hemiplegia
DESCRIPTION
dataTRANSCRIPT
HEMIPLEGIA
DEFINISI
Hemiplegia diambil dari bahasa yunani yaitu “hemi” yang berarti setengah dan
“plegia” yang berarti kelumpuhan. Jadi, hemiplegia adalah kelumpuhan yang di
alami oleh salah satu sisi dari bagian tubuh (Wikipedia).
Hemplegia berarti kelumpuhan total dari satu sisi tubuh termasuk wajah, lengan
dan kaki (John Kylan,2001)
Hemiplegia adalah kerusakan pada seluruh daerah korteks piramidalis sesisi yang
menimbulkan kelumpuhan pada UMN (Upper Motor Neuron) pada belahan tubuh
sisi kontra lateral (muel-muel-blogspot.com)
Hemiplegia adalah ketidakmampuan untuk menggerakan sekelompok otot di salah
satu sisi bagian tubuh (stroke.about.com)
Etiologi
1. Vaskular; hemorrhagic cerebri, stroke, neuropati diabetic
2. Invektif; ensefalitis, meningitis, dan abses otak
3. Neoplastik ; Glioma, meniglioma
4. Demielinasi; Sclerosis, lesi pada kapsula interna
5. Trauma; laserasi otak, hematoma subdural karena suntikan bius local
diberikan secara cepat via intra-arteri
6. Genetic; serebral palsy
7. Diseminata; multiple sclerosis
8. Psikologis; parasomnia (nocturnal hemiplegia)
Gejala dan Tanda
· Mati rasa
· Perasaan kesemutan
· Nyeri
· Perubahan penglihatan
· Kesulitan berbicara (afasia)
· Masalah keseimbangan
· Gangguan metabolisme
Patofisiologi
Hemiplegia paling banyak terjadi karena adanya rupture arteri yang memperdarahi
korteks motorik primer. Darah yang seharusnya berada di dalam arteri merembes
keluar sehingga mengurangi suplai nutrisi terutama supai oksigen, hal itu
memungkinkan sel saraf untuk mengalami kematian yang dapat menyebabkan
kelumpuhan sesisi.
Selain itu, darah yang keluar dari arteri meneken sistem piramidalis yang
mengganggu impuls saraf atau perintah yang di berikan oleh girus presentralis.
Tekanan darah ini mengganggu kapsula interna sebagai tempat di bentuknya jaras
kortikospinalis dan kortikobular di daerah genu sampai krus posterior, gangguan
ini juga dapat menyebabkan lesi di daerah kapsula interna sehingga kapsula
interna ini tidak dapat meneruskan perintah yang di berikan untuk sampai di kornu
anterior dorsalis untuk di teruskan ke otot yang di tuju demi menghasilkan
gerakan yang di inginkan
Hemiplegia yang di terjadi pada batang otak sesisi dinamakan hemiplegia
alternans. Hemplegia alternans mempunyai 3 jenis yang berbeda dan
mempengaruhi sraf cranial yang berbeda pula. Jenis-jenisnya adalah sebagai
berikut,
1. Sindrom hemiplegia alternans di mesensefal
Sindrom Benedik.
Sindrom Benedik merupakan akibat tersumbatnya cabang-cabang penetrasian
arteri basilaris di otak tengah. Ini digambarkan sebagai suatu kelumpuhan Nervus
III (Okulomotorius) ipsilateral yang disertai oleh tremor kontralateral (cerebelar).
Sebuah tremor berirama (ritmik) pada tangan atau kaki bagian kontralateral yang
ditingkatkan oleh adanya gerakan mendadak atau tanpa disengaja, menghilang
ketika beristirahat. Merupakan akibat dari kerusakan pada nukleus red (nukleus
ruber.pen) yang menuju keluar dari sisi yang berlawanan pada hemisfer
cerebelum. Bisa juga terdapat hiperestesia kontralateral.10
Sindrom Benedik terjadi bila salah satu cabang dari rami perforantes paramedial
arteri basilaris yang tersumbat, maka infark akan ditemukan di daerah yang
mencakup 2/3 bagian lateral pedunkulus cerebri dan daerah nukleus ruber. Maka
hemiparesis alternans yang ringan sekali tidak saja disertai oleh hemiparesis
ringan Nervus III, akan tetapi dilengkapi juga dengan adanya gerakan involunter
pada lengan dan tungkai yang paretik ringan (di sisi kontralateral)itu.3 Sindrom
Benedik Terjadi jika lesi menduduki kawasan nukleus ruber sesisi yang ikut rusak
bersama-sama radiks Nervus Okulomotorius ialah neuron-neuron dan serabut-
serabut yang tergolong dalam susunan ekstrapiramidal. Maka gejala yang muncul
ialah paralisis Nervus Olulomotorius ipsilateral, ataksia dan tremor pada lengan
sesisi kontralateral.3,4Sindrom benedik merupakan lesi pada area nukleus red
memotong saraf fasikuler dari Nervus III pada saat mereka melewati otak tengah
bagian ventral, beberapa lesi menyebabkan kelumpuhan okulomotorius, dengan
diskinesia (hiperkinesia, ataksia) kontralateral dan tremor yang menetap terjadi
hanya pada lengan.1,3
Sindrom benedik (paramedial midbrain syndrome) merupakan hasil dari
penggabungan dan pelunakan fasikuler dari satu Nervus Okulomotor pada regio
nukleus red ipsilateral. Maka pasien akan mengalami kelumpuhan N.III tipe
perifer dengan diskinesia (hiperkinesia dan ataksia) kontralateral dan tremor yang
menetap pada lengan.1,4 Sindrom Benedik adalah bila pada otak tengah tingkat
kerusakan sampai di nukleus red atau di fasikulus Nervus III akan menyebabkan
kelumpuhan pada Nervus III yang komplit atau parsial; kerusakan sampai pada
nukleus red (diluar dari sisi lain hemisfer cerebelum) juga akan menyebabkan
tremor kontralateral.2,6 Sindrom Benedik adalah sindrom neurologi paralisis
Nervus III karena trauma pada Nervus Okulomotor dan nukleus red.12
Sindrom Weber
Sindrom Weber adalah suatu sindrom yang terdiri dari paralysis okulomotor pada
sisi yang sama dengan lesi, yang mengakibatkan ptosis, strabismus, dan hilangnya
refleks cahaya serta akomodasi, juga hemiplegi spastik pada sisi yang berlawanan
dengan lesi dengan peningkatan refleks-refleks serta hilangnya refleks superfisial.
Sindrom Weber disebut juga Alternating oculomotor hemiplegia atau Weber’s
paralysis atau hemiparesis alternans nervus okulomotorius.
Sindrom Weber dapat disebabkan oleh hal sebagai berikut:
1. Penyumbatan pembuluh darah cabang samping yang berinduk pada ramus
perforantes medialis arteria basilaris.
2. Insufisiensi peredarah darah yang mengakibatkan lesi pada batang otak.
3. Lesi yang disebabkan oleh proses neoplasmatik sebagai akibat invasi dari
thalamus atau serebelum. Lesi neoplasmatik sukar sekali memperlihatkan
keseragaman oleh karena prosesnya berupa pinealoma, glioblastoma dan
spongioblastoma dari serebelum.
4. Lesi yang merusak bagian medial pedunkulus serebri.
5. Stroke (perdarahan atau infark) di pedunkulus serebri.
6. Hematoma epiduralis.
7. Tumor lobus temporalis. (1,3,4)
Manifestasi yang ditimbulkan dapat dengan mudah dimengerti oleh karena setiap
gejala dan tanda mencerminkan disfungsi sistema sarafi yang terlibat alam lesi
tertentu. Lesi yang disebabkan oleh proses neoplasmatik dapat merusak
bangunan-bangunan mesensefalon sebagai akibat invasi dari thalamus atau
serebelum. Oleh karena proses tersebut berupa pinealoma, glioblastoma dan
spongioblastoma dari serebelum, maka tiap corakan kerusakan dapat terjadi,
sehingga lesi neoplasmatik sukar sekali memperlihatkan suatu keseragaman. Lesi
unilateral di mesensefalon mengakibatkan timbulnya hemiparesis atau
hemiparesis kontralateral
Lesi yang merusak bagian medial pedunkulus serebri akan menimbulkan
hemiparsis yang disertai paresis nervus okulomotorius ipsilateral. Kombinasi
kedua jenis kelumpuhan ini dikenal dengan nama hemiparesis alternans nervus
okulomotorius atau Sindroma dari weber. Lesi pada daerah fasikulus
longitudinalis medialis akan mengakibatkan timbulnya hemiparesis alternans
nervus okulomotorius yang diiringi juga dengan gejala yang dinamakan
oftalmoplegia interneklearis. (1,3,4,5)
2. Sindrom hemplegia alternans di pons
Sindrom foville
Sindroma Foville adalah suatu sindroma yang ditandai dengan defisit gerakan
abduksi, horizontal gaze dan kelemahan fasialis, kehilangan pengecapan,
analgesia fasialis, horner sindroma, ketulian ipsilateral.
Sindroma Raymond
adalah suatu kombinasi parese N.VI dengan hemiplegi kontralateral, sebagai
akibat keterlibatan traktus piramidalis yang berdekatan dengan N.VI.
Sindroma Milard-Gubler
Sindroma Millard-Gubler adalah kombinasi defisit abduksi hemiplegi
kontralateral, parese fasialis ipsilateral. Struktur yang dikenal adalah fasikulus
N.VI, piramidalis dan fasikulus N.VI.
3. Sindrom hemiplegia alternans di medulla spinalis
Stroke terjadi di medula dan cerebellum. Medula mengontrol fungsi-fungsi
penting seperti menelan, artikulasi bicara, rasa, bernaas, kekuatan, dan sensasi.
Cerebellum penting untuk koordinasi. Suplai darah ke daerah-daerah ini adalah
melalui sepasang arteri vertebralis dan cabang, yang disebut arteri cerebellum
posterior inferior (Pica).
Awalnya, Pica dianggap sebagai arteri utama yang diblokir, namun hal ini telah
dibuktikan dari studi otopsi. Dalam delapan dari 10 kasus, arteri vertebralislah
yang tersumbat akibat penumpukan plak atau karena perjalanan dari bekuan yang
berasal dari jantung. Pada pasien yang lebih muda, diseksi arteri vertebralis
menyebabkan infark. Luas stroke hanya sekitar 0,39 dalam (1 cm) secara vertikal
di bagian lateral medula dan tidak melintasi garis tengah.
Sepenuhnya 50% dari pasien melaporkan gejala-gejala neurologis sementara
selama beberapa minggu sebelumnya stroke. Selama 48 jam pertama setelah
stroke, defisit neurologis berlangsung dan
berfluktuasi Pusing, vertigo, nyeri wajah,.penglihatan ganda , dan kesulitan
berjalan adalah gejala awal yang paling umum.Rasa sakit wajah bisa sangat aneh
dengan jabs tajam atau sengatan sekitar mata, telinga, dan dahi. Pasien merasa
"mabuk laut" atau "off-balance" dengan mual dan muntah. Objek yang tampil
ganda, miring, atau bergoyang. Seiring dengan ketidakseimbangan gaya berjalan,
menjadi hampir mustahil bagi pasien untuk berjalan meskipun kekuatan otot yang
baik. Gejala lain termasuk suara serak, bicara cadel, hilangnya rasa, kesulitan
menelan, cegukan, dan sensasi diubah pada tungkai sisi yang berlawanan.
Mata pada sisi yang terkena memiliki kelopak mata sayu dan seorang murid
kecil.Para goncang mata ketika orang bergerak di sekitar, ini
disebut nistagmus . Ada penurunan rasa sakit dan persepsi suhu pada sisi yang
sama dari wajah. Anggota tubuh pada sisi yang berlawanan menunjukkan
penurunan persepsi sensorik .Gerakan sukarela dari lengan pada sisi yang terkena
yang canggung. Kiprah adalah "mabuk," dan pasien kesukaran dan mengarah ke
satu sisi.