herna primanita
TRANSCRIPT
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS
IMUNISASI TETANUS TOKSOID (TT) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG BANTEN 2009
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
HERNA PRIMANITA
NIM : 105104003457
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2009 M
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Herna Primanita
NIM : 105104003457
Mahasiswa program : Ilmu keperawatan
Tahun akademik : 2005
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul :
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG BANTEN
2009.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sangsi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 11 Desember 2009
( Herna Primanita )
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI, 11 Desember 2009
HERNA PRIMANITA
Faktor – faktor yang berhubungan dengan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Mancak kabupaten Serang, Banten 2009.
xxiii + 90 halaman, 18 Tabel, 6 gambar, 11 lampiran
ABSTRAK
Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) adalah salah satu
program dunia dalam upaya menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap
kabupaten hingga kurang dari 1 kasus per 1000 kelahiran hidup per tahun yang harus
dicapai pada tahun 2012. Pada tahun 2008 angka kejadian Tetanus Teonatoum
meningkat dengan CFR 57% sedangkan pada tahun 2007 angka CFR sebesar 61%.
Tetanus Neonatorum ini dapat dicegah dengan imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu
hamil. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan cakupan imunisasi TT yaitu 95%
untuk imunisasi TT1 dan 90 % untuk TT2. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor
–faktor yang mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas
Mancak Kabupaten Serang, Banten 2009 yaitu faktor variabel demografi (usia,
pendidikan, dan persepsi jarak ke pelayanan kesehatan); variabel sosiopsikologi
(pekerjaan, dukungan suami, gravida); variabel struktural (pengetahuan).
Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional. Populasi pada
penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan usia kehamilan 6-9 bulan. Sampel yang
diambil sebanyak 128 responden dengan menggunakan rumus uji beda proporsi
dengan metode sampel cluster. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat berupa
uji t-test, chi-square, correlasi bivariat, dan regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua faktor yang diteliti
berpengaruh secara bermakna terhadap status imunisasi TT ibu hamil. Variabel yang
tidak berpengaruh adalah pendidikan, pekerjaan, dukungan suami, dan pengetahuan.
Sedangkan variabel yang berpengaruh adalah umur (p value=0,008), persepsi jarak ke
pelayanan kesehatan (p value= 0,040) dan gravida (p value= 0,004).
Pada penelitian ini, ibu dengan kehamilan pertama (primigravida memiliki
status imunisasi lengkap dibandingkan dengan ibu dengan kehamilan ≥ 2
(multigravida). Maka peneliti menyarankan agar meningkatkan promosi kesehatan
tentang imunisasi TT kepada ibu primigravida dan multigravida. Selain itu, Dinas
Kesehatan setempat perlu untuk menambah sarana kesehatan masyarakat seperti
posyandu dikarenakan jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan mempengaruhi ibu
untuk melengkapi status imunisasi TT. Dengan demikian, peneliti berharap derajat
kesehatan masyarakat dapat optimal.
Daftar bacaan 45; ( 1994 - 2009 )
FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE
STUDY OF NURSING SCIENCE PROGRAM
ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UNDERGRADUATED THESIS, 11 Desember 2009
HERNA PRIMANITA
Factors that correlated with immunization status of tetanus toxoid (TT) in pregnant
women in the working area of the district health centers Mancak Serang,Banten,2009.
xxiii + 90 pages, 18 Tables, 6 images, 11 appendixes
ABSTRACT
Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) is one of the world
program in an effort reduce the number of cases of Neonatal Tetanus in each district
to decrease 1 case per 1000 live births per year that must be achieved in 2012. In the
year 2008 the incidence of Tetanus Teonatoum CFR increased by 57% while in 2007
the number CFR of 61%. Tetanus neonatorum can be prevented by immunization
tetanus toxoid in pregnant women. Therefore, the government is targeting TT
immunization coverage of 95% for TT1 immunization and 90% for TT2. This study
aims to determine the factors influencing TT immunization status in pregnant women
in Mancak Puskesmas Serang, Banten 2009 demographic factor variables (age,
education, and perception of distance to health services); sosiopsikologi variables
(employment, support her husband, gravida) ; structural variables (knowledge).
The desain of this descriptive research is cross sectional. Population in this
study were all pregnant women with 6-9 months of gestation. Samples taken as many
as 128 respondents using a different formula proportions test with cluster sample
method. Data retrieval is done by using a questionnaire. Analysis of the data used is
the univariate and bivariate analysis of t-test, chi-square test, correlation bivariat, and
regression logistic.
The results of this study indicate that not all the studied factors significantly
influence TT immunization status of pregnant women. Variables that do not affect the
education, employment, support her husband, and knowledge. Meanwhile, an
influential variable is the age (p value = 0.008), perception of distance to health
services (p value = 0.040) and gravida (p value = 0.004).
In this study, mothers with her first pregnancy (primigravida) have a complete
immunization status compared with mothers with pregnancy ≥ 2 (multigravida).
So the researchers suggest that improving the health promotion of TT immunization
to mothers with primigravida and multigravida. In addition, local health office needs
to increase public health facilities such as posyandu distances due to the influence of
health services to complement the maternal TT immunization status. Thus,
researchers hope the community health status can be optimized.
Bibliography 45; (1994 - 2009)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG BANTEN 2009
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 11 Desember 2009
Pembimbing I Pembimbing II
Irma Nurbaeti, S.Kp M.Kep, Sp.Mat Bambang P. Cadrana, SKM, MKM
NIP: 132146260 NIP: 19690205199403 1 003
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi
Jakarta, 11 Desember 2009
Penguji I
H. Dadang, SIP, M. Epid
NIP. 19690204 199003 1 006
Penguji II
Dyah Juliastuti, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat
NIP. 132 288 176
Penguji III
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M. KM
NIP. 19790520 200901 1 012
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi
Jakarta, 11 Desember 2009
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tien Gartinah, MN
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And
RIWAYAT HIDUP
Nama : HERNA PRIMANITA
Tempat / tanggal lahir : Tangerang, 13 agustus 1986
Alamat : Kp. Bojong nangka Rt. 05/01 no.46 Ds. Medang kec.
Pagedangan Legok kab. Tangerang, 15820.
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Telepon / HP : ( 021 ) 5470089 / 08561522492
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : Tahun 1992-1998 SDN Bojong Nangka
SLTP : Tahun 1998-2001 SLTPN 1 Tangerang
SLTA : Tahun 2002-2005 SMUN 7 Tangerang
Perguruan tinggi : Tahun 2005-sekarang Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT penguasa alam
semesta yang tidak henti – hentinya memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada
penulis. Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta pengikut ajaran beliau hingga akhir zaman. Atas nikamat dan
karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-
Faktor Yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten
Tahun 2009”.
Skripsi ini merupakan hasil dari proses penelitian panjang yang dilaksanakan
penulis di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang. Tersusunnya skripsi ini, tidak
akan terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan atas
terselesaikannya laporan skripsi ini kepada :
1. Bapak Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA,
selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Tien Gartinah, MN selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep Sp.Mat dan Bambang P Cadrana, SKM, MKM,
selaku dosen pembimbing yang tak kunjung lelah meluangkan waktu, tenaga, dan
fikiran selama membimbing penulis.
4. Ibu dan bapak dosen program studi Ilmu Keperawatan, terimakasih atas
bimbingan serta doanya selama ini.
5. Staf akademik program studi Ilmu Keperawatan, Bpk. Ajib, ibu Syamsiah dan
Bpk. Rohman.
6. Ayah dan ibunda tercinta (H.Syamsudin dan Hj.Syaripah) yang tak henti
memberikan do’a dan dukungan baik materil, moril, spiritual dan kekuatan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.
7. Dr.Enik Utmawati (Kepala Puskesmas Mancak), Nana Ruhyana, SKM (Kepala
TU Puskesmas Mancak), seluruh bidan desa dan staf Puskesmas Mancak, yang
telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis.
8. Kader-kader posyandu yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Mancak
(spesial untuk teh mutmainah)
9. Saudaraku tersayang (A’Yudi, A’Jeni, Asep, teh vivin, teh adah, dan kelima
keponakanku yang lucu), kalian yang terhebat.
10. A’Hairul Daeng Oemar, terimakasih atas doa, kasih sayang, pengertian, dukungan,
kesabaran, dan semangat yang telah diberikan dalam menemani hari-hari penulis.
11. Sahabat – sahabat (Neneng, Lita, Zeah, Tka, Intan, Fina, Tuti , Wulan, Vika, Cici,
Suci,dan Dewi ), thanks for yours support.
12. Seluruh teman seperjuangan Ners’05 dan adik-adik PSIK UIN Jakarta yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu. We must be a good professional nurse guys.
Keep struggle!
13. Keluarga besar abah H.Fakhrudin dan teman-teman di Mancak (Mahtum, faruq,
mang enad, ka Daman, teh babay, teh wawad, dll ).
Allah SWT menciptakan manusia begitu sempurna, akan tetapi manusia tak kan
lepas dari salah dan khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pembacanya karena salah satu
amal yang akan terus mengalir adalah ilmu yang bermanfaat.
Jakarta , 11 Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI Halaman
Halaman judul …………………….………………………………………… i
Tanda tidak plagiat ……………….…………………………………………. ii
Abstrak ……………………………..……………………………………….. iii
Abstract …………………………….……………………………………….. v
Pernyataan persetujuan pembimbing ..……………………………………… vi
Surat pengesahan penguji ……………..……………………………….......... vii
Daftar riwayat hidup …………..…………………………………………….. ix
Lembar persembahan ………………………………………………………… x
Kata pengantar ……………………………………………………………….. xi
Daftar isi …………………………………………………………………… xiii
Daftar tabel ………………………………………………………………….. xix
Daftar gambar ……………………………………………………………… xxi
Daftar lampiran ……………………………………………………………… xxii
Daftar istilah ……………………………………………………………… xxiii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1
A. Latar belakang ………………………………………………….. 1
B. Rumusan masalah ………………………………………………. 5
C. Tujuan …………………………………………………………… 6
1. Tujuan umum ………………………………………………… 6
2. Tujuan khusus ……………………………………………….. 6
D. Manfaat penelitian ……………………………………………… 8
1. Profesi keperawatan ………………………………………… 8
2. Institusi kesehatan …………………………………………… 8
3. Peneliti selanjutnya ………………………………………….. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9
A. Imunisasi.………………………………………………………… 10
B. Vaksin …………………………………………………………… 14
C. Imunisasi Tetanus Toksoid ……………………………………… 15
D. Penyakit Tetanus ………………………………………………… 21
E. Aspek Keperawatan Dalam Pelayanan Komunitas …………….. 23
F. Model Keyakinan Kesehatan Rosentock Dan Becker (1974)…… 25
G. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Status Imunisasi TT
Ibu Hamil ………………………………………………………. 30
1. Umur ……………………………………………………........ 30
2. Pendidikan ………………………………………………….. 31
3. Persepsi jarak ke pelayanan kesehatan ………………………. 31
4. Pekerjaan …………………………………………………… 32
5. Dukungan suami ……………………………………………. 32
6. Gravida ……………………………………………………... 33
7. Pengetahuan …………………………………………………. 33
H. Kerangka teori …………………………………………………… 33
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL …... 35
A. Kerangka konsep ……………………………………………… 35
B. Hipotesis ………………………………………………………. 36
C. Definisi Operasional ………………………………………….. 37
1. Variabel Independen ……………………………………… 3 7
2. Variabel Dependen ………………………………………… 39
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ………………………………… 40
A. Jenis penelitian ………………………………………………… 40
B. Identifikasi Variabel …………………………………………… 40
C. Populasi dan Sampel …………………………………………... 41
D. Pengumpulan Data ……………………………………………. 44
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………….. 46
F. Pengolahan Data ………………………………………………. 46
G. Analisis Data ………………………………………………….. 47
H. Etika Penelitian ………………………………………………… 48
BAB V HASIL PENELITIAN …………………………………………….. 50
A. Gambaran umum Puskesmas Kecamatan Mancak Serang ……….. 50
B. Analisa Univariat ………………………………………………… 52
1. Variabel Demografi …………………………………………… 52
a. Umur ………………………………………………………. 52
b. Pendidikan …………………………………………………. 52
c. Persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan …………….. 53
d. Pekerjaan …………………………………………………… 54
e. Dukungan suami …………………………………………… 55
f. Gravida …………………………………………………….. 56
g. Pengetahuan ……………………………………………….. 57
h. Status imunisasi TT ………………………………………… 58
C. Analisa Bivariat …………………………………………………. 59
1. Hubungan antara umur responden dengan status imunisasi
TT pada ibu hamil …………………………………………….. 59
2. Hubungan pendidikan dengan status imunisasi TT pada
ibu hamil ……………………………………………………… 60
3. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan
dengan status imunisasi TT pada ibu hamil………...…………. 61
4. Hubungan pekerjaan responden dengan status imunisasi TT pada
ibu hamil ……………………………………………………… 62
5. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT pada
ibu hamil ……………………………………………………… 63
6. Hubungan gravida (jumlah kehamilan) dengan status imunisasi
TT pada ibu hamil ……………………………………………. 64
7. Hubungan pengetahuan responden dengan status imunisasi
TT pada ibu hamil ……………………………………………. 65
BAB VI PEMBAHASAN ………………………………………………… 67
A. Keterbatasan penelitian ………………………………………... 67
B. Status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil …………….. 68
C. Analisa univariat ………………………………………………. 69
1. Gambaran umur responden …………………………………. 69
2. Gambaran pendidikan responden ………………………….. 69
3. Gambaran persepsi jarak rumah responden
ke pelayanan kesehatan ……………………………………. 70
4. Gambaran pekerjaan responden …………………………… 70
5. Gambaran dukungan suami ………………………………… 71
6. Gambaran gravida responden ……………………………… 72
7. Gambaran pengetahuan responden …………………………. 72
D. Analisa bivariat ……………………………………………….. 73
1. Hubungan umur dengan status imunisasi TT
pada ibu hamil ........................................................................ 73.
2. Hubungan pendidikan dengan status imunisasi TT
pada ibu hamil ....................................................................... 74
3. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan
dengan status imunisasi TT pada ibu hamil ………………… 76
4. Hubungan pekerjaan dengan status imunisasi TT
pada ibu hamil ……………………………………………… 77
5. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT
pada ibu hamil ……………………………………………… 78
6. Hubungan gravida dengan status imunisasi TT
pada ibu hamil ……………………………………………… 79
7. Hubungan pengetahuan dengan status imunisasi TT
pada ibu hamil ……………………………………………… 79
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 81
A. KESIMPULAN ………………………………………………. 81
B. SARAN ………………………………………………………. 83
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 85
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. Nama tabel halaman
2.1 Jadwal pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur…………. 18
2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil
dan Calon Pengantin ……………………………………………….. 19
5.1 Distribusi frekuensi umur responden di wilayah
kerja Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009 ……………………… 52
5.2 Distribusi frekuensi pendidikan responden di wilayah
kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009………………………. 53
5.3 Distribusi frekuensi pendidikan responden yang dikategorikan
di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009 …………. 53
5.4 Distribusi frekuensi persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009…………… 54
5.5 Distribusi frekuensi pekerjaan responden di wilayah kerja
Puskesmas Mancak,Serang, Tahun 2009.......…….…………………. 54
5.6 Distribusi frekuensi pekerjaan responden yang dikategorikan di
wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009..……………. 55
5.7 Distribusi frekuensi dukungan suami responden di wilayah
kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009...……………………. 55
5.8 Distribusi frekuensi gravida di wilayah kerja Puskesmas Mancak,
Serang Tahun 2009 …………………………………………………. 56
5.9 Distribusi frekuensi pengetahuan responden terhadap imunisasi TT
di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009………….. 57
5.10 Hubungan antara umur dengan status imunisasi TT ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 …………… 59
5.11 Hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi TT ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009……...………. 60
5.12 Hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan
dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Mancak, Serang Tahun 2009…………..……………………………… 61
5.13 Hubungan antara pekerjaan responden dengan status imunisasi TT
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009…. 62
5.14 Hubungan antara dukungan suami responden dengan status imunisasi
TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak,
Serang Tahun 2009……………………………………………..…… 63
5.15 Hubungan antara gravida dengan status imunisasi TT ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009….……….. 64
5.16 Hubungan antara pengetahuan dengan status imunisasi TT ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009……. 65
DAFTAR GAMBAR
No. Nama gambar halaman
2.1 Respon Antibodi Terhadap Tetanus Toksoid …………………… 18
2.2 Model Teori Keyakinan Kesehatan Rosentock ( 1974 ) ………… 34
3.1 Kerangka Konsep ………………………………………………... 35
5.1 Distribusi frekuensi kategori dukungan suami di wilayah
kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009…………………… 56
5.2 Distribusi frekuensi kategori pengetahuan responden terhadap
imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas Mancak,2009 ……….. 57
5.3 Distribusi frekuensi status imunisasi TT responden di
wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 ………… 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat ijin penelitian dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Surat lanjutan ijin penelitian dari UPTD Puskesmas Kecamatan Mancak
3. Lembar persetujuan responden.
4. Kuesioner penelitian
5. Jumlah kasus Tetanus Neonatorum dan faktor resiko menurut Provinsi tahun 2007
6. Cakupan imunisasi TT ibu hamil menurut Provinsi, tahun 2007.
7. Pemantauan wilayah setempat
Cakupan kumulatif imunisasi TT2+ Bumil di Kabupaten Serang Bulan Januari s/d
Desember tahun 2008.
8. Peta wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mancak tahun 2009.
9. Analisa univariat
10. Analisa bivariat
DAFTAR SINGKATAN
MDGs : Millenium Development Goals
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
BPPN : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
WHO : World Health Organization
CFR : Case Fatality Rate
TT : Tetanus Toksoid
MNTE : Maternal Neonatal Tetanus Elimination
TN : Tetanus Neonatorum
PHN : Public Health Nursing
UNICEF : United Nations Children’s Fund
BCG : Bacillus Calmette-Guerin
DPT : Difteri Pertusis Tetanus
GALT : Gut Associated Limphoid Tissues
IgM : Immunoglobulin M
IgG : Immunoglobulin G
SD : Sekolah Dasar
WUS : Wanita Usia Subur
ATS : Anti Tetanus Serum
Catin : Calon pengantin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi menuntut suatu negara memajukan pembangunan di berbagai bidang,
sehingga mampu bersaing dan bertahan dalam persaingan global. Millennium
Development Goals (MDGs) merupakan suatu program pembangunan yang
bertujuan mensejahterakan masyarakat, dimana salah satu tujuannya adalah
menurunkan angka kematian anak, dan targetnya adalah menurunkan angka
kematian balita sebesar dua per tiganya dalam kurun waktu 1990-2015. Salah satu
indikatornya adalah angka kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. MDGs
mentargetkan pada tahun 2015 AKB mencapai 17 per 1000 kelahiran hidup.
Tujuan MDGs yang merupakan ruang lingkup bidang kesehatan lainnya adalah
meningkatkan kesehatan ibu. Target MDGs pada tahun 2015 adalah angka
kematian ibu (AKI) mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup (BPPN, 2007).
Di dunia, terdapat 4 juta dari 136 juta bayi dibawah usia 28 hari meninggal setiap
tahunnya. Angka kematian bayi di Indonesia tercatat 34 per 1000 kelahiran hidup,
angka kematian neonatus 19 per kelahiran hidup dan angka kematian maternal 228
per 100.000 kelahiran (Depkes RI, 2007). Penyebab kematian bayi ini salah
satunya adalah Tetanus dimana pada neonatus lebih dikenal dengan Tetanus
Neonatorum (RISKESDAS, 2007).
1
Data organisasi kesehatan dunia WHO menyatakan kematian bayi akibat Tetanus
di Negara berkembang 135 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Negara maju
(Sinarharapan, 2002). Tetanus Neonatorum (TN) menyebabkan 50% kematian
perinatal dan menyumbangkan 20% kematian bayi. Sedangkan angka kejadian
tetanus pada anak di rumah sakit 7-40 kasus/tahun, 50% terjadi pada kelompok 5-
9 tahun, 30% kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok > 10 tahun, dan 2% terjadi pada
bayi < 12 bulan. Angka kematian keseluruhan antara 6,7-30% (Ismoedijanto dan
Widodo, 2006). Di Indonesia terdapat 141 kasus Tetanus Neonatorum pada tahun
2007. Di provinsi Banten terdapat 5 kasus Tetanus (Depkes RI, 2007).
Menurut catatan Dinkes Kabupaten Serang periode Januari-Oktober 2008,
sedikitnya 135 bayi baru lahir dan 39 ibu melahirkan meninggal dunia akibat
keterlambatan deteksi dini dan pendarahan serta infeksi (Imnbanten, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti mendapatkan data bahwa, di wilayah
Kabupaten Serang, Banten angka kejadian TN cukup memprihatinkan. Angka
kejadian di tahun 2008 mencapai 23 kasus TN dengan CFR 57%, 13 neonatus
meninggal dan 17 kasus tercatat ibu bayi tidak diimunisasi TT sebelumnya,
1 kasus sudah diimunisasi TT 1 kali, dan 5 kasus telah diimunisasi TT 2 kali. Hal
ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2007, angka kejadian TN
tercatat 18 kasus dan 11 neonatus meninggal dunia dengan CFR 61%
(Dinkes Kab.Serang, 2008).
Hal ini tidak sesuai dengan program Maternal and Neonatal Tetanus Elimination
(MNTE) untuk menurunkan jumlah kasus tetanus neonatal di setiap Kabupaten
hingga kurang dari 1 kasus per 1000 kelahiran hidup pertahun ( Depkes RI, 2007).
Proporsi infeksi Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi tidak
memiliki kekebalan alamiah terhadap Tetanus yang diturunkan melalui ibunya.
Kekebalan alamiah ini diperoleh ibu melalui imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
dengan dosis dan waktu interval minimal tertentu (Purwanto, 2003).
Imunisasi merupakan salah satu solusi untuk mencegah terjadinya TN. Ibu hamil
penting mendapat imunisasi untuk mencegah terjadi Tetanus pada ibu dan
bayinya. Karena dengan melaksanakan imunisasi pada ibu saat kehamilan,
molekul imunoglobulin akan disalurkan dari ibu kepada bayi melalui plasenta
sebagai kekebalan pasif untuk bayi (Wiknjosastro, 2002). Kekebalan yang
disalurkan ibu kepada bayi tersebut dapat menjadi proteksi untuk bayi terhadap
stresor (persalinan yang tidak steril dan perawatan tali pusat yang tidak bersih)
yang dapat menyebabkan TN. Bahkan dalam buku pedoman imunisasi TT pada
wanita usia subur, pada tahun 2008 UNICEF-WHO meluncurkan upaya
kesepakatan untuk mencapai eliminasi MNT Global pada tahun 2012. Upaya ini
menyatukan gerakan global untuk menurunkan angka kematian neonatal akibat
Tetanus. Hal ini menandakan bahwa TN masih menjadi permasalahan kesehatan di
dunia (UNICEF, 2008).
Namun, meskipun imunisasi tetanus pada ibu hamil dinilai sangat penting sebagai
bentuk pencegahan Tetanus pasca persalinan, maupun pada bayi yang dilahirkan
sang ibu, pemanfaatan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dinilai masih
kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari persentase ibu yang memeriksakan
kehamilan di atas 70%, sangat jarang yang melakukan imunisasi TT
(RisKesDas Provinsi Banten, 2007).
Pada Profil Epidemiologi Indonesia didapatkan data cakupan imunisasi TT ibu
hamil : TT1 84% dan TT2 77% dengan target Nasional adalah 95% untuk TT1
dan 90% untuk TT2 (Ranuh, 2008). Di Provinsi Banten, cakupan imunisasi TT1 :
66,7% dan TT2 : 59,1% (Depkes RI, 2007). Persentase imunisasi TT sebesar 11%,
paling jarang dilakukan dibandingkan dengan penimbangan berat badan dan
pemeriksaan tekanan darah yang mencapai 99,2% dari 8 jenis pemeriksaan
kehamilan. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang tahun 2008,
cakupan imunisasi TT1 pada ibu hamil mencapai 74% dan imunisasi TT2+
mencapai 98% dimana target pencapaian imunisasi TT1 95% dan imunisasi TT2+
90%. Kondisi ini menunjukkan hasil yang baik. Namun dari 28 Puskesmas yang
terdapat pada Kabupaten Serang saat ini, salah satu Puskesmas yang memiliki
cakupan imunisasi TT1 dan TT2+ pada ibu hamil dibawah rata – rata Kabupaten
Serang adalah Puskesmas Mancak. Cakupan imunisasi TT mencapai 50% untuk
imunisasi TT1 dan 63% untuk imunisasi TT2+ dan menempati urutan ke 27 dari
28 puskesmas berdasarkan cakupan imunisasi TT2+. Gambaran lengkap cakupan
imunisasi TT1 dan TT2+ pada ibu hamil tahun 2007–2008 dapat dilihat pada
lampiran 6 dan cakupan imunisasi TT1 dan TT2+ ibu hamil per puskesmas tahun
2008 dapat dilihat pada lampiran 7. Fenomena ini menggambarkan bahwa
pemanfaatan imunisasi TT belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh ibu hamil.
Menurut Rosentock, (1976) dalam buku McEwen dan Will, (2007) “ Health Belief
Model” menyatakan bahwa kesiapan seseorang untuk menggunakan pelayanan
kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi; perceived susceptibility,
perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, cues of action, Variabel
demografi, sosiopsikologi dan struktural, dan kemampuan individu.
Berlandaskan teori tersebut peneliti menggunakan faktor demografi,
sosiopsikologi, dan struktural pada teori HBM yang meliputi usia, pendidikan,
pekerjaan, persepsi jarak ke pelayanan kesehatan, gravida, dukungan suami dan
pengetahuan ibu hamil sebagai faktor yang berhubungan dengan persepsi ibu
hamil dan mendorong ibu untuk melengkapi status imuisasi TT.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk
meneliti lebih dalam mengenai ”faktor-faktor yang berhubungan dengan status
imunisasi TT pada ibu hamil’’.
B. Rumusan masalah
Masih tingginya kejadian kasus TN di Kabupaten Serang dan rendahnya cakupan
imunisasi TT di Puskesmas Mancak dengan cakupan 50% TT1 dan 63% TT2+.
Dimana cakupan ini masih dibawah rata-rata kabupaten yang mencapai 98%
sehingga wilayah ini belum mencapai target kabupaten maupun target nasional
yaitu 95% untuk imunisasi TT1 dan 90% untuk imunisasi TT2+. Sehingga hal ini
dapat berkontribusi dalam meningkatnya angka kematian bayi di Indonesia
Selain itu, penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status
imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Mancak, Serang belum pernah
dilakukan. Sehingga peneliti sangat tertarik untuk meneliti hal tersebut.
1. Pertanyaan penelitian
a. Bagaimana gambaran demografi ibu hamil meliputi usia, pendidikan,
persepsi jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan ibu hamil yang
mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil?
b. Bagaimana gambaran sosiopsikologi ibu hamil meliputi, pekerjaan,
dukungan suami ibu hamil, gravida yang mempengaruhi status imunisasi TT
pada ibu hamil?
c. Bagaimana gambaran struktural ibu hamil yaitu pengetahuan, yang
mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil?
d. Bagaimana gambaran status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Mancak tahun 2009?
e. Bagaimana hubungan antara faktor demografi yaitu usia, pendidikan, dan
persepsi jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan dengan status imunisasi
TT pada ibu hamil?
f. Bagaimana hubungan antara faktor sosiopsikologi yaitu pekerjaan,
dukungan suami, gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil?
g. Bagaimana hubungan antara faktor struktural yaitu pengetahuan dengan
status imunisasi TT pada ibu hamil?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui faktor –faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada
ibu hamil di Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi gambaran demografi ibu hamil meliputi usia, pendidikan,
jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan ibu hamil yang mempengaruhi
status imunisasi TT pada ibu hamil.
b. Mengidentifikasi gambaran sosiopsikologi ibu hamil meliputi, pekerjaan,
dukungan suami ibu hamil, dan gravida yang mempengaruhi status
imunisasi TT pada ibu hamil.
c. Mengidentifikasi gambaran struktural ibu hamil yaitu pengetahuan, yang
mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil.
d. Mengidentifikasi gambaran status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Mancak tahun 2009.
e. Mengetahui hubungan antara faktor demografi yaitu usia, pendidikan, dan
persepsi jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan dengan status imunisasi
TT pada ibu hamil.
f. Mengetahui hubungan antara faktor sosiopsikologi yaitu pekerjaan,
dukungan suami , gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.
g. Mengetahui hubungan antara faktor struktural yaitu pengetahuan dengan
status imunisasi TT pada ibu hamil.
D. Manfaat penelitian
1. Profesi Keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan bagi profesi keperawatan
dalam mengembangkan perencanaan keperawatan maternitas di komunitas
tentang pelaksanaan imunisasi TT pada ibu hamil.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Serang
Penelitian ini dapat membantu memberikan informasi bagi Dinas Kesehatan
setempat dalam membuat kebijakan mengenai program imunisasi Tetanus
Toksoid pada ibu hamil.
3. Institusi kesehatan (Puskesmas)
Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi bagi institusi
kesehatan (pengelola program imunisasi setempat) dalam mengidentifikasi
faktor ibu hamil melaksanakan imunisasi TT atau tidak melaksanakan imunisasi
TT dalam upaya preventif terhadap kematian bayi karena TN.
4. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi dasar untuk
penelitian lanjutan yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada ibu
hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan yang
berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Menurut Canadian Nurse
Association, praktik keperawatan didefinisikan sebagai hubungan yang dinamik,
penuh perhatian, dan pertolongan di mana perawat membantu klien untuk mencapai
dan mempertahankan kesehatan yang optimal (Brunner dan Suddart, 2001).
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
aktif masyarakat serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh, terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan, untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga dapat mandiri dalam upaya
kesehatannya. Tenaga perawat merupakan sumber daya manusia yang terbesar dalam
keperawatan di rumah sakit dan di puskesmas, oleh karena itu perawat diharapkan
mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai perawat profesional
(Mubarak, 2006).
Untuk dapat melakukan praktik keperawatan profesional, maka perawat harus
memahami empat area praktik keperawatan. Area tersebut adalah:
9
1. Promosi kesehatan
Dalam hal ini perawat membantu masyarakat dengan cara mengembangkan
sumber–sumber atau dengan jalan meningkatkan kesehatan masyarakat.
2. Pertahanan kesehatan
Perawat dapat membantu masyarakat untuk mempertahankan status kesehatannya
dengan jalan melakukan aktifitas-aktifitas baik fisik maupun psikologis yang dapat
membantu mempertahankan kesehatannya. Salah satunya dengan pelaksanaan
imunisasi TT pada ibu hamil.
3. Pemulihan kesehatan
Perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya karena adanya suatu
penyakit.
4. Perawatan orang menjelang ajal
Hal ini dilakukan oleh perawat dalam rangka memberikan kondisi terbaik pada
klien yang menjelang ajal. Kegiatan ini dilakukan di rumah sakit, puskesmas
dengan rawat inap atau fasilitas kesehatan lainnya (Mubarak, 2006).
A. IMUNISASI
Sejarah imunisasi telah dimulai lebih dari 200 tahun yang lalu, sejak Edward
Yenner tahun 1798 pertama kali menunjukkan bahwa dengan cara vaksinasi dapat
mencegah penyakit Cacar (Ranuh,2008). Sejarah imunisasi di Indonesia dimulai
pada tahun 1956. Saat itu digelar imunisasi Cacar. Sekitar 17 tahun berselang,
pemerintah mulai melakukan imunisasi BCG untuk Tuberkulosis, disusul
imunisasi TT pada ibu hamil setahun kemudian. Pada tahun 1976, diadakan
imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) pada bayi. Pada tahun 1977, WHO
mulai menetapkan program imunisasi sebagai upaya global dengan Expanded
Program on Immunization. Sejak tahun 1981, mulai dilakukan imunisasi Polio,
Campak, dan Hepatitis.
1. Pengertian
Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif
(Ranuh,2008).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit (Ranuh, 2008).
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara
memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia (Tawi, 2008).
2. Jenis imunisasi
Ada dua jenis imunisasi, yaitu iminisasi aktif dan imunisasi pasif.
a. Imunisasi aktif, tubuh sendiri secara aktif akan menghasilkan zat anti setelah
adanya rangsangan vaksin dari luar tubuh.
b. Imunisasi pasif, kadar zat anti yang meningkat dalam tubuh bukan sebagai
hasil produksi tubuh sendiri, tetapi secara pasif diperoleh karena suntikan
atau pemberian dari luar tubuh (Wahab, 2002).
3. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok mayarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada
imunisasi Cacar Variola (Ranuh, 2008)
4. Sistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuh secara spesifik dibagi menjadi dua golongan yaitu
imunitas spesifik dan imunitas non spesifik (innate immunity atau natural
imunity).
a. Daya tahan tubuh non spesifik
Daya tahan tubuh non spesifik ini ada sebelum manusia dilahirkan dan
sebelum tubuh kontak dengan mikroorganisme. Adapun faktor–faktor yang
menentukan daya tahan tubuh tersebut adalah :
1) Barier fisiko kimia berupa kulit, mukosa dan cairan sekresi;
2) Substansi bakterisidal jaringan dan cairan tubuh, misalnya lisozim
(enzim bersifat mukolitik dan ditemukan di dalam sel leukosit, dapat
melisiskan bakteri gram positif);
3) Sel–sel fagosit, seperti makrofag (monosit, histiosit) dan sel leukosit;
4) Temperatur tubuh; komponen bakteri dapat menyebabkan demam dan hal
ini dapat dianggap sebagai daya protektif tubuh nonspesifik;
5) Interferon, suatu zat antivirus nonspesifik yang dihasilkan oleh suatu
tubuh sebagai reaksi terhadap virus (Wiknjosastro, 2002).
Walaupun daya pertahanan tubuh non spesifik ini cukup penting dan
bermakna, namun berbagai pengalaman para ahli di klinik telah
membuktikan bahwa tanpa adanya imunitas yang spesifik dan didapat,
belum dapat menjamin adanya kesehatan yang sempurna
(Wiknjosastro, 2002)
b. Daya tahan tubuh spesifik
Komponen sistem imunitas spesifik ini, ialah imunitas humoral (humoral-
mediated immunity) yang dibawa oleh antibodi. Sedangkan yang kedua,
imunitas selular (cel-mediated immunity) yang dibawakan oleh sel–sel
fagosit (monosit, leukosit, dan lain lain). Kedua sistem ini dibentuk dari
sistem hemopoietik stem cell, suatu sumber yang sama seperti untuk sel–sel
darah merah.
Dalam perkembangan dan diferensiasi stem cell selanjutnya menjadi sel–sel
limfoid, dan akan dipengaruhi oleh gut associated lymphoid tissues
(GALT), sehingga sel tersebut akan menjadi sel–sel limfosit yang kompeten
sebagai mediator imunitas humoral. Sel semacam ini dikenal dengan nama
limfosit B. Sebaliknya apabila stem cell tersebut dipengaruhi oleh kelenjar
timus atau timosin, maka sel–sel limfoid akan berkembang dan
berdiferensiasi menjadi sel limfosit yang kompeten sebagai mediator
imunitas selular. Sel ini dikenal dengan nama limfosit T. Limfosit B bertugas
memproduksi antibodi sedangkan limfosit T bertugas melepaskan zat
limfokin. Akan tetapi keduanya dapat bekerjasama dalam menghadapi
antigen asing. (Wiknjosastro, 2002).
5. Respon imun
Dilihat dari beberapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam
respon imun, yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.
a. Respon imun primer adalah respon imun yang terjadi pada pajanan pertama
kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respon imun primer
ini adalah IgM dengan titer yang lebih rendah dibanding dengan respon imun
sekunder, demikian pula dengan afinitasnya. Waktu antigen masuk sampai
timbul antibodi lebih lama dibandingkan dengan respon imun sekunder.
b. Respon imun sekunder antibodi yang dibentuk terutama adalah IgG dengan
titer dan afinitasnya lebih tinggi, serta fase lag lebih pendek dibanding
respon imun primer karena sel memori yang terbentuk pada respon imun
primer akan cepat mengalami tranformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi
menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi (Ranuh, 2001).
B. VAKSIN
1. Pengertian
Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan
dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen (Ranuh, 2008).
Vaksin adalah mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa
sehingga patogenitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih tetap mengandung
sifat antigenitasnya (Ranuh,2008).
2. Jenis vaksin
Pada dasarnya, vaksin dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a) Vaksin hidup annuated; vaksin ini dibuat dari virus atau bakteri liar
penyebab penyakit. Virus atau bakteri liar ini dilemahkan (annuated) di
laboratorium, biasanya dengan pembiakan berulang. Agar dapat
menimbulkan respon imun, vaksin hidup annuated harus berkembangbiak di
dalam tubuh resipien.
b) Vaksin inactivated; vaksin ini dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri
atau virus dalam media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak
aktif (inactivated) dengan penanaman bahan kimia (biasanya formalin).
Vaksin inactivated dapat diberikan saat antibodi berada di dalam sirkulasi
darah (misalnya pada bayi, menyusul penerimaan antibodi yang dihasilkan
darah).
C. IMUNISASI TETANUS TOKSOID
1. Pengertian
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai
upaya pencegahan terhadap infeksi Tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin
kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan
(Putriazka, 2005).
Imunisasi untuk pencegahan terhadap Tetanus dilakukan melalui
tahapan–tahapan tertentu sesuai dengan kelompok umur, imunisasi DPT
diberikan pada bayi umur 2–11 bulan sebanyak 3 kali dengan selang waktu
minimal 4 minggu. Selanjutnya imunisasi DT diberikan pada anak umur 6 -7
tahun (kelas 1 SD) sebanyak 1 kali sebagai imunisasi ulang yang
diperhitungkan sebagai TT3. Imunisasi TT diberikan kepada anak sekolah kelas
2 dan 3 SD masing–masing diberikan sebanyak 1 kali. Terakhir imunisasi TT
diberikan pada WUS, ibu hamil dan calon pengantin (Depkes, 1997 dalam tesis
Sukmara, 2000).
2. Manfaat
a. Melindungi bayi yang baru lahir dari TN;
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan Tetanus apabila terluka.
3. Vaksin Tetanus
Pada penyakit Tetanus dikenal 2 jenis imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan
imunisasi pasif. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah Toksoid
Tetanus, yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian
dimurnikan. Vaksin ini untuk memberian kekebalan aktif terhadap Tetanus.
Vaksin ini mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi
kedalam 3 mg/ml alumunium fosfat. vaksin ini diberikan secara intramuskular
atau subkutan dalam yang terdiri dari 2 dosis primer dengan dosis pemberian
0,5 ml dengan interval 4 minggu.
Ada 3 macan kemasan vaksin tetanus yaitu bentuk kemasan tunggal, kombinasi
dengan vaksin Difteria (vaksin DT), atau kombinasi dengan difteria dan
pertusis (vaksin DPT). Sedangkan ATS (Anti Tetanus Serum) dapat dipakai
untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit Tetanus
(Wahab, 2002).
4. Kekebalan vaksin Tetanus terhadap tubuh
Daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90 – 95%
(Wahab, 2002). Antibodi yang terbentuk pada tubuh ibu selain memberi
perlindungan pada ibu juga memberikan perlindungan pada bayi yang akan
lahir. Plasenta meneruskan antibodi tetanus (IgG) ke bayi dan melindungi bayi
terhadap kemungkinan masuknya toksin dari luka tali pusat atau luka ditempat
lain yang tercemar spora tetanus. Kekebalan optimal terjadi pada ibu bila jarak
antar 2 dosis lebih panjang dan jumlah antibodi yang masuk ke bayi akan
memberikan titer setinggi titer ibu bila jarak antara 2 dosis kedua dengan
kelahiran mencapai 60 – 120 hari (Depkes 1992 dalam Sukmara, 2000).
Gambar 2.1
Respon antibodi terhadap Tetanus Toksoid
Sumber : Published Online by the lancet on 12 september 2000
Tabel 2.1
Jadual Pemberian Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur.
imunisasi Pemberian
imunisasi
Selang waktu
pemberian minimal
Masa
perlindungan
TT WUS
TT1
TT2
TT3
TT4
TT5
1bulan setelah TT1
6 bulan setelah TT 2
1 tahun setelah TT 3
1 tahun setelah T4
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun
Sumber : KepMenKes NO.1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi dalam Petunjuk Teknis Imunisasi
TT, 2005.
Tabel 2.2
Jadual Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil dan Calon Pengantin
Sasaran Jumlah
vaksinasi
Selang waktu
pemberian
minimal
Saran
Ibu Hamil
Calon
pengantin
wanita
2x
2x
2x
-
4 minggu
1. m
i
n
g
g
u
4 minggu
Bila ibu hamil pernah mendapat
imunisasi TT 2x pada waktu catin
atau pada kehamilan sebelumnya,
cukup mendapat imunisasi TT 1x.
Bila ibu hamil belum pernah
divaksinasi TT, diberikan 2x
selama kehamilan.
Bila pada waktu kontrak
berikutnya (untuk pemberian TT2)
ibu sudah bersalin, TT2 tetap
diberikan dengan maksud
memberikan perlindungan untuk
kehamilan selanjutnya.
Sebelum akad nikah (waktu
melapor atau waktu menerima
nasehat perkawinan).
Sumber : Depkes RI, Vaksin dan waktu pemberiannya, dalam Sukmara, 2000.
5. Waktu pemberian
Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal, hanya terdapat
interval minimal antardosis TT yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dan jadual
pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan calon pengantin terdapat pada
tabel 2.2.
6. Keefektifan vaksin Tetanus Toksoid.
Kekebalan optimal pada ibu didapat bila jarak antara dua dosis lebih panjang.
Jumlah antibodi yang masuk kedalam tubuh bayi akan memberikan titer
setinggi titer antibodi ibu bila jarak antara dua dosis dengan jarak kelahiran
mencapai 60-120 hari (Depkes, 1992 dalam Sukmara, 2000).
Pada penelitian Syafril Sanusi (1984) dalam skripsi Sukmara (2000)
menyimpulkan titer rata-rata antibodi ibu dengan interval 35-96 hari lebih
memberikan proteksi dibandingkan dengan titer rata-rata antibodi ibu dengan
interval 28-31 hari.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh interval antara vaksinasi ke-2 dengan persalinan
yang terlalu pendek. Transfer antibodi ibu ke bayi mencapai maksimal pada
trimester akhir kehamilan. Oleh karena itu, vaksinasi TT diberikan segera
mungkin dan lengkap pada usia kehamilan 7 bulan (Sukmara, 2000).
7. Efek samping
Dalam buku pedoman imunisasi TT pada WUS, vaksin TT adalah vaksin yang
aman dan tidak mempunyai kontraindikasi dalam pemberiannya. Meskipun
demikian imunisasi TT jangan diberikan kepada :
1. WUS dengan riwayat reaksi berat terhadap imunisasi TT pada masa lalunya;
2. WUS dengan panas tinggi dan sakit berat, namun demikian WUS tersebut
dapat diimunisasi segera setelah sembuh.
Vaksin TT tidak berbahaya bagi WUS hamil dan dapat diberikan pada berbagai
usia kehamilan. WUS hamil tetap diberikan imunisasi sesuai dengan interval
dari status imunisasinya.
D. Penyakit Tetanus
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan
berat (Ritarwan, 2004).
Tetanus neonatorum adalah tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir yang
disebabkan oleh Clostridium Tetani memasuki tubuh bayi baru lahir melalui tali
pusat yang kurang terawat (Wahab, 2002). Sistem imun yang belum matang dapat
juga menjadi penyebab terjadinya TN karena prinsip steril dalam proses persalinan
dan perawatan tali pusat yang tidak sesuai prosedur. TN menyerang bayi yang
baru lahir karena dilahirkan di tempat yang tidak bersih dan steril terutama jika tali
pusat terinfeksi. TN dapat menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di
negara berkembang (Silalahi, 2007). Ibu beresiko terkena infeksi Tetanus melalui
tindakan persalinan seperti episiotomi yang tidak steril (Scaffer, 2000).
Clostridium Tetani adalah kuman berbentuk batang dan bersifat anaerob, gram
positif yang mampu menghasilkan spora dengan bentuk drumstik. Kuman ini
sensitif terhadap suhu panas dan tidak bisa hidup dalam lingkungan beroksigen.
Sebaliknya, spora tetanus sangat tahan panas, dan kebal terhadap antiseptik. Spora
tetanus dapat tetap hidup dalam autoklaf bersuhu 121˚C selama 10-15 menit.
Kuman tetanus terdapat pada kotoran dan debu jalan, usus, dan tinja kuda, domba,
anjing, kucing, tikus, dan lainnya. Kuman tetanus masuk ke dalam tubuh manusia
melalui luka dan dalam suasana anaerob, kemudian menghasilkan toksin
(tetanospasmin) dan disebarkan melalui darah dan limfe. Toksin ini kemudian
akan menempel pada reseptor di sistem syaraf. Gejala utama penyakit ini timbul
akibat toksin tetanus mempengaruhi pelepasan neurotransmiter, yang berakibat
penghambatan inhibisi. Akibatnya terjadi kontraksi serta spastisitas otot yang tidak
terkontrol, kejang, dan gangguan sistem syaraf otonom (Pedoman Imunisasi
di Indonesia, 2008).
Masa inkubasi penyakit ini biasanya 3 sampai 10 hari (Wiknjosastro, 2002), tetapi
pada sumber yang lain menyatakan bahwa masa inkubasinya 5 sampai 14 hari,
waktu ini adalah waktu antara gejala pertama sampai timbul kejang pertama
(Ismoedijanto, 2006).
Pada Tetanus Neonatorum, gejalanya adalah trismus (mengatupnya rahang dan
terkuncinya dua baris gigi akibat kekakuan otot mengunyah sehingga penderita
sukar membuka mulut) sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik; Risus
Sardonikus (kekakuan otot mimik, dahi mengkerut, alis terangkat, mata sipit);
Opisthotonus (tubuh kaku akibat kekakuan otot leher, punggung, dan pinggang);
sianosis karena kejang otot pernafasan; dan suhu yang meningkat. Naiknya suhu
ini mempunyai prognosis yang tidak baik (Wiknjosastro, 2002).
Kebanyakan kasus Tetanus terjadi dalam waktu 14 hari. Pada umumnya makin
pendek masa inkubasi biasanya karena luka terkontaminsi berat, akibatnya makin
berat penyakit Tetanus dan makin buruk prognosisnya (Ditjen PP&PL, 2005).
Pembentukan antibodi setelah infeksi kuman tetanus tidak ditemukan, sehingga
tidak dikenal kekebalan alamiah. Dengan demikian satu–satunya cara untuk
memperoleh kekebalan adalah dengan imunisasi (Purwanto,2003).
E. ASPEK KEPERAWATAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS.
Salah satu bidang ilmu keperawatan adalah keperawatan komunitas. Keperawatan
komunitas ditujukan kepada komunitas dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, dan
komunitas. Penelitian ini mengangkat ibu-ibu hamil sebagai kelompok resiko
tinggi yang penting untuk ditingkatkan derajat kesehatannya sehingga tingkat
kesehatan ibu dan bayi dapat optimal. Lingkup praktik keperawatan komunitas
adalah :
1. Prevensi primer.
Pencegahan primer mencakup peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
contohnya imunisasi TT pada ibu hamil.
2. Prevensi sekunder.
Pencegahan sekunder mencakup deteksi dini terhadap penyakit dan
komplikasinya, contohnya pemeriksaan mamografi.
3. Prevensi tersier.
Prevensi tersier adalah usaha pencegahan terhadap masyarakat yang telah
sembuh dari sakit serta mengalami kecacatan. Penerapan lebih pada upaya
pelayanan kesehatan masyarakat melalui program PHN (Public Health
Nursing), yaitu merawat penderita penyakit kronis di luar pusat-pusat
pelayanan kesehatan (di rumahnya sendiri).
Berdasarkan konsorsium ilmu kesehatan (1989), peran perawat terdiri atas pemberi
asuhan keperawatan, pembela pasien, pendidik, koordinator, konsultan, dan
peneliti. Peran yang dapat dilaksanakan oleh perawat komunitas dalam
mengorganisasikan upaya-upaya kesehatan adalah sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, pendidik, koordinator, pengorganisasi pelayanan kesehatan
(organizer), panutan (role model), fasilitator, dan sebagai pengelola (manager).
1. Sebagai pelaksana kesehatan
Peran sebagai pelaksana kesehatan dapat memberikan pelayanan pada tingkat
individu, keluarga, kelompok melaui upaya promotif dan preventif untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat.
2. Sebagai pendidik
Perawat memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam menanamkan perilaku sehat. Terkait dengan
judul penelitian yang diangkat oleh peneliti maka intervensi keperawatan
mengacu pada pendidikan keperawatan yang meliputi :
a) Memberikan pendidikan tentang imunisasi TT, meliputi manfaat, jadwal
imunisasi, dan resiko tidak melaksanakann imunisasi TT saat kehamilan.
b) Memberikan pendidikan tentang penyakit Tetanus, meliputi penyebab,
gejala, pengobatan, dan cara pencegahannya.
3. Sebagai administrasi
Perawat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan di
masyarakat.
4. Sebagai konseling
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang
kesehatan.
5. Sebagai peneliti
Perawat melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat
yang mengancam kesehatan.
6. Sebagai manajer
Peran perawat sebagai manajer adalah bertugas untuk mengambil keputusan,
bertanggung jawab terhadap kegiatan, mengerahkan sumber daya, bekerjasama
dengan orang lain untuk mencapai tujuan (Mubarak, 2009).
F. Model Keyakinan Kesehatan menurut Rosenstoch dan Becker (1974)
Model keyakinan kesehatan menurut Rosenstoch dan Becker ini menyatakan,
hubugan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini
memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan
mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan
(Purnawan, 2005). Model keyakinan kesehatan adalah teori nilai dan harapan.
Ketika konsep nilai dan harapan secara berangsur-angsur dirumuskan dalam
konteks kesehatan yang menghubungkan perilaku, penafsirannya adalah sebagai
berikut: (1) keinginan untuk menghindari penyakit atau untuk mendapatkan
kesehatan, dan (2) kepercayaan suatu tindakan kesehatan spesifik tersedia untuk
seseorang akan mencegah suatu penyakit. Pengharapan digambarkan lebih lanjut
dalam istilah perkiraan individu dari kepekaan pribadi terhadap keganasan dari
suatu penyakit, dan kemungkinan mampu mengurangi ancaman itu melalui
tindakan pribadi (Glanz, 2002).
Fokus asli dari HBM adalah perilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia
medis, dan mencakup berbagai macam perilaku, seperti ceck-up untuk pencegahan
atau pemeriksaan awal dan imunisasi. Kegunaan dan kesulitan dengan HBM
mengenai imunisasi digambarkan oleh Heggenhougen & Clements (1990). Model
ini memberi kesan bahwa orang- orang yang akan mengikuti program imunisasi,
percaya bahwa (1) kemungkinan terkena penyakit tinggi, (2) jika terjangkit,
penyakit tersebut membawa akibat serius, (3) imunisasi adalah cara yang paling
efektif untuk pencegahan penyakit, (4) tidak ada hambatan serius intuk imunisasi
(Smet, 1994).
Komponen dari teori model keyakinan kesehatan, adapun komponennya adalah :
a. Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit
(perceived susceptibility)
Hal ini mengacu kepada persepsi subyektif seseorang terhadap resiko suatu
kondisi kesehatan (Glanz, 2002)
Misalnya: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui
riwayat keluarganya, kemudian ada keluarganya yang meninggal
maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung.
b. Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu (perceived severity).
Komponen ini menyangkut keyakinan seseorang terhadap seriusnya suatu
kondisi kesehatan dan hal yang menyebabkannya. Dipengaruhi oleh variabel
demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk
bertindak (misal: media massa, anjuran keluarga atau dokter, dan lain-lain).
c. Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil
(perceived benefits).
Hal ini menunjukkan keyakinan seseorang yang bekaitan dengan efektifnya
suatu tindakan pencegahan dan dengan merubah perilaku dapat mengurangi
ancaman. Contohnya, ibu hamil melakukan imunisasi TT untuk menghindari
ancaman terkena TN pada bayi yang dikandungnya.
d. Aspek negatif dari suatu tindakan tertentu (perceived barrier)
Kompenen ini menyangkut rintangan untuk mengubah perilaku atau melakukan
tindakan kesehatan. Misalnya tidak adanya alat transportasi untuk mendapat
pelayanan kesehatan.
e. Isyarat/petunjuk tindakan (cues of action)
Kompenen ini merupakan stimulus (eksternal atau internal) yang mendorong
perilaku kesehatan atau sesuatu yang membuat individu sadar terhadap
ancaman kesehatan. Contohnya: adanya keluarga yang sakit, anjuran dokter,
artikel suatu majalah tentang suatu penyakit, dan lain – lain.
f. Variabel lain
Variabel demografi, sosiopsikologi dan struktur yang berbeda dapat
mempengaruhi persepsi individu dan secara tidak langsung mempengaruhi
perilaku kesehatan individu tersebut. Secara spesifik, faktor sosiodemografi,
khususnya tercapainya pendidikan diyakini akan memberikan efek secara tidak
langsung dalam mempengaruhi persepsi tentang kerentanan suatu individu,
keseriusan penyakit, keuntungan tindakan pereventif dan rintangan individu
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Variabel ini terdiri dari 3 variabel, yaitu :
1. Variabel demografi, dimana pada variabel ini meliputi usia, jenis kelamin,
ras, pendidikan, pekerjaan, jarak ke pelayanan kesehatan, dan lain – lain;
2. Variabel sosiopsikologi, yang meliputi kepribadian, dukungan keluarga,
kelas sosial, gravida dan lain – lain;
3. Variabel struktural, meliputi pengetahuan tentang penyakit, telah menderita
penyakit sebelumnya, dan lain – lain.
g. Kemampuan individu
Maksud dari kemampuan individu ini adalah keyakinan dimana seseorang
memiliki kemampuan untuk merubah perilakunya, dan merupakan pengakuan
individu bahwa praktik kesehatan individu dapat memberikan efek positif
terhadap kesehatan seseorang (McEwen dan Will, 2007).
Pada teori ini menyatakan bahwa kesiapan seseorang untuk menggunakan
pelayanan kesehatan yang bergantung pada beberapa faktor, yaitu :
1. Kepekaan seseorang terhadap penyakit;
2. Persepsi seseorang terhadap konsekuensi dari penyakit tertentu;
3. Persepsi seseorang terhadap keuntungan yang diperoleh dari penggunaan
pelayanan kesehatan;
4. Persepsi seseorang terhadap hambatan di dalam menggunakan pelayanan
kesehatan (Kresno, 2005).
Persepsi ini merupakan interpretasi stimulus yang telah diterima oleh seseorang
(Notoatmodjo, 2005). Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan stimulus dapat
masuk dalam rentang perhatian seseorang dan mempengaruhi persepsi. Dan pada
model teori ini terdapat variabel demografi, sosiopsikologi dan struktural yang
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap masalah kesehatan.
Model ini membantu perawat memahami berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi, keyakinan, dan perilaku klien, serta membantu perawat
membuat rencana perawatan yang paling efektif untuk membantu klien,
memelihara dan mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit
(Purnawan, 2005).
Berdasarkan teori keyakinan kesehatan yang dapat mempengaruhi individu yang
dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti
oleh individu sehingga individu dapat perilaku seseorang dimana pada penelitian
ini adalah ibu hamil maka peneliti memilih variabel demografi, variabel
sosiopsikologi, dan variabel struktural sebagai variabel yang akan diteliti. Peneliti
memilih faktor ini karena ancaman, keseriusan penyakit yang dirasakan seseorang
dan pertimbangan keuntungan dan kerugian tindakan pencegahan penyakit
dipengaruhi oleh variabel demografis, sosiopsikologis dan struktural (Smet, 1994).
G. Faktor–faktor yang mempengaruhi status imunisasi Tetanus Toksoid pada
ibu hamil.
1. Umur ibu
Umur adalah usia seseorang yang dihitung berdasarkan hari ulang tahun
terakhirnya (Mubarak, 2009). Hasil penelitian Purwanto, 2002 di Serang
menyatakan bahwa, umur memiliki hubungan terhadap status imunisasi tetanus
toksoid pada respondennya. Status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia
dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap
rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan
kesehatan yang berbeda-beda. Untuk itulah seorang tenaga kesehatan (perawat)
harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada
saat melakukan perncanaan tindakan (Purnawan, 2009).
2. Pendidikan ibu
Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
kepada anak–anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna
bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi
sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Menurut penelitian
Sukmara (2000) dalam tesisnya menyatakan bahwa di Puskesmas Sukamanah
Kabupaten Bogor kelompok ibu yang berpendidikan kurang mempunyai resiko
3,19 kali untuk tidak memperoleh imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan
ibu-ibu yang memiliki pendidikan tamat SD atau lebih (pendidikan cukup).
3. Persepsi jarak rumah ibu ke pelayanan kesehatan
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda dengan benda
lainnya melalui suatu lintasan tertentu (Wikipedia, 2009). Dalam penelitian ini
menunjukkan persepsi ibu tentang seberapa jauh rumah ibu hamil ke tempat
pelayanan kesehatan. Hasil penelitian Sukmara (2000) di Bogor menyatakan
bahwa ibu-ibu yang memiliki persepsi jauh tentang jarak dari tempat
tinggalnya ke tempat pelayanan imunisasi TT mempunyai resiko 2,4 kali untuk
tidak mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu-ibu yang
memiliki persepsi jarak dekat ke tempat pelayanan imunisasi.
4. Pekerjaan ibu
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan (diperbuat atau dikerjakan). Pekerjaan
bukanlah sumber keuangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah
(Erich 1996 dalam Nursalam, 2001). Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun tidak langsung (Mubarak, 2009). Pekerjaan yang termasuk variabel
psikososial ini, dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit dan
mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap
penyakitnya (Purnawan, 2009).
5. Dukungan suami
Kehamilan merupakan suatu pristiwa yang luar biasa dan merupakan anugrah
Tuhan YME, maka sebuah kehamilan perlu mendapat perhatian khusus dari ibu
sendiri, suami, dan keluarga yang lain. Partisipasi suami sangat dibutuhkan
untuk dukungan psikis, fisik, sosial, dan spiritual. Partisipasi dalam asuhan
kehamilan ini merupakan refleksi dari peran suami dalam keluarga (BKKBN
2001 dalam Jalilah 2008). Salah satu faktor yang mempengaruhi pemeriksaan
kehamilan (ANC) yang salah satunya imunisasi Tetanus Toksoid adalah
dukungan suami. Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang
baik kepada ibu dalam memeriksakan kehamilan ANC (Sari, 2006).
6. Gravida
Gravida adalah kehamilan dimana mengandung ovum yang sudah dibuahi atau
mengandung janin. Primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama
kalinya. Multigravida adalah seorang wanita hamil yang sudah hamil dua kali
atau lebih. Ibu yang sudah berpengalaman terhadap kehamilan akan mudah
beradaptasi dengan kehamilan dan lebih mengetahui tindakan yang harus
dilakukan selama kehamilan (Bobak, 2004).
7. Pengetahuan ibu
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melaui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang
diketahui oleh seseorang terhadap cara–cara memelihara kesehatan
(Notoatmodjo, 2005). Hasil penelitian Sukmara (2000) di Bogor menyatakan
bahwa, ibu-ibu yang pengetahuan tentang imunisasi TT kurang mempunyai
resiko 1,70 kali untuk tidak mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan
dengan ibu –ibu yang berpengetahuan cukup.
H. Kerangka teori
Dengan mengacu kepada teori Rosentock (1974) mengenai health believe model,
maka peneliti menggunakan komponen variabel demografi, sosiopsikologi, dan
variabel struktural yang terdapat dalam teori keyakinan kesehatan. Hubungan
faktor-faktor ini dengan status imunisasi TT ibu hamil dapat digambarkan dalam
suatu kerangka teori sebagai berikut:
Gambar 2.2
Model Teori Keyakinan Kesehatan Rosentock (1974)
↑
Sumber : Rosentock (1974) dalam McEven dan Will, 2007
Variabel demografi
(usia, jenis kelamin, ras,
etnik,jarak ke pelayanan
kesehatan, dll)
Variabel sosiopsikologi
(kepribadian, kelas
sosial,pekerjaan,
Gravida, dll)
Variabel struktural
(pengetahuan tentang
penyakit)
Keuntungan
tindakan
preventif.
Penghalang
tindakan
preventif
Kerentanan
penyakit yang
dirasakan
Keseriusan
penyakit yang
dirasakan
Kemungkinan
menggunakan
tindakan preventif
yang
direkomendasikan
(ceck-up dan
imunisasi )
Ancaman
yang
dirasakan
Petunjuk untuk
bertindak
Koran / majalah
Saran dari dokter.
Masukan dari
orang lain.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan
membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel
yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti
menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2008). Konsep
merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur.
Konsep dapat diamati dan diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan
nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai
atau bilangan konsep. Variabel adalah suatu yang bervariasi (Notoatmodjo, 2002).
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan
sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka konsep
VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
1. Variabel demografi
Usia
Pendidikan
Persepsi jarak ke
pelayanan kesehatan
2. Variabel sosiopsikologi
Pekerjaan
Dukungan suami
Graviditas
3. Variabel struktur
Pengetahuan ibu
( Status imunisasi
Tetanus Toksoid
ibu hamil)
35
B. Hipotesis
1. Ada hubungan antara usia ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus
Toksoid pada ibu hamil.
2. Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus
Toksoid pada ibu hamil.
3. Ada hubungan antara persepsi jarak rumah ibu hamil ke pelayanan
kesehatan dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil.
4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus
Toksoid pada ibu hamil.
5. Ada hubungan antara dukungan suami ibu hamil dengan status imunisasi
Tetanus Toksoid pada ibu hamil.
6. Ada hubungan antara gravida ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus
Toksoid pada ibu hamil.
7. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan status imunisasi
Tetanus Toksoid pada ibu hamil.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil dan peneliti
mencoba mencari hubungan antar variabelnya. Oleh karena itu peneliti
menggunakan metode cross sectional. Penelitian cross sectional adalah jenis
penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada suatu saat (Nursalam,2003).
B. Identifikasi Variabel
1. Variabel Dependen.
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena variabel bebas (Hidayat, 2008). Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah status imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Mancak Kabupaten
Serang.
2. Variabel Independen.
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel independen ini mempunyai subvariabel yaitu:
a. Usia;
b. Pendidikan;
40
c. Persepsi jarak ke pelayanan kesehatan;
d. Pekerjaan;
e. Dukungan suami;
f. Gravida ;
g. Pengetahuan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2004; Hidayat,
2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan usia
kehamilan 6-9 bulan yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Mancak.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Sampel
terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2008).
Sampel pada penelitian ini adalah ibu–ibu hamil dengan usia kehamilan 6–9
bulan dimana sampel ini berasal dari pemilihan sampel dengan menggunakan
rumus uji hipotesis beda proporsi. Dan metode sampling yang digunakan
adalah metode cluster sampling.
Adapun sampel yang diambil harus memiliki kriteria sebagai berikut :
a) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau
layak untuk diteliti (Setiadi,2007). Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah:
1) Ibu hamil tinggal menetap di Kecamatan Mancak.
2) Dapat menulis, membaca, dan berbahasa Indonesia.
3) Memiliki buku KIA.
b) Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat dimasukkan
atau tidak layak untuk diteliti (Setiadi,2007). Kriteria ekslusi dalam
penelitian ini adalah :
1) Ibu hamil tidak tinggal menetap di Kecamatan Mancak.
2) Tidak dapat menulis, membaca, dan berbahasa Indonesia.
3) Tidak memiliki buku KIA.
3. Besar sampel
Pada penelitian ini, penentuan besar sampel minimum yang diperlukan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
⟦ √ √ ⟧
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan
= 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan
(α) sebesar 5%)
= 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%)
P₁ = 0,65 (Proporsi distribusi pendidikan menurut penelitian Uus Sukmara
di Puskesmas Sukamanah Kabupaten Bogor tahun 2000 )
P₂ = P1 30% ( 65% +30% )=95% ( 0,95)
= (P₁+P₂)/2 (0,65+0,95)/2 = 0,8
N ⟦ √ √ ⟧
=
Karena 2 proporsi ibu hamil dengan imunisasi tetanus toksoid lengkap dan
tidak lengkap maka jumlah responden 29 X 2 = 58.
Karena teknik pengambilan sampel menggunakan metode cluster maka
dikalikan desain effek yaitu 58 X 2 = 116.
Untuk menjaga drop out perlu ditambah 10% maka 116 + 12 = 128
Jadi jumlah sampel minimal yang diambil adalah 128 responden.
Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan 128 responden di
lapangan dengan demikian jumlah sampel minimal telah terpenuhi.
4. Tahap pengambilan sampel
Secara teknis pengambilan sampel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Peneliti menentukan 1-4 desa dari 13 desa yang akan diambil sebagai
sampel secara random/acak. Dari 13 desa yang ada, peneliti memilih 7 desa
yaitu desa Mancak, Labuan, Angsana, Ciwarna, Batu kuda, Balekambang,
dan Pasir waru.
b. Peneliti menentukan 1-3 posyandu dari setiap desa terpilih secara
random/acak. Pada desa Mancak peneliti memilih 3 posyandu (seruni,
kenanga, dan cempaka); Labuan 3 posyandu (kemuning 1,4 dan 5);
Angsana 3 posyandu (matahari 1, 2 dan mawar); Ciwarna 3 posyandu
(senggani 1, 2, dan 3); Batu kuda 3 posyandu (merpati 1, anggrek, bunga
sepatu); Balekambang 3 posyandu (pandan wangi, pandan asri, dan pandan
arum); Pasir waru 4 posyandu (kenanga, anggrek, dahlia, dan melati).
c. Peneliti mengambil sampel di masing – masing posyandu terpilih. Peneliti
memilih semua responden yang terdapat pada setiap posyandu yang telah
dipilih dikarenakan populasi yang terbatas.
D. Pengumpulan Data
1. Metode dan instrumen
Data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan
pertanyaan tertutup sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang dan Puskesmas Mancak. Pada penelitian ini, peneliti
dibantu oleh kader di setiap desa. Sebelum pengumpulan data dilaksanakan,
peneliti memberikan pelatihan singkat mengenai tata cara pengisian
kuesioner, agar data yang dikumpulkan sesuai dengan yang diharapkan
peneliti.
Sumber data :
a. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner
yang diisi oleh 128 responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang
Tahun 2009.
b. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari :
1) Profil kesehatan Indonesia tahun 2007 dan Laporan Hasil RISKESDAS
Provinsi Banten 2007.
2) Profil kesehatan kabupaten Serang tahun 2009.
3) Data sasaran ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Mancak tahun 2009.
6. Teknik uji instrumen penelitian
Uji instrumen dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrument.
Uji coba kuesioner ini telah dilakukan kepada 30 orang responden di tempat
yang memiliki karakteristik populasi yang sama dengan subyek penelitian
yaitu di Puskesmas Padarincang pada tanggal 23-24 juli 2009.
Hasil uji kuesioner memperlihatkan bahwa ada beberapa pertanyaan dengan
nilai r hasil kurang dari r tabel (r = 0,361). Pertanyaan dengan r hasil kurang
dari r tabel dikeluarkan dari kuesioner, karena dianggap tidak valid. Beberapa
pertanyaan yang tidak valid namun dianggap penting, tetap dimasukkan dalam
kuesioner setelah diperbaiki redaksinya.
E. Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 10 Agustus-10 September 2009. Tempat
yang dipilih peneliti adalah wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang,
Banten. Alasan peneliti memilih tempat ini karena wilayah Puskesmas Mancak
merupakan salah satu wilayah dimana angka cakupan imunisasi TT dibawah
rata–rata Kabupaten Serang dan belum mencapai target nasional.
Sehingga tempat ini fenomenal untuk diteliti.
F. Pengolahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengolahan data yang terdiri
dari:
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di
tempat penelitian agar apabila jika ada kekurangan data dapat segera
dilengkapi.
2. Coding
Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
3. Entri Data
Data Entri adalah kegiatan memasukan data dari kuesioner kedalam paket
program komputer agar dapat dianalisis, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.
4. Cleaning data
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan data telah bersih dari
kesalahan sehingga data siap dianalisa (Hidayat, 2008)
G. Analisis Data
1. Analisis univariat
Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan
menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel
atau grafik (Setiadi, 2007). Variabel pada penelitian ini meliputi usia,
pendidikan, dan jarak ke pelayanan kesehatan, pekerjaan, dukungan suami
atau keluarga, gravida, pengetahuan ibu hamil, status imunisasi tetanus
toksoid pada ibu hamil.
2. Analisis bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependen dan independen yaitu variabel demografi (usia, pendidikan, jarak ke
pelayanan kesehatan), variabel sosiopsikologi (pekerjaan, dukungan suami,
gravida), dan variabel struktur (pengetahuan ibu hamil) dengan status
imunisasi TT pada ibu hamil.
Tehnik analisa yang dilakukan yaitu dengan analisa Chi-Square untuk
variabel pendidikan, persepsi jarak ke pelayanan kesehatan, pekerjaan,
dukungan suami, gravida. Analisa t-test untuk variabel umur karena variabel
ini merupakan data numerik. Variabel pengetahuan menggunakan analisa
chi-square, regresi logistic, dan correlation. Peneliti menggunakan derajat
kepercayaan 95 % sehingga jika nilai p ≤ 0,05 berarti hasil perhitungan
statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p > 0,05
berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen.
H. Etika penelitian
Dalam melakukan penelitian menekankan masalah etika penelitian yang
meliputi :
1. Lembar persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang
akan diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian
serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud
dan tujuan penelitian.
2. Tanpa nama (anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
3. Kerahasiaan (confidentially)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
Data yang telah diolah dalam penelitian di wilayah kerja Puskesmas Mancak ini
ditampilkan dalam bentuk narasi yang disertai teks, tabel, gambar distribusi
frekuensi sehingga memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian
ini.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum Puskesmas Kecamatan Mancak Serang
Kecamatan Mancak merupakan kecamatan di wilayah Kabupaten Serang, dengan
luas wilayah 10.450 Ha atau 104,5 Km2
, yang terdiri dari 13 desa, 38 RW dan 152
RT dengan batas – batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Gunung Sari
Sebelah Selatan : Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
Sebelah Timur : Kecamatan Cilegon dan Waringin Kurung
Sebelah Barat : Kecamatan Anyer
Kisaran suhu di wilayah ini adalah 25-32˚C. Kondisi daratannya terdiri dari
pegunungan berbukit. Jarak pusat kecamatan Mancak ke pusat kabupaten Serang
30 km. Jarak puskesmas dengan desa terjauh 12 km dengan jalan tanah dan
berbukit.
Puskesmas kecamatan Mancak berlokasi di Desa Labuan Kecamatan Mancak
Kabupaten Serang. Sarana pelayanan yang tersedia terdiri dari 1 Puskesmas induk,
2 Puskesmas pembantu, 3 Polindes, 65 Posyandu, dan 2 unit wahana kesehatan.
Program yang berjalan di Puskesmas Mancak ini adalah :
50
1. Program promosi kesehatan
2. Program GIZI
3. Program kesling
4. Program P2M
5. Program KIB/KB
6. Program Pengobatan.
Tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Mancak ini adalah
sebagai berikut:
Dokter umum : 1 orang
Dokter spesialis : -
Dokter gigi : 1 orang
Bidan : 18 orang
Perawat : 6 orang
Sanitarian : 1 orang
Lain-lain : 4 orang (terdiri dari 1 orang supir, 1 orang URT, 1orang RR,
dan 1 orang assisten di pelayanan obat – obatan).
(Dinkes Kabupaten Serang, 2007).
B. Analisa Univariat
1. Variabel Demografi
a. Umur
Dari tabel 5.1 di bawah ini menunjukkan distribusi umur ibu hamil. Umur
responden yang termuda pada penelitian ini adalah berumur 17 tahun dan
umur yang tertua adalah 38 tahun. Rata-rata umur responden yaitu 26 tahun.
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi umur responden di wilayah kerja
Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009
Variabel Mean Median SD Min Mak
Umur Ibu 26,01 25,5 5.538 17 38
b. Pendidikan
Tabel 5.2 menunjukkan distribusi tingkat pendidikan terakhir responden.
Hasil penelitiannya adalah 4,7% responden tidak sekolah, 53,1% lulus SD,
27,3% lulus SLTP, 14,8% responden lulus SLTA, dan tidak terdapat
responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi.
Peneliti menggolongkan tingkat pendidikan berdasarkan tingkat pendidikan
dasar sebanyak 109 responden (85,2%), responden dengan tingkat
pendidikan menengah sebanyak 19 responden (14,8%). Tabel 5.3.
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden di wilayah kerja
Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009
Pendidikan Frekuensi
N=128
Prosentase
( % )
Tidak sekolah
SD
SLTP
SLTA
D3/PT
6
68
35
19
0
4,7
53,1
27,3
14,8
0,0
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden yang dikategorikan di
wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009
Pendidikan Frekuensi
N=128
Prosentase
( % )
Pendidikan menengah
Pedidikan dasar
19
109
14,8
85,2
c. Persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan
Tabel 5.4 menunjukkan distribusi persepsi jarak rumah responden ke
pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini adalah 92 responden (71,9%)
memiliki persepsi jarak antara rumah dengan pelayanan kesehatan adalah
dekat, dan 36 responden (28,1%) menyatakan jarak antara rumah dengan
pelayanan kesehatan adalah jauh.
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009
Persepsi jarak rumah
ke pelayanan kesehatan
Frekuensi
N=128
Prosentase
( % )
Dekat
Jauh
92
36
71,9
28,1
2. Variabel Sosiopsikologi
a. Pekerjaan
Pekerjaan responden di wilayah kerja puskesmas kecamatan Mancak sangat
bervariasi, dimulai dari buruh (7,8%), petani (9,4%), pedagang (7,0%),
guru/PNS (1,6%) dan karyawan (0,8%). Tabel 5.5. Responden yang bekerja
sejumlah 34 orang (26,6 %), lebih sedikit dibandingkan responden yang
tidak bekerja yaitu sebanyak 94 orang (73,4%). Tabel 5.6.
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi pekerjaan responden di wilayah kerja
Puskesmas Mancak, Serang, Tahun 2009
Pekerjaan responden Frekuensi
N=128
Prosentase
( % )
Tidak bekerja
Buruh
Petani
Pedagang
Guru/PNS
Lain-lain ( karyawan)
94
10
12
9
2
1
73,4
7,8
9,4
7,0
1,6
0,8
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi pekerjaan responden yang dikategorikan di wilayah
kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009
Pekerjaan Frekuensi
N=128
Prosentase
( % )
Bekerja
Tidak bekerja
34
94
26,6
73,4
b. Dukungan Suami
Berdasarkan hasil analisa nilai skor tertinggi dukungan suami adalah 22
dan nilai skor terendah adalah 3. Nilai mean 13,68 dan nilai median 14
dengan nilai SD (Standar Deviasi) adalah 4,472. Tabel 5.7. Peneliti
menggolongkan variabel dukungan suami berdasarkan kategori dukungan
suami baik dan kurang dengan menggunakan nilai median sebagai titik
potong. Hasil yang didapat adalah dukungan suami baik adalah 50,8% dan
dukungan suami kurang adalah 49,2%. Gambar 5.1.
Tabel 5.7
Distribusi frekuensi dukungan suami di wilayah kerja
Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009
Variabel Mean Median SD Min Mak
Dukungan
suami
13,68 14 4,472 3 22
Gambar 5.1
Distribusi frekuensi kategori dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas
Mancak, Serang tahun 2009
c. Gravida
Responden dengan kehamilan pertama (primigravida) sejumlah 48 orang
(37,5%), sedangkan ibu dengan kehamilan ≥ 2 (multigravida) sejumlah 80
orang (62,5 %).Tabel 5.8
Tabel 5.8
Distribusi frekuensi gravida di wilayah kerja
Puskesmas Mancak,Serang Tahun 2009
Gravida Frekuensi
N=128
Prosentase
(%)
Primigravida
Multigravida
48
80
37,5
62,5
50,80% 49,20%
dukungan baik
dukungan kurang
baik
3. Variabel Struktural
a. Pengetahuan
Berdasarkan hasil analisa, nilai skor tertinggi pengetahuan responden
adalah 15 dan nilai skor terendah adalah 4. Jika dipersentasikan, nilai skor
tertinggi responden yaitu 100% dan nilai skor terendah yaitu 26,6%.
Nilai mean adalah 11,59, nilai median adalah 12, dan nilai standar deviasi
yaitu 2,604. Tabel 5.9. Peneliti menggolongkan variabel pengetahuan
berdasarkan kategori pengetahuan baik, cukup, dan kurang Hasil yang
didapat adalah pengetahuan baik 53%, pengetahuan cukup 36%, dan
pengetahuan kurang 11%. Gambar 5.2.
Tabel 5.9
Distribusi frekuensi pengetahuan responden di wilayah kerja
Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009
Variabel Mean Median SD Min Mak
Pengetahuan 11,59 12 2,604 4 15
Gambar 5.2
Distribusi frekuensi kategori pengetahuan responden terhadap imunisasi
TT di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009
53% 36%
11% baik
cukup
kurang
4. Variabel dependen
a. Status imunisasi Tetanus Toksoid (TT) ibu hamil
Responden yang memiliki status imunisasi TT lengkap yaitu 49,2%,
sedangkan responden yang memiliki status imunisasi TT tidak lengkap
yaitu 50,8%.
Gambar 5.3
Distribusi frekuensi status imunisasi TT responden di wilayah kerja
Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009
50,8% 49,2%
tidak
lengkaplengkap
C. Analisa Bivariat
1. Hubungan antara variabel demografi (umur, pendidikan, dan persepsi
jarak rumah ke pelayanan kesehatan) dengan status imunisasi Tetanus
Toksoid pada ibu hamil.
a. Hubungan antara umur responden dengan status imunisasi TT pada
ibu hamil
Hubungan antara umur responden dengan status imunisasi TT pada ibu
hamil dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini.
Tabel 5.10
Hubungan antara umur dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009
Variabel Mean SD P Value N
Status imunisasi TT
Lengkap
Tidak lengkap
24,7
27,28
4,339
6,269
0,008
63
65
Rata-rata umur ibu hamil yang memiliki status imunisasi lengkap adalah 25
tahun dengan standar deviasi 4,339, sedangkan untuk ibu yang memiliki
status imunisasi TT tidak lengkap rata-rata umurnya adalah 27 tahun.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ibu yang memiliki status
imunisasi TT lengkap memiliki rata - rata umur 25 tahun.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,008 (p < 0,05)
yang berarti pada alpha 5%, terlihat ada hubungan yang bermakna
rata-rata umur ibu yang memiliki status imunisasi TT lengkap dengan tidak
lengkap.
b. Hubungan tingkat pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu
hamil
Hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan status imunisasi TT
pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini.
Tabel 5.11
Hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi TT ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009
Pendidikan
STATUS IMUNISASI
TOTAL
OR
(95% CI)
P
value Lengkap Tidak
lengkap
n % n % n %
Menengah
Dasar
11
52
57,9
47,7
8
57
42,1
52,3
19
109
100
100
1,507 0,568
0,563-4,037
Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100
Dari tabel 5.12 diatas, menunjukkan hubungan antara pendidikan dengan
status imunisasi TT dimana responden dengan status imunisasi TT lengkap
dengan pendidikan dasar (47,7%), lebih kecil persentasenya dibandingkan
dengan responden pendidikan menengah (57,9 %). Berdasarkan hasil uji
chi-square diperoleh nilai p value 0,568 (p > 0,05) yang berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan status imunisasi TT.
c. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan
status imunisasi TT pada ibu hamil.
Hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan
status imunisasi TT pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.12 dibawah
ini.
Tabel 5.12
Hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan
status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang
Tahun 2009
Persepsi
jarak
STATUS IMUNISASI
TOTAL
OR
(95% CI)
P
value
Lengkap Tidak
lengkap
n % n % n %
Dekat
Jauh
51
12
55,4
33,3
41
24
44,6
66,7
92
36
100
100
2,488
1,111-5,569
0,040
Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100
Persentase responden dengan status imunisasi lengkap yang memiliki
persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dekat adalah 55,4%, lebih
besar dibandingkan persentase responden yang memiliki persepsi jarak
rumah ke pelayanan kesehatan jauh (33,3%). Hasil uji chi-square
diperoleh nilai p value 0,040 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang
bermakna antara persepsi jarak rumah responden ke pelayanan kesehatan
dengan status imunisasi TT. Dari hasil analisa diperoleh pula nilai
OR =2,488 (95% CI; 1,111-5,569), artinya ibu yang mempersepsikan jarak
antara rumah ke pelayanan kesehatan adalah dekat memiliki peluang 2,488
kali untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu
yang mempersepsikan jarak antara rumah ke pelayanan kesehatan adalah
jauh. Tabel 5.12.
2. Hubungan antara variabel sosiopsikologi (pekerjaan, dukungan suami
dan gravida) dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil.
a. Hubungan pekerjaan responden dengan status imunisasi TT pada ibu
hamil
Tabel 5.13
Hubungan antara pekerjaan responden dengan status imunisasi TT ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009
Pekerjaan
STATUS IMUNISASI
TOTAL
OR
(95% CI)
P
value Lengkap Tidak
lengkap
n % n % n %
Bekerja
Tidak bekerja
17
46
50,0
48,9
17
48
50,0
51,1
34
94
100
100
1,043
(0,476-2,287)
1,000
Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan status imunisasi
TT lengkap pada ibu bekerja adalah 50,0%, lebih besar persentasenya
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja yaitu 48,9%. Berdasarkan
hasil uji chi-square diperoleh nilai p value 1,000 (p > 0,05), yang berarti
tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden dengan
status imunisasi TT. Tabel 5.13
b. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu
hamil.
Tabel 5.14
Hubungan antara dukungan suami responden dengan status imunisasi TT
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009
Dukungan
suami
responden
STATUS IMUNISASI
TOTAL
OR
(95% CI)
P
value Lengkap Tidak lengkap
n % n % n %
Baik
Kurang
35
28
53,8
44,4
30
35
46,2
55,6
65
63
100
100
1,458
(0,727-2,926)
0,375
Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa persentase responden dengan
status imunisasi TT lengkap dan dukungan suami baik adalah 53,8%, lebih
besar persentasenya dibandingkan dengan responden yang kurang
dukungan suami yaitu 44,4%. Hasil uji chi-square menunjukkan nilai
p value adalah 0,375 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara dukungan suami dengan status imunisasi TT. Tabel 5.14.
c. Hubungan gravida (jumlah kehamilan) dengan status imunisasi TT
pada ibu hamil.
Tabel 5.15
Hubungan antara gravida dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009
Gravida
STATUS IMUNISASI
TOTAL
OR
(95% CI)
P
value Lengkap Tidak
lengkap
N % n % n %
Primigravida
Multigravida
32
31
66,7
38,8
16
49
33,3
61,3
48
80
100
100
3,161
(1,493-6,692)
0,004
Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa persentase ibu dengan status
imunisasi TT lengkap pada ibu primigravida adalah 66,7%, lebih besar
persentasenya dibandingkan dengan ibu multigravida yaitu 38,8%.
Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p value 0,004 (p < 0,05),
yang berarti ada hubungan yang bermakna antara gravida dengan status
imunisasi TT. Dari hasil analisa diperoleh nilai OR=3,161
(95%CI; 1,493-6,692), artinya ibu primigravida (kehamilan pertama)
mempunyai peluang 3,161 kali untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap
dibandingkan dengan ibu multigravida (kehamilan ≥ 2 kali). Tabel 5.15
3. Hubungan antara variabel struktural (pengetahuan) dengan status
imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil.
a. Hubungan pengetahuan responden dengan status imunisasi TT pada
ibu hamil.
Tabel 5.16
Hubungan antara pengetahuan dengan status imunisasi TT ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009
Pengetahuan
STATUS IMUNISASI
TOTAL
OR
(95% CI)
P
value Lengkap Tidak
lengkap
n % n % n %
Baik
Cukup
Kurang
35
22
6
51,5
47,8
42,9
33
24
8
48,5
52,2
57,1
68
46
14
100
100
100
1,157
(0,547-
2,447)
0,533
Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, persentase responden
dengan status imunisasi TT lengkap dan pengetahuan baik adalah 51,5%,
lebih besar persentasenya dibandingkan responden dengan pengetahuan
kurang baik (42,9%) dan cukup baik (47,8%). Dari hasil tersebut, secara
persentase ibu yang memiliki pengetahuan baik dan cukup cenderung
memiliki status imunisasi TT lengkap.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p value adalah 0,533
(p > 0,05), yang artinya pada = 5% dapat disimpulkan tidak ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan status
imunisasi TT. Tabel 5.17
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pelaksanaannya. Adapun
keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross
sectional, yang digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan variabel
independen dengan variabel dependen. Akan tetapi desain ini lemah dalam
melihat kekuatan hubungan antar variabel dan tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.
2. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan kuesioner yang diisi
sendiri oleh responden dan kualitas jawaban kuesioner bergantung dari
kejujuran responden dan pemahaman responden terhadap pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner, sehingga kemungkinan akan terjadinya bias
informasi cukup besar.
3. Pada penelitian ini, Terdapat variabel independen lain yang ada di dalam
kerangka teori dan diduga berhubungan dengan variabel dependen namun
belum diteliti. Variabel tersebut antara lain persepsi kerentanan penyakit
(perceived susceptibility), persepsi keseriusan penyakit (perceived severity),
dan petunjuk untuk bertindak (cues of action).
4. Selain itu, ada beberapa kendala lain yang dialami peneliti pada proses
pengumpulan data, yaitu populasi ibu hamil yang terbatas, jarak rumah
responden yang jauh dari pelayanan kesehatan utama, terdapatnya ibu hamil
yang masih memeriksakan kehamilan ke dukun (paraji) sehingga tidak terdata
oleh puskesmas dan masih banyak responden yang menggunakan bahasa daerah
dalam kesehariannya sehingga kesulitan dalam menjawab pertanyaan.
B. Status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil
Imunisasi tetanus toksoid (TT) adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi Tetanus. Upaya pencegahan ini dapat
dilakukan sejak dalam kehamilan dengan memberikan imunisasi kepada ibu
hamil. Imunisasi dikatakan lengkap apabila ibu hamil memperoleh imunisasi TT
2x atau memperoleh imunisasi ulang dengan interval yang tepat.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh persentase ibu dengan status imunisasi
TT lengkap adalah 49,2%, sedangkan ibu yang memiliki status imunisasi TT
tidak lengkap adalah 50,8%. Di Indonesia, target pencapaian cakupan imunisasi
TT ibu hamil adalah 95% untuk imunisasi TT1 dan 90% untuk imunisasi TT2.
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang juga memiliki target pencapaian yang sama
dengan target nasional pada tahun 2008. Jika mengacu kepada target nasional
dan Dinkes Kabupaten Serang tahun 2008 mengenai cakupan Imunisasi TT pada
ibu hamil maka angka status imunisasi TT lengkap (50,8 %) di wilayah ini belum
mencapai target yang telah ditetapkan
C. Analisa univariat
1. Gambaran umur responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak
Kabupaten Serang, Banten.
Pada tabel 5.1 dapat dilihat responden termuda di wilayah ini berumur 17
tahun, dan responden yang tertua berumur 38 tahun. Rata – rata umur ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas Mancak adalah 26 tahun. Rata- rata usia
responden ini termasuk kategori usia dewasa yang cukup untuk menghadapi
kehamilan. Dengan bertambahnya usia akan diiringi pertumbuhan dan
perkembangan diri. Semakin tinggi tahap perkembangannya semakin besar
kesiapan untuk menerima tanggung jawab diri sendiri dan orang lain.
2. Gambaran pendidikan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak
Kabupaten Serang, Banten.
Pada tabel 5.3 dapat dilihat responden dengan pendidikan dasar lebih besar
proporsinya (85,2%) dibandingkan responden dengan pendidikan menengah
(14,8%). Setengah dari responden tepatnya (53,1%) hanya lulus SD. Tabel
5.2. Berdasarkan analisa dapat disimpulkan tingkat pendidikan di wilayah
kerja Puskesmas Mancak tergolong masih kurang.
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat penguasaan responden
terhadap derajat kesehatannya, karena dalam pendidikan terjadi proses
pembelajaran yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam
melakukan tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
(Notoatmodjo, 2005)
3. Gambaran persepsi jarak rumah responden ke pelayanan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten.
Pada tabel 5.4 dapat dilihat responden dengan persepsi jarak rumah ke
pelayanan kesehatan dekat lebih besar proporsinya (71,9%) dibandingkan
dengan responden yang berpersepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatannya
jauh (28,1%). Menurut penelitian Sukmara (2000) responden dengan persepsi
jarak dekat dari pelayanan kesehatan 79,6% dan responden dengan persepsi
jauh dari pelayanan kesehatan 20,4%. Dapat disimpulkan ibu yang memiliki
persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan di wilayah kabupaten Serang
maupun kabupaten Bogor sebagian besar berpersepsi bahwa jarak rumah ke
pelayanan kesehatan adalah dekat.
Jarak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan responden
untuk pergi ke pelayanan kesehatan. Semakin jauh pelayanan kesehatan
semakin enggan responden pergi ke pelayanan kesehatan (Purwanto,2002)
4. Gambaran pekerjaan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak
Kabupaten Serang, Banten.
Pekerjaan merupakan indikator status sosial keluarga yang dapat menjadi
tolak ukur dalam menentukan keberhasilan pemanfaatan pelayanan kesehatan
khususnya pemeriksaan antenatal termasuk pelayanan imunisasi TT
(Bawono, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian, pekerjaan responden di wilayah kerja puskesmas
Mancak adalah 73,4% tidak bekerja. Dapat disimpulkan bahwa proporsi
responden yang tidak bekerja lebih banyak dibandingkan dengan responden
yang bekerja. Sama halnya dengan penelitian Purwanto (2002), responden
yang tidak bekerja sebanyak 95,7%. Adanya kemiripan hasil pada kedua
penelitian ini kemungkinan wilayah Mancak dan Anyer ini memiliki letak
geografis yang sama karena terdapat dalam satu kabupaten yang sama yaitu
Kabupaten Serang.
5. Gambaran dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas Mancak
Kabupaten Serang, Banten.
Pada tabel 5.7 dapat dilihat responden dengan dukungan suami baik 50,8%.
Berdasarkan analisa peneliti menyimpulkan bahwa proporsi responden dengan
dukungan suami baik lebih besar dibandingkan responden dengan kurang
dukungan suaminya. Akan tetapi nilai tersebut belum optimal, karena
persentase mencapai 50%.
Dukungan sangat diperlukan oleh wanita terutama dalam masa kehamilan.
Dukungan akan didapat dari keluarga terdekat, terutama dari suami wanita
hamil tersebut sehingga dapat mendukung pelayanan yang diberikan saat
masa kehamilan. Menurut House (1981) dalam Bobak (2004) terdapat empat
jenis dukungan suami/calon ayah, yaitu dukungan emosi, dukungan
instrumental, dukungan informasi, dan dukungan penilaian.
6. Gambaran gravida responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak
Kabupaten Serang, Banten.
Menurut hasil penelitian, persentase responden dengan multigravida adalah
62,5%. Berdasarkan analisa dapat disimpulkan ibu yang hamil lebih dari
2 kali lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang hamil pertama kali.
Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis
dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang
bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran
tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan. Kecemasan tersebut
dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran penuh
ketidakpastian, selain itu bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat
proses persalinan walaupun apa yang dibayangkannya belum tentu terjadi.
Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga
psikologis (Kartono, 1992) dalam (Sulistyorini, 2007).
7. Gambaran pengetahuan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak
Kabupaten Serang, Banten.
Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh
seseorang terhadap cara–cara memelihara kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
Sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang baik responden dapat menjaga
kesehatan dirinya.
Pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa 53,1% responden memiliki pengetahuan
baik mengenai imunisasi Tetanus Toksoid saat kehamilan. Berbeda dengan
hasil penelitian Purwanto (2002), pengetahuan baik responden di wilayah
Anyer Kabupaten Serang mencapai 77,7%. Dapat disimpulkan bahwa,
persentase responden dengan pengetahuan baik di wilayah kerja Puskesmas
Mancak belum optimal. Peneliti menduga belum optimalnya pengetahuan ibu
hamil di wilayah Mancak ini, dikarenakan belum optimalnya penyuluhan
mendalam tentang imunisasi TT yang dilakukan tenaga kesehatan setempat.
Selain itu, tingkat kemampuan masyarakat untuk dapat menerima materi
penyuluhan yang cenderung terbatas, karena pada umumnya tingkat
pendidikan ibu hamil di wilayah ini masih kurang.
D. Analisa bivariat
1. Hubungan umur dengan status imunisasi TT pada ibu hamil
Rata-rata umur ibu hamil yang memiliki status imunisasi lengkap adalah 25
tahun, sedangkan untuk ibu yang memiliki status imunisasi TT tidak lengkap
rata-rata umurnya adalah 27 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan
ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan status imunisasi TT
pada ibu hamil (p=0,008). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Purwanto (2002), yang menyatakan ada hubungan antara umur dengan status
imunisasi TT (p value =0,002).
Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pernyataan Huclock (1998)
dalam Nursalam (2001) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi
kepercayaan masyarakat. Seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya
dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat
dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Dengan demikian seseorang yang
mencapai tingkat kedewasaan, akan mampu mengambil keputusan sendiri
salah satunya berkaitan dengan kesehatannya.
Menurut Purwanto (2002), semakin tua umur tidak serta merta menjadikan ibu
mandiri dalam mengambil keputusan. Bahkan sebaliknya, sebagian besar
masih sangat bergantung kepada pihak kedua untuk memutuskan pilihan.
Berdasarkan hasil analisisnya, Purwanto menyatakan bahwa 84,7% responden
masih menganggap suami dan keluarga sebagai orang yang paling berperan
dalam pengambilan keputusan. Wilayah kerja Puskesmas Mncak ini,
dimungkinkan memiliki alasan yang sama karena berada dalam satu
kabupaten yang sama dengan wilayah penelitian Purwanto yaitu Kabupaten
Serang.
2. Hubungan pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar
masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2005).
Dalam teori Health Believe Model (HBM), tercapainya pendidikan tersebut
diyakini dapat memberikan efek secara tidak langsung dalam mempengaruhi
persepsi tentang keuntungan tindakan preventif dan rintangan individu untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data tabel 5.11 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak
ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu hamil dengan status
imunisasi TT pada ibu hamil (p value = 0,568). Pada tabel 5.2, sebagian besar
ibu hamil berpendidikan SD, hanya 14,8% ibu hamil yang menamatkan
pendidikannya hingga tingkat SLTA. Dari gambaran tersebut menunjukkan
bahwa masalah pendidikan wanita, khususnya ibu hamil di wilayah Mancak
pada umumnya masih rendah.
Berbeda dengan hasil penelitian Sukmara (2000), yang menyatakan ada
hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil
(p value = 0,000) dimana ibu pendidikan kurang berisiko 3,19 kali tidak
memperoleh imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu pendidikan
cukup.
Adanya perbedaan hasil pada kedua penelitian ini, mungkin dikarenakan
perbedaan metode penelitian (peneliti menggunakan metode cross-sectional
sedangkan Sukmara menggunakan metode case control), dan terdapat faktor
lain yang dapat mempengaruhi status imunisasi TT. Seperti pendapat Lazarus,
Philipson (1990) dalam Bobak (2004), terdapat faktor yang mempengaruhi ibu
hamil untuk mencari perawatan prenatal. Faktor tersebut adalah kurang biaya,
transportasi tidak adekuat, dan komunikasi buruk diantara para pemberi
perawatan kesehatan.
3. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status
imunisasi TT pada ibu hamil
Berdasarkan data pada tabel 5.13 diketahui bahwa ada hubungan yang
bermakna antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status
imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,040). Pada penelitian ini, responden
yang memiliki persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dekat memiliki
peluang 2,488 kali untuk memiliki status imunisasi TT lengkap dibandingkan
dengan responden yang memiliki persepsi jarak rumah ke pelayanan
kesehatan jauh.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sukmara (2000) di wilayah
Bogor, yaitu ada hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan
kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,000).
Berbeda dengan hasil penelitian Purwanto (2002) yang menyatakan tidak ada
hubungan antara persepsi jarak antara rumah dengan pelayanan kesehatan
dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,747). Artinya jauh atau
dekat rumah responden ke tempat pelayanan kesehatan tidak mempengaruhi
peluang responden untuk menerima atau melakukan imunisasi TT.
Kemudahan mengakses suatu fasilitas pelayanan kesehatan akan
mempengaruhi kemungkinan seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Makin jauh jarak pelayanan kesehatan, makin enggan responden untuk
datang, terdapat batas jarak tertentu sehingga seseorang masih ingin untuk
mencari pelayanan kesehatan. Batas jarak secara nyata dipengaruhi pula oleh
jenis jalan, jenis kendaraan, dan biaya transportasi (Sukmara, 2000).
4. Hubungan pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.
Pekerjaan dapat menjadi salah satu media untuk bersosialisasi dengan orang
lain, bertukar informasi, dan mengetahui berbagai macam hal termasuk
pelayanan kesehatan. Notoatmodjo, 2005 menyatakan ada beberapa aspek
sosial yang mempengaruhi status kesehatan seseorang, antara lain adalah:
(1) umur, (2) jenis kelamin, (3) pekerjaan dan (4) sosial ekonomi. Artinya
keempat aspek sosial tersebut dapat mempengaruhi status kesehatan
responden salah satunya adalah status imunisasi TT pada ibu hamil.
Pada tabel 5.14, hasil penelitian ini berdasakan uji statistik menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pekerjaan
dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=1,000). Artinya,
responden yang bekerja atau tidak bekerja tidak mempengaruhi peluang atau
keinginan responden untuk menerima atau melakukan imunisasi TT saat
kehamilan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sukmara (2000)
dimana pada hasil penelitiannya tidak ada hubungan yang bermakna antara
pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.
5. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu hamil
Dukungan keluarga terutama dukungan yang didapatkan dari suami akan
menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri isteri.
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam
proses sosialisasinya. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat
diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat,
yang mana membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan
tentram (Taylor, 1995) dalam Sulistiorini (2007). Seperti dalam teori
Buffering Hipothesis yang berpandangan bahwa dukungan sosial
mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif
stress (Dagun, 1991 dalam Sulistiorini,2007).
Berdasakan hasil uji statistik memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan
antara dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu hamil
(p value=0,787). Tabel 5.15.
Meskipun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
Taylor (1995), tidak berarti dukungan suami tidak penting dalam pemberian
pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Hal tersebut terjadi mungkin disebabkan
oleh nilai budaya yang tidak dapat menerima pelayanan kesehatan. Menurut
Lee, (1989) dalam Bobak (2004) menyatakan bahwa banyak variasi budaya
dalam perawatan prenatal. Meskipun perawatan prenatal telah diuraikan
dengan jelas, beberapa pelayanan kesehatan dapat bertentangan dengan
praktik dan keyakinan suatu kelompok budaya tertentu.
6. Hubungan gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil
Berdasakan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil
(p value=0,004). Tabel 5.15. Pada penelitian ini, ibu primigravida memiliki
peluang 3,161 kali untuk mendapatkan status imunisasi TT lengkap
dibandingkan dengan ibu multigravida.
Ibu dengan kehamilan pertama dengan ibu dengan kehamilan kedua atau
seterusnya akan memiliki kekhawatiran yang berbeda pada masa kehamilan.
Ibu dengan kehamilan pertama akan mengalami krisis maturitas yang dapat
menimbulkan stress akan tetapi wanita tersebut akan lebih mempersiapkan
diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih
besar. Lain halnya ibu dengan kehamilan kedua atau lebih, ibu tersebut akan
cenderung kurang memperhatikan kehamilan atau sebaliknya. Hal ini
bergantung kepada individu ibu hamil itu sendiri (Bobak, 2004).
7. Hubungan pengetahuan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil
Berdasarkan data tabel 5.17 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil dengan status
imunisasi TT ibu hamil (p value = 0,533). Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Sukmara di Kabupaten Bogor (2000) dimana pengetahuan
tidak menunjukkan adanya hubungan dengan status imunisasi TT ibu hamil.
Meskipun pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diduga dapat
mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu hal,
tetapi pada penelitian ini tidak sepenuhnya pelayanan imunisasi TT harus
didahului oleh pengetahuan yang baik. Hal ini sejalan dengan teori model
keyakinan kesehatan dimana perilaku kesehatan akan tumbuh dari keinginan
individu untuk menghindari suatu penyakit dan kepercayaan bahwa tindakan
kesehatan yang tersedia akan mencegah suatu penyakit (Glanz, 2002).
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Umur ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak rata-rata berusia 26 tahun.
Umur termuda ibu yaitu 17 tahun (1,6%) dan umur tertua yaitu 38 tahun
(2,3%).
2. Pendidikan ibu hamil adalah 85,2 % berpendidikan dasar, dimana ibu hamil
yang lulus SD (53,1%) dan pendidikan tertinggi adalah SLTA (14,8%).
3. Ibu hamil dengan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatannya dekat lebih
banyak (71,9%) dibandingkan dengan ibu hamil dengan persepsi jarak rumah
ke pelayanan kesehatannya jauh (28,1%) di wilayah kerja Puskesmas
Mancak,Serang 2009.
4. Pekerjaan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 adalah
petani (9,4%) dan lebih banyak ibu hamil di wilayah ini yang tidak bekerja
(73,4%).
5. Dukungan suami ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak , Serang adalah
baik (50,8%).
6. Ibu dengan multigravida (kehamilan ≥ 2 kali) di wilayah kerja Puskesmas
Mancak, Serang yaitu sebanyak (62,5%), nilai ini jauh lebih besar dibandingkan
dengan ibu dengan kehamilan pertama yaitu sebanyak (37,5%).
81
7. Pengetahuan responden mengenai imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas
Mancak, Serang 2009 adalah baik (53,1%).
8. Status imunisasi lengkap pada Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak,
Serang 2009 sebanyak 49,2% lebih kecil dibandingkan dengan status imunisasi
tidak lengkap yaitu sebanyak 50,8%.
9. Ada hubungan yang signifikan antara umur dengan status imunisasi TT pada
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,008).
10. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan status imunisasi
TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009
(p value = 0,568).
11. Ada hubungan yang signifikan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan
kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,040).
12. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan status imunisasi
TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009
(p value = 1,000).
13. Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan status
imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009
(p value = 0,375).
14. Ada hubungan yang signifikan antara gravida dengan status imunisasi TT pada
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,004).
15. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan status
imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009
(p value = 0,533)
B. SARAN
1. Puskesmas Mancak
a. Diharapkan tenaga kesehatan setempat dapat memberikan motivasi atau
dukungan kepada ibu hamil dengan semua golongan umur untuk
melaksanakan antenatal care dimana salah satunya adalah pelaksanaan
imunisasi TT.
b. Sebaiknya perlu ditingkatkan kembali upaya promosi kesehatan seperti
penyebaran leaflet, penyuluhan yang lebih mendalam mengenai imunisasi
TT pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan setempat kepada ibu primigravida
maupun ibu multigravida, sehingga pencapaian status imunisasi TT dapat
lebih optimal.
c. Penambahan sarana pelayanan kesehatan seperti polindes dan posyandu,
dirasa perlu untuk membantu kebutuhan masyarakat mengingat bahwa
posyandu merupakan pelayanan kesehatan dari dan untuk masyarakat agar
program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mancak ini lebih optimal.
2. Profesi keperawatan
Meningkatkan peran perawat maternitas sebagai educator sekaligus care giver
dalam memberikan informasi tentang imunisasi TT pada ibu hamil dan
pelaksanaan imunisasi TT sebagai upaya preventif dalam mengatasi kejadian
Tetanus Neonatorum.
3. Peneliti selanjutnya
Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa yang terbukti berhubungan secara
signifikan dengan status imunisasi TT ibu hamil yaitu umur, persepsi jarak
rumah ke tempat pelayanan kesehatan, dan gravida. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan perlunya penelitian sejenis dengan meneliti variabel yang
berbeda, metode penelitian berbeda seperti penelitian kualitatif, dan perlu
dilakukan penelitian analisis multivariat untuk melihat faktor yang lebih
dominan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka cipta,
1998.
Bawono, Didiek Hendro. Faktor – faktor yang berhubungan dengan cakupan
imunisasi TT2 ibu hamil di Kabupaten Pandeglang tahun 2002, skripsi FKM –
Universitas Indonesia, 2003.
BKKBN, Setiap 4 hari ada 1 bayi yang meninggal. Diunduh dari
http://prov.bkkbn.go.id/banten/news . Diakses tanggal 9 april 2009 jam 14.30,
2008.
Bobak, dkk. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC, 2004.
BPPN, Laporan perkembangan pencapaian millenium development goals Indonesia
2007. Jakarta : Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, 2007.
Brunner dan Suddart. Fundamental of nursing. Jakarta : EGC, 2005.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Lapaoran hasil RISKESDAS Provinsi
Banten 2007. Jakarta : Depkes RI, 2008.
___________________________________. Laporan nasional hasil RISKESDAS
2007. Jakarta : Depkes RI, 2008.
___________________________________. Profil kesehatan Indonesia 2007.
Jakarta : Depkes RI, 2007.
___________________________________. Petunjuk teknis imunisasi tetanus
toksoid. Jakarta : Depkes, 2005.
Dinkes Kabupaten Serang. Distribusi kasus TN s.d November 2008. Serang :
Dinkes Kabupaten Serang, 2008.
Dinkes Kabupaten Serang. Profil kegiatan tahun 2007. Serang : UPTD
Puskesmas Mancak, 2007.
Ditjen PP&PL. Manual pemberantasan penyakit menular. Diunduh dari
www.depkes.go.id . Diakses tanggal 16 desember 2008 jam 15:14, 2005.
Glanz, Karen. Health behavoir and health education. San Francisco : Jossey-
Bass, 2002.
Hidayat, aziz alimul. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.
Jakarta: Salemba Medika, 2008.
Ismoedijanto dan Widodo Darmowandowo. 2006. Tetanus. Diunduh dari
http://www.pediatrik.com. Diakses tanggal 25 juni 2009 jam 12.00.
Imnbanten. 2008. Masih tinggi kematian ibu dan anak di Serang. Diunduh dari
http://imnbanten.wordpress.com/. Diakses tanggal 9 april 2009 jam 14.45.
Jalilah, Nurul Hidayatun. Hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan
kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan Di BPS Iwuk
Weida A Pringsurat, Temanggung Bulan Juni 2008. Karya tulis program studi
DIII Kebidanan. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. 2008. Diunduh dari
www.indoskripsi.com tanggal 24 Desember 2009 jam 10.30.
Kresno. Sudarti. Aspek sosial budaya dalam kesehatan. Jakata : Universitas
Indonesia, 2005.
McEwen, Melanie dan Will, Evelyn. Theoretical basis for nursing second edition.
Philadelpia : Lippincott Williams & Wilkins, 2007.
Mubarok,dkk. Buku ajar ilmu keperawatan komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto,
2006.
Mubarok, Wahit Iqbal&Chayatin, Nurul. Ilmu keperawatan komunitas pengertian
dan teori. Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Nursalam, Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika, 2008.
Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta,
2005.
Purnawan, Iwan. Konsep sehat- sakit. Diunduh dari www.unsoed.ac.id . Diakses
tanggal 1 Mei 2009 jam 12.45.
Purwanto, Hary. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada
wanita usia subur di Puskesmas Anyer kabupaten Serang tahun 2001, Tesis
Program Pasca Sarjana FKM Universitas Indonesia, 2002.
Putriazka. Imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil. Diunduh dari
http://putriazka.wordpress.com. Diakses tanggal 8 maret 2009 jam 19:31, 2005.
Ranuh,I.G.N, dkk. Pedoman imunisasi di Indonesia edisi ketiga. Jakarta : Satgas
imunisasi – ikatan dokter anak Indonesia, 2008.
___________, Buku Imunisasi di Indonesia edisi pertama. Jakarta : Satgas imunisasi-
ikatan dokter anak Indonesia, 2001.
Ritarwan, K. Tetanus. Diunduh dari ©2004 Digitized by USU digital library 10.
Diakses tanggal 21 januari 2009 jam 22.05.
Roper, Martha H, dkk. Maternal and neonatal tetanus. Diunduh dari
www.lancet.com . diakses tanggal 6 Januari 2009 jam 14.26. 2007.
Sari, Ruslina Ayu Puspita. Hubungan antara dukungan suami dengan motivasi ibu
hamil dalam memeriksakan kehamilan Ante Natal Care (ANC) di Wilayah Kerja
Puskesmas Bathil Dolopo Madiun. Skripsi jurusan keperawatan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo. 2006. Diunduh dari library of Ponorogo
Muhammadiyah University. Diakses tanggal 24 Desember 2009 jam 11.00.
Scaffer, dkk. Pencegahan infeksi dan praktik yang aman. Jakarta : EGC, 2000.
Setiadi. Konsep & penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007.
Silalahi, L. Apa dan bagaimana mengatasi tetanus? Diunduh dari
http://www.tempointeraktif.com. Diakses tanggal 21 Januari 2009 jam 22.10.
Sinar Harapan. 2002. Tetanus toksoid menghentikan “si pembunuh bayi”. Diunduh
dari www.sinarharapan.co.id. Diakses tanggal 28 mei 2009 jam 22.04
Smet, Bart. Pskologi kesehatan. Jakarta : Grasindo, 1994.
Sukmara, Uus. Faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi tetanus toksoid
ibu hamil di puskesmas sukamanah kabupaten bogor tahun 2000, tesis Program
Pasca Sarjana FKM Program Studi epidemiologi kekhususan epidemiologi
lapangan Universitas Indonesia, 2000.
Sulistiorini, Indah. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu
hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga, naskah
publikasi Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2007
Tawi, Mirza. 2008. Imunisasi dan faktor yang mempengaruhinya. Diunduh dari
http://syehaceh.wordpress.com. Diakses tanggal 25 januari 2009 jam 19.30,
2004.
UNICEF. Buku pedoman imunisasi tetanus pada wanita usia subur.
Jakarta : UNICEF-WHO.
Wahab, A Samik. Sistem imun, imunisasi, dan penyakit imun. Jakarta : Widya
Medika, 2002.
Walgito, Bimo, diunduh dari http://id.shvoong.com. Diakses tanggal 2 mei 2009
jam 04.10
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu kebidanan edisi ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka,
2002.
Wikipedia. Jarak. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak. Diakses tangal
26 mei 2009 jam 07.43.
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. VARIABEL INDEPENDEN
N
O
VARIABE
L
DEFINISI
OPERASION
AL
CAR
A
UKU
R
ALAT
UKUR
HASIL
UKUR
SKAL
A
1. Umur Pernyataan
responden
tentang
lamanya hidup
responden,
dihitung dari
tanggal lahir
hingga ulang
tahun terakhir
Surve
i
Kuesione
r
Tipe A
Pertanyaa
n no.2
Tahun Rasio
2. Pendidikan Pernyataan
responden
tentang tingkat
pendidikan
terakhir
responden
Surve
i
Kuesione
r
Tipe A
Pertanyaa
n no.6
0 =
Pendidi
kan
meneng
ah
1 =
Pendidik
an dasar
Ordina
l
3. Persepsi
jarak
rumah ke
pelayanan
kesehatan
Pernyataan
tentang
persepsi
responden
mengenai
rentang jarak
dari rumah
mereka ke
pelayanan
imunisasi
Surve
i
Kuesione
r
Tipe A
Pertanyaa
n
no.13-14
0 = Dekat
1 = Jauh
Ordina
l
4. Pekerjaan
Pernyataan
responden
tentang jenis
pekerjaan yang
mereka
lakukan saat
Surve
i
Kuesione
r
Tipe A
Pertanyaa
n no.7
0 = Bekerja
1 = Tidak
bekerja
Ordina
l
ini.
5. Dukungan
suami
Pernyataan
responden
mengenai
dukungan dari
suami
berkaitan
dengan
pelayanan
imunisasi TT.
Surve
i
Kuesione
r
Tipe B
Pertanyaa
n
no.1-8
0 =
Dukung
an
suami/
keluarg
a baik
(jika
skor ≥
median
)
1 =
Dukung
an
suami/
keluarg
a
kurang.
(jika
skor <
median
)
Ordina
l
6. Gravida
Pernyataan
responden
tentang
banyaknya
kehamilan
yang telah
dilalui oleh
responden.
Surve
i
Kuesione
r
Tipe A
Pertanyaa
n No.3
0 =
Pri
mig
ravi
da
1 =
Multigravi
da
Ordina
l
7. Pengetahu
an
Pernyataan
responden
mengenai
pengetahuan
responden
tentang
imunisasi
Surve
i
Kuesione
r
Tipe C
Pertanyaa
n
No.1-15.
0 = Baik
(bila
didapa
t 76-
100%)
1 = Cukup
(bila
Ordina
l
tetanus toksoid
dan tetanus
neonatorum
didapa
t 56-
75%)
2 =
Kuran
g (bila
didapa
t <
55%
(Arikunto,
1998)
1. VARIABEL DEPENDEN
N
O
VARIAB
EL
DEFINISI
OPERASION
AL
CAR
A
UKU
R
ALAT
UKUR
HASIL
UKUR
SKAL
A
1. Status
imunisasi
TT
Ibu hamil
yang selama
kehamilannya
melakukan
imunisasi
tetanus
toksoid di
puskesmas
atau posyandu
dan dicatat
dalam buku
imunisasi.
Surve
i
Kuesion
er tipe A
pertanya
an
no.8-11
dan
Buku
imunisas
i
0= lengkap
( jika ibu
hamil
memperol
eh
imunisasi
TT 2x
atau
memperol
eh
imunisasi
ulang
dengan
interval
tepat).
1= tidak
lengkap
(jika ibu
hamil
tidak
memperol
Ordina
l
eh
imunisasi
TT, atau
memperol
eh
imunisasi
TT 1x )
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu ………….
Di Tempat
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program S1 Ilmu Keperawatan, saya akan
melakukan penelitian tentang “ faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi
tetanus toksoid (TT) ibu hamil di Puskesmas Mancak”. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam pemenuhan imunisasi TT
saat kehamilan, untuk keperluan tersebut saya mohon bersedia/tidak bersedia*) ibu
untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya kami mohon
bersedia/tidak bersedia *) ibu untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan
kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara di jamin kerahasiaannya.
Demikian, lembar persetujuan ini kami buat. Atas bantuan dan partisipasinya saya
sampaikan terimakasih.
Catatan: *coret salah satu pernyataan bersedia/ tidak bersedia.
Mancak ,…. Agustus
2009
Responden Peneliti
………… …………
Lampiran 4 Nomor Responden
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS IMUNISASI TETANUS
TOKSOID PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS MANCAK
KABUPATEN SERANG, BANTEN TAHUN 2009
A. Karakteristik Responden
PETUNJUK PENGISIAN SOAL
Isilah titik – titik pada pertanyaan dibawah ini.
Berilah tanda silang ( X ) dan pilihlah satu jawaban yang ibu anggap benar untuk
soal no.7-15
1. Nama responden : …………….
2. Umur responden : ……….Tahun
3. Kehamilan ke : ……….( misalnya: 1,2,3,4, dan seterusnya ).
4. Usia kehamilan : ………. Minggu.
5. Alamat responden : Desa : ……………..
RT / RW : ……………..
Posyandu : …...............
6. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah
b. Lulus SD
c. Lulus SMP
d. Lulus SMA
e. Lulus D3/Perguruan Tinggi.
7. Pekerjaan :
a. Tidak bekerja / ibu rumah tangga
b. Buruh
c. Petani
d. Pedagang
e. Guru/PNS
f. Lain-lain sebutkan :……………….
B. Status imunisasi TT ibu hamil
8. Apakah ibu disuntik imunisasi Tetanus Toksoid (TT) menjelang
hari pernikahan?
0. ya
1. Tidak
9. Jika pernah berapa kali ibu disuntik TT menjelang hari pernikahan?
1. 1 kali
2. 2 kali
10. Apakah pada kehamilan saat ini ibu telah diimunisasi TT ?
0. Ya
1. Tidak
11. Jika jawaban ibu “ya”, berapa kali ibu telah disuntik imunisasi TT selama
kehamilan saat ini?
1. 1 kali
2. 2 kali
12. Apakah ibu mengetahui dimana ibu dapat memperoleh pelayanan
imunisasi TT ? (jika jawaban anda tidak, langsung ke No.15 )
0. Ya
1. Tidak
13. Jika jawaban ibu “ya”,dimana ibu memperolah pelayanan imunisasi TT ?
a. Posyandu
b. Puskesmas
c. Praktik dokter/bidan
d. Rumah Sakit
e. Lainnya, sebutkan …….
14. Menurut ibu, bagaimana jarak rumah ibu ke tempat pelayanan
imunisasi TT?
1. Dekat
2. Jauh
TIPE SOAL B
Baca dan pilihlah satu jawaban dari pernyataan di bawah ini dengan teliti dan berikan
tanda ( pada kotak : Selalu (3), Sering (2), Jarang (1),atau Tidak pernah (0).
NO PERNYATAAN Selalu
( 3 )
Sering
( 2 )
Jarang
( 1 )
Tidak
pernah
( 0 )
Diisi
oleh
peneliti
1. Suami saya menganjurkan untuk imunisasi
Tetanus Toksoid ( TT).
2. Suami saya mengantarkan saya ke
puskesmas / posyandu untuk imunisasi TT.
3. Suami saya menyediakan waktu ketika
saya memerlukan bantuannya.
4. Suami saya bersedia membayar biaya
imunisasi tetanus toksoid ( TT ) .
5. Suami saya memberikan informasi tentang
manfaat imunisasi TT saat kehamilan.
6. Suami melarang saya melakukan imunisasi
TT saat kehamilan.
7. Suami saya mengingatkan saya untuk
melengkapi imunisasi TT saat kehamilan.
8. Suami / keluarga besedia mengerjakan
pekerjaan rumah tangga saat saya
berangkat ke pelayanan kesehatan
( posyandu ).
TIPE SOAL C
Baca dan jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda ( ) pada kolom
“benar” atau kolom “salah” sesuai dengan jawaban yang menurut anda tepat.
NO PERNYATAAN BENAR
( 1 )
SALAH
( 0 ) Diisi
oleh
peneliti
1. 1
.
Imunisasi tetanus toksoid (TT) perlu diberikan kepada ibu
hamil.
2. 2 Imunisasi TT adalah anti tetanus / anti kejang.
3. 3 Imunisasi TT dapat mencegah tubuh ibu dan bayi dari
penyakit tetanus / kejang.
4. 4 Imunisasi TT harus diberikan kepada wanita usia subur
(remaja), calon pengantin dan ibu hamil.
5. 5 Imunisasi TT sangat diperlukan oleh ibu hamil sebelum usia
kehamilan mencapai 7 bulan.
6. 6 Imunisasi TT harus diberikan kepada ibu hamil sebanyak 2
kali.
7. 7 Jarak pemberian imunisasi TT1 dengan TT2 adalah 1 bulan.
8. 8 Pemberian imunisasi TT1 pada ibu hamil harus dilakukan
pada kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan.
9. 1Imunisasi TT melindungi bayi yang akan dilahirkan dari
0 penyakit tetanus / kejang.
10. 11
Imunisasi TT melindungi ibu dari penyakit tetanus.
11. 12
Bayi yang mengalami tetanus menjadi kejang, sulit
menyusu, dan demam (panas).
12. 13
Penyebab Tetanus pada bayi adalah bakteri/kuman yang
menempel saat persalinan dan perawatan tali pusat bayi yang
tidak bersih.
13. 14
Tetanus pada bayi tidak berbahaya dan tidak dapat
menyebabkan kematian pada bayi.
14. 15
Tetanus dicegah dengan imunisasi TT saat kehamilan
15. Imunisasi tetanus toksoid disuntikan di lengan ibu hamil.
Lampiran 9
HASIL PENGOLAHAN DATA UNIVARIAT
Frequencies umur
umur responden
2 1,6 1,6 1,6
8 6,3 6,3 7,8
4 3,1 3,1 10,9
17 13,3 13,3 24,2
4 3,1 3,1 27,3
6 4,7 4,7 32,0
2 1,6 1,6 33,6
10 7,8 7,8 41,4
11 8,6 8,6 50,0
7 5,5 5,5 55,5
6 4,7 4,7 60,2
9 7,0 7,0 67,2
9 7,0 7,0 74,2
9 7,0 7,0 81,3
2 1,6 1,6 82,8
2 1,6 1,6 84,4
3 2,3 2,3 86,7
3 2,3 2,3 89,1
7 5,5 5,5 94,5
3 2,3 2,3 96,9
1 ,8 ,8 97,7
3 2,3 2,3 100,0
128 100,0 100,0
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Statistics
umur responden
128
0
26,01
25,50
20
5,538
30,669
,332
,214
-,782
,425
17
38
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Dev iation
Variance
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
Minimum
Maximum
Frequencies tingkat pendidikan
Frequencies persepsi jarak
Statistics
tingkat pendidikan terakhir responden
128
0
Valid
Missing
N
pendidikan yang dikategorikan
19 14,8 14,8 14,8
109 85,2 85,2 100,0
128 100,0 100,0
pendidikan menengah
pendidikan dasar
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Statistics
persepsi Ibu terhadap jarak rumah ke pelayanan kesehatan
128
0
Valid
Missing
N
persepsi Ibu terhadap jarak rumah ke pelayanan kesehatan
92 71,9 71,9 71,9
36 28,1 28,1 100,0
128 100,0 100,0
dekat
jauh
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
tingkat pendidikan terakhir responden
6 4,7 4,7 4,7
68 53,1 53,1 57,8
35 27,3 27,3 85,2
19 14,8 14,8 100,0
128 100,0 100,0
tidak sekolah
lulus sd
lulus smp
lulus sma
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
Frequencies pekerjaan
Frequencies dukungan suami
Statistics
pekerjaan yang dilakukan ibu hamil saat ini
128
0
Valid
Missing
N
pekerjaan yang dilakukan ibu hamil saat ini
94 73,4 73,4 73,4
10 7,8 7,8 81,3
12 9,4 9,4 90,6
9 7,0 7,0 97,7
2 1,6 1,6 99,2
1 ,8 ,8 100,0
128 100,0 100,0
tidak bekerja
buruh
petani
pedagang
guru/pns
lain-lain
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
pekerjaan yang dikategorikan
34 26,6 26,6 26,6
94 73,4 73,4 100,0
128 100,0 100,0
bekerja
tidak bekerja
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Explore
Statistics
penjumlahan niai dukungan suami terhadap imunisasi t t
128
0
13,68
14,00
17
4,472
19,999
3
22
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Minimum
Maximum
dukungan yang dikategorikan
65 50,8 50,8 50,8
63 49,2 49,2 100,0
128 100,0 100,0
baik
kurang baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Case Processing Summary
128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%
penjumlahan niai
dukungan suami
terhadap imunisasi tt
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
Frequencies gravida
Descriptives
13,68 ,395
12,90
14,46
13,76
14,00
19,999
4,472
3
22
19
7
-,130 ,214
-,768 ,425
Mean
Lower Bound
Upper Bound
95% Conf idence
Interv al for Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Dev iation
Minimum
Maximum
Range
Interquart ile Range
Skewness
Kurtosis
penjumlahan niai
dukungan suami
terhadap imunisasi tt
Stat ist ic Std. Error
Tests of Normality
,091 128 ,011 ,975 128 ,017
penjumlahan niai
dukungan suami
terhadap imunisasi tt
Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Lillief ors Signif icance Correctiona.
Statistics
jumlah kehamilan sampai saat ini
128
0
Valid
Missing
N
Frequencies pengetahuan
jumlah kehamilan sampai saat ini
48 37,5 37,5 37,5
32 25,0 25,0 62,5
19 14,8 14,8 77,3
16 12,5 12,5 89,8
7 5,5 5,5 95,3
3 2,3 2,3 97,7
2 1,6 1,6 99,2
1 ,8 ,8 100,0
128 100,0 100,0
1
2
3
4
5
6
7
12
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
gravida dengan 2 kategori
48 37,5 37,5 37,5
80 62,5 62,5 100,0
128 100,0 100,0
primigrav ida
multigrav ida
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Frequencies status imunisasi TT
Statistics
nilai keseluruhan pengetahuan per responden
128
0
11,59
12,00
14
2,604
6,779
4
15
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Dev iat ion
Variance
Minimum
Maximum
pengetahuan yang dikategorikan
68 53,1 53,1 53,1
46 35,9 35,9 89,1
14 10,9 10,9 100,0
128 100,0 100,0
baik
cukup baik
kurang baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Statistics
jumlah kehamilan sampai saat ini
128
0
Valid
Missing
N
status imunisasi TT Ibu hamil
63 49,2 49,2 49,2
65 50,8 50,8 100,0
128 100,0 100,0
lengkap
tidak lengkap
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
Lampiran 10
HASIL PENGOLAHAN DATA BIVARIAT
Correlations
T-Test
Correlations
1 ,234**
,008
128 128
,234** 1
,008
128 128
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
umur responden
status imunisasi
TT Ibu hamil
umur
responden
status
imunisasi TT
Ibu hamil
Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).**.
Group Statistics
63 24,70 4,339 ,547
65 27,28 6,269 ,778
status imunisasi
TT Ibu hamil
lengkap
tidak lengkap
umur responden
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Independent Samples Test
12,281 ,001 -2,698 126 ,008 -2,579 ,956 -4,470 -,687
-2,713 114,124 ,008 -2,579 ,950 -4,461 -,696
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
umur responden
F Sig.
Levene's Test f or
Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Dif f erence
Std. Error
Dif f erence Lower Upper
95% Conf idence
Interv al of the
Dif f erence
t-test for Equality of Means
Correlations
Crosstabs (variabel tingkat pendidikan)
Correlations
1 -,215*
,015
128 128
-,215* 1
,015
128 128
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
tingkat pendidikan
terakhir responden
status imunisasi
TT Ibu hamil
tingkat
pendidikan
terakhir
responden
status
imunisasi TT
Ibu hamil
Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-tailed).*.
Case Processing Summary
128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%
pendidikan y ang
dikategorikan * status
imunisasi TT Ibu hamil
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
pendidikan yang dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation
11 8 19
57,9% 42,1% 100,0%
52 57 109
47,7% 52,3% 100,0%
63 65 128
49,2% 50,8% 100,0%
Count
% within pendidikan
yang dikategorikan
Count
% within pendidikan
yang dikategorikan
Count
% within pendidikan
yang dikategorikan
pendidikan menengah
pendidikan dasar
pendidikan y ang
dikategorikan
Total
lengkap tidak lengkap
status imunisasi TT Ibu
hamil
Total
Chi-Square Tests
,672b 1 ,412
,326 1 ,568
,674 1 ,412
,463 ,284
,667 1 ,414
128
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asy mp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Computed only f or a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is
9,35.
b.
Crosstabs (variabel persepsi jarak)
Risk Estimate
1,507 ,563 4,037
1,214 ,789 1,867
,805 ,461 1,405
128
Odds Rat io f or
pendidikan y ang
dikategorikan
(pendidikan menengah /
pendidikan dasar)
For cohort status
imunisasi TT Ibu hamil
= lengkap
For cohort status
imunisasi TT Ibu hamil
= tidak lengkap
N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% Conf idence
Interv al
Case Processing Summary
128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%
persepsi Ibu terhadap
jarak rumah ke pelayanan
kesehatan * status
imunisasi TT Ibu hamil
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
persepsi Ibu terhadap jarak rumah ke pelayanan kesehatan * status imunisasi TT Ibu hamil
Crosstabulation
51 41 92
55,4% 44,6% 100,0%
12 24 36
33,3% 66,7% 100,0%
63 65 128
49,2% 50,8% 100,0%
Count
% within persepsi Ibu
terhadap jarak rumah ke
pelayanan kesehatan
Count
% within persepsi Ibu
terhadap jarak rumah ke
pelayanan kesehatan
Count
% within persepsi Ibu
terhadap jarak rumah ke
pelayanan kesehatan
dekat
jauh
persepsi Ibu terhadap
jarak rumah ke
pelayanan kesehatan
Total
lengkap tidak lengkap
status imunisasi TT Ibu
hamil
Total
Chi-Square Tests
5,057b 1 ,025
4,211 1 ,040
5,135 1 ,023
,031 ,020
5,017 1 ,025
128
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asy mp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Computed only f or a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is
17,72.
b.
Crosstabs (variabel pekerjaan)
Risk Estimate
2,488 1,111 5,569
1,663 1,012 2,734
,668 ,483 ,925
128
Odds Rat io for persepsi
Ibu terhadap jarak
rumah ke pelayanan
kesehatan (dekat / jauh)
For cohort status
imunisasi TT Ibu hamil =
lengkap
For cohort status
imunisasi TT Ibu hamil =
tidak lengkap
N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% Conf idence
Interv al
Case Processing Summary
128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%
pekerjaan yang
dikategorikan * status
imunisasi TT Ibu hamil
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
pekerjaan yang dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation
17 17 34
50,0% 50,0% 100,0%
46 48 94
48,9% 51,1% 100,0%
63 65 128
49,2% 50,8% 100,0%
Count
% within pekerjaan
yang dikategorikan
Count
% within pekerjaan
yang dikategorikan
Count
% within pekerjaan
yang dikategorikan
bekerja
tidak bekerja
pekerjaan yang
dikategorikan
Total
lengkap tidak lengkap
status imunisasi TT Ibu
hamil
Total
Crosstabs (variabel dukungan suami)
Chi-Square Tests
,011b 1 ,915
,000 1 1,000
,011 1 ,915
1,000 ,537
,011 1 ,916
128
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asy mp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Computed only f or a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is
16,73.
b.
Risk Estimate
1,043 ,476 2,287
1,022 ,689 1,516
,979 ,663 1,446
128
Odds Rat io for pekerjaan
yang dikategorikan
(bekerja / t idak bekerja)
For cohort status
imunisasi TT Ibu hamil =
lengkap
For cohort status
imunisasi TT Ibu hamil =
tidak lengkap
N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% Conf idence
Interv al
Case Processing Summary
128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%
dukungan yang
dikategorikan * status
imunisasi TT Ibu hamil
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
dukungan yang dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation
35 30 65
53,8% 46,2% 100,0%
28 35 63
44,4% 55,6% 100,0%
63 65 128
49,2% 50,8% 100,0%
Count
% within dukungan
yang dikategorikan
Count
% within dukungan
yang dikategorikan
Count
% within dukungan
yang dikategorikan
baik
kurang baik
dukungan yang
dikategorikan
Total
lengkap tidak lengkap
status imunisasi TT Ibu
hamil
Total
Chi-Square Tests
1,131b 1 ,287
,787 1 ,375
1,133 1 ,287
,296 ,188
1,123 1 ,289
128
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asy mp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Computed only f or a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is
31,01.
b.
Risk Estimate
1,458 ,727 2,926
1,212 ,848 1,730
,831 ,589 1,171
128
Odds Rat io for dukungan
yang dikategorikan (baik /
kurang baik)
For cohort status
imunisasi TT Ibu hamil =
lengkap
For cohort status
imunisasi TT Ibu hamil =
tidak lengkap
N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% Conf idence
Interv al
Crosstabs (variabel gravida)
Case Processing Summary
128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%
grav ida dikategorikan
* status imunisasi TT
Ibu hamil
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
gravida dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation
32 16 48
66,7% 33,3% 100,0%
31 49 80
38,8% 61,3% 100,0%
63 65 128
49,2% 50,8% 100,0%
Count
% within grav ida
dikategorikan
Count
% within grav ida
dikategorikan
Count
% within grav ida
dikategorikan
primigrav ida
multigrav ida
grav ida dikategorikan
Total
lengkap tidak lengkap
status imunisasi TT Ibu
hamil
Total
Chi-Square Tests
9,354b 1 ,002
8,271 1 ,004
9,490 1 ,002
,003 ,002
9,281 1 ,002
128
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asy mp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Computed only f or a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is
23,63.
b.
Crosstabs (variabel pengetahuan)
Risk Estimate
3,161 1,493 6,692
1,720 1,224 2,418
,544 ,352 ,842
128
Odds Rat io for grav ida
dikategorikan
(primigrav ida /
multigrav ida)
For cohort status
imunisasi TT Ibu
hamil = lengkap
For cohort status
imunisasi TT Ibu
hamil = tidak lengkap
N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% Conf idence
Interv al
Case Processing Summary
128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%
pengetahuan yang
dikategorikan * status
imunisasi TT Ibu hamil
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
Chi-Square Tests
,400a 2 ,819
,401 2 ,818
,393 1 ,531
128
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asy mp. Sig.
(2-sided)
0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The
minimum expected count is 6,89.
a.
Correlations
1 ,056
,533
128 128
,056 1
,533
128 128
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
pengetahuan yang
dikategorikan
status imunisasi TT
Ibu hamil
pengetahuan
yang
dikategorikan
status
imunisasi TT
Ibu hamil
Omnibus Tests of Model Coefficients
,401 2 ,818
,401 2 ,818
,401 2 ,818
Step
Block
Model
Step 1
Chi-square df Sig.
Correlations Logistic Regression
pengetahuan yang dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation
35 33 68
51,5% 48,5% 100,0%
22 24 46
47,8% 52,2% 100,0%
6 8 14
42,9% 57,1% 100,0%
63 65 128
49,2% 50,8% 100,0%
Count
% within pengetahuan
yang dikategorikan
Count
% within pengetahuan
yang dikategorikan
Count
% within pengetahuan
yang dikategorikan
Count
% within pengetahuan
yang dikategorikan
baik
cukup baik
kurang baik
pengetahuan yang
dikategorikan
Total
lengkap tidak lengkap
status imunisasi TT Ibu
hamil
Total
Variables in the Equation
,399 2 ,819
,146 ,382 ,146 1 ,703 1,157 ,547 2,447
,347 ,592 ,343 1 ,558 1,414 ,443 4,513
-,059 ,243 ,059 1 ,808 ,943
tau_1
tau_1(1)
tau_1(2)
Constant
Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95,0% C.I. for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: tau_1.a.
Categorical Variables Codings
68 ,000 ,000
46 1,000 ,000
14 ,000 1,000
baik
cukup baik
kurang baik
pengetahuan yang
dikategorikan
Frequency (1) (2)
Parameter coding