helita,-praktikum difusi dan osmosis

Upload: 05062014

Post on 06-Jul-2018

287 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    1/16

     

    PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM

    DIFUSI DAN OSMOSIS UNTUK MENINGKATKANPEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA SMA

    Oleh:

    HELITA, M.Pd

    NIP. 19730130 199903 2 008

    GURU PENDIDIKAN BIOLOGI

    SMA NEGERI 2 PALANGKA RAYA

    PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA

    DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PALANGKA RAYA

    2015

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    2/16

      i

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    3/16

     

    ABSTRAK

     Konsep difusi dan osmosis bersifat proses dan abstrak terjadi pada sel yangberukuran mikroskopik. Karena itu, siswa mengalami kesulitan untuk memahami

    materi tersebut. indikasi ini dilihat dari rendahnya hasil belajar difusi-osmosis yaitu42,86 % dari 35 siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan minimal (KKM 78) di

    kelas XI IPA. Untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengembangkan alat,bahan, dan prosedur praktikum difusi dan osmosis, sehingga konsep yang abstrak

    dapat diaktualisasi pada saat proses pembelajaran. Tujuan penelitian untukmengembangkan perangkat praktikum proses difusi-osmosis bagi siswa SMA Kelas

     XI IPA dan menganalisis keterpakaian perangkat praktikum dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada aspek translasi, interpretasi dan ekstrapolasi pada

    kelas XI IPA. Metode penelitian meliputi dua kegiatan: kegiatan 1) pengembangan

     perangkat praktikum dengan dua tahapan: a) studi pendahuluan meliputi analisismasalah, analisis kebutuhan, dan identifikasi perangkat praktikum, b) tahap pengembangan meliputi: alat, bahan dan prosedur praktikum melalui validasi dan

     skala kecil, c) tahap refleksi hasil uji skala kecil, dan kegiatan 2) implementasi produk yang dihasilkan untuk menggambarkan efektifitas produk dalam

    meningkatkan pemahaman konsep siswa, peserta praktikum difusi-osmosis diukurmelalui tes dengan rancangan penelitian menggunakan desain one group pretest

     posttest. Hasil pengembangan berupa: 1) bahan praktikum difusi, 2) pengembangan

    alat praktikum osmosis dan 3) pengembangan prosedur praktikum. Produk pengembangan perangkat praktikum, dapat meningkatkan pemahaman konsep secara

    keseluruhan dengan N-gain kategori sedang /bahan mudah didapat dan mudahdalam penggunaannya. Perangkat praktikum yang dikembangkan mendapat

    tanggapan positif. Selain itu dampak pengiring yang terjadi melatih siswa untukmenemukan konsep sendiri melalui pengalaman belajar yang mereka alami, sangat

    menyenangkan karena alat/bahan mudah didapat dan mudah dalam penggunaannya.

    Kata kunci: Pengembangan Perangkat Prakt ikum, Di fusi, Osmosis, Pemahaman

    Konsep

    ii

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    4/16

     

    Latar Belakang

    Salah satu standar kompetensi biologi SMA adalah memahami struktur dan fungsisel sebagai unit terkecil kehidupan dengan kompetensi dasar membandingkan mekanisme

    transport pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, eksositosis) (Anonim,

    2006). Terkait kompetensi tersebut, siswa dituntut memahami proses terjadinya difusi-

    osmosis melalui proses pengamatan.

    Konsep difusi-osmosis tidak mudah diamati secara langsung, seperti perpindahan

    cairan, molekul yang melewati membran sel karena peristiwa ini terjadi pada sel yang

     berukuran mikroskopik. Hal tersebut menyebabkan siswa berkesulitan untuk memahami

     proses terjadinya difusi-osmosis, walaupun secara teoritis mereka mampu menyebutkan

    definisi difusi-osmosis. Kesulitan tersebut tampak dari pemahaman konsep yang masih

    rendah sebesar 42,86 % dari 35 siswa, yang dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal

    yang ditentukan sekolah sebesar 78 di kelas XI IPA (Hasil Ulangan Harian siswa, 2013).

    Konsep difusi-osmosis merupakan hal penting sebagai dasar untuk mempelajari

    materi lebih lanjut seperti sistem organ pada mahluk hidup. Pemahaman konsep siswa

    tentang konsep difusi-osmosis mutlak untuk dimiliki, untuk mewujudkan pemahaman siswa

    terhadap konsep difusi-osmosis dengan baik, maka diperlukan alternatif proses pembelajaran

    yang melibatkan siswa secara langsung untuk melakukan, mengumpulkan informasi,

    menganalisis perolehan informasi dan menginterpretasikan hasil tersebut, hal ini bermakna

     bagi diri siswa sendiri maupun untuk lingkungan sekitar. Salah satu alternatif yang dilakukan

    adalah mengembangkan perangkat praktikum yang memfasilitasi siswa melaksanakan kinerja

    eksperimen.

    Prinsip dasar teori difusi adalah perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke

    konsentrasi rendah. Osmosis adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke

    konsentrasi rendah (Campbell, dkk 2000), ada beberapa kelemahan dari perangkat praktikum

    difusi-osmosis yang ada, yakni: (1) pemakaian bahan yang tidak bervariasi, (2) cara kerja

    tidak diaktualisasi dengan gambar, (3) tidak terdapat tabel untuk data hasil pengamatan dan

    (4) kegiatan hanya berupa pengamatan saja. Kelemahan tersebut diperbaiki dengan cara: (1)

    memvariasi bahan dan mendesain alat yang digunakan, (2) prosedur kerja yang diaktualisasi

    dengan gambar, (3) membuat tabel untuk mentabulasi data pengamatan, dan (4) kegiatan

    melalui eksperimen.

    1

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    5/16

     

    Perangkat praktikum yang baru meliputi perangkat praktikum difusi dan osmosis

    yang dikembangkan melalui kegiatan eksperimen. Kegiatan praktikum melalui eksperimen

    dicirikan dengan adanya aktivitas pengamatan, perlakuan dan kontrol. Hal ini dilandasi oleh

     perangkat pembelajaran difusi-osmosis yang dikembangkan oleh Rahayu dan Rahmat,

    (2010) yang mengembangkan pengemasan proses pembelajaran yang memfasilitasi

    terjadinya pengalaman belajar siswa pada ranah kognitif, psikomotor dan afektif.

    Pemahaman terhadap konsep meliputi tiga aspek berdasarkan Bloom dalam Budiman

    (2008); translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Pemahaman dari aspek translasi akan

    membuat siswa memiliki perhatian dan interpretasi terhadap apa yang dilakukan dan dapat

    mengkomunikasikan dengan bahasa sendiri. Pemahaman pada aspek interpretasi akan

    membuat siswa dapat menjelaskan, menyimpulkan, mengkomunikasikan, menghubungkan

    kegiatan dengan konsep terdahulu dan konsep baru, menghubungkan beberapa bagian dari

    kejadian/fenomena dan dapat membedakan antara pokok permasalahan dan yang bukan

     pokok permasalahan. Pemahaman pada taraf ekstrapolasi membuat siswa akan mampu

    mencermati teori untuk diterapkan dalam aktivitas sehari-hari, siswa dapat membuat ramalan

    tentang sebab akibat fenomena untuk memperluas persepsi ke waktu yang akan datang,

    dimensi dan kasus (Budiman, 2008).

    Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan, maka dapatdirumuskan sebagai berikut:

    1)  Bagaimanakah bentuk pengembangan perangkat praktikum proses difusi osmosis yang

    dikembangkan bagi siswa kelas XI IA?

    2)  Apakah perangkat praktikum proses difusi-osmosis yang dikembangkan dapat

    meningkatkan pemahaman konsep pada aspek translasi, interpretasi dan ekstrapolasi

     pada materi difusi-osmosis siswa Kelas XI IPA ?

    Penelitian ini bertujuan untuk:

    1) Mengembangkan perangkat praktikum proses difusi-osmosis bagi siswa kelas XI IPA.

    2) Menganalisis keterpakaian perangkat praktikum difusi dan osmosis dalam

    meningkatkan pemahaman konsep pada aspek translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.

    2

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    6/16

     

    Metode Penelitian

    Penelitian yang dilakukan adalah pengembangan alat dan bahan praktikum dan

     prosedur kerja praktikum yang dilakukan dengan tiga tahapan berupa dan dideskripsikan

     pada diagram alur penelitian pada Gambar 1.

    Tahap 1 Studi Pendahuluan

    Tahap 2. Pengembangan

    Tahap Evaluasi

    Gambar 1. Alur Penelitian

    Identifikasi

    kebutuhan

    Identifikasi KelemahanPerangkat Praktikum

    an ada

    Identifikasi

    Masalah

    Draf 2Analisis dan

    Validator Oleh 2dosen biologi

    Pengembangan alat danBahan Praktikum

    Desain Awal Draf 1

    Uji Skala Kecil

    12 oran siswa

    Draf 3 analisis dan

    Pen em urnaan

    PerangkatPraktikum Difusi-

    Osmosis

    Produk PerangkatPraktikum Difusi-

    Osmosis

    Implementasi PerangkatPraktikum Difusi Osmosis

    Skala Besar 36 oran siswa

    Analisis Uji

    Coba

    3

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    7/16

     

    Hasil dan Pembahasan

    Hasil penelitian tahap I terdiri atas analisis, desain dan pengembangan

    dimana akan dibahas satu persatu dibawah ini:

    Hasil Analisis

    Materi difusi-osmosis banyak terkandung konsep abstrak dan konsep yang

    menyatakan proses. Sehingga perlu pengaktualisasi dalam proses pembelajaran

    dengan alat dan praktikum untuk memahami konsep dan konsep yang menyatakan

     proses. Untuk memahami konsep-konsep tersebut diperlukan praktikum yang

    mengaktualisasi konsep dalam pembelajaran. Pengimplementasi hal tersebut

    diperlukan alat dan bahan untuk aktualisasi proses dan prosedur praktikum yang

    mengaktualisasi langkah-langkah kerja melalui gambar yang didesain dalam proses

     pembelajaran untuk mengembangkan pemahaman konsep siswa. Praktikum yang

    konsep abstrak, proses, prinsip dalam proses pembelajaran yang dirancang memuat

    tiga sub materi yang dikembangkan menjadi enam label konsep. Konsep abstrak

    terdapat pada proses difusi, proses osmosis, pengaruh konsentrasi larutan terhadap

    krenasi dan plasmolisis disajikan dalam pengaktualisasi dalam bentuk alat dan bahanyang bervariasi serta pengujian untuk melihat proses.

    Konsep yang menyatakan prinsip adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

     proses difusi, untuk memahami konsep ini dilakukan variasi zat padat yang berbeda

    ukuran dan zat cair yang mempunyai kepekatan larutan yang berbeda serta

    memvariasi suhu pelarut (air). Sedangkan untuk konsep yang berdasarkan prinsip

    yaitu definisi difusi dan osmosis dilakukan eksperismen. Sejalan dengan Ehrenberg

    (dalam Liliasari, 2002) mengemukakan konsep terdiri atas label konsep yang

    merupakan satu atau lebih istilah yang digunakan untuk menggambarkan seluruh

    contoh dari konsep tersebut dan karakteristik konsep merupakan penjelasan dari label

    konsep yang bersangkutan.

    4

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    8/16

     

    Hasil Pengembangan

    a) Pengembangan Bahan Proses Difusi

    Mengembangkan bahan yang digunakan pada praktikum proses difusi yaitu

     penggunaan zat padat dengan ukuran zat dan jenis bervariasi yaitu gula pasir, garam

    dapur, vetsin dan zat cair dengan dengan konsentrasi yang berbeda yaitu sirop dan

    tinta, sesudah validasi tidak ada perubahan untuk bahan, dimana penggunaan kedua

    zat tersebut (zat padat dan cair yang bervariasi) bertujuan untuk melihat kecepatan

    masing-masing zat tersebut terlarut dalam air ( pelarut) sehingga siswa dapat

    menyimpulkan dari hasil percobaan yang mempengaruh proses difusi adalah; jenis

    zat (padat dan cair), ukuran zat, konsetrasi zat. Setelah uji skala kecil pengembangan

     bahan praktikum proses difusi menggunakan pelarut dengan suhu yang berbeda yaitu

    air dingin dan air panas dengan tujuan memfasilitasi siswa menemukan konsep

     bahwa suhu juga mempengaruhi proses dari praktikum yang dilakukan.

     b) Pengembangan Alat Proses Osmosis

    Alat pengembangan alat proses osmosis berupa umbi kentang yang dibuat

    kantong, membuat sumbat dari karet tempat menempelnya selang plastik tempat

    naiknya air, kulit umbi kentang mengaktualisasi membran semipermiabel, dimana

    dinding sel tumbuhan bersifat semipermiabel dengan percobaan ini siswa dapat

    melihat bahwa membran semipermeabel hanya dapat ditembus oleh zat berukuran

    kecil yaitu pelarut (air) dan melihat perpindahan pelarut dengan melihat kenaikan air

    didalam selang.

    Untuk pengembangan teori yang dipelajari maka dilakukan percobaan melihat

     pengaruh konsentrasi larutan terhadap krenasi pada sel hewan dan plasmolisis pada

    sel tumbuhan dengan menggunakan potongan daging sapi 2 potong masing 10 gramuntuk krenasi dan 2 potongan kentang dengan ukuran 3 x 2 x 1 cm.

    c) Pengembangan Prosedur Praktikum

    1)  Prosedur Praktikum difusi

    5

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    9/16

     

    Desain prosedur praktikum difusi yang ada dimana cara kerja tidak

    diaktualisasi dengan gambar, tabel data hasil pengamatan tidak ada, desain prosedur

     praktikum proses difusi yang dikembangkan berdasarkan pengembangan bahan

     praktikum, dimana cara kerja tidak diaktualisasi dengan gambar sudah terdapat tabel

    data hasil praktikum, desain prosedur praktikum proses difusi setelah validasi,

    terdapat aktualisasi gambar cara kerja dengan tujuan mempermudah siswa untuk

    memahami desain alat yang digunakan dan tabel data hasil pengamatan untuk

    tabulasi data hasil pengamatan. Desain prosedur praktikum proses difusi setelah uji

    skala kecil, terdapat masukan dari tiga orang observer yaitu 2 orang guru biologi dan

    1 orang dosen biologi untuk menambah air panas sebagai pelarut untuk melihat

     pengaruh suhu terhadap proses difusi. Suhu akan menyebabkan molekul-molekul zat

    terlarut lebih cepat bergerak sehingga laju difusi semakin cepat (Campbell, dkk

    2000). Hal ini sejalan dengan mempelajari biologi bukan hanya sekedar belajar

    kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

    saja, tetapi juga harus merupakan suatu proses penemuan (BSNP, 2006).

    2)  Prosedur Praktikum Proses Osmosis

    Desain awal prosedur yang dikembangkan dimana cara kerja tidak

    teraktualisasi dengan gambar dan sudah terdapat tabel untuk mentabulasi data hasil

     pengamatan. Perubahan desain prosedur praktikum setelah validasi dengan 2 dosen

     biologi yang kompeten dalam bidang biologi dan 1 dosen pendidikan biologi dimana

    cara kerja diaktualisasi dengan gambar. Desain prosedur praktikum setelah uji skala

    kecil mendapat masukan dari 3 orang observer yang terdiri dari 2 guru biologi dan 1

    orang dosen biologi, dimana untuk cara kerja yang diaktualisasi dengan gambar

    diberikan keterangan agar siswa mudah memahami cara kerja serta masukan daridosen biologi untuk mengembangkan teori yang dipelajari, melihat pengaruh

    konsentrasi larutan terdapat proses osmosis yang terjadi pada sel hewan dan

    tumbuhan, apabila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan masuk ke dalam sel

    dan terjadi endosmosis.

    6

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    10/16

     

    Endosmosis ini menyebabkan kehancuran sel karena membran plasmanya

    robek (lisis), apabila konsentrasi larutan di luar sel tinggi, air dalam sel akan keluar

    dan terjadi eksosmosis. Eksosmosis hewan akan menyebabkan pengerutan sel

    (krenasi) eksosmosis pada tumbuhan akan menyebabkan terlepasnya membran dari

    dinding sel disebut plasmolisis (Omegawati dan kusumawati, 2010). Sehingga dalam

     prosedur praktikum proses osmosis yang dikembangkan terdapat tiga

     perlakuan/praktikum yaitu: 1) proses osmosis, 2) proses krenasi pada sel hewan dan

    3) proses plasmolisis pada sel tumbuhan untuk mengaktualisasi proses tersebut diatas.

    Prosedur praktikum yang dikembangkan adalah eksperimen karena mengajak

    siswa untuk mengamati, melakukan perlakuan dan terdapat kontrol untuk

    membandingkan perlakuan yang dilakukan.

    Hasil Implementasi

    Hasil implementasi merupakan penelitian tahap II, melihat keterpakaian

     perangkat praktikum difusi-osmosis yang dikembangkan, meliputi:

    1)  Keterlaksanaan Penerapan Perangkat Praktikum yang dikembangkan

    Dilihat dari pencapai yang didapat baik dari penilaian oleh observer terhadap

     penerapan perangkat praktikum dan skor yang diperoleh siswa dari tiga indikator

     pencapai, dapat disimpulkan bahwa penerapan perangkat praktikum dalam proses

     pembelajaran berhasil dengan kategori baik.

    2) Gambaran Pemahaman konsep Siswa

    Skor N-gain yang diperoleh dari skor tes akhir terhadap skor tes awal sebesar

    0,67 yang termasuk kriteria sedang. Disimpulkan bahwa penggunaan perangkat

     praktikum difusi-osmosis dapat meningkatkan pemahaman konsep difusi-osmosis

    dengan kategori sedang.

    7

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    11/16

     

    Gambar 2. Diagram Hubungan Tes Awal, Tes Akhir, N-gain untukTiga Aspek Pemahaman Konsep

    3.1) Aspek Translasi

    Peningkatan pemahaman konsep siswa dalam aspek translasi berada pada

    kategori sedang. Skor  N-gain yang diperoleh dipengaruhi oleh perangkat praktikum

    yang mengaktualisasi konsep yang ada, yaitu konsep yang menyatakan proses dan

    konsep abstrak. Konsep yang menyatakan proses adalah proses difusi, osmosis,

    krenasi dan plasmolisis, dimana siswa harus melakukan pengamatan terhadap

     peristiwa tersebut dan perangkat praktikum yang dikembangkan memfasilitasi hal

    tersebut.

    Kemampuan siswa untuk memahami perubahan yang terjadi pada proses

    difusi, osmosis, krenasi dan plasmolisis sangat erat hubungannya dengan kemampuan

    menyelesaikan soal-soal pemahaman translasi, hal ini sejalan Alwi (2005) yang

    mengatakan pemahaman adalah proses, cara dan perbuatan memahami.

    3.2) Aspek Interpretasi

    Peningkatan pemahaman konsep siswa dalam aspek interpretasi berada pada

    kategori tinggi. Skor N-gain yang diperoleh kemungkinan disebabkan karena jenis

    konsep yang ada yaitu konsep proses dan konsep yang prinsip. Konsep yang

    45% 44% 44%

    72%

    97,86%

    83%

    47%

    97%

    64%

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    120%

    Translasi Interpretasi Ekstrapolasi

       S    k   o   r    (   %    )

    Pretest

    Postest

    N.Gain

    8

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    12/16

     

    menyatakan proses terdapat pada hubungan bentuk zat dan ukuran molekul terhadap

     proses difusi, pengaruh konsentrasi larutan terhadap osmosis, krenasi dan plasmolisis

    dimana harus melakukan pengamatan untuk melihat pengaruh yang terjadi. Perangkat

     praktikum yang dikembangkan memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan

    dari konsep yang menyatakan proses dan konsep yang prinsip sehingga hal ini yang

    mempengaruhi peningkatan pemahaman konsep siswa. Hal ini sejalan dengan siswa

    yang memahami konsep memungkinkan mereka memiliki kompetensi untuk

    menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lain, Ehrenberg (dalam Liliasari,

    2002). Kemampuan siswa untuk mengamati dan mengambil kesimpulan dari proses

    yang terjadi pada difusi-osmosis sangat erat hubungannya dengan kemampuan

    menyelesaikan soal-soal pemahaman aspek interpretasi.

    3.3) Aspek Ekstrapolasi

    Peningkatan pemahaman konsep siswa dalam aspek ekstrapolasi berada

     pada kategori sedang. Skor N-gain yang diperoleh kemungkinan disebabkan karena

     jenis konsep yang digunakan yaitu konsep yang menyatakan proses, konsep yang

    menyatankan prinsip dan konsep abstrak. Pemahaman ekstrapolasi melibatkan semua

    sub materi difusi-osmosis, sehingga pemahaman ini dipengaruhi oleh tiga sub materi

    ini. Kemampuan siswa untuk melakukan percobaan dan mengamati proses difusi,

    osmosis, krenasi dan plasmolisis, sangat erat hubungannya dengan kemampuan

    menyelesaikan soal-soal pemahaman konsep aspek ekstrapolasi.

    Perangkat praktikum yang dibuat mampu mengaktualisasi materi yang

     bersifat abstrak seperti membran semipermeabel dan dapat membantu siswa untuk

    menemukan dan memahami konsep serta dapat terintegrasi dalam proses

     pembelajaran. Sejalan dengan tujuan praktikum adalah untuk mengembangkan

    keterampilan memecahkan masalah dan berpikir kreatif, meningkatkan pemahaman

    terhadap IPA dan metode ilmiah, mengembangkan keterampilan percobaan dan

     penyelidikan ilmiah, menganalisis data dan mengkomunikasikan hasil, melatih

    9

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    13/16

     

    kemampuan bekerja sama, menumbuhkan sikap positif dan minat, serta

    meningkatkan pemahaman dan kepedulian terhadap lingkungan (Harlen 1992).

    Tanggapan dan Penilaian Validator Terhadap Hasil Pengembangan

    Tanggapan validator sangat positif yaitu perangkat seperti sangat diperlukan

    dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa memahami konsep dan

    menemukan konsep sendiri dari pengalaman sendiri melalui praktikum yang

    dilakukan pada saat proses pembelajaran, hal ini sejalan dengan pendapat Hinduan

    dalam wulandari (1999), kegiatan praktikum baik secara individu maupun

     berkelompok lebih efektif dibandingkan dengan metode demonstrasi.

    Tanggapan Observer Terhadap Hasil Pengembangan

    Berdasarkan tanggapan 2 orang observer pada uji skala kecil dan uji skala

     besar dapat disimpulkan bahwa perangkat praktikum yang dikembangkan dapat

    membantu guru dalam proses pembelajaran dan membantu siswa untuk menemukan

    konsep sendiri dan memahami konsep dengan sendiri melalui praktikum yang

    diaktualisasi dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan mempelajari biologi

     bukan hanya sekedar belajar kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

    konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga harus merupakan suatu proses penemuan

    (BSNP, 2006).

    Tanggapan Siswa Terhadap Perangkat Praktikum yang dikembangkan

    Perangkat praktikum yang dikembangkan dapat meningkatkan dan rasa ingin

    tahu siswa dalam belajar, membantu mereka memahami materi, konsep-konsep

    abstrak menjadi jelas/konkrit, hal ini karena praktikum yang dilakukan

    mengaktualisasi konsep yang abstrak dengan alat dan bahan yang dirancangsedemikian rupa. Hal ini sejalan dengan IPA (biologi) merupakan disiplin ilmu yang

     berorientasi pada kegiatan laboratorium atau percobaan atau pengamatan, dan

    menggunakan keterampilan fisik, kemampuan imaginasi, dan kreativitas ( Ministry of

     Education New Zealand , 1994), siswa merasa senang menggunakan perangkat yang

    10

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    14/16

     

    dibuat dan penggunaan dapat dilanjutkan, prosedur kerja mempermudah siswa

    melakukan percobaan untuk menemukan sendiri konsep difusi-osmosis, pertanyaan-

     pertanyaan pada lembar kerja peserta didik membuat siswa lebih paham konsep

    difusi-osmosis dan alat/bahan praktikum yang digunakan dengan mudah mereka

    dapatkan dari lingkungan sekitar. Hal ini sejalan tujuan praktikum untuk

    meningkatkan pemahaman terhadap IPA (Biologi) dan metode ilmiah (Berg &

    Gidding, dalam Harlen.W 1992)

    Perangkat praktikum yang dikembangkan mendapat tanggapan positif karena

     perangkat praktikum tersebut membantu siswa memahami konsep abstrak menjadi

    mudah dipahami karena diaktualisasi melalui praktikum, melatih siswa untuk

    menemukan konsep sendiri melalui pengalaman belajar yang mereka alami dan

    sangat menyenangkan karena alat/bahan mudah didapat dan mudah dalam

     penggunaannya. Senada dengan hal ini , Arifin (2000) mengungkapkan media dapat

    difungsikan untuk memusatkan perhatian pada pelajaran, mempermudah proses

     belajar mengajar, meningkatkan efisiensi belajar mengajar dan mempertahankan

    relevansi dengan tujuan pembelajaran.

    Kesimpulan

    Hasil pengembangan berupa perangkat praktikum difusi yang memvariasi

     bahan praktikum bertujuan untuk memfasilitasi siswa menemukan konsep faktor-

    faktor yang mempengaruhi proses difusi dan perangkat praktikum osmosis, membuat

    alat yang mengaktualisasi membran semipermeabel dan perpindahan pelarut serta

    hasil implementasi perangkat praktikum yang dikembangkan dapat meningkat

     pemahaman siswa dengan kategori sedang untuk aspek pemahaman translasi dan

    ekstrapolasi, kategori tinggi untuk aspek interpretasi.

    11

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    15/16

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Arends R.I (2007).  Learning to Teach. Belajar untuk mengajar (terjemahan). Edisi

     Ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Arifin, M., Sujda, WA., Ismail, AK., Mulyono., Wahyu, W. (2000) CommonTextbook (edisi revisi) Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: Jururusan

    Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

    Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

    Arikunto,S. (2007), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

    Campbell, Reece, MItehell, (2000). “Biologi Edisi Kelima Jilid 1’. Jakarta :Erlangga.

    Budiman, I, 2008. Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Dapat MeningkatkanKemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Dualisme Gelombang

    Partikel. Tesis M.S., Program Pasca Sarjana UPI, Bandung.

    Dahar, R.W (1996). Teori-Teori Belajar . Jakarta: Erlangga

    Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran

    Biologi SMA dan MA. Jakarta.

    Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang

    Standar Isi. Depdiknas: Jakarta.

    Direktorat Pendidikan Menengah Umum. (2003).  Kurikulum 2006 SMA Mata

     Pelajaran Biologi. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.(2006).  Panduan pembuatan Alat Peraga Sederhana. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

    Faizin S. (2008).  Problem Based Learning dan Alternatif Pembelajaran. JurnalPendidikan. Vol. 12 (8), edisi maret 2008.

    Hamalik O. (2006). Proses Belajar Mengajar . Jakarta: PT Bumi Aksara

    Harlen, W. (1992). The teaching of science. London: David Fulton Publishers.

  • 8/17/2019 Helita,-Praktikum Difusi Dan Osmosis

    16/16

     

    Henny R. (2007). Sains Biologi 1iA untuk Kelas Xi SMA dan MA Semester I. Solo:

    Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

    Ibrahim, M. (2000).  Pembelajaran Kooperatif . Surabaya: Universitas NegeriSurabaya University Press.

    Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

    Meltzer, E.David. (2002), The  relationship between mathemathics preparation andconceptual learning gains in physics: A possible hidden variable in

    diagnostic pretest score. Ammerican Association of Physics Teachers: American Journal Physics. 70 (20), 1259-1268.

    Monalisa. (2007).  Melatih  Ketreampilan Berpikir dalam Pendidikan. Diambil pada

    tanggal 17 Maret 2011, dari http://www.education/think/methods.htm 

     Nana, N. (1999). Biology. Journal Research and Advisory on Biology. Diambil padatanggal 12 Maret 2011, dari http://biocab.org/index.html 

    Omegawati .W.H dan Rohana K. (2010).  Buku Panduan Pendidik BIOLOGI untuk

    SMA/MA kelas XI . Intan Pariwara.

    Prawirohartono. S dan Sri H. (2007). Sains BIOLOGI 2 SMA/MA Kelas XI . BumiAksara.

    Purwanto, N (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

    Sudjadi B. dan Siti L. (2007).  BIOLOGI Sains dalam Kehidupan 2A Semester

     Pertama. Yudhistira.

    Sudjana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

    Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

    Rahayu S.Y dan Rahmat A. (2010).  Perangkat Rencana Pembelajaran BiologiSekolah Menengah Atas “Transport Sel”. Direktorat Ketenagaan. Direktorat

    Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.

    Riduan & Akdon. (2006).  Rumus dan data dalam Apalikasi Statistika. Bandung:Alfabeta

    Sugiyono, (2008). “ Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung : CV. Alfabeta.

    http://www.education/think/methods.htmhttp://www.education/think/methods.htmhttp://www.education/think/methods.htmhttp://biocab.org/index.htmlhttp://biocab.org/index.htmlhttp://biocab.org/index.htmlhttp://biocab.org/index.htmlhttp://www.education/think/methods.htm