hak dan kewajiban istri bagi wanita karir di...

141
HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA (PerspektifHukum Islam danHukumPositif) SKRIPSI Diajukan untuk Mempenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S. Sy) Oleh : NABILA ALHALABI NIM :1111044100020 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ( AH W A L S Y A K H S I Y Y A H ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015

Upload: vukiet

Post on 27-Feb-2018

265 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(PerspektifHukum Islam danHukumPositif)

SKRIPSI Diajukan untuk Mempenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S. Sy)

Oleh :

NABILA ALHALABI NIM :1111044100020

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

( AH W A L S Y A K H S I Y Y A H )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2015

Page 2: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam
Page 3: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam
Page 4: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam
Page 5: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta

keluarga, para sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa rintangan

dan hambatan yang terus menerus datang silih berganti. Berkat bantuan dan motivasi

dari berbagai pihak maka segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi dan

tentunya dengan izin Allah SWT, serta dengan wujud yang berbeda-beda dapat

diminimalisir dengan adanya nasihat dan dukungan yang diberikan oleh keluarga dan

teman-teman penulis.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tiada

terhingga untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun

materil sehingga terselesaikannya skripsi ini. Tentunya kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA., Selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta

pembantu Dekan I, II , III Fakultas Syariah dan Hukum.

Page 6: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

2. Bapak Dr. H. Abdul Halim, M.Ag. selaku Ketua program Studi Hukum

Keluarga serta bapak Arip purqon, M.Ag. selaku sekretaris Program Studi

Hukum Keluarga yang telah bekerja dengan maksimal.

3. Ibu Dr. Hj. Mesraini, M.Ag. Menjadi pembibing skripsi yang telah banyak

membimbing, memberikan pencerahan, motivasi semangat dan ilmunya

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu-

ilmu yang tak ternilai harganya, seluruh staff dan karyawan perpustakaan

Fakultas Syariah dan Hukum, perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan bagian tata usaha Fakultas Syariah yang telah memberikan

pelayanan yang terbaik.

5. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis yaitu ayahanda Jayanih Mesir dan

ibunda Saanih yang telah memberikan motivasi serta arahan yang tak pernah

jenuh serta tiada henti mendoakan penulis dalam menempuh pendidikan. Juga

kapada kakak-kakak penulis Idham Kholid, Latifah, Yulianah, Sahilah selalu

memberikan doa, dukungan dan semangat dengan penuh keikhlasan dan

kesabaran yang tiada tara.

6. Sahabat-sahabatku yang terbaik Putri Rahmawati, Ayu Cyntia Dewi, imez,

Muhammad Fathinuddin, Abrar Zulsabrian, Faris Jamal, Devi Chairunnisa,

Nur Azizah, Nadia Nur Syahida, Kamelia Sari, yang telah memberikan

masukan, saran, motivasi dan menghibur penulis.

Page 7: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

7. Teman-teman program studi Peradilan Agama angkatan 2011 yang telah

memberikan saran dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan banyak yang

perlu diperbaiki lebih dalam. Oleh karena itu, saran dan kritik penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan setiap pembaca dan umumnya serta

menjadi amal baik di sisi Allah SWT. Semoga setiap bantuan, do’a, motivasi

yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 20 Oktober 2015

Penulis

Page 8: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

ABSTRAK

Nabila AlHalabi. NIM 1111044100020. HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA(Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif). Konsentrasi Peradilan Agama. Program Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2015 M.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hak dan kewajiban istri yang berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif, dan untuk mengetahui hak dan kewajiban istri yang berkarir dalam perspektif wanita karir di lingkungan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penulis melakukan penelitian dengan cara mewawancara secara langsung kepada beberapa responden yang berasal dari seorang wakil Rektor, tiga orang wakil dekan dan satu pimpinan LPM (Lembaga Penjaminan Mutu).

Kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan adalah pada dasarnya hak dan kewajiban istri yang berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam adalah sama dengan hak dan kewajiban istri yang tidak berprofesi sebagai wanita karir, begitu juga dalam hukum positif tampak tidak ada perbedaan antara istri yang berprofesi sebagai wanita karir ataupun istri yang hanya dirumah saja. Selanjutnya menurut peraturan di Indonesia bahwa, hak dan kewajiban istri yang berprofesi sebagai wanita karir dan yang tidak berprofesi sebagai wanita karir itu sama, hak dan kewajiban tersebut diatur dalam pasal 30, 31, 32, 33 dan 34 dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 83 dan 84.

Adapun hak dan kewajiban istri yang dimaksud diatas adalah hak mengenai

harta (mahar, maskwin dan nafkah) dan hak mendapat perlakuan baik dari suami. Sedangkan kewajiban yang dimaksud diatas adalah taat dan patuh kepada suami dalam batas-batas yang ditentukan oleh norma agama dan susila, mengatur dan mengurus rumah tangga serta mejaga keselamatan dan mewujudkan kesejahteraan keluarga, memelihara dan mendidik anak sebagai amanah dari Allah, memelihara dan menjaga kehormatan serta melindungi harta benda keluarga, dan menerima, menghormati pemberian suami serta mencukupkan nafkah yang diberikannya dengan hemat dan bijaksana.

Dosen Pembimbing : Dr. Hj. Mesraini, M. Ag. Kata kunci : Hak, Kewajiban, Karir, Relasi, Peran Ganda, Profesi. Bahan Pustaka : 1990 sampai dengan 2015

Page 9: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Pembatasandan Perumusan Masalah ......................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 7

D. Metodelogi Penelitian ................................................................................. 8

E. Review Studi Terdahulu ............................................................................ 12

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI MENURUT HUKUM ISLAM DAN

PERATURAN PERKAWINAN DI INDONESIA

A. Hak dan Kewajiban Istri Menurut Hukum Islam .................................... 16

B. Hak dan Kewajiban Istri dalam Perspektif Peraturan Perkawinan di

Indonesia ..................................................................................................... 33

BAB III HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Sekilas Tentang Objek Penelitian

1. Potret UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....................................... 37

Page 10: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

2. Beban Kerja Dosen dan Tanggung Jawab Jabatan Struktural di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta .............................................................. 41

3. Profile Informan ................................................................................ 48

B. Pandangan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Hak dan

Kewajiban Istri Bagi Wanita Karir

1. PengetahuanHukum Dosen Tentang Hak dan Kewajiban Istri ...... 50

2. Pemahaman Hukum Dosen Tentang Hak dan Kewajiban Istri...... 51

3. Perilaku Hukum Dosen Tentang Hak dan Kewajiban Istri ............ 53

4. Pendapat Dosen Tentang Wanita Karir yang menjalankan Peran

Ganda dan Wanita Karir yang melalaikan Kewajibannya dalam

Rumah Tangga .................................................................................. 55

BAB IV ANALISIS HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR

DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Relasi Suami Istri dalam Rumah Tangga............................................. 57

B. Hak dan Kewajiban Istri Wanita Karir ................................................ 58

C. Peran Ganda Wanita Karir .................................................................... 59

D. Kelalaian Istri Menunaikan Kewajibannya Karena Berprofesi Sebagai

Wanita Karir . ........................................................................................ 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 62

B. Saran-saran ............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sudah menjadi kodrat iradah Allah SWT, manusia diciptakan berjodoh-

jodohan dan diciptakan oleh Allah SWT mempunyai keinginan untuk berhubungan

antara pria dan wanita, seperti yang dinyatakan dalam surat Ar-Rum ayat 21 yaitu:1

محرة ودوم كمنيل بعجا وهوا إليكنستا لاجوأز فسكمأن نم لكم لقأن خ هاتآي نمي ذة وإن فاتلآي كم لقولفكرت21/21:الروم( وني(

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu

istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram

kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

(QS. Arrum: [21] 21).

Tujuan perkawinan menurut agama Islam adalah untuk memenuhi petunjuk

agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia.

Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota keluarga, sejahtera artinya

terciptanya ketenangan lahir dan batin disebabkan terpenuhinya keperluan hidup lahir

dan bathinnya, sehingga timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antar anggota

keluarga2. Untuk terwujudnya kebahagiaan tersebut Undang-Undang di Indonesia dan

juga Kompilasi Hukum Islam sudah menetapkan tentang hak dan kewajiban yang

harus di jalankan oleh masing-masing pihak. Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun

1 Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), cet. 4, h. 28

2Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, …, h. 22

Page 12: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

2

1974 tentang Perkawinan juga berbunyi sebagai berikut pada pasal 30 suami istri

memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi

dasar dari susunan masyarakat, dan pada Pasal 31 ayat (1) juga berbunyi hak dan

kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan

rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat. Ayat (3) berbunyi

suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.3 Adapun hak dan kewajiban

suami istri di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam) Pasal 83 ayat (1) yang berbunyi

kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir dan bathin kepada suami di

dalam batas-batas yang dibenarkan hukum Islam, ayat (2) Istri menyelenggarakan dan

mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya.4Allah

menghendaki dalam sebuah perkawinan harus dibangun relasi suami istri dalam pola

interaksi yang positif, harmonis, dan suasana hati yang damai, yang ditandai oleh

keseimbangan hak dan kewajiban keduanya. Keluarga sakinah akan terwujud jika

keseimbangan hak dan kewajiban menjadi landasan etis yang mengatur relasi suami

istri dalam pergaulan sehari-hari.5

Al-Qur’an juga telah menentukan hak istri dari suaminya, yaitu persamaan

dalam hak dan kewajiban, sesuai dengan surat Al-Baqarah:

......هنليي عثل الذم نلهو ميكح ززياهللا عة وجرد هنليال عج لرلو فورع2/228:البقرة(بالم(

3 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), cet. 1, h.

54 4 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademik Presindo, 2010, edisi pertama), h. 134

5 Mufidah, Psikolog Keluarga Islam Berwawasan Gender, (Malang: UIN-Malang Press, 2008) h. 178

Page 13: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

3

Artinya: ”………..Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan

kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu

tingkatan kelebihan dari pada istrinya.” (Al-Baqarah: [2] 228).6

Dalam surat Al-Baqarah ayat 228 jelas bahwa, hak-hak istri sama dengan hak-

hak suami, begitu pula kewajiban masing-masing, kecuali tentang satu perkara, yaitu

menjadi pemimpin dalam rumah tangga. Menjadi pemimpin itu merupakan hak

suami, sebab ia mempunyai wewenang dan kekuatan. Dalam pada itu ia wajib

melindungi istrinya dan memberi nafkahnya. Dan istri wajib mengikuti suaminya

menurut secara yang patut dalam pergaulan yang sopan. Oleh sebab itu, jika suami

hendak menyuruh istrinya sesuatu kewajiban, hendaklah ia ingat bahwa diatas

pundak kepalanya ada pula kewajiban yang setimpal dengan kewajiban istrinya itu.

Umpamanya jika lelaki menyuruh perempuannya memakai perhiasan yang cantik,

maka janganlah ia lupa, bahwa ia mesti pula memakai pakaian yang bagus.7

Diantara beberapa hak suami terhadap istrinya yang paling pokok adalah:8

a. Ditaati dalam hal-hal yang tidak maksiat.

b. Istri menjaga dirinya sendiri dan harta suami.

c. Menjauhkan diri dari mencampuri sesuati yang dapat menyusahkan suami.

d. Tidak bermuka masam di hadapan suami.

6 Mahmud Ash-Shabbagh, Keluarga Bahagia Dalam Islam, (Yogyakarta: CV. Pustaka

Mantiq, 1993), cet. 5, h. 138

7 Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim (Jakarta: PT. Hidakarya Agung Jakarta, 2004 M - 1425 H) cet. 73, h. 48

8 Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), cet 4, ed 1, h. 158

Page 14: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

4

e. Tidak menunjukkan keadaaan yang tidak disenangi suami.

Adapun kewajiban suami terhadap istrinya dapat dibagi kedalam dua bagian:9

1. Kewajiban yang bersifat materi yang disebut nafkah

2. Kewajiban yang tidak bersifat materi

Adapun pendapat M. Quraish Shihab dari segi hukum, istri tidak

berkewajiban sedikit pun untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan keluarga,

dan kebutuhan keluarga yang lain walaupun dia memiliki kemampuan material.

Akan tetapi, dari segi pandangan moral dan esensi kehidupan rumah tangga, suami-

isri dituntun agar bekerja sama, guna menciptakan keluarga sakinah dan harmonis,

yang antara lain lahir dari pemenuhan kebutuhan hidup, karena itu kerja sama dalam

memenuhi kebutuhan rumah tangga khususnya saat suami dalam kesulitan

merupakan tuntunan agama. Sekian banyak riwayat yang menjelaskan bahwa istri

para sahabat Nabi sering membantu suami mereka dalam pekerjaan-pekerjaan berat.

Tentu saja suami diharapkan pengertiannya serta “terima kasihnya” atas budi baik

sang istri itu, karena jika mengikuti pendapat Ibnu Hazm, istri berhak menerima dari

suaminya pakaian jadi dan makanan yang sudah siap.10

Seandainya kita memberikan kaum perempuan pekerjaan di luar rumah,

berarti kita telah memberikan beban di luar rumah sekaligus. Ia tidak akan memiliki

waktu untuk menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anaknya. Tidak jarang kita

9 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2007,

hal. 160 10 M. Quraish Shihab, 1001 soal keislaman yang patut anda ketahui, (Jakarta: Penerbit

Lentera Hati 2008) h. 572

Page 15: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

5

melihat kaum perempuan yang berkarir di luar rumah menyiapkan kebutuhan rumah

di tempat kerjanya. Mereka sebenarnya sibuk dengan karirnya, akan tetapi tugas

rumah juga menantinya untuk menyediakan makanan, mendidik anak-anak dan

sebagainya, salah satu dari perempuan tersebut terkadang terlihat sangat lelah

sepulangnya dari kantor. Akan tetapi, sesampainya dirumah ia harus memasak,

memecahkan berbagai masalah yang sedang dihadapi oleh putra-putrinya ketika ia

berada di luar rumah. Setelah selesai dengan anak-anaknya, kini giliran suaminya

yang datang dan meminta haknya, akan tetapi seorang istri terlihat sangat lelah. 11

Islam tidak menghalangi kaum wanita untuk memasuki berbagai profesi

sesuai dengan keahliannya seperti menjadi guru, dosen, dokter, pengusaha, menteri

dan lain-lain. Akan tetapi, dalam tugasnya tetap memperhatikan hukum-hukum atau

aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Islam. Misalnya tidak terbengakalai urusan

dan tugasnya dalam rumah tangga, harus ada izin dan persetujuan dari suaminya bila

ia seorang yang bersuami, jika tidak mendatangkan yang negatif terhadap agama.12

Terlepas dari apa yang menjadi penyebabnya, realita sosial dewasa ini

mempelihatkan dengan jelas betapa kecenderungan manusia pada aktifitas kerja

ekonomis terasa semakin kuat. Pergaulan manusia untuk mendapatkan kebutuhan

hidup dan untuk sebagian orang mencari kesenangan materialistik-konsumtif telah

melanda hampir semua orang, laki-laki atau perempuan. Fenomena ini semakin

11 Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi, Fikih Perempuan Muslimah, h. 139

12 Huzaimah, T. yanggo, konsep Wanita dalam Al-Qur’an, Sunnah dan Fikih, Dalam List M. Markus Nasir dan Johan Hendrik Meuluman, Wanita Islam dalam Kajian Tekstrual dan Konsentrasi, (Jakara: INIS, 1993), h. 28

Page 16: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

6

nyata dalam era industri sekarang ini. Bahkan realita sosial juga memperlihatkan

bahwa perburuan manusia mencari kesenangan ekonomi dan “sesuap nasi” oleh

kaum perempuan, baik yang masih lajang maupun yang sudah berkeluarga

(mempunyai suami) semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kaum perempuan

gilirannya harus melakukan peran ganda selain mengurus suami dan anak-anak

mereka juga mencari nafkah di luar.13

Islam telah meletakkan syarat-syarat tertentu bagi perempuan yang ingin

bekerja di luar rumah, yaitu: Karena kondisi keluarga yang mendesak, keluar

bersama mahramnya, tidak berdesak-desakan dengan laki-laki dan bercampur baur

dengan mereka, pekerjaan tersebut sesuai dengan tugas seorang perempuan.14

Dengan demikian, bagaimana hukum Islam dan peratu`ran perkawinan di Indonesia

memperlakukan istri yang berkarir tersebut? Apakah hak dan kewajiban istri yang

berkarir berbeda dengan hak dan kewajiban istri yang tidak berkarir? Apakah istri

yang ikut bekerja mencari nafkah keluarga yang semestinya hanya ditanggung suami

bisa memiliki hak lebih dalam keluarga, misalnya istri bisa sebagai pemimpin

keluarga atau bisakah istri yang berkarir kemudian melalaikan kewajibanya dirumah

akan kehilangan hak nafkah dari suaminya? Banyak persoalan lain yang muncul

terkait dengan hak dan kewajiban istri bagi wanita yang berkarir tersebut. Hal

13 Husain Muhammad, Fiqih Perempuan, Refleksi Kyai Atas Wacana Agama dan Gender,

(Yogyakarta: LkiS, 2002), cet. 2, h. 119-120 14 Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi, Fikih Perempuan Muslimah, h. 141

Page 17: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

7

tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian guna membahas mengenai

“HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA” (Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif).

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis sangat perlu untuk membatasi

penelitian ini, agar permasalahan dalam skripsi ini tidak meluas serta menjaga

kemungkinan penyimpangan dalam penelitian skripsi ini, maka penelitian ini akan

dibatasi hanya dengan dosen wanita di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga

sekaligus memiliki jabatan struktural di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang mana jabatan tersebut diyakini akan menyita banyak waktu, tenaga

dan pikiran dari dosen wanita tersebut, sehingga diduga kuat akan mengurangi

waktu dan tenaga dan pikiran untuk suami, anak dan urusan rumah tangganya.

2. Perumusan Masalah

Menurut penelitian pendahuluan oleh penulis, dosen wanita yang mengajar

sekaligus merangkap jabatan struktural di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta adalah wanita karir yang bekerja diluar rumah meninggalkan suami dan

anak dalam kurun waktu yang sudah ditentukan berdasarkan kebijakan yang

dikeluarkan oleh Pemerintah dan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurut pasal 34 ayat 2 No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang

merupakan kewajiban istri menyatakan bahwa “istri wajib mengatur urusan rumah

Page 18: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

8

tangga dengan sebaik-baiknya, dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh si

istri maka tentunya kewajiban istri tidak dapat dilakukannya dengan baik”. Maka

berdasarkan perumusan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana hak dan kewajiban istri yang berprofesi sebagai wanita karir dalam

pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif?

b. Bagaimana pandangan wanita karir di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta terkait dengan hak dan kewajiban istri wanita karir?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam menyusun karya ilmiah ini, bertujuan antara lain

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui hak dan kewajiban istri yang berprofesi sebagai wanita

karir dalam pandangan Hukum Islam dan pandangan Hukum Positif.

b. Untuk mengetahui hak dan kewajiban istri wanita karir di lingkungan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Dalam bidang akademik memperkaya wawasan khususnya bagi penulis

serta pengembangan ilmu di bidang syariah khususnya dalam hukum

perkawinan di Indonesia.

b. Mengetahui hak dan kewajiban istri yang juga berprofesi sebagai wanita

karir.

Page 19: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

9

D. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Dimana penelitian kualitatif adalah berpijak dari realita atas

peristiwa yang berlangsung di lapangan. Apa yang di hadapi dalam penelitian

adalah sosial kehidupan sehari-hari. Penelitian seperti berupaya memandang

apa yang sedang terjadi dalam dunia tersebut dan meletakkan temuan-temuan

yang diperoleh di dalamnya. Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh peneliti

selama dilapangan termasuk dalam suatu posisi yang berdasarkan kasus, yang

mengarahkan perhatian pada spesifikasi kasus-kasus tertentu.15

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pendekatan

hukum sosiologi atau penelitian hukum empirik, yaitu penelitian yang

berdasarkan bukti kenyataan di lapangan atau realita sosial. Metode penelitian

dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif

yaitu pendekatan yang ditunjukan untuk meneliti pada hasil wawancara

mendalam (deep interview), kemudian menganalisis hasil data yang diperoleh

untuk mendapatkan kesimpulan penelitan. Pendekatan ini dimaksud untuk

mengetahui pandangan dosen wanita yang sekaligus memiliki jabatan

struktural di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

15 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2001), cet. 3, h.82

Page 20: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

10

3. Sumber Data

a. Sumber Primer

Dalam penelitian hukum empirik, data primer diperoleh dari kesimpulan

dosen wanita yang sekaligus memiliki jabatan struktural di lingkungan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berupa hasil wawancara dengan subjek

penelitian.

b. Di dalam penelitian ini, digunakan pula data sekunder yang memiliki

kekuatan mengikat yang dibedakan dalam beberapa macam:

1) Bahan hukum primer yaitu: bahan-bahan hukum yang mengikat. Dalam

skripsi ini adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam (KHI), dan Hukum Islam

2) Bahan hukum sekunder yaitu: berupa buku-buku, makalah seminar,

jurnal-jurnal, laporan penelitian, artikel, majalah, situs, testimony,

Koran maupun blog.

3) Bahan hukum tersier yaitu: berupa kamus hukum, ensiklopedia, dan

sebagainya.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Untuk lebih fokusnya penelitian ini, lokasi yang akan digunakan adalah

Universitas UIN Syarif Hidayatulla Jakarta dan objek yang dituju adalah

dosen wanita yang sekaligus memiliki jabatan struktural di lingkungan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu tidak mungkin mewawancarai

seluruh dosen wanita yang sekaligus memiliki jabatan struktural di

Page 21: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

11

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut, penulis hanya bisa

mewawancarai sebanyak 5 orang dosen wanita yang sekaligus memiliki

jabatan struktural di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saja.

Penunjukkan 5 orang yang diwawancarai itu di tentukan secara kocok

(random). Adapun subjek dalam penelitian ini adalah penulis sendiri yang

berkeinginan untuk mengetahui bagaimana dosen wanita yang sekaligus

memiliki jabatan struktural di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tersebut terhadap hak dan kewajiban istri.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian hukum empirik ini, teknik yang digunakan untuk

mengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Wawancara: dilakukan dengan dosen wanita yang sekaligus memiliki

jabatan struktural di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

mendapat data mengenai hak dan kewajiban istri. Wawancara

dilakukan dengan cara terstruktur yaitu wawancara yang

pewawancaranya menerapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang

akan diajukan.16

b. Studi Pustaka: dilakukan untuk mendapatkan data tentang teori-teori

tentang hak dan kwajiban istri baik Hukum Islam maupun Peraturan

Perkawinan di Indonesia

16 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kualitatif, …, h. 109

Page 22: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

12

6. Pedoman Penulisan Laporan

Teknik penulisan skripsi ini memiliki dasar acuan buku “Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”

yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press tahun 2012.

7. Metode Analisis Data

Tahap terakhir dalam sebuah penelitian setelah dua kesimpulan adalah

analisis data. Tahapan tersebut dilakukan dengan menganalisis data yang

telah terkumpul dengan tujuan memperoleh suatu kesimpulan dalam

penelitian. Sedangkan kesimpulan ditarik dari metode induktif, yaitu

dengan menghimpun data dari konsep-konsep Al-Qur’an dan Hadist, serta

ditunjang dalam perundang-undangan yang telah diberlakukan dan hasil

wawancara dari dosen wanita yang sekaligus memiliki jabatan struktural di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data yang terkumpul tersebut

dianalisis dan ditarik kesimpulan sehingga dapat menjawab inti batasan dan

rumusan masalah penelitian.

E. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan studi kepustakaan (Library research) yang penulis lakukan di

Perpustakaan Fakultas dan Perpustakaan Utama, maka terdapat literatur skripsi yang

dapat dijadikan sebagai perbandingan, yaitu:

1. Arofatul Inayah (102044124993/Peradilan Agama/Syariah dan Hukum)

Problematika Pernikahan Wanita Karir dan Pengaruhnya Terhadap

Pembentukan Keluarga Sakinah.

Page 23: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

13

Pada skripsi ini membahas mengenai, pada umumnya wanita yang memilih untuk

bekerja/berkarir adalah karena adanya alasan-alasan tertentu antara lain yang

menjadi faktor adalah Karena masalah ekonomi. Selama wanita tersebut

dapat/sanggup untuk mejalankan fungsi ganda (Sebagai Ibu dan Karirnya) maka

kerukunan rumah tangganya akan dapat dipertahankan. Sebaliknya, jika dia tidak

sanggup untuk melaksanakan fungsi gandanya, maka tentu akan berakibat tidak

baik bagi kelangsungan rumah tangganya.

2. Desi Amalia (107044101899/ Peradilan Agama/ Syariah dan Hukum)

Peranan Istri Dalam Memenuhi Nafkah Keluarga (Studi Kasus di Desa

Gunung Sugih, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Propinsi

Lampung)

Pada skripsi ini membahas mengenai, peranan istri dalam memberi nafkah

keluarga serta relevansinya dengan tanggung jawab nafkah dalam sistem

Undang-Undang Perkawinan di Indonesia.

3. Taufiqurrahman (205044100548/ Peradilan Agama/ Syariah dan Hukum)

Pengaruh Wanita Karir Terhadap Perceraian

Pada skripsi ini membahas mengenai, sejauh mana problematika wanita karir

tersebut dapat berpengaruh terhadap keutuhan rumah tangga, dengan

permasalahan-peramasalahan yang terjadi, apakah dapat memicu terjadinya

perceraian, serta mengklasifikasi wanita karir, peluang dan tantangan wanita.

Page 24: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

14

Sedangkan perbedaan dari skripsi diatas penulis membahas tentang hak dan

kewajiban istri bagi wanita karir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Perspektif

Hukum Islam dan Hukum Positif).

F. Sistematika Penulisan

Bab I Merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, subjek

dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, pedoman penulisan

laporan, metode analisis data, review studi terdahulu dan sistematika

penulisan.

Bab II Merupakan landasan teori yang mencakup hak dan kewajiban istri

menurut hukum Islam dan peraturan perkawinan di Indonesia, hak dan

kewajiban isteri menurut Hukum Islam, yang meliputi pandangan

ulama klasik dan juga pandangan ulama kontemporer. Selanjutnya akan

dipaparkan juga hak dan kewajiban istri dalam Perkawinan di Indonesia,

yang diatur dalam Undang-Undang Dasar No. 1 Tahun 1974 dan

Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Bab III Hak dan kewajiban istri bagi wanita karir di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, sekilas tentang objek penelitian, potret UIN Syarif Hidayatullah

Page 25: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

15

Jakarta, bean kerja dosen dan tanggung jawab jabatan structural di UIN

syarif Hidayatullah Jakarta, profile informan, pandangan dosen UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap hak dan kewajiban istri yang

berprofesi sebagai wanita karir, pengetahuan huku dosen tentang hak

dan kewajiban istri, pemahaman hukum dosen tentang hak dan

kewajiban istri, perilaku hukum dosen tentang hak dan kewajiban istri,

pendapat dosen tentang wanita karir yang menjalankan peran ganda dan

wanita karir yang melalaikan kewajibannya dalam rumah tangga.

Bab IV Analisis atas hak dan kewajiban istri bagi wanita karir di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif), hak

dan kwajiban istri wanita karir, peran ganda wanita karir, kelalaian istri

menunaikan kewajibannya karena berprofesi sebagai wanita karir.

BAB V Penutup, dafar pustaka, serta lampiran.

Page 26: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

16

BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI MENURUT HUKUM ISLAM DAN

PERATURAN PERKAWINAN DI INDONESIA

A. Hak dan Kewajiban Istri Menurut Hukum Islam

Konsep hak pada dasarnya sama, bahwa pria dan wanita sama dalam segala

sesuatu. Wanita mempunyai hak seperti yang dimiliki pria, dan wanita mempunyai

kewajiban seperti kewajiban pria. Kemudian, bahwa laki-laki dilebihi dengan satu

derajat, yaitu sebagai pemimpin yang telah ditetapkan dengan fitrahnya. Dalam hal

ini bukan berarti keluar dari konsep persamaan yang telah disamakan dalam hak dan

kewajiban, sebab setiap tambahan hak diimbangi dengan tambahan serupa dalam

kewajiban. 1 Sebagaimana dalam Al-Qur’an juga telah menentukan hak istri dari

suaminya, yaitu persamaan dalam hak dan kewajiban, sesuai dengan surat Al-

Baqarah:

...... ميكح ززياهللا عة وجرد هنليال عج لرلو فورعبالم هنليي عثل الذم نله2/228:البقرة(و( Artinya: ”………..Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada istrinya.” (Al-Baqarah: [2] 228). Ayat di atas menyebutkan bahwa hak yang dimiliki istri seimbang dengan

kewajiban yang harus ditunaikan istri; dan kewajiban yang harus ditunaikan oleh istri

itu adalah hak suami. Dengan demikian, kalimat ولھن مثل الذي علیھن sebenarnya ingin

1 Muhammad Albar, Wanita dalam Timbangan Islam, (Jakarta: Daar Al-Muslim, Beirut) cet.

1 h. 18

Page 27: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

17

menunjukkan bahwa hak yang dimiliki istri itu seimbang dengan hak yang dimiliki

suami. Kemudian, dengan adanya kalimat وللر جال علیھن درجة yang oleh para mufasir

dipahami dengan kelebihan لتكلیف (tanggung-jawab/kewajiban) bukan kelebihan

menunjukkan ada satu kewajiban yang dibebankan kepada suami ,(kemuliaan) تشریف

tetapi tidak dibebankan kepada istri. Karena dalam logika keadilan “Di mana ada

kewajiban, disitu ada hak”, maka secara otomatis suami memiliki satu kelebihan hak

yang tidak dimiliki oleh istri.2

Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan, “Allah Swt. Kemudian

menjelaskan, keutamaan laki-laki dibandingkan perempuan dalam hal warisan karena

laki-laki wajib membayar mahar dan memberi nafkah kepada keluarga, selain karena

keutamaan laki-laki itu pada akhirnya juga akan memberi keuntungan bagi

perempuan. Dikatakan bahwa laki-laki memiliki akal dan daya nalar yang lebih kuat,

karena itu mereka berhak memegang kendali atas kehidupan perempuan. Dikatakan

pula laki-laki memiliki jiwa dan karakter yang lebih kuat ketimbang perempuan.

Karakter laki-laki didominasi oleh hawa panas dan kering yang membuatnya menjadi

keras dan kuat, sedangkan karakter perempuan didominasi hawa dingin dan lembap

yang membuatnya lembut dan lemah. Karena itu semua firman Allah, mereka (laki-

laki) telah menafkahkan sebagian hartanya, laki-laki lalu memiliki hak

kepemimpinan atas perempuan.”3

2 Mesraini, Membangun Keluarga Sakinah, (Jakarta: Makmur Abadi Press (MA Press),

2010), cet. 1, h. 71

3 Abd al-Qadri Manshur, Buku Pintar Fiqih Wanita, (Jakarta: Penerbit zaman, 2009), cet. 1, h. 306

Page 28: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

18

Dalam hubungan suami istri dalam rumah tangga suami mempunyai hak dan

begitu pula istri mempunyai hak. Dibalik itu suami mempunyai beberapa kewajiban

dan begitu pula istri mempunyai beberapa kewajiban4. Demikian pula kaum wanita

mempunyai hak atas suami mereka, dan tidak akan berlanjut kehidupan suami istri di

atas keadilan yang diperintahkan oleh Allah, kecuali jika setiap suami dan istri

memenuhi hak-hak diantara mereka. Adapun hak-hak istri adalah sebagai berikut:5

1. Hak istri yang bersifat materi meliputi:

a. Hak mengenai harta, yaitu mahar atau maskawin dan nafkah.

Sebagaimana firman Allah surat An-nisa [4] ayat 4:

)4/4:النساء( وءاتوا النساء صد قا تهن نحلة فإن طبن لكم عن شيء منه نفسا فكلوه هنيئا مريئا Artinya: Berikanlah (Mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudia jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya (An Nisa [4] ayat 4)

Makna kata an nihlah dalam ayat di atas, adalah pemberian dan hadiah. Ia

bukan merupakan imbalan yang diberikan laki-laki karena boleh menikmati

perempuan, sebagaimana persepsi yang telah berkembang di sebagian

masyarakat. Sebenarnya dalam hukum sipil juga kita dapatkan bahwa

perempuan harus menyerahkan sebagian hartanya kepada laki-laki. Namun,

fitrah Allah telah menjadikan perempuan sebagai pihak penerima, bukan pihak

4 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2007),

h. 160

5 Abu Musa Abdurrahim, Kitab Cinta Berjalan, (Jakarta: Gema insani 2011), cet. 1, h. 233

Page 29: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

19

yang harus memberi. 6 Penganut Mazhab Hanafi menetapkan batas minimal

mahar adalah sepuluh dirham. Sementara penganut Mazhab Maliki menetapkan

tiga dirham, tapi penetapan ini tidak berdasar pada dalil yang layak dijadikan

sebagai landasan, tidak pula hujjah yang dapat diperhitungkan. 7 Sedangkan

Mazhab Hanafi berpendapat bahwasanya tidak ada ketentuan terkait besaran

nafkah, dan bahwasanya suami berkewajiban memikul kebutuhan istri

secukupnya yang terdiri dari makan, lauk pauk, daging, sayur mayur, buah,

minyak, mentega dan semua yang dikonsumsi untuk menopang hidup sesuai

dengan ketentuan yang berlaku secara umum, dan bahwasanya itu berbeda-beda

sesuai dengan perbedaan tempat, zaman dan keadaan. Mazhab Syafi’i tidak

mengaitkan pendapat besaran nafkah dengan batas kecukupan. Mereka

mengatakan nafkah ditetapkan berdasarkan ketentuan syariat. Meskipun

demikikian, mereka sepakat dengan Mazhab Hanafi dalam mempertimbangkan

keadaan suami dari segi kelapangan ataupun kesulitan, dan bahwasanya suami

yang mengalami kondisi lapang, yaitu yang mampu memberikan nafkah dengan

harta dan penghasilannya, harus memenuhi sebanyak dua mud setiap hari (satu

mud kurang lebih setara dengan 543 gram). Sedangkan orang yang mengalami

kesulitan, yaitu yang tidak mampu memberikan nafkah dengan harta tidak pula

penghasilan, harus menafkahi sebanyak satu mud setiap hari.8

6 Yusuf Al Qardawi, Panduan Fiqih Perempuan, (Yogyakarta: Salma Pustaka, 2004), cet 1, h.

151

7 Wahbah Az-Zuhaili, “Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 7”, h. 412

8 Wahbah Az-Zuhaili,“Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 7, h. 437

Page 30: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

20

2. Hak-hak istri yang bersifat non materi:

a. Hak mendapatkan perlakuan yang baik dari suami.

Sebagaimana Firman Allah dalam surat An-nisa [4] ayat 19:

فيه خيرا كثريا هوعاشروهن بالمعروف فإن كرهتموهن فعسى أن تكرهوا شيئا ويجعل الل Artinya: “Dan bergaullah dengan mereka (istri) dengan cara yang patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (Q.S. An-Nisa [4] ayat 19)

Kewajiban istri terhadap suami tidak berdasarkan paradigma lama dimana

posisi wanita lemah sehingga bisa diperlakukan sewenang-wenang oleh pria

(suami). Sebaiknya cara melihat wanita tetap berdasarkan pada pengakuan atas

harkat dan martabat wanita yang mulia, selaras dengan hak-hak yang harus

diterima dari suaminya, kewajiban istri pun tidak terlepas dari upaya yang

bersangkutan mendukung terciptanya kehidupan keluarga yang sakinah,

mawaddah, wa rahmah.9 Adapun tujuan dari hak dan kewajiban suami istri

adalah suami istri dapat menegakkan rumah tangga yang merupakan sendi dasar

dari susunan masyarakat, oleh karena itu suami istri wajib untuk saling

mencintai, saling menghormati, saling setia.10

b. Agar suami menjaga dan memelihara istrinya.

Maksudnya ialah menjaga kehormatan istri, tidak menyia-nyiakan, agar selalu

melaksanakan perintah Allah dan meningalkan segala larangan-Nya.

9 Hasbi Indra, Potret Wanita Sholehah, (Jakarta: Penamadani, 2004), cet 3, h. 188

10 http://www.jurnalhukum.com/hak-dan-kewajiban-suami-istri/. (Diakses pada hari senin 1 juni 2015, jam 19.51)

Page 31: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

21

Sebagaimana Firman Allah dalam surat At-Tahrim [28] ayat 6:

)28/6:التحرمي(را يا أيها الذين آمنوا قوآ أنفسكم وأهليكم نا Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (Q.S. At-Tahrim [28] ayat 6).

c. Sabar dan kuat menghadapi masalah.11

Wanita bukanlah peri yang hanya ada dalam dunia khayal, melainkan dia

hanyalah manusia biasa yang bisa saja baik dan jahat, benar dan salah. Karena

itu, suami harus sabar dan kuat menghadapi masalah dalam rangka menjaga

keutuhan hidup suami istri agar tidak hancur. Laki-laki muslim sejati adalah

yang bijaksana dan menerima kenyataan atas apa yang dikhayalkan, sehingga

akal sehatnya lebih dikedepankan dari perasaanya. Mampu menahan dan

mengendalikan emosional tatkala perasaannya merasa tidak simpati kepada

sikap istrinya. Hal itu demi melanjutkan kehidupan rumah tangga sebagai

respon terhadap firman Allah dalam surat An-nisa [4] ayat 19:

كثريا فيه خيرا تكرهوا شيئا ويجعل الله وعاشروهن بالمعروف فإن كرهتموهن فعسى أن

)4/19:سورة النساء( Artinya: “Dan bergaullah dengan mereka (istri) dengan cara yang patut.

Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena

mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya

kebaikan yang banyak (Q.S. 4 An-Nisa [4] ayat 19).

11 Amru Abdul Karim Sa’dawi, Wanita dalam Fiqih Al-Qardhawi, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), cet. 1, h. 120

Page 32: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

22

d. Jangan menghalanginya untuk pergi ke masjid.12

Al-Kirmani berkata: “Hal itu diperbolehkan jika aman dari fitnah.” Al-

Bukhari meriwayatkan dari Salim, dari ayahnya warahimahullohu, dari Nabi

SAW:

جدإلى املس كم دأة أحرام تأ ذنتا, إذا سهعنمفلا ي “Jika istri salah seorang dari kalian meminta izin untuk pergi ke masjid, maka janganlah menghalanginya.”

Kewajiban taat kepada suami hanyalah dalam hal-hal yang dibenarkan

agama, bukan dalam hal kemaksiatatan. Diantara ketaatan istri kepada

suaminya adalah tidak keluar rumah kecuali dengan seizinnya (suami). 13

Sebagaimana Rasulullah SAW menegaskan tentang hak suami terhadap istri:

سها ولو حق الزوج على زوجته إلا تمنعه نف: عن عبداهللا ابن عمر ان رسول اهللا صل اهللا عليه وسلم قا لتمائ لتمفإن ع هضفريإلا ل ا بإذنهموي موصان لاتا إلا وداحب ور قتلى ظهكان ع

لاجر وعليها الوزر والا تخرج من ولم يتقبل منها وانلا تعطي من بيتها شيئا إلابإذنه فإن فعلت كان له ا )رواه ابو دود(بيته الا بإذنه فإن فعلت لعنها اهللا وملائكة الغضب اوترجع وإن كان ظالما

Dari Abdullah bin Umar ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Hak suami terhadap istrinya adalah tidak menghalangi permintaan suaminya kepadanya sekalipun sedang di atas punggung unta, tidak berpuasa walaupun sehari saja selain dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika ia tetap berpuasa, ia berdosa dan puasanya tidak diterima. Ia tidak boleh memberikan sesuatu dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika ia memberinya maka pahalanya bagi suaminya dan dosanya untuk dirinya sendiri. Ia tidak keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika ia berbuat demikian maka

12 Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin ‘Abdir Razzaq, Panduan Lengkap Nikah (dari “A

sampai “Z”, (Bogor, Pustaka Ibnu Katsir, 2006), cet 1,2,3, h. 324

13 Abdul Rahman GHozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) h. 159

Page 33: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

23

Allah melaknatnya dan para malaikat memarahinya sampai tobat dan pulang kembali sekalipun suaminya itu zhalim. (HR. Abu Daud). Kewajiban istri terhadap suami tidak berdasarkan paradigma lama

dimana posisi wanita lemah sehingga bisa diperlakukan sewenang-wenang oleh

pria (suami). Sebaiknya cara melihat wanita tetap berdasarkan pada pengakuan

atas harkat dan martabat wanita yang mulia, selaras dengan hak-hak yang harus

diterima dari suaminya, kewajiban istri pun tidak terlepas dari upaya yang

bersangkutan mendukung terciptanya kehidupan keluarga yang sakinah,

mawaddah, wa rahmah.14Adapun kewajiban istri kepada suami sebagai berikut:

1) Kewajiban Istri :

a. Hormat dan patuh kepada suami dalam batas-batas yang ditentukan oleh norma

agama dan susila.

Sebagaimana Firman Allah di dalam surat An-nisa [4] ayat 34:

فالصالحات قانتات قوا من أموالهم بعض وبما أنف الرجال قوامون على النساء بما فضل الله بعضهم على ظ اللهفا حب بميلغل ظاتافح نوهرباضاجع وضي المف نوهرجاهو نظوهفع نهوزشافون نخي تاللاتفإن و ﴾4/34:النساء﴿ الله كان عليا كبريا إن أطعنكم فلا تبغوا عليهن سبيلا

Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. surat An-nisa [4] ayat 34).

14 Hasbi Indra, Potret Wanita Sholehah, h. 188

Page 34: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

24

Kewajiban istri terhadap suami yaitu bersikap taat dan patuh terhadap

suami dalam segala sesuatunya selama tidak merupakan hal yang dilarang Allah,

memelihara kepentingan suami berkaitan dengan kehormatan dirinya,

menghindari dari segala sesuatu yang akan menyakiti hati suami seperti beriskap

angkuh, menampakkan wajah cemberut atau penampilan buruk lainnya. Tetapi

kewajiban yang paling penting (hakiki) yang harus dijalankan dengan baik oleh

seorang istri adalah melayani dan mematuhi suaminya dalam hal yang

berhubungan dengan sebuah “kedekatan keluarga antara suami dan istri,

sehingga suami benar-benar terhibur dan hatinya selalu bahagia memiliki istri

yang dapat dipertanggung jawabkan.”15

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Ahzab [33] ayat 32:

كوة وآلز نيءاتلوة وآلص نمآقلى وآلأو ةيآجلهل جربت نجربلا تو كنتويى بن فقرونعأذط ورسوله اهللا )32:33األحزاب (

Artinya: “Janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dahulu; dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, taatilah Allah dan Rasulnya” (QS. Al-Ahzab [33:32].

Ayat di atas menganjurkan kepada wanita untuk menjaga kehormatan

dirinya dengan akhlak mulia, sekaligus berhias diri hanya untuk menyenangkan

suami, sehingga suami merasa senang berada di sisinya. Dalam kehidupan

sehari-hari, tidak sedikit wanita (istri) berdandan untuk menarik perhatian suami

tetangga atau sekedar memperoleh kekaguman sesama wanita, melalui cara ini,

15 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,

(Jakarta: PRENADA MEDIA, 2004), h. 185

Page 35: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

25

menurut Islam, jelas kurang terpuji, karena bisa menjermuskan istri atau wanita

tersebut kepada perbuatan maksiat. Paling tidak, dia telah bersikap riya kepada

sesamanya.16

b. Mengatur dan mengurus rumah tangga menjaga keselamatan dan mewujudkan

kesejahteraan keluarga.

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat [51] ayat 29:

)سورة الذاريات(قبلت امرأته في صرة فصكت وجهها وقالت عجوز عقيم فأ

Artinya: “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (Adz-Dzariyat [51] ayat 29).

Islam telah menyadari bahwa membina rumah tangga merupakan

kesepakatan dua belah pihak antara suami dan istri, oleh karena itu segala

sesuatunya harus dimusyawarahkan bersama. Termasuk pula dalam hal ini

adalah tata cara pembagian kerja rumah tangga. Pembagian kerja yang

bagaimana yang harus dilakukan agar suami dan istri bisa mencapai ketentraman

dalam rumah tangga harus dimusyawarahkan bersama. Kesepakatan harus dibuat

agar tidak ada satu pihak yang dirugikan. Dengan menyadari bahwa perkawinan

bertujuan untuk mencapai ketentraman kedua belah pihak yang menjalaninya,

maka tidaklah mungkin ini dicapai apabila pembagian kerja dalam rumah tangga

tidak adil.17

16 Hasbi Indra dkk, Potret Wanita Shalehah, (Jakarta: Penamadani, 2004), cet ke 3, h, 7.

17 Istiadah, “Membangun Bahtera Keluarga yang Kokoh, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), h. 36

Page 36: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

26

c. Memelihara dan mendidik anak sebagai amanah Allah.

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Kahfi [18] ayat 46:

)46/18:الكهف(ت خري عند ربك ثوابا وخري أملا لحت الصقيوالب ة الدنيا املال والبنون زينة احليو

Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan.” (QS. Al-Kahfi [18] ayat 46).

Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang membiayai kehidupan dua orang anak perempuan hingga berusia baligh, maka pada hari kiamat aku dan dia akan datang seperti kedua hal ini, (beliau mengumpulkan kedua jarinya).”

Rasulullah Bersabda: “Barang siapa punya tiga orang anak perempuan kemudian ia bersabar (menghadipnya), memberikan makan-minum dan pakaian dari harta bendanya, maka ketiga gadis kecil itu akan menjadi penghalang dirinya terhadap (serangan) api neraka.

Wanita mempunyai peranan penting dalam melahirkan umat terbaik,

wanita harus menjadi istri yang baik, ibu yang baik dan sekolah yang baik.

Betapa banyak wanita baik di umat ini yang telah dilahirkan ke dunia ini oleh

keberadaan para ibu yang kompeten, yaitu para ibu yang mendidik dan mengajari

anak-anaknya. Tidak diragukan lagi, andaikan umat ini ingin bangkit,

sebagaimana kebangkitan sebelumnya, dan ingin kembali menempati

kedudukannya yang dengan itu akan dimuliakan Allah, maka yang pertama-tama

adalah hendaknya memperbaiki didikan pertama, menerapkan adab-adab Islam

dan mengajarkan ilmu-ilmunya, sehingga dengan begitu, seorang ibu betul-betul

menjadi sekolah, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Ibrahim

rahimahullah: “Ibu adalah sekolah, jika engkau mempersiapkannya maka ia

Page 37: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

27

akan mempersiapkan generasi yang bermoral baik.” 18 Pengaruh perempuan

dalam keluarga tidak terbatasi hanya untuk mendidik anaknya, tetapi termasuk

juga pengaruh yang ia miliki atas kehidupan laki-laki. Pengaruh ini sungguh

nyata, dan merefleksikan perhatian perempuan yang memfasilitasi langkah suami

mereka untuk meraih kesuksesan dalam kerja, atau telah mendampingi suami

mereka saat istirahat dan bersantai dari tuntutan kerja.19

d. Memelihara dan menjaga kehormatan serta melindungi harta benda keluarga.

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Ahzab [33] ayat 35:

كرات أعد الله لهم مغفرة وأجرا عظيما والحافظني فروجهم والحافظات والذاكرين الله كثريا والذا......

)33/35:األحزاب(

Artinya: “….Laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab [33] ayat 35)

e. Menerima dan menghormati pemberian suami serta mencukupkan nafkah yang

diberikannya dengan baik, hemat dan bijaksana.20

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-furqan [25] ayat 67:

)سورة الفرقان(والذين اذآ انفقوا لم يسرفوا ولم يقتروا وكان بين ذلك قواما

18 Muhammad Albar, Wanita Karir dalam Timbangan Islam, (Jakarta: Daar Al-Muslim,

Beirut) cet. 1 h. 61

19 Qasim Amin, Sejarah Penindasan Perempuan, (Yogyakarta: IRCiSoD 2003), cet. 1, h 127

20 Departemen Agama RI, Modul Pembinaan Keluarga Sakinah Sakinah, (Jakarta: Dirjen Bimas dan Haji, 2000) , h. 145

Page 38: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

28

Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, tapi adalah (pembelanjaan itu) tengah tengah antara yang demikian. (QS. Al-Furqan[25]: ayat 67). Pada firman Allah yang dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan sebahagian

harta itu dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 219 adalah:21

فون قل العقوفناذا يم كنئلوسي2/219:البقرة(و( …..

Artinya: “…dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.

Katakanlah: “yang lebih baik dari keperluan”. (QS. Al-Baqarah [2] ayat 219).

Ada persoalan yang muncul dalam fiqih ketika seorang istri harus

bekerja di luar rumah dan meniggalkan keluarganya. Para ahli fiqih sepakat

bahwa apabila itu terjadi, dia (istri) haruslah mendapat izin suaminya. Dia tidak

boleh meninggalkan suaminya begitu saja. Pelanggaran atas kewajiban ini (izin)

dapat dipandang sebagai nusyuz (tidak taat/tidak setia). Menurut para ahli fiqih

klasik, seorang istri diperbolehkan meninggalkan rumah, meskipun tanpa izin

suaminya, jika keadaan benar-benar darurat (memaksa).22

Sejalan dengan pendapat ini adalah catatan Zainuddin al-Malibari dalam

kitabnya yang cukup popular Fath al-Mu’in yang dikutip oleh Husein

Muhammad, ia mengatakan bahwa seorang istri diperbolehkan keluar dari

rumahnya tanpa di cap sebagai istri yang nusyuz untuk hal-hal sebagai berikut,

jika rumahnya akan roboh, jiwa dan hartanya terancam oleh penjahat dan maling,

21 Departemen Agama, AlQuran dan Tafsirnya, (20 Desember 1990), h. 54

22 Husein Muhammad, Fiqih Perempuan Refleksi Kiyai atas Wacana Agama dan Gender, (Yogyakarta: LkiS, 2001), cet 1, h. 127

Page 39: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

29

mengurus hak-haknya di pengadilan, belajar ilmu-ilmu fardu’ain atau untuk

keperluan istifta (meminta fatwa) karena suaminya bodoh, atau untuk mencari

nafkah seperti dagang atau mencari sedekah pada orang lain atau bekerja selama

suaminya tidak bisa menafkahkannya. Kamal bin Hummam dari madzhab

Hanafi dan fath al-Qadir, juga berpendapat sebagaimana yang dikutip oleh

Husein Muhammad: Apabila dia (istri) seorang bidan, atau tukang memandikan

mayat, atau dia bermaksud menuntut hak atau memenuhi kewajiban terhadap

orang lain, maka dia diperoleh keluar baik dengan izin suaminya atau tidak.

Menurutnya hal-hal seperti itu termasuk fardu kifayah. Keluar rumah karena

memenuhi kewajiban kolektif ini dapat dibenarkan menurut syara’ (hukum

agama).23

Masalah yang timbul sekarang adalah berkaitan dengan keterlibatan

wanita dalam dunia profesi (karir) yang ruang geraknya di sector public,

sedangkan di sisi lain sebagai ra’iyah fi baiti zaujiha (penanggung jawab dalam

masalah-masalah intern rumah tangga), cukup menimbulkan pendapat dan

kontroversi di kalangan cendikiawan muslim ‘Abbas Mahmud al-‘Aqqad yang

dikutip Siti Muri’ah contohnya, tidak membolehkan wanita (istri) bekerja di luar

rumah. Alasannya karena pria telah diberi kelebihan kemampuan dalam

menghadapi hidup daripada wanita. Kecuali bila wanita terpaksa harus mencari

nafkah sendiri maka al-‘Aqqad membolehkannya bekerja. Abdurrahman Taj

23 Husein Muhammad, Fiqih Perempuan Refleksi Kiya atas Wacana Agama dan Gender, h.

127

Page 40: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

30

yang dikutip oleh Siti Muri’ah juga berpendapat bahwa apabila seorang istri

bekerja sehari penuh atau sebagian waktu siang, kemudian pada malam hari

berada di rumah (suaminya) atau bekerja di malam hari dan menggunakan sisa

waktu malamnya bersama suami maka apabila pihak suami rela dengan keadaan

tersebut, gugurlah haknya dalam menahan istri agar tinggal di rumah dan ia wajib

memberinya (istri) nafkah, sebaiknya, jika (suami) tidak rela maka tidak (wajib)

memberinya (istri) nafkah.24

Rif’ah Rifi’at Tahtawi yang dikutip Siti Muri’ah juga menyatakan bahwa

tidak perlu ada perbedaan dalam memberikan kesempatan memperoleh

pendidikan antara anak wanita dan pria, agar dalam mengarungi kehidupannya

wanita dapat serasi mengimbangi terutama pasangan hidupnya. Dengan

pendidikan wanita diharapkan dapat memperoleh pekerjaan yang layak sesuai

dengan kemampuan dan kodratnya, sehingga hidupnya produktif. Sementara itu

al-Hatimi menyatakan bahwa wanita boleh bekerja, bahkan diperbolehkan pula

menduduki jabatan strategis atau peranan penting di masyarakat dengan catatan

tetap duduk pada ajaran syariat serta tidak menelantarkan peran utamanya

sebagai ibu rumah tangga.25

24 Agus Baedhowi, Kedudukan Isteri Sebagai Wanita Karir Menurut Pandangan Hukum

Islam dan UU No. 1 Tahun 1974 (Tinjauan Tentang Kewajiban Nafkah Suami) dikutip pada tanggal 23Juli 2015, pkl. 2.03 PM

25 Agus Baedhowi, Kedudukan Isteri Sebagai Wanita Karir Menurut Pandangan Hukum Islam dan UU No. 1 Tahun 197, h. 196

Page 41: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

31

Dalam surat Al-Ahzab ayat 33 yang berbunyi:

عأطكاة والز نيالة وآتالص نمأقاألولى و ةيلاهالج جربت نجربال تو كنوتيي بن فقرو ريدا يمإن ولهسرو الله نه ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهرياالل

Artinya: "dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias, dan bertingkah-laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlulbait, dan membersihkan (dosa) kamu sebersih-bersihnya." (Al-Ahzab [21] ayat 33).

Para mufassir memberikan tafsiran beragam terhadap ayat di atas. Siti

Muri’ah yang mengutip Al-Madudi menjelaskan bahwa tempat wanita di rumah

bukan berarti dilarang bekerja di luar rumah. Pembebasan dari pekerjaan luar

rumah, dimaksudkan agar mereka dapat berkonsetrasi dan terhormat dalam

menunaikan kewajiban rumah tangga. Karena itu jika memang dibutuhkan, boleh

saja ia bekerja di luar rumah asal menjaga kesucian diri dan menjaga rasa malu.

Senada dengan pendapat di atas. Ali Yafie yang dikutip Siti Muri’ah juga

menyatakan bahwa tidak ada perbedaan hak bekerja antara pria dan wanita dalam

Islam. Tetapi kewajiban nafkah dibebankan kepada pihak pria. Ketika masih

bersama orang tuanya, maka wanita memperoleh nafkah dari ayahnya. Namun

ketika sudah bersuami, ia dinafkahi oleh suaminya.26

Menurut Alimin yang mengutip Said Hawa berpendapat bahwa ayat ini

tidak berarti perempuan sama sekali tidak boleh keluar rumah, melainkan isyarat

yang halus bahwa perempuan lebih berperan dalam urusan rumah tangga. Ada

26 Agus Baedhowi, Kedudukan Isteri Sebagai Wanita Karir Menurut Pandangan Hukum Islam dan UU No. 1 Tahun 1974, h. 196

Page 42: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

32

hal-hal khusus yang menyebabkan perempuan harus keluar rumah. Karena

menurutnya, ayat ini tidak menunjukkan perintah bahwa perempuan mutlak

tinggal di dalam rumah, namun boleh saja keluar dengan alasan-alasan tertentu.

Muhammad Quthub yang dikutiip Alimin juga menegaskan bahwa ayat ini bukan

larangan terhadap perempuan untuk bekerja. Islam tidak melarang perempuan

untuk bekerja. Hanya saja, Islam memang tidak mendorog hal tersebut. Islam

membenarkan mereka bekerja karena darurat dan tidak menjadikannya sebagai

dasar pertimbangan. Meskipun kelihatan bijak namun Muhammad Quthub belum

membuka jalan bagi perempuan untuk mengembangkan karir secara bebas. Ada

kesan bahwa kebolehan bekerja di luar rumah bagi perempuan hanya sebatas

menaggulangi bahaya kelaparan yang mengancam.27

Dengan demikian bahwa kedudukan seorang istri yang mencari nafkah

diluar rumah (sebagai wanita karir) pada dasarnya boleh menurut hukum Islam.

Sebagaimana yang dikatakan oleh M. Quraish Shihab: ”Sebagian besar ulama

pada akhirnya menyimpulkan bahwa perempuan boleh melakukan pekerjaan

apapun selama ia membutuhkan atau pekerjaan itu membutuhkannya dan selama

norma-norma agama dan susila tetap terpelihara.28

27 Alimin, Pembagian Tugas dalam Keluarga. Dalam Sri Mulyatih (ed). Relasi Suami Istri

dalam Islam. (Jakarta: Pusat Studi Wanita, 2004), h. 49

28 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qru’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2003), cet ke-25, h. 276

Page 43: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

33

Resiko yang ditanggung istri jika istri melalaikan kewajibannya sebagai

istri para ulama mazhab sepakat bahwa istri yang melakukan nusyuz tidak berhak

atas nafkah, tetapi mereka berbeda pendapat tentang batasan nusyuz yang

mengakibatkan gugurnya nafkah. Hanafi berpendapat: Manakala istri mengeram

dirinya dalam rumah suaminya, dan tidak keluar dari rumah tanpa izin suaminya,

maka dia masih di sebut patuh (muthiah), sekalipun dia tidak bersedia dicampuri

tanpa dasar syara’ yang benar. Penolakannya yang seperti itu, sekalipun haram,

tetap tidak menggugurkan haknya atas nafkah. Bagi Hanafi, yang menjadi sebab

keharusan memberikan nafkah kepadanya adalah beradanya wanita tersebut

dirumah suaminya. Persoalan ranjang dan hubungan seksual tidak ada

hubungannya dengan kewajiban nafkah. Dengan pendapat ini, Hanafi berbeda

pendapat dengan seluruh mazhab lainnya. Sebab seluruh mazhab yang lain

sepakat bahwa, manakala istri tidak memberi kesempatan kepada suami untuk

menggauli dirinya dan ber-khalwat dengannya tanpa alasan berdasar syara’

maupun rasio, akan dia dipandang sebagai wanita nusyuz yang tidak berhak atas

nafkah. Bahkan Syafi’I mengatakan bahwa, sekedar kesediaan digauli dan ber-

khalwat, sama sekali belum dipandang cukup kalau si istri tidak menawarkan

dirinya kepada suaminya seraya mengatakan dengan tegas, ”Aku menyerahkan

diriku kepadamu”. Sebenarnya, yang dijadikan pegangan bagi patuh dan taatnya

seorang istri adalah ‘urf , dan tidak diragukan sedikit pun bahwa menurut ‘urf,

seorang istri bisa disebut taat dan patuh manakala tidak menolak bila suaminya

meminta dirinya untuk digauli mereka tidak mensyaratkan bahwa si istri harus

Page 44: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

34

menawarkan dirinya siang dan malam. Tapi bagaimanapun, di sini terdapat

beberapa masalah yang berkaitan dengan persoalan nusyuz dan taat ini.29

B. Hak dan Kewajiban Istri dalam Peraturan Perkawinan di Indonesia

Undang-Undang maupun pun KHI telah merumuskan secara jelas mengenai

tujuan perkawinan yaitu untuk membina keluarga yang bahagia, kekal dan abadi

berdasarkan tuntunan syari’at dari Tuhan Yang Maha Esa. Jika tujuan perkawinan

tersebut ingin terwujud, sudah barang tentu tergantung pada kesungguhan dari

kedua pihak, baik itu dari suami maupun istri. Oleh karena itu perkawinan tidak

hanya dipandang sebagai media untuk merealisasikan syari’at Allah agar

mendapatkan kebaikan di dunia dan diakhirat.30Dan kewajiban istri merupakan

hak bagi suami meskipun pada dasarnya setiap kewajiban suami merupakan hak

bagi istri namun secara khusus Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

dan Kompilasi Hukum Islam telah merinci sebagai berikut:

Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

Bab VI Pasal 30

suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.

29 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, (Jakarta: Lentera Basritama, 1999),

cet. 4, h. 402

30 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2007), h. 159

Page 45: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

35

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukkan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukkan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

(2) masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

(3) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.

Pasal 32

(1) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.

(2) rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini ditentukan oleh suami istri bersama.

Pasal 33

Suami Istri wajib saling cinta-mencintai, hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

(2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.

(3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan.

Kompilasi Hukum Islam

Pasal 83

1) Kewajiban utama bagi seorang istri adalah berbakti lahir dan batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum Islam.

2) Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya.

Pasal 84

1) Istri dapat dianggap nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kecuali dengan alasan yang sah.

Page 46: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

36

2) Selama istri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap istrinya tersebut pada Pasal 80 ayat (4) Huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya.

3) Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) Di atas berlaku kecuali kembali sesudah istri tidak nusyuz.

4) Ketentuan tentang ada atau tidak adanya nusyuz dari istri harus didasarkan atas bukti yang sah.31

Dari pasal yang mengatur hak dan kewajiban istri dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang terdiri dari pasal

30, pasal 31, pasal 33, dan pasal 34. Serta Kompilasi Hukum Islam tersebut tidak ada

aturan secara jelas tentang hak dan kewajiban istri yang berprofesi sebagai wanita

karir, padahal sejak tahun 1974 (sejak disahkannya Undang-Undang Perkawinan)

apalagi pada tahun 1991 banyak perempuan atau istri yang berkarir tinggi, padahal

hukum itu berlaku mengikuti zaman, hukum yang terdahulu tidak bisa dipaksa untuk

diterapkan di zaman sekarang. Apabila illat hukum yang zaman dahulu sudah

berubah di zaman sekarang dalam hukum Islam/Fiqih yang dirumuskan oleh fuqaha

klasik, pada masa itu belum banyak wanita karir, sehingga wajar dalam kitab-kitab

fiqih mereka pembahasan hak dan kewajiban istri yang berprofesi sebagai wanita

karir itu tidak ditemukan. Hal ini berbeda dengan zaman sekarang, sudah sangat

banyak para istri yang berkarir tinggi di luar rumah, sehingga semestinya pembahasan

hak dan kewajiban istri yang berprofesi sebagai wanita karir harus sudah dimuat

secara jelas dalam materi Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

31Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademik Presindo, 2010, edisi pertama),

h. 134

Page 47: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

37

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Sekilas Tentang Objek Penelitian

1. Potret UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dihitung dari berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada tahun

1957, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini telah

berusia 56 tahun. Selama kurun waktu tersebut, lembaga pendidikan ini telah

menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transimisi ilmu

pengetahuan, sebagai institut riset yang mendukung proses pengembangan ilmu dan

membangun bangsa, dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang terus

mendorong program-program peningkatan kesejahteraan sosial. Selama itu pula, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga

sekarang ini telah menjadi salah satu ikon universitas Islam di Indonesia. Secara

singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi kedalam beberapa

periode, yaitu periode perintisan, fakultas dan IAIN al Jam’iyah, periode IAIN Syarif

Hidayatullah, dan Periode UIN Syarif Hidayatullah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berdiri berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002. Sejarah

pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan satu mata rantai sejarah

perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia.1

1 Komaruddin Hidayat dkk, Pedoman Akademik Program Starata 1 2014/2015, (Jakarta: Biro

Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN) hal. 4

Page 48: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

38

Perubahan IAIN menjadi UIN meniscayakan perubahan arah dan target

pendidikan di UIN. Status institut, dulu sungguh membatasi ruang gerak dan

kompetensi absolute garapan bidang keilmuan, yaitu bidang keislaman. Dengan

status baru sebagai Universitas Islam Negeri, tugas pokok UIN Jakarta adalah

menyelenggararakn pendidikan tinggi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

di bidang ilmu agama Islam, ilmu pengetahuan umum, seni dan teknologi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan visi lembaga ini

adalah menjadi lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek

kelimuan, keislaman dan keindonesiaan. Sejalan dengan visi diatas, misi yang

diemban UIN adalah:

a. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan

global;

b. Melakukan reintegrasi epistemologi keilmuan;

c. Memberikan landasan moral terhaap pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (iptek) dan melakukan pencerahan dalam pembinaan iman dan

taqwa (imtaq);

d. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian;

e. Memeberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.2

2 Amelia Fauzia dkk,Realita dan Cita Kesehatan Gender di UIN Jakarta, (Jakarta: McGill

IAIN-Indonesia Sovial Equity Project 2004), cet 1, h. 44

Page 49: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

39

Moto UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah

menetapkan Knowledge, Piety, Integrity sebagai mottonya. Motto ini pertama kali

disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat,

dalam pidato wisuda sarjana ke-67 tahun akademik 2006-2007. Knowledge

mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan

sumber daya insan yang cerdas, kreatif dan inovatif. Piety mengandung pengertian

bahwa UIN Syarif Hidaytullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan inner

quality dalam bentuk kesalahan di kalangan sivitas akademika.3

Kehadiran IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta di tahun 1960-an yang specialis

agama Islam dalam rangka penataan, penguatan dan pemantapan agama Islam dalam

bidang pendidikan (Fakultas Tarbiyah), sejarah dan sastra Arab (Fakultas Adab),

filsafat akidah Islam (Fakultas Ushuluddin), bidang hukum Islam (Fakultas Syariah)

dan kemudian bidang dakwah Islamiah (fakultas Dakwah), merupakan panggilan

zaman dan tuntutan kebutuhan yang sangat tepat antara lain karena “tuntutan” situasi

politik ideology atau ideology politik yang sangat kuat antara kaum nasionalis

“sekuler” di satu pihak dan pihak nasionalis agamis atau “Islami” di lain pihak.

Sementara kehadiran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di tahun-tahun 2000-an juga,

merupakan jawaban yang tepat dalam merespon kebutuhan umat Islam Indonesia

khususnya dan bangsa Indonesia umumnya yang boleh jadi “telah merasa jenuh”

3Komaruddin Hidayat dkk, Pedoman Akademik Program Starata 1 2014/2015, (Jakarta: Biro

Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN) hal. 10

Page 50: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

40

dengan kegagalan demi kegagalan dalam melakukan pertarungan politik ideology

yang diwarnai dengan dikotomi hitam-putih antara faham negara agama dengan

faham negara sekuler (1945-1959) yang kemudian berimbas pada dikotomi

pendidikan (1945-an 2000-an), antara sekolah dengan madrasah dan seterusnya,

disamping dikotomi antara hukum sekuler dengan hukum agama [Islam] (1945-1970-

an), dan terutama dikotomi antara ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam

Syariah yang berjalan sangat panjang yakni sejak zaman penjajahan sampai tahun

1990-an.4

Dengan keluarnya keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal

20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Upacara peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik

Indonesia Hamzah Haz pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-

45 (Lustrum ke-9) serta pemancangan tiang pertama pembangunan kampus UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB). Setelah

itu, program Konverensi UIN dibubarkan, dan didirikan secara bersamaan Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial dan Fakultas Sains dan Teknologi. Belakangan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta menambah fakultas baru, yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (Program Studi Kesehatan Masyarakat) berdasarkan surat keputusan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April

4 Amin Suma, FSH UIN Jakarta Potret, keadaan dan prospeknya, (Jakarta: FSH Press,

Ciputat) h. 37

Page 51: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

41

2004 tentang ijin Penyelenggaraan program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) pada

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004

tanggal 19 Mei 2004. Mulai tahun akademik 2009/2010 tiga program studi,

pemikiran Politik Islam dan Sosiologi Agama dari Fakultas Ushuluddan dan Filsafat,

dan Ilmu Hubungan Internasional dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, bergabung

ke dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Beban Kerja Dosen dan Tanggung Jawab Jabatan Struktural di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Peraturan Rekor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor UIN.

01/HK.00.5/17/2013 perubahan atas peraturan Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Nomor UIN.01/HK.00.5/3/2012 tentang pedoman pengaturan beban kerja

dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun Mengenai beban kerja dosen

dikelompokkan ke dalam 4 bidang yaitu:

1. Bidang Pendidikan dan Pengajaran

a. Adapun jenis-jenis beban kerja dosen pada bidang pendidikan dan pengajaran

adalah sebagai berikut:5

1) Melaksanakan perkuliahan/tutorial, membimbing, dan menguji; 2) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan di laboratorium, praktik keguruan,

praktik bengkel/studio/teknologi pengajaran; 3) Membimbing seminar mahasiswa (konsorsium bidang ilmu);

5 SK Rektor 01/HK.00.5/17/2013 tentang perubahan atas peraturan Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor UIN.01/HK.00.5/3/2012, pasal 6

Page 52: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

42

4) Membimbing Kuliah Kerja Nyata (KKN), Praktik Kerja Nyata (PKN), Kuliah Kerja Lapangan (KKL), Praktik Kerja Lapangan (PKL), Program Lapangan Profesi (PLP), atau Kerja Praktik (KP).

5) Membimbing tugas akhir penelitian mahasiswa termasuk membimbing pembuatan laporan hasil penelitian akhir;

6) Melaksanakan tugas sebagai penguji pada ujian akhir/munaqasyah; 7) Mengembangkan program perkuliahan; 8) Mengembangkan bahan kuliah; 9) Menyampaikan orasi ilmiah; 10) Menduduki jabatan pimpinan perguruan tinggi; 11) Membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan

(seperti penasehat akademik); 12) Membimbing akademik dosen di bawah jenjang jabatannya; 13) Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran melalui detasering; 14) Melaksanakan kegiatan pengembangan diri untuk meningkatkan

kompetensi; b. Melaksanakan jenis beban kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1)

huruf a merupakan kegiatan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang

terpenting;

1) Beban kerja dosen pada bidang pendidikan dan pengajaran bersama-sama dengan bidang penelitian dan pengembangan ilmu sekurang-kurangnya sepadan dengan 9 (sembilan) sks dan sebanyak-banyaknya 16 (enam belas) sks yang dilaksanakan di Universitas dalam satu semester;

2) Dosen berpangkat akademik Guru Besar wajib mengajar pada program studi tingkat sarjana sekurang-kurangnya setara dengan 3 (tiga) sks per semester

2. Bidang Penelitian dan Pengembangan Ilmu

Dalam bidang Penelitian dan Pengembangan Ilmu beban kerja dosen adalah

sebagai berikut:

1) Jenis-jenis beban kerja dosen pada bidang penelitian dan pengembangan ilmu

adalah sebagai berikut:6

6 SK Rektor 01/HK.00.5/17/2013 tentang perubahan atas peraturan Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor UIN.01/HK.00.5/3/2012, pasal 7

Page 53: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

43

a. Menghasilkan karya penelitian (ilmiah); b. Menerjemahkan/menyadur buku ilmiah; c. Mengedit/menyunting karya ilmiah; d. Membuat rencana dan karya teknologi yang dipatenkan; e. Membuat rancangan dan karya teknologi, rancangan dan seni

monumental/seni pertunjukan/karya sastra; f. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu melalui

detasering, cuti penelitian (sabbatical leave), dan pencangkokan dosen dengan menempuh cuti penelitian.

2) Beban kerja dosen pada bidang penelitian dan pengembangan ilmu bersama-sama dengan bidang pendidikan dan pengajaran sekurang-kurangnya sepadan dengan 9 (sembilan) sks dan sebanyak-banyaknya 16 (lima belas) sks yang dilaksanakan di lingkup Universitas;

3) Beban kerja dosen pada bidang penelitian dan pengembangan ilmu sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) di atas sekurang-kurangnya sepadan dengan 3 (tiga) sks yang dilaksanakan di Universitas dalam satu tahun;

4) Pelaporan pelaksanaan beban kerja dosen sebagai dimaksud pasal 7 ayat (3) di atas dapat dilaporkan per semester;

3. Bidang Pengabdian Masyarakat

Dosen juga berkewajiban melakukan Pengabdian Masyarakat. Kegiatan

Pengabdian Masyarakat dapat dilaksanakan secara terstuktur dan tidak terstuktur:7

Kegiatan pengabdian pada masyarakat secara terstruktur sebagai dimaksud

pasal 8 ayat (1) di atas adalah kegiatan yang dilakukan dengan agenda yang

sistematis; tersedia SDM, sarana dan prasarana; berjejaring, ketersediaan sumber

dana, rutin, berkesinambungan, tujuan dengan jelas terdefinisikan, melalui Pusat

Pengabdian kepada Masyarakat pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada

Masyarakat (LP2M) UIN Jakarta.

7 SK Rektor 01/HK.00.5/17/2013 tentang perubahan atas peraturan Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor UIN.01/HK.00.5/3/2012, pasal 8

Page 54: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

44

Kegiatan pengabdian pada masyarakat secara tidak terstruktur sebagai

dimaksud pasal 8 ayat (1) di atas adalah kegiatan yang direncanakan secara mandiri

oleh dosen dan tidak memenuhi sebagian kriteria sebagaimana di atur Pasal 8 ayat (2)

di atas, baik melalui maupun tidak melalui Pusat Pengabdian kepada Masyarakat

pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M);

Adapun Jenis-jenis beban kerja dosen pada bidang pengabdian pada masyarakat

adalah sebagai berikut:

a. Menduduki jabatan pimpinan organisasi dan institusi sosial; b. Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian; c. Memberi latihan/penataran/penyuluhan/ceramah kepada masyarakat; d. Memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang

pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan; e. Membuat/menulis karya pengabdian kepada masyarakat. f. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui detasering,

cuti penelitian (sabbatical leave), dan pencangkokan dosen.

Beban kerja pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan

pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh Universitas atau melalui

lembaga lain; Beban kerja dosen pada bidang pengabdian pada masyarakat

sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) di atas sebanyak-banyaknya sepadan

dengan 3 (tiga) sks yang dilaksanakan di Universitas dalam satu semester.

4. Bidang Penunjang

Dosen tidak hanya berkewajiban melakukan bidang pendidikan, bidang

penelitian dan pengembangan ilmu, dan pengabdian masyarakat, ternyata dosen

Page 55: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

45

dalam beban kerjanya juga diwajibkan untuk melaksanakan tugas penunjang, jenis-

jenis beban kerja dosen tugas penunjang ini adalah sebagai berikut:

1) Jenis-jenis beban kerja dosen pada bidang penunjang adalah sebagai berikut:8 a. Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada Universitas; b. Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada lembaga pemerintah; c. Menjadi anggota organisasi profesi dosen; d. Mewakili universitas/lembaga pemerintah duduk dalam suatu panitia antar

lembaga; e. Menjadi anggota delegasi nasional dalam pertemuan internasional; f. Berperan aktif dalam pertemuan ilmiah; g. Mendapatkan tanda jasa/penghargaan; h. Menulis buku pelajaran SLTA ke bawah; i. Mempunyai prestasi di bidang olah raga/kesenian/sosial; j. Menjadi anggota dalam Tim Penilai Jabatan Akademik dosen.

2) Beban kerja dosen pada bidang penunjang sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1) di atas dapat diperhitungkan sebanyak-banyaknya sepadan dengan 3 (tiga) sks yang dilaksanakan di Universitas dalam satu semester;

3) Dosen yang mendapat tugas di luar sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1) huruf b dan c, yang bersifat tetap dan menuntut bekerja penuh waktu, dan di luar beban kerja utamanya dalam Tridharma Perguruan Tinggi dapat dimasukkan sebagai bukan termasuk bidang penunjang.

Khusus bagi dosen yang bergelar guru besar ada kewajiban khusus:

1. Kewajiban khusus guru besar adalah:9

a. Menulis buku; b. Menghasilkan karya ilmiah; dan c. Menyebarluaskan gagasan.

2. Pengaturan terhadap kewajiban khusus guru besar sebagaimana dimaksud pada

Pasal 11 ayat (1) huruf a berupa buku yang sesuai dengan rumpun keahliannya

8 SK Rektor 01/HK.00.5/17/2013 tentang perubahan atas peraturan Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor UIN.01/HK.00.5/3/2012, pasal 10

9 SK Rektor 01/HK.00.5/17/2013 tentang perubahan atas peraturan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor UIN.01/HK.00.5/3/2012, pasal 11

Page 56: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

46

dan atau sesuai dengan jabatan yang pernah atau sedang dijalankannya dan

diterbitkan oleh lembaga penerbit baik nasional maupun internasional yang

mempunyai ISBN (International Standard of Book Numbering System).

3. Pengaturan terhadap kewajiban khusus guru besar sebagaimana dimaksud pada

Pasal 11 ayat (1) huruf b adalah sebagai berikut:

a. Menghasilkan karya penelitian baik mandiri maupun kelompok, termasuk keterlibatan dalam membimbing penelitian untuk tesis atau disertasi;

b. Menerjemahkan atau menyadur buku ilmiah; c. Mengedit/menyunting karya ilmiah; d. Membuat rancangan dan karya teknologi, dan e. Membuat rancangan karya seni dan/atau mendapatkan hak paten.

4. Pengaturan terhadap kewajiban khusus guru besar sebagaima dimaksud pada

Pasal 11 ayat (1) huruf c adalah sebagai berikut:

a. Publikasi karya pada jurnal ilmiah; b. Pembicara pada seminar regional, nasional maupun internasional; c. Menyampaikan orasi ilmiah; d. Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat; e. Memberi latihan/penyuluhan/penataran pada masyarakat; f. Menyebarluaskan temuan karya teknologi dan/atau seni; g. Memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang.

Selain menjalankan beban kerja dosen sebagaimana diuraikan terdahulu sebagian

dosen tertentu, juga memiliki tugas tambahan sebagai pejabat struktural di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dimaksud dengan tugas tambahan

itu adalah:10

10 SK Rektor 01/HK.00.5/17/2013 tentang perubahan atas peraturan Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor UIN.01/HK.00.5/3/2012, pasal 12

Page 57: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

47

1. Dosen dapat diberi tugas tambahan sebagai pimpinan Universitas, mulai dari Rektor hingga Ketua Program Studi di Universitas;

2. Seluruh dosen yang menduduki jabatan sebagai pimpinan Universitas wajib menjalankan pendidikan dan pengajaran sekurang-kurangnya 3 (tiga) sks;

3. Jenis jabatan tambahan dosen sebagai pimpinan Universitas adalah:

No

Jabatan

SKS/Semester Jenis

Tugas Tambahan

Bukan Tugas

Tambahan 1. Rektor 2. Wakil Rektor 3. Dekan/Direktur Pascasarjana 4. Ketua Lembaga/Kepala

Pusat/Kepala Satuan Wakil Koordinator Kopertais

5. Sekretaris Lembaga Universitas/Sekretaris Kopertais

6. Wakil Dekan 7. Kepala laboratorium/studio/bengkel 8. Ketua Jurusan/Prodi 9. Sekretaris Jurusan/Prodi 10. Koordinator/Fungsional Khusus

pada Lembaga/Satuan/Pusat

4. Dosen yang diberi tugas sebagai koordinator/fungsional khusus pada Lembaga/Satuan/Pusat pada tingkat Universitas wajib menjalankan beban kerja sekurang-kurangnya 12 (dua belas) SKS;

5. Dosen dengan tugas tambahan sebagai pimpinan Universitas tetap memiliki kewajiban mengajar sebagai berikut dengan mempertimbangkan volume kerja pada jurusan/program studinya. Bagi dosen yang diamanahi dalam jabatan structural ini, dikenai durasi waktu yang dihabiskan untuk berada di dalam kantor akan jauh lebih lama di banding dosen biasa. Hal ini tentu berakibat akan mengurangi alokasi waktu untuk keluarga mereka di rumah.

Page 58: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

48

3. Profile Informan

a. Dr. Sururin. Jabatan di Universitas Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu

menjadi Ketua LPM (Lembaga Penjaminan Mutu). Studi Pendidikan

menengah tingkat pertama di MTS Arrasyid Bojoneggoro Jawa Timur,

Pendidikan menengah tingkat atas di MAN Tambaberas Jombang, Studi

kesarjanaan [S1] diperoleh dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. S2nya di

IAIN Imam Bonjol, dan S3nya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah

anak ada 3, anak yang pertama umur 14 tahun, anak yang ke dua 12 tahun,

anak yang ke tiga 8 tahun.

b. Dr. R. Yani’ah Wardani, MA. Jabatan di Universitas Negeri UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yaitu menjadi Wadek II bidang administrasi Umum dan

keuangan. Studi pendidikan menengah tingkat pertama di MTS AIN 1.

Pendidikan menengah tingkat atas di Aliyah Darul Hikam Bandung. Studi

kesarjanaan [S1] diperoleh dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pendidikan S2 dan S3nya juga di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah

anak ada 3 orang, anak yang pertama berumur 29 tahun, anak yang kedua

berumur 27 tahun, dan anak yang ketiga berumur 24 tahun.

c. Dr. Innayah, S.Pd, M.Si. Jabatan di Universitas Islam Negeri UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Wadek II FST dan aktifitas selain di UIN yaitu

membantu suami mengurusi perusahaan. Studi pendidikan menegah tingat

pertama di SMP Negri 1, pendidikan menegah tingkat atas di Pesantren

putuhiyah di Demak Jawa Tengah. Studi kesarjanaan [S1] diperoleh dari

Page 59: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

49

Universitas Negeri Semarang. S2nya di UGM (Universitas Gadjah Mada)

dan S3nya di ITB (Institut Teknologi Bandung). Jumlah anak ada 2 orang,

anak yang pertama berumur 18 tahun, anak yang kedua berumur 14 tahun.

d. Dr. Cahya Buana, M.Ag. Jabatan di Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta Wadek FDI, dan aktifitas selain di UIN yaitu

Pengurus Majlis Alimat Internasinal, Pengurus Muslimat NU. Studi

pendidikan menegah tingat pertama di MTSN Tanggung Cianjur, pendidikan

menegah tingkat atas di MA. Darul Ulum Bogor. Studi kesarjanaan [S1], S2

dan S3 diperolehnya dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta .Jumlah anak ada

3 orang, anak yang pertama berumur 17 tahun, anak yang kedua berumur 14

tahun, anak yang ketiga berumur 6 tahun.

e. Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si. Jabatan di Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai Wakil Rektor 1 dan aktifitas selain di UIN

yaitu Pengurus MUI Pusat. Studi pendidikan menengah tingkat pertama di

MTS AIN 1 dan pendidikan menegah tingkat atas di MAAIN 1. Studi

kesarjanaan [S1] diperolehnya dari IAIN Syarif Hidayatullah, sedangkan

S2nya Psikologi UI, dan S3nya di Psikologi UII-YAI. Jumlah anak ada 4

orang, anak yang pertama berumur 31 tahun, anak yang kedua berumur 28

tahun, anak yang ketiga berumur 21 tahun, anak yang keempat berumur 17

tahun.

Page 60: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

50

B. Pandangan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Hak dan

Kewajiban Istri Bagi Wanita Karir

1. Pengetahuan Hukum Dosen Tentang Hak dan Kewajiban Istri

Berdasarkan dari hasil wawancara penulis dengan 5 informan yang terdiri

dari dosen-dosen wanita yang memiliki jabatan struktural di lingkungan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dapat diambil kesimpulan bahwa 3 dari 5 informan

yang penulis wawancarai itu mengetahui adanya hak dan kewajiban istri menurut

Hukum Islam. Menurut yang mereka ketahui bahwa hak dan kewajiban istri itu

adalah hak diberi nafkah oleh suami baik nafkah lahir maupun bathin dan hak

mendapat perlakuan baik dari suami, hal ini diungkapkan oleh Dr. Innayah, S.Pd,

M.Si. Hal ini sesuai dengan pendapat yang telah diungkapkan oleh Dr. Cahya

Buana, M.Ag.

Pendapat yang cukup menarik adalah dari Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si. (Warek 1) bahwa:“1. Hak istri Untuk dicintai, disayangi, dihormati. 2. Hak istri untuk diberi nafkah (kewajban suami adalah memberi nafkah kepada istrinya) 3. Hak istri untuk mendapatkan dukungan baik itu dengan pengembangan pribadi, atau melakukan kegiatan-kegiatan tugas-tugas di dalam rumah tangga atau dukungan dalam pengembangan karir. Sedangkan kewajiban istri menurut beliau adalah 1. Yang utama istri harus taat kepada suaminya, sepanjang suami itu tidak mengarahkan istrinya kepada hal-hal yang musyrik yang bertentangan dengan syariat 2. Istri itu berkewajiban untuk melayani suami dalam hal apapun kebutuhan-kebutuhan suami.”11

Selanjutnya terdapat 4 informan tidak mengetahui hak dan kewajiban istri

menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan KHI di Indonesia

11 Wawancara langsung dengan Dr. fadhilah Suralaga, M.Si. (Warek 1). Pada tanggal 9

september 2015, pkl. 14:01. Diruang Rektorat lt.2

Page 61: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

51

dengan alasan mereka tidak menggeluti bidang ini, dan tidak perduli dengan

Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974. Hal ini seperti di ungkapkan

oleh Dr. Cahya Buana, M.Ag. Beliau tunduk pada semua yang diatur dalam

aturan agama Islam. Dan satu informan lainnya menyatakan bahwa dia tidak

mengetahui secara tepat hak dan kewajiban istri menurut Undang-Undang

Perkawinan No. 1 Tahun 1974. Menurut pendapatnya KHI di Indonesia tersebut

disimpulkan dari Hukum Islam. Beliau menjelaskan bahwa Hak dan kewajiban

istri menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan KHI di

Indonesia tetap hak istri adalah mendapat nafkah lahir bathin dan perlakuan baik.

Dan kewajibannya itu menjaga keutuhan dan kesejahteraan rumah tangga

tersebut.

2. Pemahaman Hukum Dosen Tentang Hak dan Kewajiban Istri

3 dari 5 informan yang penulis wawancarai memiliki pemahaman yang

sesuai dengan isi Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan KHI di

Indonesia, pemahaman mereka itu adalah bahwa istri itu wajib mengatur urusan

rumah tangga dan suami mencukupi nafkah, hal ini seperti di sampaikan oleh Dr.

Yani’ah Wardani, MA. Wadek III FAH. 12 Sedangkan menurut Dr. Fadhilah

Suralaga, M.Si. kewajiban istri menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1

Tahun 1974 istri mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kepada

suaminya, menjaga kehormatannya, menjaga harta suaminya, dan menjaga

12Wawancara langsung dengan Dr. Yani’ah Wardani, MA. (Wadek III FAH). Pada tanggal 18 Agustus 2015, pkl: 12.47. Diruang Dekan FAH lt.2

Page 62: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

52

rumah tangganya.13Menurut pendapat Dr. Innayah, SPD. MSI. Wadek II FST hak

istri menurut Undang-Undang Perkawinan di Indonesia No. 1 Tahun 1974 dan

KHI di Indonesia adalah mendapatkan nafkah lahir bathin.14

Kelima informan setuju dengan isi dari Undang-Undang Perkawinan

dan KHI di Indonesia khususnya tentang hak dan kewajiban istri. Sedangkan 2

informan yang lain, mereka tidak menegetahui dan tidak hafal isi dari Undang-

Undang perkawinan dan KHI di Indonesia tentang hak dan kewajiban istri.

Pemahaman tentang hak dan kewajiban istri dalam berkeluarga hanya

berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits, menurutnya teori itu tidak penting

karena percuma kita mengetahui teori tetapi tidak bisa mempraktekannya di

dalam keluarga, hal ini seperti disampaikan oleh Dr. Cahya Buana, M.Ag.

(Wadek FDI) .15

Dari seluruh hasil wawancara penulis dengan informan, ada satu

pemahaman yang menarik yang bisa kita ambil yaitu dari Dr. Cahya Buana,

M.Ag. (PUDEK FDI) tentang hak dan kewajiban istri yang diatur dalam Undang-

Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dna KHI di Indonesia yaitu “Saya tunduk

pada semua yang diatur dalam aturan Agama Islam kalau memang itu bukan

13 Wawancara langsung dengan Dr. Fadhilah Suralaga, M,Si. (Wakil Rektor 1). Pada tanggal

9 September 2015 diruang rektor lt.2

14 Wawancara langsung dengan Dr. Innayah, S.Pd. M,Si (Wadek II FST). Pada tanggal 26 Agustus 2015, pkl. 11.59, diruang Dekan lt.2

15 Wawancara langsung dengan Dr. Cahya Buana, M.Ag. (Wadek FDI). Pada tanggal 4 september 2015, pkl. 10.07, diruang Dekan lt.1

Page 63: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

53

penafsiran, terkadang yang diambil itu adalah penafsiran-penafsiran dan hasil

pendapat para ulama yang belum tentu cocok dengan keadaan, tetapi dalam

aturan yang tertulis dalam Al-Qur’an ya ibu akan selalu tunduk terhadap apa

yang sudah di gariskan oleh agama. Tetapi dalam Al-Qur’an sendiri tidak ada

kan pembagian job description antara laki-laki suami dan istri hanya secara

global saja bahwa suami adalah istilahnya qowamun, jelas kita harus

menempatkan itu, tapi kalau untuk job description ya gak seperti itu.”16

Artinya, beliau memahami bahwa Undang-Undang Perkwainan No. 1

Tahun 1974 maupun KHI di Indonesia yang mengatur tentang hak dan kewajiban

istri tidak begitu penting untuk beliau, karena menurut beliau percuma

memahami teori jika tidak bisa memperaktekkannya dalam kehidupan. Jadi

beliau lebih memilih tunduk kepada Al-Qur’an dan hadits.

Adapun yang dikritisi oleh Dr. Cahya Buana, M.Ag. (PUDEK FDI) dari UUD Perkawinan Pasal 31 ayat 3 berbunyi “suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga” yaitu penafsiran tetang “ibu rumah tangga” menurutnya harus ada penjabaran, ia tidak setuju jika ibu rumah tangga hanya di istilahkan dengan sumur, dapur, kasur karena kalimat tersebut membatasi kreatifitas perempuan.17

3. Perilaku Hukum Dosen Tentang Hak dan Kewajiban Istri

Kelima informan yang peneliti wawancarai ketika ditanya tentang cara

membagi waktu dan prioritas antara keluarga dan karir mereka memilki jawaban

16 Wawancara langsung dengan Dr. Cahya Buana, M.Ag. (Wadek FDI). Pada tanggal 4 september 2015, pkl. 10.07, diruang Dekan lt.1

17 Wawancara langsung dengan Dr. Innayah, S.Pd. M,Si (Wadek II FST). Pada tanggal 26 Agustus 2015, pkl. 11.59, diruang Dekan lt.2

Page 64: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

54

yang serupa yaitu fokus dengan kedua-duanya dan seimbang dalam hal prioritas.

Ketika situasi keluarga yang membutuhkan prioritas, maka mereka akan lebih

memprioritaskan keluarga, tetapi jika karir yang lebih membutuhkan prioritas,

maka mereka akan memprioritaskan karir. Artinya mereka akan bertindak sesuai

situasi saja.

Ketika peneliti menanyakan “Seandainya suami atau anak mereka

menghendaki untuk berhenti bekerja agar bisa maksimal mengurusi suami atau

anak-anak, bagaimana sikap mereka”. Kelima informan memiliki jawaban yang

serupa juga, yaitu mereka tidak akan berhenti bekerja apabila memang tidak ada

alasan yang tepat dan masuk akal. Ada satu alasan informan yang menarik ketika

ditanya kenapa tidak mau berhenti bekerja, alasan dari Dr. Yani’ah Wardani,

MA. (Wadek FAH), beliau menyatakan bahwa alasan beliau bekerja dalam

bidang ini adalah untuk mengamalkan ilmunya sehingga tidak ada alasan untuk

beliau berhenti.18

Untuk masalah kendala yang dihadapi kelima informan menyatakan

bahwa menjadi wanita karir sekaligus ibu rumah tangga pasti ada kendalanya

tergantung bagaimana menyikapinya. Ada penyataan yang menarik dari salah

satu narasumber adalah Dr. Innayah, SPD. M.SI (Wadek FST), beliau

menyatakan bahwa “tidak ada kesulitan selama dijalani dengan santai, nyaman

18 Wawancara langsung dengan Dr. Yani’ah Wardani, MA (Wakil Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora). Pada tanggal 18 Agustus 2015, pkl. 12.47. Diruang Dekan FAH lt.2

Page 65: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

55

dan saling memahami sehingga kesulitan-kesulitan tersebut tidak ditemukan.”19

Selain itu sebagian besar informan merasa tidak kesulitan menjalani peran

gandanya karena dibantu oleh PRT (pembantu rumah tangga), kecuali Dr.

Sururin (Ketua LPM) yang tidak memperkerjakan PRT (Pembantu Rumah

Tangga) tetapi mengambil mahasiswa untuk membantunya dengan imbalan

beliau membiayai kuliah mereka sampai lulus.

4. Pendapat Dosen Tentang Wanita Karir yang menjalankan Peran Ganda

dan Wanita Karir yang melalaikan Kewajibannya dalam Rumah Tangga

Menurut lima informan, wanita karir yang menjalankan peran ganda tidak

masalah, asalkan mendapatkan kesepakatan bersama antara suami dan istri, baik

kesepakatan sebelum menikah atau kepakatan setelah menikah, meski ada

percekcokan antara keduanya. Pendapat keempat informan tentang wanita karir

yang berperan ganda apabila melalaikan kewajibannya sebagai istri itu tidak bisa

mengakibatkan gugurnya hak yang mesti diterima istri dari suaminya, seperti hak

nafkah. Hal ini di sampaikan oleh pendapat Dr. Yani’ah Wardani, MA (Wadek

III FAH) bahwa “Tidak gugur kewajibannya mendapatkan nafkah dari suami,

dan suami harus memberi pengertian kepada istri.”20

19 Wawancara langsung dengan Dr. Innayah, S.Pd. M,Si (Wadek II FST). Pada tanggal 26

Agustus 2015, pkl. 11.59, diruang Dekan lt.2

20 Wawancara langsung dengan Dr. Yani’ah Wardani, MA (Wakil Dekan Fakultas Adab dan Humaniora). Pada tanggal 18 Agustus 2015, pkl. 12.47. Diruang Dekan FAH lt.2

Page 66: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

56

Berbeda lagi menurut pendapat Dr. Cahya Buana, M.Ag. (Wadek FDI)

bahwa “Bisa gugur kewajiban nafkah suami apabila istri lalai menjalankan

kewajibannya, jika berpangku kepada hukum, Al-qur’an dan fiqih, tetapi jika

pada dasarnya adalah musyawarah, kekeluargaan dan kesepakatan bersama, tidak

bisa disebut lalai dan tetap mendapatkan nafkah dari suami.”21

21 Wawancara langsung dengan Dr. Cahya Buana, M.Ag. (Wadek FDI). Pada tanggal 4

september 2015, pkl. 10.07, diruang Dekan lt.1

Page 67: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

57

BAB IV

ANALISIS HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI YANG BERPROFESI WANITA

KARIR DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Relasi Suami Istri dalam Rumah Tangga

Relasi suami istri dalam rumah tangga menurut Dr. Sururin adalah:

“Kebetulan pendidikan saya lebih tinggi dari pada suami saya, saya sampai S3

suami saya S2 dan ketika saya menikah suami saya sedang menyelesaikan S2,

waktu itu tinggal ujian katika saya menikah sudah terdapaftar sebagai

mahasiswa S3, jadi dari awal sudah ada komitmen dari awal sudah saling

tahu”1. Relasi suami istri dalam rumah tangga menurut Dr. Yani’ah wardani,

MA adalah “Tetap, Dalam Islam kan suami tetap menjadi imam dari seorang

istri”.2Menurut Dr. Innayah, S.Pd. M.Si mengenai relasi suami istri dalam rumah

tangga bahwa “suami istri itu sama-sama harus saling menghormati, meghargai

dan kompak.”3menurut Dr. Cahya Buana, M.Ag bahwa relasi suami istri dalam

rumah tangga adalah relasi “Pertemanan.”4Menurut Dr. Fadhilah Suralaga, M,Si

bahwa relasi suami istri dalam rumah tangga adalah “baik menurut saya pola

1 Wawancara langsung dengan Dr. Sururin (Ketua LPM). Pada tanggal 4 September 2015 pkl.

10.07. 2 Wawancara langsung dengan Dr. Yani’ah Wardani, MA. (Wadek III FAH). Pada tanggal 18

Agustus 2015, pkl: 12.47. Diruang Dekan FAH lt.2 3 Wawancara langsung dengan Dr. Innayah, S.Pd. M,Si (Wadek II FST). Pada tanggal 26

Agustus 2015, pkl. 11.59, diruang Dekan FST lt.2 4 Wawancara langsung dengan Dr. Innayah, S.Pd. M,Si (Wadek II FST). Pada tanggal 26

Agustus 2015, pkl. 11.59, diruang Dekan FST lt.2

Page 68: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

58

komunikasinya tidak sama seperti yang orang tua saya dulu tunjukkan atau

orang tua yang lebih dulu generasinya, bahwa seorang suami itu memang sangat

ketara bahwa dia itu lebih dominan di dalam keluarga tetapi untuk generasi saya

dan berikutnya itu sudah lebih kesetaraan itu ada, terlihat bahwa ada saling

menghormati, menghargai, mendukung termasuk dalam pengambilan keputusan

itu memang dibicarakan”5

Pada intinya kelima informan yang peneliti wawancarai berpendapat

bahwa relasi suami istri dalam rumah tangga adalah relasi pertemanan, suami

adalah sebagai imam, relasi kesetaraan, relasi kemitraan, relasi atau hubungan

para informan dengan keluarganya tetap baik-baik saja meskipun mereka sibuk

diluar rumah (menjadi wanita karir), tetapi meskipun begitu mereka menganggap

suami tetap menjadi imam dalam keluarga yang memiliki tanggung jawab yang

lebih, walaupun sebagian informan memiiliki suami yang financial dan

pendidikannya lebih rendah dari mereka tetapi mereka tetap menganggap bahwa

kodrat suami adalah sebagai imam dalam keluarga.

Ternyata pendapat mereka sama dengan hukum Islam bahwa suami istri

itu harus saling menghormati, menghargai, dan suami mempunyai satu tingkatan

kelebihan dari pada istrinya yaitu menjadi imam keluarga, sebagaimana yang

disebutkan di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah:

5 Wawancara langsung dengan Dr. Fadhilah Suralaga, M,Si. (Wakil Rektor 1). Pada tanggal 9

September 2015 diruang rektor lt.2

Page 69: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

59

)2/228:البقرة(ولھن مثل الذي علیھن بالمعروف وللر جال علیھن درجة واهللا عزیز حكیم ......

Artinya: ”………..Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada istrinya.” (Al-Baqarah: [2] 228).

Selain sesuai dengan hukum Islam, pendapat mereka juga sesuai dengan

Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi,

hak dan kedudukkan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukkan suami

dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

B. Hak dan Kewajiban Istri Wanita Karir

Kelima informan ketika ditanya hak dan kewajiban istri wanita karir sama

dengan hak dan kewajiban istri yang hanya menjadi ibu rumah tangga, dan ini

adalah jawaban para informan. Menurut Dr. Sururin adalah “Kan sama ya,

tergantung kita menafsirkannya, tafsiran kepada kewajiban itu, itukan tidak

kemudian kalaupun jika tidak 3 rakaat kemudian batal, kan tidak

begitu”.6Menurut Dr. Yani’ah Wardani, MA adalah “Tidak ada bedanya, jadi

kalau ada istri yang berkarir jangan lupa akan kewajiban-kewajibannya kalau

dia menghargai suami, banyak wanita yang berkarir itu tidak butuh suami tapi

itu nauzubiilah sudah keluar rel dalam agama”. 7 Sedangkan menurut Dr.

6 Wawancara langsung dengan Dr. Sururin (Ketua LPM). Pada tanggal 4 September 2015 pkl.

10.07 7 Wawancara langsung dengan Dr. Yani’ah Wardani, MA. (Wadek III FAH). Pada tanggal 18

Agustus 2015, pkl: 12.47. Diruang Dekan FAH lt.2

Page 70: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

60

Innayah, S.Pd. M.Si adalah “tidak berbeda”.8 Dan menurut Dr. Cahya Buana,

M.Ag adalah “hak dan kewajiban istri wanita karir sama dengan hak dan

kewajiban istri yang hanya menjadi ibu rumah tangga saja, yang berbeda hanya

dari segi kuantitas waktu dan kualitas potensi”.9sedangkan menurut Dr. Fadhilah

Suralaga, M.Si adalah “sama.”10

Menurut perspektif kelima informan hak dan kewajiban istri wanita karir

sama dengan hak dan kewajiban istri yang hanya menjadi ibu rumah tangga saja,

yang berbeda hanya dari segi kuantitas waktu dan kualitas potensi. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Dr. Cahya Buana bahwa sebagai wanita karir kuantitas

pertemuan dengan keluarga akan lebih sedikit dibandingkan dengan wanita yang

hanya menjadi ibu rumah tangga, tetapi kuantitas yang banyak juga tidak bisa

menjamin kualitas yang lebih baik.

Secara Hukum Islam kedudukan seorang istri yang mencari nafkah diluar

rumah (sebagai wanita karir) pada dasarnya boleh. Sebagaimana yang dikatakan

oleh M. Quraish Shihab. Yang pada akhirnya, ”sebagian besar ulama

menyimpulkan bahwa perempuan boleh melakukan pekerjaan apapun selama ia

membutuhkan atau pekerjaan itu membutuhkannya dan selama norma-norma

8 Wawancara langsung dengan Dr. Innayah, S.Pd. M,Si (Wadek II FST). Pada tanggal 26

Agustus 2015, pkl. 11.59, diruang Dekan FST lt.2 9 Wawancara langsung dengan Dr. Innayah, S.Pd. M,Si (Wadek II FST). Pada tanggal 26

Agustus 2015, pkl. 11.59, diruang Dekan FST lt.2 10 Wawancara langsung dengan Dr. Fadhilah Suralaga, M,Si. (Wakil Rektor 1). Pada tanggal

9 September 2015 diruang rektor lt.2

Page 71: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

61

agama dan susila tetap terpelihara. Tetapi, secara tertulis belum diatur bagaimana

hak dan kewajiban wanita karir menurut Hukum Islam, begitu juga dengan

Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam.

C. Peran Ganda Wanita Karir

Peran ganda wanita karir menurut Dr. Sururin menyatakan bahwa

“Kalau kita tidak memahami bahwa yang kita lakukan yang terbaik untuk

keluarga kita, mungkin akan merasa menderita dan menjadi beban ganda, tetapi

kalau saya merasakan seperti itu, kalau saya tidak menyadari,. Tapi saya

menyadari apa yang saya bisa lakukan yang terbaik untuk keluarga saya”.11

Peran ganda wanita karir menurut Dr. Yani’ah Wardani, MA. Menyatakan bahwa

“Kalau istri itu punya pijakan agama dia gak akan menjadi beban dia tetap

berkarir seperti di organisasi di sini tetap saja gak jadi beban, asalkan suaminya

itu mengerti mendukung jadi sebenarnya keberhasilan istri itu tidak lepas dari

dukungan suami, begitu juga sebaliknya. Apalagi suami kalau berhasil itu atas

dukungan istri. 12 Peran ganda wanita karir menurut Dr. Innayah, SPd. M.Si

“Menurut saya tidak membebankan asalkan kita berstrategi dengan baik.”13

Sedangkan Peran ganda wanita karir menurut Dr. Cahya Buana, M.Ag adalah

11 Wawancara langsung dengan Dr. Sururin (Ketua LPM). Pada tanggal 4 September 2015 pkl. 10.07

12 Wawancara langsung dengan Dr. Yani’ah Wardani, MA. (Wadek III FAH). Pada tanggal 18 Agustus 2015, pkl: 12.47. Diruang Dekan FAH lt.2

13 Wawancara langsung dengan Dr. Innayah, S.Pd. M,Si (Wadek II FST). Pada tanggal 26 Agustus 2015, pkl. 11.59, diruang Dekan FST lt.2

Page 72: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

62

“Kalau landasan berfikir kita adalah landasan agama saya yakin tidak akan

pernah membebani, kecuali tadi kalau basicnya itu keikhlasan karena Allah itu

selesai semua persoalan, persoalanya bagaimana menempa kehidupan si

perempuan itu untuk meyakini bahwa peran ganda memang ada, mau diapain.

kalau saya si menikmati hidup dengan peran ganda, karena saya lebih bisa

memanfaatkan belajar dari kedua peran ini, peran dirumah saya pelajari,

mudah-mudahan insya Allah tidak ada kejomplangan antara kedua peran ini.”14

Menurut Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si tentang peran ganda wanita karir

beliau menyatakan bahwa “Buat saya tidak merugikan sepanjang itu kita

lakukan dan itu memang merupakan kewajiban kita jadi kalau suami membantu

tugas domestik ya itu tadi dalam konteks dia mensuport, kewajiban kita memang

untuk mengurus rumah tangga taat dan melayai suami, mendidik anak jadi kalau

misalnya sudah terpola selama ini istri peran domestik suami peran public

misalnya gitu, mungkin proporsinya tetap istri untuk domestic mestinya banyak

suami dalam public tapi untuk istri yang sekarang ini mendapat jabatan penting,

misalnya memang jadi walikota, gubernur, apalagi jadi presiden jadi direktur

diperusahan, jadi apa yang memang hampir banyak energynya untuk memikiran

orang lain misalnya. Maka dia harus pandai-pandai untuk mengatur memanage

(mempunyai asistan) jangan lupa juga bahwa dia adalah tetap istri tetap ibu

dari anak-anaknya jadi ga boleh kalau dia birokrat dan dia memperlakukan

14 Wawancara langsung dengan Dr. Cahya Buana, M.Ag. (Wadek FDI). Pada tanggal 4 september 2015, pkl. 10.07, diruang Dekan lt.1

Page 73: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

63

orang dirumah itu seperti bawahan misalnya gitu, suaminya jabatannya lebih

kecil incomenya lebih kecil jadi dia sok penguasa itu menrut saya ga bagus, jadi

didalam rumah istri itu harus berperan dengan baik. Dan itu juga dilakukan

dengan tenang tidak akan merasa rugi.”15

Pada initinya kelima informan menyatakan bahwa mereka tidak merasa

terbebani dengan peran gandanya sebagai wanita karir, yang juga sekaligus

sebagai ibu rumah tangga. Meskipun di awal pernikahan, mereka pasti ada

perdebatan antara suami dan istri. Namun, itu hal yang wajar karena harus

beradaptasi lebih dahulu dengan kebiasaan baru. Selain itu mereka semua

mensiasati dengan menyerahkan pekerjaan rumah kepada orang lain sebagai

perwakilan, sehingga mereka tidak terbebani lagi. Empat informan menyerahkan

kepada PRT sedangkan satu informan lagi menyerahkan kepada mahasiswa,

dengan demikian tampak bahwa kelima informan merasa nyaman saja dengan

peran ganda yang mereka lakukan.

Dengan demikian bahwa kedudukan seorang istri yang mencari nafkah

diluar rumah (sebagai wanita karir) pada dasarnya boleh menurut hukum Islam.

Sebagaimana yang dikatakan oleh M. Quraish Shihab: ”Sebagian besar ulama

pada akhirnya menyimpulkan bahwa perempuan boleh melakukan pekerjaan

apapun selama ia membutuhkan atau pekerjaan itu membutuhkannya dan selama

norma-norma agama dan susila tetap terpelihara.

15 Wawancara langsung dengan Dr. Sururin (Ketua LPM). Pada tanggal 4 September 2015 pkl. 10.07.

Page 74: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

64

Kelima informan tetap menjalankan kewajibannya sebagai sebagai

seorang istri meskipun memiliki peran ganda sebagai wanita karir, hal ini tidak

menyalahi Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 83 ayat (1) dan

(2) yang berbunyi, kewajiban utama bagi seorang istri adalah berbakti lahir dan

batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh Hukum Islam.

Dan istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari

dengan sebaik-baiknya.

D. Kelalaian Istri Menunaikan Kewajibannya Karena Berprofesi Sebagai

Wanita Karir

Ketika ditanya oleh peneliti apakah Kelalaian istri menunaikan

kewajibannya sebagai wanita karir dapat menyebabkan gugurnya hak menerima

nafkah, dan kelima infoman menjawab. Dr. Sururin menyatakan bahwa, “kok

saya tidak mengenal yang seperti itu ya, suami saya sangat memahami saya

dan suami saya juga sangat memahami saya, jadi ketika saya capek suami saya

gak akan nuntut.16dan Dr. Yani’ah wardani menyatakan bahwa “Tidak gugur

kewajibnnya, tetap saja, cuma suami harus pengertian kepada istri”. 17

sedangkan Dr. Innayah, S.Pd. M.Si menyatakan bahwa “kalau gugur si tidak

sampai sejauh itu ya, ya baiknya kompromi tadi suami saling mengingatkan

saling menegur dulu ada tahapan kan, saya fikir kalau suami seorang imam

16 Wawancara langsung dengan Dr. Sururin (Ketua LPM). Pada tanggal 4 September 2015 pkl. 10.07

17 Wawancara langsung dengan Dr. Yani’ah Wardani, MA. (Wadek III FAH). Pada tanggal 18 Agustus 2015, pkl: 12.47. Diruang Dekan FAH lt.2

Page 75: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

65

yang baik ga sampai mikir lalai.”18sedangkan menurut Dr. Cahya Buana, M.Ag

menyatakan bahwa “Kalo saklek ya bisa, kalo kita mau berpangku kepada

hukum dan al-quran, fiqih dan sebagainya bisa, tapi kalau kita dasarnya

adalah musyawarah dan kekeluargaan dan kesepakatan bersama, perundingan

ya gak ada yang seperti itu intinya, tapi kalo saklek ya bisa kalau berdasarkan

hukum-hukum ya memang bisa, makanya banyak mengajukan gugatan cerai

dsb. Karena selalu di kepalanya itu cuma hak dan kewajban gak pernah

berbicara bagaimana untuk memajukan hak dan kewajiban itu untuk saling

berbagi.”19dan menurut Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si adalah “Yang idealnya

memang tidak harus begitu, yang idealnya tadi istri itu tau benar apa

kewajiban dan haknya jadi bisa dikatakan sebagai seorang manusia dia punya

hak untuk dirinya sendiri, dia punya hak untuk mengamalkan ilmunya, dia

punya hak untuk memperoleh penghasilan sendiri, karena siapapun akan

merasakan hal yang berbeda ketika dia membelanjakan sesuatu yang memang

hasil jerih payahnya sendiri dibandingkan dengan menerima saja”20

Pada intinya empat dari lima informan menjelaskan bahwa, ternyata

mereka menunaikan hak dan kewajibannya didalam rumah, lantaran karena

18 Wawancara langsung dengan Dr. Innayah, S.Pd. M,Si (Wadek II FST). Pada tanggal 26 Agustus 2015, pkl. 11.59, diruang Dekan FST lt.2

19 Wawancara langsung dengan Dr. Cahya Buana, M.Ag. (Wadek FDI). Pada tanggal 4

september 2015, pkl. 10.07, diruang Dekan lt.1 20 Wawancara langsung dengan Dr. Fadhilah Suralaga, M,Si. (Wakil Rektor 1). Pada tanggal

9 September 2015 diruang rektor lt.2

Page 76: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

66

berprofesi sebagai wanita karir tidak menyebabkan gugurnya hak menerima

nafkah dari suami, karena mereka bekerja atas seizin suami terlebih dahulu,

tetapi satu informan lagi berpendapat bahwa bisa saja tidak mendapatkan nafkah

dari suami apabila istri lalai menunaikan hak dan kewajibannya, karena jika

berpangku kepada hukum, Al-qur’an dan fiqih, tetapi jika pada dasarnya adalah

musyawarah, kekeluargaan dan kesepakatan bersama, tidak bisa disebut lalai dan

tetap mendapatkan nafkah dari suami.

Dilihat dari Hukum Islam pendapat kelima informan sudah sesuai

dengan Hukum tersebut yaitu menurut pendapat Imam Hanafi yang menjadi

sebab keharusan memberikan nafkah kepadanya adalah beradanya wanita

tersebut dirumah suaminya.

Untuk semua informan menyatakan bahwa hal tersebut tidak bisa

dianggap kelalaian, sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam pasal 84 ayat (1)

yang berbunyi Istri dapat dianggap nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan

kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kecuali satu

diantara informan menyatakan jika mereka berpangku kepada Al-Qur’an dan

Fiqih maka mereka bisa dianggap lalai.

Page 77: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian dan pembahasan yang penyusun lakukan pada bab

terdahulu maka kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Hak dan kewajiban istri yang berprofesi sebagai wanita karir dalam

pandangan Hukum Islam adalah sama dengan hak dan kewajiban istri yang tidak

berprofesi sebagai wanita karir, begitu juga dalam hukum positif tampak tidak ada

perbedaan antara istri yang berprofesi sebagai wanita karir ataupun istri yang hanya

dirumah saja. Selanjutnya menurut peraturan di Indonesia bahwa, hak dan kewajiban

istri yang berprofesi sebagai wanita karir dan yang tidak berprofesi sebagai wanita

karir itu sama, hak dan kewajiban tersebut diatur dalam pasal 30, 31, 32, 33 dan 34

dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 83 dan 84.

Adapun hak dan kewajiban istri tersebut secara rinci adalah hak mengenai

harta (mahar, maskwin dan nafkah) dan hak mendapat perlakuan baik dari suami.

Sedangkan kewajiban yang dimaksud adalah taat dan patuh kepada suami dalam

batas-batas yang ditentukan oleh norma agama dan susila, mengatur dan mengurus

rumah tangga serta mejaga keselamatan dan mewujudkan kesejahteraan keluarga,

memelihara dan mendidik anak sebagai amanah dari Allah, memelihara dan menjaga

kehormatan serta melindungi harta benda keluarga, dan menerima, menghormati

pemberian suami serta mencukupkan nafkah yang diberikannya dengan hemat dan

bijaksana.

Page 78: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

68

Hak dan kewajiban istri yang berprofesi sebagai wanita karir dilingkungan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah kelima informan menyatakan bahwa hak dan

kewajiban istri wanita karir sama dengan hak dan kewajiban istri yang hanya menjadi

ibu rumah tangga saja. Menurut mereka yang berbeda hanya dari segi kuantitas waktu

dan kualitas potensi.

Selanjutnya kelima informan menyatakan bahwa mereka tidak merasa

terbebani dengan peran gandanya sebagai wanita karir, yang juga sekaligus sebagai

ibu rumah tangga. Meskipun mereka menjadi wanita karir tidak menggugurkan hak

dan kewajibannya sebagai seorang istri sehingga mereka tetap berhak memperoleh

nafkah lahir dan bathin, sedangkan kewajibannya mereka tetap berkewajiban

mengurus keluarga mereka sekalipun dengan cara mempekerjakan PRT maupun

menyewa mahasiswa.

Pendapat kelima informan itu berangkat dari pemahaman bahwa relasi suami

istri dalam rumah tangga adalah relasi pertemanan, suami adalah sebagai imam, relasi

kesetaraan, relasi kemitraan. Dengan adanya relasi seperti yang dijelaskan tersebut

dapat mewujudkan keluarga yang damai dan tentram, karena berlandaskan dengan

komunikasi yang baik, kesepakatan dan musyawarah bersama meskipun istrinya

berperan sebagai wanita karir.

A. Saran-saran

1. Kepada Pemerintah, diharapkan supaya lebih tegas lagi dalam mengatur Undang-

Undang tentang hak dan kewajiban wanita karir, karena sampai saat ini belum

ada peraturan tertulis yang secara tegas menjelaskan hal.

Page 79: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

69

2. Kepada wanita karir, diharapkan supaya lebih pintar lagi dalam membagi waktu

antara keluarga dan pekerjaan, sehingga dapat terjalinnya keluarga yang

harmonis.

3. Kepada masyarakat, diharapkan supaya lebih sadar lagi akan pentingnya

mengetahui hak dan kewajiban istri yang diatur dalam Undang-Undang

Perkwaninan maupun Kompilasi Hukum Islam.

Page 80: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

70

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim Sa’dawi, Amru Wanita dalam Fiqih Al-Qardhawi, Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2009

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: AkademikPresindo, 2010,

edisipertama)

Al Qardawi Yusuf, Panduan Fiqih Perempuan, (Yogyakarta: Salma Pustaka,

2004)

Albar Muhammad, Wanita dalam Timbangan Islam, (Jakarta: Daar Al-

Muslim, Beirut)

Ali Zainuddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,

2006

Amin Qasim, Sejarah Penindasan Perempuan, (Yogyakarta: IRCiSoD 2003)

Ash-Shabbagh Mahmud, KeluargaBahagiaDalam Islam, Yogyakarta: CV. Pustaka

Mantiq, 1993

Az-Zuhaili Wahbah, Fiqih Islam WaAdillatuhujilid 7

Baedhowi Agus, Agus Kedudukan Isteri Sebagai Wanita Karir Menurut Pandangan

Hukum Islam dan UU No. 1 Tahun 1974 (Tinjauan Tentang Kewajiban Nafkah

Suami)

Page 81: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

71

Bungin Burhan¸Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2001

Departemen Agama RI, Modul Pembinaan Keluarga Sakinah Sakinah

,Jakarta: DIRJEN BIMAS DAN HAJI, 2000

Departemen Agama, AlQuran dan Tafsirnya, 20 Desember 1990

Fauzia Amelia dkk, Realita dan Cita Kesehatan Gender di UIN Jakarta,

Jakarta: McGill IAIN-Indonesia Sovial Equity Project 2004

Hidayat Komaruddin dkk, Pedoman Akademik Program Starata 1 2014/2015,

Jakarta: Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN

http://www.jurnalhukum.com/hak-dan-kewajiban-suami-istri

Indra Hasbi dkk, Potret Wanita Shalehah, Jakarta: PENAMADANI, 2004

Istiadah, “Membangun Bahtera Keluarga yang Kokoh, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Jawad Mughniyah, Muhammad Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: LENTERA

BASRITAMA, 1999

Keluarga. Dalam Sri Mulyatih (ed). Relasi Suami Istri dalam Islam. Jakarta:

Pusat Studi Wanita, 2004

Manshur Abd al-Qadri, Buku Pintar Fiqih Wanita, Jakarta: Penerbit zaman,

2009

Page 82: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

72

Mesraini, Membangun Keluarga Sakinah, (Jakarta: MakmurAbadi Press, MA

Press, 2010

Mufidah, Psikolog Keluarga Islam Berwawasan Gender, Malang: UIN-

Malang Press, 2008

Muhammad Husain, Fiqih Perempuan, refleksi kyai atas Wacana Agama dan

Gender, Yogyakarta: LkiS, 2002

Musa Abdurrahim, Abu Kitab Cinta Berjalan, Jakarta: Gemainsani 2011

Mutawalli As-Sya’rawi, Syaikh Fikih Perempuan Muslimah,

Nuruddin Amiur dan Akmal Tarigan, Azhari Hukum Perdata Islam di

Indonesia, Jakarta: PRENADA MEDIA, 2004

Quraish Shihab, M. 1001 soal keislaman yang patut anda ketahui, Jakarta:

Penerbit Lentera Hati 2008

Quraish Shihab, M. Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2003

Rahman Abdul Ghozali, Abdul Fiqih Munakahat, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010

SK Rektor 01/HK.00.5/17/2013 tentang perubahan atas peraturan Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor UIN.01/HK.00.5/3/2012, pasal 6

Page 83: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

73

Suma Amin, FSH UIN Jakarta Potret, keadaan dan prospeknya, Jakarta: FSH

Press, Ciputat

Syarifuddin Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada

Media, 2007

T.yanggo, Huzaimah, konsep Wanita dalam Al-Qur’an, Sunnah dan Fikih,

Dalam List M. Markus Nasirdan Johan Hendrik Meuluman, Wanita Islam dalam

Kajian Tekstrual dan Konsentrasi, Jakara: INIS, 1993

Usamah Hafsh, Abu bin Abdir Razzaq bin Kamal ‘, Panduan Lengkap

NIKAh, dari “A sampai “Z”, Bogor, Pustaka Ibnu Katsir, 2006

Wawancara langsung dengan Dr. fadhilahSuralaga, M.Si. (Warek 1).Pada

Wawancara langsung dengan Dr. Innayah, S.Pd. M,Si (Wadek II FST )

Wawancara langsung dengan Dr. CahyaBuana, M.Ag (PUDEK FDI)

Wawancara langsung dengan Dr. Yani’ahWardani, MA (Wakil Dekan Fakultas Adab

dan Humaniora)

Yunus Mahmud, Tafsir Qur’an Karim, Jakarta: PT. Hidakarya Agung Jakarta,

2004 M - 1425 H

Page 84: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

PERTANYAAN-PERTANYAAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

1. Nama Lengkap : Dr. Sururin

2. Jabatan di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dan aktifitas selain di

UIN: Ketua LPM

3. Riwayat Pendidikan

a. Pendidikan Menengah Tingkat Pertama : MTS. Arrasyid Bojonegoro Jawa Timur

b. Pendidikan Menengah Tingkat Atas : MAN Tambaberas Jombang

c. S1 : IAIN Sunan Ampel Surabaya

d. S2 : IAIN Imam Bonjol

e. S3 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Jumlah Anak : 3 Anak

5. Usia Anak

a. Anak 1 : 14 Tahun

b. Anak 2 : 12 Tahun

c. Anak 3 : 8 Tahun

6. Alasan Berkarir : karena dari pengembangan pribadi saya

sebagian dari akutalisasi diri saya, sebagian dari memanfaatkan ilmu yang selama ini

saya dapatkan

7. Apakah suami mengizinkan untuk berkarir : sebelum saya menikah sudah ada

komitmen dengan suami jadi saya sudah menjadi PNS sebelum menikah, sudah ada

komitmen kalau saya menikah saya harus diizinkan bekerja, karena kerja saya sebagai

Page 85: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

dosen sangat fleksibel tidak banyak meninggalkan tugas-tugas saya sebagai ibu sebagai

istri dsb.

B. Pengetahuan dan Pemahaman Hukum Informan tentang Hak dan Kewajiban Istri

1. Bagaimana relasi suami istri dalam keluarga? Apakah suami istri setara? (Kebetulan

pendidikan saya lebih tinggi dari pada suami saya, saya sampai S3 suami saya S2 dan

ketika saya menikah suami saya sedang menyelesaikan S2, waktu itu tinggal ujian katika

saya menikah sudah terdapaftar sebagai mahasiswa S3, jadi dari awal sudah ada

komitmen dari awal sudah saling tahu. Apakah suami harus tetap sebagai orang yang

lebih berkuasa dan lebih tinggi, sedangkan istri adalah selalu sebagai orang yang

lebih rendah dan yang dikuasai? (Mungkin bahasanya tidak lebih berkuasa kalau lebih

berkuasa itu konotasinya tidak baik, jadi bahwa suami adalah kepala rumah tangga yang

bertanggung jawab terhadap sebuah keluarga, sebuah rumah tangga, tapi kalau suami

lebih berkuasa tidak setuju dengan bahasa itu, Karena bertanggung jawab bukan berarti

berkuasa saya tidak menggunakan bahasa yang lebih berkuasa, tapi bahasa suami itu

adalah bapak yang punya tanggung jawab kepada rumah tangga, saya masih

menggunakan pemahaman seperti itu walaupun ada hubungan relasi antara suami istri

tapi bahasanya lebih berkuasa saya tidak setuju dengan bahasa itu.) Ataukah suami atau

istri yang berpotensi lebih bagus, maka dialah yang lebi berkuasa? Ya, karena bahasa

itu tadi saya tidak setuju, bukan masalah kekuasaan tapi bagaimana kita berbagi. Suami

punya kelebihan punya kekurangan dan istri punya kelebihan punya kekurangan, ketika

dulu suami saya yang sering keluar, tetapi sekarang saya yang sering keluar tapi coba

untuk memahami dan untuk membangun pemahaman memang tidak mudah butuh proses,

butuh diskusi panjang bahkan kadang-kadang dihadapan anak saya. Walaupun kayanya

Page 86: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

agak berdebat tetapi itulah relasi dalam rumah tangga yang mempunyai karakteristik yang

berbeda antara 1 keluarga dengan keluarga lain, dan yang menjadi catatan suami saya

mensuport penuh dalam kegiatan-kegiatan saya, ya saya sebagai istrinya sebagai

perempuan asalkan itu masih pada jalur yang benar, asalkan itu tidak keluar dari syari’at,

asalkan masih bisa menjaga diri, menjaga nama, menjaga semua itu. Suami saya memberi

kepercayaan penuh itu dan itu kenikmatan yang luar biasa bagi saya, karena banyak yang

kemudian tidak mendapatkan itu dari suaminya dan untuk bisa seperti itu ya memang dari

awal sudah ada kesepakatan.

2. Setau ibu apa saja hak istri menurut Hukum Islam? Lalu apa saja keawajiban istri menurut

Hukum Islam?

3. Lalu apa saja kewajiban istri menurut Peraturan Perkawinan di Indonesia? Dan apa

saja kewajiban istri menurut Peraturan di Indonesia? Saya tidak hafal kalau menurut

peraturan, nanti istilahkan saudara beri saya itu kemudia pertanyaanya, ibu apakah ibu

sudah mengimplementasikan sesuai dengan UUD 1974 atau belum? Tapi saya kalau

disuruh ngafalin saya ga hafal gitu ya, ni menjadi kritik bagi kita semua pemerintah sudah

membuat UUD peraturan untuk masyarakat, peraturan untuk Rakyat Indonesia tetapi

rakyat sendiri juga tidak tau peraturan disini apa, saya pernah membaca itu tapi hanya

sekilas.

4. Bagaimana pandangan ibu tentang hak dan kewajiban istri yang diatur dalam

Hukum Islam dan Peraturan Perkawinan di Indonesia itu? Apakah ibu setuju?

Alasannya? Dalam sebuah rumah tangga itu ada hak dan kewajiban, kalo ada hak yang

kemudian mengikat, kewajiban yang sangat mengikat dan kewajiban yang sangat longgar

seperti tadi kewajiban istri untuk menjaga rumah tangga untuk memenuhi rumah tangga

Page 87: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

berarti itu kan kewajiban yang sangat longgar artinya kalau tidak menjalankan haram

terus menjalankan fardhu gitu, kewajiban dari sebuah kesepakatan dan itu akhirnya bisa

berkembang bagi kami, menurut pendapat saya pribadi bahwa sebuah rumah tangga yang

dibagun dalam sebuah keluarga itu ya tanggung jawab bersama untuk bisa seperti itu

memang yang pertama kita harus melakukan perubahan melalui perundang-undangan tapi

untuk perundang-undangan tidak didasari atau tidak di dampingi dengan aturan-aturan

berikutnya implementasinya sama aja, dan yang paling spesifik dalam keluarga itu sendiri

merubah maindset ini kan dalam mengubah maindset ga mudah bahwa laki-laki ga tabu

didapur, laki-laki ga tabu untuk nyapu, laki-laki itu ndak tabu untuk mengurusi anak-anak

untuk nyetrika. Butuh maindset kalau tidak waduh! Repot sekali dan untuk merubah seperti

itu gak mudah dalam sebuah keluarga. Suami saya misalnya sekarang sudah biasa

masakin nasi goreng, mandiin anak, bareng-bareng nyapu, bareng-bareng nyetrika itu

biasa. Awalnya agak berat karena memang konsep, pola asuh, doktrin didalam keluarga

ini adalah seperti itu. Dan ini dipahami adalah seperti itu, mengapa? karena bapaknya

dulu seperti itu. Ataukah ada yang perlu dibenahi/dikritisi, Jika ada mohon berikan

saran/masukan ibu serta alasannya? Kita kan dalam dunia pendidikan dunia pendidikan

itu sangat strategis karena apa? Dalam dunia pendidikan itu kita melakukan perubahan

karena tersistem, beda dengan di lingkungan keluarga atau yang lain. Kenapa di dunia

pendidikan, pertama kali dunia pendidikan? Karena kita pertama kali hidup didunia

pendidikan dan pendidikan itu tersistem kalau sistem itu yang pertama adalah tujuan

pendidikannya apa? Apakah tujuan pendidikan sudah setara? materinya apakah sudah

taraf setara? itu bisa metode apakah begitu materinya tapi kita memperlakukannya dengan

cara yang tidak setara sama saja. Jadi kita bisa merubahnya dengan pendidikan dan

Page 88: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

pendidikan itu sangat berjenjang mulai dari kalo sekarang ya bisa jadi TK, SD,SMP,SMA

bahkan sampai perguruan tinggi, jadi itu harus terstruktur itu harus tersistem. Jadi kita

berharap banyak untuk dunia pendidikan untuk merubah maindset merubah pemahaman,

merubah pandangan yang kemudian sangat bias gender, bahkan ada yang sampai

mengeritik tidak usahlah bahwa perempuan itu sebagai kepala keluarga, laki-laki sebagai

kepala keluarga toh banyak perempuan yang menjadi kepala keluarga. kalau saya masih

dalam cara traditional bahwa laki-laki, bapak atau suami adalah kepala kerluarga karena

memang dalam realitasnya banyak yang kemudian bapak tidak berperan dalam kepala

keluarga apalagi jika sudah ngomong masalah PEKA (Persatuan Perempuan Sebagai

Kepala Rumah Tangga) karena apa? Karena mereka janda-janda kemudian disebutkan

disini suami adalah sebagai kepala rumah tangga dan kemudian janda gak punya suami

bagaimana? Wah ini nomenklatur Undang-Undang nomenklatur itu hitam putih tidak bisa

ditafsirkan dengan cara penafsiran macam-macam, karena yang namanya Undang-

Undang (Peraturan) itu adalah hitam putih apa yang tertulis disitu. Lah kalo laki-laki

sudah meninggal atau suami sudah meninggal dia sebagai kepala keluarga nah disini, gak

ada perempuan sebagai kepala keluarga, lagi-lagi kaki saya diikat dikampus, gerakan-

gerakan perempuan sudah tidak banyak mengikuti, tidak ikut bareng-bareng, kata suami

saya sekarang masanya sudah berbeda. Apakah ibu ketua PEKA? Saya bukan menjadi

ketua di PEKA tetapi tau PEKA gerakan itu, saya tau ada aktivis yang bergerak di bidang

itu, saya tau ada advokasi, ada upaya-upaya perempuan yang memperjuangkan,

perempuan yang memang kepala keluarga, itu banyak ribuan ratusan ribu anggota

keluarga tersebar ke berbagai provinsi karena cerai, meninggal dan lain-lain. Karena itu

awalnya banyak perempan-peremuan (inong inong bale) itu tidak punya suami sementara

Page 89: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

kalau yang pertanyaan kamu, suami yang lebih berkuasa itu tadi saya tidak setuju, bukan

masalah kekuasaan tetapi bagaimana kita bisa sama-sama membangun keluarga saling

membangi, saling melengkapi.

5. Seperti diketahui, saat ini banyak istri yang juga berperan sebagai wanita karir,

tentu istri yang demikian akan terkuras waktu, pikiran dan tenaganya untuk

kelancaran karir tersebut, ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, yaitu: istri tersebut

akan melakukan peran ganda (Aktif dalam karir dan berusaha keras lancar dalam

rumah tangga) atau istri tersebut akan memilih fokus pada karir dan

menomorduakan kewajiban dalam rumah tangga, bagaimana pendapat ibu tentang

hak dan kewajiban istri yang berkarir tersebut, apakah hak dan kewajibannya

dalam keluarga sama saja dengan istri yang berkarir? Saya coba untuk melakukan

dua-duanya pagi hari saya menjalankan diri saya sebagai ibu rumah tangga, mau gimana

lagi, tapi kadang-kadang suami saya memahammi ketika malam misalnya semalam saya

mengerjakan tugas sampai jam 11 sampai jam 12 malam, sebelumnya sampai jam 2 suami

saya bisa memahami gak ada maslaah, ketika hari minggu libur suami saya tahu ketika

saya mengerjakan sampai jam 2 malam, shalat subuh kemudian saya tidur lagi gpp, gak

ada masalah yang penting sarapan sudah ada, ketika saya lagi tugas diluar kota tugas

sebagai ibu rumah tangga mengurusi anak-anak dan sebagainya di handle oleh suami

kalau mbaknya tidak ada, awalnya itu dengan suami saya gak nuntut karena doktrin, pola

asuh bagi saya sangat mempengaruhi pola asuh itu kehidupan-kehidupan pada masa

remaja itu sangat mempengaruhi maindset kepribadian-kepribadian, pemikiran

berkembang pada masa anak jadi dari awal itulah kita harus saling memahami Kalau

beda apa bedanya? Kan sama ya, tergantung kita menafsirkannya, tafsiran kepada

Page 90: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

kewajiban itu, itukan tidak kemudian kalaupun jika tidak 3 rakaat kemudian batal, kan

tidak begiitu, untuk bisa menafsirkan hak saya apa, kewajiban saya itu undang-undang

sudah mengatur secara saklek dalam sebuah keluarga prinsip-prinsipnya saja yang tidak

saklek dan jika kemudian Undang-undang itu juga salah karna dalam sebuah keluarga

prinsip-prinsipnya saja yang disampingkan jadi kita flexible prinsipnya adalah disitu

sharing saling memahami, pengertian, kewajiban-kewajiban prinsip dan syari’nya itu

dijalankan jadi bisa saling memahami Dan apa argumentasi ibu? Kalau sama, apa

argumentasinya? Tidakkah itu menjadi beban ganda bagi istri dan merugikan istri?

Kalau kita tidak memahami bahwa yang kita lakukan yang terbaik untuk keluarga kita,

mungkin akan merasa menderita dan menjadi beban ganda, tetapi kalau saya merasakan

seperti itu kalau saya tidak menyadari, tapi saya menyadari apa yang saya bisa lakukan

yang terbaik untuk keluarga saya, repotkan kalau tidak bisa memahami apalagi anak saya

sudah di pesantren ketika saya dirumah belum bisa mendampingi anak saya dalam

belajar apalagi sekarang anak saya di pesantern saya belum bisa mendapingi mereka

belajar dengan baik malah sekarang sudah harus dilepas dari ibunya, jadi ketika saya

melakukan pekerjaan rumah dan sebagai wanita karir saya tidak merasa itu double

burden itu yang semakin saya memahami posisi kita malah semakin bersyukur Ya Allah

Alhamdulillah saya bisa berbagi untuk anak saya karena amanah terbesar dalam hidup

saya adalah anak-anak saya kalaupun saya diamanahkan menjadi ketua LPM yaitu

amanah dan besar menurut saya, dan amanah sangat besar bagaimana mutu universitas

ini, tapi amanah yang paling besar yang saya dapatkan adalah anak, jadi ketika

melakukan sesuatu dirumah ini untuk kebaikan anak saya ini untuk kebaikan keluarga

saya jadi saya tidak merasa double burden, saat ini karena apa? Karena saya juga tidak

Page 91: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

menuntut yang macam-macam, saling memahami lah! Suami saya tahu kelemahan saya,

begitu pula saya tahu kelemahan suami saya

C. Perilaku Hukum Informan tentang Hak dan Kewajiban Istri

6. Karena saat ini ibu sudah terlibat aktif dalam penggapaian karir lebih bagus di

dunia kerja, lalu bagaimanakah cara ibu membagi waktu antara keluarga dengan

pekerjaan? Kebetulan anak saya itu sudah sekolah ya, jadi enak waktunya tidak begitu

menyita, mereka sekolah apalagi yang 2 anak saya sudah di pesantren kalau ibunya juga

kalo liburan jg belum tentu kesana jadi ya ini berdo’a saja ada tugas diluar jadi bisa

menengok anak di pesantren, jadi menurut saya ga ada masalah, pagi adalah waktu untuk

anak saya menyiapkan bekal mereka, kalau dulu malah biasa, kalo sekarang sudah kelas

3, sebelum kelas 3 itu apa-apa ibunya itu bagian juga mungkin konvensasi ditinggal

ibunya dan ibunya enjoy mereka sangat dekat dengan saya semua sangat dekat dengan

ibunya. Kalau anak saya sakit saya izin ke pimpinan “Prof mohon maaf saya izin dulu,

rektor tidak memarahi saya, kemarin juga saya izin prof saya ingin cuti karna ingin

mengurususi anak saya yang dipesanten dan beliau juga mengizinkan, jadi dari pihak

pimpinan menyuport dari keluarga menyuport, mungkin masalah ada pada diri saya

sendiri belum bisa berkembang untuk lebih maju lagi Manakah yang lebih ibu

prioritaskan, keluarga ataukah karir? Hmm… saya memprioritaskan kedua-duanya jadi

gini, artinya dua-duanya penting menurut saya tapi sebenarnya anak itu lebih penting

sering kali saya sampaikan anak adalah amanah yang terbesar yang diberikan tuhan

kepada saya walaupun kadang-kadang saya sering meninggalkan anak-anak saya.

Apakah ibu menjalankan peran ganda, pontarng-panting mengurus rumah tangga

dan kemudian kerja keras juga untuk kantor? Ya, tetapi saya coba untuk menjalankan

Page 92: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

tugas saya dengan baik tidak menuntut yang macem-macem, sebagai dosen, sebagai ketua

LPM saya menjalaninya dengan nyaman, saya tidak punya target macem-macem jadi

bagaimana saya bekerja dengan baik berusaha bagaimana untuk kebaikan bagaimana

hidup saya bermanfaat jadi saya nyaman menikmati mensyukuri

7. Andai suami atau anak-anak ibu menghendaki ibu berhenti bekerja agar bisa fokus

menghurusi mereka, bagaimana sikap ibu? Selama ini karena saya sering melibatkan

anak-anak saya, kalau dulu saya di ormas saya selalu menyampaikan anak boleh dibawa

kalau ga boleh dibawa kasihan karena kita memperjuangkan hak anak, kita sendiri tidak

berbuat sesuatu untuk anak kita dan ketika saya jadi kepala PSGA dibuatin day care

bahwa anak itu harus mendapat perhatian dan mendapatkan hak-haknya. Apa alasan

ibu mengambil sikap begitu? ya karena itulah prinsip hidup saya bagaimana bisa

bermanfaat untuk bersama jangan sampai menyakiti kalau bisa segala sesuatunya itu

dipaahmi lebih awal, jadi gak ada masalah, saya selalu memberikan pengertian kepada

anak saya ketika dia merasa berat ibunya keluar ya kadang-kadang, yang lainnya tidak

ada masalah, terutama dulu masih anak-anak dirumah banyak mahasiswa jadi kalau

ibunya pergi yang ngurusi apapun dia tuh ada, jadi kebutuhan anak itu sudah tertutupi

kalau tidak itu tanggung jawab saya dan suami saya untuk memenuhi, yang saya repot

mahasiswa pada mau lulus, kalau belum kan anak saya jadi punya teman, menemani pr

ada temennya, kalau dulu ada 3 perempuan 1 laki-laki khusus antar jemput yang

mengajarkan main yang 1 lagi pinter masak yang 1 lagi nemenin mengerjakan jadi

peraktis. jadi saya berusaha untuk memenuhinya, kalau saya ga pinter masak anak saya

mau makan ada yang nyediain, repotnya mahasiswa yang pinter masak yang sudah lulus

Page 93: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

pulang, kerja. harus ada yang melatih lagi saya menerapkan pada diri saya rumah saya

adalah rumah untuk belajar.

8. Selama ini apa kendala yang ibu hadapi dalam menunaikan kewajiban istri dan

sekaligus sebagai wanita karir tersebut? . Kalau ibu tidak keberatan, bisakah kami

mendapatkan sharing pengalaman ibu tentang kesulitan-kesulitan itu dan upaya ibu

mengatasinya?

karena saya tidak mempunyi target yang macem-macem itu tadi saya merasanya nyaman

kendalanya justru pada diri saya misalnya tahun ini saya tidak punya nya karya, buku juga

belum punya jadi saya merasakan kendalanya pada diri saya sendiri ketika saya merasa

saya belum bisa mengembangkan diri dengan baik belum bisa berprestasi dalam hal karya

(akademis) karena saya sebagai dosen harus berkarya! kendalanya disitu jadi kendala

dalam pengembangan diri saya dan masalah penyakitnya ada di saya kenapa saya tidak

berfikir kreatif. Kalau kendala dalam kehidupan rumah tangga saya tidak menganggap itu

kendala, saya jalani dengan nyaman, suami saaya memahami saya saya memahami suami

saya.

D. Pendapat Informan tentang Peran Ganda dan Kelalaian Istri yang berkarir

menunaikan kewajibibannya dalam Keluarga

9. Bagaimana pendapat ibu terkait:

Istri yang melakukan peran ganda (di kantor dan di rumah tangga) karena suami

tidak maksimal menafkahi keluarga, apakah istri itu berhak mendapatkan hak lebih

dalam keluarga, misal istri bisa menjadi pemimpin/kepala keluarga? saling

memahami dan saling mengerti suami saya menerima kondisi saya, dan begitu juga

sebaliknya, seperti itu jg tidak mudah, maka dari awal harus ada kesepakatan sebelum

Page 94: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

menikah. Saya tidak mau dimadu selama saya masih bisa menjalankan tugas saya, jangan

coba-coba poligami kalau poligami mending saya cerai, itukan bagian dari kesepakatan,

kalau saya menikah saya harus boleh kerja kalo tidak boleh tidak usah menikah dengan

saya itu kan bagian dari kesepakatan-kesepakatan Atau bisakah istri bertukar peran

dengan suami yaitu suami yang mengurus rumah tangga dan istri yang mencari

nafkah keluarga menjadi kepala keluarga? gini loh peran ganda itu saudara

mencanangkan apa? Karena ketika istri itu berkarir bukan berarti itu beban, itu adalah

pilihan ketika itu pilihan dengan penuh kesadaran dan maka saya kira itu bukan double

burden, peran ganda itu menjadi ringan kalau saudara itu bilangnya peran ganda ya itu

menjadi ringan karena itu pilihan beda kalau itu dengan paksaan dia terpaksa bekerja,

nah itu kan beda. Sangat berbeda jika dia bekerja karena aktualisasi, dia bekerja itu untuk

memanfaatkan ilmunya, dengan bakat yang ia punya. Kebetulan saya bekerja di tempat

dunia pendidikan jadi saya selalu memahamkan kepada anak saya “Nak..ibu itu kuliah,

ibu itu S1, S2, S3 belajar, jadi saatnya ibu membagi apa yang ibu pelajari, ibu harus

belajar lagi, dan ketika saya kemudian ikut workshop “Nak ibu juga harus belajar lagi,

jadi harus difahamkan. Alhamdulillah anak saya enjoy, pada awalnya anaknya tidak

bangga dengan ibunya tapi lama2 anak saya bangga dengan ibunya. Jadi harus

bagaimana anak itu bangga dengan ibunya dan semoga saja ibunya selalu bisa

membanggakan bagi anaknya, karena anak juga mendapatkan dampak dari ibunya.

Makanya saling memahami. Saya tau saya mempunyai kelemahan dan saya sampaikan ke

anak saya “Nak ibu punya kelemahan, ibu akan berusaha yang terbaik untuk anak-anak.

10. Bagaimana pendapat ibu, jika istri itu melakukan peran ganda sedangkan suaminya

mampu menafkahi keluarga, kemudian karena peran gandanya itu mengakibatkan

Page 95: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

istri lalai menunaikan kewajibannya di rumah. Seperti istri lalai melayani kebutuhan

biologis suami karena istri kelelahan dik kantor, apakah kelalaian itu bisa

mengakibatkan gugurnya hak yang mesti di terima istri dari suaminya, seperti hak

nafkah? Kok Saya tidak mengenal yang seperti itu ya, suami saya sangat memahami saya

dan suami saya juga sangat memahami saya, jadi ketika saya capek suami saya gak akan

nuntut. Jadi sering kali bahasannya bisa difahami, jadi ketika saya tidur suami saya tidak

mengganggu.

11. Bagaimana pendapat ibu tentang hak menerima nafkah dari suami bagi istri yang

berprofesi sebagai wanita karir? Apakah dengan kebebasan yang diberikan oleh

suami kepada istri yang berkarir tinggi itu berakibat gugurnya kewajiban suami

menafkahinya? Apa argumentasi ibu? Harta saya adalah harta suami harta suami

adalah harta saya jadi tidak mengenal istilah seperti itu, apa yang saya punya adalah

punya suami, hp saya suami tau begitu juga saya, suami saya tahu isi dompet saya, begitu

juga saya, begitu juga dengan anak saya, anak saya buka hp saya silahkan jadi saling

terbuka, mengkomunikasikan sesuatu dengan cara terbuka tidak ada rahasia, keterbukaan

itu ada kalau ada keterbukaan tidak ada ganjalan, ketika seperti itu kok jadi aneh ya

Page 96: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam
Page 97: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

PERTANYAAN-PERTANYAAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

1. Nama Lengkap : Dr. R. Yani’ah Wardani, MA

2. Jabatan di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dan aktifitas selain di

UIN: Dosen Senior Wakil Dekan III (Bid. Kemahasiswaan) Sekretaris IV Muslimat NU

(Bid. Litbang dan Hub. Luar Negeri)

3. Riwayat Pendidikan

f. Pendidikan Menengah Tingkat Pertama : Tsanawiyah IAIN UIN

g. Pendidikan Menengah Tingkat Atas : Aliyah Darul Hikam bandung

h. S1 : IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

i. S2 : IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

j. S3 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Jumlah Anak : 3 Orang

5. Usia Anak

d. Anak 1 : 29 Tahun

e. Anak 2 : 27 Tahun

f. Anak 3 : 24 Tahun

6. Alasan Berkarir : Aktualisasi keilmuan yang saya miliki

7. Apakah suami mengizinkan untuk berkarir : ya

B. Pengetahuan dan Pemahaman Hukum Informan tentang Hak dan Kewajiban Istri

1. Bagaimana relasi suami istri dalam keluarga? Apakah suami istri setara? Apakah

suami harus tetap sebagai orang yang lebih berkuasa dan lebih tinggi, sedangkan

istri adalah selalu sebagai orang yang lebih rendah dan yang dikuasai? Tetap,

Page 98: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

Dalam Islam kan suami tetap menjadi imam dari seorang istri Ataukah suami atau istri

yang berpotensi lebih bagus, maka dialah yang lebih berkuasa? ya gaklah, tetap

suami yang menjadi panutan imam ya, istri itu kalaupun harus berkarir hanya sebatas

membantu suami dalam perihal ekonomi, hanya membantu saja, tujuannya karena

dalam diri saya pribadi menjadi dosen aktualisasi keilmuan saya yang harus diamalkan

karena itu kewajiban setiap orang harus mengamalkan ilmunya, kebetulan latar

belakang saya itu orang tua saya kyai pesantren ya memang harus dimanapun kita

harus memanfaatkan ilmu.

2. Setau ibu apa saja hak istri menurut Hukum Islam? Hak istri menurut Hukum Islam Al

ummu madrosatun” ibu itu adalah madrosah, artinya harus bertanggung jawab kepada

pendidikan anaknya, walaupun dalam Al-Qur’an dalam surat Al-luqman itu yang mendidik

itu adalah seorang bapak “waijqola lumanu liibnihi wahuwa yaizuhu, yabunaya la tusyrik

billah, yang mendidik itu adalah seorang bapak, tapi dalam hal lain juga al ummu

madrosatul ula, ibu itu adalah madrosah tempat mendidik anak kalau ibunya baik insya

Alloh anaknya juga baik, pak harto mengapa menjadi seperti ini karena ibunya baik

karena ibunya seorang pendidik. Lalu apa saja keawajiban istri menurut Hukum

Islam? Yang tadi itu kewajiban mendidik anak, taat kepada suami selama suaminya itu fi

toatillah, kalau fi ma’siyatillah jangan diikuti suami itu.

8. Lalu apa saja kewajiban istri menurut Peraturan Perkawinan di Indonesia? Itu

yang tadi saya bilang bahwa kewajiban suami adalah memberikan nafkah lahir dan

bathin, nafkah lahirnya suami harus memberikan nafkah secara materi kan, nafkah

bathinnya suami harus melayani istrinya secara biologis itu kewajiban suami, tetapi

kalau istri itu kewajibannya hanya sebatas pada mendidik anak, melayani suaminya,

Page 99: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

namun hari gini gak bisa istri seperti itu apalagi hidup dijakarta istri itu harus

membantu juga ekonomi suami supaya anaknya bisa sejahtera menyekolahkan anaknya

kesekolah yang bagus, yang lebih baik pendidikannya, alangkah baiknya seorang istri itu

harus membantu suami sesuai dengan skil yang dia miliki, kalau saya memiliki skil

mengajar kenapa gak, kalau si istri mempunyai skill bisnis kenapa gak, membantu

ekonomi suami, itu lebih baik. Dan apa saja kewajiban istri menurut Peraturan di

Indoinesia? Karena ini syriah yah, kalo saya mengungguli sastra arab, tapi selain

wanita karir ibu berkarir di mana-mana selain jadi dosen menjabat sebagai Dosen

Senior Wakil Dekan III (Bid. Kemahasiswaan) organisatoris juga menjadi Sekretaris IV

Muslimat NU (Bid. Litbang dan Hub. Luar Negeri) dan seorang mubalighoh dibandung

ibu memegang majelis disana itu warisan dari ayah.

3. Bagaimana pandangan ibu tentang hak dan kewajiban istri yang diatur dalam

Hukum Islam dan Peraturan Perkawinan di Indonesia itu? Mengatur rumah tangga

dan suami itu wajib yah, tetapi plus istri menjadi wanita karir itu istri membantu ekonomi

suami, suami saya mencukupi untuk menafkahi, tetapi untuk lebih cukup lagi supaya anak-

anak kita bisa masuk kesekolah yang lebih bagus itu kan yang tau adalah ibu sendiri

padahal suami ibu itu professor doktor tetapi kembali ke tadi itu karena aktualisasi

keilmuan ibu yang mubazir kalau ga ibu manfaatkan, karena kewajiban muslimin dan

muslimat itu harus mengamalkan ilmunya Apakah ibu setuju? Memang itu kewajiban ya

setuju Alasannya? Arrizalu qowwamuna ala nnisa. Wabima anfaku nah suami ituwajib

banget memberikan nafkah kepada istri adapun istri mau berkiprah mau apa ya selama

masih ada dalam ridho suami kenapa gak. Ataukah ada yang perlu dibenahi/dikritisi,

Jika ada mohon berikan saran/masukan ibu serta alasannya? Saya kira undang-

Page 100: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

undang itu sesuai dengan Alquran memang kewajiban suami memberikan nafkah,

memberikan tempat tinggal.

4. Seperti diketahui, saat ini banyak istri yang juga berperan sebagai wanita karir,

tentu isitri yang demikian akan terkuras waktu, pikiran dan tenaganya untuk

kelancaran karir tersebut, ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, yaitu: istri tersebut

akan melakukan peran ganda (Aktif dalam karir dan berusaha keras lancar dalam

rumah tangga) atau istri tersebut akan memilih fokus pada karir dan

menomorduakan kewajiban dalam rumah tangga, bagaimana pendapat ibu tentang

hak dan kewajiban istri yang berkarir tersebut, Selama istri itu tidak keluar dari hukum

dalam kewajiban dan agama tidak apa-apa misalnya dia meskipun berkarir bisa

memasakkan suami kalau tidak bisa memasak kan bisa menggaji pembantu yang pinter

masak yang lebih baik masak sendiri, kalau ibu sih masak sendiri bagaimanapun

kesibukan ibu. Jadi bagaimana kita mengatur waktu kalau selama masih saling

mendukung, tujuannya mendukung karir istri, istri mendukung karir suami itu sangat baik

apalagi ketika dari semua itu ditunjukan untuk pendidikan anak-anak saya yang lebih baik,

kalau si istri tidak sempat mengajarkan anaknya langsung kita kan bisa memasukkan

anaknya kelembaga yang lebih baik yang bisa dia mampu untuk membayarnya itu lebih

baik apakah hak dan kewajibannya dalam keluarga sama saja dengan istri yang

berkarir? Tidak ada bedanya, jadi kalau ada istri yang berkarir jangan lupa akan

kewajiban-kewajibannya kalau dia menghargai suami, banyak wanita yang berkarir itu

tidak butuh suami tapi itu nauzubiilah sudah keluar rel dalam agama Kalau beda apa

bedanya? Dan apa argumentasi ibu? ya bedalah kalau istri yang berkarir ya mesti dia

punya kelebihan dan bukan ibu rumah tangga biasa, ibu rumah tangga biasa sama ibu

Page 101: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

rumah tangga yang berkarir beda. Kalau sama, apa argumentasinya? Harus

memperhatikan anaknya suaminya Tidakkah itu menjadi beban ganda bagi istri dan

merugikan istri? Kalau istri itu punya pijakan agama dia gak akan menjadi beban dia

tetap berkarir seperti di organisasi di sini tetap saja gak jadi beban, asalkan suaminya itu

mengerti mendukung jadi sebenarnya keberhasilan istri itu tidak lepas dari dukungan

suami begitu juga sebaliknya. Apalagi suami kalau berhasil itu atas dukungan istri.

C. Perilaku Hukum Informan tentang Hak dan Kewajiban Istri

6. Karena saat ini ibu sudah terlibat aktif dalam penggapaian karir lebih bagus di

dunia kerja, lalu bagaimanakah cara ibu membagi waktu antara keluarga dengan

pekerjaan? Dulu waktu anak-anak masih kecil memang itu termasuk orang bertarget

umur 24 tahun sampe umur 30 tahun mau punya anak 3 jadi sampe umur 30 tahun pas

anak terakhir melahirkan, ya setelah 30 tahun melahirkan kesanaanya berkarir tapi kalau

cerita itu repotnya kaya apa namanya anak kecil 30 tahun sudah punya anak 3, dan harus

ada pembantu 2 sedangkan ekonomi belum mapan banget, jadi semuanya dijalani

Manakah yang lebih ibu prioritaskan, keluarga ataukah karir? Keluarga Apakah ibu

menjalankan peran ganda, pontang-panting mengurus rumah tangga dan kemudian

kerja keras juga untuk kantor? Kalau ibu si punya suami yang cukup. Jadi saya itu gak

terlalu untuk mencari nafkah karena aktualisasi keilmuan saya “sayang kalau tidak

dimanfaatkan, kalau bapak itu mampu, tida terlalu banyak beban tidak pontang panting

juga jalanin aja kaya air mengalir mau doktor aja ga sangka jadi doktor ya jalanin aja ga

pontang panting.

7. Andai suami atau anak-anak ibu menghendaki ibu berhenti bekerja agar bisa fokus

menghurusi mereka, bagaimana sikap ibu? Ya dulu kan ada pembantu ya jadi tidak

Page 102: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

terlalu repot, tapi ibu juga meniti karir termasuk agak terlambat, karena saya

mendahulukan anak-anak, sekolah yang baik dan Alhamdulillah 3-3nya itu tidak ada yang

macem-macem pergaulan bebas gak ada. Kalau sekarang si keluarga, anak-anak sudah

nikah semua udah nikah satu tinggal dua dan itu masih sekolah. Jadi berkarir, ngapain di

rumah gak bakal ibu mau kalau disuruh dirumah. Apa alasan ibu mengambil sikap

begitu? ya aktualisasi keilmuan ibu itu tadi yang mubazir, tolabul ilmi faridhotun ala kulli

muslimin, itu bukan hanya tolab, tetapi mengamalkannya yang lebih berat, nanti diakhirat

ada peertangggung jawabannya bukan hanya harta benda yang ditanykan oleh allah yang

dipertanngung jawabkan tetapi juga ilmu, ilmu juga akan ditanya apakah anda dikasih

anugerah ilmu dari saya ”kata Alloh” kamu amalkan atau tidak? Berat banget jadi kita

punya ilmu harus diamalkan. Pertanggung jawaban di hadapan Allah Harta dan ilmu.

8. Selama ini apa kendala yang ibu hadapi dalam menunaikan kewajiban istri dan

sekaligus sebagai wanita karir tersebut? Banyak si kendaalanya, tapi alahadmulillah

masih bisa diatasi terus. Kalau ibu tidak keberatan, bisakah kami mendapatkan

sharing pengalaman ibu tentang kesulitan-kesulitan itu Kita harus keluar kota

menunaikan mukhtamar atau ini itu, sementara dirumah siapa yang masakin suami kan

masih berfikir begitu, intinya semuanya keridhoan suami itu yang membuat kita berkiprah

(berkarir), beda mungkin ya setiap istri jawabannya tergantung dari keimanan si istri. Ada

kan yang melempar amplop suami itu kecil nauzubillah, macam-macamlah istri yang

berkarir itu kalau tidak ada pijakan agama akan melecehkan suami. Berat itu.

dan upaya ibu mengatasinya? Kita meminta terus pengertian dari suami, meminta

dukungan dari suami, banyak sekali.

Page 103: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

D. Pendapat Informan tentang Peran Ganda dan Kelalaian Istri yang berkarir

menunaikan kewajibibannya dalam Keluarga

9. Bagaimana pendapat ibu terkait:

Istri yang melakukan peran ganda (di kantor dan di rumah tangga) karena suami

tidak maksimal menafkahi keluarga, apakah istri itu berhak mendapatkan hak lebih

dalam keluarga, misal istri bisa menjadi pemimpin/kepala keluarga? tidak berhak,

rasulluah bersabda: “Andaikan Rasulullah membolehkan sujud kepada selain Allah maka

aku akan perintahkan untuk istri-istri itu untuk bersujud kepada suami” saking tingginya

derajat suami Atau bisakah istri bertukar peran dengan suami yaitu suami yang

mengurus rumah tangga dan istri yang mencari nafkah keluarga menjadi kepala

keluarga? itu sih budaya di padang, kalau diluar jawa itu ya istrinya masak suaminya

dirumah, bertentangan dengan surat annisa tadi itu “arrijalu qowwwamuna ala nisa’

bimafadolalloh, laki-laki itu adalah pemimpin dari perempuan dengan segala keutamaan

kelebihan si laki-laki tadi, di fisik aja lebih keras lebih tegar itu kelebihannya, sedangkan

dari segi mengambil keputsan dsb itu kebanyakannya laki-laki “wa bima anfaqu” dan

dengan apa? Dengan dia harus kasih nafkah tetap saja suami yang memberi nafkah,

adapun jikalau tidak mampu harus diadakan saling pengertian.

10. Bagaimana pendapat ibu, jika istri itu melakukan peran ganda sedangkan suaminya

mampu menafkahi keluarga, kemudian karena peran gandanya itu mengakibatkan

istri lalai menunaikan kewajibannya di rumah. Seperti istri lalai melayani kebutuhan

biologis suami karena istri kelelahan di kantor, apakah kelalaian itu bisa

mengakibatkan gugurnya hak yang mesti di teraima istri dari suaminya, seperti hak

nafkah? Tidak gugur kewajibnnya, tetap aja, Cuma suami harus pengertian kepada istri

Page 104: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

ada bilang katanya kalau istri diminta nafkah bathin dengan suami dengan alasan capek

dsb, itu akan dikutuk sampai subuh “ah itu hadist nya doif kali gak shohih” masa ada

hadist begitu, karena apa? Karena nabi Muhamad itu islam itu mengangkat derajat

perempuan, kalau begitu adanya betapa islam tidak mengangkat derajat perempuan, masa

karena ga mau diajak dilaknat sampai subuh, bisa dikasih setelah subuh, kalau istri lagi

capek begitu dan itu namanya suami ga pengertian jadi intinya saling pengertian dan

saling mendukung.

11. Bagaimana pendapat ibu tentang hak menerima nafkah dari suami bagi istri yang

berprofesi sebagai wanita karir? ya terima, harus terima dan suami juga harus memberi

nafkah, walaupun istri gajinya berapa kali lipat ya suami mesti memberi nafkah

semampunya suami kepada istri, dan si istri jangan menganggap remeh “ngenye”

Apakah dengan kebebasan yang diberikan oleh suami kepada istri yang berkarir

tinggi itu berakibat gugurnya kewajiban suami menafkahinya? Apa argumentasi

ibu? Tidak, tetap dalilnya surat annisa tadi.

Page 105: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam
Page 106: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

PERTANYAAN-PERTANYAAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

1. Nama Lengkap : Dr. Innayah, SPD. MSI

2. Jabatan di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Wadek II FST dan

aktifitas selain di UIN: membantu suami mengurusi perusahaan

3. Riwayat Pendidikan :

a. Pendidikan Menengah Tingkat Pertama : SMP Negri 1

b. Pendidikan Menengah Tingkat Atas : Pesantren putuhiyah di Demak Jawa

Tengah

c. S1 : Universitas Negeri Semarang

d. S2 : UGM (Unviersitas Gadjah Mada)

e. S3 : ITB (Institut Teknologi Bandung)

4. Jumlah Anak : 2

5. Usia Anak

a. Anak 1 : 18

b. Anak 2 : 14

6. Alasan Berkari r : mengabdi ke suatu instansi terutama

mengamalkan ilmu yang sudah didapat, dapat gaji ya seneng aja

7. Apakah suami mengizinkan untuk berkarir : iya

B. Pengetahuan dan Pemahaman Hukum Informan tentang Hak dan Kewajiban Istri

1. Bagaimana relasi suami istri dalam keluarga? baik-baik aja, kalau ditanya relasi ya

relasi ada hubungan erat Apakah suami istri setara? ya jelas enggak kalau menurut

agama, tetapi kalau menurut masalah dunia bukan setara tetapi bekerja sama, saling

Page 107: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

menghargai menghormati, Apakah suami harus tetap sebagai orang yang lebih

berkuasa dan lebih tinggi, berkuasa menurut saya tidak, tetapi menurut suami itu adalah

tetap imam dari seorang istri sedangkan istri adalah selalu sebagai orang yang lebih

rendah dan yang dikuasai? Ataukah suami atau istri yang berpotensi lebih bagus,

maka dialah yang lebi berkuasa?Ya tetap suami itu imam dari seorang istri. Kalau

masalah dunia itu tadi ya harus bekerja sama semua harus saling menghormati,

menghargai dan harus kompak

2. Setau ibu apa saja hak istri menurut Hukum Islam? Hak itu diberi nafkah, nafkah lahir

dan bathin, hak mendapat perlakuan baik dari suami Lalu apa saja keawajiban istri

menurut Hukum Islam? Mengatur urusan rumah tangga menjaga keselamatan dan

mewujudkan kesejahteraan keluarga, memelihara dan mendidik anak sebagai amanah

Allah. Tapi menurut saya memasak mencuci itu bukan kewajiban ya, itu bisa dilakukan

bersama dan tidak harus bersama-sama, jika saya bisa delegasikan keorang ya saya

delegasikan dan suami saya tidak mewajibkan itu.

3. Lalu apa saja kewajiban istri menurut Peraturan Perkawinan di Indonesia? Dan

apa saja kewajiban istri menurut Peraturan di Indonesia? Yang saya tau ya itu hak

mendapatkan nafkah lahir bathin

4. Bagaimana pandangan ibu tentang hak dan kewajiban istri yang diatur dalam

Hukum Islam dan Peraturan Perkawinan di Indonesia itu? Apakah ibu setuju?

Setuju Alasannya? Baik saja menurut saya buat apa tidak setuju..setuju-setuju saja

Ataukah ada yang perlu dibenahi/dikritisi, Jika ada mohon berikan saran/masukan

ibu serta alasannya? Suami adalah kepala kepala rumah tangga dan istri ibu rumah

Page 108: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

tangga menurut saya lebih enak begini suami adalah kepala keluarga dan bekerja sama

dalam mengurus rumah tangga, kalau bekerja sama kan enak ya..

5. Seperti diketahui, saat ini banyak istri yang juga berperan sebagai wanita karir,

tentu isitri yang demikian akan terkuras waktu, pikiran dan tenaganya untuk

kelancaran karir tersebut, ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, yaitu: istri tersebut

akan melakukan peran ganda (Aktif dalam karir dan berusaha keras lancar dalam

rumah tangga) atau istri tersebut akan memilih fokus pada karir dan

menomorduakan kewajiban dalam rumah tangga, bagaimana pendapat ibu tentang

hak dan kewajiban istri yang berkarir tersebut, apakah hak dan kewajibannya

dalam keluarga sama saja dengan istri yang berkarir? Menurut saya kewajiban istri

yang berkarir dan tidak berkarir adalah sama, yang berbeda adalah wanita karir harus

bisa berstrategi untuk mengatur kewajibannya. kalau strategi saya nyuruh keorang, tapi

kadang-kadang saya meminta tolong kepada suami itu kan strategi bukan kewajiban

suami. Jadi misalnya suami saya minta tolong ini kalo sudah sepakat ya gak masalah,

bukan kewajibannya juga. Justru saya kurang setuju kalau saya wanita karir, saya lebih

setuju kalau yang laki-laki ini yang berkarir, kenapa wanita harus berkarir? Kalo dirumah

enak senyam senyum kipas kipas, karena saya sudah terjun dan merupakan pengabdian

karir itu tidak selalu mencari uang, mencari nafkah, karena karir saya disini pengabdian

bukan mencari nafkah. Tetapi terkadang itu perlu sentuhan wanita itu alasannya kenapa

berkarir, kalau penuh laki-laki itu tidak ada bunga-bunga begini didalam ruangan, dan

karena ada sentuhan wanita jadi manis kan jadi adem. Jadi memang perlu juga, Kalau

beda apa bedanya? Dan apa argumentasi ibu? Kalau sama, apa argumentasinya?

Kalau dibedakan nanti pahala saya berkurang justru itu sementara kita berlomba-lomba

Page 109: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

mencari pahala, misalkan berkarir terus, dirumah kapan? Kan dirumah ada banyak

pahala ibu rumah tangga itu penuh dengan pahala kewajibannya yang namanya menyusui

(memberi asi kepadaa anak) dan kita harus senang hati, justru menurut saya karir itu

suatu kelebihan jadi jangan menjadikan karir itu suatu beban untuk tidak mengurusi

rumah tangga, seharusnya kita bangga saya bisa berkarir saya bisa menguurus rumah

tangga, saya sering terapkan kepada anak mahasiswa saya kalau punya suami maka harus

bangga jadikan untuk lebih berprestasi. Dan begitu juga saya saya kelebihannya berkarir,

dan menjadi ibu rumah tangga juga harus berprestasi. tidakkah itu menjadi beban

ganda bagi istri dan merugikan istri? Menurut saya tidak membebankan asalkan kita

berstrategi dengan baik.

C. Perilaku Hukum Informan tentang Hak dan Kewajiban Istri

6. Karena saat ini ibu sudah terlibat aktif dalam penggapaian karir lebih bagus di

dunia kerja, lalu bagaimanakah cara ibu membagi waktu antara keluarga dengan

pekerjaan? Manakah yang lebih ibu prioritaskan, keluarga ataukah karir? semua

diperioritaskan, tidak ada yang tidak diprioritaaskan, dua duanya berjalan seiring seiya

sekata jadi yang diproritaskan adalah masalahnya, bukan karirnya bukan keluarganya,

jadi kalau masalah dikampus lebih urgen ya harus didahului. Jadi masalahnya yang

diprioritaskan bukan dalam masalah ruang lingkup keluarga ataupun karir. Apakah ibu

menjalankan peran ganda, pontang-panting mengurus rumah tangga dan kemudian

kerja keras juga untuk kantor? Tidak perlu pontang panting, harus pandai mengatur

strategi

7. Andai suami atau anak-anak ibu menghendaki ibu berhenti bekerja agar bisa fokus

menghurusi mereka, bagaimana sikap ibu? Saya ga mungkin berhenti juga saya gamau

Page 110: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

berhenti juga, jadi gini saat kita ga butuh kerja gak kerja, begitu butuh sudah umur tua

kita ngelamar gak mungkin, kita harus menitinya dari awal, ini memang susah diawal

tetapi harus bisa, begitu anak udah gede, kita mau ngapain? Setress malah dirumah. Apa

alasan ibu mengambil sikap begitu? Sikap saya adalah saya memberikan pengertian ke

mereka agar saya diizinkan untuk bekerja, karena bekerja bukan hanya mencari kepuasan

lahir tapi kepuasan bathin dengan bekerja saya bisa mengabdikan ilmu saya , saya akan

menunjukkan sikap dengan saya bekerja perhatian saya ke mereka itu tidak berkurang.

8. Selama ini apa kendala yang ibu hadapi dalam menunaikan kewajiban istri dan

sekaligus sebagai wanita karir tersebut? Kalau ibu tidak keberatan, bisakah kami

mendapatkan sharing pengalaman ibu tentang kesulitan-kesulitan itu dan upaya ibu

mengatasinya? Tidak ada kesulitan si, santai-santai saja, jadi kesulitan-kesulitan tidak

saya temukan secara fatal hanya kesulitan-kesulitan kecil saja. Kesulitan saya bisa diatasi

karena suami saya suami siaga suami yang baik banget, bapak ibu saya juga mendukung

saya ada disini, keluarga besar saya mendukung. Saya orang yang sangat beruntung di

dunia saya dari pagi loh disini dari jam 06.00 s/d 19.00 tetapi tidak ada masalah bagi

suami saya karena banyak yang back up.

D. Pendapat Informan tentang Peran Ganda dan Kelalaian Istri yang berkarir

menunaikan kewajibibannya dalam Keluarga

9. Bagaimana pendapat ibu terkait:

Istri yang melakukan peran ganda (di kantor dan di rumah tangga) karena suami

tidak maksimal menafkahi keluarga, apakah istri itu berhak mendapatkan hak lebih

dalam keluarga, misal istri bisa menjadi pemimpin/kepala keluarga? kepala rumah

tangga tidak perlu tapi ya itu tadi perlu kesepakatan bersama antara suami istri Atau

Page 111: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

bisakah istri bertukar peran dengan suami yaitu suami yang mengurus rumah

tangga dan istri yang mencari nafkah keluarga menjadi kepala keluarga? boleh, kan

itu kesepakatan tapi gak boleh dituang-tuangin banyak istri yang ngelonjak

10. Bagaimana pendapat ibu, jika istri itu melakukan peran ganda sedangkan suaminya

mampu menafkahi keluarga, kemudian karena peran gandanya itu mengakibatkan

istri lalai menunaikan kewajibannya di rumah. Seperti istri lalai melayani kebutuhan

biologis suami karena istri kelelahan dik kantor, apakah kelalaian itu bisa

mengakibatkan gugurnya hak yang mesti di terima istri dari suaminya, seperti hak

nafkah? Ya kalau gugur si tidak sampai sejauh itu ya, ya baiknya kompromi tadi suami

saling mengingatkan saling menegur dulu ada tahapan kan, saya fikir kalau suami

seorang imam yang baik ga sampai mikir lalai.

11. Bagaimana pendapat ibu tentang hak menerima nafkah dari suami bagi istri yang

berprofesi sebagai wanita karir? harus tetap memberi nafkah, kewajiban suami memberi

nafkah tidak gugur tapi nafkah itu harus disesuaikan dengan kemampuan saumi mungkin

kemampuan suami itu lebih rendah dari pada istri itu sesuai kemampuan entah berapapun

itu harus, karena kewajiban makan dan sebagainya harus. Apakah dengan kebebasan

yang diberikan oleh suami kepada istri yang berkarir tinggi itu berakibat gugurnya

kewajiban suami menafkahinya, Apa argumentasi ibu? Tidak tetap tidak gugur , sesuai

kemampuan kalau suaminya yang kaya raya itu ya nafkahnya harus tinggi, ada yang tiap

tahun dikasihnya ada yang setiap bulan, kalau istrinya itu bekerja dan dia memberikan

kesuami ke anak-anak itu bukan suatu kewajiban itu dianggap sodaqoh itu mendapat

pahala lagi.

Page 112: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam
Page 113: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

PERTANYAAN-PERTANYAAN WAWANCARA

1. Identitas Informan

a. Nama Lengkap : Dr. Cahya Buana, M.Ag.

b. Jabatan di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dan aktifitas selain di

UIN: WADEK FDI, Penus Majlis Alimat Internasinal, Pengurus Muslimat NU.

c. Riwayat Pendidikan

a. Pendidikan Menengah Tingkat Pertama : MTSN Tanggung Cianjur

b. Pendidikan Menengah Tingkat Atas : MA. Darul Ulum Bogor

c. S1 : IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. S2 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. S3 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Jumlah Anak : 3 orang anak

e. Usia Anak

a. Anak 1 : 17 Tahun

b. Anak 2 : 14 Tahun

c. Anak 3 : 6 Tahun

f. Alasan Berkarir : Mengeksplore kompetensi diri

g. Apakah suami mengizinkan untuk berkarir : Mengizinkan

2. Pengetahuan dan Pemahaman Hukum Informan tentang Hak dan Kewajiban Istri

1. Bagaimana relasi suami istri dalam keluarga? Pertemanan Apakah suami istri

setara? Apakah suami harus tetap sebagai orang yang lebih berkuasa dan lebih

tinggi, sedangkan istri adalah selalu sebagai orang yang lebih rendah dan yang

dikuasai? sama saja suami istri tetapi dalam beberapa hal ada yang membedakan agar

Page 114: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

posisi itu tidak terbalik-balik jadi posisi suami ditempatkan sebagai suami, istri sebagai

istri dalam beberapa hal ya ada persamaan ada perbedaan. Contohnya dalam hal

keagamaan tetap menempatkan suami sebagai imam kalau dalam keseharian saling

membantu tidak bisa dipisahkan, tidak mungkin kita hidup sendiri, satu sama lain harus

saling membantu Ataukah suami atau istri yang berpotensi lebih bagus, maka dialah

yang lebih berkuasa? tidak, harus saling menutupi, gak gitu! Kita prinsipnya adalah

tadi saya termasuk yang memiliki keyakinan bahwa suami adalah imam dalam keluarga

seburuk apapun menurut orang suami tetap adalah imam yang kita tempatkan sebagai

kepala kelurga

2. Setau ibu apa saja hak istri menurut Hukum Islam? Mendapatkan nafkah lahir dan

batin, mendapatkan respect dari suami, ya kalau berbicara seperti itu kan belum tentu

didapatkan terkadang iya terkadang tidak tetapi kalau sudah berumah tangga tidak

berbicara lagi pada takaran itu, kalau bicara itu tidak selesai- selesai, tidak ada yang

selamat. Kalau kita membicarakan hak dan kewajiban gak akan ada rumah tangga yang

selamat. Nanti selalu menuntut satu dengan yang lainnya, yang ada itu bagaimana hak

dan kewajiban itu saling ditutupin satu sama lain Lalu apa saja keawajiban istri

menurut Hukum Islam? Kewajiban dalam rumah tangga sama saja dengan kewajiban

suami kecuali dalam konsep agama kalo suami yang wajib itu menafkahi tetapi dalam hal

saat ini kan tidak lagi seperti itu jadi kalau istri yang tidak berpenghasilan sama sama

berkontitusi dalam keluarga kalau mendidik ya bersama-sama mendidik, konsep mendidik

yaitu kebersamaan, suami punya fungsi mendidik anak istri juga sama sebagai istri juga

kalau misalkan menyiapkan kebutuhan rumah tangga, ya suami juga kewajiban yang

sama, apapun yang dilakukan adalah kewajiban bersama.

Page 115: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

3. Lalu apa saja kewajiban istri menurut Peraturan Perkawinan di Indonesia? gak tau

saya, saya ga perduli sama UUD yang penting saya sama suami nyaman-nyaman aja udah

selesai Dan apa saja kewajiban istri menurut Peraturan di Indonesia? Gak! Gatau,

gak ngurus saya biarin aja yang penting damai rumah tangga, anak-anak damai.

4. Bagaimana pandangan ibu tentang hak dan kewajiban istri yang diatur dalam

Hukum Islam dan Peraturan Perkawinan di Indonesia itu? Saya tunduk pada semua

yang diatur dalam aturan Agama Islam kalau memang itu bukan penafsiran, terkadang

yang diambil itu adalah penafsiran-penafsiran dan hasil pendapat para ulama yang belum

tentu cocok dengan keadaan, tetapi dalam aturan yang tertulis dalam Al-Qur’an ya ibu

akan selalu tunduk terhadap apa yang sudah di gariskan oleh agama. Tetapi dalam Al-

Qur’an sendiri tidak ada kan pembagian job description antara laki-laki suami dan istri

hanya secara global saja bahwa suami adalah istilahnya qowamun, jelas kita harus

menempatkan itu, tapi kalau untuk job description ya gak seperti itu Apakah ibu

setuju? Alasannya? Alasannya. Jelas saya takut sama Allah itu saja, kalau saya bilang

bahwa karena memang saya adalah akan mematuhi apa yang sudah dirambukan oleh Al-

Qur’an. Bahkan ketika konsep poligami orang-orang tidak setuju, walaupun saya tidak

melakukannya, saya akan tunduk bahwa poligami adalah jalan tuhan yang diberikan.

Asalkan bukan penafsiran-penafsiran bahwa perempuan itu harus dirumah. Itu kan bukan

Al-Qur’an yang menggariskan seperti itu. Ataukah ada yang perlu dibenahi/dikritisi,

Jika ada mohon berikan saran/masukan ibu serta alasannya? Dalam pasal 31 ayat 3

(suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga) yaitu penafsiran tetang ibu

rumah tangga yang harus ada penjabaran karena kalau ibu rumah tangga yang dirumah

saja ngurusin anak, kasur sumur dapur yaitu yang saya tidak mau dikatakan ibu rumah

Page 116: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

tangga, perlu kejelasan dengan istilah ibu rumah tangga kalau kata-kata ibu rumah

tangga membatasi kreatifitas perempuan maka saya tidak setuju. Tetapi ibu rumah tangga

itu sebagai bahwa ini adala loh ibu rumah tangga, ini ada loh bapak rumah tangga peran

masing-masing juga ada, meskipun disitu harus saling mendukung antara peran suami

dengan peran istri yaitu persoalan dalam kata “ibu rumah tangga” itu mau dibawa

kemana gitu. Maindset kita terhadap ibu rumah tangga itu jangan yang sekarang

ditafsirkan, kalau ibu rumah tangganya sumur kasur dapur saya tidak setuju. Kalau ibu

rumah tangga kita sebagai perempuan memiliki fungsi tersendiri dalam rumah tangga ya

saya setuju sebagai ibu rumah tangga.

5. Seperti diketahui, saat ini banyak istri yang juga berperan sebagai wanita karir,

tentu isitri yang demikian akan terkuras waktu, pikiran dan tenaganya untuk

kelancaran karir tersebut, ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, yaitu: istri tersebut

akan melakukan peran ganda (Aktif dalam karir dan berusaha keras lancar dalam

rumah tangga) atau istri tersebut akan memilih fokus pada karir dan

menomorduakan kewajiban dalam rumah tangga, bagaimana pendapat ibu tentang

hak dan kewajiban istri yang berkarir tersebut, apakah hak dan kewajibannya

dalam keluarga sama saja dengan istri yang berkarir? Yaitu si tergantung kerelaan

dari suaminya sama anak-anaknya kalau kita sebagai wanita karir sebagai kuantitas

pertemuan iya, akan lebih berkurang, tetapi dalam kuantitas yang banyak pun tidak

menjamin kualitas itu akan lebih baik kalau kuantitas berkurang, kualitas itu juga akan

dijaga, pertemuan antara anak dan suami itu kalau keseringan perempuan dirumah itu

akan jenuh. Banyak perempuan (istri) melakukan kekerasan terhadap anak, mereka

banyak yang dirumah terus, karena mereka ada kejenuhan yang hanya disitu-situ saja.

Page 117: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

Menurut saya ga ada masalah. Dan kalaupun harus melakukan peran ganda iya itu

konskewensi yang harus ditangung karena Gak mungkin kita tidak ga melakukan peran

ganda itu karena kalau disini, dirumah anak bagian dari kehidupan kita, suami juga

meskipun tidak harus dalam pelayanan, tetapi tanggung jawab harus ditanggung secara

bersama-sama Kalau beda apa bedanya? 1. Bahwa perempuan yang berkarir diberikan

peluang untuk mengeksplor dirinya sendiri, dalam pergaulan secara sosial dia akan lebih

diakui oleh masyarakat secara financial memberikan tambahan lebih dalam berumah

tangga, secara individual diberiikan ruang untuk mengeksplor dirinya sendiri

mengembangkan kompetensi diri, secara sosial dia jelas akan lebih banyak bergaul

dengan orang-orang dan memberikan dampak yang positif karena dia secara sosial

memiliki pergaulan. Tetapi efeknya mungkin secara negatifnya tergantung pada individu

dia sendiri mampu ga memilah waktu untuk keluarga dan juga untuk karirnya. Kalau yang

kebablasan ya memang efeknya akan terjadi ya seperti itu, belum secara individual

bergaul dengan orang yang bukan muhrimnya dan itu juga adalah rambu-rambu yang

harus di perhatikan semua kembali kepada individu mampu ga untuk bertahan. Dan apa

argumentasi ibu? Kalau sama, apa argumentasinya? Kalau yang berkarir itu otomatis

ya kebalikannya, secara individual dia akan kurang tidak bisa menggali potensi dia, yang

ada difikiran tuh hanya keluarga saja, sehingga potensi yang dimiliki tidak bisa

tersalurkan, timbulnya adalah melampiaskan kejenuhan dirinya kepada anak. Dan saya ga

yakin juga dirumahnya akan rapih dsb, mungkin hanya menonton tv yang saya perhatikan

ya seperti itu, belum ngerumpi menurut saya plus minusnya ga terlalu jauh berbeda

dirumah atau diluar, itu tergantung individu didalam dirinya. Tidakkah itu menjadi

beban ganda bagi istri dan merugikan istri? Kalau landasan berfikir kita adalah

Page 118: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

landasan agama saya yakin tidak akan pernah membebani, kecuali tadi kalau basicnya itu

keikhlasan karena Allah itu selesai semua persoalan, persoalanya bagaimana menempa

kehidupan si perempuan itu untuk meyakini bahwa peran ganda memang ada, mau

diapain. kalau saya si menikmati hidup dengan peran ganda, karena saya lebih bisa

memanfaatkan belajar dari kedua peran ini, peran dirumah saya pelajari, mudah-

mudahan insya Allah tidak ada kejomplangan antara kedua peran ini, senang-senang saja

saya menjadi peran ganda jadi ya ga terlalu menjadi beban, dirumah ada yang membantu

untuk mencucikan baju, sehingga fokus kepada anak dan suami itu lebih penting untuk

menjaga kerekatan dalam keluarga.

D. Perilaku Hukum Informan tentang Hak dan Kewajiban Istri

6. Karena saat ini ibu sudah terlibat aktif dalam penggapaian karir lebih bagus di

dunia kerja, lalu bagaimanakah cara ibu membagi waktu antara keluarga dengan

pekerjaan? Fokus, harus fokus, dua duanya harus fokus. Jadi ketika dalam pekerjaan

disini ya kita fokus dalam bekerja , dan dirumah itu persiapkan apa yang harus

disiapkan anak kita siapin sebelum berangkat, ketika dirumah hidup dengan anak dan

suami ketika disini hidup dengan pekerjaan kita, jangan berlebih-lebihan dipekerjaan

kelewatan di rumah tangga kelewatan, saya tidak membawa pekerjaan dirumah karena

mengganggu. Kecuali ada beberapa hal yang harus dikerjakan ya terpaksa untuk dibawa

kerumah, tetapi upayakan untuk tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah. Pekerjaan

kantor dikerjakan dikantor, dirumah dimaksimalkan waktu untuk keluarga. Manakah

yang lebih ibu prioritaskan, keluarga ataukah karir? sesuai dengan situasi jika di

keluarga memang membutuhkan kita tetap saya akan mengalahkan pekerjaa, tetapi jika

dikelurga juga bahwa yang harus mendapatkan prioritas maka prioritaskan pekerjaan.

Page 119: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

Jadi bagaimana kita mengatur saja, hidup itu penuh dengan pilihan jadi ga bsa memilih

mana memilih mana jadi tergantung prioritas yang mana yang harus didahulukan dulu.

Jadi dua duanya insya alloh tidak akan bentrok Apakah ibu menjalankan peran

ganda, pontang-panting mengurus rumah tangga dan kemudian kerja keras juga

untuk kantor? Saya ga merasa pontang-panting, biasa saja hidup saya santai, badan

saya gemuk.

7. Andai suami atau anak-anak ibu menghendaki ibu berhenti bekerja agar bisa fokus

menghurusi mereka, bagaimana sikap ibu? Harus menjelaskan bahwa ya tadi latar

belakang, insya Alloh tidak ada yang memberhentikan persoalannya, karena mereka tau

selagi kita menempatkan pada posisi yang postif tidak akan diberhentikan, jadi anak suami

saya tidak pernah mendapatkan hambatan untuk itu karena mereka melihat kita sudah

professional sebagai ibu juga professional sebagai istri juga professional membantu

keluarga secara financial. Lalu apa alasannya? Kalau tanpa alasan ya saya akan menolak

kalau mereka memberi alasan yang memang betul itu adalah berhak untuk

memberhentikan saya, saya akan berenti, asalkan alasanya itu jelas. Apa alasan ibu

mengambil sikap begitu? saya menikmati hidup, karena saya punya hak untuk

mengembangkan potensi diri. Perempuan itu diberikan anugrah yang sama dengan laki-

laki secara potensi, laki-laki juga ada yang lebih rendah potensinya, perempuan juga. Tapi

kan apabila potensi dimanfaatkan si laki-laki dan perempuan harus saling menghargai

potensi itu.

8. Selama ini apa kendala yang ibu hadapi dalam menunaikan kewajiban istri dan

sekaligus sebagai wanita karir tersebut? Untuk saat ini sudah tidak ada kendala,dulu

diawal-awal iya, karena mungkin perspepsi tentang suami istri, persepsi tentang diawal

Page 120: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

membangun rumah tangga iya, karena persepsi bahwa suami itu harus sebagai kepala

keluarga (imam) yang memang menghadapi itu, jadi bahwa persepsi suami itu bahwa

saya adalah kepala keluarga bahwa saya kepala keluarga ada. Tapi kemudian pelan-pelan

diberikan pengertian dan juga dibuktikan bahwa kita itu bisa menjaga itu, itu penting.

Memang diawal awal tidak bisa dipungkiri persepsi laki-laki sebagai imam persepsi

perempuan sebagai ibu rumah tangga, tapi itulah pelan-pelan dibuktikan kepada

perempuan bahwa, bukan begtu loh membuktikan saja, ya perlu buktilah ya walaupun

ngotot ngotot dikit Kalau ibu tidak keberatan, bisakah kami mendapatkan sharing

pengalaman ibu tentang kesulitan-kesulitan itu dan upaya ibu mengatasinya? Ga bisa

ngatasin begitu, karena perlu bukti perlu alasan karena kita itu mampu loh untuk, jadi

diawal itu argument sama ngotot-ngotot ya sedikit agak ribut-ribut lah tapi kesininya itu

dengan bukti, bahwa yang diragukan oleh kaum laki-laki itu tidak terbukti, dan bahwa kita

masih bisa menjaga antara keluarga dan pekerjaan

D. Pendapat Informan tentang Peran Ganda dan Kelalaian Istri yang berkarir

menunaikan kewajibibannya dalam Keluarga

9. Bagaimana pendapat ibu terkait:

Istri yang melakukan peran ganda (di kantor dan di rumah tangga) karena suami

tidak maksimal menafkahi keluarga, apakah istri itu berhak mendapatkan hak lebih

dalam keluarga, misal istri bisa menjadi pemimpin/kepala keluarga? gak bisa, saya

mengalami soalnya, saya posisinya seperti itu, waktu itu suami memang tidak, ya

ibaratnya berbandingan dengan saya ya namanya usha ya kadang-kdang ada kadang tidak

kadang dapet kadang tidak, tetapi saya tetap harus menempatkan suami saya sebgai

Page 121: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

kepala keluarga dan pemimpin karena itu tadi landasan saya adalah berdasarkan agama

yang menempatkan laki-laki sebagai imam

Atau bisakah istri bertukar peran dengan suami yaitu suami yang mengurus rumah

tangga dan istri yang mencari nafkah keluarga menjadi kepala keluarga? gak ada

yang bisa ditukar-tukar, karena laki-laki punya fungsi sendiri dan perempuan juga punya

fungsi sendiri tidak mungkin ditukar-tukar jangan ngaco gitu loh pengen menukar-nukar

ya gak bisa!

10. Bagaimana pendapat ibu, jika istri itu melakukan peran ganda sedangkan suaminya

mampu menafkahi keluarga, kemudian karena peran gandanya itu mengakibatkan

istri lalai menunaikan kewajibannya di rumah. Seperti istri lalai melayani kebutuhan

biologis suami karena istri kelelahan dik kantor, apakah kelalaian itu bisa

mengakibatkan gugurnya hak yang mesti di terima istri dari suaminya, seperti hak

nafkah? Kalo saklek ya bisa, kalo kita mau berpangku kepada hukum dan alquran, fiqih

dan sebagainya bisa, tapi kalau kita dasarnya adalah musyawarah dan kekeluarga dan

kesepakatan bersama, perundingan ya gak ada yang seperti itu intinya, tapi kalo saklek ya

bisa kalau berdasarkan hukum-hukum ya memang bisa, makanya banyak mengajukan

gugatan cerai dsb. Karena selalu di kepalanya itu Cuma hak dan kewajban gak pernah

berbicara bagaimana untuk memajukan hak dan kewajiban itu untuk saling berbagi

11. Bagaimana pendapat ibu tentang hak menerima nafkah dari suami bagi istri yang

berprofesi sebagai wanita karir? kalau menurut saya dalam agama memang sudah

dinyatakan sebagai hak memang harusnya didapatkan, tetapi besar kecilnya itu kan

tergantug kemampuan suami dan istri harus menerima karena secara agama memang itu

punya hak memang begitu, entah maudigunakan untuk anaknya untuk apa yang jelas itu

Page 122: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

adalah haknya. Besar kecilnya kalau memangdalam posisi tidak punya suaminya ya

berari tidak diberi, tetapi dalam posisi ada ya ukurannya semampunya suami tapi itu

harus. Apakah dengan kebebasan yang diberikan oleh suami kepada istri yang

berkarir tinggi itu berakibat gugurnya kewajiban suami menafkahinya? Apa

argumentasi ibu? Gak ada yang menggugurkan itu, karena didalam dalil pun tidak ada

ketika istri bekerja kemudian suami itu tidak menafkahinya itu tidak ada jadi apa alasan

kita untuk gugur menggugurkan gak ada. Kalau itu istrinya gak dinafkahi berarti gugur

pula mendapatkan pelayanan biologisnya ya sama aja intinya tidak akan ada selesai kalau

kita hanya membicarakan hak dan kewajiban ketika hak dan kewajban dia tidak terpenuhi

maka gak akan ada ini itu dan akhirnya tidak ada keluarga yang selamatkalau kaya gitu

Page 123: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam
Page 124: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

A. Identitas Informan

1. Nama Lengkap : Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si

2. Jabatan di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta: Wakil Rektor 1 dan

aktifitas selain di UIN: Pengurus MUI Pusat

3. Riwayat Pendidikan

a. Pendidikan Menengah Tingkat Pertama : MTS AIN 1

b. Pendidikan Menengah Tingkat Atas : MAAIN 1

c. S1 : IAIN Jakarta

d. S2 : Psikologi UI

e. S3 : Psikologi UII-UAI

4. Jumlah Anak : 4 orang anak

5. Usia Anak

a. Anak 1 : 31 Tahun

b. Anak 2 : 28 Tahun

c. Anak 3 : 21Tahun

d. Anak 4 : 17 Tahun

6. Alasan Berkarir : Sebenarnya dari awal saya selesai kuliah

sarjana lengkap itu tahun juli 1982 wisuda, kemudian bulan agustunya saya diminta oleh

ketua jurusan untuk mengajar menjadi asisten waktu itu jurusan IPS di fakultas tarbiah

dosennya adalah dari IKIP (Rawamangun) membutuhkan asisten, dan saya diminta

untuk jadi asisten mata kuliah metode khusus pengajaran IPS Pada waktu itu gitu, jadi

terpikir untuk bekerja tapi belum terpikir untuk menjadi dosen setelah diminta itu oh

yaudah saya suka dan saya jalani.

Page 125: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

7. Apakah suami mengizinkan untuk berkarir :sangat mengizinkan karena saya

bertemu dia saja saya sudah diangkat menjadi CPNS ketika memutuskan menikah saya

sudah pegawai negeri dan itu memang sestuatu yang harus dilakukan ya, karena

memang pengamalan ilmu

B. Pengetahuan dan Pemahaman Hukum Informan tentang Hak dan Kewajiban Istri

1. Bagaimana relasi suami istri dalam keluarga? baik menurut saya pola komunikasinya

tidak sama seperti yang orang tua saya dulu tunjukkan atau orang tua yang lebih dulu

generasinya, bahwa seorang suami itu memang sangat ketara bahwa dia itu lebih

dominan di dalam keluarga tetapi untuk generasi saya dan berikutnya itu sudah lebih

kesetaraan itu ada, terlihat bahwa ada saling menghormati, menghargai, mendukung

termasuk dalam pengambilan keputusan itu memang dibicarakan Apakah suami istri

setara? Apakah suami harus tetap sebagai orang yang lebih berkuasa dan lebih

tinggi, sedangkan istri adalah selalu sebagai orang yang lebih rendah dan yang

dikuasai? Kalau saya jelsakan tadi sebeanrya ga begitu, jadi kalau ada didalam

alquran dijelaskan arrijalu qowamuna alanisa bima …dia lebih tinggi diatas perempuan

karena kelebihan diantaranya menafkahi istrinya, tetap saja bahwa meskipun didalam

shalat perempuan tidak bisa menjadi imam laki-laki bukan berarti dia berkuasa jadi

relasi suami istri adalah relasi kemitraan, jadi relasi kemitraan yang saya lihat relasi

suami istri itu adalah suami kepala rumah tangga tetapi istri adalah pendamping jadi

kalau tidak ada pendampingnya ini dia akan mengalami penimpangan Ataukah suami

atau istri yang berpotensi lebih bagus, maka dialah yang lebi berkuasa? tidak ada

yang berkuasa menurut saya, apalagi isri menjadi penguasa didalam rumah jadi tidak

Page 126: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

menurut saya, jadi tadi dengan konsep atau relasi kemitraan maka baik suami maupun

istri adalah pendamping dan mereka harus bisa saling mendukung, mengisi, melengkapi.

2. Setau ibu apa saja hak istri menurut Hukum Islam? 1. Hak istri Untuk dicintai,

disayangi, dihormati. 2. Diberi nafkah (kewajban suami adalah memberi nafkah kepada

istrinya). 3. Didukung mendapatkan dukungan baik itu dengan pengembangan pribadi,

atau melakukan kegiatan-kegiatan tugas-tugas didalam rumah tangga atau dukungan

dalam pengembangan karir. Lalu apa saja keawajiban istri menurut Hukum Islam? 1.

Yang utama istri harus taat kepada suaminya, sepanjang suami itu tidak mengarahkan

istrinya kepada hal-hal yang musyrik yang bertentangan dengan syariat 2. Istri itu

berkewajiban untuk melayani suami dalam hal apapun kebutuhan-kebutuhan suami

3. Lalu apa saja kewajiban istri menurut Peraturan Perkawinan di Indonesia? Saya gak

tau persis tapi saya pikir undang-undang perkawinan atau perkawinan di NKRI ini di

inspirasi oleh nilai-nilai, salah satunya dari nilai-nilai ajaran islam sehingga menurut

saya hampir sama saja bahwa istri punya kewajiban untuk mememberikan pelayanan

kepada suaminya, kemudian didalam islam menjaga kehormatannya, menjaga harta

suaminya, menjaga rumah tangganya Dan apa saja kewajiban istri menurut Peraturan

di Indonesia? Hampir sama dengan yang tadi itu mungkin mengurus anak, mengurus

rumah tangga.

4. Bagaimana pandangan ibu tentang hak dan kewajiban istri yang diatur dalam

Hukum Islam dan Peraturan Perkawinan di Indonesia itu? Saya katakan tadi hampir

sejalan, jadi istri memiliki hak tapi suami juga memiliki hak jadi hak istri menjadi

kewajiban suami kewajiban istri menjadi hak suami jadi kalau tadi haknya adalah

mendapatkan perlindungan, kasih sayang. nafkah misalnya gitu maka dia mempunyai hak

Page 127: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

untuk menjaga, nafkah atau harta benda suaminya menjaga dirinya, menjaga rumahnya

menjaga dan mendidik anak-anaknya meskipun sebenarnya pengertian nafkah dalam islam

itu kan lebih luas jadi bukan nafkah materi tetapi juga nafkah bathin termasuk nafkah

untuk mengurus rumah tangganya dan nafkahnya jadi yang saya ingat itu kalau istri tidak

mau menyusukan anaknya misalnya gitu ya. Itu memang memang kewajiban suami untuk

membuat istrinya mau mencari orang lain, atau misalnya pekerjaan pekerjaan rumah

tangga itu juga menjadi kewajiban suami juga bukan kewajiban istri. Apakah ibu setuju?

Sepanjang itu tadi sesuai dengan prinsip dasar bahwa saling menghormati, menghargai,

mendukung saya oke aja Alasannya? Mungkin apa yang pernah tidak disepakati oleh

orang bahwa kalau pemahaman mengenai istri taat kepada suami termasuk misalnya

kalau itstri bekerja tidak disetujui oleh suami sepertinya memang didahului dengan

komunikasi, Ataukah ada yang perlu dibenahi/dikritisi, Jika ada mohon berikan

saran/masukan ibu serta alasannya? mengenai KHI harta gono gini jadi kalau mislanya

istri itu mendapatkan harta gono gini dari suaminya sepanjang harta itu diperoleh dalam

kehidupan rumah tangga ketika mereka menikah, nah itukan saya menangkapnya adalah

untuk menghormati istri bagi istri yang tidak bekerja jadi kalau tidak bekerja diluar rumah

dalam konteks memperoleh income dia mengurus rumah tangganya dengan baik. Mendidik

anaknya dengan baik memenuhi semua suami dalam rumah tangga itu dia sebanarnya

bekerja juga yg harus mendapatkan penghargaan jadi dia juga berhak memperoleh

sebagian harta suaminya yang diperoleh selama perkawinan itu dan itu saya setuju kalau

itu direalisasikan. Tetapi belakang jika itu terbalik yg bekerja akhirnya istrinya yang

memperoleh income cukup banyak adalah istrinya lalu suaminya. Kadaang ada yang

nakal juga ketika cerai tapi saya nuntut harta gono gini kalau saya ga stuju dengan itu

Page 128: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

5. Seperti diketahui, saat ini banyak istri yang juga berperan sebagai wanita karir,

tentu isitri yang demikian akan terkuras waktu, pikiran dan tenaganya untuk

kelancaran karir tersebut, ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, yaitu: istri tersebut

akan melakukan peran ganda (Aktif dalam karir dan berusaha keras lancar dalam

rumah tangga) atau istri tersebut akan memilih fokus pada karir dan

menomorduakan kewajiban dalam rumah tangga, bagaimana pendapat ibu tentang

hak dan kewajiban istri yang berkarir tersebut, apakah hak dan kewajibannya

dalam keluarga sama saja dengan istri yang tidak berkarir? Yg pertama bahwa setiap

manusia itu laki-laki dan perempuan sama saja kedudukannya dimata Tuhan jadi setiap

manusia itu wajib beribadah kepada Allah wajib menuntut ilmu “utlubul ilma minal mahdi

ila lahdi atau “tolabul ilmi faridhotun ala kulli muslmin wal muslimat” kalau laki-laki dan

perepuan muslimin dan muslimat itu punya kewajiban untuk menuntut ilmu kemudan ada

dikemukakan juga alilmu bila amalin kasajari bila samarin, jadi ilmu yang tidak

diamalkan itu sama saja dengan pohon yang tidak berbuah, bukan tidak bermanfaat tetapi

kurang manfaatnya, dalam konteks pemanfaatan ilmu itu sama saja untuk memperbaiki

kemampuan dan kinerja diri sendiri, meningkatkan Ibadan, meningkatkan kemampuan,

mengatasi masalah, meningkatkan perempuan untuk mengurus rumah tangga, itu sudah

bagus kalau seorang istri saya memilih bekerja dirumah, mengurusui rumah tangga saya,

mengurusi anak-anak saya berpendidikan baik kalau istri memilih seperti itu, itu bagus,

tapi kalau kemudian pengamalan saya ini tidak cukup diruang lingkup yang kecil saya

harus mengamalkan diruang lingkup yang lebih luas dimasyarakat misalnya menjadi guru,

menjadi dokter, menjadi doketr ga mungkin kalau dia Cuma ngobatin anak dan

keluarganya kan terlalu kecil ruang lingupnnya . Kemudian dia menjadi insyinyur, arsitek

Page 129: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

dan gak mungkin dia Cuma membuat rumahnyna sendiri kan dia harus bisa

mengembangkan atau mengaplikasikan diri. Padahal kontenks yg seperti itu menurut saya

wanita yang memilih perkerja tadi bagus boleh aja tapi tadi ada fungsi kemitraan dalam

keluarga itu harus seizin suami disitulah tadi komunikasi harus dibangun dari awal istri

support mendukung suami suami juga harus mengdunkung istri, mungkin jika kamu bilang

peran ganda, mungkin bukan peran ganda peran ganda kan dua, multi. Jadi istri itu bisa

berperan sebagai dirinya sendiri, sebagai nenek sebagai anak sebagai guru sebagai

apapun dimasyarakt, didalam rumah saja dia sudah multi peran juga dengan kegiatan

diluar rumah. Kalau beda apa bedanya? Dan apa argumentasi ibu? Tidak bisa untuk

dihilangkan, jadi kalaupun perempuan itu melebarkan sayapnya dari melaksanakan

kewajiban di dalam rumah tangga dia tetap punya peran itu ga bisa, “karena saya bekerja

diluar rumah saya ga boleh tidak harus lagi melakukan pekerjaan dirumah” dan itu

jangan dianggap sebagai beban jadi kalau dianggap double burdon (beban) jalani

semuanya dengan tenang, jadi ketika saya menjalankan peran menjadi istri saya kan harus

melakukannya, kalau saya ingin dicintai maka saya harus mencintai, kalau saya ingin

diperhatikan maka saya harus memperhatikan, ketika saya punya anak jadi anak ini

adalah tanggung jawab suami istri bukan jadi beban atau kewaijban istri saja untuk

mengurus, merawat, mendidik anak. Jadi kalau istri berperan ganda atau lebih suaminya

juga harus begitu jika istri mencari nafkah diluar suaminya juga mencari nafkah diluar

makakedauanya juga harus punya tanggung jawab yang dibagi peran yang dibagi dalam

rumah tangga jika istri tidak bekerja diluar justru malah lebih fokus, kalau istri bekerja

diluar rumah maka dia lebih fokus untuk mengurusi urusan domestiknya harusnya harus

lebih berkualitas, harus lebih tinggi kinerjanya dirumah Kalau sama, apa

Page 130: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

argumentasinya? Serang perempuan itu (istri) berhak memperoleh nafkah dari suaminya

kalau dia juga bekerja dengan seizin suaminya itu maka dia juga sebenrnya hukumnya

yang saya tau harta yang dicari oleh istri itu adalah hak dia jadi kalau dia menfkan untuk

suami atau anak-anaknya itu dia bersedekah hukumnya. Tidakkah itu menjadi beban

ganda bagi bekerja istri dan merugikan istri? Buat saya tidak merugikan sepanjang itu

kita lakukan dan itu memang merupakan kewajiban kita jadi kalau suami membantu tugas

domestik ya itu tadi dalam konteks dia mensuport, kewajiban kita memang untuk mengurus

rumah tangga taat dan melayai suami, mendidik anak jadi kalau misalnya sudah terpola

selama ini istri peran domestik suami peran public misalnya gitu, mungkin proporsinya

tetap istri untuk domestic mestinya banyak suami dalam public tapi untuk istri yang

sekarang ini mendapat jabatan penting, misalnya memang jadi walikota, gubernur,

apalagi jadi presiden jadi direktur diperusahan, jadi apa yang memang hampir banyak

energynya untuk memikiran orang lain misalnya. Maka dia harus pandai-pandai untuk

mengatur memanage (mempunyai asistan) jangan lupa juga bhwa dia adalah tetap istri

tetap ibu dari anak-anaknya jadi ga boleh kalau dia birokrat dan dia memperlakukan

orang dirumah itu seperti bawahan misalnya gitu, suaminya jabatannya lebih kecil

incomenya lebih kecil jadi dia sok penguasa itu menrut saya ga bagus, jadi dialam rumah

istri itu harus berperan dengan baik. Dan itu juga dilakukan dengan tenang tidak akan

merasa rugi.

C. Perilaku Hukum Informan tentang Hak dan Kewajiban Istri

6. Karena saat ini ibu sudah terlibat aktif dalam penggapaian karir lebih bagus di

dunia kerja, lalu bagaimanakah cara ibu membagi waktu antara keluarga dengan

pekerjaan? Saya memang sejak dulu dosen, kemudian pernah ngantor dulu memang

Page 131: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

saya tidak mewajibkan diri saya utuk datang setiap pagi ontime di kampus misalnya,

saya tetap memprioritaskan urusan bahwa dirumah itu kalau sore oke mislanya lebih

tetapi memangzikalau diperlukan ya harus datang misalnya jam 7 harus disini (kantor)

ya jam 7 datang, jadi saya tidak melakukan setiap hari seperti itu, kemudian komunikasi

dengan siapaun yang dirumah itu, dengan suami, dengan anak-anak, dengan assistant

rumah tangga dengan siapun yang berhubungan dengan itu komunikasi dijaga ada

kontak ada control, ada diskusi ada musyawarah ada saling menyapa untuk saling

mengingatkan, menyenangkan itu sudah bisa dilakukan sepanjang itu. Untuk pekerjaan

juga diskusi bukan cuma dengan pasangan tetapi juga dengan anak-anak juga bisa.

Manakah yang lebih ibu prioritaskan, keluarga atahkah karir? kalau saya tidak ada

yang sangat prioritas ya intinya keluarga karena disitulah kita hdup, tetapi bukan berarti

bahwa saya memprioritaskan keluarga lalu saya bekerja seenaknya, seadanya tidak.

Ketika pekerjaan itu memang dihadapi memang secara professional harus dilakukan

dengan sebaik-baiknya tetapi saya juga tidak mau menelantarkan kebutuhan saya dan

keluarga jadi kalau harus memilih misalnya ya itu tergantung kondisinya, kalau misalnya

pada saat tertentu urusan keluarga agak lebih dipentingkan maka saya akan mengurangi

kan bisa, misalnya peran saya disini kan bisa izin bisa cuti tapi tetap melakukan

kewajban-kewajibanatau mendelegasikan kewajiban tetapi yang penting tugas-tugas kita

tidak terbengkalai Apakah ibu menjalankan peran ganda, pontang-panting

mengurus rumah tangga dan kemudian kerja keras juga untuk kantor? Ya ada si

memang, kadang kita merasa sangat lelah kadang-kadang pekerjaan mesti dibawa

pulang, ngerjainnya sampai jam 11 sampai jam 12 disini rapat, rapat, rapat kordinasi,

trus yang paraf yang ttd kalau mau wisuda kan ribuan yang akan diwisuda kemudian

Page 132: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

ribuan itu juga yang harus di ttd transkip, biasanya kalau sudah bertumpuk-tumpuk saya

bawa pulang. Dikerjakan dirumah untuk pekerjaan yang tidak terlalu menguras fkiran

Cuma ttd tetapi butuh waktu, butuh tenaga jg.

7. Andai suami atau anak-anak ibu menghendaki ibu berhenti bekerja agar bisa fokus

menghurusi mereka, bagaimana sikap ibu? Alhamdulillahnya ga begitu, dan suami

sangat mensuport sejak awal tahu saya bekerja yang penting kita tidak kehilangan rasa

hormat kita terhadap dia, ga mentang-mentang saya kira ga ada rasionalnya kenapa dia

menyuruh kita berhenti, menurut saya si ibu-ibu yang bekerja itu anak-anak jadi lebih

mandiri, mereka bisa mengapresiasi, sepanjang ibu menjalankan fungsi dan tugasny

dengan sebaik-baiknya, jadi karna ibu bekerja ibu jadi sok dan memberikan perhatian

secara sikologis terutama kepada anak-anaknya saya fikir anaknya justru akan menjadi

merasa senang. Apa alasan ibu mengambil sikap begitu? saya ga bisa berenti karena

saya sudah menyukai pekerjaan saya, dan saya merasa tenang melakukan ini, menjadi

guru, dosen kan merasa senang saya sudah mengajar selama 32 th mahasiswa saya sangat

banyak dimana-mana bahkan yang sudah jadi pejabat-pejabat, jadi guru berperstasi dan

itu merupakan sesuatu yang disyukuri. Alhamdulillah selama ini saya pribadi bisa

menjalankan peran-peran itu dengan baik, mendapatkan support dari suami dari anak-

anak.

8. Selama ini apa kendala yang ibu hadapi dalam menunaikan kewajiban istri dan

sekaligus sebagai wanita karir tersebut? Kalau ibu tidak keberatan, bisakah kami

mendapatkan sharing pengalaman ibu tentang kesulitan-kesulitan itu dan upaya ibu

mengatasinya? Kadang-kadang bentrok kegiatan, antara kegiatan yang dirumah dan

kegiatan yang harus dilakukan ditempat bekerja itu membuat kita harus menyediakan

Page 133: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

waktu yang ekstra tenaga dan fikiran yang ekstra itu kendala-kendalanya mungkin orang

yang sulit untuk melakukan cockling stess. Bisa jadi stress, sakit, marah-marah barang

kali itu yang mungkin bisa kalau lagi lupa keseimbangan antara kerja dan refreshing itu

kendala juga. Kadang-kadang “ah udahlah pengen berhenti aja kerja, atau mungkin

wonning itu ke fisik “ko fisiknya merasa lelah banget yah” kalau udah gitu harus sadar

diri dan harus melakukan istirahat.

D. Pendapat Informan tentang Peran Ganda dan Kelalaian Istri yang berkarir

menunaikan kewajibibannya dalam Keluarga

9. Bagaimana pendapat ibu terkait:

Istri yang melakukan peran ganda (di kantor dan di rumah tangga) karena suami

tidak maksimal menafkahi keluarga, apakah istri itu berhak mendapatkan hak lebih

dalam keluarga, misal istri bisa menjadi pemimpin/kepala keluarga? kalau kepala

rumah tangga itu dianalogikan dengan kekuasaan (dominan) menurut saya seharusnya si

ya jadi baik dalam hukum islam dalam hukum perkawinan di Indonesia saya kira tidak

dibenarkan seperti itu, meskipun suami adalah kepala rumah tangga dia tidak dibenarkan

untuk berlaku sewenang-wenang oleh istrinya sehingga untuk pengambilan keputusan

dalam keluarga itu tetap istri harus mendapatkan opsi, ketika istri yang mempunyai

kelebihan itu maka lebih lagi tidak boleh bersikap otoriter, kemudian merasa dominan,

merasa paling bagus kalau itu terjadi maka retaklah sudah komitmen di dalam rumah

tangga, suami kemudian menjadi inperior merasa rendah diri, merasa kurang berharga,

bisa menarik diri. Akibatnya dia bisa menarik diri, kemudian dia menunjukkan agnifitas

yang kemudian dia gak galak akhirnya menjadi galak, menjadi kasar dan tidak jarang

juga melakukan kekerasan yang dipicu oleh sikap sombong istri. Bahwa bisa difahami

Page 134: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

rizki itu Alloh limpahkan kepada kita bisa melalui siapa, jadi dalam keluarga itu rizikinya

memang diturunkan melalui kinerja istrinya ya harus disyukuri rezeki dari keluarga yang

kemudian dinikmati oleh keluarga dan anak-anaknya seperti juga rezeki datang melalui

suaminya. Atau bisakah istri bertukar peran dengan suami yaitu suami yang

mengurus rumah tangga dan istri yang mencari nafkah keluarga menjadi kepala

keluarga? dalam kondisi tertentu bisa jadi seperti itu, kalau suaminya sakit (kecelakaan.

Stroke) kan ga mungkin kemudian suami tidak menafkahi keluarga kemudian istri minta

cerai kalau masih punya komitmen dalam perkawinan itu dia bisa menjalankan fungsinya

untuk berganti suaminya bahkan tidak menjadi pengurus rumah tangga, tetapi malah

diurus juga. Jadi istri dia mencari nafkah, dia mengurus keluarga, termasuk mengurus,

merawat, dan membiayai pengobatan suaminya. Bisa jadi seperti itu, ada jugan

kondisinya yg suaminya agak sulit mendapatkan pekerjaan dibandingkan istrinya, jadi

istrinya punya skill yang kemudian memang dibuutuhkan oleh masyarakat atau lapangan

pekerjaan istri ini kemudian dokter, pengusaha, kemudian lancar turunnya rezeki,

sementara suaminya lebih terampil dirumah. mengurus rumah, memanage rumah, dll. Bisa

jadi seperti itu. Tetapi dalam culture timur termasuk Indonesia hal yang seperti itu

sepertinya masih kurang di terima jadi kalau bertukan peran secara total itu kaayanya

memang kurang diterima. Suami-suami yang tidak bekerja mencari nafkah kemudian istri

yang bekerja tadi, sering kali ada istilah yang jelek lebel nya itu mempekerjakan istri.

Meskipun dia sendiri melakukan dengan tenang. Tapi sebaiknya tidak berganti peran total

karena secara hati nurani perempuan itu tetap pingin mendapatkan sesuatu dari

suaminya, bukan dia yang harus semua. Suatu saat terjadi bahwa dia mencari nafkah

sementara dia juga mengurus rumah tangga, suatu saat dia kelelahan dan dia akan

Page 135: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

merasa ”ko aku yang kerja ya” mungkin dia merasa kurang nyaman juga dengan dirinya

sendri dan suaminya dan itu bisa menimbulkan krisis jadi sepanjang itu masih bisa

balance dalam culture kita misalnya suami tetap bekerja meskipun penghasilannya sedikit

dalam frame kita dalam masyarakat kita itu masih bisa diterima karena sekarang itu bisa

menerima kalau suami istri itu bekerja bersama. Gak lagi cuma suami yang bekerja tetapi

kalau istri yang bekerja full sedangkan suami full menggantikan peran dirumah itu

sepertinya menjadi timpang menurut kita, kalau misalkan mereka cuek dalam kondisi

apapun “itu kan yang menjalankan kami” itu tidak mempengaruhi perasaaan, fikiran dan

sikap mereka dalam hubungan dengan keluarganya itu oke, seperti orang barat ada yang

seperti itu meskipun tidak semuanya seperti itu.

10. Bagaimana pendapat ibu, jika istri itu melakukan peran ganda sedangkan suaminya

mampu menafkahi keluarga, kemudian karena peran gandanya itu mengakibatkan

istri lalai menunaikan kewajibannya di rumah. Seperti istri lalai melayani kebutuhan

biologis suami karena istri kelelahan di kantor, apakah kelalaian itu bisa

mengakibatkan gugurnya hak yang mesti di terima istri dari suaminya, seperti hak

nafkah? Yang idealnya memang tidak harus begitu, yang idealnya tadi istri itu tau benar

apa kewajiban dan haknya jadi bisa dikatakan sebagai seorang manusia dia punya hak

untuk dirinya sendiri, dia punya hak untuk mengamalkan ilmunya, dia punya hak untuk

memperoleh penghasilan sendiri, karena siapapun akan merasakan hal yang berbeda

ketika dia membelanjakan sesuatu yang memang hasil jerih payahnya sendiri

dibandingkan dengan menerima saja, walaupun suami itu bisa mencukupi secara

berkecukupan baik nafkah keluarga istri mau beli apapun bisa misalnya gitu, tetapi itu

tidak menimbulkan kepuasan bathin apabila dia sendiri sebenarnya merasa mampu untuk

Page 136: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

melakukan apapun, bukan dilihat dari segi incomenya, jadi bahwa saya bisa bekerja, saya

bisa mengajar, saya bisa menulis, mungkin kalau jadi pengamat, bahkan menjadi ketua

RT, ketua RW sekalipun karena dia sangat aktif dimasyarakat yang penting dia punya

aktualisasi diri dia bisa menunjukkan kompetensinya dan baktinya kepada orang lain,

kalau itu dilakukan tanpa harus mengurangi kewajibannya didalam rumah, jadi kalau

yang tadi itu saya katakan bahwa ga bisa karena salah satu kewajiban itu adalah melayani

suaminya termasuk mislanya menyediakan minumnya, menyediakan makannya, kemudian

bahkan mislanya kalau perlu menyediakan baju bersih, ruangan yang bersih, rumah yang

nyaman itu menjadi kewajiban istri juga walaupun tadi dia melaksanakan kewajiban itu

dia harus mendaptkan support dari suaminya jangan sampai yang saya katakan tadi

karena istri sudah punya karir bagus, sudah punya jabatan tinggi, punya income besar

lalu dia merasa bahwa suaminya itu adalah menjadi anak buahnya, bawahanya yang

kemudian dia lakukan dengan semaunya, itu gak begitu, jadi kalau misalnya kelelahan

sekali-kali ga bisa bikin minum, gak bisa menyediakan makan, ga bisa melayani kebutuhan

logistic itu asalkan dikomunikasikan dengan baik kemudian suami bisa menerima selesai.

11. Bagaimana pendapat ibu tentang hak menerima nafkah dari suami bagi istri yang

berprofesi sebagai wanita karir? tetap punya hak, kan tadi kewajiban suami member

nafkah kalau istri mencari nafkah dan mempunyai income sendiri itu haknya dia sendiri,

kalau dia mau membagi suaminya dan keluarganya itu sedekah gitu. Jadi dia punya hak

untuk mendapatkan nafkah dari suaminya, sedikit apapun tetapi bukan nilainya Apakah

dengan kebebasan yang diberikan oleh suami kepada istri yang berkarir tinggi itu

berakibat gugurnya kewajiban suami menafkahinya? Apa argumentasi ibu? Gak.

Tetap kewajibannya ada, maka itu saya katakan bahwa apapun yang bisa dilakukan istri

Page 137: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam

suami tetap menafkahi istri semampunya, jadi semampu dia (suami) jadi kalau memberi

istri seratus rupiah kita dikasih uangnya seratus ribu tapi keperluannya seratus juta

misalnya tetap aja gpp itu tetap diberikan, ya cuma jangan sampai istri yang menerima

nafkah kecil itu dibandingkan dengan penghasilan dia sendiri dan kemudian merendahkan,

meremehkan, menyombongkan dirinya, sehingga menyebabkan suami menjadi rendah diri,

menjadi merasa tidak berharga, dan akhirnya menunjukkan eksistensi ini di hadapan

orang lain, kalau istri tidak menghargai saya tidak menghormati saya, saya bisa ko

mendapatkan penghormatan, penghargaan dari perempuan lain, jangan salahkan seperti

itu.

Page 138: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam
Page 139: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam
Page 140: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam
Page 141: HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI BAGI WANITA KARIR DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30100/1/NABILA... · berprofesi sebagai wanita karir dalam pandangan Hukum Islam