gizi dalam daur hidup - balita dega-sandy 7160-7013

15
GIZI DALAM DAUR HIDUP: BALITA Disusun oleh: Selvandega Widi Pramana (G2A007160) Agustinus Pandega Sandi W. (G2A007013) Bagian Gizi Fakultas Kedokteran

Upload: dega230989

Post on 12-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gizi dalam daur hidup tugas gizi kedokteran oleh selvandega widi pramana dan sandy

TRANSCRIPT

Page 1: Gizi Dalam Daur Hidup - Balita Dega-sandy 7160-7013

GIZI DALAM DAUR HIDUP:

BALITA

Disusun oleh:Selvandega Widi Pramana (G2A007160)

Agustinus Pandega Sandi W. (G2A007013)

Bagian GiziFakultas Kedokteran

Universitas DiponegoroSemarang

2009

Page 2: Gizi Dalam Daur Hidup - Balita Dega-sandy 7160-7013

PENDAHULUAN

Anak adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tak ternilai harganya. Amanah harus dijaga dan amanah ini menuntut kita untuk menjadikan anak kita sehat secara rohani dan jasmani untuk itu ada beberapa yang harus dipenuhi, yaitu salah satunya adalah dengan memberikan nutrisi yang cukup dan baik kepada anak-anak kita sehingga bisa tumbuh dengan sempurna, cerdas, dan yang terakhir tapi tidak kalah penting yaitu sehat. Dengan begitu kedepannya tidak akan muncul dampak dari gizi yang kurang baik. Ketidak-acuhan kita terhadap nutrisi anak akan membuat keadaan gizi mereka menjadi buruk, memandang masa balita adalah masa pertumbuhan awal dan pembentukan karakter anak maka penyukupan gizi tidak boleh dipandang sebelah mata.

Akhir-akhir ini banyak berita di media yang memberitakan tentang balita yang mengalami keadaan gizi buruk di berbagai tempat, bahkan ada beberapanya yang diberitakan telah meninggal. Kondisi balita yang kekurangan gizi sungguh sangat disayangkan. Sebab, pertumbuhan dan perkembangan serta kecerdasannya dipengaruhi oleh gizi. Kondisi gizi buruk tidak mesti berkaitan dengan kemiskinan dan ketidaksediaan pangan, meski tidak bisa dipungkiri kemiskinan dan kemalasan merupakan faktor yang sering menjadi penyebab gizi buruk pada anak, ada beberapa fenomena ketika ibu-ibu mengganti susu untuk balita dengan air tajin yaitu bekas air yang digunakan untuk mencuci beras, mereka berpikir air tajin dapat menggantikan susu karena sama-sama berwarna putih.

Selain faktor kemiskinan ada juga faktor lainnya yang tidak kalah penting yaitu cara pengasuhan anak. Anak yang diasuh sendiri oleh ibunya secara exklusif pasti akan diurus dengan penuh kasih sayang dan ibunya pasti akan selalu memperhatikan anaknya sehingga dengan kesadaran tinggi akan mengetahui apa-apa saja yang dibutuhkan oleh anaknya sehingga anaknya tidak akan mengalami gizi buruk. Dewasa ini kejadian yang sebenarnya terjadi adalah ibu yang mempunyai kesibukan yang padat seperti pekerjaan jika dia wanita karir misalnya akan terpisah jauh dengan anaknya dengan alasan tersebut karena mereka tidak bias membagi waktu. Kemudian mereka akan menyerahkan kepengasuhan anak-anak mereka kepada orang yang kurang memperhatikan nutrisi dan kesehatan anak seperti babysitter atau pembantu yang tidak peduli pada anak itu karena dia bukan anaknya. Jika seperti ini keadaannya, kemungkinan besar anak akan mengalami gizi yang buruk. Sebab daripada itu, para orang tua, khususnya para ibu, hendaknya tetap memperhatikan nutrisi dan kesehatan anaknya di tengah kesibukan mereka melakukan aktivitas sehari-hari.

Jadi pada intinya ada 3 faktor yang menyebabkan gizi buruk hingga balita mudah terjangkit penyakit lainnya yaitu faktor kemiskinan, minimnya kesadaran orangtua tentang pentingnya memperhatikan pola hidup sehat pada bayi dan faktor pengetahuan daripada orang tua anak tersebut. Karena itu hendaklah kita sebagai orang tua belajar memahami apa-apa saja yang dibutuhkan oleh anak dan menyiapkannya secara moral maupun materiil sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena masa-masa balita merupakan masa titik awal pertumbuhan yang harus diawasi sedemikian rupa pertumbuhannya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan semua itu harus dilakukan dengan perencanaan yang baik karena setiap upaya untuk memperbaiki gizi anak harus dapat di adaptasikan dengan anak tersebut.

Page 3: Gizi Dalam Daur Hidup - Balita Dega-sandy 7160-7013

GIZI BALITA

Masa balita dalam hal ini di atas umur satu tahun adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat, merupakan masa dimana balita siap untuk menghadapi rangsangan untuk belajar seperti berjalan dan berkomunikasi dengan lancar. Tetapi masa balita juga dapat dikatakan sebagai periode laten yang pertumbuhan fisiknya tidak bertambah sedramatis saat bayi karena itu pemenuhan gizi pada balita harus diawasi dengan baik perkembangannya apakah berlebih atau kurang, mengalami defisiensi suatu nutrisi atau bahkan terganggu karena kebiasaan yang kurang baik dan balita yang masih mengalami pertumbuhan memungkinkan mereka memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa, adapun contoh yang bisa dibedakan adalah:

- balita butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat- batasi penggunaan gula dan garam pada menu makanan balita Konsumsi garam

untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram tetapi tidak lupa untuk menggunakan garam beryodium.

- Porsi makan anak berbeda dengan orang dewasa. balita membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering dikarenakan lambung yang masih kecil.

- Balita membutuhkan nutrisi – nutrisi untuk pertumbuhan seperti susu sebagai salah satu sumber kalsium. Sedikitnya balita butuh 350 ml/12 oz per hari

Menu yang baik untuk balita tidak jauh berbeda dengan 5 sehat 4 sempurna, makanan mereka harus memiliki karbohidrat seperti nasi ,roti ,sereal ,kentang ,atau mi diusahakan untuk mengenalkan beragam karbohidrat secara bergantian selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang sehingga tidak akan bosan.

Buah dan sayur tidak kalah pentingnya dengan karbohidrat tetapi tidak perlu berlebihdalam hal ini Kacang-kacangan jangan dulu diberikan ,karena bisa jadi juga bisa jadi pencetus alergi. Jangan berikan kacang bila si balita belum terampil mengunyah karena bisa tersedak.

Susu sebagai sumber kalsium sangat diperlukan balita untuk pertumbuhannya, kalsium dapat diberikan dalam bentuk kudapan seperti keju dan yoghurt, karena lambung anak kecil memiliki lambung yang kecil sehingga tidak cukup hanya makan tiga kali sehari untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Dibutuhkan kudapan. Untuk anak di bawah usia 2 tahun dapat diberikan susu dengan kalori dan lemak yang tinggi membantu pertumbuhan mereka. Berbarengan dengan pertambahan usia, mereka mendapat lebih banyak kalori dan lemak dari makanan, dan lebih sedikit dari susu. Untuk protein dapat diberikan ikan, daging, susu, telur tetapi tetap waspada terhadap alergi jika terjadi tunda pemberiannya atau ganti dengan sumber protein lain, alergi biasanya terjadi ketika masa-masa peralihan dari ASI ke makanan padat. Jika terjadi alergi maka dalam hitungan detik atau menit akan muncul gejala seperti: -batuk -Lidah dan tenggorokan kering dan gatal -Kulit gatal atau ruam -Mual& kembung -Diare dan/atau muntah - Nafas tersengal-sengal dan nafas pendek - Bibir dan tenggorokan bengkak - Hidung berair dan tersumbat -Mata gatal, merah dan sakit

Page 4: Gizi Dalam Daur Hidup - Balita Dega-sandy 7160-7013

Makanan sering menimbulkan reaksi alergi antara lain:-Susu sapi dan produk susu lainnya -Makanan laut, seperti Ikan, Kepiting, Udang, dan Lobster -Kacang-kacangan (kacang tanah, kacang kedelai, dll) -Sereal yang mengandung gluten-Makanan dan minuman yang mengandung pengawet Sulfur dioksida dan sulfit -Seledri , wijen , telur, dllsecara literal, alergi makanan diartikan sebagai respon tidak normal terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi makanan tidak jarang terlihat pada balita (5-8%) dan dewasa (1-2%), terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga sebagai penderita alergi. Angka kejadaian ini akan terus meningkat, sama seperti kasus alergi lain semisal atopik atau asma. Bergantung pada jenis makanan yang disantap, alergi bisa saja bersifat sementara atau menetap. Alergi yang dipicu oleh susu, kedelai, telur, tepung terigu, dapat reda sendiri, sementara yang disebabkan oleh kacang, ikan, dan kerang cenderung menetap. Kebanyakan alergi susu muncul pada tahun pertama kehidupan ketika anak diperkenalkan dengan susu sapi atau susu formula yang dibuat dari susu sapi. Alergi ini juga dapat mereda sejalan dengan pertambahan usia, kecuali mereka yang memang bersifat atopik. Prevalensi alergi terhadap telur diperkirakan sekitar 1,6-2,6% dari populasi anak. Di kalangan penderita dermatitis atopik, angka ini lebih tinggi lagi. Reaksi alergi terlihat kira-kira 30 menit setelah makan, yang bentuknya dapat berupa gangguan kulit (85%), saluran cerna (60%), dan pernafasan (40%). Memasuki usia sekolah, sebagian balita (44%) kembali dapat menikmati telur tanpa khawatir alergi, sementara sisanya tidak. Angka prevalensi terhadap kacang hanya menyentuh angka 0,6%. Gejala yang muncul pada kali pertama memakan kacang terjadi kurang dari 30 menit (90%), bermanifestasi mulai dari gangguan kulit hingga pernapasan. Pada 40% balita pada intake berikutnya gejala menjadi semakin berat, sedang yang lainnya mereda.

Sehingga bagi balita adapun makanan yang harus dihindari yaitu makanan yang terlalu berminyak , junk food, dan makanan berpengawet. Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan keluarga terutama untuk balita. Penggunaan Garam. bila memang diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit. Dan pilih garam beryodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam kemasan, harus diperhatikan kandungan garamnya. Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan gizinya sebaiknya dihindari. Telur dan kerang. Karena seringkali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila tidak jeli memilih yang segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah telur sampai matang untuk menghindari bakteri yang dapat mengganggu pencernaan. Kacang-kacangan. Karena bisa jadi juga bisa jadi pencetus alergi. Seperti disebutkan di atas sereal yang mengandung gluten dan ikan sebaiknya tidak diberikan di bawah 10-12 bulan karena dapat meninmbulkan alergi.

Perkembangan mental anak dapat dilihat dari kemampuannya mengatakan “tidak” terhadap makanan yang ditawarkan. Penolakan dan ketakutan akan kekurangan gizi itu tentu saja tidak dapat dijadikan alasan untuk memaksa anak untuk makan hidangan yang disediakan, karena ketegangan justru akan memicu sikap yang lebih defensif, akan lebih baik jika pemberian makanan dalam satu atau dua macam makanan. Pada masa-masa ini kebanyakan anak hanya mau makan satu jenis makanan selama berminggu-minggu yang biasanya disebut dengan food jag, seringkali orang tua gusar akan masalah ini, asal makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi anak itu tidak apa-apa, sementara itu

Page 5: Gizi Dalam Daur Hidup - Balita Dega-sandy 7160-7013

sangat dianjurkan mencoba kembali menawarkan jenis makanan lain setiap kali makan. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan ketika anak mulai memilih makanan:

1. rencanakan waktu yang teratur Rutinitas penting bagi balita, sehingga menjaga jadwal waktu makan dan

makanan selingan setiap hari cukup perlu dilakukan. Kurang disarankan merencanakan makan mendekati waktu tidur siang karena mereka mungkin terlalu capek untuk makan. Berikan makanan selingan yang menyehatkan dua atau tiga kali dalam sehari dapat berupa potongan buah segar, sayuran rebus, biskuit , sandwich kecil, atau potongan keju. pemberian terlalu banyak minum akan membuat mereka terlalu kenyang ketika waktu makan tiba. Biarkan si balita yang memutuskan seberapa banyak makanan yang dia perlukan setiap kali makan. Mereka akan mengetahui kapan mereka merasa kenyang dan kapan merasa lapar.

2. menjadikan waktu makan menyenangkanMenyajikan makanan dengan menu berganti tiap 2 atau 3 hari sekali dalam

ukuran dan bentuk menarik ,misalnya roti atau wortel dipotong bentuk bintang, hati, atau binatang. Ubah penampilan sepiring nasi menjadi wajah badut lucu. Jika memakai pasta, pilih bentuk menarik seperti pita, kerang yang menggunggah selera. Ciptakan nama-nama lucu dan mudah diingat seperti puding pelangi, Pizza bintang, atau nama makanan yang diberikan oleh balita. Buat gambar lucu di piring balita. Seperti membentuk muka tersenyum dan biarkan balita berkreasi dengan makanannya, biasanya balita sering memasukkan barang ke dalam mulutnya sebenarmya proses awal belajar balita adalah melalui mulutnya mungkin secara insting belajar untuk megetahui apa yang bisa dimakan. Jika bosan di meja makan, pindahkan acara makan selingan dengan menggelar tikar seperti piknik dalam rumah. Jangan cemas bila ruangan kotor karena anak belum terampil makan dengan rapi. Semua adalah proses belajar bagi balita.

3. melibatkan balitaBalita selalu senang bereksplorasi. Ia akan senang juga bila orang tua melibatkan

mulai dari belanja bahan makanan hingga memasak makanan yang mereka inginkan. Sambil ikut belanja, balita belajar banyak hal seperti menunjukkan dan menyebutkan nama buah atau sayuran yang ada di supermarket. Kalau tak memungkinkan ikut memasak karena faktor keamanan, Ia bisa duduk di sebelah sambil memperhatikan ketika mengolah makanan. melakukanya dengan bercerita mengenai buah dan sayur misalnya. Tawarkan mereka untuk memilih minuman atau makanan apa yang diinginkan. Mereka akan senang menjadi bagian dari proses membuat keputusan dan itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi si balita.

4. memperlakukan balita sebagai individumeskipun masih kecil balita adalah individu yang mulai tumbuh kepribadiannya.

Mereka mulai punya pilihan sendiri mengenai makanannya. Tak ada salahnya menuruti keinginan mereka mengenai makanan apa yang diinginkan asal tidak berlebihan. Anak-anak akan makan ketika mereka lapar. Menyiapkan satu makanan untuk keluarga dan satu makanan lain untuk anak tidak membuat mereka sehat, tetapi akan menyebabkan stres. Sajikan paling tidak satu atau dua makanan yang Anda tahu bakal dimakan.

Page 6: Gizi Dalam Daur Hidup - Balita Dega-sandy 7160-7013

Balita seiring pertumbuhan fisik dan mentalnya yang menjadikan kebutuhan gizinya labil sangat memungkinkan bila muncul suatu anomaly karena kesulitan atau kurangnya pengetahuan orang tua untuk menjaga gizi anak, adapun masalah-masalah gizi anak yang cukup sering terjadi dan perlu diawasi:

1. anemia defisiensi anakkejadian ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan

terutama pada anak yang terlalu banyak mengkonsumsi susu sehingga mengendurkan keinginan untuk menyantap makanan lain. Jika keadaan anemia berat maka perlu diberikan suplementasi zat besi (jika dokter yang dikunjungi mengatakan perlu), anak pun harus pula diberi dan dibiasakan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Sementara itu, sebagian susunya diganti air atau air jeruk karena air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat besi.

2. karies gigilubang gigi sering terjadi pada anak, karena terlalu sering makan cemilan yang

lengket dan banyak mengandung gula. Karies yang terjadi pada gigi sulung memang tidak berbahaya, namun kejadian ini biasanya berlanjut sampai anak memasuki masa remaja, bahkan sampai dewasa. Gigi yang berlubang akan menyerang gigi permanent sebelum gigi tersebut berhasil menembus gusi. Makanan yang dapat dengan mudah menimbulkan karies, antara lain, keripik kentang, permen (terutama permen karet), kue yang berisi krim, kue kering, dan minuman manis. Namun pada prinsipnya makanan apapun (termasuk buah-buahan) dapat menimbulkan karies jika sesudah makan anak tidak dibiasakan segera menggosok gigi.

Upaya mencegah karies tentu sudah jelas, yaitu menggosok gigi dengan pasta gigi berfluorida (sebaiknya segera sesudah makan), di samping tidak mengkonsumsi makanan yang lengket atau bergula. Makanan cemilan yang baik untuk gigi, antara lain, buah segar, popcorn (bukan popcorn berkaramel), kacang, keju, yoghurt, cracker berselai kacang, air buah, sayuran segar, sereal yang tidak manis, dan asinan. Kismis sebetulnya juga “terlarang”, namun masih boleh dicemil dalam jumlah sedang (karena banyak mengandung vitamin dan mineral). Di luar ini, permen terutama permen karet, lollipop, sereal berlapis gula, sebaiknya tidak dibiasakan untuk dicemil.

3. penyakit kronispenyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun, jika berlangsung lama

dapat mengganggu pertumbuhan karena menghilangkan nafsu makan anak. Di samping itu, ada pula jenis penyakit yang menguras cadangan zat gizi, misalnya, campak yang menghabiskan cadangan vitamin A.

4. picaorang yang mengkonsumsi sesuatu bukan makanan, semisal perca dan debu,

tergolong ke dalam pica. Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia menyantap zat toksik. Pica harus dibedakan dengan “kebiasaan” anak, terutama balita, memasukkan barang masuk ke dalam mulut. Pada masa batita, anak menggunakan mulut untuk belajar, misalnya menggigiti kelereng, dan ini bukan pica.

Page 7: Gizi Dalam Daur Hidup - Balita Dega-sandy 7160-7013

5. berat badan berlebihjika tidak teratasi, berat badan berlebih (apalagi jika telah mencapai obesitas) akan

berlanjut sampai remaja dan dewasa. Sama seperti orang dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi kareana ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga, atau keduanya. Berbeda dengan orang dewasa, kelebihan berat anak tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Laju pertambahan berat selayaknya dihentikan atau diperlambat sampai proporsi berat terhadap tinggi badan kembali normal. Perlambatan ini dapat dicapai dengan cara mengurangi makan sambil memperbanyak olahraga.

6. berat badan kurangkekurangan berat badan yang berlangsung pada balita yang sedang tumbuh

merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk. Sama seperti masalah kelebihan berat, langkah penanganan harus didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya. Adapun beberapa hal yang diperhatikan untuk mengupayakan penanganan. Perhatikan apakah ada konsumsi makanan yang membuatnya muntah, kemudian makanan harus selalu tersedia di rumah, hentikan jika anak sering tidak makan atau sarapan, dan menggantinya dengan makanan yang mengandung gizi rendah, perlu pemberian variasi jika balita melakukan food jag atau makan satu jenis makanan selama berminggu-minggu, pastikan balita mendapatkan tidur yang cukup, semua ini jika ada yang terganggu atau tidak terpenuhi dapat mengakibatkan anak enggan makan. Pemecahannya adalah dengan menghilangkan penyebab tersebut. Kekurangan berat badan bisanya diakibatkan oleh kurang kalori protein (KKP) dan kkp dapat mengganggu saluran pencernaan, pankreas, hati, ginjal, sistem hematologik, sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, dan penyembuhan luka.

Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengukur status gizi pada anak. Pada prinsipnya, penilaian status gizi anak serupa dengan penilaian pada periode kehidupan lain. Pemeriksaan yang perlu lebih deperhatikan tentu saja bergantung pada bentuk kelainan yang bertalian dengan kejadian penyakit tertentu. Kurang kalori protein, misalkan, sering menjakiti anak. Oleh karena itu, pemeriksaan terhadap tanda dan gejala kearah sana termasuk pula kelainan lain yang menyertainya, perlu dipertajam. Penilaian status gizi dibagi secara langsung dan tak langsung, disini yang akan dibicarakan adalah cara langsung dimana cara langsung ini juga terbagi beberapa cara yaitu pemeriksaan antropometris, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biokimiawi, dan pemeriksaan biofisik.

Pemeriksaan antropometris secara umum artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Pada penilaian antropometris yang penting dilakukan adalah penimbangan berat dan pengukuran tinggi

Page 8: Gizi Dalam Daur Hidup - Balita Dega-sandy 7160-7013

badan, lingkar lengan, dan lipatan kulit triseps. Pemeriksaan ini penting, terutama pada anak prasekolah yang berkelas ekonomi dan sosial rendah. Pengamatan anak usia sekolah dipusatkan terutama pada percepatan tumbuh. Uji pertumbuhan pada golongan usia ini setidaknya diselenggarakan setahun sekali, karena laju pertumbuhan pada fase ini relatif lambat. Berikut ini adalah table berat dan tinggi badan anak dan lingkar lengan atas pada balita yang dibuat ringkas dan tanpa pembedaan pria dan wanita.

UMUR BERAT(kg) TINGGI(cm)

Tahun Bulan Normal Kurang Buruk Normal Kurang Buruk

0 - 3,4 2,7 2,0 50,5 43,0 35,01 4,3 3,4 2,5 55,0 46,0 38,02 5,0 4,0 2,9 58,0 49,0 40,53 5,7 4,5 3,4 60,0 51,0 42,04 6,3 5,0 3,8 62,0 53,5 43,55 6,9 5,5 4,2 64,5 54,5 45,06 7,4 5,9 4,5 66,0 56,0 46,07 8,0 6,3 4,9 67,5 57,5 47,08 8,4 6,7 5,1 69,0 59,0 48,59 8,9 7,1 5,3 70,5 60,0 49,510 9,3 7,4 5,5 72,0 61,5 50,511 9,6 7,7 5,8 73,5 63,0 51,5

1 0 9,9 7,9 6,0 74,5 64,5 52,53 10,6 8,5 6,4 78,0 65,5 54,56 11,3 9,0 6,8 81,5 70,0 57,09 11,9 9,6 7,2 84,5 72,0 60,0

2 0 12,4 9,9 7,5 87,0 74,0 61,03 12,9 10,5 7,8 88,5 76,0 62,56 13,5 11,2 8,1 92,0 78,0 64,09 14,0 11,7 8,4 94,0 80,0 66,5

3 0 14,5 11,9 8,7 96,0 82,0 67,03 15,0 12,0 9,0 98,0 83,5 68,56 15,5 12,4 9,3 99,5 84,5 70,09 16,0 12,9 9,6 101,5 85,5 71,0

4 0 16,5 13,2 9,9 103,5 87,5 72,03 17,0 13,6 10,2 105,0 89,5 73,56 17,4 14,0 10,6 107,0 90,0 74,59 17,9 14,4 10,8 108,0 91,5 75,5

5 0 18,4 14,7 11,0 109,0 92,5 76,0

Page 9: Gizi Dalam Daur Hidup - Balita Dega-sandy 7160-7013

UMURStandar(cm) 85%(cm) 70%(cm)

Tahun Bulan

0 6-8 14,75 12,50 10,500 9-11 15,10 13,25 11,001 - 16,00 13,50 11,252 - 16,25 13,75 11,503 - 16,50 14,00 11,604 - 16,75 14,25 11,755 - 17,00 14,50 12,00

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi individu maupun masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel, seperti kulit, mata, rambut, mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tandadan gejala atau riwayat penyakit. Pemeriksaan klinis biasanya diarahkan untuk mencari kemungkinan adanya bintik bitot, xerosis konjungtiva, anemia, pembesaran kelenjar parotis, kheilosis angular, fluorosis, karies, gondok, serta hepato dan splenomegali.

Pemeriksaan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. Pada penilaian biokimia yang penting adalah pemeriksaan kadar Hemoglobin, serta pemeriksaan apusan darah untuk malaria. Pemeriksaan tinja cukup hanya pemeriksaan occult blood, dan telur cacing tinja.

Sedangkan pnilaian biofisik adalah metode penentuan gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasu tertentu seperti kejadian buta senja epidemic (epidemic of night blindness), cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

Pertumbuhan anak dapat diamati secara cermat dengan menggunakan “kartu menuju sehat” (KMS) balita. Kartu menuju sehat berfungsi sebagai alat Bantu pemantauan gerak pertumbuhan, bukan menilai status gizi. Berbeda dengan KMS yang diedarkan Depkes RI sebelum tahun 2000, garis merah pada KMS versi tahun 2000 bukan merupakan pertanda gizi buruk, melainkan “garis kewaspadaan”. Manakala berat badan balita tergelincir di bawah garis ini, petugas kesehatan harus melakukan pemeeriksaan lanjutan terhadap indicator antropometrik lain.

Page 10: Gizi Dalam Daur Hidup - Balita Dega-sandy 7160-7013

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2003. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGC.

Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC.

http://medicastore.com/artikel/247/Mengetahui_Status_Gizi_Balita_Anda.html

http://www.clubnutricia.co.id/my_toddler/toddlers_nutrition

http://almawaddah.wordpress.com/2009/02/07/cara-mendeteksi-gizi-buruk-pada-balita/