gerbang 1 2018 1torat pengembangan ekonomi lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan...

36
GERBANG EDISI 1, 2018 1

Upload: others

Post on 03-Mar-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 1

Page 2: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 20182

Page 3: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 3

SELASAR

Gokma P. SimamoraPemimpin Redaksi

esatnya pertumbuhan teknologi merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari. Hal ini memberikan pengaruh bagi semua sektor dalam kehidupan kita. Baik itu pendidikan, sosial, pertanian hingga pemerintahan. Mau tidak mau, kita dituntut untuk selalu belajar agar

mampu mengikuti perubahan dan tidak tersingkir dari persaingan.

Seiring dengan berkembangnya zaman, pola perekonomian dan transaksi di Indonesia kian berubah. Canggihnya teknologi dan didukung dengan jaringan internet yang semakin luas membuat model perekonomian kita perlahan mengalami transformasi.

Berdasarkan catatan BPS pada survei Penggunaan dan Pemanfaatan TIK, penetrasi internet di sektor bisnis pada tahun 2015 mencapai 88,64 persen. Tingginya angka ini menunjukkan besarnya pengaruh teknologi informasi dalam perilaku bisnis dan ekonomi.

Melihat besarnya potensi dan pengaruh tersebut, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) mulai menggandeng berbagai platform digital dalam menunjang kegiatan pengembangan ekonomi di daerah tertinggal.

Melalui kerjasama Ditjen PDT dengan berbagai platform digital, para petani, nelayan dan pengrajin di daerah tertinggal kini sudah mulai merasakan manfaatnya.

Karena itu, Tabloid GERBANG (Gerakan Membangun) Edisi I Tahun 2018 kami membahas secara mendalam terkait peran ekonomi digital dalam pembangunan daerah tertinggal.

Tak ada yang sempurna, dengan segala keterbatasan, kami minta maaf bila dalam penyajiannya terdapat begitu banyak kekurangan data dan lainnya. Dengan niat yang sangat tulus untuk penyebaran informasi, Tabloid GERBANG Edisi I Tahun 2018 kini telah ada ditangan kita semua untuk dibaca.

Semoga bermanfaat!

MenggandengPlatform Digital

P

Page 4: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 20184

Tabloid GERBANG diterbitkan olehDirektorat Jenderal

Pembangunan Daerah Tertinggal

PEMBINASamsul Widodo

PENGARAHRafdinal, Priyono, Nyelong Inga Simon, Agus

Kuncoro, Bahartani Lamakampali

PENANGGUNG JAWABRazali

PEMIMPIN REDAKSIGokma Panggabean Simamora

REDAKTURAndi Nita Arie, Enny Indarti, Mohammad Iqbal, Supriyono, Mansyur Tiro, Enirawan,

Jamaludin Matdoan, Moh Dahlan, M Yasin, Irwansyah Putra, Berlian Anugrahini,

Agus Dwi Lesmono, Aminudin Farik, Eko Subiyanto, Cohen Beddy Tunliu

TIM REDAKSI Chairul Irfani, M. Fariz,

May Larasati, Maksum, Masayu

ALAMAT REDAKSIJl. Abdul Muis No. 7 Jakarta Pusat 10110

Phone: 021-350034Email: [email protected]

GERBANG EDISI 1 ■ 2018FOTO COVER : REGOPANTES.COM

Jalin KerjasamaDengan e-CommerceKemendes Ingin Perluas Pangsa Pasar BUMDes

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menjalin kerja sama dengan e-commerce guna memperluas pangsa pasar Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Untuk itu, penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama telah dilakukan bersama Blanja.com.

10

Page 5: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 5

DAFTAR ISI

JELAJAH POTENSI

Cantiknya Mandalika 40

LAPORAN UTAMA

14Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan, Ditjen PDT Gandeng Crowde

20Meningkatkan Nilai Jualmelalui Packaging dan Branding

22Ditjen PDT Ajak Masyarakat Daerah Tertinggal Garap Pasar Digital

16

Kerjasama dengan Growpal, Kembangkan Budidaya Perikanandi Aceh Singkil

Membeliitu Membantu12

WAWANCARA

24Mengembangkan Ekonomi Digitaldi Daerah Tertinggal

Kenalkan Ekonomi Digital Pada Desa

LIPUTAN KHUSUS

34

33Liputan Bantuan Alat ProduksiPasca Panen Kopi di Bondowoso

30

Pengembangan DaerahTertinggal Melalui PemanfaatanTeknologi Informasi

OPINI

Memanfaatkan Potensi Ekonomi Digital Untuk Mendorong Produk Unggulan Daerah

38

Page 6: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 20186

ementerian Desa, Pemba-ngunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Ke-mendes PDTT) menjalin

kerja sama dengan e-commerce guna memperluas pangsa pasar Badan Usaha Milik Desa (BUM-Des). Untuk itu, penandatanga-nan Nota Kesepahaman Bersama telah dilakukan bersama Blanja.com.

“MoU menjadi pintu masuk BUMDes yang saat ini jumlahn-ya mencapai 32 ribu. Jumlah ini melampaui target nasional yang hanya 5.000 BUMDes,” ujar Sek-retaris Jenderal Kemendes PDTT,

LAPORAN UTAMA

Jalin KerjasamaDengan e-Commerce,Kemendes Ingin PerluasPangsa Pasar BUMDes

KAnwar Sanusi saat membuka acara Expo BUMDes dan Bazar UMKM 2018 di halaman kantor Kemendes PDTT, Selasa (8/5).

Selain itu, penandatanganan nota kesepahaman bersama juga dilakukan dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) terkait dengan pemanfaatan Indonesia Mall da-lam upaya mendukung BUMDes Go Digital.

Anwar Sanusi mengungkapkan, kerja sama dengan e-commerce dilakukan agar pihaknya juga dapat belajar dalam hal pengelo-laan manajemen pemasaran.

“Kami ingin mendapatkan bim- bingan dalam pengembangan usaha dan pengelolaan manaje-men, dalam hal ini pemasaran,” ujarnya.

Sementara itu, CEO Blanja.com, Aulia Ersyah Marinto menyam-but baik kerja sama yang ter-jalin ini. Menurutnya, Blanja.com dapat mendukung program Ke-mendes PDTT, mengingat sudah ada menu Pojok Asli Indonesia pada situsnya.

“Harga dari tiap daerah seha-rusnya tidak ada kesenjangan. Di situs Blanja.com ada menu Pojok Asli Indonesia yang isinya produk lokal Indonesia,” ungkap Aulia.

Selain Blanja.com, Kemendes PDTT juga menjalin kerja sama dengan situs RegoPantes.com. Dalam bahasa Indonesia, rego pantes sama artinya dengan harga pantas. Dan sesuai den-gan namanya, Kemendes PDTT bermaksud mengurangi adanya distorsi harga di pasar dengan menggandeng RegoPantes.com.

Sebab dengan harga yang pas, petani diyakini bisa mendapa-tkan keuntungan yang bertam-bah. Dengan kerja sama ini, Regopantes.com pun yakin bisa memberi nilai tambah bagi pro-duk para petani.

“Agar petani terhubung langsung dengan konsumen dengan harga yang pantes,” ujar Direktur Mar-keting RegoPantes, Anita Hesti. ■

Sekjen Kemendes PDTT, Anwar Sanusi bersama CEO Blanja.com, Aulia Ersyah Marinto dalam penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara Kemendes PDTT dengan Blanja.com (8/5).

FOTO: HUMAS KEMENDES

Page 7: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 7

Blanja.com dan RegoPantes dalam Expo BUMDes dan Bazar UMKM 2018 di halaman kantor Kemendes PDTT, Selasa (8/5).

FOTO: IRWANSYAH PUTRA

Page 8: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 20188

elama ini, banyak petani di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang terbatas akses pemasa-

rannya menjual hasil panennya dengan harga murah. Keter-batasan akses pemasaran bah-kan menyebabkan hasil panen para petani kerap tidak bisa di-jual. Hal tersebut salah satunya terjadi di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

Banyak yang belum tahu jika Soe adalah daerah penghasil Alpu-kat terenak di Indonesia. Iklim yang sejuk di daerah Soe menja-di alasan mengapa alpukat mu-dah sekali ditanam dan panen dengan kualitas baik. Alpukat di Soe juga ditanam secara organik dan bebas bahan kimia, sehingga aman dan sehat untuk dikon-sumsi.

Namun karena keterbatasan ak-ses pemasaran, masyarakat Soe tidak dapat menjual hasil alpukat dengan maksimal. Melimpahnya alpukat di Soe menjadi kurang termanfaatkan. Terlebih saat musim panen tiba, alpukat yang tidak terjual dijadikan sebagai makanan ternak hewan.

MembeliItu Membantu!!!

S

LAPORAN UTAMA

Petani Alpukat Soe menjajakan hasil panennya. Selain rasa yang enak, Alpukat Soe juga memiliki ukuran yang lebih besar dibanding Alpukat pada umumnya.

FOTO: IRWANSYAH PUTRA

GERBANG • EDISI 1, 20188

Page 9: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 9

Melihat potensi yang belum di-maksimalkan tersebut, Direk-torat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementeri-an Desa, PDT dan Transmigrasi menggandeng RegoPantes untuk membantu petani Alpukat Soe.

RegoPantes (dalam Bahasa In-donesia berarti harga pantas) merupakan platform perdagan-gan online yang memungkinkan petani untuk menjual hasil tanil-angsung kepada konsumen de-ngan harga pantas, tanpa adanya perantara atau tengkulak yang selama ini selalu membeli ke petani dengan harga murah.

Dengan begitu, kesejahteraan petani bisa meningkat karena panjangnya mata rantai penjua-lan produk pertanian yang be-rakibat harga rendah di tingkat petani namun tinggi di tangan konsumen, akan terputus den-gan sendirinya.

Dengan menjual secara online saat ini Alpukat Soe bisa dipas-arkan ke seluruh Indonesia dan harga jual yang didapatkan oleh para petani juga lebih tinggi 3 kali lipat dibandingkan menjual ke pedagang.

Saat ini Alpukat Soe menjadi komoditi terlaris di situs Rego-Pantes dan telah berhasil terjual sebanyak 833 kilo untuk kon-sumen di wilayah Jabodetabek. Pendapatan petani juga kini meningkat hingga 100% dengan menjualnya melalui online.

Untuk memasarkan Alpukat Soe lebih luas, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi akan bekerjasama dengan Panitia Pelaksana Asian Games 2018, IN-ASGOC agar Alpukat Soe menjadi menu yang disajikan pada event Asian Games bulan Agustus 2018 nanti, serta saat penyelengga-raan Annual Meeting IMF-World Bank pada Oktober 2018 di Bali.

Melalui forum internasional tersebut, bisa dimanfaatkan se-bagai ajang untuk memperke-nalkan produk buah-buahan dari daerah tertinggal hingga ke luar negeri.

Tidak hanya Alpukat Soe, melalui kerjasama dengan RegoPantes juga dipasarkan produk-produk unggulan lainnya dari daerah tertinggal, salah satunya adalah beras organik Bondowoso.

Salah satu wujud komitmen dukungan ini adalah sebanyak 230 kg beras organik Bondowo-so telah terjual dalam 1 kali pen-giriman untuk pegawai Ditjen PDT. Dengan menjual langsung kepada pembeli, petani beras organik Bondowoso mendapat-kan harga 113-146% lebih tinggi dibandingkan dengan menjual kepada pedagang. ■

FOTO: IRWANSYAH PUTRA

Wujud komitmen membantu petani di daerah tertinggal, sebanyak 230 kg beras organik Bondowoso telah terjual dalam 1 kali pengiriman untuk pegawai Ditjen PDT.

Page 10: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201810

irektorat Jenderal Pem-bangunan Daerah Ter-tinggal (Ditjen PDT), Kementerian Desa, Pem-

bangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus berupaya membangun sinergi dengan para pelaku plat-form digital dalam usaha per-cepatan pembangunan daerah tertinggal.

Guna mewujudkan mimpi ne-layan di Indonesia, khususnya di daerah tertinggal untuk lebih sejahtera, Ditjen PDT bekerjasa-ma dengan Crowde melalui op-timalisasi bantuan keramba ja-ring apung (KJA) untuk budidaya ikan Kerapu Cantang di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten.

Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan,Ditjen PDT Gandeng Crowde

D

LAPORAN UTAMA

Dirjen PDT, Samsul Widodo rapat dengan Tim Crowde di RR lt. 2, Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Kamis (15/2) membahas pengembangan perikanan di daerah tertinggal.

FOTO: VIRGIE KHARISMA

Penandatanganan MoU antara Crowde dengan Koperasi Alam Bahari di Kabupaten Pandeglang, Kamis (17/5).

FOTO: BERLIAN ANUGRAHINI

Page 11: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 11

Crowde adalah platform investa-si yang bergerak khusus di agri-kultur. Platform ini berupaya meningkatkan kesejahteraan para petani dan nelayan untuk memiliki bantuan modal usaha dengan cara digital.

Secara model bisnis, Crowde hampir mirip dengan platform investasi lainnya. Investor bisa terlibat dalam suatu proyek de-ngan dana minimal Rp 10 ribu. Hanya saja yang sedikit berbe-da adalah model bisnis Crowde bekerja secara bagi hasil de-ngan metode syariah. Langkah ini dinilai lebih menjawab solusi untuk petani dan nelayan.

Dalam proyek KJA di Pande-glang, modal yang dibutuhkan sebesar Rp 59.600.000 telah ter-penuhi oleh 108 investor. Proyek budidaya Kerapu Cantang ini telah dimulai pada 28 Mei 2018 dan ditargetkan selesai pada 24 November 2018.

Selain di Pandeglang, program ini juga akan dilakukan di be-berapa daerah tertinggal lainnya seperti di Situbondo, Jawa Timur dan Lombok Barat, Nusa Tengga-ra Barat.

Selain memfasilitasi pelaku platform digital dengan para ne-layan, Ditjen PDT melalui Direk-torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia. ■

Budidaya ikan Kerapu Cantang di Kabupaten Pandeglang, hasil kerjasama

dengan Crowde.FOTO: VIRGIE KHARISMA

Page 12: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201812

abupaten Aceh Singkil merupakan salah satu Kabupaten di Indone-sia yang masih bersta-

tus Daerah Tertinggal dari 122 Kabupaten di Indonesia yang memiliki status sama.

Pada 27 Februari 2018, Direk-torat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal melakukan kunjungan kerja bersama Tim Growpal di Kabupaten Aceh Singkil dalam rangka mengumpulkan data yang akurat terkait inven-tarisir prospek investasi dan permodalan budidaya perikanan di Kabupaten Aceh Singkil dalam rangka pengembangan ekonomi lokal berbasis perikanan di dae-rah tertinggal.

Kelompok pembudidaya lokal, warga setempat, Dinas terkait dengan jajaran Pemerintah Daerah setempat sangat antusias dalam mendukung penuh tere-alisasinya rencana pendanaan

Kerjasama dengan Growpal,Kembangkan Budidaya Perikanandi Aceh Singkil

K

LAPORAN UTAMA

Dirjen PDT, Samsul Widodo rapat dengan Co Founder Growpal, Paundra Noorbaskoro di RR lt. 9 Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Selasa (6/2) membahas terkait pengembangan budidaya perikanan di daerah tertinggal.

menggunakan platform Growpal dan pendampingan sistem budi-daya perikanan pada beberapa komoditas lokal unggulan an-tara lain ikan Gabus, Kakap Pu-tih, Bawal Bintang, Kerapu dan Udang Vaname di Kabupaten Aceh Singkil.

Growpal sendiri adalah plat-

form digital yang memberikan layanan untuk mempertemukan antara pemilik modal, inves-tor, sponsor, pemilik lahan, ne-layan dan pembeli hasil panen dibidang agribisnis perikanan.

Dengan adanya Growpal maka dapat terjalinnya sinergi antara pemilik modal yang memili-

1

Page 13: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 13

Gambar 1 & 2Tim Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal Ditjen PDT melakukan survei lokasi rencana budidaya perikanan di Kabupaten Aceh Singkil bersama Tim Growpal di dampingi Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Aceh Singgkil, Selasa (27/2).

Gambar 3 & 4Penandatanganan MoU pelaku bidadaya ikan di Kabupaten Aceh Singkil dengan Growpal, Selasa (8/5).

ki dana lebih tetapi tidak tahu potensi bisnis di bidang agri-bisnis perikanan, dengan para petani ikan laut yang memilki lahan potensial dan kemampuan beternak yang baik tetapi tidak memiliki modal untuk membe-sarkan produksinya serta ketika panen juga dapat dipertemukan dengan pengguna akhir tanpa melalui rantai perdagang yang panjang.

Hasil fasilitasi yang dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal, Direktorat Jen-deral Pembangunan Daerah Ter-tinggal, pada Selasa (8/5) seba- nyak tujuh pelaku pembudidaya ikan di Kabupaten Aceh Singkil

menandatangani perjanjian ker-jasama (MoU) investasi dengan Growpal di Kantor Bupati setem-pat.

Wakil Bupati Aceh Singkil, Sazali yang hadir dalam penandatan-ganan MoU tersebut menga-takan jika kerjasama ini ber-hasil dan berjalan lancar serta berkesinambungan, dirinya ya-kin kesejahteraan nelayan akan terangkat. “Akhirnya, Aceh Sing-kil sedikit demi sedikit terbebas dari jerat kemiskinan,” tutur Sazali.

Kerjasama investasi tersebut, dalam tahap awal dilakukan pada budidaya ikan Kakap Putih

atau Barramundi. Pada Rabu, 6 Juni 2018 telah dibuka proyek pendanaan crowdinvesting pem-besaran ikan Barramundi unit 1 senilai Rp. 135.000.000,- dengan masa kontrak selama 17 bulan. Tidak butuh waktu banyak, da-lam hitungan kurang dari 1 jam proyek tersebut berhasil ter-danai oleh para investor.

Setelah budidaya ikan Barra-mundi, selanjutnya akan dilan-jutkan dengan budidaya ikan Kerapu dan Gurame. Untuk mendapatkan pendanaan modal usaha dari Growpal, pembudi-daya telah melewati proses uji tuntas dan uji kelayakan dari tim internal Growpal. ■

4 3

2

Page 14: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201814

ndonesia dikaruniai de-ngan kekayaan alam yang berlimpah, bayangkan jika kekayaan ini bisa di-

manfaatkan seutuhnya oleh masyarakat Indonesia melalui proses produksi produk dan di-distribusikan dan dipasarkan dengan baik.

Karena kenyataannya, masih banyak produksi produk hasil kekayaan alam Indonesia belum dikemas secara baik. Kenapa ke-masan menjadi penting, karena ke-masan atau packaging adalah hal terpenting bagi branding sebuah produk. Melalui packaging yang menarik dapat meningkatkan nilai jual dari produk itu sendiri.

Guna meningkatkan nilai dari produk unggulan, khususnya dari

Meningkatkan Nilai JualMelalui Packaging dan Branding

I

LAPORAN UTAMA

Sosialisasi pentingnya peran desain untuk sebuah produk serta sharing produk UKM di Pandeglang, Kamis (24/5).

FOTO: KREAVI

daerah tertinggal, Direktorat Jen-deral Pembangunan Daerah Ter- tinggal menggandeng Kreavi.com, sebuah situs web jejaring sosial dan marketplace untuk pekerja kreatif visual Indonesia.

Melalui proyek bernama Tata Rupa, Kreavi bersama Pahla-wan Ekonomi Surabaya mem-pertemukan para pelaku UMKM dengan desainer dalam sebuah workshop terpadu yang ber-tujuan untuk menghasilkan sebuah brand yang baru dari UMKM tersebut.

Pada Kamis, 24 Mei 2018 Tim Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal Ditjen PDT, ber-sama dengan Tim Kreavi.com melakukan survey di Kabupaten Pandeglang untuk mengetahui

kondisi produk dan rumah ke-masan di Pandeglang.

Dalam survey tersebut dilaku-kan sosialisasi tentang penting-nya peran desain untuk sebuah produk, karena pada dasarnya Pandeglang memiliki banyak po-tensi produk unggulan, namun belum memiliki kemasan dan branding yang kuat.

Ditjen PDT bersama Kreavi.com selanjutnya akan melakukan pelatihan kepada para pelaku UKM di Kabupaten Pandeglang terkait pentingnya sebuah kema-san untuk menambah nilai se-buah produk, dan juga pelatihan dasar internet dan pemasaran online, agar produk tersebut bisa dioptimalkan melalui market on-line. ■

Page 15: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 15

Page 16: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201816

ementerian Desa, Pemba-ngunan Daerah Terting-gal dan Transmigrasi (Ke-mendes PDTT) mengajak

masyarakat di daerah tertinggal untuk menggarap pasar digital dalam menjual produk-produk mereka. Langkah ini ditempuh karena potensi pasar digital di Indonesia sangat besar dan sangat mudah diakses oleh warga di daerah tertinggal.

Hal itu dikatakan oleh Direktur Jenderal Pembangunan Daer-ah Tertinggal, Samsul Widodo saat membuka Workshop Calon Pengelola BUMDes Kabupaten

Ditjen PDT Ajak MasyarakatDaerah Tertinggal Garap Pasar Digital

KPandeglang dan Lebak di Pan-deglang, Banten, Selasa (17/4). Acara workshop ini sendiri me- rupakan kerjasama Ditjen PDT dengan XL Axiata, Blanja.com, dan Fatayat NU.

Samsul Widodo mengatakan, po-tensi produk unggulan di daerah tertinggal sesungguhnya cukup besar, seperti potensi pertani-an, perikanan, perkebunan, dan pariwisata. Namun, hingga saat ini masih terkendala masalah pemasaran produk agar dapat diterima dengan baik oleh pasar. Karena itu, tuturnya, diperlukan sebuah terobosan agar produk

unggulan di perdesaan tersebut bisa dibawa ke pasar nasional bahkan internasional.

Dikatakan, percepatan pertum-buhan ekonomi bagi masyarakat di daerah tertinggal tidak dapat dilakukan dengan cara biasa. Untuk itu, diperlukan sebuah terobosan melalui implementasi teknologi dan inovasi, termasuk untuk membuka jaringan pe-masaran di daerah teringgal.

Dalam konteks itulah, ujarnya, Kemendes PDTT menggandeng XL Axiata dan Blanja.com untuk memberikan pelatihan kepada

LAPORAN UTAMA

Pembukaan Workshop Calon Pengelola BUMDes yang ada di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, Selasa (17/4).

FOTO: ISTIMEWA

Page 17: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 17

masyarakat di daerah tertinggal agar bisa memanfaatkan kema-juan teknologi saat ini dalam me-masarkan produk mereka melalui jaringan online dengan meman-faatkan market place e-commerce.

Samsul Widodo menjelaskan, saat ini sebanyak 143,26 juta jiwa, atau 54,68 % dari 262 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet. Pada Maret 2018, jumlah pengguna Face-book di Indonesia mencapai 130 juta akun sehingga menempat-kan Indonesia sebagai negara pengguna Facebook terbesar ke-empat di dunia. Sebesar 97 % di antaranya merupakan penggu-na Facebook yang aktif melalui smartphone.

Artinya, Indonesia merupakan “Pasar Besar” untuk menjadi sasaran pemasaran hasil produk unggulan daerah secara online, termasuk produk unggulan di daerah tertinggal. Karena itu, melalui pengembangan ekonomi digital, masyarakat di daerah tertinggal dapat langsung ber-jualan secara online.

Hal ini akan membuka jaringan antara desa-desa di daerah ter-tinggal dengan kota-kota pusat pertumbuhan melalui teknologi informasi.

Sementara itu, Direktur Pengem-bangan Sumber Daya Manusia Ditjen PDT, Priyono mengharap-kan melalui pelatihan tersebut,

para calon pengelola BUMDes bisa menularkan ilmu yang di-peroleh kepada warga desa lain-nya sehingga mereka juga mam-pu memanfaatkan pasar digital dalam memasarkan produk me- reka.

Ia berharap pelatihan yang diberikan ini akan mampu mengubah pola pemasaran masyarakat perdesaan, teruta-ma di daerah tertinggal untuk langsung berhubungan langsung dengan konsumen mereka yang ada di perkotaan. Dengan de-mikian, ekonomi masyarakat di daerah tertinggal juga akan ber-tumbuh lebih cepat lagi diband-ing menggunakan jalur pemasa-ran tradisional. ■

Dirjen PDT, Samsul Widodo bersama Direktur PSDM, Priyono (ketiga dari kiri) dan Tim dari XL Axiata,

Blanja.com dan perwakilan dari Bekraf diterima oleh Bupati Pandeglang, Irna Narulita di Pendopo Bupati

Pandeglang berkoordinasi terkait acara Workshop Calon Pengelola BUMDes, Selasa (17/4).

FOTO: ISTIMEWA

Page 18: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201818

MengembangkanEkonomi Digitaldi Daerah Tertinggal

WAWANCARA

“Membangun Indonesia dari pinggiran” adalah salah satu poin Nawacita yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam periode jabatannya tahun 2014 hingga 2019. Melalui Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015, tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Jokowi menetapkan area kerja dan tugas bagi Kementerian untuk mempercepat pembangunan di wilayah yang masuk dalam indikator daerah tertinggal.

Page 19: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 19

Pemerintah telah menetapkan sebanyak 122 Kabupaten yang menjadi daerah tertinggal. Bagaimana langkah Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk mengatasi ini?

Sebenarnya, tugas kami itu ada tiga fungsi dalam menjalankan kerja. Pertama, koordinasi, kedua regulasi, dan ketiga, eksekusi. Eksekusi itu kaitannya dengan proyek-proyek yang kami kerjakan untuk daerah yang masuk dalam kategori daerah tertinggal. Karena, kami kan juga membangun jalan, bangun jembatan, dan sebagainya. Meskipun tidak banyak, tapi kami melakukan itu.

Kemudian Regulasi. Regulasi ini terkait dengan Kas Pemerintah. Selain itu juga, kami mengeluarkan Peraturan Menteri, dan sebagainya. Dan, yang paling penting tugas kami adalah Koordinasi. Kami berdiri di komunitas di mana sektor-sektor itu sebenarnya sudah ada. Misalnya, kami juga melakukan pembangunan kelas-kelas baru di sejumlah daerah tertinggal. Walaupun tidak banyak, kami melakukan itu. Kami juga membangun beberapa asrama sekolah.

Sebenarnya, apa indikator sebuah daerah disebut sebagai daerah tertinggal?

Ada beberapa indikator, pertama itu isu tentang

ada 2015, ditetapkan 122 kabupaten masuk dalam wilayah daerah tertinggal. Targetnya,

hingga akhir 2019, 80 kabupa- ten akan terentaskan. Berbagai program dilakukan, salah satu-nya melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal yang mempunyai tugas menye-lenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang percepatan pembangunan daerah tertinggal.

PSamsul Widodo selaku Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal dalam wawancaranya dengan VIVA, menceritakan ten-tang mimpi-mimpinya, terutama tentang membangun platform ekonomi digital di daerah ter- tinggal.

Pejabat karir dari Bappenas dan jebolan La Trobe University Ben-digo Australia ini menceritakan, ekonomi digital akan sangat cepat memberi pengaruh untuk

memberdayakan masyarakat dan memangkas ribet dan serakahnya jalur tengkulak.

Itu sebabnya, salah satu hal yang dia lakukan adalah menjalin ker-ja sama dan dukungan dengan e-commerce.

Berikut, rangkuman petikan wawancara Samsul Widodo den-gan VIVA di kantor Kementeri-an Desa, PDT dan Transmigrasi pada Kamis 31 Mei 2018.

perekonomian masyarakat, di situ masuk tentang penduduk miskin dan pendapatan masyarakat perkapita. Kemudian, ada isu sumber daya manusia. Ada isu sarana dan prasarana, kemudian isu tentang kemampuan keuangan daerah dan aksestabilitas. Itu kriteria dan indikatornya. Jadi, semuanya itu dilakukan dengan indeks dan kita menggunakan data BPS (Badan Pusat Statistik). BPS itu sekarang lagi sensus tentang potensi desa, sampai November ada data baru dari BPS.

Dari target akhir tahun 2019 itu harus turun jadi 80 daerah, sekarang itu sudah berapa penurunannya?

Sekarang itu sudah 64 daerah yang berkurang, dari 122 daerah yang masuk dalam kategori daerah tertinggal. Tapi tetap saja, kami tidak bisa berbicara bahwa penurunan 64 itu seperti kita giring bebek. Artinya, secara statistik yang kami lakukan sudah on the track, dan berkurang 64 itu dari angka statistik. Nanti, kami akan hitung lagi sampai akhir tahun ini, termasuk mulai tahun depan.

Selain permasalahan infrastruktur, tentu ada permasalahan ekonomi yang menjadi indikator daerah tertinggal. Sejauh ini, bagaimana peran Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk mengatasi hal itu?

Page 20: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201820

Sedikit saya ceritakan, saya ini baru dilantik bulan September 2017. Kami itu baru menyadari bahwa ‘sepertinya kok begini-begini saja’ itu di Januari 2018. Akhirnya, sekitar awal 2018 itu saya mulai bertemu banyak pihak, khususnya dari para pembuat platform digital. Mereka memberi alternatif solusi terhadap persoalan pemasaran untuk daerah-daerah tertinggal. Mereka ini sangat terbuka. Akhirnya, kami dekati terus menerus, Misalnya belum lama ini saya ketemu dengan Founder KANDANGin, dia alumni ITB. Jadi, dia itu peternak sapi di tetangganya, dengan sistem orang investasi sapi yang dipelihara oleh peternak-peternak lokal. Sekarang itu dibuat online. Jadi, dia ini crowd founding, dia umumkan seperti lelang, dia buka investasi ternak, dan dalam hitungan jam itu semua tercover.

Kenapa saya bertemu dan merangkul founder investasi ternak sapi itu? Begini, saya itu bukan peternak sapi, saya bukan pebisnis sapi, tapi di daerah tertinggal banyak peternak sapi. Isu mereka adalah mereka tidak bisa menjual sapi dengan harga layak karena banyak tengkulaknya, dan lain sebagainya. Nah, KANDANGin memutus itu. Jadi, sistemnya bagi hasil. Para peternak dapat 40-45 persen, KANDANGin dapat 10-15 persen, dan investor dapat 50 persen. Ini menjadi salah satu alternatif. Kita punya 122 daerah tertinggal, dan semuanya pasti memiliki penghasilan masing-masing. Jadi, KANDANGin ini memanfaatkan warga atau peternak-peternak yang tidak memiliki kemampuan untuk membeli bibit, mereka mencari investor, dan kita fasilitasi untuk bertemu dengan para peternak-peternak di daerah-daerah tertinggal yang kita bina.

Selain itu, juga ada platform hasil pertanian seperti sayur-mayur, dan sebagainya. Nah, hal ini kita lakukan untuk menjawab isu mengenai kemiskinan, pendapatan penduduk perkapita. Jadi, skema-skema seperti ini kita coba gandeng, kami coba kembangkan untuk memberikan alternatif ke daerah-daerah tertinggal. Dan, yang kita sudah gandeng itu banyak banget. Ada GROWPAL, itu untuk perikanan, dia investasi untuk buka tambak dan keramba jaring apung. Karena banyak keramba jaring apung yang kosong setelah panen, padahal itu bantuan dari pemerintah. Maka kita gandeng nelayan-nelayan bersama GROWPAL ini.

Kalau dari program yang sudah dirancang oleh Anda sendiri, mana yang menjadi lebih prioritas?

Kami tidak bisa mengatakan mana yang menjadi prioritas, karena isu dari 122 daerah itu bermacam-macam. Mulai dari SDM, ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan sebagainya. Jadi, berbeda-beda memang isunya, tetapi infrastruktur kami merasa ini sudah berjalan, karena ini relatif lebih mudah untuk mendorong Kementerian PUPR. Kementerian Pendidikan untuk isu distribusi guru, dan Kementerian Kesehatan di distribusi dokter, dsb.

Memang, saat ini kita sedang fokus pada membangun perekonomian melalui potensi-potensi yang ada di daerah tertinggal. melalui apa, melalui platform digital yang saat ini sedang kita bangun. Ini sekaligus menjadi e-commerce literasi untuk memperkenalkan alternatif pemasaran produk-produk yang dihasilkan dari daerah tertinggal. Karena terus terang, selama ini kita hanya fokus pada peningkatan produksi tanpa menyentuh masalah pemasaran. Makanya, kita coba masuk ke wilayah pemasaran melalui platform digital ini. Selama ini bantuan untuk meningkatkan produksi pertanian dari Kementerian Pertanian luar biasa sekali. Tapi untuk program pasca panen, termasuk pemasaran masih sangat minimal. Jadi, itu yang saat ini kita lakukan. Kami sedang mengembangkan ekonomi digital, agar orang-orang yang berada di daerah tertinggal itu bisa jualan secara langsung kepada konsumen di berbagai wilayah. Dengan model begini isu tengkulak berhasil kita pangkas.

Kami sedang mengembangkan ekonomi digital, agar orang-orang

yang berada di daerah tertinggal itu bisa jualan

secara langsung kepada konsumen di berbagai wilayah.

Dengan model begini isu tengkulak berhasil kita pangkas.

Page 21: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 21

Dirjen PDT, Samsul Widodo rapat dengan CEO Kandang.

in, Gilang Kurniadi bahas peluang kerjasama melalui

sistem crowdfunding bidang peternakan di daerah

tertinggal (30/5).

Dirjen PDT, Samsul Widodo rapat dengan Co Founder Limakilo, Walesa Danto membahas pemasaran Prukades yang ada di Jawa Timur, NTT dan NTB (28/3).

Dirjen PDT rapat dengan Tim dari Kreavi.com bahas pengembangan packaging produk-produk unggulan dari daerah tertinggal (18/4).

Dirjen PDT, Samsul Widodo rapat dengan

CEO Blanja.com, Aulia Ersyah Marinto bahaas

pemasaran produk unggulan dari daerah

tertinggal melalui online (8/2).

FOTO: SENLY MEGA

FOTO: CHAIRUL IRFANI

FOTO: ISMU FOTO: CHAIRUL IRFANI

Page 22: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201822

Tapi apakah masyarakatnya sudah cukup siap untuk menjalankan ekonomi digital itu?

Beberapa waktu lalu Presiden kembali memaksa agar perijinan usaha bisa dilakukan satu pintu, dan cepat. Kami melihat bukan persoalan siap atau tidak siap masyarakatnya. Karena pada saat kami memperkenalkan platform digital yang sekarang sudah banyak ini kepada masyarakat di daerah tertinggal itu, kami justru mendapatkan banyak pengetahuan persoalan yang mereka hadapi. Ternyata ketika kami tawarkan mereka antusias dan bisa menerima itu. Contoh, di NTT itu ada daerah Soe yang memiliki produksi alpukat yang luar biasa enaknya. Petani di Soe itu awalnya tidak dapat mengakses data internet, tapi telepon bisa. Nah, yang kami lakukan adalah memberikan pendampingan atau penyuluh pertanian kepada mereka. Setelah itu, penyuluh-penyuluh pertanian itu nanti yang mengupload penjualan alpukat ketika mereka ke tempat-tempat yang memiliki akses internet, misalnya di kecamatan atau ke mana. Akhirnya kami juga mengundang Kominfo, kami minta mereka untuk pasang BTS. Alhamdulillah sekitar bulan September atau November mereka akan pasang unit BTS di sana.

Terkait dengan pembangunan ekonomi, selain memperkenalkan masyarakat pada ekonomi digital, apa saja program perekonomian yang dilakukan oleh Kemendesa, PDTT?

Kami sekarang ini menangani 122 kabupaten daerah tertinggal, kami harapkan semoga setiap kabupaten minimal punya lima produk unggulan, baik itu kuliner maupun handy craft. Lalu kita

kerja sama dengan teman-teman dari Kreavi.com untuk benahi kemasannya. Ada Kopi Bajawa, Kopi dari Bondowoso, tenun sutra, dan lain lain. Kita kerja sama dengan Kreavi untuk mengumpulkan voulentir-voulentir desainer produk, dan voulentir itu semua free. kita ingin menggarap packaging produk-produk di 122 kabupaten daerah tertinggal agar bisa menambah nilai jual produk di sana.

Apa target atau harapan anda dalam memimpin Ditjen PDT ini?

Di samping target RPJMN untuk mengurangi 80 dari 122 desa tertinggal itu, saya ingin meletakkan suatu dasar ekonomi digital agar dikenal oleh masyarakat di daerah tertinggal. Saya selalu sampaikan kepada teman-teman di berbagai kesempatan, saya tidak tahu apakah saya akan tetap menjadi Dirjen pasca 2019 atau tidak, karena ini kan jabatan karir. Karir itu, artinya saya bisa di review. Tetapi, saya menginginkan bagaimana saya bisa menjalankan ekonomi digital ini di tahun 2019. Saya punya keinginan bagaimana

perekonomian masyarakat di daerah tertinggal itu bisa terjual secara online dan perekonomian mereka meningkat. Ini yang ingin saya wujudkan.

Artinya, Anda berharap ke depan sebelum meninggalkan posisi ini, seluruh infrastruktur ekonomi digital untuk daerah-daerah tertinggal ini sudah terbangun?

Iya betul. Karena, sebenarnya saat ini Kominfo kan juga punya ambisi untuk memenuhi jaringan internet sampai ke seluruh indonesia kan. Artinya, sebenarnya penunjangnya itu semua sudah ada, tinggal bagaimana kita mewujudkan itu. **

Petikan wawancara lengkap dapat diakses di www.viva.co.id yang tayang pada Senin, 4 Juni 2018 dengan judul “Saya Akan Kembangkan

Ekonomi Digital di Desa Tertinggal”.

Di samping target RPJMN untuk

mengurangi 80 dari 122 daerah

tertinggal itu, saya ingin meletakkan

suatu dasar ekonomi digital

agar dikenal oleh masyarakat di

daerah tertinggal.

Page 23: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 23

Page 24: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201824

ada era teknologi informasi, percepatan pengembangan ekonomi di daerah tertinggal akan sangat efektif dengan me-manfaatkan teknologi digital. Data menyebutkan, tahun 2017, pengguna media sosial Facebook di Indonesia mencapai 115

juta. Itu artinya Indonesia merupakan pasar yang sangat besar untuk menjadi sasaran pemasaran hasil produk daerah secara online.

PengembanganDaerah TertinggalMelalui PemanfaatanTeknologi Informasi

P

LIPUTAN KHUSUS

FOTO: SENLY MEGA

Rektor UGM, Panut Mulyono di dampingi Dirjen PDT, Samsul Widodo membuka

acara Diskusi Publik dengan tema “Optimalisasi dan Revitalisasi Kabupaten Daerah Tertinggal melalui Potensi Lokal” di Balai Senat Unviversitas Gadjah Mada,

Sabtu (24/3).

Page 25: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 25

FOTO: SENLY MEGA

Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo da-lam Diskusi Publik “Optimalisa-si dan Revitalisasi Kabupaten Daerah Tertinggal melalui Po-tensi Lokal” di Balai Senat Un-viversitas Gadjah Mada (UGM) Bulaksumur, Sabtu (24/3). Di-skusi diselenggarakan Pusat Stu-di Agroekologi UGM.

Samsul Widodo mencontohkan salah satu kekuatan teknologi informasi dalam perekonomian yaitu perusahaan Go-Jek yang baru mulai beroperasi 2010, na-mun kini mempunyai 200.000 pengemudi yang tersebar di 50 kota dengan valuasi saham Rp 53,3 triliun. Capaian ini melam-paui peusahaan Blue Bird yang telah ada sejak 1972.

Contoh aplikasi lain yang mam-pu meningkatkan perekonomian masyarakat adalah Pasarlaut.com, Growpal, Limakilo.id, Rego-Pantes, Kitabisa.com dan masih banyak lagi.

Menurut Samsul Widodo, kehad-iran aplikasi Limakilo atau Rego-Pantes mampu mengatasi mel-onjaknya harga produk akibat ulah tengkulak. Lewat aplikasi ini konsumen langsung diper-temukan dengan petani sehing-ga didapat harga yang wajar dan menguntungkan kedua belah pi-hak (konsumen dan produsen).

“Percepatan pembangunan daerah tertinggal tidak hanya dilakukan dengan cara biasa,

namun diperlukan implementa-si teknologi dan inovasi dalam ekonomi lokal sehingga mening-katkan pendapatan masyarakat,” katanya.Dalam kesempatan ini dilakukan pula penandatanganan perjanji-an kerjasama MoU antara UGM dengan empat kabupaten dan satu perusahaan untuk men-dukung program pembangunan daerah tertinggal.

Empat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Sigi Selatan, Sulawesi Tengah, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Ka-

bupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Kabupat-en Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan perusahaan mitra PT Mustikatama Grup.

Ruang lingkup kerja sama untuk tiga kabupaten; Sigi Timur, Sum-ba Timur, dan Timur Tengah Sela-tan meliputi bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepa-da masyarakat. Sementara untuk Kabupaten Bondowoso, kerjasa-ma meliputi bidang pengemban-gan SDM, pengab¬dian kepada masyarakat, dan pemanfaatan Iptek. ■

Atas : Dirjen PDT, Samsul Widodo memberikan paparan terkait pemanfaatan teknologi informasi dalam

pengembangan daerah tertinggal.Bawah : Dalam kesempatan tersebut dilakukan

panandatanganan MoU antara UGM dengan 4 Kabupaten Daerah Tertinggal dan 1 perusahaan mitra.

Page 26: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201826

alam rangka mendukung produk unggulan daerah, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal melalui Direktorat Pening-katan Sarana dan Prasarana memba- ngun

jalan strategis di Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua.

Direktur Peningkatan Sarana dan Prasarana Ditjen PDT, Agus Kuncoro melakukan sosialisasi dan sur-vei lokasi rencana pembangunan jalan strategis di Kabupaten Yalimo, Rabu (4/7).

Peralanan menuju Kabupaten Yalimo ditempuh 4-5 jam dari Kabupaten Wamena, Jaya Wijaya. Tim Direktorat Sarpras disambut baik oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Yalimo, Yan Ukago

D

LIPUTAN KHUSUS

PembangunanJalan StrategisMendukung ProdukUnggulan Daerah

PembangunanJalan StrategisMendukung ProdukUnggulan Daerahdidampingi Kepala Bidang Bina Marga, Kasi dan beberapa staf.

Di Kantor Dinas PU, Agus Kuncoro memeriksa kem-bali dokumen usulan rencana pembangunan jalan strategis yang akan dibangun di Kampung Ohoam, Distrik Elelim.

Agus menjelaskan bahwa rencana pembangunan jalan strategis harus berdasarkan perencanaan daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal.

“Pembangunan jalan ini harus mempunyai nilai-nilai sosial ekonomi dalam mendukung produk unggulan di Kabupaten Yalimo yang pada akhirnya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” lanjut Agus.Kepala Dinas PU Kabupaten Yalimo, Yan Ukago mengatakan bahwa pembangunan jalan strate-gis sudah sesuai dengan strategi daerah dalam pembangunan daerah tertinggal dan memberikan dukungan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Dilokasi tersebut, nantinya juga akan dibangun permukiman juga sentra-sentra produksi untuk mendukung perekonomian daerah di Kabupaten Yalimo,” ujar Yan Ukago. ■

GERBANG • EDISI 1, 201826

Direktur Peningkatan Sarana dan Prasarana, Agus Kuncoro meninjau lokasi pembangunan jalan strategis di Kampung Ohoam, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua, Rabu (4/7). Pembangunan jalan strategis ini

dalam rangka mendukung produk unggulan daerah.

FOTO

: DOK

. DIR

EKTO

RAT

SARP

RAS

Page 27: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 27

ada tahun 2016 dan 2017, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal melalui Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal memberikan bantuan mesin pengolahan pasca

panen kopi yang diserahkan pada Kelompok Tani yang ada di Kabupaten Bondowoso.

Dalam rangka penyajian informasi program pembangunan daerah tertinggal, Tim Data dan Informasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal melakukan peliputan terhadap bantuan alat produksi pasca panen kopi di Kabupaten Bondowoso pada 3-6 Mei 2018.

Melalui peliputan ini, kita dapat dilihat sejauh mana bantuan yang diberikan oleh Ditjen PDT memberikan manfaat dan meningkatkan penghasilan bagi masyarakat, terutama petani kopi di Kabupaten Bondowoso.

Jika dulu para petani tidak bisa mensekolahkan anaknya, kini setelah petani bisa menjual produk kopi dalam bentuk olahan, petani bisa mensekolahkan anaknya hingga kuliah.

Video hasil liputan tersebut dapat dilihat pada Channel Youtube Ditjen PDT dengan judul “Meningkatkan Penghasilan Petani Kopi Bondowoso”. ■

PFOTO: CHAIRUL IRFANI

Mesin sortasi biji kopi bantuan Ditjen PDT tahun 2016, berfungsi untuk memilah kopi berdasarkan ukuran, jenis, tekstur, agar menghasilkan biji kopi yang baik.

Mesin Pulper Kopi bantuan Ditjen PDT tahun 2016 yang berfungsi untuk mengupas kulit terluar kopi (kulit kopi basah) dengan cepat.

Mesin packaging kopi bantuan Ditjen PDT tahun 2016.

Liputan Bantuan Alat ProduksiPasca Panen Kopi di BondowosoLiputan Bantuan Alat ProduksiPasca Panen Kopi di Bondowoso

GERBANG • EDISI 1, 2018 27

Kasubag Data dan Informasi, Gokma Panggabean Simamora (kiri) bersama tim setelah melakukan wawancara dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, Munandar (kedua dari kiri) dan Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, Yutanto (tengah).

Page 28: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201828

amsul Widodo, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dir-jen PDT), Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Ter-tinggal, dan Transmigrasi (Ke-mendesa PDTT) Republik Indo-nesia, menantang para mahasiswa Universitas Jember, peserta program Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode II tahun ademik 2017/2018 untuk kreatif menampilkan potensi desa melalui kemajuan Teknologi In-formasi dan Komunikasi (TIK). Tantangan ini disampaikan oleh Samsul Widodo saat memberi-kan pembekalan bagi 3.200 ma-hasiswa Universitas Jember yang memadati Gedung Soetardjo (2/7). Menurut Samsul Widodo, perkembangan kemajuan TIK membuat apa yang dahulu tidak mungkin kini jadi mungkin, ter-

KenalkanEkonomi Dig tal

Pada Desa

S

LIPUTAN KHUSUS

masuk mempromosikan potensi desa secara online guna memba-ngun desa.

Dirjen PDT lantas menjelaskan program-program yang tengah dijalankan oleh Kemendesa PDTT RI dalam rangka memba-ngun desa, yang menggunakan kemajuan TIK, yang dapat diti-ru oleh para mahasiswa peserta KKN. “Semenjak Januari 2018 lalu kami menggandeng para pelaku bisnis online dan pengu-saha start up untuk memasarkan potensi, dan produk dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dari berbagai desa di Indone-sia. Misalnya untuk mempro-mosikan potensi wisata di desa, Ditjen PDT bekerjasama dengan Caventer Indonesia. Untuk mem-promosikan berbagai potensi

desa dari hasil pertanian, pe-ternakan hingga kerajinan kami mengandeng blanja.com, regop-antes.com hingga karapan.com dan masih banyak lainnya,” jelas Samsul Widodo yang merupa-kan alumnus FISIP Universitas Jember ini.

Dan pelibatan pelaku usaha daring dalam pengembangan desa su-dah mulai tampak, misalnya saja di Gunung Kidul Provinsi DIY ada desa yang sudah menggu-nakan e-ticketing untuk menge-lola destinasi wisatanya. Penggu-naan e-ticketing ternyata dapat mencegah kebocoran pendapa-tan, serta menghidarkan konf-lik antar masyarakat desa, kare-na pendapatan dikelola secara transparan melalui e-ticketing. “Kami sudah mencoba memasar-

Dirjen PDT, Samsul Widodo memberikan pembekalan didepan

3.200 Mahasiswa Peserta KKN Tematik Universitas Jember

di Gedung Soetardjo Kampus Universitas Jember, Senin (2/7).

FOTO: SENLY MEGA

GERBANG • EDISI 1, 201828

Page 29: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 29

kan beras merah organik Bon-dowoso melalui regopantes.com, dimana petani sebagai produsen dipertemukan langsung dengan konsumen sehingga memper-oleh harga yang fair. Sementara di Situbondo yang punya poten-si ternak sapi, kami hubungkan dengan karapan.com yang me-masarkan daging sapi. Tentunya program-program tersebut akan lebih berkembang jika para ma-hasiswa peserta KKN Universitas Jember turut membantu,” kata Samsul Widodo.

Alumnus Program Studi Ad-ministrasi Negara tahun 1992 ini lantas menambahkan, jika Ditjen PDT yang dipimpinnya juga memfasilitasi mahasiswa peserta KKN Universitas Jem-ber yang berhasil menemukan potensi di desa lokasi KKN. “Ca-ranya gampang, coba petakan potensi dan tantangannya lan-tas foto produknya, dan kirim-kan kepada kami melalui laman resmi Ditjen PDT. Nanti akan kami tindak lanjuti sebab di Dit-jen PDT kami punya ahli analis bisnis online beserta jejaring

yang mendukungnya. Jadi jangan berpikiran KKN itu seperti dulu yang hanya membuat batas desa dan fasilitas fisik pendukung lainnya, gunakan kemajuan TIK untuk membantu pengemban-gan desa, apalagi desa kini punya Dana Desa yang perlu pendampi- ngan dan pengawasan. Jika para mahasiswa Universitas Jember berhasil mengaplikasikan ke-majuan TIK untuk pembangu-nan desa melalui program KKN, bukan mustahil Universitas Jember bakal menjadi pusat pengembangan e-commerce un-tuk pedesaan, inilah salah satu bentuk Revolusi Industri 4.0,” ujar pria asli Kediri ini.

Paparan Dirjen PDT didukung penuh oleh Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember. Menurutnya saat ini program KKN yang di-jalankan di Universitas Jember diarahkan sebagai KKN tematik sehingga pelaksanaannya lebih efektif, dan efeknya dapat dira-sakan langsung oleh masyarakat. “Kami terus berusaha menjalin sinergi dengan pemerintah daerah kabupaten yang menjadi

penerima mahasiswa KKN, hara-pannya kebijakan yang ditempuh oleh masing-masing pemerintah daerah dapat selaras dengan program KKN tematik yang kita jalankan, sebab kami berusa-ha agar program KKN tematik juga menjadi sarana pencapaian target-target SDGs,” tutur Moh. Hasan.

Kegiatan pembekalan KKN yang bertema Peran Mahasiswa KKN Dalam Pemberdayaan Ekonomi Desa di Era Industri 4.0, dilak-sanakan oleh Lembaga Peneli-tian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember, dan berlangsung selama dua hari. Selain menghadirkan Dirjen PDT Kemendesa PDTT RI, hadir pula sebagai pemateri lainnya yakni Yossy Sunaryo, Direktur ekse-kutif Gedhe Foundation, Wim Prihanto, CEO regopantes.com, Fikri, Vice President blanja.com, dan Fitri Utami Ningrum founder dari Caventer Indonesia. Untuk diketahui, program KKN periode II tahun akademik 2017/2018 Universitas Jember bakal diikuti oleh 3.200 mahasiswa, dengan tujuh program tematik. Yakni tematik desa wisata dan wirau-saha sejahtera, tematik penanga-nan desa stunting dan sanitasi, tematik desa teknologi informasi dan komunikasi, tematik desa tangguh bencana, tematik desa peduli buruh migran, tematik desa sejahtera mandiri dan tem-atik desa pesantren. Rencananya para mahasiswa peserta KKN periode II akan diterjunkan mu-lai tanggal 9 Juli 2018. ■

Rektor Universitas Jember, Moh. Hasan memberikan kenang-kenangan kepada Dirjen PDT, Samsul Widodo. Program KKN Tematik Universitas Jember ini hasil kerjasama LP2M Universitas Jember dengan Ditjen PDT Kemendes PDTT dengan menggandeng Gedhe Foundation, RegoPantes, Blanja.com dan Caventer.

FOTO

: SEN

LY M

EGA

GERBANG • EDISI 1, 2018 29

Page 30: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201830

i seluruh dunia, pesatnya pertumbuhan ekonomi digital telah mengubah tatanan bisnis, pemerintah dan masyarakat, dima-na kini berbagai layanan, pekerjaan, dan

kegiatan sosial dan pendidikan tersedia secara online. Ekonomi digital telah menjadi kontributor besar bagi pertumbuhan ekonomi, memfasilitasi perdagangan, menciptakan lapangan kerja baru dan peluang ekonomi, serta memungkinkan bisnis untuk memperluas pasarnya.

Penggunaan ponsel dan internet sudah marak di In-donesia dan e-commerce tumbuh dengan cepat, di-mana penjualan bisnis online meningkat 40 persen setiap tahunnya. Pemerintah pusat dan daerah telah merangkul teknologi digital dan semakin banyak layanan pemerintah kini ditawarkan melalui online.

Berbagai perkembangan ini menawarkan peluang untuk mendorong pengembangan ekonomi digital lokal dan regional sebagai cara untuk mendukung pertumbuhan dan pembangunan regional. Di wilayah-

D

OPINI

wilayah dimana akses fisik ke pasar menjadi kendala signifikan, teknologi digital dapat membantu menga-tasi sebagian kendala jarak dan infrastruktur ini.

Akan tetapi, Indonesia menghadapi sejumlah tanta-ngan dalam mengembangkan ekonomi digital, khu-susnya di daerah tertinggal, salah satunya adalah kapasitas sumber daya manusia dalam memanfaat-kan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pe-merintah harus bisa berperan dalam memfasilitasi kecakapan melek digital bagi masyarakat di daerah tertinggal melalui kegiatan pengembangan kapasitas.

Penguatan gerakan ekonomi digital di daerah terting-gal harus difasilitasi oleh pemerintah pusat melalui kerjasama berkelanjutan dengan pemerintah daerah, pelaku usaha mikro menengah, BUMDes, dan para pelaku bisnis online dan pengusaha startup.

Gerakan ekonomi digital dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di daerah tertinggal untuk menggunakan akses internet da-

GERBANG • EDISI 1, 201830

Oleh : Muhammad Yasin, S.Pt, M.SiKepala Sub Direktorat Potensi Produk Unggulan, Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal Ditjen PDT

Page 31: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 31

lam aktivitas niaga, serta untuk memfasilitasi terbangunnya sentra ekonomi digital berbasis produk unggulan kawasan per-desaan (Prukades).

Pengembangan Prukades adalah untuk mempermudah aktivitas perdagangan online (e-commerce) produk desa. Program tersebut akan memperluas jaringan pasar perdesaan. Saat ini, terdapat 74.910 desa di Indonesia yang menyimpan potensi ekonomi, jika diberdayakan dengan maksimal hal tersebut mampu meningkat-kan taraf hidup masyarakat dan menjadi pendorong kemajuan desa, terutama di daerah ter-tinggal. Dengan potensi terse-but pengelolaan Prukades di-harapkan dapat mendatangkan pendapatan bagi masyarakat.

Pengembangan Prukades sendiri merupakan satu dari empat ke-giatan prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Ter-tinggal dan Transmigrasi tahun 2018. Pengembangan Prukades dilakukan dalam rangka mening-katkan skala ekonomi berbasis teknologi dan inovasi.

Sejalan dengan perubahan pola perdagangan kekinian yang ber-basis online, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal tidak lagi menggunakan pola lama dalam pemberian bantuan kepa-da pemerintah daerah, khususnya dalam pengembangan Prukades. Ditjen PDT, melalui Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal fokus pada pembukaan akses pe-masaran dan jaringan investasi ke-pada para petani ataupun nelayan.

Pengembangan potensi unggu-lan daerah melalui pembukaan akses pemasaran hasil pertanian, perkebunan, kelautan dan per-ikanan dan investasi budidaya perikanan melalui pola digital, di-tamzakan lebih besar manfaatnya yang dirasakan oleh masyarakat.

Tantangannya adalah bagaimana para petani dan nelayan mampu beradaptasi dengan perkem-bangan teknologi. Disinilah per-an pemerintah muncul dengan memberikan pelatihan-pelati-han dan workshop kepada para masyarakat tentang peman-faatan teknologi dalam menjual produk mereka.

Selain penguatan kapasitas ma-syarakat dalam pemanfaatan tek- nologi, hal penting lainnya adalah dibutuhkan fasilitasi terhadap pengembangan Prukades, mulai dari aspek kualitas produk, ke-masan (packaging) produk, dan merek (branding) produk. Se- hingga diharapkan setiap daerah memiliki produk unggulan yang siap dipasarkan melalui online.

Integrasi Prukades dalam ruang ekonomi digital sangat terbuka lebar. Hal tersebut didasari oleh percepatan pemerataan infras-truktur teknologi informasi ber-basis internet (Aplikasi). Terse-dianya akses teknologi Informasi berbasis Internet (aplikasi) akan mendukung pemasaran produk unggulan daerah melalui aktivi-tas e-commerce. Petani, nelayan, UMKM dan BUMDes di daerah tertinggal bisa menggunakan fasi- litasi teknologi informasi untuk mengembangkan jejaring bisnis yang berskala regional-na-sional bahkan internasional. ■

ILUST

RASI

: KOR

AN J

AKAR

TA/O

NES

Page 32: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201832

CantiknyaNama Mandalika di Lombok mulai banyak dikenal oleh para pecinta

travelling sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat vlog di Mandalika

dalam rangka peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika,

Jumat, 20 Oktober 2017.

JELAJAH POTENSI

Mandalika

Pantai Gerupuk dikenal oleh para peselancar mancanegara karena mempunyai 3 spot surfing yaitu Inside , Outside dan Don Don.

FOTO

: IST

IMEW

A

GERBANG • EDISI 1, 201832

Page 33: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 33

etelah menunggu hampir 29 tahun, akhirnya pembangunan KEK Pariwisata Mandalika telah selesai, karena sudah sejak tahun 1988 pada saat pemerintahan Soeharto, Mandalika sudah direncanakan menjadi kawasan wisata.

Mandalika merupakan salah satu di antara deretan pantai yang memanjang di Lombok Tengah. Pantai ini memiliki pasir putih yang eksotik seperti butiran-butiran merica yang sangat sulit ditemukan di daerah wisata pantai lainnya. Butiran pasirnya yang sangat halus inilah yang mem-buat kebanyakan pengunjung betah berlama-lama di pantai ini, terlebih kawasan ini akan dilengka-pi aneka resort dan fasilitas rekreasi, layaknya Bora-Bora di Perancis.

Mandalika adalah kawasan teluk yang sangat indah, dengan pantai berpasir putih dan karang-ka-rang yang nampak jelas di perairan dangkalnya. Sementara di sisi lain, laut di Mandalika cukup dalam dan bisa dipergunakan untuk menyelam.

Anda pun tidak perlu khawatir akan bosan dengan satu tempat liburan saja, Mandalika bukan han-ya Pantai Kuta saja, ada banyak pantai-pantai indah lainnya di Mandalika. Mulai dari Pantai Seger, Pantai Serenting, Pantai Tanjung Aan, dan Pantai Batu Payung yang cocok untuk menikmati sunset.

Bagi Anda yang ingin menikmati wisata yang lebih menantang adrenalin, Pantai Gerupuk yang terletak diujung paling timur dari Mandalika bisa dimanfaatkan sebagai lokasi untuk berselancar karena memiliki deburan ombak yang cukup besar. Gelombang ombaknya yang terkenal menjad-ikan Pantai Gerupuk sebagai pusat berselancar di Pulau Lombok.

S

Selain ke pantai, Anda juga bisa mampir ke Bukit Merese dengan padang rumput yang hijau dan pantai indah di tepiann-ya. Bukit ini cukup luas, mirip dengan perbukitan di kawasan Sumba, NTB atau Bukit Teletubbies di Bromo.

GERBANG • EDISI 1, 2018 33

Page 34: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201834

Wisata di Mandalika sebagian besar adalah wisata pantai. Jadi memang lebih baik datang saat cuaca cerah. Saat terbaik ke Mandalika adalah sekitar bulan Juli dan Agustus. Cuaca lebih bersahabat untuk wisata ke pantai.

Ada banyak alternatif menuju Mandalika, bisa melalui jalur darat, laut, juga udara. Untuk jalur darat dan laut dapat meng-gunakan transportasi kereta api, bus, dan kapal feri. Perjala-nan ini cocok untuk wisata ala backpacker, karena harga yang lebih terjangkau dengan biaya perjalanan sekitar 400 ribu rupiah.

Untuk Anda yang menempuh perjalanan dari Jakarta, pertama dapat menggunakan kereta api ke Surabaya dengan KA Gaya Baru Malam dengan biaya 110 ribu rupiah. Kemudian dilanjut-kan perjalanan menuju Banyu-wangi menggunakan KA Sri Tanjung dengan biaya 100 ribu rupiah.

Selanjutnya Anda bisa menggu-nakan moda transportasi lainnya, seperti bus jurusan Terminal Ubung Denpasar Bali. Setelah sampai di Terminal Ubung, perjalanan dapat dilanjutkan ke Pelabuhan Padangbai menggu-nakan bus. Perjalanan ditempuh selama empat jam dengan biaya sekitar 40-50 ribu rupiah. Dari Pelabuhan Padangbai Anda ha-rus menyeberangi Selat Lombok menggunakan kapal feri menuju Pelabuhan Lembar, dengan wak-tu tempuh sekitar empat hingga lima jam. Biaya naik kapal feri ini sekitar 45-50 ribu rupiah.

Ketika sudah tiba di Pelabuhan Lembar, tandanya Anda sudah menginjakkan kaki di Pulau Lombok. Belum selesai sampai situ, Anda bisa menuju pusat Kota Mataram. Transportasi yang bisa digunakan dari Pelabuhan Lembar beragam, diantaranya ada angkutan kota, taksi, dan mobil sewaan.

Jika Anda ingin perjalanan yang lebih cepat dan nyaman, tentu- nya jalur udara menjadi pilihan terbaik. Dengan banyaknya opsi maskapai pernerbangan, rasanya terbang ke Lombok bu-kanlah hal yang sulit belakangan ini. Nantinya setelah mendarat di Bandara Internasional Lom-bok, Anda bisa langsung menuju Mandalika yang jaraknya sekitar 24 km, atau sekitar 30 menit dengan berkendara menggu-nakan mobil.

Banyak pilihan transportasi dari Bandara menuju Mandalika, bisa menggunakan travel ataupun menyewa mobil atau motor. Dalam perjalanan, baik menuju atau sepulangnya dari Manda-lika, Anda juga bisa singgah di Desa Adat Sade dan Desa Adat Ende khas masyarakat Sasak, penghuni asli Pulau Lombok.

Di Desa Adat Sade dan Desa Adat Ende, wisatawan dapat melakukan beberapa aktivitas seperti belajar menenun kain, menonton atraksi budaya, ber-interaksi dengan penduduk asli, sampai menikmati keunikan yang ditunjukkan dalam arsitek-tur bangunan setempat.

Sangat banyak keindahan alam Indonesia yang belum diketa-

hui masyarakat lokal maupun internasional. Indonesia tidak hanya memiliki Bali, namun juga Mandalika. Betapa sayangnya jika kecantikan Mandalika di- biarkan tanpa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat dan industri pariwisata nasional.

“Kita memiliki keindahan pantai yang luar biasa. Betul-betul ke-cantikan di Mandalika itu…. saya nggak bisa ngomong,” kata Joko-wi dikutip dari Beritasatu News Channel disela acara peres-mian KEK Mandalika. ■

Presiden Joko Widodo di Pantai Kuta Lombok, disela Peresmian KEK

Mandalika, 20 Oktober 2017.

FOTO: ISTIMEWA

GERBANG • EDISI 1, 201834

Page 35: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 2018 35

Page 36: GERBANG 1 2018 1torat Pengembangan Ekonomi Lokal juga memberikan pela-tihan kepada para nelayan ke-rapu di Pandeglang bekerjasama dengan Crowde, Sekolah Tinggi Perikanan dan Mina Indonesia

GERBANG • EDISI 1, 201836