hari hutan sedunia -...

2
Edisi Kedua - April 2017 4 BULETIN TREE GROWER COMMUNITY 1 Edisi Kedua - April 2017 Silvikultur Raih Juara Umum di Ajang Forester Cup 2017 Koordinasi antarangkatan yang mudah, penunjukan penanggung jawab yang jelas untuk setiap kontingen, serta ketulusan dan kerjasama antara semua pihak baik mahasiswa maupun dosen menjadi latar belakang tercapainya kemenangan kami F orester Cup (FORCUP) merupakan ajang perlombaan di bi- dang olahraga dan seni yang dirancang untuk mengembang- kan bakat mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kehutanan. Selain menjadi ajang kompetisi antardepartemen, agenda FORCUP yang diselenggarakan setiap tahun ini bertujuan untuk memperkuat rasa kekeluargaan baik di dalam fakultas maupun departemen. Pasalnya perlu mengerahkan segenap kontingen untuk terjun langsung di laga kompetisi, terutama untuk Departemen Silvikul- tur sendiri. Ajang perlombaan ini juga mendukung mahasiswa De- partemen Silvikultur terutama bagi himpunan profesi Tree Grower Community (TGC) sebab bisa menjadi wadah serta penyalur bakat dari mahasiswa/mahasiswi civitas Silvikultur. Tahun ini Departemen Silvikultur telah menjadi garda terde- pan. Sebuah kebanggaan tersendiri menyandang gelar sebagai juara umum FORCUP 2017. Dibalik pencapaian yang gemilang ini bukan sebuah keinginan mutlak untuk menjadi juara. Namun leb- ih menitikberatkan pada hasil jerih payah yang tidak hanya meli- batkan satu atau dua belah pihak. Artinya tidak hanya melibatkan kontingen tertentu atau salah satu angkatan saja, akan tetapi hasil kolaborasi dari seluruh civitas Silvikultur dari angkatan 50, 51 dan Waktu penyelenggaraan TIA akan dilaksanakan pada tanggal 14-28 Oktober 2017 yang disesuaikan pada setiap hari weekend untuk rangkaian kegiatan. Tanggal 14 Okto- ber akan diselenggarakan Aksi Lingkungan, tanggal 21 Ok- tober akan diadakan Seminar Nasional, dan pada tanggal 28 Oktober akan diadakan Lomba Nasional dan Malam Penganugrahan. Tema ini terfokus pada pemanasan glob- al, polutan udara, dan terfokus pada tegakan hutan yang mengurangi gas rumah kaca di udara. Kegiatan ini tidak terlepas dari bimbingan Dosen dan senior yang membantu dalam pemilihan tema dan meli- batkan dosen sebagai juri Lomba Nasional. Target peserta yang mendaftar pada berbagai lomba adalah 1000 peserta dari seluruh Indonesia. Publikasi yang digencarkan mel- alui media sosial, komunikasi dengan pihak-pihak terkait, seperti media partner untuk mempublikasikan acara TIA yang ke-10 tahun ini. Kegiatan ini biasanya bekerja sama dengan Radio Nasional Indonesia (RNI). Harapan dari aca- ra ini yaitu semakin banyak kerja sama atau sponsorship yang didapatkan untuk mendukung dana dari acara ini. “TIA tahun ini yang bertepatan dengan satu dekade TGC yang bertujuan untuk pengurangan gas karbon dan ter- fokus dalam sektor lingkungan dan kehutanan, harapan- nya bisa mengangkat nama TGC ke Universitas dan SMA sederajat yang berada di seluruh Indonesia dan memba- wa perubahan ke arah yang lebih baik, sehingga acara ini dapat sukses, ilmu yang didapatkan dari kegiatan ini dapat diimplementasikan untuk aksi nyata pengurangan emisi karbon di bumi ini, ujar M. Gintang”. (Tasya) Hari Hutan Sedunia diperingati setiap tanggal 21 Maret berdasarkan resolusi PBB pada 28 November 2012. Perin- gatan ini dirayakan sebagai perhatian dunia terhadap ma- salah pelestarian hutan dan lingkungan hidup. Selain itu, tujuan peringatan hari hutan sedunia adalah menyadarkan masyarakat betapa pentingnya hutan untuk kelangsungan kehidupan manusia . Menjaga kelestarian hutan sangat penting untuk dilakukan agar dapat terciptanya keseim- bangan ekosistem. Dewasa ini, masalah lingkungan terus terjadi akibat dari ulah manusia. Ancaman terhadap kerusakan lingkun- gan semakin meningkat dengan terus bertambahnya ker- usakan hutan yang diakibatkan manusia. Hutan yang terus HARI HUTAN SEDUNIA dirusak manusia untuk pembukaan lahan baru mengaki- batkan rusaknya ekosistem yang ada di hutan. Indonesia merupakan negara dengan kerusakan hutan tertinggi di dunia. Menurut penelitian yang dimuat dalam jur- nal Nature Climate Change, penebangan hutan di In- donesia kini telah mengancam keanekaragaman hayati dan spesies langka serta memicu terjadinya pemanasan global. Dalam memperingati Hari Kehutanan Sedunia, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehuatan melakukan ke- giatan forum lingkungan bersama mahasiswa fahutan melalui aliansi organisasi mahasiswa di Fahutan. Kegia- tan tersebut dilaksanakan di Lapangan Sempur, Bogor. Kegiatan yang dilakukan adalah aksi lingkungan berupa membersihkan sampah dan pembagian bibit tanaman kepada masyarakat. Untuk mendapatkan bibit tanaman tersebut, masyarakat harus menukarnya dengan sampah plastik. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dan mengedukasi tentang pentingnya penanaman pohon. Kegiatan tersebut mengusung tema ‘Baktiku Rim- bawan untuk Indonesia’. Tema ‘Bakti rimbawan untuk Indonesia’ ditujukan sesuai output yang ingin dicapai, yaitu agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dan mengedukasi tentang penanaman pohon kepada masyarakat luas, ujar Anggit Cahyo Nusantara sebagai perwakilan dari BEM Fahutan IPB. (Lika) Foto oleh Zulfadli Foto oleh Zulfadli Edisi Kedua April 2017 TGC/CI/2017/2 52 baik untuk menjadi kontingen maupun suporter di laga pertandingan. “Segenap atlit telah dikerahkan untuk mewakili setiap perlombaan”, tutur Sandy Ghifary Ketua An- gkatan 51. Koordinasi antarangkatan yang mudah, penunjukan penanggung jawab yang jelas untuk setiap kontingen, serta ketulusan dan kerjasama antara semua pihak baik mahasiswa maupun dosen menjadi latar belakang tercapainya kemenangan kali ini, tambahnya. Harapannya untuk kegiatan FORCUP selanjutnya mengirimkan kontingan secara maksimal, menjaga hubungan internal antar lapisan angkatan serta menjaga komunikasi dengan dosen. Hal yang menggembirakan juga diraih oleh tim aerobik Silvikultur. Aerobik merupakan salah satu cabang perlombaan yang dilaksanakan di peng- hujung acara (closing FORCUP). Nominasi Juara II menjadi poin tambahan yang mendukung terca- painya Juara Umum FORCUP tahun 2017 ini. Rent- etan persiapan yang menguras tenaga baik secara fisik maupun material cukup membuahkan hasil.“Ini adalah capaian terbaik dari tim aerobik Departemen Silvikultur”, ujar Cubo Kapten Aerobik Departeman Silvikultur. Melihat latar belakang kontingen dari De- partemen Silvikultur yang pada dasarnya bukanlah atlit profesional melainkan atlit terlatih, ini merupa- kan sebuah capaian yang luar biasa. (Vara) Foto oleh Zulfadli Follow Us : Foto oleh Zulfadli

Upload: lydiep

Post on 03-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HARI HUTAN SEDUNIA - tgc.lk.ipb.ac.idtgc.lk.ipb.ac.id/files/2017/04/Buletin-Evergreen-Edisi-April.pdf · Tahun ini Departemen Silvikultur telah menjadi garda terde-pan. Sebuah kebanggaan

Edisi Kedua - April 20174

BULE TIN TREE GROWER COMMUNIT Y

1Edisi Kedua - April 2017

Silvikultur Raih Juara Umumdi Ajang Forester Cup 2017Koordinasi antarangkatan yang mudah, penunjukan penanggung jawab yang jelas untuk setiap kontingen, serta ketulusan dan kerjasama antara semua pihak baik mahasiswa maupun dosen menjadi latar belakang tercapainya kemenangan kami

Forester Cup (FORCUP) merupakan ajang perlombaan di bi-dang olahraga dan seni yang dirancang untuk mengembang-kan bakat mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kehutanan. Selain

menjadi ajang kompetisi antardepartemen, agenda FORCUP yang diselenggarakan setiap tahun ini bertujuan untuk memperkuat rasa kekeluargaan baik di dalam fakultas maupun departemen. Pasalnya perlu mengerahkan segenap kontingen untuk terjun langsung di laga kompetisi, terutama untuk Departemen Silvikul-tur sendiri. Ajang perlombaan ini juga mendukung mahasiswa De-partemen Silvikultur terutama bagi himpunan profesi Tree Grower Community (TGC) sebab bisa menjadi wadah serta penyalur bakat dari mahasiswa/mahasiswi civitas Silvikultur.

Tahun ini Departemen Silvikultur telah menjadi garda terde-pan. Sebuah kebanggaan tersendiri menyandang gelar sebagai juara umum FORCUP 2017. Dibalik pencapaian yang gemilang ini bukan sebuah keinginan mutlak untuk menjadi juara. Namun leb-ih menitikberatkan pada hasil jerih payah yang tidak hanya meli-batkan satu atau dua belah pihak. Artinya tidak hanya melibatkan kontingen tertentu atau salah satu angkatan saja, akan tetapi hasil kolaborasi dari seluruh civitas Silvikultur dari angkatan 50, 51 dan

Waktu penyelenggaraan TIA akan dilaksanakan pada tanggal 14-28 Oktober 2017 yang disesuaikan pada setiap hari weekend untuk rangkaian kegiatan. Tanggal 14 Okto-ber akan diselenggarakan Aksi Lingkungan, tanggal 21 Ok-tober akan diadakan Seminar Nasional, dan pada tanggal 28 Oktober akan diadakan Lomba Nasional dan Malam Penganugrahan. Tema ini terfokus pada pemanasan glob-al, polutan udara, dan terfokus pada tegakan hutan yang mengurangi gas rumah kaca di udara.

Kegiatan ini tidak terlepas dari bimbingan Dosen dan senior yang membantu dalam pemilihan tema dan meli-batkan dosen sebagai juri Lomba Nasional. Target peserta yang mendaftar pada berbagai lomba adalah 1000 peserta dari seluruh Indonesia. Publikasi yang digencarkan mel-alui media sosial, komunikasi dengan pihak-pihak terkait, seperti media partner untuk mempublikasikan acara TIA yang ke-10 tahun ini. Kegiatan ini biasanya bekerja sama dengan Radio Nasional Indonesia (RNI). Harapan dari aca-ra ini yaitu semakin banyak kerja sama atau sponsorship

yang didapatkan untuk mendukung dana dari acara ini. “TIA tahun ini yang bertepatan dengan satu dekade TGC yang bertujuan untuk pengurangan gas karbon dan ter-fokus dalam sektor lingkungan dan kehutanan, harapan-nya bisa mengangkat nama TGC ke Universitas dan SMA sederajat yang berada di seluruh Indonesia dan memba-wa perubahan ke arah yang lebih baik, sehingga acara ini dapat sukses, ilmu yang didapatkan dari kegiatan ini dapat diimplementasikan untuk aksi nyata pengurangan emisi karbon di bumi ini, ujar M. Gintang”. (Tasya)

Hari Hutan Sedunia diperingati setiap tanggal 21 Maret berdasarkan resolusi PBB pada 28 November 2012. Perin-gatan ini dirayakan sebagai perhatian dunia terhadap ma-salah pelestarian hutan dan lingkungan hidup. Selain itu, tujuan peringatan hari hutan sedunia adalah menyadarkan masyarakat betapa pentingnya hutan untuk kelangsungan kehidupan manusia . Menjaga kelestarian hutan sangat penting untuk dilakukan agar dapat terciptanya keseim-bangan ekosistem.

Dewasa ini, masalah lingkungan terus terjadi akibat dari ulah manusia. Ancaman terhadap kerusakan lingkun-gan semakin meningkat dengan terus bertambahnya ker-usakan hutan yang diakibatkan manusia. Hutan yang terus

HARI HUTAN SEDUNIAdirusak manusia untuk pembukaan lahan baru mengaki-batkan rusaknya ekosistem yang ada di hutan. Indonesia merupakan negara dengan kerusakan hutan tertinggi di dunia. Menurut penelitian yang dimuat dalam jur-nal  Nature Climate Change, penebangan hutan di In-donesia kini telah mengancam keanekaragaman hayati dan spesies langka serta memicu terjadinya pemanasan global.

Dalam memperingati Hari Kehutanan Sedunia, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehuatan melakukan ke-giatan forum lingkungan bersama mahasiswa fahutan melalui aliansi organisasi mahasiswa di Fahutan. Kegia-tan tersebut dilaksanakan di Lapangan Sempur, Bogor. Kegiatan yang dilakukan adalah aksi lingkungan berupa membersihkan sampah dan pembagian bibit tanaman kepada masyarakat. Untuk mendapatkan bibit tanaman tersebut, masyarakat harus menukarnya dengan sampah plastik. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dan mengedukasi tentang pentingnya penanaman pohon.

Kegiatan tersebut mengusung tema ‘Baktiku Rim-bawan untuk Indonesia’. Tema ‘Bakti rimbawan untuk Indonesia’ ditujukan sesuai output yang ingin dicapai, yaitu agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dan mengedukasi tentang penanaman pohon kepada masyarakat luas, ujar Anggit Cahyo Nusantara sebagai perwakilan dari BEM Fahutan IPB. (Lika)

Foto oleh Zulfadli

Foto oleh Zulfadli

Edisi Kedua April 2017 TGC/CI/2017/2

52 baik untuk menjadi kontingen maupun suporter di laga pertandingan.

“Segenap atlit telah dikerahkan untuk mewakili setiap perlombaan”, tutur Sandy Ghifary Ketua An-gkatan 51. Koordinasi antarangkatan yang mudah, penunjukan penanggung jawab yang jelas untuk setiap kontingen, serta ketulusan dan kerjasama antara semua pihak baik mahasiswa maupun dosen menjadi latar belakang tercapainya kemenangan kali ini, tambahnya. Harapannya untuk kegiatan FORCUP selanjutnya mengirimkan kontingan secara maksimal, menjaga hubungan internal antar lapisan angkatan serta menjaga komunikasi dengan dosen.

Hal yang menggembirakan juga diraih oleh tim aerobik Silvikultur. Aerobik merupakan salah satu cabang perlombaan yang dilaksanakan di peng-hujung acara (closing FORCUP). Nominasi Juara II menjadi poin tambahan yang mendukung terca-painya Juara Umum FORCUP tahun 2017 ini. Rent-etan persiapan yang menguras tenaga baik secara fisik maupun material cukup membuahkan hasil.“Ini adalah capaian terbaik dari tim aerobik Departemen Silvikultur”, ujar Cubo Kapten Aerobik Departeman Silvikultur. Melihat latar belakang kontingen dari De-partemen Silvikultur yang pada dasarnya bukanlah atlit profesional melainkan atlit terlatih, ini merupa-kan sebuah capaian yang luar biasa. (Vara)

Foto oleh Zulfadli

Follow Us :

Foto oleh Zulfadli

Page 2: HARI HUTAN SEDUNIA - tgc.lk.ipb.ac.idtgc.lk.ipb.ac.id/files/2017/04/Buletin-Evergreen-Edisi-April.pdf · Tahun ini Departemen Silvikultur telah menjadi garda terde-pan. Sebuah kebanggaan

PIMPINAN REDAKSI - Evi KEDITOR - Fikri Sakti - Firli - Nada RadilaREPORTER - Tasya Chotimah - Varadita - Lika Arsita

FOTOGRAFIFOTOGRAFER - Zulfadli

DESAIN & LAYOUTLAYOUTER - Dimas Okta - Adam HasrulDESAINER - Syaiful Aziz

TIM REDAKSI

ALAMAT REDAKSISekretariat Tree Grower Community (Bedeng), Gedung Departemen Silvikultur Lt.3, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Email : [email protected] : tgc.lk.ipb.ac.id

Edisi Kedua - April 20172 3Edisi Kedua - April 2017

Eksflorasi merupakan program kegiatan tahunan terbesar dari himpunan profesi Tree Grower Community yang ber-

tujuan untuk meningkatkan kapasi-tas keilmuwan silvikultur, serta men-cari data dan informasi yang akurat tentang keanekaragaman hayati pada suatu daerah di Indonesia.

Ekspedisi Flora dan Studi Ilmiah (Eksflorasi) merupakan megaproker dari himpunan profesi Tree Grower Community (TGC) yang diadakan set-iap tahunnya. Tema kegiatan dari eks-florasi tahun ini mengangkat tentang “Keanekaragaman Hayati” dimana dari tahun ke tahunnya, tujuan eksflorasi sendiri ingin menunjukkan data eko-sistem yang ada di dalam lokasi yang ingin dituju sehingga bisa menghasil-kan data baru untuk dipublikasikan. Latar belakang dipilihnya lahan gam-but sendiri yaitu dengan banyaknya isu pada akhir-akhir ini yang bermunculan tentang lahan gambut yang cukup rentan terhadap gangguan dan anca-man dari berbagai sumber. Kegiatan eksflorasi ini diketuai oleh Muhammad

Majidu mahasiswa Silvikultur angkatan 51 dan Habib Satrio Bekti mahasiswa Silvikultur angkatan 52 sebagai wakil ketua. Pada tahun sebelumnya, eksflora-si diadakan pada lahan pasca kebakaran yaitu di Gunung Merbabu Jawa Tengah.

Pertimbangan lokasi yang dipilih pada tahun ini dilihat dari kepemilikan lahan gambut yang berada di Indonesia, dimana pada pulau Jawa sendiri tidak ditemukan lahan gambut yang cocok dengan kajian eksflorasi sehingga ditun-juk pulau Kalimantan sebagai lokasinya. Akses yang mudah dilalui oleh peserta juga dipertimbangkan sehingga dipili-hlah Taman Nasional Tanjung Putih yang berada dalam Teluk Pulai, Waringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kaliman-tan Tengah. Tempat kedua yang dipilih adalah Taman Nasional Way Kambas yang berada di Kabupaten Lampung, provinsi Lampung. Namun menurut informasi yang didapat, lahan gambut di Taman Nasional Way Kambas sudah mengalami degradasi, sehingga dipilih Taman Nasional Tanjung Putih yang be-rada di Kalimantan Selatan. Peserta yang akan diikutsertakan berjumlah 45 orang

yang terdiri dari 5 orang setiap grup kajiannya, termasuk ketua group. Grup kajian sendiri terdiri dari 6 group, sehingga total 30 orang dari semua grup. Sisa 15 orang sendiri adalah tim doku-mentasi, ketua divisi Eksflorasi dan Badan Pengurus Harian Eks-

EKSPEDISI FLORA DAN STUDI ILMIAH (EKSFLORASI) GOES TO KALIMANTAN

florasi.Waktu yang ditentukan dalam

kegiatan eksflorasi pada tanggal 15-28 Juni 2017 yang bertepatan pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Pertimbangan dalam pemilihan waktu keberangkatan sudah difikir-kan pada masing-masing panitia dan memiliki persetujuan dari berbagai pihak, karena disesuaikan dengan waktu libur perkuliahan serta sudah menjadi konsekuensi dari anggota yang mengikuti eksflorasi. “Harapann-

Tree Grower Community (TGC) adalah himpunan profesi yang setiap tahunnya mengadakan

proker TGC In Action (TIA) dimana pada tahun ini bertemakan tentang “Karbon” yang menitikberatkan pada potensi tegakan hutan sebagai sera-pan karbon. Karbon adalah suatu gas emisi yang mendominisai persebaran diudara dan berdampak buruk bagi semua kalangan manusia. Cara men-gurangi emisi karbon berupa penan-aman pohon yang dapat menyerap gas karbon tersebut. Ketua Pelaksana dalam acara TIA ini adalah M. Gin-tang Nugraha, mahasiswa Silvikultur angkatan 51 dan Pinky Syafri dari Silvikultur angkatan 52 sebagai wakil ketua. TGC In Action diselenggarakan dari tahun ke tahun dengan diadakan dengan sistem rangkaian acara yang terdiri dari Aksi Lingkungan yaitu pe-

ya untuk tahun ini dapat terealisasikan ke Kalimantan, jangan sampai gagal untuk yang kedua kalinya, dan untuk meningkatkan skill terutama pada la-han gambut,” ujar Habib.

Tujuan diadakannya eksflorasi ini untuk mengeksplor keilmuwan dari setiap grup dan meningkat kapasitas keilmuwannya, serta memiliki data yang baru tentang lahan gambut. Output yang ingin dihasilkan adalah pengadaan seminar, publikasi, pro-posal pkm, film dokumenter, dan pe-

nerbitan buku edisi eksflorasi. “Hara-pan dari terselenggarakannya acara eksflorasi diharapkan berjalan den-gan lancar, tidak ada hambatan,dan bisa bermanfaat kepada setiap indi-vidu yang sudah membantu acara, masyarakat sekitar wilayah eksflorasi yang kehadirannya memberikan manfaat satu sama lain, ujar Muham-mad Majid”. (Tasya)

Tegakan hutan yang mempunyai andil besar untuk

menyerap gas karbon yang mencemari bumi

kita

nanaman pohon, Seminar Nasional tentang potensi tegakan hutan untuk serapan karbon, Lomba-lomba yang terdiri dari Essay, Karya Tulis Ilmiah (KTI), Debat Nasional, Fotografi, dan ditutup oleh malam penganugrahan kegiatan yang bertujuan memberi apresiasi kepada pemenang lomba dan para peserta yang sudah berpar-tisipasi dalam acara ini.

Sejarah TIA dari tahun ke tahun memiliki perbedaan dari segi konsep dan tema. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kepengurusan dituntut untuk mempunyai inovasi dan kreasi yang baru serta menarik sehingga dapat mengangkat tema baru terutama da-lam konteks lingkungan dan kehutan-an untuk ajang kreativitas se-Indone-sia bahkan dampak positifnya sampai seluruh dunia. Inovasi-inovasi yang ada dapat dituangkan dalam kegiatan

TIA yang dikemas dengan baik karena merupakan ajang bergengsi yang dii-kuti mahasiswa dari berbagai Univer-sitas seluruh Indonesia beserta SMA sederajat seluruh Indonesia. Peserta SMA bisa berpartisipasi dalam lomba yang bertujuan untuk mengenalkan lebih dini pengetahuan tentang ling-kungan dan kehutanan.

Proses pemilihan panitia mempu-nyai pertimbangan khusus dimana panitia dituntut untuk memiliki rasa lebih untuk membantu, kontribusi, dan dilihat dari segi kerja pada TIA tahun lalu. Untuk menjaga kekom-pakkan dan kerja samanya, dimulai dari pemilihan badan internal seperti badan pengurus harian dan ketua di-visi, yang dapat bersinergi sehingga dapat berkualitas dan dapat terben-tuk panitia yang dapat berfikir logis kedepannya di berbagai aspek.

HIJAUKAN BUMI KITA, CEGAH KARBON BERLEBIHFoto oleh Zulfadli

Foto oleh Zulfadli