hasil jagung

30
PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK ANORGANIK SERTA KOMBINASINYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SERAPAN HARA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays. L) (Laporan Analisis Tanah dan Tanaman) Oleh Agung Ade Wijaya 1014121002

Upload: karina-zulkarnain

Post on 25-Oct-2015

111 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL JAGUNG

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK ANORGANIK SERTA KOMBINASINYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

SERAPAN HARA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays. L)

(Laporan Analisis Tanah dan Tanaman)

Oleh

Agung Ade Wijaya1014121002

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDR LAMPUNG

2013

Page 2: HASIL JAGUNG

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pengusahaan tanaman jagung (Zea mays L.) mempunyai prospek yang relatif

cerah. Meskipun pemanfaatannya sebagai sumber makanan pokok menurun, tetapi

secara nasional permintaan jagung khususnya untuk industri pakan ternak terus

meningkat.

Masalah yang sering dihadapi dalam pengusahaan tanaman jagung adalah

produktivitas tanah sangat rendah (marginal), khususnya tanah ultisol yang tingkat

kesuburannya rendah dan sifat fisikanya kurang baik. Upaya yang dapat dilakukan

agar produktivitas tanahnya meningkat salah satunya adalah dengan pemberian

pupuk yang cukup agar pertumbuhan dan produksi tanaman jagung dapat

ditingkatkan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah

dengan cara pemupukan. Pemupukan dilakukan karena tanah tidak mampu

menyediakan satu atau beberapa unsur hara untuk menjamin suatu tingkat

produksi tertentu. Pemupukan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan,

meningkatkan produksi, dan memperbaiki kualitas tanaman. Respons tanaman

Page 3: HASIL JAGUNG

terhadap pemberian akan meningkat bila menggunakan jenis pupuk, dosis, waktu

dan cara pemberian pupuk yang tepat (Leiwakabessy dan Sutandi,1998).

Masyarakat Indonesia mengenal dua jenis pupuk, yaitu pupuk organic dan pupuk

anorganik. Sebelum mengenal pupuk anorganik, masyarakat Indonesia sudah

memanfaatkan pupuk organic dalam usaha meningkatkan produksi tanaman,

namun penggunaan pupuk organic ini menjadi berkurang setelah adanya pupuk

anorganik. Dalam penerapannya pemupukan berimbang dapat menggunakan

pupuk tunggal seperti Urea, SP-36, TSP, dan KCl, pupuk majemuk ditambah

pupuk tunggal atau campuran pupuk tunggal. Agar sesuai dengan takaran

pemupukan berimbang yang spesifik lokasi, komposisi pupuk harus bervariasi

sesuai kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman (Pusri, 2008).

Musnamar (2003) menyebutkan bahwa penggunaan pupuk anorganik secara terus

menerus menjadi tidak efisien dan dapat mengganggu keseimbangan sifat tanah

sehingga menurunkan produktivitas lahan dan mempengaruhi produksi tanaman.

Dampak negative terhadap lingkungan, produksi dan tanah akibat aktivitas

intensif pada pertanian modern, mendorong petani untuk kembali ke sistem

pertanian yang ramah lingkungan yaitu sistem pertanian organic.

Pupuk organik memiliki banyak manfaat bagi tanah dan tanaman. Namun,

keengganan masih sering timbul dalam penggunaan karena proses fermentasi dan

pematangannya lama, biaya dan transportasi tinggi, serta sering muncul gulma

Page 4: HASIL JAGUNG

dan penyakit. Selain itu, kandungan unsur hara dalam pupuk organic juga tidak

lebih baik dari pupuk anorganik.

Proses dekomposisi bahan organik yang lambat menyebabkan terlambatnya

tanaman memperoleh hara untuk pertumbuhannya. Jumlah bahan organik yang

terbatas menyebabkan adanya kesulitan dalam penyediaan bahan organic dalam

jumlah yang dibutuhkan. Musnamar (2003) menyebutkan bahwa terdapat

interaksi positif pada penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik secara

terpadu. Pemberian pupuk organik yang dipadukan dengan pupuk anorganik

dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan efisiensi penggunaan pupuk, baik

pada lahan sawah maupun lahan kering. Oleh karena itu, pada praktikum analisis

tanah dan tanaman ini ingin menguji pupuk organik dan pupuk anorganik serta

kombinasi antara pupuk organik dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan

dan serapan hara pada tanaman jagung.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pupuk organik dan pupuk anorganik serta kombinasinya dapat

meningkatkan serapan hara bagi tanaman jagung?

2. Apakah pupuk organik dan pupuk anorganik serta kombinasinya dapat

meningkatkan serapan hara bagi tanaman jagung?

I.3 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk

anorganik serta kombinasinya terhadap pertumbuhan tanaman jagung

Page 5: HASIL JAGUNG

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan pupuk

anorganik serta kombinasinya terhadap serapan unsur hara N, P, dan K

pada tanaman jagung.

I.4 Kerangka Pemikiran

Budidaya tanaman jagung (Zea mays L) di lahan kering yang pada umumnya

didominasi oleh tanah Ultisol mempunyai potensi keracunan Al dan miskin

kandungan bahan organik. Tanah ini juga miskin kandungan hara terutama P dan

kation-kation dapat ditukar seperti Ca, Mg, Na, dan K, kadar Al tinggi, kapasitas

tukar kation rendah, dan peka terhadap erosi (Sri Adiningsih dan Mulyadi 1993).

Oleh karena itu, untuk melengkapi kebutuhan unsur hara pada tanaman jagung

diperlukan pemberian unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian

unsur hara tanaman dapat dilakukan dengan aplikasi pupuk. Aplikasi pupuk

tersebut dapat berupa pupuk organik maupun pupuk kimia.

Erida (2011) menyatakan bahwa pupuk organik maupun anorganik mempunyai

perbedaan masing-masing, diantaranya dalam hal kecepatan penyerapan unsur

hara dari pupuk organik yang tergolong lambat dibandingkan pupuk anorganik

sehingga pengaruh yang ditimbulkan oleh pupuk organik terhadap pertumbuhan

yang terjadi pada tanaman berlangsung dengan lambat dibandingkan dengan

pupuk anorganik yang berlangsung cepat. Sebaliknya, susunan unsur hara yang

dikandung dalam pupuk organik lebih lengkap dibandingkan pupuk anorganik.

Page 6: HASIL JAGUNG

Menurut Soepardi (1983), pupuk kandang (pupuk organik) selain mengadung hara

makro seperti N, P, K juga mengadung hara mikro seperti Zn, Bo, Mn, Cu, dan

Mo.

Dari hasil penelitian Amanda (2009), pada unsur P, K, Ca dan Mg semua

perlakuan memiliki hubungan korelasi positif, artinya semakin banyak unsur P, K,

Ca dan Mg dalam tanaman akan meningkatkan hasil produksi karena unsur P, K,

Ca dan Mg banyak berperan dalam fase generatif tanaman jagung.

Sirappa dan Nasruddin Razak (2010) menyatakan penggunaan pupuk tunggal

NPK yang dikombinasikan dengan pupuk kandang memberikan hasil pipilan

jagung lebih tinggi dari rata-rata hasil jagung nasional dan Maluku. Penggunaan

pupuk kandang (kotoran ayam) pada perlakuan ini mempunyai peranan sangat

penting terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, terutama peranannya dalam hal

meningkatkan kapasitas pengikatan dari tanah dalam menyimpan air. Hal ini

terlihat dari hasil jagung yang cukup tinggi meskipun berada pada kondisi

cekaman lingkungan (kekeringan) selama kegiatan berlangsung, yaitu curah hujan

hanya berkisar antara 18-91 mm/bulan dan hanya dibantu beberapa kali

penyiraman dengan menggunakan mesin pompa.

Dari hasil penelitian Nuryamsi (2009), pemberian K ke dalam media tumbuh

nyata meningkatkan serapan hara N dan K sedangkan terhadap serapan P tidak

berpengaruh nyata. Maka, dengan penggunaan pupuk organik dan pupuk

anorganik serta kombinasinya diharapkan dapat memperbaiki faktor pembatas

Page 7: HASIL JAGUNG

pertumbuhan tanaman, melengkapi kebutuhan hara dan meningkatkan produksi

tanaman jagung.

1.5 Hipotesis

1. Pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik serta kombinasinya dapat

meningkatkan pertumbuhan pada tanaman jagung.

2. Pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik serta kombinasinya dapat

meningkatkan serapan hara pada tanaman jagung.

Page 8: HASIL JAGUNG

II. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum ini yaitu plastik, spidol, koran,

polybag, timbangan, botol kocok, gelas ukur, shaker, pH meter, kertas saring

whatman, tabung reaksi, Erlenmeyer 100 ml, pipet 10 ml, gelas ukur, rubber bulb,

shaker, spektrofotometer, Buret 25 ml, Erlenmeyer 100 ml bertera, botol semprot,

labu didih 250 ml, labu kjehdal, Flamefotometer, pipet 10 ml, pipet tetes.

Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih jagung manis,

Urea, SP - 36, KCl, pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam, tanah kering

udara (lolos ayakan 2mm), aquades, larutan standar pH 4 dan 7, pengekstrak Bray

dan Kurtz I (0,025 N HCL + 0,03 N NH4F, pereaksi pewarna P, deret standar

PO4 (0-2,5 ppm), Asam sulfat pekat (95-97%), campuran selen, Asam borat 1%,

Natrium hidoksida 40 %, Indikator Conway, larutan HCl 0,1 N, Amonium asetat

(NH4OAc) 1 N Ph 7, Kalium bikromat, Asam fosfat pekat, Larutan NaF 4 %,

Indikator difenilamin, Larutan Ferro ammonium sulfat 0,5 N.

3.2 Metode Percobaan

3.2.1 Penanaman Jagung

Pada penanaman jagung hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan alat

dan bahan untuk penanaman jagung seperti polybag dan cangkul. Lalu

Page 9: HASIL JAGUNG

memasukkan tanah lapisan atas kedalam polybag dan membuat lubang tanam.

Setelah itu memasukkan dua benih jagung setiap satu lubang tanam pada semua

perlakuan. Lalu memberi label pada setiap perlakuan pada polybag untuk

memudahkan pengamatan.

3.2.2 Pengamatan

a. Tinggi Tanaman

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dari

atas permukaan media tumbuh sampai titik tumbuh tertinggi. Pengukuran tinggi

tanaman dilakukan sejak tanaman berumur 1 minggu setelah tanam.

b. Jumlah Daun

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun pada setiap tanaman

sampel. Penghitungan jumlah daun dilakukan sejak tanaman berumur 1 minggu

seteah tanam.

c. Bobot Berangkas

Pengamatan dilakukan dengan menimbang berangkasan kering tanaman sampel

setelah dikering oven pada suhu 700C sampai mencapai berat konstan.

Pengamatan dilakukan setelah panen terakhir dengan cara mengoven semua

bagian tanaman. Sebelum dioven batang tanaman jagung dipotong menjadi

ukuran yang lebih kecil agar mudah dalam pembungkusannya.

d. Bobot Bonggol jagung

Pengamatan dilakukan dengan menimbang bobot bonggol sampel. Lalu bobot

basah dan bobot kering di masukkan kedalam oven dengan suhu 700 C.

Pengamatan dilakukan setelah panen terakhir .

Page 10: HASIL JAGUNG

e. Analisis Tanah (N-total, P-total, P-tersedia, Kdd, pH tanah, dan C-organik)

Analisis tanah dilakukan setelah panen dengan cara pengambilan sampel tanah

untuk di analisis N-total, P-total, P-tersedia, Kdd, pH tanah, dan C-organik.

f. Analisis Tanaman (N, P dan K).

Analisis tanaman dilakukan setelah panen dengan cara menganalisis N,P, dan K

pada sample tanaman, baik berangkasan maupun bonggol yang sudah di oven.

3.2.3 Pemupukan

Aplikasi pupuk dilakukan setelah 1 minggu setelah tanam, setelah tanaman

muncul dan tanah siap diberi pupuk Urea, SP – 36, KCl dan pupuk kandang yang

berasal dari kotoran ayam secara bersamaan. Saat pemberian pupuk, pupuk harus

merata, maka pupuk anorganik dicampur dengan tanah.

3.2.4 Uji korelasi

Setelah melakukan analisis tanah dan tanaman, hal yang perlu dilakukan adalah

uji korelasi untuk melihat hubungan antara tinggi tanaman dengan serapan hara

N,P, dan K serta Bobot basah dengan serapan hara N,P, dan K.

Page 11: HASIL JAGUNG

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sifat kimia tanah

Hasil Analisis Tanah Setelah Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Anorganik Serta Kombinasinya

Perlakuan pH (H2O) N-total (%) P-tersedia (ppm)

K-dd

  (me 100 g-1)

NPK+Kotoran Ayam

6.99 0.263 244.3 5.587

NPK 6.95 0.221 244.3 0.662

NK 6.58 0.137 225.3 3.823

PK 6.76 0.165 270.4 2.06

NP 7.95 0.179 228.2 6.484

Berdasarkan analisis tanah pada table diatas menunjukkan bahwa pemupukan

menggunakan pupuk organic dan pupuk anorganik serta kombinasinya dapat

meningkatkan kesuburan pada tanah ultisol. Hal ini dapat terlihat pada Ph tanah

yang meningkat. Masing-masing perlakuan mendekati netral.

Berdasarkan hasil analisis tanah pada table, pupuk anorganik dan pupuk kandang

ayam mampu memberikan residu unsur hara. Kandungan nitrogen total dengan

pemberian pupuk NPK dan pupuk kandang ayam paling tinggi dapat dipahami

karena mampu memberikan penyediaan nitrogen secara langsung.

Page 12: HASIL JAGUNG

Sedangkan P-tersedia pada perlakuan PK berada pada tingkat yang paling tinggi

yaitu sekitar 270.4 ppm. Hal ini terjadi karena pemberian pupuk PK mampu

memberikan P tersedia secara langsung.

B. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Anorganik Serta

Kombinasinya terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan pemupukan tidak berbeda

nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini diduga karena kombinasi antara pupuk

kandang ayam dengan pupuk NPK mampu memberikan bahan organic yang

tinggi bagi tanaman sehingga tanaman mampu menyerap secara langsung. Pupuk

kandang ayam dan pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung

yang paling tinggi. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena pada penanaman

jagung menggunakan polybag sehingga unsure hara yang dibutuhkan tanaman

dapat tersedia untuk tanaman sehingga tanaman memberikan pertumbuhan yang

baik. .

1 2 3 4 5 6 70

20

40

60

80

100

120

140

NPK + Kotoran AyamNPKNKPKNP

Minggu Ke-

Tin

ggi T

anam

an

Page 13: HASIL JAGUNG

Hasil grafik pada pertumbuhan tanaman jagung diatas dapat terlihat bahwa

pemberian pupuk kandang ayam dengan kombinasinya mampu meningkatkan

pertumbuhan tanaman jagung. Sehingga pemberian pupuk kandang ayam dan

kombinasinya dengan pupuk anorganik dapat digunakan untuk mengurangi

penggunaan pupuk tunngal anorganik pada tanaman jagung.

C. Uji Korelasi Antar Variabel Pengamatan

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.000.00

10.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00

100.00

f(x) = − 0.113645640085343 x + 75.7509456497654R² = 0.0609289140496461

Separan N Tanaman

Ting

gi T

anam

an

Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat korelasi yang sangat

nyata antara serapan unsur N dengan pertumbuhan tinggi tanaman

jagung.Semakin tinggi tanaman maka serapan N tanamannya semakin

menurun.Hal ini disebabkan tanaman membutuhkan N yang cukup banyak pada

fase pertumbuhan tanaman,namu semakin tanaman mendekati tinggi maksimal

serapan N akan menurun.

Page 14: HASIL JAGUNG

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.000

102030405060708090

100

f(x) = 1.22012704397999 x + 52.519003411621R² = 0.0838402038456208

Serapan P Tanaman

Ting

gi T

anam

an

Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata

antara serapan P dan pertumbuhan tinggi tanaman jagung,secara statistika,Namun

terlihat pada semua perlakuan,semakin tinggi serapan P maka semakin tinggi pula

tinggi tanamannya.Dari semua uji korelasi menunjukan bahwa secara agronomi

penggunaan pupuk kandang ayam dengan kombinasinya menggunakan pupuk

anorganik dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia tunggal

dalam budidaya jagung.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 180

102030405060708090

100

f(x) = 1.22012704397999 x + 52.519003411621R² = 0.0838402038456208

Serapan K Tanaman

Ting

gi T

anam

an

Page 15: HASIL JAGUNG

Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata

antara serapan P dan pertumbuhan tinggi tanaman jagung,secara statistika. Namun

terlihat pada semua perlakuan,semakin tinggi serapan K maka semakin tinggi pula

tinggi tanamannya. Dari semua uji korelasi menunjukan bahwa secara agronomi

penggunaan pupuk kandang ayam dengan kombinasinya menggunakan pupuk

anorganik dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia tunggal

dalam budidaya jagung.

6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.50

50

100

150

200

250

300

350

400

f(x) = 35.2746914156599 x − 104.709074589332R² = 0.285034926819078

Separan N Tanaman

Bobo

t bas

ah

Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang nyata

antara serapan unsur N terhadap pertambahan bobot basah pada pertanaman

jagung.hal ini mungkin disebabkan karena unsur N tidak berpengaruh besar pada

pertambahan bobot basah pada pertanaman jagung.namun dari berbagai

perlakuan,perlakuan NPK+Kotoran Ayam menghasilkan bobot basah jagung yang

paling tinggi.pupuk jenis ini membantu tanaman jagung untuk menghasilkan

bobot basah yang tinggi

Page 16: HASIL JAGUNG

6.50 7.00 7.50 8.00 8.50 9.00 9.50 10.0010.5011.0011.500

50

100

150

200

250

300

350

400

f(x) = 32.8120653921179 x − 71.0597540119386R² = 0.257065969254478

Serapan P Tanaman

Bob

ot B

asah

Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat korelasi yang nyata

antara serapan unsur P terhadap bobot basah pada tanaman jagungsemakin tinggi

serapan P maka semakin tinggi pula bobot basah jagung,hal ini disebabkan karena

serapan unsur P mempengaruhi bobot basah pertanaman jagung secara langsung

maupun tidak langsung.Perlakuan yang menghasilkan bobot basah paling tinggi

adalah perlakuan NPK+Kotoran Ayam, gabungan antara kedua pupuk ini

membuat tanaman jagung memiliki bobot basah yang paling tinggi.

1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 2.20 2.40 2.60 2.800

50100150200250300350400

f(x) = 73.4530521787309 x + 82.5445436669601R² = 0.141628794001762

Serapan K Tanaman

Bobo

t Bas

ah

Page 17: HASIL JAGUNG

Uji korelasi yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat korelasi yang sangat

nyata antara serapan Unsur K terhadap pertambahan bobot basah pada pertanaman

jagung. Hal ini mungkin disebabkan oleh kebutuhan tanaman jagung akan unsur

K sehingga unsur K sangat membantu tanaman jagung untuk tumbuh dan

berkembang secara baik, semakin tinggi serapan unsur K maka semakin besar

bobot basah pada pertanaman jagung. Pada perlakuan NPK+Kotoran Ayam bobot

basah pertanaman jagung mencapai hasil yang paling tinggi jika di bandingkan

dengan perlakuan yang lainnya. Dari semua uji korelasi menunjukan bahwa

pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk anorganik serta kombinasinya mampu

meningkatkan serapan hara bagi tanaman. Selain itu dari uji korelasi menunjukkan

bahwa secara agronomi penggunaan pupuk kandang ayam dengan kombinasinya

menggunakan pupuk anorganik dapat digunakan sebagai alternatif pengganti

pupuk kimia tunggal dalam budidaya jagung.

Page 18: HASIL JAGUNG

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

(1) Pemberian pupuk kandang ayam dan kombinasinya dengan pupuk

anorganik mampu meningkatkan pertumbuhan pada tanaman jagung

(2) Serapan hara N, P, dan K tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk

kandang ayam dan kombinasinya dengan pupuk anorganik.

(3) Pupuk kandang ayam dan kombinasinya dengan pupuk anorganik dapat

digunakan untuk menggantikan penggunaan pupuk tunggal anorganik

dalam budidaya tanaman jagung.

Page 19: HASIL JAGUNG

DAFTAR PUSTAKA

Dedi Nursyamsi, 2009. Pengaruh Kalium dan Varietas Jagung terhadap Eksudat Asam Organik dari Akar, Serapan N, P, dan K Tanaman dan Produksi Brangkasan Jagung (Zea mays L.)

Leiwakabessy, F.M. 1998. Bahan Kuliah Kesuburan Tanah.Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Munir. 1996. Manipulasi sifat fisika tanah melalui pemupukan oganik dan pengolahan tanah untuk perbaikan keragaman olah tanah dan tanaman. Tesis. PPS IPB. Bogor.

Murbandono, 2000. Membuat Compas. Penebar Swadaya. Jakarta. 54 hal.

Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik: Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi.

Penebar Swadaya. Jakarta.

M. P. Sirappa dan Nasruddin Razak,2010. Peningkatan Produktivitas Jagung Melalui Pemberian Pupuk N, P, K dan pupuk Kandang pada Lahan Kering di Maluku. Maluku

Novia Amanda. 2009. Uji Efektifitas Pupuk NPK Produksi dan Kadar Hara Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Tanah Program Studi Manajemen Sumber Daya Lahan Departemen Ilmu Tanah dan SumberDaya Institut Pertanian Bogor Super HIS Terhadap Ultisol, Cijayanti. Bogor.

Prasetyo, B.H., dan Sariadikarta, D. A. 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi Pengolahan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 25(2):39-47.

Pusri, 2008. Pemupukan Berimbang. http://[email protected].

Soil Survey Staff. 2003. Keys to Soil Taxonomy. USDA, Natural Research Conservation Service. Ninth Edition. Washington D.C.

Sri Adiningsih, J. dan Mulyadi. 1993. Alternatif teknik rehabilitasi dan pemanfaatan lahan alang-alang. hlm. 29−50. Dalam S. Sukmana, Suwardjo, J. Sri Adiningsih, H. Subagjo, H.Suhardjo, Y. Prawirasumantri (Ed.). Pemanfaatan lahan alang-alang untuk usaha tani berkelanjutan. Prosiding Seminar Lahan Alang-alang, Bogor, Desember 1992. Pusat

Page 20: HASIL JAGUNG

Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian.

Subagyo, H., Sudewo, P., dan Prasetyo, B.H. 1986. Pedogenesis beberapa profil MediteranMerah dari batu kapur di sekitar Tuban, Jawa Timur. hlm. 103−122.

Page 21: HASIL JAGUNG

LAMPIRAN

Page 22: HASIL JAGUNG