halaman depan buhar - digilib.uns.ac.id/studi... · prosedur penelitian dengan langkah langkah...

143
STUDI RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH SURAKARTA Skripsi Oleh : DANAH KISMARIYAH K 6403017 FAKULAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: hakhanh

Post on 07-May-2018

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

STUDI RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DAN KONTRIBUSINYA

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH SURAKARTA

Skripsi

Oleh :

DANAH KISMARIYAH

K 6403017

FAKULAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

ii

STUDI RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DAN KONTRIBUSINYA

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH SURAKARTA

Oleh

Danah Kismariyah

K 6403017

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji

skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Machmud Al Rassid,SH, Msi Drs.Suyatno, M.Pd

NIP. 19610215 198903 1001 NIP. 19470312 1980031 1001

Page 4: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji

Nama Terang :

Tanda Tangan

Ketua : Dr. Sri Haryati, M. Pd 1...............................

Sekertaris : Rini Triastuti, S.H, M.Hum 2……………......

Anggota I : Drs. Machmud AL Rasyid, SH, M. Si 3…………………...

Anggota II : Drs. Suyatno, M. Pd 4…………….......

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP. 19600727198702100

Page 5: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

v

ABSTRAK

Danah Kismariyah. STUDI RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2009.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Faktor-faktor yang melatarbelakangi relokasi pedagang kaki lima. (2) Bentuk sarana dan fasilitas yang diberikan pemerintah terhadap pedagang kaki lima. (3) Hambatan-hambatan relokasi pedagang kaki lima dan solusinya. (4) Kontribusi pedagang kaki lima Monjari dan Kadipolo tahun anggaran 2005, 2006 (sebelum relokasi) dan pedagang kaki lima Pasar Notoharjo (setelah direlokasi) tahun anggaran 2006-2008 terhadap pendapatan asli daerah Kota Surakarta.

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan strategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan, tempat dan peristiwa dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data ditempuh melalui wawancara, observasi dan analisis dokumen. Validitas data diperoleh dengan teknik trianggulasi data dan informan review. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis interaktif melalui pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap persiapan, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap analisis data, (4) tahap penyusunan laporan penelitian.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Faktor-faktor yang melatarbelakangi relokasi pedagang kaki lima adalah karena jumlah pedagang kaki lima bertambah, keberadaannya merupakan problem sosial kota yang menggangu pengguna fasilitas umum, menimbulkan kemacetan lalu lintas. Kegiatan pedagang kaki lima tersebut memberikan kontribusi yang kecil dalam aktifitas ekonomi yaitu dari segi retribusi daerah. (2) Bentuk sarana dan fasilitas yang diberikan pemerintah terhadap pedagang kaki lima yaitu berupa kios, bantuan modal, saluran listrik, tempat sampah sudah diberikan kepada pedagang sedangkan pinjaman lunak dan manajemen usaha belum diberikan. (3) Hambatan dalam relokasi adalah adanya penolakan relokasi melalui demontrasi alasan lokasi tidak strategis sebesar 66 %, dan kurangnya sosialisasi Perda dan tentang tujuan, alasan, mengapa pedagang kaki lima dipindahkan ke lokasi resmi, serta berdagang secara sembunyi-sembunyi. Sedangkan yang menerima relokasi sebesar 33 %. Solusi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hambatan demontrasi karena kurangnya sosialisasi pemerintah melakukan sosialisasi tentang Perda Pedagang Kaki Lima dan tujuan, alasan dan mengapa pedagang dipindahkan serta koalisi dengan pedagang dengan cara melibatkan pedagang dalam setiap pembuatan keputusan. Untuk mengatasi lokasi yang tidak strategis Pemerintah memasang petunjuk arah, baliho dan pengaturan trayek angkutan serta menyelenggarakan even kesenian perdagangan dan pameran. Sedangkan untuk mengatasi hambatan pedagang yang berdagang secara sembunyi-sembunyi yaitu dengan penegakan hukum terhadap pedagang yang bandel dengan cara pemberian sanksi yang tegas kepada setiap pelanggaran. (4) Retribusi pedagang kaki lima Kadipolo, Monjari

Page 6: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

vi

dan pasar Notoharjo memberikan kontribusi yang kecil dalam membentuk pendapatan asli daerah. Diperinci sehingga terlihat pada gambarannya misal: a. Kontribusi pedagang kaki lima di Kadipolo jalan. Dr. Rajiman tahun 2005

sebesar Rp. 2.628.000 ( 0,07 %,). Sedangkan tahun 2006 sebesar Rp 9.709.000 ( 0,19%.). Dari gambaran tersebut diketahui kenaikan kontribusi di Kadipolo jalan Dr. Rajiman dari tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar Rp. 7.081.000 atau 0,12%.

b. Kontribusi pedagang kaki lima di Monumen Banjarsari tahun 2005 sebesar Rp 44.530.000 (1,2%,). Sedangkan tahun 2006 sebesar Rp 72.197.000 (1,4%.). Dari gambaran tersebut diketahui kenaikan kontribusi di Monumen Banjarsari dari tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar Rp. 20.667.000 atau 0,2 %.

c. Kontribusi pedagang kaki lima Pasar Notoharjo tahun 2006 sebesar Rp. 81.906.000 atau (0,26 %) sedangkan tahun 2007 sebesar Rp.408.792.000 (7%), sedangkan tahun 2008 sebesar Rp.519.806.000 (69 %). Dari gambaran tersebut diketahui kenaikan kontribusi Pasar Notoharjo dari tahun 2006 ke tahun 2007 sebesar Rp.326.886.000 atau sekitar 6,74 %. Sedangkan kenaikan kontribusi dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar Rp. 111.014.000 atau 62 %.

Page 7: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

vii

ABSTRACTION

Danah Kismariyah. STUDY of RELOKASI of CLOISTER MERCHANT AND its CONTRIBUTION TO ORIGINAL EARNINGS of AREA of TOWN SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, July 2009

Target of this research is to know: ( 1) Factors which background of relokasi of cloister merchant. ( 2) Form of medium and facility given by government to cloister merchant. ( 3) Resistance of relokasi of cloister merchant and its solution. ( 4) Contribution merchant of cloister of Monjari and of Kadipolo budget year 2005, 2006 ( before relokasi) and merchant of Market cloister of Notoharjo ( after direlokasi) budget year 2006-2008 to earnings of Town area genuiness of Surakarta

This research used a descriptive qualitative with a single embedded strategy. The data sources employed were informant, event, document and archive. Techniques of analyzing data used were observation, interview and document analysis. The data validity was tested using data and method triangulations, as well as informant’s review. The sampling technique used was purposive sampling. The technique of analyzing data employed was an interactive analysis consisting of 3 elements: data reduction, display and conclusion drawing. The research procedure included the following stages: (1) pre-field, (2) field work, (3) data analysis, and (4) report writing stages.

Result of inferential research that: ( 1) Factors which background of relokasi of cloister merchant is because amount of cloister merchant increase, its existence represent the social problem of town which disturb the [common/ public] facility consumer, generating traffic jam. the cloister Merchant activity give the big contribution in economic aktifitas that is from facet of area retribution. ( 2) Form of medium and facility given by government to cloister merchant that is in the form of kiosk, capital aid, power line, ash can have been passed to by merchant of while soft loan and management of is effort not yet been given. ( 3) Resistance in relokasi is the existence of deduction relokasi [pass/through] the demontrasi of is reason of location is not strategic equal to 66 %, and lack of socialization Perda and about target of, reason of, why cloister merchant carried over by a formal location, and also trade behind back. While accepting relokasi of equal to 33 %. Solution [done/conducted] by a government to overcome the resistance demontrasi of because lack of governmental socialization [do/conduct] the socialization of about Perda of Cloister Merchant and target of, reason and why merchant removed and also coalition with the merchant by entangling merchant in each;every decision making. To overcome the location which is not strategic Government install the guide instruct the, baliho and route arrangement of is transportation of and also carry out the even of artistry of commerce and exhibition. While to overcome the merchant resistance trading behind back that is by straightening of law to merchant which bandel by gift/ giving coherent sanction to each;every collision ( 4) Retribution merchant of cloister of Kadipolo, Monjari and market of Notoharjo give small

Page 8: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

viii

contribution in forming earnings of area genuiness. Detailed so that seen at its picture for example a. Contribution merchant of cloister in Kadipolo road;street. Dr. Rajiman Year

2005 equal to Rp. 2.628.000 ( 0,07 %,). While year 2006 equal to Rp 9.709.000 ( 0,19%.). From the picture known by increase of contribution in Kadipolo walke Dr. Rajiman of year 2005 to year 2006 equal to Rp. 7.081.000 or 0,12

b. Contribution merchant of cloister in Monument of Banjarsari year 2005 equal to Rp 44.530.000 ( 1,2%,). While year 2006 equal to Rp 72.197.000 ( 1,4%.). From the picture known by increase of contribution in Monument of Banjarsari of year 2005 to year 2006 equal to Rp. 20.667.000 or 0,2

c. Contribution merchant of Market cloister of Notoharjo year 2006 equal to Rp. 81.906.000 or ( o,26 %) while contribution merchant of cloister in market of Notoharjo year 2007 equal to Rp.408.792.000 ( 7 %,). While year 2008 equal to Rp.519.806.000 ( 69 %). From the picture known by increase of Market contribution of Notoharjo of year 2006 to year 2007 equal to Rp.326.886.000 or about/around 6,74 %. While increase of contribution of year 2007 to year 2008 equal to Rp. 111.014.000 or 62 %.

Page 9: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

ix

MOTTO

“Dan janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak

halal) dan kamu bawa perkaranya kepada hakim (pemerintah) supaya kamu dapat

memakan sebagian harta orang lain dengan cara berbuat dosa, padahal kamu

mengetahuinya.”(QS. Al Baqoroh : 188)

”Orang yang sukses adalah orang yang mampu memadukan usaha, doa,

prasangkan yang baik kepadaNya dan selanjutnya bertawakal”. (Penulis)

Page 10: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

x

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

1. Ayah tercinta terimakasih atas doa,

semangat dan kasih sayangnya.

2. Kakak-kakak dan keponakan tersayang

3. Teman-teman seperjuangan Pkn’ 03

4. Almamater

Page 11: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Studi Relokasi Pedagang Kaki

Lima Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Surakarta dapat

diselesaikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang

timbul dapat teratasi. Penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidyatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penyusunan skripsi dan penelitian lapangan.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Dr. Sri Haryati, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin untuk menyusun skripsi

4. Drs. Machmud AL Rasyid, SH, M.Si selaku pembimbing I yang telah

memberikan curahan pikiran, mengarahkan dan membimbing serta

memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi, dan menyelesaikan studi

ini.

5. Drs. Suyatno, M.Pd selaku pembimbing II yang telah mengarahkan dan

membimbing serta mengarahkan memotivasi penulis dalam penyusunan

skripsi dan menyelesaikan studi ini.

6. Segenap Dosen Pengajar Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan dan wawasan kepada penulis.

Page 12: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xii

7. Bambang Santoso Wiyono, S.H, MM, Kepala Dinas pengelolaan

Pedagang Kaki Lima Kota Surakarta untuk wawancaranya sehingga

diperoleh data yang berhubungan dengan skripsi dari penulis.

8. Agung Haris. P, Staff Dinas Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta

untuk wawancaranya sehingga diperoleh data yang berhubungan dengan

skripsi dari penulis.

9. Satria Teguh. S, Staff Keuangan Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta

atas bantuan yang diberikan saat penelitian.

10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada

kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan juga dunia pragmatika.

Surakarta, 2009

Penulis

Page 13: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xiii

DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................... i

PENGAJUAN ........................................................................................... ii

PERSETUJUAN......................................................................................... iii

PENGESAHAN.......................................................................................... iv

ABSTRAK.................................................................................................. vi

MOTTO...................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN....................................................................................... viii

KATA PENGANTAR................................................................................ ix

DAETAR ISI............................................................................................... x

DAFTAR TABEL....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar belakang Masalah............................................................... 1

B. Perumusan Masalah..................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................... 10

A. Tinjuan Pustaka............................................................................ 10

1. Pengertian Relokasi Pedagang Kaki Lima............................ 10

2. Tinjauan Perkembangan Sektor Pedagang Kaki Lima.......... 12

a. Tinjauan Pedagang Kaki Lima...................................... 16

b. Alasan Menjadi Pedagang Kaki Lima........................... 21

c. Dampak Penataan (Relokasi) Pedagang Kaki Lima...... 21

3. Bentuk Sarana dan Fasilitas Usaha Pedagang Kaki Lima...... 22

4. Hambatan-Hambatan Dalam Relokasi Pedagang Kaki Lima... 23

5. Solusi Relokasi Pedagang kaki Lima....................................... 26

6. Tinjauan Kontribusi................................................................. 27

7. Tinjauan Pendapatan Daerah.................................................... 29

Page 14: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xiv

8. Tinjauan Pendapatan Asli Daerah............................................ 31

9. Tinjauan Retribusi Daerah........................................................ 33

10. Keterkaiatan Antara Pedagang Kaki Lima dan Pendapatan

Asli Daerah................................................................................ 34

B. Penelitian Yang Relevan................................................................. 35

C. Kerangka Berpikir........................................................................... 36

BAB III METODOLODI PENELITIAN.................................................... 38

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................ 38

B. Bentuk Dan Strategi Penelitian ...................................................... 39

C. Sumber Data..................................................................................... 40

D. Teknik Sampling (Cuplikan)............................................................ 42

E. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 42

F. Validitas Data................................................................................... 44

G. Analisis Data.................................................................................... 45

H. Prosedur Penelitian........................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................... 49

A. Deskrisi Lokasi Penelitian................................................................. 49

1. Deskripsi Geografis Kecamatan Banjarsari, Kecamatan

Laweyan Dan Kecamatan Pasar Kliwon .................................... 49

2. Keadaan Sektor Informal............................................................ 50

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian.................................................... 51

1. Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Relokasi Pedagang

Kaki Lima..................................................................................... 51

2. Bentuk Sarana Dan Fasilitas Usaha Yang Diberikan

Pemerintah Terhadap Pedagang Kaki Lima Di Lokasi Resmi.... 55

3. Hambatan-Hambatan Dalam Relokasi Dan Solusinya................ 59

4. Kontribusi Pedagang Kaki Lima Terhadap Pedagang

Kaki Lima Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta..... 66

C. Temuan Studi..................................................................................... 73

Page 15: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xv

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN................................. 76

A. Kesimpulan ...................................................................................... 76

B. Implikasi............................................................................................ 78

C. Saran................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 81

LAMPIRAN.................................................................................................. 84

Page 16: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian..................................................... 38

Tabel 2. Sikap Pedagang Terhadap Kebijakan Relokasi................... 59

Tabel 3. Target Dan Realisasi Retribusi Daerah Kota Surakarta Tahun

Anggaran 2005, 2006, 2007, 2008.......................................... 66

Tabel 4. Target dan Realisasi Retribusi Pedagang Kaki Lima

Kota Surakarta Tahun Anggaran 2005, 2006, 2007,2008....... 67

Tabel 5. Kontribusi Pedagang Kaki Lima Monjari Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kotamadya Surakarta

Tahun 2005,2006 (sebelum direlokasi).................................... 69

Tabel 6. Kontribusi Pedagang Kaki Lima Kadipolo Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kotamadya Surakarta

Tahun 2005,2006 (sebelum direlokasi).................................... 70

Tabel 7. Kontribusi Pedagang Kaki Lima Pasar Notoharjo Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kotamadya Surakarta

Tahun 2007,2008 (Setelah direlokasi / Penggabungan PKL

Monjari Dengan PKL Kadipolo jalan Dr. Rajiman................ 71

Page 17: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Model Analisis Interaktif ........................................................... 48

Gambar 2. Grafik Kontribusi PKL Monjari Terhadap PAD Surakarta........ 70

Gambar 2. Grafik Kontribusi PKL Kadipolo Terhadap PAD Surakarta...... 71

Gambar 3. Grafik Kontribusi PKL Notoharjo Terhadap PAD Surakarta..... 72

Page 18: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara bagi Dinas Pedagang Kaki Lima ............ 84

Lampiran 2 : Petikan Hasil Wawancara........................................................... 88

Lampiran 3 : Trianggulasi Data ....................................................................... 121

Lampiran 4 : Denah Pemetaan Kios Pasar Notoharjo...................................... 124

Lampiran 5 : Denah Pedagang Kaki Lima di Monumen Banjarsari................ 125

Lampiran 6: Perda Kotamadya Dati II Surakarta No 8 Tahun 1995 Tentang

Penataan dan Pembinaaan Terhadap Pedagang Kaki Lima........ 126

Lampiran 7 : Perda Kotamadya Dati II Surakarta No 12 Tahun 1998 Tentang

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah...................................... 132

Lampiran 8 : Laporan Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun Anggaran 2005 ................................................................ 151

Lampiran 9 : Laporan Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun Anggaran 2006 ................................................................ 169

Lampiran 10 : Laporan Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun Anggaran 2007 ................................................................ 184

Lampiran 11 : Laporan Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun Anggaran 2008 ............................................................... 204

Lampiran 12 : Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Dekan FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta ....................................... 209

Lampiran 13 : Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan Tentang Ijin Menyusun Ijin Skripsi/Makalah 210

Lampiran 14 : Permohonan Ijin Research/ Try Out Kepada Rektor

Universitas Sebelas Maret Surakarta ....................................... 211

Page 19: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xix

Lampiran 15 : Permohonan Ijin Penelitian Kepada Walikota Surakarta......... 212

Lampiran 16 : Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kesbanglinmas Surakarta.. 213

Lampiran 17 : Surat Keterangan Penelitian Dari Dinas Pengelolaan Pasar

Kota Surakarta ........................................................................... 214

Lampiran 18 : Surat Penelitian dari Dinas Pengelolaan Pedagang Kaki Lima

Kota Surakarta............................................................................ 215

Lampiran 19 : Surat Keterangan Penelitian Dari Dinas Pendapatan Asli

Daerah Kota Surakarta............................................................... 216

Page 20: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Merebaknya sektor informal perkotaan disebabkan oleh pembangunan

yang tidak merata.

Pembangunan hanya berpusat di kota (bias urban). Sementara itu, pembangunan pertanian di desa (modernisasi pertanian) justru mengurangi jumlah tenaga kerja dan menambah penganguran. Akibat lebih lanjut kesempatan kerja di desa sangat menurun, dan perbedaan tingkat upah juga semakin melebar. (Alisjahbana, 2006: 1). Adanya krisis ekonomi yang dipicu oleh krisis moneter pada pertengahan

tahun 1997, yang diikuti musim kering sepanjang tahun, telah memberi pengaruh

yang sangat merugikan bagi kondisi makro-ekonomi secara keseluruhan yaitu laju

inflasi meningkat pesat yang berakibat taraf hidup rakyat Indonesia merosot

tajam. Jumlah penduduk yang berada dalam kemiskinan dipercaya naik secara

drastis. Data terakhir dari BPS tahun 2006/2007 jumlah rakyat miskin di

Indonesia adalah 76.400.000 jiwa akan tetapi jika mengikuti standar kemiskinan

menurut Bank Dunia ”orang miskin ialah orang yang berpendapatan sehari

dibawah U$$ 2.00 maka dapat dipastikan 150.000.000 jiwa penduduk Indonesia

miskin”. (BPS, 2007, http://groups.google.co.id, 13 April 2007) Sementara itu

salah satu akibat runtuhnya sistem perekonomian Indonesia adalah banyaknya

pengusaha sektor industri yang gulung tikar, yang berakibat pada tingginya angka

pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja.

Runtuhnya usaha di sektor formal akibat hantaman krisis, berdampak pada

berkembangnya sektor informal yang ternyata telah teruji mampu melawan

hantaman badai krisis ekonomi. Menjamurnya sektor informal ini disebabkan

karena usaha informal tersebut tidak memerlukan modal yang besar dan relatif

mudah dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat, serta relatif mempunyai

resiko dalam skala kecil. Sedangkan hasil yang diperoleh dari usaha ini hampir

bisa dipastikan cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum

sehari-hari, disamping itu keberadaan sektor informal di perkotaan ini karena

Page 21: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxi

sektor ini secara riil sangat menunjang tersedianya lapangan pekerjaan

dikarenakan sulitnya memperoleh pekerjaan tetap di sektor formal. Dan secara

potensial sektor informal merupakan sumber pendapatan penduduk.

Ada pandangan atau anggapan yang menyatakan bahwa para pekerja dalam sektor informal kebanyakan diangkat dari lapisan sosial rendah dengan tingkat pendidikan juga rendah serta sektor informal dianggap berhubungan dengan kemiskinan di kota dan dengan determinan-determinan sosialnya, misalkan pendapatan yang rendah, pekerjaan yang tidak tetap, tingkat organisasi rendah, pendidikan yang tidak memadai, dan unsur-unsur lain yang dapat menjadi sumber ketidakpastian.(Chris Manning danTadjudin Noer Effendi, 1991:144). Pedagang kaki lima merupakan salah satu sub sektor informal. Menurut

Kartini Kartono, dkk dalam Alisjahbana (2006: 43). Definisi pedagang kaki lima

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa para pedagang kaki lima berkecimpung dalam usaha yang disebut sektor informal

2. Perkataan kaki lima memberikan pengertian bahwa mereka pada umumnya menjual barang-barang dagangannya pada gelaran tikar di pinggir jalan atau di muka pertokoan yang dianggap strategis.

3. Para pedagang kaki lima pada umumnya memperdagangkan bahan makanan, minuman, dan barang konsumsi lain yang dijual secara eceran.

4. Para pedagang kaki lima umumnya bermodal kecil. Bahkan ada yang hanya merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapatkan komisi.

5. Pada umumnya kualitas barang-barang yang diperdagangkan oleh para pedagang kaki lima itu relatif rendah.

6. kuantitas barang dagangan para pedagang kaki lima itu sendiri relatif tidak seberapa besar.

7. Kasus dimana pedagang kaki lima berhasil secara ekonomis, sehingga akhirnya dapat menaikan tangga dalam jenjang pedagang yang sukses, agak langkah.

8. Pada umumnya usaha para pedagang kaki lima merupakan usaha yang melibatkan seluruh anggota keluarga.

Ada pedagang kaki lima yang melaksanakan pekerjaan secara musiman

dan sering terlihat jenis barang dagangannya juga berganti-ganti. Perkembangan

pedagang kaki lima di Surakarta paska krisis ekonomi menunjukan perkembangn

yang berarti. Pedagang kaki lima tumbuh dengan sangat pesat diseluruh penjuru

dan menyebabkan sebagian besar ruang-ruang terbuka yang diperuntukan untuk

Page 22: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxii

fasilitas publik seakan tidak lagi ada yang tersisa akan tetapi di lain pihak kegiatan

ini menguntungkan pemerintah karena memberikan kontribusi kepada kas daerah,

di mana sejak adanya otonomi daerah yang mewajibkan daerah untuk menggali

sumber-sumber yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan daerah guna

membiayai pembangunan dan memenuhi belanja daerah serta mengurangi

ketergantungan dalam mendapatkan dana dari pemerintah pusat (subsidi). Salah

satu cara untuk bisa mengatasi masalah pedagang kaki lima adalah dengan

mengeluarkan suatu kebijakan yang bisa melindungi keberadaan dari pedagang

kaki lima yaitu peraturan daerah kota Surakarta No 8 Tahun 1995 Tentang

Penataan dan Pembinaan Terhadap Pedagang Kaki Lima dan Surat Keputusan

Walikota No 2 Tahun 2001 Tentang Penataan dan pembinaan Pedagang Kaki

Lima. Melalui Surat Keputusan Walikota, pasal 9 ayat (2) menyebutkan

dibentuklah birokrasi baru dalam pemerintahan kota Surakarta yang khusus

menangani pedagang kaki lima, yaitu tim pembina pedagang kaki lima yang

berfungsi mempertemukan aparat-aparat pemerintah di tingkat Kotamadya

Surakarta, kecamatan, dan kelurahan yang terlibat dalam pengaturan pedagang

kaki lima.

Lokasi usaha merupakan arena utama bagi upaya Pemerintah Surakarta

untuk menerjemahkan sikapnya pemerintah terhadap Pedagang Kaki Lima. Salah

satu cara yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk menata,

menertibkan, meningkatkan pendapatan dan mensejahterahkan pedagang kaki

lima sehingga memberikan pemasukan dana yang lebih tinggi terhadap daerah

adalah dengan beberapa cara antara lain meresmikan tempat-tempat umum

tertentu sebagai lokasi usaha pedagang kaki lima, dengan menyediakan bangunan

pasar untuk dimanfaatkan pedagang kaki lima. Cara lain yang ditetapkan untuk

menyediakan lokasi usaha bagi pedagang kaki lima yaitu dengan merelokasi

sejumlah pedagang kaki lima ke lokasi-lokasi resmi yang telah memenuhi kriteria-

kriteria atau syarat antara lain adanya daya dukung lingkungan, yang didasarkan

pada pertimbangan mengenai tingkat kepadatan penduduk lokal, keindahan

lingkungan, jenis barang yang diperdagangkan, jumlah pedagang yang dapat

ditampung, peluang waktu berdagang yang tersedia tanpa mengganggu

Page 23: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxiii

lingkungan, jarak dari pasar dan tingkat pemakaian fasilitas umum kota. Sebelum

merelokasi pedagang kaki lima ke tempat resmi, lokasi yang digunakan untuk

berdagang diberi fasilitas dan sarana untuk memudahkan pedagang melakukan

kegiatan jual beli. Para pedagang kaki lima yang telah direlokasi ke tempat resmi

kemudian dicanangkan mendapatkan pembinaan dalam bentuk penyuluhan dan

pemberian kredit.

Akan tetapi relokasi sejumlah pedagang kaki lima ke lokasi yang

diresmikan oleh Pemerintah Kota Surakarta masih memiliki banyak kendala, hal

ini dikarenakan setelah direlokasi sebagian pedagang kaki lima mengalami

penurunan pendapatan padahal sebelum di relokasi pendapatan pedagang kaki

lima stabil tidak mengalami penurunan yang drastis, sehingga berdampak pada

berkurangnya pemasukan dana kepada daerah. Seperti yang dialami sejumlah

pedagang kaki lima di Notoharjo, mereka mengaku mengalami penurunan omzet

hingga 50% menyusul direlokasinya mereka ke lokasi resmi tersebut. Oleh karena

itu pedagang menuntut dikembalikan ke lokasi semula yaitu taman Banjarsari

(Sukawi, 2006.www.kompas.com).

”Keberadaan pedagang kaki lima yang menempati trotoar di kota

merupakan pilihan aktifitas ekonomi seiring dengan krisis ekonomi yang belum

juga berakhir. Bagi pedagang berjualan di trotoar merupakan peluang besar untuk

menggaet pembeli dari kalangan menengah ke bawah. Pedagang kaki lima

bukanlah suatu patologi ekonomi sebaliknya diyakini sebagai penyangga kekuatan

ekonomi. Karena Kehadirannya menumbuhkan budaya ekonomi yang tidak

tergantung dengan orang lain, bagi jalinan rantai ekonomi yang menguntungkan

semua pihak. Sektor informal bisa menjadi katup pengaman disaat krisis yang

masih berlangsung karena menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi

terhadap pendapatan asli daerah”. (Alisjahbana, 2006: 142-143).

Kenyataan ini bertolak belakang dengan paradigma yang diusung oleh

pengelola kota dalam menata pedagang kaki lima. Menurut paradigma estetika

yang lazim dianut oleh pemerintah menjamurnya pedagang kaki lima di sudut-

sudut kota dipertentangkan dengan upaya untuk menciptakan keindahan kota.

Sehingga adanya kebijakan relokasi dimaknai pedagang kaki lima sebagai bentuk

Page 24: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxiv

tindakan pemerintah yang menyengsarakan dan merupakan wujud

ketidakberpihakkan pemerintah terhadap rakyat kecil. Pemerintah dalam hal ini

hanya bertindak seenaknya sendiri tanpa memperdulikan kelangsungan hidup

warganya sebagai akibatnya pedagang tidak lagi mendapatkan penghasilan dari

usahanya karena sepinya pembeli setelah direlokasi. Untuk itu pemerintah perlu

mengadakan pembenahan dan evaluasi terhadap kebijakan yang telah dibuat,

apakah kebijakan relokasi tersebut benar-benar berjalan lancar sehingga tidak

menimbulkan kerugian bagi kedua belah pihak. Kebijakan relokasi itu muncul

karena pemerintah melihat potensi dari pedagang kaki lima yang mampu

memberikan pemasukan terhadap kas daerah melalui retribusi.

”Manusia dalam menjalani kehidupan akan selalu menginginkan

kebahagiaan dan kesejahteraan. Salah satu syarat untuk merasakan kebahagiaan

itu adalah dapat tercukupi kebutuhan primer. Oleh karena itu ketika kebutuhan-

kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka manusia akan berusaha memenuhinya. Dan

ketika berhadapan dengan keterbatasan pekerjaan formal yang jelas strukturnya,

maka mereka menciptakan pekerjaa informal yang menguntungkan. Tersedianya

kebutuhan hidup adalah konsep tentang kebahagiaan bagi kaum miskin. Namun

dalam melaksanakan pekerjaan terkadang harus berhadapan dengan pembangunan

yang terkadang tidak mendukung”. (Alisjahbana, 2006: 148-149).

Keberadaan pedagang kaki lima secara realita mengganggu kepentingan

masyarakat umum, para pedagang kaki lima semaunya sendiri dalam membuka

usaha, semaunya dalam memanfaatkan trotoar, memasang rombong yang

berdampak pada terganggunya kepentingan umum akan tetapi pemerintah sebagai

pelayan masyarakat idealnya memperhatikan kepentingan warganya secara umum

karena ketika hanya memberi kesempatan kepada satu golongan saja, maka

golongan yang lain akan merasa ditinggalkan dan tidak diperhatikan. Ketika

pemerintah membiarkan pedagang kaki lima berjualan di sembarangan tempat,

maka warga kota yang lain akan merasa terganggu dan dirugikan. Tetapi ketika

pemerintah hanya memperhatikan kepentingan kelompok masyarakat menengah

ke atas, sementara tidak memberi tempat berusaha bagi kelompok masyarakat

miskin yang ingin berusaha, maka aparat dianggap tidak memperhatikan

Page 25: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxv

kepentingan masyarakat miskin. Proses seperti itu akan terus-menerus, sehingga

birokrasi perlu memperhatikan seluruh lapisan masyarakat yang ada dengan

segala kepentingan. Pedagang kaki lima pada dasarnya tidak keberatan dengan

maksud aparat menata mereka, bahkan pedagang sendiri merasakan penataan

tersebut sebagai sebuah kebutuhan. Pedagang kaki lima juga mengakui bahwa

kehadirannya di beberapa sudut kota telah memunculkan kekumuhan dan

kemacetan pada ruas-ruas jalan tersebut. Tetapi dalam hal ini, pemerintah juga

harus memahami alasan pedagang memilih berjualan kaki lima di ruang publik.

Pedagang kaki lima mengharapkan sebuah solusi yang tidak sekedar dipindahkan

ke lokasi yang resmi tanpa memberikan jaminan peningkatan pendapatan. Untuk

itu relokasi pedagang kaki lima harus tidak menjauhkan pedagang dari pembeli.

Sebagai warga negara yang mempunyai hak, kewajiban dan kedudukan

yang sama yang didasarkan pada landasan idil dan konstitusional yakni Pancasila

dan UUD 1945, pedagang juga membutuhkan perlindungan dari Negara. Adapun

perlindungan hak-hak bagi pedagang kaki lima tertuang dalam pasal 27 ayat (2)

UUD 1945: “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak bagi kemanusiaan”. Sedangkan secara yuridis formal hak asasi pedagang

kaki lima merupakan hak asasi sebagaimana dianut dalam Deklarasi Universal

Hak-Hak Asasi Manusia. Pasal 11 menyebutkan: “Setiap orang berhak atas

pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan berkembang secara layak”.

Sedangkan Pasal 38 ayat (1) menyatakan “Setiap warga negara, sesuai dengan

bakat, kecakapan dan kemampuan, berhak atas pekerjaan yang layak”. Pasal 38

ayat (2): ”Setiap warga negara berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang

disukainya”.

Sedangkan UU Nomor 9 tahun 1995 Tentang Usaha Kecil pasal 13

menyebutkan: Pemerintah menumbuhkan iklim usaha dalam aspek perlindungan,

dengan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk:

1. menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di

pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi

pertambahan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta

lokasi lainnya.

Page 26: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxvi

2. Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan. (Suryanto, 2007

http://www.bimakonsepwordpress.com. 11 Juni 2008 )

Dengan adanya beberapa ketentuan diatas, pemerintah dalam menyikapi

fenomena adanya pedagang kaki lima, harus lebih mengutamakan penegakan

keadilan bagi rakyat kecil. Walaupun di dalam Perda terdapat pelarangan

pedagang kaki lima untuk berjualan di trotoar, jalur hijau, jalan dan badan jalan,

serta tempat-tempat yang bukan peruntukannya pasal 2 ayat (1) Perda Nomor 12

Tahun 2001, namun pemerintah harus mampu menjamin perlindungan dan

memenuhi hak-hak ekonomi pedagang kaki lima seperti tertuang dalam UUD

1945 pasal 27 ayat (2). Karena di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini belum

ada Undang-Undang yang khusus mengatur pedagang kaki lima. Padahal

fenomena pedagang kaki lima sudah merupakan permasalahan yang pelik dan

juga sudah merupakan permasalahan nasional, karena disetiap kota pasti ada

pedagang kaki limanya. Pengaturan mengenai pedagang kaki lima ini hanya

terdapat dalam Peraturan Daerah, akan tetapi Perda-Perda tersebut hanya

mengatur tentang pelarangan untuk berdagang bagi pedagang kaki lima di daerah-

daerah yang sudah ditentukan tetapi mengenai hak-hak pedagang kaki lima ini

tidak diatur didalam Perda tersebut.

Akan tetapi realitanya pemerintah dalam menyediakan lokasi resmi

ternyata lokasi tersebut bukanlah suatu pusat perekonomian. Sedangkan tujuan

relokasi dari pemerintah yang sebenarnya adalah untuk menciptakan ketertiban

dan keindahan kota, selain meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima

sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih terhadap pendapatan asli

daerah. Karena mengingat peran pedagang kaki lima sangat besar sebagai

pembuka lapangan pekerjaan, memberi kontribusi pada distribusi pendapatan

tidak hanya pada lingkungan sekitarnya tetapi juga pada pelaku industri kecil

yang berperan sebagai supplier mereka. (Sukawi, 2006. http://www.kompas.com).

Keberadaan pedagang kaki lima sebagai sektor informal merupakan katup

pengaman perekonomian Surakarta yang tidak tertampung pada sektor formal.

Untuk itu pemberian kebijakan relokasi pedagang kaki lima diharapkan mampu

memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Surakarta melalui

Page 27: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxvii

retribusi yang di sumbangkan setiap tahun, walaupun kontribusi yang diberikan

tidak sebanding jika mengukurnya dengan pengusaha, minimarket, toko grosir,

pemilik ruko, perkantoran dan sebagainya, akan tetapi kebijakan relokasi

pedagang kaki lima diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari pedagang

sehingga berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan retribusi pedagang kaki

lima. Di mana retribusi merupakan salah satu komponen dari sumber pendapatan

asli daerah. Walaupun dalam kenyataannya kebijakan relokasi tidak memberikan

dampak yang baik terhadap pendapatan pedagang kaki lima yang berimbas juga

pada pemasukan retribusi pedagang kaki lima.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Studi Relokasi Pedagang Kaki Lima Dan

Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor-faktor yang melatarbelakangi relokasi pedagang kaki lima

di Surakarta?

2. Bagaimana bentuk pemberian sarana usaha dalam relokasi terhadap

pedagang kaki lima di Notoharjo oleh Pemerintah Kota Surakarta?

3. Hambatan-hambatan apakah yang muncul dalam relokasi terhadap

pedagang kaki lima dan bagaimana upaya pemecahannya?

4. Seberapa besar Kontribusi pedagang kaki lima Monjari dan Kadipolo

tahun anggaran 2005, 2006 (sebelum relokasi) dan pedagang kaki lima

Pasar Notoharjo(setelah direlokasi) tahun anggaran 2006-2008 terhadap

pendapatan asli daerah Kota Surakarta)

Page 28: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxviii

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pemerintah

melakukan relokasi pedagang kaki lima.

2. Untuk mengetahui bentuk pemberian sarana usaha relokasi terhadap

pedagang kaki lima di Notoharjo oleh pemerintah kota Surakarta.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang muncul dalam relokasi dan

solusi pemecahannya.

4. Untuk mengetahui kontribusi pedagang kaki lima Monjari dan Kadipolo

tahun anggaran 2005, 2006 (sebelum relokasi) dan pedagang kaki lima

Pasar Notoharjo(setelah direlokasi) tahun anggaran 2006-2008 terhadap

pendapatan asli daerah Kota Surakarta.

C. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini dapat diambil manfaat, baik manfaat teoritis maupun

praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kegunaan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan sosial khususnya di bidang ilmu

kewarganegaraan yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia yaitu hak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak. Dimana hak pedagang kaki lima sering

terabaikan dan tertindas oleh karena berbagai macam kepentingan pembangunan.

Bahwa bagaimanapun relokasi pedagang kaki lima dilakukan tetap harus

memberikan jaminan penghidupan bagi pedagang kaki lima tanpa mematikan

usahanya.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan masukan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelaksanaan pembangunan kota,

khususnya dalam pemberian lokasi resmi terhadap pedagang kaki lima yang

memungkinkan tidak menjauhkan pedagang kaki lima dengan pelanggannya.

Page 29: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxix

Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan perangsang kepada

pemerintah untuk memberikan kesejahteraan kepada pedagang kaki lima dengan

cara memberikan fasilitas yang memungkinkan pedagang dapat mengembangkan

usahanya berwiraswasta.

Page 30: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxx

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Relokasi Pedagang Kaki Lima

Krisis ekonomi yang melanda bangsa indonesia pertengahan tahun 1997

ternyata berdampak pada semakin menjamurnya pedagang kaki lima di Surakarta.

Tidak hanya di jalan-jakan protokol yang menjadi sasaran lokasi pedagang kaki

lima di luar pagar kampus-kampus pun juga tidak lepas dari kehadiran pedagang

kaki lima. Misalnya belakang kampus Universitas Sebelas Maret, kampus

Universitas Muhamadiyah Surakarta dan beberapa kampus lain bisa dijumpai

pedagang kaki lima dengan berbagai jenis usaha dari makanan sampai fotokopi.

Bagi perencana kota, tumbuhnya pedagang kaki lima biasanya dipahami

sebagai permasalahan tersendiri yang harus dicarikan solusi pemecahannya.

Kehadirannya diperkotaan seringkali dituduh sebagai biang kemacetan, dan

kekumuhan, serta merusak keindahan. Karena itu perencana kota segogyanya

terus berupaya untuk mencari cara terbaik untuk memecahkan problem semakin

membengkaknya pedagang kaki lima diperkotaan termasuk Surakarta.

“Kata relokasi yaitu berarti memindahkan bangunan dari sebuah lokasi

ke lokasi yang lain atas pertimbangan ekonomis maupun estetis “. (Damayanti.

2007, http://www. bandunghartage.co.id). Bagi pedagang kaki lima menyetujui

adanya relokasi ke tempat resmi yang telah disedikan berarti tak ubahnya upaya

menjauhkan mereka dari pembeli. Filosofi pedagang kaki lima dalam memilih

tempat berjualan pada suatu tempat tidak dapat dilepaskan dari nilai strategi

tempat itu. Seandainya lokasi tidak strategis maka dapat dipastikan tidak akan ada

pedagang kaki lima yang berjualan. Karena itu dalam menyikapi upaya

pemindahan (relokasi), pedagang kaki lima akan selalu menolak walaupun dengan

cara apapun.

Kamala Candra Kirana dan Isono Sadoko (1994: 73) memberikan pengertian Pedagang kaki lima yaitu mereka yang di dalam usahanya mempergunakan bagian jalan/trotoar dan tempat-tempat untuk

10 10

Page 31: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxxi

kepentingan umum yang bukan diperuntukan untuk tempat usaha serta tempat lain yang bukan miliknya. Salah satu karakteristik pedagang kaki lima Surakarta yaitu dalam

berjualan adalah selalu mencari daerah-daerah strategis. Daerah strategis dalam

hal ini yaitu daerah yang dilalui oleh penduduk kota meskipun seringkali daerah-

daerah tersebut merupakan daerah yang terlarang bagi pedagang. Karena itu,

trotoar, pinggir jalan, merupakan tempat-tempat yang paling banyak terdapat

pedagang kaki lima. Penanganan pemerintah terhadap pedagang kaki lima

kemudian dibedakan antara pedagang yang beroperasi di lokasi-lokasi resmi dan

mereka yang berjualan di tempat-tempat di luar itu (illegal). Para pedagang kaki

lima di lokasi resmi dicanangkan untuk mendapatkan pembinaan, dalam bentuk

sarana dan prasarana, kredit bantuan pemasaran dan dukungan kelembagaan.

Sedangkan pedagang yang tidak beroperasi di lokasi resmi dianggap liar

penangannya diserahkan kepada aparat ketertiban.

Menurut Kamala Candra kirana dan Isono Sadoko (1994: 74)

penyediaan lokasi resmi bagi pedagang kaki lima dilakukan dalam beberapa cara

antara lain:

a. Dengan menetapkan tempat-tempat umum tertentu sebagai lokasi usaha pedagang kaki lima.

b. Meresmikan lokasi-lokasi yang sudah ditempati oleh pedagang kaki lima jika dianggap memenuhi syarat.

c. Menyediakan lokasi resmi untuk pedagang kaki lima.

Penyediaan lokasi usaha bagi pedagang kaki lima pada dasarnya adalah

strategi pemerintah untuk mendorong mereka menjadi pengusaha formal. Latar

belakangnya adalah pandangan bahwa dengan formalisasi pemerintah kota tidak

akan perlu terus-menerus menghadapi masalah pedagang kaki lima. Menurut

Kamala Candra Kirana dan Isono Sadoko (1994: 73) Penyediaan lokasi-lokasi

resmi bagi pedagang kaki lima dilakukan atas dasar kriteria yaitu daya dukung

lingkungan antara lain:

a. Pertimbangan mengenai tingkat kepadatan penduduk lokal b. Keindahan lingkungan c. Jenis barang yang diperdagangkan d. Jumlah pedagang yang ditampung

Page 32: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxxii

e. Peluang waktu waktu berdagang yang tersedia tanpa mengganggu lingkungan, jarak dari pasar

f. Tingkat pemakaian fasilitas umum lokal

Relokasi merupakan upaya yang dilematis bagi Pemerintah. Di satu sisi

menginginkan agar kotanya bersih dan tertata rapi, namun di sisi lain para

pedagang kaki lima menginginkan tempat-tempat yang ditawari sebagai pengganti

tersebut sepi dari pengunjung. Untuk itu relokasi harus menggunakan konsep

matang dengan mempertimbangkan segala aspek yang mempengaruhi baik

pemerintah, masyarakat umum, serta pedagang kaki lima itu sendiri. Karena

pemberian kebijakan yang tidak terencana dengan baik maka pedagang kaki lima

yang akan menjadi korban kebijakan pemerintah. Berdasarkan uraian diatas maka

disimpulkan relokasi pedagang kaki lima yaitu memindahkan pedagang yang

semula berjualan di pinggir jalan, trotoar, dan taman yang merupakan lokasi

terlarang untuk berdagang ke lokasi resmi yang telah ditentukan oleh pemerintah

kota atas dasar estetika atau ekonomis.

2. Tinjauan Perkembangan Sektor Pedagang Kaki Lima

Memekarnya sektor pedagang kaki lima di kota-kota besar Indonesia, di

tanggapi sebagai hal negatif oleh pihak penguasa (Pemerintah kota) karena sektor

ini beroperasi di tempat-tempat strategis.

Beberapa permasalahan lingkungan yang timbul akibat kegiatan perdagangan pedagang kaki lima antara lain masalah kebersihan, keindahan, ketertiban, pencemaran, dan kemacetan lalu lintas. Keadaan ini pada satu sisi dianggap sebagai hal yang sangat mengganggu tetapi di sisi lain, kegiatan perdagangan pedagang kaki lima memberikan kontribusi yang besar dalam aktifitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat terutama golongan ekonomi lemah. Selain itu kegiatan sektor ekonomi ini merupakan ciri ekonomi kerakyatan yang bersifat mandiri dan menyangkut hajat hidup orang banyak. yaitu penampung dan menyelamatkan jutaan rakyat miskin yang sebagian besar menjadi pedagang kaki lima . (Suryanto, 2007. http/bimaconcept wordpres.com) Perkembangan pedagang kaki lima di Surakarta paska krisis ekonomi

menunjukan perkembangan yang berarti. Mereka tumbuh dengan pesat di seluruh

Page 33: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxxiii

Surakarta dan menyebabkan sebagian besar ruang-ruang terbuka yang

diperuntukan untuk fasilitas publik seakan tidak tersisa.

Yustika dalam Alisjahbana mengatakan,

Bahwa sebagai kaum migran para pedagang kaki lima menjajakan dagangannya di berbagai sudut kota sesungguhnya adalah kelompok masyarakat yang marginal dan tidak berdaya. Dikatakan marginal sebab mereka rata-rata tersisih dari arus kehidupan kota dan bahkan ditelikung oleh kemajuan kota itu sendiri. Sedangkan dikatakan tidak berdaya karena mereka biasanya tidak terjangkau dan tidak terlindungi oleh hukum, posisi tawarannya lemah, dan acapkali menjadi objek-objek penertiban dan penataan kota yang jarang bersifat represif. (Alisjahbana, 2006: 40).

Tuntutan hidup yang demikian tinggi memaksa para migran untuk tetap

bertahan dengan kondisi kota yang bahkan tidak ramah terhadap kehadiran

mereka. Selama ini, salah satu faktor yang membuat pedagang kaki lima tetap

gigih bertahan di kota besar adalah tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup

keluarga meski dari waktu ke waktu mereka harus menghadapi berbagai tindakan

represif yang dilakukan aparat penertiban. Bagi kaum migran, bekerja serabutan

dan apa adanya, bahkan terkadang pekerjaan yang paling kotor dan menjijikkan

pun, adalah sebuah solusi yang realistis untuk tidak tergilas kehidupan kota yang

serba keras. Kerasnya kehidupan di kota tidak akan memandang usia

penduduknya. Terlebih bagi keluarga miskin, dimana kewajiban mencari nafkah

tidak hanya dibebankan kepada kaum laki-laki saja akan tetapi kaum perempuan

pun ikut serta dalam kegiatan ekonomi. Sektor informal yang sekarang ini

dipercaya sebagai lapangan pekerjaan alternatif, tidak hanya digeluti oleh mereka

yang berpendidikan rendah. Dengan tingkat pendidikan apa pun, seseorang akan

lari ke sektor informal ketika beban tanggung jawabnya terhadap keluarga

semakin besar, dan sekeras apa pun kehidupan di kota besar, semuanya tidak akan

menyurutkan nyali mereka. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga yang

dipikul pedagang kaki lima, semakin tinggi pula keberanian mereka dalam

menghadapi resiko pekerjaan mereka.

Penganguran di perkotaan pada prinsipnya tidak lepas dari penganguran

di pedesaan. Sedangkan pengangguran di pedesaan disebabkan oleh tidak

Page 34: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxxiv

terbukanya kesempatan kerja di sana, sebab investasi lebih banyak berada di

daerah perkotaan. Besarnya penyaluran kredit usaha kecil untuk masyarakat

pedesaan tidak seimbang dengan besarnya kredit untuk usaha-usaha berskala

besar di perkotaan. Sektor informal di perkotaan seringkali diperlakukan sebagai

sampah sehingga dipandang perlu untuk dibersihkan. Tetapi orang lupa, bahwa

sektor informal selama ini sesungguhnya menjadi penampung yang

menyelamatkan kehidupan jutaan kaum miskin di kota. Mereka juga memberikan

kontribusi bagi pendapatan daerah.

Untuk memahami konsep tentang sektor informal, menurut salah

seorang ahli, Soecipto Wirosarjono dalam Paulus Harianto (2007 :108)

mengemukakan ciri-ciri sektor informal sebagai berikut:

a. peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga kegiatannya sering dikatakan “liar”

b. Modal, peralatan Pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam arti waktu, permodalan , maupun penerimaan.

c. Tidak tersentuh, dan perlengkapan maupun omsetnya biasanya kecil dan diusahakan atas hitungan harian.

d. Tidak mempunyai tempat yang tetap. e. Umumnya dilakukan oleh dan melayani golongan masyarakat yang

berpendidikan rendah f. Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus sehingga dapat

menyerap bermacam-macam tingkatan tenaga kerja. g. Umumnya satuan usaha mempekerjakan tenaga yang sedikit dan dari

lingkungan hubungan keluarga, kenalan, atau berasal dari daerah yang sama. h. Tidak mengenal sistem perbankkan, pembukuan, perkreditan dan sebagainya.

Batasan yang diberikan Secipto Wirosarjono ini mengandung dimensi

ekonomi, sosial dan perencanaan tata ruang yang semuanya mencerminkan

keterbelakangan. Dimensi ekonomi dapat dilihat dari penggunaan tenaga kerja

yang berasal dari anggota keluarga, jam kerja tidak menentu maupun tenaga kerja

yang berasal dari daerah yang sama, sedangkan dimensi perencanaan tata ruang

dapat dilihat pada tempat usaha yang tidak permanen, biasanya menggunakan

tempat atau ruang yang diperuntukan untuk umum seperti trotoar, stasiun kereta

api, dan sebagainya.

Page 35: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxxv

Pedagang kaki lima termasuk sub sektor informal. Menurut Kartini-

kartono dalam Alisjahbana (2006: 43) definisi pedagang kaki lima dirumuskan

sebagai berikut:

a. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa para pedagang kaki lima berkecimpung dalam usaha yang disebut sektor informal.

b. Merupakan pedagang yang kadang-kadang juga sekaligus berarti produsen. c. Ada yang menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari tempat satu ke

tempat yang lain (menggunakan pikulan, kereta dorong, tempat atau stan yang tidak permanen serta bongkar pasang).

d. Menjajakan bahan makanan, minuman, barang-barang konsumsi lainnya yang tahan lama secara eceran.

e. Umumnya bermodal kecil, kadang hanya merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapatkan sekedar komisi sebagai imbalan atas jerih payahnya

f. Kualitas barang-barang yang diperdagangkan relatif rendah dan biasanya tidak berstandar

g. Volume peredaran uang tidak seberapa besar, para pembeli umumnya merupakan pembeli yang berdaya beli rendah

h. Usaha skala kecil bisa berupa famili enterprise, dimana ibu dan anak-anak turut membantu dalam usaha tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Perkembangan sektor pedagang kaki lima di Surakarta tidak dapat

dipisahkan dari masalah ketenagakerjaan dan upah. Laju perkembangan di kota

yang tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja yang luas, termasuk

kota Surakarta. Sebagai akibatnya adalah muncul persoalan-persoalan baru

berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan, sebagai contohnya banyak

pengganguran yang terjadi di kota. Atau paling tidak menyulitkan dalam

penyediaan lapangan pekerjaan oleh pemerintah daerah setempat, mengingat

banyaknya tenaga kerja yang membutuhkan lapangan pekerjaan untuk

mempertahankan hidup.

Umumnya sektor-sektor formal di kota menyediakan lapangan kerja

dengan upah yang tinggi dengan syarat memiliki pendidikan dan keterampilan

yang sulit dijangkau oleh masyarakat pedesaan. Berbeda dengan sektor informal

yang tidak menuntut kualifikasi khusus dari pelakunya Hal ini ditengarahi

menjadi salah satu penyebab bertambahnya jumlah pedagang kaki lima di

Surakarta, di samping krisis pekerjaan yang melanda Indonesia pascakrisis

moneter. Dengan mengandalkan semangat kerja yang tinggi tanpa dukungan

Page 36: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxxvi

modal yang besar serta keterampilan yang memadai para penduduk pedesaan

tersebut menciptakan lapangan pekerjaan, salah satunya adalah dengan menjadi

pedagang kaki lima.

Merebaknya sektor informal perkotaan tidak lain disebabkan oleh

runtuhnya usaha sektor formal akibat hantaman krisis selain itu pembangunan

yang tidak merata, yaitu pembangunan hanya terpusat di kota, sementara itu

pembangunan pertanian di desa mengalami kelambatan. Akibat lebih lanjut

kesempatan kerja di desa sangat menurun, dan perbedaan tingkat upah juga

semakin melebar.

Seperti pendapat Rahcbini (dalam Alisjahbana, 2006:1 ):

Ketika di kota tersedia kesempatan kerja di sektor formal , maka sebagian besar kaum migran akan terserap disana. Tetapi berhubung arah investasi yang terjadi di Indonesia bias urban dan tidak ramah terhadap tenaga kerja migran yang tidak atau kurang berpendidikan, hal itulah yang menyebabkan perkembangan sektor informal menjadi tak terhindarkan. Setiap kota yang ingin menata dan menertibkan wilayahnya akan mendapati kenyataan bahwa kehadiran sektor informal terutama PKL sebagai salah satu faktor yang menimbulkan persoalan baik dalam masalah ketertiban lalu lintas, keamanan, maupun kebersihan kota. Para Pedagang biasanya menggunakan rombongnya (tempat dagangan) sebagai tempat tinggal . Pedagang kaki lima sebagai bagian dari sektor informal kota merupakan

lahan pekerjaan yang terbuka bagi siapapun. Bidang ini tidak menuntut kualifikasi

khusus dari pelakunya, hal inilah yang menjadi alasan bertambahnya jumlah

sektor informal di perkotaan.

a. Tinjauan Pedagang Kaki Lima

Gagasan mengenai sektor Informal pertama kali dikemukakan oleh Keit

Hart.

Seorang antropolog Inggris dalam suatu penelitian di Gana dan gagasan ini kemudian dikembangkan oleh ILO dalam penelitian di negara-negara Dunia ketiga, terutama untuk membantu memperjelas proses kemiskinan, yang dikaitkan dengan penganguran, migrasi dan urbanisasi. (Jefta Leibo, 2004: 9).

Page 37: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxxvii

Pedagang kaki lima merupakan salah satu sub sektor informal. Kartini-

Kartono dalam Alisjahbana (2006:43) mengatakan:

Bahwa sektor pedagang kaki lima berkecimpung dalam usaha yang disebut sektor informal, merupakan pedagang yang kadang-kadang juga sekaligus berarti produsen, perencanaan tata ruang yang tidak permanen, menjual barang barang dagangan yang berupa minuman dan makanan yang tahan lama secara eceran, memiliki modal yang kecil dan terbatas, kualitas barang dagangannya rendah dan biasanya tidak berstandar, volume peredaran uang tidak seberapa besar, para pembeli pada umumnya merupakan pembeli yang berdaya beli rendah, skala usaha kecil yang berupa famili enterprise, dimana ibu dan anak-anak turut membantu dalam usaha tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan definisi diatas bahwa jelaslah bahwa pedagang kaki lima

bukanlah kapitalis yang mencari investasi yang menguntungkan dan juga bukan

pengusaha seperti yang dikenal pada umumnya tetapi sektor pedagang kaki lima

biasanya digunakan untuk menunjukan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala

kecil. Sektor ini dianggap sebagai manifestasi suatu pertumbuhan kesempatan

kerja di negara sedang berkembang. Mereka memasuki kegiatan berskala kecil di

kota, terutama bertujuan untuk mencari keuntungan karena mereka yang terlibat

dalam sektor ini pada umumnya miskin, berpendidikan rendah tidak terampil dan

kebanyakan para migran.

Pada umumnya sektor informal adalah unit usaha yang berskala kecil

bahkan banyak diantara mereka termasuk One Man Interprise atau swakarsa .

Sektor informal adalah sektor kegiatan ekonomi kecil-kecilan yang mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

1) Kegiatan usahanya tidak terorganisasi secara baik, sebab tidak menggunakan fasilitas kelembagaan yang tersedia di sektor ini

2) Kegiatan usahanya tidak memiliki ijin usaha 3) Pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam arti lokasi maupun jam kerja 4) Kebijaksanaan pemerintah dalam membantu golongan ekonomi lemah tidak

menyentuh sektor ini 5) Unit usaha sudah keluar masuk dari sub sektor kelain sub sektor 6) Teknologi yang dipakai cukup sederhana 7) Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasinya kecil 8) Usaha yang dijalankan tidak memerlukan pendidikan formal, tapi hanya dari

pengalaman bekerja

Page 38: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxxviii

9) Unit usaha yang dijalankan sendirian, dan kalaupun ada buruh mereka ada pertalian keluarga

10) Sumber dana sebagai modal usaha berasal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi serta hasil produksi dan jasa dikonsumsi oleh golongan kota atau desa yang berpenghasilan rendah, tapi kadang-kadang juga berpenghasilan menengah. (Jefta Leibo, 2004: 9).

Berdasarkan definisi diatas dengan beberapa ciri-ciri dan karakteristik

dapat diketahui bahwa sektor informal merupakan suatu istilah yang mencakup

berbagai macam kegiatan yang sering kali bersifat wiraswasta (usaha sendiri). Ini

merupakan jenis kesempatan kerja yang kurang terorganisir sebagai sumber

berwiraswasta, modal merupakan salah satu hambatan utama di samping

kurangnya campur tangan pemerintah dan jarangnya jangkauan aturan-aturan

hukum, sehingga kehadirannya sering dianggap melanggar norma.

Berdasarkan paparan diatas dari ciri dan karakteristik dari pekerja sektor

informal tersebut, maka profesi sebagai pedagang kaki lima termasuk ke dalam

pekerja sektor informal, karena pada kenyataannya profesi pedagang kaki lima

memiliki ciri tersebut.

Pengertian dari pedagang kaki lima terdiri dari kata pedagang dan kaki lima. Pedagang yang berarti pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan, jual beli atau disebut juga mencari nafkah dengan berdagang sedangkan kaki lima yang berarti lantai di tepi jalan (Depdiknas, 1989: 945). Menurut ketentuan umum Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II

Surakarta Nomor 8 Tahun 1995 Tentang penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki

Lima, Pedagang kaki lima adalah orang yang melakukan usaha dagang atau jasa,

di tempat umum baik menggunakan atau tidak menggunakan sesuatu, dalam

melakukan usaha dagang, sedangkan tempat kegiatan usaha pedagang kaki lima

adalah tempat umum yaitu tepi-tepi jalan umum, trotoar, dan lapangan serta

tempat lain di atas tanah negara yang ditetapkan oleh Walikotamadya Kepala

Daerah.

Pengertian pedagang kaki lima menurut Tony Robbins dalam The

Definitoon of Hawker. “Howker is Any person selling or offering for sale any

Page 39: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xxxix

goods, wares, or merchandise, including any food or beverage, on any public

street, highway, or public right of way in the state from a stationary locaL”.

(Toni Robbins, 2009. www.Flaststrat. state.ri.us/bfs-glossafi).

Artinya, Pedagang kaki lima adalah setiap orang yang menjual atau

menawarkan suatu barang untuk dijual baik itu barang apapun, barang, atau

barang dagangan, termasuk makanan atau minuman, pada jalan umum, jalan raya,

atau masyarakat berhak jalan di negara bagian dari lokasi pemberhentian).

Pengertian pedagang kaki lima menurut John Willey dalam The Definition of

hawker. “ Hawker is the name given to vendors in many areas of the world selling

merchandise that can be easily transported; it is roughly synonymous with

peddler or costermonger. In most places where the term is used, a hawker sells

items of food that are native to the area”. (John Willey, 2009.

http://en.wikipdia.org/wiki/ hawker).

Artinya, Pedagang kaki lima adalah nama yang diberikan kepada

pedagang di banyak daerah di dunia yang menjual barang dagangan yang dapat

dengan mudah diangkut; itu kira-kira sama dengan penjaja atau pedagang buah-

buahan. Di sebagian besar tempat di mana istilah ini digunakan, seorang penjaja

makanan yang menjual barang-barang yang asli ke daerah).

Pedagang kaki lima sebagai bagian dari sektor informal kota merupakan

lahan pekerjaan yang terbuka bagi siapapun. Bidang ini tidak menuntut kualifikasi

khusus dari pelakunya. Hal ini ditengarahi menjadi salah satu penyebab

bertambahnya jumlah pedagang kaki lima di Surakarta, disamping krisis

pekerjaan yang melanda bangsa Indonesia paska krisis moneter.

Di Surakarta sampai saat ini jumlah pedagang kaki lima sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Pada tahun 2003 jumlah pedagang kaki lima 3834, tahun 2005 meningkat menjadi 5817 bahkan ada yang mengatakan lebih. Jumlah ini masuk akal karena dalam satu kawasan saja bisa mencapai ratusan. (Saroni Asikin, 2006.www.solopos.co.id). Banyak orang yang memilih menjadi pedagang kaki lima karena tidak

membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus, berbeda dengan pekerjaan

diperusahaan swasta atau kerja kantoran yang mensyaratkan tingkat pendidikan

minimum tertentu. Untuk dapat bekerja sebagai pedagang kaki lima satu-satunya

Page 40: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xl

prasyarat yang dibutuhkan adalah daya tahan dan semangat. Berdasarkan

penelitian empiris Julius Haff, mempertegas karakteristik pedagang kaki lima,

sebagai berikut:

1) Umumnya tergolong angkatan kerja produktif 2) Umumnya sebagai mata pencaharian pokok 3) Tingkat pendidikan relatif rendah 4) Sebagian besar merupakan kaum pendatang dari daerah lain, belum memilki

status kependudukan yang sah di kota 5) Mulai berdagang sejak 5 sampai 10 tahun yang lalu 6) Pekerjaan sebelumya petani atau buruh pada umumnya 7) Permodalannya lemah dan omset penjualannya kecil 8) Umumnya mereka memiliki modal sendiri dan belum ada hubungan dengan

bank 9) Kewiraswastaanya umum dan kurang mampu memupuk modal 10) Tingkat pendapatannya relatif rendah untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga di perkotaan 11) Pada hakekatnya mereka telah terkena pajak dengan adanya retribusi maupun

pungutan tidak resmi. (Argyo Demartoto, 2002:18 ).

Fenomena pedagang kaki lima merupakan satu hal yang sangat menarik

untuk diteliti dan dipahami lebih mendalam, mengingat golongan ini sering di

anggap sebagai sampah yang perlu dibersihkan akan tetapi golongan ini mampu

menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaum miskin sehingga pedagang kaki lima

terus bertahan dan bahkan keberadaannya membengkak meskipun berbagai

kebijaksanaan yang membatasi mereka. seperti pandangan Yustika (dalam

Alisjahbana, 2006:40) yang menegaskan bahwa:

Para pedagang kaki lima yang menjajakan barang dagangannya di berbagai sudut kota sesungguhnya adalah kelompok masyarakat yang tergolong marginal, dan tidak berdaya. Dikatakan marginal, sebab mereka rata-rata tersisih dari arus kehidupan kota dan bahkan ditelikung oleh kemajuan kota itu sendiri. Sedangkan dikatakan tidak berdaya, karena mereka biasanya tidak terjangkau dan tidak terlindungi oleh hukum, posisi bargaining (tawar-menawar) dan acapkali menjadi objek penertiban dan penataan kota yang jarang bersifat represif. Sedangkan Cris Manning dan Tadjuddin Noer Efendi (1991: 250)

menyatakan bahwa:

Pedagang kaki lima adalah perusahaan kecil yang mandiri namun terikat dengan jaringan sektor ekonomi yang sangat ruwet, berhubungan tidak hanya dengan jaringan penyalur, saingan dan langganannya tetapi juga

Page 41: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xli

dengan pemberian pinjaman, pemberi perlengkapan, petugas-petugas pemerintah, dan beraneka macam pranata resmi maupun privat. Berdasarkan gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa pedagang kaki

lima adalah Seseorang yang melakukan usaha dagang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan konsumen-konsumen tertentu dalam masyarakat, dengan modal yang

relatif sedikit yang berjualan di tempat-tempat yang srtategis atau tempat tempat

umum dan merupakan bagian dari kegiatan di sektor informal.

b. Alasan Menjadi Pedagang Kaki Lima

Merebaknya sektor informal perkotaan tidak lain disebabkan oleh

pembangunan yang tidak merata. Pembangunan hanya terpusat di kota sementara

itu, pembangunan pertanian di desa (modernisasi pertanian) mengurangi jumlah

tenaga kerja dan menambah pengangguran. Akibat lebih lanjut kesempatan kerja

di desa sangat menurun. Terdapat banyak alasan yang mempengaruhi mengapa

mereka memilih sektor informal sebagai aktifitas pekerjaan untuk

menggantungkan hidup, seperti yang dikemukakan oleh Alisjahbana (2006: 3-9)

antara lain :

“1)Karena tidak ada pekerjaan Lain.

2)Adanya pemutusan hubungan kerja.

3)Mencari rejeki yang halal.

4)Untuk menghidupi keluarga.

5)Karena lebih mandiri, tidak menggantungkan diri terhadap orang lain.

6)Memiliki pendidikan rendah dan modal yang kecil.

7)Karena mencari lapangan pekerjaan di desa sulit “.

c. Dampak Penataan (relokasi) Pedagang Kaki Lima

Keberadaan pedagang kaki lima yang menjamur di kota-kota besar

menimbulkan problem sosial yang harus dikikis habis untuk menciptakan

ketertiban dan keindahan kota. Akibatnya timbul konflik antara pemerintah

dengan pedagang kaki lima. Bagi pemerintah selaku pengatur ketertiban kotanya

merasa berhak mengatur ketertiban kotanya, menjadikan pedagang kaki lima

Page 42: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xlii

sebagai salah satu masalah yang perlu dicarikan solusi. Di sisi lain pedagang kaki

lima sebagai warga kota sekaligus pelaku ekonomi informal di kaki lima, juga

merasa memiliki hak untuk untuk mencari penghidupan. Meskipun diperlakukan

tidak adil, mereka tetap teguh bertahan agar tetap eksis secara ekonomi dengan

berperan sebagai pedagang marginal. Menurut Alisjahbana (2006: 142-154) Bagi

pedagang kaki lima, penataan menimbulkan berbagai dampak yang antara lain:

”1). Timbulnya rasa resah yang ditanggung pedagang kaki lima”.

2). Adanya penurunan pendapatan pedagang kaki lima

3). Pedagang kaki lima akan kehilangan mata pencaharian

4). Adanya perlawanan dan kekerasan yang dilakukan pedagang kaki lima”.

3. Bentuk Sarana Dan Fasilitas Usaha Pedagang Kaki Lima

Sarana usaha sektor usaha informal dapat dipilah menjadi sarana usaha

yang bersifat permanen, semipermanen, dan tidak permanen. Sarana yang bersifat

permanen biasanya menggunakan bangunan yang dindingnya terbuat dari batu

bata, batako, tembok atau kayu/papan yang dibangun secara kuat di atas suatu

lahan. Sarana usahanya dibangun untuk jangka waktu yang lama. Sarana usaha

yang bersifat semipermanen pemasangan bahan-bahan bangunan yang dapat

dibongkar pasang. Sarana usaha yang bersifat tidak permanen menggunkan tikar,

tanpa pelindung atasnya. Sarana usaha yang tidak permanen ini mudah

dipindahkan sehingga dapat mengikuti kerumunan orang-orang yang potensial

membeli barang dagangannya.

Menurut Drs. Paulus Harianto, M.T (2007: 114) sektor informal dengan

sarana usaha permanen dan semipermanen sebenarnya bukan sarana usaha yang

dibenarkan karena:

a) Telah ada peraturan yang menentukan bahwa sektor informal biasanya seharusnya memiliki sarana usaha tidak permanen.

b) Kegiatan sektor informal dilakukan di ruangan publik di atas lahan milik pemerintah kota sehingga sewaktu-waktu usaha tersebut harus dapat dipindahkan.

c) Kehadiran sarana usaha sektor informal, khususnya pedagang kaki lima dianggap mengganggu keindahan kota.

Page 43: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xliii

Karena adanya kelonggaran pemerintah biasanya sektor informal

dengan sarana usaha semipermanen diizinkan, dengan catatan setelah kegiatan

usai, sarana usaha itu harus dibongkar.

4. Hambatan-Hambatan Dalam Merelokasi Pedagang Kaki Lima

Upaya relokasi yang dilakukan pemerintah terhadap pedagang kaki lima

selama ini terkadang mengalami banyak hambatan.

Salah satunya adalah ketakutan pedagang kaki lima karena sepinya pembeli ketika di relokasi ke tempat yang resmi karena relokasi tidak ubahnya menjauhkan mereka dari pembeli. Filosifi pedagang kaki lima dalam memilih tempat berjualan pada suatu tempat tidak dapat dilepaskan dari nilai strategis. (Alisjahbana, 2006:100). Selain itu relokasi akan berhasil manakala ada ketegasan dari pihak yang

berwajib. Sekali pemerintah mengatakan tidak boleh, maka selamanya daerah itu

tidak boleh digunakan untuk berjualan. Dengan demikian, pelarangan bukan

dilakukan dengan setengah-setengah.

Keberadaan pedagang kaki lima yang berjualan di tempat-tempat umum

menimbulkan problem sosial. Bagi pedagang kaki lima usaha ini merupakan lahan

pekerjaan alternatif di saat sulitnya mencari pekerjaan di sektor formal. Bagi

pemerintah kehadiran pedagang kaki lima berdampak pada tergangggunya upaya

pelaksanaan ketertiban, keindahan, kenyamanan dan keteraturan kota.

Konsekuensi lebih lanjut dari perbedaan pandangan ini adalah munculnya konflik

kepentingan antara pemerintah dan pedagang kaki lima. Konflik antara

pemerintah dan pedagang kaki lima tersebut meluas pada tatanan aksi di mana

pemerintah kemudian menggalangkan program penataan pedagang kaki lima yang

salah satunya merelokasi sejumlah pedagang kaki lima yang berjualan di tempat

yang mengganggu pengguna fasilitas umum lainnya untuk kemudian di pindahkan

ke lokasi yang resmi. Kebijakan merokasi sejumlah pedagang kaki lima yang

dikembangkan oleh pemerintah kota mengalami beberapa hambatan antara lain:

a).Adanya perlawanan pedagang kaki lima 1) Melakukan demontrasi 2) Membentuk paguyuban 3) Mencari dukungan LSM dan mahasiswa

Page 44: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xliv

b). Lokasi yang tidak stratedis c). Kurangnya sosialisasi dari pemerintah. (Alisjahbana, 2006:103).

Penjelasan hambatan dalam relokasi diatas adalah sebagai berikut:

a. Adanya perlawanan pedagang kaki lima

Posisi kaum miskin perkotaan semakin lemah, hal ini dipengaruhi semakin

lebarnya disparitas distribusi pendapatan masyarakat. Masyarakat miskin

perkotaan semakin tidak berdaya, dalam arti semakin tidak mempunyai

kekuatan politik untuk mengekspresikan kepentingannya. Selain itu, rakyat

miskin semakin termarginalisasi, artinya tidak terdapat kesempatan lapangan

kerja atau kalaupun lapangan pekerjaan itu tersedia, bisa dipastikan tidak akan

menggunakan tenaga kerja mereka. Seluruh problematika tersebut disebabkan

oleh negara yang tidak menyediakan ruang tempat berjualan yang layak.

Akibatnya pedagang berjualan informal di lokasi yang illegal. Sektor informal

sebenarnya berperan terhadap sektor formal, baik sebagai tenaga yang murah

sektor formal, penyalur barang yang dihasilkan oleh sektor formal, pemasok

barang kebutuhan sehari-hari dengan harga yang relatif murah, dan berbagai

peran lainnya. Hanya saja karena mereka sering menduduki tanah orang lain,

tempat-tempat umum seperti trotoar, menciptakan kekumuhan, kemacetan lalu

lintas, bahkan melakukan tindakan kriminal, maka pemerintah sering

melakukan tindakan pembersihan ruang kota (penataan) dari pedagang

informal yang berada di pinggir-pinggir jalan. Penataan yang berupa relokasi

itu akhirnya melahirkan perlawanan dari pedagang kaki lima sehingga

relokasi pedagang kaki lima terkadang mengalami kegagalan. Bentuk-bentuk

perlawanan yang dilakukan pedagang kaki lima atas kebijakan relokasi yang

dikembangkan, meliputi:

1) Melakukan Demontrasi

Perlawananan secara terbuka, juga bisa berupa demontrasi. Perlawanan

jenis ini dapat dilihat misalkan ketika pedagang kaki lima di jalan

Radjiman akan dipindahkan ke lokasi baru di Notoharjo. Para pedagang

kaki lima melakukan demontrasi menolak relokasi. Dalam aksi demontrasi

tersebut ada empat tuntutan yang diajukan pedagang kaki lima antara lain,

Page 45: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xlv

menuntut menghentingkan proses pelaksanaan penataan pedagang kaki

lima, meninjau ulang kebijakan, membuat tim khusus evaluasi program

penataan pedagang kaki lima yang telah dijalankan, mengganti rugi

kepada pedagang kaki lima. (Solo pos 26 april 2007). Aksi demontrasi

tersebut bukan merupakan metode baru yang mereka lakukan. Adanya

tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh aparat sering memicu

terjadinya unjuk rasa yang melibatkan sejumlah besar pedagang kaki lima,

bahkan dalam beberapa kasus melibatkan unsur-unsur masyarakat non-

pedagang kaki lima seperti mahasiswa dan LSM. Dari beberapa aksi

demontrasi tersebut, dapat dilihat bahwa kesadaran politik yang dimiliki

pedagang kaki lima semakin tinggi. Dalam hal ini pedagang kaki lima

telah menyadari haknya selaku warga negara untuk menyuarakan

aspirasinya. Terlepas dari adanya keterlibatan beberapa pihak luar, dalam

hal ini LSM, dalam hal ini aksi demontrasi tersebut, pedagang kaki lima

mulai dapat mengorganisasi dirinya untuk melakukan aksi-aksi yang

bersifat massif. Pada tatanan ini dapat dimaknai bahwa pedagang kaki

lima telah membangun kesadaran kolektif di antara mereka guna bersama-

sama menghadapi ketidakadilan yang ditunjukan oleh pemerintah.

2) Membentuk paguyuban

Untuk memperkuat posisi pedagang kaki lima dalam melakukan

aktivitasnya, banyak di antara pedagang kaki lima yang membuat

paguyuban. Organisasi pedagang kaki lima itu menjadi penting karena

dengan organisasi pedagang kaki lima bisa berbicara. Meskipun secara

umum pendidikan formalnya tidak tinggi, pedagang kaki lima adalah

manusia yang bisa diajak berbicara. Melalui organisasi tidak jarang asahan

sikap radikal tumbuh subur sehingga ikatan diantara mereka semakin

kokoh. Dari organisasi ini sumber kekuatan untuk melakukan perlawanan

terhadap pihak-pihak yang melakukan penekanan.

3) Mencari dukungan LSM dan mahasiswa

Ada berbagai keluhan yang disampaikan pedagang kaki lima terhadap

LSM maupun mahasiswa. Ada diantara mereka yang meminta kepada

Page 46: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xlvi

LSM atau mahasiswa untuk memperhatikan nasibnya ketika ada penataan

dan penertiban dari petugas Satpol PP.

“Terlepas kehadiran LSM dan mahasiswa ke lokasi berjualan pedagang

kaki lima untuk memperjuangkan kepentingan pedagang kaki lima dirasa

sangat membantu para pedagang untuk melawan kebijakan yang diberikan

oleh pemerintah. Kedatangan petugas ketika akan melakukan penataan

terhadap pedagang kaki lima mengalami banyak hambatan karena adanya

perlawanan dari pedagang kaki lima untuk menolak relokasi”.

(Alisjahbana, 2006: 103-129).

b. Lokasi yang Tidak strategis

Lokasi usaha merupakan arena tempat berdagang bagi pedagang kaki lima.

Penolakan pedagang kaki lima terhadap relokasi dikarenakan lokasi tersebut

tidak memiliki nilai ekonomi tinggi dan strategis untuk berjualan, sehingga

ketika pedagang direlokasi maka akan menjauhkan pedagang dari konsumen.

Maka ketika direlokasi pedagang kaki lima akan selalu menolak walau dengan

alasan apapun. Mereka akan tetap ditempatnya, walaupun setiap hari tempat

jualannya dipindahkan oleh petugas.

c. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah

Tidak adanya sosialisasi dari petugas ketika akan diadakan relokasi yang menyebabkan keengganan pedagang untuk dipindahkan. Kurangnya informasi terhadap pedagang kaki lima mengenai mengapa mereka perlu direlokasi ke tempat yang resmi dan bagaimana keadaan pedagang kaki lima setelah direlokasi apakah akan lebih menguntungkan pedagang kaki lima itu sendiri atau tidak. Sehingga ketika ada kebijakan relokasi pedagang menolak karena mereka belum tahu apakah setelah direlokasi akan meningkatkan pendapatan mereka. (Suryanto, 2007. http://bimaconsept.wordpress.com).

5. Solusi Relokasi Pedagang Kaki Lima

Melihat berbagai kegagalan yang dialami pemerintah dalam upayanya

untuk merelokasi pedagang kaki lima maka menurut Alisjahbana (2006: 202)

dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa untuk menata pedagang kaki lima maka

pemerintah perlu melakukan koalisi dengan pedagang kaki lima itu sendiri dengan

cara:

Page 47: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xlvii

a. Melibatkan pedagang kaki lima dalam setiap pembuatan kebijakan yang mengatur pedagang kaki lima dengan menggunakan pendekatan society partisipatory development. Dengan demikian pedagang kaki lima merasa memiliki dan merasa bertanggung jawab atas peraturan itu. Dengan perasaan ikut memiliki dan bertanggung jawab tersebut maka tidak ada alasan bagi pedagang kai lima untuk mengingkari peraturan yang telah dibuatnya sendiri. Pendekatan partisipatoris juga perlu dilakukan ketika hendak melakukan relokasi pedagang kaki lima.

b. Pemerintah hendaknya menampung dan menginventarisasi sekaligus menindaklanjuti seluruh keluhan pedagang kaki lima. Dengan begitu pedagang kaki lima merasa didengarkan suaranya dan diakui eksistensinya.

c. Mengganti model penataan yang selama ini dilakukan: pengrusakan yang bersifat represif hendaknya diubah menjadi himbauan yang bersifat persuasif, relokasi yang diyakini pedagang kaki lima menjauhkan pedagang kakai lima dengan pelangganya menjadi formalisasi yang mampu mendekatkan pedagang kaki lima dengan pelanggannya, sekaligus menambah pendapatan pedagang kaki lima. Untuk melakukan formaliasasi, perlu diambil kebijakan yang mewajibkan penagnggung jawab pasar swalayan, perkantoran dan tempat-tempat hiburan untuk menyediakan ruang khusus pedagang kaki lima, sehingga pedagang kaki lima tidak meluap ke jalan-jalan yang bisa mengganggu ketertiban lalu lintas, kebersihan, dan keindahan kota.

Untuk mencegah timbulnya perlawanan pedagang kaki lima ketika

direlokasi, pemerintah hendaknya mengambil langkah preventif yang efektif

secara terus menerus, dengan cara melakukan pemantauan di lapangan, dan

kemudian menindak sedini mungkin jika terjadi pelanggaran hukum atas daerah-

daerah tertentu yang dinyatakan daerah bebas pedagang kaki lima. Dengan kata

lain penataan tidak dilakukan secara temporer, tetapi berjalan rutin, terprogram,

dan berkelanjutan. Upaya preventif secara dini, bisa dilakukan dengan cara

meningkatkan kinerja aparat termasuk meningkatkan peran dari kelurahan dan

kecamatan.

6.Tinjauan Kontribusi

Menurut E.M Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja (2003: 486) “kontribusi

adalah sumbangan, uang, iuran, kepada organisasi atau perkumpulan dan

sebagainya ”. Sedangkan kontribusi menurut John M. E Chols dan Hassan

Shadaly (2000: 307) adalah “Contribution” yang berarti ”sumbangan, iuran,

menerima/mengumpulkan sumbangan ”.

Page 48: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xlviii

Bagi pemerintah kota, sebenarnya pedagang kaki lima merupakan mitra kerja utama karena mereka memberi kontribusi pada distribusi pendapatan dan pembukaan lapangan kerja, tidak hanya terhadap lingkungan sekitarnya namun juga pada pelaku industri kecil yang berperan sebagai supplier mereka dan pedagang kaki lima juga memberikan kontribisi bagi PAD. (Sukawi, 2006. http://www.kompas.com). Jika dikelolah secara baik, retribusi yang disetorkan dari pedagang kaki lima sangat potensial menambah pundi-pundi kas daerah. Di negara maju, pedagang kaki lima bahkan memberikan kontribusi berarti pada devisa negara melalui ketaatan membayar berbagai kewajiban pajak. Sebagai gantinya, pemerintah menyiapkan sarana yang memadai sehingga mereka merasa nyaman mencari nafkah. (Subagyo, 2007. http://www. pontianakpost.com). Dengan majunya peradaban suatu negara dan mengarah untuk menjadi

negara modern, maka tatanan keuangan negara juga berangsur baik dan teratur.

Apalagi sekarang sudah diberlakukan otonomi daerah, sehingga daerah dituntut

untuk membiayai pelaksanaan urusan rumah tangganya sendiri. Dengan adanya

hak otonomi kepada daerah maka diperlukan penyusunan anggaran pendapatan

dan belanja daerah atau APBD. Kemampuan keuangan daerah merupakan faktor

yang sangat penting dalam menyelenggarakan suatu pemerintahan, mengingat

kebutuhan akan pembangunan dan belanja daerah harus dicukupi oleh pemerintah

daerah itu sendiri, maka perlu diupayakan untuk mendapatkan sumber-sumber

keuangan daerah sehingga dalam perencanaan program dan kegiatan yang

dilakukan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Supaya hal tersebut dapat

terwujud, maka setiap pemerintah daerah perlu mempunyai sumber pendapatan

asli daerah yang cukup memadai selain bantuan pemerintah pusat untuk

membiayai pelaksanaan kegiatan otonominya, dan pendapatan tersebut harus

berasal dari sumber pendapatan yang sah.

Salah satu penyumbang pendapatan asli daerah yaitu pedagang kaki lima yang mampu memberikan kontribusi dalam bentuk penyetoran retribusi yang cukup besar dalam kaitannya dengan pendapatan asli daerah, walaupun kontribusi (retribusi) yang diberikan tidak sebanding jika mengukurnya dengan pengusaha supermarket, minimarket, toko grosir dan sebagainya, hal ini karena pedagang kaki lima tidak memiliki bentuk badan usaha, mereka berusaha dengan permodalan yang sedikit, apabila pemerintah kota dapat menggali potensi pedagang kaki lima dan

Page 49: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xlix

dapat menata di suatu areal dimana lokasinya mudah dijangkau oleh masyarakat, oleh transportasi serta bersih, maka diharapkan pedagang kaki lima dapat mendatangkan pendapatan asli daerah yang besar bagi pemerintah kota. (Suryanto, 2007. http://bimaconcept.wordpress.com). Berkaitan dengan pedagang kaki lima, maka dengan penyedian akses

pemukiman dan ruang tempat berjualan yang layak serta penataan yang baik dari

pemerintah diharapkan keberadaan pedagang kaki lima akan memiliki potensi

nilai tambah terhadap pendapatan asli daerah. Kontribusi pedagang kaki lima

terhadap pendapatan asli daerah sendiri dapat dilihat dari pemberian retribusinya,

yang mana retribusi dari pedagang kaki lima tersebut dapat dijadikan sumber

pemasukan daerah dan digunakan untuk pembiayaan pelaksanaan pembangunan

daerah.

Dengan demikian kontribusi adalah sumbangan atau iuran dari

perorangan atau masyarakat yang berwujud pengumpulan uang dan bisa berupa

pungutan-pungutan maupun pajak yang diberikan kepada pemerintah atau

lembaga yang lebih tinggi.

7. Tinjauan Pendapatan Daerah

Kegiatan penyelenggaran pemerintahan di daerah harus didukung oleh

kemampuan aparatur dan kemampuan keuangan daerah. Karena hampir semua

kegiatan penyelenggaraan pemerintah tidak satu pun yang tidak membutuhkan

biaya. Makin besar jumlah uang yang tersedia makin besar pula kemungkinan

kegiatan/pekerjaan yang dapat dijalankan. Seperti pendapat Josef Riwu Kaho

(1988: 123) yang menyatakan bahwa:

Salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri adalah kemampuan self-supporting dalam bidang keuangan. Dengan perkataan lain, faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. Ini berarti, dalam penyelenggaraan urusan rumah tanggannya Daerah membutuhkan dana atau uang. Mahalnya biaya penyelenggaraan otonomi daerah dan harus ditanggung

oleh daerah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), maka

Page 50: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

l

penyerahan kewenangan pemerintahan dari pemerintah pusat kepada daerah

haruslah disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiyaan. Daerah harus

mampu menggali sumber-sumber keuangan yang ada di daerah, di samping

didukung oleh perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, serta

antara provinsi dan kabupaten/kota.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa salah satu syarat untuk

dapat menciptakan suatu pemerintahan daerah yang baik dan yang dapat

melaksanakan tugas otonominya dengan baik, maka faktor keuangan adalah

mutlak diperlukan. Sehubungan dengan pentingnya posisi keuangan ini Pamudji

(dalam Josef Riwu Kaho, 1988:124) menegaskan bahwa:

Pemerintah daerah tidak akan melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tampa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan….Dan keuangan inilah yang merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri. Dalam membahas keuangan daerah maka tidak bisa lepas dari masalah

pendapatan daerah yang digunakan dalam membiayai penyelenggaraan tugas

pemerintah dan pembangunan daerah.

Pengertian Pendapatan Daerah menurur UU No. 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintah Daerah, Bab1, pasal 1 Ayat (15) adalah semua hak daerah yang diakui

sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan.

Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dalam Pasal 157 disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari:

1. Pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu (a) Hasil pajak daerah (b) Hasil retribusi daerah (c) Hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan

2. Dana perimbangan 3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah. (Dedy Supriadi Baratakusuma dan

Dadang Solihin, 2002: 63)

Sedangkan menurut Rozali Abdullah, S.H (2002: 46), sumber

pendapatan daerah meliputi:

Page 51: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

li

1. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari (a) Hasil pajak daerah (b) Hasil retribusi daerah (c) Hasil Perusahaan Milik Daerah, Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang

dipisahkan. 2. Dana perimbangan terdiri dari:

(a) Bagian daerah dari pajak bumi dan bangunan, bea peralihan hak atas tanah dan bangunan dan penerimaan dari sumber daya alam

(b) Dana Alokasi Umum (c) Dana Alokasi Khusus

3. pinjaman daerah Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh Daerah, Daerah dapat melakukan pinjaman dari sumber dalam negeri dan luar negeri untuk membiayai sebagian anggaran belanja daerah. Pinjaman dari dalam negeri harus diberitahukan kepada pemerintah pusat dan dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Sedangkan pinjaman dari luar negeri harus mendapat persetujuan dari pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan perundang-undangannya.

4. Lain-lain Pendapatan daerah yang sah Yang dimaksud dengan lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah, antara lain hasil penjualan asset tetap Daerah dan jasa giro.

8. Tinjauan Tentang Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah merupakan bagian dari sumber pendapatan

daerah yang penting sebagai sumber pembiayaan tugas pemerintah dan

pembangunan daerah. Dengan memanfaatkan sumber keuangan dari PAD, daerah

akan lebih leluasa dalam mewujudkan pembangunan daerah yang telah

direncanakan. Hal ini karena tidak ada daerah yang mampu mengelola dirinya

sendiri, meski memiliki dukungan politik, organisasi, dan manusia, jika tidak

memiliki kemampuan ekonomi maka pembangunan tidak bisa berjalan dengan

baik sesuai target yang telah ditetapkan. Berhubung biaya penyelenggaraan

pemerintah daerah harus ditanggung oleh daerah melalui Anggaran Belanja

Pendapatan Daerah, maka penyerahan kewenangan pemerintah dari pemerintahan

pusat kepada Pemerintah daerah haruslah disertai dengan penyerahan dan

pengalihan pembiayaan. Daerah harus mampu menggali sumber-sumber keuangan

yang ada di daerah, disamping didukung oleh perimbangan keuangan antara

Pemerintah Pusat dan daerah serta antara provinsi dan kabupaten

Page 52: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lii

Mengenai masalah perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

daerah, selama ini merupakan salah satu sumber keresahan di daerah, karena

masyarakat di daerah merasa diberlakukan secara tidak adil oleh pemerintah

pusat. Kekayaan Daerah selama ini dikuras oleh Pemerintah Pusat dan rakyat di

daerah tetap dibiarkan hidup dalam kemiskinan. Rozali Abdullah (2002: 46-47)

menegaskan bahwa :

Pengalaman selama ini menunjukan bahwa hampir di semua Daerah keuangan yang potensial dikuasai oleh Pemerintah pusat. Prosentase pendapatan Asli Daerah (PAD) relatif kecil. Pada umumnya APBD suatu daerah didominasi oleh sumbangan pemerintah pusat dan sumbangan-sumbangan lain, yang diatur dengan peraturan perundang-undangan lain. Hal ini menyebabkan Daerah sangat tergantung kepada pemerintah pusat, sehingga kemampuan daerah untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki menjadi sangat terbatas. Rendahnya PAD dari suatu daerah bukanlah disebabkan oleh karena secara struktural Daerah memang miskin atau tidak memiliki sumber-sumber keuangan yang potensial, tetapi lebih banyak disebabkan oleh kebijakan Pemerintah pusat. Untuk itu kepada daerah diberikan hak untuk menggali sumber

penghasilan sendiri yang sering disebut Pendapatan Asli Daerah. Pengertian

Pendapatan Asli Daerah menurut penjelasan UU No.33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan keuangan antara pusat dan daerah pasal 3 (a) dijelaskan bahwa

“Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari hasil

pajak, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan

keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dan pelaksanaan otonomi

daerah sebagai perwujudan azas desentralisasi”.

Adapun yang termasuk sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

menurut Riant Nugroho D (2000: 110) meliputi:

a) Pajak Daerah Pajak daerah adalah pajak negara yang diserahkan kepada daerah untuk dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dipergunakan untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik.

b) Retribusi Daerah Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh daerah

Page 53: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

liii

c) Perusahaan Daerah Sumber pendapatan Asli Daerah selanjutnya adalah perusahan daerah. Dalam hal ini, laba perusahaan Daerah yang diharapkan sebagai sumber pemasukan bagi daerah. Oleh karena itu, dalam batas-batas tertentu pengelolaan perusahan daerah harus bersifat professional dan harus tetap berpegang pada prinsip ekonomi secara umum, yakni efisien.

d) Lain-lain Pendapatan Asli yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah merupakan komponen dari sumber PAD diluar pendapatan yang diperoleh dari pajak Daerah, retribusi daerah dan perusahaan daerah. Sumber PAD yang ini mencakup keseluruan penjualan, penerimaan bunga dari Bank-bank milik daerah, pengembalian upah pekerja pengembalian gaji pegawai, serta diluar penerimaan yang berasal dari dinas daerah.

Selanjutnya pendapat lain menyebutkan bahwa sumber-sumber

Pendapatan Asli Daerah, meliputi:

“ a. Hasil Pajak daerah

b. Hasil retribusi Daerah

c. Hasil perusahaan Milik Daerah, hasil pengelolaan Daerah yang dipisahkan

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah ”. (Rozali Abdullah, 2002: 46).

9. Tinjauan Retribusi Daerah

Sumber pendapatan asli daerah yang penting lainnya adalah retribusi

daerah. Pengertian retribusi daerah adalah “pungutan daerah sebagai pembayaran

atas pemakaian jasa atau karena mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik

daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh daerah “.

(Riant Nugroho D, 2000: 110). Sedangkan menurut Peraturan Daerah Kota

Surakarta No 12 Tahun 1998 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

pasal 1(f), menyebutkan bahwa retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu

yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan.

Pungutan Retribusi di Indonesia didasarkan pada UU No. 34 tahun 2000

tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Dalam pasal 1, disebutkan bahwa

“Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian

Page 54: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

liv

ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah

untuk kepentingan pribadi atau badan”.

Sedangkan menurut Dedy Supriadi Baratakusuma dan Dadang Solihin

(2002: 395) “retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian ijin tertentu yang khisus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah

daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan “.

10. Keterkitan Antara Pedagang Kaki Lima Dan Pendapatan Asli Daerah

Sebagai sektor informal pedagang kaki lima mampu menjadi katup-

katup pengaman ekonomi saat terjadi krisis ekonomi, hal ini terbukti bahwa

pedagang kaki lima mampu bertahan dan menampung korban PHK sehingga rasa

frustasi akibat kehilangan pekerjaan dapat teratasi. Pemerintah Kota Surakarta

melihat peran pedagang kaki lima yang sangat besar terhadap perekonomian

rakyat kecil merasa perlu konsep untuk mengelolanya menjadi suatu aset yang

positif bagi daerah.

Kemampuan daerah dalam membiayai penyelenggaraan pembangunan

dan belanja daerah dapat dilihat dari sektor keuangan daerah yang bersangkutan.

Karena kemampuan keuangan ini merupakan salah satu indikasi penting guna

mengukur tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah, hal ini dapat dipahami

karena tidak mungkin bagi daerah untuk menjalankan berbagai tugas dan

pekerjaan secara efektif dan efisien dan memberikan pelayanan kepada

masyarakat tanpa tersedianya dana tersebut. Jika dalam pembiayaan belanja

daerah saja masih mengandalkan subsidi dari pemerintah pusat maka akan sulit

bagi daerah untuk berkembang dan melaksanakan pembangunan. Oleh karena itu

diperlukan inisiatif daerah dalam menggali sumber-sumber keuangan sendiri,

salah satunya yaitu dari sektor retribusi pedagang kaki lima. Hal tersebut sesuai

dengan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 8 Tahun 2001 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 12 tahun 1998 Tentang

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah pasal 2 (1)” Setiap pemakaian tanah

daerah harus mendapat ijin lebih dahulu dari dinas pengelola atas nama

Walikota”. Dan Pasal 12 (2) “Retribusi pemakaian tanah ditepi jalan yang

Page 55: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lv

dikuasai daerah untuk pedagang kaki lima harus dibayar dimuka pada kas

pemerintah daerah lewat dinas pengelolaan pasar, tanah dipintu air Tirtonadi

dibayar lewat dinas pekerjaan umum”. Pedagang kaki lima termasuk jenis usaha

perseorangan yang menggunakan tanah daerah untuk itu pedagang kaki lima

diharuskan membayar retribusi kepada pemerintah daerah setempat. Dengan

pengelolaan potensi pedagang kaki lima secara efektif dan efisien sebagai salah

satu sumber pembiayaan pembangunan daerah diharapkan daerah dapat

merencanakan pembanguanan sesuai rencana dan mengurangi ketergantungan

dengan pemerintah pusat.

B. Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian

dari :

Nama : Eddy Suryanto HP

Judul : Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta Dalam

Penataan Pedagang Kaki Lima Menurut Peraturan Daerah

Nomor 8 Tahun 1995

Tahun : 2006

Hasil penelitian: Pedagang kaki lima yang melakukan usaha di sekitar Lapangan

Monumen Pejuang 45 Banjarsari Surakarta muncul

keberadaannya sejak pasca kerusuhan Mei 1998. Kehadiran

pedagang kaki lima di kota Surakarta pada umumnya

menunjukan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil dan

ternyata kegiatan para pedagang kaki lima itu ikut memberikan

peranan dalam kehidupan perkotaan. Kehadiran para pedagang

kaki lima ini dapat menunjang penyediaan lapangan kerja dan

merupakan pendapatan potensial bagi penduduk kota.

Keberadaan pedagang kaki lima ini merupakan sumber

pendapatan untuk mengisi kas daerah yang dipakai sebagai dana

bagi pembiayaan pembangunan daerah, seperti terbukti dengan

pemasukan retribusi dari pedagang kaki lima di kota Surakarta

Page 56: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lvi

tahun anggaran 1998/1999 diperkirakan masuk sebesar Rp.

125.766.560 setahun. Adapun kontribusi pedagang kaki lima di

lapangan Banjarsari sebesar 35 % ( Rp. 44.015.296,00). Dalam

hubungan keberadaan pedagang kaki lima di sekitar Monumen

Pejuang 45 Banjarsari, mereka melakukan kegiatan jual beli

barang bekas dan barang baru. Posisi pedagang kaki lima di

lokasi sekitar lapangan Monumen Banjarsari tidak memiliki ijin

usaha, ijin menempati lokasi dan ijij-ijin lainnya sesuai

ketentuan Pasal 3 Perda Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Penataan

dan Pembinaan Terhadap Pedagang Kaki Lima.

C. Kerangka Berpikir

Adanya krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pertengahan

tahun 1997 mempengaruhi segala sektor kehidupan khususnya sektor

perekonomian, dimana muncul sektor informal yaitu pedagang kaki lima sebagai

akibat adanya kasus pemutusan hubungan kerja dan sulitnya mencari pekerjaan di

sektor formal yang mensyaratkan tingkat pendidikan dan keahlian tertentu,

sehingga menyebabkan penduduk mencoba bekerja di sektor informal yang salah

satunya menjadi pedagang kaki lima. Selain itu urbanisasi dari desa ke kota juga

merupakan salah satu penyebab munculnya sektor informal. Jumlah pedagang

kaki lima yang semakin membengkak dan memenuhi badan-badan jalan dan

trotoar menjadi problem yang harus di carikan solusi. faktor yang

melatarbelakangi pemerintah merelokasi sejumlah pedagang kaki lima yang

berada di tempat-tempat tidak resmi adalah, karena keberadaan pedagang kaki

lima yang dianggap sebagian orang merupakan problem sosial kota yang

mengganggu pengguna fasilitas umum, menimbulkan kemacetan lalu lintas, dan

kekumuhan. Tetapi dilain pihak kegiatan pedagang kaki lima tersebut ternyata

memberikan kontribusi yang besar dalam aktifitas ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat terutama masyarakat ekonomi lemah, serta untuk mendorong

pedagang kaki lima menjadi pengusaha formal. Selain itu kegiatan sektor informal

ini merupakan ciri ekonomi kerakyatan yang bersifat mandiri. (Suryanto,

Page 57: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lvii

2007.www.bimaconcept.wordpres.com). Mempertimbangkan keadaan dan potensi

tersebut, maka pemerintah merelokasi sejumlah pedagang kaki lima ke lokasi

yang resmi. Sebelum merelokasi pedagang kaki lima pemerintah menentukan

lokasi yang didasarkan pada pertimbangan mengenai tingkat kepadatan penduduk

lokal, keindahan lingkungan, jenis barang yang diperdagangkan, jumlah pedagang

kaki lima yang dapat ditampunng, peluang waktu yang tersedia berdagang tanpa

mengganggu lingkungan, jarak dari pasar dan tingkat pemakaian fasilitas umum

kota. Di lokasi resmi pemerintah membangun kios untuk sarana berdagang,

pemberian saluran listrik dan air, serta penyediaan MCK dan tempat sampah,

gerobak untuk sarana dan fasilitas usaha bagi pedagang kaki lima sehingga

pedagang kaki lima mau direlokasi. Bagi pedagang kaki lima relokasi merupakan

upaya menjauhkan pedagang dari pembeli sehingga karena itu dengan cara

apapun mereka tetap berjualan di tempat semula walaupun setiap hari tempat

berjualnya dipindahkan oleh petugas. Untuk itu relokasi sejumlah pedagang kaki

lima memiliki hambatan antara lain kurangnya sosialisasi dari petugas, adanya

perlawanan dari pedagang kaki lima yang berupa demontrasi oleh sejumlah

pedagang kaki lima, meminta dukungan LSM dan mahasiswa, membentuk

paguyuban. Selain itu pemilihan lokasi yang tidak strategis oleh pemerintah yang

dijadikan tempat relokasi menyebabkan pedagang kaki lima enggan direlokasi.

Melihat berbagai macam kegagalan yang dialami pemerintah dalam

upayanya merelokasi sejumlah pedagang kaki lima untuk itu pemerintah perlu

mencari penyelesaian yang terbaik yaitu, dengan memberikan sosialisasi kepada

pedagang kaki lima mengapa mereka perlu direlokasi ke tempat resmi, karena

sosialisasi memiliki peran penting sebelum membuat kebijakan relokasi terhadap

pedagang kaki lima. Selain itu relokasi akan berjalan dengan baik jika adanya

ketegasan dari pihak yang berwajib. Sedangkan untuk mencegah perlawanan dari

pedagang kaki lima pada waktu direlokasi maka pemerintah melakukan langkah

preventif yang efektif secara terus-menerus dengan cara melakukan pemantauan

di lapangan dan menindak sedini mungkin jika adanya pelanggaran hukum atas

daerah yang dinyatakan bebas pedagang kaki lima. Dengan adanya relokasi

pedagang kaki lima maka keberadaannya akan terasa rapi dan menciptakan

Page 58: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lviii

ketertiban kota sehingga memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah.

Karena selama ini pedagang kaki lima memberikan pemasukan kepada kas daerah

yang besar selain sektor formal dilihat dari pemberian retribusi setiap tahunnya.

Kebijakan relokasi pedagang kaki lima selain bertujuan menertibkan pedagang

kaki lima sesungguhnya bertujuan meningkatkan pendapatan pedagang dengan

cara memberikan pelatihan kerja, bantuan modal, fasilitas berdagang sehingga

akan berpengaruh pada peningkatan retribusinya.

Page 59: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lix

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi dan dilakukan di Surakarta yaitu

Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Laweyan dan Kecamatan Pasar Kliwon.

Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena peneliti dapat memperoleh data

dan gambaran yang jelas sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu

Studi Relokasi Pedagang Kaki Lima dan Kontribusinya Pada Pendapatan Asli

Daerah Kota Surakarta.

b. Waktu Penelitian

Untuk melaksanakan penelitian ini direncanakan waktu penelitian kurang

lebih 14 bulan yaitu mulai April 2007 sampai dengan Mei 2008. Secara rinci

dapat ditulis pada tabel No. 1 di bawah ini :

Tabel 1 . Jadwal Kegiatan Penelitian

2007 2008 No Kegiatan

Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr mei

1 Pengajuan Judul

2 Penyusunan

Proposal

3 Ijin Penelitian

4 Pengumpulan

Data

5 Analisis Data

6 Penyusunan

Laporan

38 39

Page 60: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lx

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

a. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini bentuk yang akan digunakan adalah bentuk penulisan

diskriptif kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat,

pencatatan dokumen maupun arsip gambaran yang memiliki arti lebih dari

sekedar angka atau frekuensi dan memaparkan objek yang diteliti berdasarkan

faktah aktual yang terjadi pada masa sekarang.

Menurut Lexy J. Moleong (2001:4) yang mengutip pendapat Bogdan dan

Taylor, penelitian kualitatif adalah sebagai berikut “Metodologi kualitatif adalah

prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Penelitian deskriptif kualitatif yang dimaksudkan bahwa penelitian yang

dilakukan tidak menggambarkan angka atau jumlah pengukuran atau jumlah yang

memiliki perbandingan namun merupakan keterangan, konsep dan tanggapan atau

respon yang berhubungan dengan objek. Penulis mencoba menganalisis data yang

diperoleh agar dapat sedekat mungkin dengan bentuk aslinya pada waktu dicatat.

Penelitian ini berusaha untuk memecahkan permasalahan dengan cara

menghimpun data-data kualitatif baik berupa wawancara dengan informan, arsip,

atau dukumen sehingga dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai

bagaimana pelaksanaan relokasi pedagang kaki lima dan kontribusinya terhadap

pendapatan asli daerah Surakarta

b. Strategi Penelitian

Strategi dapat diartikan cara atau siasat berdasarkan rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu

strategi penelitian dapat dimaknai sebagai cara, metode, atau pendekatan yang

direncanakan secara cermat untuk menjawab permasalahan penelitian sehingga

tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Sutopo H.B (2002: 42) mengatakan:

Dalam perkembangannya, riset kualitatif juga menyajikan bentuk yang tidak sepenuhnya holistik, tetapi dengan kegiatan penyimpulan data yang terarah, berdasarkan tujuan dan pertanyaan-pertanyaan riset yang terlebih

Page 61: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxi

dahulu sering disebut dalam proposolnya. Penelitian ini sering disebut riset terpancang (embledded gualitation research), atau juga lebih populer dengan penelitian studi kasus. Untuk itu maksud dari strategi tunggal terpancang dalam penelitian ini,

dapat mengandung pengertian sebagai berikut: tunggal yang artinya hanya dalam

satu lokasi yaitu Kotamadya Surakarta. Sedangkan terpancang artinya hanya pada

tujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pedagang kaki lima terhadap

PAD kota surakarta setelah adanya relokasi ke tempat yang baru dan adakah

peningkatan pendapatan dari pedagang kaki lima setelah direlokasi.

C. Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah informan,

tempat dan peristiwa serta dokumen dan arsip. Ini sesuai dengan pendapat Lofland

dalam bukunya Lexy J. Moleong (2001:12). ”sumber data yang pertama dalam

penelitian kualitatif adalah adalah kata-kata, tindakan selebihnya adalah tambahan

seperti dokumen dan lain-lain”. Untuk sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini berupa:

1. Informan

Untuk mendapat informasi dan data yang diperlukan diperoleh dengan

cara atau teknik wawancara kepada informan yang lebih tahu dan berpengalaman

dan juga informan yang terlibat langsung dalam kasus penelitian ini sehingga bisa

membantu dalam pengumpulan data.

Adapun informan dalam penelitian ini antara lain:

a. Staf dipenda Surakarta, Agung Haris P

b. Ketua Pembina Dinas Pedagang Kaki Lima Bambang Santoso Wiyono, S.H,

MM

c. Kasi Pembinaan Dinas Pengelola Pedagang Kaki Lima, Arif Darmawan S.sos

d. Kasi Penertiban Dinas Pedagang Kaki Lima, Dwi Susetyo

e. Staff Dinas Pengelola Pasar , Satria Teguh S

f. Pedagang Kaki Lima Notoharjo, Kadipolo jalan Dr. rajiman

Page 62: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxii

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat penelitian yang peneliti lakukan adalah tempat dimana dapat

memperoleh data mengenai pendapatan asli daerah kota Surakarta yaitu di Dinas

Pendapatan Asli Daerah kota Surakarta, retribusi pedagang kaki lima yaitu di

dinas Pengelolaan Pedagang kaki Lima dan Dinas Pengelola Pasar, data mengenai

jumlah pedagang kaki lima di daerah Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Laweyan,

dan Kecamatan Pasar Kliwon di Kantor Dinas Pengelola Pedagang Kaki Lima.

Sedangkan yang dimaksud peristiwa adalah penyuluhan dari pemerintah terhadap

pedagang kaki lima untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sesuai dengan

Peraturan Daerah No 5 Tahun 1998, tentang Pedagang Kaki Lima, dan Keputusan

Walikota Surakarta No.2 Tahun 2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tingkat II

Surakarta No. 8 Tahun 1998 Tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki

Lima, peneliti juga mengamati secara langsung para pedagang kaki lima.

3. Dokumen

Penelitan yang peneliti lakukan pada dasarnya berbentuk deskriptif

kualitatif, maka tidak dapat dihindari dalam penelitian ini dibutuhkan dokumen

atau arsip-arsip. Adapun dokumen yang peneliti pergunakan adalah:

a. Perda No. 8 Tahun 1995 Tentang Penataan dan Pembinaan Terhadap

Pedagang Kaki Lima

b. Surat Keputusan Walikota Surakarta No. 12 tahun 2001 Tentang Penataan

Pembinaan terhadap Pedagang Kaki Lima

c. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 12 tahun 2001 Tentang Retribusi

Pemakaian Kekayaan Daerah

d. Keputusan walikota Surakarta No.8 Tahun 2001 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 12 tahun 2001 Tentang

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.

Adapun arsip-arsip yang relevan dan menunjang dalam penelitian ini

antara lain :

a. Laporan jumlah pedagang kaki lima

b. Laporan realisasi pendapatan daerah (retribusi dari pedagang kaki lima) kota

Surakarta tahun 2005, 2006, 2007, 2008

Page 63: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxiii

c. Laporan Penerimaan Retribusi Notoharjo 2007-2008

d. Laporan Penerimaan Retribusi pedagang kaki lima Banjarsari, Kadipolo jalan

Dr. Rajiman 2005, 2006.

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Dalam penelitian kualitatif Terdapat tiga macam teknik sampling, yakni

time sampling, purpose sampling dan snowball sampling. Karena penelitian ini

adalah penelitian kualitatif maka pengambilan sampel harus sesuai dengan tujuan

dan kebutuhan. Untuk ini teknik sampel yang digunakan adalah purpose sampling

atau sampel bertujuan karena dianggap lebih mampu menangkap ke dalam data

karena penelitian ini tidak dimaksudkan untuk generalitas tetapi untuk

memperlihatkan studi dalam konteks tertentu.

Menurut Sutopo H.B (2002: 185), ”Purposive Sampling yaitu teknik

mendapatkan sampel dengan memilih individu yang dianggap mengetahui

informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi

sumber data”.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka penelitian ini, cenderung

memilih informasi dari orang orang-orang yang dijadikan informan kunci (key

informan) disini dapat dipercaya.

Secara purposive diambil responden dari:

e. Staf dipenda Surakarta, Agung Haris P

f. Ketua Pembina Dinas PPKL, Bambang santoso Wiyono, SH, MM

g. Kasi Pembinaan Dinas PPKL, Arif Darmawan S.sos

h. Kasi Penertiban Dinas PPKL, Dwi Susetyo, S. Sos

i. Staff Dinas Pengelola Pasar, Satria Teguh S

j. Pedagang Kaki Lima Notoharjo, Kadipolo jalan. Dr. rajiman

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam peneliti kualitatif ini maka pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik sebagai berikut:

Page 64: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxiv

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis berlandaskan pada tujuan

penelitian. Lexi. J Moleong (2001: 35) mendefinisikan wawancara adalah

”Percakapan dengan maksud percakapan itu dilakukan dengan dua pihak yaitu

pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara

(Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

Dalam melakukan wawancara, penulis terlebih dahulu menyusun daftar

pertanyaan yang akan ditanyakan kepada nara sumber. Hal ini agar informasi

yang diperoleh akurat dan untuk menghindari kesalahan-kesalahan dimana

informasi yang diperoleh setelah menemui nara sumber.

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan cara antara lain:

a. Menggunakan metode diskusi yaitu antara informan dengan peneliti

b. Peneliti memberikan pertanyaan kepada informan mengenai pokok-pokok

permasalahan

c. Informan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

d. Peneliti memberikan feedback atas jawaban dari informan mengenai

permasalahan yang belum jelas

e. Informan kembali menjelaskan feedback dari peneliti

f. Sebelum mengakhiri wawancara, peneliti kembali menegaskan jawaban

yang diberikan oleh informan serta peneliti menanyakan kembali jawaban

yang peneliti belum pahami.

g. Wawancara diakhiri setelah peneliti benar-benar mendapatkan data yang

dianggap peneliti mendukung penelitiannya.

(Adapun pedoman wawancara dan hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 1

dan 2).

2. Observasi

Dalam peneliti ini digunakan observasi non-partisipasi atau tidak berperan

serta dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh

objek penelitian. Peneliti dalam hal ini hanya bermain di luar sistem. Peneliti

Page 65: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxv

mengamati seluruh kegiatan dengan mencatat seluruh keterangan yang di dapat

selama observasi.

3. Analisis Dokumen

Dalam hal ini peneli mengumpulkan arsip-arsip dan dokumen-dokumen

yang relevan dengan masalah penelitian. Dokumen yang telah telah terkumpul

kemudian dipilah-pilah menjadi beberapa bagian, hal ini dilakukan untuk

menentukan data mana yang dapat dipakai dan data mana yang tidak dapat

dipakai. Peneliti ini memilih dokumen dalam beberapa bagian, meliputi:

a. Dokumen yang memuat dasar hukum tentang pengaturan keberadaan

pedagang kaki lima, yaitu peraturan Daerah Surakarta No 8 Tahun 1995

Tentang Penataan dan Pembinaan Terhadap Pedagang Kaki Lima dan Surat

Keputusan Walikotamadya Surakarta No 2 Tahun 2001 Tentang Penataan

dan Pembinaan Terhadap Pedagang Kaki Lima.

b. Dokumen yang memuat dasar pembentukan kantor pengelolaan pedagang

kaki lima, Surat Keputusan Walikota Surakarta No 14 Tahun 2001 Tentang

Pedoman dan Uraian Tugas Kantor Pengelolaan Pedagang Kaki Lima.

c. Peraturan Daerah Surakarta No 6 Tahun 2001 Tentang Struktur Organisasi

dan Tata Kerja Perangkat Pemerintah Kota Surakarta.

d. Peraturan Daerah Surakarta No 12 Tahun 2001 Tentang Retribusi

Pemakaian Kekayaan Daerah.

F. Validitas Data

Data yang digali, dikumpulkan dalam kegiatan penelitian, harus

diusahakan kemantapan kebenarannya, sehingga memperoleh data yang valid.

Ada beberapa cara untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh. Sutopo

H. B (2002: 77) mengungkapkan ada tiga macam utama, yaitu:

1. Trianggulasi, merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomologi yang bersifat multiperspektif, artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu pandang.

2. Informan Review, yaitu laporan penelitian direview oleh informan (key informan) untuk mengetahui apakah yang ditulis merupakan suatu yang dapat disetujui mereka.

Page 66: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxvi

Dalam penelitian ini digunakan metode trianggulasi data, dan Informan

Review .Trianggulasi data menurut Moleong (2001: 174) adalah ”teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfatkan sesuatu yang lain dari luar data

itu”. Ada beberapa macam trianggulasi, seperti yang dikemukakan Patton yang

dikutip H.B Sutopo (2002: 77), bahwa ada empat macam teknik trianggulasi

yaitu” (1) Trianggulasi data (data trianggulation); (2) Trianggulasi peneliti

(investigator trianggulation); (3) Trianggulasi metodologis (methodologis

trianggulation); (4) Trianggulation teoritis (teoritica trianggulation). (Adapun

trianggulasi data dapat dilihat pada lampiran 3).

Jadi untuk menguji keabsahan data yang terkumpul peneliti mengambil

data yang sama dari sumber yang berbeda, dalam pelaksanaannya peneliti

mewancarai instansi-instansi yang terkait dengan pelaksanaan relokasi pedagang

kaki lima di taman Monumen Banjarsari dan Kadipolo jalan Dr. Radjiman yaitu

Dinas Pengelola Pedagang Kaki Lima dan Dinas Pengelola Pasar selain itu

peneliti juga mencari data dilapangan dengan melakukan wawancara dengan

pedagang kaki lima selaku pelaku relokasi, Selain itu juga diperoleh sumber data

dari lokasi penelitian yaitu Banjarsari, Notoharjo, peristiwa penyuluhan dari

Pemerintah Surakarta tehadap pedagang kaki lima tentang relokasi dan dokumen

yang memuat peraturan tentang pedagang kaki lima yaitu Perda No 8 Tahun 1995

Tentang Penataan dan Pembinaan Terhadap Pedagang Kaki lima. Disamping itu

uji keabsahan data juga dilakukan dengan informan review. Dalam hal laporan

penelitian ini direview oleh pedagang kaki lima Notoharjo, ketua Pembina

Pedagang Kaki Lima Bambang Santoso Wiyono, S.H, MM, kasi Pembinaan

pedagang Kaki Lima Arif Darmawan, S.sos, kasi Penertiban Dwi Susetyo, S.sos,

Staff Dinas Pengelola pasar Satria Teguh Santosa.

G. Analisa Data

Sutopo H.B (2002:91) berpendapat bahwa “dalam proses analisis data

terdapat 4 komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif.

Page 67: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxvii

Empat komponen utama itu adalah : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3)

sajian data, (4) penarikan kesimpulan / verifikasi “.

1. Pengumpulan Data

Merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat

yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara dan dokumen. Data

yang diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan

analisis agar data menjadi teratur.

2. Reduksi Data

Menurut H.B Sutopo (2002 : 92) berpendapat bahwa “Reduksi data adalah

bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,

membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa

sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan”.

3. Sajian Data

Merupakan rakitan organisasi informasi yang memungkinkan riset dapat

dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambaran atau skema, jaringan kerja

kegiatan dan tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah

pemahaman informasi.

4. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Kesimpulan akhir diperoleh bukan hanya sampai pada akhir pengumpulan

data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan

melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan yang diambil lebih kuat

dan bisa dipertanggungjawabkan.

Page 68: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxviii

Berdasarkan model analisa tersebut, apabila digambarkan adalah sebagai

berikut :

Gambar 1. Model Analisis Interaktif (Sutopo, H.B 2002 : 96)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah penelitian dari awal

hingga akhir sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap ini terbagi dalam enam kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Menyusun rencana penelitian

b. Memilih lapangan penelitian

c. Mengurus perijinan

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan

e. Menyiapkan perlengkapan penelitian

f. Memilih dan memanfaatkan informan

2. Tahap Pengumpulan Data

a. Memahami latar belakang penelitian dan persiapan

b. Memasuki lapangan

c. Berperan serta dalam mengumpulkan data dari informan

d. Mencari informasi melalui pengamatan praktek di lapangan

2 Reduksi data

1 Pengumpulan data

4 Verifikasi / pengambilan

kesimpulan

3 Sajian Data

Page 69: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxix

3. Tahap Analisis Data

Tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan yang berupa mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengorganisasikan

data.Kemudian setelah itu data yang sudah terkumpul, maka data tersebut akan

dianalisis untuk mengetahui permasalahan ynag diteliti sehingga dapat ditemukan

tema dan dirumuskan dugaan sementara ataupun adanya temuan studi.

4. Tahap Penulisan Laporan

Setelah tahap penganalisaan data, maka langkah yang akan dilakukan

selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti kemudian

hasil dari penelitian tersebut nantinya akan ditulis dalam bentuk laporan.

Page 70: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxx

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografi

Monumen 45 Banjarsari atau lebih terkenal dengan sebutan Monjari

merupakan salah satu Monumen yang bersejarah di Kota Surakarta. Monumen 45

Banjarsari sendiri terletak di wilayah kecamatan Banjarsari yang memiliki batas-

batas wilayah:

a. Sebelah Utara : Berbatasan kecamatan Laweyan

b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kecamatan Jebres

c. Sebelah Selatan :Berbatasan dengan kecamatan Karanganyar dan

Boyolali

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan kecamatan Boyolali.

Luas wilayah Banjarsari adalah 14,81 km2 terlelak pada ketinggian 92

meter diatas permukaan laut dengan iklim dan suhu ± 26°C. Menurut sensus

penduduk jumlah penduduk Banjarsari adalah 137161 dengan rincian penduduk

perempuan 69346 ribu jiwa dan penduduk laki-laki 67815 ribu jiwa. (Sumber

Pusat Statistik Kota Surakarta Tahun 2007).

Kadipolo (jalan Dr. Rajiman ) Laweyan merupakan kelurahan diantara

kelurahan yang ada di kecamatan Laweyan yang memiliki batas-batas wilayah:

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan kecamatan Banjarsari

b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kecamatan Sukoharjo

c. Sebelah Selatan :Berbatasan dengan kecamatan Serengan

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan kecamatan Serengan

Luas wilayah Laweyan adalah 8,64 Ha terletak pada ketinggian 92

meter diatas permukaan laut dan merupakan daratan dengan tingkat kelembapan

sedang. Jumlah penduduk Laweyan adalah 10897 ribu jiwa yang terdiri dari

55792 ribu jiwa penduduk perempuan 54165 ribu jiwa penduduk laki-laki.

(Sumber Pusat Statistik Surakarta 2007).

49

Page 71: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxi

Pasar Klitikan Semanggi (Notoharjo) merupakan salah satu kelurahan

yang ada di wilayah kecamatan Pasar kliwon yang memiliki batas-batas wilayah:

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan kecamatan Banjarsari dan

kecamatan Jebres

b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo

c. Sebelah Selatan :Berbatasan dengan kecamatan Serengan dan

Kabupaten Sukoharjo

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan kecamatan serengan dan

kecamatan Banjarsari.

Luas wilayah kecamatan Pasar Kliwon adalah 4,82 Ha terletak pada

ketinggian 92 meter diatas permukaan laut dan merupakan dataran dengan tingkat

kelembapan sedang dan memiliki iklim panas dengan suhu maksimum ± 32 °C

dan suhu minimum ± 24,2 °C.

Menurut sensus penduduk jumlah penduduk kecamatan Pasar Kliwon

asdalah 87.508 ribu jiwa yang terdiri dari 42.986 ribu penduduk laki-laki dan

44.612 ribu jiwa penduduk perempuan. (Sumber : Pusat Statistik Kota Surakarta

2007).

2. Keadaan Sektor Informal

Keberadaan pedagang kaki lima di Monumen Banjarsari, Kadipolo

(Laweyan) dan Semanggi (Pasar Kliwon) yang dipinggirkan sangatlah mudah

untuk ditelusuri. Karena teramat mudah bahkan begitu mudahnya hampir tidak

ada satu pun celah gang atau trotoar di kota ini yang terlewatkan akan keberadaan

pedagang kaki lima. Jumlah pedagang tiap tahun mengalami kenaikan di

kecamatan Banjarsari sendiri tahun 2006 jumlah PKL 2526 dan di kecamatan

pasar Kliwon 937 sedangkan di kecamatan Laweyan 919. (Wawancara dengan

Bapak Arif Darmawan, 13 Maret 2008). Hal ini menandakan jumlah pedagang

kaki lima semakin hari jumlahnya kian bertambah banyak bukannya menyusut,

yang melatarbelakanginya karena lapangan usaha ini tidak memerlukan modal

yang besar, keterampilan yang tinggi, relatif mudah dilakukan oleh berbagai

kelompok masyarakat, tidak menuntut pendidikan minimum tertentu. Untuk dapat

Page 72: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxii

bekerja sebagai pedagang kaki lima yang dibutuhkan adalah daya tahan dan

semangat.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa di Kota Surakarta

pertumbuhan pedagang kaki lima mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan

sulitnya mencari pekerjaan di sektor formal yang mensyaratkan keahlian dan

pendidikan tertentu. (wawancara dengan pedagang 13 April 2008).

Sumber : Kantor Pengelola Pedagang Kaki Lima.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Faktor-Faktor Yang melatarbelakangi Relokasi Pedagang Kaki Lima

Berdasarkan Perda Kota Surakarta No. 12 Tahun 2001 Tentang

Penataan dan Pembinaan Pedagang kaki lima Pasal 4 ayat 2 bahwa ” Pemerintah

atau Walikota berwenang untuk menetapkan, memindahkan dan menghapus

lokasi pedagang kaki lima dengan memperhatikan kepentingan sosial, ekonomi,

ketertiban dan kebersihan lingkungan sekitarnya. Relokasi pedagang kaki lima

yaitu memindahkan pedagang yang semula berjualan di pinggir jalan, trotoar, dan

taman yang merupakan lokasi terlarang untuk berdagang ke lokasi resmi yang

telah ditentukan oleh pemerintah kota atas dasar estetika atau ekonomis. Faktor-

faktor yang melatarbelakangi relokasi pedagang kaki lima adalah sebagai berikut:

a. Jumlah pedagang kaki lima banyak

Jumlah pedagang kaki lima kian hari bertambah banyak sehingga

menimbulkan permasalahan yaitu kemacetan lalu lintas, rusaknya lingkungan,

ketidaknyamanan dan sebagainya sehingga untuk mengatasi hal ini

pemerintah mengeluarkan kebijakan relokasi yaitu memindahkan pedagang

yang semula berjualan di Monumen Banjarsari ke Notoharjo. (Wawancara

dengan bapak Arif Darmawan 13 Maret 2008). (Adapun denah los pasar

Notoharjo dapat dilihat dalam lampiran 4). Senada yang dikemukakan oleh

Bapak Bambang Santoso, jumlah pedagang kaki lima yang banyak dan

menempati areal lokasi yang terlarang sehingga menimbulkan dampak positif

dan negatif. Dampak positifnya adalah kegiatan ini memberikan kontribusi

yang besar dalam aktifitas ekonomi menyerap tenaga kerja dan mengurangi

Page 73: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxiii

pengangguran. Sedangkan dampak negatifnya adalah menimbulkan

permasalahan lingkungan, kemacetan lalu lintas. Sedangkan masyarakat

menilai bahwa tindakan pemerintah untuk merelokasi pedagang kaki lima

sudah benar karena jumlah pedagang kaki lima yang bertambah banyak

menimbulkan permasalahan, untuk itu dengan adanya kebijakan relokasi

maka hak-hak pengguna jalan dapat terlindungi (Wawancara dengan Ibu

Sumini 24 mei 2009). Selain itu untuk menciptakan keindahan dan ketertiban

Monjari di kota Surakarta diperlukan sikap tegas dari pemerintah untuk

menata (merelokasi) pedagang kaki lima yang jumlahnya semakin banyak.

(Wawancara dengan Ana, 24 Mei 2009). Akan tetapi menurut pedagang

jumlah pedagang di Monumen Banjarsari kian hari bertambah banyak

dikarenakan lokasi Monumen Banjarsari merupakan lokasi yang strategis

untuk berjualan selain itu adanya pedagang baru tidak dianggap saingan dan

warga sekitar daerah tersebut tidak ada yang mengeluh dengan keberadaan

pedagang disini sehingga kebijakan relokasi hanya upaya Pemerintah untuk

menjauhkan pembeli. (Wawancara dengan pedagang, 13 April 2008).

(Adapun denah Monumen banjarsari dapat dilihal dalam lampiran 5) Lokasi

Monjari yang strategis yang menjadikan pedagang semakin banyak berdagang

di daerah ini. (wawancara dengan pedagang, 13 April 2008). Berdasarkan

Perda No 8 Tahun 1995 Tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki

Lima maka pemerintah memiliki kewajiban melindungi dan memberikan

kesejahteraan terhadap pedagang kaki lima. Dan kebijakan relokasi

merupakan salah satu wujud perlindungan pemerintah terhadap pedagang kaki

lima. Perlindungan yang diinginkan pedagang kepada pemerintah yaitu

pedagang kaki lima sebagai sektor informal memperoleh pengakuan legalitas

usahanya dan pengakuan yang sama dan sejajar dengan pelaku ekonomi

lainnya. (Wawancara dengan pedagang 13 April 2008). (Adapun Perda No 8

Tahun 1995 Tentang Penataan dan Pembinaan Terhadap Pedagang Kaki Lima

dapat dilihat dalam lampiran 6). Perlindungan yaitu memberikan pengakuan

yang sah secara hukum sebagai pelaku ekonomi sedangkan kesejahteraan

yaitu penyediaan fasilitas pendukung terhadap pedagang kaki lima

Page 74: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxiv

supaya dapat mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan yang

berupa bantuan modal keuangan, manajemen usaha, kios dan sebagainya hal

ini sesuai dengan Peraturan Daerah No 8 tahun 1995 Tentang Penataan dan

Pembinaan Terhadap Pedagang Kaki Lima. (Wawancara dengan bapak Arif

Darmawan, 13 Maret 2008)

b. Menempati Lokasi yang dilarang sebagai areal dagang

Berdasarkan surat keputusan Walikota Surakarta No 1 2 Tahun 2001 Tentang

Penataan dan Pembinaa Pedagang Kaki lima pasal 2 ”Untuk menjaga

ketertiban, keamanan, dan kebersihan di kota Surakarta dilarang

menggunakan tempat-tempat umum atau fasilitas umum termasuk tanggul,

taman pahlawan, sekitar bangunan tempat ibadah sebagai kegiatan pedagang

kaki lima”. Monumen Banjarsari dan pinggir jalan di Kadipolo merupakan

tempat umum yang terlarang untuk berjualan, sehingga pedagang di lokasi

tersebut direlokasi ke lokasi resmi Notoharjo (wawancara dengan bapak Dwi

Susetyo, 13 Maret 2008). Sedangkan menurut pedagang kaki lima bahwa

sebenarnya pedagang kaki lima juga memahami apa yang mereka lakukan

tersebut melanggar dan mengganggu pengguna jalan karena berdagang di

lokasi yang terlarang untuk itu pemerintah merelokasi semua pedagang yang

menempati lokasi Monjari. (wawancara dengan pedagang, 13 April 2008).

Akan tetapi karena adanya tuntutan ekonomi sehingga pedagang kaki lima

dengan sengaja berjualan di pinggir jalan yang sebetulnya tidak diperbolehkan

untuk berjualan. (Wawancara dengan pedagang, 10 April 2008). Sedangkan

menurut masyarakat keberadaaan taman Moumen Banjarsari sebagai taman

bersantai warga Solo memang harus dijaga keindahannya untuk itu pedagang

yang menempati lokasi tersebut perlu diatur keberadaannya sehingga tidak

mengganggu kepentingan umum. (wawancara dengan Sari, 24 Mei 2009).

Sedangkan pedagang yang berjualan di pinggir jalan Dr. Radjiman

keberadaannnya juga sangat menggaggu pengguna jalan untuk itu tindakan

pemerintah merelokasi pedagang kaki lima adalah benar. (wawancara dengan

Retno, 24 2009).

Page 75: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxv

c. Adanya Potensi Ekonomi yang besar dari pedagang kaki lima sebagai

penyumbang PAD

Secara ekonomi keberadaan pedagang kaki lima mampu memberikan

sumbangan ke kas daerah melalui retribusi yang disetorkan, akan tetapi karena

keberadaan pedagang kaki lima menempati ruang-ruang publik yang

menimbulkan terganggunya kepentingan umum. Untuk itu pemerintah

melakukan penertiban dan penataan pedagang kaki lima tidak berbentuk

penggusuran akan tetapi direlokasi ke lokasi yang resmi. sehingga dengan

ditempatkan ke lokasi yang resmi akan lebih tertata dengan baik dan

memberikan potensi yang lebih yaitu kenaikan retribusi daerah terhadap

pendapatan asli daerah. (wawancara dengan bapak. Arif Darmawan, 13 Maret

2008). Sedangkan menurut pedagang keberadaan mereka di Monumen

Banjarsari memang tidak berijin akan tetapi tetap ditarik retribusi oleh

pemerintah karena pedagang sadar bahwa mereka menggunakan tanah

pemerintah yang sesuai dengan pasal 12 ayat (2) ”Retribusi pemakaian tanah

ditepi jalan yang dikuasai daerah untuk pedagang kaki lima harus dibayar

dimuka pada kas pemerintah daerah lewat dinas pengelolaan pasar, tanah

dipintu air Tirtonadi dibayar lewat dinas pekerjaan umum”, sehingga secara

langsung pedagang kaki lima juga memberikan kontribusi terhadap

pendapatan asli daerah kota Surakarta. Untuk itu pemerintah harus tetap

memperhatikan nasib pedagang dalam memberikan kebijakan. (Adapun Perda

No 12 Tahun 1998 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dapat

dilihat dalam lampiran 7).

d. Adanya lokasi resmi yang dapat digunakan untuk relokasi pedagang kaki lima

tersebut.

Adanya lokasi resmi yang memenuhi kriteria daya dukung lingkungan untuk

menampung pedagang kaki lima yang berupa, keindahan lingkungan, jumlah

pedagang yang dapat ditampung, peluang waktu berdagang yang tersedia

tanpa mengganggu lingkungan, jarak dari pasar dan tingkat pemakaian

fasilitas umum kota. (wawancara dengan bapak Arif Darmawan, 13 Maret

2008). Sedangkan menurut pedagang kaki lima, sebagai pedagang sebenarnya

Page 76: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxvi

mereka setuju untuk dipindahkan asalkan ada lokasi yang resmi dan strategis.

(Wawancara dengan pedagang 13 April 2008). Selain itu lokasi relokasi juga

harus dapat terjangkau pembeli dari segi aksesbilitas sehingga tidak

menurunkan pendapatan pedagang setelah direlokasi dan itu merupakan syarat

pedagang mau direlokasi. (Wawancara pedagang, 13 April 2008).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa faktor yang

melatarbelakangi pemerintah kota merelokasi pedagang kaki lima adalah karena

jumlah pedagang kaki lima yang kian hari bertambah banyak, yang menempati

lokasi terlarang sebagai areal dagang. Sehingga menimbulkan permasalahan, akan

tetapi memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah. Untuk itu pemerintah

memberikan solusi dengan merelokasi pedagang kaki lima sebagai perlindungan

akan keberadaan mereka.

2. Bentuk Sarana dan Fasilitas Usaha Yang Diberikan Pemerintah

Terhadap Pedagang Kaki Lima di Lokasi Resmi

Sarana usaha merupakan salah satu komponen terpenting dalam

pelaksanaan relokasi, karena tanpa adanya sarana usaha yang tersedia secara

memadai pedagang kaki lima tidak akan mau dipindahkan ke lokasi resmi yang di

sediakan oleh pemerintah karena mereka tidak memiliki modal untuk membuat

tempat berdagang di tempat yang baru. Sarana dan fasilitas usaha yang disediakan

oleh pemerintah di lokasi yang resmi terdiri dari

a. Bantuan modal kerja

Untuk memberikan kenyamanan kepada pedagang kaki lima mencari nafkah

maka pemerintah menyediakan sarana usaha yang memadai, salah satu

pemberian sarana usaha kepada pedagang kaki lima yaitu pemberian bantuan

kepada pedagang kaki lima yang berupa modal usaha supaya pedagang dapat

mengembangkan usahanya di lokasi yang resmi. Bantuan ini berupa uang

yang diberikan kepada pedagang kaki lima melalui koperasi yang ditunjuk.

Dengan pemberian bantuan modal kerja diharapkan pedagang kaki lima akan

berkembang dagangannya sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan

usahanya dan menjadi pengusaha formal. (wawancara dengan bapak. Arif

Darmawan, 13 Maret 2008). Bantuan modal kerja yang diberikan kepada

Page 77: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxvii

pedagang kaki lima merupakan bantuan resmi pemerintah yang tidak

memiliki bunga. (wawancara dengan bapak Dwi Susetyo, 13 Juni 2009).

Menurut pedagang untuk mengembangkan usahanya, pedagang yang relatif

hanya bermodalkan pas-pasan, alternatif untuk mencari pinjaman lewat bank

sulit dilakukan karena tidak adanya barang jaminan sedangkan untuk

meminjam koperasi bunganya besar untuk itu pemberian bantuan modal dari

pemerintah sangat membantu pedagang mengembangkan usahanya karena

syaratnya mudah dengan fotokopi KK, KTP, dan tidak memiliki bunga.

(Wawancara dengan pedagang 13 April 2009). Bantuan modal merupakan

salah satu fasilitas pendukung yang diberikan kepada pedagang sebagai

kompensasi kebijakan relokasi. (Wawancara pedagang, 13 April 2008). Sejak

menempati lokasi resmi di Notoharjo pedagang yang menempati lantai atas

rata-rata dikunjungi pembeli maksimal tiga kali dalam seminggu sehingga

pendapatan berkurang dan bantuan modal yang diberikan pemerintah sebesar

Rp 5.000.000,- sebagai pengembang usaha dirasa sangat membantu pedagang.

(Wawancara dengan pedagang, 13 April 2008).

Dari berbagai pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian

fasilitas usaha yang diberikan kepada pedagang kaki lima yang janjikan oleh

pemerintah sesuai dengan pasal 27 ayat 1 disebutkan bahwa untuk

kepentingan pengembangan usaha dan peningkatan kesejahteraan pedagang

kaki lima walikota/ kepala daerah berkewajiban untuk memberikan suatu

fasilitas dan penyuluhan kepada pedagang untuk mengembangkan usahanya.

b. Pinjaman Lunak

Setelah direlokasi ke lokasi yang resmi. Pemerintah kota Surakarta

memberikan pinjaman lunak kepada pedagang untuk mengembangkan

usahanya. Pinjaman ini diberikan kepada pedagang kaki lima melaui koperasi.

Bagi pemerintah tujuan pemberian pinjaman lunak ini merupakan salah satu

program pengentasan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Program

relokasi yang dicanangkan pemerintah terhadap pedagang kaki lima ke tempat

resmi dapat memberikan dampak yang baik bagi pedagang kaki lima melalui

penyediaan fasilitas yang baik sehingga pedagang kaki lima tidak merasa

Page 78: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxviii

dirugikan atas program penataan pedagang kaki lima. Yang dimaksud

pinjaman lunak yaitu pemberian bantuan kepada para pedagang kaki lima

yang berupa kredit usaha kepada pedagang kaki lima melalui koperasi yang

telah dibentuk atau ditunjuk yang bertujuan untuk memberdayakan pedagang

kaki lima melalui perkuatan permodalan koperasi sehingga pedagang dapat

memperluas jangkauan usahanya dan meningkatkan pendapatannnya.

(wawancara dengan bapak Dwi Susetyo, 13 Maret 2008). Pinjaman lunak

diberikan kepada pedagang kaki lima setelah usaha pedagang berkembang

menjadi usaha kecil dan menengah dengan persaratan telah memiliki SIUP

dan NPWP serta adanya jaminan. (wawancara dengan bapak. Arif Darmawan

13 Maret 2008). Pinjaman lunak yang dijanjikan pemerintah terhadap

pedagang sebagai fasilitas usaha belum terealisasi dengan baik yaitu ada yang

mendapat dan yang belum. (Wawancara dengan pedagang, 13 April 2009).

Pinjaman lunak yang dijanjikan pemerintah kepada kami belum diberikan.

(wawancara dengan pedagang, 13 April 2008). Pinjaman lunak merupakan

kredit usaha yang diberikan oleh pemerintah dengan syarat sudah memiliki,

NPWP, SIUP dan memiliki jaminan serta adanya pemberian bunga yang

ringan yaitu sekitar 1,2 %, sedangkan bantuan modal diberikan pemerintah

tanpa adanya bunga dan dengan syarat mudah yaitu dengan foto kopi KK,

KTP dan tidak adanya bunga.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian

fasilitas yang berupa pinjaman kredit lunak dan bantuan modal kerja yang

diberikan oleh pemerintah kepada pedagang sebagai penunjang supaya

pedagang dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengembangkan usahanya.

Akan tetapi pinjaman lunak yang dijanjikan pemerintah belum diberikan

secara sepenuhnya kepada pedagang karena ada pedagang yang belum

menerimanya.

c. Bantuan Bangunan kios (sarana usaha permanen)

Bantuan ini berupa bangunan yang dindingnya terbuat dari batu batako,

tembok yang dibangun diatas lahan. Sarana usaha ini dibangun untuk jangka

waktu yang lama dan diberikan secara cuma-cuma atau gratis. (Wawancara

Page 79: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxix

dengan bapak. Arif Darmawan, 13 Maret 2008). Sedangkan menurut

pedagang Bantuan kios yang diberikan oleh pemerintah kepada pedagang

merupakan fasilitas yang diberikan secara gratis. (Wawancara dengan

pedagang, 13 April 2008). Hal senada diungkapkan oleh Nuryati dan Sukidi

bahwa pemberian kios secara gratis merupakan salah satu kesepakatan yang

diberikan oleh pemerintah supaya pedagang mau direlokasi. (Wawancara

dengan pedagang, 13 April 2008).

d. Bantuan fasilitas saluran listrik dan air, WC umum, tempat sampah dan

lainnya yang bertujuan untuk supaya pedagang kaki lima dapat berjualan

dengan nyaman dan menjaga kebersihan dan keindahan tempat berdagang,

sehingga pembeli akan tertarik untuk membeli barang dagangan dari

pedagang kaki lima. Pembayaran fasilitas saluran listrik dan air dibebankan

kepada pedagang kaki lima melalui retribusi yang dibayarkan tiap harinya.

(Wawancara dengan bapak. Arif Darmawan 13 Maret 2008). Menurut

pedagang Fasilitas saluran listrik, WC umum, tempat sampah juga disediakan

oleh pemerintah untuk pedagang di lokasi resmi. (Wawancara dengan

pedagang, 13 Maret 2008). Fasilitas usaha yang berupa saluran listrik, WC

umum, tempat sampah diberikan kepada pedagang untuk menunjang

kelancaran relokasi sedangkan pembayaran listrik dibebankan kepada

pedagang. (Wawancara dengan pedagang, 13 Maret 2008).

e. Pemberian bantuan penyuluhan manajemen usaha kepada pedagang kaki lima

sehingga mereka akan lebih terampil dan kreatif dalam berdagang yang

berdampak pada peningkatan penjualan dagangannya dan melatih mereka

menjadi pengusaha formal. (wawancara dengan bapak Dwi Susetyo, 13 Maret

2008). Sedangkan menurut pedagang bantuan penyuluhan manajemen usaha

belum pernah diberikan oleh pemerintah. (Wawancara pedagang, 13 April

2008). Senada yang dikatakan oleh Sriyanti dan Sukirno bahwa pemerintah

tidak pernah memberikan pelatihan manajemen usaha kepada pedagang.

(Wawancara dengan pedagang, 13 April 2008).

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian sarana usaha

kepada pedagang kaki lima dimaksudkan untuk menunjang kelancaran program

Page 80: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxx

relokasi pedagang kaki lima dan memberikan kenyamanan berdagang kepada

pedagang kaki lima sehingga dapat meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima

itu sendiri. Akan tetapi kepedulian pemerintah terhadap pedagang dalam

meningkatkan keterampilan usaha kurang hal ini karena pemberian bantuan

pelatihan manajenen yang dijanjikan belum pernah dilaksanakan.

3. Hambatan-hambatan Dalam Relokasi dan Solusinya

Relokasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap pedagang kaki lima

selama ini memiliki banyak hambatan. Hambatan itu berupa penolakan sejumlah

pedagang kaki lima terhadap kebijakan relokasi dengan alasan lokasi yang

dijadikan relokasi tidak strategis yang berdampak pada ketakutan pedagang kaki

lima akan sepinya pembeli setelah direlokasi ketempat yang resmi. Pedagang

berpikir setelah dipindahkan ke lokasi yang resmi maka pelanggan yang dulu

sering membeli barang dagangannya itu akan tidak lagi membeli barang

dagangnnya karena lokasi yang jauh. (wawancara dengan pedagang, 13 April

2008). Tabel di bawah ini akan menunjukan sikap pedagang kaki lima terhadap

relokasi pedagang kaki lima.

Tabel 2. Sikap Pedagang Terhadap Kebijakan Relokasi

No Nama pedagang Jenis dagangan Sikap terhadap

relokasi

Tidak setuju Setuju

1 Nani Makanan √ −

2 Harti Makanan √ −

3 Sukino Alat motor √ −

4 Suyono Alat motor √ −

5 Ayu Pakaian − √

6 Prapti Casset/CD − √

7 Teguh Hand Phone √ −

8 Sabar Ban √ −

9 Joko Sutopo Casset/CD √ −

10 Slamet Helm − √

Page 81: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxxi

11 Erna Wati Pakaian − √

12 Sunarto Helm − √

13 Nuryanti Sandal /sepatu √ −

14 Sukidi Sandal /sepatu √ −

15 Budiarto Alat motor √ −

16 Puji Makanan √ −

17 Tariah Alat motor √ −

18 Supri Alat motor √ −

19 Sriyanti Makanan − √

20 Sukirno Helm − √

21 Hartati Helm − √

22 Waluyo Casset/CD − √

23 Endang Pakaian − √

24 Bambang Casset/CD √ −

25 Siti Makanan √ −

26 Nurida Makanan √ −

27 Mutmainah Makanan √ −

28 Anisa Makanan √ −

29 Tarnoto Casset/CD √ −

30 Sari Makanan √ −

Jumlah 30 66,66 % 33,33%

Sumber : Data Primer.

√ : Hasil positif

: Hasil negatif

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bagaimana sikap pedagang kaki

lima terhadap kebijakan relokasi yang didasarkan pada peraturan daerah No. 8

Tahun 1995 Tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima terhadap

pedagang kaki lima, dimana 66, 66 % pedagang tidak setuju/menolak adanya

relokasi. Sedangkan 33,33% seteju/menerima adanya relokasi.

Page 82: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxxii

Menurut Bapak Arif Darmawan sebagian besar pedagang kaki lima

menolak dipindahkan karena mereka takut setelah dipindahkan pedagang kaki

lima akan kehilangan pelanggan sehingga menurunkan pendapatan mereka.

Menurut salah satu pedagang mengatakan sejak direlokasi di belakang Monjari

volume penjualan dagangannya mengalami penurunan sekitar 50% karena sepinya

pembeli. Sedangkan menurut pedagang lain Lokasi yang tidak strategis untuk

dijadikan area berdagang sehingga menyebabkan pembeli enggan untuk untuk

membeli dagangannya. (Wawancara dengan pedagang 13 April 2008). Dalam

menyelesaikan masalah relokasi pedagang kaki lima seharusnya pemerintah tidak

hanya bergerak sendiri akan tetapi mengikutsertakan atau melibatkan pedagang

kaki lima sehingga tercipta kesepakatan dengan pedagang. Karena dengan

melibatkan pedagang maka pedagang merasa memiliki dan bertanggung jawab

tehadap kebijkan tersebut. Relokasi merupakan upaya yang dilematis bagi

pemerintah. Di satu sisi menginginkan agar kotanya bersih dan tertata rapi, akan

tetapi di sisi lain para pedagang kaki lima menginginkan tempat yang strategis

untuk memperoleh keuntungan yang besar. Apalagi tempat-tempat yang

ditawarkan sebagai pengganti tersebut sepi dari pengunjung. Lokasi yang

ditawarkan pemerintah kepada pedagang memang tidak terlalu strategis.

Relokasi pedagang kaki lima di Notoharjo, Monumen 45 Banjarsari

mengalami hambatan karena adanya perlawanan dari pedagang kaki lima yaitu

melalui demontrasi menolak relokasi ke lokasi yang resmi. Menurut Bapak Arif

Darmawan menyatakan Pedagang kaki lima di Notoharjo, Monument 45

Banjarsari menolak ketika kami mau merelokasi ke lokasi yang resmi dengan

berdemontrasi secara besar-besaran. Sedangkan menurut pedagang untuk

mempertahankan tempat berdagang supaya tidak direlokasi maka diperlukan

perlawanan dengan mendatangi pejabat melalui demo untuk menolak relokasi

(wawancara dengan pedagang 10 Maret 2008). Ada juga yang menyampaikan

keluhan kepada lembaga sosial masyarakat LESKAP untuk memperhatikan

nasibnya yaitu berdagang di lokasi semula karena tempatnya lebih ramai.

(Wawancara dengan pedagang 10 Maret 2008). Ada juga yang tidak

menyampaikan keluhan kepada LSM akan tetapi menyampaikan keluhan kepada

Page 83: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxxiii

paguyuban yang menaungi mereka misalkan paguyuban Masyarakat Mandiri dan

Roda 2. (wawancara dengan pedagang, 13 April 2008). Hal ini menandakan

bahwa pemerintah kurang matang dalam mengeluarkan konsep relokasi. Untuk itu

diperlukan kerja keras dan kerjasama unit kerja pemerintah kota Surakarta. Perlu

segera dibentuk perangkat hukum atau aturan daerah yang berisikan pengaturan

hak-hak pedagang kaki lima karena selama ini belum ada peraturan daerah yang

mengatur hak-hak pedagang, pemberian sanksi adminitrasi terhadap pedagang

kaki lima yang melanggar peraturan, serta pengaturan hubungan dan kepentingan

antara pedagang kaki lima, pemerintah kota Surakarta yang lebih akomodatif

untuk semua pihak. Untuk itu dibutuhkan langkah-langkah komprehensif untuk

mensukseskan relokasi yaitu sebelum mengeluarkan kebijakan relokasi terhadap

pedagang kaki lima dilakukan pendataan pedagang kaki lima meliputi jumlah,

jenis, karakteristik serta bentuk dan lebar bangunan pedagang kaki lima,

melakukan penyuluhan dan sosialisasi program kerja kantor pengelolaan

pedagang kaki lima, melibatkan pedagang kaki lima, masyarakat dalam pemberian

kebijakan serta pemberian sanksi yang tegas terhadap pedagang jika melanggar

kesepakatan.

Selain berdemontrasi pedagang kaki lima juga menolak adanya relokasi

dengan berdagang secara sembunyi-sembunyi ketika ada petugas berpatroli

pedagang kaki lima tidak menggelar dagangannya akan tetapi setelah petugas

pergi mereka berdagang kembali. (Wawancara dengan pedagang, 10 Maret

2008).

Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa demontrasi dan

berdagang secara sembunyi-sembunyi merupakan salah satu cara atau alternatif

bagi pedagang kaki lima untuk memperjuangkan kepentingannnya dan menolak

adanya relokasi, sifat perlawanan tanpa kekerasan ini dilakukan mengingat

melawan dengan kekerasan tidak mungkin dilakukan.

Untuk mengatasi lokasi yang tidak strategis pemerintah memberikan

solusi dengan cara mengenalkan lokasi tersebut melalui pemasangan rambu-

rambu lalu-lintas, RPPJ, petunjuk arah, baliho dan pengaturan trayek angkutan

sehingga masyarakat akan lebih mengenal lokasi tersebut, karena berdasarkan

Page 84: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxxiv

masukan dari pedagang kaki lima bahwa keengganan calon pembeli ke lokasi

tersebut disebabkan karena akses yang jauh, lokasi yang kurang dikenal dan

sebagainya. (Wawancara dengan Dwi Susetyo, 13 Maret).

Selain itu pemerintah juga menyelenggarakan berbagai event kesenian

dan perdagangan, bazar dan pameran dagang sebagai daya tarik pengunjung.

(Wawancara dengan Arif Darmawan, 13 Maret 2008).

Untuk mengatasi demontrasi pemerintah kota Surakarta melakukan

sosialisasi tentang aturan hukum dan melibatkan pedagang dalam membuat

keputusan, karena itu merupakan cara efektif untuk memberikan pengertian

kepada pedagang kaki lima supaya mereka mau dipindahkan ke lokasi yang resmi.

(Wawancara dengan bapak.Arif Darmawan, 13 Maret 2008). Sedangkan menurut

pedagang, selama ini aturan hukum memang ada akan tetapi belum mewakili

kepentingan pedagang untuk itu diperlukan perangkat hukum yang lebih

memperhatikan keberadaan pedagang sebagai bagian dari pelaku ekonomi.

(Wawancara dengan pedagang 10 maret 2008). Sebelum Perda itu jadi, tidak ada

sosialisasi kepada pedagang. Akan tetapi sosialisasi diberikan setelah Perda itu

jadi sehingga sebagai pedagang merasa perda tentang pedagang kaki lima belum

mewakili lepentingannya. (Wawancara dengan pedagang, 13 Maret 2008).

Pemerintah membuat perencanaan relokasi pedagang kaki lima maka pemerintah

perlu mensosialisasikan dan melibatkan pedagang kaki lima dalam menentukan

keputusan mengenai alasan, tujuan, bagaimana yang terjadi setelah mereka

direlokasi. Dengan pemberitahuan sebelumnya maka relokasi dapat berjalan

dengan baik tanpa adanya demontrasi. (wawancara dengan pedagang, 13 Maret

2008). Sebenarnya sudah ada pemberitahuan terhadap kami (pedagang) bahwa

pedagang akan direlokasi ke lokasi yang resmi supaya keberadaan pedagang dapat

tertata dengan baik akan tetapi karena tidak ada kesepakatan antara pedagang

dengan pemerintah tentang lokasi yang diinginkan dan sosialisasi yang kurang

sehingga pedagang melakukan demontrasi menolak relokasi. (Wawancara dengan

pedagang, 10 Maret 2008). Semua pedagang maunya berdagang di tempat semula

mereka jadikan tempat berjualan karena disini pembelinya banyak. Masalah

Page 85: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxxv

relokasi itu saya lihat dulu tempatnya strategis tidak karena bisa berdampak

penurunan omset penjualan (wawancara dengan pedagang, 10 Maret 2008).

Hal ini diperkuat pedagang di Kadipolo jalan Dr. Rajiman, keputusan

relokasi yang dilakukan pemerintah kurang mendapat respon yang baik dari

pedagang karena sebagai pedagang kami tidak diajak berunding untuk

menentukan lokasi relokasi dan dampak dari relokasi untuk itu pedagang tetap

berdagang di lokasi semula. (Wawancara dengan pedagang, 10 Maret 2008).

Kebijakan relokasi yang dikeluarkan oleh pemerintah ditentang oleh

pedagang akan tetapi setelah dilakukan perundingan dan tercapai kesepakatan

antara pedagang dengan pemerintah yaitu adanya pemberian kios secara gratis,

penghapusan retribusi selama 6 bulan, perhatian terhadap nasib pedagang setelah

direlokasi, dan pemberian fasilitas dan sarana pendukung relokasi berupa bantuan

modal, pinjaman lunak, saluran listrik, WC umum, pelatihan manajemen dan

sebagainya sehingga pedagang mau diajak bekerja sama untuk mensukseskan

relokasi . (Wawancara dengan bapak Arif Darmawan, 13 Maret 2008). Lebih baik

mengikuti kebijakan pemerintah dari pada berdemo terus setiap hari menolak

relokasi yang berakibat tidak adanya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. (Wawancara dengan pedagang, 10 Maret 2008). Berdasarkan

pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa relokasi pedagang kaki lima yang

dilakukan oleh pemerintah kota Surakarta dapat berjalan dengan baik manakala

disertai sosialisasi dan koalisi dengan pedagang kaki lima sendiri, karena alasan

pedagang kaki lima menolak tawaran relokasi yang diajukan, lebih banyak

dipengaruhi oleh ketidaktahuan para pedagang kaki lima akan potensi ekonomi

yang ada di daerah baru tersebut. Pedagang kaki lima cenderung hati-hati dan

curiga atas setiap tawaran relokasi pedagang kaki lima. Bagi pedagang kaki lima,

relokasi setengah hati yang dilakukan aparat, tidak ubahnya upaya untuk

menjauhkan pedagang kaki lima dari pembeli yang pada akhirnya dapat

membunuh kelangsungan usaha mereka. Untuk itu diperlukan kerja keras dari

perintah untuk mensosialisaikan mengenai mengapa mereka perlu dipindahkan

dan bagaimana nasib mereka setelah direlokasi.

Page 86: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxxvi

Berbicara tentang penataan (relokasi) pedagang kaki lima yang

digalakkan oleh pemerintah, secara langsung juga berbicara tentang perlawanan

yang dilakukan pedagang kaki lima sebagai reaksi atas penerapan kebijakan

penataan tersebut. Bagi pedagang kaki lima, proses perlawanan merupakan sebuah

proses reaksi atas aksi penataan. Sebaliknya, bagi pemerintah, penataan (relokasi)

juga sebagai reaksi atas mewabahnya pedagang kaki lima. Jumlah pedagang yang

bertambah tiap harinya dan menempati ruang-ruang publik yang mengganggu

kepentingan umum sehingga pemerintah diperlukan pengaturan untuk

menertibkannya.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kebijakan relokasi pedagang kaki lima

memiliki hambatan-hambatan untuk itu mengingat peran pedagang kaki lima yang

sangat besar sebagai penyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran, maka

perlu adanya konsep yang mampu menempatkan atau mengakomodasi keberadaan

pedagang kaki lima. Untuk mendukung terlaksananya relokasi pedagang kaki lima

Monjari dan Kadipolo pemerintah melakukan sosialisasi, pendataan, penyediaan

lokasi, pemberian fasilitas dan melibatkan pedagang kaki lima dalam setiap

keputusan sehingga pedagang kaki lima bertanggung jawab terhadap keputusan

tersebut. (wawancara dengan bapak Dwi Susetyo, 13 maret 2008).

Pedagang kaki lima dalam struktur ekonomi perlu mendapat ruang yang

jelas sehingga bisa diperhitungkan dalam proses pembuatan kebijakan. Kalau

secara sistematis pedagang kaki lima tidak diakui, maka keberadaannyapun tidak

akan pernah masuk dalam rumusan kebijakan. Dan sebaliknya karena pedagang

kaki lima masuk sebagai bagian dari sistem ekonomi maka keberadaannya harus

diperhatikan dalam proses pembuatan kebijakan.

Relokasi adalah hal yang menguntungkan untuk pedagang kaki lima

yaitu yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan pedagang kaki lima melalui

pemberian modal usaha, pinjaman lunak, pemberian pelatihan manajemen untuk

memudahkan pedagang mengelola dagangannya. Pinjaman lunak diberikan

kepada pedagang Notoharjo sebesar 5 juta melalui koperasi pasar sebagai

pengembang usaha pedagang kaki lima. Sedangkan untuk pemerintah adalah

terciptanya ketertiban, keindahah dan kebersihan kota. (wawancara dengan bapak

Page 87: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxxvii

Dwi Susetyo, 13 Maret 2008). Bantuan modal diberikan kepada kami sebagai

pedagang sebesar 5 juta untuk mengembangkan usaha. (Wawancara pedagang, 13

Maret 2008). Menurut masyarakat yaitu bapak Harno tindakan pemerintah

merelokasi pedagang kaki lima sudah benar karena akan terciptanya keindahan

dan ketertiban kota Surakarta. (Wawancara dengan Bapak. Harno 13 April 2009).

Untuk menciptakan kota yang tertata dengan baik perlu adanya ketegasan dari

pemerintah dalam menertibkan dan menata pedagang kaki lima. (Wawancara

dengan Ibu Lasmi, 13 April 2009). Penyediaan lokasi dan fasilitas terhadap

pedagang yang berupa kios, pinjaman modal diberikan dengan tujuan untuk

mensejahterakan pedagangan akan tetapi di lokasi resmi pendapatan pedagang

belum meningkat. (Wawancara dengan pedagang 10 maret 2008).

4. Kontribusi Pedagang Kaki Lima Monjari dan Kadipolo Tahun

Anggaran 2005-2006 (Debelum Direlokasi) dan Pedagang Kaki Lima

Pasar Notoharjo (Setelah Direlokasi )Tahun Anggaran 2006-2007

Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta

Keberhasilan penyelenggaraan pemerintah daerah tidak terlepas dari cukup

tidaknya kemampuan daerah dalam bidang keuangan, Karena pelaksanaan

pemerintahan Kota Surakarta dapat berjalan baik, efektif, efisien bila cukup

tersedianya sumber-sumber keuangan untuk melaksanakan fungsinya. Pendapatan

Asli Daerah merupakan bagian dari sumber pendapatan daerah yang sangat

penting yaitu sebagai sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan di daerah.

Komponen Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta adalah pajak

daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-

lain pendapatan yang sah. Pajak dan retribusi daerah merupakan komponen

penyumbang terbesar dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah dilihat dari

target dan realisasinya yang dicapai pos ini rata-rata diatas target yang ditetapkan.

Untuk mengetahui besarnya retribusi daerah dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3. Target dan Realisasi Retribusi Daerah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2005,2006,2007,2008.

No Tahun Target Realisasi

Page 88: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxxviii

1 2005 Rp. 28.652.693.200 Rp. 30.327.843.198

2 2006 Rp. 32.206.012.000 Rp. 31.738.906.507

3 2007 Rp. 33.969.651.000 Rp. 33.359.233.949

4 2008 Rp. 35.575.696.100 Rp. 39.447.439.832

Sumber : Dispenda Kota Surakarta.

Berdasar tabel diatas target dan realisasi retribusi diatas dapat diketahui

bahwa:

a. Pada tahun 2005 realisasi retribusi dapat melebihi dari yang ditargetkan

yaitu dari target yang sebesar Rp.28.652.693.200 realisasinya menjadi

Rp.30.327.843.198 sehingga dapat melebihi Rp.167.514.999. (Adapun

target dan realisasi retribusi Tahun Anggaran 2005 dapat dilihat pada

lampiran 8).

b. Pada tahun 2006 realisasi retribusi daerah tidak dapat melebihi dari yang

ditargetkan yaitu dari target yang sebesar Rp. 32.206.012.000 realisasinya

menjadi Rp. 31.738.906.507 sehingga berkurang Rp. 46.710.550. (Adapun

target dan realisasi retribusi Tahun Anggaran 2006 dapat dilihat pada

lampiran 9).

c. Pada tahun 2007 realisasi retribusi daerah tidak dapat melebihi dari yang

ditargetkan yaitu dari target yang sebesar Rp.33.969.651.000 realisasinya

menjadi Rp. 33.359.233.949 sehingga berkurang Rp.61.041.706. (Adapun

target dan realisasi retribusi Tahun Anggaran 2007 dapat dilihat pada

lampiran 10).

d. Pada tahun 2008 realisasi retribusi daerah dapat melebihi dari target yang

ditaegetkan yaitu dari target yang sebesar Rp.35.575.696.100 menjadi

Rp.39.447.439.832 sehingga dapat melebihi Rp.387.174.373. (Adapun

target dan realisasi retribusi Tahun Anggaran 2008 dapat dilihat pada

lampiran 11).

Hal ini membuktikan bahwa pos ini cukup menopang Pendapatan Asli

Daerah. Dari sektor retribusi pedagang kaki lima sendiri memberikan kontribusi

yang cukup besar terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta.

Page 89: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

lxxxix

ijin akan tetapi karena pedagang berjualan ditrotoar dan taman yang merupakan

tanah pemerintah untuk itu tetap ditarik retribusi. (wawancara dengan bapak Dwi

Susetyo 13 maret 2008).

Untuk mengetahui potensi retribusi pedagang kaki lima terhadap daya

dukung pendapatan asli daerah, dapat dilihat di bawah ini tabel kontribusi

pedagang kaki lima sebelum direlokasi dan sesudah direlokasi

Tabel 5. Kontribusi Pedagang Kaki Lima Monjari Terhadap Pendapatan Asli Kotamadya Surakarta Tahun 2005, 2006 (Sebelum direlokasi)

No Tahun Jumlah PKL Nama Daerah Kontribusi PKL Kontribusi %

1 2005 780 Monjari Rp 44.530.000 1,2%

2 2006 989 Monjari Rp 72.197.000 1,4 %

Sumber: Kantor Pengelola Pedagang Kaki Lima 2005,2006.

Berdasarkan tabel diatas kontribusi pedagang kaki lima Monjari terhadap

pendapatan asli daerah kotamadya Surakarta sebelum adanya relokasi dapat

diketahui bahwa:

a. Pada tahun 2005 dengan jumlah pedagang 780 kontribusi pedagang kaki lima

di Monjari terhadap pendapatan asli daerah Surakarta sebesar RP. 44.530.000

atau sekitar 1,2 %.

b. Pada Tahun 2006 dengan jumlah pedagang 989 kontribusi pedagang kaki

lima di Monjari terhadap pendapatan asli daerah Surakarta sebesar Rp.

72.197.000 atau sekitar 1,4 %. Dari gambaran tersebut dapat diketahui

kenaikan kontribusi di Monjari dari tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar Rp.

20.667.000 atau 0,2 %.

Untuk lebih memperjelas keterangan tabel di atas dapat dilihat dalam

grafik di bawah ini:

Page 90: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xc

020000000400000006000000080000000

Kontribusi PKL

780 989

Jumlah PKL

Grafik Kontribusi PKL Monjari Terhadap PAD Tahun 2005-2006

2005

2006

Gambar 2. Grafik Kontribusi PKL Monjari Terhadap PAD Surakarta

Tabel 6. Kontribusi Pedagang Kaki Lima Kadipolo Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kotamadya Surakarta Tahun 2005, 2006(Sebelum Direlokasi)

No Thn Daerah Jumlah PKL Kontribusi PKL Kontribusi %

1 2005 Kadipolo 36 Rp 2.628.000 0,07 %

2 2006 Kadipolo 133 Rp 9.709.000 0,19 %

Sumber. Kantor Pengelolaan Pedagang Kaki Lima 2005,2006

Berdasarkan tabel diatas kontribusi pedagang kaki lima Kadipolo terhadap

pendapatan asli daerah kotamadya Surakarta sebelum adanya relokasi dapat

diketahui bahwa:

a. Pada tahun 2005 dengan jumlah pedagang 36 kontribusi pedagang kaki lima di

Monjari terhadap pendapatan asli daerah Surakarta sebesar RP.2.628.000 atau

sekitar 0,07 %.

b. Pada Tahun 2006 dengan jumlah pedagang 989 kontribusi pedagang kaki lima

di Kadipolo terhadap pendapatan asli daerah Surakarta sebesar Rp. 9.709.000

atau sekitar 0,19 %. Dari gambaran tersebut dapat diketahui kenaikan

kontribusi di Kadipolo dari tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar Rp. 7.081.000

atau 0,12 %.

Page 91: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xci

Untuk lebih memperjelas keterangan tabel di atas dapat dilihat dalam

grafik di bawah ini:

02000000400000060000008000000

10000000

Kontribusi PKL

36 133

Jumlah PKL

Grafik Kontribusi PKL Kadipolo Terhadap PAD Surakarta Tahun 2005-2006

2005

2006

Gambar 3. Grafik kontribusi PKL Kadipolo Terhadap PAD Surakarta

Tabel 7. Kontribusi Pedagang Kaki Lima Pasar Notoharjo Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kotamadya Surakarta 2007,2008 (Setelah

direlokasi/penggabungan PKl Monjari dengan PKL Kadipolo)

No Tahun Nama Daerah Jumlah PKL Kontribusi PKL Kontribusi %

1 2006 Notoharjo 913 Rp. 81.906.000 0,26 %

2 2007 Notoharjo 989 Rp.408.798.000 7%

3 2008 Notoharjo 1133 Rp 519.806.000 69 %

Sumber. Kantor Pengelola Pedagang Kaki Lima 2007,2008

Berdasarkan tabel diatas kontribusi pedagang kaki lima pasar Notoharjo

terhadap pendapatan asli daerah kotamadya Surakarta setelah adanya relokasi

dapat diketahui bahwa:

a. Pada tahun 2006 dengan jumlah pedagang 913 kontribusi pedagang kaki lima

di pasar Notoharjo terhadap pendapatan asli daerah Surakarta sebesar Rp.

81.906.000 atau sekitar 0,26 %

b. Pada tahun 2007 dengan jumlah pedagang 989 kontribusi pedagang kaki lima

di pasar Notoharjo terhadap pendapatan asli daerah Surakarta sebesar Rp

408.792.000 atau sekitar 7 %. Dari gambaran tersebut dapat dikethui kenaikan

kontribusi pedagang kaki lima dari tahun 2006 ke 2007sebesar Rp.326.886.000

atau sekitar 6.74 %

c. Pada Tahun 2008 dengan jumlah pedagang 989 kontribusi pedagang kaki lima

di pasar Notoharjo terhadap pendapatan asli daerah Surakarta sebesar Rp.

Page 92: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xcii

519.806.000 atau sekitar 69 %. Dari gambaran tersebut dapat diketahui kenaikan

kontribusi di Pasar Notoharjo dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar Rp

111.014.000 atau 62 %.

Untuk lebih memperjelas keterangan tabel di atas dapat dilihat dalam

grafik di bawah ini:

0

200000000

400000000

600000000

Kontribusi PKL

913 989 1133

Jumlah PKL

Grafik Kontribusi PKL Pasar Notoharjo Terhadap PAD Surakarta

2006

2007

2008

.

Gambar 4. Grafik Kontribusi PKL Pasar Notoharjo Terhadap PAD Surakarta

Adanya potensi ekonomi dari pedagang kaki lima terhadap pendapatan asli

daerah Surakarta sehingga pemerintah merelokasi pedagang kaki lima Moumen

Banjarsari dan Kadipolo ke Notoharjo.

Kenaikan kontribusi yang cukup signifikan tahun 2008 terjadi karena

pada tahun 2007 selama 6 bulan retribusi tidak dipungut sebagai bagian dari

kesepakatan relokasi dan adanya penambahan jumlah pedagang dari Kadipolo

serta kenaikan tarif retribusi. (wawancara dengan Bapak Teguh Staff Keuangan

Dinas Pengelola Pasar, 14 Maret 2008). Berikut ini mengenai prosentase retribusi

pedagang kaki lima Monjari terhadap pendapatan asli daerah Surakarta.

a) Kontribusi retribusi pedagang kaki lima Monjari terhadap pendapatan asli

daerah Surakarta tahun anggaran 2005

100DaerahAsliPendapatan

PKLRetribusi´

1,2%1009.346373.595.78 Rp

44.530.000 Rp=´

b) Kontribusi retribusi pedagang kaki lima Kadipolo terhadap pendapatan asli

daerah Surakarta tahun anggaran 2005

Page 93: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xciii

100DaerahAsliPendapatan

PKLRetribusi´ %

0,7%1009.346373.595.78 Rp

2.628.000 Rp=´

c) Kontribusi retribusi pedagang kaki lima Monjari terhadap pendapatan asli

daerah Surakarta tahun anggaran 2006

100DaerahAsliPendapatan

PKLRetribusi´

% 1,41002.870510.767.19 Rp

72.197.000 Rp=´

d) Kontribusi retribusi pedagang kaki lima Kadipolo terhadap pendapatan asli

daerah Surakarta tahun anggaran 2006

100DaerahAsliPendapatan

PKLRetribusi´

% 0,191002510.767.19 Rp

9.709.000 Rp=´

e) Kontribusi retribusi pedagang kaki lima setelah direlokasi terhadap

pendapatan asli daerah Surakarta tahun anggaran 2007

100DaerahAsliPendapatan

PKLRetribusi´

% 71000.735601.429.87 Rp

0408.792.00 Rp=´

f) Kontribusi retribusi pedagang kaki lima setelah direlokasi terhadap

pendapatan asli daerah Surakarta tahun anggaran 2008.

100DaerahAsliPendapatan

PKLRetribusi´

% 691001.957751.267.16 Rp

0519.806.00 Rp=´

Dari perhitungan kontribusi retribusi pedagang kaki lima terhadap

pendapatan asli daerah kota Surakarta diatas dapat diketahui bahwa pendapatan

retribusi pedagang kaki lima di Monjari tahun anggaran 2005 dan 2006 adalah

Page 94: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xciv

1,2% dan 1,4% sedangkan retribusi pedagang kaki lima kadipolo adalah sebesar

0,07 % dan 0,19 %. Setelah direlokasi ke Notoharjo retribusi pedagang kaki lima

tahun 2007 dan tahun 2008 adalah sebesar 7 % dan 69 %.

Pendapatan asli daerah dari sektor retribusi masih dapat ditingkatkan yaitu

dengan menaikkan besarnya pungutan retribusi dan Kenaikan tarif retribusi

dilakukan setelah adanya observasi terhadap pedagang. (wawancara bapak Agung

Haris P Staff Dipenda, 14 Maret 2008). Besarnya tarif retribusi pedagang kaki

lima sendiri sebelum direlokasi dan sesudah direlokasi berbeda. Sebelum adanya

relokasi besarnya tarif retribusi sebesar Rp 200 untuk luas kios 0-3 m2, Rp 400

untuk luas 4-6 m2 dan Rp 600 untuk luas tanah > 6 m2. (Wawancara Arif

Darmawan, 13 Maret 2008). Setelah adanya relokasi besarnya tarif retribusi

ditentukan berdasarkan golongan kios dan pemakaian fasilitas pemerintah

misalkan fasilitas listrik. (wawancara dengan Bapak Teguh Staff Keuangan Dinas

Pengelola Pasar, 14 Maret 2008).

Pemungutan retribusi pedagang kaki lima di kota Surakarta merupakan

suatu kegiatan pelayanan kepada masyarakat umum atas pemakaian kekayaan

daerah yaitu pihak pedagang kaki lima yang menjadi subjek retribusi. Sedangkan

pemerintah daerah kota Surakarta dalam hal ini Dinas Pengelola Pasar memiliki

tugas, kewajiban, dan tanggung jawab secara terpadu menangani pengelolaan

retribusi pedagang kaki lima. Retribusi pedagang kaki lima merupakan salah satu

pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang

secara khusus disediakan oleh pemerintah daerah kepada pedagang kaki lima..

C. Temuan Studi

Penelitian ini menemukan beberapa hal penting sesuai dengan penelitian

yang telah peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi relokasi pedagang kaki lima adalah

karena jumlah pedagang kaki lima banyak dan keberadaannya merupakan

problem sosial kota yang mengganggu pengguna fasilitas umum,

menimbulkan kemacetan lalu lintas tetapi di lain pihak kegiatan pedagang

kaki lima tersebut memberikan kontribusi yang besar dalam aktifitas ekonomi

Page 95: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xcv

dan kesejahteraan masyarakat ekonomi lemah, adanya lokasi resmi yang

dijadikan tempat relokasi pedagang kaki lima dari lokasi sebelumnya.

2. Bentuk sarana dan fasilitas yang diberikan pemerintah terhadap pedagang

kaki lima yaitu bantuan modal kerja sebagai pengembang usaha setelah

direlokasi. Pinjaman lunak yang pemberiannya disalurkan melalui koperasi

yang ditunjuk sebagai program pengentasan kemiskinan, bantuan kios yang

berupa bangunan sebagai tempat berjualan, fasilitas saluran listrik, MCK

untuk memberikan kenyamanan dan kebersihan kepada pedagang dan

pembeli, sedangkan pemberian bantuan penyuluhan manajemen usaha

sehingga pedagang kaki lima akan lebih kreatif dan inovatif dan Pinjaman

lunak yang pemberiannya disalurkan melalui koperasi yang ditunjuk sebagai

program pengentasan kemiskinan,dalam mengembangkan usahanya belum

terealisasi dengan baik.

3. Hambatan dalam relokasi pedagang kaki lima yaitu berupa penolakan

sejumlah pedagang kaki lima terhadap relokasi sebesar 66,66 %dengan alasan

lokasi yang kurang strategis melalui demontrasi selain itu berdagang secara

sembunyi-sembunyi juga dilakukan oleh pedagang kaki lima untuk

menghindari petugas memindahkan pedagang ke lokasi resmi dan kurangnya

sosialisasi dari pemerintah tentang tujuan, alasan, mengapa pedagang kaki

lima dipindahkan ke lokasi resmi serta meminta dukungan dari lembaga

sosial masyarakat untuk ikut serta mendukung penyampaian aspirasi kepada

pemerintah. Untuk mengatasi penolakan relokasi karena lokasi yang tidak

strategis pemerintah memberikan solusi dengan cara memasang rambu-rambu

lalu lintas, RPPJ, petunjuk arah baliho dan pengaturan trayek angkutan serta

menyelenggarakan event kesenian perdagangan dan pameran dagang

sedangkan Solusi lainnya yaitu pemerintah melakukan sosialisasi peraturan

daerah tentang pedagang kaki lima kepada pedagang kaki lima dari door to

door dan koalisi dengan pedagang kaki lima itu sendiri dengan cara

melibatkan pedagang kaki lima dalam setiap pembuatan keputusan yang

mengatur keberadaan pedagang kaki lima serta penegakan hukum terhadap

Page 96: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xcvi

pedagang kaki lima yang bandel dengan cara pemberian sanksi yang tegas

kepada setiap pelanggaran yang dilakukan pedagang kaki lima.

4. Retribusi pedagang kaki lima memberikan kontribusi yang kecil dalam

membentuk pendapatan asli daerah. Hal ini dapat ditunjukan dengan

prosentase retribusi pedagang kaki lima terhadap pendapatan daerah di kota

Surakarta periode tahun anggaran 2005, 2006 ,2007 ,2008 sebagai berikut:

a. Prosentase kontribusi retribusi pedagang kaki lima Monjari dan Kadipolo

jalan. Dr. Rajiman terhadap pendapatan asli daerah untuk tahun anggaran

2005 adalah sebesar 1,2 % dengan jumlah PKL 780 dan 0,07 % dengan

jumlah PKL 36.

b. Prosentase kontribusi retribusi pedagang kaki lima di Monjari dan

kadipolo jalan.Dr. Rajiman terhadap pendapatan asli daerah kota

Surakarta untuk tahun anggaran 2006 adalah sebesar 1,4 % dengan

jumlah PKL 989 dan 0,19 %. Dengan jumlah PKL 133.

c. Prosentase kontribusi retribusi pedagang kaki lima di Notoharjo terhadap

pendapatan asli daerah untuk tahun anggaran 2007 adalah sebesar 7 %

dengan jumlah PKL 989.

d. Prosentase kontribusi retribusi pedagang kali lima di Notoharjo untuk

tahun anggaran 2008 adalah sebesar 69 % dengan jumlah PKL 1123.

Namun jika dilihat dari segi penerimaan retribusi pedagang kaki lima

ternyata mengalami kenaikan yaitu pendapatan retribusi pedagang Monjari

tahun anggaran 2005 sebesar Rp.44.530.000,- sedangkan retribusi pedagang

kaki lima Kadipolo di Jalan. Dr. Rajiman sebesar Rp. 2.628.000,- sedangkan

tahun anggaran 2006 retribusi pedagang kaki lima Monjari sebesar Rp.

72.197.000 dan Kadipolo di Jalan Dr. Rajiman sebesar Rp.9.709.000,- .

Setelah direlokasi retribusi pedagang kaki lima tahun anggaran 2007 sebesar

Rp. 408.792.000 sedangkan tahun 2008 sebesar Rp. 519.806.000,-. Dari

tahun 2005-2006 retribusi Monjari mengalami kenaikan Rp. 27.6667.000,-

sedangkan retribusi Kadipolo jalan Dr. Rajiman Rp.7.081.000, Sedangkan

tahun 2007-2008 retribusi pedagang kaki lima mengalami kenaikan

Rp.111.014.000,-

Page 97: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xcvii

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi relokasi pedagang kaki lima adalah

Jumlah pedagang kaki lima banyak yang secara ekonomi memiliki peran

sebagai penyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan pemberian

potensi kas kepada daerah melalui retribusi serta adanya lokasi resmi yang

dijadikan tempat relokasi pedagang kaki lima dari lokasi sebelumnya.

2. Sarana dan fasilitas yang diberikan pemerintah terhadap pedagang kaki lima

yang berupa kios, bantuan modal, saluran listrik, tempat sampah sudah

diberikan sedangkan bantuan pinjaman lunak dan manajemen usaha belum

terealisasi.

3. Hambatan dalam relokasi pedagang kaki lima yaitu berupa penolakan

sejumlah pedagang kaki lima terhadap relokasi sebesar 66,66 % dengan

alasan lokasi yang kurang strategis melalui demontrasi. Selain itu berdagang

secara sembunyi-sembunyi juga dilakukan oleh pedagang kaki lima untuk

menghindari petugas memindahkan pedagang ke lokasi resmi dan

kurangnya sosialisasi dari pemerintah tentang tujuan, alasan, mengapa

pedagang kaki lima dipindahkan ke lokasi resmi serta meminta dukungan

dari lembaga sosial masyarakat untuk ikut serta mendukung penyampaian

aspirasi kepada pemerintah. Sedangkan yang menerima relokasi 33,33 %.

Untuk mengatasi penolakan relokasi karena lokasi yang tidak strategis

pemerintah memberikan solusi dengan cara memasang rambu-rambu lalu

lintas, RPPJ, petunjuk arah baliho dan pengaturan trayek angkutan serta

menyelenggarakan event kesenian perdagangan dan pameran dagang.

Sedangkan solusi lainnya yaitu pemerintah melakukan sosialisasi peraturan

daerah tentang pedagang kaki lima kepada pedagang dari door to door dan

koalisi dengan pedagang kaki lima itu sendiri dengan cara melibatkan

76

Page 98: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xcviii

pedagang kaki lima dalam setiap pembuatan keputusan yang mengatur

keberadaan pedagang kaki lima serta penegakan hukum terhadap pedagang

kaki lima yang bandel dengan cara pemberian sanksi yang tegas kepada

setiap pelanggaran yang dilakukan pedagang kaki lima.

4. Retribusi pedagang kaki lima memberikan kontribusi yang kecil dalam

membentuk pendapatan asli daerah. Hal ini dapat ditunjukan dengan

prosentase retribusi pedagang kaki lima terhadap pendapatan daerah di kota

Surakarta periode tahun anggaran 2005,2006,2007,2008 sebagai berikut:

a. Prosentase kontribusi retribusi pedagang kaki lima Monjari dan

Kadipolo jalan. Dr. Rajiman terhadap pendapatan asli daerah untuk

tahun anggaran 2005 adalah sebesar 1,2 % dengan jumlah pedagang

kaki lima 780 dan 0,07 % dengan jumlah pedagang kaki lima 36.

b. Prosentase kontribusi retribusi pedagang kaki lima di Monjari dan

Kadipolo jalan.Dr. Rajiman terhadap pendapatan asli daerah kota

surakarta untuk tahun anggaran 2006 adalah sebesar 1,4 % dengan

jumlah pedagang kaki lima 989 dan 0,19 %. Dengan jumlah pedagang

kaki lima 133.

c. Prosentase kontribusi retribusi pedagang kaki lima di Notoharjo

terhadap pendapatan asli daerah untuk tahun anggaran 2007 adalah

sebesar 7 %. Dengan jumlah pedagang kaki lima 989.

d. Prosentase kontribusi retribusi pedaang kali lima untuk tahun anggaran

2008 adalah sebesar 69 % jumlah pedagang kaki lima 1122.

Namun jika dilihat dari segi penerimaan retribusi pedagang kaki lima

ternyata mengalami kenaikan yaitu pendapatan retribusi pedagang Monjari

tahun anggaran 2005 sebesar Rp.44.530.000,- sedangkan retribusi pedagang

kaki lima Kadipolo di Jalan. Dr. Rajiman sebesar Rp. 2.628.000,- sedangkan

tahun anggaran 2006 retribusi pedagang kaki lima Monjari sebesar Rp.

72.197.000 dan Kadipolo di Jalan Dr. Rajiman sebesar Rp.9.709.000,- .

Setelah direlokasi retribusi pedagang kaki lima tahun anggaran 2007 sebesar

Rp. 408.792.000 sedangkan tahun 2008 sebesar Rp. 519.806.000,-. Dari

tahun 2005-2006 retribusi Monjari mengalami kenaikan Rp. 27.6667.000,-

Page 99: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

xcix

sedangkan retribusi Kadipolo Jalan Dr. Rajiman Rp.7.081.000, Sedangkan

tahun 2007-2008 retribusi pedagang kaki lima mengalami kenaikan

Rp.111.014.000.

B. Implikasi

Berdasar pada kesimpulan hasil penelitian diatas maka implikasi dari

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Karena Faktor-faktor yang melatarbelakangi relokasi pedagang kaki lima

adalah Jumlah pedagang kaki lima banyak yang secara ekonomi memiliki

peran menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran dan pemberian

potensi penyerapan kas kepada daerah melalui retribusi serta adanya lokasi

resmi yang dijadikan tempat relokasi pedagang kaki lima dari lokasi

sebelumnya. Secara ekonomi pedagang kaki lima memiliki peran dan

masuk sebagai bagian dari sistem ekonomi untuk itu relokasi terhadap

pedagang kaki lima, maka sangat bijak dalam melibatkan pedagang kaki

lima. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan perlu diterapkannya

nilai-nilai pancasila sehingga pedagang dapat menjadi warga negara yang

berperilaku sesuai dengan aturan yang ada.

2. Karena fasilitas yang diberikan oleh pemerintah bertujuan untuk

memberikan kesejahteraan terhadap pedagang kaki lima maka diperlukan

perhatian pemerintah terhadap sektor informal yang berupa jaminan usaha

dan dukungan modal maupun kebijakan yang mempermudah usaha

pedagang kaki lima secara optimal. Menurut teori pendidikan

kewarganegaraan masalah ini menyangkut kesejahteraan masyarakat untuk

itu diperlukan usaha pemerintah untuk memberikan pemenuhan hak-hak

ekonomi warga negara.

3. Karena relokasi pedagang kaki lima memiliki hambatan untuk itu maka,

pemerintah perlu menampung, melibatkan dan menindak lanjuti seluruh

keluhan pedagang kaki lima sehingga pedagang aki lima merasa memiliki

dan bertanggung jawab atas kebijakan tersebut sehingga tidak ada alasan

lagi bagi pedagang kaki lima untuk mengingkari peraturan yang telah

Page 100: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

c

dibuatnya sendiri. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan hal tersebut

termasuk dalam pembangunan ekonomi dimana untuk mengatasi masalah

ini diperlukan kerja sama atas dasar kekeluargaan.

4. Karena Retribusi pedagang kaki lima memberikan kontribusi yang kecil

dalam membentuk pendapatan asli daerah Kotamadya Surakarta, maka

diperlukan kerja sama antara pedagang kaki lima dengan pemerintah dalam

rangka pengelolaan potensi dan perkembangan pedagang kaki lima di kota

Surakarta dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat guna

mewujudkan penguatan ekonomi daerah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang peneliti ajukan serta pengalaman peneliti

selama mengadakan penelitian di lokasi atau lapangan, maka dapatlah penelitian

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Agar menjamurnya keberadaan pedagang kaki lima tidak menimbulkan

problem bagi pemerintah hendaknya kebijakan pemerintah kota Surakarta

melindungi pedagang kaki lima melalui penyelesaian kemanusian dan

memberikan penilaian positif terhadap kehadiran pedagang kaki lima di kota

Surakarta sebagai pembuka lapangan kerja dan penyerap pengangguran.

2. Kepada pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk memberikan fasilitas

yang menunjang bagi pedagang kaki lima untuk mengembangkan usaha dan

meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima.

3. Agar kebijakan pemerintah dalam merelokasi pedagang kaki lima dapat

berjalan sesuai rencana maka perlu adanya sosialisasi peraturan daerah dan

keterlibatan pedagang dalam penentuan kebijakan.

4. Agar retribusi pedagang kaki lima dapat memberikan kontribusi terhadap

peningkatan pendapatan asli daerah Surakarta, untuk itu diperlukan kerja

sama antara pedagang kaki lima dengan pemerintah kota Surakarta, dan

pengelolaan secara profesional akan keberadaan pedagang kaki lima di kota

Surakarta.

Page 101: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

ci

Page 102: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cii

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana. 2006. Marginalisasi Sektor Informal Perkotaan. Surabaya: ITS press Argyo Demartoto. 2002. Karakteristik Pedagang Kaki Lima Kotamadya

Surakarta. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press BPS, 2007. Jumlah Rakyat Miskin di Indonesia. http://groups.google.co.id,

Diakses 13 April 2007 Chris Manning dan Tadjuddin Noer Efendi. 1991. Urbanisasi dan Sektor Informal

Di Kota. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Damayanti, 2007. Pengertian Relokasi, http://bandung.hartage.co.id, Diakses 13

Maret 2007 Dedi Supriadi Bratakusumah dan Dadang Solohin. 2002. Otonomi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama

Depdiknas. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesai. Jakarta: Balai Pustaka. Edi Suryanto HP. 2006.Implementasi kebijakan Pemerintah Kota Surakarta

Dalam Penataan Pedagang Kaki Lima Menurut Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun !995. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

E. M. Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.

Yogyakarta : Difa Publiser Jefta Leibo. 2004. Problem Perkotaan dan Konflik Sosial. Yogyakarta:

INPEDHAM John, M. E, Chols dan Hasan Shadaly. 2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia-

Bahasa Inggris. Jakarta : Gramedia John Wiley. 2008. Definition Of Hawker .http://en.wikipedia.org/wiki/hawker 10

Juli 2009 Josef Riwu Kaho. 1988. Mekanisme Pengontrolan Dalam Hubungan Pemerintah

Pusat Dan Daerah. Jakarta : Bina Aksara Kamala Candra Kirana dan Isono Sadoko. 1994. Dinamika Ekonomi Informal Di

Jakarta. Jakarta : Universitas Indonesia Press

Page 103: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

ciii

Lexy. J Moleong.2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Kanisius Paulus Harianto, M.T. 2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta: PT. Bumi

Aksara. Riant Nugroho D. 2000. Otonomi Daerah Desentralisasi Tanpa Revolusi. Jakarta

: PT. Elex Media Komundo Gramedia Rozali Abdullah. 2002. Pelaksanaan Otonomi Luas dan Isu Federalisme Sebagai

Suatu Alternatif . Jakarta : Raja Grafindo Persada Saroni Asikin, 2007. Pemindahan Pedagang Kaki Lima Nyaris Ribut,

http://www.solopos.co.id, Diakses 28 April 2007 Subagyo, 2007. Relokasi Yang Menguntungkan Pedagang, http://www.

pontianakpost.com, Diakses 18 Maret 2007 Sukawi, 2006. PKl, Cermin Ketidakadilan Sektor Informal,

http://www.kompas.com, Diakses 11 Juni 2007 Suryanto, 2007. Pedagang Kaki Lima Antara Tata Kota Dan Niaga,

http://bimaconsept.wordpres.Diakses 2 Desember 2007 Sutopo, H.B 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret Surakarta Press Tony Robbins. 2007. Hawker Engineering.http://www.flaststrat.state.ri.us/bfs-

glosafi. 10 Juli 2009

Page 104: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

civ

PEDOMAN WAWANCARA

Bagi Dinas Pedagang Kaki Lima

A. Daftar pertanyaan untuk Kasi Penertiban Dinas Pengelola Pedagang Kaki

Lima

1. Dasar hukum apa yang melatarbelakangi pendirian Dinas Pedagang Kaki

lima?

2. Apakah fungsi dan tugas Dinas Pengelolaan Pedagang Kaki Lima?

3. Apakah yang menjadi kewenangan Dinas Pengelolaan Pedagang Kaki

Lima?

4. Apakah yang melatarbelakangi Dinas Pengelola Pedagang Kaki lima

membuat kebijakan relokasi terhadap pedagang kaki lima?

5. Adakah faktor pendukung dan penghambat relokasi pedagang kaki lima?

6. Apakah solusi yang dipakai pemerintah untuk mengatasi hambatan

relokasi?

7. Adakah permasalahan pedagang kaki lima sehingga perlu direlokasi?

8. Apakah yang menjadi dasar hukum yang mengatur keberadaan pedagang

kaki lima?

9. Apakah pedagang kaki lima mematuhi dasar hukum tersebut?

10. Adakah pemberian fasilitas terhadap pedagang kaki lima?

11. Apakah pedagang yang menempati lokasi yang tidak resmi dan tidak

memili ijin seperti Monjari dan Jalan Dr. Radjiman juga ditarik retribusi?

B. Daftar Pertanyaan Untuk Kasi Pembinaan PKL

1 Sejak kapan kantor Pengelola PKL berdiri ?

2 Bagaimana bentuk penanganan Kantor Pengelola PKL terhadap

pelanggaran PKL?

3 Apakah seluruh PKL mendapat sosialisasi atas kebijakan relokasi, dan

bagaimana sosialisasinya ?

4 Apakah ada upaya pembinaan dari kantor terhadap PKL?

Page 105: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cv

5 Program apa yang menurut kantor pengelola PKL berhasil, kapan program

tersebut dilaksanakan ?

6 Dalam hal apa saja KPPKL melibatkan komunitas PKL dalam proses

kebijakan ?

7 Fasilitas yang telah diberikan KPPKL terhadap PKL adalah ?

8 Adakah faktor pendukung dan penghambat relokasi pedagang kaki lima?

9 Apakah solusi yang dipakai pemerintah untuk mengatasi hambatan

relokasi?

C. Daftar untuk Kepala Pembina Dinas Kantor Pengelola Pedagang Kaki Lima

1. Apa dasar Dinas Pengelola Pedagang Kaki Lima mengeluarkan kebijakan

penataan terhadap pedagang kaki lima?

2. Apakah manfaat penataan pedagang kaki lima ?.

3. Apakah tujuan penataan pedagang kaki lima?

4. Apa latar belakang Dinas Pedagang Kaki Lima mengeluarkan program

penataan dan pembinaan pedagang kaki lima?

5. Program penataan apa yang rutin dilakukan oleh Dinas Pengelola

Pedagang Kaki Lima?

6. Apa dampak penataan pedagang kaki lima menurut Dinas pengelola

Pedagang Kaki Lima ?

D. Daftar pertanyaan Bagi Pedagang Kaki Lima

1. Sudah berapa lamakah anda menjadi pedagang kaki lima

2. Mengapa anda menjadi pedagang kaki lima?

3. Apakah pendapatan menjadi pedagang kaki lima dapat mencukupi

kebutuhan sehari-hari?

4. Sebagai pedagang kaki lima apakah selama ini anda pernah mendapat

tindakan tidak mennyenangkan dari pemerintah?

5. Apakah anda tahu kalau ada peraturan yang mengatur keberaan pedagang

kaki lima?

Page 106: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cvi

6. Setujukah anda dengan program relokasi yang dicanangkan oleh

pemerintah?

7. Setelah direlokasi ketempat baru apakah ada peningkatan pendapatan?

8. Adakah pemberian fasilitas dari pemerintah untuk anda, apa saja?

9. Berapa kali dalam satu hari dilakukan penarikan retribusi?

10. Apakah anda keberatan dengan besarnya retribusi yang ditarik oleh

pemerintah?

11. Apakah anda pernah mengalami keterlambatan dalam membayar retribusi?

12. Apakah sanksi yang diberikan oleh pemerintah?

E. Daftar Pertanyaan Bagi DIPENDA

1. Apakah yang menjadi kewenangan Dipenda?

2. Apakah selama ini pedagang memberikan kontribusi terhadap PAD?

3. Dinas apa saja yang berwenang memungut retrinusi pedagang kaki lima?

4. Bagaimana upaya DIPENDA untuk meningkatkan pendapatan dari sektor

retribusi pedagang kaiki lima?

5. Langka-langkah apakah yang ditempuh DIPENDA dalam menggali

Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi pedagang kaki lima?

F. Daftar Pertanyaan Bagi Dinas Pengelola Pasar

1. Apakah tugas dan fungsi Dinas Pengelola Pasar?

2. Bagaimana cara pemungutan retribusi yang dilakukan oleh Dinas

Pengelola Pasar?

3. Sejauh mana kontribusi pedagang kaki lima terhadap pendapatan asli

daerah?

4. Apa sajakah yang dilakukan oleh dinas pengelola pasar untuk

meningkatkan pendapatan? dan apakah peningkatan retribusi di Notoharjo

juga akibat kanaikan tarif retribusi ?

5. Adakah keterlambatan membayar retribusi dari pedagang kaki lima?

6. Adakah sangsi yang diberikan jika pedagang kaki lima terlambat

membayar retribusi?

Page 107: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cvii

7. Hambatan apa saja yang dihadapi oleh dinas pengelolaan pedagang kaki

lima dalam pemungutan retribusi terhadap pedagang kaki lima?

8. Dari penerimaan retribusi pedagang dialokasikan untuk apa saja?

G. A. Daftar Pertanyaan Untuk Masyarakat

1. Apakah anda mengetahui kepindahan pedagang kaki lima klitikan

Monumen Perjuangan Banjarsari/Dr. Radjiman ke Semanggi (Notoharjo)?

2. Bagaimana tanggapan anda terhadap relokasi yang dilaksanakan

Pemerintah Kota Surakarta?

3. Apakah anda terganggu dengan keberadaan mereka (pedagang kaki lima)

dahulu di Monjari/ Dr. Radjiman ?

4. Bagaimana pendapatan anda tentang pedagang kaki lima, khususnya di

kota Surakarta ?

Page 108: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cviii

PETIKAN HASIL WAWANCARA

Informan 1

Nama : Dwi Susetyo

Jabatan : Kasi Penertiban KPPKL

Loakasi : Kantor Pengelola Pedagang Kaki Lima

Waktu : 13 April 2008

Hasil wawancara dengan informan 1

Pertanyaan : Dasar hukum apa yang melatarbelakangi pendirian Dinas

Pedagang Kaki lima?

Jawab : Dasar Pemikiran terbentuknya kantor pengelolaan pedagang kaki

lima adalah semakin berkembangnya sektor informal di kota

surakarta dan berdasarkan UU NO 22 tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, pemerintah daerah memunyai kewenangan

untuk mengatur rumah tangganya sendiri, dalam rangka otonomi

daerah. Perkembangan sektor informal perlu dikemas kedepannnya

sehingga didirikan lembaga terkini daerah yaitu kantor pengelolaan

pedagang kaki lima. Tata kerjanya kantor bukan dinas. Dikatakan

kantor karena berangkat dari suatu organisasi dan bentuknya

adalah suatu organisasi dan bentuknya adalah satu kepala kantor,

satu kepala TU, dan tiga kepala seksi yaitu seksi pembinaan, seksi

penataan, seksi penertiban, sedangkan secara formal yang

mendasari pendirian kantor pengelolaan pedagang kaki lima yang

mempunyai kewenangan untuk melakukan penataan dan

penertiban pedagang kaki lima di Surakarta adalah peraturan

daerah Surakarta No 6 Tahun 2001 Tentang Struktur Organisasi

dan Tata Kerja Perangkat Pemkot Surakarta, Sedangkan pedoman

kerja kantor pengelolaan pedagang kaki lima dituangkan dalam

Surat Keputusan Walikota Surakarta No 41 Tahun 2001 Tentang

Pedoman Uraian Tugas Kantor Pengelolaan Pedagang Kaki Lima.

Pertanyaan : Apakah fungsi dan tugas Dinas Pengelolaan Pedagang Kaki

Lima?

Page 109: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cix

Jawab : Secara umum fungsi dari dinas pengelolaan pedagang kaki lima

adalah penyelenggara tata usaha, kantor, penyusunan rencana

program, pengendalian evaluasi dan pelaporan, pembinaan,

penataan, penertiban pedagang kaki lima, dan penyelenggaraan

penyuluhan pembinaan jabatan fungsional. Sedangkan tugas kantor

pengelolaan pedagang kaki lima adalah membantu pelaksanaan

tugas-tugas pemerintah kota Surakarta khususnya di bidang

pengelolaan pedagang kaki lima atau sektor informal

Pertanyaan : Apakah yang menjadi kewenangan Dinas Pengelolaan Pedagang

Kaki Lima?

Jawab : Kewenangan Dinas Pengelolaan pedagang kaki lima adalah

menyusun profil pedagang kaki lima kota Surakarta, merencanakan

dan membuat bentuk bangunan pedagang kaki lima sesuai dengan

kebutuhan pedagang kaki lima dengan mempertimbangkan fungsi

dan rencana umum tata ruang kota, membagi waktu usaha

pedagang kaki lima sehingga mudah dalam pengawasan dan

pengendaliannya, membuat aturan hukum yang dapat

mengakomodir antara kepentingan pedagang kaki lima dengan

kepentingan umum serta mengatur hak dan kewajiban pedagang

kaki lima dengan pemerintah kota, membuat kebijakan penataan

dan pembinaan dan penertiban pedagang kaki lima.

Pertanyaan: Apakah faktor-faktor yang melatarbelakangi Dinas Pengelola

Pedagang Kaki lima membuat kebijakan relokasi terhadap

pedagang kaki lima?

Jawaban : Bahwa pedagang kaki lima sebagai bagian dari sektor kegiatan

ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan

pendapatan masyarakat perlu dilindungi dibina dan dikembangkan

lebih efisien agar kehidupan para pedagang kaki lima semakin

sejahtera dan secara optimal dapat memberikan hasil guna dan daya

guna bagi perwujudan tujuan pembangunan kota Surakarta sebagai

bagian dari tujuan pembangunan nasional, Jumlah pedagang kaki

Page 110: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cx

lima banyak sehingga menimbulkan pemasalahan, menempati

lokasi yang dilarang sebagai areal dagang, adanya lokasi resmi yang

dijadikan relokasi yang memenuhi kriteria daya dukung lingkungan

yang berupa keindahan lingkungan, jumlah pedagang yang dapat

ditampung, peluang waktu berdagang yang tersedia tanpa

mengganggu lingkungan, jarak dari pasar dan tingkat pemakaian

fasilitas umum kota dan adanya potensi ekonomi.

Pertanyaan :Adakah faktor pendukung yang melatarbelakangi relokasi PKL dan

Faktor penghambat relokasi pedagang kaki lima?

Jawaban : Faktor pendukung adanya lokasi yang dijadikan relokasi pedagang

kaki lima, jumlah pedagang kaki lima yang besar disuatu wilayah

dan terdapat potensi ekonomi yang besar dan menempati lokasi yang

dilarang sebagai areal dagang seperti tertuang dalam Surat

Keputusan walitoka No 2 Tahun 2001 Tentang Penataan dan

Pembinaan Terhadap Pedagang Kaki Lima. Monumen Banjarsari

dan jalan Dr. Radjiman merupakan areal yang terlarang untuk

berjualan sehingga PKL di lokasi tersebut direlokasi. Sedangkan

faktor penghambat adalah penolakan pedagang kaki lima untuk

direlokasi melalui demontrasi, mencari dukungan LSM dan

mahasiswa, lokasi yang kurang strategis sehingga berimbas pada

menurunnya pendapatan pedagang, Berdagang secara sembunyi-

sembunyi, kurangnya sosialisasi.

Pertanyaan :Apakah solusi yang dipakai pemerintah untuk mengatasi hambatan

relokasi?

Jawaban : Untuk mengatasi demontrasi, pemerintah melakukan musyawarah

dan dialog dengan pedagang selama 46 kali dan melakukan

sosialisasi kepada pedagang mengapa mereka perlu dipindahkan dan

bagaimana nasib pedagang setelah direlokasi, melakukan pendataan

dan pemetaan mengenai potensi dan kendala relokasi pedagang kaki

lima, penyediaan lokasi dan pemberian fasilitas, untuk mengatasi

permasalahan lokasi yang tidak strategis pemerintah pemerintah

Page 111: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxi

memberikan solusi dengan cara mengenalkan lokasi tersebut melalui

pemasangan rambu-rambu lalu lintas, RPPJ, petunjuk arah, baliho

dan pengaturan trayek angkutan sehingga masyarakat akan lebih

mengenal lokasi tersebut karena berdasarkan masukan dari pedagang

kaki lima bahwa keengganan calon pembeli ke lokasi tersebut

disebabkan karena akses yang jauh, lokasi yang kurang dikenal.

Pertanyaan :Adakah permasalahan pedagang kaki lima sehingga perlu direlokasi?

Jawaban : Permasalahan yang ditimbulkan pedagang kaki lima yaitu penggunaan

fasilitas umum oleh pedagang sebagai areal berdagang, menjadikan

berubahnya fungsi fasilitas umum prasarana kota. Sehingga

menyebabkan benturan kepentingan antara warga masyarakat

pengguna fasilitas umum dengan pedagang kaki lima yang mendiami

tempat tersebut, benturan antara pedagang kaki lima dengan RUTK

pengguna lahan oleh pedagang kaki lima yang tidak sesuai dengan

RUTK, rusaknya kondisi lingkungan kota, kemacetan dan

kekumuhan akibat bentuk lokasi dan kegiatan pedagang kaki lima

yang tidak mengindahan peraturan yang ada.

Pertanyaan :Apakah yang menjadi dasar hukum yang mengatur keberadaan

pedagang kaki lima?

Jawaban : Yang menjadi dasar hukum pengaturan pedagang kaki lima adalah

peraturan daerah No 8 Tahun 1995 Tentang Penataan Pembinaan

Pedagang Kaki Lima dan Surat Keputusan Walikota N0 2 Tahun

2001 Tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima, bahwa

pedagang kaki lima sebagai bagian dari sektor kegiatan ekonomi

yang mampu berkorban menyerap tenaga kerja meningkatkan

pendapatan masyarakat maka perlu dilindungi dan dibina dan

dikembangkan lebih efisien supaya kehidupan para pedagang kaki

lima semakin sejahtera dan secara optimal dapat memberikan hasil

guna dan daya guna bagi perwujudan tujuan pembagunan kota

madya Surakarta sebagai bagian tujuan pembangunan nasional.

Pertanyaan: Apakah pedagang kaki lima mematuhi dasar hukum tersebut?

Page 112: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxii

Jawaban :Ada pedagang kaki lima yang mematuhi dan ada pedagang yang tidak

mematuhi

Pertanyaan :Adakah pemberian fasilitas terhadap pedagang kaki lima?

Jawaban :Pemberian fasilitas terhadap pedagang kaki lima berupa

a. Kios diberikan kepada pedagang kaki secara gratis

b. Pembangunan sarana MCK, pemberian saluran listrik dan air,

tempat sampah.

c. Pemberian bantuan modal kerja melalui koperasi yang yang telah

dibentuk sebesar lima juta rupiah tanpa adanya bunga dengan

syarat fotokopi KTP dan KK diberikan kepada pedagang

sebesar lima juta rupiah.

d. Pemberian bantuan manajemen usaha untuk mengembangkan

usaha dan memberikan keterampilan mengembangkan usaha

sehingga pedagang bisa menjadi pengusaha formal.

e. Pinjaman lunak yaitu pemberian bantuan kepada PKL yang

berupa kredit usaha melalui koperasi yang telah dibentuk yang

bertujuan memperdayakan PKL melalui perkuatan permodalan

koperasi sehingga dapat memperluas jangkauan usahanya dan

meningkatkan pendapatan. Dengan syarat bunga 1,2 % dan

syarat fotokopi KTPP dan KK, memiliki SIUP dan NPWP

Pertanyaan : Apakah pedagang yang menempati lokasi yang tidak resmi dan tidak

memili ijin seperti Monjari dan Jalan Dr. Radjiman juga ditarik

retribusi?

Jawaban : Pedagang di Monjari dan jalan. Dr. Radjiman memang tidak berijin

dan tidak resmi akan tetapi tetap ditarik retribusi karena pedagang

berjualan di trotoar dan taman yang merupakan tanah pemerintah

untuk itu tetap ditarik retribusi

Catatan Lapangan : Dinas Pengelola Pedagang Kaki Lima berperan untuk

menata dan menertibkan pedagang kaki lima yang berdagang di

lokasi terlarang. Salah satu bentuk penataan pemerintah terhadap

pedagang kaki lima adalah merelokasi pedagang kaki lima ke lokasi

Page 113: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxiii

resmi yang bertujuan untuk melindungi usaha pedagang kaki lima

dan mensejahterahkan pedagang kaki lima.

Refleksi : Responden baik, tegas, dan berwibawa, dapat menjawab pertanyaan

secara diplomatis.

Informan 2

Nama : Arif Darmawan

Jabanat :Kasi Pembinaan KPPKL

Lokasi : Kantor pengelola pedagang kaki lima

Hari dan Tanggal: 13 Maret 2008

Pertanyaan : Sejak kapan kantor Pengelola PKL berdiri ?

Jawaban : Kantor Pengelola PKL Kota Surakarta berdiri sejak dikeluarkannya

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 yang ditindaklanjuti dengan

Surat Keputusan Walikota Nomor 41 Tahun 2001 sebagai dasar

operasinya.

Pertanyaan Bagaimana bentuk penanganan Kantor Pengelola PKL terhadap

pelanggaran PKL?

Jawaban : Pembinaan, Teguran lisan, teguran Tertulis I, II, III, Koordinasi

dengan penegak Perda yaitu Kantor Satuan Polisi Pramong Praja.

Pertanyaan :Apakah seluruh PKL mendapat sosialisasi atas kebijakan relokasi,

dan bagaimana sosialisasinya ?

Jawaban : Sudah. Sosialisasinya dilakukan melalui door to door

Pertanyaan :Apakah ada upaya pembinaan dari kantor terhadap PKL?

Jawaban : Ada

Pertanyaan : Program apa yang menurut kantor pengelola PKL berhasil, kapan

program tersebut dilaksanakan ?

Jawaban : Penertiban PKL, jalan Jend. Sudirman tanggal 30 Juni 2003,

penertiban PKL buah di jalan Adi Sucipto 14 maret 2004, penataan

PKL jalan Slamet Riyadi 22 oktober 2003 dan sebagainya.

Page 114: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxiv

Pertanyaan :Dalam hal apa saja KPPKL melibatkan komunitas PKL dalam

proses kebijakan ?

Jawaban : Semua kebijakan pemerintah kota yang diperuntukan kepada pelaku

sektor Informal (PKL)

Pertanyaan :Fasilitas yang telah diberikan KPPKL terhadap PKL adalah ?

Jawaban : bantuan modal tanpa adanya bunga dan syarat mudah, pinjaman

lunak dengan syarat sudah memiliki SIUP fotokopi KTPP dan KK

dan bunga ringa yaitu 1,2 % melalui bantuan ini diharapkan

pedagang kaki lima dapat mengembangkan usahanya, kios sebagai

tempat berdagang yang bangunan dindingnya terbuat dari batu dan

diberikan secara gratis, bantuan shelter dan gerobag, bantuan saluran

listrik dan air yang pembayaran tagihannya di bayar pedagang

melalui retribusi tiap harinya, MCK, tempat sampah dan sebagainya.

Pertanyaan :Apakah faktor pendukung yang melatarbelakangi relokasi dan faktor

penghambat relokasi pedagang kaki lima?

Jawaban :Faktor pendukung adanya lokasi yang dijadikan relokasi yang

memiliki daya dukung lingkungan untuk menampung PKL yang

berupa keindahan lingkungan, jumlah pedagang yang ditampung,

peluang waktu berdagang yang tersedia tanpa mengganggu

lingkungan, jarak dari pasar dan tingkat pemakaian fasilitas umum

kota. Jumlah pedagang kaki lima yang besar di suatu wilayah

sehingga menimbulkan permasalahan yaitu kemacetan lalu lintas,

rusaknya lingkungan dan ketidaknyamanan serta terdapat potensi

ekonomi yang besar. Relokasi juga merupakan suatu perlindungan

terhadap pedagang kaki lima yaitu memberikan pengakuan yang

sama dan sejajar dengan pelaku ekonomi lainnya selain memberikan

kesejahteraan terhadap pedagang melalui pemberian fasilitas untuk

mengembangkan usahanya sesuai dengan Peraturan Daerah No 8

Tahun 1995 Tentang Penataan dan Pembinaan Terhadap Pedagang

kaki lima. Sedangkan faktor penghambat adalah penolakan pedagang

kaki lima untuk direlokasi melalui demontrasi, mencari dukungan

Page 115: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxv

LSM dan mahasiswa, lokasi yang kurang strategis sehingga berimbas

pada menurunnya pendapatan pedagang, berdagang secara

sembunyi-sembunyi.

Pertanyaan :Apakah solusi yang dipakai pemerintah untuk mengatasi hambatan

relokasi?

Jawaban : Untuk mengatasi demontrasi pemerintah melakukan musyawarah dan

dialog dengan pedagang selama 46 kali dan melakukan sosialisasi

tentang aturan hukum kepada pedagang dan mengapa mereka perlu

dipindahkan dan bagaimana nasib pedagang setelah direlokasi,

karena itu merupakan cara efektif untuk memberikan pengertian

kepada pedagang kaki lima supaya mereka mau dipindahkan,

melakukan pemetaan mengenai potensi dan kendala relokasi

pedagang kaki lima, untuk mengatasi permasalahan lokasi yang tidak

strategis pemerintah pemerintah memberikan solusi denga cara

mengenalkan lokasi tersebut melalui pemasangan rambu-rambu lalu

lintas, RPPJ, petunjuk arah, baliho dan pengaturan trayek angkutan

sehingga masyarakat akan lebih mengenal lokasi tersebut karena

berdasarkan masukan dari pedagang kaki lima bahwa keengganan

calon pembeli ke lokasi tersebut disebabkan karena akses yang jauh,

lokasi yang kurang dikenal.

Catatan Lapangan: Penegakan hukum akan dikenakan terhadap pedagang kaki

lima yang melanggar melalui pembinaan, teguran lisan dan teguran

tertulis I, II dan III, dan apabila pedagang tidak mengindahkan

teguran lisan dan tertulis kantor pengelola pedagang kaki lima

berkoordinasi dengan penegak Perda yaitu Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja.

Refleksi : Responden baik dan mendukung peneliti dalam melakukan penelitian

akan tetapi terkadang responden bingung dalam menjawab

pertanyaan peneliti.

Page 116: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxvi

Informan 3

Nama : Bambang Santosa Wiyono, SH, MM

Jabatan : Pembina Tingkat 1

Lokasi : Kantor Dinas Pengelola Pedagang Kaki Lima

Hari dan Tanggal: 13 Maret 2008

Hasil wawancara dengan informan 3

Pertanyaan : Apa dasar Dinas Pengelola Pedagang Kaki Lima mengeluarkan

kebijakan penataan terhadap pedagang kaki lima?

Jawaban : Banyaknya masukan SMS ke Walikota dan Wakil Walikota untuk

melakukan penataan pedagang kaki lima, merupakan tindak lanjut

penataan dan penertiban pedagang kaki lima di seluruh wilayah

kota, hasil penilaian Tim Adipura tingkat pusat mengenai

keberadaan pedagang kaki lima yang tidak tertata.

Pertanyaan :Apakah manfaat penataan pedagang kaki lima ?

Jawaban : Tertatanya pedagang kaki lima sesuai dengan kondisi lingkungan,

terciptanya ketertiban lingkungan, terciptanya kebersihan,

ketertiban, dan keindahan kota.

Pertanyaan :Apakah tujuan penataan pedagang kaki lima?

Jawaban : penataan pedagang kaki lima di wilayah kota Surakarta dapat meraih

Adipura dan Solo Berseri Kembali.

Pertanyaan :Apa latar belakang Dinas Pedagang Kaki Lima mengeluarkan

program penataan dan pembinaan pedagang kaki lima?

Jawaban : keberadaan pedagang kaki lima yang tidak sesuai dengan fungsi

Tata Ruang Kota, harmonisasi ruang dan keseimbangan hubungan

sosial terganggu, terjadinya ketidaklancaran lalu lintas, dan terjadi

penurunan kualitas lingkungan.

Pertanyaan :Program penataan apa yang rutin dilakukan oleh Dinas Pengelola

Pedagang Kaki Lima?

Jawaban : Penataaan dan pembinaan yang dilakukan secara door to door

maupun kelompok, penataan dan pembinaan meliputi fisik dan fisik,

Page 117: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxvii

pelaksanaan tugas khusus, monitoring dan pengawasan secara rutin

untuk menjamin peraturan ditaati oleh semua pihak.

Pertanyaa :Apa dampak penataan pedagang kaki lima menurut Dinas pengelola

Pedagang Kaki Lima ?

Jawaban : keberadaan pedagang kaki lima sesuai dengan tata ruamg kota,

kembalinya ruang publik dan fasilitas umum kota, harmonisasi ruang

dan keseimbangan hubungan sosial lancar, dan terjaganya kualitas

lingkungan, peningkatan status dan kehidupan pedagang kaki lima,

dan kepastian usaha pedagang kaki lima

Catatan Lapangan: Latar belakang Pemerintah Kota Surakarta menata

Pedagang kaki lima karena keberadaan pedagang kaki lima tidak

sesuai dengan fungsi tata ruang kota sehingga menyebabkan problem

kemacetan lalu lintas dan penurunan kualitas lingkungan.

Refleksi : Responden menjawab pertanyaan dengan tegas, diplomatis dan

mendukung peneliti dalam melakukan penelitian tentang relokasi

pedagang kaki lima.

Informan 4

.Nama : Sukino

Jawatan : Pedagang kaki lima

Lokasi : Pasar Notoharjo

Hari dan tanggal : 13 April 2008

Hasil wawancara dengan informan 4

Pertanyaan : Sudah Berapa lamakah anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban : Sudah lama mbak saya menjadi pedagang kaki lima, kira-kira sekitar

lima tahunan

Pertanyaan :Mengapa anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban :Karena sulit mencari pekerjaan di sektor formal yang membutuhkan

syarat-syarat khusus dan keterampilan tertentu.

Page 118: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxviii

Pertanyaan :Apakah pendapatan menjadi pedagang kaki lima dapat mencukupi

kebutuhan sehari-hari?

Jawaban : Alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari

Pertanyaan :Apakah anda tahu kalau ada peraturan yang mengatur keberadaan

pedagang kaki lima?

Jawaban : ya tentu tahu akan tetapi mencari uang lebih penting mbak untuk

membantu keluarga, untuk itu walaupun tempat kami dulu

merupakan daerah terlarang untuk berjualan akan tetapi jumlah

pedagang di Monjari semakain bertambah karena sebagaian

pedagang tidak mengindahkan Perda yang ada.

Pertanyaan: Sebagai pedagang kaki lima apakah selama ini anda pernah mendapat

tindakan tidak mennyenangkan dari pemerintah?

Jawaban :Pemerintah cuma memberikan surat teguran jika melanggar peraturan

Pertanyaan :Setujukah anda dengan program relokasi yang dicanangkan oleh

pemerintah?

Jawaban :Sebenarnya kami tidak setuju dengan relokasi yang dilakukan oleh

pemerintah karena lokasi relokasi itu tidak strategis makanya kami

pun berdemo unuk menolak relokasi. Akan tetapi apa mau dikata

kami kan orang kecil lebih baik ikut apa kata pemerintah dari pada

tidak berdagang mau dikasih makan apa keluarga kami, kalau

menentang kebijakan pemerintah terus.

Pertanyaan :Setelah direlokasi ketempat baru apakah ada peningkatan

pendapatan?

Jawaban: Pendapatan justru menurun setelah direlokasi ke tempat resmi kurang

lebih 50 %, karena jarangnya pembeli

Pertanyaan :Adakah pemberian fasilitas dari pemerintah untuk anda, apa saja?

Jawaban : Ada, kios, saluran listrik, tempat sampah, bantuan modal sebesar lima

juta rupiah dengan syarat memiliki KTP dan tidak adanya bunga,

MCK, pinjaman lunak dengan syarat telah memiliki SIUP, KTPP,

KK dan adanya jaminan dabn bunga sebesar 1,2 %

Pertanyaan :Berapa kali dalam satu hari dilakukan penarikan retribusi?

Page 119: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxix

Jawaban : dua kali dalam sehari

Pertanyaan :Apakah anda keberatan dengan besarnya retribusi yang ditarik oleh

pemerintah?

Jawaban: Sebenarnya keberatan karena kalau lagi sepi pengunjung saya merugi.

Pertanyaan:Apakah anda pernah mengalami keterlambatan dalam membayar

retribusi?

Jawaban : pernah

Pertanyaan :Adakah sanksi yang diberikan atas keterlambtan dalam membayar

retribusi?

Jawaban : sanksi yang diberikan cuma disuruh bayar dobel.

Catatan Lapangan : Pekerjaan sebagai pedagang kaki lima merupakan pekerjaan

alternatif karena susahnya mencari pekerjaan di sektor formal yang

membutuhkan keterampilan dan syarat. Hal ini berbeda dengan

pekerjaan sebagai pedagang yang dibutuhkan adalah semangat tidak

pantang menyerah

Refleksi : Responden menjawab pertanyaan dengan ramah, terbuka dan tidak

berbelit-belit.

Informan 5

Nama : Bambang

Jabatan : Pedagang kaki lima

Lokasi : Jalan Dr. Rajiman

Hari dan tanggal : 13 April 2008

Hasil wawancara dengan informan 5

Pertanyaan :Sudah Berapa lamakah anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban: Sudah lama mbak saya menjadi pedagang kaki lima, kira-kira sekitar

lima tahunan

Pertanyaan :Mengapa anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban :Karena sulit mencari pekerjaan di kota besar

Page 120: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxx

Pertanyaan :Apakah pendapatan menjadi pedagang kaki lima dapat mencukupi

kebutuhan sehari-hari?

Jawaban :Alhamdulillah sedikit tercukupi kebutuhan sehari-hari

Pertanyaan :Apakah anda tahu kalau ada peraturan yang mengatur keberadaan

pedagang kaki lima?

Jawaban : Tahu. Akan tetapi adanya tuntutan ekonomi sehingga pedagang tetap

berjualan di pinggir jalan walaupun daerah ini merupakan daerah

terlarang untuk berjualan.

Pertanyaan :Sebagai pedagang kaki lima apakah selama ini anda pernah mendapat

tindakan tidak menyenangkan dari pemerintah?

Jawaban : Pemerintah cuma memberikan surat teguran jika melanggar peraturan

Pertanyhaan: Setujukah anda dengan program relokasi yang dicanangkan oleh

pemerintah?

Jawaban: Sebenarnya saya tidak setuju dengan relokasi yang dilakukan oleh

pemerintah karena lokasi relokasi itu tidak strategis makanya kami

pun berdagang secara sembunyi-sembunyi di lokasi semula, karena

dilokasi semula tempatnya ramai pembeli. Akan tetapi apa mau dikata

kami kan orang kecil lebih baik ikut apa kata pemerintah dari pada

tidak berdagang, mau dikasih makan apa nanti keluarga kalau

menentang kebijakan pemerintah terus.

Pertanyaan :Setelah direlokasi ketempat baru apakah ada peningkatan

pendapatan?

Jawaban : Pendapatan justru menurun setelah direlokasi ke tempat resmi kurang

lebih 50 %, karena jarangnya pembeli mau membeli dagangan saya.

Pertanyaan :Adakah pemberian fasilitas dari pemerintah untuk anda, apa saja?

Jawaban : Ada, kios diberikan secara gratis, saluran listrik air dan tagihannya

dibayarkan kepada pedagang melalui retribusi, MCK, bantuan modal

tidak adanya bunga, pinjaman lunak bunga 1,2 %, syaratnya mudah

Pertanyaan :Berapa kali dalam satu hari dilakukan penarikan retribusi?

Jawaban : dua kali dalam sehari

Page 121: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxi

Pertanyaan :Apakah anda keberatan dengan besarnya retribusi yang ditarik oleh

pemerintah?

Jawaban : Sebenarnya keberatan karena kalau lagi sepi pengunjung saya merugi.

Pertanyaan :Apakah anda pernah mengalami keterlambatan dalam membayar

retribusi?

Jawaban : pernah

Pertanyaan :Adakah sanksi yang diberikan atas keterlambtan dalam membayar

retribusi?

Jawaban : Sanksi yang diberikan cuma disuruh bayar dobel

Catatan lapangan : Pedagang kaki lima tidak setuju dengan program relokasi

dikarenakan ketakutan pedagang akan sepinya pembeli setelah

direlokasi sehingga menurunkan pendapatan pedagang. Untuk itu

pedagang berjualan secara sembunyi-sembunyi di tempat semula.

Refleksi :Responden bersikap baik, memberikan kemudahan bagi peneliti untuk

memperoleh data dan menjawab pertanyaan secara diplomatis.

Informan 6

Nama : Nuryanti

Lokasi : Pasar Notoharjo

Jabatan : Pedagang kaki lima

Hari dan tanggal : 13 April 2008

Hasil wawancara dengan informan 6

Pertanyaan :Sudah berapa lamakah anda menjadi pedagang kaki lima

Jawaban :Sudah lama mbak saya menjadi pedagang kaki lima, kira-

kira sekitar lima tahunan

Pertanyaan :Mengapa anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban :Karena sulit mencari pekerjaan di kota besar

Pertanyaan :Apakah pendapatan menjadi pedagang kaki lima dapat mencukupi

kebutuhan sehari-hari?

Jawaban :Alhamdulillah sedikit tercukupi kebutuhan sehari-hari

Page 122: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxii

Pertanyaan :Sebagai pedagang kaki lima apakah selama ini anda pernah mendapat

tindakan tidak mennyenangkan dari pemerintah?

Jawaban: Pemerintah cuma memberikan surat teguran jika melanggar

peraturan

Pertanyaan :Apakah anda tahu kalau ada peraturan yang mengatur keberadaan

pedagang kaki lima?

Jawaban : Tahu mbak akan tetapi peraturan yang ada belum mewakili aspirasi

pedagang.

Pertanyaan :Setujukah anda dengan program relokasi yang dicanangkan oleh

pemerintah?

Jawaban : Sebenarnya saya tidak setuju dengan relokasi yang dilakukan oleh

pemerintah karena lokasi relokasi itu tidak strategis makanya kami

pun berdemo mendatangi pejabat unuk menolak relokasi. Akan tetapi

apa mau dikata kami kan orang kecil lebih baik ikut apa kata

pemerintah dari pada tidak berdagang mau dikasih makan apa nanti

keluarga kalau menentang kebijakan pemerintah terus

Pertanyaan :Setelah direlokasi ketempat baru apakah ada peningkatan

pendapatan?

Jawaban : Pendapatan justru menurun setelah direlokasi ke tempat resmi kurang

lebih 50 %, karena jarangnya pembeli mau membeli dagangan saya

Pertanyaan :Adakah pemberian fasilitas dari pemerintah untuk anda, apa saja?

Jawaban : Ada, kios diberikan secara gratis, saluran listrik dan MCK yang

pembayaran tagihannya dibebankan kepada saya tiap hari melaui

retribusi, pinjaman modal (sebesar sebesar 5 juta ), tempat sampah.

Pertanyaan :Berapa kali dalam satu hari dilakukan penarikan retribusi?

Jawab: dua kali, pagi dan sore

Pertanyaan :Apakah anda keberatan dengan besarnya retribusi yang ditarik oleh

pemerintah?

Jawaban : Keberatan karena menurut saya terlalu besar

Pertanyaan :Apakah anda pernah mengalami keterlambatan dalam membayar

retribusi?

Page 123: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxiii

Jawaban : pernah

Pertanyaan :Adakah sanksi yang diberikan atas keterlambatan dalam membayar

retribusi?

Jawaban :Tidak cuma disuruh bayar dobel

Catatan Lapngan : Program relokasi yang dilakukan pemerintah mengalami

hambatan yaitu berupa penolakan sejumlah pedagang kaki lima

terhadap relokasi melalui demontrasi mendatangi pejabat.

Refleksi : Responden menjawab pertanyaan dengan malu dan takut untuk

mengungkapkan mengenai keterpaksaan pedagang menyetujui akan

program relokasi.

Informan 7

Nama : Sukidi

Jabatan :Pedagang kaki lima

Lokasi : Jalan Dr. rajiman

Hari dan Tanggal: 13 April 2008

Hasil wawancara dengan informan 7

Pertanyann : Sudah berapa lamakah anda menjadi pedagang kaki lima

Jawaban : Sudah lama mbak sekitar empat tahunan

Pertanyann : Mengapa anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban : Untuk menghidupi keluarga

Pertanyann : Apakah pendapatan menjadi pedagang kaki lima dapat mencukupi

kebutuhan sehari-hari?

Jawaban :Ya alhamdulillah bisa membantu biaya makan sehari-hari

Pertanyann : Sebagai pedagang kaki lima apakah selama ini anda pernah

mendapat tindakan tidak menyenangkan dari pemerintah?

Jawaban :Tidak pernah cuma teguran lisan dan tertulis.

Pertanyaan: Apakah anda tahu kalau ada peraturan yang mengatur keberaan

pedagang kaki lima?

Page 124: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxiv

Jawaban : Tahu, akan tetapi peraturan daerah selama ini belum memberikan

perlindungan kepada pedagang untuk itu kami sering melanggarnya

dengan berjualan di lokasi terlarang.

Pertanyaan : Setujukah anda dengan program relokasi yang dicanangkan oleh

pemerintah?

Jawaban : Tidak setuju karena kurang sosialisasi dan lokasi tidak strategis

Pertanyaan :Setelah direlokasi ketempat baru apakah ada peningkatan

pendapatan?

Jawaban : Tidak, pendapatan disini cenderung menurun sekitar 50%

Pertanyaan: Adakah pemberian fasilitas dari pemerintah untuk anda, apa saja?

Jawaban : Ada, kios diberikan secara gratis, saluran listrik dan MCK, yang

pembayaran tagihannya dibayarkan tiap harinya melaui retribusi,

bantuan modal yang diberikan sebesar 5 juta dan tidak ada bunganya

dan syarat mudah, pinjaman lunak, tempat sampah.

Pertanyaan: Berapa kali dalam satu hari dilakukan penarikan retribusi?

Jawaban : Dua kali dalam sehari

Pertanyaan :Apakah anda keberatan dengan besarnya retribusi yang ditarik oleh

pemerintah?

Jawaban : Tidak

Pertanyaan :Apakah anda pernah mengalami keterlambatan dalam membayar

retribusi?

Jawaban : Pernah karena dagangan lagi sepi

Pertanyaan :Apakah sanksi yang diberikan oleh pemerintah?

Jawaban : Tidak cuma besok disuruh bayar dobel.

Catatan Lapangan : Pedagang sebenarnya tahu akan adanya peraturan daerah

yang mengatur keberadaannya, bahwa di tepi jalan dan taman

merupakan tempat terlarang. Akan tetapi karena peraturan daerah

selama ini belum memberikan perlindungan bagi pedagang maka

pedagang sering melanggarnya.

Page 125: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxv

Refleksi : Responden dalam menjawab peretanyaan peneliti bersikap hati-hati

untuk mengungkapkan bahwa peraturan daerah tentang pedagang

kaki lima belum melindungi keberadaan PKL

Informan 8

Nama : Sriyanti

Jabatan : Pedagang kaki lima

Lokasi : Pasar Notoharjo

Hari dan Tanggal: 13 April 2008

Hasil wawancara dengan informan 7

Pertanyaan : Sudah berapa lamakah anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban : Sudah sekitar lima tahunan

Pertanyaan : Mengapa anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban : karena sulit mencari pekerjaan di sektor formal

Pertanyaan : Apakah pendapatan menjadi pedagang kaki lima dapat mencukupi

kebutuhan sehari-hari?

Jawaban : Tidak

Pertanyaan : Sebagai pedagang kaki lima apakah selama ini anda pernah

mendapat tindakan tidak menyenangkan dari pemerintah?

Jawaban : Tidak pernah

Pertanyaan : Apakah anda tahu kalau ada peraturan yang mengatur keberadaan

pedagang kaki lima?

Jawaban : Tahu, makanya saya berdagang disini tidak ijin dulu dengan

pemerintah kalau minta ijin mesti tidak boleh. Usaha saya memang

tidak berijin akan tetapi tetap ditarik retribusi, jadi kami juga

menyumbangkan uang ke Negara, untuk itu seharusnya peraturan

tentang pedagang kaki lima juga harus memperhatikan nasib kami.

Pertanyaan : Setujukah anda dengan program relokasi yang dicanangkan oleh

pemerintah?

Jawaban : Tidak setuju karena lokasi tidak strategis untuk itu ketika pertama

kali pemerintah mau merelokasi, saya sempat berdemo menolak

Page 126: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxvi

relokasi. Akan tetapi setelah pemerintah mau menuruti kesepakan

pedagang saya mau direlokasi

Pertanyaan :Setelah direlokasi ketempat baru apakah ada peningkatan

pendapatan?

Jawaban :Tidak penjulan disini cenderung menurun sekitar 50 % , sekarang

sudah naik kembali setelah adanya promosi dari pemerintah

Pertanyaan : Adakah pemberian fasilitas dari pemerintah untuk anda, apa saja?

Jawaban : Ada, kios, saluran listrik, bantuan modal, tempat sampah,

MCK

Pertanyaan :Berapa kali dalam satu hari dilakukan penarikan retribusi?

Jawaban: dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore

Pertanyaan :Apakah anda keberatan dengan besarnya retribusi yang ditarik oleh

pemerintah?

Jawaban: Keberatan

Jawaban : Apakah anda pernah mengalami keterlambatan dalam membayar

retribusi?

Jawaban : Pernah

Pertanyaan : Apakah sanksi yang diberikan oleh pemerintah?

Jawaban : Disuruh bayar dobel.

Catatan Lapangan : Untuk memberikan kenyamanan, meningkatkan pendapatan

pedagang kaki lima pemerintah menyediakan fasilitas terhadap

pedagang yaitu berupa kios yang diberikan secara gratis, saluran

listrik dan air, tempat sampah, MCK bantuan modal dan pinjaman

lunak.

Refleksi : Responden bersikap baik dan mendukung peneliti dalam melakukan

penelitian.

Page 127: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxvii

Informan 9

Nama : Sunarto

Jabatan : Pedagang kaki lima

Lokasi : Pasar Notoharjo

Hari dan Tanggal : 13 April 2008

Hasil wawancara dengan informan 9

Pertanyann : Sudah berapa lamakah anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban : Sekitar lima tahunan

Pertanyaan : Mengapa anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban : Karena pedagang adalah pekerjaan halal

Pertanyaan :Apakah pendapatan menjadi pedagang kaki lima dapat mencukupi

kebutuhan sehari-hari?

Jawaban : Untuk membantu biaya sekolah ya Alhamdulillah cukup mbak

Pertanyaan : Sebagai pedagang kaki lima apakah selama ini anda pernah

mendapat tindakan tidak menyenangkan dari pemerintah?

Jawaban : Tidak pernah

Pertanyaan : Apakah anda tahu kalau ada peraturan yang mengatur keberadaan

pedagang kaki lima?

Jawaban : Tahu

Pertanyaan : Setujukah anda dengan program relokasi yang dicanangkan oleh

pemerintah?

Jawaban : Setuju karena males ikutan demo terus. Nanti keluargaku mau dikasi

makan kalau demo setiap hari.

Pertanyaan : Setelah direlokasi ketempat baru apakah ada peningkatan

pendapatan?

Jawaban : Tidak ada

Pertanyaan :Adakah pemberian fasilitas dari pemerintah untuk anda, apa saja?

Jawaban : Ada, kios, bantuan modal sebesar lima juta, saluran listrik dan air,

MCK, dan tempat sampah

Pertanyaan :Berapa kali dalam satu hari dilakukan penarikan retribusi?

Jawaban : Dua kali

Page 128: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxviii

Pertanyaan : Apakah anda keberatan dengan besarnya retribusi yang ditarik oleh

pemerintah?

Jawaban : Tidak

Pertanyaan : Apakah anda pernah mengalami keterlambatan dalam membayar

retribusi?

Jawaban : Pernah

Pertanyaan : Apakah sanksi yang diberikan oleh pemerintah?

Jawaban : Disuru bayar retribusi dobel.

Catatan lapangan : Pedagang kaki lima menyetujui rencana pemerintah

merelokasi pedagang. Hal ini dikarenakan keengganan pedagang

berdemo tiap hari yang mengakibatkan tidak adanya pendapatan.

Selain itu dengan berdemo setiap hari keberadan pedagang kaki

lima juga tetap dipindahkan.

Refleksi : Responden tegas dan diplomatis dalam menjawab pertanyaan

peneliti mengenai alasan menyetujui relokasi.

Page 129: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxix

Informan 10

Nama : Slamet

Lokasi : Pasar Notoharjo

Jabatan : Pedagang kaki lima

Hari dan Tanggal : 13 April 2008

Hasil Wawancara dengan informan 10

Pertanyaan : Sudah berapa lamakah anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawab : Sudah sekitar lima tahunan

Pertanyaan : Mengapa anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban : Karena susah mencari pekerjaan di sektor formal

Pertanyaan :Apakah pendapatan menjadi pedagang kaki lima dapat mencukupi

kebutuhan sehari-hari?

Jawaban : cukup

Pertanyaan : Sebagai pedagang kaki lima apakah selama ini anda pernah

mendapat tindakan tidak menyenangkan dari pemerintah?

Jawaban : Tidak pernah

Pertanyaan : Apakah anda tahu kalau ada peraturan yang mengatur keberadaan

pedagang kaki lima?

Jawaban : Tahu

Pertanyaan : Setujukah anda dengan program relokasi yang dicanangkan oleh

pemerintah?

Jawaban : Setuju saja karena pemerintah berjanji akan memperhatikan

kesejahteraan dan perlindungan keberadaan pedagang dari segi

usaha dan tempat usaha.

Pertanyaan : Setelah direlokasi ke tempat baru apakah ada peningkatan

pendapatan?

Jawaban : Tidak

Pertanyaan :Adakah pemberian fasilitas dari pemerintah untuk anda, apa saja?

Jawaban : Ada. Kios, bantuan modal sebesar lima juta, saluran listrik dan air,

MCK, tempat sampah

Pertanyaan : Berapa kali dalam satu hari dilakukan penarikan retribusi?

Page 130: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxx

Jawaban : Dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore

Pertanyaan : Apakah anda keberatan dengan besarnya retribusi yang ditarik oleh

pemerintah?

Jawaban: Tidak

Pertanyaan : Apakah anda pernah mengalami keterlambatan dalam membayar

retribusi?

Jawaban : Tidak

Pertanyaan : Apakah sanksi yang diberikan oleh pemerintah?

Jawaban : Pembayaran retribusi dobel

Catatan lapangan : Relokasi pedagang kaki lima merupakan kebijakan

pemerintah untuk memberikan perlindungan dan kesejahteraan

terhadap pedagang kaki lima sehingga pedagang kaki lima memiliki

status usaha yang legal.

Refleksi : Responden merespon peneliti dengan senang hati, menjawab

pertanyaan secara diplomatis,terbuka

Page 131: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxxi

Informan 11

Nama : Prapti

Lokasi : Pasar Notoharjo

Jabatan : Pedagang kaki lima

Hari dan Tanggal : 13 April 2008

Hasil Wawancara dengan informan 11

Pertanyaan : Sudah berapa lamakah anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban : Sudah sekitar lima tahunan

Pertanyanan : Mengapa anda menjadi pedagang kaki lima?

Jawaban : Karena susah nyari kerjaan

Pertanyaan : Apakah pendapatan menjadi pedagang kaki lima dapat mencukupi

kebutuhan sehari-hari?

Jawaban : Cukup

Pertanyaan : Sebagai pedagang kaki lima apakah selama ini anda pernah

mendapat tindakan tidak menyenangkan dari pemerintah?

Jawaban : Tidak pernah

Pertanyaan : Apakah anda tahu kalau ada peraturan yang mengatur keberaan

pedagang kaki lima?

Jawaban : Tahu

Pertanyaan : Setujukah anda dengan program relokasi yang dicanangkan oleh

pemerintah?

Jawaban : setuju asalkan ada lokasi yang resmi dan strategis.

Pertanyaan : Setelah direlokasi ketempat baru apakah ada peningkatan

pendapatan?

Jawaban: Tidak . Pendapatan saya justru menurun sekitar 30 % sampai

50 % karena jarangnya pembeli menyambangi dagangan saya, karena

lokasi usaha yang jauh dan tidak strategis.

Pertanyaan : Adakah pemberian fasilitas dari pemerintah untuk anda, apa saja?

Jawaban : Ada, kios, bantuan modal, MCK, Saluran listrik dan air, tempat

sampah

Pertanyaan : Berapa kali dalam satu hari dilakukan penarikan retribusi?

Page 132: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxxii

Jawaban : Dua kali

Pertanyaan : Apakah anda keberatan dengan besarnya retribusi yang ditarik oleh

pemerintah?

Jawaban : Tidak

Pertanyaan : Apakah anda pernah mengalami keterlambatan dalam membayar

retribusi?

Jawaban : Tidak

Pertanyaan : Apakah sanksi yang diberikan oleh pemerintah?

Jawab : Pembayaran retribusi dobel

Catatan Lapangan : Relokasi pedagang kaki lima yang bertujuan untuk

memberikan kesejahteraan terhadap pedagang, akan tetapi setelah

pedagang dipindahkan tidak ada peningkatan pendapatan

dikarenakan akses yang jauh. Untuk itu pemerintah harus

memberikan solusi yang baik sehingga relokasi tidak mematikan

usaha pedagang kaki lima.

Refleksi : Responden bersikap baik, memberikan respon positif, menjawab

pertanyaan dengan jujur dan sesuai realita bahwa setelah direlokasi

pedagang tidak mengalami kenaikan pendapatan.

Page 133: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxxiii

Informan 12

Nama : Satria Teguh S

Jabatan : Staff Keuangan Dinas Pengelola Pasar

Lokasi : Kantor Dinas Pengelola Pasar.

Hari dan Tanggal : 14 Maret 2008

Hasil wawancara dengan informan 12

Pertanyaan : Apakah tugas dan fungsi Dinas Pengelola Pasar?

Jawaban : Secara umum tugas dan fungsi dinas pengelolaan pasar adalah

mengelola pendapatan daerah yang ada di Kotamadya Surakarta.

Pertanyaan : Bagaimana cara pemungutan retribusi yang dilakukan oleh Dinas

Pengelola Pasar?

Jawaban : Cara pemungutan retribusi yaitu dengan cara menggunakan Surat

Ketetapan Retribusi Daerah dan menggunakan karcis

Pertanyaan : Sejauh mana kontribusi pedagang kaki lima terhadap pendapatan asli

daerah?

Jawaban : Pendapatan dari pos retribusi pedagang kaki lima merupakan retribusi

yang menyumbangkan pendapatan yang besar juga dapat dilihat dari

realisasi pendapatan asli daerah jadi kontribusinya ya lumayan juga.

Pertanyaan : Apa sajakah yang dilakukan oleh dinas pengelola pasar untuk

meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima Notoharjo, dan

apakah peningkatan retribusi di Notoharjo juga akibat kenaikan

tarif retribusi?

Jawaban :Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan retribusi adalah

dengan cara meningkatkan tarif retribusi daerah. Dan kenaikan

retribusi pedagang kaki lima di Notoharjo diperoleh dari

penambahan jumlah pedagang dan kenaikan tarif retribusi.

Pertanyaan : Adakah keterlambatan membayar retribusi dari pedagang kaki

lima?

Jawaban : Ada

Pertanyaan : Adakah sangsi yang diberikan jika pedagang kaki lima terlambat

membayar retribusi?

Page 134: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxxiv

Jawaban : Sangsinya berupa pembayaran denda dan pembayaran dobel atas

retribusi yang terhutang.

Pertanyaan : Hambatan apa saja yang dihadapi oleh dinas pengelolaan pedagang

kaki lima dalam pemungutan retribusi terhadap pedagang kaki lima?

Jawaban :Kalau dari petugas saya kira tidak ada hambatan tapi mungkin hanya

petugas yang lalai tidak membawa karcis retribusi saat melakukan

penarikan retribusi, hal ini tergantung dari kedisiplinan para petugas

jika pegawai tersebut mungkin tidak akan terjadi. Hambatan dari

pedagang sendiri itu kepatuhan pedagang sendiri terhadap peraturan

kurang yaitu ketika mereka dimintai membayar retribusi agak susah

dengan alasan dagangan lagi sepi untuk mengatasi itu kami sebagai

petugas mengadakan sosialisasi kepada pedagang untuk membayar

retribusi setiap hari karena kewajiban mereka.

Pertanyaan : Dari penerimaan retribusiusi pedagang dialokasikan untuk apa saja?

Jawab :Untuk membiayai pembangunan kota Surakarta

Catatan Lapangan : Dinas Pengelola Pasar dalam hal ini bertugas memungut

retribusi pedagang kaki lima setelah direlokasi resmi dan untuk

meningkatkan retribusi pedagang Dinas pengelola Pasar menaikkan

tarif retribusi pedagang.

Refleksi : Responden bersikap baik, tegas dan berwibawa serta dapat menjawab

pertanyaan secara diplomatis

Informan 13

Nama : Agung Haris. P

Jabatan : Staff dinas pendapatan asli daerah Surakarta

Lokasi : Kantor Dinas Pengelola Pedagang Kaki Lima

Hari dan Tanggal : 14 Maret 2008

Hasil wawancara dengan informan 13

Pertanyaan : Apakah yang menjadi kewenangan Dipenda?

Page 135: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxxv

Jawaban : mengelola keuangan daerah yang disetorkan oleh dinas-dinas yang

ada dilingkungan wilayah Surakarta untuk kemudian digunakan

membiayai pembagunan Kota Surakarta.

Pertanyaan : Apakah selama ini pedagang memberikan kontribusi terhadap PAD?

Jawaban :Selama ini pedagang kaki lima memberikan kontribusi

pada pendapatan asli daerah Surakarta walaupun kontribusinya

belum dikatakan besar, akan tetapi dengan pengelolaan yang baik

oleh pemerintah maka retribusi dari sektor pedagang kaki lima akan

meningkat setiap tahunnnya.

Pertanyaan : Dinas apa saja yang berwenang memungut retribusi pedagang kaki

lima?

Jawaban : Dinas Pengelola Pedagang Kaki lima dan Dinas Pengelola Pasar .

Pertanyaan : Bagaimana upaya DIPENDA untuk meningkatkan pendapatan dari

sektor retribusi pedagang kaiki lima?

Jawaban : Upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dari sektor

pedagang kaki lima yaitu dengan meningkatkan tarif retribusi.

Pertanyaan : Langka-langkah apakah yang ditempuh DIPENDA dalam menggali

Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi pedagang kaki lima?

Jawaban : Dengan memberikan perlindungan terhadap pedagang kaki lima dari

segi usaha dan tempat usaha, sehingga usaha pedagang kaki lima

dapat berkembang dan memberikan pemasukan terhadap pendapatan

asli daerah

Catatan lapangan : Kewenangan DIPENDA adalah mengelola keuangan yang

disetorkan oleh kantor dinas yang ada di lingkungan Kota Surakarta

yang kemudian mendistribusikannya untuk biaya pembagunan kota

Surakarta.

Refleksi : Responden dalam menjawab pertanyaan bersikap baik, diplomatis

akan dalam memberikan dokumen terbatas.

Page 136: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxxvi

Informan 14

Nama : Sumini

Jabatan : Warga masyarakat

Lokasi : Banjarsari

Hari dan Tanggal : 24 Mei 2008

Hasil wawancara dengan informan 14

Pertanyann : Apakah anda mengetahui kepindahan pedagang kaki lima klitikan

Monumen Perjuangan Banjarsari/Dr. Radjiman ke Semanggi

(Notoharjo)?

Jawaban : Tahu mbak karena relokasi pedagang kaki lima Monjari itu dengan

acara kirab budaya yang dilakukan secara meriah melibatkan 989

pedagang kaki lima

Pertanyaan : Bagaimana tanggapan anda terhadap relokasi yang dilaksanakan

Pemerintah Kota Surakarta?

Jawaban : Menurut saya relokasi pedagang kaki lima merupakan hal yang

positif karena untuk menciptakan keindahan dan ketertiban

Monumen Banjarsari di Kota Surakarta diperlukan sikap tegas

dari Pemerintah untuk menata (merelokasi ) pedagang kaki lima

yang jumlahnya semakin banyak.

Pertanyaan : Apakah anda terganggu dengan keberadaan mereka (pedagang kaki

lima) dahulu di Monumen Banjarsari/ Dr. Radjiman ?

Jawaban : Terganggu mbak karena taman Monumen Banjarsari sebagai taman

bersantai warga Surakarta memang harus dijaga keindahannya

untuk itu pedagang yang menempati lokasi tersebut perlu diatur

keberadaannya sehingga tidak menggagu kepentingan umum.

Pertanyaan :Bagaimana pendapatan anda tentang pedagang kaki lima, khususnya

di kota Surakarta ?

Jawaban : Pedagang kaki lima di kota Surakarta itu sebenarnya keberadaannya

saling menguntungkan akan tetapi karena terkadang mereka

berjualan di lokasi yang terlarang sehingga menimbulkan masalah

seperti terganggunya fungsi trotoar sebagai fasilitas pejalan kaki.

Page 137: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxxvii

Untuk itu tindakan pemerintah merelokasi pedagang kaki lima

merupakan kebijakan yang positif.

Catatan Lapangan : Masyarakat setuju akan kebijakan pemerintah merelokasi

pedagang kaki lima Monumen Banjarsari ke Notoharjo, karena

selama ini keberadaan pedagang kaki lima mengganggu pengguna

fasilitas umum yaitu Monumen Banjarsari sebagai taman kota dan

taman bersantai.

Refleksi : Responden tidak berbelit-belit dalam menyampaikan keluh

kesahnya tentang keberadaan pedagang kaki lima yang

mengganggu kepentingan umum.

Page 138: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxxviii

Informan 15

Nama : Retno

Lokasi : Kaipolo Jalan. Dr. Rajiman

Jabatan : Warga masyarakat

Hari dan Tanggal:24 Mei 2008

Hasil wawancara dengan informan 15

Pertanyaan : Apakah anda mengetahui kepindahan pedagang kaki lima klitikan

Monumen Perjuangan Banjarsari/Kadipolo jalan Dr. Radjiman ke

Semanggi (Notoharjo)?

Jawaban : Tahu mbak pertengahan 2007

Pertanyaan :Bagaimana tanggapan anda terhadap relokasi yang dilaksanakan

Pemerintah Kota Surakarta?

Jawaban : Menurut saya tindakan pemerintah merelokasi pedagang kaki lima

sudah benar karena jumlah pedagang kaki lima yang bertambah

banyak menimbulkan permasalah, untuk itu dengan adanya

kebijakan relokasi maka hak-hak pengguna jalan dapat terlindungi.

Pertanyaan : Apakah anda terganggu dengan keberadaan mereka (pedagang kaki

lima) dahulu di Monjari/ Kadipolo jalan Dr. Radjiman ?

Jawaban : Sebenarnya terganggu karena mereka berjualan disembarang tempat

tanpa mengindahkan apakah itu fasilitas umum atau tidak, akan

tetapi saya maklum karena mereka juga manusia yang butuh uang

untuk hidup. Untuk itu tinggal pemerintah saja harus pandai

mengatur keberadaan mereka supaya tidak mengganggu

kepentingan umum.

Pertanyaan : Bagaimana pendapatan anda tentang pedagang kaki lima, khususnya

di kota Surakarta ?

Jawaban : Pedagang berjualan di sembarang tempat tanpa sadar bahwa daerah

tersebut merupakan tempat terlarang untuk berjualan.

Catatan Lapangan : Relokasi merupakan program pemerintah untuk menata

pedgang kaki lima dan mengembalikan fungsi fasitisas umum

Page 139: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxxxix

kepada masyarakat sehingga tercipta ketertiban dan keindahan kota

Surakarta

Refleksi : Responden menjawab pertanyaan dengan baik, memberikan respon

positif, menjawab semua pertanyaan yang diketahui

Page 140: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxl

TRIANGGULASI DATA

Trianggulasi Data I

Tema :Latar Belakang Pemerintah Kota Surakarta Merelokasi Pedagang Kaki

Lima

Sumber :

1 Staff Kasi Pembinaan Kantor Pedagang kaki Lima Kota Surakarta

( Bapak Arif darmawan)

2 Ketua Pembina kantor Pedagang Kaki Lima Kota Surakarta

(Bapak Bambang Santoso Wiyono, S.H, MM)

3 Staff Kasi Penertiban Kantor Pengelola Pedagang Kaki Lima Kota

Surakarta (Bapak Dwi Susetyo )

Catatan Lapangan : Pemerintah merelokasi pedagang kaki lima karena jumlah

pedagang kaki lima banyak dan menempati lokasi yang

terlarang, sehingga menimbulkan permasalahan selain

memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah

Surakarta dan adanya lokasi yang dijadikan relokasi. Dengan

merelokasi pedagang kaki lima maka kehidupan pedagang

kaki lima akan semakin sejahtera dan terlindungi

keberadaannya. Dari segi usaha pedagang berubah status

menjadi pedagang formal sehingga untuk mendapatkan

haknya sebagai pedagang dalam perizinan seperti surat ijin

usaha perdagangan dan daftar usaha dapat dipenuhi tanpa

biaya dan dari segi tempat usaha yaitu mereka tidak akan

mengalami penggusuran.

Refleksi : Responden bersikap baik, memberikan respon positif , cukup

memberikan kemudahan data pendukung dalam wawancara

akan tetapi jawaban yang diberikan sedikit singkat berbelit-

belit dan sangat diplomatis

Page 141: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxli

Trianggulasi Data II

Tema : Fasilitas dan Sarana Usaha Yang Diberikan Oleh Pemerintah Kota

Surakarta Terhadap Pedagang Kaki Lima

Sumber :

1. Staff Kasi Pembinaan Dinas Pengelola Pedagang Kaki Lima Kota

Surakarta (Bapak. Arif Darmawan )

2. Staff Kasi Penertiban Dinas Pengelola Pedagang Kaki Lima Kota

Surakarta (Bapak Dwi Susetyo )

3. Ketua Pembina kantor Pedagang Kaki Lima Kota Surakarta

(Bapak Bambang Santoso Wiyono, S.H, MM)

4. Nani ( Pedagang Kaki Lima )

5. Harti (Pedagang Kaki Lima )

6. Surati (Pedagang Kaki Lima )

Catatan lapangan : Fasilitas usaha yang diberikan pemerintah Kota Surakarta

terhadap pedagang kaki lima yaitu bantuan modal dan

pinjaman untuk mengembangkan usaha pedagang, kios

untuk tempat usaha, saluran listrik dan air, tempat sampah

dan MCK untuk memberikan kenyamanan terhadap

pedagang dan pembeli. Tujuan pemberian sarana dan

fasilitas terhadap pedagang adalah supaya pedagang dapat

mengembangkan usaha sehingga pendapatan pedagang kaki

lima meningkat dan memberikan kesejahteraan terhadap

pedagang kaki lima, akan tetapi melalui pemberian bantuan

tersebut belum memberikan kesejahteraan karena

pendapatan pedagang menurun setelah adanya relokasi.

Refleks : Responden bersikap baik terbuka memberikan jawaban secara

demokratis akan tetapi dalam memberikan dokumen

terbatas.

Page 142: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxlii

Trianggulasi Data III

Tema : Hambatan Dalam Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Monumen

Banjarsari dan Kadipolo Jalan Dr. Rajiman

Sumber :

a. Hani : Pedagang kaki lima

b. Joko : Pedagang kakilima

c. Bambang : Pedagang kaki lima

Catatan Lapangan : Relokasi pedagang kaki lima ke Notoharjo mengalami

hambatan berupa penolakan sejumlah pedagang kaki lima

melalui demontrasi mendatangi pejabat yang berwenang,

berjualan secara sembunyi-sembunyi. Penolakan ini

dikarenakan pedagang menganggap lokasi relokasi tidak

strategis yang akan mengakibatkan penurunan pendapatan

dan kurangnya sosialisasi dari pemerintah tentang

mengapa dan bagaimana keadaan setelah pedagang setelah

dipindahkan.

Refleksi : Responden dalam menjawab pertanyaan peneliti tegas, dan

mendukung peneliti dalam melakukan penelitian tentang

pedagang kaki lima.

Page 143: Halaman depan Buhar - digilib.uns.ac.id/Studi... · Prosedur penelitian dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) tahap ... as well as informant’s review. The sampling technique

cxliii