hak dan kewajiban warga negara

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdirinya suatu Negara tidak lepas dari adanya wilayah, pemerintah, serta warga Negara. Dari masa ke masa mulai dari masa kerajaan, penjajahan, hingga kemerdekaan kemudian dimulai dari era orde lama, orde baru, hingga reformasi masalah hak dan kewajiban warga Negara sangat diperhitungkan. Hal- hal yang menyangkut hak serta kewajiban warga Negara berpengaruh pada eksistensi, persatuan, serta kedaulatan suatu Negara. Bicara mengenai kewarganegaraan tentunya tidak lepas dari asas-asas dari kewarganegaraan itu sendiri. Asas Ius Sanguine maupun Ius Soli serta asas bipatride dan apatride sempat menjadi permasalahan klasik di Indonesia. Perlunya mahasiswa mengetahui hak dan kewajiban warga Negara serta aspek-aspek yang mendukung hak kewajiban tersebut sehingga tersusunlah makalah ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan warga Negara, penduduk dan apa kaitannya dengan Negara? 2. Apa dan bagaimana asas-asas kewarganegaraan di Indonesia? 1 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Upload: muhammad-fakhri-murad

Post on 24-Jul-2015

166 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdirinya suatu Negara tidak lepas dari adanya wilayah,

pemerintah, serta warga Negara. Dari masa ke masa mulai dari masa

kerajaan, penjajahan, hingga kemerdekaan kemudian dimulai dari era orde

lama, orde baru, hingga reformasi masalah hak dan kewajiban warga Negara

sangat diperhitungkan. Hal-hal yang menyangkut hak serta kewajiban warga

Negara berpengaruh pada eksistensi, persatuan, serta kedaulatan suatu

Negara.

Bicara mengenai kewarganegaraan tentunya tidak lepas dari asas-

asas dari kewarganegaraan itu sendiri. Asas Ius Sanguine maupun Ius Soli

serta asas bipatride dan apatride sempat menjadi permasalahan klasik di

Indonesia. Perlunya mahasiswa mengetahui hak dan kewajiban warga Negara

serta aspek-aspek yang mendukung hak kewajiban tersebut sehingga

tersusunlah makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan warga Negara, penduduk dan apa kaitannya

dengan Negara?

2. Apa dan bagaimana asas-asas kewarganegaraan di Indonesia?

3. Apa itu pewarganegaraan?

4. Bagaimana sejarah kewarganegaraan di Indonesia?

5. Seperti apa hak dan kewwajiban warga Negara menurut UUD 1945?

6. Apa yang dimaksud dengan bela Negara?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih

jauh mengenai hak dan kewajiban warga Negara, asas-asas kewarganegaraan,

pewarganegaraan, sejarah kewarganegaraan di Indonesia, hingga pada upaya

bela Negara, serta untuk memenuhi tugas akhir dari Mata Kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan.

1 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 2: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

mengenai hak dan kewajiban warga Negara serta pengaplikasian dari UUD

1945 mengenai hak dan kewajiban warga Negara.

E. Sistematika

Sistematika makalah dibagi dalam beberapa bab dan tiap bab

dibagi menjadi sub bab, yakni sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan

Bab II Landasan Teori

Bab III Penutup, berisi simpulan

2 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 3: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Warga Negara dan Penduduk

Syarat-syarat utama berdirinya suatu Negara merdeka adalah harus

memiliki wilayah tertentu, ada rakyat yang mendiami secara tetap wilayah

tersebut, da nada pemerintah yang berdaulat. Ketiga syarat tersebut

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan ketika suatu Negara

dikatakan merdeka. Tidak mungkin suatu Negara berdiri tanpa ada wilayah

dan rakyat yang tetap, namun bila Negara itu tidak memiliki kedaulatan

pemerintah secara nasional, maka Negara itu belum dapat disebut sebagai

Negara merdeka.

Di dalam sebuah Negara terdapat sebutan warga Negara,

penduduk, orang asing, rakyat, dan masyarakat. Kesemua hal tersebut

memiliki objek yang sama tetapi status dan maknanya berbeda. Warga

Negara adalah orang yang menetap di suatu wilayah tertentu dan

berhubungan dengan Negara. Dalam hubungan antara warganegara dan

Negara, warganegara memiliki kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan

sebaliknya warganegara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan

dilindungi oleh Negara. Di dalam UUD 1945 pasal 26 ayat 1,”yang menjadi

warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang

bangsa lain yang disahkan oleh undang-undang sebagai warga Negara.”.

seseorang yang memiliki status warga Negara mempunyai hubungan yang

tidak terputus dengan negaranya meskipun ia bertempat tinggal di luar negeri.

Orang asing merupakan orang warga Negara lain yang berdomisili

di Indonesia dengan status jelas (legal) dan/atau orang yang tinggal di

Indonesia tetapi memiliki status kewarganegaraan yang tidak jelas (illegal).

Pengertian penduduk menurut UUD 1945 pasal 26 ayat 2 “Penduduk ialah

warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di

Indonesia”. Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk

mencakup setiap orang yang berdomisili di Indonesia. Warga Negara

3 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 4: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Indonesia yang tidak berdomisili di Indonesia tidak dikatakan sebagai

penduduk Indonesia.

B. Asas-asas Kewarganegaraan dan Pewarganegaraan

Sesuai Undang-Undang No.12 tahun 2006 bahwa untuk memenuhi

tuntutan masyarakat dan melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945

maka asas kewarganegaraan meliputi asas kewarganegaraan umum atau

universal yaitu asas ius sanguinis, ius soli, dan campuran. Adapun asas yang

dianut dalam UU No. 12 tahun2006 adalah berikut ini.

1. Asas Ius Soli

Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang

berdasarkan negara tempat kelahiran. Bagi negara indonesia penentuan

yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam undang-undang tersebut.

2. Asas Ius Sanguinis

Adalah penenuan kewarganegaraan berdasarkan keturunan

atau pertalian darah. Artinya penentuan kewarganegaraan seseorang

berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya, bukan berdasarkan negara

tempat tinggalnya.

3. Asas Kewarganegaraan Tunggal

Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi

setiap orang.

4. Asas Kewaganegaraan Ganda Terbatas

Adalah asas menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-

anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.

Undang-undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan

ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride).

Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam undang-

undang ini merupakan suatu pengecualian. Namun ada suatu negara

dalam menentukan kewarganegaraannya hanya menggunakan asas ius

4 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 5: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

soli atau ius sanguinis saja, maka dapat mengakibatkan dua kemungkinan

yang terjadi yaitu bipatride dan apatride.

Bipatride (dwi kewarganegaraan) yaitu kewarganegaraan

rangkap/ganda. Dengan demikian mengakibatkan ketidakpastian status orang

yang bersangkutan dan kerumitan administrasi tentang kewarganegaraan

tersebut. Apatride (tanpa kewarganegaraan) yaitu seseorang tanpa memiliki

kewarganegaraan. Dengan demikian keadaan apatride ini mengakibatkan

seseorang tidak akan mendapat perlindungan dari negara manapun juga.

Contoh negara yang menerapkan asas ius soli adalah Amerika Serikat,

sedangkan yang menerapkan asas ius sanguinis adalah Cina. Seorang warga

negara Cina yang meahirkan anak di Amerika Serikat, menurut asas yang

dianut oleh masing-masing negara tersebut memiliki dua kewarganegaraan

yaitu warga negara Amerika Serikat dan warga negara Cina. Sebaliknya

warga negara Amerika Serikat yang melahirkan seorang anak di Cina

menurut asas tersebut tidak memiliki kewarganegaraan (apatride).

Untuk mengatasi kesulitan di atas diadakan perundingan dengan

negara lain untuk menentukan pewarganegaraan seseorang terdapat 2 macam

stetsel yaitu stetsel pasif dan aktif. Stetsel pasif adalah semua penduduk

diakui sebagai warga negara kecuali ia menolak menjadi warga negara atau

hak repudiasi. Stetsel aktif adalah untuk menjadi warga negara seseorang

harus menggunakan hak opsi atau hak untuk memilih menjadi warga negara.

Pewarganegaraan (Naturalisasi)

Negara Republik Indonesia memberi kesempatan kepada orang

asing (bukan warga negara) untuk menjadi warga negara. Dalam hal

permohonan kewarganegaraan atau naturalisasi. Naturalisasi dapat dibedakan

menjadi dua yaitu naturalisasi biasa dan istimewa.

1. Naturalisasi Biasa

Persyaratan menjadi kewarganegaraan Republik Indonesia

menurut undang-undang kewarganegaran adalah sebagai berikut:

5 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 6: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin

Pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal

diwilayah negara sedikitnya 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun

tidak berturut-turut.

Sehat jasmani dan rohani.

Dapat berbahasa Indonesia dan mengakui dasar negara Pancasila

dan UUD 1945.

Tidak pernah dijatuhi pidana karena tindak pidana yang diancam

sanksi penjara 1 tahun atau lebih.

Tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.

Mempunyai pekerjaan atau penghasilan tetap.

Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara sebesar ketentuan

peraturan pemerintah.

2. Naturlisasi Istimewa (Luar Biasa)

Nauralisasi istemewa di neara RI dapat diberikan kepada

warga negara asing yang status kewarganegaraannya sebagai berikut:

Anak WNI yang lahir diluar perkawinan yang sah, belum berusia

18 tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang

berkewarganegaraan asing.

Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun secara sah

sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan, tetap

sebagai WNI.

Perkawinan WNI dan WNA baik sah maupun tidak sah dan diakui

orang tuanya yang WNI, atau perkawinan yang melahirkan anak di

wilayah RI meskipun status kewarganegaraan orang tuanya tidak

jelas berakibat anak berkewarganegaraan ganda hingga usia 18

tahun atau sudah kawin.

Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis

dan disampaikan kepada pjabat dengan melampirkan dokumen

sebbagaimana ditentukan dalam perundang-undangan.

6 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 7: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Perbuatan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam

waktu paling lambat 3 tahun setelah anak berusia 18 tahun atau

sudah kawin.

Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan

pernyataannya sendiri (permohonan) untuk menjadi warga negara

RI, atau dapat diminta oleh negara RI. Kemudian mereka

mengucapkan sumpah atau janji setia. Cara ini diberikan oleh

Presiden dengan persetujuan DPR.

3. Akibat Pewarganegaraan

Pewarganegaraan membawa akibat hukum pasangan kawin

campuran dan anak-anaknya yang menjadi warga negara karena

pewarganegaraan. Berikut adalah akibat dari pewarganegaraan:

Setiap orang yang bukan WNI diperlakukan seperti orang asing.

Kehilangan kewarganegaraan RI bagi suami atau istri yang terikat

perkawinan sah tidak menyebabkan kehilangan status

kewarganegaraan itu.

Anak yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin yang

mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya

sebelum ayah itu memperoleh kewarganegaraan RI turut

memperoleh kewarganegaraan RI.

Seorang anak yang lahir dari perkawinan WNA dan WNI tanpa

memandang kedudukan hukukm ayahnya baik sah maupun tidak

sebelum usia 18 tahun memiliki kewarganegaran ganda. Setelah 18

tahun diharuskan memilih kewaranegaraan.

Anak yang lahir di wilayah negara RI yang saat lahir tidak jelas

kedudukan orang tuanya atau tidak diketahui orang tuanya

merupakan kewarganegaraan RI.

Anak dibawah usia 5 tahun telah ditetapkan secara sah sebagai

anak WNA berdasarkan pengadilan, tetap diakui sebagai WNI.

7 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 8: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

C. Sejarah Kewarganegaraan di Indonesia

Kronologi

Orde Lama (era Soekarno)

1946 - Indonesia pada tahun 1946 telah jelas mengundangkan

bahwa Indonesia menganut azas ius soli. Siapa saja yang lahir di

Indonesia adalah warga negara Indonesia. Dengan demikian, secara

otomatis, orang Tionghoa yang ada di Indonesia sejak Proklamasi 1945

adalah WNI suku Tionghoa.

1949 - Belanda mengharuskan Indonesia mendasarkan peraturan

kewarganegaraannya ke zaman kolonial bila ingin mendapat pengakuan

kedaulatan dari Belanda. Orang Tionghoa di Indonesia kembali

diharuskan memilih ingin jadi WNI atau tidak.

1955 - Perjanjian Dwi Kewarganegaraan antara RRC dan

Indonesia ditandatangani. Karena ada klaim dari Mao Zedong bahwa

RRC menganut azas ius sanguinis, siapa yang lahir membawa marga

Tionghoa (keturunan dari laki-laki Tionghoa) maka ia otomatis menjadi

warga negara Tiongkok. (Hal ini merupakan alasan politik untuk

menggalang dukungan dari kalangan Tionghoa perantauan seperti yang

dilakukan oleh ROC Taiwan (nasionalis)). Di KAA Bandung, Zhou Enlai

menyatakan bahwa keturunan Tionghoa di Indonesia berutang kesetiaan

pada negara leluhur. Mao di satu pihak meluncurkan kebijakan ini,

namun di lain pihak merasa keturunan Tionghoa di luar negeri adalah

masih memihak kepada ROC yang nasionalis.

1958 - Perjanjian dituangkan dalam UU, menegaskan bahwa

orang Tionghoa di Indonesia kembali diperbolehkan memilih

kewarganegaraan Tiongkok atau Indonesia. Batas waktu pemilihan

sampai pada tahun 1962. Yang memilih menjadi WNI tunggal harus

menyatakan diri melepaskan kewarganegaraan Tiongkok.

8 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 9: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Orde Baru (era Soeharto)

1969 - Perjanjian Dwi Kewarganegaraan dibatalkan. Yang

memegang surat pernyataan Dwi Kewarganegaraan menjadi stateless

(tidak memiliki kewarganegaraan) bila tidak menyatakan keinginan

menjadi WNI.

1978 - Peraturan Menteri Kehakiman mewajibkan SBKRI bagi

warga Tionghoa.

1983 - Keputusan Menteri Kehakiman , menegaskan bahwa

SBKRI hanya wajib bagi mereka yang mengambil surat pernyataan Dwi

Kewarganegaraan lalu menyatakan keinginan menjadi WNI. Jadi bagi

WNI tunggal dan keturunannya (yang telah menyatakan menjadi WNI

tunggal sebelum tahun 1962 dan yang keturunan mereka, serta semua

orang Tionghoa yang lahir setelah tahun 1962) tidak diperlukan SBKRI.

1992 - Keputusan Menteri Kehakiman , menegaskan bahwa

anak2 keturunan dari orang Tionghoa pemegang SBKRI cukup

menyertakan SBKRI orang tua sebagai bukti mereka adalah WNI.

1996 - Penyertaan SBKRI tidak diberlakukan lagi atas Keputusan

Presiden. Namun tidak banyak yang tahu karena kurangnya sosialisasi.

Era Reformasi

1999 - Keputusan Presiden tahun 1996 itu diperkuat sekali lagi

dengan Instruksi Presiden tahun 1999.

Perkembangan terakhir

Pada tanggal 8 Juli 1996, Presiden Soeharto mengeluarkan

Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti

Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Di pasal 4 butir 2 berbunyi, "Bagi warga negara Republik

Indonesia yang telah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), atau Kartu

Keluarga (KK), atau Akte Kelahiran, pemenuhan kebutuhan persyaratan

untuk kepentingan tertentu tersebut cukup menggunakan Kartu Tanda

Penduduk, atau Kartu Keluarga (KK), atau Akte Kelahiran tersebut."

9 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 10: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Sedangkan pasal 5 berbunyi, "Dengan berlakunya Keputusan

Presiden ini, maka segala peraturan perundang-undangan yang untuk

kepentingan tertentu mempersyaratkan SBKRI, dinyatakan tidak berlaku

lagi."

Pada 1999, dikeluarkan Instruksi Presiden No 4/1999 tentang

Pelaksanaan Keputusan Presiden No 56/1996 yang menginstruksikan tidak

berlakunya SBKRI bagi etnis Tionghoa yang sudah menjadi WNI.

D. Kewarganegaraan Indonesia

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui

oleh UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan

diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI

Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang

ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan,

NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor

pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai

bukti identitas yang bersangkutan dalam tata hukum internasional.

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12

tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini,

orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah :

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI

2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI

3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan

ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya

4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan

ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang

ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut

5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya

meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang

WNI

6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI

10 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 11: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui

oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan

sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin

8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu

lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya

9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik

Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui

10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan

ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui

keberadaannya

11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan

ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut

dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang

bersangkutan

12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan

kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia

sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi :

1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18

tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang

berkewarganegaraan asing

2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah

sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan

3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan

bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh

kewarganegaraan Indonesia

4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara

sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang

termasuk dalam situasi sebagai berikut:

11 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 12: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan

bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya

memperoleh kewarganegaraan Indonesia

2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat

anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga

negara Indonesia.

Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di

atas, dimungkinkan pula perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia

melalui proses pewarganegaraan.

Dari UU ini terlihat bahwa secara prinsip Republik Indonesia

menganut asas kewarganegaraan ius sanguinis; ditambah dengan ius soli

terbatas (lihat poin 8-10) dan kewarganegaraan ganda terbatas (poin 11).

E. Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945

Semua persoalan warga Negara diatur dalam konstitusi Negara

UUD 1945 dan berbasis pada filosofis Negara termasuk hak dan kewajiban

warga Negara. Pasal-pasal dalam UUD 1945 yang mencakup hak dan

kewajiban warga Negara antara lain pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33, dan 34.

Pasal 27 ayat 1 “Setiap warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan

pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”

Pasal 27 ayat 2 “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

Pasal 27 ayat 3 “Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam

upaya pembelaan Negara”

Pasal 28 “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-

undang”

Pasal 28A-28J mengenai Hak Asasi Manusia

12 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 13: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Pasal 29 ayat2 “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya itu”

Pasal 30 ayat 1 “Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta

dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara”

Pasal 31 ayat 1 “Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan”

Pasal 31 ayat 2 “Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar

dan pemerintah wajib membiayainya”

Pasal 34 ayat 1 “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

Negara”.

F. Hak dan Kewajiban Bela Negara

Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap, dan

tindakan warga Negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang

dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan

bernegara. Bagi warga Negara Indonesia, usaha pembelaan Negara

berdasarkan atas keyakinan pada Pancasila sebagai dasar Negara dan berpijak

pada UUD 1945 sebagai konstitusi Negara.

Wujud dari usaha bela Negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap

warga Negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,

kedaulatan Negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan

wilayah nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD

1945.

Berdasarkan pasal 27 ayat 3 pada UUD 1945 “Setiap warga Negara

berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Hal ini

menunjukkan adanya asas demokrasi dalam pembelaan Negara yang

mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap warga Negara turut serta dalam

menentukan kebijakan tentang pembelaan Negara melalui lembaga-lembaga

perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku.

Kedua, bahwa setiap warga Negara harus turut serta dalam setiap usaha

13 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 14: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

pembelaan Negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-

masing.

Usaha pembelaan Negara bertumpu pada kesadaran setiap warga

Negara akan hak dan kewajibannya. Kesadaran ini perlu ditumbuhkan dan

dipelihara melalui motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta

dalam pembelaan Negara. Proses motivasi diangap berhasil jika setiap warga

Negara memahami keunggulan dan kelebihan Negara dan bangsanya serta

memiliki rasa bangga terhadapnya. Selain itu warga Negara hendaknya juga

memahami segala macam kemungkinan ancaman terhadap eksistensi bangsa

dan Negara Indonesia. Dalam hal ini warga Negara sepatutnya mengetahui

pengalaman sejarah perjuangan RI, kedudukan wilayah geografis nusantara,

keadaan penduduk, kekayaan sumber daya alam, kekayaan warisan budaya,

perkembangan dan kemajuan IPTEK, serta kemungkinan timbulnya bencana

perang.

14 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 15: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Warga Negara merupakan unsur penting terbentuknya suatu

Negara. Negara belum dikatakan ‘utuh’ jika tidak memiliki warga Negara,

wilayah, serta pemerintah. Warga Negara di sini memiliki hak dan kewajiban

dalam hubungannya dengan Negara yang diatur dalam konstitusi Negara

UUD 1945.

Berbicara mengenai warga Negara, tidak lepas dari asas

kewarganegaraan yang dari jaman kerajaan hingga reformasi masih menjadi

perhatian utama. Dari jaman ke jaman pengakuan kewarganegaraan

mengalami proses perubahan kebijakan hingga pada tahun 2006 pemerintah

mengeluarkan UU untuk menengahi permasalahan kewarganegaraan.

Dalam peranannya, warga Negara tidaklah lepas dari peran bela

Negara. Upaya bela Negara memerlukan kesadaran tiap warga Negara dan

kesadaran itu harus ditumbuhkan serta dipelihara dari waktu ke waktu.

15 | Hak dan Kewajiban Warga Negara

Page 16: Hak Dan Kewajiban Warga Negara

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan

http://utarikusuma.wordpress.com/2012/04/25/asas-kewarganegaraan-dan-

pewarganegaraan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Bukti_Kewarganegaraan_Republik_Indonesia

Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan untuk

Perguruan Tinggi. Paradigma: Yogyakarta.

Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2011. Undang-Undang Dasar 1945 dan

Amandemennya. Nuansa Aulia: Bandung.

16 | Hak dan Kewajiban Warga Negara