ghozul fikri
DESCRIPTION
ghozul fikriTRANSCRIPT
Ghozul Fikri Kesadaran terhadap adanya musuh membuat kita semakin peka
terhadap apa yang sebenarnya terjadi dan saat itulah kita akan
terbebas dari tipu daya atau paling tidak kita mampu
mengantisipasi tipu daya yang mungkin terjadi pada diri kita dan
mungkin dapat mencelakakan kita. Salah satu di antara
permasalahan yang paling penting untuk disadari oleh umat Islam,
khususnya pada saat sekarang ini adalah tentang ghazwul fikri
(perang pemikiran) yakni suatu inovasi pemikiran atau suatu
gerakan yang sangat hebat dalam persoalan pemikiran.
Ghazwul fikri berasal dari kata ghazw dan al-fikr, yang secara
harfiah dapat diartikan "Perang Pemikiran". Maksudnya ialah upaya-
upaya gencar pihak musuh-musuh Allah untuk meracuni pikiran
umat Islam agar jauh dari Islamnya, lalu akhirnya membenci Islam,
dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis sampai ke akar-
akarnya. (http://www.alsofwah.or.id/index.php?
pilih=lihatannur&id=290).
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, bahkan
berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang
kafir itu tidak menyukainya benci.” (At-Taubah: 32; ash-Shaf: 8)
“…Mereka tidak henti – hentinya memerangi kamu sampai mereka
(dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran),
seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara
kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka
itulah sia-sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.” (Al-Baqarah: 217)
Dari ayat-ayat di atas kita mengetahui bahwa kita tidak akan
pernah berhenti melawan musuh-musuh Allah dalam membela
agama kita, Islam. Termasuk adanya Ghazwul fikri yaitu perang
pemikiran yang digencarkan oleh musuh-musuh Allah seperti setan,
jin, iblis, bahkan manusia itu semdiri.
Sejarah Ghazwul Fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk
yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika
berkata kepada Adam AS., “Sesungguhnya Allah melarang kalian
memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan
tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.Al – A’Raaf:20).
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah
tidak melarang kalian (Adam AS), seperti yang telah dijelaskan ayat
tersebut, tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna
perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan
menambahkan alasan pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis
tahu bahwa Adam AS tidak punya pengetahuan tentang sebab
tersebut. Demikianlah para murid – murid iblis dimasa kini selalu
berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta
dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan
melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya,
hanya orang-orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu
mengetahuinya.
Di era saat ini, ghazwul fikri terus berkembang, bahkan
menyesatkan kaum-kaum muda dan intelektual. Sekedar Contoh,
negara barat dengan berbagai lembaga dan wadah kegiatannya,
banyak memberikan fasilitas beasiswa studi gratis ke luar negeri.
Pemuda dan pemudi yang cerdas dari negeri muslim ditawari untuk
kuliah di universitas-universitas favorit yang di sana. Di bidang
ilmu-ilmu sosial, mereka dipilihkan ke program studi yang rentang
terhadap ghazwul fikri, misalnya filsafat, antropologi, sosiologi, dan
lain-lain. Mereka ‘dikader’ untuk menjadi ahli dibidang tersebut,
kemudian dipulangkan ke negeri masing-masing. Harapannya,
mereka dapat menjadi pelaku utama dalam ghazwul fikri atau
merusak Islam dari dalam. Biasanya mereka membawa perubahan
dan pembaharuan atau modernisasi. Semua yang mereka ‘kader’
akan ‘dikondisikan sedemikian rupa dengan segala cara sehingga
rusak dan luntur rasa keagamaan (Islam)nya, luntur akidah, akhlak
dan rusak pemikirannya. Mereka didekatkan dengan lawan jenisnya
yang cantik atau tampan, diajaknya minum-minum, jalan-jalan,
kumpul kebo, atau yang lainnya, diajak diskusi secara kontinyu
dengan tema-tema yang dapat menggiring kepada pelecehan dan
perendahan Islam oleh orang-orang tertentu yang ahli dan dipaksa
membuat karya tulis dengan literatur yang telah ditentukan dan
merusak Islam. Akhirnya setelah studinya selesai dan pulang ke
negerinya, si pelajar atau mahasiswa tersebut menjadi orang yang
telah tercabut dari akar budaya dan keislamannya.
Jika yang menjadi korban ghazwul fikri adalah seorang tokoh
terkemuka dan berpengaruh, maka racun ghazwul fikri itu segera
menjalar secara cepat, karena tokoh tersebut akan diikuti dan ditiru
oleh pengikut dan penggemarnya. Akhirnya, secara tidak sadar
masyarakat terjerumus kedalam jurang kehidupan yang semakin
jauh dari nilai-nilai dan ajaran Islam. Mengingat begitu besarnya
bahaya dan akibat ghazwul fikri bagi kehidupan umat Islam, maka
perlu bagi kaum muslimin untuk memahami ghazwul fikri dan
aplikasinya dalam realitas kehidupan sehari-hari. Sebab tanpa
mengerti hakikat dan keberadaannya tidak akan dapat menghindari
serangan ghazwul fikri dan otomatis umat Islam tidak bisa
melawannya. Mudah-mudahan Allah selalu melindungi kita dari
bahaya apapun yang dapat menyesatkan kita. Amin J