good corporate governance (gcg) dalam …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/chapter...

22
BAB II GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM KETENTUAN HUKUM KORPORASI INDONESIA A. Konsep dan Pengertian Good Corporate Governance (GCG) Berbagai peristiwa dalam dasawarsa terakhir telah menjadikan corporate governance sebuah isu penting di kalangan para eksekutif, organisasi – organisasi NGO, para konsultan korporasi, akademis, dan regulator (pemerintah) di berbagai belahan dunia. Isu – isu yang terkait dengan corporate governance seperti insider trading, transparansi, akuntabilitas, independensi, etika bisnis, tanggung jawab social (corporate social responsibility)dan perlindungan investor telah menjadi ungkapan – ungkapan yang lazim diperbincangkan di kalangan para pelaku usaha. Corporate governance juga telah menjadi salah satu isu paling penting bagi para pelaku usaha di Negara kita 21 . Dengan perkembangan – perkembangan di atas isu corporate governance yang tadinya hanya bersifat marginal kini telah menjadi isu sentral.Oleh sebab itu, dibutuhkan pemahaman yang memadai tentang corporate governance. Merupakan hal yang sia – sia bahkan berbahaya bila kita sekedar mengikuti trend atau kepatuhan terhadap regulasi tanpa memahami makna dan manfaat GCG. Tanpa 21 I Nyoman Tjager,S.H,M.A, Drs.F.Antonius Alijoyo,M.M,M.B.A, Humphrey R. Djemat,S.H,L.L.M, Mayjen TNI (Purn) Dr.Bambang Soembodo,M.M,M.B.A serta didukung oleh FCGI, Corporate Governace - Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia, 2003, PT.Prenhallindo, Jakarta, hal.18 Universitas Sumatera Utara

Upload: truongdan

Post on 13-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

BAB II

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

DALAM

KETENTUAN HUKUM KORPORASI INDONESIA

A. Konsep dan Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

Berbagai peristiwa dalam dasawarsa terakhir telah menjadikan corporate

governance sebuah isu penting di kalangan para eksekutif, organisasi – organisasi

NGO, para konsultan korporasi, akademis, dan regulator (pemerintah) di berbagai

belahan dunia. Isu – isu yang terkait dengan corporate governance seperti insider

trading, transparansi, akuntabilitas, independensi, etika bisnis, tanggung jawab

social (corporate social responsibility)dan perlindungan investor telah menjadi

ungkapan – ungkapan yang lazim diperbincangkan di kalangan para pelaku usaha.

Corporate governance juga telah menjadi salah satu isu paling penting bagi para

pelaku usaha di Negara kita21.

Dengan perkembangan – perkembangan di atas isu corporate governance yang

tadinya hanya bersifat marginal kini telah menjadi isu sentral.Oleh sebab itu,

dibutuhkan pemahaman yang memadai tentang corporate governance. Merupakan

hal yang sia – sia bahkan berbahaya bila kita sekedar mengikuti trend atau

kepatuhan terhadap regulasi tanpa memahami makna dan manfaat GCG. Tanpa

21 I Nyoman Tjager,S.H,M.A, Drs.F.Antonius Alijoyo,M.M,M.B.A, Humphrey R. Djemat,S.H,L.L.M, Mayjen TNI (Purn) Dr.Bambang Soembodo,M.M,M.B.A serta didukung oleh FCGI, Corporate Governace - Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia, 2003, PT.Prenhallindo, Jakarta, hal.18

Universitas Sumatera Utara

Page 2: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan

sistem yang baik ini hanya akan menjadi retorika, slogan, atau aksesoris yang

tidak berguna22.

Perkembangan konsep corporate governance sesungguhnya telah jauh dimulai

sebelum isu corporate governance menjadi kosa kata yang paling hangat di

kalangan eksekutif bisnis. Bersama dengan dikembangkannya sistem korporasi di

Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad lalu (1840-an), isu

corporate governance telah muncul kepermukaan, meskipun berupa saran

(exhortation) dan anekdot23.

Good Corporate Governance tercipta apabila terjadi keseimbangan

kepentingan antara semua pihak yang berkepentingan dengan bisnis kita.

Identifikasi keseimbangan dalam keberadaannya memerlukan sebuah sistem

pengukuran yang dapat menyerap setiap dimensi strategis dan operasional bisnis

serta berbasis informasi24.

Pengukuran kinerja konsep GCG berdasarkan kepada lima dasar25, yaitu:

1) Perlindungan hak pemegang saham,

2) Persamaan perlakuan pemegang saham,

3) Peranan stakeholders terkait dengan bisnis,

4) Keterbukaan dan transparansi,

5) Akuntabilitas dewan komisaris.

22Ibid, Hal.23 23 Ibid 24“Good Corporate Governance”

http://www.bpkp.go.id/index.php?idunit=21&idpage=326 diakses tanggal 3 Juni 2009 25 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

Oleh sebab itu, pembicaraan tentang corporate governance tidak dapat

dipisahkan dengan konsep dan sistem korporasi itu sendiri. Adapun tentang

korporasi, defenisi Hunger dan Wheelen menyebutkan bahwa Korporasi adalah

mekanisme yang dibangun agar berbagai pihak dapat memberikan kontribusi

berupa modal, keahlian (expertise) dan tenaga demi manfaat bersama26”.

Secara umum istilah Good Corporate Governance merupakan sistem

pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme

hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan, maupun ditinjau dari

nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri27.

Untuk memperoleh gambaran tentang pengertian corporate governance

dibawah ini dikutip dari berbagai sumber :

a) Pengertian menurut OCED ( Organization for economic co-operation and

development )

Mendefenisikan corporate governance sebagai sekumpulan hubungan antara

pihak manajemen perusahaan, board dan pemegang saham dan pihak lain yang

mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Good corporate governance juga

mensyaratkan adanya struktur, perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan

atas kinerja.

Good corporate governance yang baik dapat memberikan perangsangan atau

insentif yang baik bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang

merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham dan harus memfasilitasi

26 Ibid 27Tim Corporate Governance BPKP, “Good Corporate Governance”,

http://bpkp.go.id/index.php?idunit=21&idpage=326OD di akses tanggal 3 Juni 2009

Universitas Sumatera Utara

Page 4: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

pemonitoran yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan

sumber daya dengan lebih baik dan efisien28.

b) Bank Dunia (World Bank)

Good corporate governance adalah kumpulan hukum, peraturan – peraturan

dan kaidah – kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber –

sumber perusahaan secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang

yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar

secara keseluruhan.

c) Tim GCG BPKP

Mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai berikut, yaitu:

Komitmen, aturan main, serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan

beretika29.

d) Cadbury Committe of the United Kingdom (1999)

Definisi Corporate governance (CG) yakni:

Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,

pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para

pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak

dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan30.

28 Ibid. 29 “Good Corporate Governance”,

http:www.bpkp.go.id/index.php?idunit=21&idpage=326, diakses tanggal 3 Juni 2009 30 Muhammad Adrian Muluk (Contributor CIC – FCGI), “GCG di Lembaga Keuangan

Mikro–Kajian Kebutuhan Penerapan”, http://www.cic-fcgi.org/news/governance/GCGdiLembaga Keuangan Mikro - Kajian Kebutuhan Penerapannya.shtml di akses tanggal 4 Juni 2009

30 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

e) Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)

Mendefenisikan corpotare governance sebagai berikut :

Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus

(pengelola) perusahaan, pihak kerditor, pemerintah, karyawan serta para

pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak –

hak dan kewajiban atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan

perusahaan. Tujuan Corporarate Governance ialah untuk menciptakan nilai

tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder)31.

f) Cadbury Report

Istilah “corporate governance” sendiri pertama kali diperkenalkan oleh

Cadbury Committee ditahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam

laporan mereka yang kemudian dikenal sebagai Cadbury Report. Laporan ini

dipandang sebagai titik balik yang sangat menentukan bagi praktik corporate

governance di seluruh dunia. Cadbury Report mendefenisikan corporate

governance sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan

mengendalikan organisasi32.

g) Prakarsa dari Universitas Indonesia (kalangan akademis)

Good corporate governace adalah mekanisme administratif yang mengatur

hubungan – hubungan antara menejemen perusahaan, komisaris, direksi,

pemegang saham dan kelompok – kelompok kepentingan (stakeholder) yang lain.

Hubungan – hubungan ini dimanifiestasikan dalam bentuk berbagai aturan

31 Op.cit, hal.50 32 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

permainan dan sistem intensif sebagai framework yang diperlukan untuk

menentukan tujuan – tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan”33.

h) Good Corporate Governance Workship Kantor Meneg PM BUMN,

Desember 1999

Good Corporate Governance berkaitan dengan pengambilan keputusan yang

efektif yang bersumber dari budaya perusahan, etika, nilai, sistem, proses bisnis,

kebijakan dan struktur organisasi yang bertujuan untuk mendorong dan

mendukung pengembangan perusahaan, peneglolaan sumber daya dan resiko

secara lebih efisien dan efektif serta penenggung jawaban perusahaan kepada

pemegang saham dan stakeholder lainnya34.

i) IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance)

Good Corporate Governance adalah struktur, sistem dan proses dalam

mengelolaan perusahaan kearah peningkatan kemakmuran dan pertanggung

jawaban perusahaan dengan tujuan akhir mewujudkan nilai jangka panjang

pemegang saham dengan tetap menjaga kepentingan berbagai pihak yang terkait

(stakeholder). Struktur merupakan satu kesatuan tatanan wewenangan dan

tanggung jawab dalam hal pengambilan keputusan. Sistem adalah merupakan

suatu landasan operasional yang menjadi dasar mekanisme check and balance

kewenangan atas penggelolaan perusahaan yang dapat mengantisipasi peluang

yang menyimpang. Proses merupakan cara untuk memastikan pelaksanaan prinsip

33 Ibid., hal. 28 34 Iman Sjahputra Tunggal, Membangun Good Corporate Governance, Jakarta,

Harvindo, 2002, hal.12

Universitas Sumatera Utara

Page 7: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

– prinsip Good Corporate Governance dalam menentukan tujuan dan saran,

pencapaian, pengukuran kinerja, dan evaluasi kinerja35.

j) Asian Development Bank

Good Corporate Governance adalah adanya unsur – unsur shareholder, right,

equal treatment of shareholder, dan adanya disclosure (keterbukaan), dan

transparency (transparansi)36.

k) Dr. Emil Salim

Good Corporate Governance adalah wilayah permasalahan yang menyangkut

dipisahnya pemilik dengan pengelola perusahaan, struktur kepemilikan yang

beraneka ragam, pengawasan dari pemegang saham, monitoring dari kreditor,

disiplin dan proteksi, pasar untuk kontrol perusahan, pengaturan pasar sekuritas,

persaingan pasar dan keuangan korporasi.

l) Bank Indonesia

Good Corporate Governance adalah sebagai suatu sistem, proses, dan struktur

organisasi yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola kegiatan bank

sentral kearah peningkatan kinerja dan akuntabilitas. Tujuan akhirnya menaikan

nilai (Value) bank sentral dalam jangka panjangdan mampu meyakinkan /

memenuhi kepentingan stakeholder.

Definisi diatas menjelaskan bahwa Corporate Governance adalah sistem yang

bisa digunakan untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan. Good

Governance timbul dari kebutuhan usaha akan tata kelola perusahaan yang baik

35 Ibid. 36 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

(Good Corporate Governance), yang menegakkan prinsip-prinsip transparan,

dapat dipercaya, bertanggung jawab dan berkeadilan37.

Defenisi diatas hanyalah sebagian dari bermacam – macam defenisi corporate

governance karena corporate governance dapat didefenisikan dalam perspektif

yang luas atau dalam perspektif yang sempit38.

Sedangkan untuk keseragaman berdasarkan defenisi – defenisi diatas dapat kita

simpulkan bahwa corporate governance pada intinya adalah mengenai suatu

sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara

berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder) terutama dalam arti sempit

hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi

tercapainya tujuan organisasi. Corporate governance dimaksudkan untuk

mengatur hubungan - hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan -

kesalahan (mistake) signifikan dalam strategi korporasi dan untuk memastikan

bahwa kesalahan – kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera39.

B. Prinsip Dasar dan Asas Good Corporate Governance (GCG)

Dalam konteks tumbuhnya kesadaran dan arti penting Corporate Governance

ini, Organization for Economic Corporation and Development (OECD) telah

mengembangkan sperangkat prinsip – prinsip Good Corporate Governance dan

dapat diterapkan secara fleksibel sesuai dengan keadaan, budaya, dan tradisi,

dimasing – masing Negara40.

38 Ibid. 39 Ibid. 40 Ibid., hal.49

Universitas Sumatera Utara

Page 9: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

Prinsip – prinsip diharapkan menjadi titik rujuk bagi para regulator

(pemerintah) dalam membangun framework bagi penerapan corporate

governance. Bagi para pelaku usaha dan pasar modal prinsip – prinsip ini dapat

menjadi guidance atau pedoman dalam mengelaborasi best practice bagi

peningkatan nilai (valuation) dan keberlangsungan (sustainability) perusahaan41.

Prinsip – prinsip OECD mencakup lima bidang utama yaitu :

1) Pertanggungjawaban (Responsibility).

Yaitu kesesuaian di dalam pengelolahan perusahaan terhadap peraturan

perundang - undangan yang berlaku dan prinsip - prinsip korporasi42.

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang

saham juga kepada stakeholder tetapi juga kepada pihak – pihak yang

berkepntingan lainnya43.

2) Transparansi (Transparency)

Yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan

dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan

mengenai perusahan44.

Perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan

dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan

mengenai struktur dan operasi korporasi45

41 Ibid. 42 Ibid., hal.53. 43“Good Corporate Governance”

http://www.bpkp.go.id/index.php?idunit=21&idpage=326 diakses tanggal 3 Juni 2009 44 Loc.cit 45 Loc.cit

Universitas Sumatera Utara

Page 10: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

3) Akuntabilitas (Accountability)

Yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan tanggung jawab organ sehingga

pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif46.

Perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar47.

4) Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)

Yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak – hak stakeholder

yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang – undang yang

berlaku48.

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran49.

5) Independensi (Independency)

Yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara professional tanpa

benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak

sesuai dengan peraturan perundang – undang yang berlaku dan prinsip –

prinsip korporasi yang sehat50.

Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate Governance,

perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ

46 Op.cit. 47 Op.cit. 48 Loc.cit. 49 Loc.cit. 50Loc.cit

Universitas Sumatera Utara

Page 11: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak

lain.51

Prinsip – prinsip diatas terkait langsung dengan permasalahan yang dihadapi

dunia usaha pada umumnya yakni masalah korupsi dan ketidak jujuran, tanggung

jawab sosial dan etika korporasi, tata kelola sektor publik, dan reformasi hukum52.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) sebuah organisasi

profesional non-pemerintah yang bertujuan mensosialisasikan praktik good

corporate governance menjabarkan prinsip – prinsip di atas sebagai berikut 53:

1. Fairness (Kewajaran)

Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada

pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan

informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan

perdagangan saham oleh orang dalam (Insider Trading)54.

Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi

yang melindungi kepentingan minoritas, membuat pedoman perilaku

perusahaan (corporate conduct) dan atau kebijakan – kebijakan yang

melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam, self-dealing dan

konflik kepentingan, menetapkan peran dan tanggung jawab Dewan Komisaris,

Direksi, Komite, termasuk sistem remunerasi menyajikan informasi secara

51 Loc.cit 52 Loc.cit, hal.50 53 Ibid. 54Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

wajar/pengungkapan material apa pun mengedepankan Equal Job

Opportunity55

2. Disclousure dan Transparency (Taransparansi)

Hak – hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan

benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta

dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan – perubahan yang

mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari keuntungan

perusahaan56.

Pengungkapan yang tepat dan akurat pada waktunya serta transparansi

mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta

para pemegang kepentingan (stakeholder)57.

Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan mengembangkan sistem

akuntansi (accounting system) yang berbasiskan standar akuntansi dan best

practices yang menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan yang

berkualitas, mengembangkan Information Technology (IT) dan Management

Information System (MIS) untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang

memadai dan proses pengambilan keputusan yang efektif oleh Dewan

Komisaris dan Direksi, mengembangkan enterprise risk management yang

memastikan bahwa semua risiko signifikan telah diidentifikasikan, diukur, dan

dapat dikelola pada tingkat toleransi yang jelas, mengumumkan jabatan yang

kosong secara terbuka58.

55 Ibid. 56Ibid., hal.51 57 Ibid. 58 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

3. Accountability (Akuntabilitas)

Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif (effective

oversight) berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham

Dewan Komisaris, dan auditor.Merupakan bentuk pertanggung jawaban

manajemen kepada perusahaandan para pemegang saham59.

Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan Laporan Keuangan

(Financial Statement) pada waktu yang tepat dan cara yang tepat;

mengembangkan Komite Audit dan Resiko untuk mendukung fungsi

pengawasan oleh Dewan Komisaris; mengembangkan dan merumuskan

kembali peran dan fungsi Internal Audit sebagai mitra bisnis strategic

berdasarkan best practice (bukan sekedar audit). Transformasi menjadi “Risk-

based” Audit; menjadi manajemen kontrak yang bertanggung jawab dan

menangani pertentangan (dispute); penegakan hukum (Sitem Penghargaan dan

sanksi); mengunakan External Auditor yang memenuhi syarat (berbasis

professional)60.

4. Responsibility (Responsibilitas)

Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh

hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang

59 Ibid. 60 Ibid., hal.52

Universitas Sumatera Utara

Page 14: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dan perusahaan

yang sehat dari aspek keuangan61.

Ini merupakan tangung jawab korporasi sebagai anggota masyarakat yang

tunduk kepada hukum dan bertindak dengan memperhatikan kebutuhan-

kebutuhan masyarakat sekitarnya62.

Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tangung jawab

merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang; menyadari akan adanya

tangung jawab social; menghindari penyalahgunaan kekuasaan; menjadi

profesional dan menjunjung etika; memelihara lingkungan bisnis yang sehat63.

C. Good Corporate Governance (GCG) dalam Ketentuan Hukum Korporasi

Indonesia.

Hukum pada dasarnya dipahami sebagai suatu sistem norma yang

mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat. Dalam mengatur hubungan itu

hukum berusaha mencari bahkan menciptakan keseimbangan antara memberi

kebebasan kepada individu dengan, sehingga dengan itu terjadi konflik antara

individu dengan masyarakat dapat dihindarkan64.

Pada bagian lain, hukum dipandang sebagai sarana pemecahan konflik

yang rasional. Hal ini dimungkinkan karena hukum tidak didasari fakta – fakta

mengenai kekuatan atau kelemahan alamiah, tetapi sesuai dengan kriteria objektif

yang berlaku. Dalam konteks inilah suatu hukum yang baik harus mampu dan

mempunyai sifat yang responsif terhadap kebutuhan atau dalam menjawab

61 Ibid. 62 Ibid. 63 Ibid. 64 E.Y. Kanter, Etika Profesi Hukum, Storia Grafika, Jakarta, 2001, hal.83

Universitas Sumatera Utara

Page 15: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

persoalan masyarakat sekaligus mengarahkan masyarakat untuk mencapai tujuan

hidupnya65.

Corporate Governace menjadi salah satu alternatif yang oleh banyak pakar

direkomendasikan menjadi katalisator dalam upaya mempercepat pemulihan

sektor korporasi di Indonesia. Namun, ditemukan relatif lain banyak aspek dari

prinsip – prinsip corporate governance yang tidak atau belum terjangkau oleh

hukum korporasi yang ada saat ini. Keterbatasan regulasi dan tolak ukur

penerapan corporate governance dan kondisi penerapan hukum yang belum

mapan di Indonesia sehingga penyalah gunaan wewenang masih sulit diatasi

melalui hukum yang ada secara transparan66, secara empiris ternyata menjadi

faktor – faktor kendala yang utama dalam penerapan corporate governance di

Indonesia. Oleh sebab itu, tercuat keinginan yang kuat dari kalangan dunia usaha

agar dilakukan penyempurnaan hukum korporasi yang ada, antara lain dengan

meresepsi semua aspek yang menyangkut corporate governance67.

Keinginan seperti itu tidak mudah diterima oleh semua pihak. Penolakan

secara radikal didasari argumentasi yang memandang corporate governance

hanya sebagai masalah manajemen semata – mata. Masih menurut paham ini,

bahwa kerena sistem hukum Indonesia berbeda dari sistem hukum anglo saxon

yang memperkenalkan corporate governance, maka tindakan meresepsi semua

prinsip corporate governance tanpa reserve merupakan tindakan keliru68.

65 Op.cit., hal.105. 66 Kusnan M. Djawir, Tangga Menuju Perusahaan Terpercaya, Majalah SWA 23, edisi

XVIII, 5-17 November 2002, hal.94. 67 Loc.cit., hal.106. 68 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

a) Good Corporate Governance pada BUMN

Untuk Badan – badan Usaha Milik Negara (BUMN) masalah jatuh –

bangun sistem korporasinya dipandang bukan karena salah urus, tetapi semata –

mata hanya soal political will dari pemerintah. Sebab, dalam praktik pengelolaan

BUMN sarat dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Ada begitu banyak

kepentingan yang melingkupi BUMN. Aparat pemerintah dapat mengeksploitasi

posisinya dari dalam maupun dari luar perusahaan untuk memperkaya diri sendiri

atau kroninya69.

Menyadari kontribusi badan – badan usaha Negara terhadap keterpurukan

keuangan dan moneter Negara sangat signifikan, maka sepanjang tahun 2002

diberlakukan beberapa peraturan tentang kewajiban menerapkan corporate

governance di lingkungan BUMN. Pada tanggal 4 Juni 2002 tentang

pembentukan Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara70.

Peraturan Komite Audit ini ditindak lanjuti dengan memberlakukan

Keputusan Mentri BUMN nomor Kep – 117/M – MBU/2002 tanggal 1 Agustus

2002. Dalam peraturan ini corporate governance diatur lebih komperehensif

dibandingkan dengan institusi lain. Setiap BUMN diwajibkan untuk menerapkan

corporate governance secara baik, konsisten, dan atau menjadikannya sebagai

landasan operasionalnya71.

69 Akbar Faizal, Tanri Abeng Menjawab: Profesional versus Politik, Alexindo Media Komputindo, Jakarta, 2002, hal.4.

70 Ibid. 71 Ibid., hal.108

Universitas Sumatera Utara

Page 17: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

b) Good Corporate Governance pada Hukum Perbankan.

Dalam pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia

dinyatakan, untuk terciptanya kondisi yang mendukung implementasi Good

Corporate Governance yang efektif, salah satu tugas yang menjadi tanggung

jawab pemerintah dan otoritas terkait adalah penerbitan peraturan perundang –

undangan yang memungkinkan dilaksankannya Good Corporate Governance

secara efektif.

Selain itu pemerintah dan otoritas terkait harus mampu menjamin dan

membuktikan bahwa penegakan hukum (law enforcement) dilakukan secara

serius. Disisi lain, sebagai subjek Good Corporate Governance bank perlu

menerapkan standar akuntansi dan standar audit yang sama dengan standar yang

berlaku umum serta melibatkan auditor eksternal dalam proses audit. Tujuannya

supaya diperoleh ukuran yang sama dengan ukuran ditempat lain.

Dengan demikian, stakeholder dapat berharap akan interpretasi yang sama atas

fenomena – fenomena yang sejenis. Sebab pada dasarnya persoalan Good

Corporate Governance adalah persoalan tanggung jawab perusahaan terhadap

stakeholder.

Pada bidang perbankan, misalnya antara lain adalah Peraturan Bank Indonesia

nomor2/27/PBI/2000 tentang Bank Umum. Dalam peraturan ini diatur kriteria

yang wajib dipenuhi calon anggota Direksi dan Komisaris bank umum, serta

batasan transaksi yang diperbolehkan atau dilarang dilakukan pengurus bank.

Melalui penerapan peraturan itu diharapkan dapat dieliminasi penyimpangan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

operasi bank yang dilakukan oleh Direksi dan Komisaris, maupun yang bukan

interest perseroan (Bank).

Dengan semakin kompleksnya risiko yang dihadapi bank, melindungi

kepentingan stakeholders, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan nilai-nilai etika yang berlaku umum pada

industri perbankan serta peningkatan kualitas pelaksanaan good corporate

governance untuk memperkuat kondisi internal perbankan nasional sesuai dengan

Arsitektur Perbankan Indonesia (API) maka diberlakukanlah Peraturan Bank

Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 juncto nomor 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan

Good Corrporate Governance di Bank Umum72.

c) Good Corporate Governance pada Perseroan Terbatas

Dalam Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa Undang – Undang PT

nomor 4 tahun 2007 menganut model yang membedakan tugas dan kewenangan

direksi dengan komisaris. Untuk menyesuaikan implementasi GCG, Peraturan

tentang Perseroan Terbatas memiliki ruang lingkup kedudukan dan tanggung

jawab komisaris, direksi, dan para pemegang saham. Mengingat bahwa dalam

prinsip pengelolaan usaha yang baik pengaturan tanggung jawab dari setiap organ

yang ada dalam PT akan mempengaruhi desain kewenangan dan tanggung jawab

yang ditetapkan didalam Anggaran Dasar. Tanpa adanya direksi dan komisaris

suatu PT tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai sebuah institusi / badan yang

melakukan aktivitas usaha untuk mencari keuntungan ekonomis. Agar direksi

dalam melaksanakan tugasnya tidak melampaui wewenangnya maka dilakukan

72 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

pengawasan oleh dewan komisaris dan dibatasi oleh RUPS sebagai pemilik

perseroan melalui ketentuan – ketentuan yang diatur dalam UUPT73.

Selain itu perumusan prinsip – prinsip corporate governance perlu juga

diselaraskan dengan nilai – nilai social budaya yang tumbuh berkembang dalam

masyarakat Indonesia. Sebab corporate governance merupakan suatu konsep yang

berasal dari negara lain yang culture maupun sistem hukumnya berbeda dari

negara Indonesia. Tanpa memperhatikan nilai – nilai masyarakat itu maka

pembaruan UUPT yang turut mengatur prinsip – prinsip corporate governance

yang diasumsikan dapat mendongkrak kinerja korporasi di Indonesia hanya akan

merupakan kesia – siaan dan pemborosan sumber daya74.

Mengingat pengaruh dari aspek yuridis terhadap keterpurukan korporasi di

Indinesia tidak cukup signifikan maka menurut para penganut paham ini, yang

harus diprioritaskan untuk memperbaiki kinerja korporasi di Indonesia bukanlah

mengubah UUPT, tetapi melaksanakan law enforcement secara konsisten dan

konsekuen75.

d) Good Corporate Governance pada Pasar Modal

Dalam strategi pengembangan umum pasar modal Indonesia oleh Badan

Pengawas Pasar Modal disadari bahwa salah satu penyebab rentannya perusahaan

– perusahaan di Indonesia terhadap gejolak perekonomian adalah lemahnya

penerapan Good Corporate Governance dalam perusahaan. Kondisi tersebut

ditandai dengan standar laporan yang minimal tentang kinerja keuangan

73 Indra Surya S.H., LL.M & Ivan Yustiavandana S.H., LL .M., Penerapan Good Corporate Governance – Mengesampingkan Hak – Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, 2006, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, hal.114

74 Op. cit, hal 113 75 Loc.cit

Universitas Sumatera Utara

Page 20: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

perusahaan, khususnya tentang kewajiban utang piutang, tidak ada direktur

Independen dan diragukannya independensi auditor.

Disamping itu mekanisme yang mendorong perusahaan untuk mentaati

peraturan dan penegakan hukum masih kurang. Sanksi yang diberikan kepada

mereka yang melanggar peraturan tidak memadai terutama pada situasi ekonomi

yang tidak menguntungkan. Agar pelaksanaan Good Corporate Governance dapat

dimengerti maka perlu dicermati keempat aspek tersebut yaitu aspek kewajaran,

transparansi, akuntabilitas dan tanggung jawab.

Untuk menunjang pemulihan bidang pasar modal yang turut porak –

poranda dihantam badai krisis tahun 1997 juga diterbitkan serangkaian peraturan

yang bersangkutan dengan corporate governance. Lembaga komisaris independen

mapun komite audit mendapat respon yang paling apresiatif dari otoritas pasar

modal. Adanya keharusan dalam perusahaan publik untuk memiliki komisaris

independen dan komite audit diatur dalam Surat Edaran Ketua Bapepam nomor

SE-03/PM/2000 tanggal 5 Mei 2000. Ketentuan ini dijabarkan lebih lanjut dalam

Surat Edaran BEJ nomor SE-005/BEJ/09-2001 juncto Surat Direksi BEJ nomor

Kep 339/BEJ/07-2001 tanggal 20 Juli 2001, Peraturan I-A. Dalam kedua

peraturan ini diatur tata cara pemilihan, syarat – syarat yang wajib dipenuhi oleh

calon komisaris independen, tugas dan tanggung jawabnya dalam perusahaan

publik76.

76 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia telah diperkuat

dengan kapastian hukum, dengan lahirnya peraturan perundangan antara lain :

1. Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

2. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi yang dirobah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.

3. Keputusan Menteri Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan

Badan Usaha Milik Negara No. Kep-23/PM PBUMN/2000 tanggal 31 Mei

2000 Tentang Pengembangan Praktek Good Corporate Governance (GCG)

dalam Perusahaan Perseroan.

4. Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 1

Agustus 2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada

Badan Usaha Milik Negara.

5. Surat Edaran Menteri PM-PBUMN No. S-106/M-PM.PBUMN/2000 tanggal

17 April 2000 perihal Kebijakan Penerapan Corporate Governance yang baik

di semua BUMN.

6. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia No.

37a/M-PAN/2002 tanggal 28 Februari 2002 perihal Intensifikasi dan

Percepatan Pemberantasan KKN.

7. Surat Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) Nomor. 518/S-KU/2000 tanggal 2

Oktober 2000 perihal Pelaksanaan GCG dan Instruksi Untuk Pembentukan

Tim Perumus Panduan Penerapan GCG.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23660/3/Chapter II.pdf · pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat GCG maka praktik dan sistem

8. Surat Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) Nomor. 520/S-KU/2000 tanggal 2

Oktober 2000 perihal Pembentukan Komite Audit. 9. Keputusan Direksi PT

Pos Indonesia (Persero) No. 81/Dirut/1201 tanggal 27 Desember 2001 Tentang

Gerakan Moral Pos Indonesia. BTP (Bersih, Transparan dan Profesional).

Universitas Sumatera Utara