gerakan nasional sni dan industri baja

19
53 SNI Penguat Daya Saing Bangsa Gerakan Nasional Penerapan SNI 11 Sektor Industri Prioritas Bagian II:

Upload: khamda-aja-dulu

Post on 18-Jan-2016

392 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

standar nasional industri baja

TRANSCRIPT

Page 1: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

53SNI Penguat Daya Saing Bangsa

Gerakan Nasional Penerapan SNI11 Sektor Industri Prioritas

Bagian II:

Page 2: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

54 SNI Penguat Daya Saing Bangsa

Page 3: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

55SNI Penguat Daya Saing Bangsa

BAB 4:

SEKTOR INDUSTRI BAJA

Industri baja merupakan industri strategis. Sektor ini memainkan peran utama dalam memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai bidang mulai

dari penyedian infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, jaringan listrik & telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta api & relnya, otomotif), hingga persenjataan. Atas perannya yang sangat penting tersebut, keberadaan industri baja menjadi sangat strategis untuk kemakmuran suatu negara.

Memasuki tahun 2010, gerak langkah industri baja nasional masih “gemetar” dan belum sepenuhnya pulih dari guncangan keras industri baja secara global yang dialami sejak September 2008 hingga sepanjang tahun 2009 lalu. Saat itu, harga baja HRC (hot rolled coil) yang sempat bertengger di angka US$ 1.250 per ton (bulan Juli) merosot dengan cepat hingga hanya US$ 450 per ton pada Desember di tahun

itu juga. Merosotnya harga baja HRC tersebut bertahan hampir di sepanjang tahun 2009, bahkan Mei 2009 mencapai titik terendah hanya US$ 395 per ton. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja produksi dan penjualan industri baja di dalam negeri. Akibatnya, produksi baja domestik merosot drastis sepanjang 2009, dengan tingkat utilisasi 35%-40%. Turun tajam dari tingkat utilisasi normal yang sebesar 60% dari kapasitas terpasang produksi baja nasional.

Saat gejolak krisis global menghantam sektor baja, tidak hanya industri domestik yang mengalami penurunan produksi secara tajam. Hampir semua negara di dunia mengalami penurunan tingkat produksi. Pengecualian terjadi di tiga negara, yakni: Iran, India dan China. Produksi baja di ketiga mengalami peningkatan, lihat Tabel 4.1. Produksi Baja Dunia 2005-2009. Bahkan China tetap terus memacu produksi secara besar-besaran hingga mencapai 567,8 juta ton naik sebesar 13,5% dibandingkan tahun 2008.

55SNI Penguat Daya Saing Bangsa

Page 4: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

56 SNI Penguat Daya Saing Bangsa

Di penghujung tahun 2009, harga baja dunia mulai membaik, tercatat naik ke angka US$ 585 per ton pada Desember 2009 dan kembali menguat ke level US$ 620 per ton di bulan Februari 2010. Diperkirakan harga baja produk ini akan terus menguat menembus US$ 800 per ton di tahun 2010 ini. Seiring dengan membaiknya sektor industri baja global, China selaku produsen terbesar menjadi sangat diuntungkan. Dengan kekuatan produksi yang sangat besar, China akan mendominasi sektor ini di tingkat global dan menjadi “pemain” yang menentukan harga baja dunia.

Sejak 1 Januari 2010, sesuai kerangka kesepakatan CAFTA, diberlakukan pembebasan tarif bea masuk untuk produk-produk yang dimasukkan dalam kategori Normal Track 1. Sejumlah produk baja, khususnya produk baja setengah jadi seperti Hot Rolled Coil (HRC) dan Cold Rolled Coil (CRC), merupakan produk yang masuk kategori Normal Track 1, yang harus sudah berlaku tarif bea masuk 0%. Ini membuat baja impor asal China menjadi lebih kompetitif karena tidak lagi dikenakan tarif bea masuk. Padahal, baja China sudah sangat kompetitif karena adanya insentif pemerintah mereka dalam bentuk fasilitas export VAT rebate (subsidi pajak) sebesar 9%-13%.

Di era pemberlakuan CAFTA, masuknya baja impor China telah menimbulkan banyak kekhawatiran. Maklum, saat ini produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi baja nasional. Pada tahun 2010 ini, diperkirakan pasokan baja nasional hanya mencapai 5 hingga 6 juta ton sementara kebutuhan konsumsi baja Indonesia mencapai 8 -10 juta ton. Jadi, ada kekurangan pasokan sebesar 36% dari konsumsi, yang terpaksa didatangkan lewat impor. Melihat peluang ini, sudah pasti China akan menjadikan Indonesia sebagai pasar ekspor utama di sektor baja.

Berdasarkan data impor baja kurun waktu 2006 - 2008, Indonesia sudah menjadi pasar baja utama ASEAN dari ekspor China. Ini

NO NEGARA 2005 2006 2007 2008 2009

1. China 353,2 419,1 489,3 500,3 567,8

2. Jepang 112,5 116,2 120,2 118,7 87,5

3. Russia 66,1 70,8 72,4 68,5 59,9

4. Amerika Serikat 94,9 98,6 98,1 91,4 58,1

5. India 45,8 49,5 53,1 55,1 56,6

6. Korea Selatan 47,8 48,5 51,5 53,6 48,6

7. Jerman 44,5 47,2 48,6 45,8 32,7

8. Ukrania 38,6 40,9 42,8 37,3 29,8

9. Brazil 31,6 30,9 33,8 33,7 26,5

10. Turki 21,0 23,3 25,8 26,8 25,3

11. Italia 29,3 31,6 31,6 30,6 19,7

12. Taiwan, China 18,9 20,0 20,9 19,9 15,7

13. Spanyol 17,8 18,4 19,0 18,6 14,3

14. Meksiko 16,2 16,4 17,6 17,2 14,2

15. Perancis 19,5 19,9 19,2 17,9 12,8

16. Iran 9,4 9,8 10,1 10,0 10,9

17. Inggris 13,2 13,9 14,3 13,5 10,1

18. Kanada 15,3 15,5 15,6 14,8 9,0

19. Afrika Selatan 9,5 9,7 9,1 8,3 7,5

20. Polandia 8,3 10,0 10,6 9,7 7,2

21. Malaysia 5,3 5,8 6,9 6,4 6,0

22. Austria 7,0 7,1 7,6 7,6 5,7

23. Belgia 10,4 11,6 10,7 10,7 5,6

24. Mesir 5,6 6,0 6,2 6,2 5,5

25. Australia 7,8 7,9 7,9 7,6 5,2

26. Belanda 6,9 6,4 7,4 6,9 5,2

27. Thailand 5,2 4,9 5,6 5,2 5,0

28. Saudi Arabia 4,2 4,0 4,6 4,7 4,7

29. Ceko 6,2 6,9 7,1 6,4 4,6

30. Kazakhstan 4,5 4,3 4,8 4,3 4,1

31. Argentina 5,4 5,5 5,4 5,5 4,0

32. Venezuela 4,9 4,9 5,0 4,2 3,8

33. Slovakia 4,5 5,1 5,1 4,5 3,7

34. Indonesia 3,7 3,8 4,2 3,9 3,5

35. Finlandia 4,7 5,1 4,4 4,4 3,1

36. Swedia 5,7 5,5 5,7 5,2 2,8

37. Rumania 6,3 6,3 6,3 5,0 2,7

38. Belarusia 2,0 2,3 2,4 2,6 2,4

39. Luxemberg 2,2 2,8 2,9 2,6 2,2

40. Yunani 2,3 2,4 2,6 2,5 2,1

41. Lain-lain 25,8 28,6 29,8 28,3 23,3

TOTAL DUNIA 1,144,0 ,247,4 ,346,2 ,326,4 1,219,4

Sumber: World Steel Association (2010).

Tabel 4.1.Produksi Baja Dunia 2005-2009

(dalam juta ton)

Page 5: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

57SNI Penguat Daya Saing Bangsa

direfleksikan dari angka impor baja China yang tumbuh pesat, dari US$ 788,3 juta di tahun 2006 menjadi US$ 1,9 milyar di tahun 2008. Dengan adanya penghapusan tarif bea masuk sesuai kesepakan CAFTA, bukan tidak mungkin produk impor baja China akan membanjiri Indonesia. Situasi ini sangat tidak menguntungkan industri baja domestik. Di samping harus berhadapan dengan produk baja China yang sangat kompetitif, industri baja lokal masih dibebani oleh berbagai persoalan, antara lain: peningkatan utilisasi produksi, kekurangan dan tingginya bahan baku, keandalan pasokan energi dan jaringan transportasi. Posisi daya saing industri baja nasional sangat lemah dibandingkan China.

Mencermati situasi ini, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menilai bahwa sektor industri baja merupakan salah satu sektor yang paling membutuhkan perlindungan di era pemberlakuan CAFTA. Untuk itu, BSN menetapkan sektor ini sebagai sektor prioritas dalam Gerakan Nasional Penerapan SNI.

4.1. IDENTIFIKASI SNI BAJA

Sebagai langkah selanjutnya, BSN melakukan identifikasi terhadap keseluruhan SNI yang ditetapkan di sektor baja. Total SNI di sektor baja berjumlah 141 dan terdapat 75 SNI terkait dengan CAFTA sementara 66 SNI lainnya tidak terkait dengan CAFTA , lihat Gambar 4.1. SNI di Sektor Baja. Dilihat dari keseluruhan total

Gambar 4.1.SNI di Sektor Baja

0 20 40 60 80 100 120 140 160

141 SNI

75 SNI

Tak Terkait CAFTA

Terkait dengan CAFTA

Total SNI Baja

66 SNI

dari SNI yang telah ditetapkan BSN, persentase SNI sektor baja adalah 2,1% dari total 6.839 SNI. Dari 141 SNI baja tersebut, 9 SNI di antaranya telah ditetapkan sebagai SNI wajib melalui regulasi pemerintah. Berikut ini disampaikan ke-9 SNI wajib di sektor baja berikut dasar pemberlakuannya:

No. SNI Regulasi Pemerintah

1. SNI 07-2053-2006, Baja lembaran lapis seng

Peraturan Menteri Perindustrian No. 07/M-IND/PER/2/2008

2. SNI 07-2052-2002, Baja tulangan beton

Peraturan Menteri Perindustrian No. 06/M-IND/PER/2/20083. SNI 07-0065-2002,

Baja tulangan beton hasil canai ulang

4. SNI 07-0954-2005, Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

5. SNI 1452:2007, Tabung baja LPG

Peraturan Menteri Perindustrian No. 92/M-IND/PER/11/2007 diubah menjadi No. 21/M-IND/PER/4/2008 direvisi menjadi No. 85/M-IDN/PER/11/2008

6. SNI 1591:2008, Katup tabung baja LPG

7. SNI 7369:2008, Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPG

8. SNI 4096:2007, Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium - Seng (Bj.L AS)

Peraturan Menteri Perindustrian No. 02/M-IND/PER/1/2009 dan No. 39/M-IND/PER/3/2009

9. SNI 07-0601-2006, Baja Lembaran Canai Panas (Bj.P)

Peraturan Menteri Perindustrian No. 01/M-IND/PER/1/2009 dan No. 38/M-IND/PER/3/2009

Pada tahun 2007, BSN telah melakukan pengkajian-ulang sejumlah 25 SNI dari 75 SNI sektor baja yang terkait CAFTA. Kaji-ulang ini menghasilkan 13 SNI dinilai tetap, 11 SNI perlu direvisi dan 1 SNI diabolisi. Di tahun 2010 ini, BSN telah menyelesaikan kaji-ulang terhadap 50 SNI sektor baja lainnya. Selain dinilai perlunya dilakukan abolisi terhadap 1 SNI, yakni: SNI 0723-

57SNI Penguat Daya Saing Bangsa

dire eksikan dari angka impor baja China yang tumbuh pesat, dari US$ 788,3 juta di tahun 2006 menjadi US$ 1,9 milyar di tahun 2008. Dengan adanya penghapusan tarif bea masuk sesuai kesepakan CAFTA, bukan tidak mungkin produk impor baja China akan membanjiri Indonesia. Situasi ini sangat tidak menguntungkan industri baja domestik. Di samping harus berhadapan dengan produk baja China yang sangat kompetitif, industri baja lokal masih dibebani oleh berbagai persoalan, antara lain: peningkatan utilisasi produksi, kekurangan dan tingginya bahan baku, keandalan pasokan energi dan jaringan transportasi. Posisi daya saing industri baja nasional sangat lemah dibandingkan China.

Mencermati situasi ini, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menilai bahwa sektor industri baja merupakan salah satu sektor yang paling membutuhkan perlindungan di era pemberlakuan CAFTA. Untuk itu, BSN menetapkan sektor ini sebagai sektor prioritas dalam Gerakan Nasional Penerapan SNI.

4.1. IDENTIFIKASI SNI BAJA

Sebagai langkah selanjutnya, BSN melakukan identi kasi terhadap keseluruhan SNI yang ditetapkan di sektor baja. Total SNI di sektor baja berjumlah 141 dan terdapat 75 SNI terkait dengan CAFTA sementara 66 SNI lainnya tidak terkait dengan CAFTA , lihat Gambar 4.1. SNI di Sektor Baja. Dilihat dari keseluruhan total

Gambar 4.1.SNI di Sektor Baja

0 20 40 60 80 100 120 140 160

141 SNI

75 SNI

Tak Terkait CAFTA

Terkait dengan CAFTA

Total SNI Baja

66 SNI

dari SNI yang telah ditetapkan BSN, persentase SNI sektor baja adalah 2,1% dari total 6.839 SNI. Dari 141 SNI baja tersebut, 9 SNI di antaranya telah ditetapkan sebagai SNI wajib melalui regulasi pemerintah. Berikut ini disampaikan ke-9 SNI wajib di sektor baja berikut dasar pemberlakuannya:

No. SNI Regulasi Pemerintah

1. SNI 07-2053-2006, Baja lembaran lapis seng

Peraturan Menteri Perindustrian No. 07/M-IND/PER/2/2008

2. SNI 07-2052-2002, Baja tulangan beton

Peraturan Menteri Perindustrian No. 06/M-IND/PER/2/20083. SNI 07-0065-2002,

Baja tulangan beton hasil canai ulang

4. SNI 07-0954-2005, Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

5. SNI 1452:2007, Tabung baja LPG

Peraturan Menteri Perindustrian No. 92/M-IND/PER/11/2007 diubah menjadi No. 21/M-IND/PER/4/2008 direvisi menjadi No. 85/M-IDN/PER/11/2008

6. SNI 1591:2008, Katup tabung baja LPG

7. SNI 7369:2008, Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPG

8. SNI 4096:2007, Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium - Seng (Bj.L AS)

Peraturan Menteri Perindustrian No. 02/M-IND/PER/1/2009 dan No. 39/M-IND/PER/3/2009

9. SNI 07-0601-2006, Baja Lembaran Canai Panas (Bj.P)

Peraturan Menteri Perindustrian No. 01/M-IND/PER/1/2009 dan No. 38/M-IND/PER/3/2009

Pada tahun 2007, BSN telah melakukan pengkajian-ulang sejumlah 25 SNI dari 75 SNI sektor baja yang terkait CAFTA. Kaji-ulang ini menghasilkan 13 SNI dinilai tetap, 11 SNI perlu direvisi dan 1 SNI diabolisi. Di tahun 2010 ini, BSN telah menyelesaikan kaji-ulang terhadap 50 SNI sektor baja lainnya. Selain dinilai perlunya dilakukan abolisi terhadap 1 SNI, yakni: SNI 0723-

Page 6: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

58 SNI Penguat Daya Saing Bangsa

1989 A, Baja siku tidak sama kaki bertepi bulat canai panas lambung kapal, kaji-ulang terhadap 50 SNI tersebut menghasilkan rekomendasi sebagai berikut:

a. 5 SNI dinyatakan tetap, meliputi:

1. SNI 7469:2008 Kompor gas dua tungku (Dual trivets gas stoves)

2. SNI 07-0040-2006

Kawat baja karbon rendah

3. SNI 07-3567-2006

Baja lembaran dan gulungan canai dingin (Bj D)

4. SNI 0071-2008 Pipa baja las spiral, Mutu dan cara uji

5. SNI 3474 : 2009 Sistem penyaluran dan distribusi pipa gas

b. 44 SNI perlu direvisi, meliputi:

1. SNI 07-0355-1989

Baja karbon cor, Mutu

2. SNI 07-2529-1991 Baja beton, Metode pengujian kuat tarik

3. SNI 04-4980-1999

Cara uji ketebalan dan berat lapisan seng pada "cap" isolator keramik dengan metode basah

4. SNI 07-0310-1989

Pipa baja karbon untuk minyak dan gas, Cara uji mekanis las

5. SNI 07-0726-1989

Kawat baja karbon untuk pengepalaan dingin dan tempa dingin

6. SNI 0785-1989-A Jangkar baja cor dengan tongkat

7. SNI 09-0153-1987

Rantai Roda Sepeda Motor Tipe Rol

8. 07-0308-1989 Baja karbon, Cara uji komposisi kimia

9. SNI 07-1339-1989

Batang baja untuk rantai

10. SNI 0068 : 2007 Pipa baja karbon untuk kontruksi umum

11. SNI 07-6764-2002

Spesifikasi baja struktural

12. SNI 1587-1989 Baut, sekrup, dan baut tanam serba guna - Panjang nominal dan panjang ulir

13. SNI 13-6228-2000

Pemeliharaan dan penggunaan casing dan tubing

14. SNI 05-0820-1989

Steel slotted angle

15. SNI 07-0728-1989

Pipa-pipa baja pengujian tinggi untuk saluran pada industri minyak dan gas bumi

16. SNI 07-0066-1987

Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna, Mutu dan cara uji

17. SNI 07-3016-1992

Baja canai panas untuk konstruksi dengan pengelasan, Komposisi kimia dan sifat mekanis

18. SNI 07-3651.3-1995

Baja beton pratekan. Bagian 3: Kawat kuens (quench) dan temper

19. SNI 07-3651.2-1995

Kawat baja beton pratekan. Bagian 2: Kawat tarik dingin

20. SNI 07-3651.1-1995

Kawat baja beton pratekan. Bagian 1: Persyaratan umum

21. SNI 05-0357 Mutu dan cara uji paku keling baja kepala panas

22. SNI 07-0725-1989

Kawat pegas baja karbon temper minyak

23. SNI 05-1586-1989

Baut dan sekrup serbaguna - radius pada dasar kepala

24. SNI 07-6219-2000

Persyaratan material logam untuk peralatan lapangan minyak yang tahan peretakan akibat tegangan dan adanya sulfida

25. SNI 05-1587-1989

Baut, sekrup, dan baut tanam serba guna - Panjang nominal dan panjang ulir

26. SNI 07-1155-1989 Kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton pratekan

27. SNI 07-1050-1989

Baja tulangan untuk konstruksi beton pratekan

28. SNI 09-0398-1989

Pegas daun semi eliptik hidraulik kendaraan bermotor roda empat

Page 7: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

59SNI Penguat Daya Saing Bangsa

29. SNI 07-2610-1992

Baja profil H hasil pengelasan dengan filer untuk konstruksi umum

30. SNI 10-0757-1989

Jangkar baja tuang tanpa tongkat

31. SNI 07-1154-1989 Kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton pratekan, jalinan tujuh

32. SNI 07-0067-1987

Pipa baja carbon untuk kontruksi mesin

33. SNI 09-0426-1989

Pegas daun kendaraan bermotor, Mutu

34. SNI 05-0069-1987

Pipa union

35. SNI 07-0039-1987

Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng

36. SNI 07-4600-1998

Baja tegangan tarik tinggi bergelombang trapesiodal tidak simetris lapis paduan aluminium-seng untuk penutup atap dan dinding

37. SNI 07-4598-1998

Baja tegangan tarik tinggi bergelombang trapesoidal tidak simetris lapis paduan aluminium - seng untuk penutup atap dan dinding

38. SNI 13-3499-2002

Pipa pengolahan

39. SNI 13-3473-1994 Sistem transportasi cairan untuk hidrokarbon, gas petroleum cair, amoniak anhidrous dan alkohol

40. SNI 7368:2007 Kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik

41. SNI 18-6936.3-2002

Praktek yang direkomendasi untuk pengujian radiografi sambungan las fusi-bagian 3: sambungan melingkar las fusi pipa baja tebal sampai 50 mm

42. SNI 07-0138-1987

Baja kanal C ringan

43. SNI 07-1051-1989 Kawat baja karbon tinggi untuk kontruksi beton pratekan

44. SNI 1452:2007 Tabung baja LPG

Selain rekomendasi di atas, BSN juga mengusulkan rekomendasi untuk perumusan 17 SNI baru dengan mengacu pada standar internasional yang meliputi:

No. Usulan Judul SNI Referensi

1. Pipa baja saluran air SNI 07-2225-1991

2. Pipa baja karbon untuk konstruksi umum

SNI 07-0067-1987

3. Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin

SNI 07-0068-1987

4. Pipa Union (Condiut) SNI 07-0069-19875. Kawat Potong Belum ada6. Pipa Pancang Belum ada7. Batang kawat baja Belum ada

8. Rel KA, wessel, bantalan rel

Belum ada

9. Pipa dengan dilas Belum ada10. Struktur baja

(pre pabrikasi contohnya: menara, jembatan, bagian dari jembatan,pintu jendela, dll)

Belum ada

11. Tanki reservoir (tempat simpan air) kapasitas lebih dari 300 liter

Belum ada

12. Tanki reservoir dan kotak kemasan

Belum ada

13. Kawat berduri Belum ada14. Anyaman, jarring dari

kawat besi atau bajaBelum ada

15. Rantai dan bagiannya dari baja

Belum ada

16. Jarum jahit dan Pin pengaman

Belum ada

17. Pegas spiral (untuk kendaran bermotor)

Belum ada

4.2. NATIONAL DIFFERENCES

Peluang penerapan persyaratan tambahan yang disesuaikan dengan karakteristik Indonesia (national difference) dalam SNI produk baja, tidak dapat dimungkinkan karena adanya berbagai pertimbangan, di antaranya spesifikasi produk baja, kemampuan dan kapasitas industri

Page 8: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

60 SNI Penguat Daya Saing Bangsa

nasional, ketersediaan LPK yang dibutuhkan, infrastruktur teknis pendukung dan berbagai faktor yang berpengaruh lainnya. Karena itu, disimpulkan bahwa untuk produk baja tidak perlu dibuat national difference.

4.3. ANALISA KEMAMPUAN INDUSTRI BAJA

Sesungguhnya, sektor baja nasional memiliki keunggulan komparatif karena Indonesia mempunyai cadangan bijih besi cukup besar sekitar 2 miliar ton, kendati berada di daerah yang tersebar dengan tingkatan kadar bijih besi bervariatif. Bijih besi merupakan bahan baku utama bagi produksi baja. Kecuali cadangan bijih besi, Indonesia juga memiliki bahan baku pendukung di sektor baja seperti bijih mangan, nikel, krom, kapur dan dolomit. Bahkan, Indonesia merupakan negara penghasil nikel keempat terbesar di dunia, setelah Australia, Kanada, New Caledonia. Berlimpahnya sumber daya energi, yang sangat vital bagi operasi peleburan baja, juga dimiliki Indonesia dalam bentuk batu bara dan gas bumi. Semua faktor ini seharusnya menjadikan industri baja nasional lebih kompetitif dibandingkan negara lain yang memiliki keterbatasan sumber daya alam.

Bijih besi yang dihasilkan perusahan tambang memang tidak langsung dapat digunakan oleh industri baja. Bijih besi ini harus diproses menjadi baja setengah jadi baik dalam bentuk sponge iron maupun pig iron. Sayangnya, bijih besi yang dihasilkan Indonesia belum mampu diproduksi menjadi baja setengah jadi (pig iron dan besi pellet). Bijih besi ini cenderung diekspor ke negara lain, khususnya China, untuk diproses menjadi baja setengah jadi dan kemudian banyak diimpor ke Indonesia. Fasilitas pengolahan bijih besi menjadi pig Iron sedang dalam proses pembangunan di Kalsel dan Cilegon. Kedua fasiltas pengolahan tersebut diperkirakan akan selesai dan berproduksi pada tahun 1014.

Proses produksi baja di Indonesia, umumnya, dimulai dari pabrik pengolahan baja spons yang mengolah baja pellet menjadi baja

dengan menggunakan air dan gas alam. Baja yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut pada Electric Arc Furnace (EAF) di pabrik slab baja dan pabrik billet baja. Di dalam EAF baja dicampur dengan scrap, hot bricket iron dan material tambahan lainnya untuk menghasilkan dua jenis baja yang disebut baja slab dan baja billet yang selanjutnya menjadi bahan baku untuk baja olahan baik dalam bentuk baja lembaran maupun kawat baja.

Baja slab selanjutnya menjalani proses pemanasan ulang dan pengerolan di pabrik baja lembaran panas menjadi produk akhir yang dikenal dengan nama baja lembaran panas (hot-rolled-products). Produk ini banyak digunakan untuk aplikasi konstruksi kapal, pipa, bangunan dan konstruksi umum. Baja lembaran panas dapat diolah lebih lanjut melalui proses pengerolan ulang dan proses kimiawi di pabrik baja lembaran dingin menjadi produk akhir yang disebut baja lembaran dingin (cold-rolled-products). Produk ini umumnya digunakan untuk aplikasi bagian dalam dan luar kendaraan bermotor, kaleng dan peralatan rumah tangga. Sementara itu, baja billet mengalami proses pengerolan di pabrik batang kawat untuk menghasilkan batang kawat baja yang banyak digunakan untuk aplikasi senar piano, mur dan baut, kawat baja dan pegas.

Industri baja Indonesia hingga saat ini hanya terdiri dari industri hilir. Jika tidak ada permasalahan yang menunda pembangunannya, Industri hulu baru teralisasi pada tahun 2014. Di sektor baja hilir, berdasarkan data Kementerian Perindustrian RI, terdapat lebih dari 300 perusahaan yang bergerak dengan total nilai investasi diperkirakan mencapai Rp. 24,6 triliun. Sektor ini mempekerjakan sekitar 200.000 tenaga kerja. Tentang deskripsi industri baja lihat Boks 4.1. Profil Industri Baja Nasional. Saat ini produksi baja nasional baru mencapai 5 hingga 6 juta ton per tahun dengan tingkat utiliasi rata-rata kurang dari 60% seluruh kapasitas produksi terpasang.

Page 9: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

61SNI Penguat Daya Saing Bangsa

Boks 4.1.

Profil Industri Baja Nasional

Sumber: Kementerian Perindustrian (2010), Statistik Perdagangan. Jati, Yusuf Waluyo (2010), Produksi Baja Diduga Melonjak, dalam

Harian Media Indonesia Edisi 9 Juni 2010.

Slab. Produk hulu baja lembaran adalah slab yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan baja lembaran canai panas dalam bentuk gulungan (hot rolled coil/HRC) dan plat baja (steel plate). Slab baja merupakan proses

peleburan sponge iron (80%) dan skrap besi baja (20%) dalam electric arc furnance (EAF) yang menghasilkan baja dalam bentuk cair (liquid steel) yang kemudian dituang ke dalam continuos casting machine (CCM) untuk menghasilkan baja kasar. Slab baja memiliki dimensi lebar 1.000 mm, tebal 200 mm, dan panjang 6.000 mm. Beratnya dapat mencapai 30 ton per buah jenis yang diproduksi oleh Krakatau Steel adalah karbon rendah (low carbon).

Hot Rolled Coil/Plate (HRC/P). Baja lembaran canai panas dalam gulungan (hot rolled coil) atau plate dibuat dengan menggunakan bahan baku berupa slab baja. Untuk mendapatkan ketebalan HRC

yang diinginkan maka slab ditipiskan dalam proses penipisan melalui hot strip mill (HSM). Krakatau Steel (KS) sebagai produsen utama HRC saat ini sedang melakukan revitalisasi fasilitas HSM nya yang akan selesai pada pertengahan 2010 ini. HSM ini akan memproduksi pelat baja berketebalan 60 mm dan lebar sekitar 3,5 meter dengan kapasitas 500.000 ton per tahun. Saat ini KS baru mampu memproduksi HRC/P ketebalan 20 mm dan lebar maksimal 2 meter.

Cold Rolled Coil/Sheet (CRC/S). Baja canai dingin dalam gulungan dan lembaran (cold rolled coil/sheet) dibuat melalui cold rolled mill (CRM) bahan bakunya HRC berketebalan 2 mm hingga 8

mm. HRC dibersihkan melalui pickling line, kemudian dimasukkan ke dalam CRM, yang bekerja secara tandem sebagai cold mill atau reversing mill untuk mengurangi ketebalan hingga 0,14 mm. Selanjutnya dibersihkan di dalam electrolytic clening line dan dibuat normal kembali dalam continuous annealing line atau batch annealing furnace. Produsen CRC/S antara lain Krakatau Steel, Essar, Industri Baja Garuda, Little Giant dan Intan Nasional Steel.

Jenis-jenis Produk Industri Baja Nasional

Shape Steel Rolling Mill/Wire Rod Mill Hot Strip Mill/Plate Mill

Pipe Mill/Tube Mill Cold Strip Mill

Coating Line

Coated Products

Pipes & TubesLong Products Hot-rolled Flat Products

Cold-rolled Products

Billet, Bloom, Slab

Ingot Making: Blooming, Slabbing Continous Casting

Iron Ore

Directly Reduced Iron Furnace

Electric Arc Furnace

Sponge Iron

Blast Furnace

BOF/OHF

Pig Iron

Steel Scrap

Keterangan:- BOF/OHF = Basic Oxygen Furnace/Open Hearth Furnaces- Kotak biru mengindikasikan fasilitas produksi utama baja- Oval merah mengindikasikan input dan/atau output produk baja

Sumber: Sato, Hajime (2009), The Iron and Steel Industry In Asia: Development and Restructuring.

Pohon Industri Baja

Highlight Industri Baja Nasional

URAIAN 2006 2007 2008 2009

Total perusahaan (unit) 279.0 287.0 294.0 313.0

Utilisasi (%) 57.8 60.5 59.8 58.8

Total investasi (Rp. triliun) 30.0 31.0 32.6 34.6

Total Ekspor Baja (US$ juta) 1,752.4 1,807.8 2,428.1 N.A

Ekspor ke China (US$ juta) 0.1 14.6 50.2 N.A

Total Impor Baja(US$ juta) 3,747.5 5,035.6 10,349.3 N.A

Impor dari China (US$ juta) 788.3 1,224.5 1,899.1 N.A

PRODUK TON

Steel making 6,775,000

Bar & section 4,900,000

HRC/Plate 2,940,000

Iron making 2,500,000

Pipe making 1,800,000

Wire rods 1,775,000

CRC 1,710,000

Shearing line 1,500,000

Galvanizing mill 1,165,000

Nails, wires, bolds & nuts coil centers 1,165,000

Slitting line 1,000,000

Kapasitas ProduksiIndustri Baja Nasional

Sumber: IISIA (2009), Buku Munas IISIA.

61SNI Penguat Daya Saing Bangsa

Page 10: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

62 SNI Penguat Daya Saing Bangsa

Dilihat dari tingkat konsumsi baja per kapita, Indonesia baru mencapai 32 kg per kapita per tahun (2009). Tingkat konsumsi ini masih sangat rendah bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga Asia lain yang rata-rata lebih dari 100 kg per kapita per tahun, seperti: Singapura 665 kg per kapita per tahun, China 508 kg/kapita/tahun, Malaysia 290 kg per kapita per tahun dan Thailand 199 kg per kapita per tahun. Bahkan, Vietnam konsumsi bajanya sudah mencapai 115 kg per kapita per tahun.

Di tingkat produksi, industri baja nasional banyak memiliki keterbatasan, utamanya dalam pasokan bahan baku (yang harus diimpor), keandalan pasokan energi, minimnya modal/pendanaan serta kurangnya dukungan jaringan transportasi dan distribusi. Kecuali itu, masih banyak pelaku sektor industri baja nasional hanya mengandalkan teknologi sederhana dalam produksi dan memiliki SDM dengan tingkat kemampuan rendah. Hal ini terjadi pada industri pengecoran. Industri ini hanya mampu menghasilkan produk cor sederhana dengan presisi yang terbatas. Padahal industri-industri pemakai produk baja menghendaki produk berkualitas dengan presisi tinggi.

Terkait dengan upaya menjamin mutu produk baja hilir nasional, terdapat 9 SNI yang ditetapkan berlaku wajib untuk produk baja. Rencananya, jika tidak ada penundaan akan diberlakukan 14 SNI wajib tambahan di sektor baja.Jadi, akan ada 23 SNI wajib yang berlaku di sektor baja. Rencana penerapan SNI wajib ini mendapat respons positif dari pengusaha baja. Menurut, Asosiasi Industri Besi Baja Indonesia (IISIA), sektor industri baja nasional siap memenuhi ketentuan SNI tersebut. Sebenarnya, SNI tersebut sudah dilaksanakan hanya berlaku sukarela sehingga tak semua industri menerapkannya.

4.4. ANALISA KETERSEDIAAN DAN PENGEMBANGAN LPK SEKTOR BAJA

Sudah diutarakan bahwa penerapan standar mutlak membutuhkan Lembaga Penilai Kesesuaian (LPK). LPK merupakan infrastrukur

utama dalam mendukung penerapan standar. Penilaian Kesesuaian mencakup kelembagaan dan proses penilaian untuk menyatakan kesesuaian suatu kegiatan atau suatu produk terhadap SNI tertentu. Sesuai dengan PP 102/2000, pelaksanaan tugas BSN di bidang penilaian kesesuaian ditangani oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang dibentuk oleh pemerintah untuk keperluan menjamin kompetensi pelaksana penilaian kesesuaian melalui proses akreditasi. KAN mempunyai tugas untuk memberikan akreditasi kepada lembaga penilaian kesesuaian (Laboratorium Penguji, Laboratorium Kalibrasi dan Lembaga Sertifikasi). Lembaga Penilaian Kesesuaian yang telah diakreditasi oleh KAN mempunyai hak untuk menerbitkan sertifikat sesuai dengan lingkup akreditasinya.

Terkait dengan sektor baja, yang rencananya akan memberlakukan 14 SNI wajib tambahan, sangat diperlukan dukungan LPK khususnya dalam bentuk laboratorium uji yang terakreditasi. Kecuali itu juga, sektor ini membutuhkan dukungan Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro). Sejauh ini, di sektor baja terdapat 13 LPK yang telah diakreditasi oleh KAN. Tiga berupa Laboratorium Penguji. Kesemuanya berada di pulau Jawa, yakni: 2 laboratorium terletak di Bandung dan 1 laboratorium lagi di Jakarta. Masing-masing Laboratorium Penguji tersebut memiliki kapasitas dan kompetensi yang berbeda dalam menguji kesesuaian persyaratan yang ditetapkan SNI baja, lihat Box 4.2. Laboratorium Penguji & Ruang Lingkup.

Di luar 3 Laboratorium Penguji, terdapat 10 Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang telah terakreditasi oleh KAN untuk mengeluarkan Sertifikat Produk Pengguna Tanda SNI (SPPT SNI) kepada produsen baja yang telah memenuhi kesesuaian penilaian standar. Dari 10 LSPro ini, delapan berada di pulau Jawa (Jakarta, Banten, Bandung, Surabaya) dan 2 sisanya berada di pulau Sumatera (Palembang dan Medan). Jika dilihat dari kepemilikannya, maka 7 LSPro

62

Page 11: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

63SNI Penguat Daya Saing Bangsa

SNI 07-0308-1989 Baja karbon, Cara uji komposisi kimia SNI 04-2052-2002 Baja tulangan betonSNI 04-0408-1989 Cara uji tarik logam SNI 07-2053-1995 Baja lembaran lapis seng (Bj LS)SNI 07-0071-1987 Pipa baja las (kampuh) spiralSNI 19-1452-2001 Tabung baja LPGSNI 03-3750-1995 Bronjong jaringan kawat baja las (JKBL)SNI 07-0372-1989 Batang uji lengkung untuk bahan logam SNI 07-0068-1987 Pipa baja karbon untuk konstruksi umumSNI 19-0406-1989 Cara uji keras rockwell BSNI 19-0720-1989 Kekerasan Rockwell skala NSNI 19-0721-1989 Cara uji keras Rockwell T SNI 19-0409-1989 Cara uji keras VickersSNI 7369-2007 Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPGSNI 1591-2007 Katup tabung baja LPGSNI 07-0039-1987 Cara percobaan tarik logam SNI 07-0954-2005 Baja tulangan beton dalam bentuk gulunganSNI 07-3018-2006 Baja lembaran pelat dan gulungan canai panas untuk tabung gas (Bj TG)SNI 07-3567-2006 Baja lembaran dan gulungan canai dingin (Bj D)SNI 07-0601-2006 Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

SNI 04-2052-2002 Baja tulangan betonSNI 04-0408-1989 Cara uji tarik logam SNI 07-0410-1989 Cara uji lengkung tekan logamSNI 07-0663-1995 Jaring kawat baja las untuk tulangan betonSNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan betonSNI 07-2053-2006 Baja lembaran lapis seng (Bj LS)SNI 05-0719-1989 Cara uji keras mikro Vickers beban 0,0098 sampai dengan 49 NSNI 07-0311-1989 Lapis seng, Cara uji SNI 07-0039-1987 Cara percobaan tarik logam SNI 07-0068-1987 Pipa baja karbon untuk konstruksi umum

SNI 04-0408-1989 Cara uji tarik logam SNI 07-0410-1989 Cara uji lengkung tekan logamSNI 05-0719-1989 Cara uji keras mikro Vickers beban 0,0098 sampai dengan 49 NSNI 04-2052-2002 Baja tulangan betonSNI 19-0411-1989 Cara uji pukul charpy SNI 07-0052-2006 Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P Kanal U)SNI 07-0053-2006 Batang kawat baja karbon rendahSNI 07-0065-2002 Baja tulangan beton hasil canai panas ulangSNI 07-0070-1987 Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, Mutu dan

cara ujiSNI 1452-2007 Tabung baja LPGSNI 7369-2007 Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPGSNI 1591-2007 Katup tabung baja LPGSNI 07-2053-2006 Baja lembaran lapis seng (Bj LS)SNI 07-0954-2005 Baja tulangan beton dalam bentuk gulunganSNI 07-0311-1989 Lapis seng, Cara uji

Boks 4.2.

Laboratorium Penguji & Ruang Lingkup

Jl. Sangkuriang No.14, BandungJawa BaratTelp.: 022 250 4088, 251 0682, 250 4828 Facs.:022 250 2027

Balai Besar Bahan dan Barang TeknikKode Lab.: LP-007-IDN

Jalan Sangkuriang No. 12 Bandung, Jawa BaratTelp. : (022) 2504107 - 2503172Facs. : (022) 2503978

Balai Besar Logam MesinKode Lab.: LP-021-IDN

Jl. Letjen. Suprapto Kav. 3 - Cempaka Putih JakartaTelp/Fax. (021) 4209179

Balai Bahan dan Barang Teknik DKI JakartaKode Lab.: LP-011-IDN

Ruang Lingkup Pengujian SNI Produk BajaLab. Penguji

63SNI Penguat Daya Saing Bangsa

Page 12: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

64 SNI Penguat Daya Saing Bangsa

tersebut merupakan lembaga yang berada di bawah departemen/kementerian, 1 BUMN dan 2 swasta.Sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh KAN, LSPro ini telah didukung oleh laboratorium penguji yang kompeten untuk menguji parameter SNI yang diajukan. Kecuali itu juga, mereka memiliki tenaga ahli untuk melakukan review atau audit atas ruang lingkup yang ditetapkan oleh SNI.

Sesuai dengan kapasitas/kompetensi dan ketersedian fasilitas pengujian yang dimiliki ke-13 LPK ini memiliki ruang lingkup masing-masing dalam melakukan penilaian kesesuaian SNI baja, dan Boks 4.3. LSPro & Ruang Lingkup. Mengacu pada data akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), maka peta kemampuan Lembaga Penilaian Kesesuaian menurut ruang lingkup SNI produk baja adalah sesuai dengan tabel berikut:

NO SNI JUDUL SNI LSPro LabUji

SNI 07-0039-1987

Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng

1, 3, 9

1, 2

SNI 07-0040-1987

Mutu dan cara uji kawat baja karbon rendah

1, 7, 8

-

SNI 07-0053-1987

Batang kawat baja karbon rendah

1, 4, 7, 8

3

SNI 07-0065-2002

Baja tulangan beton hasil canai ulang (Rerolling)

1, 4, 6, 7,

8

3

SNI 07-0068-1989

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum

1, 4, 6, 7, 8, 9

1, 2

SNI 07-0070-1987

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, Mutu dan cara uji

1, 6, 7, 8

3

SNI 07-0139-1987

Penyambungan pipa berulir dari besi cor malleable hitam

1 -

SNI 07-0313-1989

Besi tuang kelabu 1 -

SNI 07-0601-2006

Baja lembaran, plat dan gulungan canai panas (Bj P)

1 1

SNI 07-0954-2005

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

1, 7 1, 3

Pustan Deperin

LSPr-004-IDN

SNI 07-0039-1987

Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng

SNI 07-0040-1987

Mutu dan cara uji kawat baja karbon rendah

SNI 07-0053-1987

Batang kawat baja karbon rendah

SNI 07-0065-2002

Baja tulangan beton hasil canai ulang (Rerolling)

SNI 07-0068-1989

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum

SNI 07-0070-1987

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, Mutu dan cara uji

SNI 07-0139-1987

Penyambungan pipa berulir dari besi cor malleable hitam

SNI 07-0313-1989

Besi tuang kelabu

SNI 07-0601-2006

Baja lembaran, plat dan gulungan canai panas (Bj P)

SNI 07-0954-2005

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

SNI 07-1154-1989

Jalinan tujuh kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton pratekan

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

SNI 07-2053-1995

Baja lembaran lapis seng

SNI 07-3018-2006

Baja plat, strip dan lembaran canai panas untuk tabung gas

SNI 07-3567-2006

Baja karbon lembaran dan gulungan canai dingin

LMKLSPr-005-IDN

SNI 04-1179-1989

Kawat baja pipih lapis seng pelindung kabel listrik

SNI 04-2700-1999

Kabel tanah berisolasi dan berselubung PVC berperisai kawat baja atau aluminium 0,6/1 kV NYFGbY/NAYFGbY/NYRGbY/NYRY/NAYRY)

SNI 04-0852-1989

Kabel berisolasi dan berselubung PVC dengan perisai kawat baja pipih, tegangan nominal 3,5/6 kV (NYBYGbY, NAYFGbY)

SNI 04-0853-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja,tegangan nominal 6/10 kV

SNI 04-0855-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja atau kawat baja, tegangan nominal 18/30 kV

SNI 04-0854-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja atau kawat baja, Tegangan nominal 8,7/15 kV

SNI 04-0737-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja atau kawat baja, tegangan nominal 12/20 kV

Box 4.3.

10 LSPro & Ru-ang Lingkup

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

BIPA Palembang

LSPr-007-IDN

SNI 07-2053-2006

Baja lembaran lapis seng

Baristand Indag

SurabayaLSPr-011-IDN

SNI 07-0039-1987

Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng

SNI 07-0065-2002

Baja tulangan beton hasil canai panas ulang

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

SNI 07-2053-1995

Baja lembaran lapis seng

TUV NORD Indonesia

LSPr-012-IDN

SNI 07-0052-1987

Baja kanal bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

SNI 07-0053-1987

Batang kawat baja karbon rendah

SNI 07-0065-1987

Baja tulangan beton hasil canai ulang (Rerolling)

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, Mutu dan cara uji

SNI 07-0068-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, Mutu dan cara uji

SNI 07-0070-1987

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, Mutu dan cara uji

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

SNI 03-0090-1999

Bronjong kawat

SNI 07-0950-1989

Pipa dan pelat baja bergelombang lapis seng

SNI 07-0068-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum

B4T Bandung

LSPr-013-IDN

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

Baristand Indag

MedanLSPr-015-IDN

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, mutu dan cara uji

SNI 07-0068-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji

SNI 07-2053-2006

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

SNI 07-0070-1987

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, mutu dan cara uji

SNI 07-0065-1987

Baja tulangan beton hasil canai ulang (rerolling)

SNI 07-2052-1997

Baja tulangan beton

SNI 07-2054-2006

Baja pro l siku sama kaki proses canai panas (Bj P siku sama kaki)

SNI 07-4096-2007

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium – seng (Bj L – AS)

SNI 07-0066-1987

Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna, mutu dan cara uji

TUV NORD IILSPr-026-IDN

SNI 07-0039-1987

Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, mutu dan cara uji

SNI 07-0068-2007

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum

SNI 07-2053-2006

Baja lembaran lapis seng

LUK B2TKSLSPr-017-IDN

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

SNI 07-2053-2006

Baja lembaran lapis seng

SNI 07-0040-2006

Kawat baja karbon rendah, Mutu dan cara uji

SNI 07-2054-2006

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

SNI 07-0052-2006

Baja kanal bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

SNI 07-0053-2006

Batang kawat baja karbon rendah

SNI 07-0065-2002

Baja tulangan beton hasil canai ulang (Rerolling)

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, Mutu dan cara uji

SNI 07-0068-2007

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, Mutu dan cara uji

SNI 07-0070-1987

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, Mutu dan cara uji

SNI 07-0954-2005

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

SNI 7368:2007 Kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik

SNI 1452:2007 Tabung baja LPGSNI 7369:2008 Regulator tekanan rendah untuk tabung

baja LPGSNI 1591:2008 Katup tabung baja LPG

Suco ndoLSPr-022-IDN

SNI 07-2052-1997

Baja tulangan beton

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

SNI 07-2054-1990

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

SNI 07-0040-1987

Kawat baja karbon rendah, Mutu dan cara uji

SNI 07-0049-1987

Elektroda las terbungkus baja karbon rendah, Mutu dan cara uji

SNI 07-0052-1987

Baja kanal bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

SNI 07-0053-1987

Batang kawat baja karbon rendah

SNI 07-0065-1987

Baja tulangan beton hasil canai ulang (Rerolling)

SNI 07-0065-2002

Baja tulangan beton hasil canai panas ulang

SNI 07-0066-1987

Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna, Mutu dan cara uji

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, Mutu dan cara uji

SNI 07-0068-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, Mutu dan cara uji

SNI 07-0070-1987

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, Mutu dan cara uji

SNI 07-0071-1987

Pipa baja las spiral, Mutu dan cara uji

SNI 07-1155-1989

Kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton pratekan

SNI 03-3046-1992

Kawat bronjong dan bronjong berlapis PVC (Polivinil chlorida)

SNI 09-0884-1989

Pelek baja kendaraan bermotor roda empat

SNI 7368:2007

Kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

Page 13: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

65SNI Penguat Daya Saing Bangsa

BIPA Palembang

LSPr-007-IDN

SNI 07-2053-2006

Baja lembaran lapis seng

Baristand Indag

SurabayaLSPr-011-IDN

SNI 07-0039-1987

Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng

SNI 07-0065-2002

Baja tulangan beton hasil canai panas ulang

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

SNI 07-2053-1995

Baja lembaran lapis seng

TUV NORD Indonesia

LSPr-012-IDN

SNI 07-0052-1987

Baja kanal bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

SNI 07-0053-1987

Batang kawat baja karbon rendah

SNI 07-0065-1987

Baja tulangan beton hasil canai ulang (Rerolling)

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, Mutu dan cara uji

SNI 07-0068-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, Mutu dan cara uji

SNI 07-0070-1987

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, Mutu dan cara uji

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

SNI 03-0090-1999

Bronjong kawat

SNI 07-0950-1989

Pipa dan pelat baja bergelombang lapis seng

SNI 07-0068-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum

B4T Bandung

LSPr-013-IDN

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

Baristand Indag

MedanLSPr-015-IDN

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, mutu dan cara uji

SNI 07-0068-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji

SNI 07-2053-2006

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

SNI 07-0070-1987

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, mutu dan cara uji

SNI 07-0065-1987

Baja tulangan beton hasil canai ulang (rerolling)

SNI 07-2052-1997

Baja tulangan beton

SNI 07-2054-2006

Baja pro l siku sama kaki proses canai panas (Bj P siku sama kaki)

SNI 07-4096-2007

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium – seng (Bj L – AS)

SNI 07-0066-1987

Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna, mutu dan cara uji

TUV NORD IILSPr-026-IDN

SNI 07-0039-1987

Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, mutu dan cara uji

SNI 07-0068-2007

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum

SNI 07-2053-2006

Baja lembaran lapis seng

LUK B2TKSLSPr-017-IDN

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

SNI 07-2053-2006

Baja lembaran lapis seng

SNI 07-0040-2006

Kawat baja karbon rendah, Mutu dan cara uji

SNI 07-2054-2006

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

SNI 07-0052-2006

Baja kanal bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

SNI 07-0053-2006

Batang kawat baja karbon rendah

SNI 07-0065-2002

Baja tulangan beton hasil canai ulang (Rerolling)

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, Mutu dan cara uji

SNI 07-0068-2007

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, Mutu dan cara uji

SNI 07-0070-1987

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, Mutu dan cara uji

SNI 07-0954-2005

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

SNI 7368:2007 Kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik

SNI 1452:2007 Tabung baja LPGSNI 7369:2008 Regulator tekanan rendah untuk tabung

baja LPGSNI 1591:2008 Katup tabung baja LPG

Suco ndoLSPr-022-IDN

SNI 07-2052-1997

Baja tulangan beton

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton

SNI 07-2054-1990

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

SNI 07-0040-1987

Kawat baja karbon rendah, Mutu dan cara uji

SNI 07-0049-1987

Elektroda las terbungkus baja karbon rendah, Mutu dan cara uji

SNI 07-0052-1987

Baja kanal bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

SNI 07-0053-1987

Batang kawat baja karbon rendah

SNI 07-0065-1987

Baja tulangan beton hasil canai ulang (Rerolling)

SNI 07-0065-2002

Baja tulangan beton hasil canai panas ulang

SNI 07-0066-1987

Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna, Mutu dan cara uji

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, Mutu dan cara uji

SNI 07-0068-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, Mutu dan cara uji

SNI 07-0070-1987

Baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil rerolling, Mutu dan cara uji

SNI 07-0071-1987

Pipa baja las spiral, Mutu dan cara uji

SNI 07-1155-1989

Kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton pratekan

SNI 03-3046-1992

Kawat bronjong dan bronjong berlapis PVC (Polivinil chlorida)

SNI 09-0884-1989

Pelek baja kendaraan bermotor roda empat

SNI 7368:2007

Kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi Ruang Lingkup Serti kasi

Ruang Lingkup Serti kasi

Page 14: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

66 SNI Penguat Daya Saing Bangsa

SNI 07-1154-1989

Jalinan tujuh kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton pratekan

1 -

SNI 07-2052-2002

Baja tulangan beton 1, 3, 4, 6, 7, 8

1, 2, 3

SNI 07-2053-1995

Baja lembaran lapis seng

1, 2, 3, 6, 7, 9

1, 2, 3

SNI 07-3018-2006

Baja plat, strip dan lembaran canai panas untuk tabung gas

1, 1

SNI 07-3567-2006

Baja karbon lembaran dan gulungan canai dingin

1 1

SNI 07-0052-1987

Baja kanal bertepi bulat canai panas, Mutu dan cara uji

4, 7, 8

3

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, Mutu dan cara uji

4, 6, 7, 8,

9

-

SNI 03-0090-1999

Bronjong kawat 4 -

SNI 07-0950-1989

Pipa dan pelat baja bergelombang lapis seng

4 -

SNI 07-2054-2006

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P siku sama kaki)

6, 7, 8

-

SNI 07-4096-2007

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium – seng (Bj L – AS)

6 -

SNI 07-0066-1987

Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna, mutu dan cara uji

6, 8 -

SNI 7368:2007 Kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik

7 -

SNI 1452:2007 Tabung baja LPG 7 3

SNI 7369:2008 Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPG

7 1, 3

SNI 1591:2008 Katup tabung baja LPG

7 1, 3

SNI 07-0049-1987

Elektroda las terbungkus baja karbon rendah, Mutu dan cara uji

8 -

SNI 07-0071-1987

Pipa baja las spiral, Mutu dan cara uji

8 1

SNI 07-0410-1989

Cara uji lengkung tekan logam

- 3

SNI 07-1155-1989

Kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton pratekan

8 -

SNI 03-3046-1992

Kawat bronjong dan bronjong berlapis PVC (Polivinil chlorida)

8 -

SNI 09-0884-1989

Pelek baja kendaraan bermotor roda empat

8 -

SNI 7368:2007 Kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik

8 -

SNI 07-0308-1989

Baja karbon, Cara uji komposisi kimia

- 1

SNI 04-0408-1989

Cara uji tarik logam - 1

SNI 19-1452-2001

Tabung baja LPG - 1

SNI 03-3750-1995

Bronjong jaringan kawat baja las (JKBL)

- 1

SNI 07-0372-1989

Batang uji lengkung untuk bahan logam

- 1

SNI 19-0406-1989

Cara uji keras rockwell B

- 1

SNI 19-0720-1989

Kekerasan Rockwell skala N

- 1

SNI 19-0721-1989

Cara uji keras Rockwell T

- 1

SNI 19-0409-1989

Cara uji keras Vickers - 1

SNI 07-0039-1987

Cara percobaan tarik logam

- 1

SNI 04-0408-1989

Cara uji tarik logam - 2

SNI 07-0410-1989

Cara uji lengkung tekan logam

- 2

SNI 07-0663-1995

Jaring kawat baja las untuk tulangan beton

- 2

SNI 03-1974-1990

Metode pengujian kuat tekan beton

- 2

SNI 05-0719-1989

Cara uji keras mikro Vickers beban 0,0098 sampai dengan 49 N

- 2

SNI 07-0311-1989

Lapis seng, Cara uji - 2

SNI 07-0039-1987

Cara percobaan tarik logam

- 2

SNI 04-0408-1989

Cara uji tarik logam - 3

SNI 05-0719-1989

Cara uji keras mikro Vickers beban 0,0098 sampai dengan 49 N

- 3

Page 15: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

67SNI Penguat Daya Saing Bangsa

SNI 19-0411-1989

Cara uji pukul charpy - 3

SNI 07-0311-1989

Lapis seng, Cara uji - 3

SNI 04-1179-1989

Kawat baja pipih lapis seng pelindung kabel listrik

10 -

SNI 04-2700-1999

Kabel tanah berisolasi dan berselubung PVC berperisai kawat baja atau aluminium 0,6/1 kV NYFGbY/NAYFGbY/NYRGbY/NYRY/NAYRY)

10 -

SNI 04-0852-1989

Kabel berisolasi dan berselubung PVC dengan perisai kawat baja pipih, tegangan nominal 3,5/6 kV (NYBYGbY, NAYFGbY)

10 -

SNI 04-0853-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja,tegangan nominal 6/10 kV

10 -

SNI 04-0855-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja atau kawat baja, tegangan nominal 18/30 kV

10 -

SNI 04-0854-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja atau kawat baja, Tegangan nominal 8,7/15 kV

10 -

SNI 04-0737-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja atau kawat baja, tegangan nominal 12/20 kV

10 -

Keterangan:

LSPro Lab Uji

1. PUSTAN KEMENPRIN 1. Balai Besar Bahan2. BIPA Palembang dan Barang Teknik3. BARISTAN INDAG Surabaya (B4T)4. TUV Nord Indonesia 2. Balai Bahan dan5. Balai Besar Bahan, Barang

dan Teknik (B4T)Barang Teknik DKI Jakarta

6. BARISTAN INDAG, Medan 3. Balai Besar Logam7. LUK B2TKS, Serpong dan Mesin8. Sucofindo9. TUV II

10. LMK

Dengan demikian diketahui bahwa masih terdapat ketimpangan sebaran LPK untuk

beberapa ruang lingkup SNI produk baja. Oleh karena itu, BSN merekomendasikan agar penguatan LPK diprioritaskan untuk SNI yang telah dan akan diberlakuan secara wajib di sektor baja. Dalam konteks ini, akan dilakukan koordinasi dan komunikasi dengan instansi teknis untuk sinkronisasi program penguatan kapasitas dan kompetensi LPK untuk memberikan pelayanan kepada sektor indunstri. Berdasarkan koordinasi tersebut akan dibuat road map pemberian insentif sampai dengan 2014.

4.5. EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN PERPRES NO. 54/2010

Kebutuhan pembangunan yang dibiayai oleh APBN di bawah departemen-departemen membutuhkan pasokan baja yang tidak sedikit. Sebut saja, misalnya, rencana pembagunan proyek kereta api (KA) Bandara Soekarno-Hatta (dengan jalur Bandara-Manggarai 11 km dan Bandara-Muara Angke 19 km) yang nilainya bisa mencapai Rp 10,2 triliun. Belum lagi, rencana pembangunan jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi di seluruh wilayah Indonesia 2010-2025. Ini hanya dua contoh proyek pemerintah yang sarat akan kebutuhan baja. Tentu masih terdapat proyek-proyek pemerintah lain yang membutuhkan baja. Produsen baja nasional sangat berpeluang memasok kebutuhan baja dari proyek-proyek tersebut. Apalagi, dalam rangka mengoptimalkan pengadaan barang dan jasa pemerintah yang banyak menggunakan produk-produk baja, telah ditetapkan ketentuan perundangan yang mewajibkan penggunaan produksi dalam negeri berdasarkan Tingkat Komponen Dalam Negeri > 40%.

Oleh karena itu, untuk menyerap produksi baja domestik, pemberlakuan Perpres No. 54 Tahun 2010 dapat diefektifkan. Tentu saja, harus dikaji secara lebih detail komponen produk baja apa yang menjadi kebutuhan proyek-proyek tersebut. Atas dasar ini dilakukan penerapan

Page 16: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

68 SNI Penguat Daya Saing Bangsa

SNI terhadap produk-produk baja tersebut. Dengan diberlakukannya SNI terhadap produk-produk baja tersebut, pemerintah dapat mempersyaratkan penggunaan produk-produk baja ber-SNI untuk pembangunan proyek-proyek yang didanai melalui APBN. Institusi yang berpotensi dalam pengadaan barang berupa baja antara lain: Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Kementerian Negara Perumahan Rakyat, serta Kementerian dan Lembaga non-kementerian lain yang terkait.

4.6. DUKUNGAN KEPADA INSTANSI TEKNIS UNTUK INSENTIF LPK

Koordinasi dan komunikasi dengan instansi teknis akan dilakukan untuk sinkronisasi pemberian insentif Lembaga Penilaian Kesesuaian dengan tujuan mengatasi ketimpangan antara Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) dengan Laboratorium Penguji. Contohnya, ketimpangan terjadi pada SNI 07-0040-1987 yang telah tersedia LSPro-nya namun belum didukung dengan Laboratorium Penguji terakreditasi atau sebaliknya untuk SNI 19-1452-2001 yang telah tersedia Laboratorium Penguji terakreditasi namun belum tersedia LSPro yang terakreditasi.

Di bawah ini diajukan, pemberian insentif sesuai dengan potensi LPK:

NO SNI JUDUL SNI LSProLab

UjiSNI 07-0040-1987

Mutu dan cara uji kawat baja karbon rendah

1, 7, 8 -

SNI 07-0139-1987

Penyambungan pipa berulir dari besi cor malleable hitam

1, -

SNI 07-0313-1989

Besi tuang kelabu 1 -

SNI 03-0090-1999

Bronjong kawat 4 -

SNI 07-1154-1989

Jalinan tujuh kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton pratekan

1 -

SNI 07-0067-1987

Pipa baja karbon untuk konstruksi mesin, Mutu dan cara uji

4, 6, 7, 8, 9

-

SNI 07-0950-1989

Pipa dan pelat baja bergelombang lapis seng

4 -

SNI 07-2054-2006

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P siku sama kaki)

6, 7, 8 -

SNI 07-4096-2007

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium – seng (Bj L – AS)

6 -

SNI 07-0066-1987

Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna, mutu dan cara uji

6, 8 -

SNI 7368:2007

Kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik

7 -

SNI 07-0049-1987

Elektroda las terbungkus baja karbon rendah, Mutu dan cara uji

8 -

SNI 07-1155-1989

Kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton pra-tekan

8 -

SNI 03-3046-1992

Kawat bronjong dan bronjong berlapis PVC (Polivinil chlorida)

8 -

SNI 09-0884-1989

Pelek baja kendaraan bermotor roda empat

8 -

SNI 7368:2007

Kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik

8 -

SNI 07-0308-1989

Baja karbon, Cara uji komposisi kimia

- 1

SNI 04-0408-1989

Cara uji tarik logam - 1

SNI 19-1452-2001

Tabung baja LPG - 1

SNI 03-3750-1995

Bronjong jaringan kawat baja las (JKBL)

- 1

SNI 07-0372-1989

Batang uji lengkung untuk bahan logam

- 1

SNI 19-0406-1989

Cara uji keras rockwell B - 1

SNI 19-0720-1989

Kekerasan Rockwell skala N

- 1

SNI 19-0721-1989

Cara uji keras Rockwell T

- 1

SNI 19-0409-1989 Cara uji keras Vickers - 1

SNI 07-0039-1987

Cara percobaan tarik logam

- 1

Page 17: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

69SNI Penguat Daya Saing Bangsa

SNI 04-0408-1989

Cara uji tarik logam - 2

SNI 07-0410-1989

Cara uji lengkung tekan logam

- 2

SNI 07-0663-1995

Jaring kawat baja las untuk tulangan beton

- 2

SNI 03-1974-1990

Metode pengujian kuat tekan beton

- 2

SNI 05-0719-1989

Cara uji keras mikro Vickers beban 0,0098 sampai dengan 49 N

- 2

SNI 07-0311-1989

Lapis seng, Cara uji - 2

SNI 07-0039-1987

Cara percobaan tarik logam

- 2

SNI 04-0408-1989

Cara uji tarik logam - 3

SNI 05-0719-1989

Cara uji keras mikro Vickers beban 0,0098 sampai dengan 49 N

- 3

SNI 19-0411-1989

Cara uji pukul charpy - 3

SNI 07-0311-1989

Lapis seng, Cara uji - 3

SNI 04-1179-1989

Kawat baja pipih lapis seng pelindung kabel listrik

10 -

SNI 04-2700-1999

Kabel tanah berisolasi dan berselubung PVC berperisai kawat baja atau aluminium 0,6/1 kV NYFGbY/NAYFGbY/NYRGbY/NYRY/NAYRY)

10 -

SNI 04-0852-1989

Kabel berisolasi dan berselubung PVC dengan perisai kawat baja pipih, tegangan nominal 3,5/6 kV (NYBYGbY, NAYFGbY)

10 -

SNI 04-0853-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja,tegangan nominal 6/10 kV

10 -

SNI 07-0410-1989

Cara uji lengkung tekan logam

- 3

SNI 04-0855-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja atau kawat baja, tegangan nominal 18/30 kV

10 -

SNI 04-0854-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja atau kawat baja, Tegangan nominal 8,7/15 kV

10 -

SNI 04-0737-1989

Kabel berisolasi XLPE dan berselubung PVC dengan perisai pita baja atau kawat baja, tegan-gan nominal 12/20 kV

10 -

Keterangan:

LSPro Lab Uji

1. PUSTAN KEMENPRIN 1. Balai Besar Bahan2. BIPA Palembang dan Barang Teknik3. BARISTAN INDAG Surabaya (B4T)4. TUV Nord Indonesia 2. Balai Bahan dan5. Balai Besar Bahan, Barang

dan Teknik (B4T)Barang Teknik DKI Jakarta

6. BARISTAN INDAG, Medan 3. Balai Besar Logam7. LUK B2TKS, Serpong dan Mesin8. Sucofindo9. TUV II

10. LMK

4.7. DUKUNGAN KEPADA INSTANSI TEKNIS UNTUK INSENTIF INDUSTRI

Pemberian insentif industri akan difokuskan pada program capacity building, yang berupa bedah SNI hingga pendampingan proses mendapatkan sertifikat SNI. Yang menjadi fokus adalah industri baja golongan menengah dan kecil, yang umumnya berupa pelaku

Sektor baja nasional merentang luas mulai dari perusahan besar kelas dunia seperti Krakatau Steel hingga ke perusahaan-perusahaan rumah tangga pengecoran baja. Kategori perusahaan ini sangat mengendalkan perangkat kerja sederhana yang tidak melewati proses penilaian standardisasi.

Foto

: htt

p://1

.bp.

blog

spot

.com

Gambar 4.2. Industri Baja Tradisional

Page 18: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

70 SNI Penguat Daya Saing Bangsa

industri pengecoran logam. Jenis industri ini banyak dijumpai di Ceper, Klaten - Jawa Tengah. Umumnya, besar pelaku industri ini hanya mengandalkan peralatan pengecoran yang sederhana dengan tingkat akurasi/presisi dan mutu yang tidak melalui proses penilaian standardisasi. Karena itu, pengetahuan mereka terhadap SNi juga sangat terbatas.

Terkait dengan pemberian insentif kepada kalangan industri penerap SNI, BSN akan melakukan koordinasi dan komunikasi dengan instansi teknis. Komunikasi dan koordinasi ini penting dilakukan agar tercipta sinkronisasi antara apa yang menjadi kebutuhan kalangan industri dengan insentif yang akan diberikan kepada industri. Sinkronisasi ini akan menjadikan insentif sungguh tepat-sasaran dan tepat-guna bagi industri. Pada akhirnya, program insentif ini akan dituangkan ke dalam road map skema insentif industri sampai dengan 2014.

4.8. PENYUSUNAN REGULASI TEKNIS DAN PENGAWASAN PASAR

Melindungi kepentingan konsumen untuk mendapatkan pasokan baja yang bermutu, merupakan tanggungjawab pemerintah, termasuk di dalamnya BSN selaku lembaga standar nasional. Beredarnya produk-produk yang tidak memiliki standar sangat merugikan konsumen. Demi mengejar keuntungan, sering pelaku industri memproduksi baja tanpa memperhatikan standar. Contohnya, banyak beredar baja-baja yang ukurannya dimanipulasi dengan ukuran “banci”. Kecuali itu, di pasar juga banyak beredar baja-baja ilegal yang tidak memiliki standar yang jelas. Ini semua merugikan konsumen dan berpotensi merusak pasar nasional yang menimbulkan kerugian tidak sedikit bagi industri nasional.

Berdasarkan analisa daya saing industri baja nasional, dan indentifikasi SNI yang telah ditetapkan di sektor baja serta

mempertimbangkan masukan berbagai kalangan, utamanya pelaku industri baja, maka BSN merekomendasikan beberapa langkah terkait dengan regulasi teknis, yang meliputi:

1. Perlunya menyampaikan prioritas SNI produk baja tertentu untuk segera diberlakuan secara wajib kepada regulator mengingat semakin membanjirnya produk impor dari China. Pemberlakuan SNI wajib tersebut dimaksudkan untuk peningkatan optimalisasi kapasitas produksi dalam negeri.

2. Untuk produk yang tidak ada SNI dan tidak diproduksi di dalam negeri, direkomendasikan untuk diberlakukan persyaratan Mill certificates.

3. Pelaksanaan kaji ulang secepatnya terhadap SNI produk baja untuk tahun lama, dengan melibatkan industri nasional untuk memastikan persyaratan SNI dapat dipenuhi dan diterapkan oleh industri.

Terkait dengan upaya pengawasan pasar, BSN akan berkoordinasi dengan instansi teknis maupun instansi lain, khususnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Pengawasan pasar akan difokuskan pada memantau peredaran baja yang tidak memenuhi standar dan lebih-lebih mencegah masuknya baja ilegal.

4.9. EDUKSI KONSUMEN

Langkah selanjutnya adalah menyusun program edukasi konsumen. Target utamanya adalah: (1) memperkenalkan produk-produk baja ber-SNI dan (2) meningkatkan kesadaran untuk mempergunakan produk baja ber-SNI. Terkait dengan program edukasi ini, BSN merekomendasikan bahwa:

1. Memetakan segmen pasar baja.2. Merumuskan daftar cara atau metode

untuk edukasi konsumen.

Konsumen untuk baja dapat terdiri dari konsumen umum (masyarakat) dan institusi yang akan melakukan pengadaan barang untuk pemerintah melalui Perpres No. 54

Page 19: Gerakan Nasional SNI Dan Industri Baja

71SNI Penguat Daya Saing Bangsa

Tahun 2010, serta institusi swasta yang bergerak di bidang kontruksi. Sementara, produsen sudah diidentifikasi menurut jenis produk yang dihasilkan. Sosialisasi dan edukasi kepada konsumen dan produsen berisi muatan pemahaman ketentuan persyaratan SNI dan penerapan SNI produk baja.

Edukasi konsumen juga melibatkan asosiasi profesi di bidang konstruksi, misalnya Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia (ATAKI). Pada asosiasi ini berhimpun tenaga ahli yang berkutat dengan pembangunan konstruksi yang memanfatkan produk baja sebagi bahan baku.