hak asasi manusia kel.1 semester 6 (word)

15
HAK ASASI MANUSIA Pengertian Hak : Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Secara teoritis adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. Hakikat adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara. HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak- hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Sejarah Hak Asasi Manusia : Para pakar Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta tahun 1215 di Inggris. Ia antara lain mencanangkan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolut (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat pada hukum), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat dimintai pertanggungjawaban di muka umum. Dari sinilah lahir doktrin raja tidak kebal hukum lagi dan mulai bertanggungjawab kepada hukum. Sejak itu mulai dipraktekkan kalau raja melanggar hukum harus diadili dan harus mempertanggungjawabkan kebijakasanaannya kepada parlemen. Jadi, sudah mulai dinyatakan dalam bahwa raja terikat kepada hukum dan bertanggungjawab kepada rakyat, walaupun kekuasaan membuat Undang-undang pada masa itu lebih banyak berada di tangan raja.

Upload: hendris-citra

Post on 26-Sep-2015

24 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas KWN semester 6

TRANSCRIPT

HAK ASASI MANUSIAPengertian Hak :Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Secara teoritis adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. Hakikat adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara. HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Sejarah Hak Asasi Manusia :Para pakar Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta tahun 1215 di Inggris. Ia antara lain mencanangkan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolut (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat pada hukum), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat dimintai pertanggungjawaban di muka umum. Dari sinilah lahir doktrin raja tidak kebal hukum lagi dan mulai bertanggungjawab kepada hukum. Sejak itu mulai dipraktekkan kalau raja melanggar hukum harus diadili dan harus mempertanggungjawabkan kebijakasanaannya kepada parlemen. Jadi, sudah mulai dinyatakan dalam bahwa raja terikat kepada hukum dan bertanggungjawab kepada rakyat, walaupun kekuasaan membuat Undang-undang pada masa itu lebih banyak berada di tangan raja.Di Indonesia sendiri Hak Asasi Manusia diatur dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa : Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Undang Undang tentang Hak Manusia : Hak Asasi Manusia dan kebebasan dasar manusia1. Hak untuk hidup2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan3. Hak mengembangkan diri4. Hak memperoleh keadilan5. Hak atas kebebasan pribadi6. Hak atas rasa aman7. Hak atas kesejahteraan8. Hak turut serta dalam pemerintahan9. Hak wanita10. Hak anakHak Asasi Manusia menurut dunia :Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor Roosevelt dan secara resmi disebut Universal Decralation of Human RightsUniversal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai: Hak untuk hidup Hak Kemerdekaan dan keamanan badan Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara Hak untuk mendapat hak milik atas benda Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan Hak untuk bebas memeluk agama Hak untuk mendapat pekerjaan Hak untuk berdagang Hak untuk mendapatkan pendidikan Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.Penegakkan dan Permasalahan Hak Asasi Manusia Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.Hak Asasi Manusia Menurut IslamHak manusia dalam Islam pada dasarnya lahir daripada akidah tauhid. Akidah tauhid tegak dari kesaksian bahawa tiada tuhan yang disembah kecuali Allah . Inilah sumber dan punca segala hak dan kebebasan. Oleh kerana Allah yang Maha Esa telah mencipta manusia sebagai makhluk yang merdeka dan mahu menjadikan manusia itu bebas (daripada penindasan) . Dalam masa yang sama Allah memerintahkan mereka melindungi hak-hak yang diperakukan olehNya, disamping mematuhi kewajipan yang telah dilestarikan. Demikian juga Allah memerintahkan mereka supaya berjihad dan berjuang melindungi dan mempertahankan hak tersebut daripada pencerobohan. Perkara ini ditegaskan dengan kerap dalam ayat-ayat al Quran mengenai perjuangan dan jihad.Hak asasi manusia terbit dari penghormatan dan penghargaan Ilahi terhadap insan berdasarkan nas yang jelas. Ia adalah sebahagian daripada konsep Islam dan ubudiah kepada Allah. Ia juga merupakan fitrah manusia di mana Allah jadikan manusia bersesuaian dengan fitrah.Hak asasi manusia adalah anugerah Allah yang diberikanNya kepada manusia. Ia bukan anugerah manusia biasa di mana boleh diungkit atau ditarik semula dan dirampas apabila beralih sokongan atau pendiriannya. Dia adalah hak-hak yang direstui dan diperakukan oleh Allah untuk manusia.Ciri khas hak-hak dalam Islam ini ialah ia bersifat menyeluruh ; merangkumi segenap hak; samada hak politik, hak ekonomi, hak sosial dan budaya.Ia merupakan hak umum dinikmati oleh setiap orang yang tunduk kepada Islam; tanpa mengira warna kulit, bangsa atau bahasa.Seterusnya hak tersebut ia bersifat Kamal atau sempurna dan tidak boleh dilupuskan sebab ia sebahagian daripada syariat..Antara cirinya yang terpenting ialah hak tersebut tidak absolute atau mutlak. Ia terikat dengan syarat tidak bercanggah dengan Maqasid al Syariah. Tidak bercanggah dengan kepentingan jamaah yang dianggotai oleh seseorang insan berkenaan.Konsep dan pendekatan hak asasi manusia dari persepektif Barat telah menelurkan beberapa versi kefahaman yang sangat merbahaya kepada peradaban manusia pada umumnya. Apabila hak manusia itu lahir dari hak tabii maka rujukan dalam penyelasaian pertikaian adalah kepada hukum tabii iaitu siapa kuat dia menang dan selamat. Apabila hukum tabii asas itu menjadi landasan kepada hak maka kemusnahan orang yang lemah dan miskin atau tidak berdaya sudah menjadi suatu kepastian. Mereka tidak akan berdaya mendapatkan hak-hak mereka kerana mereka tidak punya modal untuk menang. Sebab itu adalah suatu yang lumrah dan absah dari sudut pemikiran kapitalisme sekiranya terkumpul kemiskinan kemelaratan dan kemunduran di kalangan minoriti atau pembolotan kapitalisme terhadap kepimpinan politik di samping penindasan terhadap golongan rakyat miskin . Versi kefahaman yang demikian membenarkan ethnic cleansing pembunuhan beramai-ramai sesuatu bangsa dalam perang dengan senjata canggih . Justeru bangsa yang memiliki kedaulatan dan kekuatan ketenteraan dan kebendaan yang unggul berupaya merampas hak-hak tabii tersebut daripada musuhnya. Ini mengesahkan hak kuasa Barat yang gagah dan kuat untuk merampas, menjajah dan merompak khazanah kekayaan bangsa lain sedaya yang boleh demi kesenangan bangsa dan kuasa Barat; sebagai perlaksanaan terhadap hak tabii mereka.Berbeda dengan kesan yang dihasilkan oleh persepsi syariat yang menganggap bahawa hak asasi manusia ini adalah anugerah penghormatan daripada pencipta kepada para hambanya. Hak-hak dihubungkaitkan dengan definisi dan diskripsi syara . Bukan kepada ketentuan hukum tabii atau kehendak individu dan bangsa-bangsa. Dengan itu hak bangsa-bangsa untuk menentang pemerintah yang zalim atau kezaliman politik merupakan hak yang tetap . Justeru mereka tidak boleh tunduk berubudiah kepada selain Allah atau patuh kepada undang-undang yang lain daripada syariatnya. Dengan demikian golongan yang lemah dan miskin berhak terbela dan mendapat hak syarinya berupa pembelaan dan peruntukan sara hidup yang khusus dari harta umat. Kelemahan dan kemiskiannya tidak menghalang mereka dari mendapatkan hak mereka. Dalam masa yang sama ketika bersimpang siur tuntutan kepentingan dari berbagai pehak dengan peralihan kepimpinan, masa dan lokasi namun asas rujukan penyelesaian masalah hak tetap sama dan tidak berubah ubah menurut selera; juteru ia adalah berasaskan syariat dan perundangan Islam.Kedua: Hak Asasi Manusia Perspektif Islam Merangkum Semua yang Berkaitan Dengan Islamdan Tidak Bersifat Chauvinistic.Implikasi penegasan Islam tentang hak asasi manusia berkait erat dengan kewujudannya sebagai insan yang bergantung pula kepada perlaksanaan iltizam terhadap tuntutannya maka manusia boleh meningkat kejinjang nilai yang lebih tinggi dengan ketinggian komitmen akidah dan penghayatan nilainya. Penghijarahan seseorang ke Dar al Islam menyebabkan ia akan dapat menikmati segala hak sebagai warga Negara tanpa diskriminasi. Penerimaan seorang bukan Islam menjadi Ahl al Zimmah berdasarkan kepada social contract khusus memungkinkan dia menikmati segala perlindungan hak, skim kebajikan, , keamanan dan hak untuk dipertahankan keselamatannya, serta hak-hak lain yang tidak diperolehi melainkan dengan kerelaan menerima perundangan setempat atau perundangan Negara Dar al Islam.Ini kerana hak manusia menurut persepsi Islam adalah hak syumuliah; merangkum semua manusia tanpa mengira bangsa. Apabila manusia dengan sengaja memilih untuk berpegang kepada agama atau ideologi tertentu dan rela melaksanakan tuntutannya dengan itu ia telah menetapkan apakah jenis hak dan kewajipan yang akan dilaksanakannya dalam masyarakat Islam itu. Berbanding dengan hak dalam pemikiran Barat ia dihubungkaitkan dengan kebebasan individu dan dengan keupayaan individu untuk meraihnya secara reality. Sebab itu para penatar fahaman hak dalam sistem demokrasi liberal Barat dalam rangka melindungi hak ini dalam masyarakat mereka terpaksa menyeru agar dihalang dan disekat kuasa kerajaan sedapat mungkin; supaya jentera dan jabatannya tidak menjadi perkakas untuk menindas dan mengongkong. Selanjutnya timbul seruan dari semasa ke semasa tentang hak warga Negara dan diskriminasi hak warga Negara dengan golongan pendatang asing . Dalam masa yang sama menyebabkan para perundangan Barat sering mengabaikan hak bangsa yang bukan berasal daripada Barat. Oleh itu hak yang mereka laungkan dalam lingkungan demokrasi liberal lebih merupakan hak manusia Barat serta hak orang yang memiliki kekayaan dan kekuatan kebendaan atau kuasa ketenteraan . Ia bukan hak yang bersifat sejagat untuk manusia amnya , walaupun para penatar fahaman ini berkokok mengatakannya begitu. Realiti politik dan perlaksanaan yang tempang terhadap norma keadilan di peringkat antara bangsa jelas terpampang di hadapan kita .Sebab itu hak manusia dari perspektif Islam berbeda dengan hak dari persepktif Barat. Dalam konteks Islam hak ini tidak dihubungkaitkan dengan konsep hak tabii . Sebab pegangan seperti ini akan berakhir dengan bertukarnya hak itu menjadi hak chauvinistic sesuatukaum. Hak asasi manusia juga tidak dihubungkaitkan secara rigid kepada tanah atau bumiputera sepertimana dalam pemikiran perundangan liberal yang membedakan warga Negara dan bukan warga Negara. Oleh itu hak manusia dari perspektif Islam hak syumuliah merangkum semua manusia . Ia bukan hak yang hanya memihak kepada golongan tertentu sepertimana hak tabii dalam perundangan Barat.Ketiga Hak Manusia Menurut Islam Hak yang Tetap Sejajar Dengan Fitrah Manusia dan Keperluan Peribadinya.Perbedaan antara hak dari perspektif Islam dengan perspektif Barat terletak dalam penganalisaan teori, sumber dan motif memperakukannya. Dasi sudut sumber umpamanya- kita dapati sumber hak dalam Islam ialah perintah dan larangan wahyu Allah yang thabit sebagai dalil syari dalam al Quran dan Sunnah. Perlaksanaan hak itu bergantung kepada perlaksanaan atau iltizam individu muslim berkenaan secara rela dan ikhlas terhadap tuntutan Islam itu sendiri sebagai menepati ketaatan kepada Allah dan Rasul. Walaupun bercanggah dengan kepentingan dan kehendak peribadi.Hak-hak tersebut juga dilunaskan melalui pemerintah Islam yang sah dan diberi wewenang oleh Islam untuk menegakkan keadilan di kalangan orang ramai , mencegah kezaliman , menyampaikan hak kepada orang yang berhak di samping melunaskan kepentingan orang ramai dan kebajikan masyarakat.Dari sudut ini ; iaitu dari sudut sumber di mana hak ini terbit di samping perlaksanaannya dalam masyarakat Islam maka ia tidak berhadapan dengan kekaburan dan kekeliruan. Tafsirannya tidak dipengaruhi oleh kepentingan subjektif. Manusia muslim sewajarnya tidak perlu menggunakan kekerasan atau paksaan untuk mendapatkan hak tersebut.Dari sini jelas betapa Islam menampilkan konsep dan pengertian hak yang absah, standard dan realistic selaras dengan fitrah manusia . Islam mentakrifkan hak tersebut dengan titah perintah dan larangan syara. Islam juga melakarkan kaedah dan jaminan yang mempertahankan hak tersebut dan menyerlahkannya di samping mekanisme untuk menguatkuasakannya. Senario ini berbeda dengan apa yang terserlah dalam pemikiran hak di Negara capitalist Barat yang mengikat sumber hak dan perundangan nya kepada prinsip kebebasan. Mereka membiarkan golongan yang berkuasa dan berharta atau berpengaruh mengaut hak berlandaskan kepentingan mereka. Selepas itu baru mereka sibuk mahu menyekatnya dengan beberapa garisan khayali apabila terpaksa . Umpamanya dengan menegaskan bahawa hak dan kebebasan peribadi seseorang berakhir apabila bermula tapal batas hak orang .Kadang kadang dengan penegasan bahawa kerajaan tidak akan masuk campur kecuali apabila berlaku pencerobohan terhadap hak kebebasan tersebut. Pemikiran Barat terhadap hak menjadikan tanggungjawab kerajaan yang utama adalah melindungi kebebasan perse bukannya urusan kesejahteraan mereka. Ini menyebabkan teori tentang hak terbatas dalam kandang teori semata-mata tanpa realisasi dalam alam nyata. Ini kerana persetujuan tentang maslahah atau kepentingan memang sukar kerana pengaruh kepentingan diri dan sifat egoistic yang ada dalam diri masing-masing. Keadaan ini akhirnya berakhir dengan penguasaan mutlak golongan yang kuat dan berada terhadap golongan yang lemah dan marhin Bahkan kuasa perundangan di kalangan capitalist lebih cenderung membentuk dasar dan peraturan yang menguntungkan kroni, puak dan kerabat mereka. Bukan menjaga kepentingan atau hak orang ramai.Hasil yang ketara daripada perentangan ini dalam perundangan Barat nyata dalam sosok perundangan yang berkaitan dengan hak di Barat. Setengahnya kita lihat lebih mementingkan keselamatan pembunuh daripada hukum qisas atau hukuman bunuh (berbanding mangsa yang dibunuh). Lebih mementingkan hak pencuri dan keselamatannya daripada dipotong tangan (pencuri) kerana kononnya demi mempertahanakan hak kemanusiaannya dengan membelakangkan kesan yang begitu besar dideritai oleh orang ramai daripada rasa takut dan kecewa kerana berleluasanya kejadian jenayah mencuri dan merompak. Perundangan mereka seolah-olah membebaskan sesiapa jua bertindak , berbuat mengikut kemahuan hati, undang-undang tabii dan perasaan; tanpa perlu beriltizam dengan ikatan agama dan akhlak. Sebab itu riba dan monopoli adalah dibenarkan. Hubungan seks bebas dan ilhad (faham tidak bertuhan) merupakan hak individu yang perlu dipertahankan tanpa mempedulikan kesan berat yang merosak kepada kesejahteraan umat dan rakyat.Keempat : Hak Asasi Manusia Dalam Islam Terpeinci dan dilindungi oleh Instrumen Perundangan Syara.Perbedaan begitu terserlah antara hak-hak syariah berbanding hak hak dalam pemikiran Barat. Hak-hak dalam Islam begitu dicerakinkan dengan jelas dan tidak dibiarkan kabur dalam peristilahan yang longgar. Nas-nas quran dan hadith datang menerangkan secara definitive hak tersebut dan mencegah berlakunya pencabulan dan pengabaian terhadapnya; iaitu dengan pengharam hukuman bunuh atas jenayah bunuh kerana kononnya menjaga nyawa manusia . Syariat dan perundangan Islam mewajibkan jihad untuk menghapuskan pemerintahan tirani (Tyrannic) yang membenarkan perhambaan manusia kepada manusia. Ia mengharamkan zina dan qazaf demi melindungi nama baik dan maruah . Ia mengharamkan riba dan monopoli untuk memastikan kesinambungan peluang mencari sara hidup yang halal kepada orang ramai serta menghalang pemerasan dan penindasan orang yang berkuasa, kaya dan berpengaruh terhadap golongan rakyat yang lemah dan miskin. Perundangan Islam juga mewajibkan Negara Islam yang sah agar mengurus dan menjamin kesejahteraan semua lapisan masyarakat, menghalang kezaliman dilakukan kepada rakyat; biar siapapun pelakunya. Ia memperakukan kepada umat kaedah dan manhaj keadilan yang syari dan absah dalam masyarakat.Dalam konteks tindakan salah laku dan penyelewengan yang boleh mensia-siakan hak manusia, syariat menetapkan hukuman dan sanction tertentu untuk membendung gejala seperti itu.. Islam mengenakan hukuman yang setimpal kepada orang yang melakukan kesalahan berkenaan. Syariat juga melupuskan sifat keabsahan dan kedaulatan terhadap mana-mana Negara yang ingkar tunduk kepada tuntuan agama di samping menentang hukum hakam syara yang sebenarnya melindungi hak asasi manusia dan mengatur kewajipan dan berbagai jenis hak mereka.Umpamanya apabila kerajaan berkenaan melakukan tindakan membatalkan hukum qisas atau menghalang perlaksanaan hukum mencuri, atau menghalalkan riba . Justeru penderhakaan tersebut akan menyebabkan hak orang yang lemah terabai, terhalangnya jihad membela kaum tertindas atau berkembangnya kesesatan akidah , kezaliman perundangan dan sebagainya.Sebenarnya boleh dikatakan bahawa dari satu sudut yang positif syariat telah memperincikan hak-hak asasi manusia dan memperuntukan istilah khusus mengenainya untuk menjamin keselamatan hak-hak tersebut. Dari sudut yang sebaliknya syariat telah menggariskan hukuman terhadap mana mana perlakuan yang menyanggahi dan menyalahinya.. Ini berbeda dengan hak dalam pemikiran Barat yang rata rata masih dituangkan atau digubal dalam bentuk ungkapan yang longgar dan umum berdasarkan prinsip kebebasan yang samar seperti; keadilan, kesamarataan, persaudaraan, kehormatan dan maruah di samping larangan penyeksaan. Hal ini dilakukan tanpa mencerakinkan perundangan yang jelas dan terperinci untuk mengatasi perbuatan mengancam keadilan atau yang boleh melindungi maruah manusia dari sebarang gugatan dan lain-lain. Sebab itu peraturan dan undang-undang yang melindungi hak hak ini di Barat agak berbeda dari satu Negara Barat ke satu Negara Barat yang lain atau berbeda berdasarkan tempoh masa. Contoh yang ketara dalam hal ini ialah laungan gerakan politik di Barat yang sibuk memperjuangkan persamaan wanita dan lelaki di samping menuntut apa yang dinamakan hak wanita dan sebagainya. Ini adalah kerana tiada kodifikasi hukum yang agak terperinci tentang apa yang dikatakan sebagai hak tersebut dalam sistem perundangan Barat.Kelima : Perbedaan Matlamat dan Tujuan Hak Asasi Manusia Dari Perspektif Syariah Berbanding Pemikiran Barat.Perlu dinyatakan bahawa terdapat perbedaan matlamat antara hak asasi manusia ditinjau dari sudut Tasauwur Islami dan Barat. Matlamat perakuan hak dari perspektif Barat ialah untuk memperkasa nilai hidup Barat dengan penekanan kepada kepentingan hak berkenaan dan keperluan menyebarluaskannya. Termasuk dalam matlamat mereka juga ialah untuk menjadikan nilai tamadun Barat sebagai sumber sistem sosial dan pembentukan tamadun dunia ini; dengan andaian bahawa hak-hak tersebut muncul dan lahir dari tamadun Barat itu sendiri .Lebih jauh catitan perkembangan sejarah pemikiran mengenai hak manusia di Barat menjelaskan bahawa maksud sebenar usaha mengabsahkan atau me legalize hak asasi manusia ialah untuk merealisasi menjadi kenyataan akan segala matlamat dan nilai Barat yang menjadi ciri utama bangsa serta kumpulan tertentu yang hidup di Barat.Perisytiharan hak asasi manusia datang seiring dengan kemunculan revolusi Perancis. Perisytiharan tersebut bertujuan untuk melepaskan rakyat daripada belenggu dan kongkongan politik golongan bangsawan, raja dan pemerintah Tirani Prancis. Hak-hak ini juga muncul sejajar dengan kelahiran karya-karya pemikir Reformist Agama Protestant di Eropah. Golongan ini pula berusaha keras menentang pengaruh gereja dengan cara menegaskan bahawa manusia mempunyai hak natural atau tabii. Manusia menurut mereka memiliki kedaulatan yang tidak dibatasi oleh mana-mana kedaulatan lain baik; sebagai golongan bangsawan, golongan raja mahupun juga agama.Sebenarnya dari sudut perkembangan sejarahnya; adalah menjadi hasrat para penatar konsep hak asasi manusia di Barat menekankan nilai dan prinsip yang digagaskan oleh para pemikir golongan Capitalist di Eropah. Matlamat ini mahu diperkasa dan dimantapkan lagi dalam perkembangan pemikiran di Barat seterusnya dalam era pertembungan pemikiran dengan prinsip dan aliran Sosialisme dan Komunisme.Aspek ini juga sering dieksploit secara politik untuk mencorakkan hubungan antara bangsa kini antara Negara blok Barat dengan Negara blok Timur. Perkara ini juga di jadikan alasan untuk memaparkan kepincangan hak yang dinikmati oleh golongan minoriti tertentu di mana-mana Negara di dunia ini untuk mengancam dan menggugat regim pemerintah tertentu di Negara dunia ketiga.Sebenarnya hak asasi manusia di Barat bukanlah cetusan daripada prinsip undang-undang yang tetap untuk menyelesaikan masalah realiti manusia. Bahkan ia bukan bermaksud untuk meraih matlamat lohor manusia sejagat..Berbanding dengan konsep hak dalam syariat Islam. Hak manusia sangat berkaitan dengan tujuan pokok syariat; iaitu untuk merealisasi ubudiah atau penyembahan makhluk manusia kepada Allah, melindungi Maqasid al Syariah yang tersimpul dalam perlindungan terhadap lima kepentingan asas manusia iaitu melindungi agama, nyawa, akal, harta dan nama baik. Juga untuk menyempurnakan keperluan ujud melalui penggubalan peraturan mengenai hubungan manusia dalam berbagai bidang muamalat.. Akhirnya ialah untuk menyempurnakan keperluan Tahsiniat yang melengkap dan meningkatkan lagi kualiti kehidupan manusia memalui keutamaan akhlak dan pengokohan budi bahasa.Dengan penjelasan kita terhadap perbedaan antara tasauwur, susunatur dan perlaksanaan hak-hak dalam syariat Islam berbanding manhaj pemikiran Barat maka ketaralah kesilapan anggapan segolongan para pemikir dan penulis yang mengandaikan ujudnya persamaan antara hak tabii perspektif Barat dengan hak manusia dari perspektif syariat. Antara yang beranggapan demikian ialah Dr Ahmad Jalal Hamad.yang menegaskan:Apa yang dipanggil oleh pemikir Barat sebagai undang-undang tabiI sebenarnya tidak ada bedanya dengan pengertian Islam terhadap apa yang dipanggil peraturan Allah yang abadi untuk seluruh manusia dan tetap unggul mengatasi segala undang-undang lain. Ada kemungkinan besar para pemikir undang-undang tabiI di Barat telah mencedoknya dari kalangan orang Islam ketika ujud pertemuan tamadun Bara dan Timur di Andalusia ( pada satu masa dahulu).Pada hal yang sebenarnya titik tolak hak manusia di Barat ialah hak tabii yang sangat berkait dengan perihal diri dan individu subjective seseorang dari sudut tabiinya; terlepas dari masalah konsep atau manhaj. Berbanding hak syari manusia dalam Islam.Ia bersandarkan kepada penghormatan dan Takrim Ilahi kepada manusia itu sendiri. Ia berhubung rapat dengan konsep Ubudiah; perhambaan manusia kepada Allah dan kepatuhannya kepada syariat gubalanNya; di samping ketaatannya kepada Rasulullah S.A.W. Perbedaan ini semakin jauh apabila kita merujuk kepada penyifatan undang-undang, pencerakinannya yang terperinci, masalah Maqasid dan kesan hukum yang berkaitan dengannya.Keseimbangan Antara Hak dan TanggungjawabSyariat Islam telah menyusun atur masyarakat secara yang seimbang atau berimbang . Hak yang dinikmati oleh seseorang adalah imbalan kepada perlaksanaan tanggungjawab yang disempurnakannya. Seandainya ada segolongan anggota masyarakat Islam yang mengadu kerana kezaliman yang telah menghakis hak mereka maka itu adalah kesan daripada pengabaian segolongan yang lain dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab mereka; sepertimana yang telah diwajibkan oleh Allah. Kewajiban tersebut ialah untuk menegakkan keadilan Ilahi di mayapada ini . Manakala matlamatnya telah diungkapkan sendiri oleh Allah dalam firmannya : (Ar Rahman:7-9) Dan langit dijadikannya (berbumbung) tinggi, serta Ia mengadakan undang-undang dan peraturan neraca keadilan,Supaya kamu tidak melampaui batas dalam menjalankan keadilan;Dan betulkanlah cara menimbang itu dengan adil, serta janganlah kamu mengurangi barang yang ditimbang.Perlaksanaan amali terhadap tuntutan ayat ini dihuraikan oleh hadith Rasulullah, Nabi yang amanah dan maha guru agung manusia dalam hadith baginda :Setiap orang daripada kamu adalah pengelola. Ia bertanggungjawab terhadap orang di bawah kelolaannya. Pemimpin Negara pengelola dan bertanggungjawab terhadap (rakyat ) di bawah kelolaannya . Suami pengelola keluarga. Dia bertanggungjawab mengelola keluarganya. Isteri juga pengelola di rumah suaminya. Ia bertanggungjawab terhadap apa yang di bawah kelolaannya. Pembantu rumah juga pengelola terhadap barangan rumah majikannya. Ia bertanggungjawab terhadap apa yang di bawah kelolaannya. Setiap kamu (sebenarnya) adalah pengelola dan bertanggungjawab terhadap apa yang di bawah kelolalaannya.Hadith di atas mengungkapan kebijaksanaan mengurus di mana setiap orang dibekalkan dengan rasa tanggungjawab yang boleh melicinkan perlaksanaan tugas masing-masing. Hadith ini mengutarakan konsep atau teori sektor berjinjang. Ketetapan bermula daripada unit yang paling kecil dalam negara iaitu keluarga sehinggalah kepada unit yang paling besar iaitu pemerintah negara.Berdasarkan rentetan tanggungjawab seperti dalam penjelasan Rasul di atas maka setiap orang dalam negara Islam mempunyai dua peranan. Sebagai pengelola atau pelaksana dan dalam masa yang sama dia juga merupakan anak buah; atas tanggungjawab orang lain pula.Demikianlah perbincangan mengenai hak manusia merupakan suatu tema yang sulit dan sukar justeru hak-hak itu adalah merupakan sendi keseluruhan binaan syariat. Akar tunjangnya kukuh tertancap di bumi manakala pucuk dan cabangnya menggapai awan.Memang tidak mudah hal hal seperti ini dapat digarap oleh sebarang manusia biasa; justeru syariat Islam adalah syariat yang unggul mengatasi segala sistem perundangan lain. Syariat Islam merangkum kepentingan manusia di dunia dan akhirat. Ia menyusun atur masalah sekecil-kecilnya dalam lingkaran keluarga dan individu hinggalah kepada masalah yang lebih besar seperti masalah negara dan dunia amnya.

PenutupPerjuangan untuk memantapkan perakuan dan penghayatan terhadap hak asasi manusia adalah suatu perjuangan yang sukar dan memerlukan masa yang panjang. Ia memerlukan sistem pendidikan yang menekankan aspek ini. Ia perlu ditunjangi oleh kesedaran keagamaan yang tinggi dan rasa khasyah atau taqwa yang mendalam terhadap Allah sebagai pencipta. Ketiadaan tarbiah dan pendidikan dalam kumpulan masyarakat atau pemimpin atau parti yang berfaham kebangsaan merupakan virus dan kuman yang membiakkan sifat ganas, undemocratic dan anti kemanusiaan. Sebab itu usaha memperkasa kefahaman dan penghayatan agama melalui alat sebaran am, pendidikan dan sebagainya adalah suatu kemestian dan kewajipan demi mengelakkan perbuatan ganas oleh pehak penguasa dan juga rakyat.Ustaz Abdul Ghani Shamsuddin