gunung dieng.docx
TRANSCRIPT
https://pangea.stanford.edu/ERE/db/WGC/papers/WGC/2015/12059.pdf
https://rovicky.wordpress.com/2011/05/30/kompleks-gunung-dieng-gunung-tua-yang-sedang-bergolak/
Dataran tinggi Dieng lebih dikenal sebagai lokasi wisata ketimbang sebuah kompleks gunungapi tua dengan segala
seluk beluknya. Secara geologi Dieng merupakan sebuah kompleks gunungapi tua yang berada di Jawa
Tengah.Lokasi wisata ini sudah dikenal didalam maupun luar negeri. Berita tentang naiknya status Waspada (level 3)
kompleks Gunung Dieng ini tentunya banyak mengundang pertanyaan. Apa sebenernya kompleks gunung Dieng ini.
Menurut catatan VSI (Vulkanological Survey Indonesia) kompleks gunungapi ini dikenal dengan :
Nama : G. Dieng (Nama Lain : Gunung Parahu)
Lokasi : Koordinati : 7°12′ LS dan 109°54′ BT .
Nama kota Dieng Kulon. Kota terdekat Banjar-negara (kota Kabupaten)
Ketinggian : 2565 m. dpl.
Tipe Gunungapi : Strato, dengan lapangan solfatara dan fumarola, serta banyak kawah (cone).
:( “Wah, Dieng kan lokasi Wisata Pakdhe. Mosok bisa meletus ?”
:D “Thole perlu dimengerti juga bahwa bahaya Gunungapi atau Vulkan itu selain letusannya juga kegiatan letusa
freatik yang berupa keluarnya gas beracun seperti di Kompleks Gunungapi Dieng ini”.
Bahaya gas beracun
Kawah Sinila yang pernah mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979
Gunungapi Dieng memang berupa kompleks gunung api yang memiliki banyak kawah. Diantaranya nama kawahnya
adalah : Timbang, Sikidang, Upas, Sileri, Condrodimuko, Sibanteng dan Telogo Terus. Yang membahayakan dari
Gunung Dieng ini adalah hembusan gas beracun yang berupa CO2. Emisi gas yang dihasilkan oleh beberapa kawah
sudah diketahui sejak lama (Bemmelen, 1949; Allard dkk., 1989). Pada tahun 1979, terjadi erupsi freatik pada kawah
Sinila, menghasilkan gas-gas, hususnya CO2. Akumulasi gas CO2 yang cukup tinggi tersebut bergerak menuruni
lereng dan lembah serta meliwati jalan perkampungan, menyebabkan terbunuhnya 142 penduduk yang tinggal
disekitar daerah letusan tersebut.
Sejarah Geologi Kawasan Gunung DiengKegiatan gunungapi pada komplek G.Dieng dari yang tua hingga yang termuda dapat dibagi dalam tiga episoda yang
didasarkan pada umur relatif, sisa morfologi, tingkat erosi, hubungan stratigrafi dan tingkat pelapukan.
Peta kawah-kawah di Kompleks Gunung Dieng
Formasi pra Kaldera, dindikasikan oleh kegiatan vulkanik dari Rogo Jembangan, Tlerep, Djimat dan vulkanik Prau.
Produknya tersebar dibagian luar dari komplek Dieng.
Formasi setelah Kaldera, diperlihatkan oleh aktivitas vulkanik yang berada didalam kaldera. Diantaranya, Bisma-
Sidede, Seroja, Nagasari, Pangonan, Igir Binem dan Vulkanik Pager Kandang. Produknya berupa piroklastik jatuhan
yang menyelimuti hampir seluruh daerah, dikenal juga sebagai endapan piroklastik daerah Dieng yang tak
terpisahkan. Kegiatan saat ini ditandai oleh lava berkomposisi biotit andesitberasosiasi dengan jatuhan piroklastik.
Aktivitas terahir ditandai oleh erupsi-erupsi preatik.
:( “Pakdhe, Biotit itu nama apa to ? Namanya lutju, tapi aku kan ngga tahu. Mbok sesekali dicritakan, Pakdhe”
:D “Thole , Biotit, Hornblende, itu nama mineral. Kalau Andesit itu nama batuan. Ya wis nanti dongeng terpisah ya”.
Episoda pertama (Formasi Pra Kaldera)Produk piroklastika Rogojembangan (Djimat) menutupi daerah utara dan selatan komplek, kemungkinan terbentuk
pada Kuarter bawah (Gunawan, 1968).
Kawah Tlerep yang terdapat pada batas timur memperlihat terbuka kearah selatan membentuk struktur dome
berkomposisi hornblende andesit.
Krater vulkanik Prau terletak kearah utara dari Tlerep.Setengah dari kawah bagian barat membentuk struktur kaldera.
Prau vulkanik menghasilkan endapan piroklastik dan lava andesit basaltis.
Episoda ke dua
Peta Bencana Sinila 1979
Beberapa aktivitas vulkanik berkembang didalam kaldera, diantaranya:
G. Bisma, yaitu kawah tua yang terpotong membuka kearah barat, dengan produknya berupa lava dan
jatuhan piroklastik.
G. Seroja memperlihatkan umur lebih muda dengan tingkat erosi selope yang kurang kuat dibandingkan
G.Bisma. Produknya berupa lava berkomposisi andesitis dan endapan piroklastika.
G.Nagasari, yaitu gunungapi composite, terdapat diantara Dieng-Batur dan berkembang dari utara ke
selatan.
G. Palangonan dan Mardada memiliki kawah yang berlokasi kearah timur dari Nagasari, masih
memperlihatkan morfologi muda (bertekstur halus), serta menghasilkan lava dan endapan piroklastika.
G. Pager Kandang (Sipandu) memiliki kawah pada bagian utara. Solfatara dan fumarola tersebar sepanjang
bagian dalam dan luar kawah dengan suhu 74oC, serta batuan lava berkomposisi basaltis, yang tersingkap
di dinding kawah.
G. Sileri, merupakan kawah preatik yang memperlihatkan aktivitas hydrothermal berupa airpanas dan
fumarola. Kawah ini telah aktif sejak dua ratus tahun terahir, menghasilkan piroklastika jatuhan.
G. Igir Binem, adalah gunungapi strato yang memiliki dua kawah, disebut dengan telaga warna, yang tingkat
aktivitas hidrothermalnya cukup kuat.
Group G. Dringo-Paterangan terletak didalam daerah depresi Batur, terdiri dari kawah komposite,
menghasilkan lava andesitis dan piroklastik jatuahan.
Episoda ketiga
Peta Geologi Dieng yang dibuat oleh Pak Sukhyar (1994), kini Kepala Badan Geologi.
Aktivitas gunungapi pada episoda ini, menghasilkan lava andesit biotit, jatuhan piroklastik dan aktivitas hydrothermal.
:( “Wah Pakdhe kok bahasanya tehnis banget sih ?”
:D “Thole ini tulisan diambil dari VSI, ya mesti agak tehnis. Kajian geologi itu kan kajian ilmiah. Jangan alergi dengan
kajian ilmiah. Justru ilmu itu yang menyelamatkan manusia dari bahaya bencana alam”.
Sejarah Letusan Dieng
Sejak tahun 1600, kegiatan G.api Dieng tidak memperlihatkan adanya letusan magmatik, tetapi lebih didominasi oleh
aktivitas letusan freatik atau hydrothermal, sebagaimana diperlihatkan oleh beberapa aktivitas yang telah
diperlihatkan dalam sejarah letusan.
Tahun Nama Gunung/Kawah Aktivitas letusan Produk
Letusan/korban
1450 Pakuwojo Letusan normal Abu/Pasir ?
1825/1826 Pakuwojo Letusan normal Abu/Pasir ?
1883 Kw.Sikidang/Banteng Peningkatan
kegiatan
Lumpur kawah
1884 Kw.Sikidang Letusan normal ?
1895 Siglagak Pembentukan
celah
Uap belerang
1928 Batur ? Letusan Normal Lumpur dan batu
1939 Batur Letusan normal Uap dan Lumpur,5
orang meninggal
1944 Kw.Sileri Gempabumi dan
letusan
Lumpur/59
meninggal,38 luka-
luka, 55 orang
hilang
1964 Kw.Sileri Letusan normal lumpur
1965 Kw.Condrodimuko/Telaga
Dringo
Hembusan
fumarola, lumpur
(?)
Uap air dominan
1979 Kw.Sinila Hembusan gas
racun
Gas CO2, CO ?,
CH4,Korban 149
meninggal
1990’s Kw. Dieng Kulon Letusan freatik lumpur
Karakter Letusan : Dominan letusan freatik dan gas (terutama CO2)(Sumber VSI)
Kawah di Gunung Dieng
Erupsi freatik cukup sering terjadi di dataran tinggi Dieng, hal ini diperlihatkan oleh jumlah kawah yang terbentuk,
yaitu ± 70 buah dibagian timur dan tengah komplek, serta ± 30 buah dibagian barat sector Batur. Sedikitnya 10
erupsi freatik telah terjadi dalam kurun waktu 200 tahun terahir.Letusan freatik inilah yang merupakan bentuk bahaya
dari kompleks Gunung Dieng.
Menurut VSI erupsi freatik komplek Dieng dapat dibagi dalam dua katagori:
1. Erupsi tampa adanya tanda-tanda (precursor) dari seismisity, yaitu hasil dari proses “self sealing” dari
solfatar aktif (erupsi hydrothermal).
2. Erupsi yang diawali oleh gempabumi lokal atau regional, atau oleh adanya retakan dimana tidak adanya
indikasi panasbumi dipermukaan. Erupsi dari tipe ini umum terjadi di daerah Graben Batur, sebagaimana
diperlihatkan oleh erupsi freatik dari vulkanik Dieng pada Pebruari 1979.
Aktivitas erupsi di komplek Dieng termasuk dalam katagori kedua.
Aktifitas Gunung Dieng Mei 2011 (Kawah Timbang).Gunung Dieng saat ini dalam status waspada. Terutama pada daerah Kawah Timbang. Sudah dimulai evakuasi
warga oleh PMI. Berdasarkan data terakhir pada pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng, terjadi peningkatan
kandungan gas CO2 pada pukul 11.17 WIB, Sabtu 28 Mei 2011, sebanyak 0,86 persen volume. Sedangkan batas
aman kandungan CO2 hanya 0,5 persen volume.