hasil jagung
TRANSCRIPT
PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK ANORGANIK SERTA KOMBINASINYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
SERAPAN HARA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays. L)
(Laporan Analisis Tanah dan Tanaman)
Oleh
Agung Ade Wijaya1014121002
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDR LAMPUNG
2013
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pengusahaan tanaman jagung (Zea mays L.) mempunyai prospek yang relatif
cerah. Meskipun pemanfaatannya sebagai sumber makanan pokok menurun, tetapi
secara nasional permintaan jagung khususnya untuk industri pakan ternak terus
meningkat.
Masalah yang sering dihadapi dalam pengusahaan tanaman jagung adalah
produktivitas tanah sangat rendah (marginal), khususnya tanah ultisol yang tingkat
kesuburannya rendah dan sifat fisikanya kurang baik. Upaya yang dapat dilakukan
agar produktivitas tanahnya meningkat salah satunya adalah dengan pemberian
pupuk yang cukup agar pertumbuhan dan produksi tanaman jagung dapat
ditingkatkan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah
dengan cara pemupukan. Pemupukan dilakukan karena tanah tidak mampu
menyediakan satu atau beberapa unsur hara untuk menjamin suatu tingkat
produksi tertentu. Pemupukan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan,
meningkatkan produksi, dan memperbaiki kualitas tanaman. Respons tanaman
terhadap pemberian akan meningkat bila menggunakan jenis pupuk, dosis, waktu
dan cara pemberian pupuk yang tepat (Leiwakabessy dan Sutandi,1998).
Masyarakat Indonesia mengenal dua jenis pupuk, yaitu pupuk organic dan pupuk
anorganik. Sebelum mengenal pupuk anorganik, masyarakat Indonesia sudah
memanfaatkan pupuk organic dalam usaha meningkatkan produksi tanaman,
namun penggunaan pupuk organic ini menjadi berkurang setelah adanya pupuk
anorganik. Dalam penerapannya pemupukan berimbang dapat menggunakan
pupuk tunggal seperti Urea, SP-36, TSP, dan KCl, pupuk majemuk ditambah
pupuk tunggal atau campuran pupuk tunggal. Agar sesuai dengan takaran
pemupukan berimbang yang spesifik lokasi, komposisi pupuk harus bervariasi
sesuai kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman (Pusri, 2008).
Musnamar (2003) menyebutkan bahwa penggunaan pupuk anorganik secara terus
menerus menjadi tidak efisien dan dapat mengganggu keseimbangan sifat tanah
sehingga menurunkan produktivitas lahan dan mempengaruhi produksi tanaman.
Dampak negative terhadap lingkungan, produksi dan tanah akibat aktivitas
intensif pada pertanian modern, mendorong petani untuk kembali ke sistem
pertanian yang ramah lingkungan yaitu sistem pertanian organic.
Pupuk organik memiliki banyak manfaat bagi tanah dan tanaman. Namun,
keengganan masih sering timbul dalam penggunaan karena proses fermentasi dan
pematangannya lama, biaya dan transportasi tinggi, serta sering muncul gulma
dan penyakit. Selain itu, kandungan unsur hara dalam pupuk organic juga tidak
lebih baik dari pupuk anorganik.
Proses dekomposisi bahan organik yang lambat menyebabkan terlambatnya
tanaman memperoleh hara untuk pertumbuhannya. Jumlah bahan organik yang
terbatas menyebabkan adanya kesulitan dalam penyediaan bahan organic dalam
jumlah yang dibutuhkan. Musnamar (2003) menyebutkan bahwa terdapat
interaksi positif pada penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik secara
terpadu. Pemberian pupuk organik yang dipadukan dengan pupuk anorganik
dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan efisiensi penggunaan pupuk, baik
pada lahan sawah maupun lahan kering. Oleh karena itu, pada praktikum analisis
tanah dan tanaman ini ingin menguji pupuk organik dan pupuk anorganik serta
kombinasi antara pupuk organik dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan
dan serapan hara pada tanaman jagung.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pupuk organik dan pupuk anorganik serta kombinasinya dapat
meningkatkan serapan hara bagi tanaman jagung?
2. Apakah pupuk organik dan pupuk anorganik serta kombinasinya dapat
meningkatkan serapan hara bagi tanaman jagung?
I.3 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk
anorganik serta kombinasinya terhadap pertumbuhan tanaman jagung
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk
anorganik serta kombinasinya terhadap serapan unsur hara N, P, dan K
pada tanaman jagung.
I.4 Kerangka Pemikiran
Budidaya tanaman jagung (Zea mays L) di lahan kering yang pada umumnya
didominasi oleh tanah Ultisol mempunyai potensi keracunan Al dan miskin
kandungan bahan organik. Tanah ini juga miskin kandungan hara terutama P dan
kation-kation dapat ditukar seperti Ca, Mg, Na, dan K, kadar Al tinggi, kapasitas
tukar kation rendah, dan peka terhadap erosi (Sri Adiningsih dan Mulyadi 1993).
Oleh karena itu, untuk melengkapi kebutuhan unsur hara pada tanaman jagung
diperlukan pemberian unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian
unsur hara tanaman dapat dilakukan dengan aplikasi pupuk. Aplikasi pupuk
tersebut dapat berupa pupuk organik maupun pupuk kimia.
Erida (2011) menyatakan bahwa pupuk organik maupun anorganik mempunyai
perbedaan masing-masing, diantaranya dalam hal kecepatan penyerapan unsur
hara dari pupuk organik yang tergolong lambat dibandingkan pupuk anorganik
sehingga pengaruh yang ditimbulkan oleh pupuk organik terhadap pertumbuhan
yang terjadi pada tanaman berlangsung dengan lambat dibandingkan dengan
pupuk anorganik yang berlangsung cepat. Sebaliknya, susunan unsur hara yang
dikandung dalam pupuk organik lebih lengkap dibandingkan pupuk anorganik.
Menurut Soepardi (1983), pupuk kandang (pupuk organik) selain mengadung hara
makro seperti N, P, K juga mengadung hara mikro seperti Zn, Bo, Mn, Cu, dan
Mo.
Dari hasil penelitian Amanda (2009), pada unsur P, K, Ca dan Mg semua
perlakuan memiliki hubungan korelasi positif, artinya semakin banyak unsur P, K,
Ca dan Mg dalam tanaman akan meningkatkan hasil produksi karena unsur P, K,
Ca dan Mg banyak berperan dalam fase generatif tanaman jagung.
Sirappa dan Nasruddin Razak (2010) menyatakan penggunaan pupuk tunggal
NPK yang dikombinasikan dengan pupuk kandang memberikan hasil pipilan
jagung lebih tinggi dari rata-rata hasil jagung nasional dan Maluku. Penggunaan
pupuk kandang (kotoran ayam) pada perlakuan ini mempunyai peranan sangat
penting terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, terutama peranannya dalam hal
meningkatkan kapasitas pengikatan dari tanah dalam menyimpan air. Hal ini
terlihat dari hasil jagung yang cukup tinggi meskipun berada pada kondisi
cekaman lingkungan (kekeringan) selama kegiatan berlangsung, yaitu curah hujan
hanya berkisar antara 18-91 mm/bulan dan hanya dibantu beberapa kali
penyiraman dengan menggunakan mesin pompa.
Dari hasil penelitian Nuryamsi (2009), pemberian K ke dalam media tumbuh
nyata meningkatkan serapan hara N dan K sedangkan terhadap serapan P tidak
berpengaruh nyata. Maka, dengan penggunaan pupuk organik dan pupuk
anorganik serta kombinasinya diharapkan dapat memperbaiki faktor pembatas
pertumbuhan tanaman, melengkapi kebutuhan hara dan meningkatkan produksi
tanaman jagung.
1.5 Hipotesis
1. Pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik serta kombinasinya dapat
meningkatkan pertumbuhan pada tanaman jagung.
2. Pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik serta kombinasinya dapat
meningkatkan serapan hara pada tanaman jagung.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum ini yaitu plastik, spidol, koran,
polybag, timbangan, botol kocok, gelas ukur, shaker, pH meter, kertas saring
whatman, tabung reaksi, Erlenmeyer 100 ml, pipet 10 ml, gelas ukur, rubber bulb,
shaker, spektrofotometer, Buret 25 ml, Erlenmeyer 100 ml bertera, botol semprot,
labu didih 250 ml, labu kjehdal, Flamefotometer, pipet 10 ml, pipet tetes.
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih jagung manis,
Urea, SP - 36, KCl, pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam, tanah kering
udara (lolos ayakan 2mm), aquades, larutan standar pH 4 dan 7, pengekstrak Bray
dan Kurtz I (0,025 N HCL + 0,03 N NH4F, pereaksi pewarna P, deret standar
PO4 (0-2,5 ppm), Asam sulfat pekat (95-97%), campuran selen, Asam borat 1%,
Natrium hidoksida 40 %, Indikator Conway, larutan HCl 0,1 N, Amonium asetat
(NH4OAc) 1 N Ph 7, Kalium bikromat, Asam fosfat pekat, Larutan NaF 4 %,
Indikator difenilamin, Larutan Ferro ammonium sulfat 0,5 N.
3.2 Metode Percobaan
3.2.1 Penanaman Jagung
Pada penanaman jagung hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan untuk penanaman jagung seperti polybag dan cangkul. Lalu
memasukkan tanah lapisan atas kedalam polybag dan membuat lubang tanam.
Setelah itu memasukkan dua benih jagung setiap satu lubang tanam pada semua
perlakuan. Lalu memberi label pada setiap perlakuan pada polybag untuk
memudahkan pengamatan.
3.2.2 Pengamatan
a. Tinggi Tanaman
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dari
atas permukaan media tumbuh sampai titik tumbuh tertinggi. Pengukuran tinggi
tanaman dilakukan sejak tanaman berumur 1 minggu setelah tanam.
b. Jumlah Daun
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun pada setiap tanaman
sampel. Penghitungan jumlah daun dilakukan sejak tanaman berumur 1 minggu
seteah tanam.
c. Bobot Berangkas
Pengamatan dilakukan dengan menimbang berangkasan kering tanaman sampel
setelah dikering oven pada suhu 700C sampai mencapai berat konstan.
Pengamatan dilakukan setelah panen terakhir dengan cara mengoven semua
bagian tanaman. Sebelum dioven batang tanaman jagung dipotong menjadi
ukuran yang lebih kecil agar mudah dalam pembungkusannya.
d. Bobot Bonggol jagung
Pengamatan dilakukan dengan menimbang bobot bonggol sampel. Lalu bobot
basah dan bobot kering di masukkan kedalam oven dengan suhu 700 C.
Pengamatan dilakukan setelah panen terakhir .
e. Analisis Tanah (N-total, P-total, P-tersedia, Kdd, pH tanah, dan C-organik)
Analisis tanah dilakukan setelah panen dengan cara pengambilan sampel tanah
untuk di analisis N-total, P-total, P-tersedia, Kdd, pH tanah, dan C-organik.
f. Analisis Tanaman (N, P dan K).
Analisis tanaman dilakukan setelah panen dengan cara menganalisis N,P, dan K
pada sample tanaman, baik berangkasan maupun bonggol yang sudah di oven.
3.2.3 Pemupukan
Aplikasi pupuk dilakukan setelah 1 minggu setelah tanam, setelah tanaman
muncul dan tanah siap diberi pupuk Urea, SP – 36, KCl dan pupuk kandang yang
berasal dari kotoran ayam secara bersamaan. Saat pemberian pupuk, pupuk harus
merata, maka pupuk anorganik dicampur dengan tanah.
3.2.4 Uji korelasi
Setelah melakukan analisis tanah dan tanaman, hal yang perlu dilakukan adalah
uji korelasi untuk melihat hubungan antara tinggi tanaman dengan serapan hara
N,P, dan K serta Bobot basah dengan serapan hara N,P, dan K.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sifat kimia tanah
Hasil Analisis Tanah Setelah Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Anorganik Serta Kombinasinya
Perlakuan pH (H2O) N-total (%) P-tersedia (ppm)
K-dd
(me 100 g-1)
NPK+Kotoran Ayam
6.99 0.263 244.3 5.587
NPK 6.95 0.221 244.3 0.662
NK 6.58 0.137 225.3 3.823
PK 6.76 0.165 270.4 2.06
NP 7.95 0.179 228.2 6.484
Berdasarkan analisis tanah pada table diatas menunjukkan bahwa pemupukan
menggunakan pupuk organic dan pupuk anorganik serta kombinasinya dapat
meningkatkan kesuburan pada tanah ultisol. Hal ini dapat terlihat pada Ph tanah
yang meningkat. Masing-masing perlakuan mendekati netral.
Berdasarkan hasil analisis tanah pada table, pupuk anorganik dan pupuk kandang
ayam mampu memberikan residu unsur hara. Kandungan nitrogen total dengan
pemberian pupuk NPK dan pupuk kandang ayam paling tinggi dapat dipahami
karena mampu memberikan penyediaan nitrogen secara langsung.
Sedangkan P-tersedia pada perlakuan PK berada pada tingkat yang paling tinggi
yaitu sekitar 270.4 ppm. Hal ini terjadi karena pemberian pupuk PK mampu
memberikan P tersedia secara langsung.
B. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Anorganik Serta
Kombinasinya terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan pemupukan tidak berbeda
nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini diduga karena kombinasi antara pupuk
kandang ayam dengan pupuk NPK mampu memberikan bahan organic yang
tinggi bagi tanaman sehingga tanaman mampu menyerap secara langsung. Pupuk
kandang ayam dan pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung
yang paling tinggi. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena pada penanaman
jagung menggunakan polybag sehingga unsure hara yang dibutuhkan tanaman
dapat tersedia untuk tanaman sehingga tanaman memberikan pertumbuhan yang
baik. .
1 2 3 4 5 6 70
20
40
60
80
100
120
140
NPK + Kotoran AyamNPKNKPKNP
Minggu Ke-
Tin
ggi T
anam
an
Hasil grafik pada pertumbuhan tanaman jagung diatas dapat terlihat bahwa
pemberian pupuk kandang ayam dengan kombinasinya mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman jagung. Sehingga pemberian pupuk kandang ayam dan
kombinasinya dengan pupuk anorganik dapat digunakan untuk mengurangi
penggunaan pupuk tunngal anorganik pada tanaman jagung.
C. Uji Korelasi Antar Variabel Pengamatan
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.000.00
10.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00
100.00
f(x) = − 0.113645640085343 x + 75.7509456497654R² = 0.0609289140496461
Separan N Tanaman
Ting
gi T
anam
an
Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat korelasi yang sangat
nyata antara serapan unsur N dengan pertumbuhan tinggi tanaman
jagung.Semakin tinggi tanaman maka serapan N tanamannya semakin
menurun.Hal ini disebabkan tanaman membutuhkan N yang cukup banyak pada
fase pertumbuhan tanaman,namu semakin tanaman mendekati tinggi maksimal
serapan N akan menurun.
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.000
102030405060708090
100
f(x) = 1.22012704397999 x + 52.519003411621R² = 0.0838402038456208
Serapan P Tanaman
Ting
gi T
anam
an
Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata
antara serapan P dan pertumbuhan tinggi tanaman jagung,secara statistika,Namun
terlihat pada semua perlakuan,semakin tinggi serapan P maka semakin tinggi pula
tinggi tanamannya.Dari semua uji korelasi menunjukan bahwa secara agronomi
penggunaan pupuk kandang ayam dengan kombinasinya menggunakan pupuk
anorganik dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia tunggal
dalam budidaya jagung.
0 2 4 6 8 10 12 14 16 180
102030405060708090
100
f(x) = 1.22012704397999 x + 52.519003411621R² = 0.0838402038456208
Serapan K Tanaman
Ting
gi T
anam
an
Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata
antara serapan P dan pertumbuhan tinggi tanaman jagung,secara statistika. Namun
terlihat pada semua perlakuan,semakin tinggi serapan K maka semakin tinggi pula
tinggi tanamannya. Dari semua uji korelasi menunjukan bahwa secara agronomi
penggunaan pupuk kandang ayam dengan kombinasinya menggunakan pupuk
anorganik dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia tunggal
dalam budidaya jagung.
6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.50
50
100
150
200
250
300
350
400
f(x) = 35.2746914156599 x − 104.709074589332R² = 0.285034926819078
Separan N Tanaman
Bobo
t bas
ah
Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata
antara serapan unsur N terhadap pertambahan bobot basah pada pertanaman
jagung.hal ini mungkin disebabkan karena unsur N tidak berpengaruh besar pada
pertambahan bobot basah pada pertanaman jagung.namun dari berbagai
perlakuan,perlakuan NPK+Kotoran Ayam menghasilkan bobot basah jagung yang
paling tinggi.pupuk jenis ini membantu tanaman jagung untuk menghasilkan
bobot basah yang tinggi
6.50 7.00 7.50 8.00 8.50 9.00 9.50 10.0010.5011.0011.500
50
100
150
200
250
300
350
400
f(x) = 32.8120653921179 x − 71.0597540119386R² = 0.257065969254478
Serapan P Tanaman
Bob
ot B
asah
Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat korelasi yang nyata
antara serapan unsur P terhadap bobot basah pada tanaman jagungsemakin tinggi
serapan P maka semakin tinggi pula bobot basah jagung,hal ini disebabkan karena
serapan unsur P mempengaruhi bobot basah pertanaman jagung secara langsung
maupun tidak langsung.Perlakuan yang menghasilkan bobot basah paling tinggi
adalah perlakuan NPK+Kotoran Ayam, gabungan antara kedua pupuk ini
membuat tanaman jagung memiliki bobot basah yang paling tinggi.
1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 2.20 2.40 2.60 2.800
50100150200250300350400
f(x) = 73.4530521787309 x + 82.5445436669601R² = 0.141628794001762
Serapan K Tanaman
Bobo
t Bas
ah
Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat korelasi yang sangat
nyata antara serapan Unsur K terhadap pertambahan bobot basah pada pertanaman
jagung. Hal ini mungkin disebabkan oleh kebutuhan tanaman jagung akan unsur
K sehingga unsur K sangat membantu tanaman jagung untuk tumbuh dan
berkembang secara baik, semakin tinggi serapan unsur K maka semakin besar
bobot basah pada pertanaman jagung. Pada perlakuan NPK+Kotoran Ayam bobot
basah pertanaman jagung mencapai hasil yang paling tinggi jika di bandingkan
dengan perlakuan yang lainnya. Dari semua uji korelasi menunjukan bahwa
pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk anorganik serta kombinasinya mampu
meningkatkan serapan hara bagi tanaman. Selain itu dari uji korelasi menunjukkan
bahwa secara agronomi penggunaan pupuk kandang ayam dengan kombinasinya
menggunakan pupuk anorganik dapat digunakan sebagai alternatif pengganti
pupuk kimia tunggal dalam budidaya jagung.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
(1) Pemberian pupuk kandang ayam dan kombinasinya dengan pupuk
anorganik mampu meningkatkan pertumbuhan pada tanaman jagung
(2) Serapan hara N, P, dan K tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk
kandang ayam dan kombinasinya dengan pupuk anorganik.
(3) Pupuk kandang ayam dan kombinasinya dengan pupuk anorganik dapat
digunakan untuk menggantikan penggunaan pupuk tunggal anorganik
dalam budidaya tanaman jagung.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Nursyamsi, 2009. Pengaruh Kalium dan Varietas Jagung terhadap Eksudat Asam Organik dari Akar, Serapan N, P, dan K Tanaman dan Produksi Brangkasan Jagung (Zea mays L.)
Leiwakabessy, F.M. 1998. Bahan Kuliah Kesuburan Tanah.Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Munir. 1996. Manipulasi sifat fisika tanah melalui pemupukan oganik dan pengolahan tanah untuk perbaikan keragaman olah tanah dan tanaman. Tesis. PPS IPB. Bogor.
Murbandono, 2000. Membuat Compas. Penebar Swadaya. Jakarta. 54 hal.
Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik: Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi.
Penebar Swadaya. Jakarta.
M. P. Sirappa dan Nasruddin Razak,2010. Peningkatan Produktivitas Jagung Melalui Pemberian Pupuk N, P, K dan pupuk Kandang pada Lahan Kering di Maluku. Maluku
Novia Amanda. 2009. Uji Efektifitas Pupuk NPK Produksi dan Kadar Hara Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Tanah Program Studi Manajemen Sumber Daya Lahan Departemen Ilmu Tanah dan SumberDaya Institut Pertanian Bogor Super HIS Terhadap Ultisol, Cijayanti. Bogor.
Prasetyo, B.H., dan Sariadikarta, D. A. 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi Pengolahan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 25(2):39-47.
Pusri, 2008. Pemupukan Berimbang. http://[email protected].
Soil Survey Staff. 2003. Keys to Soil Taxonomy. USDA, Natural Research Conservation Service. Ninth Edition. Washington D.C.
Sri Adiningsih, J. dan Mulyadi. 1993. Alternatif teknik rehabilitasi dan pemanfaatan lahan alang-alang. hlm. 29−50. Dalam S. Sukmana, Suwardjo, J. Sri Adiningsih, H. Subagjo, H.Suhardjo, Y. Prawirasumantri (Ed.). Pemanfaatan lahan alang-alang untuk usaha tani berkelanjutan. Prosiding Seminar Lahan Alang-alang, Bogor, Desember 1992. Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian.
Subagyo, H., Sudewo, P., dan Prasetyo, B.H. 1986. Pedogenesis beberapa profil MediteranMerah dari batu kapur di sekitar Tuban, Jawa Timur. hlm. 103−122.
LAMPIRAN