hasil penelitian

30
DR. IR. MUH. HATTA, M.SI. (PEMBIMBING UTAMA) DR. MAHATMA LANURU, ST, M.SC. (PEMBIMBING ANGGOTA) Kelimpahan Fitoplankton di Beberapa Pulau dan Muara Sungai di Kepulauan Spermonde HASIL PENELITIAN OLEH NURMAWATI L 111 07 005

Upload: nurma-putri-tanadoang

Post on 30-Jul-2015

41 views

Category:

Science


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil Penelitian

DR. IR. MUH. HATTA, M.SI. (PEMBIMBING UTAMA) 

DR. MAHATMA LANURU, ST, M.SC. (PEMBIMBING ANGGOTA) 

Keterkaitan Parameter Fisika Kimia Perairan dengan Klorofil a dan Kelimpahan Fitoplankton di Beberapa Pulau dan Muara Sungai di Kepulauan Spermonde

HASIL PENELITIAN

OLEH NURMAWATIL 111 07 005

Page 2: Hasil Penelitian

Latar Belakang

Page 3: Hasil Penelitian

Tujuan Penelitian

Page 4: Hasil Penelitian

Ruang Lingkup

Page 5: Hasil Penelitian

PENELITIAN DILAKSANAKAN PADA BULAN JULI SAMPAI

NOVEMBER 2011 DI 4 PULAU DAN 4 MUARA SUNGAI DI

PERAIRAN SPERMONDE.

PENGAMBILAN DATA LAPANGAN DILAKUKAN PADA

AKHIR BULAN JULI 2011 SEDANGKAN UNTUK DATA

LABORATORIUM DILAKUKAN PADA AWAL SEPTEMBER

SAMPAI NOVEMBER 2011.

Waktu dan Tempat

Page 6: Hasil Penelitian

Alat dan Bahan

Alat

perahu : alat transportasi layang- layang arus : mengukur arus kompas : penentuan arah arus plankton net no. 25 : menyaring

fitoplankton spektrofotometer : análisis kandungan

klorofil, nitrat dan phosfat cool box : tempat menyimpan sampel

air stopwatch : mengukur waktu GPS : menentukan titik koordinat thermometer : mengukur suhu salinometer : mengukur salinitas botol sampel : tempat sampel air laut turbidimeter : mengukur kekeruhan mikroskop+Sedwig–Rafter Counting :

menganalisis plankton alat tulis menulis dan kamera untuk

dokumentasi penelitian.

Alat

perahu : alat transportasi layang- layang arus : mengukur arus kompas : penentuan arah arus plankton net no. 25 : menyaring

fitoplankton spektrofotometer : análisis kandungan

klorofil, nitrat dan phosfat cool box : tempat menyimpan sampel

air stopwatch : mengukur waktu GPS : menentukan titik koordinat thermometer : mengukur suhu salinometer : mengukur salinitas botol sampel : tempat sampel air laut turbidimeter : mengukur kekeruhan mikroskop+Sedwig–Rafter Counting :

menganalisis plankton alat tulis menulis dan kamera untuk

dokumentasi penelitian.

Bahan

air laut sebagai sampel uji laboratorium

lugol 1% untuk mengawetkan sampel plankton

MgCO3 untuk mengendapkan larutan HgCL2 untuk posfat lankbant kuning dan spildol permanen

untuk penamaan sampel kertas saring untuk menyaring sampel

air laut.

Page 7: Hasil Penelitian

Prosedur Penelitian

Page 8: Hasil Penelitian

Pengambilan SampelPengambilan Sampel Pengukuran ParameterPengukuran Parameter

Sampel fitoplankton diambil secara horizontal menggunakan plankton net ditarik sepanjang 4 m, ( pengulangan 3 x). Hasil penyaringan ditampung dalam botol sampel plankton kemudian di awetkan dengan lugol.

sampel air laut diambil dengam botol ukuran 1000 ml.

SuhuSalinitasArus (diambil

bersamaan dengan sampel air laut pada setiap titik stasiun penelitian).

Kekeruhan (turbidimeter), pH, fosfat, nitrat.

Page 9: Hasil Penelitian

Perhitungan Kelimpahan Fitoplankton(APHA, 1992) dan Arus

Keterangan :N : Kelimpahan total plankton (sel/L)N : Jumlah sel plankton yang teramati (sel)Vt : Volume sampel yang tersaring (ml)Vcg : Volume SRC (ml)Vd : Volume sampel yang disaring (L)

V = Kecepatan arus terukur (m/dtk)S = Panjang lintasan layang-layang arus (m) t = Waktu tempuh layang-layang arus (detik)

Page 10: Hasil Penelitian

Pengukuran Konsentrasi Klorofil a (APHA,1992)

Sampel air laut disaring dengan menggunakan filter holder dilengkapi kertas saring selulosa yang dihubungkan dengan vacuum pump, kemudian ditambahkan 3-5 tetes MgCO3 pada hasil saringan diatas kertas saring

Kertas saring dibiarkan kering kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diekstraksi dengan 15ml Aseton 90% lalu dikocok, kemudian disimpan ke dalam refrigenerator selama 24 jam.

Setelah 24 jam, hasil saringan disentrifuge selama kurang lebih 15 menit. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 665 nm, 647 nm, dan 630 nm dengan menggunakan spektrofotometer.

Klorofil-a (mg/l) =  (11.85xE664 – 1.54xE647 – 0.08xE630) x Va

Vxl

Keterangan : Va = volume aseton yang digunakan

untuk ekstrask (ml) V = volume air yang disaring (l) l = panjang kuvet (cm) E664 = Absorsi pada panjang gelombang

664 nm dikurangi dengan absorbansi pada panjang gelombang 750 nm.

E630 = Absorbansi pada panjang gelombang 630 nm dikurangi dengan absorbansi pada panjang gelombang 750 nm.

E647 = Absorbansi pada panjang gelombang 647 nm dikurangi dengan absorbansi pada panjang gelombang 750 nm.

Page 11: Hasil Penelitian

Nitrat Nitrat Fosfat Fosfat

Botol sampel yang steril diisi dengan air laut lalu ditambahkan H2SO4 sebanyak lima tetes lalu dinginkan ke dalam cool box.

Diambil sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan larutan brucine sebanyak 5 tetes. Aduk, biarkan 2 - 4 menit

Lalu tambahkan 2 ml asam sulfat pekat di ruang asam (warna kekuningan).

Diambil sebanyak 1 takaran botol spektrofotometer kemudian di baca pada spektrofotometer pembacaan langsung dengan panjang gelombang 420 nm.

Botol sampel yang steril diisi dengan air larut ditambahkan H2SO4 sebanyak 5 tetes lalu dinginkan ke dalam cool box.

Diambil sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan larutan asam borat sebanyak 2 ml.

Lalu tambahkan 3 ml larutan pengoksid (warna kebiruan).

Diambil sebanyak 1 takaran botol spekrofotometer kemudian di baca pada spektrofotometer pembacaan langsung dengan panjang gelombang 650 nm.

Pengukuran Nitrat-Fosfat

Page 12: Hasil Penelitian

Analisis Data

Page 13: Hasil Penelitian
Page 14: Hasil Penelitian

Gambaran Lokasi Penelitian

Page 15: Hasil Penelitian

1. PARAMETER LINGUNGAN (SUHU, SALINITAS, PH, KEKERUHAN, ARUS,

NITRAT, FOSFAT)

2. KARAKTERISTIK PERAIRAN

3. KELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN KLOROFIL A

Hasil Penelitian

Page 16: Hasil Penelitian

Data Parameter LingkunganStasiun Lokasi Suhu (0) pH Salinitas (0/00) PO4 (mg/L) NO3 (mg/L) Kekeruhan (NTU) Arus (m/s)

Muara Sungai

S. Tallo 28 7,77 29 0,47 0,06 2,41 0,10

S. Tallo 2 29 7,78 31 0,26 0,04 1,81 0,38

S. Maros 29 7,73 30 0,54 0,10 1,62 0,15

S. Maros 2 27 7,78 26 0,42 0,05 2,40 0,56

S. Pangkep 28 7,73 24 0,69 0,03 7,47 0,26

S. Pangkep 2 307,35 30 0,91 0,06 0,47

0,48

S. Labakkang 29 7,70 27 0,34 0,09 4,76 0,17

S. Labakkang 2 30 7,78 29 0,19 0,04 0,93 0,71

Pulau

P. Salemo 28 7,78 31 0,40 0,03 0,42 0,18

P. Salemo 2 27 7,70 34 0,36 0,05 0,36 0,38

P. Reangreang 29 7,76 32 0,18 0,03 0,41 0,25

P. Reangreang 2 28 7,79 28 0,31 0,05 0,61 0,22

P. Suranti 29 7,77 29 0,24 0,11 0,26 0,59

P. Suranti 2 28 7,77 32 0,18 0,11 0,23 0,77

P. Barrang Lompo 30 7,72 33 0,39 0,05 0,60 0,29

P. Barrang Lompo 2 31 7,76 34 0,18 0,04 0,31 0,30

Page 17: Hasil Penelitian
Page 18: Hasil Penelitian
Page 19: Hasil Penelitian
Page 20: Hasil Penelitian
Page 21: Hasil Penelitian

KISARAN ARUS DI PERAIRAN SPERMONDE SANGAT BERAGAM MULAI 0,10 (S.TALLO1 – 0,77 M/DTK(P.

SURANTI 2)

KECEPATAN ARUS YANG LAMBAT SAMPAI CEPAT (MASON, 1981).

MENGELOMPOKKAN PERAIRAN YANG BERARUS SANGAT CEPAT (>1M/DTK), CEPAT (0,5-1M/DTK),

SEDANG (0,25-0,5M/DTK), LAMBAT (0,1-0,25M/DTK).

5. Arus

Page 22: Hasil Penelitian
Page 23: Hasil Penelitian
Page 24: Hasil Penelitian

Karakteristik Perairan (PCA)

Page 25: Hasil Penelitian

Data Kel_Fito dan Klorofil a

Stasiun Lokasi Kel_Fito(sel/liter) Klorofil-a (mg/m3)

Muara Sungai

S. Tallo 25521 0,55

S. Tallo 2 10163 0,42

S. Maros 26199 0,82

S. Maros 2 6633 0,43

S. Pangkep 8234 0,58

S. Pangkep 2 7348 0,42

S. Labakkang 10160 0,78

S. Labakkang 2 7833 0,50

Pulau

P. Salemo 8415 0,53

P. Salemo 2 2441 0,48

P. Reangreang 5553 0,46

P. Reangreang 2 1178 0,47

P. Suranti 2560 0,59

P. Suranti 2 2064 0,45

P. Barrang Lompo 14419 0,35

P. Barrang Lompo 2 3602 0,33

Page 26: Hasil Penelitian

33 Genera terdiri dr 4 Kelas • Bacillariophyceae (22 Genera : Asterionella, Bacillaria, Biddulphia, Chaetoceros,

Cocconeis , Coscinodiscus, Cyctotella, Detonula, Ditylum, Hemiaulus, Leptocylindrus, Navicula, Nitzchia, Pinnularia, Planktoniella, Pleurosigma, Rhizosolenia, Skeletonema, Surirella, Tabellaria, Thalassionema, dan Thalassiosira),

Cyanophyceae (1 Genera : Oscillatoria), Dinophyceae (8 Genera : Ceratium, Coelastrum, Dinophysis , Gonyaulax , Gymnodinium,

Peridinium, Prorocentrum, dan Protoperidinium) Xanthophyceae (1 Genera : Halosphaera) Serta 1 Genera Tambahan Yaitu Phaeocystis. Paling sering dijumpai hampir di semua stasiun : Rhizosolenia, Leptocylindrus,

Pleurosigma dan Bacillaria (Bacillariophyceae ) serta Ceratium (Dinophyceae). Tidak umum ditemui : Cyanophyceae (Oscillatoria di pulau Salemo), Xanthophyceae

(Halosphaera di sungai Labakkang) dan Bacillariophyceae (Hemiaulus di sungai Maros, Navicula dan Pinnularia di Sungai Tallo, serta Nitzchia di pulau Salemo).

Komposisi Fitoplankton

Page 27: Hasil Penelitian
Page 28: Hasil Penelitian
Page 29: Hasil Penelitian

Kelimpahan fitoplankton pada stasiun muara sungai lebih

tinggi dibandingkan dengan stasiun pulau dengan perbedaan yang

signifikan (P<0,05). Begitu juga halnya dengan klorofil a tetapi

perbedaannya tidak signifikan (P>0,05).

Kelimpahan fitoplankton dominan dipengaruhi oleh arus

sedangkan konsentrasi klorofil a dominan dipengaruhi oleh

salinitas, nitrat, dan kekeruhan (P<0,05).

Perairan Barrang Lompo merupakan perairan yg relatif homogen

dibandingkan dengan perairan lainnya pada lokasi penelitian.

Kesimpulan

Page 30: Hasil Penelitian

TERIMA KASIH

Sekian