tar un raiima.t tuhan maha esa...

14
Menimbang Mengingat 1. Menetapkan - - ! .;: ,.. ..,) b l ... .. 0 .... ... .. . . .. -. ... RANTJANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAR UN TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERKAWINAN. 0 DENGAN RAIIMA.T TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa sesuai dengan dasar falsatah pantjasila, diang-· gap perlu adanja undang-undang, tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Perkawinan, jang berlaku bagi semua 'riarga-negara disamping undang-undang perkawinan chusus jang mengatur hukum perkawinan menurut golongan aaa- ma masing-masing ; b. bahwa sesuai dengan tjita-tjita untulc pembinaan hukwa nasional perl u adanja undang-undang '&·en tang Ketentuan- ketentuan pokok Perkawinan. : 1. pasal 5 ajat (1) dan pasal 29 Undang-undang Dasar 1945; Ketetapan Madjelis permusjawaratan Rakjat sementara Nomor XXVIII/MPRS/66, pasal l ajat (3) ; Dengan persetudjuan Dewan Perwakilan nakjat Gotong Rojeng. MEMUTUSKAN: : tJNDANG-UNDANG TENT.ANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERKA- WINAN. B A B I. DASAR PERKAWINAN pasal 1. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seo- rang pria dan seorang wanita dengan tudjuan memqentuk keluarga (rumah tangga) jang bahagia dan kekal. (1) (2) (3) (1) (2) Pasal 2. Perkawinan adalah sah bilamana dilangsungkan menurut aturan-aturan jang ditetapkan da!am undang-undang. setiap perkawinan ditjatat oleh pegawai pentjatat j ang. berwenang. Tentang pentjatatan jang dimaksud dalam ajat (B) diatur dalam Undang-undang tersendiri Pasal 3. Pada azasnja perkawinan adalah monogami • Pengetjualian dari ajat (1) dapat dilakukan bilamana diidzinkan berdasarkan Undang-undang jang mengatur perkawinan dari fihak jang bersangkutan. Pasal 4. Perkawinan harus didasarkan atas persetudjuan kedua mempelai. BAB II •••

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

Menimbang

Mengingat

1. Menetapkan

--! .;: ,..

..,)

b ~

l ... .. 0 .... ... .. . . • .. -. ...

RANTJANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAR UN

TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERKAWINAN. 0

DENGAN RAIIMA.T TUHAN JANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: a. bahwa sesuai dengan dasar falsatah pantjasila, diang-· gap perlu adanja undang-undang, tentang Ketentuan­ketentuan Pokok Perkawinan, jang berlaku bagi semua 'riarga-negara disamping undang-undang perkawinan chusus jang mengatur hukum perkawinan menurut golongan aaa­ma masing-masing ;

b. bahwa sesuai dengan tjita-tjita untulc pembinaan hukwa nasional perl u adanja undang-undang '&·en tang Ketentuan­ketentuan pokok Perkawinan.

: 1. pasal 5 ajat (1) dan pasal 29 Undang-undang Dasar 1945;

~. Ketetapan Madjelis permusjawaratan Rakjat sementara Nomor XXVIII/MPRS/66, pasal l ajat (3) ;

Dengan persetudjuan Dewan Perwakilan nakjat Gotong Rojeng.

MEMUTUSKAN:

: tJNDANG-UNDANG TENT.ANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERKA­WINAN.

B A B I. DASAR PERKAWINAN

pasal 1. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seo­

rang pria dan seorang wanita dengan tudjuan memqentuk keluarga (rumah tangga) jang bahagia dan kekal.

(1)

(2)

(3)

(1) (2)

Pasal 2.

Perkawinan adalah sah bilamana dilangsungkan menurut aturan-aturan jang ditetapkan da!am undang-undang. setiap perkawinan ditjatat oleh pegawai pentjatat j ang. berwenang. Tentang pentjatatan jang dimaksud dalam ajat (B) diatur dalam Undang-undang tersendiri •

Pasal 3. Pada azasnja perkawinan adalah monogami • Pengetjualian dari ajat (1) dapat dilakukan bilamana diidzinkan berdasarkan Undang-undang jang mengatur perkawinan dari fihak jang bersangkutan.

Pasal 4. Perkawinan harus didasarkan atas persetudjuan kedua

mempelai.

BAB II •••

Page 2: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

1 •

B A B II. SJARA.T-SJA.RA.T PERKA.WIN.AN

pasal 5 • lli:[~.,'

Ci

. an hanja d.iizinkan djika fihak pria sudah mentjapai tahun dan fihak wanita sudah mentjapai umur 15 tahun.

~~a~Oh .al-hal J·ang penting penJ·impangan dari ajat (1) diatas !UJt::)f • • • ... ,0 -- -liminta dispensasi kepada Hakim jang berwenang a tau.

SL•t •cJCi -..."'l?c·at jang ditundjuk oleh Undang-undang. /e11--c-- "' 6

Tn·· '-··!fio' pasal • lo.:)J]~ tie .,~ '°'+ J:t>rrii!J owinan dilarang antara dua orang jang : -1-'-':srez c.>t.;i'T,

0 _ "'.ibungan darah dalam garis keturunan 1 urus.

,-,,~L-i.G, •

(2J .ubungan darah dalam garis keturunan menjimpang, jaitu: ant.a.ra saudara, antara seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang de:p.gan saudara neneknja.

(3) berhubungan sedemikian, sehingga perkawinannja dilarang ber­dasar undang-undang jang mengatur perkawinan dari agamanja fihak-fihak jang bersangkutan.

(1)

(2)

(1) (2)

(3)

(4)

(1)

{ 2)

(3)

(4)

pasal 7. Larangan adat mengenai perkawinan jang tidak sesuai dengan sistim parental tidak berlaku. Lara~gan perkawinan berdasarkan perbedaan kasta atau warna, suku bangsa atau asal usul tidak berlaku.

B A B III. PERTUNANGAN

Pasal s. perkawinan dapat didahului dengan pertunangan. Pertunangan tidak menimbulkan suatu keharusan untuk mela:kukan perkawinan. Bila pertunangan itu mengakibatkan kehamilan, maka fihak pria diharuskan kawin dengan wanita itiu fdjika disetudjui oleh fihak anita. Dalam hal pertunangan dibatalkan, maka fihak jang bersalah dapat diwadjibkan untuk memikul akibatnja, apabila ada pembe-rian tanda pengikat dan/atau pengeluaran untuk persiapan . perkawinan.

B A B IV PERDJANDJIAN PERKAWINA.N

pasal 9. pada waktu atau sebelum perkawinan dillailpungkan, kedua fi­hak atas persetudjuan bersama dapat mengadak:an perdjandjian tertulis jang disahkan oleh pegawai pentjatat perkawinan, setelah mana isinja berlaku djuga terhadap fihak ketiga se­pandjang fihak ketiga tersangkut.

Perdjandjian tersebut tidak dapat disahkan bilamana melang­gar batas-batas hukum, agama dan kesusilaan.

Perdjandjian tersebut mulai berlaku sedjak perkawinan dilang­sungkan.

Salama perkaidnan·· berlangsung perdjandjian tersebut .tidak dapat dirubab, ketjuali bila d.ari kedua belah fihak ada persetudjuan untuk merubah dan perubahan tidak •erugikan fihak ketiga.

BAB V •••

Page 3: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

- 3 -

BAB. V.

HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI

pasal 10.

Kedua suami isteri memikul keLadjiban jang luhur untuk menegakkan rum.ah tangga jang mendjadi sendi dasar dari susunan masjarakat.

pasal 11.

{l) nak dan kedudukan isteri ad.alah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rum.ah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masjarakat.

(2) Masing-masing fihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. (3) suami adalah kepala keluarga.

pasal 12.

(1) suami-isteri wadjib serumah-setempat kediaman •. (2) Rum.ah tempat ked.iaman jang dimaksud dalam ajat (1) diten-

tukan oleh suami isteri bersama. '

Pasal 13. Kedua suami-isteri wadjib saling tjinta-mentjintai, hormat­

menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin jang satu kepada jang lain.

pasal lt. {l) suami adjib melindungi isterinja dan memberikan segala. se­

suatu ~perluan hidup berumah-tangga sesuai d.engan kemam­puannja.

(2) Djika suami lalai untuk memlanuhi kewadji•an tersebut pada ajat (1), isteri dapat mengadjukan gugatan kepada Hakim jang berwenang.

(3) Isteri wadjib mengatur urusan rurah-tangga sebaik-baiknja.

B A B VI

HART.A. BENDA DALAM PERKAWINAN

Pasal 15.

(1) Harta benda jang diperoleh selama perkawinan mendjadi milik bersama.

(2) narta bawaan dari masing-masing suami-isteri dan harta ben­da jang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalab di baifab penguasaan masing-masing.

pasal 16. f.!tau

(1) Mengenai harta benda milik bersama, suamiListeri dapat ber­tindak atas persetud.juan kedua belah fihak.

(2) Masing-masing suami-iateri mempunjai bak sepenuhnja untuk melakukan perbuatan hukum mengenai barta bendanja sendiri.

pasal 17. Bilamana perkawinan putus karena pentjeraian, harta benda

milik bersama dibagi separoh diantara bekas suami-isteri.

BAB VII •••

Page 4: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

(1)

(2)

(1)

4

B A B VII. PUTUSNJA PERKAWINAN SERTA AKIBATNJA

pasal 18. perkawinan putus karena kematian atau pertjeraian. sebab-sebab pertjeraian diatur berdasar~s~ undang-und.ang jang mengatur perkawinan dari agamanja fihak-fibak jang bersangkutan.

pasal. 19. Akibat putusnja perkawinan.karena pertjeraian ialah: a. BA1k: ibu atau bapak tetap berkewadjiab memelihara dan

mendidik anak-anaknja, semata-mata berdasarkan kepentingan, anak. Bilamana ada perselisihan mengenai pengurusan anak­anak, ·Hakim berwenang memberi keputusannja.

b. Bapak jang bertanggung djawab a'as semua biaja pemeliharaan d• pend.idikan jang diperlukan anak i tu. Bilamana bapak dalam kenjataan tidak dapat memnubi kewadjiban tersebut, ,hakim dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul bi­aja tersebut.

Hakim jang berwenang dapat mewadjibkan bekas suami menurut kemampuannja memberi biaja penghidupan kepa&a bekas isterinja selama ia belum bersuami lagi.

pasal 20.

(1) Keputusan pertjeraian harus ditjatat oleh pegawai pentjatat jang berwenang ditempat pertjeraian telah terdjadi.

( 2) salinannja dikirimkan kekantor pentjatat.,; .. d.imana perkawinan dilangsungkan.

(3) Tentang pentjatatan jang dimaksud dalam ajat (1) diatur dalam Undang-undang tersendiri.

B A B VIII •. KEDUDUKA.N ANAK.

pasal :~l.

!nak jang sah adalah anak jang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan jang sah.

pasal 22.

( l) Anak. jang dilabirkan dil.uar perkawinan hanja mempunjai bubungan perdata dengan ibunja dan keluarga ibunja.

(2) Anak jang dimaksud dalam ajat (1) dapat disahkan dengan perka­winan bapak alam dan ibunja.

pasal 23. (1) s·eorang suami dapat menjangk&l sahnja anak jang dilahirkan oleh

isterinja, bilamana ia d.apat membuktikan bahwa isterinja telah berzinah dan anak itu akibat dari pada perzinahan tersebut.

( 8} Hakim jang ber·Lenang memberikan keputusan tentang sah/tidaknja atas permintaan fihak jang berkepentingan.

(3) sahnja anak dapat disangkal apabila: 1. anak i ~u dilahirk~n, sebel um tjukup 18.o hari sesudab hari.

perkawinan atau Joo hari sesudah perkawinan putus. 2. suami dapat membuktikan ba~wa selama waktu 360 hari sampai

180 hari sebelum anak itu -~dilahirkan, ia tidak mungkin ·berkumpul dengan isterinja.

BAB , IX •••••

Page 5: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

I"

(1)

(2)

- 5 -

B A B IX.

BAK DAN KEWADJIBAN ANT.ARA. ORA.NG TUA DAN ANAK.

pasal 24. Kedua orang-tua wadjib memelihara dan mend.idik anak-anak me­reka sebaik-baiknja. Kewadjiban orang-tua jang dimaksud dalam ajat (1) berlaku sampai anak itu :kawin atau dapat bendiri-sendiri, kewadjiban mana berlaku terns meskipun perkawinan antara kedua orang-t ua diputuskan.

pasal 25. (1) Anak wadjib menghormati orang-tua dan mentaati kehendak mere­

ka jang baik.

(2) Djika anak telah dewasa, ia wadjib memelihara menurut keku­atannja, orang-tua dan keluarga dalam garis lurus keatas, bila mereka itu memerlukan bantuannja.

pasal 26 pendidikan agama bagi anak-anak ditetapkan oleh orang tuanja.

pa~al 27. (1) Anak jang belum. berdiri sendiri atau belum kawin berada diba­

wah kekuasaan orang-tuanja selama mereka tidak ditjabut dari kekuasaannja.

(2)

(3)

(4)

orang-tua me.,akili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum didalam dan diluar Pengad.ilan. Jang mendjalankan kekuasaan orang-tua ialah bapak .• Djika bapak ditjabut dari kekuasaannja, ibu jang mendjalankan kekuasaan tersebut.

Jang dimaksud kekuasaan orang-tua adalah kekuasaan jang melekat pada bapak atau ibu baik didalam perkawinan atau sesudah pu­tusnja perkawinan.

pasal 28. '· "

orang-tua tidak diperbo.:tehkan memindahkan hak atau menggadai-kan barang-barang tetap jang dimiliki anaknja jang belum. berdir~ sendiri atau belum kawin, ketjuali apabila kepentingan anak itu menghendakinja.

(1) Pasal e;;9.

salah seorang atau kedua orang-tua dapat ditjabut kekuasaannja terhadap seorang anak atau lebih untuk waktu jang tertentu atas permintaan orang tua jang lain, keluarga anak dalam garis lurus keatas dan saudara kandung jang telah dewasa ·atau pedja­bat jang berwenang, dengan keputusan Hakim jang berwenang, dalam hal-hal jang berikut ; 1. Djika ia sangat melalaikan kewadjibannja terhadap

anaknja. 2. Djika ia berkelakuan buruk sekali.

(2).Meskipun orang-tua ditjabut dari kekuasaannja, mereka masib tetap berkewadjiban untuk memberi biaja pemeliharaan kepada anal( tersebut.

BAB v ..t~. • ••••••

Page 6: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

- 6 -

D .li. B

fE,HWALIAN .

pasal 30.

(1) Anak jang belum berdiri sendiri atau belum kawin, jang jidak berada di ba'>:ah keh:uasaan orang-tua, berada di llawah ke1n:iasaan wali.

( ;c.)

(1)

(2)

(3)

Perwalian i tu mengenai pribadi ana;i: jang bersangkutan maupun harta beadanja.

pasal 31. wali dapat ditundjuk oleh salah satu orang-tua jang mendjalan­kan keI(uasaan orang-tua, sebe1 um ia meninggal, dengan surat wasiat atau dengan lisan dibadapan dua orang saksi. Djika tidal\: ada ·;,·ali jang di tundjuk setjara demikian maka nakim jang ber:enang jang raenundjuknja.

wali seboleh-bolehnja diambil dari kalangan keluarga anak tersebut atau orang lain jang sudah dewasa, berpikiran sehat, adil, djudjur dan berkelakuan baik.

wali wadjib mengurus anak jang diba ah penguasaannja dan harta benda sehaik-baHcnja., dengan menghormati agama anal{ i tu.

'

(4) wali wadjib membuat daftar harta benda anak jang berada dibmifa~

(5)

kekuasaannja pada waktu memulai djabatannja dan rnentjatat se­mua perubahan-perubahan harta benda anak atau anak-anak itu.

wali bertanggung djawab tentang harta !Jenda anak jang berada diba.,-ah perwa!iannja serta kerugian jang di timbulkan karena kesalahan atau kelalaiannja.

Pasal 3~·

Terhadap 1;ali berlaku djuga pasal 28.

pasal 33. ( 1) wali dapat di tjabut dari. kelcuasaannja' dalam hal-hal jang ter­

sebut da)arn pasal 29. (2) Dalam hal-hal tersebut, oleh nakim jang ber~enang ditundjuk

orang lain sebagai ali.

pasal )!±.

Wali jang telah menjebabkan kerugian kepada harta benda anak jang dihawah kekuasaannja, atas tuntutan anak atau keluarga anak tersebut dengan keputusan Hakim jang berwenang dapat diwadjibkan untuk mengganti kerugian tersebut.

B A B II.

S A N K S I.

pasal 35.

Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan didalam undang-undang ini diberi sanksi sebagai tersebut dalam Undang-undang tersendiri.

D A B XII.

PER.ATUilAN PERALIHA.N

pasal 36.

. . P.er\lfliwi'na1! dt:m segala sesuatu jang berhubungan deno-an perlrn-.. inan Jang terd;iaii sebelmn Undang-undang ini berlaku ja~g didja­lankan menurut peraturan-peraturan lama, adalah sah.

Pasal 37 ...

Page 7: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

- 7 -

pasal '37.

untuk perkawinan dan segala sesuatu jang berhubungan dengan perkawinan berdasarkan atas Undang-undang ini, selama undang­undang Perkawinan chusus menurut golongan agama masing-masing belum ditetapkan, berlaku peraturan lama apabila undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Polcok perkawinan ini :tjdak memberikan ketentuan.

B A B XIII. PERATURA.N PENUTUP.

pasal 38.

Perkawinan bagi umat-umat Islam, Katolik, Kristen/Protestan, Hindu-Budha, Umat-umat lain dan Perka,;inan Tjampuran, diatur didalam undang-undang tersendiri.

pasal 39. Ketentuan-ketentuan dalam undang-undang ini tidak mengu-{

rangi segala sesuatu jang ditentukan dalam undang-undang · · Perkawinan chusus menurut golongan agama masing-masing.

pasal 40.

undang-und.ang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannja

Agar supaja setiap orang dapat mengetahuinja memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatannja dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Diundangkan di Djakarta pada tanggal

SEKRETARIS NEGARA.,

ALAMSJAH MAJ. DJEN. T.N.I.

Disahkan di Djakarta pada :janggal

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

S 0 E H A R T 0

DJENDERAL T.N.I.

Page 8: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

RA.NTJANGAN

PENDJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG NOMOR TAHUN 1968

'fENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERKAWINAN

U M U M . •

1. Ketetapan Madjelis Permusjawaratan Rakjat sementara No. XXVIII/MPRS/66. pasal 1 ajat (3) tentang kebidjats,a•aan peningkatan Kesedjahteraan nakjat, telah memutuskan bahwa perlu segera diadakan undang-undang Perkawinan.

2. untuk mendjamin kepastian hukum dan meningkatkan kesedjahteraan rakjat, hukum perkawinan jang untuk sebagian besar masib meru­pakan hukum jang tidak tertulis, perlu diberi bentuk tertulis dan dihimpun dalam bentuk kondifikasi.

3. sesuai dengan dasar falsafah pantjasila jang mendjundjung tinggi agama dan jang mendjiwai tjita-tjita pokok pembinaan hukum nasional, dianggap perlu untuk menetapkan undang-undang t~ntang Ketentuan-ketentuan pokok perkawinan jang menudju kepada unifi~ kasi atau bomogenita hukum dalam batas-batas tertentu, dengan sepenuhnja memperbatikan hukum agama jang berlaku bagi golongaa agama masing-masing. ·

4. Dalam Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan pokok Perkawi­nan ditentukan dasar-dasar pokok mengenai perkawinan dan segala sesuatu jang berhubungan dengan perkawinan jang telah disesuai­kan dengan perkembangan dan tuntutan zaman dan tidak bertenta­ngan dengan azas-azas agama jang diakui di Indonesia, sedangkan pelaksanaan undang-undang pokok tersebut diatur dalam berbagai undang-undang Perkawinan jang chusus menurut agama masing­masing, jaitu Undang-undang pernikahan Umat Islam, Undang­undang perkawinan umat Kristen/Protestan, undang-undang Perkawinan Umat Katolik, undang-undang Perkawinan Hidu-Budha, {Jndang-undang Perkawinan bagi umat-umat lain dan Undang-undang Perkawinan Tjampuran.

5. Pokok-pokok dasar jang penting mengenai azas dan dasar perka­winan, sjarat-sjarat mengenai perkawinan, hak dan kewadjiban suami-isteri, putusnja perkawinan dan akibatnja, kedudu.k:an anak, hak dan kewadjiban antara orang-tua dan anak dan perwalian perlu diatur'untuk melindungi keluarga jang dibentuk sebagai akibat perkawinan, pada waktu perkawinan, didalam perkawinan dan bila ada pertjeraian. #

6. undang-undang ini merupakan ketentuan-ketentuan pokok perkawinan, maka pelaksanaannja serta sanksi terhadap pelanggaran-pelanggaran dari ketentuan-ketentuan ini, diatur d.alam Undang-undang chusus. Berhubung dengan itu Undang-undang menurut agama masing-masing, sepandjang belum ada, perlu segera diundangkan.

7. sebagaimana lazi:m.nja, perkawinan dan segala sesuatu jang berhubu­ngan dengan perkawinan jang terdjadi sebelum undang-undang ini berlaku adalab sjah. Akan tetapi untuk selandjutnja bagi' perkawinan jang bersangkutan akan diperlakulimn ketentuan-ketentuan pokok dalam UDdang-undang ini disamping Undang-undang chusus jang berlaku bagi mereka jang bersangkutan.

A.dapun • • • • • • •

Page 9: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

- 2 -

Adapun mengenai sahnja perkawinan jan.g dilangsungkan dalam ~ka waktu antara saat berlakunja undang-undang tent~ng Ketentuan-ketentuan pokok perkawinan ini dan Undang-undang perkawinan chusus menurut golongan agama m~sing-masing ma-

· ka' diperlakukan ketentuan-ketentuan lama karena hal ini be­lum diatur dalam undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan pokok.perkawinan. untuk hal-hal lain mengenai segala sesuatu jang berbubungan dengan perkawinan jang sudah diatur dalam Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan pokok perkawinan, maka berlaku peraturan Undang-undang ini.

PASAL DEMI PASAL

B A B I.

Dasar perkawinan.

Pasal 1. Sebagai Negara jang berdasarkan pantjaslla, dimana sila jang

jang pertamanja ialah ke-Tuhanan Jang Maha Esa, maka perkawinan mempunjia hubungan jang erat sekali dengan agama/kerohanian, sehingga perkawinan bukan sadja mempunjai pengertian lahir/djas­mani, tetapi unsur bathin/rohani djuga memegang peranan jang pen-ting. ·

pas al 2.

(1). Tjukup djelas. (2). Tjukup djelas.

(3). Tjukup djelas. pasal J.

(1). Tjukup djelas. (2). Jang dimaksud dengan hukwn agama ialah hukum dari agama­

agama jang sudah diakui oleh Negara sebagai agama resmi.

pasal 4. Oleh karena perkawinan mempunjai maksud agar suami dan

isteri dapat membentuk keluarga ·jang bahagia dan kekal, dan sesuai pula dengan hak-hak azasi manusia, maka perkawinan harus disetudjui oleh kedua fihak jang melangsungkan perkawinan t•rsebut, tanpa ada paksaan dari fihak manapun.

B A B II.

Sjarat-sjarat Perkawinan. pasal 5.

(1). untuk mendjaga kesehatan suami-isteri dan keturunannja, perlu ditetapkan batas-batas WDUll untuk perkawinan.

(2). Dispensasi dapat diberikan atas dasar kepentingan :fihak­:fihak jang akan melangsungkan perkawinan.

Pasal 6. PerhubU.ngan darah mempunjai arti perhubungan darah sebagai

akibat dari perkawinan jang aah maupun jang tidak sah. ( 1). Jang dimaksud dalam ajat ini ialah perkawinan antara laki·­

laki dengan ibunja, neneknja dan seterusnja (turunan lurus keatas), atau dengan anak perempuannja, tjutju perempuannja dan seterusnja (turunan lurus kebawah) dan sebaliknja.

· (2). Tjukup djelas. (J). Misalnja perkawinan antara saudara susunan dalam Islam~

Page 10: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

(1).

(2).

(1).

(2).

- 3 -

pas al 7. Misalnja perkawinan antara saudara sepupu jang terdapat dalam beberapa masjarakat-adat. Jang dimaksud dengan •kasta atau warna• ialah tingkat­tingkat Jang dikenal dalam agama Hindu-Bali sebagai "Tjatur warna" ( :4 kasta: Brahma, xsatrija, Wisja dan sudra). Perkataan asal-usul mengandung arti : 1. Keturunan dari keluarga Radja-radja, bangsawan atau rakjat·

djelata; 2. Meraka jang memperoleh kewarganegaraan Indonesia berdasar­

kan Undang-undang Kewarganegaraan jang berlaku atau dikenal dengan istilah •tidak asli•.

B A B III'. Pertunangan.

pasal 8.

Jang dimaksud dengan pertunangan ialah ikatan jang mendahului perkawinan, dimana kedua fihak berdjandji untuk melangsungkan perkawinan,_ dengan memberikan suatu tanda pengikat. Tjukup djelas.

(J). H•l .ini untuk mentjegah tindakan pria memutuskan pertunangan.

sewenang-wenang dari f ihak

(4). Tjukup djelas.

B A B IV. perdjandjian Perkawinan.

pas al 9. (1). Dalam surat Perdjandjian Perkawinan dapat ditjantumkan

keinginan kedua belah fihak, bukan aadja mengenai harta-benda seperti jang dimaksud dalam pasal 15 dan 16 undang-undang ini, tetapi djuga mangenai sjarat-sjarat/djandji-djandji lain jang harus dipenuhi oleb salab satu fihak.

r (2). Tjukup djelas. I (J). Tjukup djelas. I, (4). Tjukup djelas.

BAB V. Rak dan Kewadjiban suami-Isteri.

pasal 10.

Tjukup djelas. pasal 11.

(1). Dalam masjarakat Indonesia jang berdasarkan pantjasila dan mendjundjung tinggi hak-hak azasi manusia, maka kedudukan suami-isteri dalam masjarakat harus berdasarkan pada prinsip persamaan hak dan persamaan kewadjiban.

(2). Tjukup djelas. (3). Sebutan •Kepala Keluarga• disini adalah menundjukan siap~

jang memimpin keluarga/rumah tangga.

(1). Tjukup djelas. (2). Tjukup djelas.

Tjukup djelas.

pasal 12.

pasal 13.

pas al 14. • .•••••

Page 11: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

- 4 -

pasal 14.

(1). 1Tjukup djelas.

(2).

(3).

(1).

(2).

(1). (2).

(1).

(2).

(1). (2). (3).

Jang dimaks.ud dengan Hakim jang berwenang disini ialah Hakim umum atau hakim agama tergantun.g dari persoalan Jang diadjukan kepadanja. Tjukup djelas.

B A B · VI. Harta Benda dalam perkawinan.

pasal 15. narta6iilik bersama ialah harta jang diperoleh suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan baik setjara bersama-sama a tau setjara masing-masing. l. bendo Hadiah atau warisan jang diperolwh masing-masing baik sebelum atau sesudah adanja ikatan perkawinan berada dibawah penguasaan masing-masing.

pas al 16. Tjukup djelas. Tjukup djelas.

pas al 17. Tjukup djelas.

•AB VII.

pasal 22. Anak jang dlahirkan diluar perkawinan hanja mempunjai hubungan perdata dengan ibunja dan keluarga ibunja, mengandung pengertian bahwa terhadap anak tersebut berlaku ketentuan-ketentuan.hukum mengenai hak dan kewad.jiban sebagai lasimnja anak terhadap orang tua dan keluarganja. Tjukup djelas.

pas al 23. Tjukup djelas. Tjukup djelas. ., Tjukup djelas.

· BAB IX. . . . . . . •.

Page 12: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

(1). tjU., tJelaa. (a). 1aaa ti-*••• ••naaa Bakia Jana ••rw•naaa 41•1n1 1a1u

Dk:la •• a\au haJdm ag- tergantug dart p.raealu Jue 4iadJU&a kepaQ.aJa.

(J). !J~.dl•l••·

B 4 I TI. JIU'ta ..... ai.- Perkawlnaa.

Pa••l 15. (1). Bartalllilik ber•&11& 1ala.ll laarta Jan& 41peroleh auaa1-1••er1

•·•1- dalaa ikataa .1erkawiUD. Nik ••tJara JJer•ua-•ua ataa aet~ara aa•iac-aa•iac. L bendo

(2). 11at.iall at&• warian ja.q tip.role aaaing-maaiag 1Jaik •••el.­at•• ••••daJa adanja ikataa perkavimm 1tWa4& 41N.wu ,.., __ -1aa-... 1q.

(1). !'jWnl• 4J•laa. (2). !Jflk'aJ dJ•l••·

II 4 I TII. Pllt•••.1• ~erJrawinaD ••rta akibatnja

P&aal J.S.

(1). fJ11kup clJ•~··· (1)" ,.., ......... 1 ...

( 1) •. t311h• tl.1•1••. (2).. t-Janp d.1daa.

(1). fjulrap 4J•l••· {I) • Tjllk:ap c1J elu.

( ') • !J•Jm)f 4.1 •1••.

...al 19.

28.

I A B 'f'III.

JC••··-.. auk. paaal 11.

pal&J. aa. (1). ·A:&U JUI Gahtrlraa •tlnr •••kawtnan haaJa •••P-.1•1 ....,_,..

pe:r•ta cuaaa iltuJa daa :t.iu.r1a ilt~•, •• ...,...., , ... _.i .. babwa terha4&p anak ter••••• •••laka keteataaa-keteataan heklla aengen.ai bak dan kewadjiltan eebagai lasimnja anak teraa.., oraag taa Ian keluarganja.

(2). TJ11ltllJ ijelaa.

( 1). IJU.;p 4J elaa. - (a). t-Juap tJ•laa. (J). 'IJ11hJ dJelu.

P&•l a,.

BAB D. • •• • • •

Page 13: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

- 5 -

B A B IX. Hak dan kewadjiban antara orang-tua dan anak.

pasal 24.

{1). Tjukup djelas. (2).

{I). (2).

(1). (2). (3). (4).

perkataan berdiri sendiri mengandung arti bahwa ia dianggap telah sanggup mengurus dirinja sendiri tanpa bantuan.orang tua.

pasal 25. Tjukup djelas. Tjukup djelas.

pasal 26. Tjukup djelas.

pasal 27. Tjukup djelas. Tjukup djelas. Tjukup djelas. Tjukup djelas.

pasal 28.

untuk mentjegah agar orang tua tidak berbuat sewenang-wenang terhadap barang-barang milik anak jang hanja untuk kepentiqai orang tua.

Pasal 29. {l). Jang dimaksud. orang tua lain ialah ibu(bapaknja, sedangkan

keluarga anak adal~h terbatas pada nenek/kakek seterusnja keatas dan saudara jang telah dewasa. L njo otnu Jang dimaksud kewadjiban pada angka 1 ialab kewadjiban terse­

but pada pasal 24 ajat (1). Jang dimaksud berkelakuan buruk sekali antara lain suka

berdjudi, mabok; melatjur, mentjuri, menganiaja dan sebagainja sehingga membahajakan keselamatan rumah tangga.

{2j.

(1).

{2).

{l). (2). (3). (4). (5).

~-; I

Pentjabutan kekuasaan orang tua perlu agar anak t~hindar dari pengaruh kelakuan Jang bur~. Tetapi hal iniLinembebas­kan kewadjibannja untuk memberi biaja pemeliharaan kepada anak, djustru karena anak tersebut memerlukan kelangsungan hidupujo.

BAB x. P e r w a I i a n.

pasal 30. Adanja wali sebagai pengganti orang tua perlu kepentingan anak djangan iampai terlantar. Tjukup djelas.

pas al 31. Tjukup djelas. Tjukup djelas. Tjukup djelas. Tjukup djelas. Tjukup djelas.

pas al 32. Tjukup djelas.

· L tidqk

untuk mengurus

pas al ''· . . . . .

Page 14: TAR UN RAIIMA.T TUHAN MAHA ESA PRESIDENberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190918-125834-2089.pdf · - 3 - BAB. V. HAK DAN KEWADJIBAN SUAMI ISTERI pasal 10. Kedua suami isteri

(1). Tjukup djelas. (2). Tjukup djelas.

- 6 -

pasal 33.

pasal j4.

Termasuk menjebabkan kerugian kepada harta benda anak antara Iain ialah menggelapkan, merusakkan,menukar dan mempergunakannja tidak sesuai dengan kepentingan anak.

B A B XI. S a n k s i

pasal '.55. xetentuan-ketentuan dalam undang-undang ini merupakan azas-azas

karena itu sanksi bagi siapa jang melanggarnja diatur dalam Undang­undang pelaksanaan.

BAB XII. peraturan peralihan.

pasal 36. Termasuk segala sesuatu jang berhubungan dengan perkawinan

ialah segala akibat daripada perkawinan tersebut.

pasal 37. untuk mentjegah ketidak pastian mengeilai sahnja perkawinanr

jang d.ilangsungkan dalam djangka waktu.L,saat berlakunja Undang­undang tentang Ketentuan-aetentuan Pokok perkawinan ini dan undang-undang perkawinan chusus menurut golongan agama masing- · masing maka d.iperlakukan ketentuan-ketentuan lama, karena hal ini belum. diatur dalaF_P~dang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Perkawinan jift.e;an Untuk hal-hal lain mengenai segala sesuatu jang berhubungan dengan perkawinan jang sudah 4iatur dalam undang­undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Perkawinan, maka berlaku peraturan Undang-undang ini. L cntcro

BAB XIII. peraturan penutup.

pasal 3s. Jang dimaksud umat-umat lain ialah umat-um.at selain Islam,

Katolik 1 Kristen/Protes~an dan Hindu-Budha. Perkawinan tjampuran disini adalah perkawinan antara aga.ina

dan antara Bangsa.

Pasal 39. Tjukup djelas.

Pasal 40. T j ukup dj-el as •

TAMBABAN LEMBARAN NEGARA DHUN 1968 NO.