gubernur jawa tengah -...

28
Menimbang : a. bahwa Sungai Babon dan beberapa anak sungainya merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijagp kelestarian fungsinya sesuai prinsip keberlanjutan guna kesejahteraan masyarakat khususnya untuk memenuhi kebutuhan air dan menunjang kehidupan masyarakat pada wilayah yang dilaluinya; b.bahwa Sungai Babon merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Babon yang berada di wilayah Kabupaten Semarang, Kota Semarang dan Kabupaten Demak, berpotensi mengalami kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas air dan perubahan kuantitas air; c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak- sud dalam huruf a dan huruf b, agar pemanfaatannya berdayaguna dan berhasilguna, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Peruntukan Air Dan Pengelolaan Kualitas Air Sungai Babon Di Provinsi Jawa Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86 - 92); 2.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046); 3.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 341); GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 BLHOT 2i17 TENTANG PERUNTUKAN AIR DAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR SUNGAI BABON DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Upload: others

Post on 03-Sep-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Menimbang : a. bahwa Sungai Babon dan beberapa anak sungainya

merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harusdijagp kelestarian fungsinya sesuai prinsip keberlanjutan gunakesejahteraan masyarakat khususnya untuk memenuhikebutuhan air dan menunjang kehidupan masyarakatpada wilayah yang dilaluinya;

b.bahwa Sungai Babon merupakan bagian dari Daerah

Aliran Sungai Babon yang berada di wilayah KabupatenSemarang, Kota Semarang dan Kabupaten Demak,berpotensi mengalami kerusakan dan pencemaran

lingkungan hidup yang dapat mengakibatkan terjadinyapenurunan kualitas air dan perubahan kuantitas air;

c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak-sud dalam huruf a dan huruf b, agar pemanfaatannyaberdayaguna dan berhasilguna, perlu menetapkanPeraturan Gubernur tentang Peruntukan Air Dan

Pengelolaan Kualitas Air Sungai Babon Di Provinsi JawaTengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (HimpunanPeraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86 -

92);

2.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang

Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3046);

3.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentangKonservasi Sumber Daya Alam Hayati DanEkosistemnya (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 341);

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

NOMOR 2 BLHOT 2i17

TENTANG

PERUNTUKAN AIR DAN PENGELOLAAN KUALITAS AIRSUNGAI BABON DI PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH,

Page 2: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

4.Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentangKehutanan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004tentang Penetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4412);

5.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4725);

6.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentangPengelolaan Sampah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

7.Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentangPertambangan Mineral Dan Batubara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

8.Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentangKepariwisataan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4966);

9.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5059);

10.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentangPerindustrian (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5492);

11.Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5495);

12.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Page 3: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5679);

13.Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang

Konservasi Tanah dan Air (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 299, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5608);

14.Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang

Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3225);

15.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran

Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4161);

16.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentangTata Hutan Dan Penyusunan Rencana PengelolaanHutan Serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4697)sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang PerubahanAtas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007tentang Tata Hutan Dan Penyusunan RencanaPengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4814);17.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4833);18.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang

Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5285);

19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292);

20.Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentangPeraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 123, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan

Page 4: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 157, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

21.Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang

Pengusahaan Sumber Daya Air (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 344, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5801);

22.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 20

Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kualitas Air DanPengendalian Pencemaran Air Lintas Kabupaten/KotaProvinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2003 Nomor 132);

23.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22

Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung DiProvinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2003 Nomor 134);

24.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10

Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah (LembaranDaerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 Nomor 45Seri E Nomor 6) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun2012tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 tentangBaku Mutu Air Limbah (Lembaran Daerah ProvinsiJawa Tengah Tahun 2012 Nomor 5, TambahanLembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 41);

25.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11

Tahun 2004 tentang Garis Sempadan (LembaranDaerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 Nomor 6 SeriE Nomor 7) sebagaimanatelah diubah denganPeraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun2013tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2004 tentangGaris Sempadan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2013 Nomor 9, Tambahan LembaranDaerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 55);

26.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun

2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup DiProvinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2007 Nomor 5 Seri E Nomor 2,Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah

Nomor 4);

27.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ProvinsiJawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran DaerahProvinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, TambahanLembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);

Page 5: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERUNTUKAN AIR DANPENGELOLAAN KUALITAS AIR SUNGAI BABON DIPROVINSI JAWA TENGAH.

MEMUTUSKAN :

28.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 15

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungaidi Wilayah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran DaerahProvinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 15,Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah

Nomor 73);

29.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 110Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan DayaTampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air;

30.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 114Tahun 2003 tentang Pedoman Pengkajian UntukMenetapkan Kelas Air;

31.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu

Air;

32.Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1

Tahun 2010 tentang Tata Laksana PengendalianPencemaran Air;

33.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RepublikIndonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu AirLimbah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 1815);

34.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria DanPenetapan Wilayah Sungai (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 429);

35.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan

Rakyat Nomor 01/PRT/M/2016 tentang Tata CaraPerizinan Pengusahaan Sumber Daya Air Dan

Penggunaan Sumber Daya Air (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2016 Nomor 139);

36.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan

Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum. 1/8/2016 tentangBaku Mutu Air Limbah Domestik;

37.Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 84 Tahun

2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok Dan FungsiBadan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah (BeritaDaerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 84);

Page 6: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1.Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegangkekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dibantu olehWakil Presiden dan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2.Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah.

3.Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggaraPemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahanyang menjadi kewenangan daerah otonom.

4.Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah.

5.Kabupaten/Kota adalah Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak danKota Semarang.

6.Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten Semarang,Kabupaten Demak dan Kota Semarang.

7.Bupati/Walikota adalah Bupati Semarang, Bupati Demak dan WalikotaSemarang.

8.Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa yang berada di KabupatenSemarang dan Kabupaten Demak.

9.Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapatmenimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup sertamenyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup.

10.Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa

jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampaimuara dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.

11.Sungai Babon adalah sungai termasuk anak sungainya yang merupakan

bagian dari DAS Babon yang melintasi wilayah Kabupaten Semarang,Kabupaten Demak dan Kota Semarang.

12.Anak Sungai Babon yang selanjutnya disebut anak sungai adalah sungai -sungai yang mengalir ke Sungai Babon.

13.Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatuwilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan Sungai dan anak -anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan

mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke lautsecara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas

di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitasdaratan.

14.Daerah tangkapan air adalah suatu wilayah daratan yang menerima air

hujan, menampung dan mengalirkannya melalui satu outlet/tempat/peruntukan.

15.Air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawahpermukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, airtanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

16.Peruntukan Air adalah penggolongan air menurut jenis penggunaannya.

17.Pengelolaan Kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapaikualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agarkualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya.

Page 7: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

18.Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan danpenanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untukmenjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.

19.Pengendalian kerusakan lingkungan adalah upaya pencegahan danpenanggulangan serta pemulihan sifat fisik, kimia, dan/atau hayatilingkungan hidup untuk menjaga agar kualitas lingkungannya tidakmelampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

20.Program Aksi DAS Babon adalah program kegiatan yang bertujuan untukpencegahan dan penanggulangan pencemaran air dan kerusakan

lingkungan di DAS Babon.21.Pemulihan kualitas air sungai adalah upaya untuk mengembalikan atau

memperbaiki kualitas air sehingga kualitasnya sesuai peruntukan yangditetapkan.

22.Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untukdimanfaatkan bagi peruntukan tertentu.

23.Kelas II adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untukprasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yangmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

24.Kelas III adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untukpembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman,dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengankegunaan tersebut.

25.Kelas IV adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairipertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu airyang sama dengan kegunaan tersebut.

26.Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukan kondisicemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentudengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.

27.Mutu air sasaran adalah mutu air yang direncanakan untuk dapat

diwujudkan dalam jangka waktu tertentu melalui penyelenggaraanprogram kerja dalam rangka pengendalian pencemaran air dan pemulihankualitas air Sungai Babon.

28.Baku Mutu Air adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi,atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yangditenggang keberadaannya di dalam air.

29.Badan Air Sungai adalah sumber daya air yang mempunyai fungsimenampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curahhujan, mata air, buangan domestik, air buangan pertanian ke danau atauke laut secara alami sampai dengan daerah perairan yang masihterpengaruh aktifitas daratan.

30.Segmen Sungai Babon yang selanjutnya disebut Segmen adalah hasilsegmentasi badan air Sungai Babon yang didasarkan atas pertimbanganpenggunaan air sebelum ditetapkannya Peraturan Gubernur ini,penggunaan air yang akan datang, topografi, morfologi sungai, potensisumber air, dan potensi sumber pencemar.

31.Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatusumber air, untuk menerima masukan beban pencemaran tanpamengakibatkan air tersebut menjadi cemar.

Page 8: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

BAB IIISEGMEN SUNGAI BABON

Pasal 3

(1) Sungai Babon dibagi dalam 8 (delapan) segmen, yang terdiri dari :

a.Segmen I : Dusun Jleper, Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur,

Kabupaten Semarang dengan koordinat 7 6' 9.98" LS dan 110 26'45.41" BT sampai dengan Jembatan Mluweh, Desa Kalikayen,Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang dengan koordinat 75' 20.71" LS dan 110 27' 11.03" BT sepanjang 16,028 km;

b.Segmen II : Jembatan Mluweh, Desa Kalikayen, Kecamatan UngaranTimur, Kabupaten Semarang dengan koordinat 7 5' 20.71" LS dan

110 27' 11.03" BT sampai dengan Jembatan Meteseh, KelurahanMeteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang dengan koordinat 7

4' 4.54" LS dan 110 28' 25.35" BT sepanjang 5,225 km

c.Segmen III : Jembatan Meteseh, Kelurahan Meteseh, KecamatanTembalang, Kota Semarang dengan koordinat 7 4' 4.54" LS dan 11028' 25.35" BT sampai dengan Bendung Pucang Gading, KelurahanPedurungan Kidul, Kecamatan Pedurungan Kota Semarang dengan

koordinat 7 2' 26.07" LS dan 110 29' 2.03" BT sepanjang 5.949 km;

d.Segmen IV : Bendung Pucang Gading, Kelurahan Pedurungan Kidul,Kecamatan Pedurungan Kota Semarang dengan koordinat 7 2' 26.07"LS dan 110 29' 2.03" BT sampai dengan Kelurahan Penggaraon Kidul,Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang dengan koordinat 7 1' 2.86"

LS dan 110 29' 18.60" BT sepanjang 4.727 km;

e.Segmen V : Kelurahan Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan,Kota Semarang dengan koordinat 7 1' 2.86" LS dan 110 29' 18.60"BT sampai dengan Desa Jamus, Kecamatan Mranggen, KabupatenDemak dengan koordinat 7 0' 4.87" LS dan 110 29' 41.75" BT

sepanjang 2.179 km;

BAB IIRUANG LINGKUP, MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1)Ruang Lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi Sungai Babon dan DASBabon yang berada di Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak dan KotaSemarang;

(2)Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk memberikan arahan dan

pedoman kepada Daerah dan Kabupaten/Kota dalam hal :

a.pemanfaatan air Sungai Babon agar sesuai dengan peruntukannya;

b.upaya pengendalian pencemaran air di Sungai Babon yang berada diKabupaten Semarang, Kabupaten Demak dan Kota Semarang; dan

c.upaya pengendalian kerusakan lingkungan di Sungai Babon yangberada di Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak dan KotaSemarang termasuk dalam bagian wilayah DAS Babon.

(3)Tujuan penetapan peruntukan air dan pengelolaan kualitas air SungaiBabon adalah untuk menjaga kelestarian fungsi air dan pemulihankualitas air sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya.

Page 9: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

BAB IVKELAS AIR, MUTU AIR SASARAN, DAN DAYA TAMPUNG

BEBAN PENCEMARAN

Bagian Kesatu

Kelas AirPasal 4

(1)Kelas air untuk Sungai Babon pada setiap Segmen sebagai berikut:

a.Segmen I sampai dengan segmen III, klasifikasi mutu airnya ditetapkan

sebagai kelas II; danb.Segmen IV sampai dengan segmen VIII, klasifikasi mutu airnya

ditetapkan sebagai kelas III.

(2)Penetapan kelas air sebagaimana dimaksud pada ayat (1),mempertimbangkan:

a.rencana pendayagunaan air;

b.ketersediaan air dari segi kuantitas maupun kualitas.

(3)Klasifikasi mutu air sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dicapaimelalui:

a.penetapan Mutu Air Sasaran; danb.pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaran air dan

kerusakan lingkungan di DAS Babon.

(4)Kelas air sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana tercantum

dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Gubernur ini.

f.Segmen VI : Desa Jamus, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak

dengan koordinat 7 0' 4.87" LS dan 110 29' 41.75" BT sampaidengan Jembatan Kudu, Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk, Kota

Semarang dengan koordinat 6 58' 28.74" LS dan 110 29' 50.79" BTsepanjang 3.438 km;

g.Segmen VII : Jembatan Kudu, Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk,

Kota Semarang dengan koordinat 6 58' 28.74" LS dan 110 29'50.79" BT sampai dengan Kelurahan Karangroto, Kecamatan Genuk,Kota Semarang dengan koordinat 6 57' 31.27" LS dan 110 29' 53.5"

BT sepanjang 1.811 km; dan

h. Segmen VIII : Kelurahan Karangroto, Kecamatan Genuk, KotaSemarang dengan koordinat 6 57' 31.27" LS dan 110 29' 53.5" BTsampai dengan Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, KotaSemarang dengan koordinat 6 56' 17.30" LS dan 110 27' 53.10" BTsepanjang 5.322 km.

(2) Segmen Sungai Babon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkandalam bentuk peta Segmen sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Iyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Page 10: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Bagian KetigaDaya Tampung Beban Pencemaran

Pasal 6

(1)Daya tampung beban pencemaran Sungai Babon dihitung berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

(2)Daya tampung beban pencemaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dipergunakan sebagai dasar pertimbangan untuk :

a.penetapan pembatasan jenis dan jumlah usaha dan/atau kegiatan

yang diizinkan oleh Gubernur dan/atau Bupati/Walikota;

b.penetapan pembatasan jenis, sifat, dan jumlah buangan limbah yang

ditimbulkan dari usaha dan/atau kegiatan oleh Gubernur dan/atauBupati / Walikota;

c.penetapan izin lokasi bagi usaha dan/atau kegiatan oleh

Bupati / Walikota;

d.penetapan izin lingkungan yang berkaitan dengan pembuangan air

limbah ke badan air oleh Bupati/Walikota;

e.penetapan baku mutu air limbah oleh Pemerintah Daerah;

f.penetapan kebijakan Daerah dalam pengendalian pencemaran air;

g.penetapan mutu air sasaran;

h. penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah; dan

i. penyusunan program aksi pengendalian pencemaran air dankerusakan lingkungan.

Bagian KeduaMutu Air Sasaran

Pasal 5

(1)Penetapan Mutu Air Sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat(3) huruf a, dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi status mutuair pada setiap Segmen Sungai Babon.

(2)Kondisi status mutu air pada setiap Segmen Sungai Babon sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ditetapkan setelah dilakukan perhitungandengan menggunakan data seri kondisi kualitas air Sungai Babon.

(3)Berdasarkan kondisi status mutu air sebagaimana dimaksud pada ayat(2), maka klasifikasi mutu air sasaran Sungai Babon ditetapkan sebagaiberikut :

a.Segmen I sampai dengan segmen IV, klasifikasi mutu airnyaditetapkan mutu air sasaran sebagai kelas III;

b.Segmen V sampai dengan segmen VIII, klasifikasi mutu airnyaditetapkan mutu air sasaran sebagai kelas IV.

(4)Klasifikasi mutu air sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3),sebagaimana tercantum dalam Lampiran II merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

(5)Klasifikasi mutu air sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapatdicapai melalui pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaran air

dan pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon.

Page 11: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Pasal 8

(1)Program aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, dilaksanakan olehPemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kotasesuai kewenangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

(2)Program aksi pengendalian pencemaran air dan pengendalian kerusakanlingkungan di DAS Babon sebagaimana dimaksud pada ayat (1),tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Pasal 9

Pemerintah Daerah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat danPemerintah Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program aksi pengendalian

pencemaran air dan pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babonsebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan Pasal 8.

Bagian KeduaPemantauan Kualitas Air

Pasal 10

(1) Pemantauan kualitas air dan pengukuran debit air Sungai Babondilakukan pada 9 (sembilan) lokasi titik pantau yaitu :

BABVPENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR

Bagian Kesatu

Pengelolaan Kualitas AirPasal 7

(1)Pengelolaan Kualitas Air Sungai Babon beserta anak-anak sungainyadilaksanakan melalui program aksi pengendalian pencemaran air dan

pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon yang dilakukan padasetiap Segmen Sungai.

(2)Program aksi pengendalian pencemaran air dan pengendalian kerusakanlingkungan di DAS Babon sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilaksanakan secara bertahap dan dievaluasi setiap 5 (lima) tahun.

(3)Hasil evaluasi pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaran air

dan pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon sebagaimanadimaksud pada ayat (2), digunakan untuk mengetahui pencapaian MutuAir Sasaran dan sebagai bahan pertimbangan penyusunan Program

Kegiatan 5 (lima) tahun berikutnya.

(3) Penghitungan daya tampung beban pencemaran Sungai Babonsebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh PerangkatDaerah yang membidangi Lingkungan Hidup paling sedikit 1 (satu) kalidalam 5 (lima) tahun.

Page 12: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

c.Lokasi pemantauan III : Jembatan Meteseh, Kelurahan Meteseh,Kecamatan Tembalang, Kota Semarang dengan koordinat 7 4' 4.54"

LS dan 110 28' 25.35" BT;

d.Lokasi pemantauan IV : Bendung Pucang Gading, KelurahanPedurungan Kidul, Kecamatan Pedurungan Kota Semarang dengan

koordinat 7 2' 26.07" LS dan 110 29' 2.03" BT;

e.Lokasi pemantauan V : Kelurahan Penggaron Kidul, KecamatanPedurungan, Kota Semarang dengan koordinat 7 1' 2.86" LS dan 110

29' 18.60" BT;

f.Lokasi pemantauan VI : Desa Jamus, Kecamatan Mranggen,Kabupaten Demak dengan koordinat 7 0' 4.87" LS dan 110 29'41.75" BT;

g.Lokasi pemantauan VII : Jembatan Kudu, Kelurahan Kudu,Kecamatan Genuk, Kota Semarang dengan koordinat 6 58' 28.74" LS

dan 110^ 29'50.79" BT;

h. Lokasi pemantauan VIII : Kelurahan Karangroto, Kecamatan Genuk,Kota Semarang dengan koordinat 6 57' 31.27" LS dan 110 29' 53.5"

BT;i. Lokasi pemantauan IX : Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota

Semarang dengan koordinat 6 56' 17.30" LS dan 110 27' 53.10" BT.

(2)Lokasi pemantauan kualitas air dan pengukuran debit air Sungai Babonsebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam bentuk petalokasi pemantauan kualitas air sungai sebagaimana tercantum dalam

Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanGubernur ini.

(3)Pemerintah Daerah melakukan pemantauan kualitas air dan debit airSungai Babon pada setiap koordinat titik pantau sebagaimana dimaksudpada ayat (1), paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun secaraperiodik pada musim kemarau dan musim penghujan.

(4)Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan pemantauan kualitas air dandebit air pada anak-anak Sungai Babon paling sedikit 2 (dua) kali dalam1 (satu) tahun secara periodik pada musim kemarau dan musimpenghujan.

(5)Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimaksudkan untukmengetahui kesesuaian kondisi kualitas air terhadap mutu air sasaranyang telah ditetapkan pada setiap segmen sungai.

(6)Pelaksanaan pemantauan kualitas air dan debit Sungai Babon termasukanak sungainya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4),dilakukan Pemerintah Daerah bersama Pemerintah Kabupaten/Kotasesuai batasan kewenangan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

a.Lokasi pemantauan I : Dusun Jleper, Desa Mluweh, KecamatanUngaran Timur, Kabupaten Semarang dengan koordinat 7 6' 9.98" LS

dan 110 26'45.41" BT;

b.Lokasi pemantauan II : Jembatan Mluweh, Desa Kalikayen,Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang dengan koordinat 7

5'20.71" LS dan 110 27' 11.03"BT;

Page 13: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

BAB VIHAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Bagian Kesatu

HakPasal 11

(1)Dalam Kegiatan pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaran airdan pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon, masyarakat

berhak:

a.mengetahui rencana program aksi pengendalian pencemaran air dan

pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon;

b.menikmati pertambahan nilai pemanfaatan sungai atas pelaksanaanprogram aksi pengendalian pencemaran air dan pengendalian kerusakan

lingkungan di DAS Babon; dan/atau

c.mengajukan keberatan atas terjadinya pencemaran air dan kerusakan

lingkungan di DAS Babon kepada pejabat yang berwenang pada setiapInstansi yang bertanggung jawab sebagaimana tercantum dalam

Lampiran III.

(2)Hak masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakansesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KeduaKewajibanPasal 12

(1)Dalam kegiatan pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaran airdan pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon, masyarakat wajib:

a.mentaati pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaran air dan

pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon; dan

b.mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam izin lokasi dan izin

lingkungan.

(2)Kewajiban masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakansesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KetigaPeran Serta Masyarakat

Pasal 13

(1) Dalam Kegiatan pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaran airdan pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon, peran serta

masyarakat dapat dilakukan pada tahap :

a.perencanaan program aksi pengendalian pencemaran air danpengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon;

b.pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaran air danpengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon; dan/atau

(7) Hasil pemantauan kualitas air dan debit air Sungai Babon termasuk anaksungai digunakan sebagai dasar evaluasi pelaksanaan program aksipengendalian pencemaran air dan pengendalian kerusakan lingkungan diDAS Babon.

Page 14: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

BAB VIIIKERJASAMA

Pasal 16

(1) Dalam kegiatan pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaran airdan pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon, PemerintahDaerah dan/atau Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengadakankerjasama dengan :a. Pemerintah Pusat;

c. monitoring, dan evaluasi program aksi pengendalian pencemaran air dan

pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIIPEMBINAAN DAN PEMANTAUAN

PELAKSANAAN PROGRAM AKSI DAS BABON

Bagian KesatuPembinaan Pelaksanaan Program Aksi

Pasal 14

(1)Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dalam pelaksanaan programaksi pengendalian pencemaran air dan pengendalian kerusakan

lingkungan di DAS Babon kepada :a.Pemerintah Kabupaten/Kota;b.Pemerintah Desa;c.Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan; dand.Masyarakat.

(2)Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dalam pelaksanaanprogram aksi pengendalian pencemaran air dan pengendalian kerusakan

lingkungan di DAS Babon kepada:a.Kecamatan;b.Kelurahan dan Pemerintah Desa;c.Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan; dand.Masyarakat.

Bagian KeduaPemantauan Pelaksanaan Program Aksi

Pasal 15

(1)Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota melakukanpemantauan dalam pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaranair dan pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon.

(2)Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan melaluikoordinasi dan/atau kerjasama antara Pemerintah Daerah danPemerintah Kabupaten/Kota.

(3)Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai dasarevaluasi pelaksanaan program aksi pengendalian pencemaran air dan

pengendalian kerusakan lingkungan di DAS Babon.

Page 15: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 NOMOR 2

SRI PURYONO SOEDARMO

Diundangkan di Semarangpada tanggal 13 Jairaari 2t17

SEKRETARIS DAERAH PROVINSIJAWA TENiAH,

GANJAR PRANOWO

BABXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah ProvinsiJawa Tengah.

Ditetapkan di Semarangpada tanggal 13 Jairaari 2©17

GUBERNUR JAWA TENGAH,

b.Perguruan Tinggi;c.Masyarakat pemerhati lingkungan hidup; dand.Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.

(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IXPEMBIAYAAN

Pasal 17

Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Peraturan Gubernurini dibebankan pada :a.Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah;b.Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota; danc.Sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat.

Page 16: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

GANJAR PRANOWO

GUBERNUR JAWA TENGAH

KaiianPenelapanKetofcrSongai Baton 2015

E23 MSBPBONSkate 1:120.0000

Prcyeka LTTMSisttmGrKl:GeogrsDaum:WGS84Zona:49S

PROVINSI JAIW^^NGAH

PETA SEGMENTASI SUNGAI BABON

PETA SEGMENTASI SUNGAI BABON

LAMPIRAN IPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAHNOMOR 2 1AIOT 217TENTANGPERUNTUKAN AIR DAN PENGELOLAANKUALITAS AIR SUNGAI BABONDI PROVINSI JAWA TENGAH

Page 17: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

III

III

III7

MUTUAIR

SASARAN

CemarRingan

Cemar

Sedang

CemarRingan

6STATUS

III

III

III5

KELAS

MUTU AIR SAATDITETAPKANPERGUB INI

II

II

II4

KELAS AIRYANG

DITETAPKAN

Kabupaten DemakKecamatan MranggenDesa : Kebon batur,Batursari,BanyumenengKota SemarangKecamatanBanyumanik

Kota Semarang,KecamatanBanyumanik,Kelurahan : Jabungan,Gedawang,Banyumanik,Pedalangan, SrondolWetan, PadangsariKecamatan Tembalang,Kelurahan : Meteseh,Kramas, Ro wo sariKabupaten Demak,Kecamatan Mranggen,Desa : Banyumeneng

Kabupaten Semarang,Kecamatan UngaranTimur,Kelurahan : Susukan,

Beji, Kalirejo,Desa : Mluweh,Kalongan, Kawengen,Kalikayen,Leyangan.Kecamatan Bergas,Desa : GondoriyoKecamatan UngaranBarat ,Keluraan : Bandarjo

Kota Semarang,KecamatanBanyumanik ,Kelurahan :Pudakpayung,Jabungan

3

WILAYAHADMINISTRAT^

DAERAH TANGKAPANAIR

III

II

I2

SEGMEN

3

2

11

No.

KELAS AIR DAN MUTU AIR SASARAN

LAMPIRAN IIPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAHNOMOR 2 Tiwm 217TENTANGPERUNTUKAN AIR DAN PENGELOLAANKUALITAS AIR SUNGAI BABONDI PROVINSI JAWA TENGAH

Page 18: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

IV

IV

IV

III

7

CemarRingan

Cemar

Ringan

CemarSedang

Cemar

Ringan

6

IV

IV

IV

IV

5

III

III

III

III

4

Kabupaten Demak,Kecamatan Sayung,Desa : Jetaksari,

KalisariKota SemarangKecamatan Genuk

Kota SemarangKecamatan GenukKelurahanSembungharjo,Penggaron Lor,Bangetayu WetanKecamatanPedurungan

Kelurahan TlogomulyoKabupaten DemakKecamatan MranggenDesa : Wringinjajar,Waru, Menur, JamusKecamatan SayungDesa : Jetaksari

Kabupaten Demak,Kec. MranggenDesa : Waru, Menur,Jamus, Ngemplak,Bandungrejo,Mranggen, Batursari,BrumbungKota SemarangKec. PedurunganKelurahan : Tlogomulyo,Pedurungan Lor,Plamongansari,

Penggaron KidulKec. GenukKelurahan : PenggaronLor

Kota Semarang,KecamatanPedurunganKelurahan :Plamongansari,

Pedurungan KidulKecamatan TembalangKelurahanKedungmundu

Kelurahan :

Pudakpayung, SrondolWetan, Srondol Kulon,Sumurboto, NgesrepKecamatan TembalangKelurahan : Rowosari,Kramas, Meteseh,Sendangmulyo,Mangunharjo,Sambiroto,Bulusan,Tembalang

3

VII

VI

V

IV

2

7

6

5

4

1

Page 19: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

in.GANJAR PRANOWO

GUBERNUR JAWA TENGAH,Tgl

Ka.BlreHukum

BLB

As.l/Pem

Sekda

Wagub

Jabatan

IV

7

CemarRingan

6

IV

5

III

4

Kabupaten DemakKecamatan SayungDesa : Bedono,Sriwulan, Purwosari,Kalisari, Sayung,Kecamatan GenukKelurahanBanjardowo, Kudu,Karangroto, Trimulyo

Kelurahan :Banjardowo, Kudu,Karangroto, Genuksari,Bangetayu Kulon,

Sembungharjo,Penggaron Lor,Bangetayu Wetan

3

VIII

2

8

1

Page 20: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

\

- 00

[I3

00 fl XC 3 P

to ^gsfi111!0333

-3 300 3:m

s ^X Cu3 X3 35 33 ^o X3 32 2

CO3o

CQoC33otdO

g^332Q

333

DQ33

XPd^

^13 SP3 5I >>^.^

3 3X co

^^3 X

3003

^oPd^x"3

3

^^ aJ 3'

3 C 3- iS 33 3 3 X3 a s 3

^ 3 ^00X o _3333

oo ^ ^ ^

^

33X

00^

3^.3 ^^

63a

3X X

3

^ 3co a

Jh 3 3 3E a a co

1-

.- ^ X 3 3X -^ 3 3 J3oo g- ax S3 g'SB^x >, 00 2, a

c B 3 g3

3ox

3 3a ^3 3p 3x -Bc o

33

3X00

233 8

x 00 u3

Oco3o

X3

eel

f^2 b

33X

!

3a3

3X3 .2

34-13

2 3

^1^eS - S> g xe fi [J CO

3^3333;3 Z a co a x

00

<L)'3ees,X33^4^3 coa 3 .2,2 3 aaa

xox

cd 3 'J^ 3 32

x 3aax-

T123 33X V)2

-3^^•S fi3B .333 XXSP 3 "2 332

2222co33^^>-oo

3^,

3^ P

JS 3

cd

0)3

3I-H

a 3

XX2 X

003

3 o00 33 X

cd

x

3 X^> "3

a if hI C 3 !g 2 ^^ S 3 ax xC +-> i-i ^^ i—1 _^ *-" ^'I 3.S 8 iSX —< ,-. !_ 1) _,

coa

cd

^ X_^ ^-. cdX X ^cd cd u

-x e^ cdS^ d

003

3 X eel 33 3 CVg

•^ '3 00 3i ™ oo efi 3

^ 3X 3

crix)

X3S

3 >,

3 Co^'3333003.3" "^

^I3 -,^

3 2^BX 300 3r- 3

SI4^ ^BS ^

co'S

34->'a

3 .s ooo 3

1.0

Ccci^-^-u>(L)^SXQco a CQ am

X 33 3

x_ ^23 x>>00 3Bc ^

3CO

a

endiX

ikan.

IC3

•*->3

2

ang;X

3

iptaX

arya;

CO 3

Xc2-2

3

r day3

a

3oo33

oiaan

33

CM

^.5c ^

ftex '_^|

jCM roj

33

•&S3 3

3

ac^ ^

itoo3333S3

CO

333QtdX003cd3aco

. ^ -fM

s • ^ c^

^

oocti

x

2oIPCO

Stxwex

<CO<

Oo(Xex

CO^

oa<

a

<pODzOX

2X2o

Xd

Page 21: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Page 22: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Page 23: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

"g^ ^3^"

-^0C COHv a

Q) J^43 CO43

rtcc3303

BPEa^oi

oijoE

ojuc^-^^kCcOuiu^3*^ aa^aj3 o *o ^ jj

<N

^

O T3a a^

E2c^

cB

cO taoa 3"agC cO

cO

co -a

^

00go cOU >^

cO

CO

M •

lSl^ CO

^ ^

S^-^^^

^

43CQ'3"cOm

o ^

1/3

1JSI1^11

8.S.8.

C $3 S3 CO ^3

Page 24: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

8 8^

•s.^ 34-1 \JI•S a

e3i

cO to r3^ t

cOCO

X! ID

aID

'&

&C3

an,

8c

gaw;

UBSB

aID

'C3s

peneua3

ua

GICan

3

>>cuID6C3

kegi3

tan

t8

3on13a3

oj S?a " 3s

C '-^

^8M 33 "doo3 ^•55 aO 3

en a

8

'55 fl^!

8,J5

^.^a

^3 'tn Con

>NonID

8.

a^ 3e ^a

c .23 oe ^^

c3a s ? a

3 i3 a ^en a OQ a

Page 25: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

3

8.^^c!cd d tj3 w XX cd ^

ll

3XS

X3 45a^

•8^45 45 45 3

•y c

3 '3

45 •a

3

"C I 3a

3X)

x 211Is3

CQ CO

co J3

fl|r^ aCQ ^ o^

c3 ^

oo

^Saa os 'c38 8 8 - ^ -^00•c

•3 r-l^n^

g3 ^^

X 3 ft— X ^

3 ^ 33.^;3cd'oiH• 3 •_- X 3 S "^ 00 ^ 45

S S 3 ^a^

X

X

O a||||rt Q

aerah

00

8

ndid1

IO vO C"^

8^5

rindirdag KMCO H

trian,igan,

CO

Its

rtani3

wab1 tai1 pe

dibta korum;^^

yangt

3

45

^

diKot

45CO3

B

areing

Peranj

katQ

aerah

O

rgan

isasi

Page 26: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Page 27: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Page 28: GUBERNUR JAWA TENGAH - satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20170927090322pergub_2_th_2017.pdf · 19.Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

GANJAR PRANOWO

UBERNUR JAWA TENGAH

KapanPenetapanKebsAiSungai Baton 2015

Ii MSBABON

Ugtnda:

h^WMLJMT'Skala 1:120.000

Kfitetangan ProyeksiPf ksiUTMSIslmGnJGeograSDatum WGS 84Zbna:49S

BMMK UNGKUMSAN HDUPPRCMNSUAWA TENGAH

SUNGAI BABONPETA LOKASI

PETA LOKASI PEMANTAUAN SUNGAI BABON

LAMPIRAN IVPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAHNOMOR 2 Tkmm 2#17TENTANGPERUNTUKAN AIR DAN PENGELOLAANKUALITAS AIR SUNGAI BABONDI PROVINSI JAWA TENGAH