gigi goyang

2
GIGI GOYANG (GIGI MOBILITI)Gigi Goyang diartikan sebagai pergerakan gigi pada dataran vertikal atau horizontal. Derajatnyatergantung pada lebar ligamen periodontal, area perlekatan akar, elastisitas prosesus alveolar danfungsi dari masing-masing gigi.Setiap gigi mempunyai derajat kegoyangan fisiologis yang ringan, dimana berbeda-beda untuk setiap gigi dan waktunya. Maksudnya: • Gigi dengan akar tunggal lebih mudah goyang daripada gigi dengan akar multiple, dimana incisive paling mudah goyang. • Kegoya ngan gigi paling besar saat menjelang pagi hari dan derajatnya menurun secaraprogresif.Kegoyahan gigi terjadi dalam dua tahapan:i. Inisial atau tahap intrasoket, yakni pergerakan gigi yang masih dalam batas ligamenperiodontal. Hal ini berbungan dengan distorsi viskoelastisitas ligamen periodontal danredistribusi cairan peridontal, isi interbundle, dan fiber. Pergerakan inisial ini terjadi dengantekanan sekitar 100 pon dan pergerakan yang terjadi sebesar 0.05 sampai 0.1 mm (50 hingga 100mikro)ii. Tahapan kedua, terjadi secara bertahap dan memerlukan deformasi elastik tulang alveolarsebagai respon terhadap meningkatnya tekanan horizontal. Ketika mahkota diberi tekanansebesar 500 pon maka pemindahan yang terjadi sebesar 100-200 mikro untuk incisivus, 50-90mikro untuk caninus, 8-10 mikro untuk premolar dan 40-80 mikro untuk molar.Kegoyahan gigi dapat diperiksa secara klinis dengan cara: gigi dipegang dengan kuat diantaradua instrumen atau dengan satu instrumen dan satu jari, dan diberikan sebuah usaha untuk menggerakkannya ke segala arah . Pada gambar dibawah ini, peningkatan kegoyangan gigiditentukan dengan memberikan gaya 500 g pada permukaan labiolingual dengan menggunakandua instrumen dental.Menurut Fedidkk (2004), kegoyahan gigi dibedakan menjadi :i. Derajat 1 kegoyangan gigi yang sedikit lebih besar dari normalii. Derajat 2 kegoyangan gigi sekitar 1 mmiii. Derajat 3

Upload: jessica-bintang-sirait

Post on 10-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gigi goyah gigi goyang

TRANSCRIPT

GIGI GOYANG (GIGI MOBILITI)Gigi Goyang diartikan sebagai pergerakan gigi pada dataran vertikal atau horizontal. Derajatnyatergantung pada lebar ligamen periodontal, area perlekatan akar, elastisitas prosesus alveolar danfungsi dari masing-masing gigi.Setiap gigi mempunyai derajat kegoyangan fisiologis yang ringan, dimana berbeda-beda untuk setiap gigi dan waktunya. Maksudnya: Gigi dengan akar tunggal lebih mudah goyang daripada gigi dengan akar multiple, dimanaincisive paling mudah goyang. Kegoyangan gigi paling besar saat menjelang pagi hari dan derajatnya menurun secaraprogresif.Kegoyahan gigi terjadi dalam dua tahapan:i. Inisial atau tahap intrasoket, yakni pergerakan gigi yang masih dalam batas ligamenperiodontal. Hal ini berbungan dengan distorsi viskoelastisitas ligamen periodontal danredistribusi cairan peridontal, isi interbundle, dan fiber. Pergerakan inisial ini terjadi dengantekanan sekitar 100 pon dan pergerakan yang terjadi sebesar 0.05 sampai 0.1 mm (50 hingga 100mikro)ii. Tahapan kedua, terjadi secara bertahap dan memerlukan deformasi elastik tulang alveolarsebagai respon terhadap meningkatnya tekanan horizontal. Ketika mahkota diberi tekanansebesar 500 pon maka pemindahan yang terjadi sebesar 100-200 mikro untuk incisivus, 50-90mikro untuk caninus, 8-10 mikro untuk premolar dan 40-80 mikro untuk molar.Kegoyahan gigi dapat diperiksa secara klinis dengan cara: gigi dipegang dengan kuat diantaradua instrumen atau dengan satu instrumen dan satu jari, dan diberikan sebuah usaha untuk menggerakkannya ke segala arah . Pada gambar dibawah ini, peningkatan kegoyangan gigiditentukan dengan memberikan gaya 500 g pada permukaan labiolingual dengan menggunakandua instrumen dental.Menurut Fedidkk (2004), kegoyahan gigi dibedakan menjadi :i. Derajat 1 kegoyangan gigi yang sedikit lebih besar dari normalii. Derajat 2 kegoyangan gigi sekitar 1 mmiii. Derajat 3 kegoyangan gigi lebih dari 1 mm pada segala arah atau gigi dapat ditekan ke arahapikal.Kegoyangan gigi yang patologis terutama disebabkan oleh (1) infamasi gingiva dan jaringanperiodontal, (2) kebiasaan parafungsi oklusal, (3) oklusi prematur, (4) kehilangan tulangpendukung, (5) gaya torsi yang menyebabkan trauma pada gigi yang dijadikan pegangancengkraman gigi, (6) terapi periodontal, terapi endodontik, dan trauma dapat menyebabkankegoyahan gigi sementara (Fedidkk, 2004).