hakekat penyembahan

5
Hakekat Penyembahan Oleh: Open Heaven Ministry-Jakarta Saya percaya dalam bulan-bulan ke depan, Tuhan akan membawa kita ke dalam sebuah posisi rohani yang berbeda. Saudara akan alami bagaimana “Kristus di tengah- tengah kamu” akan menjadi sebuah realita dan karunia-karunia Roh mengalir begitu saja di tengah-tengah kita. Untuk itu saya ingin tegaskan, pastikan dari waktu ke waktu kita terus belajar meresponi ketika hadirat Tuhan datang, karena Tuhan akan mulai membawa kita mengalami terobosan-terobosan besar melalui penyembahan yang kita lakukan. Agar kita dapat memiliki pemahaman yang benar tentang penyembahan, saya ingin membagikan kepada Anda seperti apa sesungguhnya hakekat penyembahan yang sejati. Jika kita mempelajari dari Alkitab, penyembahan yang sejati, bukanlah permainan musik ataupun lagu yang dinyanyikan. Sebaliknya, seprofesional apapun permainan musik dalam suatu ibadah atau sebagus apapun lagu yang dinaikkan, tanpa dua hakekat ilahi ini, apa yang kita sebut sebagai ‘penyembahan’ sesungguhnya bukanlah penyembahan. Jika kita melihat penyembahan yang pertama kali terjadi dalam Alkitab, kita akan mendapati bahwa penyembahan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan musik ataupun lagu. “Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkanNYA..” (Kejadian 4:3-5) Kain dan Habel sama-sama menyembah Tuhan dengan mempersembahkan korban dan kita tidak mendapati adanya nyanyian ataupun permainan musik terlebih dahulu sebelum mereka masuk dalam penyembahan. Namun sesungguhnya, inilah hakekat yang benar dari penyembahan, yaitu: 1. Kita memiliki kehidupan yang terus diselaraskan dengan kebenaran. Tanpa memiliki kehidupan yang terus diselaraskan dengan kebenaran, apapun yang kita lakukan & nyanyikan akan menjadi sekedar sesuatu hal yang biasa. Baru ketika hidup kita terus diselaraskan dengan kebenaran, maka kata-kata dari lagu apapun yang kita nyanyikan akan menjadi seperti bau harum di hadapan Tuhan dan itulah yang menjadi penyembahan kita. Ketika manusia untuk pertama kalinya jatuh ke dalam dosa dan Tuhan mencari mereka, Alkitab berkata bahwa mereka bersembunyi dan mengenakan daun pohon ara sebagai pakaian mereka. Setelah Tuhan mengkonfrontasi setiap kejahatan dan dosa yang dilakukan Adam dan Hawa (Kejadian 3:21), Tuhan mengganti pakaian mereka dengan membuatnya dari kulit binatang. Itu berarti, sebelum Tuhan dapat membuat pakaian tersebut, harus ada binatang yang dikorbankan terlebih dahulu, ada penumpahan darah. Dari sini Adam dan Hawa mempelajari suatu prinsip: Tuhan hanya akan bisa disenangkan melalui penyembahan mereka, ketika terjadi penumpahan darah. Jika kita melihat dalam Kejadian 4, kita mendapati bahwa Kain mencoba untuk mempersembahkan sesuatu yang berasal dari bumi ini, yang meskipun dihasilkannya dari jerih payahnya, tetapi oleh karena apa yang Kain persembahkan tersebut bertentangan atau tidak sesuai dengan apa yang Tuhan sudah tetapkan, maka Tuhanpun menolak persembahan Kain. Itu sebabnya jika kita rindu memberikan penyembahan yang sejati, kita harus pastikan hidup kita selalu diselaraskan dengan kebenaran, sehingga apapun yang kita lakukan akan selalu menyukakan hati Tuhan.

Upload: calvin-martin-lee

Post on 03-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: Hakekat Penyembahan

Hakekat PenyembahanOleh: Open Heaven Ministry-Jakarta

Saya percaya dalam bulan-bulan ke depan, Tuhan akan membawa kita ke dalam sebuah posisi rohani yang berbeda. Saudara akan alami bagaimana “Kristus di tengah-tengah kamu” akan menjadi sebuah realita dan karunia-karunia Roh mengalir begitu saja di tengah-tengah kita. Untuk itu saya ingin tegaskan, pastikan dari waktu ke waktu kita terus belajar meresponi ketika hadirat Tuhan datang, karena Tuhan akan mulai membawa kita mengalami terobosan-terobosan besar melalui penyembahan yang kita lakukan.

Agar kita dapat memiliki pemahaman yang benar tentang penyembahan, saya ingin membagikan kepada Anda seperti apa sesungguhnya hakekat penyembahan yang sejati. Jika kita mempelajari dari Alkitab, penyembahan yang sejati, bukanlah permainan musik ataupun lagu yang dinyanyikan. Sebaliknya, seprofesional apapun permainan musik dalam suatu ibadah atau sebagus apapun lagu yang dinaikkan, tanpa dua hakekat ilahi ini, apa yang kita sebut sebagai ‘penyembahan’ sesungguhnya bukanlah penyembahan. Jika kita melihat penyembahan yang pertama kali terjadi dalam Alkitab, kita akan mendapati bahwa penyembahan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan musik ataupun lagu.

“Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkanNYA..” (Kejadian 4:3-5)

Kain dan Habel sama-sama menyembah Tuhan dengan mempersembahkan korban dan kita tidak mendapati adanya nyanyian ataupun permainan musik terlebih dahulu sebelum mereka masuk dalam penyembahan. Namun sesungguhnya, inilah hakekat yang benar dari penyembahan, yaitu:

1. Kita memiliki kehidupan yang terus diselaraskan dengan kebenaran. Tanpa memiliki kehidupan yang terus diselaraskan dengan kebenaran, apapun yang kita lakukan & nyanyikan akan menjadi sekedar sesuatu hal yang biasa. Baru ketika hidup kita terus diselaraskan dengan kebenaran, maka kata-kata dari lagu apapun yang kita nyanyikan akan menjadi seperti bau harum di hadapan Tuhan dan itulah yang menjadi penyembahan kita.

Ketika manusia untuk pertama kalinya jatuh ke dalam dosa dan Tuhan mencari mereka, Alkitab berkata bahwa mereka bersembunyi dan mengenakan daun pohon ara sebagai pakaian mereka. Setelah Tuhan mengkonfrontasi setiap kejahatan dan dosa yang dilakukan Adam dan Hawa (Kejadian 3:21), Tuhan mengganti pakaian mereka dengan membuatnya dari kulit binatang. Itu berarti, sebelum Tuhan dapat membuat pakaian tersebut, harus ada binatang yang dikorbankan terlebih dahulu, ada penumpahan darah.

Dari sini Adam dan Hawa mempelajari suatu prinsip: Tuhan hanya akan bisa disenangkan melalui penyembahan mereka, ketika terjadi penumpahan darah. Jika kita melihat dalam Kejadian 4, kita mendapati bahwa Kain mencoba untuk mempersembahkan sesuatu yang berasal dari bumi ini, yang meskipun dihasilkannya dari jerih payahnya, tetapi oleh karena apa yang Kain persembahkan tersebut bertentangan atau tidak sesuai dengan apa yang Tuhan sudah tetapkan, maka Tuhanpun menolak persembahan Kain. Itu sebabnya jika kita rindu memberikan penyembahan yang sejati, kita harus pastikan hidup kita selalu diselaraskan dengan kebenaran, sehingga apapun yang kita lakukan akan selalu menyukakan hati Tuhan.

Karenanya saya mendorong setiap Saudara, setiap kali Anda mendengar sebuah prinsip Firman, pastikan Anda bukan hanya sekedar mendengarkannya, tapi juga mulai menerapkannya sungguh-sungguh. Buat setiap prinsip Firman termanifestasi dalam kehidupan sehari-harimu, sampai pikiran dan pengambilan keputusanmu terpengaruh oleh prinsip Firman tersebut. Ketika kita melakukan hal ini, apapun yang menjadi penyembahan kita pasti akan diterima oleh Tuhan.

Satu hal yang saya ingin tegaskan, penyembahan adalah sebuah aktivitas rohani, sesuatu yang kita lakukan dengan roh kita. Selama roh kita terus diselaraskan dengan kebenaran, maka setiap kali roh kita mulai beraktivitas, hal tersebut akan mengundang aktivitas ilahi dari sorga sehingga kita seperti membuat Tuhan harus bertindak oleh karena apa yang kita lakukan sebagai sebuah penyembahan.

Page 2: Hakekat Penyembahan

Demikian pula sebaliknya jika kita tidak terus menyelaraskan hidup kita dengan kebenaran; oleh karena roh kita masih terus tercemar dengan berbagai macam dosa dan kenajisan, maka ketika kita melakukan sesuatu yang disebut sebagai penyembahan, roh-roh lainlah yang akan mulai datang. Sesungguhnya, setiap kali kita ada dalam sebuah penyembahan, kita akan selalu ‘diperlengkapi’, entah oleh Tuhan atau oleh setan, tergantung bagaimana kita terus menata hidup kita. Selama kita terus menata kehidupan kita selaras dengan kebenaranNYA, kita dapat mengetahui dengan pasti bahwa Tuhan sedang terus bekerja dalam hidup kita dan Ia akan membawa kita naik dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lebih lagi.

Wahyu 2:12-16 berkata: “…Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada namaKU, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepadaKU, juga tidak pada zaman Antipas, saksiKU, yang setia kepadaKU, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulutKU ini.”

Mazmur 22:4 juga berkata: “Tuhan bertahta di atas pujian umatNYA.” Apabila kita mendapati dalam Wahyu 2 bahwa ada umat Tuhan yang dikatakan masih mengikuti ajaran Bileam, masih mengijinkan orang berbuat zinah, melakukan penyembahan berhala (berhati degil, keras kepala, dan keserakahan), dll, maka ketika umat Tuhan macam ini berkumpul bersama-sama untuk menyembah, yang mereka ciptakan sesungguhnya bukanlah tahta Tuhan, tetapi tahta iblis.

Karenanya saya menantang setiap Saudara untuk terus waspada, apapun yang ada dalam hidupmu harus ditundukkan dan diselaraskan dengan kebenaran, agar setiap kali kita melakukan aktivitas penyembahan kita, berbagai dimensi sorgalah yang akan berdatangan dalam hidup kita. Dengan kita terus menyelaraskan diri dengan prinsip kebenaranNYA, kehadiran Tuhan akan semakin kuat dalam hidup kita. Dengan demikian, setiap kali kita berkumpul bersama-sama untuk menyembah Tuhan, penyembahan yang kita naikkan membuat Gereja memiliki sebuah posisi rohani yang berbeda, kita siap untuk menghajar seluruh kekuatan neraka yang ada di sebuah kota.

Tuhan memberi kita otoritas pemerintahan, sehingga apapun yang kita doakan pasti akan terjadi. Saya mendorong Anda untuk terus belajar mempraktekkan setiap prinsip Firman yang sudah engkau terima, karena setiap prinsip Firman tersebut bertujuan untuk menolong Anda mengalami perubahan paradigma, membentuk kehidupanmu dan memunculkan engkau sebagai pribadi yang berbeda. Perubahan paradigma akan membuat kebenaran yang Anda pahami termeterai kuat dalam hidupmu, sehingga Firman kebenaran yang ada tidak akan pernah copot lagi dari hidupmu; sekali engkau berubah, engkau tidak akan pernah lagi kembali kepada kehidupanmu yang lama.

2. Kita perlu memiliki pengenalan akan Tuhan yang sehat dan seimbang. Sesederhana apapun pengenalan akan Tuhan yang Anda miliki, pastikan engkau mengenal Dia sebagaimana Dia adanya, dalam pengenalan yang sehat dan seimbang. Sebab jika kita melakukan penyembahan tanpa pengenalan akan Tuhan yang sehat dan seimbang, semua yang kita lakukan tidak akan membawa kita masuk kepada dimensi pewahyuan yang lebih mendalam. Padahal, ketika kita menyembah, yang Tuhan inginkan adalah agar Dia dapat mewahyukan DiriNYA kepada kita.

Ketika Abraham harus mempersembahkan Ishak, yang bagi Abraham adalah penyembahan terberat yang harus dibuatnya, Abraham melakukannya dengan sebuah ketaatan (Kejadian22:1-3). Abraham telah memiliki sebuah pewahyuan tentang ketaatan mutlak kepada Tuhan, dan pada saat yang sama, Ibrani 11 juga memberitahukan kita bahwa Abraham sempat berpikir, jika Tuhan sudah disenangkan, Tuhan pasti akan membangkitkan Ishak kembali. Kenapa? Karena Ishak adalah anak perjanjian.

Dengan kata lain, selain pewahyuan tentang Allah yang harus ditaati secara mutlak, Abraham juga memiliki sebuah pewahyuan yang baru, bahwa Dia adalah Allah yang sanggup membangkitkan orang dari kematian. Dengan modal pewahyuan yang sehat inilah Abraham menyembah Tuhan, sehingga sementara Abraham melakukan penyembahannya, tersingkap pula sebuah pewahyuan yang baru: Dia adalah Allah yang menyediakan (Kejadian22:11-14).

Page 3: Hakekat Penyembahan

Akibatnya, dampak dari ketaatan Abraham tersebut tidak hanya dinikmati oleh Abraham, tapi bahkan juga oleh Ishak (Kejadian26:1-6, 12-13.)

Pertanyaan saya saat ini adalah: Apakah engkau sudah mengenal Dia, dalam pengenalan yang sehat dan seimbang? Apakah prinsip-prinsip Firman yang selama ini engkau ketahui telah menjadi pewahyuan dalam hidupmu, sehingga engkau mulai mengenal Dia sebagaimana Dia adanya? Saya mendorong setiap Saudara untuk mendengarkan dan mempelajari kembali pesan-pesan khotbah yang selama ini sudah disampaikan, sampai setiap prinsip Firman menjadi pewahyuan dalam diri Anda.

Ketika prinsip kebenaran yang Anda dengar mulai menjadi sebuah pewahyuan pribadi bagi Anda, pengenalanmu akan Tuhan pun disehatkan dan diseimbangkan. Di samping itu, penyingkapan pewahyuan yang satu juga akan membawa kita mengalami penyingkapan pewahyuan yang berikutnya, sehingga kita akan dapat memiliki sebuah posisi rohani baru untuk dapat menghadapi setiap musuh dan selalu berkemenangan!

Sementara kita terus ada dalam hadirat Tuhan, saya percaya ada banyak dampak yang akan bisa kita alami dalam hidup kita. Karenanya saya mendorong setiap Saudara untuk terus sungguh-sungguh memompa rasa haus dan lapar akan Tuhan dalam dirimu, karena semakin engkau haus dan lapar akan Dia, semakin Dia akan bekerja memanifestasikan diri dengan hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan selama ini.

Ada beberapa dampak yang saya ingin bagikan kepada Anda, yang akan dapat Anda nikmati ketika Anda terus berada dalam hadirat Tuhan lewat penyembahanmu:

1. Kita akan mulai menikmati terciptanya setiap unsur rohani yang sangat kita butuhkan untuk terjadinya proses pertumbuhan dan pendewasaan rohani dalam hidup kita. Semakin kita tinggal di dalam hadirat Tuhan, kita akan mendapati, segala sesuatu yang kita perlukan untuk terus bertumbuh mulai ada dalam hidup kita. Seakan-akan, akar rohani kita mulai bisa menyerap sesuatu dari sorga dan membuat kehidupan rohani kita menjadi sangat segar, sehingga secara otomatis kita akan dapat terus bertumbuh.

Sebagaimana seekor ikan akan menggelepar dan akhirnya mati jika diangkat dari air, sebab itulah habitatnya, demikian pula kita sebagai orang percaya memiliki habitat di dalam hadirat Tuhan. Jika kita terus alami kehadiran Tuhan semakin hari semakin nyata, secara otomatis kita akan terus ‘hidup’ dan bertumbuh. Sebagai akibatnya, keantusiasan, kedinamisan, keradikalan dan keagresifan akan selalu ada dalam hidup kita, itulah tanda-tanda bahwa kita sehat secara rohani.

Dengan kondisi rohani kita selalu sehat, kitapun akan dapat terus bertumbuh di dalam Tuhan tanpa harus bergumul; kita dapat semakin didewasakan dan mengalami perubahan hidup yang nyata. Karenanya saya mendorong Saudara, ijinkan hati yang haus dan lapar akan Tuhan semakin bergelora dalam dirimu, sehingga setiap kali engkau hadir dalam ibadah, engkau akan alami kehadiran Tuhan akan membuat pertumbuhan dan kedewasaan rohani menjadi bagian hidupmu.

2. Kehadiran Tuhan tersebut akan membentuk ulang kehidupan rohani kita menjadi lebih lembut, mudah dibentuk, dan mudah berubah. Tuhan menghendaki di dalam diri kita ada roh yang lembut, yang mudah dibentuk, mudah diajar dan mau berubah. Roh yang lembut itu akan terimpartasi ketika kita ada di dalam hadiratNYA, karena Alkitab berkata “Siapa yang bersekutu dengan Tuhan akan menjadi satu roh dengan Dia.”

Dengan demikian, siapa yang menjadi satu roh dengan Tuhan secara otomatis pasti akan memanifestasikan seluruh keberadaan Tuhan sendiri. Yesus adalah sosok manusia yang paling lembut hati; Ia selalu dengar-dengaran dengan apa yang Bapa perintahkan. Bahkan masalah hidup dan matiNYA Ia serahkan kepada Bapa ketika Ia berkata, “Bapa, jika boleh lalukan cawan ini, tapi bukan kehendakKU melainkan kehendakMU yang jadi.” Ia sampai mati di kayu salib oleh karena ketaatan.

Seringkali, kondisi dan keadaan yang ada di sekeliling kita membentuk kita menjadi orang yang memiliki kepribadian yang keras sehingga kita menjadi orang yang tidak mudah berubah. Ini waktunya, setiap kali kita bertemu dengan Tuhan kita mengalami perubahan kualitas hati, dan setiap kali kita masuk dalam hadiratNYA, kelembutan sorga akan mulai masuk dalam hidup kita sehingga kitapun menjadi orang yang lembut hati. Kita hanya perlu mendengar satu perkataan Firman dari sorga dan segera meresponinya.

Page 4: Hakekat Penyembahan

Bahkan, hanya dengan mendengar hati nurani kita berbisik kitapun segera menaatinya. Dalam 1 Samuel 24:1-8 Alkitab menceritakan bahwa Saul mengejar-ngejar Daud karena iri hati. Meski Daud telah melakukan banyak perbuatan besar yang menguntungkan bukan hanya Saul tetapi juga seluruh Israel, namun semua itu justru dipandang oleh Saul dengan iri hati, ia memiliki ketakutan bahwa suatu hari nanti Daud akan merebut tahtanya. Berkali-kali Saul mencoba membunuh Daud sehingga Daud harus melarikan diri.

Sekali waktu, dalam pelariannya, Daud berada di tempat di mana Saul sedang membuang hajat ketika ia sedang mengejar Daud. Ketika orang-orang Daud mengetahui hal itu, berkatalah mereka kepada Daud: “Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik” (ayat 5a). Akhirnya, Daud mengambil keputusan untuk hanya memotong ujung jubah Saul. Tetapi setelah Daud melakukan hal tersebut, Alkitab berkata “berdebar-debarlah hati Daud karena ia telah memotong punca Saul.” Apa sebenarnya maksud ‘berdebar-debarlah hati Daud’?

Hal tersebut menunjukkan bahwa saat itu juga hati nurani Daud langsung berbicara dan mengingatkan dia. Inilah tanda dari orang yang lembut hati. Daud memang tidak sampai melakukan sesuatu yang merusak atau mencelakakan Saul, tetapi itu cukup membuat Daud menyadari bahwa tidak sepatutnya ia melakukan hal tersebut. Hati yang sedemikian lembut tidak dimiliki oleh semua orang; hanya mereka yang selalu mau tinggal di dalam hadirat Tuhanlah yang akan dapat memiliki kelembutan hati yang seperti itu.

3. Kehadiran Tuhan tersebut akan menolong kita untuk tetap terfokus kepada Tuhan dan memiliki kondisi rohani yang selalu stabil. Ketika Saudara alami kehadiran Tuhan selalu meliputi hidupmu, dari waktu ke waktu Anda menjadi orang yang mudah sekali menikmati hadirat Tuhan dan fokus perhatian kita akan terus tertuju hanya kepada Tuhan.

Dengan demikian, masalah apapun yang datang dalam hidup kita tidak akan mengalihkan fokus perhatian kita, sebaliknya, kita akan dapat melihat setiap masalah tersebut secara obyektif. Di sisi yang lain, kita akan dapat selalu melihat Tuhan sebagaimana adanya Dia dan kitapun memiliki takaran iman yang cukup untuk menanggulangi setiap masalah yang datang, sehingga sebagai akibatnya, kita akan mulai memiliki kestabilan rohani dalam hidup kita.

Alkitab menceritakan tentang Yusuf, yang walaupun melewati berbagai peristiwa yang tidak enak dan bahkan saudara-saudaranya sendiri jelas-jelas berniat jahat kepadanya dengan membuangnya ke sumur dan menjualnya menjadi budak, namun di tengah semuanya itu Yusuf selalu bisa melihat setiap peristiwa yang terjadi dari sudut pandang sorga.

Sebagai akibatnya, setelah Tuhan mempromosikan Yusuf menjadi pemimpin, ketika ia bertemu kembali dengan saudara-saudaranya, ia dapat berkata di hadapan mereka, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” (Kejadian37-50).

Setiap kita pasti pernah mengalami peristiwa yang menyakitkan dalam hidup kita. Pertanyaannya adalah: apakah peristiwa-peristiwa yang menyakitkan itu membuat fokus perhatian kita teralih? Jika ya, itu berarti kita masih membutuhkan atmosfir rohani yang lebih lagi. Karenanya saya tegaskan, peristiwa apapun yang engkau alami tidak sewajarnya mempengaruhi hidupmu. Mari kita terus tinggal dalam hadirat Tuhan, agar apapun yang terjadi di sekeliling kita tidak mempengaruhi kita lagi. Sebaliknya, kita memiliki cukup kuasa untuk mempengaruhi sekeliling kita.

4. Memampukan kita untuk selalu memiliki roh yang tetap segar dan kuat. Dengan kita terus ada dalam hadirat Tuhan, kita akan alami di manapun kita berada, roh kita akan tetap segar dan kuat, sehingga kita selalu siap sedia dipakai Tuhan. Waktunya sudah tiba, untuk Tuhan dapat mulai memanifestasikan diriNYA lewat kehidupan setiap jemaat. Yang kita perlu lakukan hanyalah terus melangkah dalam ketaatan, terus jaga rohmu tetap segar dan kuat.

Saya berdoa, biarlah roh yang selalu siap semakin terbangun dalam hidup Saudara, agar tangan Tuhan yang perkasa akan dapat memanifestasikan diri lewat hidupmu!