hak isteri yang harus dipenuhi suami

Download Hak Isteri Yang Harus Dipenuhi Suami

If you can't read please download the document

Upload: farhanlmg883324

Post on 14-Jun-2015

873 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

HADITS-HADITS TENTANG KEWAJIBAN SUAMI ISTRI Ali Farhan (07530007) 1) Hak Isteri Yang Harus Dipenuhi Suami Diantara kewajiban dan hak tersebut adalah seperti yang tercantum dalam sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam dari sahabat Muawiyah bin Haidah bin Muawiyah bin Kaab Al Qusyairy radhiallahu anhu, ia berkata: Saya telah bertanya, Ya Rasulullah, apa hak seorang isteri yang harus dipenuhi oleh suaminya? Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menjawab: 1. Engkau memberinya makan apabila engkau makan. 2. Engkau memberinya pakaian apabila engkau berpakaian. 3. Janganlah engkau memukul wajahnya,dan 4. Janganlah engkau menjelek-jelekannya, dan 5. Janganlah engkau tinggalkan dia meliankan di dalam rumah (jangan berpisah tempat tidur melainkan di dalam rumah). (HR.Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban, Al Baihaqi, Al Baghawi, An Nasa-i. Hadits ini dishahihkan oleh Al Hakim, Adz Dzahabi dan Ibnu Hibban) Mengajarkan Ilmu Agama Di samping hak diatas harus dipenuhi oleh seorang suami, seorang suami juga wajib mengajarkan ajaran Islam kepada isterinya. Allah Taala berfirman: pkr't t%!$# (#qZtB#u (#q% /3|Rr& /3 =dr&ur #YtR $yd $ q%ur$ $Z9$# ou$yft:$#ur $pk n=t ps3n=tB #y tbqt !$# !$tB x w Ndt tBr& tbq=ytur $tB tbr sDs Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya (terbuat dari) manusia dan batu, penjaganya adalah malaikatmalaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim:6) Untuk itulah, kewajiban sang suami untuk membekali dirinya dengan menuntut ilmu syari (thalabul ilmi) dengan menghadiri majelis-majelis ilmu yang mengajarkan Al Quran dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih-generasi terbaik,yang mendapat jaminan dari Allah-sehingga dengan bekal tersebut, seorang suami mampu mengajarkannya kepada isteri, anak dan keluarganya. Jika ia tidak sanggup mengajarkan mereka, seorang suami harus mengajak isterinya menuntut ilmu syari dan menghadiri majelismajelis taklim yang mengajarkan tentang aqidah, tauhid mengikhlaskan agama kepada Allah, dan mengajarkan tentang bersuci, berwudhu, shalat, adab dan lainnya.

1

2) Hak Suami Yang Harus Dipenuhi Isteri Ketaatan Istri Kepada Suaminya Setelah wali (orang tua) sang isteri menyerahkan kepada suaminya, maka kewajiban taat kepada sang suami menjadi hak yang tertinggi yang harus dipenuhi, setelah kewajiban taatnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam: Kalau seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya. (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al Baihaqi, dari sahabat Abu Hurairah. Ini lafazh milik Tirmidzi, ia berkata,Hadits ini hasan shahih) Sang isteri harus taat kepada suaminya, dalam hal-hal yang maruf (mengandung kebaikan dalam hal agama), misalnya ketika diperintahkan untuk shalat, berpuasa, mengenakan busana muslimah, menghadiri majelis ilmu, dan bentuk-bentuk perintah lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan syariat. Hal inilah yang justru akan mendatangkan surga bagi dirinya, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam: Apabila seorang wanita mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, menjaga kehormatannya dan dia taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki. (HR. Ibnu Hibban, dari sahabat Abu Hurairah. Hadits ini hasan shahih) Isteri Harus Banyak Bersyukur Dan Tidak Banyak Menuntut Perintah ini sangat ditekankan dalam Islam, bahkan Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat, manakala sang isteri benyak menuntut kepada suaminya dan tidak bersyukur kepadanya. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: Sesungguhnya aku diperlihatkan neraka dan melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita. Sahabat bertanya: Sebab apa yang menjadikan mereka paling banyak menghuni neraka? Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menjawab: Dengan sebab kufur. Sahabat bertanya:Apakah dengan sebab mereka kufur kepada Allah? Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menjawab:(Tidak), mereka kufur kepada suaminya dan mereka kufur kepada kebaikan. Seandainya seorang suami dari kalian berbuat kebaikan kepada isterinya selama setahun, kemudian isterinya melihat sesuatu yang jelek pada diri suaminya, maka dia mengatakan Aku tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu. (HR. Bukhari dan Muslim, Abu Awanah, Malik, An Nasa-i serta Al Baihaqi, dari sahabat Ibnu Abbas dan diriwayatkan pula dari beberapa sahabat). Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

Sesungguhnya Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya dan dia selalu menuntut (tidak pernah merasa cukup). (HR. AN Nasa-i, Al Hakim, Al Baihaqi dari sahabat Abdullah bin Amr. Al Hakim berkata,Hadits ini sanadnya shahih, dan disepakati oleh Imam Adz Dzahabi) Isteri Wajib Berbuat Baik Kepada Suaminya Perbuatan ihsan (baik) seorang suami harus dibalas pula dengan perbuatan yang serupa atau yang lebih baik. Isteri harus berkhidmat kepada suaminya dan menunaikan amanah mengurus anak-anaknya menurut syariat Islam yang mulia. Allah telah mewajibkan kepada dirinya untuk mengurus suaminya, mengurus rumah tangganya, mengurus anakanaknya.1

Kontekstualisai Lebih lanjut adalah perihal hak untuk tidak dihindari kecuali didalam rumah sendiri. Seperti yang telah disabdakan Nabi Muhammad Saw.,bahwa suami dilarang untuk menghindar dari istri kecuali didalam rumah, yakni ditempat peraduan atau ranjang. Hanya inilah model peringtan tahap awal yang boleh dilakukan oleh suami mana kala istri melakukan nusyuz atau ketidak patuhan pada suami.Ada pun hal lain diluar itu,seperti menghindar dalam konteks komunikasi secara lisan,tidak di isyaratkan didalam hadis.Dengan demikian suami tidak boleh membungkam atau membisu dalam kasus ini. Apa bila hal itu dilakukan, berarti suami telah berbuat dosa, karena tindakan itu diharamkan kecuali karena uzur. Sebagai seorang suami laki laki wajib memperhatikan ajaran agama yang terkait dengan segala sesuatu yang harus dilakukan terhadap istrinya. Sebab Nabi Muhammad saw,memberikan peringatan serius berkenaan dengan kewajiban suami dalam merealisasikan hak hak wanita yang di peristrinya.Untuk menjelaskan hal itu,disini akan di kemukakan suatu hadist yang diriwayatkan oleh Tabrani yang artinya: Rosulullah saw,bersbda Jika seorang laki laki menikahi seorang wanita dengan memberikan maskawin baik dalam jumlah besar atau kecil,akan tetapi dalam hatinya tidak ada niatan untuk menunaikan atau memenuhi hak hak istrinya itu,maka dia telah mengkhianatinya.Apa bila sang suami itu mati dan belum menunaikan kewajibannya dalam memenuhi hak hak istrinya tersebut,maka ia akan menghadap Allah Swt,di hari khiamat dengan menanggung dosa Zina (HR.Thabrani) Maksud hadist di atas adalah, bahwa menafkahi istri merupakan sebuah keniscayaan bagi para suami. Secara simbolik, tanggung jawab dilambangkan dengan pemberian mahar atau maskawin tatkala proses akad nikah.Dengan kata lain maskawin adalah tanda simbolis atas kesiapan suami untuk memberi nafkah kepada istri beserta anak anaknya.Oleh karena itu,maskawin tidak harus banyak,karna hal itu hanya lambang1, K.H Misbah Musthafa, Berbulan Madu menurut Ajaran Rasulallah. Terj. Quratul Uyun, karangan Asy-Syekh Al-Imam Abu Muhammad ( Rembang; Al-Balagh) hlm 23

3

atau simbol belaka.Lebih dari itu karna maskawin bukan harga dari seorang perempuan dan bukan pula akad jual beli perempuan. Selanjutnya,jika sang suami tidak memberikan hak hak istrinya tersebut maka laki laki itu di anggap sebagai pelaku zina,dan kelak dihari khiamat dia menghadap dan menanggung dosa perzinaan.Dalam hadist lain Nabi Muhammad Saw.memberikan petunjuk perihal sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang laki laki dalam upaya memenuih hak seorang istri.Hadist tersebut berasal dari Aisyah yg kemudian di riwayatkan oleh At-Turmudzi dan Al-Hakim yg artinya: Rosulullah saw.bersabda,sesungguhnya orang orang mukmin yang paling sempurna imamnya adalah mereka yang paling baik akhlaknya dan paling lembut sikapnya kepada keluarganya(HR.Turmudzi dan Al-Hakim) Kata akhlak yang berarti keluhuran budi pekerti,dalam hadist tersebut tidak dapat dilepas dari konteks kalimat setelahnya,yakni,paling lembut sikapnya kepada keluarga.Maksudnya adalah,bahwa suami harus berakhlak baik dan berperilaku bijak dalam merealisasikan kewajiban serta dalam mengejawantahkan hak hak istrinya.Kendati kata keluargadisini memberikan pengertian yang luas,yakni melibatkan banyak unsur yang termasuk didalamnya,anak,ibu,bapak dan kerabat dekat,namun dalam konteks ini istri sudah barang tentu mendapatkan prioritas utama.Sebab dialah yang berfungsi sebagai pendukung utama bagi terciptanya sebuah keluarga. Oleh sebab itu kondisi etik yang positif sebagaimana telah disebutkan dalam hadist tadi perlu mendapatkan penekanan khusus dalam pembicaraan mengenai kewajiban suami untuk mewujudkan hak hak istri sehubungan dengan fungsi itu sendiri. Hadist senada diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang artinya: Rosulullah bersabda,sebaik baik orang di antara kamu sekalian adalah orang yang paling terhadap keluarga istri,anak dan kerabatnya.Dan aku adalah orang yang paling baik diantara kamu terhadap keluargaku(HR.Ibnu Ibban) Dalam hadist lain Nabi Muhammad saw.cukup tegas dalam menganjurkan kewajiban etik seorang suami terhadap istri yang artinya:sebaik baik orang diantara kamu sekalian adalah mereka yang paling baik terhadap istrinya,dan aku adalah orang yang paling baik diantara kamu sekalian terhadap istriku Selain itu dalam kehidupan berumah tangga cobaan merupakan hal yang biasa terjadi.Sang suami akan mendapat cobaan dari istri,begitu pula sebaliknya.Atau pun cobaan yang berasal selain dari mereka berdua.Untuk itu Nabi memberika petunjuk agar seorang suami bersabar hati dalam menghadapi cobaan istri.Begitu pula istri harus kuat menghadapi cobaan dari suami.Dengan demikian mereka berdua dapat melaksanakan kewajibannya secara baik sesuai dengan ajaran agama.Berikut akan dikemukakan detil detil keteranganya: Diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw.bahwa beliau bersabda barangsiapa yang sabar menghadapi

keburukan budi pekerti istrinya,maka Allah swt.akan memberikan pahala kepadanya seperti yang telah diberikae kepada Nabi Ayub as.atas cobaan yang menimpa beliau Dalam hadist diatas disebutkan betapa besar imbalan yang diberikan Allah kepada suami yang bersabar atas cobaan yang berasal dari perangai buruk istrinya.Kesabaran sang suami tersebut disamakan dengan kesabara Nabi Ayub as.kala dicoba Allah dengan berbagai penderitaan,melalui gangguan iblis,termasuk cobaan dari istrinya2 Derajat lebih tinggi yang dimaksud dalam ayat di atas dijelaskan oleh surat An-Nisa' ayat 34, yang menyatakan bahwa A%y`h9$# cqBqs% n?t !$|iY9$# 34. lelaki (suami) adalah pemimpin terhadap perempuan (istri)." Kepemimpinan untuk setiap unit merupakan hal yang mutlak, lebih-lebih bagi setiap keluarga, karena mereka selalu bersama, serta merasa memiliki pasangan dan keluarga, Persoalan yang dihadapi suamiistri, muncul dari sikap jiwa manusia yang tercermin dari keceriaan atau cemberutnya wajah. Sehingga persesuaian dan perselisihan dapat muncul seketika, tetapi boleh juga sirna seketika dan dimana pun. Kondisi seperti ini membutuhkan adanya seorang pemimpin yang melebihi kebutuhan suatu perusahaan yang sekadar bergelut dengan angka, dan bukannya dengan perasaaan serta diikat oleh perjanjian yang bisa diselesaikan melalui pengadilan.3

2 Mohammad Khoiruddin, Menggapai Keharmonisan Suami Istri (Surabaya; Ampel Mulia, 2005) 3M. Quraish shihab, m.a.wawasan al-quran; tafsir maudhu'i atas pelbagai persoalan umat (jakarta; mizan, 2004)

5