hakikat filsafat pendidikan
TRANSCRIPT
1
Makalah Filsafat Pendidikan
HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN
Di
S
U
S
U
N
Oleh :
ARIF ABDUL GHAFUR : 220919042
HENDRI FADHLI : 220919023
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY
SURIEN-BANDA ACEH 2011
2
KATA PENGANTAR
حیمبسم هللا الرحمن الر
Syukur alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya serta Shalawat dan Salam kepangkuan Nabi
Besar Muhammad SAW.
Rasa terima kasih penulis haturkan kepada Dosen pengasuh yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul“ HAKIKAT
FILSAFAT PENDIDIKAN “.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh
pihak agar makalah ini menjadi lebih sempurna di masa mendatang.
Banda Aceh, 20 Maret 2011
Kelompok I
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 BAB II HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN ............................................................. 2
A. PENGERTIAN FILSAFAT ............................................................... 2
B. PENGERTIAN PENDIDIKAN .......................................................... 5
C. HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN ............................................. 7 BAB III PENUTUP KESIMPULAN .............................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................10
4
BAB I
PENDAHULUAN
Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita,
terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita sepakat bahwa
pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan
ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang
melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah
menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan hakikatnya.
Peran filsafat dalam dunia pendidikan adalah memberi kerangka acuan bidang
filsafat pendidikan, guna mewujudkan cita-cita pendidikan yang diharapkan oleh
suatu masyarakat atau bangsa maka tak mengherankan bila filsafat pendidikan yang
terdapat pada suatu negaradipengaruhi oleh filsafat hidup menjadi anutan bangsa di
negara itumasing-masing.
Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna Filsafat dan Pendidikan,,
yang terkadang dimaknai secara sempit. Makalah ini akan memberikan gambaran
tentang hakikat filsafat pendidijan dengan menampilkan pendapat-pendapat para
pakar pendidikan baik dari literatur barat maupun timur.
5
BAB II HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN
D. PENGERTIAN FILSAFAT
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata
serapan dari bahasa Arab فلسة, yang juga diambil dari bahasa Yunani;
Φιλοσοφία philosophia. Terdiri dari dua kata philos = persahabatan, cinta dsb.
Dan sophia = "kebijaksanaan, hikmah". Dari definisi yang sederhana ini dapat
di pahami bahwa filsafat secara bahasa adalah cinta terhadap hikmah, cinta
terhadap kebijaksanaan dan berusaha mendapatkannya. Jadi dapat dikatakan
filosof yaitu orang yang mencintai hikmah atau kebijaksanaan dan berusaha
mendapatkannya.1
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Filsafat diartikan :
Pengetahuan dan penyelidikan dng akal budi mengenai hakikat segala
yg ada, sebab, asal, dan hukumnya
Teori yg mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan
Ilmu yg berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi2
Dari pengertian ini saja, orang dapat memahami bahwa tujuan filsafat,
pada mulanya adalah mulia. Yakni, membuat orang cinta kebijaksanaan, dan
seterusnya menjadi bijaksana. Filsafat merupakan hasil pemikiran yang
didasarkan pada rasio (akal), dan karena rasio (akal) adalah anugerah Allah,
maka capaiannya kadang-kadang bisa benar. Tetapi, karena ia bukan wahyu,
maka akal pun bisa keliru.
1 ”http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat” 2 “http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php”
6
Prof. Dr. Harun Nasution memberikan definisi filsafah sebagai berikut:
Pengetahuan tentang hikmah
Pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar
Mencari kebenaran
Membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas3
Dengan demikian ia berpendapat bahwa intisari dari Filsafat ialah berpikir
menurut tata tertib (logika) dengan bebas., dan sedalam-dalamnya sehingga
sampai ke dasar-dasar persolalannya.
Berikut ini ada beberapa pengertian filsafat menurut para ahli yaitu:
1) Plato, mengatakan bahwa filsafat tidak lain daripada pengetahuan tentang
segala yang ada.
2) Aristoteles, berpendapat bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki
sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu yang
umum sekali.
3) Fichte, menyebutkan filsafat sebagai Wissenschaftslehre : ilmu dari ilmu-
ilmu, yaitu ilmu umum yang menjadi dasar segala ilmu.
4) Al-Kindi, sebagai ahli pikir pertama dalam filsafat islam yang
memberikan pengertian filsafat di kalangan umat islam, membagi filsafat
itu dalam tiga bagian:
a. Ilmu Fisika ( al-ilmu al-tabiyyat), merupakan tingkatan terendah
b. Ilmu Matematika ( al-ilmu al-riyadil) tingkatan tengah
c. Ilmu Ketuhanan ( al-ilmu al-rububiyah) tingkatan tertinggi
5) Al-Farabi, mengatakan bahwa filsafat ialah mengetahui semua yang wujud
karena ia wujud ( al-ilmu bi al majudat bima hiya maujudah ). Dari sini ia
membagi lapangan filsafat menjadi dua, yaitu:
3 Drs. Prasetya “ Filsafat Pendidikan” Pustaka Setia, Bandung 1997 hal.9
7
a. Filsafat Teori (al falsafah al nadariyah), mengetahui yang ada
tanpa tuntutan untuk mewujudkannya dalam amal. Lapangan ini
mencakup ilmu matematika, ilmu fisika, dan ilmu metafisika
b. Filsafah Praktek ( al falsafah al amaliyah) mengetahui sesuatu
yang seharusnya diwujudkan dengan amal, yang melahirkan
tenaga untuk melakukan bagian-bagiannya dengan baik. Amalan
yang mengenai individu disebut ilmu akhlak, yaitu perbuatan baik
yang seharusnya dikerjakan setiap orang. Yang mengenai
masyarakat di sebut al falsafah al madaniyah yaitu perilaku
perbuatan baik yang seharusnya dilakukan oleh anggota
masyarakat.
6) Ibnu Sina, juga membagi filsafat kedalam dua bidang yaitu teori dan
praktek, yang keduanya berhubungan dengan agama, dimana dasarnya
terdapat dalam syariat Tuhan, yang penjelasan dan kelengkapannya di
peroleh dengan tenaga akal manusia.4
7) Immanuel Kant, mengemukakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup
dalam empat persoalan :
a. Apakah yang dapat kita ketahui? (jawabannya : Metafisika)
b. Apakah yang seharusnya kita ketahui? (jawabannya : Etika)
c. Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya : Agama)
d. Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya : Antropologi)5
Berdasarkan uraian dan beberapa pengertian filsafat di atas maka dapat
kita ambil kesimpulan bahwa filsafat itu ialah suatu ilmu yang membahas dan
mempersoalkan tentang segala sesuatu dan yang mungkin ada dalam jagat
4 Ibid p.3 hal 10 5 Drs.Amsal Amri,M.Pd” Studi Filsafat Pendidikan”Yayasan PeNa, Banda Aceh, 2003 hal. 3
8
raya ini secara universal, sistematis, sedalam-dalamnya untuk menemukan
kebenaran hakiki atau hikmah yang tertinggi demi mencapai kebijaksanaan.
E. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Dalam bahasa Arab pendidikan disebut Tarbiyah yang diambil dari
kata Rabba ( ي تربیةي یربّ ربّ ) yang bermakna memelihara, mengurus,
merawat, mendidik. Dalam literatur-literatur berbahasa Arab kata Tarbiyah
mempunyai bermacam macam definisi yang intinya sama mengacu pada
proses pengembangan potensi yang dianugrahkan pada manusia.
Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu
The art, practice of profession of teaching “seni, praktik atau profesi
sebagai pengajar (pengajaran)
The sistematized learning or instruction concerning principles and
methods of teaching and of student control and guidance; lagerly replaced
by the term of education. “ilmu yang sistematis atau pengajaran yang
berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar
pengawasan dan bimbingan murid dalam arti luas diartikan dengan istilah
pendidikan” 6
Orang Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang
dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai
“Erzichung” yang setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan
terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak.
6 Carter V.Good dalam Dictionary Of Education
9
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun
sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau
berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan
pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada
hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Beberapa pengertian dari pendidikan:
Didalam Wikipedia Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.7
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.8
Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar
akan kemanusiaannya, dalam membimbing, melatih, mengajar,
menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada
generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan
bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai
dengan sifat hakikat dan cirri kemanusiaannya.9
7 http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan 8 Ibid p.2 9 Ibid p.3 hal 13
10
Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk
memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat
memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya.
Jadi keseimpulannya pendidikan itu adalah proses atau kegiatan yang
sengaja diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia menjadi
lebih baik atau memanusiakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan
F. HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN
Suatu usaha untuk mengatasi persoalan-persoalan pendidikan tanpa
menggunakan kearifan (wisdom) dan kekuatan filsafat ibarat sesuatu yang
sudah ditakdirkan untuk gagal. Persoalan pendidikan adalah persoalan filsafat.
Pendidikan dan filsafat tidak terpisahkan karena akhir dari pendidikan adalah
akhir dari filsafat, yaitu kearifan (wisdom). Dan alat dari filsafat adalah alat
dari pendidikan, yaitu pencarian (inquiry), yang akan mengantar seseorang
pada kearifan.
Telah menjadi keyakinan para ahli dalam lingkungan pendidikan
tentang adanya kenyataan bahwa pendidikan itu berhubungan erat dengan
filsafat. Dalam banyak hal pendidikan perlu berlandaskan pada konsep-konsep
tertentu yang perumusannya diambil dari filsafat.
Filsafat pendidikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan,
memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan fisiologis pada bidang
pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan
manusia pada umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik atau guru
pada khususnya.
Filosof pendidikan, sebagaimana juga filosof umum, berusaha mencari
yang hak hakikat serta masalah yang berkaitan dengan pendidikan, ia
11
berusaha sungguh-sungguh untuk mendalami konsep-konsep pendidikan dan
memahami sebab-sebab yang hakiki dari masalah pendidikan.
Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang
pengertian Filsafat Pendidikan:
Al-Syaibany mengartikan bahwa filsafat pendidikan yaitu aktifitas pikiran
yang teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk
mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.
Barnadib mempunyai versi pengertian atas filsafat pendidikan, yakni ilmu
yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
dalam bidang pendidikan.
Arifin mengungkapkan bahwa keberadaan filsafat dalam ilmu pendidikan
bukan merupakan insindental, artinya, filsafat itu merupakan teori umum
dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan.
Noor Syam mengemukakan filsafat pendidikan ialah niai dan keyakinan-
keyakinan filosof yang menjiwai, mendasari dan memberikan
indentitas(karakteristik) suatu sistem pendidikan.10
Filsafat Pendidikan, yang menyelediki hakikat pelaksanaan pendidikan
yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara, dan hasilnya,
serta hakikat ilmu pendidikan, yang bersangkut paut dengan analisis kritis
terhadap sruktur penggunaannya. (B. Othanel Smith, Philosophy of
education, Encyclopedia of Educational Research, hlm. 957-963)11
Jadi dapat disimpulkan bahwa Filsafat Pendidikan adalah adalah filsafat
yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan yang
merupakan landasan bagi semua pendidikan untuk memperoleh jawaban-
jawaban bagi permasalahan.
10 Ibid p.5 hal 4 11 Dr.Redja Mudyahardjo,Filsafat Ilmu Pendidikan,PT REMAJA ROSDAKARYA,Bandung,2006
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Filsafat itu ialah suatu ilmu yang membahas dan mempersoalkan tentang
segala sesuatu dan yang mungkin ada dalam jagat raya ini secara universal,
sistematis, sedalam-dalamnya untuk menemukan kebenaran hakiki atau hikmah yang
tertinggi demi mencapai kebijaksanaan.
Hakikat pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi yang
dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang diharapkan
agar memanusiakan manusia atau menjadikannya sebagai insan kamil, manusia utuh
atau kaffah. Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran,
pembelajaran (ta‟lim dan tadris), pembersihan dan pembiasaan (tahdzib dan ta`dib),
dan tadrib (latihan) dengan memperhatikan kompetensi kompetensi berupa profesi,
kepribadian dan sosial.
Filsafat pendidikan memang suatu disiplin yang bisa dibedakan tetapi tidak
terpisah baik dari filsafat maupun juga pendidikan, ia beroleh asupan pemeliharaan
dari filsafat. Ia mengambil persoalannya dari pendidikan, sedangkan metodenya dari
filsafat. Berfilsafat tentang pendidikan menuntut suatu pemahaman yang tidak hanya
tentang pendidikan dan persoalan-persoalannya, tetapi juga tentang filsafat itu sendiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya, Drs, Filsafat Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung 1997
Amri Amsal,M.Pd, Studi Filsafat Pendidikan, Yayasan PeNa, Banda Aceh,
2003
Mudyahardjo,Redja, Dr. Filsafat Ilmu Pendidikan, PT REMAJA
ROSDAKARYA,Bandung,2006
http://id.wikipedia.org/
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php”