herna primanita

139
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI TETANUS TOKSOID (TT) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG BANTEN 2009 Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh : HERNA PRIMANITA NIM : 105104003457 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2009 M

Upload: muhamad-syafii

Post on 18-Dec-2014

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HERNA PRIMANITA

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS

IMUNISASI TETANUS TOKSOID (TT) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG BANTEN 2009

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

HERNA PRIMANITA

NIM : 105104003457

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2009 M

Page 2: HERNA PRIMANITA

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Herna Primanita

NIM : 105104003457

Mahasiswa program : Ilmu keperawatan

Tahun akademik : 2005

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi

saya yang berjudul :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG BANTEN

2009.

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan

menerima sangsi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 11 Desember 2009

( Herna Primanita )

Page 3: HERNA PRIMANITA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI, 11 Desember 2009

HERNA PRIMANITA

Faktor – faktor yang berhubungan dengan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Mancak kabupaten Serang, Banten 2009.

xxiii + 90 halaman, 18 Tabel, 6 gambar, 11 lampiran

ABSTRAK

Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) adalah salah satu

program dunia dalam upaya menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap

kabupaten hingga kurang dari 1 kasus per 1000 kelahiran hidup per tahun yang harus

dicapai pada tahun 2012. Pada tahun 2008 angka kejadian Tetanus Teonatoum

meningkat dengan CFR 57% sedangkan pada tahun 2007 angka CFR sebesar 61%.

Tetanus Neonatorum ini dapat dicegah dengan imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu

hamil. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan cakupan imunisasi TT yaitu 95%

untuk imunisasi TT1 dan 90 % untuk TT2. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor

–faktor yang mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas

Mancak Kabupaten Serang, Banten 2009 yaitu faktor variabel demografi (usia,

pendidikan, dan persepsi jarak ke pelayanan kesehatan); variabel sosiopsikologi

(pekerjaan, dukungan suami, gravida); variabel struktural (pengetahuan).

Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional. Populasi pada

penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan usia kehamilan 6-9 bulan. Sampel yang

diambil sebanyak 128 responden dengan menggunakan rumus uji beda proporsi

dengan metode sampel cluster. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan

kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat berupa

uji t-test, chi-square, correlasi bivariat, dan regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua faktor yang diteliti

berpengaruh secara bermakna terhadap status imunisasi TT ibu hamil. Variabel yang

tidak berpengaruh adalah pendidikan, pekerjaan, dukungan suami, dan pengetahuan.

Sedangkan variabel yang berpengaruh adalah umur (p value=0,008), persepsi jarak ke

pelayanan kesehatan (p value= 0,040) dan gravida (p value= 0,004).

Page 4: HERNA PRIMANITA

Pada penelitian ini, ibu dengan kehamilan pertama (primigravida memiliki

status imunisasi lengkap dibandingkan dengan ibu dengan kehamilan ≥ 2

(multigravida). Maka peneliti menyarankan agar meningkatkan promosi kesehatan

tentang imunisasi TT kepada ibu primigravida dan multigravida. Selain itu, Dinas

Kesehatan setempat perlu untuk menambah sarana kesehatan masyarakat seperti

posyandu dikarenakan jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan mempengaruhi ibu

untuk melengkapi status imunisasi TT. Dengan demikian, peneliti berharap derajat

kesehatan masyarakat dapat optimal.

Daftar bacaan 45; ( 1994 - 2009 )

Page 5: HERNA PRIMANITA

FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE

STUDY OF NURSING SCIENCE PROGRAM

ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UNDERGRADUATED THESIS, 11 Desember 2009

HERNA PRIMANITA

Factors that correlated with immunization status of tetanus toxoid (TT) in pregnant

women in the working area of the district health centers Mancak Serang,Banten,2009.

xxiii + 90 pages, 18 Tables, 6 images, 11 appendixes

ABSTRACT

Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) is one of the world

program in an effort reduce the number of cases of Neonatal Tetanus in each district

to decrease 1 case per 1000 live births per year that must be achieved in 2012. In the

year 2008 the incidence of Tetanus Teonatoum CFR increased by 57% while in 2007

the number CFR of 61%. Tetanus neonatorum can be prevented by immunization

tetanus toxoid in pregnant women. Therefore, the government is targeting TT

immunization coverage of 95% for TT1 immunization and 90% for TT2. This study

aims to determine the factors influencing TT immunization status in pregnant women

in Mancak Puskesmas Serang, Banten 2009 demographic factor variables (age,

education, and perception of distance to health services); sosiopsikologi variables

(employment, support her husband, gravida) ; structural variables (knowledge).

The desain of this descriptive research is cross sectional. Population in this

study were all pregnant women with 6-9 months of gestation. Samples taken as many

as 128 respondents using a different formula proportions test with cluster sample

method. Data retrieval is done by using a questionnaire. Analysis of the data used is

the univariate and bivariate analysis of t-test, chi-square test, correlation bivariat, and

regression logistic.

The results of this study indicate that not all the studied factors significantly

influence TT immunization status of pregnant women. Variables that do not affect the

education, employment, support her husband, and knowledge. Meanwhile, an

influential variable is the age (p value = 0.008), perception of distance to health

services (p value = 0.040) and gravida (p value = 0.004).

In this study, mothers with her first pregnancy (primigravida) have a complete

immunization status compared with mothers with pregnancy ≥ 2 (multigravida).

So the researchers suggest that improving the health promotion of TT immunization

to mothers with primigravida and multigravida. In addition, local health office needs

to increase public health facilities such as posyandu distances due to the influence of

health services to complement the maternal TT immunization status. Thus,

researchers hope the community health status can be optimized.

Bibliography 45; (1994 - 2009)

Page 6: HERNA PRIMANITA

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG BANTEN 2009

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 11 Desember 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Irma Nurbaeti, S.Kp M.Kep, Sp.Mat Bambang P. Cadrana, SKM, MKM

NIP: 132146260 NIP: 19690205199403 1 003

Page 7: HERNA PRIMANITA

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Jakarta, 11 Desember 2009

Penguji I

H. Dadang, SIP, M. Epid

NIP. 19690204 199003 1 006

Penguji II

Dyah Juliastuti, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat

NIP. 132 288 176

Penguji III

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M. KM

NIP. 19790520 200901 1 012

Page 8: HERNA PRIMANITA

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Jakarta, 11 Desember 2009

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tien Gartinah, MN

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And

Page 9: HERNA PRIMANITA

RIWAYAT HIDUP

Nama : HERNA PRIMANITA

Tempat / tanggal lahir : Tangerang, 13 agustus 1986

Alamat : Kp. Bojong nangka Rt. 05/01 no.46 Ds. Medang kec.

Pagedangan Legok kab. Tangerang, 15820.

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Telepon / HP : ( 021 ) 5470089 / 08561522492

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD : Tahun 1992-1998 SDN Bojong Nangka

SLTP : Tahun 1998-2001 SLTPN 1 Tangerang

SLTA : Tahun 2002-2005 SMUN 7 Tangerang

Perguruan tinggi : Tahun 2005-sekarang Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 10: HERNA PRIMANITA

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT penguasa alam

semesta yang tidak henti – hentinya memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada

penulis. Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

keluarga, sahabat, serta pengikut ajaran beliau hingga akhir zaman. Atas nikamat dan

karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-

Faktor Yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Pada

Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten

Tahun 2009”.

Skripsi ini merupakan hasil dari proses penelitian panjang yang dilaksanakan

penulis di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang. Tersusunnya skripsi ini, tidak

akan terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan atas

terselesaikannya laporan skripsi ini kepada :

1. Bapak Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA,

selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Tien Gartinah, MN selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep Sp.Mat dan Bambang P Cadrana, SKM, MKM,

selaku dosen pembimbing yang tak kunjung lelah meluangkan waktu, tenaga, dan

fikiran selama membimbing penulis.

4. Ibu dan bapak dosen program studi Ilmu Keperawatan, terimakasih atas

bimbingan serta doanya selama ini.

5. Staf akademik program studi Ilmu Keperawatan, Bpk. Ajib, ibu Syamsiah dan

Bpk. Rohman.

Page 11: HERNA PRIMANITA

6. Ayah dan ibunda tercinta (H.Syamsudin dan Hj.Syaripah) yang tak henti

memberikan do’a dan dukungan baik materil, moril, spiritual dan kekuatan

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.

7. Dr.Enik Utmawati (Kepala Puskesmas Mancak), Nana Ruhyana, SKM (Kepala

TU Puskesmas Mancak), seluruh bidan desa dan staf Puskesmas Mancak, yang

telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis.

8. Kader-kader posyandu yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Mancak

(spesial untuk teh mutmainah)

9. Saudaraku tersayang (A’Yudi, A’Jeni, Asep, teh vivin, teh adah, dan kelima

keponakanku yang lucu), kalian yang terhebat.

10. A’Hairul Daeng Oemar, terimakasih atas doa, kasih sayang, pengertian, dukungan,

kesabaran, dan semangat yang telah diberikan dalam menemani hari-hari penulis.

11. Sahabat – sahabat (Neneng, Lita, Zeah, Tka, Intan, Fina, Tuti , Wulan, Vika, Cici,

Suci,dan Dewi ), thanks for yours support.

12. Seluruh teman seperjuangan Ners’05 dan adik-adik PSIK UIN Jakarta yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu. We must be a good professional nurse guys.

Keep struggle!

13. Keluarga besar abah H.Fakhrudin dan teman-teman di Mancak (Mahtum, faruq,

mang enad, ka Daman, teh babay, teh wawad, dll ).

Allah SWT menciptakan manusia begitu sempurna, akan tetapi manusia tak kan

lepas dari salah dan khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki skripsi ini. Penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pembacanya karena salah satu

amal yang akan terus mengalir adalah ilmu yang bermanfaat.

Jakarta , 11 Desember 2009

Penulis

Page 12: HERNA PRIMANITA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI Halaman

Halaman judul …………………….………………………………………… i

Tanda tidak plagiat ……………….…………………………………………. ii

Abstrak ……………………………..……………………………………….. iii

Abstract …………………………….……………………………………….. v

Pernyataan persetujuan pembimbing ..……………………………………… vi

Surat pengesahan penguji ……………..……………………………….......... vii

Daftar riwayat hidup …………..…………………………………………….. ix

Lembar persembahan ………………………………………………………… x

Kata pengantar ……………………………………………………………….. xi

Daftar isi …………………………………………………………………… xiii

Daftar tabel ………………………………………………………………….. xix

Daftar gambar ……………………………………………………………… xxi

Daftar lampiran ……………………………………………………………… xxii

Daftar istilah ……………………………………………………………… xxiii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

A. Latar belakang ………………………………………………….. 1

B. Rumusan masalah ………………………………………………. 5

C. Tujuan …………………………………………………………… 6

1. Tujuan umum ………………………………………………… 6

2. Tujuan khusus ……………………………………………….. 6

Page 13: HERNA PRIMANITA

D. Manfaat penelitian ……………………………………………… 8

1. Profesi keperawatan ………………………………………… 8

2. Institusi kesehatan …………………………………………… 8

3. Peneliti selanjutnya ………………………………………….. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9

A. Imunisasi.………………………………………………………… 10

B. Vaksin …………………………………………………………… 14

C. Imunisasi Tetanus Toksoid ……………………………………… 15

D. Penyakit Tetanus ………………………………………………… 21

E. Aspek Keperawatan Dalam Pelayanan Komunitas …………….. 23

F. Model Keyakinan Kesehatan Rosentock Dan Becker (1974)…… 25

G. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Status Imunisasi TT

Ibu Hamil ………………………………………………………. 30

1. Umur ……………………………………………………........ 30

2. Pendidikan ………………………………………………….. 31

3. Persepsi jarak ke pelayanan kesehatan ………………………. 31

4. Pekerjaan …………………………………………………… 32

5. Dukungan suami ……………………………………………. 32

6. Gravida ……………………………………………………... 33

7. Pengetahuan …………………………………………………. 33

H. Kerangka teori …………………………………………………… 33

Page 14: HERNA PRIMANITA

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL …... 35

A. Kerangka konsep ……………………………………………… 35

B. Hipotesis ………………………………………………………. 36

C. Definisi Operasional ………………………………………….. 37

1. Variabel Independen ……………………………………… 3 7

2. Variabel Dependen ………………………………………… 39

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ………………………………… 40

A. Jenis penelitian ………………………………………………… 40

B. Identifikasi Variabel …………………………………………… 40

C. Populasi dan Sampel …………………………………………... 41

D. Pengumpulan Data ……………………………………………. 44

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………….. 46

F. Pengolahan Data ………………………………………………. 46

G. Analisis Data ………………………………………………….. 47

H. Etika Penelitian ………………………………………………… 48

BAB V HASIL PENELITIAN …………………………………………….. 50

A. Gambaran umum Puskesmas Kecamatan Mancak Serang ……….. 50

B. Analisa Univariat ………………………………………………… 52

1. Variabel Demografi …………………………………………… 52

a. Umur ………………………………………………………. 52

b. Pendidikan …………………………………………………. 52

Page 15: HERNA PRIMANITA

c. Persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan …………….. 53

d. Pekerjaan …………………………………………………… 54

e. Dukungan suami …………………………………………… 55

f. Gravida …………………………………………………….. 56

g. Pengetahuan ……………………………………………….. 57

h. Status imunisasi TT ………………………………………… 58

C. Analisa Bivariat …………………………………………………. 59

1. Hubungan antara umur responden dengan status imunisasi

TT pada ibu hamil …………………………………………….. 59

2. Hubungan pendidikan dengan status imunisasi TT pada

ibu hamil ……………………………………………………… 60

3. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan

dengan status imunisasi TT pada ibu hamil………...…………. 61

4. Hubungan pekerjaan responden dengan status imunisasi TT pada

ibu hamil ……………………………………………………… 62

5. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT pada

ibu hamil ……………………………………………………… 63

6. Hubungan gravida (jumlah kehamilan) dengan status imunisasi

TT pada ibu hamil ……………………………………………. 64

7. Hubungan pengetahuan responden dengan status imunisasi

TT pada ibu hamil ……………………………………………. 65

Page 16: HERNA PRIMANITA

BAB VI PEMBAHASAN ………………………………………………… 67

A. Keterbatasan penelitian ………………………………………... 67

B. Status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil …………….. 68

C. Analisa univariat ………………………………………………. 69

1. Gambaran umur responden …………………………………. 69

2. Gambaran pendidikan responden ………………………….. 69

3. Gambaran persepsi jarak rumah responden

ke pelayanan kesehatan ……………………………………. 70

4. Gambaran pekerjaan responden …………………………… 70

5. Gambaran dukungan suami ………………………………… 71

6. Gambaran gravida responden ……………………………… 72

7. Gambaran pengetahuan responden …………………………. 72

D. Analisa bivariat ……………………………………………….. 73

1. Hubungan umur dengan status imunisasi TT

pada ibu hamil ........................................................................ 73.

2. Hubungan pendidikan dengan status imunisasi TT

pada ibu hamil ....................................................................... 74

3. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan

dengan status imunisasi TT pada ibu hamil ………………… 76

4. Hubungan pekerjaan dengan status imunisasi TT

pada ibu hamil ……………………………………………… 77

5. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT

pada ibu hamil ……………………………………………… 78

Page 17: HERNA PRIMANITA

6. Hubungan gravida dengan status imunisasi TT

pada ibu hamil ……………………………………………… 79

7. Hubungan pengetahuan dengan status imunisasi TT

pada ibu hamil ……………………………………………… 79

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 81

A. KESIMPULAN ………………………………………………. 81

B. SARAN ………………………………………………………. 83

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 85

LAMPIRAN

Page 18: HERNA PRIMANITA

DAFTAR TABEL

No. Nama tabel halaman

2.1 Jadwal pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur…………. 18

2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil

dan Calon Pengantin ……………………………………………….. 19

5.1 Distribusi frekuensi umur responden di wilayah

kerja Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009 ……………………… 52

5.2 Distribusi frekuensi pendidikan responden di wilayah

kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009………………………. 53

5.3 Distribusi frekuensi pendidikan responden yang dikategorikan

di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009 …………. 53

5.4 Distribusi frekuensi persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan

di wilayah kerja Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009…………… 54

5.5 Distribusi frekuensi pekerjaan responden di wilayah kerja

Puskesmas Mancak,Serang, Tahun 2009.......…….…………………. 54

5.6 Distribusi frekuensi pekerjaan responden yang dikategorikan di

wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009..……………. 55

5.7 Distribusi frekuensi dukungan suami responden di wilayah

kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009...……………………. 55

5.8 Distribusi frekuensi gravida di wilayah kerja Puskesmas Mancak,

Serang Tahun 2009 …………………………………………………. 56

Page 19: HERNA PRIMANITA

5.9 Distribusi frekuensi pengetahuan responden terhadap imunisasi TT

di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009………….. 57

5.10 Hubungan antara umur dengan status imunisasi TT ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 …………… 59

5.11 Hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi TT ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009……...………. 60

5.12 Hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan

dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Mancak, Serang Tahun 2009…………..……………………………… 61

5.13 Hubungan antara pekerjaan responden dengan status imunisasi TT

ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009…. 62

5.14 Hubungan antara dukungan suami responden dengan status imunisasi

TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak,

Serang Tahun 2009……………………………………………..…… 63

5.15 Hubungan antara gravida dengan status imunisasi TT ibu hamil

di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009….……….. 64

5.16 Hubungan antara pengetahuan dengan status imunisasi TT ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009……. 65

Page 20: HERNA PRIMANITA

DAFTAR GAMBAR

No. Nama gambar halaman

2.1 Respon Antibodi Terhadap Tetanus Toksoid …………………… 18

2.2 Model Teori Keyakinan Kesehatan Rosentock ( 1974 ) ………… 34

3.1 Kerangka Konsep ………………………………………………... 35

5.1 Distribusi frekuensi kategori dukungan suami di wilayah

kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009…………………… 56

5.2 Distribusi frekuensi kategori pengetahuan responden terhadap

imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas Mancak,2009 ……….. 57

5.3 Distribusi frekuensi status imunisasi TT responden di

wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 ………… 58

Page 21: HERNA PRIMANITA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat ijin penelitian dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Surat lanjutan ijin penelitian dari UPTD Puskesmas Kecamatan Mancak

3. Lembar persetujuan responden.

4. Kuesioner penelitian

5. Jumlah kasus Tetanus Neonatorum dan faktor resiko menurut Provinsi tahun 2007

6. Cakupan imunisasi TT ibu hamil menurut Provinsi, tahun 2007.

7. Pemantauan wilayah setempat

Cakupan kumulatif imunisasi TT2+ Bumil di Kabupaten Serang Bulan Januari s/d

Desember tahun 2008.

8. Peta wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mancak tahun 2009.

9. Analisa univariat

10. Analisa bivariat

Page 22: HERNA PRIMANITA

DAFTAR SINGKATAN

MDGs : Millenium Development Goals

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu

BPPN : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

WHO : World Health Organization

CFR : Case Fatality Rate

TT : Tetanus Toksoid

MNTE : Maternal Neonatal Tetanus Elimination

TN : Tetanus Neonatorum

PHN : Public Health Nursing

UNICEF : United Nations Children’s Fund

BCG : Bacillus Calmette-Guerin

DPT : Difteri Pertusis Tetanus

GALT : Gut Associated Limphoid Tissues

IgM : Immunoglobulin M

IgG : Immunoglobulin G

SD : Sekolah Dasar

WUS : Wanita Usia Subur

ATS : Anti Tetanus Serum

Catin : Calon pengantin

Page 23: HERNA PRIMANITA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi menuntut suatu negara memajukan pembangunan di berbagai bidang,

sehingga mampu bersaing dan bertahan dalam persaingan global. Millennium

Development Goals (MDGs) merupakan suatu program pembangunan yang

bertujuan mensejahterakan masyarakat, dimana salah satu tujuannya adalah

menurunkan angka kematian anak, dan targetnya adalah menurunkan angka

kematian balita sebesar dua per tiganya dalam kurun waktu 1990-2015. Salah satu

indikatornya adalah angka kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. MDGs

mentargetkan pada tahun 2015 AKB mencapai 17 per 1000 kelahiran hidup.

Tujuan MDGs yang merupakan ruang lingkup bidang kesehatan lainnya adalah

meningkatkan kesehatan ibu. Target MDGs pada tahun 2015 adalah angka

kematian ibu (AKI) mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup (BPPN, 2007).

Di dunia, terdapat 4 juta dari 136 juta bayi dibawah usia 28 hari meninggal setiap

tahunnya. Angka kematian bayi di Indonesia tercatat 34 per 1000 kelahiran hidup,

angka kematian neonatus 19 per kelahiran hidup dan angka kematian maternal 228

per 100.000 kelahiran (Depkes RI, 2007). Penyebab kematian bayi ini salah

satunya adalah Tetanus dimana pada neonatus lebih dikenal dengan Tetanus

Neonatorum (RISKESDAS, 2007).

1

Page 24: HERNA PRIMANITA

Data organisasi kesehatan dunia WHO menyatakan kematian bayi akibat Tetanus

di Negara berkembang 135 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Negara maju

(Sinarharapan, 2002). Tetanus Neonatorum (TN) menyebabkan 50% kematian

perinatal dan menyumbangkan 20% kematian bayi. Sedangkan angka kejadian

tetanus pada anak di rumah sakit 7-40 kasus/tahun, 50% terjadi pada kelompok 5-

9 tahun, 30% kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok > 10 tahun, dan 2% terjadi pada

bayi < 12 bulan. Angka kematian keseluruhan antara 6,7-30% (Ismoedijanto dan

Widodo, 2006). Di Indonesia terdapat 141 kasus Tetanus Neonatorum pada tahun

2007. Di provinsi Banten terdapat 5 kasus Tetanus (Depkes RI, 2007).

Menurut catatan Dinkes Kabupaten Serang periode Januari-Oktober 2008,

sedikitnya 135 bayi baru lahir dan 39 ibu melahirkan meninggal dunia akibat

keterlambatan deteksi dini dan pendarahan serta infeksi (Imnbanten, 2008).

Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti mendapatkan data bahwa, di wilayah

Kabupaten Serang, Banten angka kejadian TN cukup memprihatinkan. Angka

kejadian di tahun 2008 mencapai 23 kasus TN dengan CFR 57%, 13 neonatus

meninggal dan 17 kasus tercatat ibu bayi tidak diimunisasi TT sebelumnya,

1 kasus sudah diimunisasi TT 1 kali, dan 5 kasus telah diimunisasi TT 2 kali. Hal

ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2007, angka kejadian TN

tercatat 18 kasus dan 11 neonatus meninggal dunia dengan CFR 61%

(Dinkes Kab.Serang, 2008).

Page 25: HERNA PRIMANITA

Hal ini tidak sesuai dengan program Maternal and Neonatal Tetanus Elimination

(MNTE) untuk menurunkan jumlah kasus tetanus neonatal di setiap Kabupaten

hingga kurang dari 1 kasus per 1000 kelahiran hidup pertahun ( Depkes RI, 2007).

Proporsi infeksi Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi tidak

memiliki kekebalan alamiah terhadap Tetanus yang diturunkan melalui ibunya.

Kekebalan alamiah ini diperoleh ibu melalui imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

dengan dosis dan waktu interval minimal tertentu (Purwanto, 2003).

Imunisasi merupakan salah satu solusi untuk mencegah terjadinya TN. Ibu hamil

penting mendapat imunisasi untuk mencegah terjadi Tetanus pada ibu dan

bayinya. Karena dengan melaksanakan imunisasi pada ibu saat kehamilan,

molekul imunoglobulin akan disalurkan dari ibu kepada bayi melalui plasenta

sebagai kekebalan pasif untuk bayi (Wiknjosastro, 2002). Kekebalan yang

disalurkan ibu kepada bayi tersebut dapat menjadi proteksi untuk bayi terhadap

stresor (persalinan yang tidak steril dan perawatan tali pusat yang tidak bersih)

yang dapat menyebabkan TN. Bahkan dalam buku pedoman imunisasi TT pada

wanita usia subur, pada tahun 2008 UNICEF-WHO meluncurkan upaya

kesepakatan untuk mencapai eliminasi MNT Global pada tahun 2012. Upaya ini

menyatukan gerakan global untuk menurunkan angka kematian neonatal akibat

Tetanus. Hal ini menandakan bahwa TN masih menjadi permasalahan kesehatan di

dunia (UNICEF, 2008).

Page 26: HERNA PRIMANITA

Namun, meskipun imunisasi tetanus pada ibu hamil dinilai sangat penting sebagai

bentuk pencegahan Tetanus pasca persalinan, maupun pada bayi yang dilahirkan

sang ibu, pemanfaatan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dinilai masih

kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari persentase ibu yang memeriksakan

kehamilan di atas 70%, sangat jarang yang melakukan imunisasi TT

(RisKesDas Provinsi Banten, 2007).

Pada Profil Epidemiologi Indonesia didapatkan data cakupan imunisasi TT ibu

hamil : TT1 84% dan TT2 77% dengan target Nasional adalah 95% untuk TT1

dan 90% untuk TT2 (Ranuh, 2008). Di Provinsi Banten, cakupan imunisasi TT1 :

66,7% dan TT2 : 59,1% (Depkes RI, 2007). Persentase imunisasi TT sebesar 11%,

paling jarang dilakukan dibandingkan dengan penimbangan berat badan dan

pemeriksaan tekanan darah yang mencapai 99,2% dari 8 jenis pemeriksaan

kehamilan. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang tahun 2008,

cakupan imunisasi TT1 pada ibu hamil mencapai 74% dan imunisasi TT2+

mencapai 98% dimana target pencapaian imunisasi TT1 95% dan imunisasi TT2+

90%. Kondisi ini menunjukkan hasil yang baik. Namun dari 28 Puskesmas yang

terdapat pada Kabupaten Serang saat ini, salah satu Puskesmas yang memiliki

cakupan imunisasi TT1 dan TT2+ pada ibu hamil dibawah rata – rata Kabupaten

Serang adalah Puskesmas Mancak. Cakupan imunisasi TT mencapai 50% untuk

imunisasi TT1 dan 63% untuk imunisasi TT2+ dan menempati urutan ke 27 dari

28 puskesmas berdasarkan cakupan imunisasi TT2+. Gambaran lengkap cakupan

imunisasi TT1 dan TT2+ pada ibu hamil tahun 2007–2008 dapat dilihat pada

Page 27: HERNA PRIMANITA

lampiran 6 dan cakupan imunisasi TT1 dan TT2+ ibu hamil per puskesmas tahun

2008 dapat dilihat pada lampiran 7. Fenomena ini menggambarkan bahwa

pemanfaatan imunisasi TT belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh ibu hamil.

Menurut Rosentock, (1976) dalam buku McEwen dan Will, (2007) “ Health Belief

Model” menyatakan bahwa kesiapan seseorang untuk menggunakan pelayanan

kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi; perceived susceptibility,

perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, cues of action, Variabel

demografi, sosiopsikologi dan struktural, dan kemampuan individu.

Berlandaskan teori tersebut peneliti menggunakan faktor demografi,

sosiopsikologi, dan struktural pada teori HBM yang meliputi usia, pendidikan,

pekerjaan, persepsi jarak ke pelayanan kesehatan, gravida, dukungan suami dan

pengetahuan ibu hamil sebagai faktor yang berhubungan dengan persepsi ibu

hamil dan mendorong ibu untuk melengkapi status imuisasi TT.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk

meneliti lebih dalam mengenai ”faktor-faktor yang berhubungan dengan status

imunisasi TT pada ibu hamil’’.

B. Rumusan masalah

Masih tingginya kejadian kasus TN di Kabupaten Serang dan rendahnya cakupan

imunisasi TT di Puskesmas Mancak dengan cakupan 50% TT1 dan 63% TT2+.

Dimana cakupan ini masih dibawah rata-rata kabupaten yang mencapai 98%

sehingga wilayah ini belum mencapai target kabupaten maupun target nasional

Page 28: HERNA PRIMANITA

yaitu 95% untuk imunisasi TT1 dan 90% untuk imunisasi TT2+. Sehingga hal ini

dapat berkontribusi dalam meningkatnya angka kematian bayi di Indonesia

Selain itu, penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status

imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Mancak, Serang belum pernah

dilakukan. Sehingga peneliti sangat tertarik untuk meneliti hal tersebut.

1. Pertanyaan penelitian

a. Bagaimana gambaran demografi ibu hamil meliputi usia, pendidikan,

persepsi jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan ibu hamil yang

mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil?

b. Bagaimana gambaran sosiopsikologi ibu hamil meliputi, pekerjaan,

dukungan suami ibu hamil, gravida yang mempengaruhi status imunisasi TT

pada ibu hamil?

c. Bagaimana gambaran struktural ibu hamil yaitu pengetahuan, yang

mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil?

d. Bagaimana gambaran status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Mancak tahun 2009?

e. Bagaimana hubungan antara faktor demografi yaitu usia, pendidikan, dan

persepsi jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan dengan status imunisasi

TT pada ibu hamil?

f. Bagaimana hubungan antara faktor sosiopsikologi yaitu pekerjaan,

dukungan suami, gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil?

Page 29: HERNA PRIMANITA

g. Bagaimana hubungan antara faktor struktural yaitu pengetahuan dengan

status imunisasi TT pada ibu hamil?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui faktor –faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada

ibu hamil di Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi gambaran demografi ibu hamil meliputi usia, pendidikan,

jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan ibu hamil yang mempengaruhi

status imunisasi TT pada ibu hamil.

b. Mengidentifikasi gambaran sosiopsikologi ibu hamil meliputi, pekerjaan,

dukungan suami ibu hamil, dan gravida yang mempengaruhi status

imunisasi TT pada ibu hamil.

c. Mengidentifikasi gambaran struktural ibu hamil yaitu pengetahuan, yang

mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil.

d. Mengidentifikasi gambaran status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Mancak tahun 2009.

e. Mengetahui hubungan antara faktor demografi yaitu usia, pendidikan, dan

persepsi jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan dengan status imunisasi

TT pada ibu hamil.

f. Mengetahui hubungan antara faktor sosiopsikologi yaitu pekerjaan,

dukungan suami , gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.

Page 30: HERNA PRIMANITA

g. Mengetahui hubungan antara faktor struktural yaitu pengetahuan dengan

status imunisasi TT pada ibu hamil.

D. Manfaat penelitian

1. Profesi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan bagi profesi keperawatan

dalam mengembangkan perencanaan keperawatan maternitas di komunitas

tentang pelaksanaan imunisasi TT pada ibu hamil.

2. Dinas Kesehatan Kabupaten Serang

Penelitian ini dapat membantu memberikan informasi bagi Dinas Kesehatan

setempat dalam membuat kebijakan mengenai program imunisasi Tetanus

Toksoid pada ibu hamil.

3. Institusi kesehatan (Puskesmas)

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi bagi institusi

kesehatan (pengelola program imunisasi setempat) dalam mengidentifikasi

faktor ibu hamil melaksanakan imunisasi TT atau tidak melaksanakan imunisasi

TT dalam upaya preventif terhadap kematian bayi karena TN.

4. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi dasar untuk

penelitian lanjutan yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada ibu

hamil.

Page 31: HERNA PRIMANITA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan yang

berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Menurut Canadian Nurse

Association, praktik keperawatan didefinisikan sebagai hubungan yang dinamik,

penuh perhatian, dan pertolongan di mana perawat membantu klien untuk mencapai

dan mempertahankan kesehatan yang optimal (Brunner dan Suddart, 2001).

Keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran

aktif masyarakat serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara

menyeluruh, terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

sebagai suatu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan, untuk meningkatkan

fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga dapat mandiri dalam upaya

kesehatannya. Tenaga perawat merupakan sumber daya manusia yang terbesar dalam

keperawatan di rumah sakit dan di puskesmas, oleh karena itu perawat diharapkan

mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai perawat profesional

(Mubarak, 2006).

Untuk dapat melakukan praktik keperawatan profesional, maka perawat harus

memahami empat area praktik keperawatan. Area tersebut adalah:

9

Page 32: HERNA PRIMANITA

1. Promosi kesehatan

Dalam hal ini perawat membantu masyarakat dengan cara mengembangkan

sumber–sumber atau dengan jalan meningkatkan kesehatan masyarakat.

2. Pertahanan kesehatan

Perawat dapat membantu masyarakat untuk mempertahankan status kesehatannya

dengan jalan melakukan aktifitas-aktifitas baik fisik maupun psikologis yang dapat

membantu mempertahankan kesehatannya. Salah satunya dengan pelaksanaan

imunisasi TT pada ibu hamil.

3. Pemulihan kesehatan

Perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya karena adanya suatu

penyakit.

4. Perawatan orang menjelang ajal

Hal ini dilakukan oleh perawat dalam rangka memberikan kondisi terbaik pada

klien yang menjelang ajal. Kegiatan ini dilakukan di rumah sakit, puskesmas

dengan rawat inap atau fasilitas kesehatan lainnya (Mubarak, 2006).

A. IMUNISASI

Sejarah imunisasi telah dimulai lebih dari 200 tahun yang lalu, sejak Edward

Yenner tahun 1798 pertama kali menunjukkan bahwa dengan cara vaksinasi dapat

mencegah penyakit Cacar (Ranuh,2008). Sejarah imunisasi di Indonesia dimulai

pada tahun 1956. Saat itu digelar imunisasi Cacar. Sekitar 17 tahun berselang,

pemerintah mulai melakukan imunisasi BCG untuk Tuberkulosis, disusul

imunisasi TT pada ibu hamil setahun kemudian. Pada tahun 1976, diadakan

Page 33: HERNA PRIMANITA

imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) pada bayi. Pada tahun 1977, WHO

mulai menetapkan program imunisasi sebagai upaya global dengan Expanded

Program on Immunization. Sejak tahun 1981, mulai dilakukan imunisasi Polio,

Campak, dan Hepatitis.

1. Pengertian

Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif

(Ranuh,2008).

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit (Ranuh, 2008).

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara

memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia (Tawi, 2008).

2. Jenis imunisasi

Ada dua jenis imunisasi, yaitu iminisasi aktif dan imunisasi pasif.

a. Imunisasi aktif, tubuh sendiri secara aktif akan menghasilkan zat anti setelah

adanya rangsangan vaksin dari luar tubuh.

b. Imunisasi pasif, kadar zat anti yang meningkat dalam tubuh bukan sebagai

hasil produksi tubuh sendiri, tetapi secara pasif diperoleh karena suntikan

atau pemberian dari luar tubuh (Wahab, 2002).

Page 34: HERNA PRIMANITA

3. Tujuan imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada

seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok mayarakat

(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada

imunisasi Cacar Variola (Ranuh, 2008)

4. Sistem pertahanan tubuh

Sistem pertahanan tubuh secara spesifik dibagi menjadi dua golongan yaitu

imunitas spesifik dan imunitas non spesifik (innate immunity atau natural

imunity).

a. Daya tahan tubuh non spesifik

Daya tahan tubuh non spesifik ini ada sebelum manusia dilahirkan dan

sebelum tubuh kontak dengan mikroorganisme. Adapun faktor–faktor yang

menentukan daya tahan tubuh tersebut adalah :

1) Barier fisiko kimia berupa kulit, mukosa dan cairan sekresi;

2) Substansi bakterisidal jaringan dan cairan tubuh, misalnya lisozim

(enzim bersifat mukolitik dan ditemukan di dalam sel leukosit, dapat

melisiskan bakteri gram positif);

3) Sel–sel fagosit, seperti makrofag (monosit, histiosit) dan sel leukosit;

4) Temperatur tubuh; komponen bakteri dapat menyebabkan demam dan hal

ini dapat dianggap sebagai daya protektif tubuh nonspesifik;

5) Interferon, suatu zat antivirus nonspesifik yang dihasilkan oleh suatu

tubuh sebagai reaksi terhadap virus (Wiknjosastro, 2002).

Page 35: HERNA PRIMANITA

Walaupun daya pertahanan tubuh non spesifik ini cukup penting dan

bermakna, namun berbagai pengalaman para ahli di klinik telah

membuktikan bahwa tanpa adanya imunitas yang spesifik dan didapat,

belum dapat menjamin adanya kesehatan yang sempurna

(Wiknjosastro, 2002)

b. Daya tahan tubuh spesifik

Komponen sistem imunitas spesifik ini, ialah imunitas humoral (humoral-

mediated immunity) yang dibawa oleh antibodi. Sedangkan yang kedua,

imunitas selular (cel-mediated immunity) yang dibawakan oleh sel–sel

fagosit (monosit, leukosit, dan lain lain). Kedua sistem ini dibentuk dari

sistem hemopoietik stem cell, suatu sumber yang sama seperti untuk sel–sel

darah merah.

Dalam perkembangan dan diferensiasi stem cell selanjutnya menjadi sel–sel

limfoid, dan akan dipengaruhi oleh gut associated lymphoid tissues

(GALT), sehingga sel tersebut akan menjadi sel–sel limfosit yang kompeten

sebagai mediator imunitas humoral. Sel semacam ini dikenal dengan nama

limfosit B. Sebaliknya apabila stem cell tersebut dipengaruhi oleh kelenjar

timus atau timosin, maka sel–sel limfoid akan berkembang dan

berdiferensiasi menjadi sel limfosit yang kompeten sebagai mediator

imunitas selular. Sel ini dikenal dengan nama limfosit T. Limfosit B bertugas

memproduksi antibodi sedangkan limfosit T bertugas melepaskan zat

Page 36: HERNA PRIMANITA

limfokin. Akan tetapi keduanya dapat bekerjasama dalam menghadapi

antigen asing. (Wiknjosastro, 2002).

5. Respon imun

Dilihat dari beberapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam

respon imun, yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.

a. Respon imun primer adalah respon imun yang terjadi pada pajanan pertama

kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respon imun primer

ini adalah IgM dengan titer yang lebih rendah dibanding dengan respon imun

sekunder, demikian pula dengan afinitasnya. Waktu antigen masuk sampai

timbul antibodi lebih lama dibandingkan dengan respon imun sekunder.

b. Respon imun sekunder antibodi yang dibentuk terutama adalah IgG dengan

titer dan afinitasnya lebih tinggi, serta fase lag lebih pendek dibanding

respon imun primer karena sel memori yang terbentuk pada respon imun

primer akan cepat mengalami tranformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi

menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi (Ranuh, 2001).

B. VAKSIN

1. Pengertian

Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan

dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen (Ranuh, 2008).

Page 37: HERNA PRIMANITA

Vaksin adalah mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa

sehingga patogenitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih tetap mengandung

sifat antigenitasnya (Ranuh,2008).

2. Jenis vaksin

Pada dasarnya, vaksin dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a) Vaksin hidup annuated; vaksin ini dibuat dari virus atau bakteri liar

penyebab penyakit. Virus atau bakteri liar ini dilemahkan (annuated) di

laboratorium, biasanya dengan pembiakan berulang. Agar dapat

menimbulkan respon imun, vaksin hidup annuated harus berkembangbiak di

dalam tubuh resipien.

b) Vaksin inactivated; vaksin ini dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri

atau virus dalam media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak

aktif (inactivated) dengan penanaman bahan kimia (biasanya formalin).

Vaksin inactivated dapat diberikan saat antibodi berada di dalam sirkulasi

darah (misalnya pada bayi, menyusul penerimaan antibodi yang dihasilkan

darah).

C. IMUNISASI TETANUS TOKSOID

1. Pengertian

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai

upaya pencegahan terhadap infeksi Tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin

kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan

(Putriazka, 2005).

Page 38: HERNA PRIMANITA

Imunisasi untuk pencegahan terhadap Tetanus dilakukan melalui

tahapan–tahapan tertentu sesuai dengan kelompok umur, imunisasi DPT

diberikan pada bayi umur 2–11 bulan sebanyak 3 kali dengan selang waktu

minimal 4 minggu. Selanjutnya imunisasi DT diberikan pada anak umur 6 -7

tahun (kelas 1 SD) sebanyak 1 kali sebagai imunisasi ulang yang

diperhitungkan sebagai TT3. Imunisasi TT diberikan kepada anak sekolah kelas

2 dan 3 SD masing–masing diberikan sebanyak 1 kali. Terakhir imunisasi TT

diberikan pada WUS, ibu hamil dan calon pengantin (Depkes, 1997 dalam tesis

Sukmara, 2000).

2. Manfaat

a. Melindungi bayi yang baru lahir dari TN;

b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan Tetanus apabila terluka.

3. Vaksin Tetanus

Pada penyakit Tetanus dikenal 2 jenis imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan

imunisasi pasif. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah Toksoid

Tetanus, yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian

dimurnikan. Vaksin ini untuk memberian kekebalan aktif terhadap Tetanus.

Vaksin ini mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi

kedalam 3 mg/ml alumunium fosfat. vaksin ini diberikan secara intramuskular

atau subkutan dalam yang terdiri dari 2 dosis primer dengan dosis pemberian

0,5 ml dengan interval 4 minggu.

Page 39: HERNA PRIMANITA

Ada 3 macan kemasan vaksin tetanus yaitu bentuk kemasan tunggal, kombinasi

dengan vaksin Difteria (vaksin DT), atau kombinasi dengan difteria dan

pertusis (vaksin DPT). Sedangkan ATS (Anti Tetanus Serum) dapat dipakai

untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit Tetanus

(Wahab, 2002).

4. Kekebalan vaksin Tetanus terhadap tubuh

Daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90 – 95%

(Wahab, 2002). Antibodi yang terbentuk pada tubuh ibu selain memberi

perlindungan pada ibu juga memberikan perlindungan pada bayi yang akan

lahir. Plasenta meneruskan antibodi tetanus (IgG) ke bayi dan melindungi bayi

terhadap kemungkinan masuknya toksin dari luka tali pusat atau luka ditempat

lain yang tercemar spora tetanus. Kekebalan optimal terjadi pada ibu bila jarak

antar 2 dosis lebih panjang dan jumlah antibodi yang masuk ke bayi akan

memberikan titer setinggi titer ibu bila jarak antara 2 dosis kedua dengan

kelahiran mencapai 60 – 120 hari (Depkes 1992 dalam Sukmara, 2000).

Page 40: HERNA PRIMANITA

Gambar 2.1

Respon antibodi terhadap Tetanus Toksoid

Sumber : Published Online by the lancet on 12 september 2000

Tabel 2.1

Jadual Pemberian Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur.

imunisasi Pemberian

imunisasi

Selang waktu

pemberian minimal

Masa

perlindungan

TT WUS

TT1

TT2

TT3

TT4

TT5

1bulan setelah TT1

6 bulan setelah TT 2

1 tahun setelah TT 3

1 tahun setelah T4

3 tahun

5 tahun

10 tahun

25 tahun

Sumber : KepMenKes NO.1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Imunisasi dalam Petunjuk Teknis Imunisasi

TT, 2005.

Page 41: HERNA PRIMANITA

Tabel 2.2

Jadual Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil dan Calon Pengantin

Sasaran Jumlah

vaksinasi

Selang waktu

pemberian

minimal

Saran

Ibu Hamil

Calon

pengantin

wanita

2x

2x

2x

-

4 minggu

1. m

i

n

g

g

u

4 minggu

Bila ibu hamil pernah mendapat

imunisasi TT 2x pada waktu catin

atau pada kehamilan sebelumnya,

cukup mendapat imunisasi TT 1x.

Bila ibu hamil belum pernah

divaksinasi TT, diberikan 2x

selama kehamilan.

Bila pada waktu kontrak

berikutnya (untuk pemberian TT2)

ibu sudah bersalin, TT2 tetap

diberikan dengan maksud

memberikan perlindungan untuk

kehamilan selanjutnya.

Sebelum akad nikah (waktu

melapor atau waktu menerima

nasehat perkawinan).

Sumber : Depkes RI, Vaksin dan waktu pemberiannya, dalam Sukmara, 2000.

5. Waktu pemberian

Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal, hanya terdapat

interval minimal antardosis TT yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dan jadual

pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan calon pengantin terdapat pada

tabel 2.2.

Page 42: HERNA PRIMANITA

6. Keefektifan vaksin Tetanus Toksoid.

Kekebalan optimal pada ibu didapat bila jarak antara dua dosis lebih panjang.

Jumlah antibodi yang masuk kedalam tubuh bayi akan memberikan titer

setinggi titer antibodi ibu bila jarak antara dua dosis dengan jarak kelahiran

mencapai 60-120 hari (Depkes, 1992 dalam Sukmara, 2000).

Pada penelitian Syafril Sanusi (1984) dalam skripsi Sukmara (2000)

menyimpulkan titer rata-rata antibodi ibu dengan interval 35-96 hari lebih

memberikan proteksi dibandingkan dengan titer rata-rata antibodi ibu dengan

interval 28-31 hari.

Hal ini dapat dipengaruhi oleh interval antara vaksinasi ke-2 dengan persalinan

yang terlalu pendek. Transfer antibodi ibu ke bayi mencapai maksimal pada

trimester akhir kehamilan. Oleh karena itu, vaksinasi TT diberikan segera

mungkin dan lengkap pada usia kehamilan 7 bulan (Sukmara, 2000).

7. Efek samping

Dalam buku pedoman imunisasi TT pada WUS, vaksin TT adalah vaksin yang

aman dan tidak mempunyai kontraindikasi dalam pemberiannya. Meskipun

demikian imunisasi TT jangan diberikan kepada :

1. WUS dengan riwayat reaksi berat terhadap imunisasi TT pada masa lalunya;

2. WUS dengan panas tinggi dan sakit berat, namun demikian WUS tersebut

dapat diimunisasi segera setelah sembuh.

Page 43: HERNA PRIMANITA

Vaksin TT tidak berbahaya bagi WUS hamil dan dapat diberikan pada berbagai

usia kehamilan. WUS hamil tetap diberikan imunisasi sesuai dengan interval

dari status imunisasinya.

D. Penyakit Tetanus

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang

dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan

berat (Ritarwan, 2004).

Tetanus neonatorum adalah tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir yang

disebabkan oleh Clostridium Tetani memasuki tubuh bayi baru lahir melalui tali

pusat yang kurang terawat (Wahab, 2002). Sistem imun yang belum matang dapat

juga menjadi penyebab terjadinya TN karena prinsip steril dalam proses persalinan

dan perawatan tali pusat yang tidak sesuai prosedur. TN menyerang bayi yang

baru lahir karena dilahirkan di tempat yang tidak bersih dan steril terutama jika tali

pusat terinfeksi. TN dapat menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di

negara berkembang (Silalahi, 2007). Ibu beresiko terkena infeksi Tetanus melalui

tindakan persalinan seperti episiotomi yang tidak steril (Scaffer, 2000).

Clostridium Tetani adalah kuman berbentuk batang dan bersifat anaerob, gram

positif yang mampu menghasilkan spora dengan bentuk drumstik. Kuman ini

sensitif terhadap suhu panas dan tidak bisa hidup dalam lingkungan beroksigen.

Sebaliknya, spora tetanus sangat tahan panas, dan kebal terhadap antiseptik. Spora

tetanus dapat tetap hidup dalam autoklaf bersuhu 121˚C selama 10-15 menit.

Page 44: HERNA PRIMANITA

Kuman tetanus terdapat pada kotoran dan debu jalan, usus, dan tinja kuda, domba,

anjing, kucing, tikus, dan lainnya. Kuman tetanus masuk ke dalam tubuh manusia

melalui luka dan dalam suasana anaerob, kemudian menghasilkan toksin

(tetanospasmin) dan disebarkan melalui darah dan limfe. Toksin ini kemudian

akan menempel pada reseptor di sistem syaraf. Gejala utama penyakit ini timbul

akibat toksin tetanus mempengaruhi pelepasan neurotransmiter, yang berakibat

penghambatan inhibisi. Akibatnya terjadi kontraksi serta spastisitas otot yang tidak

terkontrol, kejang, dan gangguan sistem syaraf otonom (Pedoman Imunisasi

di Indonesia, 2008).

Masa inkubasi penyakit ini biasanya 3 sampai 10 hari (Wiknjosastro, 2002), tetapi

pada sumber yang lain menyatakan bahwa masa inkubasinya 5 sampai 14 hari,

waktu ini adalah waktu antara gejala pertama sampai timbul kejang pertama

(Ismoedijanto, 2006).

Pada Tetanus Neonatorum, gejalanya adalah trismus (mengatupnya rahang dan

terkuncinya dua baris gigi akibat kekakuan otot mengunyah sehingga penderita

sukar membuka mulut) sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik; Risus

Sardonikus (kekakuan otot mimik, dahi mengkerut, alis terangkat, mata sipit);

Opisthotonus (tubuh kaku akibat kekakuan otot leher, punggung, dan pinggang);

sianosis karena kejang otot pernafasan; dan suhu yang meningkat. Naiknya suhu

ini mempunyai prognosis yang tidak baik (Wiknjosastro, 2002).

Page 45: HERNA PRIMANITA

Kebanyakan kasus Tetanus terjadi dalam waktu 14 hari. Pada umumnya makin

pendek masa inkubasi biasanya karena luka terkontaminsi berat, akibatnya makin

berat penyakit Tetanus dan makin buruk prognosisnya (Ditjen PP&PL, 2005).

Pembentukan antibodi setelah infeksi kuman tetanus tidak ditemukan, sehingga

tidak dikenal kekebalan alamiah. Dengan demikian satu–satunya cara untuk

memperoleh kekebalan adalah dengan imunisasi (Purwanto,2003).

E. ASPEK KEPERAWATAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS.

Salah satu bidang ilmu keperawatan adalah keperawatan komunitas. Keperawatan

komunitas ditujukan kepada komunitas dengan penekanan pada kelompok resiko

tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal.

Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, dan

komunitas. Penelitian ini mengangkat ibu-ibu hamil sebagai kelompok resiko

tinggi yang penting untuk ditingkatkan derajat kesehatannya sehingga tingkat

kesehatan ibu dan bayi dapat optimal. Lingkup praktik keperawatan komunitas

adalah :

1. Prevensi primer.

Pencegahan primer mencakup peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,

contohnya imunisasi TT pada ibu hamil.

2. Prevensi sekunder.

Pencegahan sekunder mencakup deteksi dini terhadap penyakit dan

komplikasinya, contohnya pemeriksaan mamografi.

Page 46: HERNA PRIMANITA

3. Prevensi tersier.

Prevensi tersier adalah usaha pencegahan terhadap masyarakat yang telah

sembuh dari sakit serta mengalami kecacatan. Penerapan lebih pada upaya

pelayanan kesehatan masyarakat melalui program PHN (Public Health

Nursing), yaitu merawat penderita penyakit kronis di luar pusat-pusat

pelayanan kesehatan (di rumahnya sendiri).

Berdasarkan konsorsium ilmu kesehatan (1989), peran perawat terdiri atas pemberi

asuhan keperawatan, pembela pasien, pendidik, koordinator, konsultan, dan

peneliti. Peran yang dapat dilaksanakan oleh perawat komunitas dalam

mengorganisasikan upaya-upaya kesehatan adalah sebagai pelaksana pelayanan

keperawatan, pendidik, koordinator, pengorganisasi pelayanan kesehatan

(organizer), panutan (role model), fasilitator, dan sebagai pengelola (manager).

1. Sebagai pelaksana kesehatan

Peran sebagai pelaksana kesehatan dapat memberikan pelayanan pada tingkat

individu, keluarga, kelompok melaui upaya promotif dan preventif untuk

meningkatkan status kesehatan masyarakat.

2. Sebagai pendidik

Perawat memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dalam menanamkan perilaku sehat. Terkait dengan

judul penelitian yang diangkat oleh peneliti maka intervensi keperawatan

mengacu pada pendidikan keperawatan yang meliputi :

Page 47: HERNA PRIMANITA

a) Memberikan pendidikan tentang imunisasi TT, meliputi manfaat, jadwal

imunisasi, dan resiko tidak melaksanakann imunisasi TT saat kehamilan.

b) Memberikan pendidikan tentang penyakit Tetanus, meliputi penyebab,

gejala, pengobatan, dan cara pencegahannya.

3. Sebagai administrasi

Perawat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan di

masyarakat.

4. Sebagai konseling

Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang

kesehatan.

5. Sebagai peneliti

Perawat melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat

yang mengancam kesehatan.

6. Sebagai manajer

Peran perawat sebagai manajer adalah bertugas untuk mengambil keputusan,

bertanggung jawab terhadap kegiatan, mengerahkan sumber daya, bekerjasama

dengan orang lain untuk mencapai tujuan (Mubarak, 2009).

F. Model Keyakinan Kesehatan menurut Rosenstoch dan Becker (1974)

Model keyakinan kesehatan menurut Rosenstoch dan Becker ini menyatakan,

hubugan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini

memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan

Page 48: HERNA PRIMANITA

mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan

(Purnawan, 2005). Model keyakinan kesehatan adalah teori nilai dan harapan.

Ketika konsep nilai dan harapan secara berangsur-angsur dirumuskan dalam

konteks kesehatan yang menghubungkan perilaku, penafsirannya adalah sebagai

berikut: (1) keinginan untuk menghindari penyakit atau untuk mendapatkan

kesehatan, dan (2) kepercayaan suatu tindakan kesehatan spesifik tersedia untuk

seseorang akan mencegah suatu penyakit. Pengharapan digambarkan lebih lanjut

dalam istilah perkiraan individu dari kepekaan pribadi terhadap keganasan dari

suatu penyakit, dan kemungkinan mampu mengurangi ancaman itu melalui

tindakan pribadi (Glanz, 2002).

Fokus asli dari HBM adalah perilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia

medis, dan mencakup berbagai macam perilaku, seperti ceck-up untuk pencegahan

atau pemeriksaan awal dan imunisasi. Kegunaan dan kesulitan dengan HBM

mengenai imunisasi digambarkan oleh Heggenhougen & Clements (1990). Model

ini memberi kesan bahwa orang- orang yang akan mengikuti program imunisasi,

percaya bahwa (1) kemungkinan terkena penyakit tinggi, (2) jika terjangkit,

penyakit tersebut membawa akibat serius, (3) imunisasi adalah cara yang paling

efektif untuk pencegahan penyakit, (4) tidak ada hambatan serius intuk imunisasi

(Smet, 1994).

Komponen dari teori model keyakinan kesehatan, adapun komponennya adalah :

a. Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit

(perceived susceptibility)

Page 49: HERNA PRIMANITA

Hal ini mengacu kepada persepsi subyektif seseorang terhadap resiko suatu

kondisi kesehatan (Glanz, 2002)

Misalnya: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui

riwayat keluarganya, kemudian ada keluarganya yang meninggal

maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung.

b. Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu (perceived severity).

Komponen ini menyangkut keyakinan seseorang terhadap seriusnya suatu

kondisi kesehatan dan hal yang menyebabkannya. Dipengaruhi oleh variabel

demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk

bertindak (misal: media massa, anjuran keluarga atau dokter, dan lain-lain).

c. Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil

(perceived benefits).

Hal ini menunjukkan keyakinan seseorang yang bekaitan dengan efektifnya

suatu tindakan pencegahan dan dengan merubah perilaku dapat mengurangi

ancaman. Contohnya, ibu hamil melakukan imunisasi TT untuk menghindari

ancaman terkena TN pada bayi yang dikandungnya.

d. Aspek negatif dari suatu tindakan tertentu (perceived barrier)

Kompenen ini menyangkut rintangan untuk mengubah perilaku atau melakukan

tindakan kesehatan. Misalnya tidak adanya alat transportasi untuk mendapat

pelayanan kesehatan.

Page 50: HERNA PRIMANITA

e. Isyarat/petunjuk tindakan (cues of action)

Kompenen ini merupakan stimulus (eksternal atau internal) yang mendorong

perilaku kesehatan atau sesuatu yang membuat individu sadar terhadap

ancaman kesehatan. Contohnya: adanya keluarga yang sakit, anjuran dokter,

artikel suatu majalah tentang suatu penyakit, dan lain – lain.

f. Variabel lain

Variabel demografi, sosiopsikologi dan struktur yang berbeda dapat

mempengaruhi persepsi individu dan secara tidak langsung mempengaruhi

perilaku kesehatan individu tersebut. Secara spesifik, faktor sosiodemografi,

khususnya tercapainya pendidikan diyakini akan memberikan efek secara tidak

langsung dalam mempengaruhi persepsi tentang kerentanan suatu individu,

keseriusan penyakit, keuntungan tindakan pereventif dan rintangan individu

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Variabel ini terdiri dari 3 variabel, yaitu :

1. Variabel demografi, dimana pada variabel ini meliputi usia, jenis kelamin,

ras, pendidikan, pekerjaan, jarak ke pelayanan kesehatan, dan lain – lain;

2. Variabel sosiopsikologi, yang meliputi kepribadian, dukungan keluarga,

kelas sosial, gravida dan lain – lain;

3. Variabel struktural, meliputi pengetahuan tentang penyakit, telah menderita

penyakit sebelumnya, dan lain – lain.

Page 51: HERNA PRIMANITA

g. Kemampuan individu

Maksud dari kemampuan individu ini adalah keyakinan dimana seseorang

memiliki kemampuan untuk merubah perilakunya, dan merupakan pengakuan

individu bahwa praktik kesehatan individu dapat memberikan efek positif

terhadap kesehatan seseorang (McEwen dan Will, 2007).

Pada teori ini menyatakan bahwa kesiapan seseorang untuk menggunakan

pelayanan kesehatan yang bergantung pada beberapa faktor, yaitu :

1. Kepekaan seseorang terhadap penyakit;

2. Persepsi seseorang terhadap konsekuensi dari penyakit tertentu;

3. Persepsi seseorang terhadap keuntungan yang diperoleh dari penggunaan

pelayanan kesehatan;

4. Persepsi seseorang terhadap hambatan di dalam menggunakan pelayanan

kesehatan (Kresno, 2005).

Persepsi ini merupakan interpretasi stimulus yang telah diterima oleh seseorang

(Notoatmodjo, 2005). Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan stimulus dapat

masuk dalam rentang perhatian seseorang dan mempengaruhi persepsi. Dan pada

model teori ini terdapat variabel demografi, sosiopsikologi dan struktural yang

mempengaruhi persepsi seseorang terhadap masalah kesehatan.

Model ini membantu perawat memahami berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi persepsi, keyakinan, dan perilaku klien, serta membantu perawat

membuat rencana perawatan yang paling efektif untuk membantu klien,

Page 52: HERNA PRIMANITA

memelihara dan mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit

(Purnawan, 2005).

Berdasarkan teori keyakinan kesehatan yang dapat mempengaruhi individu yang

dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti

oleh individu sehingga individu dapat perilaku seseorang dimana pada penelitian

ini adalah ibu hamil maka peneliti memilih variabel demografi, variabel

sosiopsikologi, dan variabel struktural sebagai variabel yang akan diteliti. Peneliti

memilih faktor ini karena ancaman, keseriusan penyakit yang dirasakan seseorang

dan pertimbangan keuntungan dan kerugian tindakan pencegahan penyakit

dipengaruhi oleh variabel demografis, sosiopsikologis dan struktural (Smet, 1994).

G. Faktor–faktor yang mempengaruhi status imunisasi Tetanus Toksoid pada

ibu hamil.

1. Umur ibu

Umur adalah usia seseorang yang dihitung berdasarkan hari ulang tahun

terakhirnya (Mubarak, 2009). Hasil penelitian Purwanto, 2002 di Serang

menyatakan bahwa, umur memiliki hubungan terhadap status imunisasi tetanus

toksoid pada respondennya. Status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia

dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap

rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan

kesehatan yang berbeda-beda. Untuk itulah seorang tenaga kesehatan (perawat)

harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada

saat melakukan perncanaan tindakan (Purnawan, 2009).

Page 53: HERNA PRIMANITA

2. Pendidikan ibu

Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa

kepada anak–anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna

bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi

sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Menurut penelitian

Sukmara (2000) dalam tesisnya menyatakan bahwa di Puskesmas Sukamanah

Kabupaten Bogor kelompok ibu yang berpendidikan kurang mempunyai resiko

3,19 kali untuk tidak memperoleh imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan

ibu-ibu yang memiliki pendidikan tamat SD atau lebih (pendidikan cukup).

3. Persepsi jarak rumah ibu ke pelayanan kesehatan

Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda dengan benda

lainnya melalui suatu lintasan tertentu (Wikipedia, 2009). Dalam penelitian ini

menunjukkan persepsi ibu tentang seberapa jauh rumah ibu hamil ke tempat

pelayanan kesehatan. Hasil penelitian Sukmara (2000) di Bogor menyatakan

bahwa ibu-ibu yang memiliki persepsi jauh tentang jarak dari tempat

tinggalnya ke tempat pelayanan imunisasi TT mempunyai resiko 2,4 kali untuk

tidak mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu-ibu yang

memiliki persepsi jarak dekat ke tempat pelayanan imunisasi.

Page 54: HERNA PRIMANITA

4. Pekerjaan ibu

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan (diperbuat atau dikerjakan). Pekerjaan

bukanlah sumber keuangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah

(Erich 1996 dalam Nursalam, 2001). Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan

seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun tidak langsung (Mubarak, 2009). Pekerjaan yang termasuk variabel

psikososial ini, dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit dan

mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap

penyakitnya (Purnawan, 2009).

5. Dukungan suami

Kehamilan merupakan suatu pristiwa yang luar biasa dan merupakan anugrah

Tuhan YME, maka sebuah kehamilan perlu mendapat perhatian khusus dari ibu

sendiri, suami, dan keluarga yang lain. Partisipasi suami sangat dibutuhkan

untuk dukungan psikis, fisik, sosial, dan spiritual. Partisipasi dalam asuhan

kehamilan ini merupakan refleksi dari peran suami dalam keluarga (BKKBN

2001 dalam Jalilah 2008). Salah satu faktor yang mempengaruhi pemeriksaan

kehamilan (ANC) yang salah satunya imunisasi Tetanus Toksoid adalah

dukungan suami. Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang

baik kepada ibu dalam memeriksakan kehamilan ANC (Sari, 2006).

Page 55: HERNA PRIMANITA

6. Gravida

Gravida adalah kehamilan dimana mengandung ovum yang sudah dibuahi atau

mengandung janin. Primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama

kalinya. Multigravida adalah seorang wanita hamil yang sudah hamil dua kali

atau lebih. Ibu yang sudah berpengalaman terhadap kehamilan akan mudah

beradaptasi dengan kehamilan dan lebih mengetahui tindakan yang harus

dilakukan selama kehamilan (Bobak, 2004).

7. Pengetahuan ibu

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap obyek melaui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya). Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang

diketahui oleh seseorang terhadap cara–cara memelihara kesehatan

(Notoatmodjo, 2005). Hasil penelitian Sukmara (2000) di Bogor menyatakan

bahwa, ibu-ibu yang pengetahuan tentang imunisasi TT kurang mempunyai

resiko 1,70 kali untuk tidak mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan

dengan ibu –ibu yang berpengetahuan cukup.

H. Kerangka teori

Dengan mengacu kepada teori Rosentock (1974) mengenai health believe model,

maka peneliti menggunakan komponen variabel demografi, sosiopsikologi, dan

variabel struktural yang terdapat dalam teori keyakinan kesehatan. Hubungan

faktor-faktor ini dengan status imunisasi TT ibu hamil dapat digambarkan dalam

suatu kerangka teori sebagai berikut:

Page 56: HERNA PRIMANITA

Gambar 2.2

Model Teori Keyakinan Kesehatan Rosentock (1974)

Sumber : Rosentock (1974) dalam McEven dan Will, 2007

Variabel demografi

(usia, jenis kelamin, ras,

etnik,jarak ke pelayanan

kesehatan, dll)

Variabel sosiopsikologi

(kepribadian, kelas

sosial,pekerjaan,

Gravida, dll)

Variabel struktural

(pengetahuan tentang

penyakit)

Keuntungan

tindakan

preventif.

Penghalang

tindakan

preventif

Kerentanan

penyakit yang

dirasakan

Keseriusan

penyakit yang

dirasakan

Kemungkinan

menggunakan

tindakan preventif

yang

direkomendasikan

(ceck-up dan

imunisasi )

Ancaman

yang

dirasakan

Petunjuk untuk

bertindak

Koran / majalah

Saran dari dokter.

Masukan dari

orang lain.

Page 57: HERNA PRIMANITA

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan

membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel

yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti

menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2008). Konsep

merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur.

Konsep dapat diamati dan diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan

nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai

atau bilangan konsep. Variabel adalah suatu yang bervariasi (Notoatmodjo, 2002).

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan

sebagai berikut:

Gambar 3.1

Kerangka konsep

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

1. Variabel demografi

Usia

Pendidikan

Persepsi jarak ke

pelayanan kesehatan

2. Variabel sosiopsikologi

Pekerjaan

Dukungan suami

Graviditas

3. Variabel struktur

Pengetahuan ibu

( Status imunisasi

Tetanus Toksoid

ibu hamil)

35

Page 58: HERNA PRIMANITA

B. Hipotesis

1. Ada hubungan antara usia ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus

Toksoid pada ibu hamil.

2. Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus

Toksoid pada ibu hamil.

3. Ada hubungan antara persepsi jarak rumah ibu hamil ke pelayanan

kesehatan dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil.

4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus

Toksoid pada ibu hamil.

5. Ada hubungan antara dukungan suami ibu hamil dengan status imunisasi

Tetanus Toksoid pada ibu hamil.

6. Ada hubungan antara gravida ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus

Toksoid pada ibu hamil.

7. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan status imunisasi

Tetanus Toksoid pada ibu hamil.

Page 59: HERNA PRIMANITA

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor

yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil dan peneliti

mencoba mencari hubungan antar variabelnya. Oleh karena itu peneliti

menggunakan metode cross sectional. Penelitian cross sectional adalah jenis

penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada suatu saat (Nursalam,2003).

B. Identifikasi Variabel

1. Variabel Dependen.

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena variabel bebas (Hidayat, 2008). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah status imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Mancak Kabupaten

Serang.

2. Variabel Independen.

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel independen ini mempunyai subvariabel yaitu:

a. Usia;

b. Pendidikan;

40

Page 60: HERNA PRIMANITA

c. Persepsi jarak ke pelayanan kesehatan;

d. Pekerjaan;

e. Dukungan suami;

f. Gravida ;

g. Pengetahuan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2004; Hidayat,

2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan usia

kehamilan 6-9 bulan yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Mancak.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Sampel

terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2008).

Sampel pada penelitian ini adalah ibu–ibu hamil dengan usia kehamilan 6–9

bulan dimana sampel ini berasal dari pemilihan sampel dengan menggunakan

rumus uji hipotesis beda proporsi. Dan metode sampling yang digunakan

adalah metode cluster sampling.

Page 61: HERNA PRIMANITA

Adapun sampel yang diambil harus memiliki kriteria sebagai berikut :

a) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau

layak untuk diteliti (Setiadi,2007). Kriteria inklusi dalam penelitian ini

adalah:

1) Ibu hamil tinggal menetap di Kecamatan Mancak.

2) Dapat menulis, membaca, dan berbahasa Indonesia.

3) Memiliki buku KIA.

b) Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat dimasukkan

atau tidak layak untuk diteliti (Setiadi,2007). Kriteria ekslusi dalam

penelitian ini adalah :

1) Ibu hamil tidak tinggal menetap di Kecamatan Mancak.

2) Tidak dapat menulis, membaca, dan berbahasa Indonesia.

3) Tidak memiliki buku KIA.

3. Besar sampel

Pada penelitian ini, penentuan besar sampel minimum yang diperlukan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

⟦ √ √ ⟧

Keterangan:

Page 62: HERNA PRIMANITA

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

= 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan

(α) sebesar 5%)

= 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%)

P₁ = 0,65 (Proporsi distribusi pendidikan menurut penelitian Uus Sukmara

di Puskesmas Sukamanah Kabupaten Bogor tahun 2000 )

P₂ = P1 30% ( 65% +30% )=95% ( 0,95)

= (P₁+P₂)/2 (0,65+0,95)/2 = 0,8

N ⟦ √ √ ⟧

=

Karena 2 proporsi ibu hamil dengan imunisasi tetanus toksoid lengkap dan

tidak lengkap maka jumlah responden 29 X 2 = 58.

Karena teknik pengambilan sampel menggunakan metode cluster maka

dikalikan desain effek yaitu 58 X 2 = 116.

Untuk menjaga drop out perlu ditambah 10% maka 116 + 12 = 128

Jadi jumlah sampel minimal yang diambil adalah 128 responden.

Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan 128 responden di

lapangan dengan demikian jumlah sampel minimal telah terpenuhi.

4. Tahap pengambilan sampel

Page 63: HERNA PRIMANITA

Secara teknis pengambilan sampel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Peneliti menentukan 1-4 desa dari 13 desa yang akan diambil sebagai

sampel secara random/acak. Dari 13 desa yang ada, peneliti memilih 7 desa

yaitu desa Mancak, Labuan, Angsana, Ciwarna, Batu kuda, Balekambang,

dan Pasir waru.

b. Peneliti menentukan 1-3 posyandu dari setiap desa terpilih secara

random/acak. Pada desa Mancak peneliti memilih 3 posyandu (seruni,

kenanga, dan cempaka); Labuan 3 posyandu (kemuning 1,4 dan 5);

Angsana 3 posyandu (matahari 1, 2 dan mawar); Ciwarna 3 posyandu

(senggani 1, 2, dan 3); Batu kuda 3 posyandu (merpati 1, anggrek, bunga

sepatu); Balekambang 3 posyandu (pandan wangi, pandan asri, dan pandan

arum); Pasir waru 4 posyandu (kenanga, anggrek, dahlia, dan melati).

c. Peneliti mengambil sampel di masing – masing posyandu terpilih. Peneliti

memilih semua responden yang terdapat pada setiap posyandu yang telah

dipilih dikarenakan populasi yang terbatas.

D. Pengumpulan Data

1. Metode dan instrumen

Data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan

pertanyaan tertutup sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Serang dan Puskesmas Mancak. Pada penelitian ini, peneliti

dibantu oleh kader di setiap desa. Sebelum pengumpulan data dilaksanakan,

Page 64: HERNA PRIMANITA

peneliti memberikan pelatihan singkat mengenai tata cara pengisian

kuesioner, agar data yang dikumpulkan sesuai dengan yang diharapkan

peneliti.

Sumber data :

a. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner

yang diisi oleh 128 responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang

Tahun 2009.

b. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari :

1) Profil kesehatan Indonesia tahun 2007 dan Laporan Hasil RISKESDAS

Provinsi Banten 2007.

2) Profil kesehatan kabupaten Serang tahun 2009.

3) Data sasaran ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Mancak tahun 2009.

6. Teknik uji instrumen penelitian

Uji instrumen dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrument.

Uji coba kuesioner ini telah dilakukan kepada 30 orang responden di tempat

yang memiliki karakteristik populasi yang sama dengan subyek penelitian

yaitu di Puskesmas Padarincang pada tanggal 23-24 juli 2009.

Hasil uji kuesioner memperlihatkan bahwa ada beberapa pertanyaan dengan

nilai r hasil kurang dari r tabel (r = 0,361). Pertanyaan dengan r hasil kurang

dari r tabel dikeluarkan dari kuesioner, karena dianggap tidak valid. Beberapa

pertanyaan yang tidak valid namun dianggap penting, tetap dimasukkan dalam

kuesioner setelah diperbaiki redaksinya.

Page 65: HERNA PRIMANITA

E. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 10 Agustus-10 September 2009. Tempat

yang dipilih peneliti adalah wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang,

Banten. Alasan peneliti memilih tempat ini karena wilayah Puskesmas Mancak

merupakan salah satu wilayah dimana angka cakupan imunisasi TT dibawah

rata–rata Kabupaten Serang dan belum mencapai target nasional.

Sehingga tempat ini fenomenal untuk diteliti.

F. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengolahan data yang terdiri

dari:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di

tempat penelitian agar apabila jika ada kekurangan data dapat segera

dilengkapi.

2. Coding

Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang

terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

3. Entri Data

Page 66: HERNA PRIMANITA

Data Entri adalah kegiatan memasukan data dari kuesioner kedalam paket

program komputer agar dapat dianalisis, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.

4. Cleaning data

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan data telah bersih dari

kesalahan sehingga data siap dianalisa (Hidayat, 2008)

G. Analisis Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan

menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel

atau grafik (Setiadi, 2007). Variabel pada penelitian ini meliputi usia,

pendidikan, dan jarak ke pelayanan kesehatan, pekerjaan, dukungan suami

atau keluarga, gravida, pengetahuan ibu hamil, status imunisasi tetanus

toksoid pada ibu hamil.

2. Analisis bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan independen yaitu variabel demografi (usia, pendidikan, jarak ke

pelayanan kesehatan), variabel sosiopsikologi (pekerjaan, dukungan suami,

gravida), dan variabel struktur (pengetahuan ibu hamil) dengan status

imunisasi TT pada ibu hamil.

Page 67: HERNA PRIMANITA

Tehnik analisa yang dilakukan yaitu dengan analisa Chi-Square untuk

variabel pendidikan, persepsi jarak ke pelayanan kesehatan, pekerjaan,

dukungan suami, gravida. Analisa t-test untuk variabel umur karena variabel

ini merupakan data numerik. Variabel pengetahuan menggunakan analisa

chi-square, regresi logistic, dan correlation. Peneliti menggunakan derajat

kepercayaan 95 % sehingga jika nilai p ≤ 0,05 berarti hasil perhitungan

statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p > 0,05

berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen.

H. Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian menekankan masalah etika penelitian yang

meliputi :

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang

akan diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian

serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud

dan tujuan penelitian.

2. Tanpa nama (anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

Page 68: HERNA PRIMANITA

3. Kerahasiaan (confidentially)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Data yang telah diolah dalam penelitian di wilayah kerja Puskesmas Mancak ini

ditampilkan dalam bentuk narasi yang disertai teks, tabel, gambar distribusi

frekuensi sehingga memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian

ini.

Page 69: HERNA PRIMANITA

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum Puskesmas Kecamatan Mancak Serang

Kecamatan Mancak merupakan kecamatan di wilayah Kabupaten Serang, dengan

luas wilayah 10.450 Ha atau 104,5 Km2

, yang terdiri dari 13 desa, 38 RW dan 152

RT dengan batas – batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Gunung Sari

Sebelah Selatan : Kecamatan Citangkil Kota Cilegon

Sebelah Timur : Kecamatan Cilegon dan Waringin Kurung

Sebelah Barat : Kecamatan Anyer

Kisaran suhu di wilayah ini adalah 25-32˚C. Kondisi daratannya terdiri dari

pegunungan berbukit. Jarak pusat kecamatan Mancak ke pusat kabupaten Serang

30 km. Jarak puskesmas dengan desa terjauh 12 km dengan jalan tanah dan

berbukit.

Puskesmas kecamatan Mancak berlokasi di Desa Labuan Kecamatan Mancak

Kabupaten Serang. Sarana pelayanan yang tersedia terdiri dari 1 Puskesmas induk,

2 Puskesmas pembantu, 3 Polindes, 65 Posyandu, dan 2 unit wahana kesehatan.

Program yang berjalan di Puskesmas Mancak ini adalah :

50

Page 70: HERNA PRIMANITA

1. Program promosi kesehatan

2. Program GIZI

3. Program kesling

4. Program P2M

5. Program KIB/KB

6. Program Pengobatan.

Tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Mancak ini adalah

sebagai berikut:

Dokter umum : 1 orang

Dokter spesialis : -

Dokter gigi : 1 orang

Bidan : 18 orang

Perawat : 6 orang

Sanitarian : 1 orang

Lain-lain : 4 orang (terdiri dari 1 orang supir, 1 orang URT, 1orang RR,

dan 1 orang assisten di pelayanan obat – obatan).

(Dinkes Kabupaten Serang, 2007).

Page 71: HERNA PRIMANITA

B. Analisa Univariat

1. Variabel Demografi

a. Umur

Dari tabel 5.1 di bawah ini menunjukkan distribusi umur ibu hamil. Umur

responden yang termuda pada penelitian ini adalah berumur 17 tahun dan

umur yang tertua adalah 38 tahun. Rata-rata umur responden yaitu 26 tahun.

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi umur responden di wilayah kerja

Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009

Variabel Mean Median SD Min Mak

Umur Ibu 26,01 25,5 5.538 17 38

b. Pendidikan

Tabel 5.2 menunjukkan distribusi tingkat pendidikan terakhir responden.

Hasil penelitiannya adalah 4,7% responden tidak sekolah, 53,1% lulus SD,

27,3% lulus SLTP, 14,8% responden lulus SLTA, dan tidak terdapat

responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi.

Peneliti menggolongkan tingkat pendidikan berdasarkan tingkat pendidikan

dasar sebanyak 109 responden (85,2%), responden dengan tingkat

pendidikan menengah sebanyak 19 responden (14,8%). Tabel 5.3.

Page 72: HERNA PRIMANITA

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden di wilayah kerja

Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009

Pendidikan Frekuensi

N=128

Prosentase

( % )

Tidak sekolah

SD

SLTP

SLTA

D3/PT

6

68

35

19

0

4,7

53,1

27,3

14,8

0,0

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden yang dikategorikan di

wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009

Pendidikan Frekuensi

N=128

Prosentase

( % )

Pendidikan menengah

Pedidikan dasar

19

109

14,8

85,2

c. Persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan

Tabel 5.4 menunjukkan distribusi persepsi jarak rumah responden ke

pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini adalah 92 responden (71,9%)

memiliki persepsi jarak antara rumah dengan pelayanan kesehatan adalah

dekat, dan 36 responden (28,1%) menyatakan jarak antara rumah dengan

pelayanan kesehatan adalah jauh.

Page 73: HERNA PRIMANITA

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009

Persepsi jarak rumah

ke pelayanan kesehatan

Frekuensi

N=128

Prosentase

( % )

Dekat

Jauh

92

36

71,9

28,1

2. Variabel Sosiopsikologi

a. Pekerjaan

Pekerjaan responden di wilayah kerja puskesmas kecamatan Mancak sangat

bervariasi, dimulai dari buruh (7,8%), petani (9,4%), pedagang (7,0%),

guru/PNS (1,6%) dan karyawan (0,8%). Tabel 5.5. Responden yang bekerja

sejumlah 34 orang (26,6 %), lebih sedikit dibandingkan responden yang

tidak bekerja yaitu sebanyak 94 orang (73,4%). Tabel 5.6.

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi pekerjaan responden di wilayah kerja

Puskesmas Mancak, Serang, Tahun 2009

Pekerjaan responden Frekuensi

N=128

Prosentase

( % )

Tidak bekerja

Buruh

Petani

Pedagang

Guru/PNS

Lain-lain ( karyawan)

94

10

12

9

2

1

73,4

7,8

9,4

7,0

1,6

0,8

Page 74: HERNA PRIMANITA

Tabel 5.6

Distribusi frekuensi pekerjaan responden yang dikategorikan di wilayah

kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009

Pekerjaan Frekuensi

N=128

Prosentase

( % )

Bekerja

Tidak bekerja

34

94

26,6

73,4

b. Dukungan Suami

Berdasarkan hasil analisa nilai skor tertinggi dukungan suami adalah 22

dan nilai skor terendah adalah 3. Nilai mean 13,68 dan nilai median 14

dengan nilai SD (Standar Deviasi) adalah 4,472. Tabel 5.7. Peneliti

menggolongkan variabel dukungan suami berdasarkan kategori dukungan

suami baik dan kurang dengan menggunakan nilai median sebagai titik

potong. Hasil yang didapat adalah dukungan suami baik adalah 50,8% dan

dukungan suami kurang adalah 49,2%. Gambar 5.1.

Tabel 5.7

Distribusi frekuensi dukungan suami di wilayah kerja

Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009

Variabel Mean Median SD Min Mak

Dukungan

suami

13,68 14 4,472 3 22

Page 75: HERNA PRIMANITA

Gambar 5.1

Distribusi frekuensi kategori dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas

Mancak, Serang tahun 2009

c. Gravida

Responden dengan kehamilan pertama (primigravida) sejumlah 48 orang

(37,5%), sedangkan ibu dengan kehamilan ≥ 2 (multigravida) sejumlah 80

orang (62,5 %).Tabel 5.8

Tabel 5.8

Distribusi frekuensi gravida di wilayah kerja

Puskesmas Mancak,Serang Tahun 2009

Gravida Frekuensi

N=128

Prosentase

(%)

Primigravida

Multigravida

48

80

37,5

62,5

50,80% 49,20%

dukungan baik

dukungan kurang

baik

Page 76: HERNA PRIMANITA

3. Variabel Struktural

a. Pengetahuan

Berdasarkan hasil analisa, nilai skor tertinggi pengetahuan responden

adalah 15 dan nilai skor terendah adalah 4. Jika dipersentasikan, nilai skor

tertinggi responden yaitu 100% dan nilai skor terendah yaitu 26,6%.

Nilai mean adalah 11,59, nilai median adalah 12, dan nilai standar deviasi

yaitu 2,604. Tabel 5.9. Peneliti menggolongkan variabel pengetahuan

berdasarkan kategori pengetahuan baik, cukup, dan kurang Hasil yang

didapat adalah pengetahuan baik 53%, pengetahuan cukup 36%, dan

pengetahuan kurang 11%. Gambar 5.2.

Tabel 5.9

Distribusi frekuensi pengetahuan responden di wilayah kerja

Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009

Variabel Mean Median SD Min Mak

Pengetahuan 11,59 12 2,604 4 15

Gambar 5.2

Distribusi frekuensi kategori pengetahuan responden terhadap imunisasi

TT di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

53% 36%

11% baik

cukup

kurang

Page 77: HERNA PRIMANITA

4. Variabel dependen

a. Status imunisasi Tetanus Toksoid (TT) ibu hamil

Responden yang memiliki status imunisasi TT lengkap yaitu 49,2%,

sedangkan responden yang memiliki status imunisasi TT tidak lengkap

yaitu 50,8%.

Gambar 5.3

Distribusi frekuensi status imunisasi TT responden di wilayah kerja

Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

50,8% 49,2%

tidak

lengkaplengkap

Page 78: HERNA PRIMANITA

C. Analisa Bivariat

1. Hubungan antara variabel demografi (umur, pendidikan, dan persepsi

jarak rumah ke pelayanan kesehatan) dengan status imunisasi Tetanus

Toksoid pada ibu hamil.

a. Hubungan antara umur responden dengan status imunisasi TT pada

ibu hamil

Hubungan antara umur responden dengan status imunisasi TT pada ibu

hamil dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini.

Tabel 5.10

Hubungan antara umur dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

Variabel Mean SD P Value N

Status imunisasi TT

Lengkap

Tidak lengkap

24,7

27,28

4,339

6,269

0,008

63

65

Rata-rata umur ibu hamil yang memiliki status imunisasi lengkap adalah 25

tahun dengan standar deviasi 4,339, sedangkan untuk ibu yang memiliki

status imunisasi TT tidak lengkap rata-rata umurnya adalah 27 tahun.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ibu yang memiliki status

imunisasi TT lengkap memiliki rata - rata umur 25 tahun.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,008 (p < 0,05)

yang berarti pada alpha 5%, terlihat ada hubungan yang bermakna

Page 79: HERNA PRIMANITA

rata-rata umur ibu yang memiliki status imunisasi TT lengkap dengan tidak

lengkap.

b. Hubungan tingkat pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu

hamil

Hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan status imunisasi TT

pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini.

Tabel 5.11

Hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi TT ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

Pendidikan

STATUS IMUNISASI

TOTAL

OR

(95% CI)

P

value Lengkap Tidak

lengkap

n % n % n %

Menengah

Dasar

11

52

57,9

47,7

8

57

42,1

52,3

19

109

100

100

1,507 0,568

0,563-4,037

Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100

Dari tabel 5.12 diatas, menunjukkan hubungan antara pendidikan dengan

status imunisasi TT dimana responden dengan status imunisasi TT lengkap

dengan pendidikan dasar (47,7%), lebih kecil persentasenya dibandingkan

dengan responden pendidikan menengah (57,9 %). Berdasarkan hasil uji

chi-square diperoleh nilai p value 0,568 (p > 0,05) yang berarti tidak ada

hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan status imunisasi TT.

Page 80: HERNA PRIMANITA

c. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan

status imunisasi TT pada ibu hamil.

Hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan

status imunisasi TT pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.12 dibawah

ini.

Tabel 5.12

Hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan

status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang

Tahun 2009

Persepsi

jarak

STATUS IMUNISASI

TOTAL

OR

(95% CI)

P

value

Lengkap Tidak

lengkap

n % n % n %

Dekat

Jauh

51

12

55,4

33,3

41

24

44,6

66,7

92

36

100

100

2,488

1,111-5,569

0,040

Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100

Persentase responden dengan status imunisasi lengkap yang memiliki

persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dekat adalah 55,4%, lebih

besar dibandingkan persentase responden yang memiliki persepsi jarak

rumah ke pelayanan kesehatan jauh (33,3%). Hasil uji chi-square

diperoleh nilai p value 0,040 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang

bermakna antara persepsi jarak rumah responden ke pelayanan kesehatan

dengan status imunisasi TT. Dari hasil analisa diperoleh pula nilai

Page 81: HERNA PRIMANITA

OR =2,488 (95% CI; 1,111-5,569), artinya ibu yang mempersepsikan jarak

antara rumah ke pelayanan kesehatan adalah dekat memiliki peluang 2,488

kali untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu

yang mempersepsikan jarak antara rumah ke pelayanan kesehatan adalah

jauh. Tabel 5.12.

2. Hubungan antara variabel sosiopsikologi (pekerjaan, dukungan suami

dan gravida) dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil.

a. Hubungan pekerjaan responden dengan status imunisasi TT pada ibu

hamil

Tabel 5.13

Hubungan antara pekerjaan responden dengan status imunisasi TT ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

Pekerjaan

STATUS IMUNISASI

TOTAL

OR

(95% CI)

P

value Lengkap Tidak

lengkap

n % n % n %

Bekerja

Tidak bekerja

17

46

50,0

48,9

17

48

50,0

51,1

34

94

100

100

1,043

(0,476-2,287)

1,000

Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan status imunisasi

TT lengkap pada ibu bekerja adalah 50,0%, lebih besar persentasenya

dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja yaitu 48,9%. Berdasarkan

hasil uji chi-square diperoleh nilai p value 1,000 (p > 0,05), yang berarti

Page 82: HERNA PRIMANITA

tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden dengan

status imunisasi TT. Tabel 5.13

b. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu

hamil.

Tabel 5.14

Hubungan antara dukungan suami responden dengan status imunisasi TT

ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

Dukungan

suami

responden

STATUS IMUNISASI

TOTAL

OR

(95% CI)

P

value Lengkap Tidak lengkap

n % n % n %

Baik

Kurang

35

28

53,8

44,4

30

35

46,2

55,6

65

63

100

100

1,458

(0,727-2,926)

0,375

Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa persentase responden dengan

status imunisasi TT lengkap dan dukungan suami baik adalah 53,8%, lebih

besar persentasenya dibandingkan dengan responden yang kurang

dukungan suami yaitu 44,4%. Hasil uji chi-square menunjukkan nilai

p value adalah 0,375 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara dukungan suami dengan status imunisasi TT. Tabel 5.14.

c. Hubungan gravida (jumlah kehamilan) dengan status imunisasi TT

pada ibu hamil.

Page 83: HERNA PRIMANITA

Tabel 5.15

Hubungan antara gravida dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

Gravida

STATUS IMUNISASI

TOTAL

OR

(95% CI)

P

value Lengkap Tidak

lengkap

N % n % n %

Primigravida

Multigravida

32

31

66,7

38,8

16

49

33,3

61,3

48

80

100

100

3,161

(1,493-6,692)

0,004

Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa persentase ibu dengan status

imunisasi TT lengkap pada ibu primigravida adalah 66,7%, lebih besar

persentasenya dibandingkan dengan ibu multigravida yaitu 38,8%.

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p value 0,004 (p < 0,05),

yang berarti ada hubungan yang bermakna antara gravida dengan status

imunisasi TT. Dari hasil analisa diperoleh nilai OR=3,161

(95%CI; 1,493-6,692), artinya ibu primigravida (kehamilan pertama)

mempunyai peluang 3,161 kali untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap

dibandingkan dengan ibu multigravida (kehamilan ≥ 2 kali). Tabel 5.15

Page 84: HERNA PRIMANITA

3. Hubungan antara variabel struktural (pengetahuan) dengan status

imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil.

a. Hubungan pengetahuan responden dengan status imunisasi TT pada

ibu hamil.

Tabel 5.16

Hubungan antara pengetahuan dengan status imunisasi TT ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

Pengetahuan

STATUS IMUNISASI

TOTAL

OR

(95% CI)

P

value Lengkap Tidak

lengkap

n % n % n %

Baik

Cukup

Kurang

35

22

6

51,5

47,8

42,9

33

24

8

48,5

52,2

57,1

68

46

14

100

100

100

1,157

(0,547-

2,447)

0,533

Jumlah 63 49,2 65 50,8 128 100

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, persentase responden

dengan status imunisasi TT lengkap dan pengetahuan baik adalah 51,5%,

lebih besar persentasenya dibandingkan responden dengan pengetahuan

kurang baik (42,9%) dan cukup baik (47,8%). Dari hasil tersebut, secara

persentase ibu yang memiliki pengetahuan baik dan cukup cenderung

memiliki status imunisasi TT lengkap.

Page 85: HERNA PRIMANITA

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p value adalah 0,533

(p > 0,05), yang artinya pada = 5% dapat disimpulkan tidak ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan status

imunisasi TT. Tabel 5.17

Page 86: HERNA PRIMANITA

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pelaksanaannya. Adapun

keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross

sectional, yang digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan variabel

independen dengan variabel dependen. Akan tetapi desain ini lemah dalam

melihat kekuatan hubungan antar variabel dan tidak dapat digunakan untuk

memantau perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.

2. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan kuesioner yang diisi

sendiri oleh responden dan kualitas jawaban kuesioner bergantung dari

kejujuran responden dan pemahaman responden terhadap pertanyaan yang

terdapat dalam kuesioner, sehingga kemungkinan akan terjadinya bias

informasi cukup besar.

3. Pada penelitian ini, Terdapat variabel independen lain yang ada di dalam

kerangka teori dan diduga berhubungan dengan variabel dependen namun

belum diteliti. Variabel tersebut antara lain persepsi kerentanan penyakit

(perceived susceptibility), persepsi keseriusan penyakit (perceived severity),

dan petunjuk untuk bertindak (cues of action).

Page 87: HERNA PRIMANITA

4. Selain itu, ada beberapa kendala lain yang dialami peneliti pada proses

pengumpulan data, yaitu populasi ibu hamil yang terbatas, jarak rumah

responden yang jauh dari pelayanan kesehatan utama, terdapatnya ibu hamil

yang masih memeriksakan kehamilan ke dukun (paraji) sehingga tidak terdata

oleh puskesmas dan masih banyak responden yang menggunakan bahasa daerah

dalam kesehariannya sehingga kesulitan dalam menjawab pertanyaan.

B. Status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil

Imunisasi tetanus toksoid (TT) adalah proses untuk membangun kekebalan

sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi Tetanus. Upaya pencegahan ini dapat

dilakukan sejak dalam kehamilan dengan memberikan imunisasi kepada ibu

hamil. Imunisasi dikatakan lengkap apabila ibu hamil memperoleh imunisasi TT

2x atau memperoleh imunisasi ulang dengan interval yang tepat.

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh persentase ibu dengan status imunisasi

TT lengkap adalah 49,2%, sedangkan ibu yang memiliki status imunisasi TT

tidak lengkap adalah 50,8%. Di Indonesia, target pencapaian cakupan imunisasi

TT ibu hamil adalah 95% untuk imunisasi TT1 dan 90% untuk imunisasi TT2.

Dinas Kesehatan Kabupaten Serang juga memiliki target pencapaian yang sama

dengan target nasional pada tahun 2008. Jika mengacu kepada target nasional

dan Dinkes Kabupaten Serang tahun 2008 mengenai cakupan Imunisasi TT pada

ibu hamil maka angka status imunisasi TT lengkap (50,8 %) di wilayah ini belum

mencapai target yang telah ditetapkan

Page 88: HERNA PRIMANITA

C. Analisa univariat

1. Gambaran umur responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak

Kabupaten Serang, Banten.

Pada tabel 5.1 dapat dilihat responden termuda di wilayah ini berumur 17

tahun, dan responden yang tertua berumur 38 tahun. Rata – rata umur ibu

hamil di wilayah kerja puskesmas Mancak adalah 26 tahun. Rata- rata usia

responden ini termasuk kategori usia dewasa yang cukup untuk menghadapi

kehamilan. Dengan bertambahnya usia akan diiringi pertumbuhan dan

perkembangan diri. Semakin tinggi tahap perkembangannya semakin besar

kesiapan untuk menerima tanggung jawab diri sendiri dan orang lain.

2. Gambaran pendidikan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak

Kabupaten Serang, Banten.

Pada tabel 5.3 dapat dilihat responden dengan pendidikan dasar lebih besar

proporsinya (85,2%) dibandingkan responden dengan pendidikan menengah

(14,8%). Setengah dari responden tepatnya (53,1%) hanya lulus SD. Tabel

5.2. Berdasarkan analisa dapat disimpulkan tingkat pendidikan di wilayah

kerja Puskesmas Mancak tergolong masih kurang.

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat penguasaan responden

terhadap derajat kesehatannya, karena dalam pendidikan terjadi proses

pembelajaran yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam

melakukan tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

(Notoatmodjo, 2005)

Page 89: HERNA PRIMANITA

3. Gambaran persepsi jarak rumah responden ke pelayanan kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten.

Pada tabel 5.4 dapat dilihat responden dengan persepsi jarak rumah ke

pelayanan kesehatan dekat lebih besar proporsinya (71,9%) dibandingkan

dengan responden yang berpersepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatannya

jauh (28,1%). Menurut penelitian Sukmara (2000) responden dengan persepsi

jarak dekat dari pelayanan kesehatan 79,6% dan responden dengan persepsi

jauh dari pelayanan kesehatan 20,4%. Dapat disimpulkan ibu yang memiliki

persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan di wilayah kabupaten Serang

maupun kabupaten Bogor sebagian besar berpersepsi bahwa jarak rumah ke

pelayanan kesehatan adalah dekat.

Jarak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan responden

untuk pergi ke pelayanan kesehatan. Semakin jauh pelayanan kesehatan

semakin enggan responden pergi ke pelayanan kesehatan (Purwanto,2002)

4. Gambaran pekerjaan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak

Kabupaten Serang, Banten.

Pekerjaan merupakan indikator status sosial keluarga yang dapat menjadi

tolak ukur dalam menentukan keberhasilan pemanfaatan pelayanan kesehatan

khususnya pemeriksaan antenatal termasuk pelayanan imunisasi TT

(Bawono, 2003).

Page 90: HERNA PRIMANITA

Berdasarkan hasil penelitian, pekerjaan responden di wilayah kerja puskesmas

Mancak adalah 73,4% tidak bekerja. Dapat disimpulkan bahwa proporsi

responden yang tidak bekerja lebih banyak dibandingkan dengan responden

yang bekerja. Sama halnya dengan penelitian Purwanto (2002), responden

yang tidak bekerja sebanyak 95,7%. Adanya kemiripan hasil pada kedua

penelitian ini kemungkinan wilayah Mancak dan Anyer ini memiliki letak

geografis yang sama karena terdapat dalam satu kabupaten yang sama yaitu

Kabupaten Serang.

5. Gambaran dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas Mancak

Kabupaten Serang, Banten.

Pada tabel 5.7 dapat dilihat responden dengan dukungan suami baik 50,8%.

Berdasarkan analisa peneliti menyimpulkan bahwa proporsi responden dengan

dukungan suami baik lebih besar dibandingkan responden dengan kurang

dukungan suaminya. Akan tetapi nilai tersebut belum optimal, karena

persentase mencapai 50%.

Dukungan sangat diperlukan oleh wanita terutama dalam masa kehamilan.

Dukungan akan didapat dari keluarga terdekat, terutama dari suami wanita

hamil tersebut sehingga dapat mendukung pelayanan yang diberikan saat

masa kehamilan. Menurut House (1981) dalam Bobak (2004) terdapat empat

jenis dukungan suami/calon ayah, yaitu dukungan emosi, dukungan

instrumental, dukungan informasi, dan dukungan penilaian.

Page 91: HERNA PRIMANITA

6. Gambaran gravida responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak

Kabupaten Serang, Banten.

Menurut hasil penelitian, persentase responden dengan multigravida adalah

62,5%. Berdasarkan analisa dapat disimpulkan ibu yang hamil lebih dari

2 kali lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang hamil pertama kali.

Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis

dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang

bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran

tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan. Kecemasan tersebut

dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran penuh

ketidakpastian, selain itu bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat

proses persalinan walaupun apa yang dibayangkannya belum tentu terjadi.

Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga

psikologis (Kartono, 1992) dalam (Sulistyorini, 2007).

7. Gambaran pengetahuan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak

Kabupaten Serang, Banten.

Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh

seseorang terhadap cara–cara memelihara kesehatan (Notoatmodjo, 2005).

Sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang baik responden dapat menjaga

kesehatan dirinya.

Page 92: HERNA PRIMANITA

Pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa 53,1% responden memiliki pengetahuan

baik mengenai imunisasi Tetanus Toksoid saat kehamilan. Berbeda dengan

hasil penelitian Purwanto (2002), pengetahuan baik responden di wilayah

Anyer Kabupaten Serang mencapai 77,7%. Dapat disimpulkan bahwa,

persentase responden dengan pengetahuan baik di wilayah kerja Puskesmas

Mancak belum optimal. Peneliti menduga belum optimalnya pengetahuan ibu

hamil di wilayah Mancak ini, dikarenakan belum optimalnya penyuluhan

mendalam tentang imunisasi TT yang dilakukan tenaga kesehatan setempat.

Selain itu, tingkat kemampuan masyarakat untuk dapat menerima materi

penyuluhan yang cenderung terbatas, karena pada umumnya tingkat

pendidikan ibu hamil di wilayah ini masih kurang.

D. Analisa bivariat

1. Hubungan umur dengan status imunisasi TT pada ibu hamil

Rata-rata umur ibu hamil yang memiliki status imunisasi lengkap adalah 25

tahun, sedangkan untuk ibu yang memiliki status imunisasi TT tidak lengkap

rata-rata umurnya adalah 27 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan

ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan status imunisasi TT

pada ibu hamil (p=0,008). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Purwanto (2002), yang menyatakan ada hubungan antara umur dengan status

imunisasi TT (p value =0,002).

Page 93: HERNA PRIMANITA

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pernyataan Huclock (1998)

dalam Nursalam (2001) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi

kepercayaan masyarakat. Seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya

dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat

dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Dengan demikian seseorang yang

mencapai tingkat kedewasaan, akan mampu mengambil keputusan sendiri

salah satunya berkaitan dengan kesehatannya.

Menurut Purwanto (2002), semakin tua umur tidak serta merta menjadikan ibu

mandiri dalam mengambil keputusan. Bahkan sebaliknya, sebagian besar

masih sangat bergantung kepada pihak kedua untuk memutuskan pilihan.

Berdasarkan hasil analisisnya, Purwanto menyatakan bahwa 84,7% responden

masih menganggap suami dan keluarga sebagai orang yang paling berperan

dalam pengambilan keputusan. Wilayah kerja Puskesmas Mncak ini,

dimungkinkan memiliki alasan yang sama karena berada dalam satu

kabupaten yang sama dengan wilayah penelitian Purwanto yaitu Kabupaten

Serang.

2. Hubungan pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil

Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar

masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2005).

Page 94: HERNA PRIMANITA

Dalam teori Health Believe Model (HBM), tercapainya pendidikan tersebut

diyakini dapat memberikan efek secara tidak langsung dalam mempengaruhi

persepsi tentang keuntungan tindakan preventif dan rintangan individu untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan data tabel 5.11 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak

ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu hamil dengan status

imunisasi TT pada ibu hamil (p value = 0,568). Pada tabel 5.2, sebagian besar

ibu hamil berpendidikan SD, hanya 14,8% ibu hamil yang menamatkan

pendidikannya hingga tingkat SLTA. Dari gambaran tersebut menunjukkan

bahwa masalah pendidikan wanita, khususnya ibu hamil di wilayah Mancak

pada umumnya masih rendah.

Berbeda dengan hasil penelitian Sukmara (2000), yang menyatakan ada

hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil

(p value = 0,000) dimana ibu pendidikan kurang berisiko 3,19 kali tidak

memperoleh imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu pendidikan

cukup.

Adanya perbedaan hasil pada kedua penelitian ini, mungkin dikarenakan

perbedaan metode penelitian (peneliti menggunakan metode cross-sectional

sedangkan Sukmara menggunakan metode case control), dan terdapat faktor

lain yang dapat mempengaruhi status imunisasi TT. Seperti pendapat Lazarus,

Philipson (1990) dalam Bobak (2004), terdapat faktor yang mempengaruhi ibu

Page 95: HERNA PRIMANITA

hamil untuk mencari perawatan prenatal. Faktor tersebut adalah kurang biaya,

transportasi tidak adekuat, dan komunikasi buruk diantara para pemberi

perawatan kesehatan.

3. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status

imunisasi TT pada ibu hamil

Berdasarkan data pada tabel 5.13 diketahui bahwa ada hubungan yang

bermakna antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status

imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,040). Pada penelitian ini, responden

yang memiliki persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dekat memiliki

peluang 2,488 kali untuk memiliki status imunisasi TT lengkap dibandingkan

dengan responden yang memiliki persepsi jarak rumah ke pelayanan

kesehatan jauh.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sukmara (2000) di wilayah

Bogor, yaitu ada hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan

kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,000).

Berbeda dengan hasil penelitian Purwanto (2002) yang menyatakan tidak ada

hubungan antara persepsi jarak antara rumah dengan pelayanan kesehatan

dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,747). Artinya jauh atau

dekat rumah responden ke tempat pelayanan kesehatan tidak mempengaruhi

peluang responden untuk menerima atau melakukan imunisasi TT.

Page 96: HERNA PRIMANITA

Kemudahan mengakses suatu fasilitas pelayanan kesehatan akan

mempengaruhi kemungkinan seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Makin jauh jarak pelayanan kesehatan, makin enggan responden untuk

datang, terdapat batas jarak tertentu sehingga seseorang masih ingin untuk

mencari pelayanan kesehatan. Batas jarak secara nyata dipengaruhi pula oleh

jenis jalan, jenis kendaraan, dan biaya transportasi (Sukmara, 2000).

4. Hubungan pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.

Pekerjaan dapat menjadi salah satu media untuk bersosialisasi dengan orang

lain, bertukar informasi, dan mengetahui berbagai macam hal termasuk

pelayanan kesehatan. Notoatmodjo, 2005 menyatakan ada beberapa aspek

sosial yang mempengaruhi status kesehatan seseorang, antara lain adalah:

(1) umur, (2) jenis kelamin, (3) pekerjaan dan (4) sosial ekonomi. Artinya

keempat aspek sosial tersebut dapat mempengaruhi status kesehatan

responden salah satunya adalah status imunisasi TT pada ibu hamil.

Pada tabel 5.14, hasil penelitian ini berdasakan uji statistik menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pekerjaan

dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=1,000). Artinya,

responden yang bekerja atau tidak bekerja tidak mempengaruhi peluang atau

keinginan responden untuk menerima atau melakukan imunisasi TT saat

kehamilan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sukmara (2000)

dimana pada hasil penelitiannya tidak ada hubungan yang bermakna antara

pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.

Page 97: HERNA PRIMANITA

5. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu hamil

Dukungan keluarga terutama dukungan yang didapatkan dari suami akan

menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri isteri.

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam

proses sosialisasinya. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat

diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat,

yang mana membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan

tentram (Taylor, 1995) dalam Sulistiorini (2007). Seperti dalam teori

Buffering Hipothesis yang berpandangan bahwa dukungan sosial

mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif

stress (Dagun, 1991 dalam Sulistiorini,2007).

Berdasakan hasil uji statistik memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan

antara dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu hamil

(p value=0,787). Tabel 5.15.

Meskipun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

Taylor (1995), tidak berarti dukungan suami tidak penting dalam pemberian

pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Hal tersebut terjadi mungkin disebabkan

oleh nilai budaya yang tidak dapat menerima pelayanan kesehatan. Menurut

Lee, (1989) dalam Bobak (2004) menyatakan bahwa banyak variasi budaya

dalam perawatan prenatal. Meskipun perawatan prenatal telah diuraikan

Page 98: HERNA PRIMANITA

dengan jelas, beberapa pelayanan kesehatan dapat bertentangan dengan

praktik dan keyakinan suatu kelompok budaya tertentu.

6. Hubungan gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil

Berdasakan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil

(p value=0,004). Tabel 5.15. Pada penelitian ini, ibu primigravida memiliki

peluang 3,161 kali untuk mendapatkan status imunisasi TT lengkap

dibandingkan dengan ibu multigravida.

Ibu dengan kehamilan pertama dengan ibu dengan kehamilan kedua atau

seterusnya akan memiliki kekhawatiran yang berbeda pada masa kehamilan.

Ibu dengan kehamilan pertama akan mengalami krisis maturitas yang dapat

menimbulkan stress akan tetapi wanita tersebut akan lebih mempersiapkan

diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih

besar. Lain halnya ibu dengan kehamilan kedua atau lebih, ibu tersebut akan

cenderung kurang memperhatikan kehamilan atau sebaliknya. Hal ini

bergantung kepada individu ibu hamil itu sendiri (Bobak, 2004).

7. Hubungan pengetahuan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil

Berdasarkan data tabel 5.17 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak

ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil dengan status

imunisasi TT ibu hamil (p value = 0,533). Hasil penelitian ini sejalan dengan

Page 99: HERNA PRIMANITA

hasil penelitian Sukmara di Kabupaten Bogor (2000) dimana pengetahuan

tidak menunjukkan adanya hubungan dengan status imunisasi TT ibu hamil.

Meskipun pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diduga dapat

mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu hal,

tetapi pada penelitian ini tidak sepenuhnya pelayanan imunisasi TT harus

didahului oleh pengetahuan yang baik. Hal ini sejalan dengan teori model

keyakinan kesehatan dimana perilaku kesehatan akan tumbuh dari keinginan

individu untuk menghindari suatu penyakit dan kepercayaan bahwa tindakan

kesehatan yang tersedia akan mencegah suatu penyakit (Glanz, 2002).

Page 100: HERNA PRIMANITA

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Umur ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak rata-rata berusia 26 tahun.

Umur termuda ibu yaitu 17 tahun (1,6%) dan umur tertua yaitu 38 tahun

(2,3%).

2. Pendidikan ibu hamil adalah 85,2 % berpendidikan dasar, dimana ibu hamil

yang lulus SD (53,1%) dan pendidikan tertinggi adalah SLTA (14,8%).

3. Ibu hamil dengan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatannya dekat lebih

banyak (71,9%) dibandingkan dengan ibu hamil dengan persepsi jarak rumah

ke pelayanan kesehatannya jauh (28,1%) di wilayah kerja Puskesmas

Mancak,Serang 2009.

4. Pekerjaan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 adalah

petani (9,4%) dan lebih banyak ibu hamil di wilayah ini yang tidak bekerja

(73,4%).

5. Dukungan suami ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak , Serang adalah

baik (50,8%).

6. Ibu dengan multigravida (kehamilan ≥ 2 kali) di wilayah kerja Puskesmas

Mancak, Serang yaitu sebanyak (62,5%), nilai ini jauh lebih besar dibandingkan

dengan ibu dengan kehamilan pertama yaitu sebanyak (37,5%).

81

Page 101: HERNA PRIMANITA

7. Pengetahuan responden mengenai imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas

Mancak, Serang 2009 adalah baik (53,1%).

8. Status imunisasi lengkap pada Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak,

Serang 2009 sebanyak 49,2% lebih kecil dibandingkan dengan status imunisasi

tidak lengkap yaitu sebanyak 50,8%.

9. Ada hubungan yang signifikan antara umur dengan status imunisasi TT pada

ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,008).

10. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan status imunisasi

TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009

(p value = 0,568).

11. Ada hubungan yang signifikan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan

kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,040).

12. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan status imunisasi

TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009

(p value = 1,000).

13. Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan status

imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009

(p value = 0,375).

14. Ada hubungan yang signifikan antara gravida dengan status imunisasi TT pada

ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,004).

Page 102: HERNA PRIMANITA

15. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan status

imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009

(p value = 0,533)

B. SARAN

1. Puskesmas Mancak

a. Diharapkan tenaga kesehatan setempat dapat memberikan motivasi atau

dukungan kepada ibu hamil dengan semua golongan umur untuk

melaksanakan antenatal care dimana salah satunya adalah pelaksanaan

imunisasi TT.

b. Sebaiknya perlu ditingkatkan kembali upaya promosi kesehatan seperti

penyebaran leaflet, penyuluhan yang lebih mendalam mengenai imunisasi

TT pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan setempat kepada ibu primigravida

maupun ibu multigravida, sehingga pencapaian status imunisasi TT dapat

lebih optimal.

c. Penambahan sarana pelayanan kesehatan seperti polindes dan posyandu,

dirasa perlu untuk membantu kebutuhan masyarakat mengingat bahwa

posyandu merupakan pelayanan kesehatan dari dan untuk masyarakat agar

program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mancak ini lebih optimal.

Page 103: HERNA PRIMANITA

2. Profesi keperawatan

Meningkatkan peran perawat maternitas sebagai educator sekaligus care giver

dalam memberikan informasi tentang imunisasi TT pada ibu hamil dan

pelaksanaan imunisasi TT sebagai upaya preventif dalam mengatasi kejadian

Tetanus Neonatorum.

3. Peneliti selanjutnya

Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa yang terbukti berhubungan secara

signifikan dengan status imunisasi TT ibu hamil yaitu umur, persepsi jarak

rumah ke tempat pelayanan kesehatan, dan gravida. Oleh karena itu, peneliti

menyarankan perlunya penelitian sejenis dengan meneliti variabel yang

berbeda, metode penelitian berbeda seperti penelitian kualitatif, dan perlu

dilakukan penelitian analisis multivariat untuk melihat faktor yang lebih

dominan

Page 104: HERNA PRIMANITA

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka cipta,

1998.

Bawono, Didiek Hendro. Faktor – faktor yang berhubungan dengan cakupan

imunisasi TT2 ibu hamil di Kabupaten Pandeglang tahun 2002, skripsi FKM –

Universitas Indonesia, 2003.

BKKBN, Setiap 4 hari ada 1 bayi yang meninggal. Diunduh dari

http://prov.bkkbn.go.id/banten/news . Diakses tanggal 9 april 2009 jam 14.30,

2008.

Bobak, dkk. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC, 2004.

BPPN, Laporan perkembangan pencapaian millenium development goals Indonesia

2007. Jakarta : Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, 2007.

Brunner dan Suddart. Fundamental of nursing. Jakarta : EGC, 2005.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Lapaoran hasil RISKESDAS Provinsi

Banten 2007. Jakarta : Depkes RI, 2008.

___________________________________. Laporan nasional hasil RISKESDAS

2007. Jakarta : Depkes RI, 2008.

Page 105: HERNA PRIMANITA

___________________________________. Profil kesehatan Indonesia 2007.

Jakarta : Depkes RI, 2007.

___________________________________. Petunjuk teknis imunisasi tetanus

toksoid. Jakarta : Depkes, 2005.

Dinkes Kabupaten Serang. Distribusi kasus TN s.d November 2008. Serang :

Dinkes Kabupaten Serang, 2008.

Dinkes Kabupaten Serang. Profil kegiatan tahun 2007. Serang : UPTD

Puskesmas Mancak, 2007.

Ditjen PP&PL. Manual pemberantasan penyakit menular. Diunduh dari

www.depkes.go.id . Diakses tanggal 16 desember 2008 jam 15:14, 2005.

Glanz, Karen. Health behavoir and health education. San Francisco : Jossey-

Bass, 2002.

Hidayat, aziz alimul. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.

Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Ismoedijanto dan Widodo Darmowandowo. 2006. Tetanus. Diunduh dari

http://www.pediatrik.com. Diakses tanggal 25 juni 2009 jam 12.00.

Imnbanten. 2008. Masih tinggi kematian ibu dan anak di Serang. Diunduh dari

http://imnbanten.wordpress.com/. Diakses tanggal 9 april 2009 jam 14.45.

Page 106: HERNA PRIMANITA

Jalilah, Nurul Hidayatun. Hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan

kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan Di BPS Iwuk

Weida A Pringsurat, Temanggung Bulan Juni 2008. Karya tulis program studi

DIII Kebidanan. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. 2008. Diunduh dari

www.indoskripsi.com tanggal 24 Desember 2009 jam 10.30.

Kresno. Sudarti. Aspek sosial budaya dalam kesehatan. Jakata : Universitas

Indonesia, 2005.

McEwen, Melanie dan Will, Evelyn. Theoretical basis for nursing second edition.

Philadelpia : Lippincott Williams & Wilkins, 2007.

Mubarok,dkk. Buku ajar ilmu keperawatan komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto,

2006.

Mubarok, Wahit Iqbal&Chayatin, Nurul. Ilmu keperawatan komunitas pengertian

dan teori. Jakarta: Salemba Medika, 2009.

Nursalam, Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika, 2008.

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta,

2005.

Purnawan, Iwan. Konsep sehat- sakit. Diunduh dari www.unsoed.ac.id . Diakses

tanggal 1 Mei 2009 jam 12.45.

Page 107: HERNA PRIMANITA

Purwanto, Hary. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada

wanita usia subur di Puskesmas Anyer kabupaten Serang tahun 2001, Tesis

Program Pasca Sarjana FKM Universitas Indonesia, 2002.

Putriazka. Imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil. Diunduh dari

http://putriazka.wordpress.com. Diakses tanggal 8 maret 2009 jam 19:31, 2005.

Ranuh,I.G.N, dkk. Pedoman imunisasi di Indonesia edisi ketiga. Jakarta : Satgas

imunisasi – ikatan dokter anak Indonesia, 2008.

___________, Buku Imunisasi di Indonesia edisi pertama. Jakarta : Satgas imunisasi-

ikatan dokter anak Indonesia, 2001.

Ritarwan, K. Tetanus. Diunduh dari ©2004 Digitized by USU digital library 10.

Diakses tanggal 21 januari 2009 jam 22.05.

Roper, Martha H, dkk. Maternal and neonatal tetanus. Diunduh dari

www.lancet.com . diakses tanggal 6 Januari 2009 jam 14.26. 2007.

Sari, Ruslina Ayu Puspita. Hubungan antara dukungan suami dengan motivasi ibu

hamil dalam memeriksakan kehamilan Ante Natal Care (ANC) di Wilayah Kerja

Puskesmas Bathil Dolopo Madiun. Skripsi jurusan keperawatan Universitas

Muhammadiyah Ponorogo. 2006. Diunduh dari library of Ponorogo

Muhammadiyah University. Diakses tanggal 24 Desember 2009 jam 11.00.

Scaffer, dkk. Pencegahan infeksi dan praktik yang aman. Jakarta : EGC, 2000.

Setiadi. Konsep & penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007.

Page 108: HERNA PRIMANITA

Silalahi, L. Apa dan bagaimana mengatasi tetanus? Diunduh dari

http://www.tempointeraktif.com. Diakses tanggal 21 Januari 2009 jam 22.10.

Sinar Harapan. 2002. Tetanus toksoid menghentikan “si pembunuh bayi”. Diunduh

dari www.sinarharapan.co.id. Diakses tanggal 28 mei 2009 jam 22.04

Smet, Bart. Pskologi kesehatan. Jakarta : Grasindo, 1994.

Sukmara, Uus. Faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi tetanus toksoid

ibu hamil di puskesmas sukamanah kabupaten bogor tahun 2000, tesis Program

Pasca Sarjana FKM Program Studi epidemiologi kekhususan epidemiologi

lapangan Universitas Indonesia, 2000.

Sulistiorini, Indah. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu

hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga, naskah

publikasi Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2007

Tawi, Mirza. 2008. Imunisasi dan faktor yang mempengaruhinya. Diunduh dari

http://syehaceh.wordpress.com. Diakses tanggal 25 januari 2009 jam 19.30,

2004.

UNICEF. Buku pedoman imunisasi tetanus pada wanita usia subur.

Jakarta : UNICEF-WHO.

Wahab, A Samik. Sistem imun, imunisasi, dan penyakit imun. Jakarta : Widya

Medika, 2002.

Page 109: HERNA PRIMANITA

Walgito, Bimo, diunduh dari http://id.shvoong.com. Diakses tanggal 2 mei 2009

jam 04.10

Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu kebidanan edisi ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka,

2002.

Wikipedia. Jarak. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak. Diakses tangal

26 mei 2009 jam 07.43.

Page 110: HERNA PRIMANITA

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. VARIABEL INDEPENDEN

N

O

VARIABE

L

DEFINISI

OPERASION

AL

CAR

A

UKU

R

ALAT

UKUR

HASIL

UKUR

SKAL

A

1. Umur Pernyataan

responden

tentang

lamanya hidup

responden,

dihitung dari

tanggal lahir

hingga ulang

tahun terakhir

Surve

i

Kuesione

r

Tipe A

Pertanyaa

n no.2

Tahun Rasio

2. Pendidikan Pernyataan

responden

tentang tingkat

pendidikan

terakhir

responden

Surve

i

Kuesione

r

Tipe A

Pertanyaa

n no.6

0 =

Pendidi

kan

meneng

ah

1 =

Pendidik

an dasar

Ordina

l

3. Persepsi

jarak

rumah ke

pelayanan

kesehatan

Pernyataan

tentang

persepsi

responden

mengenai

rentang jarak

dari rumah

mereka ke

pelayanan

imunisasi

Surve

i

Kuesione

r

Tipe A

Pertanyaa

n

no.13-14

0 = Dekat

1 = Jauh

Ordina

l

4. Pekerjaan

Pernyataan

responden

tentang jenis

pekerjaan yang

mereka

lakukan saat

Surve

i

Kuesione

r

Tipe A

Pertanyaa

n no.7

0 = Bekerja

1 = Tidak

bekerja

Ordina

l

Page 111: HERNA PRIMANITA

ini.

5. Dukungan

suami

Pernyataan

responden

mengenai

dukungan dari

suami

berkaitan

dengan

pelayanan

imunisasi TT.

Surve

i

Kuesione

r

Tipe B

Pertanyaa

n

no.1-8

0 =

Dukung

an

suami/

keluarg

a baik

(jika

skor ≥

median

)

1 =

Dukung

an

suami/

keluarg

a

kurang.

(jika

skor <

median

)

Ordina

l

6. Gravida

Pernyataan

responden

tentang

banyaknya

kehamilan

yang telah

dilalui oleh

responden.

Surve

i

Kuesione

r

Tipe A

Pertanyaa

n No.3

0 =

Pri

mig

ravi

da

1 =

Multigravi

da

Ordina

l

7. Pengetahu

an

Pernyataan

responden

mengenai

pengetahuan

responden

tentang

imunisasi

Surve

i

Kuesione

r

Tipe C

Pertanyaa

n

No.1-15.

0 = Baik

(bila

didapa

t 76-

100%)

1 = Cukup

(bila

Ordina

l

Page 112: HERNA PRIMANITA

tetanus toksoid

dan tetanus

neonatorum

didapa

t 56-

75%)

2 =

Kuran

g (bila

didapa

t <

55%

(Arikunto,

1998)

1. VARIABEL DEPENDEN

N

O

VARIAB

EL

DEFINISI

OPERASION

AL

CAR

A

UKU

R

ALAT

UKUR

HASIL

UKUR

SKAL

A

1. Status

imunisasi

TT

Ibu hamil

yang selama

kehamilannya

melakukan

imunisasi

tetanus

toksoid di

puskesmas

atau posyandu

dan dicatat

dalam buku

imunisasi.

Surve

i

Kuesion

er tipe A

pertanya

an

no.8-11

dan

Buku

imunisas

i

0= lengkap

( jika ibu

hamil

memperol

eh

imunisasi

TT 2x

atau

memperol

eh

imunisasi

ulang

dengan

interval

tepat).

1= tidak

lengkap

(jika ibu

hamil

tidak

memperol

Ordina

l

Page 113: HERNA PRIMANITA

eh

imunisasi

TT, atau

memperol

eh

imunisasi

TT 1x )

Page 114: HERNA PRIMANITA

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Ibu ………….

Di Tempat

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program S1 Ilmu Keperawatan, saya akan

melakukan penelitian tentang “ faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi

tetanus toksoid (TT) ibu hamil di Puskesmas Mancak”. Tujuan penelitian ini adalah

mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam pemenuhan imunisasi TT

saat kehamilan, untuk keperluan tersebut saya mohon bersedia/tidak bersedia*) ibu

untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya kami mohon

bersedia/tidak bersedia *) ibu untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan

kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara di jamin kerahasiaannya.

Demikian, lembar persetujuan ini kami buat. Atas bantuan dan partisipasinya saya

sampaikan terimakasih.

Catatan: *coret salah satu pernyataan bersedia/ tidak bersedia.

Mancak ,…. Agustus

2009

Responden Peneliti

………… …………

Page 115: HERNA PRIMANITA

Lampiran 4 Nomor Responden

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS IMUNISASI TETANUS

TOKSOID PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS MANCAK

KABUPATEN SERANG, BANTEN TAHUN 2009

A. Karakteristik Responden

PETUNJUK PENGISIAN SOAL

Isilah titik – titik pada pertanyaan dibawah ini.

Berilah tanda silang ( X ) dan pilihlah satu jawaban yang ibu anggap benar untuk

soal no.7-15

1. Nama responden : …………….

2. Umur responden : ……….Tahun

3. Kehamilan ke : ……….( misalnya: 1,2,3,4, dan seterusnya ).

4. Usia kehamilan : ………. Minggu.

5. Alamat responden : Desa : ……………..

RT / RW : ……………..

Posyandu : …...............

6. Pendidikan terakhir :

a. Tidak sekolah

b. Lulus SD

c. Lulus SMP

d. Lulus SMA

e. Lulus D3/Perguruan Tinggi.

7. Pekerjaan :

a. Tidak bekerja / ibu rumah tangga

b. Buruh

Page 116: HERNA PRIMANITA

c. Petani

d. Pedagang

e. Guru/PNS

f. Lain-lain sebutkan :……………….

B. Status imunisasi TT ibu hamil

8. Apakah ibu disuntik imunisasi Tetanus Toksoid (TT) menjelang

hari pernikahan?

0. ya

1. Tidak

9. Jika pernah berapa kali ibu disuntik TT menjelang hari pernikahan?

1. 1 kali

2. 2 kali

10. Apakah pada kehamilan saat ini ibu telah diimunisasi TT ?

0. Ya

1. Tidak

11. Jika jawaban ibu “ya”, berapa kali ibu telah disuntik imunisasi TT selama

kehamilan saat ini?

1. 1 kali

2. 2 kali

12. Apakah ibu mengetahui dimana ibu dapat memperoleh pelayanan

imunisasi TT ? (jika jawaban anda tidak, langsung ke No.15 )

0. Ya

1. Tidak

13. Jika jawaban ibu “ya”,dimana ibu memperolah pelayanan imunisasi TT ?

a. Posyandu

b. Puskesmas

c. Praktik dokter/bidan

d. Rumah Sakit

e. Lainnya, sebutkan …….

Page 117: HERNA PRIMANITA

14. Menurut ibu, bagaimana jarak rumah ibu ke tempat pelayanan

imunisasi TT?

1. Dekat

2. Jauh

TIPE SOAL B

Baca dan pilihlah satu jawaban dari pernyataan di bawah ini dengan teliti dan berikan

tanda ( pada kotak : Selalu (3), Sering (2), Jarang (1),atau Tidak pernah (0).

NO PERNYATAAN Selalu

( 3 )

Sering

( 2 )

Jarang

( 1 )

Tidak

pernah

( 0 )

Diisi

oleh

peneliti

1. Suami saya menganjurkan untuk imunisasi

Tetanus Toksoid ( TT).

2. Suami saya mengantarkan saya ke

puskesmas / posyandu untuk imunisasi TT.

3. Suami saya menyediakan waktu ketika

saya memerlukan bantuannya.

4. Suami saya bersedia membayar biaya

imunisasi tetanus toksoid ( TT ) .

5. Suami saya memberikan informasi tentang

manfaat imunisasi TT saat kehamilan.

6. Suami melarang saya melakukan imunisasi

TT saat kehamilan.

7. Suami saya mengingatkan saya untuk

melengkapi imunisasi TT saat kehamilan.

Page 118: HERNA PRIMANITA

8. Suami / keluarga besedia mengerjakan

pekerjaan rumah tangga saat saya

berangkat ke pelayanan kesehatan

( posyandu ).

TIPE SOAL C

Baca dan jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda ( ) pada kolom

“benar” atau kolom “salah” sesuai dengan jawaban yang menurut anda tepat.

NO PERNYATAAN BENAR

( 1 )

SALAH

( 0 ) Diisi

oleh

peneliti

1. 1

.

Imunisasi tetanus toksoid (TT) perlu diberikan kepada ibu

hamil.

2. 2 Imunisasi TT adalah anti tetanus / anti kejang.

3. 3 Imunisasi TT dapat mencegah tubuh ibu dan bayi dari

penyakit tetanus / kejang.

4. 4 Imunisasi TT harus diberikan kepada wanita usia subur

(remaja), calon pengantin dan ibu hamil.

5. 5 Imunisasi TT sangat diperlukan oleh ibu hamil sebelum usia

kehamilan mencapai 7 bulan.

6. 6 Imunisasi TT harus diberikan kepada ibu hamil sebanyak 2

kali.

7. 7 Jarak pemberian imunisasi TT1 dengan TT2 adalah 1 bulan.

8. 8 Pemberian imunisasi TT1 pada ibu hamil harus dilakukan

pada kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan.

9. 1Imunisasi TT melindungi bayi yang akan dilahirkan dari

Page 119: HERNA PRIMANITA

0 penyakit tetanus / kejang.

10. 11

Imunisasi TT melindungi ibu dari penyakit tetanus.

11. 12

Bayi yang mengalami tetanus menjadi kejang, sulit

menyusu, dan demam (panas).

12. 13

Penyebab Tetanus pada bayi adalah bakteri/kuman yang

menempel saat persalinan dan perawatan tali pusat bayi yang

tidak bersih.

13. 14

Tetanus pada bayi tidak berbahaya dan tidak dapat

menyebabkan kematian pada bayi.

14. 15

Tetanus dicegah dengan imunisasi TT saat kehamilan

15. Imunisasi tetanus toksoid disuntikan di lengan ibu hamil.

Lampiran 9

HASIL PENGOLAHAN DATA UNIVARIAT

Frequencies umur

umur responden

2 1,6 1,6 1,6

8 6,3 6,3 7,8

4 3,1 3,1 10,9

17 13,3 13,3 24,2

4 3,1 3,1 27,3

6 4,7 4,7 32,0

2 1,6 1,6 33,6

10 7,8 7,8 41,4

11 8,6 8,6 50,0

7 5,5 5,5 55,5

6 4,7 4,7 60,2

9 7,0 7,0 67,2

9 7,0 7,0 74,2

9 7,0 7,0 81,3

2 1,6 1,6 82,8

2 1,6 1,6 84,4

3 2,3 2,3 86,7

3 2,3 2,3 89,1

7 5,5 5,5 94,5

3 2,3 2,3 96,9

1 ,8 ,8 97,7

3 2,3 2,3 100,0

128 100,0 100,0

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Statistics

umur responden

128

0

26,01

25,50

20

5,538

30,669

,332

,214

-,782

,425

17

38

Valid

Missing

N

Mean

Median

Mode

Std. Dev iation

Variance

Skewness

Std. Error of Skewness

Kurtosis

Std. Error of Kurtosis

Minimum

Maximum

Page 120: HERNA PRIMANITA

Frequencies tingkat pendidikan

Frequencies persepsi jarak

Statistics

tingkat pendidikan terakhir responden

128

0

Valid

Missing

N

pendidikan yang dikategorikan

19 14,8 14,8 14,8

109 85,2 85,2 100,0

128 100,0 100,0

pendidikan menengah

pendidikan dasar

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Statistics

persepsi Ibu terhadap jarak rumah ke pelayanan kesehatan

128

0

Valid

Missing

N

persepsi Ibu terhadap jarak rumah ke pelayanan kesehatan

92 71,9 71,9 71,9

36 28,1 28,1 100,0

128 100,0 100,0

dekat

jauh

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

tingkat pendidikan terakhir responden

6 4,7 4,7 4,7

68 53,1 53,1 57,8

35 27,3 27,3 85,2

19 14,8 14,8 100,0

128 100,0 100,0

tidak sekolah

lulus sd

lulus smp

lulus sma

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulativ e

Percent

Page 121: HERNA PRIMANITA

Frequencies pekerjaan

Frequencies dukungan suami

Statistics

pekerjaan yang dilakukan ibu hamil saat ini

128

0

Valid

Missing

N

pekerjaan yang dilakukan ibu hamil saat ini

94 73,4 73,4 73,4

10 7,8 7,8 81,3

12 9,4 9,4 90,6

9 7,0 7,0 97,7

2 1,6 1,6 99,2

1 ,8 ,8 100,0

128 100,0 100,0

tidak bekerja

buruh

petani

pedagang

guru/pns

lain-lain

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

pekerjaan yang dikategorikan

34 26,6 26,6 26,6

94 73,4 73,4 100,0

128 100,0 100,0

bekerja

tidak bekerja

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 122: HERNA PRIMANITA

Explore

Statistics

penjumlahan niai dukungan suami terhadap imunisasi t t

128

0

13,68

14,00

17

4,472

19,999

3

22

Valid

Missing

N

Mean

Median

Mode

Std. Deviation

Variance

Minimum

Maximum

dukungan yang dikategorikan

65 50,8 50,8 50,8

63 49,2 49,2 100,0

128 100,0 100,0

baik

kurang baik

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Case Processing Summary

128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%

penjumlahan niai

dukungan suami

terhadap imunisasi tt

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Page 123: HERNA PRIMANITA

Frequencies gravida

Descriptives

13,68 ,395

12,90

14,46

13,76

14,00

19,999

4,472

3

22

19

7

-,130 ,214

-,768 ,425

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% Conf idence

Interv al for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Dev iation

Minimum

Maximum

Range

Interquart ile Range

Skewness

Kurtosis

penjumlahan niai

dukungan suami

terhadap imunisasi tt

Stat ist ic Std. Error

Tests of Normality

,091 128 ,011 ,975 128 ,017

penjumlahan niai

dukungan suami

terhadap imunisasi tt

Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Lillief ors Signif icance Correctiona.

Statistics

jumlah kehamilan sampai saat ini

128

0

Valid

Missing

N

Page 124: HERNA PRIMANITA

Frequencies pengetahuan

jumlah kehamilan sampai saat ini

48 37,5 37,5 37,5

32 25,0 25,0 62,5

19 14,8 14,8 77,3

16 12,5 12,5 89,8

7 5,5 5,5 95,3

3 2,3 2,3 97,7

2 1,6 1,6 99,2

1 ,8 ,8 100,0

128 100,0 100,0

1

2

3

4

5

6

7

12

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

gravida dengan 2 kategori

48 37,5 37,5 37,5

80 62,5 62,5 100,0

128 100,0 100,0

primigrav ida

multigrav ida

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 125: HERNA PRIMANITA

Frequencies status imunisasi TT

Statistics

nilai keseluruhan pengetahuan per responden

128

0

11,59

12,00

14

2,604

6,779

4

15

Valid

Missing

N

Mean

Median

Mode

Std. Dev iat ion

Variance

Minimum

Maximum

pengetahuan yang dikategorikan

68 53,1 53,1 53,1

46 35,9 35,9 89,1

14 10,9 10,9 100,0

128 100,0 100,0

baik

cukup baik

kurang baik

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Statistics

jumlah kehamilan sampai saat ini

128

0

Valid

Missing

N

status imunisasi TT Ibu hamil

63 49,2 49,2 49,2

65 50,8 50,8 100,0

128 100,0 100,0

lengkap

tidak lengkap

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulativ e

Percent

Page 126: HERNA PRIMANITA

Lampiran 10

HASIL PENGOLAHAN DATA BIVARIAT

Correlations

T-Test

Correlations

1 ,234**

,008

128 128

,234** 1

,008

128 128

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

umur responden

status imunisasi

TT Ibu hamil

umur

responden

status

imunisasi TT

Ibu hamil

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).**.

Group Statistics

63 24,70 4,339 ,547

65 27,28 6,269 ,778

status imunisasi

TT Ibu hamil

lengkap

tidak lengkap

umur responden

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Independent Samples Test

12,281 ,001 -2,698 126 ,008 -2,579 ,956 -4,470 -,687

-2,713 114,124 ,008 -2,579 ,950 -4,461 -,696

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

umur responden

F Sig.

Levene's Test f or

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Dif f erence

Std. Error

Dif f erence Lower Upper

95% Conf idence

Interv al of the

Dif f erence

t-test for Equality of Means

Page 127: HERNA PRIMANITA

Correlations

Crosstabs (variabel tingkat pendidikan)

Correlations

1 -,215*

,015

128 128

-,215* 1

,015

128 128

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

tingkat pendidikan

terakhir responden

status imunisasi

TT Ibu hamil

tingkat

pendidikan

terakhir

responden

status

imunisasi TT

Ibu hamil

Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-tailed).*.

Case Processing Summary

128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%

pendidikan y ang

dikategorikan * status

imunisasi TT Ibu hamil

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Page 128: HERNA PRIMANITA

pendidikan yang dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation

11 8 19

57,9% 42,1% 100,0%

52 57 109

47,7% 52,3% 100,0%

63 65 128

49,2% 50,8% 100,0%

Count

% within pendidikan

yang dikategorikan

Count

% within pendidikan

yang dikategorikan

Count

% within pendidikan

yang dikategorikan

pendidikan menengah

pendidikan dasar

pendidikan y ang

dikategorikan

Total

lengkap tidak lengkap

status imunisasi TT Ibu

hamil

Total

Chi-Square Tests

,672b 1 ,412

,326 1 ,568

,674 1 ,412

,463 ,284

,667 1 ,414

128

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is

9,35.

b.

Page 129: HERNA PRIMANITA

Crosstabs (variabel persepsi jarak)

Risk Estimate

1,507 ,563 4,037

1,214 ,789 1,867

,805 ,461 1,405

128

Odds Rat io f or

pendidikan y ang

dikategorikan

(pendidikan menengah /

pendidikan dasar)

For cohort status

imunisasi TT Ibu hamil

= lengkap

For cohort status

imunisasi TT Ibu hamil

= tidak lengkap

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idence

Interv al

Case Processing Summary

128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%

persepsi Ibu terhadap

jarak rumah ke pelayanan

kesehatan * status

imunisasi TT Ibu hamil

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Page 130: HERNA PRIMANITA

persepsi Ibu terhadap jarak rumah ke pelayanan kesehatan * status imunisasi TT Ibu hamil

Crosstabulation

51 41 92

55,4% 44,6% 100,0%

12 24 36

33,3% 66,7% 100,0%

63 65 128

49,2% 50,8% 100,0%

Count

% within persepsi Ibu

terhadap jarak rumah ke

pelayanan kesehatan

Count

% within persepsi Ibu

terhadap jarak rumah ke

pelayanan kesehatan

Count

% within persepsi Ibu

terhadap jarak rumah ke

pelayanan kesehatan

dekat

jauh

persepsi Ibu terhadap

jarak rumah ke

pelayanan kesehatan

Total

lengkap tidak lengkap

status imunisasi TT Ibu

hamil

Total

Chi-Square Tests

5,057b 1 ,025

4,211 1 ,040

5,135 1 ,023

,031 ,020

5,017 1 ,025

128

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is

17,72.

b.

Page 131: HERNA PRIMANITA

Crosstabs (variabel pekerjaan)

Risk Estimate

2,488 1,111 5,569

1,663 1,012 2,734

,668 ,483 ,925

128

Odds Rat io for persepsi

Ibu terhadap jarak

rumah ke pelayanan

kesehatan (dekat / jauh)

For cohort status

imunisasi TT Ibu hamil =

lengkap

For cohort status

imunisasi TT Ibu hamil =

tidak lengkap

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idence

Interv al

Case Processing Summary

128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%

pekerjaan yang

dikategorikan * status

imunisasi TT Ibu hamil

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

pekerjaan yang dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation

17 17 34

50,0% 50,0% 100,0%

46 48 94

48,9% 51,1% 100,0%

63 65 128

49,2% 50,8% 100,0%

Count

% within pekerjaan

yang dikategorikan

Count

% within pekerjaan

yang dikategorikan

Count

% within pekerjaan

yang dikategorikan

bekerja

tidak bekerja

pekerjaan yang

dikategorikan

Total

lengkap tidak lengkap

status imunisasi TT Ibu

hamil

Total

Page 132: HERNA PRIMANITA

Crosstabs (variabel dukungan suami)

Chi-Square Tests

,011b 1 ,915

,000 1 1,000

,011 1 ,915

1,000 ,537

,011 1 ,916

128

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is

16,73.

b.

Risk Estimate

1,043 ,476 2,287

1,022 ,689 1,516

,979 ,663 1,446

128

Odds Rat io for pekerjaan

yang dikategorikan

(bekerja / t idak bekerja)

For cohort status

imunisasi TT Ibu hamil =

lengkap

For cohort status

imunisasi TT Ibu hamil =

tidak lengkap

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idence

Interv al

Case Processing Summary

128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%

dukungan yang

dikategorikan * status

imunisasi TT Ibu hamil

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Page 133: HERNA PRIMANITA

dukungan yang dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation

35 30 65

53,8% 46,2% 100,0%

28 35 63

44,4% 55,6% 100,0%

63 65 128

49,2% 50,8% 100,0%

Count

% within dukungan

yang dikategorikan

Count

% within dukungan

yang dikategorikan

Count

% within dukungan

yang dikategorikan

baik

kurang baik

dukungan yang

dikategorikan

Total

lengkap tidak lengkap

status imunisasi TT Ibu

hamil

Total

Chi-Square Tests

1,131b 1 ,287

,787 1 ,375

1,133 1 ,287

,296 ,188

1,123 1 ,289

128

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is

31,01.

b.

Risk Estimate

1,458 ,727 2,926

1,212 ,848 1,730

,831 ,589 1,171

128

Odds Rat io for dukungan

yang dikategorikan (baik /

kurang baik)

For cohort status

imunisasi TT Ibu hamil =

lengkap

For cohort status

imunisasi TT Ibu hamil =

tidak lengkap

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idence

Interv al

Page 134: HERNA PRIMANITA

Crosstabs (variabel gravida)

Case Processing Summary

128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%

grav ida dikategorikan

* status imunisasi TT

Ibu hamil

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

gravida dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation

32 16 48

66,7% 33,3% 100,0%

31 49 80

38,8% 61,3% 100,0%

63 65 128

49,2% 50,8% 100,0%

Count

% within grav ida

dikategorikan

Count

% within grav ida

dikategorikan

Count

% within grav ida

dikategorikan

primigrav ida

multigrav ida

grav ida dikategorikan

Total

lengkap tidak lengkap

status imunisasi TT Ibu

hamil

Total

Chi-Square Tests

9,354b 1 ,002

8,271 1 ,004

9,490 1 ,002

,003 ,002

9,281 1 ,002

128

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is

23,63.

b.

Page 135: HERNA PRIMANITA

Crosstabs (variabel pengetahuan)

Risk Estimate

3,161 1,493 6,692

1,720 1,224 2,418

,544 ,352 ,842

128

Odds Rat io for grav ida

dikategorikan

(primigrav ida /

multigrav ida)

For cohort status

imunisasi TT Ibu

hamil = lengkap

For cohort status

imunisasi TT Ibu

hamil = tidak lengkap

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idence

Interv al

Case Processing Summary

128 100,0% 0 ,0% 128 100,0%

pengetahuan yang

dikategorikan * status

imunisasi TT Ibu hamil

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Page 136: HERNA PRIMANITA

Chi-Square Tests

,400a 2 ,819

,401 2 ,818

,393 1 ,531

128

Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The

minimum expected count is 6,89.

a.

Correlations

1 ,056

,533

128 128

,056 1

,533

128 128

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

pengetahuan yang

dikategorikan

status imunisasi TT

Ibu hamil

pengetahuan

yang

dikategorikan

status

imunisasi TT

Ibu hamil

Omnibus Tests of Model Coefficients

,401 2 ,818

,401 2 ,818

,401 2 ,818

Step

Block

Model

Step 1

Chi-square df Sig.

Correlations Logistic Regression

pengetahuan yang dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation

35 33 68

51,5% 48,5% 100,0%

22 24 46

47,8% 52,2% 100,0%

6 8 14

42,9% 57,1% 100,0%

63 65 128

49,2% 50,8% 100,0%

Count

% within pengetahuan

yang dikategorikan

Count

% within pengetahuan

yang dikategorikan

Count

% within pengetahuan

yang dikategorikan

Count

% within pengetahuan

yang dikategorikan

baik

cukup baik

kurang baik

pengetahuan yang

dikategorikan

Total

lengkap tidak lengkap

status imunisasi TT Ibu

hamil

Total

Variables in the Equation

,399 2 ,819

,146 ,382 ,146 1 ,703 1,157 ,547 2,447

,347 ,592 ,343 1 ,558 1,414 ,443 4,513

-,059 ,243 ,059 1 ,808 ,943

tau_1

tau_1(1)

tau_1(2)

Constant

Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95,0% C.I. for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: tau_1.a.

Categorical Variables Codings

68 ,000 ,000

46 1,000 ,000

14 ,000 1,000

baik

cukup baik

kurang baik

pengetahuan yang

dikategorikan

Frequency (1) (2)

Parameter coding

Page 137: HERNA PRIMANITA
Page 138: HERNA PRIMANITA
Page 139: HERNA PRIMANITA