gerakan masyarakat sipil didalam mendorong agenda lingkungan pada pemilu oleh rakhmat hidayat
TRANSCRIPT
GERAKAN MASYARAKAT SIPIL DIDALAM MENDORONG AGENDA LINGKUNGAN PADA
PEMILU
Oleh:
RAKHMAT HIDAYATKKI WARSI
Disampaikan pada Seminar Nasional : “Melestarikan Hutan Indonesia Melalui Pemilu 2014” YPB-WALHI
Financial Hall Graha CIMB Niaga, Jakarta, 10 Maret 2014
ISU LINGKUNGAN• Revolusi industri• Memicu persoalan lingkungan global• memunculkan gerakan lingkungan sebagai sosial
moment
Teori Gerakan Lingkungan • antropocentris (manusia sebagai pusat). • ecocentris (alam raya sebagai pusat) sering juga
disebut sebut sebagai ecological justice. • Eco-antropocentris (hubungan mutualisme antara
manusia dengan alam) atau biasa disebut paralelisme
GERAKAN LINGKUNGAN
1. Berada ditengah-tengah rakyat dan mencoba melakukan adovokasi terhadap persoalan-persoalan rakyat terkait dengan pengelolaan sumber daya alam.
2. Secara faktual ditemukan bahwa ada perbedaan paradigma antara gerakan Lingkungan yang menyuarakan kepentingan rakyat yang menjadi korban pembangunan dengan masyarakat umum khususnya yang tidak menjadi korban.
PERSOALAN MENDASAR LINGKUNGAN
1. Kebijakan pengelolaan sumberdaya alam yang diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada aktifitas eksploitatif
2. Hak Menguasai Negara3. Eksploitasi sumbar daya hutan yang tidak terkendali
khususnya konversi hutan alam menjadi HTI, Perkebunan Sawit dan areal pertambangan, menghadirkan penurunan daya dukung alam dan akhirnya bermuara pada kerusakan lingkungan hidup seperti ancaman kepunahan berbagai flora fauna spesifik-endemik, banjir dan kebakaran hutan
4. Kepentingan masyarakat adat dan lokal belum diakui dalam menjamin kesejahteraan dan perlindungan bagi pemanfaatan secara berkelanjutan
SAMBUNGAN5. Distribusi sumberdaya tidak merata, hanya
untuk kepentingan politik, para kapitalis baru, kroni penguasa, dan lingkar dalam birokrasi
6. Pendekatan pengelolaan lebih mementingkan wilayah yurisdiksi Pemerintah (Ego Daerah) dari pada pendekatan bioegion dan ekosistem
7. Konflik sosial, Kehilangan Kepercayaan terhadap Pemerintah dan Tidak terlaksananya penegakan hukum
8. Meningkatnya bencana Ekologis
LINGKUNGAN VS PEMILU1. Lingkungan masih menjadi isyu pinggiran2. Lingkungan tidak menjadi agenda politik utama
(Kesejahteraan, pendidikan, layanan umum, kemiskinan dll)
3. Dianggap menghambat pembangunan4. Banyak Caleg dan Capres yang mempunyai bisnis dan
atau dibiayai oleh bisnis yang merusak lingkungan5. Bencana lingkungan masih dianggap hanya persoalan
alamiah (banjir, longsor, kemarau panjang, kebakaran hutan dan lahan dll) bukan karena salah urus, salah atur dan sarat kepentingan
LALU ? ?1. Apakah kita mau mempertaruhkan keberlanjutan
fungsi lingkungan dan keberlangsungan hutan sebagai gantungan hidup dan berpenghidupan masa depan pada tangan para politisi yang tidak tahu menahu tentang hutan dan lingkungan itu sendiri? ?
2. Apakah kita menyerahkan cek kosong terkait agenda penyelamatan bangsa dari bencana sosial dan ekologis kepada para pembuat kebijakan dengan caleg-caleg seperti ini ?
TANTANGAN MASA DEPAN1. 1 abad pasca kemerdekaan diprediksi penduduk
Indonesia akan berjumlah sekitar 450 juta, perlu suatu skenario strategis dalam mempertahankan kemandirian pangan.
2. Disisi lain, sumberdaya alam terkuras dan sebagian dikuasai asing. Harus ada langkah-langkah taktis re-negosiasi untuk memperoleh skema kerjasama yang lebh menguntungkan rakyat Indonesia dalam jangka panjang.
3. Kerusakan lingkungan dan bencana ekologis terus meningkat, antara lain dihadirkan oleh konflik kepentingan investor dalam pengolahan SDA vs masyarakat lokal yang masih dalam tataran miskin absolut.
APA YANG BISA DILAKUKAN MASYARAKAT SIPIL?
1. Mendirikan Partai Hijau2. Perkuat partai- partai yang mengarus-utamakan isu-isu
strategis LH dan Masyarakat Adat3. Meningkatkan porsi aktivis lingkungan dalam jajaran
puncak partai yang berupaya memastikan agenda LH dan Masyarakat Adat dalam platform utama parpol,
4. Membangun “kekritisan dan kesadaran” para pemilih, khususnya para pemilih muda dan pemula (50 %), dengan jalan menganalisa latar belakang serta track record politik para calon terutama dibidang lingkungan hidup
SAMBUNGAN5. Memperkuat Kesadaran politik publik tentang dampak
dari pilihan yang dibuatnya. Khususnya kerugian yang ditimbulkan akibat kesalahan kebijakan atau korupsi yang dilakukan partai/caleg terkait sumberdaya alam
6. Memastikan agar agenda reforma agraria atas hak-hak rakyat didalam pengelolaan sumberdaya alam dijadikan agenda calon leigslatig/Presiden (Redistribusi lahan, Hutan Adat, Hutan Desa, HKM dan berbagai bentuk lainya)
7. Setelah UNCLOS 1982 yang diratifikasi tahun 1994, Indonesia punya potensi laut sekitar 8 juta km2. Para Caleg dan Capres RI perlu punya strategi yang terukur untuk mendayagunakan sumberdaya laut untuk pangan, ekonomi, ekologi.
TERIMA KASIH