hematologi.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/1.jpg)
Laporan Praktikum Kimia Klinik
Nama Percobaan : HEMATOLOGI
Hari / Tanggal Percobaan : Selasa / 18 & 25 Februari 2013 / 15.30 – 17.30
Kelompok : E
Golongan : P
Nama Mahasiswa / NRP : - Marcelinus Kia Buto (2443011142)
- Raymond Harris Mustafa (2443011185)
- Korsini Yuliani Luhu (2443011205)
I. Tujuan Percobaan
Melakukan pemeriksaan hematologis terhadap darah pasien dengan menggunakan
parameter-parameter tertentu.
II. Dasar Teori
HITUNG DARAH LENGKAP
Hitung darah lengkap (Complete Blood Count/CBC) mungkin merupakan uji
laboratorium yang paling sering dilakukan. Uji ini menghasilkan informasi yang sangat
berguna dilihat dari konsentrasi/kadar komponen seluler dan non-seluler pada darah dan
dikaitkan dengan berbagai macam kelainan. CBC sebenarnya merupakan istilah yang tidak
tepat, sebab konsentrasi sel/µL, tidak dihitung, melainkan diukur dan dilaporkan.
Berdasarkan fungsinya, CBC dapat dianggap sebagai analisis darah yang lengkap karena ada
banyak pengujian yang dilakukan. Terlebih lagi, informasi yang didapat selain konsentrasi
juga akan dilaporkan.
Hampir semua laboratorium klinik menggunakan metode yang terotomatisasi untuk
menentukan CBC. Hasil uji ini biasanya akurat, presisi, dan dapat dengan cepat diperoleh.
Berbagai parameter yang diukur dan dikalkulasikan termasuk dalam CBC. Parameter-
parameter ini umumnya mencakup
Penghitungan leukosit (sel darah putih/white blood cell/WBC)
Hemoglobin (Hgb)
Hematokrit (Hct)
![Page 2: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/2.jpg)
Sel Darah Putih
Rentang normal: 4.4-11.3 x 103 sel/mm3 atau 4.4-11.3 x 109 sel/mm3
Penghitungan sel darah putih (white blood cell count/WBC) merupakan penghitungan
jumlah leukosit dalam volume darah tertentu. Tidak seperti eritrosit, leukosit memiliki
nukleus dan umumnya mewakili 5 tipe sel dewasa yang berbeda.
Hemoglobin
Rentang normal: pria: 14-17.5 g/dL atau 140-175 g/L
wanita: 12.3-15.3 g/dL atau 123-153 g/L
Nilai hemoglobin adalah jumlah hemoglobin (yang merupakan protein yang
mengandung metaloporphyrin) yang terkandung dalam volume darah tertentu (100 mL atau 1
L). Konsentrasi hemoglobin memberikan indikasi terhadap kapasitas transpor-oksigen dalam
darah. Sebagai kandungan utama dalam darah, Hgb dalam jumlah rendah terdapat pada
pasien yang mengalami anemia.
Hematokrit
Rentang normal: pria: 42% sampai 50% atau 0,42 sampai 0,50
wanita: 36% sampai 45% atau 0,36 sampai 0,45
Hematokrit (Hct) merupakan persentase volume darah yang tersusun dari eritrosit;
juga dikenal sebagai packed cell volume. Untuk melakukan uji Hct secara manual,
sentrifugasikan tabung kapiler yang berisi darah untuk memisahkan eritrosit. Kemudian,
persentase volume dari tabung yang tersusun dari eristrosit dihitung. Nilai Hct umumnya
adalah 3 kali nilai Hgb, namun disproporsi (perubahan perbandingan) dapat terjadi jika sel-
sel mengalami abnormalitas dalam jumlah atauu bentuk. Seperti Hgb, jumlah Hct yang
rendah terdapat pada pasien dengan anemia.
![Page 3: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/3.jpg)
Laju Sedimentasi Eritrosit (Erythrocyte Sedimentation Rate / ESR)
Rentang normal: pria: 1-15 mm/jam
Wanita: 1-20 mm/jam (bertambah sesuai usia)
Berbagai keadaan fisiologis dan penyakit terkait dengan seberapa besar jarak yang
terbentuk oleh pemisahan eritrosit dari darah, yang dikenal dengan istilah laju sedimentasi
eritrosit (erythrocyte sedimentation rate / ESR). Eritrosit secara normal memisah secara
perlahan dalam plasma namun akan memisah dengan cepat ketika mereka mengalami
agregasi dikarenakan gaya elektrostatik. Masing-masing sel memiliki muatan negatif dan
menolak eritrosit lain. Banyak protein plasma yang bermuatan positif dan tertarik pada
muatan permukaan pada satu atau lebih eritrosit, yang semakin meningkatkan agregasi
eritrosit. Anemia, kehamilan, multiple myeloma, dan berbagai penyakit peradangan (termasuk
infeksi) dapat meningkatkan ESR (lihat tabel di bawah). Penyakit sel sabit, dosis tinggi
kortikosteroid, penyakit liver, microcytosis, carcinoma, dan gagal jantung kongestif dapat
menurunkan ESR.
![Page 4: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/4.jpg)
Kondisi-Kondisi Yang Dapat Mengubah ESR
Peningkatan ESR Penurunan ESR
Usia bertambah Carcinoma
Wanita Gagal jantung kongestif
Infeksi Kortikosteroid
Anemia makrositik Penyakit liver
Multiple myeloma Anemia mikrositik
Anemia normositik Anemia sel sabit
Kehamilan
Rheumatoid arthritis
Meskipun ESR dapat digunakan untuk memastikan diagnosa yang juga ditunjang oleh
uji lain, ESR jarang digunakan sebagai satu-satunya diagnosa yang spesifik. Terlebih, ESR
berguna untuk memantau aktivitas kondisi peradangan (seperti temporal arteritis,
polymyalgia rheumatica, rheumatoid arthritis, dan osteomyelitis). ESR seringkali didapati
lebih tinggi ketika penyakit-penyakit tersebut aktif dikarenakan peningkatan jumlah protein
yang bersirkulasi, yang dikenal dengan istilah reaktan fase akut (acute phase reactant;
contohnya fibrinogen), dan akan menurun ketika intensitas penyakit berkurang.
ESR umumnya diukur menggunakan metode Wintrobe atau Westergen. Darah yang
telah diberi antikoagulan diencerkan dan ditempatkan dalam tabung gelas dengan ukuran
baku pada posisi tepat vertikal. Setelah 1 jam, jarak dari meniskus plasma hingga bagian atas
dari kolom eritrosit dicatat sebagai ESR dalam milimeter per jam. Laju sedimentasi yang
telah dikoreksi, disebut sebagai rasio atau laju sedimentasi-zeta (zeta-sedimentation rate),
telah dikembangkan untuk mengeliminasi efek anemia pada perubahan ESR. Darah pasien
dipusingkan pada mesin sentrifugasi khusus, dan tingkat eritrosit dalam tabung yang
disentrifugasi dicatat sebagaimana jika itu adalah Hct. Nilai ini disebut sebagai zetacrit, dan
rentang normalnya adalah 40% hingga 52%.
![Page 5: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/5.jpg)
Bleeding Time (BT)
Rentang normal: 2-9 menit
Kerusakan (luka) pada jaringan dan pembuluh menyebabkan platelet mengalami
agregasi pada daerah luka. Berbagai aspek mengenai fungsi platelet dapat ditentukan dengan
BT dan studi agregasi yang lebih lanjut. Walaupun BT merupakan uji tak langsung terhadap
adanya agregasi platelet, jumlah platelet yang rendah dan faktor-faktor lain dapat
memperpanjang BT.
III. Cara Kerja
Pemeriksaan hematologi meliputi:
1. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hgb)
2. Pemeriksaan Kadar Hematokrit (Hct) atau Packed Cell Volume (PCV)
3. Pemeriksaan LED (Laju Endap Darah) atau Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
4. Pemeriksaan Jumlah Leukosit
5. Pemeriksaan Waktu Perdarahan atau Bleeding Time
1. PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (CARA SAHLI)
Prinsip:
Darah dicampur dengan asam klorida. Hemoglobin diubah oleh asam klorida menjadi
asam hematin. Setelah pembentukan asam hematin sempurna (kira-kira 10 menit), encerkan
dengan akuades sampai warnanya kira-kira sama dengan warna standar pada alat
(Hemoglobinometer Sahli), dan selanjutnya hasilnya dibaca pada tabung Sahli secara visual.
Alat:
Hemoglobinometer Sahli, yang terdiri dari:
- Gelas dengan warna standar coklat.
- Tabung hemometer berskala (g% atau g/dL)
![Page 6: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/6.jpg)
- Pipet Sahli (pipet kapiler dengan volume 200 Cmm)
- Pengaduk dari gelas
- Pipet Pasteur
Cara Pemeriksaan:
- Tabung hemometer diisi HCl 0.1 N sampai tanda 2 g%,
- Hisap darah kapiler / darah vena (yang telah ditambah antikoagulan) ke dalam
pipet sahli sampai tanda 20 Cmm,
- Bagian luar dari ppipet dibersihkan dengan kapas kering / tissue,
- Tiup darah dengan hati-hati ke dalam larutan HCl 0.1N; jangan sampai ada
gelembung,
- Sebelum dikeluarkan, bilas dulu dengan menghisap dan meniup HCl dalam
tabung ke pipet beberapa kali,
- Tunggu 10 menit (sampai terbentuk asam hematin yang sempurna),
- Encerkan asam hematin dengan akuades tetes demi tetes sambil diaduk dan
bandingkan dengan warna standar,
- Baca miniskus untuk menetapkan kadar hemoglobin (dalam g% atau g/dL)
Harga Normal:
- Bayi baru lahir : 17-23 g/dL
- Anak 2 bulan : 9-14 g/dL
- Anak 10 bulan : 12-14 g/dL
- Dewasa: laki-laki : 14-17 g/dL
- Dewasa: perempuan : 13-15 g/dL
- > 50 tahun : kadar Hgb sedikit menurun
2. PEMERIKSAAN HEMATOKRIT (Hct) atau PACKED CELL VOLUME
(PCV)
a. CARA MAKRO HEMATOKRIT
Alat:
- Tabung Wintrobe
Cara Pemeriksaan:
![Page 7: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/7.jpg)
Darah ditambah antikoagulan EDTA, lalu dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe
sampai tanda skala 10, pusingkan dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit dan tentukan
persentase volume SDM.
b. CARA MIKRO HEMATOKRIT
Prinsip:
Darah vena dengan antikoagulan dipusingkan untuk mendapatkan endapan SDM yang
maksimal. Daerah SDM yang mampat diperiksa, dalam satuan %.
Alat:
- Tabung kapiler, panjang 7 cm, dan diameter 1 mm.
- Malam
- Micro-sentrifugator dengan kecepatan 11,500-15,000 rpm
- Pembaca hematokrit
Spesimen:
- Darah vena dan antikoagulan EDTA
Cara Pemeriksaan:
- Darah dengan antikoagulan dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai kira-kira
¾ bagian (hindari masuknya gelembung udara, karena akan memberikan hasil
yang salah),
- Tutup salah satu ujung tabung dengan malam,
- Letakkan kedua tabung hematokrit dalam piringan sentrifuge dengan posisi tepat
berseberangan dengan posisi ujung yang ditutup malam menghadap ke arah luar
dan ujung yang terbuka menghadap ke arah pusat sentrifuge,
- Pusingkan selama 5 menit,
- Segera setelah sentrifuge berhenti, ambil tabung dan segera baca dengan alat
pembaca hematokrit.
![Page 8: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/8.jpg)
3. PEMERIKSAAN LED
Prinsip:
Mengukur laju/kecepatan mengendapnya SDM dalam darah yang telah diberi
antikoagulan. Satuan yang digunakan adalah ..../jam.
a. METODE WESTERGEN
Alat dan Reagen:
- Tabung Westergen yang telah dikalibrasi dalam satuan mm.
- Rak tabung Westergen
- NaCl
Spesimen:
- Darah vena + EDTA (1mg/ml darah) + NaCl (4:1)
Cara Pemeriksaan:
- Kocok darah dengan antikoagulan (EDTA) kira-kira 2 menit,
- Tambahkan 0.5 cc NaCl 0.85% ke dalam tabung reaksi 13 x 100 mm
- Tambahkan 2 cc darah, lalu kocok kira-kira 2 menit,
- Isi dengan campuran darah sampai tanda 0,
- Tempatkan tabung Westergen pada raknya dengan benar (tepat tegak lurus, dasar
pada cekungannya),
- Yakinkan tidak ada udara yang masuk ke dalam pipet
- Biarkan pipet selama 60 menit
- Baca tingginya endapan.
Nilai Normal:
- Dewasa perempuan : 2-20 mm
- Dewasa laki-laki : 2-13 mm
- Anak-anak : 0-10 mm
![Page 9: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/9.jpg)
b. METODE WINTROBE
Alat:
- Tabung Wintrobe yang terkalibrasi dalam mm,
- Rak pipet Wintrobe
- Pipet
Spesimen:
- Darah vena dengan EDTA
Cara Pemeriksaan:
- Campurkan darah dengan antikoagulan, lalu kocok selama 2 menit,
- Isikan ke dalam tabung Winrobe dengan memakai pipet,
- Letakkai tabung pada rak, posisikan tegak lurus,
- Baca hasilnya setelah 60 menit.
4. PEMERIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT
a. METODE KAMAR HITUNG
Prinsip:
Darah vena dicampur dengan larutan asam lemah untuk mengencerkan darah dan
menghemolisis sel darah merah.
Alat dan Reagen:
- Pipet leukosit dan aspirator (Thoma White Cell Pipet)
- Hemositometer Neubauer + gelas penutup
- Mikroskop
- Larutan Turk (larutan pengencer dan menghemolisis sel darah merah) terdiri dari:
1) Asam asetat glasial 3 ml
2) Gentian violet 1%
3) Aquadest ad 100 ml
![Page 10: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/10.jpg)
Spesimen:
Darah vena dengan EDTA
Cara Pemeriksaan:
- Cairan Darah:
1) Kocok spesimen darah kira-kira 2 menit. Dengan memakai aspirator dan pipet
leko, hisap darah sampai tanda 0.5 (pada pipet) atau sedikit di atasnya (tidak
boleh terlalu tinggi karena hasilnya akan berbeda).
2) Dengan kain bersih, hapus permukaan luar pipet dan bila darah diatas tanda
0.5, gunakan bahan non-adsorben pada ujung pipet, turunkan darah sampai
tepat 0.5.
3) Letak pipet harus vertikal, letakkan ujung ppipet pada cairan pelarut sel darah
putih, hisap pelan-pelan sampai tanda 11.
- Bersihkan gelas hitung dengan etanol 90%
- Kocok larutan kira-kira 3 menit agar SDM terhemolisis semua.
- Cara mengisi tabung hitung:
1) Pegang pipet dalam posisi vertikal, jari telunjuk kanan menutup puncak pipet,
buang 4 tetes campuran,
2) Hilangkan adanya cairan yang mungkin menempel di luar pipet,
3) Dengan jari telunjuk kanan untuk mengontrol kecepatan aliran, letakkan ujung
pipet pada tepi kamar hitung dan biarkan cairan mengalir di bawah gelas
penutup secara perlahan sampai memnuhi kamar hitung (pipet ditarik sesaat
sebelum kamar hitung tampak penuh),
4) Isi bagian yang berlawanan dari kamar hitung dengan larutan yang kedua.
5) Beri waktu 1 menit di dalam kamar hitung sebelum diperiksa di bawah
mikroskop, agar sel darah putih mengendap.
- Cara menghitung sel darah putih:
1) Lihat kamar hitung dalam posisi horizontal di bawah mikroskop,
2) Gunakan perbesaran 10x, yakinkan bahwa preparat tampak jelas,
3) Lihat pada 4 bagian kamar hitung pada kode W, untuk memastikan hasil yang
akurat, pada keempat kolom tersebut harus mempunyai jumlah sel yang tidak
berbeda jauh (lebih dari 10),
![Page 11: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/11.jpg)
4) Mulai hitung dari bidang kiri atas, hitung semua sel darah putih pada keempat
bidang.
5) Hitung juga dari tepi yang berlawanan. Hasilnya harus sama / tidak jauh
berbeda.
- Perhitungan:
1) (Jumlah sel darah putih) x (koreksi isi) x (koreksi pelarut)
Nilai Normal:
- Laki-laki : 4.7-10.3 x 109/L
- Perempuan : 4.3-11.3 x 109/L
5. PEMERIKSAAN WAKTU PERDARAHAN (BLEEDING TIME)
a. CARA DUKE
Prinsip:
Mengukur interval waktu dari mulai perdarahan sampai perdarahan berhetni pada luka
(standar) yang dibuat pada cuping telinga.
Alat dan Reagen:
- Kapas dan alkohol 70%
- Blood lancet
- Kertas saring
- Stopwatch
Prosedur Kerja:
- Disinfeksi daerah cuping telinga dengan alkohol 70%,
- Pegang cuping telinga di antara ibu jari dan telunjuk sehingga tampak penegangan
pada kulit,
- Buat tusukan dengan disposable lancet (luka standar dengan kedalaman 3-4 mm),
jalankan stopwatch begitu darah keluar,
- Tiga puluh detik kemudian dan setiap 30 detik berikutnya tetesan darah yang
keluar dihisap dengan kertas saring tanpa menyentuh luka,
![Page 12: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/12.jpg)
- Bila tetesan darah sudah berhenti (tampak hanya satu titik pada kertas saring),
hentikan stopwatch dan catat waktunya
- Waktu perdarahan dapat dihitung dengan mengalikan jumlah bercak darah di
kertas saring dengan 30 detik.
Nilai Normal: 1-3 menit.
IV. Hasil
Nama Subjek Raymond Harris Mustafa
Jenis Pengujian Hasil
Mikrohematokrit 46%
Uji Kadar Hemoglobin (Metode Sahli) 16 g%
Laju Endap Darah (Cara Westergen) 0 mm/jam
Laju Endap Darah (Cara Wintrobe) 0 mm/jam
Makrohematorit 49.5%
Jumlah leukosit 6,750 sel/mL
Bleeding Time 6 menit
V. Pembahasan
Berdasarkan data praktikum di atas, hasil pemeriksaan hematologi subjek adalah
normal dalam semua parameter.
VI. Kesimpulan
Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mendiagnosa keadaan tubuh pasien. Berbagai keadaan patologis dapat terkait dengan
perubahan-perubahan nilai hasil tes hematologi pasien.
![Page 13: HEMATOLOGI.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082809/557213a3497959fc0b92b46c/html5/thumbnails/13.jpg)
VII. Daftar Pustaka
Lee, Mary. Basic Skills in Interpreting Laboratory Data, 4th ed. Bethesda, Maryland:
American Society of Health-System Pharmacists. 2009.
Petunjuk Praktikum Kimia Klinik. Surabaya. Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya. 2013