gerakan sosial politik

5
Gerakan Sosial Politik Dalam politik selalu ada yang sebuah konflik yang terjadi, konflik itu selalu berhubungan dengan kekuasaan yang bisa diperumpamakan “siapa mendapatkan apa?” Konflik tersebut selalu menciptakan sebuah kelompok-kelompok dalam masyrakat untuk merebut kekuasaan. Akan tetapi juga ada kelompok-kelompok yang tujuannya tidak merebut kekuasaan, adapun tujuan mereka ingin menciptakan sebuah warna baru atau berusaha memasukkan nilai- nilai baru dalam sebuah kebijakan yang dilakukan oleh sebuah pemerintahan atau bahkan ada yang hanya ingin berusaha menjatuhkan sebuah pemerintahan agar menciptakan sebuah pemerintahan, seperti halnya demonstrasi mahasiswa di Indonesia pada tahun 1966 dan pada tahun 1998. Kelompok-kelompok tersebut dapat dibagi menjadi tiga varian yang berbeda didasarkan pada pengertian, orientasi politik, dan ciri pergerakannya, yaitu partai politik, kelompok kepentingan, dan gerakan sosial politik. Pembahasan kali ini lebih difokuskan pada gerakan sosial politik, nantinya gerakan sosial politik tersebut akan dibagi menjadi dua tipe yaitu gerakan sosial politik lama (Old Social Movement) dan gerakan sosial politik baru (New social Movement). Nantinya pembagian dua tipe gerakan tersebut akan memberikan sebuah ciri dan penjelasan yang berbeda dari keduanya. Perbedaan- perbedaan itu akan dijelaskan secara mendetail, dalam tulisan ini. Tapi yang harus diperjelas bahwa, ada perbedaan pengertian antara partai politik, kelompok kepentingan, dan gerakan sosial politik adapun nantinya perbedaan tersebut akan dijelaskan secara umum. Partai politik mempunyai penjelasan dari para akademisi, ada tiga penjelasan yang diutarakan Friedrich (1967), Giovani Sartori (1976), dan Sigmund Neuman (1963). Adapun penjelasan partai politik seperti ini “A Political, party is a group of human beings, stably organized with the objective of securing or maintaining for its leaders the control of a goverment, with the further objective of giving to members of the party, through such control ideal and material benefits and advantages” (Friedrich, 1967:419). Kemudian penjelasan yang lain mengatakan bahwa “A political party is the articulate organization of society’s active political agents; those who are concerned with the control of govermental polity power, and who compete for popular support with

Upload: aulia

Post on 17-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Gerakan Sosial Politik

TRANSCRIPT

Gerakan Sosial Politik Dalam politik selalu ada yang sebuah konflik yang terjadi, konflik itu selalu berhubungan dengan kekuasaan yang bisa diperumpamakan siapa mendapatkan apa? Konflik tersebut selalu menciptakan sebuah kelompok-kelompok dalam masyrakat untuk merebut kekuasaan. Akan tetapi juga ada kelompok-kelompok yang tujuannya tidak merebut kekuasaan, adapun tujuan mereka ingin menciptakan sebuah warna baru atau berusaha memasukkan nilai-nilai baru dalam sebuah kebijakan yang dilakukan oleh sebuah pemerintahan atau bahkan ada yang hanya ingin berusaha menjatuhkan sebuah pemerintahan agar menciptakan sebuah pemerintahan, seperti halnya demonstrasi mahasiswa di Indonesia pada tahun 1966 dan pada tahun 1998. Kelompok-kelompok tersebut dapat dibagi menjadi tiga varian yang berbeda didasarkan pada pengertian, orientasi politik, dan ciri pergerakannya, yaitu partai politik, kelompok kepentingan, dan gerakan sosial politik. Pembahasan kali ini lebih difokuskan pada gerakan sosial politik, nantinya gerakan sosial politik tersebut akan dibagi menjadi dua tipe yaitu gerakan sosial politik lama (Old Social Movement) dan gerakan sosial politik baru (New social Movement). Nantinya pembagian dua tipe gerakan tersebut akan memberikan sebuah ciri dan penjelasan yang berbeda dari keduanya. Perbedaan-perbedaan itu akan dijelaskan secara mendetail, dalam tulisan ini. Tapi yang harus diperjelas bahwa, ada perbedaan pengertian antara partai politik, kelompok kepentingan, dan gerakan sosial politik adapun nantinya perbedaan tersebut akan dijelaskan secara umum. Partai politik mempunyai penjelasan dari para akademisi, ada tiga penjelasan yang diutarakan Friedrich (1967), Giovani Sartori (1976), dan Sigmund Neuman (1963). Adapun penjelasan partai politik seperti ini A Political, party is a group of human beings, stably organized with the objective of securing or maintaining for its leaders the control of a goverment, with the further objective of giving to members of the party, through such control ideal and material benefits and advantages (Friedrich, 1967:419). Kemudian penjelasan yang lain mengatakan bahwa A political party is the articulate organization of societys active political agents; those who are concerned with the control of govermental polity power, and who compete for popular support with other group or gruos holding divergent views (Sigmund Neuman, 1965:512). Dan penjelasan terakhir lebih menjelaskan bagaimana pengertian partai politik yang menjadi sebuah acuan dari definisi partai politik yaitu A party is any political group that present at elections, and is capable of placing through election candidates for public office (Giovani Sartori, 1976:63). Dapat diartikan bahwa partai politik merupakan sebuah kelompok politik yang bertujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan melalui sistem pemilihan umum dan kemudian merumuskan sebuah kebijakan untuk khalayak umum. Kelompok kepentingan juga memiliki pengertian yang berbeda dari partai politik. Seperti yang diungkapkan oleh Ramlan Surbakti bahwa kelompok kepentingan (Interest Group) ialah sejumlah orang memiliki kesamaan sifat, sikap, kepercayaan dan/atau tujuan, yang sepakat mengorganisasikan diri untuk melindungi dan mencapai tujuan. Memusatkan perhatian pada bagaimana mengartikulasikan kepentingan tertentu kepada pemerintah sehingga pemerintah menyusun kebijakan yang menampung kepentingan kelompok (Ramlan Surbakti, 1992:140). Sedangkan menurut pendapat Marcus Ethridge dan Howard Handelman bahwa kelompok kepentingan adalah An organization that attempts to influance public policy in a specific area of importance to its members (Ethridge dan Handelman, 1994:150). Mereka juga tidak memperjuangkan kursi dalam parlemen karena menganggap badan itu telah berkembang menjadi terlalu umum sehingga tidak sempat mengatur masalah-masalah yang lebih spesifik dan cenderung memfokuskan diri pada satu masalah tertentu saja (Miriam Budiarjo, 2010:383). Contoh-contoh kelompok kepentingan adalah organisasi buruh, petani, guru, dan lain-lain, kelompok tersebut selalu melakukan tawar menawar kepada pemerintah agar membuat sebuah kebijakan yang memberikan keterpihkan terhadap kepentingan yang mereka perjuangkan. Gerakan sosial politik merupakan wujud partisipasi masyrakat dalam politik yang memiliki pengertian yang berbeda dengan partai politk maupun kelompok kepentingan. Gerakan sosial politik mempunyai pengertian Social movement are collective challenges by people with common purposes and solidarity in sustained interaction with elites, opponents and authorities (T. Tarrow, 1994). Pengertian tentang gerakan sosial politik juga dikemukakan oleh Rudorf Haberle bahwa gerakan sosial mengandung pengertian gerakan bersama, yaitu suatu bentuk kekacauan di antara manusia, kegelisahan, serta usaha bersama untuk mencapai tujuan yang divisualisasikan, khususnya suatu usaha untuk merubah dalam kelembagaan sosial tertentu. Gerakan sosial ini muncul dikarenakan adanya ketidaksamaan antara harapan dengan kenyataan atau yang biasa dikenal dengan nama deprivasi relatif. Adapaun gerakan sosial politik ini juga memilik kesamaan dengan kelompok bentukan masyarakat seperti dua contoh diatas yaitu partai politik dan kelompok kepentingan. Mereka mempunyai sebuah tujuan yang diperjuangkan, selain itu ketiganya juga memiliki ideologi yang dijadikan dasar pemikiran dan perjuangan. Akan tetapi gerakan sosial tidak memilik tujuan yang sama dengan kelompok kepentingan maupun partai politik, partai politik lebih menekankan pada perebtuan kekusaan dan mempertahankannya. Sedangkan kelompok kepentingan lebih menekankan pada regulasi kebijakan yang berusaha memihak kepentingan yang mereka perjuangkan. Dalam perjalanannya gerakan sosial politik hadir karena keinginan untuk membenahi jalannya pemerintahan atau yang lebih ekstream lagi di beberapa negara gelombang gerakan sosial politik justru menumbangkan pemerintahan, seperti yang terjadi di Indonesia dimana sejarah mencatat bahwa gerakan mahasiswa berhasil menumbangkan sebuah rezim yang berkuasa tahun 1966 dan 1998. Namun inti dari gerakan sosial ini sejatinya tidak kemudian setelah berhasil memperbaiki kekuasaan kemudian mengusai kekuasaan tersebut, justru yang terjadi gerakan sosial setalah berhasil mencapai tujuannya bakal bubar sendiri dan hal itu yang terjadi pada gerakan mahasiswa pada tahun 1966 dan 1998. Dapat dikatakan gerakan sosial ini hadir dikarenakan ada issue-issue tertentu yang harus diperjuangkan dan biasanya melakukan berbagai aksi seperti orasi di kalangan publik dan melakukan aksi demonstrasi, tujuannya adalah melakukan penekanan terhadap pemerintahan. Gerakan sosial politik sejatinya dibagi dua jenis yang berbeda, yaitu Gerakan sosial lama (Old Social Movement) dan gerakan sosial baru (New Social Movement). Gerakan sosial lama bercirikan memiliki struktur organisasi (rantai komondo kepemimpinan), ada pelekat ideologi (dasar pemikiran yang digunakan sebagai landasan perjuangan), harus Go Public artinya kelompok itu memiliki identitas yang jelas dan dikenal oleh khalayak umum. Contoh organisasi ini adalah kelompok-kelompok mahasiswa, kelompok agama seperti Nadhatul Ulama dan Muhammadiyah, dan kelompok masyrakat atau ormas. Gerakan sosial lama menekankan bahwa politik selalu berbicara kepentingan orang banyak yang harus diperjuangkan ke pemerintah. Anggota dari gerakan sosial bisa dikatakan lebih plural dengan kata lain memiliki tiap anggota memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Terkadang gerakan sosial ini dalam pergerakannya bisa sangat bersifat revolusioner dalam melakukan aksinya. Mereka dalam melakukan aksinya dilatar belakangi oleh kegelisahaan atau kekecewaan terhadap kebijakan maupun pemerintahan. Hal berbeda nampak sekali pada gerakan sosial baru (New Social Movement). seperti yang diucapkan oleh Miriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik (2010) Dasar dari kelompok ini adalah protes. Mereka sangat kritis terhadap cara-cara berpolitik dari para politisi dan pejabat, dan merasa terasingkan (alienasi) dari masyarakat. Mereka menginginkan desentralisasi dari kekuasaan negara, desentralisasi pemerintah, partisipasi dalam peningkatan swaday masyrakat (Self Help), terutama masyrakat lokal. Tujuannya antara lain meningkatkan kualitas hidup (quality of life). Salah satunya caranya ialah dengan mendirikan berbagai kelompok yang peduli pada masalah-masalah baru seperti lingkungan, gerakan perempuan, hak asasi manusia, dan gerakan antinuklir (Miriam Budiarjo, 2010: 384). Selain itu gerakan sosial baru ini lebih menekankan kebebasan pada gerakan mereka itu sendiri seperti tidak memliki struktur organisasi (adanya rantai komanda), tidak terbirokratisasi, mempunyai kepentingan atau issue perjuangan yang sama. Gerakan sosial baru juga mempunyai bahwa politik tidak selamanya soal kepentingan orang banyak. Hubungan antara individu dan kolektivitas kabur, gerakan-gerakan ini lebih sering dilaksanakan dengan kegiatan individual (individual actions) dibanding melalui kelompok termobilisasi (Enrique Larana, Hank Johnston, dan Joseph R. Gustfild, 1994). Selain itu gerakan sosial baru beranggapan bahwa kepentingan personal juga harus dimasukkan dalam kebijakan politik atauPersonal is Political sebagai contoh bahwa orientasi sexual seseorang merupakan hak yang harus diperjuangkan. Gerakan sosial baru nantinya akan membentuk sebuah identitas politik tersendiri dari anggotanya, contohnya adalah gerakan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and TransGender) yang menginkan adanya perhatian pemerintah terutama pengakuan identitas terhadap kelompok-kelompok tersebut. Contoh yang lainnya adalah kelompok aktivis lingkungan hidup atau lebih dikenal dengan nama Green Movement dan masih banyak lainnya yang fokusnya berusaha menekan pemerintah untuk lebih perhatian dengan diluar kepentingan materiil.Refrensi Prof. Budiarjo,Miriam. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka UtamaSurbakti,Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT GrasindoMufti, Muslim dan Didah Durrotun. 2013. Teori-Teori Demokrasi. Bandung: CV Pustaka Setia