gerakan samin melawan kolonialisme belanda: … · ajaran-ajaran samin surosentiko yang merupakan...

134
GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: PERLAWANAN PETANI KAWASAN HUTAN DI BLORA (ABAD XIX-XX) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Nurmalitasari NIM : 121314009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 21-Jan-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: PERLAWANAN

PETANI KAWASAN HUTAN DI BLORA

(ABAD XIX-XX)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Nurmalitasari

NIM : 121314009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

i

GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA:

PERLAWANAN PETANI KAWASAN HUTAN DI BLORA

(ABAD XIX-XX)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Nurmalitasari

NIM : 121314009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

ii

SKRIPSI

GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA:

PERLAWANAN PETANI KAWASAN HUTAN DI BLORA

(ABAD XIX-XX)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebagai ungkapan kasih, skripsi ini saya persembahkan kepada:

Kepada Allah SWT.

Kepada orang tua yang saya cintai.

Kedua kakak saya yang telah mendukung dan memberi semangat.

Sahabat-sahabat saya, Vega, Cimol, Tiwul, Lingga yang telah memberi

semangat dan dukungan agar skripsi ini cepat selesai.

Pacar saya Gibran yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2012 yang telah berjuang

bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

v

MOTTO

Masa depan adalah milik mereka yang percaya akan keindahan impian-impian

mereka.

( Eleanor Rosevelt)

Hidup adalah sebuah pulau, karangnya harapan, pepohonannya mimpi, bunga-

bunganya kesepian, mata airnya semangat. Dan ia di tengah lautan sendiri dan

kesepian.

( Kahlil Gibran)

Janganlah berdoa untuk hidup yang mudah, tetapi berdoalah untuk menjadi

manusia yang tangguh.

( John F. Kennedy)

In order to succeed, we must believe that we can.

(Michael Korda)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya

sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Juni 2016

Penulis

Nurmalitasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma

Nama : Nurmalitasari

Nomor Mahasiswa : 121314009

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA:

PERLAWANAN PETANI KAWASAN HUTAN DI BLORA

( ABAD XIX-XX)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada), dengan demikian saya

memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkannya dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini

yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 20 Juni 2016

Yang menyatakan

Nurmalitasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

viii

ABSTRAK

GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA:

PERLAWANAN PETANI KAWASAN HUTAN DI BLORA

( ABAD XIX-XX)

Oleh:

Nurmalitasari

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa tiga

permasalahan pokok, yaitu: (1) latar belakang gerakan Samin melawan

kolonialisme Belanda di Blora; (2) dinamika gerakan Samin melawan

kolonialisme Belanda; (3) dampak gerakan Samin.

Penelitian ini disusun berdasarkan metode penelitian historis faktual

dengan tahapan: pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi

dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

multidimensional yaitu ilmu sosial-ekonomi dengan model penulisan deskriptif

analitis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Munculnya gerakan Samin

merupakan akibat dari berbagai kebijakan yang diterapkan oleh Belanda di

Indonesia termasuk di Blora terkait dengan penguasaan hutan. (2) Dinamika

gerakan samin menunjukkan perkembangan pengikut yang semakin pesat dan

ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya

terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat Blora. (3) Dampak

dari gerakan Samin, pada akhirnya melahirkan komunitas masyarakat yang hingga

kini masih menghidupi prinsip Saminisme.

Kata Kunci : Samin, Kolonialisme, Belanda, Perlawanan Petani, Blora

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

ix

ABSTRACT

SAMIN MOVEMENT AGAINST DUTCH COLONIALISM:

FARMER RESISTANCE OF FOREST AREA IN BLORA

( ABAD XIX-XX)

By:

Nurmalitasari

Universitas Sanata Dharma

2016

This aims the research is to describe and analyze three main topics,

namely: (1) background of Samin movement against Dutch colonialism in Blora;

(2) the dynamics of the Samin movement against Dutch colonialism; (3) the

impact of Samin movement.

This research used hitsorical factual methods. The stages of this method

are: choosing the topics, collecting the sources, verivication, interpretation, and

historiography. The approach used is a multidimensional approach, namely social

sciences-economic. The type of the writing is descriptive analysis.

The result of this research showed that (1) the emergenc of Samin

movement is the result of policies implemented by the Dutch in Indonesia

including in Blora related to forest tenure. (2) The dynamics of movement

followers Samin shows the development of increasingly rapid and teachings

Samin Surosentiko which is the result of the original idea of the problems related

to public safety of people in Blora. (3) The impact of the Samin movement

eventually led to communities that still support the Saminisme principle.

Keywords : Samin, Colonialism, The Netherland, Farmer Resistance, Blora

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberi berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Gerakan Samin Melawan Kolonialisme Belanda: Perlawanan

Petani Kawasan Hutan Di Blora ( Abad XIX-XX)”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata

Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan

Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma yang

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Anton Haryono, M.Hum selaku dosen pembimbing yang telah sabar

membimbing, membantu, dan memberikan banyak pengarahan, saran,

serta masukan selama penyusunan skripsi.

4. Drs, Y.R. Subakti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing, membantu, dan memberikan banyak pengarahan kepada

penulis selama proses studi.

5. Seluruh dosen dan sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang

telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan

studi di Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

xi

6. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberi dorongan spiritual

dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas

Sanata Dharma.

7. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Sejarah angkatan 2012 yang

telah memberikan dukungan, bantuan, serta insiprasi dalam menyelesaikan

skripsi.

8. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang turut

membantu penulis menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Yogyakarta, 20 Juni 2016

Penulis

Nurmalitasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................... . ......................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................ viii

ABSTRACT ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN. ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 6

D. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 7

F. Landasan Teori .............................................................................................. 13

G. Metodologi Penelitian .................................................................................... 29

H. Sistematika Penulisan .................................................................................... 33

BAB II LATAR BELAKANG GERAKAN SAMIN ............................................ 35

A. Penguasaan Hutan oleh Belanda di Jawa ...................................................... 35

B. Hukum Pengelolaan Hutan pada Masa Kolonial Belanda ............................. 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

xiii

C. Arti Penting Hutan bagi Masyarakat Blora .................................................... 44

D. Faktor Ekonomi .............................................................................................. 48

BAB III DINAMIKA GERAKAN SAMIN .......................................................... 52

A. Muncul dan Berkembangnya Gerakan Samin................................................ 52

B. Samin dan Ajaran Ketuhanan.............. ...... .................................................... 56

C. Gerakan Tanpa Kekerasan ............................................................................. 59

D. Bahasa sebagai Simbol Perlawanan ............................................................... 65

BAB IV DAMPAK GERAKAN SAMIN ............................................................... 69

A. Munculnya Masyarakat Samin ...................................................................... 69

B. Identitas Diri Masyarakat Samin .................................................................... 72

C. Moral Ekonomi Masyarakat Samin ............................................................... 74

BAB V KESIMPULAN ......................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 80

LAMPIRAN ............................................................................................................ 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Peta Persebaran Gerakan Samin ........................................................... 84

Lampiran 2 : Perangkat Pembelajaran .................................................................... 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerakan Samin muncul akibat semakin beratnya beban masyarakat akibat

kekuasaan pemerintah Belanda ketika berkuasa di Randublatung, kabupaten

Blora. Pihak kolonial berusaha menggali sumber daya alam sebanyak-banyaknya

di daerah jajahan. Aktivitas yang demikian ini memunculkan kesengsaraan rakyat.

Terjadinya berbagai penderitaan memunculkan gerakan protes masyarakat,

termasuk di daerah Blora.

Di daerah Blora, protes rakyat dilakukan oleh sekelompok masyarakat

yang ingin mempertahankan kawasan hutan jati yang telah menjadi sendi

kehidupan mereka. Memburuknya keadaan ekonomi masyarakat semakin

mempercepat terjadinya aksi protes. Salah satu gerakan protes yang pernah terjadi

di Blora adalah Gerakan Samin, sebuah gerakan protes petani yang anggotanya

terdiri dari petani kaya maupun petani miskin.

Perlawanan petani di Blora ini muncul seiring dengan menguatnya

hegemoni1 kekuasaan Pemerintah Belanda terhadap kehidupan rakyat. Dalam

kasus Blora, pemberlakuan pajak atas tanah serta alih fungsi hutan dari hutan

rakyat menjadi hutan negara telah mempersempit akses petani terhadap hutan.

1 Chris Barker, Cultural Studies, Teori dan Praktik, Yogyakarta, Kreasi Wacana, 2000, hlm. 62.

Kebudayaan dikonstruksikan beragam aliran yang mencakup idiologi dan bentuk kultural. Namun

demikian, terdapat unsur makna yang dipandang sebagai induk dan bersifat dominan. Proses

penciptaan, peneguhan, dan reproduksi makna dan praktik otoritatif disebut hegemoni. Hegemoni

berarti situasi di mana suatu blok historis kelas berkuasa menjalankan otoritas sosial dan

kepemimpinan atas kelas-kelas subordinat melalui kombinasi antara kekuasaan dengan

persetujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

2

Seorang tokoh yang berperan penting dalam perlawanan petani Blora

adalah Samin Surosentiko yang pada waktu itu merupakan pemimpin gerakan. Ia

dilahirkan pada tahun 1859 di desa Ploso, Kediren, Randublatung, Kabupaten

Blora, Jawa Tengah.2 Ayahnya bernama Raden Surowijoyo. Nama asli Samin

sendiri adalah Raden Kohar, kemudian diubah menjadi Samin. Nama Samin

dipilih karena lebih bernafaskan kerakyatan.3

Gerakan Samin secara historis muncul pada tahun 1889, ketika Samin

mulai menentang kolonialisme Belanda di kabupaten Blora. Ia mampu

mengumpulkan masa untuk sama-sama melakukan perlawanan. Samin

mengawali perlawanannya dalam bentuk tanpa kekerasan. Sebuah konsep

penolakan terhadap praktek Belanda dan kapitalisme yang muncul pada masa

penjajahan Belanda pada abad ke-19 di Kabupaten Blora.

Sebagai gerakan yang cukup besar, gerakan ini tumbuh sebagai

perjuangan melawan kesewenangan Belanda yang merampas tanah-tanah yang

digunakan untuk perluasan hutan jati. Ketika intervensi Belanda di dalam

kehidupan desa menjadi langsung dan intensif pada akhir abad ke-19, gagasan

perlwanan dengan bayangan gagasan millenarian nampak jelas. Van der Kroef

mengkatagorikan gerakan Samin di antara lima gagasan mileniarisme.4 Kategori

2 Andrik Purwasito, Agama Tradisional: Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger

Yogyakarta, LKIS, 2003, hlm.18.

-Titi Mumfangati dkk, Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin, Kabupaten Blora,

Propinsi Jawa Tengah, Yogyakarta, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004, hlm.22. 3 Andrik Purwasito, Agama....op.cit,hlm.18.

4 Gagasan Milenari adalah harapan akan datangnya pemimpin yang adil serta sebuah sistem

kenegaraan yang adil yang dapat membuat ketentraman serta kemakmuran. Kelima kategori

gagasan milenarian menurut van der Kroef adalah; (1) ramalan-ramalan Jayabaya, (2) Paswara

Bali, (3) kompleks Erucakra-Ratu Adil-Mahdi, (4) gerakan Samin dan Samat, (5) aliran-aliran

mesianik di Indonesia yang sudah merdeka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

3

khusus atas gerakan Samin dimungkinkan karena perlawanan Samin dan

pengikutnya memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh perlawanan yang lain.

Tempat kelahiran Samin yakni di desa Ploso Kadiren, Randublatung,

Blora memang merupakan penghasil kayu jati terbaik di Jawa. Struktur tanah

yang berkapur dan kering menyebabkan tanah di Blora dan beberapa wilayah di

seputar Karesidenan Rembang sangat cocok bagi jenis tanaman ini. Pada tahun

1920, proporsi luasan tanah yang dikuasai negara di kabupaten Blora mencapai

40% dari total wilayah kabupaten tersebut. Ini merupakan proporsi paling tinggi

bagi setiap kabupaten di Jawa kala itu.5

Pada tahun 1903-1905 pengikut Samin berjumlah 772 orang yang tersebar

di 34 desa di Kabupaten Blora. Pada waktu itu pula, Samin sebagai pemimpinnya

sudah dapat menggerakkan anggotanya untuk bertindak melawan pemerintah

kolonial atau pengawas desa dengan cara mengasingkan diri dan tidak tunduk

pada aturan desa terutama dalam membayar pajak.6

Pada tahun 1907, pengikut Samin mencapai 5000 orang dan kekuatan

mereka dianggap membahayakan pemerintah. Terlebih lagi, mereka akan

membangun kekuatan untuk memberontak.7 Rumor tentang akan adanya

pemberontakan Samin dan pengikutnya dihembuskan oleh Controleur.8 Pada

5 Harry J. Benda dan Lance Castles, The Samin Movement. Dalam Bijdragen Tot De Taal Land-en

Volkenkunde, 1969, hlm. 221. 6 Ibid, hlm. 19.

7 Ibid, hlm. 20.

8 Controleur merupakan pejabat terendah dari korps pangreh praja Eropa. Jabatan kewilayahan

yang dipegang orang Eropa adalah Gubernur Jendral, Gubernur, asisten Residen, dan Controleur.

Tugas dari Controleur adalah membantu Asisten Residen untuk mengawasi para Bupati serta

memberikan laporan pengawasan kewilayahann ya tersebut kepada Asisten Residen untuk

disampaikan kepada Residen. Lihat Hanis Nurcholis. 2007. Teori dan Praktik, Pemerintahan dan

Otonomi Daerah) Jakarta: Grasindo. hlm.132-134.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

4

tahun itu pula Samin dinobatkan oleh pengikunya sebagai ratu adil dengan gelar

Prabu Panembahan Surya Alam.9

Didengar kabar pada 1 Maret 1907 pengikut Samin akan mengadakan

perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda. Karena kabar ini, kontrolir

Belanda melakukan penangkapan atas sejumlah pengikut Samin yang pada saat

itu sedang mengadakan selametan salah satu keluarga di Kedungtuban.

Selametan kerabat ini dianggap jika orang-orang Samin sedang melakukan

persiapan perlawanan kepada kolonial Belanda. Saat itu Samin sendiri sedang

berada di Rembang. Ketika tertangkap, Samin beserta delapan pengikutnya

diinterogasi dan diasingkan ke Sumatera.10

Pada tahun 1911 sampai 1914, ajaran Samin meluas ke wilayah Grobogan

dan Pati. Mereka menyosialisasikan gerakan dengan tidak membayar pajak

bahkan melakukan aksi kekerasan melawan aparat kolonial Belanda, termasuk

polisi dan lurah. Periode ini dianggap sebagai periode puncak gerakan Samin atau

disebut geger Samin.11

Pada tahun 1916, pengikut Samin meluas ke wilayah Kudus. Ini diawali

dengan kegagalan penyebaran ajaran itu di Tuban. Perluasan ajaran Samin terus

berlangsung yang ditandai dengan kepemimpinan Pak Engkrek di wilayah

9Ibid., hlm.19.

10Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin Kabupaten Blora Jawa Tengah,Yogyakarta,

2004, hlm.23. 11

Geger Samin terjadi karena Belanda menaikkan pajak yang semakin mencekik masyarakat. Di

Grobogan, pengikut Samin tidak mau lagi menghormati Pamong Desa dan pemerintah kolonial

Belanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

5

Grobogan dan Mbah Engkrek di wilayah Blora. 12

Sejarah dari perjuangan oleh

Mbah Engkrek inilah yang sampai sekarang masih menyisakan tradisi ajarannya.

Setelah Samin ditangkap serta meninggal di Padang pada 1914,

perlawanan masyarakat tidak berhenti. Pengikut maupun kerabat dekatnya

meneruskan perlawan di beberapa daerah sekaligus menyebarkan ajaran Samin.

Di Randublatung seorang bernama Samat telah menggantikan Samin dan

mengumumkan datangnya dua Ratu Adil sekaligus, yang satu dari timur dan

yang lain dari barat.

Dalam perkembangannya, ajaran Samin mulai meluas dan berkembang

hingga mampu menciptakan sebuah komunitas masyarakat atau yang lebih

dikenal sebagai masyarakat Samin. Sebuah komunitas masyarakat yang sering

menjadi cemoohan orang-orang di sekitarnya karena keluguan dan kepolosannya.

Terlepas dari anggapan banyak orang, masyarakat Samin adalah komunitas

masyarakat yang menjunjung tinggi nilai dan moral kehidupan yang lebih baik.

Penelitian ini mencoba menguraikan hubungan antara Samin dan

pengikutnya dengan hutan jati di Jawa abad XIX. Hubungan tersebut terutama

antara penduduk dengan pengelola hutan jati saat itu yakni pemerintah kolonial

Belanda. Dalam konteks sumber daya hutan, muncul berbagai peraturan hutan

jati oleh pemerintah Belanda. Samin memiliki dua prinsip pemerintahan hutan

yakni kelestarian serta dapat dimanfaatkan semua orang. Hipotesis awal dari

penelitian ini adalah penerapan dari prinsip-prinsip Samin atas pengelolaan

12

Ibid., hlm.19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

6

sumber daya alam yang terganggu oleh adanya peraturan-peraturan pemerintah

kolonial Belanda, sehingga muncul adanya perlawanan petani pengikut Samin.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja latar belakang munculnya gerakan Samin dalam melawan

kolonialisme Belanda di wilayah Blora?

2. Bagaimana dinamika gerakan Samin dalam melawan kolonialisme Belanda di

wilayah Blora?

3. Apa dampak yang ditimbulkan dari gerakan Samin dalam melawan

kolonialisme Belanda di wilayah Blora dan sekitarnya?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penulisan ini adalah:

1. Menjelaskan latar belakang munculnya Gerakan Samin melawan pemerintah

kolonial Belanda.

2. Mendeskripsikan dinamika Gerakan Samin pada masa kolonial Belanda.

3. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari Gerakan Samin beserta

pengikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

7

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Membantu civitas akademika lainnya untuk melihat perjuangan masyarakat

kecil di Indonesia yang selama kurun waktu belakangan masih kurang

produktif. Perjuangan Samin dan pengikutnya sendiri masih dapat kita jumpai

hingga saat ini.

2. Bagi Dunia Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Memberikan sumbangan dalam menganalisa gerakan masyarakat bawah

dalam menentang praktek kolonialisme di daerah mereka.

3. Bagi penulis

Membantu penulis memahami bagaimana Samin dan pengikutnya

memperjuangkan hidupnya di bawah tekanan kolonial hingga mampu eksis

hingga sekarang.

4. Bagi Masyarakat Luas

Memperluas pengetahuan tentang dinamika rakyat kecil di Blora pada masa

pemerintah kolonial Belanda. Selama ini sejarah orang-orang kecil jarang

dibahas dalam buku-buku sejarah sekolah.

E. Tinjauan Pustaka

Sebagai suatu ilmu yang mempelajari masa lalu umat manusia, studi

sejarah menggunakan rekam peristiwa masa lalu sebagai sumber sejarah yang

akan ditelitinya. Rekaman peristiwa masa lalu berupa buku dan media cetak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

8

lainnya, digunakan dalam penulisan skripsi ini. Dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dalam menemukan sumber primer, maka sumber yang digunakan

dalam penulisan ini adalah sumber sekunder, yaitu sumber yang berasal dari

tangan kedua.

Beberapa buku yang digunakan antara lain Hutan Kaya, Rakyat Melarat:

Penguasa Sumber Daya dan Perlawanan di Jawa13

karya Nancy Lee Peluso.

Buku ini memberikan gambaran seputar politik kehutanan serta sikap resistensi

masyarakat sekitar hutan dalam menanggapi perkembangan model penguasaan

dan pengelolaan hutan jati di Jawa. Menurut Nancy, nilai-nilai masyarakat Samin

berpusat pada akses hutan pertanian. Kebanyakan petani pengikut Samin adalah

petani penggarap yang memiliki lahan. Banyak dari mereka adalah keturunan dari

cikal bakal atau pendiri desa dan pembuka hutan.14

Nusa Jawa: Silang Budaya, Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris15

karya Denys Lombard. Pada masa kerajaan sebelum kedatangan VOC tidak

berarti belum ada peraturan perlindungan hutan. Pada masa pemerintahan Sultan

Agung di kerajaan Mataram telah terdapat sejumlah cagar alam untuk melindungi

buruannya dari pembabatan hutan. Menurut Lombard, pembabatan hutan

dilakukan hanya jika diperlukan perluasan pemukiman dan lahan pertanian, itu

saja masih kecil luasannya. Lazimnya, cagar alam hanya untuk hutan rimba,

bukan hutan yang sering digunakan penduduk untuk mendukung kehidupan

agrarisnya.

13

Nancy Lee Peluso,Hutan Kaya, Rakyat Melarat: Penguasa Sumber Daya dan Perlawanan di

Jawa,Jakarta,KOPHALINDO,2006. 14

Ibid., hlm.124. 15

Dennys Lombard,,Nusa Jawa Silang Budaya: Warisan kerajaan-kerajaan Konsentris,Jakarta:

PT.Gramedia,2008.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

9

Denys Lombard menambahkan, sistem pengetahuan Samin dan

pengikutnya terhadap keberadaan hutan berhubungan langsung dengan cerita

pewayangan yang dianggap memiliki keterkaitan dengan tanah Jawa. Dalam

cerita pewayangan , terdapat pemisahan yang jelas antara hutan dan cerang yakni

tanah lapang atau pemukiman. Hutan, di satu sisi merupakan tempat yang penuh

bahaya, dihuni oleh bangsa raksasa atau buta pemakan manusia. Namun di sisi

lain hutan juga sebagai tempat tinggal sang resi yaitu tokoh yang penuh dengan

kebajikan dan kesaktian.

Buku Sistem Tanam Paksa di Jawa16

karangan Robert van Niel,

menguraikan bagaimana pemerintah menerapkan sistem kolonial di Jawa pada

abad ke-19. Buku ini menjelaskan tentang kajian sosial dan ekonomi modern yang

dipraktikkan negara kolonial yang hidup berdampingan dengan sistem ekonomi

tradisional. Kajian sosial dan ekonomi abad ke-19 menunjukkan bahwa ekonomi

subsistensi17

mengalami gangguan yang serius akibat praktik-politik kolonial.

Menurut pengarang, gerakan-gerakan protes petani di Jawa abad ke-19 mau tidak

mau harus dikembalikan pada praktik kolonial yang diterapkan oleh pemerintah

kolonial Belanda.

Dua Abad Penguasaan Tanah: Pola Penguasaan Tanah Pertanian di

Jawa dari Masa ke Masa18

karya Sediono M.P. Tjondronegoro dan Gunawan

16

Robert van Niel, 2003, Sistem Tanam Paksa di Jawa. Jakarta, LP3ES. Umumnya tanah-tanah

yang diperluas menjadi milik individu ini merupakan tanah-tanah yang selama masa awal Tanam

Paksa tidak dikenakan beban sewa tanah atau dapat dikatakan merupakan tanah simpanan. Tanah

ini kemudian diperluas menjadi milik individu karena tuntutan untuk peningkatan produksi Tanam

Paksa 17

Suatu masyarakat primitif yang kegiatannya sangat terbatas dan setiap rumah tangga. 18

Sediono M.P Tjondronegoro dan Gunawan Wiradi, Dua Abad Penguasaan Tanah: Pola

Penguasaan Tanah Pertanian di Jawa dari Masa ke Masa, Jakarta,Yayasan Obor Indonesia, 1994.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

10

Wiradi menjelaskan tentang ekonomi desa di Jawa terkait dengan tanah sebagai

sarana utama gerak ekonomi. Tanah sebagai sarana produksi pertanian memiliki

pengaturan-pengaturan dalam pola penguasaannya. Secara umum pola

penguasaan tanah di Jawa abad XIX dapat digolongkan menjadi dua yakni tanah

individual (tanah pribadi) dan komunal (tanah milik bersama).

Buku karangan James. C. Scott dengan judul Perlawanan Kaum Tani19

,

mencatat bahwa buruh tani yang masih berakar pada dusun menganut ikatan

guyub dimana daya swakarsa perorangan atau kolektif mampu mempertahankan

ketahanan mereka. Keterlibatan buruh tani di luar dusun umumnya tidak terlepas

dari perantaraan patron baru. Gotong royong petani Jawa disimpulkan oleh Scott

sebagai bentuk resistensi sekaligus tindakan bertahan hidup atas tekanan dari

pihak luar. Moral ekonomi petani mengandaikan kolektifitas kebertahanan hidup

melalui praktek-praktek seperti sistem bagi hasil dan selamatan yang dilakukan

oleh petani kaya sebagai tanda pembagian rezeki.

Pemberontakan Petani Banten menjadi sumber penulisan yang dipakai

selanjutnya. Tesis karya Sartono Kartodirdjo20

ini menjelaskan dinamika protes

petani di Banten sebagai reaksi atas kolonisasi yang pernah terjadi. Tujuan

pertama studi ini adalah membahas aspek-aspek dari gerakan sosial yang

melibatkan lapisan-lapisan luas rakyat biasa di Indonesia. Studi kasus mengenai

gerakan-gerakan sosial ini tidak hanya bertujuan menyampaikan informasi faktual

mengenai pemberontakan petani di Banten pada 1888, melainkan juga

dimaksudkan sebagai sumbangsih kepada usaha-usaha untuk menjelaskan proses

19

James. C. Scott, Perlawanan Kaum Tani, Yayasan Obor Indonesia,1993. 20

Sartono Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888, Pustaka Jaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

11

sosial umumnya di Indonesia pada abad XIX. Menurut Sartono, pemahaman

mengenai hakikat gerakan-gerakan sosial di masa lampau sering kali dapat

diterapkan kepada studi mengenai gerakan-gerakan di masa sekarang dan masa

yang akan datang.

Potret kehidupan petani Indonesia merupakan sebuah kajian yang menarik

dari masa ke masa. Banyak penulis maupun peneliti mengkaji topik-topik yang

berkaitan dengan dinamika kehidupan petani. Syahrul Kirom dalam tesisnya

berjudul Ajaran Moral Masyarakat Samin dalam Perspektif Etika: Relevansinya

Bagi Pengembangan Bangsa21

memberikan suatu analisa mengenai dinamika

kehidupan petani Samin dalam melawan kolonialisme Belanda dan juga dampak

dari ajaran Samin Surosentiko bagi masyarakat Blora. Syahrul mengatakan,

masyarakat Samin merupakan salah satu komunitas tertentu yang sudah ada sejak

zaman kolonial Belanda. Masyarakat Samin yang ada di Jawa merupakan warisan

dari nilai-nilai luhur budaya Nusantara.

Buku Agama Tradisional: Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan

Tengger22

karya Dr.Andrik Purwasito, DEA, menjelaskan tentang komunitas

masyarakat Samin dan Tengger. Kedua komunitas ini menurut Andrik merupakan

potret masyarakat yang memiliki semangat revolusioner. Apa yang dilakukan

masyarakat Samin pada mulanya merupakan sebuah perlawanan terhadap

penguasa Belanda yang dianggapnya telah menginjak-injak martabat

21

Syahrul Kirom, Ajaran Moral Masyarakat Samin dalam Perspektif Etika:Relevansinya Bagi

Pengembangan Bangsa,Yogyakarta,Universitas Gadjah Mada,2011, hlm.9. 22

Andrik Purwasito, Agama Tradisional: Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan

Tengger,Yogyakarta,LkiS, 2003.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

12

kemanusiaan. Masyarakat Samin melawan dengan joke-joke dan perilaku yang

sangat cerdas. Mereka sangat kuat memegang identitas dan kemandiriannya.

Suripan Sadi Hutomo dalam studinya tentang Samin dan Ajaran-

ajarannya23

menjelaskan mengenai ajaran-ajaran Samin. Temuan Suripan ini

sangat penting untuk melihat beberapa segi seputar nilai-nilai kehidupan

masyarakat Samin. Selain itu, temuan Suripan yang sangat penting adalah lima

kitab yang disebut Jamuskalimasada yang berisi ajaran-ajaran Samin Surosentiko

perihal konsep ketuhanan, etika kehidupan, etika politik, dan lain-lain.

Menurut Suripan, kaitan antara Samin dan kehutanan tidaklah sesederhana

bentuk-bentuk reaksi sosial yang lain sebagai tanggapan atas penetrasi kolonial.

Penetrasi yang begitu kuat dalam bidang ekonomi namun tidak menyinggung

sistem sosial masyarakat, kemungkinan tidak menimbulkan reaksi sosial berupa

perlawanan. Tergganggunya sistem-sistem sosial yang terdapat di kalangan

masyarakat justru yang memicu munculnya perlawanan Samin.

Skripsi karya Agus Budi Purwanto dengan judul Samin dan Kehutanan

Abad XIX24

, menguraikan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Samin dan

pengikutnya dalam melestarikan hutan jati. Skripsi ini juga menjelaskan

bagaimana kehidupan masyarakat Samin pada abad ke-19 dimana masyarakatnya

masih menjunjung nilai-nilai spiritual. Menurut Agus, dalam hubungannya

dengan hutan, Samin dan pengikutnya memiliki sistem pengetahuan yang pada

intinya menyatakan bahwa tanah Jawa termasuk di dalamnya ciptaan Tuhan yang

dititipkan Pandawa kepada orang Jawa sekaligus Samin dan pengikutnya. Ciptaan

23

Suripan Sadi Hutomo, Samin dan Ajaran-ajarannya, Semarang,Citra Almamater,1996,. 24

Agus Budi Purwanto, 2011, Samin dan Kehutanan Abad XIX, Yogyakarta: Perpustakaan Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

13

Tuhan tersebut tidak boleh dikuasai atas pemanfaatannya. Terganggunya

kepercayaan masyarakat pengikut Samin atas dominasi hutan jati oleh Belanda

yang pada akhirnya memunculkan perlawanan dalam rangka melestarikan hutan

jati di kabupaten Blora.

F. Landasan Teori

Penggunaan landasan teori dalam penelitian ilmu-ilmu sosial menjadi hal

penting dalam mendekati sebuah pokok persoalan. Realitas sosial sehari-hari

memiliki ragam yang tidak terhitung sekaligus berserakan antara satu dengan

lainnya. Penggunaan teori-teori sosial dalam penelitian sejarah masih sangat

relevan diajukan. Teori-teori sosial menuntut peneliti sejarah untuk berfikir

teoritis historis dalam menemukan genealogi fakta sejarah dan menunjukkan

gerak sejarah seperti apa yang terjadi. Menjelaskan fenomena gerakan Samin

abad XIX-XX dengan menggunakan teori sosial dimungkinkan tidak hanya

dalam konteks tersebut di atas, namun juga dalam usaha penyusunan sejarah

gerakan Samin yang lebih memperhatikan gerak sejarah dari dalam.

Penelitian ini menggunakan beberapa konsep sebagai dasar landasan teori.

Konsep-konsep tersebut antara lain adalah petani, kehutanan, kolonialisme, dan

gerakan petani.

1. Petani

Petani adalah orang yang bergerak di bidang pertanian dengan cara

melakukan pengolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara

tanaman. Tujuan bertani adalah memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

14

digunakan sendiri ataupun dijual kepada orang lain. Menurut Mubyarto, petani

merupakan komponen terpenting dalam membicarakan politik pertanian. Dua

komponen terpenting adalah petani dan pemerintahan. Di satu pihak ada petani

penggarap dan pengelola tanah, di lain pihak ada pemerintahan yang mengatur

dan mengusahakan suasana dan iklim segar agar pertanian dapat berkembang dan

terus-menerus mengalami kemajuan.25

Sedangkan menurut Thomas Stamford

Raffles dalam karyanya History of Java, politik pertanian adalah prinsip untuk

mendorong rakyat di Jawa dalam mengolah dan memperbaiki tanah, dengan

merangsang minat mereka pada hasil yang dapat diperoleh dari pekerjaan itu,

hanya dapat diharapkan bila ada perubahan mendasar dari keseluruhan sistem

pemilikan dan penguasaan tanah. 26

Menurut Mubyarto dalam karyanya yang berjudul Pengantar Ekonomi

Pertanian, pertanian dalam arti luas meliputi pertanian rakyat atau disebut

pertanian dalam arti sempit, perkebunan (termasuk di dalamnya perkebunan

rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, dan perikanan. Fokus perhatian

berhubungan dengan seluruh kegiatan ekonomis yang berorientasi pada

perkebunan dalam sejarah ekonomi Indonesia.27

Menurut Gilarso, ilmu ekonomi mempelajari persoalan-persoalan yang

berhubungan dengan usaha manusia untuk mencari nafkah dan memenuhi

kebutuhan hidupnya.28

Gilarso menyebutkan dalam usaha untuk mencari nafkah

25

Mubyarto, Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Jakarta, Penerbit Sinar Harapan,

1983, hlm. 17. 26

Sir Thomas Stamford Raffles, The History of Java, London, John Murray, 1877, edisi kedua,

1830, hlm.170. 27

Mubyarto,op.cit., hlm.16. 28

T. Gilarso, Ekonomi Indonesia Sebuah Pengantar I, Yogyakarta, Kanisius, hlm 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

15

dan memenuhi kebutuhan sangat luas meliputi konsumsi dan produksi,

perdagangan, uang dan pasar, ekspor, impor, pajak, investasi.29

Terdapat perbedaan status sosial antara penguasa dan kaum tani pada masa

kolonial. Di sisi lain, kekuasaan politik dan ekonomi dipegang oleh penguasa

kolonial. Kebijakan-kebijakan produk kolonial seperti sistem tanam paksa dan

land rent,30

semakin menempatkan posisi petani pada lapisan terbawah yang tidak

memiliki akses apapun untuk memperbaiki nasibnya.31

Keadaan yang semakin buruk, ternyata belum cukup untuk membuat

petani melawan dan memberontak. Sifat yang terbiasa hidup dalam kesusahan

membuat mereka tertempa untuk dapat mempergunakan berbagai cara untuk

mempertahankan tingkat subsistensi mereka.32

Eksploitasi yang dilakukan secara

berkelanjutan dengan kualitas terus meningkat, pada akhirnya menyebabkan

kemerosotan ekonomi bagi kehidupan petani di Indonesia.

Nasib petani yang memprihatinkan tersebut merupakan produk dari sistem

sosial dan politik yang telah hidup dalam masyarakat. Sisa-sisa konsep pandangan

feodalisme masih terasa pengaruhnya dalam kehidupan masyarakatnya. Petani

meskipun sebagai motor kehidupan dari suatu masyarakat agraris, namun peranan

mereka dalam sejarah belum banyak diketahui orang. Hal ini didasarkan oleh

29

Ibid, hlm. 18 30

Sistem sewa tanah dan wajib pajak yang harus diberikan kepada pemerintah kolonial. 31

Desi Rahmawati, Gerakan Petani dalam Konteks Masyarakat Sipil, 2003, hlm.332. Dalam

jurnal Ilmu sosial dan politik volume 6, Nomor 3 bulan Maret 2003. 32

Mochamad Fadjrin, Dinamika Gerakan Petani: Kemunculan dan Kelangsungannya, Bogor:

Institut Pertanian Bogor, 2011, hlm10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

16

pemikiran yang bersifat konvensional dimana petani dilihat sebagai sumber energi

yang tidak memiliki hak untuk berperan dalam sejarah.33

2. Kehutanan

Hutan sebagai salah satu komunitas biologi memberikan kontribusi besar

bagi kehidupan. Selain sebagai tempat tinggal berbagai flora dan fauna, hutan

juga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sebagai sebuah ekosistem, hutan

terbentuk oleh beberapa komponen yang tidak dapat terpisahkan satu dan lainnya.

Hutan oleh beberapa ahli didefinisikan sebagai berikut:

Menurut Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999, hutan adalah kesatuan

ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang

didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan

lainnya tidak dapat dipisahkan.34

Sedangkan menurut Arifin Arief, hutan merupakan kumpulan tetumbuhan

dan binatang yang hidup dalam lapisan dan di pemukiman tanah yang terletak

pada suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada

dalam keseimbangan dinamis.35

Helms berpendapat jika hutan adalah sebuah ekosistem yang bercirikan

oleh penutupan pohon-pohon yang cukup rapat dan luas, sering kali terdiri dari

tegakan-tegakan yang beraneka ragam sifat, seperti komposisi jenis, struktur,

kelas umur, dan proses-proses yang berhubungan. Hutan mencakup pula bentuk

33

A. Kardiyat Wiharyanto, Asia Tenggara Zaman Pranasionalisme,Yogyakarta: Penerbit

Universitas Sanata Dharma, 2005, hlm. 144. 34

Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167. 35

Indrayanto, Ekologi Hutan, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2012,hlm.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

17

khusus, seperti hutan industri, hutan milik non industri, hutan tanaman, hutan

publik, hutan lindung, dan hutan kota.36

Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk

kesejahteraan manusia karena dapat memberikan sumbangan berupa hasil alam.

Selain itu, hutan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kawasan hutan sebagai

sumber pemenuhan kebutuhan hidupnya baik berupa kayu, binatang liar, pangan,

rumput, lateks, maupun obat-obatan. Keberadaan hutan yang selama ini menjadi

paru-paru dunia diharapkan mampu memberi manfaat bagi umat manusia. Sebagai

sebuah ekosistem, hutan berperan sebagai penyedia sumber air, penghasil oksigen,

tempat hidup binatang dan tanaman, juga sebagai pencegah pemanasan global.

Bahkan hutan merupakan sumber daya alam yang diharapkan sebagai leading

sector37

bagi pembangunan. Hutan yang diharapkan dapat membantu

perekonomian sebuah negara mempunyai fungsi yaitu:

Undang-undang No. 41 Tahun 1999 pasal 638

menyebutkan bahwa hutan

mempunyai tiga fungsi yakni fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi

produksi. Pertama, Fungsi Konservasi yakni hutan dicadangkan untuk keperluan

pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Sebagai fungsi

konservatif, hutan dibagi menjadi dua golongan yakni kawasan suaka alam dan

kawasan pelestarian alam. Kedua pengertian fungsi hutan ini sama-sama memiliki

fungsi pengawetan keanekaragaman satwa, tumbuhan dan ekosistemnya.

Kedua, Fungsi Lindung yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi

pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan yang mengatur tata air,

36

www.academia.edu/8201808/HUTAN. 37

Sektor potensial yang dapat berperan sebagai penggerak bagi sektor lainnya. 38

Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

18

pencegah banjir, pengendalian erosi, pencegah intrusi air laut39

, dan pemelihara

kesuburan tanah.40

Hutan lindung mempunyai fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan,

dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan

berkelanjutan.

Ketiga, Fungsi Produksi yaitu hutan dimaksudkan untuk produksi kayu

dan hasil hutan lainnya untuk mendukung perekonomian negara dan masyarakat.

Hasil utama dari hutan produksi adalah berupa kayu sedangkan hasil hutan

lainnya disebut hasil hutan nirkayu yang meliputi rotan, bambu, rumput,

tumbuhan obat, biji, kulit kayu, daun, lateks, resin, dan zat ekstrasif lainnya.

Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan. Manfaat langsung

yang dapat diperoleh adalah kayu serta hasil hutan lainnya. Sedangkan manfaat

tidak langsung adalah hutan sebagai pengaturan tata air, rekreasi pendidikan,

sumber udara yang bersih, mencegah banjir dan lainnya.

Rimbawan41

berusaha menggolongkan hutan sesuai dengan ketampakan

khas masing-masing. Tujuannya untuk memudahkan manusia mengenali hutan

secara tepat. Berdasarkan proses terjadinya, hutan dibedakan menjadi dua yakni

hutan asli (primer) dan hutan buatan (sekunder) . Hutan asli adalah hutan yang

terjadi secara alami dan belum terkena campur tangan manusia. Hutan rimba

39

Intrusi air laut adalah menyusupnya air laut ke dalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah

yang terkandung di dalamnya. Hal ini bisa disebabkan oleh pemompaan yang berlebihan, kekuatan

air tanah ke laut, serta fluktuasi air tanah di daerah pantai. 40

Arifin Arif, Hutan: Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan, Jakarta: Penerbit Yayasan

Obor Indonesia, 1994, hlm.14. 41

Rimbawan merupakan seseorang yang mempunyai profesi pengelolaan hutan atau orang yang

sering memainkan peran dalam pengelolaan hutan ke arah kelestarian.rimbawan juga dapat

dikatakan sebagai pengawas kekayaan negara yang berupa sumber daya alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

19

adalah jenis hutan asli. Sedangkan hutan buatan adalah hutan yang pernah

ditebang dalam kurun waktu kurang lebih 30 tahun. Hutan ini dapat tumbuh

kembali secara alami setelah ditebang atau karena kerusakan yang cukup

luas.42

Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder terlihat lebih pendek dan kecil.

Sedangkan berdasarkan status kepemilikannya, hutan dibagi menjadi hutan

negara dan hutan rakyat. Hutan negara merujuk pada hutan yang statusnya

dimiliki oleh negara. Hutan ini berada di atas tanah negara yang tidak dibebani

hak atas tanah. Segala bentuk penguasaan dan pengelolaan harus seijin negara.43

Sedangkan hutan rakyat adalah hutan yang dibangun dan dikelola oleh rakyat.

Kebanyakan berada di atas tanah milik rakyat. Hutan rakyat kini telah banyak

yang dikelola dengan orientasi komersil yaitu untuk pemenuhan kebutuhan pasar

komoditas.44

Dulunya sekitar tahun 1980an, kebanyakan hutan rakyat berorientasi

subsisten yaitu untuk memenuhi kebutuhan petani sendiri.

Dalam sejarah Indonesia, hutan telah banyak mengalami perubahan

terutama dalam hal kepemilikan. Hutan yang awalnya merupakan hutan rakyat,

lambat laun beralih fungsi menjadi hutan milik negara. Selama ini model

penguasaan hutan yang dilakukan oleh negara telah membawa pengaruh dalam

pola kebijakan pengelolaannya. Ini berarti bahwa keberadaan sumber daya alam

tersebut diharapkan mampu menunjang arah dan tujuan yang ditetapkan dalam

setiap perencanaan pembangunan di Indonesia.

Jika menengok sekilas tentang sejarah penguasaan sumber daya hutan di

Jawa, maka pengelolaan hutan di Jawa merupakan pengelolaan hutan tertua di

42

Indrayanto., op.cit,hlm.56. 43

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-X/2012. 44

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

20

Indonesia. Dimulai ketika VOC 45

berlabuh di Indonesia pada 1602, hutan di Jawa

mulai dimanfaatkan untuk tujuan perdagangan. Pohon jati pada abad ke-15 sangat

melimpah dan VOC melihat hal ini sebagai sumber penghasilan yang potensial

bagi mereka.46

Terlihat mulai adanya motivasi ekonomi dari pihak kolonial

Belanda.

Pada tahun 1808 didirikan Boschwezen (jawatan kehutanan) yang

merupakan cikal bakal lahirnya Perum Perhutani milik pemerintah Indonesia saat

ini. Jawatan kehutanan banyak didirikan di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Dalam perkembangannya, jawatan kehutanan dirubah statusnya menjadi

Perusahaan Negara Perhutani mulai tahun 1963.47

Namun sejak 1972 dirubah lagi

menjadi Perum Perhutani dan wilayah kelolanya diperluas hingga Jawa Barat.

Sistem yang digunakan oleh Perum Perhutani pada saat itu hingga

menjelang Orde Baru berakhir, adalah kebijakan yang menguntungkan Perum

Perhutani sendiri. Perum Pehutani mencoba menginisiasikan program Prosperity

Approach.48

Program ini kemudian disempurnakan menjadi PMDH (Program

Pembinaan Masyarakat Desa Hutan). Kebijakan pengelolaan hutan yang demikian

membawa implikasi bagi masyarakat desa kawasan hutan. Masyarakat hutan

hanya menjadi penonton saja atas segala kekayaan hutan yang ada di sekitarnya.

45

Verenigdee Oost Indische Compagnie yang merupakan persekutuan dagang asal Belanda yang

memonopoli perdagangan di Asia. 46

Sulistyaningsih, Perlawanan Petani Hutan: Studi Atas Resistensi Berbasis Pengetahuan Lokal,

Yogyakarta: Kreasi Wacana,2013,hlm.3. 47

Sulistianingsih., op.cit.hlm.4. 48

Program kesejahteraan masyarakat dengan kegiatan subsidi saprotan dan saran air bersih,

program Mantri-Lurah. Program ini dimulai oleh Perum Perhutani pada 1972 dengan perubahan

pengelolaan dari pendekatan keamanan ke pendekatan kesejahteraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

21

Model penguasaan sumber daya hutan sebelum reformasi adalah model

penguasaan yang sangat sentralistik dan konvensional. Semua rencana yang

menyangkut tentang kebijakan kehutanan dibuat oleh Perum Perhutani Pusat di

Jakarta.49

Kebijakan ini diambil tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat

lokal. Pada model konservatif, biasanya pesanggem50

hanya menggarap lahan

selama 2-3 tahun dan sesudahnya mereka harus meninggalkan lahan garapannya.

Kondisi ini dirasa tidak adil dengan jerih payah yang telah dilakukan mereka baik

tenaga, waktu, dan uang.

Menurut Bachtiar51

, model pengelolaan hutan yang konvensional dan

sentralistik menimbulkan berbagai persoalan. Pertama, perlakuan Perum

Perhutani, baik secara individual maupun institusional, kepada masyarakat

banyak menimbulkan konflik antara masyarakat desa hutan dan Perum Perhutani.

Perlawanan dan pembangkangan dilancarkan oleh masyarakat dengan berbagai

cara baik secara sembunyi-sembunyi maupun terbuka. Kedua, maraknya

penebangan liar dan penebangan resmi yang dilakukan di hutan Jawa

menimbulkan deforestasi yang memprihatinkan. Ketiga, dari sisi kenegaraan

hayati, berbagai jenis binatang liar dan tumbuhan yang pernah menjadi ciri khas

Pulau Jawa mulai sulit ditemukan, bahkan beberapa telah punah seperti harimau.

3. Kolonialisme

Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas

wilayah dan manusia di luar batas negaranya dan seringkali untuk mencari

49

Sulistianingsih., op.cit.hlm 11. 50

Petani yang menggarap sebagian lahan di kawasan hutan selepas tebang dengan ditanami padi

atau aneka palawija. 51

Irfan Bachtiar, Hutan Jawa Menjemput Ajal, makalah dalam semiloka Temu inisiatif DPRD se-

Jawa-Madura,Yogyakarta: Biro Penerbit Arupa, 2001,hlm.5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

22

dominasi ekonomi dan sumber daya.52

Kolonialisme juga dapat dikatakan sebagai

sebuah sistem yang digunakan negara dalam rangka menjalankan politik

pendudukan atau jajahan terhadap negara lain.

Berbicara mengenai masa kolonialisme Belanda, masalah yang seringkali

menjadi pembahasan pokok dalam setiap kajian sejarah adalah masalah ekonomi.

Khusus di Jawa, kolonialisme ekonomi Belanda lebih menekankan pada sektor

pertanian. Pemerintah kolonial membidik tanah Jawa sebagai lahan yang subur

bagi usaha-usahanya dalam memperoleh keuntungan ekonomi. Seperti diketahui,

pemerintah kolonial Belanda melihat tanah jajahan di Jawa memiliki potensi

ekonomi yang luar biasa menguntungkan, dalam artian Jawa memiliki sumber

daya manusia yang dapat dimanfaatkan.

Seperti telah diketahui, sejak kongsi dagang Belanda yaitu VOC,

menancapkan kekuasaannya di Nusantara tahun 1602, arah dan tujuan Belanda

telah nampak jelas yaitu mencari keuntungan ekonomi sebesar-besarnya. Bahkan

ketika kongsi ini harus dibubarkan pada tahun 1798 dan diambil alih oleh

pemerintah Belanda sendiri, tujuan penjajahan tetap berlanjut.53

Tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan ekonomi telah menjadi suatu pola

utama bagi setiap periode penjajahan di berbagai belahan dunia. Penjajahan

berbasis ekonomi akan memberikan dampak tersendiri bagi wilayah yang

dijajahnya. Dari segi positif mungkin dampak penjajahan akan menghasilkan

suatu penemuan baru. Di Indonesia terlihat jika dampak kolonialisme lebih

kepada dampak negatif. Jika dilihat dari konteks historisnya, kecenderungan

52

http://irman.edi.blogspot/com/kolonialisme. 53

Marwati Djoened, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Jilid V, Jakarta, PN.Balai Pustaka.

1984, hlm.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

23

keuntungan sepihak tetap dimiliki oleh pihak penjajah, sedangkan yang menjadi

korban adalah masyarakat pribumi.54

Bagi Indonesia sendiri, masa kolonialisme dapat dikatakan sebagai masa

tersulit. Kondisi sosial dan ekonomi pada masa 1800-an mengalami

ketidakstabilan yang cukup hebat akibat adanya sistem kolonial yang cenderung

memaksa55

. Kondisi masyarakat Jawa tidak semakin baik tetapi semakin miskin

dan mengalami pembodohan yang dilakukan oleh pemerintah demi mencapai

keuntungan ekonomi tersebut. Masyarakat Jawa hanya sekedar dimanfaatkan

sebagai sumber penyedia tenaga kerja murah serta memiliki tanah sangat

potensial. 56

4. Gerakan Petani

Gerakan petani merupakan suatu bentuk perlawanan yang sengaja

dilakukan oleh sekelompok petani yang terorganisir untuk menciptakan terjadinya

perubahan dalam pola interaksi atau keadilan untuk petani di dalam masyarakat.57

Gerakan tersebut memiliki ciri-ciri seperti halnya gerakan sosial yaitu, (1) gerakan

sosial merupakan satu bentuk perilaku kolektif, (2) senantiasa memiliki tujuan

untuk membuat perubahan sosial atau mempertahankan sebuah kondisi, (3) tidak

identik dengan gerakan politik yang terlibat dalam perebutan kekuasaan, (4)

merupakan perilaku kolektif yang terorganisir, (5) lahir dari kondisi masyarakat

54

Ibidem. 55

Marwati Djoened, Nugroho Notosusanto, op.cit, hlm.5. 56

Ibid. 57

Sadikin, 2005, Perlawanan Petani, Konflik Agraria, dan Gerakan Sosial.Yayasan Akatiga,

hlm.24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

24

yang berkonflik, (6) aktivitas dan gerakannya terus menurus.58

Kemunculan

gerakan ditandai adanya kegelisahan akibat kesenjangan antara nilai-nilai harapan

dan kenyataan hidup sehari-hari. Kelompok masyarakat menginginkan tatanan

hidup yang baru dengan membentuk sebuah gerakan yang terorganisir.

Sepanjang abad 19 sampai awal abad 20, dikatakan oleh Sartono

Kartodirdjo, sejarah Indonesia ditandai dengan meledaknya gejolak atau protes

sosial di kalangan pribumi. Kesemuanya ini dapat dimaklumi sebagai akibat

konflik yang terjadi antara rakyat dan pemerintah kolonial.59

Gerakan sosial yang

terjadi juga dilakukan oleh para petani untuk menentang pemerintah kolonial.

Sartono dalam bukunya Ratu Adil menjelaskan bahwa ada beberapa gerakan

petani. Macam-macam gerakan tersebut adalah:

a. Gerakan Millenarianisme

Gerakan millenarianisme merupakan gerakan yang didasarkan pada

keyakinan (ramalan) akan datangnya suatu abad keemasan. Ketidakadilan akan

diakhiri dan keharmonisan akan dipulihkan. Gerakan millenarianisme tentang

kebahagiaan dan perdamaian dipercaya akan ditandai dengan bencana alam,

dekadensi moral, dan kemelaratan di kalangan masyarakat. Gerakan

millenarianisme merupakan gerakan petani yang mengharapkan kehidupan lebih

baik pada masa akan datang. Mereka yakin gerakannya akan berhasil, perdamaian

dan kebahagiaan sempurna akan tercipta. Gerakan millenaristis kaum tani ini

tidak dapat dipisahkan dari pikiran keagamaan tradisional yang masih memainkan

58

Kasmanto Sunarto, 2004, Pengantar Sosiologi,Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, hlm.47. 59

Sartono Kartodirdjo,Pemberontakan....op.cit. hlm.207.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

25

peranan penting dalam politik pedesaan.60

Gerakan-gerakan millenaristis

tradisional tumbuh subur bersama dengan gerakan sekuler modern dan gerakan-

gerakan keagamaan.

Gerakan-gerakan itu pada dasarnya dapat dianggap sebagai dinamika

intern masyarakat lokal atau regional dan merupakan sejarah mikro yang sering

menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah kolonial.61

Masyarakat lokal

mengalami berbagai macam tekanan dari luar. Pandangan millenarian telah

menimbulkan dorongan di dalam gerakan rakyat untuk memberontak dan kadang-

kadang orang mencari perlindungan fisik dari kejadian-kejadian yang merupakan

bencana besar.62

Ideologi milleniarian mengandung unsur-unsur keakhiratan yang

merupakan faktor yang mempercepat gerakan perlawanan. Peralihan dari situasi

yang ada dibayangkan berlangsung secara radikal dan revolusioner.63

Orang-orang

yang percaya dan mengharapkan dapat selamat dari bencana alam dianjurkan

supaya mematuhi petunjuk pemimpin dalam melakukan kegiatan perlawanan.

Dari sini kemudian muncul seorang pemimpin yang dianggap sebagai Mesias atau

sering disebut sebagai Ratu Adil.

b. Gerakan Mesianisme

Gerakan mesianisme merupakan gerakan rakyat yang timbul atas

kepercayaan bahwa seseorang tokoh yang akan datang untuk membebaskan orang

dari segala penderitaan. Studi tentang gerakan-gerakan keagamaan selama zaman

60

Sartono Kartodirdjo, Ratu Adil, Jakarta, Sinar Harapan, hlm. 84. 61

Ibid. hlm.12. 62

Ibid. hlm.15. 63

Ibid.,hlm.16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

26

kolonial dapat memanfaatkan sumber-sumber materi yang cukup dan diperoleh

dari para pejabat kolonial yang diserahi tugas untuk mengurus pergolakan-

pergolakan yang ada. Gerakan-gerakan bercorak Ratu Adil merupakan ancaman

potensial bagi rezim kolonial. Gerakan Ratu Adil di Jawa, walaupun kelihatannya

semata-mata bersifat keagamaan dan tidak berbau politik, pada praktiknya

dipandang sebagai provokasi berbahaya terhadap pemerintah yang ada.64

Ratu Adil secara sederhana diartikan sebagai pemimpin yang menjadi

pemegang kekuasaan serta melaksanakan kekuasaannya secara adil. Ratu Adil

merupakan manusia terpilih yang memiliki hubungan khusus dengan Tuhan,

sehingga sosoknya dianggap memiliki sifat bijaksana, taat ibadah, dan mampu

membawa rakyat keluar dari penderitaan.

Gerakan Ratu Adil sebagai gerakan sosial menolak secara menyeluruh

tertib sosial yang sedang berlaku. Gerakan ini ditandai oleh kejengkelan moral

untuk menentang dan bermusuhan dengan kaum yang mempunyai hak istimewa.

Radikalisme menjadi suatu bagian dari Gerakan Ratu Adil yang bersifat

revolusioner. Keanggotaan gerakan sosial seperti itu terbatas pada strata sosial

rendah, kaum tertindas, dan orang-orang kurang mampu.65

Kebudayaan tradisional Jawa diliputi oleh suatu keyakinan yang kuat akan

hal-hal gaib. Kehidupan manusia berwujud di dalam suatu yang saling berkaitan

dengan waktu dan ruang kudus.66

Kaum petani dengan sangat mudah dipengaruhi

oleh kepercayaan akan kekuatan gaib dan ramalan-ramalan tentang Ratu Adil.

Orang-orang yang percaya dan mengharapkan dapapt selamat dari bencana alam

64

Sartono Kartodirdjo, Ratu,...op.cit.,hlm. 11. 65

Ibid.,hlm. 38. 66

Ibid.,hlm. 42.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

27

dianjurkan supaya mematuhu petunjuk pemimpin gerakan dalam melakukan

pemberontakan. Ketidakberdayaan politik membuatnya tertarik akan unsur-unsur

kekuatan gaib.

c. Gerakan Nativisme

Gerakan nativisme merupakan gerakan petani yang menginginkan

bangkitnya kejayaan hidup yang sesuai dengan alam lingkungannya dimasa

lampau dengan dipimpin oleh raja yang adil dan memperhatikan kesejahteraan

rakyat. Gerakan ini menginginkan tampilnya pribumi sebagai penguasa adil

seperti yang terjadi sebelum masa penjajahan. Para nativis mengharapkan secara

khusus dengan membayangkan kedatangan suatu masyarakat di mana orang kulit

putih akan terusir dan sekutu-sekutu pribumi mereka akan digulingkan.67

Gerakan-gerakan sosial kepribumian kerap kali menyatakan keinginan

untuk menghidupkan kembali keadaan prajajahan dengan memproklamasikan

kembalinya sebuah kerajaan kuno. Kepribumian menambahkan suatu unsur

politik yang kuat terhadap pernyataan kepercayaan Ratu Adil dengan

menghubungkan kemerosotan martabat, khususnya dengan kekuasaan asing dan

pembantu-pembantunya serta kepada korupsi nilai-nilai dan patokan tradisional

yang diakibatkannya.68

Terdapat karakteristik umum dari perbedaan-perbedaan gerakan protes

yang terjadi di Jawa abad ke-19. Ekspresi perlawanan para petani pedesaan itu

terhadap otoritas kolonial memiliki akar kuat dalam masyarakat tradisional.

Kehadiran kolonial Belanda dianggap merusak tatanan nilai yang telah ada dalam

67

Ibid. 68

Ibid.,hlm. 61.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

28

masyarakat tradisional mereka. Kehadiran kuasa kolonialisme di pedesaan Jawa

telah membawa perubahan sosial yang tak tertahankan, serta meningkatkan

potensi konflik.69

Penolakan radikal secara ideologis terjadi atas segala perubahan yang

dibawa modernitas kolonial lewat perambahan lahan-lahan yang menjadi sumber

kehidupan petani. Baik dilakukan secara sistematik atau paksaan, perubahan-

perubahan itu telah menaikkan posisi ide-ide keagamaan, magis, dan ritual-ritual

gaib dalam masyarakat petani pedesaan yang akhirnya bermuara pada gerakan-

gerakan protes.70

Semuanya itu bagi masyarakat pedesaan Jawa merupakan suatu

perlawanan terhadap pengaruh asing.

Perlawanan yang dilakukan oleh kaum tani dimaksudkan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Bentuk perlawanan yang dilakukan

tidak sampai pada tahap pembangkangan secara terbuka dengan melakukan

pemberontakan secara fisik dan dilakukan secara kolektif. Bentuk perlawanan ini

antara lain dengan mencuri kecil-kecilan, pura-pura tidak tahu, mengumpat di

belakang, membakar, dan melakukan sabotase. Bentuk perlawanan ini sedikit

sekali yang membutuhkan koordinasi atau perencanaan, dan secara cerdas

menghindari setiap konfrontasi simbolis langsung dengan pihak-pihak penguasa.71

Karena nasibnya hampir selalu kalah, maka pemberontakan yang besar

sama sekali tidak taktis untuk mencapai suatu hasil yang maksimal. Pertarungan

yang sabar dan diam-diam, dilakukan dengan tekad kuat oleh masyarakat desa

69

Sartono Kartodirdjo,Protest Movements in Rural Java: A Study Of Agrarian Unrests in The

Nineteenth and Twentieth Centuries, Oxford University Press, 1973 ,hlm.186. 70

Ibid., hlm.187. 71

James C Scott, Senjatanya Orang-Orang Yang Kalah, Bentuk Perlawanan Sehari-Hari Kaum

Tani. Jakarta,Yayasan Obor Indonesia, 2000, hlm. 40.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

29

selama bertahun-tahun akan lebih banyak mendatangkan hasil. Para petani

pedesaan biasanya melakukan perlawanan pada malam hari dan dilakukan secara

diam-diam. Perlawanan petani tidaklah dimaksudkan untuk mengubah dominasi

secara langsung,72

namun yang menjadi titik pijakan dari perlawanan ialah

bagaimana untuk tetap bisa bertahan hidup.

Masyarakat Jawa sebagian besar merupakan masyarakat agraris yang

memandang tanah sebagai aset penting dalam kehidupan. Hal ini dikarenakan

tanah merupakan sumber daya alam yang diolah untuk keperluan hidup. Tanah

bagi masyarakat agraris berfungsi sebagai aset produksi untuk dapat

menghasilkan komoditas hasil pertanian. Pada masa kolonial dikenalkan tanah

partikelir73

sebagai hasil penjualan oleh Belanda.74

Di tanah-tanah milik swasta

itu, pemilik memperoleh hak untuk menarik pajak dari para petani. Hal tersebut

tentu memberatkan para petani hingga akhirnya menimbulkan gejolak.

Perlawanan yang munculpun banyak dipimpin oleh tokoh-tokoh lokal, baik ulama

ataupun bangsawan lokal.

G. Metodologi Penelitian

Sebagai sebuah studi sejarah, penelitian ini menggunakan metode sejarah.

Metode sejarah dalam konteks penulisan ini adalah proses menganalisa secara

rekaman dan peninggalan masa lalu. Tulisan ini merupakan sebuah kajian

pustaka, sehingga metode yang akan dilakukan dalam penulisan ini adalah

72

Ibid, hlm.2. 73

Tanah partikelir adalah tanah yang dimiliki orang-orang swasta Belanda dan orang pribumi yang

mendapat hadiah tanah karena dianggap telah berjasa kepada pemerintah Belanda. 74

James C Scott, Senjatanya....op.cit, hlm.123.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

30

mengumpulkan sumber-sumber tertulis baik primer maupun sekunder. Akan

tetapi, karena keterbatasan dalam menemukan dan menggunakan sumber primer,

maka penulisan ini lebih banyak menggunakan sumber sekunder dan tersier.

Secara metodologis, penelitian ini mendasarkan diri pada tahapan

penelitian sejarah secara umum. Menurut Kuntowijoyo75

, penelitian sejarah

mempunyai lima tahapan, yakni: pemilihan topik, pengumpulan sumber,

verivikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber), interpretasi berupa analisis dan

sintesis, dan yang terakhir adalah penulisan atau historiografi.

1. Pemilihan Topik

Pemilihan topik merupakan langkah pertama dalam penulisan sejarah.

Sebagaimana dengan hal tersebut, topik penelitian ini adalah “Gerakan Samin

Melawan Kolonialisme Belanda: Perlawanan Petani Kawasan Hutan di Blora

Abad XIX-XX”. Perkembangan sektor pertanian tradisional sangat menarik untuk

dibahas. Sektor ini mengalami perubahan seiring dengan kedatangan bangsa Barat

yang memanfaatkan hasil-hasil pertanian untuk memenuhi permintaan pasar

Eropa.

Topik yang dipilih memiliki nilai perjuangan tentang dinamika

masyarakat kecil yang tetap mempertahankan resistensi mereka di bawah tekanan

para penguasa. Perjuangan mereka pada akhirnya mampu menciptakan sebuah

masyarakat yang dapat hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya.

75

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Bentang Budaya, 2001, hlm.91.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

31

2. Heuristik atau Pengumpulan Sumber

Setelah topik ditentukan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan

sumber-sumber sejarah (heuristik). Karena penelitian ini merupakan penelitian

pustaka, maka data-data diperoleh dari laporan-laporan penelitian tentang gerakan

Samin dan tentang politik kehutanan kolonial. Laporan-laporan tersebut terdapat

dalam buku, jurnal-jurnal, maupun artikel di internet. Karena keterbatasan sumber

di perpustakaan Sanata Dharma, maka penulis juga mencari sumber-sumber

terkait di perpustakaan lain.

3. Verifikasi atau Kritik Sumber.

Verifikasi atau kritik sumber merupakan tahap penelitian setelah

pengumpulan data. Kritik sumber sejarah adalah upaya untuk mendapatkan

otentisitas dan kredibilitas sumber. Yang dimaksud dengan kritik adalah kerja

intelektual dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah untuk mendapatkan

obyektivitas suatu kejadian.76

Umumnya kritik sumber dilakukan terhadap

sumber-sumber pertama. Kritik ini meliputi verivikasi sumber, yaitu pengujian

mengenai kebenaran atau ketepatan dari sumber tersebut. Dalam metode sejarah

ada dua jenis kritik sumber, yaitu kritik eksternal dan kritik internal.77

Kritik eksternal adalah kritik yang dilakukan untuk mengetahui keaslian

sumber.78

Kritik ini dilaukan dengan cara meneliti bahan yang digunakan, sifat

bahan, gaya penulisan, bahasa tulisan, dan jenis huruf yang digunakan, apakah

membuktikan sumber yang didapat asli atau tidak. Sedangkan ktirik internal

ditujukan terhadap isi dari sumber sejarah. Apakah isi dari sumber yang dipakai

76

Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta, Graha Ilmu,2010, hlm.35. 77

Ibid.,hlm. 103. 78

https://id.m.wikipedia.org/wiki/kritik_sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

32

dapat dipercaya atau tidak. Untuk itu yang harus dilakukan adalah dengan

membandingkan kesaksian antar berbagai sumber. Sumber yang digunakan dalam

penulisan ini adalah buku-buku yang membahas tentang gerakan Samin dan

ajaran yang dihasilkannya. Teknik yang dilakukan peneliti adalah studi teks yang

didukung dengan studi pustaka. Sehingga data yang dipergunakan dalam

penulisan adalah berupa sumber tertulis. Sumber tertulis yang digunakan adalah

tulisan dari para peneliti lain yang juga pernah meneliti tentang gerakan Samin di

Blora. Selain sebagai sumber penulisan, teks tersebut juga untuk membandingkan

penelitian terkait gerakan Samin yang telah ada sebelumnya, dengan penelitian

yang akan dilakukan ini. Selain itu, penulisan ini juga menggunakan majalah yang

pernah memuat tulisan terkait gerakan Samin. Data yang diperoleh dibandingkan

dengan data lain yang berkaitan dengan topik dalam penelitian ini.

4. Interpretasi

Interpretasi data juga sering disebut penafsiran data. Interpretasi data harus

berdasarkan argumen yang memiliki landasan yang relevan. Terdapat dua macam

interpretasi yaitu analisis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan). Fakta-fakta

yang diperoleh melalui sumber kemudian diinterpretasikan menjadi rangkaian

peristiwa yang dapat diuji kebenarannya. Dengan demikian interpretasi data

menjadi kuat karena berdasarkan data yang relevan.

Pendekatan sosial-ekonomi dipakai dalam memahami Gerakan Samin dan

pengikutnya serta dampaknya bagi masyarakat sekitar. Pendekatan sosial-

ekonomi dipilih karena tujuan pokok dari kolonialisme Belanda adalah eksploitasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

33

ekonomi negara jajahan. Dari permasalahan ekonomi tersebut kemudian ditarik ke

dalam permasalahan sosial masyarakat.

5. Historiografi atau Penulisan Sejarah

Tahap terakhir yang dilakukan adalah penulisan. Penulisan ini berdasarkan

data-data yang diperoleh dari sumber-sumber yang digunakan. Dalam penulisan,

penulis harus memperhatikan penyusunan cerita yang berurutan, penyusunan

berbagai kejadian sesuai urutan waktu, hal yang berhubungan dengan sebab akibat

dari suatu peristiwa, daya pikir untuk menciptakan sesuatu yang ada di pikirannya

berdasarkan pengalaman

H. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini dituangkan dalam tulisan dengan sistematika sebagai

berikut:

Bab I Berupa pendahuluan memuat latar belakang penelitian, permasalahan,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, tinjauan pustaka, landasan teori,

metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Membahas latar belakang Gerakan Samin dan pengikutnya dalam

melawan pemerintah kolonial Belanda pada abad ke-19. Praktek

kolonialisme Belanda di Blora merupakan faktor munculnya gerakan

ini.

Bab III Membahas dinamika Gerakan Samin dan pengikutnya sebagai bentuk

perlawanan masyarakat yang terkena dampak dari intervensi Belanda di

wilayah Blora.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

34

Bab IV Berisi dampak yang muncul dari gerakan Samin dan pengikutnya

melawan pemerintah kolonial Belanda.

Bab V Menyajikan kesimpulan yang berisi pernyataan penulis mengenai hasil

penelitian sekaligus jawaban atas permasalahan yang ada pada

pendahuluan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

35

BAB II

LATAR BELAKANG GERAKAN SAMIN

A. Penguasaan Hutan oleh Belanda di Jawa

Eksploitasi hutan di Jawa dimulai pada masa VOC abad ke-17 yakni

ketika VOC membidik pulau Jawa sebagai sumber penghasilan yang potensial.

Pada tahun 17431, ketika kerajaan Mataram mulai melepaskan daerahnya di

wilayah pantai utara dan timur Jawa (Rembang, Pekalongan, Weleri, dan Jepara),

hutan diambil alih oleh pihak penguasa. VOC mendapat hak-hak hutan dari raja

Jawa termasuk hasil hutan berupa getah,damar, dan rotan. VOC dan kerajaan

Mataram juga melakukan sejumlah perjanjian, salah satunya adalah perjanjian

antara Jacobus Courper dan susuhan Amangkurat I yang akan mengijinkan VOC

untuk membuat pusat pembuatan kapal di Rembang. Dalam perjanjian tersebut

juga diterangkan bahwa VOC memperoleh sejumlah hak atas tenaga kerja guna

menebang kayu. Perjanjian biasanya disertai dengan pengiriman hadiah-hadiah

untuk penguasa kerajaan berupa barang-barang dari Eropa misalnya kain renda,

bahan sandang, air mawar, dan barang mewah lainnya.2 Sebagai kongsi dagang,

VOC mengeksploitasi hutan secara besar-besaran tanpa mempertimbangkan

kerusakan yang ditimbulkannya.

Menjelang akhir abad ke-18, kekuatan VOC di Jawa mulai menurun.

Kondisi keuangan VOC mengalami masalah akibat korupsi yang merajalela dan

akhirnya mengalami kebangkrutan. Pada tahun 1816 pemerintah Belanda

1 Hasanu Simon, Pengelolaan Hutan Bersama Rakyat, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008, hlm.54.

2 Nancy Lee Peluso, Hutan Kaya, Rakyat Melarat: Penguasaan Sumber Daya dan Perlawanan Di

Jawa, KOPHALINDO, 2006, Hlm.53.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

36

36

mengambil alih kekuasaan VOC di Jawa. Pemrintah Belanda mengeluarkan

beberapa kebijakan, salah satunya adalah yang dilakukan oleh gubernur Jendral

Vand der Capellen. Ia mengeluarkan kebijakan yang menjamin orang Jawa untuk

menggunakan hasil tanah mereka secara bebas, tetapi tetap dengan kewajiban

untuk membayar sewa tanah. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh Eropa

dalam usaha proses produksi komoditi ekspor. Selain itu, kebijakan ini bertujuan

untuk memperlancar setoran sewa dari petani. Namun kebijakan ini tidak dapat

bertahan lama karena pengeluaran keuangan pemerintah Belanda dengan skala

besar untuk biaya Perang Jawa tahun 1825-1830 serta merosotnya harga komoditi

ekspor di pasaran Eropa.

Keinginan pemerintah Belanda untuk menguasai pulau Jawa tetap menjadi

tujuan mereka. Mereka melihat bahwa pulau Jawa memiliki potensi sumber daya

alam dan manusia yang dapat dimanfaatkan. Salah satu daerah yang dilirik oleh

pemerintah Belanda adalah kabupaten Blora yang kaya akan hasil hutan berupa

kayu jati. Pemerintah kolonial Belanda memanfaatkan kayu jati di daerah

jajahannya untuk pembuatan kapal serta arsitektur. Mereka melakukan berbagai

cara untuk mendapatkan kayu jati yang berlimpah, termasuk diantaranya dengan

penebangan hutan milik rakyat, maupun perampasan secara paksa. Terkait potensi

kayu jati di Jawa serta pengurangan luasan hutan akibat eksploitasi VOC, Dirk

van Hogendrop (pegawai VOC) abad ke-18 yang dikutip Raffles dalam bukunya

The History of Java menyebutkan bahwa:

“...hutan di Jawa memiliki kayu jati yang cukup banyak untuk bahan

kapal-kapal yang bagus yang dalam waktu singkat, seperti kapal-kapal

dagang yang sangat mereka butuhkan ... Mereka ini memperoleh kayu jati

tanpa harus susah payah...Hal itu mudah dibayangkan bagaimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

37

37

ketamakan dari para lintah darat dalam memanfaatkan hutan dan berusaha

mengambil semuanya apa yang ada di hutan. Meskipun demikian, hutan di

Jawa itu tidak akan habis-habisnya jika hutan dipelihara dan dirawat

dengan baik...”3

Sebelum VOC datang di Jawa, penguasaan hutan masih berada di bawah

raja-raja Jawa, dan penebangan kayu dilakukan hanya sebatas untuk memenuhi

kebutuhan keraton. Pada waktu itu kayu jati belum diusahakan untuk

diperdagangkan atau dikembangkan untuk industri perkapalan dalam skala besar.

Di Jawa sebelum kedatangan VOC, banyak pemukiman penduduk di dalam dan

sekitar hutan jauh dari kendali sehari-hari yang efektif oleh istana raja.4 Hal ini

terutama berlaku bagi pemukiman di luar pusat wilayah istana yang tidak

terhubung dengan tanah hak milik kerajaan atau kawasan keagamaan.5

Klaim raja Jawa atas kepemilikan tanah tidaklah sama dengan konsepsi

Eropa tentang hak milik pada masa itu. Meskipun dalam teorinya semua tanah

termasuk hutan merupakan milik raja, namun dalam kenyataanya penduduk bebas

mengambil dan memanfaatkan hutan. 6 Terlebih lagi, pada waktu itu belum ada

pegawai kerajaan yang khusus mengawasi hutan.

Sampai akhir abad ke-18 kondisi hutan jati di Jawa mengalami degradasi

serius, sehingga mengancam kelangsungan hidup perusahaan-perusahaan kapal

kayu yang mengandalkan pasokan kayu dari hutan. Karena itu, ketika pemerintah

kolonial Belanda mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur

3 Nancy Lee Peluso, Hutan Kaya, Rakyat Melarat:Penguasaan Sumber Daya dan Perlawanan di

Jawa, KOPHALINDO, 2006,hlm. 63. 4 Ibid,hlm. 4.

5 Wilayah-wilayah pusat di dalam ranah kekuasaan Mataram di Jawa disebut Negaragung.

Wilayah-wilayah luarnya disebut Pasisiran , wilayah luar negara disebut Mancanegara 6 Warto, Blandong: Kerja Wajib Eksploitasi Hutan di Rembang Abad ke-19, Pustaka

Cakra,Surakarta, 2001, hlm.87.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

38

38

Jendral di Hindia Belanda, tepatnya pada tanggal 14 Januari 1808, salah satu tugas

yang dibebankan adalah merehabilitasi kawasan hutan.7

Agar Daendels dapat melaksanakan amanat itu dengan baik, maka

sebelum berangkat ke Jawa, dia ditugaskan untuk belajar ke Jerman guna mencari

tahu bagaimana membangun hutan tanaman yang baik. Pada abad ke-17, Jerman

sudah dikenal di seluruh Eropa sebagai negara yang paling berhasil membangun

hutan tanaman monokultur yang dikenal sebagai timber management.8

Sepulang belajar dari Jerman, Daendels menuju Jawa dan memulai babak

baru dalam pengelolaan hutan Jawa meniru model pengelolaan hutan monokultur

di Jerman.9 Pada tanggal 28 Mei 1808, Daendels mengeluarkan Peraturan

Pemangkuan Hutan di Jawa yang memuat prinsip sebagai berikut:

1. Pemangkuan hutan sebagai domein Negara dan semata-mata dilakukan

untuk kepentingan Negara.

2. Penarikan pemangkuan hutan dari kekuasaan Residen dan dari juridiksi

wewenang Mahkamah Peradilan yang ada yakni Dienst van het

Boschwezen (Jawatan Kehutanan).

3. Penyerahan pemangkuan hutan kepada dinas khusus di bawah

Gubernur Jenderal, yang dilengkapi dengan wewenang administratif

dan keuangan serta wewenang menghukum pidana.

4. Areal hutan pemerintah tidak boleh dilanggar, dan perusahaan dengan

eksploitasi secara persil dijamin keberadaannya, dengan kewajiban

melakukan reforestasi dan pembudidayaan lapangan tebangan.

5. Semua kegiatan teknis dilakukan rakyat desa, dan mereka yang bekerja

diberikan upah kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Kayu-kayu yang ditebang pertama-tama harus digunakan untuk

memenuhi keperluan Negara, dan kemudian baru untuk memenuhi

kepentingan perusahaan swasta.

7 Ibid., hlm.38.

8 Suatu proses pengelolaan lahan hutan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga secara

berkesinambungan dapat terus menerus memberikan produksi dan jasa serta bisa menimbukan

efek lingkungan dan sosial yang tidak diinginkan. Pengelolaan hutan sesuai dengan prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan. Dimana pengelolaan hutan lestari bertujuan untuk kepentingan sosial,

ekonomi, dan lingkungan. 9 Hasanu Simon, Aspek Sosio-Teknis Pengelolaan Hutan Jati di Jawa, Yogyakarta, Pustaka

Belajar, 2004, hlm. 33.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

39

39

7. Rakyart desa diberikan ijin penebangan kayu menurut peraturan yang

berlaku. 10

Dasar-dasar pengelolaan kehutanan ilmiah yang diletakkan Daendels di

hutan Jawa bertumpu pada tiga hal yaitu penguasaan tanah, spesies, dan tenaga

kerja.11

Pertama, terkait dengan penguasaan tanah, pernyataan bahwa semua

hutan adalah ranah negara sebagaimana prinsip pertama di atas memiliki

konsekuensi pada penghapusan seluruh eksploitasi hutan oleh swasta, dan negara

tentu saja akan memonopoli perdagangan serta pengangkutan kayu. Hal ini berarti

bahwa seluruh penyewaan desa dan hutan yang kayu jatinya akan ditebang untuk

pengusaha swasta dibatalkan.

Kedua, terkait dengan spesies, kelestarian produksi kayu jati harus

diusahakan jika Belanda menginginkan keuntungan berkesinambungan dari hutan

jati. Dalam usaha tersebut, ia bahkan meminta Inspektur Jenderal bawahannya

untuk bersumpah “tidak akan berkomplot diam-diam dengan pedagang kayu,

menghadiahi mereka kayu, atau ia sendiri mencuri kayu”.12

Daendels juga menunjuk seorang pengawas hutan untuk mengawasi

pembalakan, penanaman kembali, pengumpulan benih jati, dan pengupasan

melingkar kulit batang pohon. Pengawas hutan harus bertanggungjawab terhadap

segala kegiatan eksploitasi dan keamanan hutan, serta diperintahkan agar hutan

yang telah ditebang segera ditanami bibit jati baru. Dalam setahun, Jawatan

Kehutanan harus menanam sedikitnya 100.000 bibit jati.13

Secara umum dalam

usaha mengelola spesies utama dalam hutan yakni kayu jati, Daendels

10

I Nyoman Nurjana., op.cit., hlm.67-68. 11

Nancy Lee Peluso,....op.cit, hlm. 93. 12

Ibid,hlm.68. 13

Warto. op.cit., hlm.76.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

40

40

menyerahkan urusan tersebut pada lembaga kehutanan yang dibentuknya yakni

Jawatan Kehutanan atau Boschwezen. Sementara itu, Boschganger merupakan

bawahan dari Jawatan Kehutanan.

Ketiga, terkait dengan penguasaan tenaga kerja. Sistem kewajiban untuk

melaksanakan pekerjaan kehutanan waktu itu dinamakan Blandongdiensten, dari

kata dasar blandong yang berarti penebang pohon. Sebenarnya, jauh sebelum

masa pemerintahan Daendels, blandong sudah lama ada. Tugasnya tetaplah sama

yakni buruh tebang. Para penebang dibebaskan dari kewajiban membayar pajak

orang dan pajak tanah. Orang blandong menerima upah berupa tanah sawah

bebas pajak.14

Daendels berusaha melakukan perbaikan nasib orang blandong dengan

menghapus pajak kayu dan penyerahan wajib lainnya yang dituntut dari para

bupati. Daendels biasanya mengambil tenaga kerja kehutanan dari desa-desa di

dalam hutan. Selain itu, mereka juga mendapatkan gaji sekitar 1,5 kilogram beras

setiap harinya dan sedikit garam.15

Upaya Daendels untuk melaksanakan reforestasi dan membatasi

penebangan kayu jati di Jawa dan Madura tidak dapat berlanjut dan mencapai

hasil optimal. Hal ini dikarenakan keterbatasan tenaga kerja kehutanan,

keterbatasan pengetahuan dan teknologi kehutanan yang dikuasai petugas-petugas

Jawatan Kehutanan.

14

Warto. op.cit., hlm.68. 15

Ibid., hlm 68.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

41

41

B. Hukum Pengelolaan Hutan Pada Masa Kolonial Belanda

Peraturan hukum mengenai pengelolaan hutan Jati di Jawa dan Madura

untuk pertama kali dikeluarkan pada tahun 1865, dan dinamakan Boschordonantie

voor Java en Madoera 1865 (Undang-Undang Kehutanan untuk Jawa dan Madura

1865), dan kemudian disusul dengan peraturan agraria yang disebut

Domeinverklaring 1870, mengklaim bahwa setiap hutan yang tidak dapat

dibuktikan adanya atas hak di atasnya maka menjadi domain pemerintah.16

Untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan hutan dengan menggunakan

pengetahuan dan teknologi modern, maka pada tahun 1873 Jawatan Kehutanan

membentuk organisasi teritorial kehutanan. Berdasarkan Staatsblad No.25 maka

kawasan hutan di Jawa dibagi menjadi 13 Daerah Hutan yang masing-masing

mempunyai luas 70.000 sampai 80.000 hektar untuk daerah hutan di kawasan

hutan non jati.17

Ketiga belas daerah hutan tersebut adalah: Karesidenan Banten dan

Kabupaten Cianjur, Karesidenan Priangan, Kerawang, dan Cirebon, Karesidenan

Tegal dan Pekalongan, Karesidenan Jepara. Kabupaten Rembang dan Blora,

Karesidenan Surabaya, Madura, dan Pasuruan, Karesidenan Probolinggo, Besuki,

dan Banyuwangi, Karesidenan Kediri, Karesidenan Madiun, Kabupaten Ngawi,

dan Karesidenan Surakarta.18

Berdasarkan Staatsblad No. 2 Tahun 1855 ditegaskan bahwa Gubernur

Jenderal harus memberi perhatian dan memfokuskan tugasnya pada pengelolaan

16

I Nyoman Nurjana, op.cit., hlm 38. 17

Ibid., hlm.39. 18

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

42

42

hutan jati, dan kawasan hutan jati yang belum diserahkan pengelolaannya kepada

pihak lain dijaga dan dipelihara dengan baik. Karena itu, pengelolaan hutan pada

tahun-tahun selanjutnya cenderung lebih difokuskan pada kegiatan reforestasi

dalam kawasan hutan jati; pertama karena kayu jati mempunyai nilai ekonomis

tinggi dibandingkan dengan kayu non jati; dan kedua karena industri-industri

kapal kayu hanya menggunakan kayu jati sebagai bahan baku utamanya.

Selanjutnya, pada tahun 1890 pemerintah Hindia Belanda mendirikan Perusahaan

Hutan Jati untuk mengintensifkan pengelolaan hutan jati di Jawa dan Madura.19

Pengalaman-pengalaman menunjukkan bahwa peraturan kehutanan tahun

1865 mengandung banyak kekurangan. Keluhan terutama muncul mengenai

pembatasan penyediaan kayu bagi penduduk pribumi yang digunakan untuk

membangun rumah, membuat kapal, perkakas, kayu bakar, dan sebagainya. Hal

tersebut mengakibatkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap larangan-

larangan yang tidak ditetapkan sanksinya, sehingga hutan jati menjadi sasaran

hebat pencurian kayu.

Untuk menjawab ancaman ini akhirnya dilakukan penyempurnaan dengan

dikeluarkan Reglemen hutan tahun 1874 dan berlaku mulai 1 Mei 1875. Prinsip-

prinsip utama dari peraturan ini adalah sebagai berikut:

1. Hutan dibagi menjadi hutan jati dan kayu hutan.

2. Hutan jati berada di bawah pengelolaan teratur, dan berlaku juga di

sebagian hutan kayu liar.

3. Eksploitasi hutan dilakukan seperti yang ditentukan dalam peraturan

1865, melalui pengusaha swasta dengan dua cara: pertama, dengan

wewenang bebas atas kayu oleh penguasaha dengan pembayaran yang

telah disepakati; kedua, dengan penyetoran kayu kepada pemerintah

dengan sejumlah pembayaran tertentu kepada pihak swasta sebagai

19

I Nyoman Nurjana, op.cit., hlm.40.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

43

43

upah penebangan, penyaradan, dan pengangkutan yang dihitung per

m3.20

Perbaikan-perbaikan manajemen pengusahaan hutan jati di Jawa terus

dilakukan. Pada tahun 1897 muncul kembali Reglemen kehutanan baru

menggantikan Reglemen 1874. Dalam aturan baru ini disusun suatu rencana

pengelolaan hutan meliputi:

1. Perencanaan perusahaan sementara.

2. Rencana perusahaan tetap, rencana penjarangan, rencana tanaman,

teresan, dan rencana penebangan.

3. Kewajiban Direktur Departemen Dalam Negeri memberi instruksi

penebangan oleh pemerintah sendiri.21

Setelah reglemen ini berlangsung beberapa tahun, dirasa telah terjadi

eksploitasi hutan berlebihan, karena rencana pengelolaan banyak ditolak oleh

pengontrak kayu, yang sebelumnya mendapatkan untung besar. Di sisi lain

pencurian kayu semakin meningkat, bahkan melibatkan aparat desa. Hal ini

diperparah lagi oleh adanya krisis perdagangan kayu.

Peraturan-peraturan tentang pertanahan yang berhubungan erat dengan

kehutanan adalah Undang-Undang Agraria tahun 1870. Dalam undang-undang

tersebut termuat Domein Verklaring yang mengklaim bahwa tanah hutan yang

tidak dibebani hak menjadi domain Negara.22

Dalam Domein Verklaring antara

20

Reglemen tahun 1874 terutama ditujukan pada hutan di luar wilayah Vortenlanden. Karena pada

wilayah Vortenlanden, kewenangan pemerintah terbatas. Lebih lengkapnya lihat Desak Made Oka

Purnawati, Hutan Jati Madiun: Silvikultur di Karesidenan Madiun 1830-1913, Semarang, Intra

Pustaka Utama, 2004, hlm.48-49. 21

I Nyoman Nurjana, op.cit., hlm.39. 22

Nancy Lee Peluso, op.cit., hlm 74.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

44

44

lain termuat ketetapan tentang batas-batas kawasan hutan, yang terpisah jelas

dengan kawasan pemukiman dan kawasan pertanian. Penetapan batas yang jelas

tersebut cukup meyakinkan pejabat kehutanan Belanda kala itu tentang cita-cita

besar Daendels untuk menjadikan hutan jati di Jawa menuju pengelolaan modern.

Menurut masyarakat Randublatung yang merupakan tempat Samin dan

pengikutnya tinggal, leluhur mereka dipaksa membayar pajak pada pemerintah

Hindia Belanda serta dipaksa ikut mblandongan23

. Kalau mereka menolak,

mereka akan didatangi pamong desa dan polisi pemerintah Belanda. Mereka akan

ditangkap dan disiksa juga tanah pertanian mereka dirampas oleh pemerintah

Belanda untuk kemudian ditanami pohon jati. Perlakuan pemerintah kolonial

Belanda tersebut mengakibatkan masyarakat mengalami kekurangan makanan.

Mereka tidak mempunyai keberanian untuk melawan pemerintah kolonial sebab

mereka belum mempunyai semangat maupun senjata.

C. Arti Penting Hutan bagi Masyarakat Blora

Bagi masyarakat Randublatung, hutan adalah tempat tumbuhnya pohon-

pohon seperti jati. Bagi mereka tidak ada larangan untuk mengambil hasilnya jika

membutuhkan. Adapun yang diambil bukan kayu bahan, namun hanya kayu

semak-semak. Samin dan pengikutnya sangat berhati-hati dalam bertindak

maupun pemanfaatan hutan dalam kehidupan sehari-hari. Penduduk membuka

hutan serta membersihkannya untuk keperluan produksi pertanian, dan terkadang

dijadikan padang rumput yang dapat menarik hewan buruan untuk dimakan.

23

Istilah yang digunakan bagi para kuli penggarap tanah yang merupakan kewajiban kerja bakti

kepada bekel, patuh kepada raja. Pekerjaan ini adalah untuk memotong dan mengangkut kayu di

hutan milik raja. Biasanya kayu yang diambil dibutuhkan untuk pembangunan fasilitas masjid,

makam, gedung kerajaan, atau rumah baru di kalangan kerajaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

45

45

Selain itu, warga kelompok elit memerlukan kayu untuk membuat tempat tinggal,

istana kuda, lumbung dan gudang, juga bangunan lainnya.24

Praktek-praktek kehutanan masyarakat Blora dapat dilihat dalam

kehidupan sehari-hari. Mereka terbiasa mengambil kayu bakar, kayu perkakas

untuk memperbaiki rumah, menggembalakan sapi dan ternak, lahan tegalan untuk

palawija, semua dilakukan dalam kawasan hutan. Hutan menjadi milik bersama

dan siapa saja boleh memanfaatkannya selama belum dibuka atau dirubah

keberfungsiannya menjadi lahan pertanian.

Prinsip lemah podho duwe, banyu podho duwe, kayu podho duwe25

mengisyaratkan tiga kebutuhan dasar bagi Samin beserta pengikutnya di akhir

abad XIX dan seterusnya26

. Tiga kebutuhan dasar tersebut sangat relevan

diutarakan oleh Samin apabila dikaitkan dengan tempat lahirnya di Ploso Kediren,

Randublatung serta tempat pertama kali Samin berpidato di tanah lapang. Nilai-

nilai ajaran Samin berpusat pada akses hutan dan pertanian. Kebanyakan pengikut

awal Samin adalah petani penggarap yang memiliki banyak lahan. Banyak dari

mereka adalah keturunan dari cikal bakal pendiri desa. Samin dan pengikutnya

menghormati tanah dan peran manusia dalam mengolahnya. Mereka

berpandangan bahwa peran mereka dalam merubah alam menjadi pangan atau

merubah lahan belukar menjadi tanah terolah, yakni hakekat kehidupan,

menyebabkan mereka memiliki status yang setara dengan pihak-pihak yang

mengklaim hak mengatur dan menguasai akses hutan.27

24

Nancy Lee Peluso, ....,op.cit. hlm. 44. 25

Prinsip yang mengatakan bahwa tanah, air dan kayu adalah milik bersama. 26

Ibid. 27

Nancy Lee Peluso, ....op.cit. 104.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

46

46

Pemanfaatan hutan oleh Samin dan pengikutnya dapat dilihat dalam

kehidupan sehari-hari. Mereka terbiasa mengambil kayu bakar, kayu perkakas

untuk membuat serta memperbaiki rumah, menggembalakan sapi dan ternak,

lahan tegalan untuk tanaman palawija. Semuanya dilakukan dalam kawasan

hutan. Hutan menjadi milik bersama dan siapa saja boleh memanfaatkannya.

Hutan yang telah diolah menjadi lahan pertanian, hanya dapat diwariskan dan

tidak dapat dijual.

Sistem pengetahuan Samin dan pengikutnya terhadap keberadaan hutan

berhubungan langsung dengan cerita pewayangan yang oleh Samin dianggap

memiliki keterkaitan dengan tanah Jawa. Dalam pidato Samin di Bapangan jelas

terlihat bahwa Jawa dititipkan Pandawa kepada keturunannya yakni Samin dan

pengikutnya28

. Dalam cerita pewayangan, terdapat pemisahan yang jelas antara

hutan dan cerang29

. Yang menarik , hubungan keduanya bertentangan sekaligus

melengkapi. Hutan di satu sisi sebagai tempat yang penuh bahaya, dihuni oleh

bangsa raksasa atau buta pemakan manusia, namun di sisi lain juga sebagai

tempat tinggal sang resi tokoh yang penuh dengan kebijaksanaan dan kesaktian.30

Identifikasi Samin dan pengikutnya sebagai keturunan Pandawa serta

keturunan masyarakat Jawa bisa menjadi penunjuk bahwa setiap sistem

pengetahuan kultural Samin dan pengikutnya terhadap hutan tidaklah berbeda

dengan leluhurnya. 31

Bahwa interaksi antara Samin dan pengikutnya terhadap

hutan memiliki makna kultural tersendiri, yakni sebagai tempat pencarian

28

Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya, Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris, Jakarta,

Gramedia Pustaka Utama, 2005, hlm.132-133 29

Cerang yakni tanah lapang atau pemukiman 30

Denys Lombard, Nusa...op.cit. hlm.133. 31

Ibid., hlm.139..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

47

47

kebijaksanaan serta penaklukan terhadap hal-hal yang tidak baik. Pembatasan

interaksi antara Samin dan pengikutnya dengan hutan dikemudian hari,

menimbulkan gejolak tersendiri.

Bila dilihat dari faktor sosial-ekonomi, banyak peneliti bersepakat bahwa

kemunculan ajaran dan gerakan Samin itu dipicu oleh dua faktor utama. Pertama,

kebijakan pemerintah Belanda menjadikan hutan sebagai perusahaan Negara yang

menyebabkan petani sekitar hutan tidak lagi memiliki akses untuk memanfaatkan

hutan sebagai sumber kehidupan mereka.32

Faktor pertama inilah yang

menjelaskan mengapa gerakan Samin banyak berkembang di daerah-daerah di

sekitar hutan. Kedua, pengenalan sistem perekonomian modern yang

menggunakan uang sebagai alat tukar ke seluruh masyarakat pedesaan Jawa tanpa

ada pengecualian, memperparah beban kehidupan petani di pedesaan Jawa.33

Mayoritas peneliti Samin menyatakan bahwa komunitas Samin adalah

komunitas yang tertutup, tidak mau berbaur dengan masyarakat di luar Samin.34

Eksklusifitas pengikut Samin tidak berarti mencerminkan individualitas dalam

pengerjaan lahan pertanian masing-masing. Sama halnya dengan masyarakat Jawa

lainnya, prinsip-prinsip gotong-royong dalam pengerjaan lahan pertanian berlaku

dalam sistem masyarakatnya. Gotong-royong petani Jawa disimpulkan oleh James

Scott sebagai bentuk resistensi sekaligus tindakan bertahan hidup atas tekanan

32

Amrih Widodo, Samin in the New Order: The Politic of Encounter and Isolation, Ohio

University Press, 1997, hlm.268. 33

A. Pieter E. Korver, The Samin Movement and Millenarism, BKI, dell 129, 1976, hlm.256. 34

Pada tahun 1905 masyarakat pengikut Samin tidak mau lagi menyetor padi ke lumbung desa dan

tidak mau membayar pajak, serta menolak untuk mengandangkan sapi dan kerbau mereka di

kandang umum bersama-sama dengan orang-orang desa lainnya yang bukan pengikut Samin. Hal

ini sering disimpulkan secara tergesa-gesa untuk menyatakan kebertutupan masyarakat pengikut

Samin dari masyarakat luar pengikut Samin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

48

48

dari pihak luar. Moral ekonomi petani mengandaikan kolektifitas kebertahanan

hidup melalui praktek-praktek seperti bagi hasil dan selamatan yang dilakukan

oleh petani kaya sebagai tanda pembagian rezeki, serta konsep share proverty

sebagai bentuk implikasi dari praktek revolusi hijau pada awal abad XX.35

D. Faktor Ekonomi

Harry J. Benda dan Lance Castles menyatakan, penyebab gerakan Samin

berlatarbelakang faktor ekonomi. Penyebab pertama dan utama gerakan Samin

awal adalah beban pajak dan intervensi pemerintah kolonial dalam bidang

kehutanan melalui peraturan kehutanan.36

Melihat tempat kelahiran Samin di wilayah Randublatung, Blora yang

memiliki konstruksi tanah batu berkapur, serta penyebaran ajaran Samin di sekitar

wilayah tersebut yang memiliki kondisi alam relatif sama, maka hal tersebut

mencirikan tingkat kesejahteraan petani yang lebih rendah dibandingkan dengan

daerah-daerah lain. Fakta tentang semakin beratnya beban ekonomi yang

ditanggung Samin dan pengikutnya disebutkan misalnya ketika pemerintah

Belanda mendatangkan kerbau dari Bangladesh, masyarakat diharuskan

menyerahkan uang 5 sampai 10 gulden, dan masyarakat diminta untuk

menyerahkan tenaganya untuk bekerja bagi pemeliharaan sapi tanpa dibayar. Hal

ini mengurangi waktu bekerja masyarakat dalam kehidupan sehari-hari terutama

35

James C. Scott. Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara, Jakarta,

LP3ES, 1983. 36

Harry J.Benda dan Lances Castles, The Samin Movement. Dalam Bijdragen tot de Taal-, Land-

en Volkenkund, 1969, hlm. 219.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

49

49

untuk mengolah sawahnya. Selain itu, di beberapa desa dilakukan pengurangan

luasan terhadap tanah-tanah komunal yang dikerjakan bergilir oleh para petani.37

Benda dan Castles menyimpulkan bahwa penyebab gerakan Samin adalah

konflik antara pengikut Samin dengan otoritas di atasnya (struktural

pemerintahan) yang merupakan perwujudan resistensi dari tekanan ekonomi yang

dialami, terutama terkait dengan kenaikan pajak, tanah, air, dan akses kayu jati.

Menurut Benda dan Castles, meski tidak menjadi kausalitas tunggal, namun faktor

ekonomi menjadi kausalitas utama dalam Gerakan Samin.38

Faktor ekonomi yang mendorong meletusnya gerakan Samin harus

ditempatkan dalam konteks struktur sosial masyarakat Jawa, khususnya soal

diferensiasi status kehidupan masyarakat pedesaan saat itu. Terdapat semacam

pergantian poros kekuasaan sosial politik. Pada gilirannya status sosial politik

tersebut harus berkurang seiring peraturan pemerintah tahun 1906 yang

menempatkan kepala desa sebagai satu-satunya pejabat pengambil keputusan.39

Penerapan pajak yang terlalu menekan, perampasan tanah milik rakyat menjadi

tanah pemerintah yang dijadikan hutan jati ikut mempengaruhi keadaan ini.

Gerakan itu sendiri bisa pecah akan lebih ditentukan oleh sekelompok petani kaya

pemilik tanah, seperti Samin yang merasa nilai kehormatannya terganggu.

Persaingan dan perongrongan status inilah yang merupakan casus belli, masalah

pajak dan masalah perampasan tanah rakyat yang kemudian menjadi dasar ikatan

37

http//AGUSBUDIPURWANTO.WORDPRESS.COM/2010/09/22/KAUSALITAS-GERAKANSAMIN/ 38

Harry J. Benda dan Castles, op.cit., hlm.219. 39

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

50

50

rakyat petani yang lebih miskin.40

Gerakan itu tidak muncul dari kepahitan

pengalaman bersama, tapi adalah dimulai dari kekecewaan elit dalam masyarakat

petani, dan rakyat banyak kemudian menjadi pengikut gerakan.

Dalam bidang perpajakan, penolakan atas berbagai tekanan pajak tidak

juga dimotivasikan semata-mata karena status Samin dan pengikutnya yang

memiliki lahan milik wajib pajak, namun prinsip keikhlasan serta proporsionalitas

dalam pemanfaatan uang pajaklah yang menjadi perhatian utama.41

Bagi Samin

dan pengikutnya, pemberian pajak kepada pemerintah kolonial Belanda tidaklah

tepat.Menolak membayar pajak dapat diartikan sebagai bentuk perlawanan,

namun juga dapat diartikan sebagai aktualisasi nilai-nilai kehidupan bahwa

mengeluarkan pajak harus berdasarkan keikhlasan, keyakinan akan memberi, serta

tidak ada penentuan sepihak atas jumlah yang harus dibayar. Demikian halnya

dengan mencuri kayu sebagaimana telah diketahui bahwa tradisi hubungan antara

masyarakat Jawa dan hutan, baik dalam ikatan spiritualitas maupun ekonomi,

telah ada jauh sebelum peraturan kehutanan muncul.42

Menebang kayu untuk

kebutuhan hidup adalah sebuah tradisi, memandang hutan sebagai ciptaan Tuhan

adalah sebuah keyakinan spiritual. Berhubungan dengan hutan tetap dan akan

terus dilakukan, dengan atau tanpa pelarangan dari pemerintah kolonial Belanda.

Kiranya ini bukanlah semata soal perlawanan atau segi-segi kepentingan

ekonomi, status sosial, atau sekedar gerakan millenarisme. Melampaui itu,

40

Emmanuel Subangun, Tidak Ada Mesias Dalam Pandangan Hidup Jawa. Dalam Prisma

Januari 1997, no.1.Jakarta. 41

Harry J. Benda dan Castles, op.cit., hlm. 218. 42

Agus Budi Purwanto, Samin....op.cit., hlm. 105.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

51

51

gerakan Samin adalah eksistensi kultural dan politis masyarakat Jawa pedalaman

yang ingin mempertahankan dan mengembangkan peradabannya.43

Gerakan Samin merupakan perwujudan peran warga negara dalam

mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari negara yang ideal sesuai dengan

prinsip-prinsip mereka. Kausalitas gerakan Samin kiranya adalah nilai-nilai

kehidupan Samin dan pengikutnya serta praktek-praktek yang mencerminkan

nilai-nilai tersebut. Tanpanya, gerakan Samin tidak akan pernah ada.

Persinggungan dengan pemerintah Belanda merupakan wujud tanggapan atas

penetrasi kolonial yang ditempatkan sebagai tantangan bagi usaha menghidupi

tradisi yang diyakini.44

43

Ibid., hlm.106. 44

Onghokham, Peranan Rakyat dalam Politik. Dalam Prisma, Agustus 1979, no 9, Jakarta,

hlm.48.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

52

BAB III

DINAMIKA GERAKAN SAMIN

A. Munculnya dan Berkembangnya Gerakan Samin

Gerakan Samin muncul pada 7 Februari 1889 yaitu ketika Samin

Surosentiko (pemimpin gerakan) untuk pertama kali berbicara di depan

pengikutnya di tanah lapang. Pada tanggal tersebut, Samin mengumpulkan

pengikutnya di sekitar Bapangan dan mengkampayekan gerakan berdirinya

kerajaan Jawa.1 Banyak dari masyarakat setempat kemudian menjadi pengikutnya.

Di desa Tapelan, Samin Surosentiko dikenal sebagai petani, sesepuh, guru

kebatinan dan pemimpin pergerakan melawan pemerintah kolonial. Pihak

pemerintah kolonial belum tertarik pada ajaran Samin karena dianggap sebagai

ajaran yang penuh dengan kekuatan gaib.

Dalam kurun waktu 4 tahun, jumlah pengikut Samin berkembang semakin

pesat. Terbukti pada 1903 jumlah pengikutnya mencapai 772 orang yang tersebar

di 34 desa di kabupaten Blora bagian selatan hingga ke Bojonegoro.2 Mereka giat

mengembangkan ajaran Samin, terutama ajaran tentang tidak adanya kewajiban

membayar pajak kepada pemerintah Belanda. Orang-orang desa penganut ajaran

Samin mulai mnegubah tata-cara hidup mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Mereka mulai enggan menyetor padi ke lumbung desa, tidak membayar pajak,

serta menolak untuk mengandangkan sapi mereka di kandang umum bersama-

sama dengan desa lainnya yang bukan pengikut Samin.

1 Agus Budi Purwanto,Samin dan Kehutanan Abad XIX, Yogyakarta, Perpustakaan Sanata

Dharma, 2011, hlm. 74. 2 Suripan Sadi Hutomo, Samin dan Ajaran-ajarannya dalam Basis edisi Januari 1985.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

53

Empat tahun kemudian yakni pada 1907, jumlah pengikut Samin

mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai 5.000 orang. Di

tahun ini pula, Samin diangkat oleh pengikutnya sebagai Ratu Adil atau Ratu Adil

Heru Cakra dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam. Mereka menganggap

Samin berjasa dalam gerakan dengan tujuan untuk menentang pihak kolonial yang

telah mengganggu kehidupan masyarakat, terutama atas pemberlakuan pajak yang

dibebankan kepada rakyat. Bertambahnya jumlah pengikut Samin membuat

pemerintah kolonial mulai khawatir. Pada tanggal 1 Maret 19073, kontrolir

Belanda sempat menyebarkan isu akan adanya pemberontakan Samin dan

pengikutnya. Isu tersebut didasarkan pada alasan bahwa Samin dan pengikutnya

berkumpul di desa Kedungtuban untuk menghadiri acara selametan. Dengan

rencana berkumpulnya begitu banyak pengikut Samin, pemerintah Belanda

merasa khawatir terhadap kemungkinan akan adanya perlawanan. Sikap yang

demikian membuat pamong desa geram dan jengkel, hingga membuat banyak dari

mereka membenci pengikut Samin.

Empat puluh hari setelah pengukuhan Ratu Adil tersebut, Samin ditangkap

oleh Raden Pranolo (Asisten Wedana) di Randublatung. Ia ditahan di bekas

tobong pembakaran batu gamping. Kemudian ia dibawa ke Rembang untuk proses

introgasi. Kemudian ia bersama pengikutnya yakni Kartogolo, Renodikromo,

Soerjani, Soredjo, Singo Tirto dibuang ke Sawahlunto hingga akhirnya

meninggal.4

3 Andrik Purwasito, Agama Tradisional: Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger,

Yogyakarta, Lkis, 2003, hlm.19. 4 Agus Budi Purwanto, ....,op.cit. hlm 77.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

54

Penangkapan Samin tidak lantas membuat perlawanan terhenti. Pada 1908

sejumlah pengikut Samin giat mengembangkan ajaran Samin ke berbagai daerah

sekaligus. Seperti Wangsarejo yang menyebarkan ajaran Samin hingga distrik

Jiwan, Madiun, Samat di daerah Pati, serta Karsiyah dan mbah Engkrek di daerah

Grobogan. Di sini orang-orang desa dihasut untuk tidak membayar pajak pada

pemerintah kolonial Belanda.

Gerakan Samin mencapai puncaknya pada tahun 1914 atau dikenal

sebagai Geger Samin. Hal ini disebabkan karena pajak yang dibebankan kepada

warga semakin tinggi. Pajak yang kian mencekik membuat masyarakat makin

menaruh kebencian terhadap pemerintah Belanda. Pamong desa dan pemerintah

Belanda semakin tidak dihormati lagi. Di desa Larangan, kabupaten Blora

pengikut Samin mulai menyerang lurah dan polisi. Penyerangan ini membuat

pemerintah Belanda mulai khawatir akan adanya perlawanan yang lebih besar.

Untuk mengantisipasi pertumbuhan pengikut Samin, pemerintah Belanda

menyerang dan membakar desa-desa pusat pertahanan pengikut Samin di Jawa

Tengah dan Jawa Timur. Banyak pengikut Samin terbunuh, sedangkan yang

selamat tercerai berai. Selanjutnya, Belanda melarang ajaran Samin dan

mengancam masyarakat yang menyembunyikan para pengikut Samin yang masih

selamat. Untuk lebih menghancurkan komunitas tersebut, Belanda

mendeskreditkan5 pengikut Samin sebagai kaum perampok dan penjahat, sehingga

pada akhirnya masyarakat Jawa menolak keberadaan pengikut Samin.

5 Usaha untuk menjelekkan atau memperlemah kewibawaan seseorang atau pihak tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

55

Setelah gerakan mencapai puncaknya pada 1914, bukan berarti perlawanan

berhenti. Salah satu pengikut Samin yakni Pak Engkrek (menantu Samin) pada

1917 mulai meningkatkan perlawannya terhadap pemerintah kolonial Belanda. Di

desa Larangan, kabupaten Blora, orang-orang Samin menolak membayar pajak,

menyerang kepala desa dan menantang pasukan polisi yang datang untuk

menghadapi orang-orang itu. Beberapa orang mengalami luka-luka dan para

penyerangnya ditangkap dan dipenjarakan di Pati.6 Dalam bentrokan itu, tidak

satu orang pun tewas. Perlawanan yang sempat membuat jengkel pihak

pemerintah kolonial ini akhirnya berhasil dipadamkan dan pada 1930 perlawanan

mulai tampak terhenti dikarenakan tidak ada lagi pemimpin yang tangguh.

Dapat dilihat strategi dari gerakan ini adalah sebagai berikut:

a. Pola Pengorganisasian, yaitu pola gerakan Samin berpusat pada seorang

pemimpin (mesiastik). Dalam arti, pemimpin tersebut merupakan perintis

dari gerakan Samin itu sendiri yaitu Samin Surosentiko (1859-1914). Pada

akhirnya dia diangkat secara aklamasi7 oleh pengikutnya sebagai

pemimpin informal gerakan Samin.

b. Metode Operasi Gerakan, yaitu metode non-konvensional. Dalam arti,

gerakan Samin menggunakan saluran alternatif (disobidience) identik

dengan segolongan masyarakat yang tidak kooperatif, tidak mau bayar

pajak, tidak mau ikut ronda, suka membangkang, suka menentang, bahkan

ateis.

6 6 Andrik Purwasito, Agama...op.cit.,hlm.19.

7 Aklamasi adalah pertemuan maupun pemilihan umum dan/atau mengakui hasil pemilihan umum

dalam bentuk penegasan yang dengannya seseorang dengan tepuk tangan dan sorak sorai ataupun

pekikan penghargaan dinyatakan terpilih. Dalam kasus ini pemungutan suara tidak dilakukan

(sumber wikipedia.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

56

c. Target Gerakan, yaitu simbol-simbol kekuasaan atau kemapanan. Dalam

hal ini, sasaran atau target mereka sangat jelas yaitu para mandor hutan

(antek Belanda) dan pejabat pemerintah Belanda atau aparat birokrasi

kolonial.

d. Metode Pembiayaan, yaitu pembiayaan yang dilakukan secara kolektif.

Artinya, gerakan Samin dibiayai oleh warga pengikutnya sendiri. Atau

mungkin lebih tepatnya mereka tidak mebutuhkan biaya signifikan

mengingat gerakan mereka berbasis tradisi dan terlembaga dalam kultur

nasyarakat yang tidak memerlukan aksi-aksi tertentu.

e. Medium Gerakan, yaitu bersifat terbuka. Mereka langsung berhadapan

dengan pemerintah kolonial Belanda.

f. Corak Gerakan adalah gerakan kultural di mana gerakan Samin

menggunakan siasat budaya, yaitu menggunakan bahasa Jawa Ngoko

kepada mandor-mandor atau pengelola hutan. 8

B. Samin dan Ajaran Ketuhanan

Buku-buku peninggalan ajaran Samin yang masih ada di desa Tapelan

Jawa Timur disebut Serat Jamuskalimasada. Buku ini berisi tentang pemeliharaan

tingkah laku manusia yang berbudi, nilai-nilai kebenaran, kesederhanaan,

kebersamaan, keadilan, dan kerja keras.9 Mereka menganggap semua orang

adalah saudara. Sehingga mereka harus hidup rukun dan harmonis dengan orang

8 Dalam jurnal yang berjudul Samin Si Lugu yang Bergerak: Diskiursus Kearifan Lokal Dalam

Kajian Gerakan Politik diterbitkan oleh Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Juni 2007, hlm

10-11. 9 Ibid., hlm.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

57

lain. Mereka menolak dipimpin oleh eksternalitas karena mereka dianggap bukan

orang Jawa dan keberadaan mereka tidak mendatangkan keuntungan apa-apa.

Semua ajaran Samin adalah demi hidup yang lebih baik. Ia memiliki

pemahaman sendiri mengenai konsep ketuhanan atau sering disebut

Manunggaling Kawula Gusti. Hal ini diartikan sebagai “dari mana manusia

berasal, apa dan siapa dia pada masa kini, dan kemana tujuan hidup yang dijalani

dan dituju”.10

Ajaran tersebut oleh beberapa peneliti disebut sebagai Agama Adam

atau The Religion of Adam.11

Menurut Samin, perihal Manunggaling Kawula

Gusti itu dapat diibaratkan sebagai “rangka umajining curiga” atau tempat keris

yang meresap masuk ke dalam kerisnya. Lebih jelasnya diterangkan sebagai

berikut:

“Rangka umajining curiga punika ngibarating ngilmi anendahaken

pamoring kawula Gusti ingkan sejati. Sinarning kawula, jumeneng Gusti

balaka. Ageng wesi aji, punika sanepa pamor netepaken bilik kados

mekaten punika dipun wastani pamoring kawula Gusti. Sejatosipun gesang

punika namung kaling-kalingan wuwujudan kita piyambak. Inggih gesang

panjenengan inggih ingkang anggesangaken badan kita punika nunggil

pancer. Gesang sejati punika inggih agesangi sagung dumados”

“Tempat keris yang meresap masuk ke dalam kerisnya mengibaratkan

ilmu ketuhanan. Hal ini menunjukkan pamor atau percampuran mahkluk

dengan Khaliknya. Senjata tajam merupakan ibarat campuran yang

menunjukkan bahwa seperti itulah yang disebut campuran mahkluk dan

Khaliknya. Sebenarnya yang disebut hidup hanyalah terhalang oleh

adanya badan atau tubuh kita sendiri yang terdiri dari darah, daging, dan

tulang. Hidup kita ini, yang menghidupinya adalah sama-sama menjadi

pokok kita. Hidup yang sejati itu adalah hidup yang menghidupi segala hal

yang ada di alam semesta.”12

10

Kata pengantar Pasudi Suparlan pada buku Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa

karangan Clifford Geertz (Pustaka Jaya, Jakarta) 11

Bagi orang Samin, Adam bukanlah nama nabi sebagaimana orang Islam menyebutnya. Menurut

pemahaman orang Samin, Adam adalah suara sehingga di dalam bersuara membutuhkan Hawa

(udara) 12

Suripan Sadi Hutomo, Samin....,op.cit, hlm.11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

58

Keyakinan akan adanya Tuhan, Samin menganggap bahwa Tuhan hanya

sebatas ucapan. Ia beranggapan yang berkuasa itu adalah dirinya sendiri karena

dirinya sendirilah yang dapat mengusahakan kebutuhan yang mereka inginkan.

Pengikut Samin juga meyakini bahwa Tuhan akan menguasai menurut kehendak

manusia, manusia menghendaki kebaikan, maka Tuhan akan memberikan

kebaikan, jika manusia menghendaki kejelekan, maka Tuhan juga akan

memberikan kejelekan.

Meskipun Samin sering memakai istilah-istilah Arab, namun kepercayaan

ini tidak bertalian langsung dengan agama Islam. Terdapat semacam kompleksitas

dari ajaran Samin di mana cakupan ajaran menjangkau berbagai segi kehidupan

dari pengikutnya, baik dalam bidang spiritual, kekerabatan, ekonomi dan politik.

Ricklefs berpendapat bahwa ajaran Samin merupakan doktrin yang tidak jelas.

“.....ajaran Samin lebih merupakan suatu kumpulan doktrin-doktrin etika

dan agama yang tidak jelas. Menitikberatkan pada mistik, kekuatan

seksual, perlawanan, dan keutamaan keluarga. Mereka menolak

perekonomian uang, struktur-struktur, dan segala bentuk kekuasaan.”13

Gerakan Samin juga merupakan tradisi Abangan di Jawa.14

Samin mengaku menganut agama Adam. Tentang agama yang dianutnya,

mereka menegaskan bahwa: “Agama niku gaman, Adam pangucape, man gaman

lanang”. Tetapi Samin tidak membedakan agama yang ada, mereka menganggap

semua agama baik, dan mereka merasa memilikinya.

13

M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta,Gadjah Mada University Press,

1991,hlm.254. 14

Titi Mumfangati, dkk, , Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin, Kabupaten Blora,

Jawa Tengah, Yogyakarta,Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004, hlm. 45.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

59

C. Gerakan Tanpa Kekerasan

Gerakan Samin baik secara panduan ideologis gerakan maupun cara-cara

pergerakannya nyaris disandarkan pada pengetahuan lokal tentang konsep

kekuasaan tanah Jawa serta mitologi pewayangan warisan tradisi leluhur Jawa

melalui pujangga-pujangga keraton.15

Keyakinan bahwa mereka adalah keturunan

Pandawa membuat mereka berusaha menjaga warisan leluhur mereka, yakni Jawa

dan seisinya adalah milik mereka dan tidak boleh ada yang menguasai. Keyakinan

bahwa mereka adalah keturunan Pandawa dapat dilihat dari Serat Punjer Kawitan.

“Gur tameh eling bilih sira kabeh horak sanes turun Pandawa, lan huwis

nyipati kabrokalan krandhah Majapahit sakeng kakrage wadya musuh.

Mula sakuwit liyen kala nira Puntadewa titip tanah Jawa marang hing

Sunan Kalijaga. Hiku maklumat tuwila kanjantaka”.

“ Ingatlah bahwa kalian itu tak lain dan tak bukan adalah keturunan

Pandawa, yang sudah mengetahui kehancuran keluarga Majapahit yang

disebabkan oleh serangan musuh. Maka dari itu sejak peristiwa tersebut,

Puntadewa menitipkan tanah Jawa pada Sunan Kalijaga. Itulah yang

menyebabkan kesengsaraan dan penderitaan”.16

Atas dasar itulah, Samin mengajak pengikutnya untuk melawan

pemerintah kolonial Belanda. Tanah Jawa bukan milik Belanda. Tanah Jawa

adalah milik orang Jawa. Oleh karena itulah, tarikan pajak tidak dibayarnya.

Pohon-pohon jati di hutan ditebang, sebab pohon jati yang ditanam oleh Belanda,

juga dianggap miliknya, yaitu warisan Pandawa.

Perlawanan yang dilakukan oleh Samin dan pengikutnya memang berbeda

dengan perlawanan lain yang terjadi di Indonesia. Secara umum dapat dikatakan

sebagai perlawanan tanpa menggunakan kekerasan sebagaimana dilakukan oleh

15

Salah satu pujangga keraton yang menjadi referensi Samin Surosentiko yakni Ronggowarsito.

Lihat Suripan Sadi Hutomo, “Samin Surosentiko dan Ajaran-ajarannya” dalam Basis Februari

1985, hlm.63. 16

Suripan Sadi Hutomo, Samin....,op.cit. hlm. 61.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

60

Gandhi (1869-1948) di India. Walaupun apa yang dilakukan Samin dan

pengikutnya adalah gerakan tanpa kekerasan, namun apa yang mereka lakukan

adalah gerakan yang radikal. Gerakan yang mereka lakukan adalah gerakan yang

prinsipal dimana mereka tetap pada pendirian untuk tidak membayar pajak,

menolak mengandangkan sapi, maupun melawan dengan kata-kata. Semua itu

menunjukkan ketidakpatuhan masyarakat terhadap kelompok yang berkuasa saat

itu yakni pemerintah Belanda. Dengan demikian ciri tersebut sangat berkaitan

dengan nilai-nilai yang menjadi acuan masyarakat Randublatung pada saat itu.

Gerakan tanpa kekerasan yang dijalankan Samin dan pengikutnya misalnya

pembangkangan melalui kata-kata. Seperti halnya contoh berikut ini: Bulan

Desember 1914, dilaporkan oleh wartawan Jawa yang kemudian dimuat dalam De

Locomotif Semarang, bahwa Rembang terdapat persidangan kasus pajak. Berikut

ini salah satu sesi tanya jawab seorang Patih yang menginterogasi salah satu

pengikut Samin dalam persidangan:

“Kamu masih berhutang 90 kepada negara”

“Saya tidak hutang kepada negara”

“Tapi kamu mesti bayar pajak”

”Wong Sikep tidak mengenal pajak”

“Apa kamu gila atau pura-pura gila”

“Saya tidak gila atau pura-pura gila”

“Kamu biasanya bayar pajak, kenapa sekarang tidak?”

“Dulu itu dulu, sekarang itu sekarang. Kenapa negara tak habis-habis

minta uang?”

“Negara mengeluarkan uang juga untuk penduduk pribumi. Kalau negara

tak cukup uang, tak mungkin merawat jalan-jalan dengan baik.”

“Kalau menurut kami, keadaaan jalan-jalan itu mengganggu kami, kami

akan membetulkannya sendiri.”

“Jadi kamu tak mau bayar pajak?”

“Wong Sikep tak kenal pajak”17

17

Harry J. Benda, dan Lance Castles,The Samin Movement, Dalam Bijdragen tot de Taal, Land-en

Volkenkunde, Vol.125, hlm 225.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

61

Setelah proses interogasi di pengadilan berjalan cukup sengit, sang Patih

akhirnya memutuskan: “Pengadilan Distrik memerintahkan anda untuk membayar

utang anda kepada negara. Jika selama 8 hari, anda tidak membayar, maka harta

benda anda akan disita. Pergi!”. Pengikut Samin tersebut pergi. Delapan hari telah

berlalu, dan pengikut Samin tersebut tetap tidak mau membayar pajak, akhirnya

barang-barangnya disita oleh pemerintah Belanda dan tidak ada perlawanan

apapun.

Pada tanggal 8 Januari 1914, barang-barang sitaan tersebut dijual dan

dilelang oleh pemerintah kolonial. Uangnya hendak diserahkan kembali kepada

pengikut Samin tersebut. Namun, pengikut Samin tersebut menolak dengan

berkata: “Sepanjang yang saya ketahui, saya tidak pernah menyewakan apapun.”

Perdebatan antara salah satu orang Samin dengan Patih tersebut

memperlihatkan bentuk pembangkangan melalui kata-kata. Para petani dalam

gerakan Samin mempertanyakan mengapa mereka harus membuat jalan-jalan

yang mereka tidak lalui. Kalaupun mereka memerlukan jalan atau memperbaiki

jalan, maka dengan sendirinya mereka akan membuat atau memperbaikinya

sendiri. Para petani juga mempertanyakan mengapa mereka harus membayar

pajak. Kalau pemerintah kolonial memerlukan, mereka akan memberikan namun

para petani yang mementukan sendiri jumlahnya.18

Munculnya perlawanan dengan kata-kata bukan tanpa maksud. Selain

melawan dengan cara halus, perlawanan dengan kata-kata dapat menunjukkan

sikap-sikap kultural dan politik Samin dan pengikutnya. Misalnya untuk

18

Onghokham, “Peranan Rakyat dalam Politik”, dalam Prisma. Agustus 1979 no.9, Jakarta.,

hlm.43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

62

menyebut mati/meninggal, masyarakat akan mengatakan salin sandhang (berganti

baju). Karena tubuhnya ini hanyalah baju dari roh kita.19

Hal tersebut dapat

dilihat misalnya:

1. Jenengmu sinten mbah?

1.a Jenengku lanang pangaran Samin

2. Mpun pinten taun teng mriki?

2.a Nggih mboten ngetung taune

3. Umure pinten?

3.a Setunggal kangge selawase.

4. Anake pun disekolahake?

4.a Mpun kulo sekolahake dhewek. Sekolah macul.

5. Mbah, sampean kedah suntik ben larane enggal saras

5.a Kula pun gadhah suntikan dhewek.

6. Lembune pinten mbah?

6.a lanang kalih wedok

7. Pinten etunge?

7.a Sekawan.

Terjemahan

1. Nama anda siapa?

1.a Nama saya laki-laki, punya sebutan Samin.

2. Sudah berapa lama di sini?

2.a Ya tidak menghitung tahunnya.

3. Umurnya berapa?

3.a Satu untuk selamanya.

4. Anaknya sudah disekolahkan?

4.a Sudah saya sekolahkan sendiri (dididik sendiri). Sekolah

mencangkul.

5. Mbah, anda harus disuntik (periksa dokter) biar cepat sembuh.

5.a Sya sudah punya alat suntik sendiri.

6. Sapinya berapa mbah?

6.a Jantan dan betina.

7. Berapa hitungannya?

7a. Empat.

Dialog no 1, 2, dan 3 memperlihatkan falsafah kehidupan masyarakat

pengikut Samin. Terutama pada jawaban atas pertanyaan umur yang menyatakan

19

Suripan Sadi Hutomo, “Bahasa dan Sastra Lisan Orang Samin” dalam Basis edisi Januari 1985.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

63

“Satu untuk selamanya”. Menurut mereka, umur manusia itu satu. Umur ialah

hidup. Hidup ialah roh dan nyawa.20

Manusia hanya memiliki umur satu. Dan

selamanya dibawa. Lahir dan mati. Oleh karena itulah orang yang meninggal

disebut salin sandhang.

Sementara itu, dalam dialog no 4, 5,6, dan 7 menunjukkan bahasa politik.

Bahasa politik ialah bahasa yang berisi politik. Dalam bidang politik, pengikut

Samin pernah berurusan dengan pemerintah kolonial. Mereka anti dengan

Belanda. Oleh karena itu, apa saja yang berbau Belanda mereka tolak. Menolak

dengan cara halus, yakni dengan cara berbahasa yang lazim disebut bahasa

Sangkak atau bahasa Sangka.l21

Misalnya menolak untuk menyekolahkan

anaknya dengan perkataan “Saya sudah sekolahkan sendiri (dididik sendiri).

Sekolah mencangkul”. Kemudian soal permintaan untuk memeriksa kesehatan ke

petugas kesehatan pemerintah Belanda, mereka secara halus mengatakan “ Saya

sudah punya alat suntik sendiri”.

Dalam konteks lain, pembangkangan dengan kata-kata juga digunakan

untuk memperlihatkan posisi serta prinsip masyarakat terhadap kehidupan yang

dipaksakan oleh pemerintah kolonial. Misalnya masalah membayar pajak,

pelarangan pemanfaatan hutan, serta pemakaian air untuk pertanian. Pemaksaan

tata kehidupan bernegara dengan beban pajak tersebut telah bersinggungan

dengan tata kehidupan yang dibangun dengan nilai-nilai masyarakat pengikut

Samin. Terlebih lagi, keyakinan bahwa tanah Jawa merupakan warisan dari

Pandawa yang diwariskan kepada mereka semakin bertentangan dengan

20

Agus Budi Purwanto, Samin....,op.cit, hlm. 85. 21

Ibid., hlm 86.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

64

pengakuan dan pemaksaan perluasan areal hutan jati yang diterapkan oleh

pemerintah Belanda.22

Terkait dengan masalah perhutanan, mereka menolak berbicara dengan

para pejabat hutan dengan menggunakan bahasa krama ( Jawa halus). Misalnya

beberapa pengikut Samin membaringkan diri di atas tanah mereka ketika ada

penataan ulang tanah komunal. Mereka bilang “Kanggo” (tanah ini masih saya

pakai). Karena penataan ulang tanah komunal pada tahun 1914 berujung pada

pengurangan atau bahkan memintakan paksa tanah-tanah tersebut untuk dijadikan

hutan jati atau keperluan pemerintah Belanda yang lain. 23

Kekuasaan kolonial

dan ketertiban masyarakat kolonial mulai terganggu, hingga berujung pada

penangkapan Samin pada tahun 1914. Pada prinsipnya, Samin dan pengikutnya

merasa heran, ketika ada sekelompok entitas bernama pemerintah Belanda

mengklaim diri sebagai penguasa sekaligus pemilik tanah kehutanan seluas itu,

yang di dalamnya termuat segala hal yang diperlukan bagi masyarakat agraris.

Peraturan-peraturan kolonial pada abad XIX hingga awal abad XX telah

menyasar petani hingga ke pelosok-pelosok pedesaan. Persentuhan petani dengan

peraturan kolonial selalu berimplikasi dalam dua hal: pertama jika peraturan

tersebut dipatuhi, maka politik pertanian, perkebunan, dan kehutanan dapat

berjalan dengan lancar, petani mendapatkan insentif berupa uang tunai, terutama

pada masa liberalisasi dimulai. Kedua, jika peraturan kolonial tidak dipatuhi oleh

petani, maka politik pertanian, perkebunan, dan kehutanan kolonial tidak dapat

22

Ibid., 23

Agus Budi Purwanto, Samin....op.cit.hlm. 89.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

65

berjalan lancar. Sementara itu petani harus menerima konsekuensi berupa sanki-

sanksi. Karena itu, tidak melaksanakan peraturan berarti melanggar peraturan.24

D. Bahasa sebagai Simbol Perlawanan

Samin Surosentiko menganjurkan kepada pengikutnya untuk tidak tunduk

pada Belanda. Hal tersebut dapat terlihat dari semangat yang dikandung dalam

ajarannya yang terdapat dalam serat Punjer Kawitan yang menekankan pengertian

bahwa bumi Jawa adalah warisan Pandawa.25

Dengan demikian, tidak ada hak

bagi Belanda untuk memerintah dan memungut penghasilan dari orang-orang

Jawa.Pada prinsipnya ada empat pokok yang menjadi penolakan terhadap

pemerintah Belanda, yaitu: (1) penolakan membayar pajak, (2) penolakan

memperbaiki jalan, (3) penolakan jaga malam, (4) penolakan kerja paksa.26

Ujaran yang terkenal berkaitan dengan tindakan penolakan terhadap

Belanda adalah sebagai berikut:

“Dhek jaman Londo niku njaluk pajek mboten trimo sak legane nggih

mboten diwenehi, bebas mboten seneng. Ndandani ratan nggih bebas, nek

gelem wes dibebasake. Kenek jaga ya ono, nyang jaga omahe dewe.

Nyengkah ing negara telung tahun dikenek kerja paksa”.

(Pada jaman Penjajahan Belanda, kalau dipungut pajak akan diberi

seikhlasnya, kalau tidak mau malah tidak akan dibayar, terserah kalau

Belanda tidak suka. Memperbaiki jalan juga tidak usah. Tidak perlu juga

jaga malam, lebih baik jaga rumahnya sendiri. Menolak kerja paksa

selama tiga tahun).27

Dalam ujaran tersebut terlihat jika Samin dan pengikutnya tidak patuh

terhadap peraturan yang dibuat oleh pemerintah kolonial. Mereka lebih senang

24

Onghokham, Peranan...., op.cit., hlm.43. 25

Bagi orang Jawa, wayang tidak hanya sekedar produk seni. Tetapi lebih jauh dan intens

pemahaman dan pemaknaannya. Wayang adalah ikon budaya Jawa yang mengandung ajaran dan

perlambang. Bahkan tidak jarang, wayang dianggap sebagai pusaka dan menjadi sumber rujukan

perilaku yang menempati kedudukan tertinggi dalam kehidupan manusia. 26

Andrik Purwasito, Agama dan Tradisional: Potret Kearifan Hiudp Masyarakat Samin dan

Tengger, Yogyakarta, LKIS, 2003, hlm. 51. 27

Ibid., hlm.52.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

66

jika pajak yang harus diberikan kepada pemerintah Belanda diberikan secara

ikhlas dan mereka sendiri yang menentukan jumlahnya. Mereka menjunjung

tinggi nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka sebagai keturunan Pandawa.

Mereka juga menolak kerja paksa karena hal tersebut hanya menguntungkan bagi

pemerintah Belanda. Mereka lebih suka mengerjakan apa yang memang menjadi

pekerjaan mereka, yaitu sebagai petani.

Masyarakat Blora yang bukan pengikut Samin, menganggap jika Samin

dan pengikutnya merupakan orang yang jujur dan konsisten memegang teguh

prinsip hidupnya. Pada dasarnya sikap yang diperlihatkan adalah sebagai wujud

halus perlawanan terhadap Belanda.28

Mereka menggunakan metode perlawanan

nonfisik seperti itu karena mereka tidak mampu menghadapi Belanda. Maka,

perlawanan dimodifikasi ke dalam bentuk sikap dan penggunaan bahasa yang

dibuat sedemikian dalam aktivitas perilaku kehidupan.

Perlawanan Samin dan pengikutnya yang bersifat kultural tersebut, di

mana tidak menunjukkan secara terbuka perlawanan fisiknya, tetapi semua

perilaku, sikap, dan ucapan yang terungkap mencerminkan penolakan terhadap

Belanda di Jawa. Semangat dan gaya perlawanan yang demikian ini dapat

disejajarkan dengan model perlawanan Ahimsa-nya Mahatma Gandhi.29

28

Syahrul Kirom, Ajaran Moral Masyarakat Samin Dalam Perspektif Etika, Yogyakarta,

Perpustakaan Gadjah Mada, 2011, hlm. 6. 29

Seperti diketahui bahwa Gandhi memimpun gerakan perlwanan terhadap kolonialisme Inggris di

India dengan menggunakan pendekatan humanisme-kultural melalui seruannya untuk melakukan

gerakan Swadesi, yaitu gerakan boikot produk Inggris. Ia menganjurkan orang India untuk

menggunakan produk sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ahimsa adalah semangat

tidak memancing gerakan represif dan pembersihan dari koloniolis, dan Satyagraha yang

merupakan komitmen moral terhadap perjuangan pembebasan kolonialisme berdasarkan cinta

sesama dan cinta tanah air. Ajaran Gandhi tersebut disosialisasikan dan dihayati oleh sebagian

besar masyarakat India serta dilaksanakan dengan penuh disiplin dan konsisten, sehingga

membuat Inggris berlaku akomodatif dan responsif terhadap kepentingan masyarakat India.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

67

Samin dan pengikutnya dalam menggunakan bahasa khususnya bahasa

Jawa memiliki gaya sendiri. Gaya bahasa tersebut berkaitan dengan sikap dan

pilihan hidup Samin dan pengikutnya, yaitu sikap dan pilihan hidup dalam

menentang pemerintah Belanda. Untuk berbicara dengan pihak Belanda, mereka

menggunakan bahasa Jawa ngoko.

Gaya berbahasa tesebut merupakan ekspresi perlawanan tetapi tidak

mengingkari sifat dan sikap jujur. Mereka berpendapat semua harta dan kekayaan

adalah milik pribadi sehingga tidak perlu dipajaki dalam konteks setor pajak

kepada pemerintah Belanda. Sehingga, mereka selalu mencari cara agar dapat

membayar pajak sekecil mungkin. Dengan demikian, mereka selalu memberi

jawaban dengan keterangan yang mengesankan jika harta milik mereka hanya

sedikit. Seperti terlihat dalam contoh berikut:

“ Berapa sapimu?”

“ Dua”30

Padahal kenyataanya sapi mereka banyak. Mereka merasa tidak berbohong

sebab yang dimaksud dengan jawaban “dua” adalah ternak mereka terdiri dari dua

jenis, yakni jantan dan betina. Mereka juga tidak mengenal tingkat bahasa Jawa,

seperti Jawa Kromo, Jawa Madya, dan Jawa Ngoko. Semuanya dianggap sama.

Manusia hidup memiliki kedudukan dan tingkatan yang sederajat.31

Dalam pergaulan sehari-hari dengan siapa saja, mereka menyebut yang

lain sebagai sedulur. Walaupun terhadap priyayi (bangsawan) sekalipun. Karena

itulah dalam pergaulan dengan sesama saudara, mereka menggunakan bahasa

30

Andrik Purwasito, Agama...., op.cit. hlm.53. 31

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

68

Jawa Ngoko namun dengan sikap tetap menghormati. Hal ini menunjukkan

kesamaan derajat yang kental.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

69

BAB IV

DAMPAK GERAKAN SAMIN

A. Munculnya Masyarakat Samin

Gerakan Samin pada akhirnya mampu menciptakan sebuah komunitas

masyarakat baru di kabupaten Blora yang dikenal dengan masyarakat Samin.

Masyarakat Samin sering dilihat sebagai sebuah komunitas berbasis tradisi yang

muncul sebagai akibat dari adanya sebuah ketokohan kharismatik. Ialah Samin

Surosentiko yang pada tahun 1889 mulai menyebarkan ajarannya dalam Serat

Jamus Kalimasada kepada orang-orang di wilayah Bojonegoro dan Blora. Ajaran

ini pada intinya adalah ajakan untuk menjalani hidup dengan sederhana, sekaligus

juga merupakan wujud dari sikap Samin yang mengajak masyarakat di sekitarnya

untuk tidak tunduk terhadap pemerintah kolonial pada masa itu karena telah

merugikan dan menindas kaum pribumi dengan kenaikan pajak dan penguasaan

kawan hutan.

Ajaran Samin sebenarnya mencakup berbagai pranata hidup, diantaranya

menyangkut dasar-dasar kebajikan, kebijaksanaan, tata pergaulan, ketuhanan,

tradisi perkawinan, hingga tentang prinsip kemandirian negara. Ajaran ini

kemudian melembaga, dan pada perkembangannya menyebar ke daerah Pati,

Kudus, Brebes, dan Lamongan.1 Masyarakat Samin kemudian menyebut diri

sebagai Sedulur Sikep2, yang tetap melestarikan ajaran samin dengan prinsip

1 Ahmad Sahal, Terjerat dalam Rumah Kaca: Masih Meyakinkankah Nasionalisme?, dalam Jurnal

Kalam Edisi 3. Jakarta: Yayasan Kalam, 1994, hlm. 6 2 Sekelompok masyarakat yang berusaha menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran

Samin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

70

kesederhanaan dan sikap pembangkangan terhadap pemerintah dengan kebiasaan

tidak mengikuti sejumlah aturan yang dibuat oleh pemerintah.

Hingga saat ini, masyarakat Samin masih berdiam di wilayah Pati dan

Blora dengan tradisi yang terus dilestarikannya. Hal ini menyebabkan muncul

semacam stereotip dari msyarakat bahwa warga Samin adalah sekumpulan

masyarakat terbelakang, lugu, dan tidak lebih dari sebuah masyarakat tradisional

yang bersikap puritan.3 Kebiasaan masyarakat Samin ditandai oleh sikap dan

perilaku tidak mengikuti adat-istiadat desa atau masyarakat yang mereka tempati.

Hal semacam ini diawali oleh Samin dan pengikutnya terdahulu dalam menentang

pemerintah kolonial. Oleh sebab itu, pengaruh dari tindakan Samin dulu dilakukan

juga oleh masyarakat setelahnya.

Dalam hal kekerabatan masyarakat, Samin memiliki persamaan dengan

kekerabatan Jawa pada umumnya. Sebutan-sebutan dan cara penyebutannya sama.

Hanya saja mereka tidak terlalu mengenal hubungan darah atau generasi lebih ke

atas setelah Kakek atau Nenek. Hubungan ketetanggaan baik sesama Samin

maupun masyarakat di luar Samin terjalin dengan baik. Dalam menjaga dan

melestarikan hubungan kekerabatan, masyarakat Samin memiliki tradisi untuk

saling berkunjung terutama pada saat satu keluarga mempunyai hajat sekalipun

tempat tinggalnya jauh.4

Pemukiman masyarakat Samin biasanya mengelompok dalam satu deretan

rumah-rumah agar memudahkan untuk berkomunikasi. Rumah tersebut terbuat

3 Titi Mumfangati, dkk, Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin Kabupaten Blora Jawa

Tengah, 2004, Yogyakarta: Jarahnitra, hlm.22.

4 Sutamat Arybowo, Orang Samin dan Pandangan Hidupnya, Kompas edisi kamis, 10 Mei 2007,

hlm.36.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

71

dari kayu terutama kayu jati dan juga bambu, jarang ditemui rumah berdinding

batu bata. Bangunan rumah relatif luas dengan bentuk limasan, kampung atau

joglo. Penataan ruangnya sangat sederhana dan masih tradisional terdiri ruang

tamu yang cukup luas, kamar tidur dan dapur. Kamar mandi dan sumur terletak

agak jauh dan biasanya digunakan beberapa keluarga. Kandang ternak berada di

luar di samping rumah. Namun disisi lain, adanya konsep sedulur, kemudian

mempengaruhi pada terhalangnya pembentukan ruang pribadi atau eksklusif.5

Sebagai masyarakat yang mewarisi tradisi peninggalan Samin,

persebarannyapun juga semakin meluas. Persebaran dimulai di wilayah kelahiran

Samin, yakni di desa Ploso kecamatan Randublatung. Karena pengikutnya

semakin bertambah, Samin mencari tempat yang lebih luas, yakni di desa

Bapangan kecamatan Menden.6 Selanjutnya meluas hingga daerah Sambong,

Jiken, Blora, Tunjungan Ngawen, Todanan, Kunduran, Bangreja, dan Doplang.

Persebaran masyarakat Samin membawa konsekuensi makin merasa

bersatu yang diikat oleh ikatan persaudaraan, dan orang Samin menyebutnya

seduluran.7 Di samping itu, mereka juga terikat oleh persamaan adat-istiadat

yang wajib mereka laksanakan. Misalnya adat-istiadat perkawinan dan kematian,

tidak boleh berdagang, tidak boleh menerima sumbangan, dan ajaran tolong

menolong yang semuanya disosialisasikan sendiri oleh Samin Surosentiko.

Pada akhirnya masyarakat Samin menjadi bagian dari budaya Indonesia

yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal. Sebagai bagian dari budaya Indoensia,

5 Ibid.

6 Ibid., hlm. 32.

7 Ibid., hlm.33.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

72

mereka telah memiliki pandangan hidup mereka sendiri. Ajaran moral yang berisi

wejangan, khotbah, dan peraturan dimaksudkan agar masyarakat menjalankan

kehidupan mereka dengan lebih baik.

Walaupun Samin memiliki ajaran sendiri namun sejak kemerdekaan RI,

orang Samin sudah merasa menjadi bagian dari negara Indonesia. Tidak ada

perbedaan dengan warga negara yang lain. Menjadi jelas kiranya jika Indonesia

semakin kaya akan budaya.

B. Identitas Diri Masyarakat Samin

Simbol identitas ini menunjukkan kekhasan masyarakat, sehingga tampak

ciri-ciri yang berbeda dengan kelompok masyarakat lain. Identitas diri dapat

menimbulkan rasa persatuan diantara anggota masyarakatnya. Begitu pula

identitas diri masyarakat Samin yakni:

1. Bahasa orang Samin

Orang Samin yang tinggal di mana pun menggunakan bahasa Jawa lugu

yakni bahasa Jawa sederhana. Mereka tidak mengenal tingkatan dalam berbahasa

karena mereka menganggap semua sama derajatnya. Karena itulah dalam

pergaulan sehari-hari, terutama dengan sedulur, orang Samin menggunakan

bahasa Jawa ngoko. Dahulu bahasa inilah yang digunakan dalam menentang

pemerintah kolonial.

Situasi sekarang tidaklah sama dengan situasi zaman kolonialisme

Belanda. Masyarakat juga mengalami perubahan. Mereka pada umumnya

menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar yang tinggal dalam satu komunitas.

Namun, ajaran yang ditinggalkan oleh Samin tetap mereka pertahankan seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

73

misalnya tidak boleh menyakiti, harus berbudi luhur, jangan membuat orang

kecewa, dan yang lainnya.8

Apabila bertemu dengan orang lain yang bukan orang Samin, mereka

menggunakan bahasa Jawa Kromo Madya.9 Dapat dilihat dari contoh percakapan

berikut:

“ Sami seger waras?”

“ Waras”

“ Badhe tindak pundi?”

“ Ngalor rono”

“ Geh monggo”

Bahasa Jawa yang terlihat dalam contoh percakapan di atas tidak

membedakan kedudukan atau status sosial dari masyarakat. Walaupun lawan

bicara lebih tua, namun bahasa yang digunakan bukan bahasa Jawa Kromo Inggil

seperti yang digunakan oleh masyarakat Jawa pada umumnya. Bahasa yang

demikian mencerminkan kesamaan derajat yang kental diantara orang Samin

tersebut.

2. Upacara Perkawinan dan Kematian

Sebelum perkawinan, bagi orang Samin cukup dihadiri oleh beberapa

kerabat dan direstui oleh sesepuh.10

Perkawinan disaksikan oleh kedua orang tua

masing-masing mempelai. Seorang laki-laki yang akan meminang perempuan

Samin akan bekerja dan mengabdi beberapa waktu pada keluarga calon mempelai

8 Titi Mumfangati, Kearifan....op.cit. hlm 37.

9 Secara sistematis ragam krama madya dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk ragam krama

yang kadar kehalusannya rendah.meskipun demikian, jika dibandingkan dengan ngoko alus, krama

madya menunjukkan kehalusan yang lebih tinggi. 10

Andrik Purwasit0, Agama Tradisional: Potret Kearifan Lokal Masyarakat Samin dan Tengger,

Yogyakarta, Lkis, 2003, hlm.77.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

74

puteri.11

Nyuwito12

dilakukan bila kedua calon mempelai belum cukup umur,

tetapi bila sudah cukup umur keduanya bisa langsung menikah.

Upacara perkawinan masyarakat Samin sangat sederhana. Pengantin laki-

laki dan perempuan cukup diarak sampai depan rumah kepala desa dan

masyarakat sekitar cukup menyaksikannya. Hal ini sudah cukup menjadi bukti

bahwa mereka telah sah menjadi pasangan suami-istri. Jika nantinya terjadi

ketidakcocokan dalam membina rumah tangga, maka mereka dapat berpisah.

Untuk upacara kematian, jika di masa lalu dalam mengubur mayat dikenal

istilah gelundung semprong (orang yang telah meninggal dikubur apa adanya),

artinya jika ada seseorang meninggal maka akan dikubur tanpa dibungkus apapun,

hanya dibungkus dengan pakaian yang dipakai ketika masih hidup. Semenjak

terjadi penetrasi informasi keagamaan, perlakuan atas jenazah sudah berubah.

Jenazah akan diperlakukan secara islami yakni, dimandikan, dikafani, disolatkan,

dan dikubur sesuai syariat islam yang berlaku.13

C. Moral Ekonomi Masyarakat Samin

Keberadaan hutan di Blora memiliki nilai ekonomi yang penting bagi

masyarakat sekitarnya. Seharusnya hutan memberi peluang ekonomi pada

masyarakat. Akan tetapi dilihat dari situasi yang ada, masyarakat masih hidup

miskin, banyak penagngguran, kekurangan lahan untuk bercocok tanam, dan

belum mampu memanfaatkan potensi hutan.

11

Ibid., hlm 60. 12

Dalam sistem perkawinan di masa lalu calon mempelai pria harus menginap terlebih dahulu di

calon wanita, atau lebih sering dikenal dengan istilah nyuwita sampai beberapa bulan bahkan

tahunan, namun sekarang sudah tidak dijalankan lagi karena dianggap bertentangan dengan ajaran

agama Islam. 13

Andrik Purwasito, Kearifan....op.cit, hlm.78.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

75

Nampaknya ingatan masa lalu atas salah satu bentuk perlawanan dengan

pencurian kayu hutan, masih dapat dijumpai. Menurut mereka, hal ini bukan

pencurian kayu karena mereka masih merasa bahwa kayu jati adalah warisan dari

leluhur mereka yakni Samin dan pengikutnya. Pencurian kayu secara besar-

besaran terjadi setelah mereka merasa dibodohi oleh Polisi Kehutanan. Polisi

Kehutanan yang seenaknya mengambil hasil hutan terutama kayu jati untuk

kepentingan pribadi.14

Selain itu, alasan mereka mencuri kayu adalah perbuatan

mereka masih dapat diterima oleh masyarakat lainnya.

Permasalahan lain yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Samin

adalah dengan tidak membayar pajak. Ini merupakan wujud pelembagaan ajaran

pembangkangan Samin yang terlanjur dibawa hingga pasca pemerintah kolonial.

Mereka berasumsi bahwa seharusnya pemerintah mengakomodasi kepentingan

semua pihak, namun karena pemerintah tidak dapat melaksanakan itu, maka tidak

perlu mengikuti pemerintah.15

Argumen yang terbangun bahwa tidak membayar pajak bukan semata-

mata sebagai wujud perlawanan terhadap pemerintah saja, namun sebenarnya

mereka tidak mengetahui apa yang dipersoalkan mengingat mereka telah

menempati tanah tersebut dalam waktu yang lama, sehingga tidak perlu adanya

pajak.16

Baru pada tahun 1990 ditandai dengan pengaspalan dan listrik masuk

desa, mereka mulai mengerti apa itu PBB dan mulai bersedia untuk membayar

pajak karena untuk kebutuhan instalasi listrik.

14

Erna Apit Firmanti, Penyelesaian Tindak Pidana Pencurian di Suku Samin Desa Klopodhuwur

Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, Semarang, Perpustakana UNES, 2009, hlm.49. 15

http://rinangxu.wordpress.com/2006/12/07/samin-anarchy-rebel-budaya 16

Dalam jurnal yang berjudul Samin Si Lugu yang Bergerak: Diskiursus Kearifan Lokal Dalam

Kajian Gerakan Politik diterbitkan oleh Perpustakaan universitas Gadjah Mada Juni 2007, hlm 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

76

Kini masyarakat Samin sudah lebih terbuka terhadap dunia luar dan tidak

lagi curiga terhadap tamu dari manapun. Sebelumnya para tamu selalu dicurigai

sebagai utusan yaksa dawana atau mata-mata pemerintah.17

Sikap isolasi diri

lambat laun mulai terkikis, mereka tidak lagi berfokus sebagai petani, tetapi mata

pencaharian lain seperti berdagang dan peternak. Mereka juga sudah mulai

mengenal tulisan dan bahasa Indonesia.

Terlepas dari pengalaman masa lalu, masyarakat Samin tumbuh dan

berkembang sebagai masyarakat yang memiliki kearifan lokal dengan tetap

mengutamakan sifat-sifat baik warisan leluhur mereka. Selalu jujur dan berbuat

baik telah melekat dalam diri orang Samin. Keberadaan mereka juga menambah

kekayaan budaya yang ada di Indonesia.

17

Ibid., hlm.12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

77

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari bab II sampai bab IV, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Intervensi pemerintah kolonial dalam sistem kehidupan masyarakat pinggir

hutan, serta tekanan-tekanan dari pemerintah berupa kerja wajib, hukum

pengelolaan kehutanan dan kenaikan pajak membuat kehidupan masyarakat

mulai terganggu. Masyarakat Randublatung kabupaten Blora, yang

merupakan tempat tinggal Samin dan pengikutnya merasa harga dirinya telah

diinjak-injak oleh pemerintah kolonial karena telah merampas hak mereka

terhadap pemanfaatan hutan dengan penerapan berbagai peraturan kehutanan.

Selama ini hutan telah menjadi sumber kehidupan masyarakatnya. Bagi

Samin dan pengikutnya, hutan adalah milik mereka yang merupakan warisan

dari leluhur sehingga tidak boleh ada yang menguasai. Munculnya gerakan

Samin juiga tidak dapat terlepas dari faktor geografis. Kawasan Randublatung

sendiri merupakan tanah kapur yang membuat pohon jati tumbuh subur di

sana.

2. Dalam rangka mempertahankan nilai-nilai kehidupan dan mengambil kembali

akses mereka terhadap hutan, Samin dan pengikutnya melakukan perlawanan.

Perlawanan yang dilakukan bukan merupakan perlawanan fisik, melainkan

perlawanan tanpa menggunakan kekerasan. Mereka menunjukkan penolakan

terhadap keberadaan pemerintah kolonial dengan menggunakan bahasa Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

78

ngoko (mengumpat) serta penolakan terhadap pembayaran pajak. Mereka

menyadari perlawanan menggunakan senjata maka semakin memperburuk

keadaan karena mereka pasti kalah dalam hal persenjataan serta mereka tidak

merasa memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Meskipun bukan

perlawanan fisik, namun apa yang mereka lakukan menunjukkan perlawanan

yang sangat radikal karena mereka mempunyai prinsip hidup sendiri yang

kesemuanya menunjukkan ketidakpatuhan terhadap pemerintah yang

berkuasa saat itu. Prinsip hidup Samin beserta ajarannya, dapat diterima oleh

pengikutnya bahkan terus mengalami peningkatan yang sangat pesat hingga

ke berbagai daerah.

3. Salah satu dampak dari gerakan Samin adalah lahirnya sebuah komunitas

baru atau sering dikenal sebagai masyarakat Samin. Mereka inilah yang

masih tetap melestarikan ajaran Samin dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun terdapat perubahan seiring perkembangan zaman, namun ajaran

kebaikan dari Samin telah menjadi kearifan lokal masyarakat Blora. Mereka

kini taat membayar pajak, berbahasa santun dan hidup dengan penuh

kejujuran. Prinsip hidup jujur Samin telah diamini oleh pengikutnya, artinya

resiko hidup jujur yang berakibat hidup sulit tidak menjadi masalah bagi

kehidupan mereka selanjutnya. Hal ini yang membuat masyarakat Samin

dianggap sebagai masyarakat yang polos dan lugu. Meskipun kerap menjadi

cemohan orang, namun masyarakat Blora tetap bangga menjadi keturunan

Samin. Sikap yang demikian menunjukkan bahwa mereka sangat menghargai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

79

perjuangan leluhur mereka. Kearifan lokal ini dapat menjadi contoh bagi kita

untuk tetap berbuat kebaikan agar kehidupan kita menjadi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

80

DAFTAR PUSTAKA

Agus Budi Purwanto. 2011. Samin dan Kehutanan Abad XIX. Yogyakarta.

Ahmad Sahal. 1994.Terjerat dalam Rumah Kaca: Masih Meyakinkankah

Nasionalisme?. Jakarta: Yayasan Kalam.

Amrih Widodo.1997. Samin in the New Order: The Politic of Encounter and

Isolation, Ohio University Press.

Andrik Purwasito. 2003. Agama Tradisional: Potret Kearifan Hidup Masyarakat

Samin dan Tengger. Yogyakarta: LKIS

Arif Arifin. 1994. Hutan: Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan.

Jakarta: Penerbit Yayasan Obor Indonesia.

Barker, Chris. 2000. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Kreasi

Wacana.

Benda, Harry J. dan Lance Castles. 1969. The Samin Movement. Dalam Bijdragen

Tot De Taal Land-en Volkenkunde,

Desak Made Oka Purnawati. 2004. Hutan Jati Madiun: Silvikultur di

Karesidenan Madiun 1830-1913.Semarang:Intra Pustaka Utama.

Desi Rahmawati. 2003. Gerakan Petani dalam Konteks Masyarakat Sipil.

Erna Apit Firmanti. 2009. Penyelesaian Tindak Pidana Pencurian di Suku Samin

Desa Klopodhuwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Semarang.

Hanis Nurcholis. 2007. Teori dan Praktik, Pemerintahan dan Otonomi Daerah)

Jakarta: Grasindo.

Hasanu Simon. 2004. Aspek Sosio-Teknis Pengelolaan Hutan Jati di Jawa.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Indrayanto. 2012. Ekologi Hutan, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

I Nyoman Nurjana. Sejarah Hukum Pengelolaan Hutan di Indonesia. Malang.

Irfan Bachtiar. 2001. Hutan Jawa Menjemput Ajal. Yogyakarta: Biro Penerbit

Arupa

Kardiyat Wiharyanto A. 2005. Asia Tenggara Zaman Pranasionalisme.

Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

81

Korver, A. Pieter E. 1976. The Samin Movement and Millenarism, BKI.

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Bentang Budaya, 2001.

Lombard, Dennys. 2008. Nusa Jawa Silang Budaya: Warisan kerajaan-kerajaan

Konsentris. Jakarta: PT.Gramedia.

Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Jilid V.

Jakarta: PN.Balai Pustaka.

Mochamad Fadjrin.2011. Dinamika Gerakan Petani: Kemunculan dan

Kelangsungannya. Bogor.

Mubyarto. 1983. Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan. Jakarta: Penerbit

Sinar Harapan

Niel, Robert van. 2003. Sistem Tanam Paksa di Jawa. Jakarta: LP3ES.

Peluso, Nancy Lee. 2006. Hutan Kaya, Rakyat Melarat: Penguasa Sumber Daya

dan Perlawanan di Jawa. Jakarta:KOPHALINDO

Raffles ,Sir Thomas Stamford. 1830. The History of Java. London: John Murray.

Ricklefs, M.C.1991. Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Sartono Kartodirdjo. 1888. Pemberontakan Petani Banten. Pustaka Jaya.

1973. Protest Movements in Rural Java: A Study Of

Agrarian Unrests in The Nineteenth and Twentieth

Centuries, Oxford University Press.

Ratu Adil, Jakarta: Sinar Harapan.

Scott, James C. 1983. Moral Ekonomi Petani: Pergolakan dan Subsistensi di Asia

Tenggara. Jakarta: LP3ES.

1993. Perlawanan Kaum Tani. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia,

2000. Senjatanya Orang-Orang yang Kalah, Bentuk

Perlawanan Sehari-hari Kaum Tani. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Sediono Tjondronegoro M.P dan Gunawan Wiradi. 1994. Dua Abad Penguasaan

Tanah: Pola Penguasaan Tanah Pertanian di Jawa dari Masa ke Masa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

82

Jakarta:Yayasan Obor IndonesiaTiti Mumfangati. dkk. 2004. Kearifan Lokal

di Lingkungan Masyarakat Samin, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah,

Yogyakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.

Suhartono Pranoto .W. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sulistyaningsih. 2013. Perlawanan Petani Hutan: Studi Atas Resistensi Berbasis

Pengetahuan Lokal. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Suripan Sadi Hutomo. 1996. Samin dan Ajaran-ajarannya. Semarang: Citra

Almamater

Sutamat Arybowo. 2007.Orang Samin dan Pandangan Hidupnya. Jakarta:

PT.Gramedia.

Syahrul Kirom. 2011. Ajaran Moral Masyarakat Samin dalam Perspektif Etika:

Relevansinya Bagi Pengembangan Bangsa. Yogyakarta

T. Gilarso, Ekonomi Indonesia Sebuah Pengantar I. Yogyakarta:Kanisius.

Warto. 2001. Blandong: Kerja Wajib Eksploitasi Hutan di Rembang Abad ke-19.

Surakarta: Pustaka Cakra.

Sumber Internet

Dampak gerakan Samin, http//AGUSBUDIPURWANTO.WORDPRESS.COM//

2010/09/22/KAUSALITAS-GERAKANSAMIN. Diakses 23 November 2015.

Manfaat Hutan, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hutan. Diakses 28 April 2016.

Pengertian Kehutanan, www.academia.edu/8201808/HUTAN. Diakses 28 April

2016.

Sumber Majalah

Hutomo Suripan Sadi, “Bahasa dan Sastra Lisan Orang Samin” dalam Basis edisi

Januari 1985

“Samin Surosentiko dan Ajaran-Ajarannya” dalam Basis

edisi Januari 1985.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

83

Onghokham.“Peranan Rakyat dalam Politik”. Prisma. Agustus 1979 no.9, Jakarta.

Emmanuel, Subangun, Tidak Ada Mesias Dalam Pandangan Hidup Jawa. Prisma

Januari 1997, no.1.Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

84

Peta Persebaran Gerakan Samin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

85

SILABUS

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas : XI

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai)

santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahhuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengethuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk menyelesaikan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keimuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

86

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

3.1 Menganalisis

perubahan, dan

keberlanjutan

dalam peristiwa

sejarah pada

masa

penjajahan

asing hingga

proklamasi

kemerdekaan

Indonesia.

Strategi

perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap

penjajahan

Bangsa Barat di

Indonesia

sebelum dan

sesudah abad ke-

20.

Latar

belakang

gerakan

Samin

Dinamika

gerakan

Samin

Dampak

gerakan

Samin

Mengamati:

Membaca buku

teks, browsing

internet dan

berdiskusi dengan

teman di samping

tentang gerakan

Samin melawan

kolonialisme di

Blora abad XIX-

XX

Menanya:

Tanya jawab,

berdiskusi, dan

memberi

komentar tentang

materi gerakan

Samin melawan

kolonialisme

Belanda di Blora

Observasi:

Mengamati

kegiatan peserta

didik dalam

proses

mengumpulkan

data, dan

pembuatan

laporan tentang

latar belakang,

dinamika, dan

dampak gerakan

Samin.

Portofolio:

Menilai laporan

makalah peserta

didik tentang

latar belakang,

dinamika, dan

dampak gerakan

Samin

2 x 45 menit. I Wayan

Badrika.2006.

Sejarah Untuk SMA

Kelas XI Program

Pengetahuan Ssosial,

Jilid 2.Jakarta:

Erlangga.

Andrik Purwasito

DEA.2003. Agama

Tradisional: Potret

Kaerifan Masyarakat

Samin dan

Tengger.Yogyakarta:

LKIS.

Titi Mumfangati, dkk.

2004.Kearifan Lokal

Masyarakat Samin,

Kabupaten Blora

Propinsi Jawa

Tengah.Yogyakarta:

Kementrian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

87

abad XIX-XX

Mengeksplorasi:

Di dalam

kelompok, siswa

mengumpulkan

informasi terkait

latar belakang,

dinamika, dan

dampak gerakan

Samin melalui

bacaan matau

internet.

Mengasosiasikan:

Menganalisis

informasi dan

data-data yang

didapat dari

bacaan maupun

sumber-sumber

terkait untuk

mendapatkan

kesimpulan

tentang latar

belakang,

dinamika, dan

Tes Terulis:

Menilai

kemampuan

peserta didik

dalam

penguasaan

materi tentang

latar belakang,

dinamika, dan

dampak gerakan

Samin.

Kebudayaan dan

Pariwisata.

Harry J. Benda dan

Lance Castles.1969.

The Samint

Movement.

Nancy Lee Peluso.

2006. Hutan Kaya:

Rakyat Melarat:

Penguasa Sumber

Daya dan

Perlawanan di

Jawa.Yogyakarta:

KOPHALINDO.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

88

Yogyakarta, 20 Juni 2016

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Candra Wijaya, S.Pd Nurmalitasari

dampak gerakan

Samin.

Mengkomunikasikan:

Hasil analisis

kemudian

dilaporkan dalam

bentuk tulisan

berisikan latar

belakang,

dinamika, dan

dampak gerakan

Samin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA N 117 YOGYAKARTA

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap

penjajahan Bangsa Barat di Indonesia sebelum dan

sesudah abad ke-20

Pertemuan Ke- : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

1. Menghayati dan

mengamalkan

ajaran agamanya.

1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan

dan keinginan bersatu dalam

perjuangan pergerakan nasional

menuju kemerdekaan bangsa

sebagai karunia Tuhan Yang Maha

Esa terhadap bangsa dan negara

Indonesia.

1.1.1. Menunjukkan

sikap syukur

kepada Tuhan

Yang Maha Esa

atas kemerdekaan

Indonesia dari

tangan penjajah

dengan belajar

tekun.

2. Menghayati dan

mengamalkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggungjawab,

peduli (gotong

royong, kerjasama,

toleran, damai),

santun, responsif

dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap

sebagai bagian dari

solusi atas berbagai

permasalahan

2.1 Mengembangkan nilai dan

perilaku mempertahankan harga

diri bangsa dengan bercermin pada

kegigihan para pejuang dalam

melawan penjajah.

2.1.1. Menunjukkan

sikap dan perilaku

cinta tanah air

dalam kehidupan

sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

90

dalam berinteraksi

secara efektif

dengan lingkungan

sosial dan alam

serta dalam

menempatkan diri

sebagai cerminan

bangsa dalam

pergaulan dunia

3. Memahami,

menerapkan, dan

menganalisis

pengetahuan

faktual, konseptual,

prosedural, dan

metakognitif

berdasarkan rasa

ingin tahunya

tentang ilmu

pengetahuan,

teknologi, seni,

budaya, dan

humaniora dengan

wawasan

kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan

peradaban terkait

penyebab

fenomena dan

kejadian, serta

menerapkan

pengetahuan

prosedural pada

bidang kajian yang

spesifik sesuai

dengan bakat dan

minatnya untuk

memecahkan

masalah

3.1 Menganalisis strategi perlawanan

bangsa Indonesia terhadap

penjajah sebelum dan sesudah

abad ke-20 khususnya perjuangan

Samin Surosentiko dalam melawan

kolonialisme Belanda di Blora.

3.1.1. Mendeskripsikan

latar belakang

gerakan Samin

melawan

kolonialisme

Belanda di Blora

abad XIX-XX

.

3.1.2. Mendeskripsikan

dinamika gerakan

Samin melawan

kolonialisme

Belanda di Blora

abad XIX-XX.

3.1.3. Menganalisis

dampak gerakan

Samin melawan

kolonialisme

Belanda di Blora

abad XIX-XX.

4. Mengolah,

menalar, dan

menyaji dalam

4.1 Mengolah informasi tentang

peristiwa sejarah pada masa

penjajahan Bangsa Barat di

4.1.1. Melaporkan hasil

tulisan mengenai

latar belakang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

91

ranah konkret dan

ranah abstrak

terkait dengan

pengembangan dari

yang dipelajarinya

di sekolah secara

mandiri, bertindak

secara efektif dan

kreatif, serta

mampu

menggunakan

metoda sesuai

kaidah keilmuan.

Indonesia berdasarkan konsep

perubahan dan keberlanjutan, dan

menyajikannya dalam bentuk

cerita sejarah.

dinamika, dan

dampak gerakan

Samin melawan

kolonialisme

Belanda di Blora

abad XIX-XX.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Sikap Spiritual

a. Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah dengan belajar tekun.

2. Kompetensi Sikap Sosial

b. Menunjukkan sikap dan perilaku menghargai terhadap kegigihan para

pejuang melawan penjajah.

c. Menunjukkan sikap tanggungjawab dan peduli di sekolah.

d. Menunjukkan sikap responsif dan proaktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran di kelas.

e. Menunjukkan sikap dan perilaku cinta tanah air dalam kehidupan

sehari-hari.

f. Menunjukkan sikap dan perilaku jujur dan bertanggungjawab dalam

mengerjakan tugas.

3. Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Ketrampilan

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

92

a. Menjelaskan latar belakang gerakan Samin melawan kolonialisme

Belanda di Blora abad XIX-XX.

b. Menjelaskan dinamika gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda

di Blora abad XIX-XX.

c. Menjelaskan dampak gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di

Blora abad XIX-XX.

d. Mempresentrasikan dan melaporkan latar belakang, dinamika, dan

dampak gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di Blora abad

XIX-XX.

C. Materi Ajar

1. Latar belakang gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di Blora

abad XIX-XX.

2. Dinamika gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di Blora abad

XIX-XX.

3. Dampak gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di Blora abad

XIX-XX.

D. Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran : Diskusi, ceramah, presentasi, tanya jawab

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik

Model Pembelajaran : Cooperative Learning

E. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

1. Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam.

b. Guru mengabsen siswa.

c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan

yang berkaitan dengan materi.

Misalnya: Apakah ada yang mengenal

10’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

93

sosok Samin?.

d. Guru menuliskan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti A. Mengamati

Guru menayangkan video tentang

masyarakat Samin.

B. Menanya

Guru memberikan kesempatan bertanya

kepada siswa untuk bertanya berkaitan

dengan g gerakan Samin melawan

kolonialisme Belanda di Blora abad

XIX-XX.

C. Menalar

Guru membagi siswa ke dalam 5

kelompok yang beranggotakan 5-6

orang. Kemudian setiap kelompok

mendapatkan tugas yang berbeda.

1 dan 3 Menjelaskan latar belakang

gerakan Samin.

2 dan 4 menjelaskan dinamika gerakan

Samin

3 dan 6 menjelaskan dampak gerakan

Samin

D. Mencoba

Menganalisis informasi dan data yang

didapat dari bacaan maupun internet

untuk mendapatkan kesimpulan tentang

materi gerakan Samin.

E. Membangun Jejaring

Peserta didik mengkomunikasikan hasil

diskusi dan presentasi sehingga dapat

menyimpulkan materi yang telah

70’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

94

dipelajari.

3. Penutup a. Guru menyimpulkan materi yang

dipelajari hari ini.

b. Guru melakukan evaluasi untuk

mengukur ketercapaian tujuan

belajar.

c. Peserta didik menyampaikan nilai-

nilai yang diperoleh hari ini.

d. Informasi rencana pembelajaran

yang akan datang.

e. Mengucapkan salam

10”

F. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat dan Bahan : Papan tulis, LCD, power point, spidol.

2. Sumber Belajar :

Sumber Buku

I Wayan Badrika.2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XI Program

Pengetahuan Ssosial, Jilid 2.Jakarta: Erlangga.

Andrik Purwasito DEA.2003. Agama Tradisional: Potret Kaerifan

Masyarakat Samin dan Tengger.Yogyakarta: LKIS.

Titi Mumfangati, dkk. 2004.Kearifan Lokal Masyarakat Samin,

Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah.Yogyakarta: Kementrian

Kebudayaan dan Pariwisata.

Harry J. Benda dan Lance Castles.1969. The Samint Movement.

Nancy Lee Peluso. 2006. Hutan Kaya: Rakyat Melarat: Penguasa

Sumber Daya dan Perlawanan di Jawa.Yogyakarta: KOPHALINDO.

G. Penilaian

1. Kompetensi Sikap Spiritual

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. bentuk Instrumen : Lembar observasi

c. kisi-kisi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

95

No. Butir Nilai (Sikap) Indikator Jumlah Butir

Instrumen

1. Mengahayati dan

mengamalkan ajaran

agama yang

dianutnya.

Menunjukkan sikap syukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas kemerdekaan Indonesia

dari tangan penjajah dengan

belajar tekun.

1

c. Intrumen : Lihat lampiran I A

d. Petunjuk Penentuan nilai: Lihat lampiran I B

2. Kompetensi Sikap Sosial

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Instrumen observasi

c. Kisi-kisi :

No. Butir Nilai (Sikap) Indikator Butir Instrumen

1. Mengembangkan nilai

dan perilaku

mempertahankan

harga diri bangsa

dengan bercermin

pada kegigihan para

pejuang dalam

melawan penjajah

Menunjukkan sikap dan

perilaku menghargai terhadap

kegigihan para pejuang dalam

melawan penjajah

1

2. Meneladani perilaku,

kerjasama,

tanggungjawab, cinta

damai para pejuang

dalam mewujudkan

cita-cita mendirikan

Negara dan bangsa

Indonesia dan

menunjukkannya

dalam kehidupan

sehari-hari

Menunjukkan sikap

bertanggungjawab dan peduli

di sekolah

1

3. Meneladani perilaku

kerjasama, tanggung

jawab, cinta damai

para pejuang untuk

meraih kemerdekaan

Menunjukkan sikap responsif

dan proaktif dalam setiap

kegiatan di kelas

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

96

dan menunjukkanya

dalam kehidupan

sehatri-hari

4. Meneladani perilaku

kerjasama,

tanggungjawab, cinta

damai para pejuang

untuk

mempertahankan

kemerdekaan dan

menunjukkannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

Menunjukkan sikap dan

perilaku cinta tanah air dalam

kehidupan sehari-hari

1

5. Berperilaku jujur dan

bertanggungjawab

dalam mengerjakan

tugas dari

pembelajaran

sekjarah.

Menunjukkan sikap dan

perilaku jujur dan

bertanggungjawab dalam

mengerjakan tugas dan

pembelajaran sejarah.

1

d. instrumen : Lihat lampiran 2 A untuk sikap santun dan 2 C

untuk sikap peduli.

e. Penentuan Skor : Lihat lampiran 4.

3. Kompetensi Pengetahuan

a. Teknik Penilaian : Tes lisan

b. Bentuk Instrumen : Tes uraian

c. Kisi-kisi :

No. Indikator

Jumlah Butir

Instrumen

Nomor

Butir Soal

1. Menjelaskan latar belakang gerakan Samin

melawan kolonialisme Belanda di Blora

abad XIX-XX.

1 1

2. Menjelaskan sosok Samin Surosentiko 1 2

3. Menjelaskan dinamika gerakan Samin

melawan kolonialisme Belanda di Blora

abad XIX-XX.

1 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

97

4. Menjelaskan ajaran-ajaran kehidupan yang

diajarkan Samin kepada pengikutnya.

1 4

5. Menjelaskan dampak gerakan Samin

melawan kolonialisme Belanda di Blora

abad XIX-XX.

1 5

Jumlah 5

d. Instrumen : Lihat lampiran 3A

e. Petunjuk (Rubru]Ik) Penentuan Skor: Lihat Lampiran 3B

4. Kompetensi Ketrampilan

a. Teknik Penilaian:

1) Penialian Produk

2) Observasi

b. Bentuk Instrumen

1) Rubrik Penilaian Produk

2) Lembar Observasi

c. Kisi-kisi

No. Indikator Butir Instrumen

1. Menulis sejarah tentang gerakan Samin melawan

kolonialisme Belanda di Blora abad XIX-XX.

1

d. Instrumen : Lihat lampiran 4A, 4 C dan 4 E.

e. Petunjuk Penentuan Skor: Lihat lampiran 4 B, 4 D, dan 4 F.

Yogyakarta, 20 Juni2016

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Candra Wijaya S.Pd Nurmalitasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

98

LAMPIRAN 1 A

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI SPIRITUAL

(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum

1) Instrumen penilaian kompetensi sikap spiritual ini berupa Lembar

Observasi.

2) Instrumen diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan pengamatan Anda selama dua minggu terakhir, nilailah sikap

setiap peserta didik Anda dengan memberi skor 4,3,2, atau 1 pada Lembar

Observasi dengan ketentuan sebagai berikut:

4- apabila selalu melakukan perilaku yang diamati.

3-apabila sering melakukan perilaku yang diamati.

2- apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati.

1- apabila tidak pernah melakukan perilaku yang diamati.

C. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Kelas :

Semester :

Tahun Pelajaran :

Periode Pengamatan :

Butir Nilai : Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan

bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional

menuju kemerdekaan bangsa sebagai katrunia Tuhan

Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara

Indonesia.

Indikator Sikap` : Contoh: Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa atas ekemrdekaan Indonesia dari

tangan para penjajah dengan belajar tekun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

99

No. Nama Peserta

didik

Skor Indikator Sikap

Spiritual Jumlah

Perolehan

Skor

Skor

Akhir

Tuntas/

Tidak

Tuntas Indikator 1 Indiaktor 2

1. Angga Pratama 4 3 7 (7:8)x4

=3,5

Tuntas

2. Anisa Rahma 2 2 4 (4:8)x4

=2

Tidak

tuntas

3. Dst...

4.

5.

Yogyakarta, 20 Juni 2016

Guru Mata Pelajaran

Nurmalitasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

100

LAMPIRAN 1 B

PETUNJUK PENGHITUNGAN SKOR KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir = Jumlah Perolehan Skor x 4

Skor Maksimal

Skor Maksimal = Banyaknya indikator x 4

2. Kategori Skor Sikap peserta didik didasarkan pada Pemendikbud No. 81A

tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : Apabila memperoleh skor akhir 3,33 < skor akhir ≤ 4,00

Baik (B) : Apabila memperoleh skor akhir 2,33 < skor akhir ≤ 3,33

Cukup (C) : Apabila memperoleh skor akhir 1,33 < skor akhir ≤ 2,33

Kurang K) : Apabila memperoleh skor akhir. Skor akhir ≤ 1,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

101

LAMPIRAN 1C

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

(LEMBAR PENILAIAN DIRI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Penilaian Diri

2. Instrumen ini diisi oleh peserta didik untuk menilai dirinya sendiri.

B. Petunjuk Pengisian

1. berdasarkan perilaku kalian selama dua minggu terakhir, nilailah sikap diri

kalian sendiri dengan memberi tanda centang (√) pada kolom skor 4,3, 2,

atau 1 pada Lembar Penilian Diri dengan ketentuan sebagai berikut:

4- apabila selalu melakukan perilaku yang dinyatakan.

3-apabila sering melakukan perilaku yang dinyatakan.

2- apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang dinyatakan..

1- apabila tidak pernah melakukan perilaku yang dinyatakan.

2. Kolom skor ketuntasan diisi oleh guru.

C. Lembar Penilaian Diri

Lembar Penilaian Diri

Kelas :

Semester :

Tahun Pelajaran :

Periode Pengamatan :

Butir Nilai : Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan

bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional

menuju kemerdekaan bangsa sebagai katrunia Tuhan

Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara

Indonesia.

Indikator Sikap` : Contoh: Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa atas ekemrdekaan Indonesia dari

tangan para penjajah dengan belajar tekun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

102

No. Pernyataan Skor Perolehan

Skor

Skor

Akhir

Tuntas

/tidak

tuntas

1 2 3 4

1. Saya bersyukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa atas

kemerdekaan Indonesia

dari tangan penjajah dengan

belajar tekun.

Jumlah

Peserta didik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

103

LAMPIRAN 1 D

PETUNJUK PENGHITUNGAN SKOR KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir = Jumlah Perolehan Skor x 4

Skor Maksimal

Skor Maksimal = Banyaknya indikator x 4

2. Kategori Skor Sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No. 81A

tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : Apabila memperoleh skor akhir 3,33 < skor akhir ≤ 4,00

Baik (B) : Apabila memperoleh skor akhir 2,33 < skor akhir ≤ 3,33

Cukup (C) : Apabila memperoleh skor akhir 1,33 < skor akhir ≤ 2,33

Kurang (K) : Apabila memperoleh skor akhir. Skor akhir ≤ 1,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

104

LAMPIRAN 2A

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL (SANTUN)

(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi.

2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan pengamatan Anda selama dua minggu terakhir, nilailah sikap

setiap peserta didik Anda dengan memberi skor 4,3, 2, atau 1 pada Lembar

Observasi dengan ketentuan sebagai berikut:

4- apabila selalu melakukan perilaku yang diamati.

3-apabila sering melakukan perilaku yang diamati.

2- apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati.

1- apabila tidak pernah melakukan perilaku yang diamati..

C. Lembar Observasi

Lembar Observasi

Kelas :

Semester :

Tahun Pelajaran :

Periode Pengamatan :

Butir Nilai :

1.Mengembangkan nilai dan perilaku

mempertahankan harga diri bangsa dengan

bercermin pada kegigihan para pejuang dalam

melwan penjajah

2. Meneladani perilaku kerjasama, tanggungjawab,

cinta damai para pejuang dalam mewujudkan cita-

cita mendirikan Negara dan bangsa Indonesia dan

menunjukkanya dalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

105

3. Meneladani perilaku kerjasama, tanggungjawab,

cinta damai para pejuang untuk meraih kemerdekaan

dan menunjukkanya dalam kehidupan sehari-hari.

4. meneladani perilaku kerjasama, tanggungjawab,

cinta damai para pejuang untuk mempertahankan

kemerdekaan dan menunjukkan dalam kehidupan

sehari-hari.

5.Berlaku jujur dan tanggungjawab dalam

mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah.

Indikator Sikap` : Contoh:

1. Menunjukkan sikap dan perilaku menghargai terhadap kegigihan para pejuang

dalam melawan penjajah.

2. Menunjukkan sikap bertanggungjawab dan peduli di sekolah.

3. Menunjukkan sikap responsif dan proaktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

di kelas

4. Menunjukkan sikap dan perilaku cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menunjukkan sikap dan perilaku jujur dan bertanggungjawab dalam

mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah.

No. Nama Peserta

didik

Skor Indikator Sikap

Spiritual Jumlah

Perolehan

Skor

Skor

Akhir

Tuntas/

Tidak

Tuntas Indikator 1 Indiaktor 2

1. Angga Pratama 4 3 7 (7:8)x4

=3,5

Tuntas

2. Anisa Rahma 2 2 4 (4:8)x4

=2

Tidak

tuntas

3. Dst...

Yogyakarta, 20 Juni 2016

Guru Mata Pelajaran

Nurmalitasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

106

LAMPIRAN 2 B

PETUNJUK PENGHITUNGAN NILAI KOMPETENSI SIKAP SOSIAL

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir = Jumlah Perolehan Skor x 4

Skor Maksimal

Skor Maksimal = Banyaknya indikator x 4

2. Kategori Skor Sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No. 81A

Tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : Apabila memperoleh skor akhir 3,33 < skor akhir ≤ 4,00

Baik (B) : Apabila memperoleh skor akhir 2,33 < skor akhir ≤ 3,33

Cukup (C) : Apabila memperoleh skor akhir 1,33 < skor akhir ≤ 2,33

Kurang (K) : Apabila memperoleh skor akhir. Skor akhir ≤ 1,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

107

LAMPIRAN 2C

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL

(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi.

2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan pengamatan Anda selama dua minggu terakhir, nilailah

kompetensi sikap setiap peserta didik Anda dengan memberi skor 4,3, 2, atau

1 pada Lembar Observasi dengan ketentuan sebagai berikut:

4- apabila selalu melakukan perilaku yang diamati.

3-apabila sering melakukan perilaku yang diamati.

2- apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati.

1- apabila tidak pernah melakukan perilaku yang diamati..

C. Lembar Observasi

Lembar Observasi

Kelas :

Semester :

Tahun Pelajaran :

Periode Pengamatan :

Butir Nilai :

1.Mengembangkan nilai dan perilaku

mempertahankan harga diri bangsa dengan

bercermin pada kegigihan para pejuang dalam

melwan penjajah

2. Meneladani perilaku kerjasama, tanggungjawab,

cinta damai para pejuang dalam mewujudkan cita-

cita mendirikan Negara dan bangsa Indonesia dan

menunjukkanya dalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

108

3. Meneladani perilaku kerjasama, tanggungjawab,

cinta damai para pejuang untuk meraih kemerdekaan

dan menunjukkanya dalam kehidupan sehari-hari.

4. meneladani perilaku kerjasama, tanggungjawab,

cinta damai para pejuang untuk mempertahankan

kemerdekaan dan menunjukkan dalam kehidupan

sehari-hari.

5.Berlaku jujur dan tanggungjawab dalam

mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah.

Indikator Sikap` : Contoh:

1. Menunjukkan sikap dan perilaku menghargai terhadap kegigihan para pejuang

dalam melawan penjajah.

2. Menunjukkan sikap bertanggungjawab dan peduli di sekolah.

3. Menunjukkan sikap responsif dan proaktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

di kelas

4. Menunjukkan sikap dan perilaku cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menunjukkan sikap dan perilaku jujur dan bertanggungjawab dalam

mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah.

No. Nama Peserta

didik

Skor Indikator Sikap

Spiritual

Jumlah

Perolehan

Skor

Skor

Akhir

Tuntas/

Tidak

Tuntas Indikator 1 Indiaktor 2

1. Angga Pratama 4 3 7 (7:8)x4

=3,5

Tuntas

2. Anisa Rahma 2 2 4 (4:8)x4

=2

Tidak

tuntas

3. Dst...

Yogyakarta, 20 Juni 2016

Guru Mata Pelajaran

Nurmalitasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

109

LAMPIRAN 2 D

PETUNJUK PENENTUAN NILAI SIKAP SOSIAL (PEDULI)

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir = Jumlah Perolehan Skor x 4

Skor Maksimal

Skor Maksimal = banyaknya indikator x 4

2. Kategori Skor Sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No. 81A

tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : Apabila memperoleh skor akhir 3,33 < skor akhir ≤ 4,00

Baik (B) : Apabila memperoleh skor akhir 2,33 < skor akhir ≤ 3,33

Cukup (C) : Apabila memperoleh skor akhir 1,33 < skor akhir ≤ 2,33

Kurang (K) : Apabila memperoleh skor akhir. Skor akhir ≤ 1,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

110

LAMPIRAN 3 A

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

(SIOAL URAIAN)

D. Petunjuk Umum

3. Instrumen penilaian pengetahuan ini berbentuk soal uraian.

4. soal ini dikerjakan oleh peserta didik.

E. Petunjuk Pengisian

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!

F. Soal

No. Butir Pertanyaan

1. Jelaskan latar belakang gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di Blora

abad XIX-XX!

2. Jelaskan sosok Samin Surosentiko sebagai pemimpin gerakan!

3. Jelaskan dinamika gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di Blora abad

XIX-XX!

4. Jelaskan dampak gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di Blora abad

XIX-XX!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

111

LAMPIRAN 4 A

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETRAMPILAN

(PENILAIAN PRODUK)

Kelas :

Semester :

Tahun Pelajaran :

Periode Pengamatan :

Butir Nilai : Menulis sejarah tetang gerakan Samin yang berjuang

melawan penjajahan kolonial Barat.

Indikator : Contoh: Melaporkan dan berdiskusi latar belakang

gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di Blora

abad XIX-XX!

Rubrik Penilaian Produk (Kompilasi)

No. Nama

Kelayakan

Bahasa

(1-4)

Kelayakan

Isi (1-4)

Sistemtika

(1-4)

Jumlah

Skor

1. Angga Pratama 3 4 4 11

2.

3.

4.

Keterangan Tabel

a. Kompilasi menunjuk pada kemampuan peserta didik untuk menyajikan hasil

laporannya mengenai latar belakang gerakan Samin melawan kolonialisme

Belanda di Blora abad XIX-XX yang diperoleh dari berbagai sumber.

b. Kelayakan bahasa adalah kemampuan membuat kompilasi dilihat dari

penggunaan bahasa yang baik dan benar.

c. Kelayakan isiberkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam membuat

kompilasi, materinya sudah sesuai dengan materi yang ada dalam KD.

d. Kelayakan sistematika adalah kemampuan peserta didik dalam membuat

kompilasi disajikan sesuai dengan sistematika yang telah ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

112

LAMPIRAN 4 B

PETUNJUK PPENGHITUNGAN SKOR KOMPETENSI KETRAMPILAN

(PENILAIAN PRODUK)

4. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir = Jumlah Perolehan Skor : 3

Skor Maksimal = banyaknya indikator x 4

5. Kategori Skor Ketrampilan peserta didik didasarkan pada Pemendikbud No.

81A tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : Apabila memperoleh skor akhir 3,33 < skor akhir ≤ 4,00

Baik (B) : Apabila memperoleh skor akhir 2,33 < skor akhir ≤ 3,33

Cukup (C) : Apabila memperoleh skor akhir 1,33 < skor akhir ≤ 2,33

Kurang (K) : Apabila memperoleh skor akhir. Skor akhir ≤ 1,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

113

LAMPIRAN 4 C

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETRAMPILAN

(DISKUSI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi.

2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan pengamatan Anda selama dua minggu terakhir, nilailah sikap

setiap peserta didik Anda dengan memberi skor 4,3, 2, atau 1 pada Lembar

Observasi dengan ketentuan sebagai berikut:

4- apabila selalu melakukan perilaku yang diamati.

3-apabila sering melakukan perilaku yang diamati.

2- apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati.

1- apabila tidak pernah melakukan perilaku yang diamati..

C. Lembar Observasi

Lembar Observasi

Kelas :

Semester :

Tahun Pelajaran :

Periode Pengamatan :

Butir Nilai : Menulis sejarah tentang gerakan Samin melawan

kolonialisme Belanda di Blora abad XIX-XX.

Indikator Sikap` : Contoh: Melaporkan dan berdiskusi latar belakang

gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di

Blora abad XIX-XX.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

114

Lembar Observasi Kompetensi Ketrampilan (Diskusi)

No. Nama

Mengkomu

nikasikan

(1-4)

Mendengar

kan (1-4)

Berargum

entasi

(1-4)

Berkontri

busi (1-4)

Jumlah

Skor

1. Angga Pratama 3 4 4 4 15

2.

3.

4.

Keterangan Tabel

a. Berdiskusi : Mengacu pada ketrampilan mengolah fakta dan menalar yakni

membandingkan fakta yang telah diolahnya dengan konsep yang ada sehingga

dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya sebuah prinsip penting.

Ketrampilan berdiskusi meliputi ketrampilan mengkomunikasikan, mendengarkan,

ketrampilan berargumentasi, dan ketrampilan berkontribusi.

b. Ketrampilan mengkomunikasikan adalah kemampuan siswa untuk mengungkapkan

atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif.

c. Ketrampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan siswa untuk tidak

menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang

mengungkapkan gagasannya.

d. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan siswa dalam

mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak lain yang bertanya atau

mempertanyakan gagasannya.

e. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan siswa memberikan

gagasabn-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan

termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

115

LAMPIRAN 4 D

PETUNJUK PPENGHITUNGAN SKOR KOMPETENSI KETRAMPILAN

(DISKUSI)

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir = Jumlah Perolehan Skor : 4

2. Kategori Skor Ketrampilan (diskusi) peserta didik didasarkan pada

Permendikbud No. 81A tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : Apabila memperoleh skor akhir 3,33< skor akhir ≤ 4,00

Baik (B) : Apabila memperoleh skor akhir 2,33 < skor akhir ≤ 3,33

Cukup (C) : Apabila memperoleh skor akhir 1,33 < skor akhir ≤ 2,33

Kurang (K) : Apabila memperoleh skor akhir. Skor akhir ≤ 1,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

116

LAMPIRAN 4 E

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETRAMPILAN

(PRESENTASI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian kompetensi ketrampilan ini berupa Lembar Observasi.

2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan pengamatan Anda selama dua minggu terakhir, nilailah sikap

setiap peserta didik Anda dengan memberi skor 4,3, 2, atau 1 pada Lembar

Observasi dengan ketentuan sebagai berikut:

4- apabila selalu melakukan perilaku yang diamati.

3-apabila sering melakukan perilaku yang diamati.

2- apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati.

1- apabila tidak pernah melakukan perilaku yang diamati..

C. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI KETRAMPILAN

(PRESENTASI)

Kelas :

Semester :

Tahun Pelajaran :

Periode Pengamatan :

Butir Nilai : Menulis sejarah tentang gerakan Samin melawan

kolonialisme Belanda di Blora abad XIX-XX.

Indikator Sikap` : Contoh: Melaporkan dan berdiskusi latar belakang

gerakan Samin melawan kolonialisme Belanda di

Blora abad XIX-XX.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

117

No. Nama

Kemampuan

Presentasi

(1-4)

Kemampuan

Bertanya

(1-4)

Kemampuan

Menjawab(1-

4)

Jumlah

Skor

1. Angga Pratama 3 4 4 11

2.

3.

4.

Keterangan Tabel

a. presentasi menunjuk pada kemampuan peserta didik untuk menyajikan hasil

temuanya mulai dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, dan

mengasosiasi sampai pada kesimpulan. Presentasi terdiri dari 3 aspek penilaian

yakni ketrampilan menjelaskan/presentasi, memvisualisasikan, dan merespon

atau memberi tanggapan.

b. ketrampilan bertanya berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk

mengungkapkan pertanyaan seunik mungkin, semenarik mungkin, atau

sekreatif mungkin.

c. ketrampilan menjawab adalah kemampuan peserta didik menyampikan

tanggapan atas pertanyaan, bertahan, sanggahan dari pihak lain secara empirik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

118

LAMPIRAN 4 F

PETUNJUK PPENGHITUNGAN SKOR KOMPETENSI KETRAMPILAN

(PRESENTASI)

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir = Jumlah Perolehan Skor : 3

2. Kategori Skor Ketrampilan (diskusi) peserta didik didasarkan pada

Permendikbud No. 81A tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : Apabila memperoleh skor akhir 3,33 < skor akhir ≤ 4,00

Baik (B) : Apabila memperoleh skor akhir 2,33 < skor akhir ≤ 3,33

Cukup (C) : Apabila memperoleh skor akhir 1,33 < skor akhir ≤ 2,33

Kurang (K) : Apabila memperoleh skor akhir. Skor akhir ≤ 1,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: GERAKAN SAMIN MELAWAN KOLONIALISME BELANDA: … · ajaran-ajaran Samin Surosentiko yang merupakan hasil gagasan orisinalnya terhadap permasalahn terkait dengan keselamatan masyarakat

119

LAMPIRAN 4 G

PETUNJUK PPENGHITUNGAN SKOR KOMPETENSI KETRAMPILAN

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

Skor Akhir = (Jumlah Perolehan Skor + Skor Penilaian Diskusi + Skor

Penilaian Presentasi) : 3

2. Kategori Skor Kompetensi Ketrampilan peserta didik didasarkan pada

Permendikbud No. 81A tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : Apabila memperoleh skor akhir 3,33 < skor akhir ≤ 4,00

Baik (B) : Apabila memperoleh skor akhir 2,33 < skor akhir ≤ 3,33

Cukup (C) : Apabila memperoleh skor akhir 1,33 < skor akhir ≤ 2,33

Kurang (K) : Apabila memperoleh skor akhir. Skor akhir ≤ 1,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI