gizi.docx

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pre-eklampsi ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Pada kondisi berat pre-eklamsia dapat menjadi eklampsia denga penambahan gejala kejang-kejang. Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal ini terjadi, istilah kesatuan penyakit diartikan bahwa kedua peristiwa dasarnya sama karena eklampsia merupakan peningkatan dari pre-eklamsia yang lebih berat dan berbahaya dengan tambahan gejala-gejala tertentu. Pre-eklampsia berat dan eklampsia merupakan risiko yang membahayakan ibu disamping membahayakan janin melalui placenta. Alasan kelompok kami memilih judul preeklampsia karena di Indonesia pre-eklampsia atau eklampsia disamping perdarahan masih merupakan sebab utama dari kematian ibu dan penyebab kematian perinatal yang tinggi. Di Indonesia eklampsia disamping merupakan perdarahan dan infeksi masih merupakan sebab utama kematian ibu. Dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Eklamsia menyebabkan angka kematian sebesar 5% atau lebih tinggi. Angka kematian ibu di Kabupaten Kendal dari tahun 2002 adalah 108 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2004 1

Upload: eli

Post on 16-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: gizi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pre-eklampsi ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria

yang timbul karena kehamilan. Pada kondisi berat pre-eklamsia dapat menjadi eklampsia

denga penambahan gejala kejang-kejang. Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan

penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana

hal ini terjadi, istilah kesatuan penyakit diartikan bahwa kedua peristiwa dasarnya sama

karena eklampsia merupakan peningkatan dari pre-eklamsia yang lebih berat dan berbahaya

dengan tambahan gejala-gejala tertentu.

Pre-eklampsia berat dan eklampsia merupakan risiko yang membahayakan ibu

disamping membahayakan janin melalui placenta. Alasan kelompok kami memilih judul

preeklampsia karena di Indonesia pre-eklampsia atau eklampsia disamping perdarahan

masih merupakan sebab utama dari kematian ibu dan penyebab kematian perinatal yang

tinggi. Di Indonesia eklampsia disamping merupakan perdarahan dan infeksi masih

merupakan sebab utama kematian ibu. Dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Eklamsia

menyebabkan angka kematian sebesar 5% atau lebih tinggi.

Angka kematian ibu di Kabupaten Kendal dari tahun 2002 adalah 108 per 100.000

kelahiran hidup. Pada tahun 2004 mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu 162 per

100.000 kelahiran hidup. Angka ini bila dibandingkan dengan angka di Jawa Tengan

tahun 2003 masih dibawahnya yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup. Dari angka kematian

tersebut salah satunya adalah dikarenakan pre-eklamsi berat.

Beberapa kasus memperlihatkan keadaan yang tetap ringan sepanjang kehamilan.

Pada stadium akhir yang disebut eklampsia, pasien akan mengalami kejang. Jika eklampsia

tidak ditangani secara cepat akan terjadi kehilangan kesadaran dan kematian karena

kegagalan jantung, kegagalan ginjal, kegagalan hati atau perdarahan otak.

Dari hasil pendataan di RS Soewondo Kendal tahun 2005 jumlah pasien persalinan

sebanyak 773 orang dengan kasus tertinggi adalah pre-eklamsi sebanyak 58 orang,

perdarahan post partum 44 orang, abortus iminen 12 orang, abortus incomplitus 53 orang

dan retensio placenta sebanyak 32 orang, sedangkan kematian sebanyak 4 orang diantaranya

1

Page 2: gizi.docx

disebabkan oleh eklampsia. WHO mengembangkan konsep “ Four Pillars of Safe

Motherhood ” untuk menggambarkan upaya penyelamatan ibu dan bayi( WHO, 1994).

Dimana Antenatal care dan Persalinan bersih dan aman merupakan dua dari 4 pilar upaya

tersebut. Pelayanan antenatal yang baik akan dapat mendeteksi dini adanya resiko tinggi

termasuk kasus pre-eklampsia, cepat atau lambanya ditemukan tanda pre-eklampsia pada ibu

hamil juga menentukan tindakan selanjutnya sehingga Frekwensi terjadinya Pre-eklampsia

berat/eklampsia dapat diantisipasi, sehingga target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

pada Indonesia Sehat 2010 menjadi 80 per 100.000 kelahiran hidup dapat tercapai.

Primigravida merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya pre-eklampsia

berat, meskipun etiologinya belum diketahui. Hasil penelitiian Rozikan (2004) angka

tertinggi ibu bersalin dengan pre-eklampisa berat di RS Kendal 65 % dengan primigravida.

Dengan melihat data dan fakta yang ada, seperti kasus kehamilan / persalinan eklampsia di

Rumah Sakit yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan kasus kehamilan/persalinan yang

lain, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pre-eklampsia/ eklampsia di RS Dr.

H. Soewondo Kendal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari preeklampsia?

2. Apa saja gejala dari preeklampsia?

3. Bagaiman pembagian dari preeklampsia?

4. Bagaimana etiologi dan patofisiologi dari preeklampsia?

5. Apa saja faktor predisposisi dari preeklampsia?

6. Bagaimana melakukan diet preeklampsia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari preeklampsia.

2. Untuk mengetahui gejala dari preeklampsia.

3. Untuk mengetahui pembagian dari preeklampsia.

4. Untuk mengetahui etiologi dan patofisiologi preeklampsia.

5. Untuk mengetahui faktor predisposisi preeklampsia.

6. Untuk mengetahui diet preeklampsia.

2

Page 3: gizi.docx

BAB II

BATASAN KARAKTERISTIK

2.1 Pengertian Preeklampsia

Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema

yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada ibu hamil dengan usia

kehamilan di atas 20 minggu atau dalam trimester ketiga kehamilan. Tetapi dapat terjadi

sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa.

Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda khas hipertensi, edema, dan

ditemukan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam

triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi pada trimester kedua kehamilan. Sering

tidak diketahui atau diperhatikan oleh wanita hamil yang bersangkutan, sehingga tanpa

disadari dalam waktu singkat pre-eklampsia berat bahkan dapat menjadi eklampsia yaitu

dengan tambahan gejala kejang-kejang dan atau koma.

2.2 Gejala Preeklampsia

Hipertensi biasanya timbul terlebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Hipertensi

apabila :

a. Tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau kenaikannya ≥ 30 mmHg diatas tekanan yang

biasanya.

b. Tekanan diastolik ≥ 90 mmHg atau kenaikannya ≥ 15 mmHg di atas tekanan yang

biasanya.

Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali dengan selang

waktu 4 jam, pada keadaan istirahat. Edema apabila terjadi penimbunan cairan secara umum

dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan

serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan berat badan yang mendadak

sebanyak 1 kg atau lebih dalam seminggu atau 3 kg dalam sebulan adalah indikasi

preeklampsia.

Proteinuria adalah konsentrasi protein dalam urine melebihi 0,3 g/liter dalam urine

24 jam yang dikeluarkan dengan kateter yang diambil minimal dua kali dengan jarak waktu

3

Page 4: gizi.docx

enam jam.17 Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan

berat badan, karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup serius.

2.3 Pembagian Preeklampsia

Preeklampsia dibedakan atas :

a. Preeklampsia ringan

Preeklampsia ringan apabila ditemukan adanya dua dari tiga jenis gejala yaitu

hipertensi, proteinuria, dan edema. Ketiga gejala tersebut dapat digolongkan

preeklampsia ringan apabila :

i. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg atau

kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg teta pi kurang dari 160/110 mmHg.

ii. Proteinuria 0,3 gr/liter atau lebih dalam urine 24 jam.

iii. Edema pada kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per

minggu selama trimester II

b. Preeklampsia berat

Preeklampsia berat apabila ditemukan gejala preeklampsia ringan yang meningkat

yaitu tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg, proteinuria ≥ 5 gr/l

dalam urine 24 jam, edema paru dan sianosis. Disamping itu, bisa juga ditemukan satu

atau lebih gejala atau tanda di bawah ini :19

i. Oliguria, urine < 400 ml/24 jam.

ii. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan.

iii. Nyeri epigastrium dan nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.

iv. Trombositopenia.

v. Pertumbuhan janin terhambat.

vi. Adanya HELLP syndrome ( Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelet Count).

2.4 Etiologi dan Patofisiologi

Sebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah banyak

teori yang mencoba menerangkan sebab-musabab. Penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada

yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang diterima harus dapat menerangkan

hal-hal berikut:

4

Page 5: gizi.docx

1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigrafiditas, kehamilan ganda, hidramnion dan

mola hidatidosa.

2) Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.

3) Sebab terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.

4) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.

Rupanya tidak hanya satu faktor yang menyebabkan pre-eklampsia dan eklampsia.

Dampak terhadap janin, pada pre-eklapsia / eklampsia terjadi vasospasmus yang menyeluruh

termasuk spasmus dari arteriol spiralis deciduae dengan akibat menurunya aliran darah ke

placenta. Dengan demikian terjadi gangguan sirkulasi fetoplacentair yang berfungsi baik

sebagai nutritive maupun oksigenasi. Pada gangguan yang kronis akan menyebabakan

gangguan pertumbuhan janin didalam kandungan disebabkan oleh mengurangnya pemberian

karbohidrat, protein, dan faktor-faktor pertumbuhan lainnya yang seharusnya diterima oleh

janin.

2.5 Faktor Predisposisi

Wanita hamil cenderung dan mudah mengalami pre-eklampsia biala mempunyai

faktor-faktor predisposing adalah primigravida, Kehamilan ganda, Usia < 20 atau > 35 th,

Riwayat pre-eklampsia, eklampsia pada kehamilan sebelumnya, Riwayat dalam keluarga

pernah menderita pre-eklampsia, penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah

ada sebelum kehamilan, obesitas.

a. Faktor usia : Faktor usia berpengaruh terhadap terjadinya pre-eklampsia/eklampsia. Usia

wanita remaja pada kehamilan pertama atau nulipara umur belasan tahun dan manita

hamil yang berusia diatas 35 tahun. Hipertensi karena kehamilan paling sering

mengenai wanita nulipara. Wanita yang lebih tua, yang dengan bertambahnya usia

akan menunjukkan peningkatan insiden hipertensi kronis, menghadapi risiko yang lebih

besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan atau superimposed pre-eklampsia .

Jadi wanita yang berada pada awal atau akhir usia reproduksi, dahulu dianggap rentan.

b. Faktor sosial ekonomi : Meskipun Chesley (1974) tidak sependapat, beberapa ahli

menyimpulkan bahwa wanita dengan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik akan lebih

jarang menderita preeklampsia, bahkan setelah faktor ras turut dipertimbangkan. Tanpa

mempedulikan hal tersebut, preeklampsia yang diderita oleh wanita dari kelarga mampu

5

Page 6: gizi.docx

tetap saja bisa menjadi berat dan membahayakan nyawa seperti halnya eklampsia yang

diderita wanita remaja di daerah kumuh. Status sosial mempunyai risiko yang sama,

tetapi kelompok masyarakat yang miskin biasanya tidak mampu untuk membiayai

perawatan kesehatan sebagai mana mestinya. Bahkan orang miskin tidak percaya dan

tidak mau menggunakan fasilitas pelayanan medis walupun tersedia. Mereka itulah yang

mempunyai risiko untuk mengalami eklampsia. Pasien yang miskin dengan pemeriksaan

antenatal yang kurang atau tidak sama sekali merupakan faktor predisposisi terjadinya

pre-eklampsia/ eklampsia.

c. Faktor genetika : Terdapat bukti bahwa pre-eklampsia merupakan penyakit yang

diturunkan, penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak wanita dari ibu penderita pre-

eklampsia. Atau mempunyai riwayat pre-eklampsia/eklampsia dalam keluarga.

d. Faktor ras dan genetik : merupakan unsur yang penting karena mendukung insiden

hipertensi kronis uang mendasari.

e. Riwayat hipertensi, kegemukan dan stres : Salah satu faktor predisposi terjadinya pre-

eklampsia atau eklampsia adalah adanya riwayat hipertensi kronis, atau penyakit vaskuler

hipertensi sebelumnya, atau hipertensi esensial. Kegemukan disamping menyebabkan

kolesterol tinggi dalam darah juga menyebabkan kerja jantung lebih berat, oleh karena

jumlah darah yang berada dalam badan sekitar 15% dari berat badan, maka makin gemuk

seorang makin banyak pula jumlah darah yang terdapat di dalam tubuh yang berarti

makin berat pula fungsi pemompaan jantung. Sehingga dapat menyumbangkan terjadinya

preeklampsia. Selain hal diatas stres yang terjadi dalam waktu panjang dapat

mengakibatkan gangguan seperti tekanan darah. Manifestasi fisiologi dari stres

diantaranya meningkatnya tekanan darah berhubungan dengan: Kontriksi pembuluh

darah reservoar seperti kulit, ginjal dan organ lain, Sekresi urin meningkat sebagai efek

dari norepinefrin. Retensi air dan garam meningkat akibat produksi mineralokortikoid

sebagai akibat meningkatnya volume darah. Curah jantung meningkat.

2.6 Diet Preeklampsia1. Tujuan D iet

Tujuan diet preeklampsia adalah untuk :

a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal.

b. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.

6

Page 7: gizi.docx

c. Mencapai atau mengurangi retensi garam atau air.

d. Mencapai keseimbangan nitrogen.

e. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal.

f. Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyulit baru pada saat

kehamilan atau setelah melahirkan.

2. Syarat Diet Preeklampsia

Syarat-syarat diet preeklampsia adalah:

a. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan di berikan secara

berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan energi

tidak lebih dari 300kkl makanan atau diet sebelum hamil.

b. Garam di berikan rendah sesuai dengan berat ringannya retinsi garam atau air.

Penambahan berat badan di usahakan di bawah 3kg/bulan atau di bawah 1Kg/minggu.

c. Protein tinggi (1 1/2 – 2 gram /Kg bb).

d. Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak

jenuh ganda.

e. Vitamin cukup : vitamin c dan b 6 di berikan sedikit lebih tinggi.

f. Mineral cukup terutama kalsiaum dan kalium.

g. Bentuk makanan di sesuaikan dengan kemampuan makan pasien.

h. Cairan di berikan 2.500ml/hari. Pada keadaan oliguria, cairan di batasi dan di

sesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat dan pernaafasan

3. Macam Diet dan Indikasi Preeklampsia

a. Diet preeklampsia 1

Diet preeklampsi 1 di berikan kepada pasien dengan preeklampsi berat. Makanan

di berikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah. Jumlah cairan di

berikan paling sedikit 1500ml per hari per oral, dan kekurangaannya di berikan secara

parental.

b. Diet preeklampsia 2

Diet preeklampsi 2 di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsi

1 atau pada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan

berbentuk saring atau lunak dan di berikan sebagai diet rendah garam 1. Makanan ini

cukup energi dan zat gizi laiinnya.

7

Page 8: gizi.docx

c. Diet preeklampsia 3

Diet preeklampsi 3 di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet

preeklampsia 2 atau kepada pasien dengan preeklampsia ringan. Makanan ini

mengandung protein tinggi dan garam rendah di berikan dalam bentuk lunak atau

biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energi harus di sesuaikan dengan

kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg/bulan.

BahanMakanan

Diet Preeklampsia I

Diet Preeklampsia II Diet Preeklampsia III

Berat (g)

urt Berat (g) urt Berat (g) urt

Beras - - 150 3 gls tim 200 4 gls timTelur - - 50 1 btr 50 1 btrDaging - - 100 2 ptg sdg 100 2 ptg sdgTempe - - 50 2 ptg sdg 100 4 ptg sdgSayuran - - 200 2 gls 200 2 glsSari buah/buah

1000 5 gls 400 4 ptg sdg papaya

400 4 ptg sdg pepaya

Gula pasir 80 8 sdm 30 3 sdm 30 3 sdmMinyak nabati

- - 15 1 1/2 sdm 25 2 1/2 sdm

Susu bubuk 75 15 sdm 25 5 sdm 50 10 sdm*) Susu khusus ibu hamil. Bila diberikan susu biasa, energy hanya sebagian yang terpenuhi.

i. Nilai Gizi

Diet Preelampsia I Diet Preeklampsia II Diet Preeklampsia III

Energi (kkal) 1032 1604 2128Protein (g) 20 56 80Lemak (g) 19 44 63Karbohidrat (g) 211 261 305Kalsium (mg) 600 500 800Besi (mg) 6,9 17,3 24,2Vitamin A (RE) 750 2796 3035Tiamin (mg) 0,5 0,8 1Vitamin C (mg) 246 212 213Natrium (mg) 228 248 403

ii. Pembagian Bahan Makanan Sehari

8

Page 9: gizi.docx

1) Diet Preeklampsia I

Pukul 06.00 Teh 1 gelas

Pukul 08.00 Sari tomat 1 gelas

Susu 1 gelas

Pukul 10.00 Sari jeruk 1 gelas

Pukul13.00 Sari avokad 1 gelas

Susu 1 gelas

Pukul 16.00 Sari tomat 1 gelas

Susu 1 gelas

Pukul 18.00 Sari pepaya 1 gelas

Sari jeruk 1 gelas

Pukul 20.00 Teh 1 gelas

Susu 1 gelas

2) Diet Preeklampsia II dan III

Waktu BahanMakanan

Diet Preeklampsia II Diet Preeklampsia IIBerat (g) urt Berat (g) urt

Pagi BerasTelur ayamSayuranMinyakSusu bubukGula pasir

50505052510

1 gls tim1 btr1/2 gelas1/2 sdm5 sdm1 sdm

50505052510

1 gls tim1 btr1/2 gelas1/2 sdm5 sdm1 sdm

10.00 BuahGula pasir

10010

1 ptg sdg pepaya1 sdm

10010

1 ptg sdg pepaya1 sdm

Siang BerasDagingTahuSayuranBuahMinyak

505050751005

1 gls tim1 ptg sdg1/2 bh bsr3/4 gls1 ptg sdg pepaya1/2 sdm

75501007510010

11/2 gls tim1 ptg sdg1 bh bsr3/4 gls1 ptg sdg pepaya1 sdm

16.00 BuahGula pasirSusu bubuk

10010-

1 ptg sdg pepaya1 sdm-

1001025

1 ptg sdg pepaya1 sdm5 sdm

Malam BerasIkanTempeSayuranBuah

50502575100

1 gls tim1 ptg sdg1 ptg sdg3/4 gls1 ptg sdg pepaya

75505075100

11/2 gls tim1 ptg sdg2 ptg sdg3/4 gls1 ptg sdg pepaya

9

Page 10: gizi.docx

Minyak 5 1/2 sdm 10 1 sdm

I. Contoh Menu SehariDiet Preeklampsia II

pagi Siang Malam

Nasi tim, telur ceplok air,

tumis kacang panjang

rauge, susu

Nasi tim, daging bumbu teri,

tempe bacem, pisang

Nas i tim, ikan bumbu

kuning, gadon tahu, jeruk

Pukul 10.00 Pukul 16.00

Selada buah Jeruk Teh

BAB III

PENUTUP

10

Page 11: gizi.docx

3.1 Kesimpulan

1. Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema

yang timbul karena kehamilan.

2. Gejala Preeklampsia

a. Tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau kenaikannya ≥ 30 mmHg diatas tekanan yang

biasanya. Tekanan diastolik ≥ 90 mmHg atau kenaikannya ≥ 15 mmHg di atas

tekanan yang biasanya.

b. Edema apabila terjadi penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam

jaringan tubuh.

c. Proteinuria.

3. Preeklampsia dibedakan atas :

a. Preeklampsia ringan apabila ditemukan adanya dua dari tiga jenis gejala yaitu

hipertensi, proteinuria, dan edema.

b. Preeklampsia berat apabila ditemukan gejala preeklampsia ringan yang meningkat.

5) Sebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Rupanya tidak

hanya satu faktor yang menyebabkan pre-eklampsia dan eklampsia. Dampak terhadap

janin, pada pre-eklapsia / eklampsia terjadi vasospasmus yang menyeluruh termasuk

spasmus dari arteriol spiralis deciduae dengan akibat menurunya aliran darah ke placenta.

Dengan demikian terjadi gangguan sirkulasi fetoplacentair yang berfungsi baik sebagai

nutritive maupun oksigenasi.

4. Faktor Predisposisi : faktor usia, faktor sosial ekonomi, faktor genetika, faktor ras dan

genetik, riwayat hipertensi, kegemukan, dan stres.

5. a. Diet preeklampsi I di berikan kepada pasien dengan preeklampsi berat. Makanan di

berikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah.

b. Diet preeklampsi 2 di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsi 1

atau pada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk

saring atau lunak dan di berikan sebagai diet rendah garam 1.

c. Diet preeklampsi 3 di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsia 2

atau kepada pasien dengan preeklampsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi

dan garam rendah di berikan dalam bentuk lunak atau biasa.

11

Page 12: gizi.docx

3.2 Saran

Makalah yang kami buat dengan judul “Diet Komplikasi Kehamilan ‘Preeklampsia’”

ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu pembaca diharapkan dapat memberikan kritik

dan sarannya terhadap makalah ini demi sempurnanya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 13: gizi.docx

Almaitsier Sunita. 2004. Penuntun diet Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan

Asosiasi Dietisien Indonesia Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, Ed. Baru.

http://jurnal.unimus.ac.id

13