasi kualifikasi belum
menggunakan Vendor
Management System
2. Pada proses evaluasi harga
masih dilakukan koreksi
aritmatik secara manual.
3. Aplikasi SPSE belum
menginformasikan secara
terperinci hasil evaluasi.
1. Evaluasi kualifikasi sudah
menggunakan Vendor
Management System (segera
diintegrasikan).
2. Pada proses evaluasi harga,
koreksi aritmatik dilakukan
secara otomatis oleh aplikasi.
3. Aplikasi SPSE sudah
menginformasikan secara
terperinci hasil evaluasi.
62
-
Management Training Pengenalan SPSE Versi 4
No Tahapan SPSE Ver. 3.5 SPSE Ver. 4.0
7. Berita Acara dan
SPPBJ
1. Berita Acara dan SPPBJ
masih dibuat oleh panitia
secara manual dan diupload
pada aplikasi
1. Berita Acara dan SPPBJ dibuat
(digenerate) melalui aplikasi
8. Kontrak dan
Pelaksanaan
Kontrak
1. Kontrak belum dapat
digenerate melalui aplikasi
2. Pelaksanaan kontrak belum
dapat didokumentasikan
melalui aplikasi
1. Pembuatan dan manajemen
pelaksanaan kontrak dapat
dilakukan dengan
menggunakan e-Kontrak
2. Aplikasi e-Kontrak:
a. Generate dokumen kontrak
b. Dokumentasi pelaksanaan
kontrak
c. Berita Acara digenerate
melalui aplikasi
63
-
Management Training Pengenalan SPSE Versi 4
PROSES LELANG V4
PPK Panitia Penyedia
Mulai
Buat Paket
Pilih RUP
Lelang Diumumkan
Melihat
Pengumuman dan
Mendaftar Lelang
Download Dokumen
Lelang
Aanwijzing
Upload Dokumen
Penawaran
Penjelasan
Dokumen
A
Buat Lelang & e-SDP
64
-
Management Training Pengenalan SPSE Versi 4
PROSES LELANG V4
PPK Panitia Penyedia
Pembukaan Dok.
Penawaran APENDO 4
Evaluasi
Penetapan
Pemenang
Pengumuman
Pemenang
Sanggahan Menjawab
Sanggahan
Selesai
A
Generate SPPBJ
& BA
Generate Dok
Kontrak
65
-
Management Training SPSE Versi 4 66
-
Management Training SPSE Versi 4
67
-
Management Training Pengenalan SPSE Versi 4
TUS@2015
Terima Kasih
email : [email protected]
Telp : (021) 2993 5577
68
-
Tidak
BAGAN ALUR MEKANISME PROSES PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK
URAIAN SKPD ULP
LPSE PENYEDIA
BARANG/JASA ESTIMASI WAKTU PA/KPA PPK KEPALA SEKRETARIAT POKJA
1. PA/KPA menetapkan Rencana Umum 30 hari Pengadaan Paket Pengadaan
2. PA/KPA mengumumkan Rencana Umum Pengadaan lewat LPSE di Website Pemerintah Daerah dan Portal Pengadaan Nasional serta
Papan pengumuman resmi untuk masyarakat
3. PA/KPA menetapkan PPK (PA dapat bertindak Sebagai PPK atau PA mengangkat KPA, dan
KPA bertindak sebagai PPK)
4. Kaji Ulang Rencana Umum Pengadaan (RUP) 10 Hari Setelah
diterima ULP dengan Unit Layanan Pengadaan (Kebijakan
Umum dan Penganggaran)
5. PPK menyusun dan menyerahkan paket Pengadaan/Paket Pekerjaan kepada kepala
ULP
15 menit
pemeriksaan kelengkapan
dokumen
6. Kepala ULP menerima usulan dari SKPD yang
Kemudian diteruskan pada Sekretariat untuk
dibuatkan Dokumen Usulan
7. Sekretariat meneliti Dokumen yang kemudian Diteruskan dan didistribusikan pada pokja
8. Sekretariat menginventarisir dan menjadwal paket pekerjaan dari usulan SKPD dan 3 hari
Mengundang SKPD dan Pokja untuk rapat Koordinasi.
Menetapkan Rencana Umum
Pengadaan Mengkoordinasi
Rencana UmumPengadaan
Pengumuman
Rencana Umum
Pengadaan
Pengumuman
Rencana Umum
Pengadaan
Menetapkan PPK & SK PPK
Paket Pengadaan / Pekerjaann Menerima Usulan
Pengadaan, terdiri dari:
- SK PPK
- BA Kaji Ulang RUP
- DPA
- KAK
- HPS
- BOQ (bill of
Quantity)
- Dokumen
Perencanaan (RAB
Gambar)
- Spesifikasi
Barang/Spesifikasi
Teknis
- Rancangan Kontrak
Pendistribusian
Dokumen Usulan
Pengadaan
Menginventerisir
rencana
pelaksanaan
pengadaan dan
membuat jadwal
Mempelajari
Dokumen Usulan
Pengadaan
Lampiran Peraturan Kepala Unit Layanan Pengaadaan Kota Batu Nomor : Tahun 2015 Tanggal : Februari 2015
RUP Kaji Ulang Rencana Umum
Pengadaan
Ya
A
Dokumen Usulan
Pengadaan
69
-
URAIAN SKPD ULP
LPSE PENYEDIA
BARANG/JASA
ESTIMASI WAKTU PA/KPA PPK KEPALA SEKRETARIAT POKJA
9. PPK dan Pokja melakukan pengkajian Ulang Usulan paket Pengadaan/Paket Pekerjaan
2 Hari
10. PPK menetapkan dokumen rencana pelaksanaan 2 hari pengadaan
11. Pokja membuat Dokumen Pengadaan, persyaratan, rincian penawaran, regristrasi, serta 4 hari
Set jadwal
12. Sekretariat menginventarisir paket Pekerjaan yang akan dilelang.
13. Pokja mengumumkan pengadaan di Menyesuaikan
Portal Pengadaan Nasional Melalui LPSE / Papan
pengumuman resmi Untuk masyarakat.
Paket
Pekerjaan
Sesuai Perpes no 4 Tahun
2015
E-Tendering
Minimal 12 HariKerja
E-Tendering
Cepat dgn
SIKAP Minimal 3
Hari Kerja
14. Kepala ULP menyampaikan Usulan Penetapan 2 hari Pemenang kepada PA dengan tembusan kepada PPK
15. Pokja membuat Surat Penetapan Pemenang 1 hari Berdasarkan BAHP/BAHS untuk nilai sampai Dengan Rp. 100 M (Barang/Konstrusi/Jasa
Lainnya) dan Rp. 10 M (Konsultansi)
Rapat
Koordinasi
Rapat
Koordinasi
Surat Penetapan Rencana
Pelaksanaan Pengadaan
Dokumen
Pengadaan
Proses Lelang
Pengantar Usulan
Penetapan Pemenang
Menetapkan Calon
Pemenang
(konst/Barang/Jasa
lainnya 100 M dan
Jasa Konsultansi 10
M) dengan membuat
BAHP/BAHS
inventaris
A
B
C
70
-
URAIAN SKPD ULP
LPSE PENYEDIA
BARANG/JASA
ESTIMASI
WAKTU PA/KPA PPK KEPALA SEKRETARIAT POKJA
16. PA membuat Surat Penetapan Pemenang Berdasarkan BAHP/BAHS untuk nilai sampai 2 hari Rp. 100 M (Barang/Konstrusi/Jasa lainnya) atau
Rp. 10 M (konsultansi). Apabila tidak setuju,
PA memerintahkan evaluasi ulang atau
Menyatakan pelelangan GAGAL.
17. Pokja mengumumkan pemenang 1 hari Pelelangan di website Pemerintah Daerah dan
Porta Pengadaan Nasional serta papan pengumuman
resmi untuk masyarakat
18. Jika terdapat sanggahan, Pokja berkoordinasi dengan Koordinator sanggah dan Kepala ULP dalam menjawab 3-5 hari
Sanggahan tersebut E-Tendering Cepat dgn
SIKAPtidak
diperlukan
sanggah 19. Pokja menyampaikan BAHP/BAHS kepada Kepala ULP
untuk diteruskan kepada PPK Sebagai dasar menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
Tidak
diperlukan
sanggahan
kualifikasi Tidak
diperlukan
sanggahan
banding
Menetapkan Calon
Pemenang
(konst/Barang/Jasa
lainnya > 100 M
dan Jasa
Konsultansi > 10
M) Pengumuman
Pemenang
Mengakses
pengumuman
pemenang
Sanggah Menjawab
sanggahan
Setuju
Pengantar
BAHP/BAHS
C
B
D
Tidak Setuju Evaluasi Ulang /
Lelang Gagal
71
-
URAIAN SKPD ULP LPSE
PENYEDIA
BARANG/JASA
ESTIMASI
WAKTU PA/KPA PPK KEPALA SEKRETARIAT POKJA
20. Jika PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ, Karena tidak sependapat atas penetapan Pemenang oleh ULP, maka diberitahukan
Kepada PA/KPA untuk diputuskan.
21. PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan Evaluasi ulang atau pelelangan/seleksi
Dinyatakan GAGAL.
22. PA/KPA sependapat dengan ULP, maka PA/KPA memutuskan penetapan pemenang
Oleh ULP bersifat final
23. PPK menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
Lelang
Sederhana 4
Hari Kerja Lelang Umum
6 Hari Kerja
24. PPK membuat Kontrak dengan Pemenang
Penyedia Barang/Jasa
KEPALA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA BATU
Drs. SANYOTO WIDAYAT, M.AP Pembina Tk I
NIP. 19660717 198603 1 006
D PPK tidak
bersedia
menerbitkan
SPPBJ
PA/KPA
sependapat
dengan PPK
PA/KPA
sependapat
dengan ULP
Pelelangan Gagal
Menerbitkan
Surat
Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa
Membuat
Kontrak
C
selesa
72