hand out sosiologi dan antropologi...

18
1 HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN Kode Mata Kuliah : Sej 406 OLEH : DRA. LELI YULIFAR, M.Pd Jumlah Pertemuan : 16 ( 7 pertemuan teori, 7 pertemuan diskusi kelompok, UTS dan UAS) Pertemuan I : Menjelaskan Rasional disiplin sosiologi dan Antropologi pembangunan sebagai kajian yang integrative di dalam menelaah permasalahan-permasalahan pembangunan terutama di negara-negara Dunia Ketiga. Yakni : a. Kehidupan manusia dapat dikaji baik melalui Sosiologi maupun Antropologi. Hal ini menjadikan kedua disiplin ilmu tersebut susah untuk dipisahkan. Banyak para ahli Sosiologi merangkap menjadi antropolog, dan sebaliknya. Kendati demikian, kajian Antropologi yang berhubungan langsung dengan Sosiologi, hanya yang berkenaan dengan Antropologi budaya saja. Dalam hal ini, khusus kajian yang berkenaan dengan aspek manusia sebagai mahluk sosial budaya, yang diidentifikasi bahwa manusia memiliki perilaku sosial yang melembaga. b. Pembangunan sebagai konsep politik, ekonomi dan sosial di dalam mengarahkan proses perubahan yang diinginkan suatu bangsa akan melibatkan semua pemikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi. Abad ke-21 ditandai dengan pesatnya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sebagai akibat perkembangan Teknologi Informasi. Implikasinya, di dalam upaya perubahan yang direncanakan, yang dikenal dengan istilah Pembangunan, masalah- masalah sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik tersebut akan melebur dalam satu telaah yang berada dalam ranah Sosiologi dan Antropologi. c. Isu-isu tentang pemerataan, perubahan sosial, potensi konflik, disintegrasi, pembangunan fisik dan spiritual dalam kerangka multikultural dalam ruang global tampak menjadi semakin krusial untuk dijadikan bahan diskusi.Untuk memperkuat pemikiran para mahasiswa dalam menganalisis implikasi pembangunan sebuah Negara, termasuk Indonesia, perkuliahan dimulai dengan membahas berbagai teori pembangunan, yang akan digunakan dalam

Upload: hanhan

Post on 02-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

1

HAND OUT

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN

Kode Mata Kuliah : Sej 406

OLEH : DRA. LELI YULIFAR, M.Pd

Jumlah Pertemuan : 16 ( 7 pertemuan teori, 7 pertemuan diskusi kelompok, UTS dan UAS)

Pertemuan I :

Menjelaskan Rasional disiplin sosiologi dan Antropologi pembangunan sebagai kajian yang integrative

di dalam menelaah permasalahan-permasalahan pembangunan terutama di negara-negara Dunia

Ketiga. Yakni :

a. Kehidupan manusia dapat dikaji baik melalui Sosiologi maupun Antropologi. Hal ini

menjadikan kedua disiplin ilmu tersebut susah untuk dipisahkan. Banyak para ahli

Sosiologi merangkap menjadi antropolog, dan sebaliknya. Kendati demikian, kajian

Antropologi yang berhubungan langsung dengan Sosiologi, hanya yang berkenaan

dengan Antropologi budaya saja. Dalam hal ini, khusus kajian yang berkenaan dengan

aspek manusia sebagai mahluk sosial budaya, yang diidentifikasi bahwa manusia

memiliki perilaku sosial yang melembaga.

b. Pembangunan sebagai konsep politik, ekonomi dan sosial di dalam

mengarahkan proses perubahan yang diinginkan suatu bangsa akan melibatkan

semua pemikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi. Abad ke-21 ditandai dengan

pesatnya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sebagai akibat

perkembangan Teknologi Informasi. Implikasinya, di dalam upaya perubahan

yang direncanakan, yang dikenal dengan istilah Pembangunan, masalah-

masalah sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik tersebut akan melebur

dalam satu telaah yang berada dalam ranah Sosiologi dan Antropologi.

c. Isu-isu tentang pemerataan, perubahan sosial, potensi konflik, disintegrasi,

pembangunan fisik dan spiritual dalam kerangka multikultural dalam ruang

global tampak menjadi semakin krusial untuk dijadikan bahan diskusi.Untuk

memperkuat pemikiran para mahasiswa dalam menganalisis implikasi

pembangunan sebuah Negara, termasuk Indonesia, perkuliahan dimulai dengan

membahas berbagai teori pembangunan, yang akan digunakan dalam

Page 2: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

2

membedah permasalahan kasus-kasus pembangunan sebagai implikasi dari

perubahan yang terencana tersebut.

Pertemuan II

a. Definisi Pembangunan dan Tiga Golongan Kebutuhan Dasar

Sosiologi dan Antropologi (budaya) mempelajari manusia yang berkenaan dengan

individu, masyarakat, ataupun pranata sosial seperti keluarga, agama dan politik

(Gurniwan, 1999 : 33). Kedua disiplin ilmu ini, beserta ilmu-ilmu sosial lainnya berupaya

untuk mencoba menjawab setiap masalah yang berhubungan dengan kehidupan

manusia, termasuk bagaimana mereka melakukan suatu perubahan, khususnya yang

dilakukan dengan sengaja dan terencana.

Setiap upaya perubahan yang direncanakan, disebut pembangunan

(Kartasasmita, 1996). Di sisi lain, pembangunan tersebut akan menimbulkan

perubahan. Karena itu, antara pembangunan dan perubahan akan merupakan dua

unsur yang saling berkaitan erat.

Parsudi Suparlan dalam tulisannnya tentang Antropologi Pembangunan, sebagai

penghormatan kepada Koentjaraningrat (1997) mendefinisikan pembangunan sebagai

serangkaian upaya yang direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-

badan atau lembaga-lembaga internasional, nasional atau lokal yang terwujud dalam

bentuk-bentuk kebijaksanaan, program, atau proyek, yang secara terencana

mengubah cara-cara hidup atau kebudayaan dari sesuatu masyarakat sehingga warga

masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik atau lebih sejahtera daripada sebelum

adanya pembangunan tersebut.

1. Basic Needs dan Basic Drive

Program-program tersebut di antaranya meliputi program-program pembangunan

ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi , yang mencakup program-program

peningkatan kesejahteraan hidup atau mutu, senada dengan Sumarwoto di atas,

tentang basic need yang pada gilirannya akan menjadi basic drive setiap individu.

Menurut Sumarwoto (2001), pembagian kebutuhan dasar di atas dibagi secara

khierarkis berturut-turut dari atas ke bawah, sehingga menjadi tiga golongan.

Page 3: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

3

1.1. Kebutuhan Dasar Untuk Kelangsungan Hidup Hayati

Mahluk hidup selalu berusaha untuk selalu menjaga kelangsungan hidupnya,

tidak saja secara individu tetapi juga sebagai jenis. Kelangsungan hidup sebagai

jenis bahkan memiliki bobot yang lebih tinggi dibandingkan kehidupan individual.

Sehingga kita akan Menjumpai kelakuan altruism, yaitu pengorbanan diri untuk

mempertahankan kelangsungan hidup jenis.

1.2. Kebutuhan Dasar untuk Kelangsungan Hidup yang Manusiawi

Kelangsungan hidup yang manusiawi dan derajat kebebasan memilih hanyalah

mungkin apabila kelangsungan kehidupan hayati telah terpenuhi dan terjamin.

Oleh karena itu, kelangsungan kehidupan hayati adalah hal yang paling pokok dan

mempunyai bobot yang paling tinggi di antara ketiga golongan kebutuhan dasar.

Pada saat kebutuhan dasar yang pertama ini telah terpenuhi, orang sering tidak

merasakan adanya kebutuhan dasar pada tahap ini

1.3. Kebutuhan Dasar untuk Memilih

Kemampuan memilih merupakan sifat hakiki mahluk untuk dpat

mempertahankan kelangsungan hidupnya, baik pada tumbuhan, hewan dan

manusia. Akar tumbuhan dapat memilih unsur mana yang diserap banyak dan

mana yang diserap sedikit. Kemampuan memilih ini memungkinkan kita untuk

menggunakan tumbuhan sebagai indikator adanya zat tertentu di dalam tanah.

Hewan juga memilih apa yang dimakannya. Kambing memiliki pilihan yang lebih

luas disbanding hama wereng yang hanya menyukai padi.

2. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable development)

Konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)

merupakan konsep yang dideklarasikan pada penyelenggaraan Earth summit

1992 di Rio De Janeiro. Penggagas konsep ini berasal dari World Commission

on Environment and development (Asosiasi SYLFF, 2006). Selain semakin

disadarinya bahwa keterkaitan lingkungan hidup dengan permasalahan

ekonomi dan sosial, juga kesadaran bahwa analisis dan pemecahan

Page 4: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

4

permasalahan serta implementasi pembangunan merupakan upaya yang tidak

terputus. Oleh karena itu, berbagai disiplin ilmu semakin berkembang dan

digunakan sebagai pendekatan multi dan interdisipliner.

3. Pendekatan Sosial Budaya dan Ekonomi

Aspek lingkungan Sosial-budaya dan ekonomi memang sangatlah penting untuk

kesinambungan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan dilakukan oleh

dan untuk manusia yang hidup di dalam kondisi sosial budaya dan kondisi

ekonomi tertentu. Faktor ekonomi perlu mendapat perhatian, karena

pembangunan tidak akan dapat berkelanjutan apabila ekonomi tidak

mendukungnya. Kendati demikian, kerap kali faktor sosial budaya diabaikan.

Pertemuan III

a. Teori-Teori yang Digunakan Dalam Menganalisis Pembangunan

Untuk memahami manusia beserta seluruh fenomena di dalam

kehidupannya dapat dilakukan melalui kegiatan menganalisis bagaimana

sekelompok manusia berupaya membangun bangsanya, melalui penggunaan

teori-teori. Di dalam menganalisis fenomena sosial tersebut tidak cukup

dengan hanya menggunakan satu teori, tetapi bisa bersifat multi atau

interdisipliner. Pemilihan teori didasarkan pada pertimbangan kesesuaian

dengan kebutuhan (need. Contohnya, untuk mengetahui kehidupan manusia

sebagai mahluk sosial, maka teori-teori ilmu sosial yang dipilih. Teori ilmu sosial

didefinisikan sebagai seperangkat andaian mengenai masyarakat, fenomena

sosial dan tingkah laku manusia (Gurniwan, 1999).

Sehubungan dengan penjelasan tentang arti dan peran teori tersebut

di atas, berikut ini akan dipilihkan 3 teori yang cukup populer digunakan dalam

menganalisis pembangunan. Teori tersebut terdiri dari Teori modernisasi, Teori

Dependensi (Ketergantungan) dan Teori Sistem Dunia.

Page 5: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

5

b. Teori Modernisasi Klasik

Modernisasi sebagai proses transformasi yang sistemik , dilakukan secara

immanent (terus-menerus) dan cenderung menekankan pada faktor yang

berasal dari dalam (internal resources). Untuk mencapai kondisi modern, teori

modernisasi klasik mensyaratkan bahwa seluruh nila-nilai tradisional harus

diganti oleh seperangkat struktur yang modern. Karena itu, Huntington (1976)

menganggap bahwa antara nilai-nilai tradisional dan modern adalah hal yang

saling bertentangan. Dalam arti, jika modernisasi ingin dicapai, maka nilai-nilai

tradsional harus dirombak total alias dilenyapkan!

1. Diferensiasi Struktural dari Smelser (Sosiolog)

Di dalam menjawab pertanyaan yang dirumuskannya, Smelser menggunakan

konsep bagaimana modernisasi bisa terjadi, perbedaan antara masyarakat

tradisional dan modern bagaimana prospek modernisasi di Negara Dunia

Ketiga, dan apa akibat lanjut dari proses modernisasi.

Menurut Smelser, proses modernisasi akan selalu melibatkan diferensiasi

struktural.Ketidakteruran struktur masyarakat yang menjalankan berbagai

fungsi sekaligus akan dibagi ke dalam sub struktur untuk menjalankan satu

fungsi yang lebih khusus. Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan

yang terdiri dari berbagai sub struktur yang menjalankan keseluruhan fungsi

yang dilakukan oleh bangunan struktur lama. Setelah terdapat diferensiasi

struktural, pelaksanaan fungsi akan dapat dijalankan secara lebih efisien.

Dalam masyarakat modern, keluarga memiliki struktur yang lebih

sederhana, lebih kecil karena hanya terdiri dari keluarga inti (batih). Di sini

sudah terjadi diferensiasi strukural, sehingga banyak fungsi dari lembaga

keluaraga tradisional tidak dilakukan. Sebagai contoh, lembaga

perekonomian telah berfungsi sebagai institusi yang bertanggung jawab

terhadap produktifitas kerja, lembaga pendidikan berfungsi untuk pewarisan

nilai dan pengajaran, pemerintah memiliki fungsi untuk kesejahteraan dll.

Diambilalihnya fungsi-fungsi yang tadinya dilakukan keluarga tradisional,

Page 6: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

6

oleh lembaga khusus menjadikan keluarga modern lebih produktif

dibanding keluarga tradisional.

2. Tahapan Pertumbuhan Ekonomi dari Rostow

Dalam karya klasiknya yang berjudul The Stages of Economic

Growth, W.W. Rostow menyatakan terdapat 5 tahapan pembangunan

ekonomi, yakni :

2.1 Masyarakat Tradisional

2.2 Prakondisi tinggal landas

2.3 Tahapan tinggal landas

2.4 Kematangan pertumbuhan

2.5 Konsumsi massa tinggi

3.Telaah Coleman Terhadap Pembangunan Politik di Dunia ketiga

Modernisasi politik menurut Coleman merujuk kepada

diferensiasi struktur politik dan sekularisasi budaya politik yang mengarah

kepada ethos keadilan yang bertujuan akhir ke arah penguatan kapasitas

sistem politik. Pokok-pokok pikiran Coleman paling tidak terdiri dari 3 hal

yang terdiri dari :

3.1. Diferensiasi politik sebagai kecenderungan dominan sejarah

perkembangan sistem politik modern. Jika berhasil, diferensiasi politik akan

dengan tegas menghasilkan perbedaan antar fungsi masing-masing

lembaga secara tegas, yang akan mengakibatkan semakin kompleksnya

struktur politik, sementara pada saat bersamaan diferensiasi politik akan

melahirkan situasi yang saling terkait dan saling ketergantungan di antara

lembaga tersebut secara sehat dan berkesinambungan. Contoh

pembedaan dan pemisahan tersebut ialah : norma-norma hukum yang

universal dengan agama, pemisahan antara fungsi administratif

pemerintahan dan persaingan kepemimpinan politik untuk mencapai

kedudukan dan pemerintahan.

Page 7: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

7

3.2 Prinsip kesamaan dan keadilan merupakan etos masyarakat modern.

Misalnya, prinsip keadilan dalam distribusi (bidang ekonomi), kemantapan

dan meratanya pelaksanaan norma-norma hukum universal di dalam

kerangka hubungan politik antara pemerintah dan rakyat. Proses keadilan

dalam kesempatan memperoleh promosi jabatan dalam administrasi dan

politik yang berdasar pada prestasi. Kemudian, prinsip keadilan dalam

penumbuhkembangan angka partisipasi rakyat dalam proses pengambilan

keputusan politik atau keadilan dalam berpartisipasi.

4. Thesis Mc Clelland dan Penelitian Robert N. Bellah tentang Agama Tokugawa di

Jepang

Penelitian yang dimaksudkan di antaranya dicontohkan thesisnya David

McClelland yang menghubungkan antara kebutuhan berprestasi (need for

achievement) dengan pembangunan ekonomi. Menurut McClelland, yang

bertanggung jawab terhadap proses modernisasi Negara-negara berkembang

adalah kaum wiraswastawan domestik, bukanlah para politikus atau para penasihat

ahli dari Negara maju. Sementara itu, Robert N. Bellah melihat adanya

peranan agama Tokugawa pada pembangunan ekonomi Jepang. Lipset mengkaji

tentang kemungkinan pembangunan ekononomi terhadap proses demokratisasi di

Negara Dunia Ketiga. Kemudian, Inkeles melihat akibat modernisaasi terhadap

perilaku seseorang.

5. Kritik Terhadap Teori Modernisasi Klasik

Bagi kelompok yang bersebrangan dengan pendukung teori modernisasi,

seperti pendukung Neo-Marxisme, melihat bahwa para pengusung teori

modernisasi sebenarnya merupakan upaya Amerika dan negara Barat di dalam

melakukan upaya ke arah Neokolonialisme yang dikemas secara ilmiah. Perhatian

teori modernisasi pada hal-hal internal yang lebih melihat negara Dunia Ketiga

dari sisi internal (nilai tradisional, kurangnya investasi produktif dll), sehingga

mengabaikan unsur eksternal seperti ketidakseimbangan nilai tukar, perusahaan

Page 8: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

8

mulinasional, fenomena neokolonialisme. Pada saat ini, budaya Barat sangat

mendominasi Negara Dunia Ketiga.

Pertemuan IV

a. Teori Modernisasi Baru

Akhir tahun 1970-an, perdebatan antara berbagai perspektif pokok

pembangunan mulai mereda. Pada saat ini muncul pandangan dari

pengusung teori modernisasi Baru yang merupakan revisi terhadap berbagai

asumsi dasar teori modernisasi klasik. Hasil kajian baru teori modernisasi

tersebut telah menemukan beberapa wilayah kajian yang baru pula.

1. Kajian Wong Tentang Famiisme di Hongkong Dihubungkan dengan

Pembangunan Ekonomi

Dalam penelitian Wong, thesis tentang nilai-nilai tradisional yang

kontra produktif terhadap upaya pembangunan ekonomi tersebut berhasil

dijawab dengan sebuah bukti riil, justru metafora pranata keluarga telah

cukup memberikan alasan untuk legalitas hubungan antara patron

(tuan/pemilik) dengan Klien (pekerja). Secara ekonomis, hubungan

paternalisme yang penuh dengan kebajikan itu telah membantu para

usahawan untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja yang ada di

dalam industri yang sangat fluktuatif.

2. Kajian Dove

Melalui kajian antropologis, Dove dan kawan-kawan mencoba melihat

interaksi antara kebijakan pembangunan nasional Indonesia dengan

berbagai budaya lokal yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, sangat tidak

beralasan jika terdapat upaya ke arah devaluasi, depresiasi bahkan

pengeliminasian terhadap budaya lokal, yang ironisnya banyak dilakukan

oleh para ilmuwan Sosial lokal. Di samping itu, terdapat fenomena di

mana para peneliti sosial lokal kerap dihadapkan pada kondisi lapangan

yang membuat mereka tidak dapat melakukan penelitian secara akurat.

Hambatan dari iklim penelitian dari para birokrat telah melahirkan hasil-

Page 9: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

9

hasil penelitian ‘pesanan’ atau sebaliknya, sama sekali tidak dapat

langsung mengamati objek penelitian.

3. Kajian Lipset

Pada tahun 1960-an, Lipset mengungkapkan bahwa terdapat

keterkaitan positif antara pembangunan ekonomi dan demokrasi.

Diasumsikan, bahwa semakin maju sebuah negara secara ekonomis,

semakin besar peluang yang dimilikinya untuk menegakkan tatanan

politik yang demokratis. Namun, tahun 1970-an, banyak pemerintahan

yang demokratis tumbang membuat para penganut teori modernisasi

merasa pesimis terhadap masa depan demokrasi politik di Dunia Ketiga.

Tetapi, pada tahun 1980-an, ketika pembangunan demokrasi di Dunia

Ketiga, bangkit lagi, terdapat kecenderungan untuk mengkaji masa

transisi bangkitnya pembangunan demokrasi.

Pertemuan V

a. Teori Dependensi Klasik

Teori dependensi muncul untuk pertama kali di Amerika Latin. Teori ini berbeda

dengan teori modernisasi yang melihat permasalahan pembangunan dari sudut

kepentingan Amerika Serikat. Teori ini menyatakan bahwa keterbelakangan Dunia

Ketiga sebagai fokus perhatian. Sehingga, teori ini lebih dipandang sebagai teori

yang lebih berpihak kepada suara Negara Dunia Ketiga.

1. Tumbuhnya Imperialisme di Asia Timur

Lansberg menganalisis bahwa pembangunan di Negara Dunia Ketiga tidak

berhasil oleh upaya yang oleh Dunia Barat diklaim sebagai pendamping atau

penolong. Karena banyaknya faktor yang berkenaan dengan hal-hal berikut :

1.1 Lemahnya dasar-dasar pengembangan industri, dan adanya paksaan terhadap

Negara Dunia Ketiga untuk mebelanjakan devisa yang besar untuk mengimpor

barang konsumsi.

1.2 Devisa yang dibelanjakan tersebut diambil dari penjualan ekspor produk primer

seperti gula, teh, kopi, karet ,rotan, coklat dll yang sangat rentan terhadap

flutuasi harga pasar dengan kendali harga dari negara-negara maju.

Page 10: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

10

1.3 Defisit dari devisa membuat negara dunia Ketiga dalam mengumpulkan

devisa membuat negara pinggiran tersebut terjebak hutang luar negeri yang

membuat mudahnya dominasi asing di dalam negaranya.

2. Analisis Ketergantungan dalam Pembangunan Sosial ekonomi Indonesia

Analisis pembangunan sosial-ekonomi dengan menggunakan teori

ketergantungan dilakukan oleh Sritua Arief dan Adi Sasono pada thun 1980-an.

Kajian dimulai dengan analisis sejarah yang mengamati warisan Kolonial

Belanda, yakni bangunan struktural sejak dilakukannya tanam paksa. Tumbuh

suburnya kemiskinan dan keterbelakangan di Indonesia diwariskan dari sistem

ini.

b. Teori Dependensi Baru

Dalam menjawab kritik terhadap teori dependensi, para pendukung teori

tersebut mengemukakan beberapa tesis sebagai hasil telaah, yang kemudian

dikenal dengan teori Dependensi Baru. Jawaban tersebut disajikan berturut-

turut mulai dari tanggapan dari Cardoso, Penellitian Gold, Studi Koo, dan

penelitian Mohtar Mas’oed.

1. Tanggapan Cardoso

Cardoso menyebutnya sebagai metode historis structural, karena

menggunakan analisis sejarah dalam ilmu-ilmu sosial. Istilah

ketergantungan digunakan Cardoso sebagai alat analisis untuk

menjelaskan situasi konkrit di Dunia Ketiga. Berbeda dengan dependensi

klasik yang menganggap keterbelakangan sebagai analisis yang selalu

digunakan untuk menjelaskan semua keterbelakangan di Dunia Ketiga.

2. Penelitian Gold

Gold meneliti Taiwan menggunakan konsep dependensi dengan

menguji dan menjelaskan pertumbuhan ekonomi dan kestabilan politik

di Taiwan. Peneliti ini tidak mengabaikan kondisi Taiwan yg pada

awalnaya adalah negara pinggiran, yang kemudian dinyatakan sebagai

sebuah ‘keajaiban’ dalam pembangunan politik dan ekonomi di negara

Page 11: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

11

tersebut. Meskipun pola pendekatannya mengadopsi pemikiran Cardoso

dalam metodologi pengkajian pembangunan di Amerika latin, tetapi

peneliti ini Menyatakan bahwa metodologi tersebut tidak harus terikat

oleh wilayah geografis. Gold pada awalnya melihat bahwa arah

pembangunan Taiwan terdapat kemiripan dengan Amerika latin seperti

hasil penelitan Cardoso.Gold mengungkapkan tesis tentang kondisi

Taiwan sebagai sebuah negara yang bercirikan ketergantungan yang

dinamis.

3. Studi Koo

Koo mencoba melihat pembangunan Korea Selatan dalam konteks terus

menerus antara negara, kelas sosial, dan sistem dunia. Pembahasannya

ditujukan pada pengaruh kumulatif dari ketiga faktor tersebut secara

bersamaan.

4. Penelitian Mas’oed

Dengan menggunakan konsep NBO yang dikembangkan oleh O’Donell

dan menggabungkannya dengan konsep korporetisme, Mas’oed mencoba

menjawab pertanyaan pokok sebagai berikut : pertama, Mengapa sistem

politik otoriter lahir kembali pada periode 1966-1971? Kedua, Apa

karakteristik sistem politik yang otoriter?

Pertemuan VI

a. Teori sistem Dunia (Teori sistem Kapitalis Dunia)

Kelahiran teori sistem dunia dilatarbelakangi oleh situasi

pertentangan di antara pendukung teori modernisasi dan dependensi, yang

lahir sebagai wawasan alternatif pada tahun 1970-an. Tokohnya yang

bernama Immanuel Wallerstein muncul dengan gagasan baru yang radikal,

dengan menunjuk bahwa banyak peristiwa sejarah yang di dalam Tatanan

Ekonomi Kapitalis Dunia (TEKD) tidak dapat dijelaskan oleh kedua

perspektif pembangunan yang telah mapan tersebut secara memuaskan,

khususnya oleh teori dependensi yang klasik maupun yang baru.

Page 12: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

12

Dalam setiap hasil penelitian teori sistem dunia telah dan akan

selalu menggunakan pendekatan analisa sejarah jangka panjang. Teori ini

tidak mengamati gejala sosial untuk untuk jangka waktu satu atau dua

dekade, tetapi lebih memberikan keseluruhan perhatiannya dalam

menganalisa kecenderungan putaran dan siklus jangka panjang bola dunia

yang biasanya berlangsung lebih dari satu abad. Sebagai contoh, hasil

karya Bergesen dan Schoenberg telah menguji gelombang panjang

kolonialisme yang mencakup daftar dan jumlah negara yang dijajah, baik

mulai maupun berakhirnya sebagai daerah jajahan yang berkisar antara

tahun 1415 sampai dengan 1969.

Pertemuan VII

a. Hubungan Konsep Membangun dengan Kebudayaan

1. Konstelasi Antara Kebudayaan, Pembangunan dalam Masyarakat

Sederhana, transisional dan Masyarakat Modern

Masyarakat atau Society diartikan sebagai orang-orang yang hidup

bersama yang menghasilkan kebudayaan (Selo Sumarjan,1974). Sedangkan

Koentjaraningrat (1994), masyarakat merujuk pada kesatuan hidup

manusia yang berinteraksi menurut satu sistem adat istiadat tertentu yang

bersifat kontinyu, dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama,

Sementara itu, Ralph Linton mengatakan bahwa masyarakat adalah

kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif

lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan

menganggap mereka sebagai satu kesatuan.

2. Masyarakat Tradisional, Transisi dan Modern

Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang tertutup dan padu

monopolitik. Padu monopolitik dimaksudkan sebagai masyarakat yang di

dalamnya terdapat seperangkat pemikiran dan nilai-nilai dari suatu bidang

kehidupan yang meresapi, mengatur, menguasai dan menyatukan semua

bidang-bidang kebudayaan yang ada. Kemudian, pandangan dan nilai-nilai

Page 13: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

13

dari bidang aliran kepercayaan animistis menguasai seluruh kegiatan dan

pengalaman serta pengetahuan mereka.

Ke dalam kelompok masyarakat tradisional yang juga disebut

masyarakat berkebudayaan pra-industri dimasukan kelompok masyarakat

primitif (sederhana), yang memiliki ciri-ciri dalam pemenuhan kehidupan

hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga rendah dalam

aspek produksi. Kalaupun memproduksi barang hanya terbatas untuk

melengkapi kebutuhan sendiri, dengan berbahan baku yang tersedia dari

alam. Masyarakat desa di daerah peradaban lama sudah berorientasi pada

pertanian, mereka lebih maju dibanding masyarakat sederhana. Kelompok

ini merupakan peralihan (transisi) ke dalam bentuk masyarakat agraris,

sehingga telah terdapat diferensiasi sosial walau masih dalam kerangka

mata pencaharian agraris. Kelompok masyarakat perkotaan mewakili

kelompok masyarakat yang dikatakan berkebudayaan modern (kekinian).

Kelompok ini berorientasi pada sektor industri dan jasa, sehingga

dimasukan sebagai masyarakat industri. Sudah terjadi diferensiasi sosial

yang beragam. Pilihan-pilihan bidang pekerjaan yang beragam, seperti

buruh atau karyawan, pekerja kantoran, bidang hukum, pendidikan,

perbankan, wirausaha dll. Hal ini akan melahirkan stratifikasi sosial yang

kompleks. Selo Sumarjan (Soekanto, 1984), membagi masyarakat ke dalam

tahapan berikut :

1. Masyarakat Sederhana (Bersahaja).

Kelompok masyarakat ini masih sederhana dan serba tradisional,

dengan perkembangan yang lambat dibanding kelompok masyarakat yang

lain. Ciri lebih detailnya adalah sbb :

1.1. Hubungan yang erat dalam keluarga maupun masyarakat.

1.2. Organisasi sosial didasarkan pada adat istiadat yang berbentuk

tradisi secara turun temurun.

Page 14: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

14

1.3. Percaya adanya kekuatan ghaib yang mempengaruhi kehidupan

mereka, tetapi mereka sendiri tidak sanggup menghadapi

kekuatan tersebut.

1.4. Tidak terdapat lembaga khusus yang mengatur bidang-bidang

pendidikan, dalam masyarakat tetapi ketrampilan yang mereka

miliki diperoleh melalui pendidikan di dalam keluarga (informal)

dan masyarakat melalui praktek langsung (sedikit atau tanpa

teori).

1.5. Tingkat buta huruf yang tinggi, karena tidak ada pendidikan

sekolah yang masuk kepada kehidupan mereka.

1.6. Hukum yang berlaku pada masyarakat dapat difahami dan

dimengerti oleh anggotanya yang sudah dewasa.

1.7. Kegiatan perekonomian masyarakat sebagian besar di bidang

produksi yang dikonsumsi untuk memilih kebutuhan sendiri atau

sedikit yang dipasarkan. Harga barang-barang kebutuhan yang

dihasilkan masyarakat memiliki nilai terbatas.

1.8. Kegiatan perekonomian dan sosial memerlukan kerjasama yang

dilakukan oleh orang banyak dan secara tradisional dengan

sistem gotong royong, hubungan kerjasama dengan sistem ini

tanpa adanya hubungan buruh dengan majikan.

2. Masyarakat Madya

Masyarakat yang berada pada tahap transisi, telah

mengalami perkembangan dibandingkan dengan masyarakat

sederhana, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

2.1 Hubungan keluarga tetap kuat, tetapi hubungan antar anggota

masyarakat sudah mulai mengendur dan mulai didasarkan pada

kepentingan untung rugi atas dasar kepentingan ekonomi.

2.2 Adat istiadat yang berlaku pada masyarakat masih dihormati,

mulai terbuka terhadap pengaruh luar.

Page 15: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

15

2.3 Timbulnya pemikiran rasional, menyebabkan kepercayaan

terhadap kekuatan ghaib sudah mulai berkurang, tetapi

kepercayaan akan muncul kembali apabila apabila lingkungannya.

2.4 Lembaga-lembaga pendidikan mulai muncul dengan adanya

pendidikan dasar dan

menengah, tetapi belum Nampak adanya pendidikan luar sekolah.

2.5. Mulai terdapatnya pendidikan sekolah menyebabkan tingkat

buta huruf bergerak turun.

2.6. Hukum tertulis dan hukum yang tidak tertulis berdampingan

dengan serasi.

2.7. Ekonomi yang berorientasi pasar mulai menambah persaingan

di bidang produksi, hal

ini mempengaruhi perbedaan struktur sosial di masyarakat,

sehingga nilai uang memegang peranan penting

2.8. Gotong royong masih berlaku, tetapi di kalangan keluarga

besar atau tetangga- tetangga terdekat, sedangkan pembangunan

prasarana dan sarana untuk kepentingan

umum sudah berdasarkan upah. Nilai komersil sudah

diperhitungkan.

3. Masyarakat pramodern-modern

Kelompok masyarakat pramodern-modern, bercirikan :

1.1. Hubungan antar masyarakat didasarkan pada kepentingan pribadi dan

kebutuhan-kebutuhan individu.

1.2. Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling

mempengaruhi, kecuali dalaam menjaga rahasia hasil penemuan baru.

1.3. Masyarakat sangat percaya terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi,

karena sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Page 16: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

16

1.4. Masyarakatnya terdiri dari berbagai profesi dan keahlian yang dapat

ditingkatkan atau dipelajari melalui pendidikan luar sekolah atau sekolah

kejuruan.

1.5. Tingkat pendidikan sekolah relatif tinggi dan merata.

1.6. Hukum yang berlaku di masyarakat adalah hukum tertulis yang sangat

kompleks.

1.7. Ekonomi hamper seluruhnya berorientasi kepada pasar yang didasarkan

kepada penggunaan uang dan alat pembayaran lain (kartu kredit, check, giro,

dsb.).

A. Ciri-ciri manusia Bermental Membangun, Unsur-unsur tradisional yang Mendukung

Pembangunan serta Kendala Budaya yang Menghambat Pembangunan dan

alternatif Solusinya

Abad ke-21 ditandai sebagai abad teknologi informasi. Pesatnya perkembangan

dalam ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut telah mengubah wajah dunia

demikian cepat. Apa yang terjadi di belahan dunia lain dengan cepat sampai di seluruh

pelosok bumi. Dihadapkan pada kondisi ini, diperlukan manusia-manusia Indonesia

yang bermental membangun. Mentalitas membangun yang mengglobal diperlukan,

karena kebudayaan nasional akan berhadapan langsung dengan peradaban dunia yang

semakin canggih, kompetitif dan serba cepat. Salah satu mentalitas pembangunan

yang diduga memiliki respon yang positif terhadap perubahan, dikenal dengan

pengembangan mental melalui modernisasi.

Koentjaraningrat (1985) mengungkapkan bahwa nilai budaya yang perlu dimiliki

bangsa Indonesia adalah nilai budaya yang berorientasi ke depan, bukan mentalitas

yang bersifat vertical.

Pertemuan VIII UJIAN TENGAH SEMESTER

Pertemuan Ix sd XV Diskusi Kelompok denngan tema-tema yang sudah dideskripsikan di dalam

syllabus dan SAP.

Pertemuan XVI UJIAN AKHIR SEMESTER

Page 17: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

17

DAFTAR PUSTAKA

Alvin Y. So, Suwarsono ,2000, Perubahan sosial dan Pembangunan, LP3S, Jakarta.

Barlinti, Yeni Salma dkk (Ed.),2006, Sustainable Development, Beberapa Catatan Tambahan,

Asosiasi SYLFF, Jakarta.

Pasya, Gurniwan Kamil, 1999, Kapita Selekta Sosiologi dan antropologi, Buana Nusa, Bandung.

-----------------------------,Awan Mutakin,2000,Masyarakat Indonesia Dalam Dinamika,Buana Nusa,

Bandung

Kartasasmita,(1976, Pembangunan untuk Rakyat, Cides, Jakarta.

Koentjaraningrat, 1985, Bunga Rampai Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Gramedia,

Jakarta.

----------------------, 2004, Manusia dan kebudayaan di Indonesia, Djambatan, Jakarta.

Laurer, Robert H, 1993, Perspektif tentang Perubahan sosial, Rineka Cipta, Jakarta.erty

Mantra, Ida Bagoes , 2000, Demografi Umum, Pustaka Jaya, Jakarta.

Soekanto, Surjono, 1984, Struktur Masyarakat Indonesia, Jakarta, CV. Rajawali.

Sumarwoto, Otto, 2000, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan, Jakarta.

Susanto, astrid S, 1995, Sosiologi Pembangunan, Bina Cipta, Jakarta.

Suparlan, Parsudi,1997, Pandangan Terhadap Antropologi dan Pembangunan dalam

Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Page 18: HAND OUT SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI …file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196412041990012... · Bangunan baru tersebut sebagai satu kesatuan yang ... seperti pendukung

18

HAND OUT

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PEMBANGUNAN

SEJ 406 (2 SKS)

Oleh

Dra. Leli Yulifar, M.Pd.

NIP.196412041990012002

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

2010