gumuk pasir atau sand dunes parangtritis

8
Gumuk Pasir atau Sand Dunes Parangtritis Pengertian Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin. Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama, kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah arid (kering). Gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angina berhembus, hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang gumuk. Gerakan gumuk pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun. Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan), parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune). Secara global gumuk pasir merupakan bentuklahan bentukan asal proses angin (aeolian). Bentuklahan bentukan asal proses ini dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak. 2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas. 3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut. 4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lain. Morfologi

Upload: puput-rahsetyo

Post on 26-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gumuk pasir

TRANSCRIPT

Page 1: Gumuk Pasir Atau Sand Dunes Parangtritis

Gumuk Pasir atau Sand Dunes Parangtritis

Pengertian

Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin. Gumuk

pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama, kecepatan

angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan permukaan

tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah arid (kering).

Gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada

stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angina berhembus, hal

ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang gumuk. Gerakan gumuk

pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun.

Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran

butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir pokok

yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan), parabola

(parabolic), dan memanjang (longitudinal dune).

Secara global gumuk pasir merupakan bentuklahan bentukan asal proses angin (aeolian).

Bentuklahan bentukan asal proses ini dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak.

2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.

3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut.

4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lain.

Morfologi

Secara garis besar, ada dua tipe gumuk pasir, yaitu free dunes (terbentuk tanpa adanya

Page 2: Gumuk Pasir Atau Sand Dunes Parangtritis

suatu penghalang) dan impedeed Dunes (yang terbentuk karena adanya suatu

penghalang.Beberapa tipe gumuk pasir:

Gumuk Pasir Tipe Barchan (barchanoid dunes)

Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak

memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai

dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga

apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchan

umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan perkembangan, karena proses

eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk

pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan

kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.

Gumuk Pasir Melintang (transverse dune)

Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan

pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak lurus terhadap arah

angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya beberapa saja, kemudian karena proses

eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni.

Gumuk pasir ini akan berkembang menjadi bulan sabit apabila pasokan pasirnya

berkurang. 

Gumuk Pasir Parabolik

Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang membedakan

adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan dengan datangnya angin.

Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit dan melintang, tetapi karena

Page 3: Gumuk Pasir Atau Sand Dunes Parangtritis

pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini terus tergerus oleh angin sehingga

membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah angin curam.

Gumuk Pasir Memanjang (linear dune)

Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satu sama

lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk pasir ini

berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara bentukan

gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami erosi sehingga

menjadi lebih lebar dan memanjang.

Gumuk Pasir Bintang (star dune)

Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin dengan

berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya merupakan sebuah bukit dan

disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga proses eolin pertama kali akan terfokuskan

pada bukit ini dengan tenaga angin yang datang dari berbagai sudut sehingga akan

terbentuk bentuklahan baru seperti bintang. Bentuk seperti ini akan hilang setelah

terbentuknya bentukan baru disekitarnya.

Tipe Impedeed Dunes

a) Blowout

Bentuk : Terdapat penutup lahan (misal : vegetasi) disekitar cekungan. Terbentuk karena

deflasi local.

b) Echo dunes

Bagian tepi yang memanjang, terpisah dari topografi penghalang.Proses pembentukan :

akumulasi pada zone perputaran aliran angin karena zone penghalang.

Page 4: Gumuk Pasir Atau Sand Dunes Parangtritis

Aspek spatial (keruangan) Gumuk Pasir Parangtritis

Seperti telah kita ketahui sebelumnya, bahwa gumuk pasir atau sand dune adalah

bentukan yang terbentuk oleh akitivitas angin (eolin). Angin yang membawa pasir dan

kemudian mengendapkannya akan membentuk berbagai macam tipe bentuk gumuk pasir.

Pada umumnya, gumuk pasir terbentuk pada daerah gurun, namun uniknya di Indonesia

yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi memiliki bentukan gumuk pasir

tersebut. Oleh karena itu, gumuk pasir yang terdapat di pantai selatan Jawa tersebut

merupakan satu-satunya di Indonesia. Terbentuknya gumuk pasir di pantai selatan tersebut

merupakan hasil proses yang dipengaruhi oleh angin, Gunung Merapi, Graben Bantul,

Serta Sungai Opak dan Progo.

Pengaruh dari Gunung Merapi

Material yang ada pada gumuk pasir di pantai selatan Jawa berasal dari Gunung Api

Merapi dan gunung gunung api aktif lain yang ada di sekitarnya. Material berupa pasir dan

material piroklastik lain yang dikeluarkan oleh Gunung Merapi. Akibat proses erosi dan

gerak massa bautan, material kemudian terbawa oleh aliran sungai, misalnya pada  Kali

Krasak, Kali Gendol, dan Kali Suci. Aliran sungai kemudian mengalirkan material tersebut

hingga ke pantai selatan.

Page 5: Gumuk Pasir Atau Sand Dunes Parangtritis

Pengaruh angin

Kekuatan angin sangat berpengaruh terhadap pembentukan gumuk pasir, karena

kekuatan angin menentukan kemampuannya untuk membawa material yang berupa pasir

baik melalui menggelinding (rolling), merayap, melompat, maupun terbang. Karena adanya

material pasir dalam jumlah banyak serta kekuatan angin yang besar, maka pasir akan

membentuk berbagai tipe gumuk pasir, baik free dunes maupun impended dunes. .Pada

pantai selatan jawa, angin bertiup dari arah tenggara, hal ini menyebabkan sungai-sungai

pada pantai selatan membelok ke arah kiri jika dilihat dari Samudra Hindia. Selain itu,

karena arah tiupan angin tersebut, maka gumuk pasir yang terbentuk menghadap ke arah

datangnya angin.

Citra daerah gumuk pasir parangtritis yang menunjukkan adanya pengaruh angin

muson tenggara. ( Sumber : wikimapia.org, 2008)

Pengaruh Sungai.

Pembentukan gumuk pasir pada pantai selatan dipengaruhi oleh adanya beberapa aliran

sungai, yaitu Sungai Opak-Oyo pada bagian timur dan sungai Progo pada bagian barat.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa material dari Merapi terbawa oleh aliran

sungai di sekitarnya, sungai-sungai tersebut kemudian menyatu membentuk orde sungai

yang lebih besar hingga menyatu membentuk sungai Opak, Oyo, dan Progo. Setelah

Page 6: Gumuk Pasir Atau Sand Dunes Parangtritis

material pasir sampai ke laut, terdapat interverensi dari ombak laut sehingga material

mengendap pada pantai selatan dan selanjutnya diterbangkan oleh angin. Pada pantai

selatan Jawa, material tersebut tidak diendapkan pada bagian depan dari sungai yang pada

akhirnya membentuk delta, hal ini disebabkan karena kuatnya arus dan gelombang laut

pantai selatan serta arahnya yang berasal dari tenggara menyebabkan material

terendapkan pada bagian barat sungai.

Pengaruh Graben Bantul

Zona selatan Jawa merupakan plato yang mirining ke arah selatan menuju Samudra Hindia

dan di sebelah utara banyak tebing patahan. Sebagian plato ini telah banyak terkikis

sehingga kehilangan bentuk platonya. Pada daerah Jawa Tengah dan DIY, sebagian daerah

tersebut telah berubah menjadi dataran alluvial, Salah satunya adalah yang terjadi pada

daerah bantul yang berupa graben. Graben adalah blok patahan yang mengalami

penurunan diantara dua blok patahan yang naik yang disebut dengan horst. Pada bagian

timur graben, terdapat Perbukitan Batur Agung, sedangkan pada bagian barat terdapat

Perbukitan Manoreh.  Akibat adanya patahan tersebut, maka batuan pada zona pertemuan

kedua blok tersebut menjadi lemah sehingga mudah tererosi dan pada akhirnya

membentuk sungai yang disebut dengan sungai patahan yang ditemui misalnya pada

Sungai Opak-Oyo.Salah satu ciri sungai patahan yang diamati adalah adanya kelurusan

sungai pada sepanjang garis patahan.

(Pantai Parangtritis)

Aspek Sosio-Culture Pantai Parangtritis dan Sekitarnya

Wilayah Pantai Parangtritis meliputi pantai Parangtritis dengan panorama alam yang

Page 7: Gumuk Pasir Atau Sand Dunes Parangtritis

ditonjolkan sebagai objek utama, Pantai parangkusumo dengan penonjolan objek budaya

dan religius, serta Pantai depok dengan pariwisata kuliner yang dominan. Hal ini kemudian

membentuk spatial synergism dan spatial association yang sangat baik. 

Spatial synergism adalah bentuk hubungan spatial (keruangan) antara beberapa ruang

atau tempat sehingga menimbulkan statu manfaat yang lebih jira dibandingkan apabila

setiap ruang itu berdiri sendiri. Dalam hal ini beberapa objek wisata yang berbeda dan

menjadi satu paket wisata dalam satu wilayah yang dekat menyebabkan pantai parangtritis

menjadi objek wisata yang lengkap sehingga lebih menarik untuk dikunjungi. 

Spatial association adalah bentuk hubungan spatial (keruangan) antara beberapa ruang

atau tempat yang saling mendukung satu sama lain. Dalam hal ini keberadaan pantai depok

menjadi pendukung pariwisata parangtritis dan sebaliknya. 

Pantai parangkusumo ini dikenal sebagai wisata budaya yang terkait dengan adanya

tempat yang diyakinmi sebagai tempat bertemunya raja mataramn dengan Nyai Roro Kidul

pada masa lampau. Selain itu ada pula tempat berupa makam dari Syeh Maulana Maghribi

dan Syeh Belabelu yang juga menjadi tempat peziarahan. Penduduk utamanya

bermatapencaharian di bidang jasa pariwisata baik perdagangan ataupun menyewakan

penginapan. Permasalahan yang kemudian timbul di sini adalah maraknya praktek

prostitusi.

Hidrologi kawasan ini tidak cukup baik. Meskipun relatif dangkal, tetapi karena materi

pasir memeliki kemampuan meloloskan air tinggi sehingga tidak ada aliran permukaan

yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air kecuali sungai Opak. Perkembangan

pariwisata yang pesat dapat saja menyebabkan banyaknya air tanah yang diambil di daerah

pesisir ini sehingga dapat menyebabkan intrusi air laut. Selain itu aktivitas ini juga

menyebabkan semakin banyaknya limbah baik yang berupa sampah ataupun sisa hasil

konsumsi manusia lainnya.