hasil

4
Identifikasi Bahan Pakan Berdasarkan hasil praktikum Identifikasi Bahan Pakan diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1.1. Hijauan kering, Jerami dan Limbah Agroindustri Bahan pakan yang termasuk dalam kelas hijauan kering atau hay adalah semua hay, jerami kering, dry stover dan semua bahan kering yang berisi 18% atau lebih serat kasar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rasyaf (1994) yang menyatakan bahwa hijauan kering dan jerami memiliki 18% atau lebih serat kasar. Berdasarkan hasil praktikum, bahan pakan yang termasuk dalam kelas hijauan kering antara lain klobot jagung, kulit kopi, kulit kacang tanah, tepung benggale, kulit singkong, tepung kulit polong, kulit kakao, kulit nanas, ampas kelapa, lumpur sawit, tepung lidi daun sawit, kulit polong, serat perasan sawit, hay rumput gajah, jerami padi, harendong, jerami kacang, jerami jagung, jerami sorgum, pucuk tebu, hay rumput benggala, hay rumput setaria, kulit pisang. Hal ini sesuai dengan pendapat Lubis (1992) yang menyatakan bahwa pada pakan kasar yang meliputi hijauan kering dan jerami yang dicirikan dengan kandungan serat kasar lebih dari 10% dan mempunyai dinding sel di atas 35%. 4.1.2. Hijauan Segar/ Pastura Berdasarkan hasil praktikum, bahan pakan yang termasuk dalam kelas hijauan segar antara lain tanaman sorgum, tanaman jagung, daun angsana, ketela pohon, legum siratro, rumput lapangan, daun nangka, rumput setaria, star grass, rumput alang- alang, rumput gajah, cetro, rumput benggala, mexicana, rumput raja, kolonjo, rumput gajah afrika, daun waru, daun lamtoro, daun gamal, daun petai cina. Hijuan segar

Upload: mutiara-darwis

Post on 21-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Identifikasi Bahan Pakan

Berdasarkan hasil praktikum

Identifikasi Bahan Pakan diperoleh hasil

sebagai berikut:

4.1.1. Hijauan kering, Jerami dan

Limbah Agroindustri

Bahan pakan yang termasuk dalam

kelas hijauan kering atau hay adalah semua

hay, jerami kering, dry stover dan semua

bahan kering yang berisi 18% atau lebih

serat kasar. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Rasyaf (1994) yang menyatakan

bahwa hijauan kering dan jerami memiliki

18% atau lebih serat kasar. Berdasarkan hasil

praktikum, bahan pakan yang termasuk

dalam kelas hijauan kering antara lain klobot

jagung, kulit kopi, kulit kacang tanah,

tepung benggale, kulit singkong, tepung kulit

polong, kulit kakao, kulit nanas, ampas

kelapa, lumpur sawit, tepung lidi daun sawit,

kulit polong, serat perasan sawit, hay rumput

gajah, jerami padi, harendong, jerami

kacang, jerami jagung, jerami sorgum, pucuk

tebu, hay rumput benggala, hay rumput

setaria, kulit pisang. Hal ini sesuai dengan

pendapat Lubis (1992) yang menyatakan

bahwa pada pakan kasar yang meliputi

hijauan kering dan jerami yang dicirikan

dengan kandungan serat kasar lebih dari

10% dan mempunyai dinding sel di atas 35%.

4.1.2. Hijauan Segar/ Pastura

Berdasarkan hasil praktikum, bahan

pakan yang termasuk dalam kelas hijauan

segar antara lain tanaman sorgum, tanaman

jagung, daun angsana, ketela pohon, legum

siratro, rumput lapangan, daun nangka,

rumput setaria, star grass, rumput alang-

alang, rumput gajah, cetro, rumput benggala,

mexicana, rumput raja, kolonjo, rumput

gajah afrika, daun waru, daun lamtoro, daun

gamal, daun petai cina. Hijuan segar

memiliki kandungan karbohidrat yang cukup

tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Tillman (1991) yang menyatakan bahwa

Pastura atau hijauan segar banyak

mengandung karbohidrat dalam bentuk gula

sederhana, pati dan fruktosa yang sangat

berperan dalam menghasilkan energi. Hal ini

ditambahkan oleh pendapat Parakkasi (1995)

menyatakan bahwa Karbohidrat mensuplai

sekitar 80% total energi.

4.1.3. Silase

Berdasarkan hasil praktikum, tidak

terdapat bahan pakan yang termasuk pada

golongan silase. Silase adalah hijauan pakan

ternak yang disimpan dalam bentuk segar

biasanya berasal dari tanaman sebangsa

padi-padian dan rumput-rumputan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Tillman (1998)

menyatakan bahwa semua makanan atau

bahan pakan yang berasal dari hijauan yang

mengalami fermentasi dalam silo,

mengandung bahan kering sebesar 20-35%.

Hal ini ditambahkan oleh pendapat Parakkasi

(1995) menyatakan bahwa silase membuat

pakan menjadi asam dan lembek.

4.1.4. Bahan Pakan Sumber Energi

Berdasarkan hasil praktikum, bahan

pakan yang termasuk dalam kelas sumber

energi antara lain biji gandum, sorgum,

onggok, biji jagung kuning, jagung giling,

nasi aking, milet merah, ketela rambat,

ketela pohon, mollases, tumpi, biji bunga

matahari, juwawud, DDGS, dedak halus,

dedak kasar, rape shep, serbuk gergaji,

bungkil kelapa sawit, tepung rumput laut,

pelet pollard. Semua bahan pakan sumber

energi mengandung karbohidrat yang cukup

tinggi dan mampu dimanfaatkan sebagai

subtitusi sumber karbohidrat. Hal ini sesuai

dengan pendapat Parakkasi (1995) yang

menyatakan bahwa bahan pakan sumber

energi mengandung karbohidrat (pati)

relative tinggi dibandingkan zat zat

makanan lainnya serta kandungan protein

sekitar 10%. Hal ini ditambahkan oleh

pendapat Lubis (1992) yang menyatakan

bahwa Karbohidrat adalah zat organik utama

yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan

biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari

jumlah bahan kering dalam bahan makanan

ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat

dalam biji, buah dan akar tumbuhan. Zat

tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis,

yang melibatkan kegiatan sinar matahari

terhadap hijauan daun.

4.1.5. Bahan Pakan Sumber Protein

Berdasarkan hasil praktikum, kelas

bahan pakan yang termasuk dalam sumber

protein antara lain biji lamtoro, polutry meat

meal, bungkil biji kapuk, tepung ikan,

tepung bulu, DDGS, tepung sentro, bungkil

kedelai, tepung ampas kecap, meat bone

meal, bungkil biji jarak, kacang hijau, daun

singkong. Menurut Lubis (1992) golongan

bahan pakan sumber protein meliputi semua

bahan pakan ternak yang mempunyai

kandungan protein minimal 20%.

Ditambahkan oleh Wahyu (1992) yang

menyatakan bahwa bahan pakan sumber

protein biasanya berupa tepung atau

bungkil. Serta diperkuat oleh pernytaan

Tillman (1991) bahwa semua pakan yang

mengandung protein 20% atau lebih

biasanya berasal dari tanaman, hewan dan

ikan.

Bahan Pakan Sumber Mineral

Berdasarkan hasil praktikum kelas

bahan pakan yang termasuk dalam sumber

mineral antara lain garam, cangkang telur,

tepung cangkang kerang, tepung tulang,

tepung grit, grit kasar mineral TB12. Bahan

pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah

semua makanan yang mengandung cukup

banyak mineral. Menurut Rasyaf (1994)

kandungan asam amino pada pakan sumber

mineral sangatlah baik, karena banyak

mengandung vitamin dan mineral. Menurut

Parakkasi (1995) unsur anorganik

mempunyai banyak fungsi dalam proses

pengatur pertumbuhan.

4.1.7. Bahan Pakan Sumber Vitamin

Berdasaarkan hasil praktikum kelas

bahan pakan yang termasuk sumber vitamin

antara lain vitamin A, vitamin E, vitachick,

dan kulit wortel. Menurut Tillman (1998)

vitamin adalah organik yang tidak ada

hubungan satu dengan yang lain, diperlukan

dalam jumlah kecil untuk pertumbuhan

normal. Dan diperkuat oleh pernyataan

Rasyaf, yang menyatakan bahwavVitamin

dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil tetapi

merupakan regulator metabolis.

Bahan Zat Additif

Berdasarkan hasil praktikum kelas

bahan pakan yang termasuk zat additif

antara lain daun katuk, jeruk nipis,

temulawak, daun pepaya, kunyit, laos,

tepung bengle, jahe, dan ampas jamu

gendong. Menurut Lubis (1992) bahan pakan

yang termasuk dalam kelas bahan zat aditif

adalah bahan-bahan yang ditambahkan

kedalam ransum dalam jumlah sedikit.

Kemudian ditambahkan oleh Rasyaf (1994)

yang menyatakan bahwa zat additif adalah

zat-zat tertentu yang biasanya ditambahkan

pada ransum seperti antibiotik, zat-zat

warna, hormon dan obat-obatan lainnya.