hadits menanam pohon kel 3

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara istilah, takhrij hadits berarti penjelasan keberadaan sebuah hadits dalam berbagai referensi hadits utama dan penjelasan otentisitas serta validitasnya. Kegunaan takhrij hadits sangat kompleks, salah satu diantaranya yaitu untuk mengetahui otentisitas hadits. Oleh sebab itu, sebagai mahasiswa universitas islam, setidaknya kita mengetahui apa itu takhrij hadits dan mampu melakukan takhrij hadits. Sebagai mahasiswa teknik lingkungan, kita dituntut untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di alam ini. Salah satu permasalahan yang terjadi yaitu kasus penebangan hutan secara liar. Pohon-pohon ditebang tanpa diadakan penanaman kembali. Tindakan tersebut mengakibatkan kerusakan hutan dan timbulnya bencana alam yang mengancam kehidupan manusia. Dalam islam, terdapat sebuah hadits yang mengatakan bahwa menanam pohon merupakan amalan yang senilai dengan sedekah. Sebagai muslim, kita harus selektif dalam memilih hadits untuk dijadikan pedoman hidup. Kita perlu mengetahui beberapa hal, diantaranya otentisitas dari hadits tersebut, siapa 1

Upload: anadwi-peni-safitri

Post on 05-Dec-2015

332 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

menanam pohon

TRANSCRIPT

Page 1: Hadits Menanam Pohon Kel 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara istilah, takhrij hadits berarti penjelasan keberadaan sebuah hadits

dalam berbagai referensi hadits utama dan penjelasan otentisitas serta

validitasnya. Kegunaan takhrij hadits sangat kompleks, salah satu diantaranya

yaitu untuk mengetahui otentisitas hadits. Oleh sebab itu, sebagai mahasiswa

universitas islam, setidaknya kita mengetahui apa itu takhrij hadits dan

mampu melakukan takhrij hadits.

Sebagai mahasiswa teknik lingkungan, kita dituntut untuk dapat mengatasi

permasalahan-permasalahan yang terjadi di alam ini. Salah satu permasalahan

yang terjadi yaitu kasus penebangan hutan secara liar. Pohon-pohon ditebang

tanpa diadakan penanaman kembali. Tindakan tersebut mengakibatkan

kerusakan hutan dan timbulnya bencana alam yang mengancam kehidupan

manusia.

Dalam islam, terdapat sebuah hadits yang mengatakan bahwa menanam

pohon merupakan amalan yang senilai dengan sedekah. Sebagai muslim, kita

harus selektif dalam memilih hadits untuk dijadikan pedoman hidup. Kita

perlu mengetahui beberapa hal, diantaranya otentisitas dari hadits tersebut,

siapa saja yang mengeluarkan hadits tersebut dalam kitab-kitab hadits

utamanya, serta mengetahui kredibilitas dari perawinya. Untuk mengetahui

nya perlu dilakukan pengujian. Metode pengujian yang sering digunakan yaitu

metode takhrij hadits.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menanam pohon menurut islam?

2. Bagaimana Asbabul Wurud dari hadits menanam pohon?

3. Bagaimana takhrij hadits menanam pohon?

4. Mengapa menanam pohon dapat dikatakan sebagai sedekah?

1

Page 2: Hadits Menanam Pohon Kel 3

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang menanam pohon menurut islam

2. Untuk mengetahui Asbabul Wurud hadits menanam pohon

3.Untuk mengetahui takhrij hadits menanam pohon

4. Untuk mengetahui apakah menanam pohon dapat dikatakan sedekah

2

Page 3: Hadits Menanam Pohon Kel 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hadits Menanam Pohon

�ا �ن د�ث ح� ك� �ار� �م�ب ال �ن� ب ح�م�ن� الر� �د� ع�ب �ي �ن ح�د�ث و ح �ة� ع�و�ان �و �ب أ �ا �ن ح�د�ث �ع�يد س� �ن� ب �ة� �ب �ي ق�ت �ا �ن ح�د�ث

ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ق�ال� ق�ال� �ه� ع�ن �ه� الل ض�ي� ر� �م�ال�ك �ن� ب �س� �ن أ ع�ن� �اد�ة� ق�ت ع�ن� �ة� ع�و�ان �و �ب أ

و� � أ �ر- ط�ي �ه� م�ن �ل� �ك �أ ف�ي ع3ا ر� ز� ع� ر� �ز� ي و�

� أ ا س3 غ�ر� �غ�ر�س� ي � �م ل م�س� م�ن� م�ا �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل

�ا �ن د�ث ح� �اد�ة� ق�ت �ا �ن ح�د�ث �ان� �ب أ �ا �ن ح�د�ث �م- ل م�س� �ا �ن ل و�ق�ال� ص�د�ق�ة- �ه� ب �ه� ل �ان� ك �ال� إ �ه�يم�ة- ب و�� أ ان- �س� �ن إ

�م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى Aي� �ب الن ع�ن� �س- �ن أ

Artinya :

“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah

menceritakan kepada kami Abu 'Awanah. Dan diriwayatkan pula telah

menceritakan kepada saya 'Abdurrahman bin Al Mubarak telah menceritakan

kepada kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu

'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah

seorang muslimpun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu

tanaman itu dimakan oleh burung atau manusia atau hewan melainkan itu

menjadi shadaqah baginya". Dan berkata, kepada kami Muslim telah

menceritakan kepada saya Aban telah menceritakan kepada kami Qatadah

telah menceritakan kepada kami Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam.” (HR. Imam Bukhari hadits no.2320)1

Adapun beberapa hadits yang menguatkannya yaitu:

�م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى Aي� �ب الن ع�ن� ��س �ن أ ع�ن� �اد�ة� ق�ت ع�ن� �ة� ع�و�ان �و �ب أ �ا �ن ح�د�ث �ة� �ب �ي ق�ت �ا �ن ح�د�ث

�ه�يم�ة- ب و�� أ �ر- ط�ي و�

� أ ان- �س� �ن إ �ه� م�ن �ل� �ك �أ ف�ي ع3ا ر� ز� ع� ر� �ز� ي و�� أ ا س3 غ�ر� �غ�ر�س� ي � �م ل م�س� م�ن� م�ا ق�ال�

��د ال خ� �ن� ب �د� ي و�ز� �ر Aش� م�ب Aم� و�أ ��ر اب و�ج� Gوب� �ي أ �ي ب� أ ع�ن� �اب �ب ال و�ف�ي ق�ال� ص�د�ق�ة- �ه� ل �ت� �ان ك �ال� إ

ص�ح�يح- ح�س�ن- ح�د�يث- ��س �ن أ ح�د�يث� ع�يس�ى �و �ب أ ق�ال�

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan

kepada kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari Anas dari Nabi shallallahu

'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslim yang

menanam tanaman atau menabur benih lalu (hasilnya) dimakan oleh

3

Page 4: Hadits Menanam Pohon Kel 3

manusia, burung

1. Abu ‘Isa Muhammad bin Saurah ibn al-Dahhak al-Sulami al-Bughi al-Turmudzi,

Sunan al-Turmudzi (Beirut: Dar al-Fiqr, 2005), 91

atau binatang ternak melainkan hal tersebut menjadi sedekah baginya." Ia

mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Ayyub, Jabir, Ummu

Mubasysyir dan Zaid bin Khalid. Abu Isa berkata; Hadits Anas adalah

hadits hasan shahih.” (HR. Tirmidzi hadits no.1303)

�و �ب أ �ي ن �ر� ب �خ� أ ��ج ي ج�ر� �ن� اب �ا �ن د�ث ح� و�ح- ر� �ا �ن ح�د�ث ق�اال� �خ�ل�ف �ي ب� أ �ن� و�اب � �م ات ح� �ن� ب م�ح�م�د� �ي �ن ح�د�ث و

�م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� م�ع�ت� س� �ق�وال� ي �ه� الل �د� ع�ب �ن� ب �ر� اب ج� م�ع� س� �ه� ن� أ �ر� �ي ب Gالز

�ال� إ ي�ء- ش� و�� أ �ر- ط�ائ و�

� أ �ع- ب س� �ه� م�ن �ل� �ك �أ ف�ي ع3ا ر� ز� و�ال� ا س3 غ�ر� �م- ل م�س� ج�ل- ر� �غ�ر�س� ي ال� �ق�ول� ي

ي�ء ش� �ر- ط�ائ �خ�ل�ف �ي ب� أ �ن� اب ق�ال� و �ج�ر- أ ف�يه� �ه� ل �ان� ك

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim dan Ibnu

Abu Khalaf keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Rauh telah

menceritakan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Abu

Zubair bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah dia berkata, "Saya

mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah

seorang Muslim yang menanam sebatang pohon atau tanaman, lalu tanaman

tersebut dimakan oleh binatang buas, burung atau sesuatu yang lain, kecuali

hal itu bernilai sesekah baginya." (HR. Muslim hadits no.2902)

Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa hadits-hadits

tersebut merupakan dalil-dalil yang jelas mengenai anjuran Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam untuk bercocok tanam, karena di dalam bercocok tanam

terdapat 2 manfaat yaitu manfaat dunia dan manfaat agama.

Pertama: Manfaat yang bersifat Dunia (dunyawiyah) dari bercocok

tanam akan menghasilkan produksi (menyediakan bahan makanan). Karena

dalam bercocok tanam, yang bisa mengambil manfaatnya, selain petani itu

sendiri juga masyarakat dan negerinya. Dapat dilihat setiap orang

mengkonsumsi hasil-hasil pertanian baik sayuran dan buah-buahan, biji-bijian

maupun palawija yang kesemuanya merupakan kebutuhan manusia. Maka

4

Page 5: Hadits Menanam Pohon Kel 3

orang-orang yang bercocok tanam telah memberikan manfaat dengan

menyediakan hal-hal yang dibutuhkan manusia. Sehingga hasil tanamannya

menjadi manfaat untuk masyarakat dan memperbanyak kebaikan-

kebaikannya.

Bahkan manfaatnya bukan sebatas penyedian makanan bagi orang lain

saja tetapi juga dengan bercocok tanam juga menjadikan lingkungan menjadi

lebih sehat untuk manusia dimana udara menjadi segar karena tanaman

menghasilkan oksigen yang diperlukan oleh manusia untuk proses pernafasan.

Tanaman berupa pepohonan juga memberikan kerindangan bagi orang-orang

yang berteduh di bawahnya, kesejukan bagi orang yang ada di sekitarnya.

Tanaman juga menjadikan pemandangan alam yang enak dan indah

dipandang. Lihatlah hamparan tanah yang dipenuhi oleh tanam-tanaman

tentunya hati dibuat senang melihatnya, perasaan pun menjadi damai berada di

dekatnya. Adapun bila melihat hamparan tanah yang kering dan gersang dari

tanaman-tanaman tentu lah kita memperoleh perasaan yang sebaliknya.

Kedua: Manfaat yang bersifat agama (diniyyah) yaitu berupa pahala

atau ganjaran. Sesungguhnya tanaman yang kita tanam apabila dimakan oleh

manusia, binatang baik berupa burung ataupun yang lainnya meskipun satu

biji saja, sesungguhnya itu adalah merupakan sedekah bagi penanamnya, sama

saja apakah dia kehendaki ataupun tidak, bahkan seandainya ditakdirkan

bahwa seseorang itu ketika menanamnya tidak memperdulikan perkara ini

(perkara tentang apa yang dimakan dari tanamannya merupakan sedekah)

kemudian apabila terjadi tanamannya dimakan maka itu tetap merupakan

sedekah baginya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang muslim akan mendapat

pahala dari hartanya yang dicuri, dirampas atau dirusak dengan syarat dia

tetap bersabar dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah Subhanahu

Wa Ta’ala.

Dari ketiga hadits diatas dapat diambil pelajaran bahwa perbuatan yang

dilakukan seorang muslim yang pada hakekatnya hanya berupa sebuah hal

5

Page 6: Hadits Menanam Pohon Kel 3

yang mubah, yaitu bercocok tanam tetapi pelakunya dapat memperoleh

pahala. Walaupun itu asalnya bukan suatu ibadah tapi bisa bernilai ibadah dan

akan mendapat pahala.

Sesungguhnya segala perkara perkara bagi seorang muslim adalah bisa

bernilai ibadah dan mempunyai kebaikan sebagaiman hadits dari Abu Yahya

Shuhaib bin Sinan Rodhiyallohu ‘Anhu dia berkata, telah bersabda

Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

: إ�ن� ؤ�م�ن� ل�ل�م� إ�ال� د� أل�ح� ذ�ل�ك� ل�ي�س� و� ي�ر� خ� ك�ل�ه� ه� ر� م�أ� إ�ن� ؤ�م�ن� ال�م� ر� أل�م� ب!ا ع�ج�

, ا ي�ر! خ� ك�ان� ف� ب�ر� ص� اء� ر� ض� اب�ت�ه� ص�أ� إ�ن� و� ل�ه� ا ي�ر! خ� ك�ان� ف� ك�ر� ش� اء� ر� س� اب�ت�ه� ص�

أ�

ل�ه�

Artinya:

“Menakjubkan pada perkara seorang mukmin sesungguhnya

perkaranya semuanya baginya adalah kebaikan, dan tidaklah itu didapatkan

melainkan oleh seorang mukmin: jika dia mendapatkan kesenangan (nikmat)

dia bersyukur maka itu adalah kebaikan baginya dan jika kesulitan (musibah)

menimpanya kemudian dia bersabar maka itu adalah kebaikan baginya.”(HR.

Imam Muslim lihat kitab Riyadhush Shalihin hadits no.27)

Syaikh Utsaimin rohimahulloh juga menambahkan bahwa perkara ini

memang menakjubkan. Yaitu seandainya ada seorang pencuri mencuri

tanaman seseorang, misalnya ada seorang datang ke sebatang pohon kurma

kemudian mencuri kurma. Maka bagi si pemilik kurma justru memperoleh

pahala atas peristiwa pencurian kurma tersebut. Meskipun di sisi lain

sekiranya dia mengetahui siapa pencurinya maka dia harus dilaporkan ke

pihak berwajib.

Mengapakah bisa semua hasil tanaman yang ditanam itu merupakan

sedekah? Ini tidaklah bertentangan bahkan sesuai dengan kaidah agama yaitu

kaidah bahwa seseorang tidak akan memperoleh kebaikan (pahala atau

ganjaran) kecuali atas hasil usahanya sendiri, demikian juga sebaliknya

seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain. Maka kalau kita perhatikan

6

Page 7: Hadits Menanam Pohon Kel 3

tanaman kita merupakan hasil usaha yang baik yang akan menjadi sedekah

walaupun dimakan atau diambil tanpa seizin kita.

2.2 Takhrij Hadits

2.2.1 Kritik Sanad

Para perawi dalam hadis sunan Al-Bukhari no 2320 dapat dikatakan

memenuhi persyaratan sebagai perawi hadis sahih. Sanadnya muttasil dari al-

Bukhari sampai dengan kepada Rasulullah SAW, pada perawi yang pertama,

yaitu Anas bin Malik yang statusnya adalah sahabat Nabi, maka dalam hal ini

tidak perlu dipersoalkan dan diragukan lagi bahwa sanadnya muttasil, dan

Anas bin Malik wafat pada tahun 93 H, sedangkan muridnya yang bernama

Qatadah Ibn Diamah meninggal pada tahun 117 H. Antara keduanya memiliki

selisih 24 tahun dari kematiannya, dan diperkirakan bahwa mereka pernah

bertemu dengan selisih kematian yang terpaut 24 tahun. Murid dari Qatadah

ibn diamah adalah al-Waddah ibn Abdillah al-Yaskuri yang meninggal pada

tahun 175 H dan selisih antara keduanya adalah 58 tahun sehingga ada

indikasi pertemuan antara Qatadah ibn diamah dan al-Waddah ibn Abdillah al-

Yaskuri. Maka kemungkinan mereka untuk bertemu antara guru dengan murid

sangatlah besar, jadi antara keduanya tidak dipersoalkan. Qutaibah Ibn Sa’id

adalah murid dari al-Waddah ibn Abdillah al-Yaskuri, Qutaibah meninggal

pada tahun 145 H, sedangkan jarak antara Qutaibah dengan al-Waddah adalah

66 tahun, hal ini adalah selisih yang jauh dari riwayat yang lain, dengan

lambang periwayatan haddasna maka sanad hadis tersebut muttasil, dan yang

terakhir adalah Bukhori, dari lambang periwayatan yang didapatkan dari

gurunya adalah haddasana maka disimpulkan bahwa sanadnya tidak terputus.

a. jalur sanad

7

Anas bin Malik bin AnNadlir bin Dlamdlom bin

Zaid bin Haram

Qatadah bin Da'amah binQatadah

"Wadldloh bin 'Abdullah,maula Yazid bin 'Atha'

Qutaibah bin Sa'id binJamil bin Tharif bin

'Abdullah

Page 8: Hadits Menanam Pohon Kel 3

b. Biografi Sanad

1). Anas bin Malik bin An Nadlir bin Dlamdlom bin Zaid bin Haram

Nama Lengkap : Anas bin

Malik bin An Nadlir bin

Dlamdlom bin Zaid bin

Haram

Kalangan : Shahabat

Kuniyah : Abu Hamzah

Negeri semasa hidup :

Bashrah

Wafat : 93 H

2). Qatadah bin Da'amah bin

Qatadah

ULAMA KOMENTAR

Ibnu Hajar al

'AsqalaniShahabat

Nama Lengkap : Qatadah

bin Da'amah bin Qatadah

Kalangan : Tabi'in kalangan

biasa

Kuniyah : Abu Al

Khaththab

Negeri semasa hidup :

Bashrah

Wafat : 117 H

ULAMA KOMENTAR

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Muhammad bin

Sa'dtsiqah ma`mun

Ibnu Hajar al

'Asqalanitsiqah tsabat

Adz Dzahabi Hafizh

3). Wadloh bin 'Abdullah, maula Yazid bin 'Atha

8

Page 9: Hadits Menanam Pohon Kel 3

Nama Lengkap :

"Wadldloh bin

'Abdullah, maula

Yazid bin 'Atha'"

Kalangan : Tabi'ut

Tabi'in kalangan

pertengahan

Kuniyah : Abu

'Awanah

Negeri semasa hidup :

Bashrah

Wafat : 175 H

ULAMA KOMENTAR

Affan bin Muslim tsabat

Al 'Ajli Tsiqah

Abu Hatim shaduuq tsiqah

Ya'kub bin

Syaibahtsabat shalih

Abu Zur'ah Tsiqah

Ibnu Sa'd tsiqah shaduuq

4). Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif bin 'Abdullah

Nama Lengkap : Qutaibah

bin Sa'id bin Jamil bin

Tharif bin 'Abdullah

Kalangan : Tabi'ul Atba'

kalangan tua

Kuniyah : Abu Raja'

Negeri semasa hidup :

Himsh

Wafat : 145 H

ULAMAKOMENTA

R

Abu Hatim Tsiqah

An Nasa'i Tsiqah

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Ibnu Hajar al

'Asqalani

Tsiqah

Tsabat

2.1.2 Kritik Matan

Adapun yang dapat dijadikan patokan dalam penelitian matan hadis

adalah tidak bertentangan dengan ayat-ayat Alquran yang muhkam, tidak

bertentangan dengan akal sehat, tidak bertentangan dengan hadis mutawatir,

dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui kualitas matan pada hadis Imam Al-Bukhari di atas

dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:

9

Page 10: Hadits Menanam Pohon Kel 3

a. Meneliti matan hadis apakah bertentangan dengan ayat Alquran atau

tidak, pada hadis tersebut tidak ada pertentangannya sama sekali dalam

ayat Alquran, bahkan menguatkan apa yang ada dalam ayat Alquran,

dalam hal ini khususnya adalah mengenai bercocok tanam, firman Allah

SWT yang artinya:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka

sebahgian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke

jalan yang benar).2

2. Departemen Agama RI. 1971. Alquran dan Terjemahnya (Madinah: Mujamma’ Khadim

al Haramain, 1971), 30: 41.

Penafsiran dari ayat ini adalah:

Ketika manusia belum tamak kepada harta dan belum musyrik dengan

kemewahan dunia, maka dunia ini penuh dengan kebijakan dan kejayaan,

keamanan dan ketentraman. Pada mulanya manusia hidup dalam kebahagiaan

sampai timbul kemudian timbul rasa dengki, loba dan tamak yang dilahirkan

dalam berbagai corak. Maka Allah mengutus Nabi-Nabi-Nya untuk

menyampaikan keterangan yang menggembirakan dan menyampaikan peringatan,

selain untuk menentukan hukum di antara manusia dalam segala macam hal yang

mereka perselisihkan. Karena itu, timbullah pertarungan antara yang benar dan

yang batal. Allah juga menyiksa orang-orang yang durhaka dan membinasakan

umat yang ingkar. Allah mencabut keberkatan dari manusia dan menyiksa mereka

dengan mendatangkan bencana yang memusnakan harta dan jiwa, sehingga

mereka kembali kepada kebenaran.6

b. Membandingkan dengan matan hadis lainnya yang setema, dari riwayat

Imam Muslim dan Imam Al-Bukhari tidak ada perbedaan yang

menonjol. Hanya saja dari beberapa matan hadis lain yang satu tema

matannya berbeda, tetapi perbedaan tersebut tidak mengurangi makna

yang terkandung di dalamnya. Perbedaan lafadz dalam matan hadis yang

ada, menurut ulama’ hadis perbedaan yang tidak mengakibatkan

10

Page 11: Hadits Menanam Pohon Kel 3

pergeseran makna asalkan sanadnya sahih maka perbedaan itu dapat

ditoleransi.7

Mengacu pada hadis di atas, jelas tidak ada pertentangan sama

sekali dalam kajian makna hadisnya, bahkan antara hadis riwayat al-

Tirmidhi dengan riwayat yang lainnya saling mendukung.

c. Hadis di atas tidak pula bertentangan dengan akal sehat, karena selama

seseorang yang menanam pohon adalah suatu tindakan untuk kelestarian

alam dengan bermanfaat juga untuk manusia dengan menghasilkan CO2

yaitu oksigen yang sehari-hari dibutuhkan manusia. Disamping itu juga

dalam ajaran Islam penanaman pohon yang hasilnya dimanfaatkan

makhluk hidup lainnya bias menjadi shadaqah ketika sudah meninggal

pemiliknya.

Beberapa hal di atas telah menunjukkan bahwa matan hadis nomor

2320 dalam Sunan Al-Bukhari telah memenuhi kriteria yang dijadikan

ukuran dalam mengetahui kesahihan matan.

Berdasarkan kritik sanad dan kritik matan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari bernilai sahih.

Dengan demikian hadis tersebut dapat dijadikan hujjah dan dijadikan landasan

hukum Islam, karena kandungan matannya sama sekali tidak ada pertentangan

dengan Alquran dan lain-lain.

2.3 Asbabul Wurud

Asbabul wurud dari hadits diatas berawal dari suatu kejadian dimana

ada seorang laki- laki yang berpapasan dengan abu dardak ketika dia sedang

menanam bibit pohon di Damaskus, maka orang tersebut berkata kepadanya

“apakah anda melakukan hal ini ? padahal jika anda adalah sahabat rasulullah

SAW.?”, maka abu dardak menjawab, “janganlah terlalu terburu-buru

memberi penilaian kepadaku, aku mendengar rasulullah SWA. Bersabda:

“Barang siapa menanam bibit tanaman (sekalipun ) yang tidak dimakan oleh

manusiadan tidak pula oleh mahluk allah melaikan allah menuliskan sadaqah

baginya “.[3]

11

Page 12: Hadits Menanam Pohon Kel 3

Dengan adanya hadis ini dapat mendorong seseorang untuk mengelola

tanah dengan tanaman, atau dengan melakukan usaha pertanian, atau dengan

memanfaatkan tanah kosong untuk dijadikan sebuah kebun atau pekarangan,

karena allah pesti akan menuliskan sebuah pahala sadaqah baginya. sehingga

orang islam akan bersemangat untuk melakukan sesuatu yang bermamfaat

baginya dan bagi alam sekitarnya, hal ini juga menunjukkan bahwa ajaran

islam sangat memperdulikan lingkungan dan menunjukkan bahwa semua

perbuatan orang islam tidak sia-sia dan perbuatannya pasti akan

mendapatkankan pahala atau balasan yang setimpal sesuai dengan apa yang ia

kerjakan, walaupun hanya dengan menanam sebuah bibit tanaman yang belum

tentu dimakan oleh manusia atau hewan .

2.4 Keutamaan Menanam Pohon Menurut Islam

Sebagian besar kebanyakan orang menyangka bahwa program

penghijauan bukanlah suatu amalan yang mendapatkan pahala di sisi Allah,

sehingga ada diantara mereka yang tidak peduli dalam mendukung program

tersebut.

Sebuah hadits yang masyhur dari Rasulullah SAW, beliau bersabda

yang artinya:

“Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh

amalannya, kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang mengalir

pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendo’akan

kebaikan baginya”. [HR. Muslim]

Jadi, menghijaukan lingkungan dengan tanaman yang kita tanam

merupakan sedekah dan amal jariyah bagi kita walau telah meninggal, selama

tanaman itu tumbuh atau berketurunan.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

12

Page 13: Hadits Menanam Pohon Kel 3

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu

burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan

sedekah karenanya”. [HR. Al-Bukhoriy]

Seorang muslim yang menanam tanaman tak akan pernah rugi di sisi

Allah SWT sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh manusia

dan hewan, bahkan bumi yang kita tempati. Tanaman yang pernah kita tanam

lalu diambil oleh siapa saja, baik dengan jalan yang halal, maupun jalan

haram, maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala, sebab tanaman

yang diambil tersebut berubah menjadi sedekah bagi kita.

Penghijauan atau reboisasi merupakan amalan sholeh yang

mengandung banyak manfaat bagi manusia di dunia dan untuk membantu

kemaslahatan akhirat manusia. Jika demikian banyak manfaatnya, maka tak

heran jika agama kita memerintahkan umatnya untuk memanfaatkan tanah dan

menanaminya sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits

lainnya, seperti beliau pernah bersabda yang artinya:

“Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang diantara kalian

terdapat bibit pohon korma; jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia

menanamnya, maka lakukanlah”. [HR. Ahmad]

Rasulullah SAW tidak mungkin memerintahkan suatu perkara kepada

umatnya dalam kondisi yang genting dan sempit seperti itu, kecuali karena

perkara itu amat penting, dan besar manfaatnya bagi seorang manusia. Semua

ini menunjukkan tentang keutamaan “Go Green” alias program penghijauan.

Al-Imam Abu Zakariyya Yahya Ibn Syarof An-Nawawiy-rahimahullah

berkata menjelaskan faedah-faedah dari hadits yang mulia ini, Di dalam

hadits-hadits ini terdapat keutamaan menanam pohon dan tanaman, bahwa

pahala pelakunya akan terus berjalan (mengalir) selama pohon dan tanaman

itu ada, serta sesuatu (bibit) yang lahir darinya sampai hari kiamat masih ada.

13

Page 14: Hadits Menanam Pohon Kel 3

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

a. Menanam pohon bersifat mubah, dan juga bukanlah suatu hal yang

bernilai ibadah, tetapi apabila dilakukan akan bernilai shadaqah jariyah.

b. Asbabul wurud dari hadits diatas berawal dari suatu kejadian dimana

ada seorang laki- laki yang berpapasan dengan abu dardak ketika dia

sedang menanam bibit pohon di Damaskus.

c. Berdasarkan kritik sanad dan kritik matan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari bernilai sahih. Dengan

demikian hadis tersebut dapat dijadikan hujjah dan dijadikan landasan

hukum Islam, karena kandungan matannya sama sekali tidak ada

pertentangan dengan Alquran dan lain-lain.

14

Page 15: Hadits Menanam Pohon Kel 3

d. Menanam pohon dikatakan bernilai shadaqah jariyah karena memberikan

banyak manfaat pada kehidupan yang pahalanya tidak akan terputus

sampai hari kiamat.

3.2 Saran

Dari pembahasan diatas, penulis menyarankan kepada pembaca khususnya

mahasiswa teknik lingkungan untuk berpartisipasi dalam menanam pohon,

karena pohon merupakan unsure yang penting dalam hidup kita.

15