halaman judul - unimma

41
HALAMAN JUDUL LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) Ibm KELOMPOK TANI DAN TERNAK PENGGEMUKAN SAPI POTONG APLIKASI TEKNOLOGI KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK KE BAHAN BAKAR BIOGAS DI PULOSARI BAWEN JAWA TENGAH Oleh : Bagiyo Condro Purnomo, ST., M.Eng (Ketua) NIDN. 0617017605 Budi Waluyo, ST, MT (Anggota) NIDN. 0627057701 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2016

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

i

HALAMAN JUDUL LAPORAN AKHIR

PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

Ibm KELOMPOK TANI DAN TERNAK PENGGEMUKAN SAPI POTONG

APLIKASI TEKNOLOGI KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK KE BAHAN

BAKAR BIOGAS DI PULOSARI BAWEN JAWA TENGAH

Oleh :

Bagiyo Condro Purnomo, ST., M.Eng (Ketua)

NIDN. 0617017605

Budi Waluyo, ST, MT (Anggota)

NIDN. 0627057701

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2016

Page 2: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul IbM : Ibm Kelompok Tani Dan Ternak Penggemukan Sapi Potong

Aplikasi Teknologi Konversi Bahan Bakar Minyak Ke

Bahan Bakar Biogas Di Pulosari Bawen Jawa Tengah

2. Nama Mitra Program IbM (1) : KTT Bangun Rejo

Nama Mitra Program IbM (2) : KTT Andini Jaya

3. Ketua Tim Pengusul

a. Nama : Bagiyo Condro Purnomo, ST., M.Eng

b. NIDN : 0617017605

c. Jabatan/Golongan : Asisten Ahli/ Penata Muda Tk.1

d. Program Studi : Mesin Otomotif

e. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Magelang .

f. Bidang Keahlian : Konversi Energi.

g. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : Jl. Mayjend Bambang Sugeng km.05 Mertoyudan

Magelang// 0293 326945// [email protected]

4. Anggota Tim Pengusul

a. Jumlah Anggota : Dosen 1 orang,

a. Nama Anggota I/bidang keahlian : Budi Waluyo, ST. MT / Renewable Energy.

b. Mahasiswa yang terlibat : 2 orang

5. Lokasi Kegiatan/Mitra (1)

a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Dusun Krajan Desa Polosiri Kecamatan Bawen

b. Kabupaten/Kota : Kabupaten semarang

c. Propinsi : Jawa Tengah

d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 35 km

6. Lokasi Kegiatan/Mitra (2)

a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Dusun Kalidukuh Desa Genting Kecamatan Jambu

b. Kabupaten/Kota : Kabupaten Semarang

c. Propinsi : Jawa Tengah

d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 30 km

7. Luaran yang dihasilkan : 1. Peningkatan Kesejahteran anggota KTT

2. Desa Mandiri Energi

8. Jangka waktu Pelaksanaan : 1 tahun

9. Biaya Total : Rp. 45.000.000,-

- Dikti : Rp. 45.000.000,-

- Sumber lain : Rp. 0

(Sebutkan) :

Magelang, 8 September 2016

Mengetahui,

Ketua LP3M Ketua,

( Dr. Suliswiyadi, M.Ag ) ( Bagiyo Condro P., ST., M.Eng )

NIK. 966610111 NIK. 087606031

Page 3: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

iii

RINGKASAN

Dalam upaya mendukung program Desa Mandiri Energi (DME), Kelompok Tani dan Ternak

Bangun Rejo dan Andini Jaya Kabupaten Semarang telah memiliki beberapa digester biogas.

Pemanfaatan biogas sampai saat ini masih digunakan untuk menggantikan penggunaan LPG

sebagai sumber energi untuk memasak. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

mengembangkan pemanfaatan biogas sebagai sumber energi penggerak motor bensin.

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah adalah model pemberdayaan masyarakat

partisipatif / Participatory Rural Apraisal (PRA). Metode ini dipilih berdasarkan

pertimbangan bahwa yang mempunyai atau menghadapi masalah adalah mitra, oleh karena

itu keterlibatan mitra dalam penentuan pemecahan masalah yang dihadapi dan

penyelesaiannya sangat diperlukan. Tahapan yang dilakukan dalam penyelesaian masalah

mitra adalah identifikasi kebutuhan mitra, identifikasi tekanan kerja biogas storage (Dom

digester), identifikasi kapasitas mesin (cc) produksi, perancanangan instalasi BB Minyak ke

BB biogas, pembuatan dan penerapan gagasan pada kelompok peternak. Tahap terakhir dari

kegiatan ini adalah pendampingan penggunaan mesin perajang rumput dengan bahan bakar

biogas.

Dari kegiatan yang sudah dilakukan dihasilkan modifikasi mesin perajang rumput dengan

menggunakan bahan bakar biogas. Penerapan mesin ini sangat membantu dalam pengelolaan

peternakan. Penerapan mesin ini memerlukan waktu yang sangat cepat sekitar 40 menit,

dibandingkan dengan mesin perajang sebelumnya dan juga jika dengan manual tenaga

manusia, sehingga akan menurunkan biaya produksi. Penerapan mesin perajang rumput ini

akan meningkatkan Fuel Displacement Index, masyarakat Desa Pulosari Kec. Bawen

Kabupaten Semarang dan Desa Genting Kecamatan Jambu Kab. Semarang.

Kata kunci : Biogas, Konversi Bahan Bakar, Peternak Sapi Potong

Page 4: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

iv

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas nikmat dan karunia-Nya,

laporan akhir kegiatan Program Iptek bagi Masyarakat ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pelaksanaan Program Iptek bagi Masyarakat tahap pertama ini dibantu dan didukung

oleh sejumlah pihak. Oleh karena itu diucapkan terimakasih kepada :

1. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebagai penyandang dana utama.

2. Dr. Suliswiyadi, M.Ag selaku Kepala Lembaga Penelitian Pengembangan dan

Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Magelang, yang telah

memberikan pengarahan dan monitoring selama pelaksanaan kegiatan pengabdian.

3. Yun Arifatul Fatimah, ST., M.T., P.hD selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Magelang yang telah memberikan pengarahan dan fasilitas selama

kegiatan.

Akhir kata semoga hasil pengabdian kepada masyarakat ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak terkait, dan koreksi maupun saran sangat diharapkan untuk penyempurnaannya.

Magelang, November 2016

Bagiyo Condro P., ST., M.Eng

NIDN. 0617017605

Page 5: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... ii

RINGKASAN .......................................................................................................................... iii

PRAKATA ................................................................................................................................ iv

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Analisis Situasi ............................................................................................................... 1

1.2. Permasalahan Mitra ........................................................................................................ 2

BAB II. TARGET DAN LUARAN........................................................................................... 4

2.1. Target ............................................................................................................................. 4

2.2. Luaran ............................................................................................................................ 4

BAB III. METODE PELAKSANAAN ..................................................................................... 5

3.1. Metode Pendekatan yang Digunakan ............................................................................. 5

3.2. Rancangbangun Alat ...................................................................................................... 7

3.3. Transfer Teknologi ......................................................................................................... 8

BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ................................................................... 9

4.1. Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Kegiatan PPM Satu

Tahun Terakhir ............................................................................................................... 9

4.2. Kepakaran Tim Pengusul IbM yang diperlukan dalam menyelesaikan seluruh

persoalan atau kebutuhan mitra .................................................................................... 10

BAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI............................................................... 11

5.1. Sosialisasi dan Koordinasi Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ........................ 11

5.2. Modifikasi Mesin Perajang Rumput Dengan Biogas ................................................... 13

5.3. Set Up Mesin Perajang Rumput di Mitra ..................................................................... 16

5.4. Pembuatan dan Pemasangan Filter Biogas .................................................................. 17

5.5. Pendampingan Penggunaan Mesin Bahan Bakar Biogas............................................. 18

5.6. Hasil Perajang Rumput Dengan Mesin Berbahan Biogas............................................ 19

5.7. Luaran yang Dicapai .................................................................................................... 20

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 21

6.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 21

6.2. Saran ............................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

Lampiran 1. Gambaran Ipteks Yang Akan Ditransfer Kepada Kedua Mitra .......................... 23

Lampiran 2. Poto-poto Kegiatan .............................................................................................. 23

Lampiran 3. Draf Publikasi di Jurnal Dianmas Jawa Tengah .................................................. 27

Page 6: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kunjungan Gubernur jawa Tengah di KTT Bangun Rejo ..................................... 2

Gambar 1.2 Pemanfaatan Biogas untuk pengganti bahan bakar fosil ....................................... 2

Gambar 1.3 Proses Produksi KTT Mbangun Desa .................................................................... 3

Gambar 3.1 Metode pendekatan yang digunakan ...................................................................... 6

Gambar 3.2 Instalasi Konversi BB Minyak ke BB Biogas ....................................................... 7

Gambar 5.1 Koordinasi dengan Mitra 1 (KTT Bangun Rejo) ................................................. 11

Gambar 5.2 Koordinasi dengan Mitra 2 (KTT Andini Jaya) ................................................... 12

Gambar 5.3 Kondisi Mesin Perajang Rumput di Mitra 1 (KTT Bangun Rejo) ....................... 12

Gambar 5.4 Kondisi Mesin Perajang Rumput di Mitra 2 (KTT Andini Jaya) ........................ 13

Gambar 5.5 Proses Modifikasi Saluran Biogas dengan Mixer ................................................ 14

Gambar 5.6 Proses Modifikasi Waktu Pengapian ................................................................... 15

Gambar 5.7 Proses Modifikasi ................................................................................................. 15

Gambar 5.8 Proses Menghidupkan dengan LPG ..................................................................... 16

Gambar 5.9 Proses Set Up Mesin Perajang Rumput di Mitra 1 .............................................. 16

Gambar 5.10 Proses Merajang Rumput ................................................................................... 17

Gambar 5.1 1 Instalasi Filter Biogas........................................................................................ 18

Gambar 5.1 2 Pendampingan di Mitra 1 .................................................................................. 18

Gambar 5.1 3 Pendampingan di Mitra 2 .................................................................................. 19

Gambar 5.1 4 Pelatihan cara modifikasi mesin berbahan bakar bensin menjadi bahan bakar

biogas ............................................................................................................... 19

Gambar 5.1 6 Proses Perajang Rumput Yang efisien di Mitra 1 ............................................. 20

Page 7: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kepakaran yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan mitra ................ 10

Page 8: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

1

BAB I. PENDAHULUAN BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Konsumsi energi Indonesia mengalami peningkatan yang cukup melonjak pada 5 tahun

terakhir. Sementara cadangan energi minyak mentah Indonesia hanya dapat diproduksi atau

akan habis dalam kurun waktu 23 tahun, gas selama 59 tahun dan batubara selama 82 tahun

(Elinur, 2010). Diversifikasi Energi Indonesia sudah mulai mendapat perhatian serius setelah

keluarnya peraturan pemerintah no 5 tahun 2006 mengenai kebijakan energi mix nasional.

Pemerintah mentargetkan penggunaan energi dari bahan bakar gas dan renewable energy

mading-masing sebesar 30% dan 17%. Sementara Kegiatan peternakan di Indonesia termasuk

salah satu dari kegiatan penghasil gas rumah kaca. Berdasarkan laporan FAO tahun 2006,

salah satu penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar berasal dari sektor peternakan,

sebesar 18%. Gas yang dihasilkan terdiri dari karbondioksida (9%), metana (37%), dinitrogen

oksida (65%), dan amonia (64%) (Sri Wahyuni, 2011). Sampah organik yang dibiarkan

menumpuk dalam alam terbuka dapat menghasilkan gas metana (NH4) sebagai akibat proses

pembusukan sampah yang bereaksi dengan oksigen (O2), gas metana mempunyai sifat

polutan 21 kali dari sifat polutan CO2, sehingga dengan dimanfaatkannya sampah sebagai

bahan baku biogas dapat menekan jumlah gas metana yang langsung dilepaskan ke udara.

Biogas merupakan campuran gas mudah terbakar yang dihasilkan oleh bakteri

metanogenik yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam

kondisi anaerobik (Sulistyo, 2010). Pemanfaatan biogas mempunyai beberapa keunggulan

jika dibandingkan dengan BBM (bahan bakar minyak) yang berasal dari fosil diantaranya

biogas mempunyai sifat yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Bahan bakar fosil

yang pembakarannya kurang sempurna menghasilkan CO2 yang merupakan salah satu gas

penyebab pemanasan global. Prinsip dasar teknologi biogas adalah proses penguraian bahan-

bahan organik oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa udara (anaerob) untuk

menghasilkan campuran dari beberapa gas, di antaranya metan (CH4) dan Carbondioksida

(CO2). Biogas dihasilkan dengan bantuan bakteri metanogen atau metanogenik. Bakteri ini

secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti limbah ternak

dan sampah organik (Sri Wahyuni, 2011).

Kelompok Tani Ternak Bangun Rejo Desa Polosari Kecamatan Bawen Kabupaten

semarang, merupakan kelompok ternak penggemikan sapi potong kelas Madya yang

Page 9: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

2

memiliki anggota 20 orang pada saat berdiri tahun pada tahun 2001. Saat ini sudah

berkembang dan memiliki keanggotaan sebanyak 59 orang. Kelompok ternak ini merupakan

salah satu kelompok percontohan diwilayah propinssi jawa tengah. Sejumlah prestasi yang

diraih dalam 2 tahun terakhir adalah juara 1 KTT sapi potong tingkat jawa tengah tahun 2012

dan Juara 2 Lomba Agribisnis Sapi Potong Tingkat Nasional tahun 2013.

.

Sedangkan Kelompok Tani dan Ternak Andini Jaya desa Genting Kec Jambu Kab

Semarang Provinsi Jawa Tengah berdiri tahun 2009, saat ini memiliki keanggotaan 30 orang,

kegiatan utama adalah pembibitan dan penggemukan sapi potong. Kelompok ini mempunyai

dua kandang dengan kapasitas masing-masing 60 dan 20 ekor sapi, sedangkan jumlah sapi

saat ini adalah 40 ekor.

1.2. Permasalahan Mitra

Dalam mendukung program pemerintah untuk program Desa Mandiri Energi (DME),

kolompok ini sudah memiliki 4 Digester Biogas tipe DOM. Namun sampai saat ini

pemanfaatan biogas di kecamatan Bawen dan Jambu kabupaten Semarang digunakan

sebagai sumber energi untuk rumah tangga. Pemanfaatan yang paling populer adalah untuk

sumber energi kompor biogas. Pemanfaatan biogas untuk kebutuhan memasak seperti terlihat

pada gambar berikut,

1.1.

1.2.

1.3.

1.4.

Gambar 1.1 Kunjungan Gubernur jawa Tengah di KTT Bangun Rejo

Kehadiran BIOGAS

Gambar 1.2 Pemanfaatan Biogas untuk pengganti bahan bakar fosil

Page 10: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

3

Sementara mesin penggerak untuk mendukung kegiatan produksi KTT Bangun Rejo

dan Andini Jaya, seperti mesin perajang rumput, penggilingan pakan ternak dan mesin

pengepress jerami masih menggunakan energi fosil (bensin) sebagai sumber energinya.

Gambar 1.3 Proses Produksi KTT Mbangun Desa

Pemanfaatan melimpahnya biogas di KTT Bangun Rejo dan Andini Jaya, sebagai

sumber energi penggerak yang rata-rata menggunakan motor bensin belum dilakukan.

Permasalahan ini dikarenakan karakteristik bahan bakar bensin berbeda dengan biogas, agar

mesin bensin dapat menggunakan biogas secara optimal sebagai bahan bakar diperlukan

adanya modifikasi (Khudhori, 2013). Dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini,

diharapkan muncul teknologi terapan pemmanfaatan biogas sebagai penggerak motor bensin.

Page 11: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

4

BAB II. TARGET DAN LUARAN BAB II

TARGET DAN LUARAN

2.1. Target

Target dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bagi kelompok tani dan

ternak Bangun Rejo dan Andini Jaya adalah :

1. Menurunnya biaya produksi kegiatan penggemukan sapi potong di KTT Bangun

Rejo Desa Pulosari Kecamatan Bawen Kab. Semarang dan KTT Andini Jaya Desa

Genting Kecamatan Jambu Kab. Semarang.

2. Meningkatknya Fuel Displacement Index masyarakat Desa Pulosari Kec. Bawen

Kabupaten Semarang dan Desa Genting Kecamatan Jambu Kab. Semarang.

2.2. Luaran

Luaran yang diharapkan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah :

1. Peningkatan Kesejahteran anggota KTT Bangun Rejo Desa Pulosari Kec. Bawen

Kab. Semarang dan KTT Andini Jaya Desa Genting Kecamatan Jambu Kab.

Semarang.

2. Mendukung pemerintah dalam mensukseskan penggunaan energi baru dan

terbarukan serta program Desa Mandiri Energi.

Page 12: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

5

BAB III. METODE PELAKSANAAN BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Metode Pendekatan yang Digunakan

Metode pendekatan yang akan digunakan menyelesaikan persoalan mitra adalah :

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses yang pertama dilakukan adalah dengan diskusi dengan kedua mitra,

kemudian kita dapat mengambil permasalahan dan keluhan mitra. Kemudian dari diskusi

tersebut penulis menawarkan suatu metode untuk mengurai permasalahan dan keluhan

dari para mitra tersebut. Dari hasil diskusi tersebut kemudian membuat kesepakatan

bersama dan langkah-langkah untuk mengatasi permasalah prioritas yang dapat

diselesaikan dalam pengabdian ini.

2. Perumusan Masalah

Permasalahan utama kedua mitra adalah kurang optimalnya pemanfaatan biogas

yang kapasitasnya sangat melimpah. Unyuk saat ini pemanfaatan biogas hanya sekedar

untuk pemenuhan rumah tangga yaitu untuk kompor gas, akan tetapi belum

dimanfaatkan untuk kegiatan atau proses untuk menunjang usaha ternak sapi potong,

seperti mesin perajang rumput, penggilingan pakan ternak dan mesin pengepress jerami

masih menggunakan energi fosil (bensin) sebagai sumber energinya. Untuk itu

diperlukan solusi masalah dengan memanfaatkan biogas tersebut untuk kegiatan

produksi seperti penggunaan biogas untuk bahan bakar penggerak motor.

Perumusan masalah ini mencakup bagaimana merancang dan memodifikasi sebuah

mesin tepat guna untuk memanfaatkan bahan bakar biogas tersebut untuk mengantikan

bahan bakar bensin sebagai bahan bakar penggerak mesin perajang rumput, penggiling

pakan dan lain-lain.

3. Sintesa

Sintesa dilakukan dengan merancang dan memodfikasi motor penggerak yang

sebelumnya menggunakan bahan bakar bensin menjadi motor penggerak dengan bahan

bakar biogas. Kemudian didiskusikan dengan kedua mitra untuk kegiatan pengabdian

sehingga kegiatan ini akan sesuai dengan harapan kedua mitra.

Page 13: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

6

4. Analisa dan Optimasi

Analisa dilakukan untuk mengetahui performa dari rancangan alat yang dibuat,

sehingga akan didapat rancangan yang optimal dan berdaya guna tinggi.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah pemeriksaan akhir dari suatu perencanaan yang sukses, dan

biasanya melibatkan pengujian alat. Pada tahap ini, kita mengharapkan alat ini dapat

beroperasi dengan baik dan mengatasi permasalahan mitra.

6. Rancangbangun dan optimalisasi

Pada tahap ini dilakukan rancangbangun dan optimalisasi motor penggerak dengan

bahan bakar biogas, sehingga mesin ini dapat digunakan sebagai pengerak mesin

perajang rumput dan lain-lain.

Gambar 3.1 Metode pendekatan yang digunakan

Page 14: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

7

3.2. Rancangbangun Alat

Skema instalasi konversi bahan bakar minyak (Bensin) ke Bahan Bakar Gas (Biogas)

disajika pada gambar berikut,

Gambar 3.2 Instalasi Konversi BB Minyak ke BB Biogas

Prinsip kerja instalasi BB Minyak ke BB Gas ini adalah sebagai berikut; biogas dari

DOM digester dialirkan ke gas regulator, untuk jaga tekanan masuk ke gas mixture yang di

pasangkan pada karburator motor bensin selalu konstan yaitu sekitar 0,2 bar (gauge). Pressure

gauge harus dipasangkan pada Dom digester untuk memonitor tekanan isi Biogas pada Dom

digester. Gas Mixer digunakan untuk mencampur biogas dengan udara untuk bisa

menghasilkan kondisi campuran yang homogen. Ukuran diameter dalam gas mixer dihitung

berdasarkan kapasitas / cc mesin dari motor bensin yang digunakan. Untuk meminimalisir

kandungan air yang terdapatpada biogas antara dom digester dengan gas rugulator dipasang

water filter.

Untuk menghasilkan kinerja motor bensin yang optimum perlu dilakukan penyesuaian

waktu pengapian (Timing Ignition). Penyesuaian dilakukan dengan menggeser pulsa

pengapaapian lebih maju karena gas metan mempunyai karakteristik kecepatan rambat api

yang lebih rendah dari gasoline /bensin. Penyesuaian lain yang perlu dilakukan adalah idle

mixture screw dan Main Jet untuk menghasilkan komposisi campuran udara biogas yang

Page 15: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

8

sesuia dengan kondisi kerja mesin, mengingat campuran stoikiometri biogas–udara berbeda

dengan stoikiometri bensin-udara.

3.3. Transfer Teknologi

Program pengabdian ini menghasilkan mesin dengan bahan bakar biogas sehingga untuk itu

diperlukan proses transfer teknologi terhadap kedua mitra. Untuk mempermudah transfer teknologi

maka kedua mitra maka akan dilakukan training / pelatihan dalam pengoperasian, perawatan dan juga

perbaikan jika terjadi kerusakan.

Page 16: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

9

BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1. Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Kegiatan PPM Satu

Tahun Terakhir

Pengalaman LP3M UMMagelang dalam 1 tahun terakhir ini (2014) dalam hal

pengelolaan Pengabdian kepada Masyarakat dengan dana internal maupun eksternal antara

lain :

1. Menyelenggarakan KKN Posdaya di Kabupaten Magelang kerjasama dengan

Yayasan Damandiri.

2. Menyelenggarakan KKN Vokasi kerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional

Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Magelang

3. Melaksanakan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) bermitra dengan Universitas

Mercu Buana Yogyakarta ( 2013-2014)

4. Melaksanakan kegiatan Ipteks bagi Wilayah (IbW) di Kota Magelang bermitra

dengan Universitas Tidar Magelang tahun pertama.

5. Mengelola Tax Center Universitas Muhammadiyah Magelang kerjasama dengan

Direktorat Jenderal Perpajakan Kanwil Jateng II untuk sosialisasi perpajakan kepada

Industri Kecil dan Menengah I Kota dan Kabupaten Magelang.

6. Mengelola Sentra HAKI untuk kegiatan fasilitasi pengajuan paten dan merk dagang

bagi 83 Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Magelang bekerjasama dengan

Disperinkop dan UMKM Kabupaten Magelang

7. Melakukan survey terhadap kondisi IKM se-Kota Magelang untuk penyusunan

profil kerjasama dengan Diskoperindag Kota Magelang.

UMMagelang pada tahun 2015 ini juga telah mendapatkan Akreditasi Insitusi

Perguruan Tinggi (AIPT) dengan peringkat “B”. LP3M UMMagelang telah memiliki

dokumen pengelolaan Pengabdian kepada Masyarakat yang mencakup :

1. Rencana Induk Pengabdian kepada Masyarakat (RIPkM)

2. Pedoman Pengabdian kepada Masyarakat

Page 17: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

10

4.2. Kepakaran Tim Pengusul IbM yang diperlukan dalam menyelesaikan seluruh

persoalan atau kebutuhan mitra

Tabel 4.1 Kepakaran yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan mitra

No Bidang Keahlian yang diperlukan untuk

menyelesaikan masalah mitra

Pengusul IbM yang memiliki

pengalaman dan kepakaran

1 Bidang konversi energi dan inovasi

rancangbangun mesin berbahan bakar gas

Bagiyo Condro P., ST., M.Eng

2 Bidang renewable energi dan inovasi

rancangbangun mesin berbahan bakar gas

Budi Waluyo, ST., M.T.

Page 18: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

11

BAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

BAB V

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Dalam bab ini disampaikan beberapa proses kegiatan yang telah dilaksanakan dan hasil

serta luaran yang telah dicapai. Kegiatan dilaksanakan dalam upaya untuk mencapai target

yang direncanakan, berikut beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan.

5.1. Sosialisasi dan Koordinasi Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

Koordinasi dilakukan kepada kedua kelompok IKM untuk membahas pelaksanaan

kegiatan, tahap-tahap yang akan dikerjakan dalam program IbM tersebut. Dalam koordinasi

tersebut dibicarakan mengenahi hal-hal yang dilakukan oleh mitra, kebutuhan mitra, kendala-

kendala mitra dalam pemanfaatan biogas dan juga membahas tentang kegiatan yang telah

diusulkan dalam proposal IbM tersebut. Kemudian dilakukan kesepakatan untuk menunjang

kesusuksesan kegiatan IbM.

Dari hasil koordinasi tersebut disepakati bahwa Perguruan Tinggi melalui program IbM

ini membantu mitra untuk mengkonversi biogas menjadi bahan bakar penggerak motor

perajang rumput. Mitra juga meminta pelatihan bagaimana cara biogas tersebut dapat

dimanfaatkan menjadi bahan bakar penggerak motor perajang rumput.

Gambar 5.1 Koordinasi dengan Mitra 1 (KTT Bangun Rejo)

Page 19: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

12

Gambar 5.2 Koordinasi dengan Mitra 2 (KTT Andini Jaya)

Bapak Juwarno ketua KTT Bangun Rejo mengatakan bahwa kelompoknya saat ini

masih memanfaatkan biogas untuk kebutuhan memasak saja sedangkan untuk mencacah

rumput dengan menggunakan mesin perajang dengan bahan bakar bensin, disamping itu

kondisi mesin dalam keadaan kurang bagus sehingga tidak mampu untuk memenuhi

kebutuhan sapinya yang berjumlah 60 ekor, sehingga perajang rumput juga dilakukan secara

manual. Berbeda dengan Bapak Yoko dari KTT Andini Jaya, mengatakan bahwa saat ini

untuk mencacah rumput dilakukan dengan manual karena mesin perajang rumputnya dalam

kondisi rusak.

Gambar 5.3 Kondisi Mesin Perajang Rumput di Mitra 1 (KTT Bangun Rejo)

Page 20: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

13

Gambar 5.4 Kondisi Mesin Perajang Rumput di Mitra 2 (KTT Andini Jaya)

5.2. Modifikasi Mesin Perajang Rumput Dengan Biogas

Tahap-tahap yang dilakukan dalam memodifikasi mesin perajang rumput dari bahan

bakar bensin menjadi bahan bakar biogas adalah persiapan, pengecekan kevakuman intek

manifold. Berikut penjelasan dari masing-masing proses :

1) Persiapan

Persiapan dilakukan dengan kegiatan survey terhadap mesin perajang rumput dengan

bahan bakar bensin mengetahui harga dan konstruksi yang ada dipasaran, Survey ini

dilakukan ke Jogjakarta dan Temanggung, dari survey tersebut diketahui bahwa konstruksi

dan harga yang paling cocok adalah yang ada di Temanggung. Kemudian dilakukan

pembelian mesin tersebut dan juga komponen-komponen yang digunakan dalam

memodifikasi mesin tersebut.

2) Memodifikasi mesin perajang rumput

Modifikasi mesin dilakukan untuk mendapatkan performa yang baik dari perubahan

bahan bakar tersebut. Performa mesin akan turun ketika mesin berbahan bakar bensin diganti

dengan bahan bakar biogas, hal ini karena karakteristik dari masing-masin bahan bakar

berbeda. Perbedaan karakteristik yang menonjol diantarnya adalah biogas dimasukan dalam

ruang bakar dalam bentuk gas sedangkan bensin dalam bentuk uap air, nilai oktan biogas

lebih besar dari bensin dan nilai kecepatan rambat pembakaran biogas lebih kecil dibanding

bensin.

Untuk mengatasi performa mesin yang turun akibat berbedaan karakteristik dan sifat

dari biogas dan bensin maka dilakukan modifikasi mesin maka perlu memodifikasi sebagai

berikut :

Page 21: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

14

a) Menambahkan Mixer

Penambahan mixer ini dilakukan untuk menambah kevakuman pada intek manifoul

sehingga jumlah biogas yang bisa dimasukan ke dalam ruang bakar dapat lebih

banyak sesuai dengan kebutuhan mesin.

b) Mengeset waktu pengapian

Pengesetan waktu pengapian ini dikarenakan perbedaan sifat kecepatan rambat

pembakaran antara bensin dan biogas. Dikarenakan kecepatan rambat pembakaran

biogas lebih kecil dibandingkan dengan bensin, maka perlu penambahan waktu

proses pembakaran. Untuk menambah waktu pembakaran maka waktu pengapian

dimajukan.

c) Meningkatkan rasio kompresi

Meningkatkan rasio kompresi ini dilakukan dengan cara memangkas silinder head

millimeter beberapa millimeter, yang sebelumnya komresinya sekitar 3 bar setelah

dimodifikasi menjadi 10 bar. Peningkatan tekanan kompresi ini akibat dari

perbedaan nilai oktan.

Gambar 5.5 Proses Modifikasi Saluran Biogas dengan Mixer

Page 22: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

15

Gambar 5.6 Proses Modifikasi Waktu Pengapian

Gambar 5.7 Proses Modifikasi

Page 23: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

16

Gambar 5.8 Proses Menghidupkan dengan LPG

5.3. Set Up Mesin Perajang Rumput di Mitra

Set up mesin perajang rumput dilakukan untuk mengetahui performa mesin setelah

dilakukan modifikasi. Sebelum dilakukan, didahului dengan pemasangan aliran gas dan

pengesetan peralatan.

Gambar 5.9 Proses Set Up Mesin Perajang Rumput di Mitra 1

Page 24: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

17

Gambar 5.10 Proses Merajang Rumput

5.4. Pembuatan dan Pemasangan Filter Biogas

Filter biogas digunakan untuk mereduksi pengotor yang terkandung dalam biogas. Gas

pengotor yang terkandung dalam biogas diantanya adalah uap air (H2O), Karbondioksida

(CO2), Sulfur dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S). Gas-gas tersebut disamping sangat

berbahaya untuk kesehatan manusia juga mengakibatkan penurunan performa dari mesin

tersebut, sehingga diperlukan pemurnian biogas.

Page 25: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

18

Gambar 5.1 1 Instalasi Filter Biogas

5.5. Pendampingan Penggunaan Mesin Bahan Bakar Biogas

Pendampingan kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mentransfer teknologi ke

masyarakat atau mitra, sehingga mitra dapat mengoperasikan mesin perajang rumput dengan

baik. Tujuan lain adalah menjadikan mitra dapat memodifikasi mesin berbahan bensin diubah

menjadi bahan bakar biogas secara mandiri. Pendampingan dilakukan dengan cara diskusi

dengan mitra dan secara praktek dengan memperlihatkan saat setting mesin perajang rumput.

Gambar 5.1 2 Pendampingan di Mitra 1

Page 26: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

19

Gambar 5.1 3 Pendampingan di Mitra 2

Kegiatan berikut dialkukan dengan mengumpulkan bebrapa anggota kelompok dari

kedua mitra yang dirasa mempunyai kemampuan teknik cukup baik. Kegiatan tersebut

diharapkan dapat mentrasfer teknologi sehingga dapat ditularkan keanggota yang lain.

Gambar 5.1 4 Pelatihan cara modifikasi mesin berbahan bakar bensin menjadi bahan bakar

biogas

5.6. Hasil Perajang Rumput Dengan Mesin Berbahan Biogas

Dari hasil penggunaan mesin perajang rumput dengan bahan bakar biogas yang

dilakukan oleh mitra diperlukan waktu 40 menit untuk menyelesaikan rumput sebanyak satu

mobil. Waktu yang dibutuhkan ini lebih cepat jika menggunakan mesin merajang rumput

yang mitra punyai sebelumnya, jika menggunakan mesin yang lama memerlukan waktu 2

jam dan satu hari jika menggunakan manual tenaga manusia. Dengan demikian penggunaan

mesin perajang hasil program IbM ini sangat efisien.

Page 27: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

20

Gambar 5.1 5 Proses Perajang Rumput Yang efisien di Mitra 1

5.7. Luaran yang Dicapai

Target dan luaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah menurunnya

biaya produksi kegiatan penggemukan sapi potong sehingga kesejahteran anggota akan

meningkat. Penurunan biaya produksi dapat dicapai dengan pemanfaatan biogas sebagai

sumber bahan bakar untuk menggerakan mesin perajang rumput. Dari hasil wawancara

dengan beberapa anggota kelomompok, menyatakan bahwa kebutuhan rumput setiap hari

kurang lebih 1000 kg untuk 60 ekor sapi dewasa. Rumput tersebut harus dirajang untuk

mengefisienkan konsumsi sapi. Sebelum dilaksanakan kegiatan pengabdian ini kelompok tani

menggunakan mesin perajang rumput dengan bahan bakar bensin. Bahan bakar yang

diperlukan setiap harinya sekitar 2 – 3 liter bensin denag harga antara 13.000,00-20.000.

namun setelah adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat kelompok tani tidak

mengeluarkan biaya untuk merajang rumput. Dengan demikian biaya produksinya dapat

ditekan dan dapat menambah kesejahteraan anggota kelompok.

Luaran yang lain adalah meningkatknya Fuel Displacement Index masyarakat, dimana

dengan pemanfaatan biogas sebagai sumber energy bahan bakar sehingga pemnfanfaatan

biogas akan semakin meluas. Disamping itu kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini

membantu program pemerintah dalam mensukseskan penggunaan energi baru dan terbarukan

serta program Desa Mandiri Energi. Disamping itu luaran yang sudah dilaksanakan adalah

pengiriman artikel ilmiah di Jurnal Dianmas Jawa Tengah, yang akan terbit pada bulan April

2017.

Page 28: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

21

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari kegiatan sampai yang sudah dilaksanakan, beberapa kesimpulan dapat diambil

antara lain :

1. Modifikasi mesin perajang rumput dengan bahan bakar bensin menjadi bahan bakar biogas

dapat dilaksanakan dengan baik.

2. Dari penggunaan mesin perajang rumput berbahan bakar biogas memerlukan waktu yang

sangat cepat sekitar 40 menit dibandingkan dengan mesin perajang sebelumnya dan juga

jika dengan manual tenaga manusia.

3. Penerapan mesin perajang rumput ini sangat membantu pengelolaan peternakan dengan

kapasitas ternak yang besar, karena proses memerlukan waktu yang singkat.

4. Penerapan mesin perajang rumput ini akan menurunkan biaya produksi sekitar 13-20 ribu

setiap hari, yaitu tidak memerlukan biaya tambahan membeli bahan bakar untuk merajang

rumput.

5. Penerapan mesin perajang rumput ini akan meningkatkan Fuel Displacement Index,

masyarakat Desa Pulosari Kec. Bawen Kabupaten Semarang dan Desa Genting

Kecamatan Jambu Kab. Semarang

6.2. Saran

Tim pelaksana IbM UMMagelang sangat berharap kedepan pelaksanaan ini dapat

dikembangkan secara mandiri oleh mitra sehingga kebermanfaatan program ini akan

berdampak lebih luas.

Page 29: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

22

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fauzan Hery dkk (2011), Pemanfaatan biogas/landfillgas Sebagai Bahan Bakar

Mesin Bensin 1 silinder 4 Langkah, Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 2,

Agustus 2011: 162–168

Elinur, dkk. (2010) Perkembangan konsumsi dan penyediaan energi dalam perekonomian

Indonesia, Indonesian Journal of Agricultural Economics, Vol 2 No. 1, ISSN 2087

– 409X Desember 97-119

Sri Wahyuni (2011), Biogas Energi Terbarukan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) ke 10, Jakarta KIPNAS

________, (2013) Desain Modifikasi Karburator Pada Mesin Penggerak Appo Berbahan

Bakar Biogas Di Pilot Plant DME, Volume V, Nomor 1, hal 35-46

Sulistyo (2010), Pemanfaatan Limbah Organik Sebagai Bahan Biogas Jakarta FT Universitas

Indonesia

Page 30: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

23

Lampiran 1. Gambaran Ipteks Yang Akan Ditransfer Kepada Kedua Mitra

Lampiran 2. Poto-poto Kegiatan

Ruangan Kerja Mitra (KTT Bangun Rejo)

Page 31: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

24

Biogas digunakan untuk memasak di KTT Andini Jaya

Kondisi Kandang di KTT Bangun Rejo

Page 32: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

25

Kondisi Kandang di KTT Andini Jaya

Proses Setting dan instalasi mesin Biogas

Persiapan untuk setting mesin

Page 33: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

26

Kunjungan orang jepang di KTT Bangun Rejo

Page 34: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

27

Lampiran 3. Draf Publikasi di Jurnal Dianmas Jawa Tengah

APLIKASI TEKNOLOGI KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK

KE BAHAN BAKAR BIOGAS UNTUK KELOMPOK TERNAK SAPI POTONG

DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH

Bagiyo Condro purnomo1)

, Budi Waluyo2)

1, 2)

Program Studi Mesin Otomotif, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang

Jl. Mayjend. Bambang Sugeng, Km. 5, Mertoyudan, Magelang, 56172

e-mail : [email protected]

Abstrak

Dalam upaya mendukung program Desa Mandiri Energi (DME), Kelompok Tani dan

Ternak Bangun Rejo dan Andini Jaya Kabupaten Semarang telah memiliki beberapa

digester biogas. Pemanfaatan biogas sampai saat ini masih digunakan untuk

menggantikan penggunaan LPG sebagai sumber energi untuk memasak. Tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk mengembangkan pemanfaatan biogas sebagai sumber energi

penggerak motor bensin. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah adalah

model pemberdayaan masyarakat partisipatif / Participatory Rural Apraisal (PRA).

Metode ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa yang mempunyai atau

menghadapi masalah adalah mitra, oleh karena itu keterlibatan mitra dalam

penentuan pemecahan masalah yang dihadapi dan penyelesaiannya sangat diperlukan.

Tahapan yang dilakukan dalam penyelesaian masalah mitra adalah identifikasi

kebutuhan mitra, identifikasi tekanan kerja biogas storage (Dom digester), identifikasi

kapasitas mesin (cc) produksi, perancanangan instalasi BB Minyak ke BB biogas,

pembuatan dan penerapan gagasan pada kelompok peternak. Tahap terakhir dari

kegiatan ini adalah pendampingan penggunaan mesin perajang rumput dengan bahan

bakar biogas. Dari kegiatan yang sudah dilakukan dihasilkan modifikasi mesin

perajang rumput dengan menggunakan bahan bakar biogas. Penerapan mesin ini

sangat membantu dalam pengelolaan peternakan. Penerapan mesin ini memerlukan

waktu yang sangat cepat sekitar 40 menit, dibandingkan dengan mesin perajang

sebelumnya dan juga jika dengan manual tenaga manusia, sehingga akan menurunkan

biaya produksi. Penerapan mesin perajang rumput ini akan meningkatkan Fuel

Displacement Index, masyarakat Desa Pulosari Kec. Bawen Kabupaten Semarang dan

Desa Genting Kecamatan Jambu Kab. Semarang.

Kata kunci : Biogas, Konversi Bahan Bakar, Peternak Sapi Potong

A. PENDAHULUAN

Konsumsi energi Indonesia mengalami peningkatan yang cukup melonjak pada 5 tahun

terakhir. Sementara cadangan energi minyak mentah Indonesia hanya dapat diproduksi atau akan

habis dalam kurun waktu 23 tahun, gas selama 59 tahun dan batubara selama 82 tahun (Elinur, 2010).

Diversifikasi Energi Indonesia sudah mulai mendapat perhatian serius setelah keluarnya peraturan

pemerintah no 5 tahun 2006 mengenai kebijakan energi mix nasional. Pemerintah mentargetkan

penggunaan energi dari bahan bakar gas dan renewable energy masing-masing sebesar 30% dan 17%.

Sementara Kegiatan peternakan di Indonesia termasuk salah satu dari kegiatan penghasil gas rumah

kaca. Sampah organik yang dibiarkan menumpuk dalam alam terbuka dapat menghasilkan gas metana

(CH4) sebagai akibat proses pembusukan sampah yang bereaksi dengan oksigen (O2), gas metana

mempunyai sifat polutan 21 kali dari sifat polutan CO2, sehingga dengan dimanfaatkannya sampah

sebagai bahan baku biogas dapat menekan jumlah gas metana yang langsung dilepaskan ke udara.

Page 35: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

28

Biogas merupakan campuran gas mudah terbakar yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik

yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik (Sulistyo,

2010). Pemanfaatan biogas mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan BBM (bahan

bakar minyak) yang berasal dari fosil diantaranya biogas mempunyai sifat yang ramah lingkungan dan

dapat diperbaharui. Prinsip dasar teknologi biogas adalah proses penguraian bahan-bahan organik

oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa udara (anaerob) untuk menghasilkan campuran dari

beberapa gas, di antaranya metan (CH4) dan Carbondioksida (CO2). Biogas dihasilkan dengan

bantuan bakteri metanogen atau metanogenik. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah yang

mengandung bahan organik, seperti limbah ternak dan sampah organik (Sri Wahyuni, 2011).

Kelompok Tani Ternak Bangun Rejo Desa Polosiri Kecamatan Bawen Kabupaten semarang,

dan Kelompok Tani dan Ternak Andini Jaya desa Genting Kec Jambu Kab Semarang Provinsi Jawa

Tengah merupakan kelompok tani yang sudah memanfaatkan energy biogas sebagai sumber energy.

Namun sampai saat ini pemanfaatan biogas di kecamatan Bawen dan Jambu kabupaten Semarang

digunakan sebagai sumber energi untuk rumah tangga. Pemanfaatan yang paling populer adalah untuk

sumber energi kompor biogas. Permasalahan yang dihadapi oleh kedua kelompok tersebut adalah

penggunaan mesin penggerak untuk mendukung kegiatan produksi KTT Bangun Rejo dan Andini

Jaya, seperti mesin perajang rumput, penggilingan pakan ternak dan mesin pengepress jerami masih

menggunakan energi fosil (bensin) sebagai sumber energinya.

Sehubungan dengan hal tersebut kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk pemanfaatan biogas

guna membantu kelompok tani dan ternak sapi potong dalam mendukung kegiatan produksi seperti

seperti mencacah rumput. Kegiatan ini akan mengkonversi mesin penggerak dengan bahan bakar

bensin ke mesin penggerak berbahan bakar biogas, sehingga akan menurunkan biaya produksi.

B. SUMBER INSPIRASI

Kelompok Tani Ternak Bangun Rejo Desa Polosari Kecamatan Bawen Kabupaten semarang,

merupakan kelompok ternak penggemikan sapi potong kelas Madya yang memiliki anggota 20 orang

pada saat berdiri tahun pada tahun 2001. Saat ini sudah berkembang dan memiliki keanggotaan

sebanyak 59 orang. Kelompok ternak ini merupakan salah satu kelompok percontohan diwilayah

propinssi jawa tengah. Sejumlah prestasi yang diraih dalam 2 tahun terakhir adalah juara 1 KTT sapi

potong tingkat jawa tengah tahun 2012 dan Juara 2 Lomba Agribisnis Sapi Potong Tingkat Nasional

tahun 2013.

Sedangkan Kelompok Tani dan Ternak Andini Jaya desa Genting Kec Jambu Kab Semarang

Provinsi Jawa Tengah berdiri tahun 2009, saat ini memiliki keanggotaan 30 orang, kegiatan utama

adalah pembibitan dan penggemukan sapi potong. Kelompok ini mempunyai dua kandang dengan

kapasitas masing-masing 60 dan 20 ekor sapi, sedangkan jumlah sapi saat ini adalah 40 ekor.

Sehubungan dengan kondisi kedua kelompok tani tersebut yang memiliki jumlah ternak cukup

besar, akan menghasilkan sumber energy biogas cukup besar. Namun sampai saat ini pemanfaatan

biogas di kecamatan Bawen dan Jambu kabupaten Semarang digunakan sebagai sumber energi untuk

rumah tangga yaitu sebagai sumber energi kompor biogas. Akan tetapi kebutuhan energy untuk

kegiatan produksi seperti merajang rumput masih menggunakan motor penggerak berbahan bakar

bensin, sehingga dari hal tersebut menjadi sumber inspirasi pemanfaatan biogas untuk penggerak

motor. Penggunaan mesin penggerak dengan bahan biogas membantu Pemerintah dalam penggunaan

energi dari bahan bakar gas dan renewable energy, serta akan mengurangi produksi gas yang

mengakibatkan terjadinya efek gas rumah kaca.

Disamping itu penggunaan biogas lebih ramah lingkungan dan akan membantu mengatasi

pemanasan global. Berdasarkan laporan FAO tahun 2006, salah satu penghasil emisi gas rumah kaca

yang terbesar berasal dari sektor peternakan, sebesar 18%. Gas yang dihasilkan terdiri dari

karbondioksida (9%), metana (37%), dinitrogen oksida (65%), dan amonia (64%) (Sri Wahyuni,

2011).

Page 36: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

29

C. METODE

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah adalah model pemberdayaan masyarakat

partisipatif / Participatory Rural Apraisal (PRA). Metode ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa

yang mempunyai atau menghadapi masalah adalah mitra, oleh karena itu keterlibatan mitra dalam

penentuan pemecahan masalah yang dihadapi dan penyelesaiannya sangat diperlukan.

Metode pendekatan yang akan digunakan menyelesaikan persoalan mitra adalah :

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses yang pertama dilakukan adalah dengan diskusi dengan kedua mitra, kemudian kita dapat

mengambil permasalahan dan keluhan mitra. Kemudian dari diskusi tersebut penulis menawarkan

suatu metode untuk mengurai permasalahan dan keluhan dari para mitra tersebut. Dari hasil diskusi

tersebut kemudian membuat kesepakatan bersama dan langkah-langkah untuk mengatasi permasalah

prioritas yang dapat diselesaikan dalam pengabdian ini.

2. Perumusan Masalah

Permasalahan utama kedua mitra adalah kurang optimalnya pemanfaatan biogas yang kapasitasnya

sangat melimpah. Unyuk saat ini pemanfaatan biogas hanya sekedar untuk pemenuhan rumah tangga

yaitu untuk kompor gas, akan tetapi belum dimanfaatkan untuk kegiatan atau proses untuk menunjang

usaha ternak sapi potong, seperti mesin perajang rumput, penggilingan pakan ternak dan mesin

pengepress jerami masih menggunakan energi fosil (bensin) sebagai sumber energinya. Untuk itu

diperlukan solusi masalah dengan memanfaatkan biogas tersebut untuk kegiatan produksi seperti

penggunaan biogas untuk bahan bakar penggerak motor.

Perumusan masalah ini mencakup bagaimana merancang dan memodifikasi sebuah mesin tepat

guna untuk memanfaatkan bahan bakar biogas tersebut untuk mengantikan bahan bakar bensin

sebagai bahan bakar penggerak mesin perajang rumput, penggiling pakan dan lain-lain.

3. Sintesa

Sintesa dilakukan dengan merancang dan memodifikasi motor penggerak yang sebelumnya

menggunakan bahan bakar bensin menjadi motor penggerak dengan bahan bakar biogas. Kemudian

didiskusikan dengan kedua mitra untuk kegiatan pengabdian sehingga kegiatan ini akan sesuai dengan

harapan kedua mitra.

4. Analisa dan Optimasi

Analisa dilakukan untuk mengetahui performa dari rancangan alat yang dibuat, sehingga akan

didapat rancangan yang optimal dan berdaya guna tinggi.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah pemeriksaan akhir dari suatu perencanaan yang sukses, dan biasanya melibatkan

pengujian alat. Pada tahap ini, kita mengharapkan alat ini dapat beroperasi dengan baik dan mengatasi

permasalahan mitra.

6. Rancangbangun dan optimalisasi

Pada tahap ini dilakukan rancangbangun dan optimalisasi motor penggerak dengan bahan bakar

biogas, sehingga mesin ini dapat digunakan sebagai pengerak mesin perajang rumput dan lain-lain.

7. Transfer Teknologi

Program pengabdian ini menghasilkan mesin dengan bahan bakar biogas sehingga untuk itu

diperlukan proses transfer teknologi terhadap kedua mitra. Untuk mempermudah transfer teknologi

maka kedua mitra maka akan dilakukan training / pelatihan dan pendampingan dalam pengoperasian,

perawatan dan juga perbaikan jika terjadi kerusakan.

D. KARYA UTAMA

Karya utama dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bagi kelompok tani dan ternak

Bangun Rejo dan Andini Jaya adalah menurunnya biaya produksi kegiatan penggemukan sapi potong

sehingga akan meningkatan kesejahteran anggota KTT Bangun Rejo Desa Pulosari Kec. Bawen Kab.

Semarang dan KTT Andini Jaya, meningkatknya Fuel Displacement Index masyarakat, serta

Page 37: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

30

mendukung pemerintah dalam mensukseskan penggunaan energi baru dan terbarukan serta program

Desa Mandiri Energi.

Kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan karya utama dalam pengabdian kepada

masyarakat adalah menkonversi mesin perajang rumput yang sebelumnya menggunakan motor

penggerak berbahan bakar bensin menjadi mesin dengan bahan bakar biogas. Langkah-langkah

kegiatan sebagai berikut :

1. Sosialisasi dan Koordinasi Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

Koordinasi dilakukan kepada kedua kelompok mitra untuk membahas pelaksanaan kegiatan,

tahap-tahap yang akan dikerjakan dalam program IbM tersebut. Dalam koordinasi tersebut

dibicarakan mengenahi hal-hal yang dilakukan oleh mitra, kebutuhan mitra, kendala-kendala mitra

dalam pemanfaatan biogas dan juga membahas tentang kegiatan yang telah diusulkan dalam proposal

IbM tersebut. Kemudian dilakukan kesepakatan untuk menunjang kesusuksesan kegiatan IbM.

Dari hasil koordinasi tersebut disepakati bahwa Perguruan Tinggi melalui program IbM ini

membantu mitra untuk mengkonversi biogas menjadi bahan bakar penggerak motor perajang rumput.

Mitra juga meminta pelatihan bagaimana cara biogas tersebut dapat dimanfaatkan menjadi bahan

bakar penggerak motor perajang rumput.

Gambar 1. Kegiatan sosialisasi dan koordinasi dengan Mitra

2. Modifikasi Mesin Perajang Rumput Dengan Biogas

Modifikasi mesin dilakukan untuk mendapatkan performa yang baik dari perubahan bahan

bakar tersebut. Performa mesin akan turun ketika mesin berbahan bakar bensin diganti dengan bahan

bakar biogas, hal ini karena karakteristik dari masing-masin bahan bakar berbeda. Untuk mengatasi

performa mesin yang turun akibat berbedaan karakteristik dan sifat dari biogas dan bensin maka

dilakukan modifikasi mesin maka perlu memodifikasi sebagai berikut :

d) Menambahkan Mixer

Penambahan mixer ini dilakukan untuk menambah kevakuman pada intek manifoul sehingga

jumlah biogas yang bisa dimasukan ke dalam ruang bakar dapat lebih banyak sesuai dengan

kebutuhan mesin.

e) Mengeset waktu pengapian

Pengesetan waktu pengapian ini dikarenakan perbedaan sifat kecepatan rambat pembakaran

antara bensin dan biogas. Dikarenakan kecepatan rambat pembakaran biogas lebih kecil

Page 38: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

31

dibandingkan dengan bensin, maka perlu penambahan waktu proses pembakaran. Untuk

menambah waktu pembakaran maka waktu pengapian dimajukan.

f) Meningkatkan rasio kompresi

Meningkatkan rasio kompresi ini dilakukan dengan cara memangkas silinder head millimeter

beberapa millimeter, yang sebelumnya komresinya sekitar 3 bar setelah dimodifikasi menjadi

10 bar. Peningkatan tekanan kompresi ini akibat dari perbedaan nilai oktan.

Gambar 2. Proses modifikasi mesin dengan penambahan mixer, mengeset waktu pengapian dan

meningkatkan rasio kompresi

3. Set Up Mesin Perajang Rumput di Mitra

Set up mesin perajang rumput dilakukan untuk mengetahui performa mesin setelah dilakukan

modifikasi. Sebelum dilakukan, didahului dengan pemasangan aliran gas dan pengesetan peralatan.

Gambar 3. Proses pengesetan mesin perajang rumput

4. Pembuatan dan Pemasangan Filter Biogas

Filter biogas digunakan untuk mereduksi pengotor yang terkandung dalam biogas. Gas

pengotor yang terkandung dalam biogas diantanya adalah uap air (H2O), Karbondioksida (CO2),

Sulfur dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S). Gas-gas tersebut disamping sangat berbahaya untuk

kesehatan manusia juga mengakibatkan penurunan performa dari mesin tersebut, sehingga diperlukan

pemurnian biogas.

Page 39: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

32

Gambar 4. Instalasi Filter Biogas

5. Pendampingan Tahap 1 Penggunaan Mesin Bahan Bakar Biogas

Pendampingan kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mentransfer teknologi ke masyarakat

atau mitra, sehingga mitra dapat mengoperasikan mesin perajang rumput dengan baik. Tujuan lain

adalah menjadikan mitra dapat memodifikasi mesin berbahan bensin diubah menjadi bahan bakar

biogas secara mandiri. Pendampingan dilakukan dengan cara diskusi dengan mitra dan secara praktek

dengan memperlihatkan saat setting mesin perajang rumput.

Gambar 5. Pendampingan di kedua Mitra

6. Hasil Perajang Rumput Dengan Mesin Berbahan Biogas

Dari hasil penggunaan mesin perajang rumput dengan bahan bakar biogas yang dilakukan oleh

mitra diperlukan waktu 40 menit untuk menyelesaikan rumput sebanyak satu mobil. Waktu yang

dibutuhkan ini lebih cepat jika menggunakan mesin merajang rumput yang mitra punyai sebelumnya,

Page 40: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

33

jika menggunakan mesin yang lama memerlukan waktu 2 jam dan jika menggunakan manual tenaga

manusia memerlukan waktu satu hari. Dengan demikian penggunaan mesin perajang hasil program

IbM ini sangat efisien.

Gambar 6. Hasil perajang rumput menggunakan mesin berbahan bakar biogas yang efisien

E. ULASAN KARYA

Keunggulan dan kelemahan mesin perajang rumput dalam kegiatan pengabdian pada

masyarakat di Kelompok Tani dan Ternak (KTT) Bangun Rejo dan Andini Jaya adalah :

1. Keunggulan

a) Keunggulan mesin perajang rumput ini mempunyai kemampuan sangat mempunyai

kemampuan untuk memotong rumput sangat baik, hal ini karena pisau pemotong

dirancang seperti bulan sabit sehingga potongan rumput seperti diiris.

b) Mesin perajang rumput ini disesuaikan dengan kebutuhan kedua KTT dan disesuaikan

dengan sumber energy yang dimiliki oleh kelompok tersebut, sehingga dapat

membantu kegiatan produksi, khususnya tidak memerlukan biaya tambahan membeli

bahan bakar untuk merajang rumput.

c) Penerapan mesin perajang rumput ini akan meningkatkan Fuel Displacement Index,

masyarakat Desa Pulosari Kec. Bawen Kabupaten Semarang dan Desa Genting

Kecamatan Jambu Kab. Semarang

2. Kelemahan

a) Pemanfaatan biogas tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga

dan kebutuhan proses produksi, sehingga jika suatu saat jumlah sapi sedikit sehingga

kapasitas gas yang dihasilkan berkurang, maka diperlukan pengaturan suplai gas

apakah mementingkan rumah tangga atau proses produksi.

F. KESIMPULAN

Dari kegiatan Pengabdian pada Mayarakat di kedua KTT tersebut dapat ditarik beberapa

kesimpulan antara lain :

1. Modifikasi mesin perajang rumput dengan bahan bakar bensin menjadi bahan bakar biogas dapat

dilaksanakan dengan baik.

2. Dari penggunaan mesin perajang rumput berbahan bakar biogas memerlukan waktu yang sangat

cepat sekitar 40 menit dibandingkan dengan mesin perajang sebelumnya dan juga jika dengan

manual tenaga manusia.

3. Penerapan mesin perajang rumput ini sangat membantu pengelolaan peternakan dengan kapasitas

ternak yang besar, karena proses memerlukan waktu yang singkat.

Page 41: HALAMAN JUDUL - UNIMMA

34

4. Penerapan mesin perajang rumput ini akan menurunkan biaya produksi, khususnya tidak

memerlukan biaya tambahan membeli bahan bakar untuk merajang rumput.

5. Penerapan mesin perajang rumput ini akan meningkatkan Fuel Displacement Index, masyarakat

Desa Pulosari Kec. Bawen Kabupaten Semarang dan Desa Genting Kecamatan Jambu Kab.

Semarang

G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN

Dampak dan manfaat kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan di kedua KTT

antara lain :

1. Membantu masyarakat dalam pemanfaatan energy biogas sebagai bahan bakar penggerak mesin

perajang rumput.

2. Menurunkan biaya produksi khususnya tidak memerlukan biaya tambahan untuk membeli bahan

bakar bensin.

3. Meningkatkan Fuel Displacement Index masyarakat kelompok tani dan ternak.

4. Meningkatnya penggunaan energi dari bahan bakar gas dan renewable energy.

5. Mengurangi dampak efek rumah kaca yang mengakibatkan peningkatan global warming.

H. DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fauzan Hery dkk (2011), Pemanfaatan biogas/landfillgas Sebagai Bahan Bakar Mesin

Bensin 1 silinder 4 Langkah, Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 2, Agustus 2011: 162–168

Elinur, dkk. (2010) Perkembangan konsumsi dan penyediaan energi dalam perekonomian Indonesia,

Indonesian Journal of Agricultural Economics, Vol 2 No. 1, ISSN 2087 – 409X Desember 97-

119

Sri Wahyuni (2011), Biogas Energi Terbarukan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Kongres Ilmu

Pengetahuan Nasional (KIPNAS) ke 10, Jakarta KIPNAS

________, (2013) Desain Modifikasi Karburator Pada Mesin Penggerak Appo Berbahan Bakar

Biogas Di Pilot Plant DME, Volume V, Nomor 1, hal 35-46

Sulistyo (2010), Pemanfaatan Limbah Organik Sebagai Bahan Biogas Jakarta FT Universitas

Indonesia

I. PENGHARGAAN

Pelaksanaan Program Iptek bagi Masyarakat ini dibantu dan didukung oleh sejumlah pihak.

Oleh karena itu diucapkan terimakasih kepada :

1. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebagai penyandang dana utama.

2. Dr. Suliswiyadi, M.Ag selaku Kepala Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas Muhammadiyah Magelang, yang telah memberikan pengarahan dan

monitoring selama pelaksanaan kegiatan pengabdian.

3. Yun Arifatul Fatimah, ST., M.T., P.hD selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Magelang yang telah memberikan pengarahan dan fasilitas selama kegiatan.