hak pengusahaan hutan, cara memperoleh dan …repository.unair.ac.id/11361/2/kkb kk-2 per 810-86 wul...

87
SKRIPSI SUMIRATSIH SRI WULANDARI HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN MASALAHNYA FAKULTAS HUKUM UNIVERS1TAS AIRLANGGA 1986 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Upload: vannhan

Post on 15-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

SKRIPSI

SUMIRATSIH SRI WULANDARI

HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA

MEMPEROLEH DAN MASALAHNYA

FAKULTAS HUKUM UNIVERS1TAS AIRLANGGA

1986

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 2: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

HAK PENGUSAHAAN HUTAN,

CARA MH1MPER0LEH DAN MASALAHNYA

S K R I P S I

Oleh :

Sumiratsih Sri V.'ulandari

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A

1986

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 3: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

iju w M A S f / ' r j A *■

HAK PENGUSAHAAN HUTAN,

CARA MEMPEROLEH DAN MASALAHNYA p ,/tif. & t o / 8 &

tS K R I P S I

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi

syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana hukum

Oleh :

Sumiratsih Sri Wulandari

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A

1986

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 4: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya panjatkan puji dan syukur keha-

dirat Tuhan Yang Hahaesa yang telah member! rahmatNya,

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penulisan skrip­

si ini, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi di Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

Dalam penulisan skripsi ini, meskipun saya telah

berusaha dengan segenap kemampuan yang ada, saya merasa

masih banyak kekurangannya. Namun demikian, saya berha-

rap mudah-mudahan skripsi ini dapat menambah manfaat dan

perbendaharaan pengetahuan bagi para pembaca terutama

rekan mahasiswa.

Selama menyelesaikan skripsi ini saya merasa telah

menerima bantuan berupa petunjuk-petunjuk dan bimbingan-

bimbingan dari berbagai pihak. Saya mengakui dan menghar-

gai hal ini sebagai jasa yang tidak dapat saya lupakan.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucap-

kan terimakasih kepada :

1, yang terhormat Bapak Soedalhar, S.H, sebagai dosen

pembimbing sekaligus penguji, yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk meraberikan pengarahan

dan saran-saran dengan penuh keeabaran;

?. yang terhormat Bapak Wisnoe Soesanto, S.H. dan 3a-

nak Eman Emma Ramelan, S.H. sebagai dosen penguji,

yang telah sudi meluangkan waktunya untuk menguji

hingga salesai skripsi ini;

iii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 5: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

3. yang terhormat para guru besar, para dosen, dan

para asisten dosen yang telah membekali saya de­

ngan pengetahuan;

t\.. yang terhormat seluruh karyav/an Fakultas Hukum U-

niversitas Airlangga yang telah memberikan bantu-

ann.ya baik secara langsung maupun tidak langsung;

5* yang terhormat Bapak Talim SR,, Ajun Administratur

Perhutani Tuban yang telah sudi meluangkan v/aktu-

nya untuk memberikan kcterangan-keterangan yang

saya perlukan;

6. yang terhormat Bapak Kamdiya Adisoesanto, S.H.,

Kepala Biro Hukum Departemen Kehutanan Jakarta

yang bersedia memberikan keterangan-keterangan

hingga skripsi ini dapat selesai;

7. yang terhormat Bapak Soenarto dan Bapak Ir. Har-

yono dard PT. Dwimajaya Utama Jakarta yang telah

banyak memberikan bantuan, data, petunjuk-petunjuk

serta nasihat-nasihat;

8. ayah dan ibu tercinta serta kakak-kakak dan adik-

adik tersayang yang selalu memberikan do'a dan

restu serta dorongan;

9. teman-teman tercinta yang dengan tulus dan tanpa

paiprih memberikan bantuan hingga saya dapat me-

nyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Mahaesa memberikan

balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah

iv

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 6: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

membantu saya dan sekali lagi saya mengucapkan terima

kasih.

Surabaya, Februari 1986

Penyusun.

v

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 7: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAP ..........................................lii

DAFTAR ISI ............................................. .vi

BAB J : PENDAIiULUAN ................................. .1

A. Permasalahan : Latar Belakang dan Peru- musannya ................................. .1

B. Penjelasan Judul ................ ....... .k

C. Alacan Pemilihan Judul ............. ......6

D. Tujuan Penulisan ........................ .9

E. Metodologi ................................10

1. Pendekatan masalah ................... .10

2. Sumber data .......... ....... ........ .10

3. Analisa data .......... ................. 10

F. Pertanggungjawaban Sistematika ..........11

BAB II : PENGERTIAN DAN ARTI PENTING HUTAN ..........U

A, Pengertian Hutan ........................ ..Ik

b. Man faat Hutan Bagi Kehidupan Manusia ... 19

1. Manfaat Langsung dari Hutan ...........19

2. Manfaat Tidak Langsung ............... ..21

BAB III : TINJAOAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN ............ ..e}

A. Pengertian Hak Pengusahaan H u t a n ..... ...^3

B. Ketentuan-ketentuan Hukum Hak Pengu<3aha-an Hutan ................................. ..?7

C. Subyek Hukum Hak Pengusahaan Hutan .... ..33

BAB IV : CARA f!EMPERCLEH HAK PENGUSAHAAN HUTAN SERTAHAK I’AK KEV'AJIBANNYA ....................... ..39

vi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 8: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

A. Prosedur Mendapatkan Hak Pengusahaan Hu­tan ......... .................. .......... 40

B. Hak dan Kewajiban dari Pemegang Hak Peng­usahaan Hutan ...........................

C. Arti Penting Adanya Hak Pengusahaan Hutan Bagi Masyarakat Sekitar Hutan .......... 59

D. Hapusnya Hak Pengusahaan Hutan ......... 60

DAB V : PERMASALAHAN YANG TIMBUL DAN CAPA PENYELE-SAIANNYA .................................... 63

BAB VI : PENUTUP ...................................... 69

A. Kesimpulan ............................... 69

B. Saran .................................... 70

DAFTAR BACAAN .......................................... 72

LAMPIRAN ................................................ 7h

vii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 9: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

B A B I

PENDAHULUAN

A. Pormasalahan : Latar Belakang dan Perumusann.ya

Negara Republik Indonesia yang terdiri dari beri-

bu-ribu pulau besar kecil, tersebar di sekitar garis ka-

tulistiwa, mempunyai suku bangsa dan bahasa yang berbe-

da-beda, Oleh karena itu, sudah sewajarnya kalau rakyat

Indonesia mempunyai tata cara pergaulan hidup serta ke­

kayaan alam yang beraneka ragam.

Hutan yang merupakan karunia Tuhan Yang Mahaesa

sebagai salah satu sumber kekayaan alam yang tumbuh di

atas tanah sebagian besar wilayah Indonesia mempunyai

kckhususan torsendiri, karena member! manfaat yang serba

guna dan mutlak dibutuhkan oleh umat manusia sepanjang

masa.

Sampai saat ini, pembangunan kehutanan diarahkan

kepada usaha-usaha meningkatkan produksi kayu dan hasil

hutan lainnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mau-

pun eksport, juga mengusahakan agar eksport kayu olahan

semakin meningkat, sehingga dapat meningkatkan bagian

pendapatan yang dapat menjadi sumber rievisa negara. Oleh

karena itu, penggalian kekayaan alam yang berupa hutan i-

tu porlu dilakaanakan secara intensif dan efektif. Lebih

ditegackan lagi di dalam Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973

tentang Garis-^arls Hesar Haluan Negara, bahwa pembangun-

1

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 10: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

an di bidang kehutanan mencakup usaha-usaha pemanfaatan

hasil hutan dan pembinaan sumber-sumber alam dari hutan.

Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara

maksimal harus dilaksanakan dengan pengusahaan hutan se­

cara modern di seluruh wilayah Indinesia. Dengan ikut

sertanya modal swasta, maka dimungkinkanlah pengusahaan

hutan secara. intensif dan modern dengan memanfaatkan

uengalaman dan keahlian dari negara yang lebih maju di

bidang kehutanan. Dengan dibukanya kcsempatan bagi peru­

sahaan swasta untuk menanamkan modalnya di bidang kehu­

tanan, maka pengusahaan hutan di Indonesia mengalami per-

kembangan yang pesat. Hal yang demikian di satu pihak me-

mang banyak membawa keuntungan bagi devisa negara, membu-

ka kesompatan kerja dan lain-lain. Namun, di lain pihak

dengan adanya pembabatan hutan secara besar-besaran dapat

menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi kelestarian

lingkungan dan membuka timbulnya bahaya erosi, banjir,

dan sebagainya.

Telah kita ketahui bersama, bahwa sampai saat ini

kesadaran masyarakat akan arti penting dan fungsinya hu­

tan bagi kehidupan manusia dirasakan masih kurang. Hal

ini terbukti m ^ i h banyaknya gangguan keamanan hutan,

misalnya saja masih sering terdcngar adanya berita menge-

nai pencurian kayu, kebakaran hutan, adanya perladangan

liar dengan cara berpindah-pindah sehingga merusakkan ta-

naJi-ta/iah di kawasan hutan, adanya penggembalaan liar

2

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 11: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

dan sebagainya. Mengingat hal tersebut kesadaran masyara­

kat akan manfaat hutan selalu diharapkan, sehingga keles-

tarlan sumber daya alam khususnya hutan dapat dicapai se-

besar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Itulah sebab -

nya, bahwa hutan perlu dikelola secara mantap dan terarah

agar tetap dapat berperan sesuai dengan fungsinya.

Untuk menghadapi kemungkinan gangguan keamanan dan

kelestarian hutan, telah ditetapkan Undang-undang No..5

Tahun 1?67 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan

dan peraturan-peraturan lainnya mengenai pengusahaan hu­

tan. Dalam hubungan ini saya bermaksud membahas bagaimana

cara memperoleh hak pengusahaan hutan dan permas^lahan -

permasalahan apa yang kemudian timbul serta bagaimana pe-

nyelesaiannya.

Demikianlah latar belakang dan garis besar perma-

Galahan yang akan saya bahas di dalam penulisan ini dan

saya rumuskan sebagai berikut :

1. apakah hutan itu?;

2. apakah manfaat hutan bagi kehidupan manusia?;

3. apakah yang dimaksud dengan Hak Pengusahaan Hutan

(HPH) itu?;

peraturan-peraturan apakah yang mengatur tentang

Hak Pengusahaan Hutan (HPH)?;

5. siapakah yang berhak menjadi subyek hukum Hak Peng

usahaan Hutan (HPH)?;

6. bagaimanakah prosedur untuk mendapatkan Hak Peng-

3

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 12: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

usahaan Hutan (HPH)?;

7. apakah hak dan kewajiban pemegang Hak Pengusahaan

Hutan (HPH) menurut persyaratan yang berlaku?;

8. apakah arti penting dari adanya Hak Pengusahaan

Hutan (HPH) bagi masyarakat sekitar hutan?;

9. bagaimanakah hapusnya Hak Pengusahaan Hutan (HPH)

itu?;

10. apa sajakah yang menjadi masalah yang berhubungan

dengan Hak Pengusahaan Hutan (HPH)?;

11. bagaimanakah penyelesaiannya masalah-masalah ter­

sebut?.

B. Pen.jQlasan Judul

Skripsi ini berjudul "Hak Pengusahaan Hutan, Cara

Memperoleh Dan Masalahnya". Agar tidak menimbulkan inter-

pretasi lain dari yang saya maksud, maka akan saya jelas-

kan terlebih dahulu mengenai judul tersebut.

"Hak" di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang

disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta adalah kekuasaan untuk

berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh aturan/un-

dang-undang dan sebagainya, sedangkan ''pengusahaan" mem­

punyai Arti perbuatan mengusahakan. Selanjutnya yang di­

maksud "hutan" munurut; Poerwadarminta adalah tanah luas

,yan^ di-umbuhi pohon-pohonan, sedangkan di dalam "ndang-

undang No. Tahun 19&7 pasal 1 ayat (1) yang dimaksud

hutan adalah suatu lapangan bertumbuhan pohon-pohon yang

secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam haya-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 13: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

ti beserta alam lingkungannya dan yang ditetapkan oleh

Pemerintah sebagai hutan. Pongertian Hak Pengusahaan Hu­

tan (HPH) sendiri menurut ketentuan Peraturan Pemerintah

No. 21 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) adalah hak untuk raeng-

usahakan hutan di dalam suatu kawasan hutan yang meliputi

kegiatan-kegiatan penebangan kayu, permudaan dan pemeli-

haraan hutan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan sesu­

ai dengan rencana karya pengusahaan hutan menurut keten-

tuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan asas keles-

tarian hutan dan asas perusahaan. Kemudian apakah yang

dimaksud dengan "cara"?, Cara dapat berarti jalan melaku-

kan sesuatu, sedangkan "memperoleh” mempunyai arti menda-

patkan sesuatu dengan usaha. "Masalah1' pengertiannya ada­

lah sesuatu hal yang harus dipecahkan.

Pengertian secara keseluruhan dari judul MHak

Pengusahaan Hutan, Cara Memperoleh Dan Masalahnya" ada­

lah jalan atau cara untuk mendapatkan hak pengusahaan hu­

tan, yaitu mulai dari mengajukan permohonan kepada Mente­

ri Kehutanan sampai diterbitkannya surat keputusan pembe­

rian hak pengusahaan hutan serta masalah-masalah apa sa-

ja yang timbul selama mengajukan permohonan hak pengusa­

haan hutan sampai pelaksanaan pengusahaan hutan.

Dengan icmikian dalam pcnulisan skripsi ini akan

dapat diketahui. bcgaimana cara atau prosedur mendapatkan

hak pengusahaan hutan serta masalah-masalah yang timbul

yang ada hubungannya dengan hak nongusahaan hutan yang

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 14: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

merupakan hambatan bagi pelaksanaan hak pengusahaan hu­

tan, sehingga dapat dicari penyelesaiannya.

C. Alasan Pemilihan Judul

Keadaan perekonomian dunia yang semakin tak menen-

tu dewasa ini, mondorong pemerintah Indonesia untuk lebih

meningkatkan produksi-produksi non minyak.

Hutan sebagai salah satu sektor yang memegang po-

ranan cukup penting dalara rangka menunjang perekonomian

negara, juga tak luput dari perhatian Pemerintah. Hal i-

ni tidak lepas pula dari perhatian para pemilik modal

untuk menginvestasikan modalnya di bidang pengusahaan hu­

tan. Ditunjang pula dengan semakin meningkatnya kebutuh-

an akan kayu dari masyarakat, sehubungan dengan ;

1. semakin bertambahnya keperluan masyarakat akan

peralatan rumah tangga, sehingga kebutuhan kayu

semakin meningkat;

2. banyak digunakannya hasil hutan untuk bahan bangu-

nan atau sebagai bahan baku kayu lapis, kertas,

dan sebsgainya.^

Dilain pihak, ditinjau dari sogi hukum agraria,

hak pengusahaan hutan sangat penting di dalam hal :

1. yang berhubungan dengan hak agraria.

6

^-Undang-undang No. 5 Tahun 1967* bagian penjelae- an umum.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 15: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

Seperti kita ketahui, bahwa hak pengusahaan hutan

merupakan hak agraria yang tidak member! wewenang

untuk mempergunakan tanah dalara areal hutan yang

diusahakannya. Devvasa ini yang banyak diperhati -

kan adalah masalah hak atas tanah, padahal hak a-

graria pun tidak kalah pentingnya. Di dalam hal

pengusahaan hutan, kayu sangat berguna bagi masya-

rakat dan penting dalam berbagai bidang pembangu­

nan, seperti yang telah saya uraikan di atas, Ten-

tu saja kayu-kayu tersebut mutunya harus baik dan

untuk mendapatkan mutu yang baik perlu adanya pe-

ngelolaan serta pemeliharaan yang baik pula. Di

sinilah letak pentingnya hak agraria yang saya

maksud, sebab untuk dapat mengelola hutan guna

mendapatkan kayu yang bermutu harus mempunyai hak

pengusahaan hutan;

bahwa hak pengusahaan hutan merupakan realisasi

dari pada ketentuan dalam pasal 33 ayat (3 ) UUD

1 9 yang berbunyi : "bumi, air dan kekayaan a-

lam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh ne­

gara dan dipergunakan untuk 6ebesar-besarnya ke-

makmuran rakyat".

Hal ini terbukti dari ketentuan-ketentuan :

a. pasal 13 ayat (1) Undang-undang No. 5 Tahun

1967, yang berbunyi : "pengusahaan hutan bertu-

juan untuk memperoleh dan meninggikan produksi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 16: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

hasil hutan guna pembangunan ekonomi nasional

dan kemakmuran rakyat";

b. pasal lit ayat (1) yang berbunyi : "pada dasar-

nya pengusahaan hutan negara dilakukan oleh

negara dan dilaksanakan oleh Pemerintah, baik

pusat maupun daerah berdasarkan undang-undang

yang berlaku";

c. pasal 5 ayat (1), yaitu : "semua hutan dalam

wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan

alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai o-

leh negara".

pengusahaan hutan sangat berhubungan erat dengan

masalah tata guna tanah, yaitu dalam hal asas ke-

lestarian, asas keseimbangan, asas pemanfaatan

yang optimal. Dalam hal asas kelestarian diharap-

kan dapat terjamin kelangsungan kehidupan hutan,

sedangkan asas keseimbangan antara hutan dengan

lingkungannya. sangat penting sebab 6etelah dite-

bang harus dilakukan permudaan dan pemeliharaan

hutan agar tidak terjadi ketidak seimbangan ling-

kungan yang dapat menimbulkan bencana banjir atau

erosi. Asas pemanfaatan yang optimal, yaitu de -

ngan pemanfaatan hutan tersebut didapat hasil

yang optimum dengan mengingat potensi yang ada

serta memperhitungkan kenyataan lingkungan. Oleh

karena itu, dalam operasionilnya hak pengusahaan

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 17: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

hutan harus mengindahkan asas kelestarian, asas

keseimbangan, dan asas pemanfaatan yang optimal;

if. bahwa hak pengusahaan hutan merupakan realisasi

pula dari ketentuan pasal 12 UUPA, yang berbunyi

sebagai berikut :

(1) segala usaha usaha bereama dalam lapangan a-

graria didasarkan atas kepentingan bersama

dalam rangka kepentingan nasional dalam ben­

tuk koperasi dan bentuk-bentuk gotong royong

lainnya;

(2) negara dapat bersama-sama dengan pihak lain

menyelenggarakan usaha bersama dalam lapangan

agraria.

Hal ini terlihat di dalam ketentuan pasal 1^ ayat

(2) yang mengatakan : "pemerintah dapat bersama-

sama dengan pihak lain melaksanakan usaha bersa­

ma dalam bidang kehutanan",

Dari uraian inilah saya cenderung memilih judul

penulisan skripsi tersebut, Saya harapkan penulisan da­

ri skripsi dengan judul di atas dapat menambah pengerti­

an betapa banyaknya manfaat dan pentingnya hutan bagi

kehidupan kita.

D. Tujuan Penulisan

Masalah hutan kurang mendapat perhatian dari ma­

syarakat, padahal hutan banyak memberi manfaat bagi ke­

hidupan manusia dan dapat diusahakan untuk menambah sum-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 18: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

ber pendapatan bagi masyarakat sekitar hutan maupun bagi

negara. Oleh karena itu, saya mencoba untuk mengetengah-

kan apa manfaat hutan dan bagaimana cara mendapatkan hak

pengusahaan hut'an tersebut sehingga dapat melaksanakan

pengusahaan hutan. Di samping itu, mencoba mencari masa­

lah-masalah yang timbul dan bagaimana penyeleseaiannya.

Selain itu, tujuan penulisan skripsi ini dimak -

sudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka

memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Uni-

versitas Airlangga.

E. Metodologi

1. Pendekatan masalah.

Pembahasan yang lebih mendalam terhadap masalah

ini, saya menggunakan pendekatan dari segi yuridis for-

mil yaitu secara studi kepustakaan dan dari segi praktek

saya raelakukan peninjauan secara langsung pada perusaha­

an pemegang hak pengusahaan hutan.

2. Sumber data.

Bahan penulisan saya peroleh dari literatur-lite-

ratur yang ada hubungannya dengan masalah yang saya ba-

has, di samping itu wawancara dengan pihak-pihak yang

berhubungan dengan masalah tersebut.

3. Analisa data.

Data yang telah terkumpul dianalisa berdasarkan

metode komparatif, yaitu membandingkan data yang dipero-

leh dari segi teoritis dengan data dari hasil wawancara.

10

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 19: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

F. Pertanftgunff.iawaban sistematika

Agar terarah dalam membahas perraasalahan ini, ma­

ka penulisan ini saya bagi dalam VI BAB, yaitu :

Sebagai pengantar dalam penulisan ini dan sebelum

memasuki bab-bab pembahasan, maka saya akan meletakkan

Pendahuluan pada BAB I. Dengan memberikan pertanggungja-

waban sistematika ke dalam bab ini, agar pembaca menge -

tahui akan adanya urutan materi yang akan saya bahas,

sehingga akan lebih mengena.

Pengertian dan Arti Penting Hutan saya letakkan

pada BAB II, agar pembaca dapat memahami apa sebenarnya

yang dimaksud dengan "hutan". Di sini saya akan menje -

laskan juga manfaat hutan bagi kehidupan manusia, se -

hingga akan jelas bagi pembaca untuk mengikuti uraian

pada bab-bab selanjutnya.

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, yaitu

mcngenai hak pengusahaan hutan, maka saya akan mengurai-

kan tentang pengertian hak pengusahaan hutan serta pera-

turan-peraturan yang merupakan landasan kerja dan landa-

san hukum yang dapat menampung segala segi persoalan se­

cara menyeluruh, Oleh karena itu, pada BAB III saya le -

takkan mengenai Tinjauan Hak Pengusahaan Hutan, agar se­

belum menginjak bab-bab berikutnya pembaca dapat menge -

tahui dan memahami apa yang dimaksud dengan hak pengusa­

haan hutan. Pada bab ini juga saya uraikan mengenai su -

byek hukum mana saja yang berhak mendapatkan hak pengu -

11

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 20: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

sahaan hutan.

Setelah mengetahui apa maksud hak pengusahaan hu­

tan yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada BAB IV

saya letakkan Cara Memperoleh Hak Pengusahaan Hutan Serta

Hak dan Kewajibannya, agar pembaca dapat mengetahui ba -

gaimana cara memperoleh hak pengusahaan hutan dan apa

syarat-syaratnya serta apa saja hak dan kewajiban dari

para pemegang hak pengusahaan hutan. Di samping itu, saya

juga memasukkan manfaat apa yang diperoleh masyarakat se-

kitar hutan setelah adanya hak pengusahaan hutan. Apa

yang menyebabkan hapusnya hak pengusahaan hutan juga di-

bahas di dalam bab ini, agar diketahui bahwa hak pengu -

sahaan hutan tersebut tidak sekedar hak untuk menebang

hutan saja, melainkan juga ada tanggungjawab yang dibe-

bankan kepada para pemegang hak tersebut untuk ikut men­

jaga lingkungan dan kelestarian hutan,

Permaealahan Yang Timbul Dan Cara Penyelesaiannya

saya letrkkan pada BAB V, karena di sini dijelaskan ma -

salah yang timbul yang berhubungan dengan hak pengusaha­

an hutan, baik yang ada hubungannya dengan permohonan

hak pengusahaan hutan maupun masalah-masalah yang timbul

di lapangan pengusahaan hutan.

BAB VI sebagai bab penutup adalah merupakan ke -

simpulan dari semua bab dan permasalahan yang timbul, ke-

mudian dari kesimpulan yang ada akan dapat membantu me -

mecahkan permasalahan tersebut. Akhirnya dapat dikemuka-

M I L I K ~PERPUSTAKAAN

•UM1VERS1TAS A IRLA N GO A '

S U R A B A Y A

12

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 21: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

kan saran-saran yang bermanfaat bagi kemajuan pengusaha-

an hutan.

13

i

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 22: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

PENGERTIAN DAN ARTI PENTING HUTAN

B A B II

A. Pengertian Hutan

Hampir setiap orang sudah pernah mendengar bahkan

juga melihat hutan. Apa yang digambarkan oleh masyarakat

tentang hutan adalah kumpulan pepohonan yang besar-besar

dan rimbun, di bawahnya terdapat semak-semak liar, juga

terdapat berbagai macam binatang. Gambaran hutan seperti

di atas tidak hanya terdapat di kalangan orang-orang a-

wam saja, tetapi terdapat juga di kalangan mereka yang

2sudah berpendidikan.

Secara klasik sering dilukiskan pengertian hutan

yang dibeda-bedakan sesuai dengan siapa yang memberi ar­

ti tentang hutan tersebut. Bagi seorang pemburu, hutan

adalah areal yang tertutup oleh berbagai macam tetumbuh-

an dan di dalamnya terdapat berbagai macam jenis bina­

tang yang dapat diburu. Bagi seorang tukang kayu, hutan

merupakan kawasan tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasil-

kan kayu, sehingga dapat digunakan sebagai perkakas yang

bagus dari berbagai macam ukuran. Namun, terlepas dari

siapa yang mengartikan hutan, pada umumnya hutan selalu

dipandang sebagai kehidupan pepohonan (flora) maupun bi-

pH. Simon, Pen^antar Ilmu Kehutanan, Yayasan Pem­

bina Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta, 1977, h. 1

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 23: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

natang-binatang (fauna), dari tingkat sederhana sampai

tingkat yang paling tinggi. Pada umumnya asosiasi kehi -

dupan itu didominir oleh tumbuh-tumbuhan berkayu.

Pengertian resmi hutan secara umum diatur di da -

lam pasal 1 sub 1 Undang-undang No. 5 Tahun 1967 : "Hu­

tan adalah suatu lapangan bertumbuhan pohon-pohon yang

secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam ha -

yati beserta alam lingkungannya dan yang ditetapkan oleh

Pemerintah sebagai hutan".^

Di dalam penjelasan undang-undang tersebut, selanjutnya

disebutkan :

Hutan dalam undang-undang ini diartikan suatu lapang­an yang cukup luas, bertumbuhan kayu, bambu dan/atau palem yang bersama-sama dengan tanahnya, beserta se- gala isinya baik berupa alam nabati maupun alam hewa- ni, secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup yang mempunyai kemampuan untuk memberikan manfaat- manfaat produksi, perlindungan dan manfaat-manfaat lainnya secara lestari.^

Undang-undang No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan

Pokok Kehutanan membagi hutan di Indonesia berdasarkan

fungsi, pemilikan, dan peruntukannya. Berdasarkan fungsi-

nya hutan dapat dibagi :

1 . hutan lindung ialah kawasan hutan yang karena ke-

15

•^Abdurrahman, Ketentuan-ketentuan Pokok tentang Masalah Agraria, Kehutanan, Pertambangan. Transmigrasi DarTpengairan, Alumni, Bandung. 1979« h. 68.

, n. 78.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 24: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

adaan si fat alamnya diperuntukkan guna mengatur

tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi

serta pemeliharaan kesuburan tanah;

2. hutan suaka alam ialah kawasan hutan yang karena

sifatnya khas diperuntukkan secara khusus untuk

perlindungan alam hayati dan/atau manfaat-manfaat

lainnya, yaitu :

a. hutan suaka alam yang berhubung dengan ke-

adaan alamnya yang khas termasuk alam he -

wani dan alam nabati, perlu dilindungi un­

tuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebu-

dayaan, disebut "cagar alam11;

b, hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai

suatu tempat hidup margaeatwa yang mempu-

nyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan

kebudayaan serta merupakan kekayaan dan ke-

banggaan nasional, disebut "suaka margasat-

wa'\

3. hutan wisata ialah kawasan hutan yang diperlukan

secara khusus untuk dibina dan dipelihara guna

kepentingan pariwisata dan/atau wisata buru, yai­

tu :

a, hutan wisata yang memiliki keindahan alam,

baik keindahan nabati, keindahan hewani

maupun keindahan alamnya sendiri mempunyai

corak khas untuk dimanfaatkan bagi kepen -

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 25: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

tingan rekreasi dan kebudayaan, disebut

"taman wisata";

b. hutan wisata yang di dalamnya terdapat sat-

wa buru yang memungkinkan diselenggarakan

perburuan yang teratur bagi kepentingan

rekreasi, disebut "taman buruM,

hutan produksi yaitu kawasan hutan yang diperun-

tukkan guna produksi hasil hutan untuk raeraenuhi

keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya

untuk pembangunan industri dan eksport.

Berdasarkan peruntukannya, hutan dibagi menjadi

tiga jenis, yaitu :

a. hutan tetap adalah hutan, baik yang sudah ada ma-

upun yang akan ditanam atau tumbuh secara alarai

di dalam kawasan hutan;

b. hutan cadangan yaitu hutan yang berada di luar

kawasan hutan, yang peruntukannya belura ditetap-

kan dan tidak dibebani hak. Apabila diperlukan,

hutan cadangan ini dapat dijadikan hutan tetap;

c. hutan lainnya adalah hutan yang ada di luar kawa­

san hutan tetap dan di luar hutan cadangan, mi -

salnya hutan yang terdapat pada tanah milik atau

tanah yang dibebani hak-hak lainnya.

Hutan negara adalah kawasan hutan dan hutan yang

tumbuh di atas tanah yang tidak dibebani hak milik, se-

dang hutan milik adalah hutan yang tumbuh di atas tanah

17

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 26: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

yang dibebani hak milik. Kedua pembedaan itu dilihat ber-

dasarkan perailikannya.

Kawasan hutan dalam wilayah negara Republik Indo­

nesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan digunakan sepenuhnya untuk se -

besar-besarnya kemakmuran rakyat. Kalau raelihat ketentu-

an pasal 3 ayat (1) Undang-undang No. 5 Tahun 1967 ter -

sebut, akan narapak bertentangan dengan ketentuan yang a-

da di dalam pasal 3 Undang-undang No. 5 Tahun I960, yang

lebih dikenal dengan sebutan UUPA, yang berbunyi :

Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 dan pasal 2 pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada harus sede- mikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasi- onal dan negara yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang- undang dan peraturan-peraturan lain yang lebih ting* Ci.

Namun, di sini kita harus mengingat ketentuan pasal 33

CJUD 19^5 dengan klausulanya yang berbunyi : ,!.... pada

tingkat tertinggi dikuasai oleh negara", Pengertian di -

kuasai bukanlah berarti dimiliki, melainkan suatu pe -

ngertian yang raengandung berbagai kewajiban dan wdwenang,

yang meliputi wewenang untuk :

1. menetapkan dan mengatur perencanaan, peruntukan,

penyediaan dan penggunaan hutan sesuai dengan

fungsinya dalam memberikan manfaat kepada rakyat

dan negara;

2. mengatur penguruean hutan dalam arti yang luas;

18

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 27: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

3* menentukan dan mengatur hubungan hukura antara o-

rang atau badan hukum dengan hutan dan mengatur

perbuatan hukum mengenai hutan.^

Akan tetapi, hak kekuasaan negara yang paling tinggi ter-

eebut dapat dikuasakan kepada masyarakat hukum adat de­

ngan hak pengelolaan yang berupa hak-hak ulayat.^

Dengan demikian pengertian hutan negara itu men -

cakup pula hutan-hutan baik yang berdasarkan peraturan

perundangan maupun hutan yang dikuasai oleh masyarakat

hukum adat.

B. Manfaat Hutan Bagi Kehidupan Manusia

Telah kita ketahui, bahwa hutan merupakan karunia

Tuhan Yang Mahaesa yang banyak memberikan manfaat bagi

uniat manusia sepanjang masa. Hutan, bagi kehidupan manu­

sia dipandang merapunyai peranan yang penting. Peranan

hutan tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa macam,

masing-masing memiliki kadar kepentingan yang tidak saiua,7

tergantung keadaan dan kondisi setempat. t

1. Manfaat Langsung dari Hutan.

Menyangkut masalah produksi, hutan dapat mengha-

silkan benda-benda ekonomi yang menjadi kebutuhan manu-

^Pasal 5 ayat (2) Undang-undang No. 5 Tahun 1967.

S/±snoe Soesanto, Kuliah Hukum Agraria II.

^H. Simon, op.cit.. h. 16.

19

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 28: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

sia. Fungsi produksi dari hutan dirasa semakin penting

peranannya, sehubungan dengan kian bertambahnya jumlah

penduduk, yang diikuti dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan tehnologi bersamaan dengan semakin berkurangnya are­

al hutan* Di bidang produksi ini, hutan dapat menghasil-

kan kebutuhan-kebutuhan manusia, antara lain :

a. kayu perkakas, yaitu kayu-kayu yang digunakan un­

tuk bangunan rumah atau gedung, alat-alat rumah

tangga, alat-alat angkutan, dan sebagainya;

b. kertas, seperti kita ketahui bahan baku kertas a-

dalah bambu, kayu, jerami. Kertas yang berkualitas

tinggi dibuat dari bahan baku kayu;

c. kayu bakar, yaitu kayu-kayu yang dipergunakan un­

tuk bahan bakar bagi keperluan rumah tangga, pa -

brik-pabrik, dan lain-lain. Kayu bakar ini biasa-

nya diambil dari bagian-bagian pohon yang tidak

dapat dijadikan kayu perkakas atau dari jenis ka­

yu yang memang tidak baik untuk perkakas;

d. kayu lapis, yang sekarang telah dieksport pula ke

berbagai negara.

Kecuali beberapa macam hasil hutan yang telah di-

sebutkan di atas, masih banyak lagi benda-benda yang di-

kenal sebagai hasil hutan. Jenis hasil hutan ini biasa -

nya diusahakan oleh masyarakat sekitar hutan atau diusa-

hakan oleh pihak kehutanan, antara lain lak, gondorukem,

terpentin, bahan penyamak kulit, damar, sutera alam, dan

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 29: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

21

sebagainya.

2. Manfaat Tidak Langsung.

Di samplng fungsi produksi, hutan masih mempunyai

beberapa manfaat yang tidak kecil artinya. Manfaat-man-

faat tersebut antara lain :

a* sebagai pelindung.

Yang dimaksud fungsi hutan sebagai pelindung ada-

lah untuk menjaga mutu lingkungan hidup, teruta-

ma kepentingan umat manusia. Dengan keadaan ling­

kungan yang baik, kehidupan manusia tidak akan

terganggu, bahkan sebaliknya lebih terjamin. Da-

lara hal ini, manfaat hutan adalah untuk menjaga

kesuburan tanah dan menjaga tata air (fungsi hi-

dro orologie). Akibat banyak tangkai-tangkai, da-

han-dahan, daun-daun yang jatuh, maka tanah hutan

lama kelamaan menjadi gerabur, karena tanah gembur

inilah air hujan lebih mudah meresap ke dalam ta­

nah dan tidak mengalir di atas tanah. Keadaan ini4

dapat mengurangi atau mencegah erosi dan banjir,

juga pada musim kemarau masih terdapat air. Jelas

di sini, bahwa hutan dapat mengatur air;

b. untuk rekreasi.

Hutan dapat mewujudkan keindahan atau pemandangan

yang menyenangkan. Banyak tempat-tempat rekreasi

di dekat hutan, karena di situ dapat menikmati

keindahan alam;

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 30: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

c. untuk strategi dan pertahanan nasional*

Manfaat hutan untuk strategi dan pertahanan nasi­

onal ini raeraang hanya dirasakan pada waktu negara

menghadapi serangan dari luar, tetapi hal itu ti­

dak mengurangi fungsi hutan tersebut. Fungsi ini

juga telah dirasakan pada waktu bangsa Indonesia

mempertahankan kemerdekaannya dan berterapur mela-

wan penjajah;

d. penghasil oksigen dan udara bersih.

Sebagaimana tumbuh-turabuhan pada umumnya, pohon-

pohon di hutan juga menghasilkan oksigen. Walau

penghasil oksigen itu tidak hanya hutan, tetapi

dapat dirasakan bagaimana seandainya tidak ada

hutan.

Uraian di atas melukiskan bagaimana pentingnya

arti hutan bagi kehxdupan manusia. Memang, kalau hanya

mengetahud sepintas saja, hutan merupakan kawasan yang

hanya berturabuhan pepohonan yang tidak perlu diinjak.

Tetapi begitu kita mengerti dan memahami apa dan bagai-

mana hutan itu, akan terasa besar manfaatnya bagi kehi-

dupan kita dan kita tidak dapat membayangkan bagaimana

seandainya lingkungan hutan tersebut rusak atau tidak a-

da hutan di dalam kehidupan kita ini. Oleh sebab itu,

tugas kitalah untuk tetap memelihara serta melestarikan

lingkungan hutan.

22

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 31: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

TINJAUAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN

B A B III

Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara

intensif adalah merupakan suatu unsur pelaksanaan dari

pada pembangunan nasional. Diharapkan, raelalui Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) raaupun Penanaman Modal Asing

(PMA), semakin besar rainat para pengusaha untuk menanam-

kan modalnya di bidang kehutanan. Dengan ikut sertanya

modal swasta, maka dimungkinkan pengusahaan hutan secara

intensif. Hal ini 6elaras dengan apa yang diutarakan o-

leh Presiden Soeharto di dalam MUNAS APK1ND0 Juli 1985*

pada kesempatan itu beliau mengatakan bahwa sumber daya

alam harus dapat dimanfaatkan dalam pembangunan ekonomi,

sebab tanpa itu pembangunan akan berjalan lambat dan ke-o

kayaan alam tidak akan punya arti bagi kehidupan bangsa.

Akan tetapi, dalam memanfaatkan sumber daya alam

khususnya sumber daya alam hutan, kita harus tetap mem-

perhatikan kelestariannya, Untuk itu, tepatleh kiranya

Pemerintah di dalam mengambil kebijaksanaan dengan menge-

luarkan peraturan tentang hak pengusahaan hutan.

A. Pengertian jjak Pengusahaan Hutan

Sebagai tindak lanjut dalam rangka pengusahaan hu-

^"Presiden Di Depan MUNAS APKINDO", Merdeka. 27 Juli 1935, h. 1.

23

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 32: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

tan sebagairaana yang dikehendaki di dalam Undang-undang

No. 5 Tahun 1967, maka dikeluarkanlah peraturan pelaksa-

naannya yaitu Peraturan Peraerintah No. 21 Tahun 1970

tentang Hak Pengusahaan Hutan dan Peraungutan Hasil Hutan.

Dalam pasal 1 ayat (1) peraturan tersebut dirurauskan,

bahwa yang diraaksud dengan hak pengusahaan hutan, yang

selanjutnya disingkat HPH, adalah :

hak untuk mengusahakan hutan di dalam suatu kawasan hutan yang meliputi kegiatan-kegiatan penebangan ka­yu, permudaan dan pemeliharaan hutan, pengelolaan dan pemasaran hasil hutan sesuai dengan Rencana Kar- ya Pengusahaan Hutan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan asas kelestarian hu­tan dan asas perusahaan.

Dengan demikian, pengertian HPH adalah memberi wewenang

kepada pemegang hak tersebut untuk menebang kayu dalam

areal hutan tertentu, mengangkut serta memasarkannya.

Pengertian HPH sebagairaana yang telah diuraikan

di atas haruslah dibedakan dengan pengertian hak pemu -

ngutan hasil hutan. Pasal 1 ayat (5) Peraturan Pemerin-

tah No. 21 Tahun 1970 menyebutkan, bahwa yang dimaksud

dengan hak pemungutan hasil hutan adalah :

hak untuk menebang menurut kemampuan yang meliputi areal hutan paling luas 100 (seratus) hektar untuk jangka waktu selama-lamanya 2 (dua) tahun serta un­tuk mengarabil kayu dan hasil hutan lainnya dalam jumlah yang ditetapkan dalam surat izin yang bersang- kutan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan.

Di samping itu, antara kedua hak tersebut masih

ada perbedaannya, yaitu dalam hal pemberian hak-hak ter­

sebut. HPH diberikan oleh Menteri Kehutanan (dulu Mente-

2if

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 33: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

ri Pertanian) setelah mendengar pendapat dari gubernur

kepala daerah propinsi yang bersangkutan, sedangkan hak

pemungutan hasil hutan cukup diberikan oleh gubernur ke­

pala daerah propinsi yang bersangkutan sesuai dengan pe-

tunjuk yang diberikan oleh Menteri Kehutanan (dulu Men -

teri Pertanian).^

Hak pengusahaan hutan bukanlah hak atas tanah,

melainkan hak keagrariaan, karena tidak memberikan wewe-

nang untuk mempergunakan tanah dalam areal hutan yang di

usahakannya itu. Akan tetapi, apabila mereka membutuhkan

tanah untuk keperluan-keperluan yang ada hubungannya de­

ngan pengusahaan hutan tidak perlu mengajukan permohon-

an dan tidak perlu pula dikeluarkan surat keputusan pem-

berian hak atas tanah.^ Hal ini telah disepakati oleh

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian (sebelum ada-

nya Departemen Kehutanan), bahwa pemegang HPH boleh mem­

pergunakan tanah negara yang terdapat di kawasan hutan

yang diusahakannya, sepanjang untuk keperluan yang ber-

hubungan langsung dengan pengusahaan hutan. Keperluan-

keperluan tersebut antara lain untuk tempat penimbunan

kayu, perkantoran, tempat tinggal karyawan, tempat peng-

25

^Abdurrahman, Tebaran Pikiran Mengenai Hukum Agra- ria, Alurani, Bandung, 1985, h. 197.

^Boedi Harsono, UUPA Se.jarah Penyusunan, Isi dan pelaksanaann.ya. Bag, I, Jil. I I , ’jam bat an*,- JakartaT, 1971,h. 335.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 34: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

gergajian atau untuk menanami bahan makanan guna memenuhi

kebutuhan karyawan perusahaan sendiri.

Hak pengusahaan hutan Ini hanya dapat diberikan

untuk kawasan hutan produksi, tidak termasuk hutan lin-

dung maupun hutan-hutan yang mempunyai fungsi proteksi

dan tidak dibebani hak-hak lain. Juga hanya dapat diberi­

kan atas kawasan hutan yang di atasnya terdapat tegakan

h u t a n . Y a n g dimaksud tegakan hutan hutan di sini ada­

lah sekelompok pohon yang mempunyai ciri-ciri seragam,

yaitu mengenai jenis, umur, dan ukurannya.

Di dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1967 tidak di-

sebutkan jangka waktu pemberian HPH, tetapi dapat kita

lihat di dalam Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1970

pasal 10 ayat (1) : "flak pengusahaan hutan diberikan un­

tuk jangka waktu paling lama 20 tahun dan dapat diper -

panjang apabila tidak bertentangan dengan kepentingan u-

mum". Jangka waktu tersebut di atas juga disebutkan di

dalam surat keputusan pemberian haknya. Luas areal yang

diberikan juga tidak ada pembatasannya di dalam undang-

undang. Umumnya lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) hektar,

luas yang diberikan itu disebutkan di dalam surat kepu­

tusan HPH. Setelah dilakukan pengukuran-pengukuran semes-

tinya, maka areal itu dilukiskan pada suatu peta batas

26

^Wawancara dengan Bapak Kamdiya Adisoesanto Kepa- la Biro Hukum Departemen Kehutanan Jakarta, tanggal 10 Oktober 1985.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 35: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

27

yang dikeluarkan oleh direktorat jenderal kehutanan atas

beaya pemegang hak.

B. Ketentuan-kotentuan Hukum Hak Pengusahaan Hutan

Mengingat pentingnya pengusahaan hutan juga untuk

menjaga kelestarian hutan, maka pemberian HPH disertai

beberapa syarat dan kewajiban terhadap pemegang hak peng­

usahaan tersebut. Oleh karena itu, guna member! landaean

hukum bagi pelaksanaan pemberian HPH, ketentuan persya-

ratan dan kewajiban-kewajiban yang dipandang penting per­

lu ada peraturan hukum yang mengaturnya tersendiri.

Peraturan yang mengatur tentang pengusahaan hutan

tersebut antara lain :

1. Undang-undang No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Kehutanan. Undang-undang tersebut

dimaksudkan sebagai landasan formil dalam pelak­

sanaan pemanfaatan hutan secara optimal untuk ke-

sejahteraan seluruh rakyat, di samping itu untuk

menjaga kelestarian hutan dari tindakan yang ti­

dak bertanggungjawab. Dalam Undang-undang No. 5

Tahun 1967, masalah pengusahaan hutan diatur di

dalam pasal 13 dan pasal lif.

Pasal 13 menyatakan :

(1) Pengusahaan hutan bertujuan untuk memperoleh

dan meninggikan produksi hasil hutan guna

pembangunan ekonomi nasional dan kemakmuran

rakyat.

1

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 36: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

(2) Pengusahaan hutan diselenggarakan berdasarkan

asas kelestarian hutan dan asas perusahaan

menurut rencana karya atau bagan kerja terse­

but pada pasal 8, dan meliputi : penanaman,

pemeliharaan, pemungutan hasil, pengelolaan,

dan pemasaran hasil hutan.

Pasal 8 yang diraaksud mengatakan :

(1) Guna mengetahui modal kekayaan alam yang be-

rupa hutan di seluruh wilayah Pepublik Indo­

nesia diselenggarakan inventarisasi hutan gu­

na keperluan perencanaan Pembangunan Proyek-

proyek Kehutanan secara nasional dan raenyelu-

ruh.

(2) Untuk pengusahaan hutan tertentu secara les-

tari dan tertib, perlu disusun suatu rencana

karya atau bagan kerja untuk jangka waktu

tertentu yang harus didahului dengan penataan

hutan,

Kemudian dalam pasal 14 diatur pula :

(1) Pada dasarnya pengusahaan hutan Negara dila-

kukan oleh Negara dan dilaksanakan oleh Peme-

rintah, baik Pusat maupun Daerah berdasarkan

undang-undang yang berlaku.

(2) Pemerintah dapat bersama-sama dengan pibak la­

in menyelenggarakan usaha bersama dalam bidang

kehutanan.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 37: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

(3) Kepada Perusahaan Negara, Perusahaan Daerah

dan Perusahaan Swasta dapat diberikan Hak

Pengusahaan Hutan.

(4) Kepada Warganegara dan Badan Hukum Indonesia

yang seluruh modalnya dimiliki oleh Wargane­

gara Indonesia dapat diberikan hak pemungutan

hasil hutan,

(5) Pemberian hak-hak tersebut pada ayat (3) dan

(4) pasal ini diatur lebih lanjut dengan Per­

aturan Pemerintah.

Kalau kita raelihat pada pasal 13 ayat (1) nampak

adanya asas perspektif yaitu keinginan atau hara-

pan-harapan baik diraasa depan, sedangkan ayat (2)

nya melukiskan asas operasional yaitu operasional

dari pengusahaan hutan yang mengarah kepada usaha

pelestarian hutan dan pengelolaan hutan yang te-

pat. Pasal lk ayat (2), (3) dan (4) raenurut pen-

dapat saya, menunjukkan adanya keterbatasan Peme­

rintah di dalam mengelola pengusahaan hutan. Oleh

karena itu, dengan ikut sertanya perusahaan-peru-

sahaan baik negara, daerah maupun swasta diharap-

kan hutan dan kekayaan alam yangbterkandung di

dalamnya dapat dikelola secara optimal*

Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1967 tentang I-

uran Hak Pengusahaan Hutan dan luran Hasil Hutan.

Sekalipun Pemerintah belum raenetapkan suatu pera-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 38: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

turan khusus yang mengatur tentang pengusahaan

hutan, namun tujuh bulan setelah diundangkannya

Undang-undang tentang Pokok Kehutanan, oleh Peme-

rintah telah diundangkan Peraturan Pemerintah No.

22 Tahun 1967, yang mengatur tentang masalah iu-

ran HPH (licence fee) dan iuran hasil hutan (ro­

yalties). Peraturan tersebut keraudian diubah de­

ngan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1980.

3. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1970 tentang

Hak Pengusahaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan.

Sebagai tindak lanjut dari ketentuan pasal 1^ a-

yat (5) Undang-undang No. 5 Tahun 1967, maka di-

undangkanlah Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun

1970. Dalam peraturan tersebut diatur secara ga-

ris besar mengenai HPH dan hak pemungutan hasil

hutan, kewajiban pemegang HPH dan pemegang halt

pemungutan hasil.hutan, pemberian HPH dan hak pe­

mungutan hasil hutan, hapusnya HPH, serta sanksi-

sanksi pelanggaran ketentuan HPH. Namun, sejalan

dengan semakin meningkatnya kegairahan usaha di-

bidang eksploitasi hutan, maka perlu diadakan

perubahan mengenai ketentuan dari pasal 9 Pera­

turan Pemerintah No. 21 Tahun 1970. Pasal 9 ter­

sebut diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 18

Tahun 1975 tentang Perubahan Pasal 9 Peraturan

Pemerintah No. 21 Tahun 1970 Tentang Hak Pengusa-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 39: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

haan Hutan dan Hak Pemungutan Hasil Hutan.

4. Keputusan Presiden No. 20 Tahun 1975 tentang Ke-

bijaksanaan Di Bidang Pemberian Hak Pengusahaan

Hutan. Sehubungan dengan diundangkannya Peraturan

Pemerintah No. 18 Tahun 1975, maka dipandang per-

lu untuk menetapkan kebijaksanaan baru di bidang

pemberian HPH. Oleh karena itu, dikeluarkanlah

Keputusan Presiden No. 20 Tahun 1975- Peraturan

tersebut menentukan bagaimana para pemegang HPH

melaksanakan pengelolaannya, yang secara garis

besar dapat kita lihat di bawah ini :

a. pemegang HPH pada dasarnya mengusahakan

sendiri areal hutan yang dikuasakan kepa-

danya;

b. pemegang HPH dapat bekerja sama dengan

perusahaan nasional di bidang pemungutan

hasil hutan atas dasar hubungan kontrak;

c. pemegang HPH dapat bekerja sama dengan

perusahaan nasional maupun asing di bidang

pemungutan dan pengolahan hasil hutan da­

lam bentuk perusahaan campuran (joint en­

terprise) ;

d. kerja sama tersebut tidak boleh berakibat

beralihnya HPH kepada perusahaan campuran

dimak6ud.

5. Keputusan Presiden No. 35 Tahun 1980 tentang Dana

31

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 40: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

Jaminan Reboisasi Dan Permudaan Hutan Areal Hak

Pengusahaan Hutan. Dana reboisasi dalara Keputus-

an Presiden tersebut dimaksudkan untuk menjamin,

agar kegiatan reboisasi dan permudaan hutan serta

pengawasannya dapat terlaksana dengan baik.

6. Keputusan Presiden No. 77 Tahun 1985 tentang Pe-

ngenaan, Pemungutan, Dan Perabagian Iuran Hasil

Hutan. Keputusan Presiden tersebut sebagai pe-

nyempurnaan dari pemungutan iuran hasil hutan

yang telah dilaksanakan selama ini. Sebelum Kepu­

tusan Presiden No. 77 Tahun 1985 dikeluarkan, da-

sar pemungutan iuran hasil hutan adalah Keputusan

Presiden No. 55 Tahun 197^ tentang Pelaksanaan

Pungutan Dan Perimbangan Pembagian Penerimaan I-

uran Hasil Hutan Dan Iuran Pembangunan Daerah (I-

PEDA), yang kemudian diubah dengan Keputusan Pre­

siden No. 37 Tahun I960.

7. Beberapa Keputusan Menteri dan peraturan lainnya.

Sobagai pelaksanaan dari pada ketentuan-ketentuan

tentang HPH, telah dikeluarkan beberapa keputusan

dari Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan dari

Direktur Jenderal Kehutanan, yang antara lain :

a. Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 11/

3/1968 tanggal 14 Maret I968, tentang Pe­

laksanaan Perabayaran Iuran HPH dan Iuran

Hasil Hutan;

32

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 41: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

b. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 365/

Kpts-II/1985 tentang Pelaksanaan Keputusan

Presiden No. 77 Tahun 1985 Tentang Penge-

naan Pemungutan Dan Pembagian Iuran Hasil

Hutan;

c* Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan

No. 189/Kpts./DJ/I/1980 tentang Pedoman

Pengumpulan, Pengerabalian dan Penggunaan

Dana Jaminan Reboisasi dan Permudaan Areal

Hak Pengusahaan Hutan;

d. Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan

No. lifl/Kpts./DJ/I/81 tentang Penyempurna-

an dan Perubahan Penyelesaian Permohonan

Hak Pengusahaan Hutan.

C. Subyek Hukum Pemegang Hak Pengusahaan Hutan

Pada dasarnya pengusahaan hutan negara dilakukan

oleh negara dan dilaksanakan oleh Pemerintah, baik pusat

maupun daerah. Realisasinya, pengusahaan hutan tersebut

di pulau Jawa oleh Pemerintah diserahkan kepada Perum

Perhutani yang merupakan perusahaan milik negara. Berda­

sarkan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1972 dan Pera­

turan Pemerintah No. 2 Tahun 1978, wilayah pengusahaan

hutan di Jawa dibagi menjadi 3 unit produksi perusahaan

umum kehutanan negara, yaitu dengan wilayah kerja yang

meliputi :

a. seluruh areal hutan di Daerah Tingkat I Jawa Te-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 42: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

ngah dan disebut Unit I Perum Perhutani;

b. seluruh areal hutan di Daerah Tingkat I Jav/a Ti­

mur dan disebut Unit II Perum Perhutani;

c. seluruh areal hutan di Daerah Tingkat I Jawa Ba-

rat dan disebut Unit III Perum Perhutani.

Tiap-tiap unit dipimpin oleh kepala unit yang berkedu-

dukan di ibukota propinsi dan bertanggungjawab kepada

Direktur Utaraa Perum Kehutanan yang berkedudukan di Ja­

karta, Berarti di sini pemegang HPH di Jawa adalah Perum

Kehutanan Pusat, sedangkan pelaksananya adalah ketiga u-

nit tersebut yang di tingkat II dilaksanakan oleh KPH

(Kesatuan Pemangkuan Hutan)* Perhutani, di samping seba­

gai pemegang hak pengelolaan juga merupakan perusahaan,

hal ini terlihat dari kedudukan kepala kesatuan pemang­

kuan hutan yang merangkap sebagai administratur.

Untuk pengusahaan hutan di luar Jawa, Pemerintah

dapat bersama-sama dengan pihak lain menyelenggarakan u-

saha bersama di bidang kehutanan. Undang-undang Pokok

Kehutanan (UU No, 5 Tahun 1967) pasal lif ayat (3) menye-

butkan, bahwa HPH dapat diberikan kepada :

a. perusahaan negara;

b. perusahaan daerah;

c. perusahaan sv/asta.

Di dalam pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun

1970 lebih ditegaskan lagi, bahwa HPH dapat diberikan ke­

pada :

3*f

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 43: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

a. perusahaan milik negara;

b. perusahaan swasta;

c. perusahaan campuran.

Pada bagian penjelasan dari peraturan tersebut dinyata-

kan, yang dimaksud dengan perusahaan milik negara adalah

perusahaan milik Pemerintah pusat maupun daerah yang di-

dirikan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Dalam hal perusahaan swasta, yang dimaksud adalah peru­

sahaan swasta nasional maupun perusahaan swasta asing

yang berbadan hukum Indonesia. Sedangkan yang dimaksud

dengan perusahaan campuran adalah usaha bersama antara

perusahaan milik negara atau perusahaan swasta nasional

dengan perusahaan swasta asing, atau perusahaan milik

negara dengan perusahaan swasta nasional dengan mendiri-

kan badan hukum Indonesia.

Namun, sesuai dengan perkembangan sekarang, maka

kepada perusahaan nasional di bidang kehutanan telah

mungkin diberikan peranan yang lebih besar di dalam

pengusahaan hutan. Oleh 6ebab itu, ketentuan pasal 9 da­

ri Peraturan Pemerintah No, 21 Tahun 1970 diubah dengan

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1975* sehingga berbu­

nyi :

(1) Hak Pengusahaan Hutan dapat diberikan kepada :

a. perusahaan milik negara;

b. perusahaan swasta nasional yang berbentuk

perseroan terbatas (PT).

35

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 44: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

(2) Dalam hal dianggap perlu, maka penyimpangan ter-

hadap ketentuan tersebut dalam ayat (1) ditetap-

kan oleh Presiden.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa yang dimaksud dengan per­

usahaan milik negara adalah badan usaha negara baik da­

lam bentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN), perusahaan Umum

(PERUM), atau Perusahaan Perseroan (PERSERO), dan peru­

sahaan daerah yang didirikan berdasarkan peraturan per-

undang-undangan yang berlaku. Kemudian yang dimaksud de­

ngan perusahaan swasta nasional adalah perusahaan yang

berbentuk perseroan terbatas, yang seluruh saham-saham-

nya berada dalam pemilikan warganegara Indonesia.

Kalau melihat uraian di atas, maka dengan diubah-

nya ketentuan pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun

1070 oleh Peraturan Pemerintah No, 18 Tahun 1975, nampak

bahwa perusahaan asing sudah tidak dapat lagi melakukan%

pengusahaan hutan di Indonesia. Akan tetapi, apabila me­

lihat lebih lanjut ketentuan Peraturan Pemerintah No. 18

Tahun 1975 pasal 9 ayat (2), perusahaan asing tersebut

masih dapat melaksanakan pengusahaan hutan. Hal ini se-

suai dengan ketentuan yang tercantum di dalam pasal 5

Keputusan Presiden No. 20 Tahun 1975 yang menentukan,

bahwa perusahaan asing dan perusahaan nasional lain yang

turut serta dalam kerja sama di bidang pengusahaan hutan

atas dasar hubungan kontrak maupun dalam bentuk perusaha­

an campuran tetap diberikan fasilitas berdasarkan Undang-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 45: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

undang No. 1 Tahun 1967 jo. Undang-undang No. 11 Tahun

1970 dan Undang-undang No. 6 Tahun 1968 jo. Undang-un­

dang No. 12 Tahun 1970, yaitu tentang Penanaman Modal

Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Di dalam surat keputusan pemberian HPH, salah sa-

tu ketentuannya menyebutkan, bahwa HPH tidak dapat di-

pindah tangankan dalam bentuk apapun kepada pihak keti-

ga. Selanjutnya, apabila melihat ketentuan dari Keputus-

an Presiden No. 20 Tahun 1975 disebutkan, bahwa kerja

sama antara pemegang HPH dengan perusahaan nasional la­

innya ataupun dengan perusahaan asing tidak boleh bera-

kibat beralihnya HPH kepada perusahaan campuran tersebut.

Tujuan dari ketentuan-ketentuan di atas dimaksudkan, agar

jangan sampai perusahaan yang telah meraperoleh HPH kemu-

12dian menjual izin tersebut kepada perusahaan lain. A-

kan tetapi, hal ini tidak menutup celah-celah tirabulnya

pengertian penguasaan HPH secara forrail dan materiil.

Artinya, secara formil HPH memang tidak beralih, tetapi

secara materiil dengan adanya ketentuan bahwa perusahaan

swasta nasional yang dapat memperoleh HPH adalah perusa­

haan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), maka mela-

lui cara pemilikan saham dari sorang pesero memungkinkan

^Wav/ancara dengan Bapak Kamdiya Adisoesanto Ke- pala Biro Hukum Departemen Kehutanan Jakarta, tanggal 10 Oktober 1985.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 46: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

adanya perpindahan HPH tersebut.1^ Terlebih-lebih apabi-

la hal ini dihubungkan dengan ketentuan dari pasal 5 Ke­

putusan Presiden No. 20 Tahun 1975 yang telah diuraikan

di atas.

Larangan beralihnya HPH kepada pihak ketiga ter­

sebut ternyata di dalam prakteknya tidak sesuai dengan

peraturan atau ketentuan yang ada, hal ini terbukti bah­

wa ternyata dengan persetujuan Menteri Kehutanan (dulu

Menteri Pertanian) HPH dapat beralih ke tangan pihak ke­

tiga.

38

*^-\awancara dengan Bapak Soenarto dari PT. Dwima- jaya Utama Jakarta, tanggal 7 Oktober 1985.

^^fawancara dengan Bapak Haryono dari PT. Dwima- jaya Utama Jakarta, tanggal 7 Oktober 1985.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 47: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

CARA MEMPEROLEH HAK PENGUSAHAAN HUTAN

SERTA HAK DAN KEIVAJIBANNYA

Dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 5 Tahun

1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan, yang

mengatur juga tentang pengusahaan hutan serta dikeluar­

kannya undang-undang penanaman modal asing dan penanam-

an modal dalam negeri, maka pengusahaan hutan di Indone­

sia mengalami perkembangan yang sangat pesat sehubungan

dengan besarnya minat para pengusaha untuk menanamkan

modalnya di bidang kehutanan. Di samping itu, mengingat

pentingnya pengusahaan hutan dan dalam rangka menjaga

kelestarian hutan, jangan sampai para pengusaha tersebut

mengambil hasil hutan eecara serampangan, maka pemberian

HPH disertai dengan berbagai syarat dan kewajiban bagi

pemegang HPH. Di dalam BAB IV ini yang akan saya bahas

adalah cara memperoleh HPH di luar Pulau Jawa. Sedangkan

pengusahaan hutan di Pulau Jawa, berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 15 Tahun 1972 dan Peraturan Pemerintah

No. 2 Tahun 1978 diserahkan kepada Perum Perhutani seba-

gaimana yang telah diuraikan di dalam bab sebelumnya.

Di samping sebagai pengelola, Perhutani juga sebagai pe-

laksana tunggal pengusahaan hutan di Pulau Jawa. Oleh

karena itu, secara otomatis tanpa mengajukan permohonan

Perhutani adalah pelaksana dan pemegang HPH di Pulau Ja-

39

B A B IV

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 48: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

wa, sehingga sebagian besar peraturan-peraturan yang

mengatur tentang pengusahaan hutan serta persyaratannya

tersebut ditujukan untuk pengusahaan hutan di luar Pulau

Jawa. Di dalam bab ini selanjutnya akan saya uraikan ba­

gaimana cara memperoleh HPH.

A. Prosedur Mendapatkan Hak Pengusahaan Hutan

Menurut pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah No.

21 Tahun 1970, syarat dan cara mengajukan permohonan

serta cara memberikan HPH ditetapkan oleh Menteri Perta-

nian (sekarang Menteri Kehutanan). Tentang bagaimana

prosedur untuk mendapatkan HPH telah diberikan suatu pe-

doman oleh Direktur Jenderal Kehutanan dalam keputusan-

nya No. 2083/A-2/DD/1971 ‘tentang Pedoman Prosedur Penye-

lesaian Permohonan Hak Pengusahaan Hutan, yang kemudian

diubah dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutan­

an No. l/fl/Kpts/DJ/81 tentang Penyempurnaan dan Perubah-

an Prosedur Penyelesaian Permohonan Hak Pengusahaan Hu­

tan.

Tata cara mengajukan permohonan untuk mendapatkan

HPH sampai memperoleh surat keputusan pemberian hak ada­

lah sebagai berikut :

1. permohonan.

Permohonan disampaikan dalam rangkap 2 (dua) ke­

pada Direktur Jenderal Kehutanan dengan dileng-

kapi lampiran dokumen-dokumen yang masing-masing

rangkap 2 (dua) terdiri dari :

40

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 49: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

a. peta areal yang diminta;

b. akte perusahaan;

c. bagan organisasi perusahaan;

d. referensi bank;

e. balance/neraca perusahaan;

f. izin usaha perusahaan;

g. keterangan fiscal.

Tembusan permohonan tersebut disampaikan kepada :

a. gubernur kepala daerah propinsi yang ber­

sangkutan tempat areal tersebut terletak;

b. direktur bina program pada direktorat jen-

deral kehutanan;

c. direktur bina produksi pada direktorat jen

deral kehutanan;

d. direktur tertib pengusahaan hutan pada di­

rektorat jenderal kehutanan;

e. dinas kehutanan propinsi yang bersangkutan

pertimbangan.

Pertimbangan sepenuhnya atas permohonan itu ada

pada Direktur Jenderal Kehutanan. Bila dianggap

perlu Direktur Jenderal Kehutanan mengadakan ra-

pat staf terbatas yang terdiri dari :

a. sekretaris direktorat jenderal kehutanan;

b. direktur bina program kehutanan;

c. direktur bina produksi kehutanan;

d. direktur tertib pengusahaan hutan;

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 50: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

e. direktur perlindungan dan pengawetan alam;

f. aparatur lain yang dianggap perlu,

Rapat tersebut diadakan untuk mempertimbangkan/

menilai apakah perusahaan yang mengajukan permo­

honan itu memenuhi syarat-syarat yang diperlukan

baik mengenai kemampuan tehnis maupun kemampuan

finansiil/bonafiditas. Di sini diadakan pula

checking apakah areal yang dimohon oleh perusaha­

an tersebut masih bebas dan memungkinkan untuk

diusahakan sebagai areal HPH.

3. checking areal.

Apabila di dalam pertimbangan permohonan dinilai

memenuhi syarat serta areal memungkinkan untuk

dicadangkan sebagai areal kerja HPH, maka direk­

tur jenderal kehutanan memberikan instruksi kepa­

da direktur bina program kehutanan untuk menyiap-

kan peta areal tersebut sebagai lampiran surat

clearing areal kepada gubernur kepala daerah yang

bersangkutan.

4. clearing areal ke daerah.

Direktur jenderal kehutanan membuat surat clearing

areal kepada gubernur kepala daerah tingkat satu

yang bersangkutan untuk meminta rekomendasi atas

areal yang dimohon tersebut.

5. instruksi orientasi (flight survai) dan survai

lapangan.

42

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 51: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

Berdasarkan rekomendasi dari gubernur kepala da­

erah yang bersangkutan, direktur jenderal kehu­

tanan mengeluarkan instruksi kepada perusahaan

yang bersangkutan untuk roengadakan orientasi

(flight survai) dan/atau survai lapangan bersama-

sama dengan direktorat bina program kehutanan.

6. penetapan areal kerja HPH dan annual allowable

cut.

Berdasarkan hasil survai tersebut, maka direktur

bina program kehutanan menetapkan peta areal ker­

ja HPH dan Annual Allowable Cut (AAC) untuk peru­

sahaan yang bersangkutan.

?, surat keputusan tentang penetapan pencadangan a-

real kerja dan ketentuan persyaratan pelaksanaan

HPH (surat keputusan).

Setelah ada penetapan areal kerja HPH dan AAC,

direktur jenderal kehutanan menginstruksikan ke­

pada perusahaan untuk memenuhi syarat-syarat guna

memperoleh surat keputusan tentang penetapan pen­

cadangan areal kerja dan ketentuan persyaratan

pelaksanaan HPH. Kemudian sekretaris direktorat

jenderal kehutanan memberikan keterangan bonafi-

ditas perusahaan yang bersangkutan setelah peru­

sahaan memenuhi persyaratan-persyaratan dan me-

lengkapi dokumen-dokumen :

a. akte perusahaan;

43

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 52: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

b. bagan organisasi perusahaan;

c. referensi bank;

d. balance/neraca perusahaan;

e. izin usaha perusahaan;

f. keterangan fiscal.

Direktur bina produksi kehutanan menetapkan be-

sarnya investasi perusahaan tersebut serta menen-

tukan persyaratan tentang industri perkayuan yang

wajib didirikan oleh perusahaan tersebut, Setelah

itu, direktur tertib pengusahaan hutan cq. sub

direktorat tertib penata usahaan kehutanan menyi-

apkan bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka a-

kan diterbitkannya surat keputusan tentang pene-

tapan pencadangan areal kerja dan ketentuan per­

syaratan pelaksanaan HPH (surat keputusan) bagi

perusahaan yang bersangkutan, antara lain peme-

riksaan dokumen perusahaan dan mempersiapkan

draft surat keputusan,

8. penandatanganan surat keputusan.

Setelah pembahasan draft lampiran surat keputusan

selesai, maka hasil pembahasan oleh direktorat

tertib pengusahaan hutan diserahkan kepada sekre-

tariat direktorat jenderal kehutanan untuk dapat

ditandatangani oleh direktur jenderal kehutanan

dan perusahaan yang bersangkutan yang diwakili o-

leh direktur utama menandatangani lampiran surat

kk

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 53: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

keputusan dengan kesanggupan untuk mematuhi dan

roelaksanakan ketentuan-ketentuan yang tercantum

di dalamnya.

9. pengajuan surat keputusan kepada Menteri Kehutan­

an.

Setelah surat keputusan ditandatangani, dengan

surat pengantar dari direktur jenderal kehutanan,

surat keputusan beserta lampiran-lampirannya di-

ajukan kepada Menteri Kehutanan untuk dimohonkan

persetujuan, pengajuan permohonan tersebut disi-

apkan oleh direktorat tertib pengusahaan hutan,

10. penagihan iuran HPH (licence fee)

Setelah ada persetujuan dari Menteri Kehutanan

atas surat keputusan tersebut, maka perusahaan

diwajibkan memenuhi pembayaran iuran HPH sesuai

dengan ketentuan surat keputusan. Penagihan iuran

tersebut dilakukan oleh direktorat bina produksi

kehutanan.

11, penerbitan surat keputusan HPH,

Sesudah iuran HPH dibayar sesuai dengan penagihan,

maka direktorat jenderal kehutanan atas nama Men­

teri Kehutanan mengeluarkan surat keputusan HPH.

Surat keputusan HPH ialah izin beserta ketentuan-

45

"^Contoh Surat Keputusan Hak Pengusahaan Hutan (HPH), selanjutnya lihat lampiran.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 54: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

ketentuan yang diberikan oleh Menteri Kehutanan untuk

melaksanakan pengusahaan hutan. Di dalam surat keputusan

tersebut dicantumkan juga jangka waktu pemberian HPH,

luas areal, letak hutan yang diberikan hak pengusahaan,

hak-hak dan kewajiban dari pemegang HPH serta ketentuan-

ketentuannya.

B. Hak Dan Kewajiban Dari Pemegang Hak Pengusahaan Hutan

Dengan diberikannya suatu halt berarti sudah di-

tentukan hak-hak apa yang dimiliki oleh pemegang hak

tersebut. Di samping itu, setiap pemberian hak akan me-

nimbulkan kewajiban bagi pemegang hak. Begitu pula de­

ngan pemberian HPH juga akan menimbulkan hak dan kewa­

jiban bagi pemegang HPH tersebut.

Hak dari pemegang HPH adalah mengelola areal kon-

sosinya dan mengambil hasil hutan, eepanjang tidak me-

langgar ketentuan-ketentuan pokok kehutanan, yaitu ;

a. menebang kayu;

b. mengolah;

c. mengangkut,serta

d. memasarkannya.

Hak-hak tersebut di atas juga dicantumkan di dalam surat

keputusan pemberian hak.

Sedangkan kewajiban dari pemegang HPH, di samping

sebagaimana yang telah ditentukan di dalam surat keputus­

an Menteri Kehutanan (dulu Menteri Pertanian) tentang

pemberian HPH yang mengikat secara mutlak bagi pemegang

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 55: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

hak tersebut, juga didasarkan atas ketentuan yang ada di

dalam peraturan perundangan mengenai pengusahaan hutan.

Kewajiban-kewajiban dari pemegang HPH tersebut antara

lain :

a. wajib membayar iuran HPH (licence fee);

b. wajib membayar iuran hasil hutan (royalties);

c. v/ajib membayar uang jarainan (performance bond)

sebagai syarat untuk penandatanganan surat kepu­

tusan HPH;

d. wajib membayar dana reboisasi;

e. v/ajib melaksanakan sendiri pengusahaan hutan;

f. wajib membangun prasarana-prasarana untuk dapat

melaksanakan eksploitasi hutan, antara lain :

1. jalan-jalan;

2. d ermaga-dermaga;

3. jembatan dan sebagainya.

g. wajib membangun industri pengolahan kayu;

h. wajib melaksanakan pengurusan dan pengamanan hu­

tan dalam wilayah pengusahaannya, yaitu antara

lain :

1. permudaan hutan;

Z. pencegahan kebakaran;

3. pencegahan banjir dan erosi;

/f. pemeliharaan mata air;

5. perlindungan alam dan pengawasan perburuan

dan lain-lain.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 56: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

wajib membuat rencana karya pengusahaan hutan

yang terdiri dari :

1. rencana karya tahunan yang harus diserah-

kan untuk disetujui Menteri Kehutanan (du-

lu Menteri Pertanian) 2 bulan sebelum pe-

nebangan dimulai;

2. rencana karya lima tahunan yang harus di-

serahkan untuk disetujui Menteri Kehutanan

dalam waktu 1 (satu) tahun setelah dikelu-

arkannya surat keputusan HPH;

3. rencana karya pengusahaan hutan yang meli­

puti seluruh jangka waktu pengusahaan hu­

tan yang harus diserahkan untuk disetujui

Menteri Kehutanan dalam waktu 3 (tiga) ta­

hun setelah dikeluarkannya surat keputusan

HPH.

wajib bekerja menurut rencana karya yang telah

disahkan;

wajib menaati segala ketentuan di bidang perburuh-

an menurut ketentuan yang berlaku serta wajib mem-

pekerjakan secukupnya tenaga-tenaga ahli kehutan­

an yang memenuhi persyaratan, terutama di bidang :

1. perencanaan dan penataan hutan;

2. pongolahan hutan;

3. pengukuran dan pengujian kayu.

wajib member! izin kepada penduduk untuk memungut

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 57: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

hasil hutan yang dasarnya dari hak adat;

m, wajib membantu pemerintah daerah dalam melaksana­

kan pembangunan masyarakat di dalam areal kerja

pengusahaan dan masyarakat sekitarnya;

n. wajib mematuhi dan memberikan bantuan seluas-lu-

asnya kepada para petugas yang diberi wewenang

untuk mengadakan bimbingan dan pengawasan;

0. wajib memulai kegiatannya secara nyata dan ber-

sungguh-sungguh selambat-lambatnya 180 hari sete­

lah dikeluarkannya surat keputusan HPH;

p. melaksanakan kewajiban-kewajiban lain yang diten-

tukan oleh departeraen kehutanan sesuai dengan ke­

tentuan yang berlaku.

Di dalam surat keputusan HPH disebutkan, bahwa a-

pabila pemegang HPH ternyata tidak memenuhi kewajibannya

sebagaimana tersebut dalam sub a, b, e, g, h, dan o, ma­

ka Menteri Kehutanan berhak mencabut HPHnya. Selain itu,

apabila pemegang HPH ternyata tidak melaksanakan kewa­

jiban-kewajiban yang tersebut di dalam sub f dan js maka

Menteri Kehutanan berhak mengurangi luas areal pengusa­

haannya,

Selain keharusan melaksanakan kewajiban-kewajiban

yang telah disebutkan di atas, pemegang HPH diwajibkan

pula memenuhi segala ketentuan dan instruksi yang terda-

pat di dalam lampiran surat keputusan, antara lain :

1. dilarang monebang pohon-pohon buah-buahan, kecuali

49

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 58: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

dengan izin khusus;

2. dilarang menebang, merusak, atau melukai pohon-

pohon yang diberi tanda oleh pejabat kehutanan

yang berv/enang, untuk dipelihara sebagai pohon

yang dilindungi, untuk pohon induk, atau dipakai

sebagai tanda batas;

3* dilarang merusak atau mengganggu tempat-tempat

bersejarah, keramat, atau kuburan yang terletak,

di dalam lapangan konsesi;

4. dilarang membeli hasil hutan yang diperoleh tanpa

izin, menerima ganti rugi, atau menerima iuran

hasil hutan dari orang yang diberi izin untuk rae-

mungut hasil hutan di areal pengusahaannya.

Di atas telah disebutkan, bahwa pemegang HPH wa­

jib membayar iuran HPH (licence fee) dan iuran hasil hu­

tan (royalties), yang diatur lebih lanjut di dalam Pera­

turan Pemerintah No. 22 Tahun 1967 yang kemudian diubah

dengan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1980. Di dalam

ketentuan pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1967

dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan iuran HPH adalah

pungutan yang dikenakan kepada pemegang HPH atas suatu

kompleks hutan tertentu dan pungutan tersebut hanya di-

lakukan sekali saja sebelum surat keputusan HPH diterbit-

kan. Sedangkan iuran hasil hutan merupakan pungutan seba­

gai pengganti sebagian nilai intrinsik dari hasil hutan

yang dipungut, Iuran HPH ditentukan atas luas areal hu-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 59: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

tan, waktu pengusahaan, dan nilai tegakan, sedangkan iu­

ran hasil hutan didasarkan atas jumlah jenis hasil hutan,

faktor-faktor eksploitasi, dan beaya-beaya pengusahaan,

di samping itu ada koraponen pengurangan penambahan yang

dapat dimasukkan yang berdasarkan keadaan prasarana se~

tempat dan penggunaan hasil hutan yang dipungut.

Namun, dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden

Wo. 77 Tahun 1985? iuran hasil hutan khusus dikenakan

untuk kayu olahan yaitu kayu-kayu yang telah diubah ben-

tuknya dari bahan baku kayu bulat baik besar maupun kecil

melalui proses pengolahan. Keputusan tersebut juga raewa-

jibkan Perhutani sebagai pelaksana pengusahaan hutan di

Pulau Jawa untuk membayar iuran hasil hutan, yang sebe -

lumnya tidak mempunyai kewajiban untuk membayar iuran

hasil hutan. Oleh karena, di dalam Keputusan Presiden

No. 77 Tahun 1985 disebutkan, bahwa semua hasil hutan

yang dipungut di seluruh wilayah Indonesia dikenakan iu­

ran hasil hutan, Kayu olahan yang dikenakan iuran hasil

hutan ialah kayu hasil olahan yang diproduksi oleh suatu

industri pengolahan kayu yang raengolah langsung bahan-ba-

han baku kayu bulat dan besarnya iuran hasil hutan terse­

but tergantung dari jenis, ukuran, dan bentuknya. Penge-

naan iuran tersebut didasarkan pada daftar kayu olahan

yang akan diperdagangkan dan atau dipergunakan sendiri,

sedangkan untuk kayu yang tidak memungkinkan pengenaan i-

uran hasil hutan dalam bentuk kayu olahan, maka pengena-

51

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 60: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

annya dilakukan atas kayu bulat pada saat penyerahan a-

tau penjualan kepada industri pengolahan kayu dan dilu-

nasi oleh penjual kayu bulat.

Kewajiban membayar iuran HPH dan iuran hasil hu­

tan tersebut dimaksudkan untuk :

a. pembangunan daerah yang bersangkutan;

b. pembangunan kehutanan daerah yang bersangkutan;

c. rehabilitasi hutan dan kehutanan nasional dalam

arti luas.

Mengenai iuran HPH ketentuannya harus dibayar kontan,

tetapi di dalam prakteknya dapat diangsur atau bertahap,

Namun, sebelum iuran HPH tersebut dilunasi surat kepu­

tusan pemberian HPH belum dapat diterbitkan. ^

Kewajiban membayar iuran hasil hutan mencakup pu­

la kewajiban untuk membayar iuran pembangunan daerah a-

tau lebih dikenal dengan istilah IPEDA. Pembagian hasil

pungutan iuran hasil hutan tersebut ditetapkan sebagai

berikut :

a. 60% yang terbagi atas 1+0% untuk pembeayaan pem­

bangunan daerah tingkat I dan ZQ% untuk pembea­

yaan pembangunan daerah tingkat II;

b, 2 % untuk pembeayaan rehabilitasi hutan dan kehu­

tanan secara nasional;

52

Wawancara dengan Bapak Haryono dari PT. Dwima-jaya Utama Jakarta, tanggal 8 Oktober 1985*

16

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 61: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

c, 15# untuk pembeayaan kehutanan. daerah.

Dana yang dipergunakan untuk pembangunan kehutanan dae­

rah tersebut untuk :

a. pengadaan sarana dan prasarana untuk pembangunan

hutan dan kehutanan;

b. pembinaan dan pengamanan hutan;

c. pendaya gunaan hutan;

d. penyempurnaan aparatur dalam rangka melestarikan

dan memanfaatkan sumber daya alam;

e. pengendalian, bimbingan, dan pengawasan.

Selanjutnya, untuk meningkatkan dan memantapkan

pengusahaan hutan dalam rangka menunjang pembangunan e-

konomi nasional, perlu dilaksanakan usaha peningkatan

kualitas dan kuantitas tegakan hutan dengan melalui re­

boisasi. Untuk itu, Pemerintah mewajibkan kepada peme­

gang HPH untuk membayar dana reboisasi, yang bertujuan

menjamin agar kegiatan reboisasi dan permudaan hutan

serta pengawasannya dapat terlaksana dengan sebaik-baik-

nya. Dana jaminan ini berbeda dengan uang jaminan (per­

formance bond) yang merupakan jaminan perusahaan bagi

Departemen Kehutanan, apabila perusahaan yang melaksana­

kan pengusahaan hutan tersebut melakukan pelanggaran. U-

ang jaminan tersebut disetorkan kepada Departemen Kehu­

tanan sejumlah US.$ .5b.000 (lima puluh empat ribu US.

dollar). Setiap kali Departemen menerima pembayaran-pem-

bayaran dari uang jaminan sebagai denda atas pelanggaran

53

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 62: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

5k

yang dilakukan oleh perusahaan pemegang HPH, jumlah uang

jaminan tersebut harus dipulihkan kembali oleh perusaha­

an yang bersangkutan. Sedangkan besarnya dana jaminan

reboisasi adalah :

a. US,$4 (empat dollar Amerika) untuk setiap meter

kubik kayu dari seraua jenis kayu termasuk kayu

bakar dan kayu bahan untuk arang dengan nilai

banding 3% atau US.(EO,20 (dua puluh sen dollar

Amerika) untuk setiap meter kubik ekivalen;

b. US.SO,5 (setenah dollar Amerika) untuk setiap

meter kubik ekivalen kayu chip,

Pada dasarnya, reboisasi dan permudaan hutan men-

jadi kewajiban dari para pemegang HPH, hal ini tercantum

di dalam ketentuan pasal 1 Keputusan Presiden No. 35 Ta­

hun 1980. Akan tetapi, berdasarkan Surat Keputusan Men­

teri Pertanian No. 729/Kpts/Um/10/1980 di dalam pasal 15

disebutkan :

Apabila wajib setor tidak melaksanakan atau dinilai tidak mampu melaksanakan reboisasi dan permudaan hu­tan sebagaimana dimaksud pada pasal 13, maka Direk­tur Jenderal Kehutanan menunjuk Dinas Kehutanan un­tuk melaksanakan kegiatan secara swakelola atau pi- hak ketiga secara borongan dengan tata cara sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Penunjukan dinas kehutanan atau pihak ketiga untuk me­

laksanakan reboisasi ini apabila pihak wajib setor tidak

mampu melaksanakan sesuai bunyi pasal 1 3 , yaitu :

Dana jaminan akan dipergunakan Pemerintah cq, Direk­torat Jenderal Kehutanan untuk reboisasi dan permu­daan hutan apabila berdasarkan hasil pemeriksaan :

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 63: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

a. Wajib setor ternyata tidak melaksanakan reboisasi dan permudaan hutan;

b. Dinilai tidak mampu, khususnya dalam hubungan pe- nyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan un­tuk pelaksanaan reboisasi dan permudaan hutan, melaksanakan kegiatan reboisasi dan permudaan hu­tan,

Mengingat sangat pentingnya kelestarian sumber daya alam

dan sifat pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan

pengalaman yang luas, maka di dalam penunjukan pihak ke

tiga sebagai pemborong reboisasi dan permudaan hutan di-

utamakan ;

a, badan usaha negara di bidang kehutanan;

b. perusahaan swasta yang khusus berusaha di bidang

reboisasi, yang memiliki tenaga ahli dan pengala­

man sesuai dengan persyaratan yang diatur oleh

direktur jenderal kehutanan,

Lebih lanjut ditentukan, apabila pemegang HPH sendiri

yang melaksanakan reboisasi, maka dana jaminan yang te­

lah dibayarkan tersebut dikembalikan. Akan tetapi, jika

pemegang HPH tidak melaksanakan sendiri, dana jaminan

tersebut dipergunakan untuk membeayai pelaksanaan reboi­

sasi dan permudaan hutan.

Kenyataan yang ada, pihak ke tiga sebagai pelak-

sana reboisasi, banyak yang bertindak untuk keuntungan-

nya sendiri. Moreka tidak memperhatikan maksud dan tuJu­

an dari reboisasi itu sendiri. Kebanyakan pemborong-pem-

borong tersebut menyeleweng dari ketentuan yang ada, rai-

salnya menanam jenis tanaman yang tidak sesuai dengan

55

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 64: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

jenis tanaman yang telah ditetapkan, adanya laporan-la-

poran fiktif dari pemborong reboisasi atau tidak dilak-

sanakannya reboisasi dengan tepat dan benar sesuai de­

ngan ketentuan yang ada. Tentu saja keadaan tersebut da­

pat menimbulkan dampak negatif dan. dapat merugikan pihak

pemegang HPH, antara lain :

a. pemerintah dapat menyalahkan pemegang HPH yang

mengakibatkan dapat dicabutnya HPH mereka;

b. dengan adanya laporan-laporan fiktif atau tidak

sesuainya jenis tanaman yang ditanam dengan jenis

yang telah ditetapkan, dapat mengakibatkan keru-

gian dan tidak tercapainya target yang harus di-

penuhi oleh pihak pemegang HPH.

Dengan adanya kejadian seperti tersebut di atas, sangat-

lah penting adanya kerja sama yang baik antara pihak pe­

megang HPH dengan pihak-pihak yang melaksanakan reboisasi

tersebut.

Selain berkewajiban membayar iuran atau dana yang

telah ditetapkan, kewajiban melaksanakan sendiri pengu­

sahaan hutan serta kev/ajiban-kewajiban lain yang telah

disebutkan di atas, pemegang HPH juga mempunyai kewajib­

an untuk membuat laporan pengusahaan hutan. Laporan ter­

sebut diraaksudkan agar Pemerintah dapat raenilai apakah

56

'Wawancara dengan Bapak Haryono dari PT. Dwimaja- ya Utama Jakarta, tanggal 8 Oktober 1985.

17

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 65: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

pemegang HPH bekerja sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang tercantum di dalam surat keputusan HPH dan peratur­

an perundangan yang berlaku. Laporan pengusahaan hutan

diserahkan kepada direktur jenderal kehutanan, yang pe-

riode pelaporannya diatur sebagai berikut ;

a. laporan lima tahun, pengajuan laporannya diteri-

ma paling lambat 3 bulan setelah jangka waktu

pengusahaan hutan lima tahun berakhir;

b. laporan tahunan, selambat-lambatnya diterima sa-

tu bulan setelah tahun kalender berakhir;

c. laporan triwulan, pengajuan laporannya diterima

selambat-lambatnya l'O hari setelah bulan berjalan

berakhir;

d. laporan bulanan.

Di dalam laporan pengusahaan hutan tersebut, yang harus

dilaporkan adalah :

a. data-data dasar HPH yang meliputi : nama, luas,

letak, surat keputusan HPII, annual allowable cut,

standing stock rata-rata dari blok lima tahun

yang dibuka berdasarkan hasil cruising;

b. produksi, yang meliputi ; penebangan, investasi

pembangunan, tenaga kerja, pemasaran, royalties

dan licence fee, penerimaan dan pengeluaran;

c. pengolahan, yang dalam pokok ini diberikan juga

evaluasi kualitatif mengenai jenis pengolahan, pre

inveuthen survey, persiapan plansito, konstruksi,

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 66: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

rencana produksi dan marketing;

d. pengembangan ekonomi, yang meliputi : hubungan

kerja, iatihan kerja, pendidikan, penelitian pro­

duksi pengolahan, perhubungan, fasilitas sosial,

hubungan dengan masyarakat sekitar yang menyang-

kut sosial dan ekonomi;

e. aspek-aspek kelestarian, yang dalam pokok ini di­

berikan evaluasi kualitatif mengenai : inventory,

peromajaan, tata air, pengawetan tanah, penggem-

balaan, perladangan, perlindungan, penelitian

perlindungan dan silvikultur, pengelolaan yang

meliputi penataan, pemeliharaan, perlindungan,

keamanan dan pelanggaran.

Laporan lima tahun pada dasarnya memberikan evaluasi

progres dan keadaan pengusahaan dalam waktu lima tahun,

sedangkan laporan tahunan memberikan gambaran mengenai

pelaksanaan HPH. Pada laporan triwulan memberikan gambar­

an hasil yang dicapai secara kuantitatif mengenai pelak­

sanaan HPH dengan catatan licence, penerimaan dan penge-

luaran tidak perlu dilaporkan, sedangkan untuk laporan

bulanan di sini hanya raenekankan kepada hasil produksi

sehingga yang harus diisi hanya data dasar HPH.

Di atas telah disinggung mengenai masalah pemasar-

an, dalam hal ini pelaksanaan pemasaran kayu dilakukan

dengan cara :

a. untuk eksport dilaksanakan dengan sistem FOB, ya-

58

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 67: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

59

itu sistem pengangkutan melalui kapal laut, yang

beaya pengangkutannya mulai dari gudang penjual

sarapai di atas kapal ditanggung oleh penjual dan

risiko mulai beralih pada saat barang berada di

atas kapal;

b. untuk penjualan di dalam negeri dengan cara per-

janjian, sedangkan pemasaran yang dilaksanakan

oleh Perhutani dilakukan dengan cara lelang, di-

bawah tangan, perjanjian, dan penjualan retribusi.

C. Arti Penting Adan.ya Hak Pengusahaan Hutan Bagi Masya- rakat Sekitar Hutan

Telah kita ketahui, bahwa dengan adanya HPH dapat

meningkatkan sumber pendapatan negara dan apabila hasil

hutan tersebut sudah diambil dan diolah untuk dieksport

akan merupakan pula sumber devisa negara. Selain itu,

dengan adanya HPH masyarakat di sekitar hutan kehidupan-

nya akan lebih meningkat, hal ini disebabkan karena :

a, adanya sarana transportasi yang lebih lancar se-

hingga masyarakat sekitar hutan tidak terisolir;

b, dengan adanya HPH membuka lapangan kerja atau ke-

sempatan kerja bagi penduduk sekitar hutan yang

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat tersebut

sehingga taraf hidupnyapun lebih baik;

c. dengan adanya aliran listrik keamanan masyarakat

sekitar hutan juga lebih terjamin;

d. sarana pendidikan yang lebih dekat menjadikan a-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 68: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

nak-anak yang bersekolah lebih mudah untuk menca-

pai lokasinya;

e. adanya sarana sosial yang dibangun oleh pemegang

HPH, antara lain perumahan, masjid, gereja, dan

sebagainya.

D. Hapusn.ya Hak Pengusahaan Hutan

Hak pengusahaan hutan diberikan untuk jangka wak-

tu paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dapat diperpan-

jang apabila tidak bertentangan dengan kepentingan umum

serta pemegang HPH telah memenuhi persyaratannya. Selama

pengusahaan hutan tersebut berjalan, ada kemungkinan un­

tuk menjadi hapus. Menurut ketentuan pasal 13 ayat (1)

Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1970, HPH menjadi ha­

pus karena ;

a. jangka waktu yang diberikan telah berakhir;

b. dicabut oleh Menteri Kehutanan sebagai sanksi

yang dikenakan kepada pemegang HPH;

c. diserahkan kembali oleh pemegang HPH kepada Peme­

rintah sebelum jangka waktu berakhir,

Berakhirnya jangka waktu HPH ialah apabila jangka waktu

yang tercantum di dalam surat keputusan pemberian hak

tersebut telah lewat atau jangka waktu perpanjangan hak

pengusahaan tersebut juga telah lewat,

Pencabutan HPH oleh Menteri Kehutanan disebabkan

karena :

a, pemegang HPH tidak membayar iuran HPH pada waktu

60

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 69: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

yang telah ditentukan sebagaimana tertera dalam

surat keputusan HPH;

b. pemegang HPH tidak membayar iuran hasil hutan;

c. pemegang HPH tidak melaksanakan usahanya secara

nyata dalam waktu 180 hari setelah surat keputus­

an HPH dikeluarkan;

d. pemegang HPH tidak menyerahkan rencana karya ta­

hunan, rencana karya lima tahun, dan rencana kar­

ya pengusahaan hutan;

e. pemegang HPH meninggalkan arealnya dan pekerjaan-

nya sebelum HPH berakhir. Apabila pemegang HPH

meninggalkan areal tanpa izin dari Pemerintah,

maka segala milik perusahaan disita untuk negara;

f. pemegang HPH tidak mendirikan industri pengolahan

hasil hutan menurut ketentuan pasal 5 Peraturan

Pemerintah No, 21 Tahun 1970;

g. pemegang HPH tidak mengindahkan tegoran dan per-

ingatan yang telah diberikan tiga kali berturut-

turut oleh yang berwajib.

Di samping sanksi-sanksi yang berupa pencabutan HPH se-

perti tersebut di atas, dapat pula dikenakan sanksi-sank-

si lain yaitu luas areal yang dibebani HPH dikurangi ka-

rena pemegang HPH tidak berhasil memenuhi target produk­

si sesuai dengan rencana karya pengusahaan hutan yang

telah disahkan. Apabila pemegang HPH menyalahi ketentuan-

ketentuan dan mengakibatkan kerusakan hutan, maka peme-

61

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 70: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

gang HPH dijatuhi denda sesuai dengan berat serta inten-

sitas kerusakan yang ditimbulkan.

Dalam hal hapusnya HPH karena diserahkan kembali

kepada Pemerintah sebelum jangka waktunya berakhir, hal

ini terjadi apabila pemegang HPH ternyata tidak mampu

lagi melanjutkan pengusahaan hutan. Dalam hal demikian,

pemegang HPH harus secara tegas menyerahkan kembali ke­

pada Pemerintah dan meminta izin untuk meninggalkan are­

al pengusahaan hutan.

Berakhirnya HPH sebagaimana yang telah diuraikan

di atas, kepada pemegang HPH masih diberi kewajiban un­

tuk :

a. melunasi iuran HPH dan iuran hasil hutan serta

kewajiban finansiil lainnya kepada Pemerintah;

b. melaksanakan semua ketentuan yang ditetapkan da­

lam rangka berakhirnya HPH sesuai dengan ketentu­

an yang berlaku.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 71: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

B A B V

PERMASALAHAN YANG TIMBUL DAN

CARA PENYELESAIANNYA

Masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam rang-

ka mengajukan permohonan pengusahaan hutan sampai pelak-y

sanaannya di lapangan jarang sekali terjadi, hal ini di-

sebabkan prosedur dan pelaksanaannya berdasarkan pera-

turan-peraturan yang sudah ada. Sedangkan permasalahan-

permasalahan yang banyak terjadi selama ini adalah per-

soalan dengan masyarakat sekitar hutan dan mengenai gang-

guan keamanan hutan. Hanya kadang-kadang ada satu atau

dua peraturan yang sulit dilaksanakan oleh pemegang HPH

di lapangan atau ketentuan-ketentuan yang tidak sesuai

dengan keadaan di dalara praktek, misalnya :

1. dalam rangka pengajuan HPH yang merupakan hambat-

an adalah :

a. pelaksanaan survai yang lama;

b. pelaksanaan hasil laporan atau penyelesaian

hasil survai yang lama;-

c. birokrasi yang terlalu ketat sehingga untuk

pengurusan HPH cukup sulit.

2. cruising tidak dapat dilaksanakan 100%, keadaan

ini disebabkan karena peralatan yang tidak mema-

dai dan beaya yang terlalu mahal, Terbentur de­

ngan keadaan itu, maka cruising hanya dapat di-

63

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 72: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

laksanakan 0,1# dari luas areal HPH dan itu digu-

nakan sebagai patokan untuk menghitung berapa ku-

bik isi hutan di seluruh areal HPH. Dengan demi-

kian, cruising yang dilakukan untuk seluruh areal

pengusahaan tersebut hanyalah suatu perkiraan;

3. pemberian areal HPH di dalam surat keputusan de­

ngan kenyataannya tidak sama, hal ini disebabkan

antara lain karena faktor alam yang berubah-ubah,

yaitu sungai-sungai, gunung-gunung yang dipakai

sebagai batas areal pengusahaan. Akibat dari se-

mua itu, di dalam praktek HPH tidak dapat bekerja

sampai 20 tahun yang merupakan jangka waktu pem­

berian HPH.

Masalah lain yang pernah terjadi yang berhubungan

dengan masalah keamanan hutan dan masyarakat hukum adat

atau masyarakat sekitar hutan adalah :

1, pencurian kayu dan penggembalaan liar.

Kasus ini banyak terjadi baik di Jawa maupun di

luar Jawa. Pencurian kayu merupakan masalah yang

sering terjadi dan sulit penanganannya, karena

hal ini selalu berhubungan dengan keadaan masya­

rakat yang miskin. Untuk kelangsungan hidupnya

mereka terpaksa melakukan pencurian kayu, namun

tidak jarang posisi mereka yang demikian itu di­

man faatkan oleh pihak ke tiga. Dalam hal pelaku

pencurian tertangkap, maka dihadapkan kepada pi-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 73: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

hak yang berwajib dan diurus sampai tuntas. Se-

lanjutnya sebagai tindakan pengamanan hutan ditu-

gaskan Polsus Kehutanan untuk menjaganya. Di Jawa

yang pengusahaan hutannya dikelola oleh Perhutani,

pihak Perhutani melakukan langkah-langkah sebagai

tindakan pengamanan serta untuk kelancaran usaha

perusahaan dengan mengambil kebijaksanaan :

a. penduduk desa di sekitar hutan diperboleh-

kan menggunakan tanah di sela-sela tanaman

pohon jati untuk ditanami dengan tanaman

yang berhubungan dengan keperluan hidup

mereka, yang lebih dikenal dengan sistem

tumpang sari;

b, menyeponsori diadakannya desa model pada

salah satu desa yang terletak dekat kawas­

an hutan, guna meningkatkan kesejahteraan

penduduk.

Kedua usaha tersebut menurut Perhutani Tuban tem-

pat saya melakukan penelitian, disebut prosperity

approach. Penduduk desa yang diperbolehkan berco-

cok tanara di sela-sela tanaman pohon jati, bahkan

diberi bantuan berupa pupuk, bibit, obat-obatan

dari Perhutani. Bantuan tersebut dituangkan dalam

bentuk perjanjian, dengan ketentuan mereka yang

mendapat bantuan wajib mengembalikan bantuan tadi

dalam bentuk uang yang dihitung 70% dari 100%

65

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 74: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

bantuan yang diberikan dan pengembaliannya dila-

kukan sehabis panen dan tanpa bunga. Dalam hal

desa model, maka selain Perhutani juga .instansi-

instansi lain (misalnya dinas pertanian, perikan-

an, perindustrian, peternakan, bangdes, pemerin­

tah daerah) yang menangani diadakannya desa model

tersebut. Dalam rangka mengadakan desa model, pi­

hak Perhutani dan instansi lainnya tadi sifatnya

hanya membantu usaha penduduk dalam hal usaha

pertanian, peternakan, perikanan, perindustrian,TQ

dan lain-lain. Pada pengusahaan hutan di luar

Jawa, sesuai dengan hasil wawancara saya dengan

pihak PT. Dwimajaya Utama sebagai pemegang HPH di

daerah Kalimantan, pencurian kayu diatasi dengan

cara :

a, mengadakan patroli atas areal HPH bersama-

sama dengan pihak Polsus Kehutanan;

b. memberikan penyuluhan kepada penduduk di

sekitar kawasan pengucahaannya untuk tidak

melakukan penebangan liar dan ikut menjagaIQ

kelestarian hutan.

66

1 AWawancara dengan Bapak Talim SR. dari Perhutani

Tuban, tanggal 20 September 1985.

7Wawancara dengan Bapak Haryono dari PT. Dwimaja­ya Utama Jakarta, tanggal 8 Oktober 1985.

19

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 75: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

Deraikian juga untuk penggembalaan hewan, mereka

diarahkan untuk menggunakan tanaman yang tidak

berguna atau dahan-dahan sisa penebangan sebagai

makanan ternaknya;

perladangan liar.

Masalah ini kebanyakan terdapat di luar Jawa.

Perlu diketahui, bahwa perladangan liar yang se-

lama ini banyak menimbulkan kerusakan dan keba-

karan hutan, melibatkan masyarakat yang miskin

dan yang pengetahuannya mengenai hutan sangat ku-

rang. Mereka biasanya berladang dengan cara ber-

pindah-pindah, sehingga kadang-kadang memasuki

areal hutan yang sudah masuk dalam suatu HPH. A-

pabila ada masalah seperti ini penyelesaiannya

hanya di tingkat kabupaten saja. Selama ini pihak

PT. Dwimajaya Utama sebagai pemegang HPH di dalam

menghadapi masalah perladangan liar ini mengatasi-

nya dengan cara mengarahkan penduduk di sekitar

kawasan hutan yang merupakan areal pengusahaannya

untuk melaksanakan pertanian menetap dengan cara

yang lebih modern;

masalah yang berhubungan dengan masyarakat adat.

Pemegang HPH mempergunakan sarana yang merupakan

hak masyarakat adat setempat, seperti ladang-la-

dang masyarakat adat untuk sarana jalan bagi ke-

pentingan pengusahaan hutan atau untuk pelaksana-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 76: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

an reboisasi. Sengketa semacam ini diselesaikan

dengan jalan :

a. ganti rugi atas hak masyarakat adat oleh

perusahaan pemegang HPH yang disertai mu-

syawarah bersama antara masyarakat adat

dengan pemegang HPH;

b. barter antara hak masyarakat adat dengan

sesuatu yang diinginkan oleh masyarakat

adat yang nanti disediakan oleh pihak pe­

megang HPH.

Dalam hal tata batas, selama ini pihak PT. Dwima­

jaya Utama belum pernah mempunyai sengketa dengan pihak

pemegang HPH lainnya. Akan tetapi, apabila ada sengketa

masalah tata batas akan diselesaikan secara musyav/arah

antara para pihak yang bersengketa melalui Departemen

Kehutanan cq. Bina Program Kehutanan atau badan INTAG

(Inventarisasi dan Tata Guna Hutan), dengan ketentuan

beaya pelaksanaannya dibebankan kepada para pihak yang

bersengketa.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 77: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

B A B VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang terdapat di dalam

skripsi ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa :

1. hutan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Mahaesa

yang merupakan sumber kekayaan alam yang serba

guna. Bagi kehidupan manusia pun hutan mempunyai

arti penting baik langsung maupun tidak langsung;

2. dalam memanfaatkan hutan beserta kekayaan alam

yang terkandung di dalamnya (dalam hal ini kayu),

diadakan pengusahaan hutan yang di pulau Jawa

pengusahaannya diserahkan kepada Perum Perhutani,

sedangkan di luar Jawa diberikan kepada perusaha­

an negara atau daerah dan perusahaan swasta yang

berbentuk perseroan terbatas;

3. dengan adanya HPH tersebut ternyata menambah sum­

ber devisa negara;

hak pengusahaan hutan di luar Jawa didapatkan de­

ngan jalan mengajukan permohonan kepada Menteri

Kehutanan berdasarkan peraturan-peraturan yang

ada;

5. menurut peraturan HPH tidak dapat dipindah ta-

ngankan kepada pihak ke tiga, namun dalam praktek

HPH dapat berpindah ke tangan pihak ke tiga de-

69

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 78: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

ngan izin Menteri Kehutanan;

6. pemegang HPH di luar Jawa mempunyai kewajiban mem­

bayar iuran HPH dan iuran hasil hutan, sedangkan

Perhutani sebagai pelaksana pengusahaan hutan di

Jawa hanya diwajibkan membayar iuran hasil hutan;

7. untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tegakan

hutan termasuk menjaga kelestariannya diadakan u-

saha reboisasi. Reboisasi dalam pengusahaan hutan

di Jawa dilaksanakan sendiri oleh pihak Perhutani,

sedangkan di luar Jawa dapat dilaksanakan oleh pe­

megang HPH atau oleh pihak ke tiga sebagai pembo-

rong;

8. usaha untuk menjaga keamanan hutan dilaksanakan

dengan jalan raengadakan penyuluhan dan pengarahan

kepada masyarakat sekitar hutan serta dibentuknya

Polsus Kehutanan sebagai aparat ponjaga keamanan

hutan.

B. Saran

1. hutan merupakan sumber pendapatan nasional terma­

suk sumber kesejahteraan masyarakat hukum adat a-

tau masyarakat sekitar hutan. Oleh karena itu, sa-

ya mempunyai saran perlu adanya tanggapan yang po-

sitif dari seluruh masyarakat terutama masyarakat

sekitar hutan untuk ikut serta menjaga kelestarian

alam (dalam hal ini hutan). Di samping itu, perlu

ditingkatkan penyuluhan dan penerangan raengemai

70

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 79: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

arti penting hutan bagi kehidupan manusia, agar

masyarakat berhati-hati dalam memanfaatkan hutan

beserta isinya;

2. untuk menghindari jangan sampai HPH berpindah ke

tangan pihak ke tiga, hendaknya di dalam peredar-

an saham-saham dari perusahaan pemegang HPH tetap

diawasi oleh Pemerintah dalam hal ini Departemen

Kehutanan;

3, reboisasi hutan di luar Jawa sebaiknya dilaksana-

kan sendiri oleh pihak pemegang HPH, hal ini un­

tuk mempermudah pengawasan dan untuk menghindari

jangan sampai ada laporan fiktif atau penyeleweng-

an mengenai jenis pohon yang harus ditanam;

Jf. sudah saatnya Pemerintah mengusahakan peralatan

yang lengkap dan modern dalam rangka melaksanakan

survai atau cruising, agar tidak terjadi penyim-

pangan-penyimpangan di dalam melaksanakan pengu­

sahaan hutan, yaitu yang berhubungan dengan pem­

berian areal pengusahaan dan batas waktu pemberi­

an HPH.

71

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 80: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

72

BUKU :

Abdurrahman, Beberaua Asuek tentang Hukum Agraria, Seri Hukum V, Alumni, Bandung, I960.

_______ . Ketentuan-ketentuan Pokok tentang Masalah Agra-ria,' Kehutanan, Pertambangan, Transmigrasi, dan Pengairan, Alumni, Bandung, 1979*

_______ , Tebaran Pikiran Mengenai Hukum Agraria, Alumni,B a n d u n g , 1985. '

Boedi Harsono, UUPA Se.jarah Penyusunan, Isi, dan Pelak- sanaannya, Bag. I, Jil. II, Jambatan, Jakarta, 1971•

H. Simon, Pengantar Ilmu Kehutanan, Yayasan Pembina Fa- kultas Kehutanan UGM7 Yogyakarta, 1977.

SURAT KABAR :

"Presiden Di Depan M U M S APKINDO", Merdeka, 1985.

PERKULIAHAN :

Wisnoe Soesanto, Catatan Kuliah Hukum Agraria II, 1985.

PERUNDANG-UNDANGAN :

Keputusan Presiden No. 20 Tahun 1975 tentang Kebijaksa- naan Di Bidang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan.

Keputusan Presiden No. 35 Tahun 1980 tentang Dana Jamin­an Reboisasi dan Permudaan Hutan Areal Hak Pengusa­haan Hutan.

Keputusan Presiden No. 77 Tahun 1985 tentang Pengenaan, Pungutan, Dan Pembagian Iuran Hasil Hutan.

Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1967 tentang Iuran Hak Pengusahaan Hutan dan Iuran Hasil Hutan.

Poraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1970 tentang Hak Peng­usahaan llutari dan Hak Pemungutan Hasil Hutan.

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1975 tentang Perubanan Pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1970 ten­tang Hak Pengusahaan Hutan dan Hak Pemungutan Hasil Hutan.

DAFTAR BACAAN

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 81: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

73

Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 19o7 tentang Iuran Hak Pengusahaan Hutan dan Iuran Hasil Hutan.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No. lifl/Kpts/ DJ/I/81 tentang Penyempurnaan dan Perubahan Prosedur Penyelesaian Permohonan Hak Pengusahaan Hutan.

Undang-undang No. 5 Tahun 196? tentang Ketentuan-ketentu- an Pokok Kehutanan.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 82: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

V" r ;

7 kI -*x-i

MTNTCRl PCRTANJAK RLPUULIK INDONESIA

aur. T ryppTLEAx Kgaiyiti rr.icrAUiAi;W o . I

t4iat-*.ogyg?g£KrjLm h>lX rrH ^in xn xxg hotam r.rjAp*

:KHinxRi nocrxaxAH,

Sv'nr.ac* * 1* S o r a t p^rcahonaxi P ,T * a la n a t J l .K a b o n X-acai>g kaya Jio

1 l& n tA i 2 / a , J a k a r ta t t a r t a r ^ a l IB J a i l 1571 Wo. . .O Q l/B /I /D ix /7 /7 1

txnfcuic raeridUp*tXui JixiL >«D 9 iix*hAan Btrtan <Siwll_»yeh £ r o p ^ * i XaI-U’^d-

t a n Ttmgah..

2 , B-urat p «r»o fcn juaxi Gobcurrnr/Xttpala D*«rai) P rop in K i K d lca n t& n TiLngai-.

'.te jr ta n g g a l l*fiBptcad>cx 1971 Ho. E X .29 5 9 /E .2 -5 /7 1 .

Henlmbao? I a . ftAinm, a x e a l bxituui y*u*9 d i c i n t a o le h pemohcm (ber&asarfcaji p c r t i r -

bajjgttB Edjr»irfctir UJerxlcral Kfihntjuxan) tddaJc tercam ilc h c ta a lln£un<;

HDtuk p«AC*9 ahjux « i r o « i d a a l ia n ^ lr , tsn&£-*nii »uafc_* * 1 k l a ta ir-

pm j htrtLzin2 d ctig ia ; tn n X < l p r o t a t c i la lt in y a daa barxiA*jir^jui aurvery

yaxuj t a l a h dlil»\X*-*naxaxi ta rn y a t* . xLapatr d lu # ahafc.au t o t u i * eXr>Dccrin.

b . Bali*a oleOa Jcjltbha. I t u &tAS a x a a l h u ta n t*u~»ebnt d a p a t d lbarik ^ m Sak

Parcing aha an HtcLan.

‘.tu ig ln ca t : Z . -tJnd an^ 2 Ixa*ar BJrprnbllk TnAm Anliy ta liu n 15<5 P t a a l 33 i

2 e ,Dn<l*j>g2 M o-5 tah tm 1 9 GO txuxtAO? Paxatraran Djtsax Poi.oV-2 A g ra r la <iafi . X-etztat.min2 JLonvexnij

3 . t3ttdarvp2 W o.5 tLAhtm 1974 tu n ta o g Tc&aXJ. Pecsejrlntjihaii Dnerah>

A . nrw*.snq2 N o .5 ta b Tin 1967 ttm taxvj X «t^ a tu sn 2 PtA cil KnhutA2Lani

i it Dudaz>g2 B o .11 ta h q n 1567 ta n ta n g Xat£ntusm 2 PoXoX Par tanbanganj

£*. Drk±Ang2 n o . 6 ta b u a 1908 tcn fcang ptsm#M=3B M odal DaIiub Ncroorl » « b e - g a in s na t a l a h d lu b a ii d in d ltJ tcb n h 6111*9 an U rgant;2 Wo. 12 t-abun 1970|

7 . Or£cma.rx*i I>a rlln < 3un9 *ii &lnatJL£>g L ia r t-ahun ^1931 ,i

ft o.--*.-— r o r n x r f a b g a n Xlajs t jih c s 1941 ;

9 - H oou ir*\ iiton O r d o n a n t i * k t ^ a f c i l j l a d 1 9 3 1 * o . 2 3 8 } o S ta a ta h lfK S 193C H e. S l^ j

1CL. Alqfcx^jne Kftt-ar B ir^l*r»cnt 1936 S tA a tx b la d 193& t^a'. 489 j o ^ tA A tx h ln i 1937 Ho. S40/

1 1 . J '«rattxrm a Pnjruruiari^fuj t-&ntJL»9 Prg-bnjyyanAn Z X aaca l Ann P or<^^aUl*!in}

12.. J'*rttt:txrno P e r o r In tA h Jio.64 tuiban 19S7 t r j t A n g P cn ycr*i«vn ■ri>*cian tlajri u iu t im J 'ra trL n t* i) T uaat D ilA ^cncA ja Parlkjixum L iju tr^ ^ u,>kXnftJ1

fjn rr .t . F-.iV.yat Xup.niia D o c x a h -D A n r a h S v a t-a rs tx a T in ^ h a t . 1 i

1 3 . j 'c fA tu ra r . . . .

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 83: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

13 . F e jra tn x a n P«*M»xintAii flo .22 tahtm 195? tantanty lu r a n HaX V aacu- » « h » i p Hat-jua d *n lu r a a E a a l l Ectan>

14 . X 'arn tT n-M Paaearlnt.&h Ho.21 ta'aun 1970 ta n ta m ; E_Ot Pai^pisahA/in I3ut*n 6-\xx Pcszr ct-KA Ruil B*taa »«b*9aiaana dix'niiah darx;*n P c r * t r a -* n 1rm x > + r± n t*2i K o « l8 ftahnn 1375/

15v P «x * t ;u x a n ^ U M rln tA h S o .U i :t i i i3 a 1970 ta n ta n g r«xuno£AA.iA Bataa?

16 . X opatu*«J5 P x «a i A en £ a .6 6 fcahufi 1971 t m t a n g PaoJuyjkatan P r a m an* Pct37tr»aha*n anfcan..*aha/yal.gta.na t o la h d lo b a h «Sai\s*a Xjopratxu;zLii l - i t - s i d a n B o . 19 tahun 1974t

17 . J-erpratxixan P r u L d u i K o.23 txhtza 1974 tantjuiiy ( e s b t t j i c a a PemggccxaAn T e n » g a Yfaxgan^aza. A a ln g Pan& atapg>

IB . Xapatruafin P r a * i£ » n Uo.SS ta lm a 1974 tsm tarvj P«lai.t»atLaaa Pur>g~utan d a n P a r i s h a m a n P aobay lan P a n e r ita a n lo r / in I la * l l Eut&u dan lu ra a PfiwfooLiagunJHj l>*»XAh ( 1 ? I D X ) j

19 . X a p u tn * a n Pr^aidm n D o . 20 ta lm a 1975 t* n ta n g XfthLjaVj»an*an Cl B id a n g Paoab«rljLa EjJc P aagn tah a»n K utan;

20 . £ ra ra t X * p n ta »a n Mccntexi. P a r ta a la n K o . JL*p.25/ < / 196B t-anggal 20 A p r i l . 19 6 Q fcantaog p e llB p e lm n v^nmnajvj pananda tanganan S u ra t X jjptitm axn-Penaixulaji Hail ^aog-naahaaaa Bn ta n k epa£a D ixa k tu r Jenderal* JCahafcananj

2 1 * S c n i t X-tputxiaan H a n ta r l P a r ta n ia a S o . . 29 l /K p t a /I h V 5/70 t a o o g a l IS K a l 1 Q70—t a s t a n g pcm fttapan A r a a l tru r ja P engusahaan flu ta n Bebngalk jW U ftfi BtitJm Vrprtf l ^ V;

22 . S u r a t )ELepxit23*-aA H a n tcx i P a r ta n ia n Ika. . 54/X p t a /O a /2/1972 ta n ta n g P oho n2 .'n l rta lag S a v u u i H ataa yang di.lijuSisngi.i

23* X o p u tu s a ji H a n ta x i Tanaga t t ir j* ., 'C r ia im lg r a s i dan X o p a ra * ! No.413/ 3C p t» /K £ 2S /7,i ta n ta n g PelaX caruum Pemba ta x an .Penggim&an Tanaga - Rcurja W a r g a n ^ a r a A a ln g Pandatang pa da S a k to r P a rta n ia n Bob fiek to ; Xfiirufcanan O n it Paogus^haan E ntaaj

24 . S u r a t X aput xi*an\y^arn t a x i Pax-tanian B a . 396/X p t* /T 7a /f i /72 tn n taag Pan** tin p a n b « u r a y i Itrran H a a ll H utan' (R o y a lty ) tarbah an untufc b l - aiya 5*cj>gcn^i^aa, 7 iu±iaJJuin dan P aoa L lh a ra a n S u n ga i a o r ta J lo o e tt le —

25 . S u r a t X c p u tc x a n H e a te r l P a r ta n ia n B o . 172/rpt*/E K ]C D /4/1975 ten ta ix T a ta C a ra P »= b a y a ra n PTSDgrrten lu x an B a s i l l iu ta n j

26 . B u r a t X a p u tea a n H s n te r i P e r t s n ia n Mo. 561/K pts /E X X IJ /9/1976 t c r - ta jyg p o n e ta p a a b e s a m y a l .H .P .H . rtan I .H .U . j

i 1 . P*sjrj an j l_aa Poxx^rtxuhaan H ntcn a n t a m DcpajrcxsacA P c r t x n la c iJtvricj an

P^X . taJTtang^al 13 J u n i 1975 R o . j r A / U / D lB / V I/75

\ > rh .t ica lm jiA f ^ dlaAAnndxia dang an y o x ^ a ja jia a p an g n snhaan Uatan

■ fcgl.a P i h n a r l . 1577 b o . F ^ / i " / b l X / l I/17 dan t g l . 16 F e b m a r l 1977

r o . r v « / o i s / n / 77.

2 . P t r n ■ t o j uan Mantexd. P o x ta n la n tm rta n g g a l 10 Scpt^fflbor 1975 Ho.

27/ 11 / 1975 .

K E K D T D S r X M »

t M eob a rlX a n Ica p a ia P .T . HaJc pCTmyucahxan Butan untu>.

^tn^V a v a k t n 2 0 (d a a pn ln h ) tairan a t a s a r e a l h u ta n » « lu a 3

Ha y a n g t t r l o t a k A iv l la y a b P m -

p iiL S l X J ilic -a n ta n Z w jQ n h . d*ngan X *t*n tivaa aabagaJ. b e r i t u t I

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 84: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

rrirrAKA

I.FJXIX

KZTlGk

7

i LuAi a ic ^ il yju^? d lb c r l t i in dcn^an EaX Pttry^u»alt*aA Pnt^r, r ^ r -

• •but ** lc a s hA

y»ry? le t -t l-cy * < 5 1 1 n t i p a d * p * t * - « tfca*si ta r ljc c p tr y * »9 & U q t li-

»U3-al C zjcyX.ft dlft'isXisn p^ng-ulcarttjaa r 1—— t* r y

y*aij < llka lu xxt*a o le i i Dl_roirtarat J a n d a ra l XAbutnuuv at&m b l* y *

Pmrxyucai;* y*ag bars 3Tu;tu tin dol^m vakfcu »eliUBb«,fc--l*»bat3jy* t ig a tahin

i EaJc. zxrvt-aJi ButJu* tj*ranbut tHint** aauspunyoi. Hat ontoxi

i4onatbix> i^ysk, uars^AAoir^t *orxa Bmrmnrlcjinoyft yn-og porinciaimyn uaooa.

. 6 0 3 9 &n *p» yauy t M r + m p«^a Pur^&ajiita Pn& rtrsakAAn Hutaa t-angg-al

13 JtxrI 1975 Ro* JTX/K/015/VT/75 •sb*g*-Ua&n*. dJuulfltmdaa t_nrxgl.

8 JTahrunrl 1977 Vo.-TA/3/l\/TT/77 dan t g l* 1& r a b r c a r i 1977 Ho. PA/

3 /0 1 5 /1 2 /7 7 x n t i r a Dtyart-gsrsa P artaa laa . dajvjsji Peraa^hajm fcaxuubut

dlAta.* boD«ITtA J*r *hin~tL*rrhn>iw~Hy* {AddOadnaO;

i Pr£M*gsjig lSXk. P a sy cS fth u s ButJta b i r c i eaTSMinu h l V«rwajli>*tt-kcvA)lbno

o cb a g ti. b a r ifcu t j

1 . Slcaboyar- lu r a n HaX PaogxiMiluutn 3atjua Am a larisua B f t i i l Bxttan mc-rt^

ioe=attsh l ‘> « tcn ct ia n 2 y^tc^ ■fcarcan.tm- ■flld&lzca P orja n ji-& n Pangrcjflhflan *

Btxtxs pAda dJUfctnn Ka4u* -fcarsabnt d la L a x .

2 . K*l*OcKKn»tan » « n d i r i pnacrciaho.*n htitrm te rn s b t i- .

3 - Hrr^wtnrjuTj pr*jt.*r?Bxa2 "01113111. d&jwit ic=la)t*an&kAa eXaplaltjmi htitan.

4 . ?iKib-»ncnaa i»d u stxi peBgolahm ha^ni.

5. Hftlr&AnnAX*n p*pqiirua-an <4aa peagaicAnan hutsa BebaJJt-boiJcaya CaXoa

Kilfcynh kfrrjanya., iat^arm. pcr*itHlR*a but^n, pencokgalian t>xx>*i

d * & • b a a jlr , p e n o b ca b cr ; kcb^hxim r:, p u a d lh n rQ A n oa.taJZ-ai.r, p r _ r l in -

dungan aJjsua d*A peoaovosjLQ p cc^ a m a n dl3.*

6 . B«i;tor^a »*rrorat: reac&aA Xnxyt. y&aa dlgyahVim olab .Dixmktorat.

Juaderal. t*h yt2i^ a ..

7. JicEpefceo afcra pc rrai yan? tssssiliki AKaj jnzazi/baftbXlan dalncp»H7arTi3JO p^pynsAhAMl hntAXij

' B . Jke=a.troixi d a a K»ty bm\tT w a o ltia a -lt ia a u j'J . XeoadA jxura nat.'u-*•*•* ,

90s yo=3 olch ttEStari rartanign d ib crl w-^nar^ uatru)c xwu>9»AaXaji

blr^hir^oa p<57CT*sm.3* * ix = a la l k ^ ix t^ c x a y i s s c a r a cyata . daa jDorttxuryTah-Bteo??^ »olj«M,j a t -

lrL=i:atr.ya 130 i^ ir i ^ a ta la h dlXaluarfcaim ya our*t. XxipuCuaaa I n l -

1 psao<jaTig EaX rfiaauaAhAna iiut^n tarxr^but d i i t a s tx x l^ a t o le b lE tex i-

bcriVcut j s

1 . }irJh P r r , 7 z ; . '^ - S r t ^ i i s l .t l^ x X i i p j i t

b c r - t ^ apapur k a p sd a P ih z k

2.. Hffrr-inuhl n ^ n la Xotmutni*Ji2 dan ijiHtarctrl y»i>9 otr\n>«VjMi

nurat X*put-n*aa i n ± , . ,

3 . IX llxn tlftl hlla o o l l s l h p « a i » p o t : laetxgcaal iu t iir p r c t^ a c i

cVacrnh k t r j a , )c*pnitT»an D cpvurtc^cn P ert^rvtua edal& b

«i. iliA.a.2 tcran bu t: d ia t- ’is ticL tx ncjitjirradct! i>erLak.uayA p « - a t i ; - i a 2y.Miq ad.% biding E-chut-^r.ar..

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 85: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

4

Lr.I.lKk i X* 2 >Abil.a 1! “ : p ttB gaM hw n Uu-t*» t-a rn y ota t id a k nmaejiuhi

lu rw ^ jiba jsn ya » e b A 7 A lu n « . tarwabxrt pad*. d ik t u a k a t ip a l l o . l , 2,4

5 dxn. W, K a a t^ r i PartMinlaa boriuL t r^ n cabn t. Kai. W r ^ y .Saan

B utA n i s i i . .

2»>p*bila Pgu»yAsg iiai: E'nvymshaim Butan t^rayata HrtiV -*>1 l^Vjn kjnrfa^il^rujya aaixj-jnirana tjtrsehrafc peda diktixa £ /s tig a B o . 3 Asm 6

IfiAntari V ^ r ta n i* ^ im rii*): ja w ^ u rcitfl ia& a ara& l butan...

3 , r o lc r r ^ i oraxi-2 la ir ^ y a tcrh ad xp pera tn xxn dihid&nq JCahntanaxi d lX e -

n*k-an ca jok xi g o a c a l dan^tm katanfcua» yax»g bacrlatu .

XEEZIXM t B cra t. X *p u tu *a n Bak. P t m q v o aiLaan B utan frc*«tirt.a liesplraaS-aaya b a rl«& u

tftrid-tru irj s q ja k ■tAXjgval dit=rtap)mi* txntufc jury jV * ’wjJttn 20 (dua pu lu h )

■taiiun, X a a u a l i a p a h l la se fc ilu sm ya <31c* ra b ia u i X c^ z l_ L cLaii yessrja jv ;

Bale yarn j bearsangk vtan , a ta u dieatrcrt t i l t h ■ rwintaarl P e r t c a la n .

Tcsbuian k«T*atlA Yth.. i

P ita t& p k a a d l

.■ • frada ■tangqalt TvriKCj;.» 3 - ^ L t c Z - 1977

HOTTER! MIXEAHIAN

// v ST Fnnyirrm3G3?im'>ramSR2iL‘KmnaBiB,1 . B.s»pfcX H orsteri Pcnrt-S-niar. d l

- J a k a r t a [2n) *2 . Bapak X a ^ ita ri 3£j£hakigJia

d l JakaJTtA,3. Eapak. K e s t e x l fta j » r \ K&oe,rl d i

J a k a r ta .4 . Bapak JiantAri X ^aan gsn d l

J a k a r ta . 5 . &apak M *n t».r l ZzXj;

£ X o p «* r ts l d l J a k a r ta .£ . E d r . Bafcrotari-S Jem dtjxal D ap arteaaa J>*rtaoiaa

d i J a k a r t a .7 . S i r . In sp a k tm r J e n d a r a l DepertcsaMi PartanVan d i J a t a r te ..B . S d r . JLatua fta flan X o o r d l n a * ! rrainna-yan i t a d a l d i J a k a r t a .9 , E d t2 * D i r a k t u r J ^ a d a rr^ l d a la s : l i - r . g r d ^ e a D sp arttisa m

P<urtr.niga d i J a k a r t a ,1 0 . S d r . X-*paia. H ir o Bukiza daxi Btssaa D cp art*«iH PcorLanian d i ,J a k a r t a .1 1 . E d r2 . D ir n k tc r dalaia lii\ y c ^ s ? x a M t*a a » .X c ir 3 ta n a a d i J a k c r ta /B o g o e .12 .-_£ d r v “ D uhornur/X Jrpal a D aorah Y iiv jfck t-X X a lij*a n ta n Tunaah ( 2jc) .13. 3fl.r- Xa-pala DinaJ Xdrataimn D&croh “Ht.X XjilAjxantajo Ttm^Ah (2x) .14. £ d r . D ln fcitnr J o o d c r a l P a jo k d i Jal^artJL.LS* C&r. DirtOttrvir CcJ^dixaLl t .d i JjJc^rtA.1C. r>dr. n ix ^ k t o r J e a d * r * l X T r t r ia d i ■ Jata jrC a. 'L7 . S d r . D lr fl ’Kt^ir J«mdaxaJL T r a n a a iy r & ii d i J o ia x t A .

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 86: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

UuKFlKXii CimXT XZnnilSAfl KKairKl PEETWJUa;t t o . ________________________________, _________________

* S a u g g a l _____________________________________________________________________________

xrmmiuz $xs xasrsnrsi t u n t a n g

FEnccaxnxws mrc*r>.

1 . Eak J>a-ng’&**haaa K\rt-an i n i d ib c x ik a n dangan a y a r a t tsatXaV., b a b v a p«vs*g asg bak b c r - tAaggang jaw*ib B t u K «g a la p a jcb a a ta a d a r l pcxv&kJJaxmy a , pakax^a/pagawiuLnyA detx i- iJ.an p u l* p w to o ro D g i dan »*raoa o r a n g y *ng b a k e r )* a t a j D-aaAiryA.

2 . I 'e a o b t u ig n n p o h o t i - 2 b u _ 3 b 2 - a n ( T a n g d a p a t d i o a k a n o l o b H a n c - c i a ) b a n y a d l p o r X a n a a k a n

d e J ig x n i j l n . k b n a o a .

P e e a ^ g a n g R a k P a l i g n * a n a -a n H u t a f l * r a ) i b f b a a b e r l k a n k o p a d a p * ^ ^ b ^ t X a im t a jv & n y a n g b e r -

vaDAng X «t*rangaxi2 y a n g b c x i k a t 1a . T a n g g a l d i s a a l a l n y a p « t n » b a .n g a a ;

b . ,H a = a 2 d a n f t l r n s . i t . d a r i p e r w a k i J L a j i , p & « b o r a r j g 2 A n n p*tk.r_sr) a / p ^ g n w a i n y a .

c . K A E A 2 . d a n a i a r v a t d a x i . t i . a p J o r a j g g yflLag b e r h u m f t U Q n u u y u u a n g j « r a t t a n p a 1 j I n d i<

l a a a x o a l k o n » c * i n y A B t * a p a d * , k a v a s a n b n t a n y * n g b e r b a t a t A n p a d a w a i L n 2 d i L f t -

r a n g b e r b o r c .

A . Fohaa2 yan 9 d l b « r i ta n d a o l a b p a ja b a t . JCahatanan ynug bor^AUAXig untnk dipaULhara ■ a b a g a i pobaa in d u k , p o b o n y a n g dJJ-Lnduagl a ta n yan g d ip o k a i n a b a a a i t jtnda b a ta t d l la r a n g d ib a b a a g ,. d lr n s a X * t a a A I I 1A 1 I . Vak&nggaran a t a * la x a n g a n i n i »*ngakJLbatkaj dikonakannya danda p a d * pangum 1 h a saon u ru f p er* tn ra A 2 y a n g b -a r le k u .

5 . J > n r * ic a n g H e k P a o c t u t a h a a j i H x r t a n b a r n * a a n g a w a j t i a a n d i r i a t a n r ^ m u n j 'n k v a k i l n y a y a n g

d i b e r i k u A a a , k a g i - a t a n 2 p e k a r j f i / p a g o v a i n y a .

6 . £ a g a l * d o i ^ x c a / t a t a - \ i a a h a y & n g A d a h n b n r y j a n n y a d a n g a n p t n g n a a h R e n d a n k e g l a t a n

l n d u a t r l K a u p r z n t r a a a a k a l p v d a g a n g & n k a y u , h a m a o I a I q t c x c o d i a u n t u k d l p c r i k s f c

o l a h p « j a b a t X a b n t A n a n y a c n g J c a a d a p a t t a a x a d a r i E i r e k t t z r J o n d e . r a l K a H u t A n a n d a n g a n

c a t a t a m , b a h v a a a g a l a k a t e x a o g a n y a e g d l p a r o l a h b c x * l £ a t r a h a s l a d a n t t d u k , b o l n h

d 1 fpwTCxV * tv,7 - E a X P a x x m g u t a n H & f l i l B c r x n d a x i p « m d o d n k y a n g d a j t o r a y * d a x i b a k a d a t a a t a a r p a t t a -

t a p b a r l A k u d a n v a j i b d l ± x x d a h X a n .

8 . I 'e u a p a t i y a n g b t r » > j a r a h / k f c i m a & t d a n Jtu iJtiranJ 2 y a n g t o r l a t J i X d l d a l a a l s p a n g a n X o n -

a e s i t l d a k I x a l a b t l i r a s a k n tL & u p u n d i q a j a g g u .

T c = p a t 2 t a t u t t u b e r a n b a x u a k a n d i t o n j o k o I a K ? c ^ n r l n t a b j » a t £ 2 p a t .«

S . J’ o usw g aog U a k P e M jg T i* jf tb * a ji B u tJ L O d J L L o r a n g x s t a b i X l b a a l X h u t a n y a n g d i p a r o l c h t a n p a

i ^ i n ,. a t a u f c t m a r i a a g a n t i r a g l a t a n . I c u r a n d a r i o r a n g y / m g d i b e r i l ^ i n

u n t u b x s o n d a p a t b a A b u t a a d e x i b r * * l k o n a < ia ia r > 'a .

LO. r e = * g a n g H ak . y » n g n a a h a a n E a t e n v ^ j l b M a n g t x r a n g l k a r t i c a k a n y e ja g d i a k i b a t b a n k a j r a o a

^ n ^ b A a g a n / p t n y a r a d a n d a n w a j l b s u x b g h in d a r k a ja p e n a b a n g a n p > o h o o 2 d l b a v a h n k n r a n

a a r i * t & D t ja b y ^ n g t . r r e r » d a b . P a L a D g g a r & n a t a a X a t a n t n a n t e r a e b u t ; t t e n g a k i b a t k a n

t J ~ a x x i d e n d t a t b c j i a r x u l k c i n u a 4 k a i l t a r i p T y i r y i U i i * i l E u t a n ,

1 1 . ? o b o a 2 / b a t a n g d i b a w a b i n i v a j i b d i t c b a n g d i k t i n a k a n p u t a b a y a r a n X a r a n U a a i l

l i a t a n t

a . P a h o n y a n g d a p a t d ip x e u r d a g a n g k a n d e n 5 a n 9 a r i a t e n g a h S O c s ( t i n g g i d a d a ) k * a t * »

d a n

b . S « a u a n j u u g p o b o n / b a t a n g a t a n d a b a n d c n g a n g & r i a t c n g a b 1 0 c n k « a t a » y a n g t e l a b

d i t - n b a n g , y A n g d a p a t d i p o r d a g a n g k a n .

c . Dwogan *d ij> crd ogan gk an * dinakaudX-ag pcujtiaiiLn dangan s u a tu k euncungan -

b 2 . P f t i .» g a n g H a k P o o g \ j » - a b a a n R u t f t n b < c r t a n g g n n g ^ a v a b a t t « t e x ^ a d i n y a k e b a x a r a n d i d t l ^ a

a r « a l k o n * c » i n y a (y a r » g t - * l a b a t a u b e l t n d i t a b a n g ) # k a x c s a . a p i y a n g b c r a s a i d x r i

| /« o g o » a b A A n 3 y a a « x t d i r i r d a n g a n B « x » g a )a ts a u p x m k A x a r J i k u r a n g b e r b n t - i “ K a t i - P c ia c -

^■rvrvg B a k P c n g n s a b a a n B u t a j ) d i b a j r o a k a n a i o n b a y a r k e m g i a n a b a * k c r t i* A J ta L n b u t a n

y a n g d i s c b a b k a n o l & b k e b a k a x a n , b i l a t e q r d a p a t b n k t i 2 # b a b v a y a n g b o c a t D g ^ n t - a n

t i d a k J k fc n g a d a k a n p « a o t » g a h c j i a o c x i k n ^ n y a .

1 3 . C r . t u X

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI

Page 87: HAK PENGUSAHAAN HUTAN, CARA MEMPEROLEH DAN …repository.unair.ac.id/11361/2/KKB KK-2 Per 810-86 Wul h.pdf · Penggalian kekayaan alam yang berupa hutan secara maksimal harus dilaksanakan

13 • Cntni. ka ya b a k a r yan g d lk r a p u lk a n dA.la.ci u r s & l XT>fi»»*Any* u n to* dip*irdagaogKj\X} di^-anakan i t r r m mscnunrt t a r i p yang b -a rlak u .lu r * n ELacll Hgtjan. t i AaX d ipungut: u atn h k i]ra b a k a r /a r a n g yang baxa»& l A n r i. « l s i 2 dan ca b a n g i poba n ya_ag d ltatbany d x » dip^ryTcaakan* untufc k eperliaan paraxabajm .

J 4 . T ld aX d ip erk a n a n k a n taangadaknn jr ln ta n g a n * p a d * M sn u ja la n bea& r a tau k t c l l dan 2 *JLlurejQ p^uyaxuji: titan yaug v a l& lu i/ia rn artaboa )uwai&Q butan ya^g btxbatfts& n . Berua ja lo jO . b t w r i t j i u k a c i l dan aaltxran p^ngaxjgtutan U t n n yn yang jM la lu i. area l. k on & *ai bnxn* tafcap te rb u k a tsntruX jtrarxc.

1 5 . D a l** ja r a k 50 ta d ik an a ji X i . f i 3gla Q l*aya {Unusa) dan ja la n P r o p is a i yajag js o lx iu i batman yang d iu a a b a k a n dealX-l-an p u la d lk an an W f l Bungai flnn d a l t o ja x a k 200 «= d a r i t u ju a -c l r d l .Vnra og i&ao&barvg po ho n dan J& andlrikan bangvsrwm kacmali. dangan l j l n k b ca u a . DntroX d a a rth 2 y *n g d inyatak & n auu^ranyai n i l a i 2 a ^ s th a t lc a a ta u i l - stiah jn r e k t a r t e b u t d ia t a a canjadLi ICO &.

1 6 . Direkfcra: J cm d e ra l X abotA nan lacrtpu n y a l v c v tn a n g , . dtaal untnk k apantlngan mcira d a o / a ta u pen gu saba J a ra & l Xorv* tmi. I a i n , • ^am cx ln ta h k an soeabtvxa b o g ia n 2 d a r i a r a i l X o n se a i ipentrrat.•k.«parltiati y a n g la y a X a , l . \xntuk d lp oru u n ak an ja la n X o r o t t - a p l , ja l a n p«naang>rctan , j a l a n X a b e l , t l l p o n , a i r dan *Xaln2.

1.7. y e c e g a a g 5iaX PeD gn*ah*an Butan v a j l b laany&s^aiXjm la p a r a n bn la n a a kapada D ir e k tu r JendnraJL Kabotouaan tanfcang )B n i» 2 dan v o lo s t* kayrj yan g d ib a a i lk a n dan ju c la h lu r a n Ha n i l Ent&n y a n o d lb a y a r . L a p ora n I n j b a ru * d io a u p a lk a n c e la s b a t - la n b a tn y a ta n g g a l 10 p a d a b u la n b a r iX u tn y * ..

IB . Pesw gang EaX Panguaahaan Butan v a j i b ■.Vc.r iVt>n -tebang p i l l h (a f t l o c t i r c c u t t in g ) . x jonurut pexatm ran y a n g b e r la X u , k a c n & li d l t a t c p k a n l a i n .

1 9 . Pam «gang EaX fraagnsabajua Hntan v a j i b t r o la i usahanya dala is wakfca 180 h a r i a o t e la b Curat. Xeptttnnatx H an tejri P *rtarv lnn tu n ta n g p«xxgiiaahaan b u ran d iX e ln a rk an dan b i l a Xaxema. XnaaJ fibanrxya \utaba ta ra & b a t t id a X bcxtuLfiUl K^l I n i y&ppgnXJJbatXsn p e n ca - bu ban HaX Pengnaabann £ o tA a dan bafca ln yE p e r j a n j l a n o w n n ra t hnXua..

2 0 . PaX na ea la X sa n a X a n BaX Pangu&ab&an But;an l n l # pcUD»gang w a^ ib sacnaXid. m odal dan a l*t2r^nya a r n t t lx i dan tiudaX d ip erk a n a n k a n o r a n g a ta u pengxiaaba l a i n MuagusahAkan a r a a l y a n g t-cLab d lte n tu k a n *** s -arab Xopucu&an k ecu a X l a ta a d a sa r p o jr ja n jia n yan g di.*atra^ai o l e b P aw orija tab . ^

2 1 . P ao*can g HaX Pcsnguaabaan fin ta n yan g vsslakuX&n ta b a n g b a b is ( c l e a r c u t t in g ) b a iX “tantak k o p a r lu a n babn n ^ttna X ebnfur.an c o jc i ix i . aaupim ontuX iz tn y la p k a n d a e r a b tx a rv a a ig rA s i, p c r t a o i a n dab* h aru a tocaan faatX sn «a a oa kayiv ' b a s i l b u ce n yan g d a p a t d ip a rd a g a n g k a n ntasnkaletal-iaaXolsaJLnya.

2 2 . Pcuaegang BaX Pangu&abaAA hat-aa sxsnyotro^ui t-anpa n y a x a t nntu i: a e n t n a t l a e g a la k ft ta a w O « d a n p n x a t r r r ^ p cru n dangan y a n g abau akan d lX e ln a rk a n o l a b Petso- r l n t a b Z n don ea la . y a n g ^ an gattzr c a t i r a , le ln " perU utidnnqan, . panebangan/peagutabaAiv# p e n g a s p u lc n p ea b ey a x a n ro > * a lty , f e « , d s b . dan p cn g a lu a ra n b a s i l b u ta n /

2 3 . J lX a BaX Pcngnaabaaua H atan beraXbJLr X axana b ^ b i c v a X tu a y a atjuu k a fen a d laerahX an X c n b a l i o l e b Peaftgang EaX a t a o k a ro n a d lc a b o t , o l e b H o n ta r i P crt-a a ia n siaka :

a . S a g a la baX dan kenoi^lb&n yang dlbtabankan k ep iid a Pttoegang HaX faogu sabaaa titrt-an b a r a X b lr .

<pb . A r o a l btrban yang d lb a b a n l BaX Pengxixab/ian X a ^ b a l l kfipada Mogara..

c . t e r a a r o a n a ta u p «ra& oran gan Pes»ogang BaX P enguaahaon liu tan yang boraangkntan d iv » j ib X A ji c ioyttrth k A Q a&arua X li.fia dan b a b a n 2 p c b a r ga=bar2 ukurcn toa a b dan uebagoi-nya yang b ex a a n ck u ta n danoan ponguaaba& n bn tjm kapada M on ta fl P ^ c ta n ia n dengan t id a X .o e n o r lia * g on t-i k e r u g ia a .

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ... SUMIRATSIH SRI WULANDARI