hasil penelitian dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
34
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Diskripsi Siklus 1
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap materi
pembelajaran yang akan diajarkan.
Peneliti dan rekan sejawat melakukan kesepakatan dan berdiskusi untuk:
a) Menyusun skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 6 fase
pembelajaran, yaitu: 1) menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar dan
memotivasi siswa, 2) menyampaikan materi pembelajaran, 3) menegelompokkan
siswa ke dalam kelompok, 4) membimbing siwa dalam belajar kelompok, 5)
Evaluasi, berupa tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kepada kelompok.
b) Menyusun RPP Siklus 1, yang digunakan untuk pegangan guru dalam proses
pembelajaran agar lebih efektif, efisien, dan terarah sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
c) Menyusun Lembar Kerja Siswa 1
d) Menyusun media/alat peraga yang cocok
e) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi
f) Menyusun soal-soal tes individu/kuis dan postes
2) Pelaksanaan Tindakan
Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada hari
Senin tanggal 20 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Pertemuan pertama
membahas materi Menjelaskan sifat komutatif dan asosiatif, Kompetensi Dasar:
Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung Data penelitian berupa hasil belajar siswa
diperoleh dengan melakukan tes hasil belajar pada akhir pertemuan siklus 1. Banyaknya
siswa yang mengikuti pembelajaran ada 28 siswa terdiri dari laki-laki 18 siswa dan 11
siswa perempuan, serta dihadiri satu orang rekan sejawat sebagai observer.
35
Deskripsi Siklus 1 pertemuan 1.
Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Agustus. Pertemuan pertama berlangsung
selama 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang
berupa berdoa, presensi, guru membuka pelajaran dan mengecek pengetahuan awal
siswa tentang data, serta guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan ditempuh.
Kehadiran siswa mencapai 100% .Kegiatan pendahuluan ini berlangsung selama 10 menit.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran secara klasikal materi
" Sifat komutatif dan asosiatif " dengan indikator Menjelaskankan operasi hitung dengan
sifat pertukaran/komutatip dan Pengelompokan/asosiatif. Guru meminta siswa
memperagakan sifat komutatif dan asosiatif dengan cara siswa a sebagai bilangn x dan
siswa b sebagai bilangan y , siswa a ditambah b kemudian mereka dirubah posisinya,.
Setelah itu guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar berdasarkan nilai dasar
siswa yang diambil dari hasil tes sebelumnya, kelas dibagi dalam 5 kelompok tiap
kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan kemampuan heterogen. Setelah itu guru
membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan meminta siswa membaca petunjuk LKS
dan mengerjakan tugas secara kelompok dengan kerjasama, siswa yang sudah paham
menjelaskan pada temannya yang belum paham. Pada saat pembentukan kelompok siswa
berbuat gaduh dan ramai, siswa cenderung memilih kelompok dari teman yang disukai.
Guru melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Ada beberapa
siswa yang kurang aktif dalam kelompok belajarnya. Ada satu atau dua siswa pada
masing-masing kelompok yang kurang peduli terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh
teman yang lain. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit.
Pada kegiatan penutup guru memilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya, sedangkan kelompok lain menanggapi. Siswa dengan bantuan guru
melakukan membuat kesimpulan mengenai cara menyajikan data dalam bentuk tabel.
Guru memberikan tes individu/kuis dikerjakan secara mandiri. Guru memberikan pekerjaan
rumah Kegiatan penutup ini berlangsung selama 25 menit.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2013 dengan
alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan
yang berupa berdoa, presensi siswa, kemudian guru menunjuk siswa menuliskan jawaban
pekerjaan rumah dari pertemuan sebelumnya di papan tulis. Guru menginformasikan
36
tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 10
menit.
Pada kegiatan inti guru. Guru melakukan presentasi kelas materi sifat operasi
asosiatif dengan cara ceramah dan tanya jawab. Setelah kegiatan presentasi selesai ,
guru mengorganisasikan siswa ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 5 atau
6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan tugas dalam LKS dengan cara
kerjasama dan saling membantu. Siswa terlihat lebih aktif dalam kerja kelompok. Guru
membimbing siswa dalam mengerjakan soal dalam LKS .Guru memberikan umpan balik
atas kegiatan diskusi kelas dengan memberikan jawaban yang benar. Kegiatan inti
berlangsung selama 70 menit.
Pada kegiatan penutup guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa dengan
arahan guru membuat kesimpulan cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis, dan
batang. Kegiatan dilanjutkan dengan guru memberikan tes individu/kuis untuk dikerjakan
siswa secara mandiri. Guru memberikan penghargaan dengan pujian kepada kelompok
terbaik (yang mempunyai interaksi personal paling dinamis). Tindak lanjut guru
memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah.
3) Observasi
Dari hasil pengamatan proses tingkah laku siswa diperoleh catatan masih adanya
siswa yang kurang aktif dalam belajar kelompok, pembelajaran masih didominasi oleh
ketua kelompok, siswa kurang antusias untuk bertanya pada teman maupun gurunya.
Sebagian besar masih belum aktif belajar dalam kelompoknya. Pada siklus pertama ini
siswa dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 5 kelompok , tiap kelompok terdiri dari 5 atau
6 siswa dengan kemampuan heterogen ( kemampuan tinggi, sedang, rendah, laki-laki dan
perempuan). Siswa cenderung memilih kelompok yang disukainya tetapi guru memberikan
penjelasan pada anak bahwa anak harus belajar bersama dan kelompok dibentuk
berdasarkan nilai dasar yang diperoleh anak dengan kondisi yang heterogen (laki-laki,
perempuan, akademik tinggi, sedang, dan rendah).
Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses
pembelajaran yang didesain dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD yaitu
37
meliputi aktivitas mengajar guru, situasi kelas, dan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan observasi dari teman sejawat aktivitas mengajar guru cukup
baik sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperarif tipe STAD. Ada
beberapa kelompok belum terlibat secara aktif. Ketua kelompok masih mendominasi
dalam pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan penilaian hasil belajar siswa pada pra siklus diperoleh
data nilai rata-rata kelas pra siklus 53,75 pada siklus 1 meningkat rata-ratanya menjadi
69,29 (meningkat 13,54). Ketuntasan belajar pada pra siklus yang tuntas hanya 9 siswa
(32%) meningkat menjadi 15 siswa (54%) pada siklus 1 ( terjadi peningkatan 22%).
Terjadi peningkatan hasil belajar siswa tetapi indikator kinerja belum tercapai karena
ketuntasan baru mencapai 54%, sedangkan indikator kinerja ketuntasan mencapai 75%.
4) Refleksi
Berdarkan hasil observasi yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus 1 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Proses
Dari proses pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi ada beberapa hal yang
perlu perbaikan pada tindakan selanjutnya. Hal tersebut adalah:
1) Belum semua anggota kelompok aktif bekerja sama untuk melaksanakan tugas
yang diberikan oleh guru, ketua kelas masih mendominasi dalam pembelajaran.
2) Belum semua siswa yang pandai dalam kelompoknya mau membantu
temannya yang belum paham.
3) Siswa dalam kelompok ada yang berbicara sendiri dengan temannya.
4) Sebagian siswa ada yang tidak cocok dengan temannya dan cenderung
memilih teman yang disukai dalam kelompoknya.
5) Adanya sifat malu dan kurang percaya diri pada siswa sehingga siswa malu
untuk bertanya baik pada temannya, maupun gurunya.
b. Hasil Tes.
Hasil nilai tes siklus 1 ternyata belum dapat memenuhi target dari tujuan yang
diharapkan, sebab ketuntasan klasikal hanya 54% (15 siswa dari 28 siswa kelas IV ) dan
38
rata-rata hasil belajar 69,29 padahal yang ditetapkan ketuntasan belajar klasikal 75%
artinya ≥15 siswa telah mencapai KKM. Karena itu perlu diadakan perbaikan dan
peningkatan hasil belajar pada siklus 2. Perkembangan hasil belajar siklus 1 dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Perkembangan Hasil Belajar Siklus 1
Keadaan Pra Siklus Siklus 1 Indikator Kinerja
75 % tuntas(KKM≥ 70) Nilai rata-rata kelas 53,75 69,29 Ketuntasan 32% 54%
Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 55,75 dan pada akhir siklus 1 menjadi
69,29 (meningkat 13,54%). Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal 32% menjadi 54%
pada akhir siklus 1 (meningkat 22%), tetapi indikator kinerjanya belum tercapai, artinya
belum mencapai ketuntasan kasikal 75%.
c. Aktivitas mengajar guru
Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
tahapan model pembelajaran koperatif tipe STAD, tetapi belum berjalan secara maksimal
dalam hal penyajian materi pembelajaran, guru membimbing hanya pada siswa yang
mengalami kesulitan, penghargaan pada kelompok terbaik belum diberikan hadiah berupa
alat tulis yang lebih memotivasi siswa untuk bersaing dalam kegiatan kelompok.
4.1.2 Diskripsi Siklus 2
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil pada siklus 1, perlu perencanaan perbaikan pembelajaran pada
siklus 2 sebagai berikut:
a. Memantapkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
menekankan kerjasama, keaktifan, merotasi anggota kelompok berdasarkan
perolehan nilai pada hasil tes siklus 1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan tahap-tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara optimal, yaitu:
39
1) menyampain indikator pencapaian hasil belajar, 2) menyajikan materi
pembelajaran, 3) mengelompokkan siswa ke dalam 5 kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 5 atau 6 siswa secara heterogen, 4) membimbing siswa dalam bekerja
dan belajar, 5) evaluasi, memberikan tes individu/kuis, dan tes akhir 6)
memberikan penghargaan kelompok.
b. Guru memotivasi siswa untuk berani bertanya, dan menjawab pertanyaan
dengan memberikan bimbingan, dorongan arti penting rasa percaya diri dan
keberanian dalam kehidupan masyarakat, selain itu guru bisa menunjuk siswa-
siswa yang kurang aktif untuk bertanya/menjawab pertanyaan.
c. Menyusun RPP Siklus 2
d. Menyusun LKS
e. Menyusun Naskah soal tes individu/kuis
f. Menyusun Naskah soal pos tes
g. Menyiapkan lembar observasi
2) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam 2 x pertemuan dengan Kompetensi Dasar:
“Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung”. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 27 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit Pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 agustus membahas indikator menentukan median
dan modus sekumpulan data, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit .
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Agustus 2013 dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan
yaitu berdoa, presensi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada
siswa.
Kegiatan inti dimulai dengan guru menyajikan materi pembelajaran secara klasikal
dengan metode ceramah, pengamatan, tanya jawab, dengan indikator Menjelaskankan
operasi hitung dengan penyebaran/distributive, guru menunjuk siswa secara acak untuk
maju ke depan mengerjakan soal dengan tujuan untuk mengukur kesiapan siswa. Setelah
penyajian materi pembelajara selesai dilanjutkan dengan guru mengorganisasikan siswa
ke dalam 5 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa heterogen dengan
merombak anggota kelompok berdasarkan perolehan nilai dasar pada hasil tes siklus 1
40
dengan tujuan adanya penyegaran dan dinamikan kelompok. Setelah dibagi dalam
kelompok-kelompok, guru membagikan LKS sebagai bahan pembelajaran yang berisi
latihan-latihan soal yang harus dikerjakan oleh siswa secara kelompok, siswa yang pandai
membimbing temannya yang belum paham. Pada kegiatan ini keaktifan siswa mulai
meningkat. Sebagian besar siswa secara aktif bekerjasama menyelesaikan tugas yang
terdapat dalam LKS rata-rata ada 2 sampai 3 anak dalam kelompok yang aktif. Siswa yang
sudah paham sudah bersedia membimbing temannya, siswa berani bertanya pada teman
kelomponya dan gurunya. Pada waktu kegiatan berlangsung guru membimbing siswa atau
kelompok yang menemukan kesulitan, rata-rata tiap kelompok berani bertanya pada
gurunya. Pada kegiatan ini situasi kelas tampak ramai, banyak siswa yang berani
memberikan tanggapan. Guru memandu jalannya kegiatan kerja kelompok.
Kegiatan penutup, guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa
dengan arahan guru menyimpulkan cara menentukan rata-rata (mean). Kemudian siswa
mengerjakan kuis yang harus dikerjakan secara mandiri, dan hasil kuis ini nanti digunakan
untuk peningkatan skor individu dalam kelompok. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mempelajari materi pembelajaran selanjutnya.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Agustus 2013 dengan
alokasi waktu 2 X 35 menit. Kegiatan pendahuluan dimulai dengan guru meminta siswa
untuk berdoa, presensi. Guru mengecek pengetahuan awal siswa. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan ditempuh. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 10
menit.
Pada kegiatan inti Guru menyajikan materi pembelajaran dengan indikator
Menjelaskankan operasi hitung dengan penyebaran/distributive. Guru meminta siswa
berada dalam kelompok belajar yang telah ditentukan seperti pada pertemuan
sebelumnya. Pada kegiatan ini siswa tampak tertib, dan terkendali. Guru meminta siswa
membaca petunjuk pada LKS dan buku pelajaran matematika. Guru berusaha
membimbing kepada semua kelompok Guru berkeliling mengamati kegiatan siswa,
sebagian besar siswa dalam kelompok saling bekerja sama memberikan bantuan, semua
siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar kelompok. Situasi kelas sudah kondusif, tertib,
41
semua anggota kelompok bekerja dengan penuh tanggung jawab. Siswa berani bertanya
pada teman kelompoknya, maupun gurunya. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit.
Pada kegiatan penutup guru menunjuk siswa secara acak untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya. Siswa dengan mengadakan refleksi dengan melakukan tanya
jawab seputar materi pembelajaran, siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan
mengenai sifat operasi hitung. Kegiatan berikutnyan siswa mengerjakan kuis individu yang
harus dikerjakan siswa secara mandiri. Kegiatan penutup berlangsung selama 25 menit.
Pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik, dengan memberikan hadiah berupa
buku tulis dan bolpoint. Siswa tampak puas dan senang mendapatkan hadiah tersebut.
Ulangan harian dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Agustus 2013. Tindak lanjut
guru memberikan remedial.
3) Observasi
Selama kegiatan pembelajaran pada siklus 2 berlangsung diadakan pengamatan
terhadap guru dan siswa. Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh observer (pengamat)
oleh teman sejawat yaitu guru kelas 5 dengan mengisi lembar observasi aktivitas mengajar
guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil observasi diperoleh
data bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara keseluruhan telah
berlangsung dengan baik dan dan guru telah melaksanakan semua langkah-langkah
kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajara kooperatif tipe STAD.
Guru mampu membangkitkan motivasi siswa. Sebagian besar siswa aktif bekerjasama
dalam menyelesaika tugas dalam kelompoknya. Kerjasama dalam kelompok sangat baik,
karena dari 4 siswa yang aktif 3 – 4 siswa. Siswa berani memberikan tanggapan dalam
presentasi kelompok. Situasi kelas tertib, siswa sudah paham tugas dan kewajiban dalam
kelompoknya. Guru telah melakukan bimbingan yang menyeluruh pada semua kelompok.
Hasil ulangan harian mencapai nilai rata-rata kelas 80,54 dengan ketuntasan klasikal 86%
Hasil belajar pada siklus 2 sesuai dengan yang diharapkan yaitu ketuntasan mencapai ≥
75%, pada siklus 2 indikator kenerja sudah tercapai.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan tes kognitif selama siklus 2 berlangsung, diperoleh
data bahwa guru telah berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru
42
telah melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan pada
siklus 2. Selain itu aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari pra siklus, ketuntasan belajar 32% pada siklus 1 menjadi 54%
(meningkat 22%) dan pada siklus 2 meningkat secara signifikan yaitu 86%, sedangkan
rata-rata nilai meningkat dari 69,29 menjadi 80,54 (32%) pada siklus 2. Dengan demikian
setelah dilaksanakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pelaksanaan
pada siklus 2 dianggap telah berhasil, karena indikator kriteria keberhasilan sudah
tercapai, yaitu ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 75%, yaitu ketuntasan belajar
siswa mencapai 86%.
Peningkatan Hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Perkembangan Hasil Belajar Siklus 1 dan Siklus 2
Keadaan Siklus 1 Siklus 2 Indikator Kinerja
75 % tuntas(KKM≥ 65) Nilai rata-rata kelas 69,29 80,54 Ketuntasan 54% 86%
Berdasarkan tabel 4.3 ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 mencapai 86%, dengan nilai
rata-rata kelas 80,54. Dengan demikian pada siklus 2 indikator kinerja (ketuntasan klasikal
75%) sudah tercapai, sehingga penelitian berhenti sampai siklus 2.
4.2 Analisis Data
Data kuantitatif seperti data hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2
dianalis dengan statistik deskriptif, kemudian data yang terkumpul disajikan secara
sistematis dan diberi makna.
1) Nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas. Nilai
rata-rata diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai siswa dalam satu kelas dengan
jumlah siswa dalam satu kelas. Selain itu nilai rata-rata digunakan untuk
membandingkan peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.
2) Grafik, dipakai untuk menyajikan, menggambarkan hasil belajar matematika pada
tiap-tiap siklus.
43
3) Persentase, digunakan untuk menyajikan dan menggambarkan hasil belajar tiap-tiap
siklus.
Hasil belajar pra siklus, dan siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus, dan Siklus 1
Ketuntasan f %
Pra Siklus Siklus 1 Pra Siklus Siklus 1 1. Tuntas 9 15 32 54 2. Tidak Tuntas 19 13 68 46
Jumlah 28 28 100 100 Berdasarkan tabel 4.4, ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra
siklus yang tuntas ada 9 siswa (32%) meningkat menjadi 15 siswa (54% ) pada siklus 1
setelah diadakan tindakan penelitian.
Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus.
Berdasarkan grafik tersebut ketuntasan belajar sebesar 32% (sebanyak 9 siswa), siswa
yang tidak tuntas ada 19 siswa (68%) dari jumlah 28 siswa kelas IV. Dengan demikian
ketuntasan belajar prasiklus belum mencapai ketuntasan KKM (75%).
9
19
32
68
0
10
20
30
40
50
60
70
80
tuntas tidak tuntas
frek
uens
i/per
sent
ase
Ketuntasan Pra Siklus
frekuensi
Persentase
44
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1
Gambar 4.2, Grafik Ketuntasan Belajar Siklus 1.
Berdasarkan grafik tersebut, siswa yang tuntas ada 15 siswa dengan persentase
ketuntasan 54%, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 13 anak dengan persentase
46%. Dengan demikian pada siklus 1 indikator kriteria keberhasilan belum tercapai, karena
ketuntasan belajar masih di bawah 75%, untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada
siklus 2.
Ada pun ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2
N F % Ket.
< 70 4 14 Tidak tuntas ≥ 70 24 86 Tuntas
Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 4.5, ketuntasan belajar klasikal pada siklus 2 mencapai 86%, dengan
demikian indikator kinerja (ketuntasan klasikal 75%) sudah tercapai, sehingga penelitian
berhenti sampai siklus 2, karena pelaksanaan tindakan telah berhasil mencapai indikator
kinerja.
Analis data kualitatif meliputi aktivitas mengajar guru dan aktivitas kegiatan siswa
dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.
13 15
54
46
0
10
20
30
40
50
60
Tuntas Tidak Tuntas
Ketuntasan Belajar Siklus 1
Frekuensi Nilai
Persentase
45
Aktivitas mengajar guru Siklus 1 meliputi: 1) menjelaskan tujuan pembelajaran dan
indikator pencapaian hasil belajar, 2) menyajikan materi pembelajaran, 3) mengorganisasi
siswa kedalam 5 kelompok, 4) membimbing kelompok, 5) evaluasi hasil belajar dengan
memberikan tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kelompok. Semua langkah-
langkah kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi pada pertemuan pertama tahap penyampaian
tujuan pembelajaran, penyajian materi pembelajaran, membimbing kelompok, pemberian
penghargaan kelompok belum berjalan secara optimal, baru pada pertemuan ketiga
keterlaksanaan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif sudah
terlaksana dengan kategori baik. Aktivitas mengajar guru pada siklus 2 sudah terlaksana
sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan
semua tahapan terlaksana dengan baik .
4.3 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas siswa.
Pada siklus 1 aktivitas siswa masih tergolong rendah, siswa yang kurang aktif dalam
kelompoknya. Siswa masih banyak yang belum paham dengan kegiatan pembelajaran
koperatif tipe STAD, karena kurangnya penjelasan, sehingga siswa kurang
termotivasi, malu, takut bertanya pada guru. Oleh karena itu pada setiap proses
pembelajaran berlangsung siswa selalu diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh
rasa percara diri yang akhirnya siswa berani bertanya, bertindak, bekerjasama
dengan teman kelompoknya.
2) Siswa masih takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena
belum terbiasa atau belum terlatih, maka sangat perlu siswa diberi kesempatan
untuk menjawab pertanyaan, dan tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih
dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat dengan teman
sejawa. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang terlihat pasif. Pada tes
siklus 1, siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal,
kurang paham mengenai materi pembelajaran.
3) Pada kegiatan pembelajaran siklus 2, sebagian besar siswa berani bertanya pada
46
guru, dan temannya. Keberanian siswa semakin tumbuh, siswa dengan kesadaran
sendiri berani menunjukkan jarinya untuk menjawab pertanyaan, dan memberi tanggapan
terhadap kelompok lain.
4) Selama mengerjakan tes individu, dan tes akhir semua siswa mengerjakan dengan tertib.
5) Pada tes siklus 2, siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan
hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir
dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 86% dari jumlah 28
siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01. Dengan demikian pada siklus 2 dipandang
cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai tolok ukur keberhasilan
yaitu ketuntasan belajar telah mencapai ≥ 75%.
6) Aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2,
guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
kategori baik
7) Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar yang dicapai
siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01, dapat dilihat pada tabel dan grafik
berikut:
Tabel 4.5. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
Nilai Rata-rata
Kondisi Awal/Pra Siklus
Siklus 1 Siklus 2
53,75 69,29 80,54
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dijelaskan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-
rata kelas dari kondisi PraSiklus nilai rata-rata 53,75, pada siklus 1 meningkat
menjadi 69,29, kemudian naik menjadi 80,54 pada siklus 2. Hal ini berarti telah
terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV setelah diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dilihat dari rata-rata nilai pada siklus 2
tersebut, maka kriteria hasil belajar siswa adalah termasuk kriteria baik seperti yang
dikemukakan oleh (Sudjana,2002).
47
Tabel 4.6 Kriteria Hasil Belajar Siswa
Rata-rata nilai Nilai Huruf Kriteria
80 ≤ N ≤ 100 A Baik Sekali 70 ≤ N < 80 B Baik 60 ≤ N < 70 C Cukup 50 ≤ N < 60 D Kurang 0 ≤ N < 50 E Kurang Sekali Sumber: Sudjana, 2002 Prosedur untuk mengetahui kriteria hasil belajar aspek kognitif.
Gambar 4.3.
Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Antar Siklus
Berdasarkan Gambar 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa
antar siklus mengalami peningkatan untuk tiap siklus dari pra siklus nilai rata-rata 53,75
naik menjadi 69,29 pada siklus 1, lalu meningkat menjadi 80,54 pada siklus 2.
Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01 Pra
Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
53,75
69,29 80,54
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Nila
i
Siklus
Diagram Perbandingan Rata-rata Antar Siklus
Nilai Rata-rata
48
Tabel 4.7 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
N
F % Indikator Kinerja,
Ketuntasan 75%
Pra Siklus
Siklus 1 Siklus 2 Pra
Siklus Siklus 1 Siklus 2
< 70 19 15 4 32 46 14 KKM=70 ≥ 70 9 13 24 68 54 86 Jml 28 28 28 100 100 100
Berdasarkan tabel 4.7, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi pra
siklus siswa yang tuntas belajar ada 9 siswa (32%), pada siklus 1 meningkat menjadi 15
siswa (54%), kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 24 siswa (86%). Dapat ditarik
kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan ketuntasan belajar setelah diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada siklus 2 indikator kinerja sudah tercapai,
karena ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01 telah mencapai ≥ 75%
sehingga penelitian tindakan kelas berhenti pada siklus 2.
Berdasarkan hasil secara keseluruhan, pembelajaran matematika dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VI SD
Negeri Keputon 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang semester 1 tahun pelajaran
2013/2014 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan grafik ketuntasan belajar antar siklus dapat dilihat pada gambar diagram
berikut:
Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
0
5
10
15
20
25
PraSiklus
Siklus 1 Siklus 2
9
15
24
19
13
4
Ban
yak
Sis
wa
Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
49
Gambar 4.5 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar PraSiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar
siswa pada masing-masing siklus, pada pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 9 siswa
(32%), meningkat menjadi 15 siswa (54%) pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 24
siswa (86%) pada siklus 2. Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siklus 2, indikator kinerja
telah tercapai, yaitu ketuntasan belajar siswa telah mencapai 86%. Hal ini berati
penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, sehingga Model Pembelajaran Kooperatif memiliki kelebihan seperti yang
dikemukakan menurut Roestiyah (2001:17), yaitu:
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
2) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
3) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan
kebutuhan belajarnya.
4) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif
dalam diskusi.
5) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
32
54
86
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
prasiklus siklus 1 siklus 2
Per
sen
tase
(%)
Ket
un
tasa
n
Ketuntasan belajar
Column2