gizi.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pre-eklampsi ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan. Pada kondisi berat pre-eklamsia dapat menjadi eklampsia
denga penambahan gejala kejang-kejang. Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan
penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana
hal ini terjadi, istilah kesatuan penyakit diartikan bahwa kedua peristiwa dasarnya sama
karena eklampsia merupakan peningkatan dari pre-eklamsia yang lebih berat dan berbahaya
dengan tambahan gejala-gejala tertentu.
Pre-eklampsia berat dan eklampsia merupakan risiko yang membahayakan ibu
disamping membahayakan janin melalui placenta. Alasan kelompok kami memilih judul
preeklampsia karena di Indonesia pre-eklampsia atau eklampsia disamping perdarahan
masih merupakan sebab utama dari kematian ibu dan penyebab kematian perinatal yang
tinggi. Di Indonesia eklampsia disamping merupakan perdarahan dan infeksi masih
merupakan sebab utama kematian ibu. Dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Eklamsia
menyebabkan angka kematian sebesar 5% atau lebih tinggi.
Angka kematian ibu di Kabupaten Kendal dari tahun 2002 adalah 108 per 100.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2004 mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu 162 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini bila dibandingkan dengan angka di Jawa Tengan
tahun 2003 masih dibawahnya yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup. Dari angka kematian
tersebut salah satunya adalah dikarenakan pre-eklamsi berat.
Beberapa kasus memperlihatkan keadaan yang tetap ringan sepanjang kehamilan.
Pada stadium akhir yang disebut eklampsia, pasien akan mengalami kejang. Jika eklampsia
tidak ditangani secara cepat akan terjadi kehilangan kesadaran dan kematian karena
kegagalan jantung, kegagalan ginjal, kegagalan hati atau perdarahan otak.
Dari hasil pendataan di RS Soewondo Kendal tahun 2005 jumlah pasien persalinan
sebanyak 773 orang dengan kasus tertinggi adalah pre-eklamsi sebanyak 58 orang,
perdarahan post partum 44 orang, abortus iminen 12 orang, abortus incomplitus 53 orang
dan retensio placenta sebanyak 32 orang, sedangkan kematian sebanyak 4 orang diantaranya
1
disebabkan oleh eklampsia. WHO mengembangkan konsep “ Four Pillars of Safe
Motherhood ” untuk menggambarkan upaya penyelamatan ibu dan bayi( WHO, 1994).
Dimana Antenatal care dan Persalinan bersih dan aman merupakan dua dari 4 pilar upaya
tersebut. Pelayanan antenatal yang baik akan dapat mendeteksi dini adanya resiko tinggi
termasuk kasus pre-eklampsia, cepat atau lambanya ditemukan tanda pre-eklampsia pada ibu
hamil juga menentukan tindakan selanjutnya sehingga Frekwensi terjadinya Pre-eklampsia
berat/eklampsia dapat diantisipasi, sehingga target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
pada Indonesia Sehat 2010 menjadi 80 per 100.000 kelahiran hidup dapat tercapai.
Primigravida merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya pre-eklampsia
berat, meskipun etiologinya belum diketahui. Hasil penelitiian Rozikan (2004) angka
tertinggi ibu bersalin dengan pre-eklampisa berat di RS Kendal 65 % dengan primigravida.
Dengan melihat data dan fakta yang ada, seperti kasus kehamilan / persalinan eklampsia di
Rumah Sakit yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan kasus kehamilan/persalinan yang
lain, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pre-eklampsia/ eklampsia di RS Dr.
H. Soewondo Kendal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari preeklampsia?
2. Apa saja gejala dari preeklampsia?
3. Bagaiman pembagian dari preeklampsia?
4. Bagaimana etiologi dan patofisiologi dari preeklampsia?
5. Apa saja faktor predisposisi dari preeklampsia?
6. Bagaimana melakukan diet preeklampsia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari preeklampsia.
2. Untuk mengetahui gejala dari preeklampsia.
3. Untuk mengetahui pembagian dari preeklampsia.
4. Untuk mengetahui etiologi dan patofisiologi preeklampsia.
5. Untuk mengetahui faktor predisposisi preeklampsia.
6. Untuk mengetahui diet preeklampsia.
2
BAB II
BATASAN KARAKTERISTIK
2.1 Pengertian Preeklampsia
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada ibu hamil dengan usia
kehamilan di atas 20 minggu atau dalam trimester ketiga kehamilan. Tetapi dapat terjadi
sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa.
Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda khas hipertensi, edema, dan
ditemukan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi pada trimester kedua kehamilan. Sering
tidak diketahui atau diperhatikan oleh wanita hamil yang bersangkutan, sehingga tanpa
disadari dalam waktu singkat pre-eklampsia berat bahkan dapat menjadi eklampsia yaitu
dengan tambahan gejala kejang-kejang dan atau koma.
2.2 Gejala Preeklampsia
Hipertensi biasanya timbul terlebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Hipertensi
apabila :
a. Tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau kenaikannya ≥ 30 mmHg diatas tekanan yang
biasanya.
b. Tekanan diastolik ≥ 90 mmHg atau kenaikannya ≥ 15 mmHg di atas tekanan yang
biasanya.
Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali dengan selang
waktu 4 jam, pada keadaan istirahat. Edema apabila terjadi penimbunan cairan secara umum
dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan
serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan berat badan yang mendadak
sebanyak 1 kg atau lebih dalam seminggu atau 3 kg dalam sebulan adalah indikasi
preeklampsia.
Proteinuria adalah konsentrasi protein dalam urine melebihi 0,3 g/liter dalam urine
24 jam yang dikeluarkan dengan kateter yang diambil minimal dua kali dengan jarak waktu
3
enam jam.17 Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan
berat badan, karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup serius.
2.3 Pembagian Preeklampsia
Preeklampsia dibedakan atas :
a. Preeklampsia ringan
Preeklampsia ringan apabila ditemukan adanya dua dari tiga jenis gejala yaitu
hipertensi, proteinuria, dan edema. Ketiga gejala tersebut dapat digolongkan
preeklampsia ringan apabila :
i. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg atau
kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg teta pi kurang dari 160/110 mmHg.
ii. Proteinuria 0,3 gr/liter atau lebih dalam urine 24 jam.
iii. Edema pada kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per
minggu selama trimester II
b. Preeklampsia berat
Preeklampsia berat apabila ditemukan gejala preeklampsia ringan yang meningkat
yaitu tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg, proteinuria ≥ 5 gr/l
dalam urine 24 jam, edema paru dan sianosis. Disamping itu, bisa juga ditemukan satu
atau lebih gejala atau tanda di bawah ini :19
i. Oliguria, urine < 400 ml/24 jam.
ii. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan.
iii. Nyeri epigastrium dan nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.
iv. Trombositopenia.
v. Pertumbuhan janin terhambat.
vi. Adanya HELLP syndrome ( Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelet Count).
2.4 Etiologi dan Patofisiologi
Sebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah banyak
teori yang mencoba menerangkan sebab-musabab. Penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada
yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang diterima harus dapat menerangkan
hal-hal berikut:
4
1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigrafiditas, kehamilan ganda, hidramnion dan
mola hidatidosa.
2) Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
3) Sebab terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
4) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Rupanya tidak hanya satu faktor yang menyebabkan pre-eklampsia dan eklampsia.
Dampak terhadap janin, pada pre-eklapsia / eklampsia terjadi vasospasmus yang menyeluruh
termasuk spasmus dari arteriol spiralis deciduae dengan akibat menurunya aliran darah ke
placenta. Dengan demikian terjadi gangguan sirkulasi fetoplacentair yang berfungsi baik
sebagai nutritive maupun oksigenasi. Pada gangguan yang kronis akan menyebabakan
gangguan pertumbuhan janin didalam kandungan disebabkan oleh mengurangnya pemberian
karbohidrat, protein, dan faktor-faktor pertumbuhan lainnya yang seharusnya diterima oleh
janin.
2.5 Faktor Predisposisi
Wanita hamil cenderung dan mudah mengalami pre-eklampsia biala mempunyai
faktor-faktor predisposing adalah primigravida, Kehamilan ganda, Usia < 20 atau > 35 th,
Riwayat pre-eklampsia, eklampsia pada kehamilan sebelumnya, Riwayat dalam keluarga
pernah menderita pre-eklampsia, penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah
ada sebelum kehamilan, obesitas.
a. Faktor usia : Faktor usia berpengaruh terhadap terjadinya pre-eklampsia/eklampsia. Usia
wanita remaja pada kehamilan pertama atau nulipara umur belasan tahun dan manita
hamil yang berusia diatas 35 tahun. Hipertensi karena kehamilan paling sering
mengenai wanita nulipara. Wanita yang lebih tua, yang dengan bertambahnya usia
akan menunjukkan peningkatan insiden hipertensi kronis, menghadapi risiko yang lebih
besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan atau superimposed pre-eklampsia .
Jadi wanita yang berada pada awal atau akhir usia reproduksi, dahulu dianggap rentan.
b. Faktor sosial ekonomi : Meskipun Chesley (1974) tidak sependapat, beberapa ahli
menyimpulkan bahwa wanita dengan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik akan lebih
jarang menderita preeklampsia, bahkan setelah faktor ras turut dipertimbangkan. Tanpa
mempedulikan hal tersebut, preeklampsia yang diderita oleh wanita dari kelarga mampu
5
tetap saja bisa menjadi berat dan membahayakan nyawa seperti halnya eklampsia yang
diderita wanita remaja di daerah kumuh. Status sosial mempunyai risiko yang sama,
tetapi kelompok masyarakat yang miskin biasanya tidak mampu untuk membiayai
perawatan kesehatan sebagai mana mestinya. Bahkan orang miskin tidak percaya dan
tidak mau menggunakan fasilitas pelayanan medis walupun tersedia. Mereka itulah yang
mempunyai risiko untuk mengalami eklampsia. Pasien yang miskin dengan pemeriksaan
antenatal yang kurang atau tidak sama sekali merupakan faktor predisposisi terjadinya
pre-eklampsia/ eklampsia.
c. Faktor genetika : Terdapat bukti bahwa pre-eklampsia merupakan penyakit yang
diturunkan, penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak wanita dari ibu penderita pre-
eklampsia. Atau mempunyai riwayat pre-eklampsia/eklampsia dalam keluarga.
d. Faktor ras dan genetik : merupakan unsur yang penting karena mendukung insiden
hipertensi kronis uang mendasari.
e. Riwayat hipertensi, kegemukan dan stres : Salah satu faktor predisposi terjadinya pre-
eklampsia atau eklampsia adalah adanya riwayat hipertensi kronis, atau penyakit vaskuler
hipertensi sebelumnya, atau hipertensi esensial. Kegemukan disamping menyebabkan
kolesterol tinggi dalam darah juga menyebabkan kerja jantung lebih berat, oleh karena
jumlah darah yang berada dalam badan sekitar 15% dari berat badan, maka makin gemuk
seorang makin banyak pula jumlah darah yang terdapat di dalam tubuh yang berarti
makin berat pula fungsi pemompaan jantung. Sehingga dapat menyumbangkan terjadinya
preeklampsia. Selain hal diatas stres yang terjadi dalam waktu panjang dapat
mengakibatkan gangguan seperti tekanan darah. Manifestasi fisiologi dari stres
diantaranya meningkatnya tekanan darah berhubungan dengan: Kontriksi pembuluh
darah reservoar seperti kulit, ginjal dan organ lain, Sekresi urin meningkat sebagai efek
dari norepinefrin. Retensi air dan garam meningkat akibat produksi mineralokortikoid
sebagai akibat meningkatnya volume darah. Curah jantung meningkat.
2.6 Diet Preeklampsia1. Tujuan D iet
Tujuan diet preeklampsia adalah untuk :
a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal.
b. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.
6
c. Mencapai atau mengurangi retensi garam atau air.
d. Mencapai keseimbangan nitrogen.
e. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal.
f. Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyulit baru pada saat
kehamilan atau setelah melahirkan.
2. Syarat Diet Preeklampsia
Syarat-syarat diet preeklampsia adalah:
a. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan di berikan secara
berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan energi
tidak lebih dari 300kkl makanan atau diet sebelum hamil.
b. Garam di berikan rendah sesuai dengan berat ringannya retinsi garam atau air.
Penambahan berat badan di usahakan di bawah 3kg/bulan atau di bawah 1Kg/minggu.
c. Protein tinggi (1 1/2 – 2 gram /Kg bb).
d. Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak
jenuh ganda.
e. Vitamin cukup : vitamin c dan b 6 di berikan sedikit lebih tinggi.
f. Mineral cukup terutama kalsiaum dan kalium.
g. Bentuk makanan di sesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
h. Cairan di berikan 2.500ml/hari. Pada keadaan oliguria, cairan di batasi dan di
sesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat dan pernaafasan
3. Macam Diet dan Indikasi Preeklampsia
a. Diet preeklampsia 1
Diet preeklampsi 1 di berikan kepada pasien dengan preeklampsi berat. Makanan
di berikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah. Jumlah cairan di
berikan paling sedikit 1500ml per hari per oral, dan kekurangaannya di berikan secara
parental.
b. Diet preeklampsia 2
Diet preeklampsi 2 di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsi
1 atau pada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan
berbentuk saring atau lunak dan di berikan sebagai diet rendah garam 1. Makanan ini
cukup energi dan zat gizi laiinnya.
7
c. Diet preeklampsia 3
Diet preeklampsi 3 di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet
preeklampsia 2 atau kepada pasien dengan preeklampsia ringan. Makanan ini
mengandung protein tinggi dan garam rendah di berikan dalam bentuk lunak atau
biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energi harus di sesuaikan dengan
kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg/bulan.
BahanMakanan
Diet Preeklampsia I
Diet Preeklampsia II Diet Preeklampsia III
Berat (g)
urt Berat (g) urt Berat (g) urt
Beras - - 150 3 gls tim 200 4 gls timTelur - - 50 1 btr 50 1 btrDaging - - 100 2 ptg sdg 100 2 ptg sdgTempe - - 50 2 ptg sdg 100 4 ptg sdgSayuran - - 200 2 gls 200 2 glsSari buah/buah
1000 5 gls 400 4 ptg sdg papaya
400 4 ptg sdg pepaya
Gula pasir 80 8 sdm 30 3 sdm 30 3 sdmMinyak nabati
- - 15 1 1/2 sdm 25 2 1/2 sdm
Susu bubuk 75 15 sdm 25 5 sdm 50 10 sdm*) Susu khusus ibu hamil. Bila diberikan susu biasa, energy hanya sebagian yang terpenuhi.
i. Nilai Gizi
Diet Preelampsia I Diet Preeklampsia II Diet Preeklampsia III
Energi (kkal) 1032 1604 2128Protein (g) 20 56 80Lemak (g) 19 44 63Karbohidrat (g) 211 261 305Kalsium (mg) 600 500 800Besi (mg) 6,9 17,3 24,2Vitamin A (RE) 750 2796 3035Tiamin (mg) 0,5 0,8 1Vitamin C (mg) 246 212 213Natrium (mg) 228 248 403
ii. Pembagian Bahan Makanan Sehari
8
1) Diet Preeklampsia I
Pukul 06.00 Teh 1 gelas
Pukul 08.00 Sari tomat 1 gelas
Susu 1 gelas
Pukul 10.00 Sari jeruk 1 gelas
Pukul13.00 Sari avokad 1 gelas
Susu 1 gelas
Pukul 16.00 Sari tomat 1 gelas
Susu 1 gelas
Pukul 18.00 Sari pepaya 1 gelas
Sari jeruk 1 gelas
Pukul 20.00 Teh 1 gelas
Susu 1 gelas
2) Diet Preeklampsia II dan III
Waktu BahanMakanan
Diet Preeklampsia II Diet Preeklampsia IIBerat (g) urt Berat (g) urt
Pagi BerasTelur ayamSayuranMinyakSusu bubukGula pasir
50505052510
1 gls tim1 btr1/2 gelas1/2 sdm5 sdm1 sdm
50505052510
1 gls tim1 btr1/2 gelas1/2 sdm5 sdm1 sdm
10.00 BuahGula pasir
10010
1 ptg sdg pepaya1 sdm
10010
1 ptg sdg pepaya1 sdm
Siang BerasDagingTahuSayuranBuahMinyak
505050751005
1 gls tim1 ptg sdg1/2 bh bsr3/4 gls1 ptg sdg pepaya1/2 sdm
75501007510010
11/2 gls tim1 ptg sdg1 bh bsr3/4 gls1 ptg sdg pepaya1 sdm
16.00 BuahGula pasirSusu bubuk
10010-
1 ptg sdg pepaya1 sdm-
1001025
1 ptg sdg pepaya1 sdm5 sdm
Malam BerasIkanTempeSayuranBuah
50502575100
1 gls tim1 ptg sdg1 ptg sdg3/4 gls1 ptg sdg pepaya
75505075100
11/2 gls tim1 ptg sdg2 ptg sdg3/4 gls1 ptg sdg pepaya
9
Minyak 5 1/2 sdm 10 1 sdm
I. Contoh Menu SehariDiet Preeklampsia II
pagi Siang Malam
Nasi tim, telur ceplok air,
tumis kacang panjang
rauge, susu
Nasi tim, daging bumbu teri,
tempe bacem, pisang
Nas i tim, ikan bumbu
kuning, gadon tahu, jeruk
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Selada buah Jeruk Teh
BAB III
PENUTUP
10
3.1 Kesimpulan
1. Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema
yang timbul karena kehamilan.
2. Gejala Preeklampsia
a. Tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau kenaikannya ≥ 30 mmHg diatas tekanan yang
biasanya. Tekanan diastolik ≥ 90 mmHg atau kenaikannya ≥ 15 mmHg di atas
tekanan yang biasanya.
b. Edema apabila terjadi penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam
jaringan tubuh.
c. Proteinuria.
3. Preeklampsia dibedakan atas :
a. Preeklampsia ringan apabila ditemukan adanya dua dari tiga jenis gejala yaitu
hipertensi, proteinuria, dan edema.
b. Preeklampsia berat apabila ditemukan gejala preeklampsia ringan yang meningkat.
5) Sebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Rupanya tidak
hanya satu faktor yang menyebabkan pre-eklampsia dan eklampsia. Dampak terhadap
janin, pada pre-eklapsia / eklampsia terjadi vasospasmus yang menyeluruh termasuk
spasmus dari arteriol spiralis deciduae dengan akibat menurunya aliran darah ke placenta.
Dengan demikian terjadi gangguan sirkulasi fetoplacentair yang berfungsi baik sebagai
nutritive maupun oksigenasi.
4. Faktor Predisposisi : faktor usia, faktor sosial ekonomi, faktor genetika, faktor ras dan
genetik, riwayat hipertensi, kegemukan, dan stres.
5. a. Diet preeklampsi I di berikan kepada pasien dengan preeklampsi berat. Makanan di
berikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah.
b. Diet preeklampsi 2 di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsi 1
atau pada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk
saring atau lunak dan di berikan sebagai diet rendah garam 1.
c. Diet preeklampsi 3 di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsia 2
atau kepada pasien dengan preeklampsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi
dan garam rendah di berikan dalam bentuk lunak atau biasa.
11
3.2 Saran
Makalah yang kami buat dengan judul “Diet Komplikasi Kehamilan ‘Preeklampsia’”
ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu pembaca diharapkan dapat memberikan kritik
dan sarannya terhadap makalah ini demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
12
Almaitsier Sunita. 2004. Penuntun diet Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan
Asosiasi Dietisien Indonesia Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, Ed. Baru.
http://jurnal.unimus.ac.id
13