gkiyasmin menolak relokasi

2
1 MAJELIS JEMAAT GEREJA KRISTEN INDONESIA ANGGOTA PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA Jl. Pengadilan No.35 Bogor 16121 Telp/Fax 0251-8327857 www.gkibogor.or.id email: [email protected] Opsi Relokasi adalah Opsi Melawan Hukum erkait dengan gencarnya tawaran untuk merelokasi GKI Bakal Pos Taman Yasmin dari lokasinya yang disahkan dua lembaga negara sekaligus yaitu Mahkamah Agung dan Ombudsman Republik Indonesia, maka berikut disampaikan sikap resmi GKI Bakal Pos Taman Yasmin: 1. Bahwa GKI Bakal Pos Taman Yasmin tidak pernah bersedia untuk masuk dalam opsi relokasi kemanapun. Opsi relokasi adalah sebuah opsi melawan hukum yang tidak boleh dibiarkan terjadi dinegara hukum seperti Indonesia. Adalah aneh bila baik Wali Kota Bogor maupun Kementeriaan Dalam Negeri mengajak warga negara untuk bermufakat jahat untuk melawan hukum. Negara melalui aparatnya seharusnya memastikan tegaknya hukum, dan konstitusi, at all cost. Bukan mengajak permufakatan menghindari tegaknya hukumnya. 2. Bahwa opsi relokasi kami tolak paling sedikit didasari oleh dua alasan utama. Alasan pertama adalah alasan yuridis dimana putusan Mahkamah Agung dan Rekomendasi Wajib Ombudsman Republik Indonesia tidak memberi ruang pada opsi relokasi tetapi tegas bicara tentang keabsahan GKI Bakal Pos Taman Yasmin dilokasinya yang sekarang. Alasan kedua adalah alasan historis dimana dalam kasus yang mirip yang menimpa HKBP Ciketing Bekasi seharusnya menjadi pelajaran sejarah yang penting bahwa ternyata tawaran relokasi adalah sebuah jebakan bagi kaum yang dianggap minoritas yang pada akhirnya hanya membawa pada situasi yang tidak menentu. Meskipun status hukum HKBP Ciketing berbeda dengan GKI Bakal Pos Taman Yasmin namun gereja tersebut dijanjikan pemerintah bahwa secepat-cepatnya mereka akan mendapatkan IMB gereja mereka bila mereka bersedia direlokasi sementara ke bekas gedung Pemuda Pancasila. Namun ternyata hingga saat ini, izin yang dijanjikan tidak pernah terwujud dan sampai saat ini mereka tetap beribadah digedung sementara yang peruntukkannya bukan untuk tempat peribadatan. 3. Bahwa adanya tuduhan pemalsuan yang ditiupkan Wali Kota Bogor dan kelompok-kelompok intoleran harus dilihat dari sisi yuridis. Tidak bisa dibiarkan fitnah diterima menjadi alasan resmi sebuah kebijakan pemerintah. Sampai saat ini tidak pernah ada putusan pengadilan yang menyatakan bahwa GKI Bakal Pos Taman Yasmin bersalah dalam soal pemalsuan tanda tangan. 4. Bahwa yang saat ini disidang adalah Munir Karta dan sebagaimana disebutkan oleh Ombudsman Republik Indonesia dalam surat resminya ke Presiden RI dan DPR RI pada 12 Oktober 2011, alasan Pemkot Bogor yang menghubung-hubungkan sidang Munir Karta (yang belum berkekuatan hukum tetap) dengan keabsahan IMB gereja adalah TIDAK DAPAT DITERIMA sebab dokumen yang diperiksa di pengadilan Munir Karta adalah BUKAN dokumen yang dipakai gereja untuk mengajukan permohonan IMB Gereja. Permohonan IMB gereja sudah diajukan sejak Agustus 2005 dan tidak pernah ada penambahan dokumen apapun setelahnya oleh gereja GKI di Bogor. Sedangkan dokumen yang diperiksa di Sidang Munir Karta (yang bukan warga jemaat GKI Bakal Pos Taman Yasmin, tetapi adalah Ketua RT yang menjalankan perintah Pemkot Bogor melalui Lurah saat itu Agus Ateng) adalah dokumen yang baru ada di Januari 2006. Bilapun suatu saat nanti Munir Karta dihukum dengan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap, tanggung jawabnya ada pada Munir Karta seorang sebagaimana prinsip tanggung jawab hukum dan bilapun harus dicari juga penanggungjawabnya secara lebih luas, maka itu adalah tanggung jawab para pejabat Pemkot Bogor sendiri sebab Munir Karta adalah aparatnya dalam pengertian luas di tingkat komunitas yang menerima penugasan dari Lurah setempat. B

Upload: kris-hidayat

Post on 23-Mar-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pernyataan Pers GKI Taman Yasmin Bogor berkaitan dengan isu relokasi..

TRANSCRIPT

1

MAJELIS JEMAAT

GEREJA KRISTEN INDONESIA ANGGOTA PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA

Jl. Pengadilan No.35 Bogor 16121 Telp/Fax 0251-8327857 www.gkibogor.or.id email: [email protected]

Opsi Relokasi adalah Opsi Melawan Hukum

erkait dengan gencarnya tawaran untuk merelokasi GKI Bakal Pos Taman Yasmin dari lokasinya yang disahkan dua lembaga negara sekaligus yaitu Mahkamah Agung dan Ombudsman Republik Indonesia, maka berikut disampaikan sikap resmi GKI Bakal Pos Taman Yasmin:

1. Bahwa GKI Bakal Pos Taman Yasmin tidak pernah bersedia untuk masuk dalam opsi relokasi kemanapun. Opsi relokasi adalah sebuah opsi melawan hukum yang tidak boleh dibiarkan terjadi dinegara hukum seperti Indonesia. Adalah aneh bila baik Wali Kota Bogor maupun Kementeriaan Dalam Negeri mengajak warga negara untuk bermufakat jahat untuk melawan hukum. Negara melalui aparatnya seharusnya memastikan tegaknya hukum, dan konstitusi, at all cost. Bukan mengajak permufakatan menghindari tegaknya hukumnya. 2. Bahwa opsi relokasi kami tolak paling sedikit didasari oleh dua alasan utama. Alasan pertama adalah alasan yuridis dimana putusan Mahkamah Agung dan Rekomendasi Wajib Ombudsman Republik Indonesia tidak memberi ruang pada opsi relokasi tetapi tegas bicara tentang keabsahan GKI Bakal Pos Taman Yasmin dilokasinya yang sekarang. Alasan kedua adalah alasan historis dimana dalam kasus yang mirip yang menimpa HKBP Ciketing Bekasi seharusnya menjadi pelajaran sejarah yang penting bahwa ternyata tawaran relokasi adalah sebuah jebakan bagi kaum yang dianggap minoritas yang pada akhirnya hanya membawa pada situasi yang tidak menentu. Meskipun status hukum HKBP Ciketing berbeda dengan GKI Bakal Pos Taman Yasmin namun gereja tersebut dijanjikan pemerintah bahwa secepat-cepatnya mereka akan mendapatkan IMB gereja mereka bila mereka bersedia direlokasi sementara ke bekas gedung Pemuda Pancasila. Namun ternyata hingga saat ini, izin yang dijanjikan tidak pernah terwujud dan sampai saat ini mereka tetap beribadah digedung sementara yang peruntukkannya bukan untuk tempat peribadatan. 3. Bahwa adanya tuduhan pemalsuan yang ditiupkan Wali Kota Bogor dan kelompok-kelompok intoleran harus dilihat dari sisi yuridis. Tidak bisa dibiarkan fitnah diterima menjadi alasan resmi sebuah kebijakan pemerintah. Sampai saat ini tidak pernah ada putusan pengadilan yang menyatakan bahwa GKI Bakal Pos Taman Yasmin bersalah dalam soal pemalsuan tanda tangan. 4. Bahwa yang saat ini disidang adalah Munir Karta dan sebagaimana disebutkan oleh Ombudsman Republik Indonesia dalam surat resminya ke Presiden RI dan DPR RI pada 12 Oktober 2011, alasan Pemkot Bogor yang menghubung-hubungkan sidang Munir Karta (yang belum berkekuatan hukum tetap) dengan keabsahan IMB gereja adalah TIDAK DAPAT DITERIMA sebab dokumen yang diperiksa di pengadilan Munir Karta adalah BUKAN dokumen yang dipakai gereja untuk mengajukan permohonan IMB Gereja.

Permohonan IMB gereja sudah diajukan sejak Agustus 2005 dan tidak pernah ada penambahan dokumen apapun setelahnya oleh gereja GKI di Bogor. Sedangkan dokumen yang diperiksa di Sidang Munir Karta (yang bukan warga jemaat GKI Bakal Pos Taman Yasmin, tetapi adalah Ketua RT yang menjalankan perintah Pemkot Bogor melalui Lurah saat itu Agus Ateng) adalah dokumen yang baru ada di Januari 2006. Bilapun suatu saat nanti Munir Karta dihukum dengan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap, tanggung jawabnya ada pada Munir Karta seorang sebagaimana prinsip tanggung jawab hukum dan bilapun harus dicari juga penanggungjawabnya secara lebih luas, maka itu adalah tanggung jawab para pejabat Pemkot Bogor sendiri sebab Munir Karta adalah aparatnya dalam pengertian luas di tingkat komunitas yang menerima penugasan dari Lurah setempat.

B

2

5. Bahwa tidak seharusnya pemerintah tunduk pada tekanan-tekanan massa intoleran yang belakangan makin kerap datang ke lokasi GKI Bakal Pos Taman Yasmin yang sah. Hizbut Tahrir Indonesia, satu ormas yang aktif menyebarkan kebencian massa pada gereja GKI Bakal Pos Taman Yasmin, yang didalam situs resminya mencantumkan agendanya untuk mengubah Dasar Negara Republik Indonesia dengan Syariat Islam, bahkan diberi kesempatan untuk menggelar acara penyebaran fitnah dan kebencian massa terhadap gereja di halaman Balai Kota Bogor. Kelompok lain yang juga mengancam empat pilar kebangsaan Indonesia (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI), yang bernama GARIS, bahkan dibiarkan datang ke lokasi GKI Bakal Pos Taman Yasmin dan mengintimidasi jemaat. 6. Bahwa tekanan pada GKI Bakal Pos Taman Yasmin patut diduga adalah satu bentuk dari pola yang sistematis untuk menekan kelompok-kelompok yang dianggap minoritas di Indonesia. Kasus diskriminasi pada GKI Bakal Pos Taman Yasmin tidaklah berdiri sendiri namun berada bersama-sama kasus lainnya di Indonesia, utamanya di Propinsi Jawa Barat, dimana kelompok-kelompok yang dianggap minoritas didiskriminasi hak konstitusionalnya untuk beribadah seusai agama dan kepercayaannya dirumah ibadahnya yang bahkan sudah disahkan oleh pengadilan. Kasus lainnya yang sangat mirip dengan kasus yang menimpa GKI Bakal Pos Taman Yasmin adalah apa yang saat ini dialami oleh HKBP Philadelphia di Tambun Kabupaten Bekasi yang dipertengahan tahun 2011 ini telah memenangi putusan Mahkamah Agung yang mengukuhkan keabsahan gereja dilokasi mereka. Namun, sampai sekarang, jemaat gereja tersebut tetap tidak diperkenankan untuk beribadah didalam bangunan gereja mereka yang sah sesuai hukum. 7. Bahwa untuk memberikan contoh yang baik dalam penegakkan hukum di Indonesia bagi Wali Kota-Wali Kota dan Bupati-Bupati lainnya diseluruh Indonesia, maka putusan Mahkamah Agung dan Rekomendasi yang bersifat WAJIB yang dikeluarkan oleh Ombudsman Republik Indonesia tentang GKI Bakal Pos Taman Yasmin harus ditegakkan secara konsekuen. Bila tidak maka preseden penelikungan putusan Mahkamah Agung dan pembangkangan hukum kepala daerah yang dilakukan Wali Kota Bogor Diani Budiarto akan menyebar ke daerah lainnya di Indonesia yang bukan hanya mengancam supremasi hukum di Indonesia tetapi juga mengancam integrasi bangsa yang terdiri dari beragam suku bangsa, agama dan kepercayaan ini. Kami berharap hukum dan Konstitusi masih ditegakkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai penutup, kembali kami sampaikan rasa terima kasih tulus kami pada saudari/a sebangsa dan setanah air LINTAS IMAN termasuk dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, yang selama ini selalu mendukung tegaknya hukum atas kasus GKI Bakal Pos Taman Yasmin dan yang selalu bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Semoga Tuhan selalu menyertai langkah perjuangan damai tanpa kekerasan ini sekarang dan sampai selamanya. Tuhan memberkati Indonesia.

Bogor, 12 Desember 2011

Hormat kami, Majelis Gereja Kristen Indonesia,

Jl. Pengadilan 35 Bogor

Pdt. Ujang Tanusaputra Pnt. Diah Renata Anggraeni Ketua Umum Wk. Sekretaris Umum